• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Mengonsumsi Kismis terhadap Penurunan Jumlah Koloni Bakteri pada Saliva.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Mengonsumsi Kismis terhadap Penurunan Jumlah Koloni Bakteri pada Saliva."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

v ABSTRAK

Didalam rongga mulut terdapat lebih dari 700 spesies bakteri yang merupakan flora oral normal. Namun dalam keadaan tertentu flora oral tersebut akan berubah menjadi bakteri patogen yang dapat mengakibatkan berbagai masalah penyakit gigi dan mulut. Kismis merupakan derivat dari buah anggur yang dikeringkan dan mengandung agen antibakteri yaitu oleanolic acidyang mampu menekan bakteri patogen sehingga dapat mencegah kerusakan gigi dan jaringan periodontal.

Penelitian ini dilakukan dengan menghitung jumlah koloni secara manual, kemudian data yang diperoleh diuji menggunakan uji statistik t berpasangan. Tujuan penelitian untuk mengetahui adanya pengaruh mengonsumsi kismis terhadap jumlah koloni bakteri pada saliva.

Hasil penelitian menunjukan bahwa oleanolic acid pada kismis berperan aktif sebagai agen antimikroba sehingga terdapat penurunan jumlah koloni bakteri pada saliva antara sebelum dan sesudah mengonsumsi kismis dengan persentase per hari 2.1%, 9.6%, dan 8.2%.

Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat penurunan yang bermakna (signifikan) jumlah koloni bakteri pada saliva antara sebelum dan sesudah mengonsumsi kismis dengan p-value < 0,05.

(2)

vi ABSTRACT

In oral cavity, there are more than 700 species of bacteria that are normal oral flora. But in certain circumtances the oral flora right turn into bacteria pathogens that can lead to gum disease problem. Raisin are essentially the dried version of grapes and contains of antibacterial agent thar oleanolic acid have capable to supressing oral bacteria pathogen so that can prevent tooth decay dan periodontal tissue.

This research is done by counting the numbers of colonies manually and then the data was tested by using paired t test statistical. This research puposes to determine the effect of eating raisins to the decrease in number of bacterial colonies in saliva.

Research shows that oleanolic acid in raisins play an active role as an antimicrobial agent so that there is a decrease in the number of colonies bacteria in saliva before and after eating raisin with persentation each day 2.1%, 9.6%, and 8.2% .

Based on the results of data analysis it can be concluded that there is a significant decrease numbers of colonies bacteria in saliva before and after eating raisins with p-value < 0,05

(3)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PERNYATAAN MAHASISWA ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI) ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR DIAGRAM ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Manfaat Akademis ... 4

1.4.2 Manfaat Praktis ... 4

(4)

xi

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 4

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... .6

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6

1.6.1 Lokasi Penelitian ... 6

1.6.2 Waktu Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekologi Rongga Mulut ... 8

2.1.1 Lingkungan Rongga Mulut ... 8

2.1.2 Flora Normal Rongga Mulut ... 9

2.1.3 Habitat Rongga Mulut ... 13

2.2 Perlekatan Mikroba pada Permukaan Rongga Mulut ... 16

2.2.1 Syarat Kolonisasi Mikroba pada Permukaan Rongga Mulut ... 16

2.2.2 Kolonisasi Mikroorganisme Awal pada Permukaan Gigi ... 18

2.2.3 Kolonisasi Pernukaan Halus Gigi ... 19

2.2.4 Pertumbuhan Kolonisasi Miroorganisme ... 21

2.2.5 Diagram Pertumbuhan Bakteri ... 27

2.3 Saliva ... 28

2.3.1 Anatomi Kelenjar Saliva ... 29

2.3.2 Histologi Kelenjar Saliva ... 31

2.3.3 Komposisi Kelenjar Saliva ... 33

2.3.4 Fungsi Kelenjar Saliva ... 33

(5)

xii

2.3.6 Metode Pengumpulan Saliva ... 38

2.3 Kismis ... 39

2.4.1 Jenis Kismis ... 40

2.4.1 Kandungan Kismis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 42

3.1.1 Alat Penelitian ... 42

3.1.2 Bahan Penelitian ... 43

3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 43

3.2.1 Metode Penelitian ... 43

3.2.2 Desain Penelitian ... 43

3.3 Variabel Penelitian ... 44

3.4 Definisi Operasional ... 44

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 44

3.6 Kriteria Sampel Penelitian ... 45

3.6.1 Kriteria Inklusi ... 45

3.6.2 Kriteria Eksklusi ... 46

3.7 Alur Penelitian ... 47

3.8 Prosedur Penelitian ... 48

3.8.1 Persiapan Penelitian ... 48

3.8.2 Pengumpulan Bahan ... 48

(6)

xiii

3.8.4 Prosedur Kerja ... 49

3.8.5 Perhitungan Jumlah Koloni ... 50

3.9 Analisis Data ... 50

3.10 Etik Kedokteran ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 51

4.1.1 Hasil Hitung Jumlah Koloni Bakteri Saliva Secara Manual ... 52

4.2 Uji Normalitas Data ... 53

4.3 Pengaruh Penurunan Jumlah Koloni Bakteri Rongga Mulut pada Saliva Setelah Mengkonsumsi Kismis Merah... 54

4.4 Uji Hipotesis ... 55

4.4.1 Hipotesis Penelitian ... 55

4.4.2 Hal Yang Mendukung ... 55

4.4.3 Hal Yang Tidak Mendukung ... 56

4.4.4 Kesimpulan ... 56

4.5 Pembahasan Hasil ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Saran ... 59

(7)

xiv

LAMPIRAN ... 65

(8)

xv

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

Gambar 2.1 Habitat yang dikaitkan dengan permukaan gigi …………...14

Gambar 2.2 Faktor yang mempengaruhi kolonisasi mikroba ……...…… 15

Gambar 2.3 Grafik pertumbuhan bakteri ………...…... 27

Gambar 2.4 Kelenjar saliva mayor ...……… 29

Gambar 2.5 Histologi kelenjar saliva mayor………....… 31

Gambar 2.6 Komposisi dan fungsi salivar ...……….… 35

Gambar 2.7 Kismis merah ...………...…… 38

Gambar 2.8 Struktur kimia senyawa olealonic acid………...…… 40

Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian ...… ………...………… 46

(9)

xvi

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 2.1 Flora normal pada kavitas oral...10

Tabel 2.2 Contoh penting organisme gram positif...11

Tabel 2.3 Contoh penting organisme gram negatif...12

Tabel 2.4 Kriteria untuk kolonisasi dalam mulut...17

Tabel 2.5 Variasi mikroflora yang diambil dari tiga sisi...19

Tabel 4.1 Data Hitung Jumlah Koloni Bakteri Saliva (H1)...51

Tabel 4.2 Data Hitung Jumlah Koloni Bakteri Saliva (H2)...51

Tabel 4.3 Data Hitung Jumlah Koloni Bakteri Saliva (H3)...52

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data...54

(10)

xvii

DAFTAR DIAGRAM

No. Diagram Halaman

(11)

xviii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik Penelitian ……….…...66

Lampiran 2 Surat Permohonan Pelaksanaan Penelitian(1) ..………….……....67

Lampiran 3 Surat Permohonan Pelaksanaan Penelitian(2).…………....….…. 68

Lampiran 4 Surat Pelaksanaan Penelitian (1..………..………...… 69

Lampiran 5 Surat Pelaksanaan Penelitian (2)…………..………...……...70

Lampiran 6 Lembar Persetujuan Subyek Penelitian .…………..…...71

Lampiran 7 Foto Alat Penelitian..………...…72

Lampiran 8 Lain-lain...73

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam hidup kita dan tidak boleh diabaikan. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa tubuh merupakan tempat kolonisasi mikroorganisme yang kompleks sehingga tubuh rentan terhadap berbagai penyakit. Bakteri, mikroorganisme serta jamur umumnya dapat ditemukan di seluruh permukaan tubuh, saluran pencernaan, saluran pernafasan, saluran kemih, dan tidak terkecuali dalam rongga mulut.1

Dalam rongga mulut terdapat lebih dari 700 spesies bakteri yang hidup dan hampir seluruhnya merupakan flora oral yang normal. Kolonisasi flora normal ini memberikan keuntungan bagi host atau inang.Dalam keadaan tertentu flora normal dalam rongga mulut ini dapat berubah menjadi patogen oportunistik yang dapat menyebabkan infeksi rongga mulut, seperti karies, gingivitis, stomatitis, glossitis, dan periodontitis.Flora normaldalam rongga mulut beraneka ragam terdiri dari eubacteria,archea,jamur,mikoplasma,protozoa dan virus yang terus berada dari waktu ke waktu.2

(13)

2

Karies gigi, gingivitis dan penyakit periodontal pada dewasa muda akan memicu kehilangan gigi yang dini sebelum memasuki usia tua. Bakteri gram negatif anaerob spesifik seperti Porphyromonas gingivalis, Prevotella intermedia, Fusobacterium nucleatum dan lainnya yang dapat menyebabkan destruksi kolagen

dan tulang pada jaringan periodontal yang menyokong gigi. Bakteri periodontal anaerob dapat menghasilkan Volatile SulfurCompounds (VSCs) yang berhubungan dengan oral malodor atau halitosis.10

Karies gigi yang terjadi akibat produksi asam yang dihasilkan oleh bakteri atau mikroorganisme rongga mulut yang memfermentasi karbohidrat terutama jenis sukrosa. Sukrosa adalah salah satu jenis karbohidrat yang memiliki berat molekul rendah sehingga dapat dengan mudah menyatu dengan plak sehingga dapat dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri.5,6 Produksi asam ini akan dapat membantu menekan pH saliva sehingga menyebabkan demineralisasi pada enamel gigi dan meningkatnya bakteri patogen serta menekan flora normal dalam rongga mulut.1,4,5

Kismis merupakan derivat dari anggur, dimana mengandung polyphenol, flavonoid, mineral, potassium, kalsium, vitamin B dan zat besi yang bermanfaat

untuk kesehatan. Terdapat hipotesis yang mengatakan bahwa kismis mengandung phytochemical antimicroba yang mampu menekan bakteri patogen yang

(14)

3

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh konsumsi kismis merah terhadap penurunan jumlah koloni bakteri pada saliva dimana kismis merah mengandung oleanolic acid yang mampu mencegah kerusakan gigi dan memiliki kandungan antosianin yang mempunyai efek antioksidan lebih banyak dibandingkan jenis kismis lainnyaSehingga diharapkan dengan mengonsumsi kismis dapat membantu mengurangi jumlah bakteri patogen dalam rongga mulut sehingga mencegah terjadinya karies gigi maupun penyakit periodontal lainnya secara khusus serta memberikan keuntungan yang baik bagi kesehatan secara umum.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat penurunan jumlah koloni bakteri pada saliva setelah mengonsumsi kismis

1.3Tujuan Penelitian

(15)

4

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Membantu memberikan informasi ilmiah mengenai pengaruh mengonsumsi kismisterhadap penurunan jumlah koloni bakteri pada saliva yang dapat dijadikan sebagai landasan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai pengaruh mengonsumsi kismissebagai pilihan alternatif makanan selingan/snackdalam upaya pencegahan penyakit pada rongga mulut.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Bakteri rongga mulut memiliki enzim glucosyltransferase (GTF) dan fructosyltransferase (FTF) yang mampu mengubah karbohidrat menjadi

polisakarida ekstrasel, yaitu glukan dan fruktan.Glukan berperan dalam perlekatan plak, sedangkan fruktan berkontribusi sebagai penyimpanan nutrisi ekstrasel sehingga memungkinkan bakteri melekat pada pelikel di permukaan gigi. Pelikel merupakan suatu lapisan aseluler yang selalu melapisi gigi, pelikel terdiri dari salivary glycoproteins, prosphoproteins, lemak, komponen gingival cervicular

fluid, sisa dinding sel bakteri yang mati, dan produk hasil mikroba lain yang

(16)

5

permukaan gigi.19,22 Biofilm merupakan kumpulan plak yang terbentuk pada gigi dan menyebabkan kerusakan gigi maupun penyakit periodontal. Biofilm ini terbentuk ketika bakteri menempel pada permukaan gigi dan bersifat lengket. Biofilm merupakan tempat berkumpulnya banyak spesies bakteri dan candida.

Pembentukan plak atau biofilm sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor dan kondisi yang memungkinkan pertumbuhan bakteri maupun candida.3

Saliva memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut yang optimal dan menciptakan keseimbangan ekologi yang sesuai.19,22Saliva memiliki fungsi lubrikasi dan proteksi jaringan rongga mulut serta memiliki efek buffer dan self cleansing, memelihara integritas gigi serta memiliki efek antibakteri.Komponen dalam saliva juga berfungsi membantu perlekatan bakteri pada lapisan biofilm, mengatur pH dan kapasitas buffer serta berperan dalam proses remineralisasi dan demineralisasi permukaan gigi. Di dalam saliva banyak mengandung bakteri yang ikut berperan dalam pembentukan plak gigi yang nantinya akan menyebabkan terjadinya karies. Bakteri tersebut terdiri dari Streptococcus, Staphylococcus, Neisseria, Bacillus, Camphylobacter,

Enterococcus, Pseudomonas.19

Sukrosa merupakan gula utama yang berfungsi sebagai substrat untuk sintesis glucan yang berperan pada plak gigi sehingga menyebabkan masalah pada gigi

(17)

6

Kismis mengandung oleanolic acid yang berperan penting mencegah kerusakan gigi yang mengakibatkan gigi berlubang dan rapuh serta memiliki efek menghambat proses.Kismis telah terbukti efektif mencegah pertumbuhan Streptoccocus Mutans dan Porphyromonas gingivalis.Kismis juga memiliki

kandunganpolyphenols dan flavonoidyang bersifat sebagai agen antimikroba serta memiliki kandungan fiber yang mampu membersihkan permukaan gigi dan tentunya dengan bantuan sikat gigi yang benar segera setelah konsumsi kismis sehingga efek merugikan dari kismis tersebut dapat diatasi, adapun kandungan lain yang dimiliki berupa kalsium yang berguna untuk mempertahankan kesehatan gigi dan enamel sehingga tidak mudah rapuh.13

Berdasarkan dari pemikiran diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan kismissebagai agen antimikroba tambahan dalam mencegah masalah kesehatan gigi dan mulut.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah :

1. Terdapat penurunan jumlah koloni bakteri pada saliva subyek penelitian setelah mengonsumsi kismis

1.6Lokasi dan Waktu Penelitian

1.6.1 Lokasi Penelitian

(18)

7

1.6.2 Waktu Penelitian

(19)

59 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab

sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa terdapat penurunan jumlah koloni bakteri pada saliva setelah mengonsumsi kismis merah.

5.2 Saran

1. Mengonsumsi kismis setiap hari sebagai makanan selingan/snack tambahan dapat disosialisasikan sebagai upaya mencegah penyakit gigi dan mulut agar tetap sehat.

2. Diperlukan penelitian lanjutan dari pengaruh mengonsumsi kismis terhadap penurunan jumlah koloni bakteri pada saliva :

a. Melihat efektifitas kismis dengan memperhatikan waktu pengunyahan, kuantitas kismis

b. Menyeragamkan subyek penelitian (makanan yang dikonsumsi oleh subyek penelitian)

(20)

60

DAFTAR PUSTAKA

1. Bagg, Jeremy; MacFarlane, T. Wallace; Poxton, Ian R.; Smith, Andrew J.; Bagg, Simon. Essentials of Microbiology for Dental Students, 2nd Edition. Oxford University ; 2006 : 220

2. Jorn A. Aas, Bruce J.Paster, Lauren N. Stokes, Ingar Oslen, Floyd E. Dewhirst. Defining the Normal Bacterial Flora of the Oral Cavity. Journal of Clinical Microbiology; 2005 Nov:43 (11) :5721-5732

3. Collagate Professional. [diunduh tanggal 10 Januari 2014]. Available from:

http://www.colgateprofessional.com/patienteducation/What-Is-Biofilm/article

4. Floyd E. Dewhirst, Tuste Chen, Jaqcues Izard, Bruce J paster, Anne C.R. Tanner, Wen-Han Yu, Abirahmi Lakshmanan, William G. Wade. The Human Microbiome. Journal of Bacteriology; 2010 October: 192 (19): 5002-5017

5. Moynihan PJ. The role of diet and nutrition in the etiology and prevention of oral diseases. Bulletin of the World Health Organization; 2005; 83: 694-5

6. Moynihan P, Petersen PE. Diet, Nutrition and the prevention of dental diseases. Public Health Nutrition; 2004; 7(1A): 201-25.

7. Decker R.Touger & Cor V.Loveren. Sugar and Dental Caries. The American Journal of Clinical Nutrition; 2003 October: 78 (4): 8815-8925

8. Kidd EAM, Joyston S. Pencegahan karies dan pengendalian plak. Dalam: Narlan Sumawinata, Safrida Faruk. Dasar-dasar karies : Penyakit dan penanggulannya. Jakarta: EGC; 1992.h 141-54

9. Kidd EAM, Bechal SJ. Dasar-dasar Karies Penyakit dan penanggulannya. Cetakan 2. Jakarta: EGC; 1992. h. 66-96.

10. Wu D.Christine. The Impact of Food Component and Dietary Factor on Oral Health. Journal of Food and Drug Analysis; 2012:20 (1): 270-274

11. Chambers S.Public Health & Dental Caries in Young Children deprived Communities in Scotlandia. Scottish University Medical Journal;2012:003

12. Lolayekar N, Shanbhag C. Polyphenols and Oral Health. RSBO: 2012 Jan-Mar; 9(1) : 74-84

(21)

61

14. Allen Wong, Douglas A Young, Dimitris E.E, Lynne M.Wong, Asley R.Waters, Mark T.booth. Raisin and Oral Health. Journal of Food Science;2013;78

15. T.Vinotha, RV Geetha. Natural Remedy to Prevent Tooth Decay. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research;2014; 8(1):32-33

16. Kidd Edwina A.M. Essentials of Dental Caries. Oxford University; 2005; 128-135

17. Ganong W.F.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 17. Jakarta:EGC;1998 18. Nunez D.W. Mosby Dental Dictionary, 2nd Edition. United States:Elsevier

Inc;2008

19. Fejerskov.O &Kidd E. Dental caries: The Disease and its Clinical Management. Australia: Blackwell Munksgaard; 2003:30-2,38,168,171,186,235

20. Arora D. R & Arora.H. Texbook of Microbiology for Dental Student. 2nd ed. India: CBS; 2006: 16,415-9

21. Kardos. T & Keiser.J. Clinical Oral Biology. 2nd ed. New Zealand: Unigraphics; 2000: 94,140

22. Cawson R.A & Odell.E.W. Cawson’sEssentials of Pathology and Oral Medicine. 8th ed. Philadelphia: Churcill Livingstone Elsevier; 2008: 42,46-7 23. Nunez. D .W. Mosby’s Dental Dictionary. 2nd ed. United States : Elsevier Inc

; 2008.

24. Roth .G.I & Calmes R. Oral Biology.St Louis : The C.V. Mosby Company ; 1981 : 307-8, 313- 5, 326, 329, 335, 352, 354.

25. Duraipandiyan V, Ayyanar M, Ignacimuthu S. Antimicrobial activity of some ethnomedicinal plants used by Paliyar tribe from Tamil Nadu, India. BMC Complement Altern Med. 2006 Oct; 6:35

26. Samaranayake, Lakshman. Essential Microbiology for Dentistry 3rd ed.

Churcill Livingstone Elsevier.2006 : 225, 258-68, 270,272,337.

(22)

62

28. Braga LC, shupp JW, Cummings C, Jett M, Takahashi JA, Carmo LS, et al. Pomegranate extract inhibits Staphylococcus aureus growth and subsequent enterotoxin production. J Ethnopharmacol. 2005 Jan; 96 (1-2):335-9

29. Lansky EP, Newman RA. Punica granatum (pomegranate) and its potential for prevention and treatment of inflammation and cancer. J Ethnopharmacol. 2007 Jan 19 ; 109 (2) : 177- 206

30. W. B. Saunders Company. Kamus Kedokteran Dorland, edisi 29, Ahli Bahasa Huriawati Hartanto, dkk. Jakarta : EGC;2000

31. Van Rensburg BGJ. Oral Biology. Berlin : Quintescence Publishing Co Inc; 1995

32. Martini FH. Fundamentals of Anatomy and Phisiology.7th ed. USA : Benjamin Cummings; 2006

33. Norton NS. Netter’s Head & Neck Anatomy For Dentistry. Philadelphia : Elsevier ;2006

34. Shantipriya Reddy, Sanjay Kaul, Prasad, Hrishikesh Asutkar, Nirjhar Bhowmik. Dental Plaque… Unveiling The Biofilm Inside. India. Mar 24,2012 : 1-7

35. Socransky SS, Haffajee AD. Dental Biofilm: difficult Therapeutic targets. Periodontal 2000.2002 ;28 : 12-34

36. Makale Gonderilme Tarihi, Kabul Tarihi. Identification of Aerobic Bacterial Flora In Saliva of Subjects Who Apply To The Faculty of Dentistry in Ataturk University By Using Microbial Idenfication System. 2011

37. I ketut Adyana, dkk. Efek Ekstrak Daun Jambu Biji. Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol.29, No.1, 2004: 22

38. Amerongen VN. Ludah dan Kelenjar Ludah : Arti bagi Kesehatan Gigi. Terj.R. Abyoono dan S.Suryo. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 1991: 43-70

39. Guyton. A. C & Hall. J. E. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Philadelphia : Elsevier Sauders; 2006

40. Lauralee S. Human Physiology from Cells to System. West Virginia : West A Division of International Thomson Publishing Inc.: 1996; 547-548

(23)

63

42. Newman. M.G, Takei.H.H &Klokkevold. P.R. Carranza’s Clinical Periodontology. 10th ed. Philadelphia : Saunders Elsevier ; 2006 : 135, 137, 140-7, 728.

43. Bagg. J, MacFarlen. T. W, Poxton. I. R & Smith. A.J. Essentials of Microbiology for Dental Students. 2nd ed. Glassgow: Oxford University Press; 2006:17, 20, 219-30, 238,243-4, 270.

44. Henry. G. Anatomy of the Human Body. 20th ed. Philadelphia: Lea & Febiger;1918.

45. Lib.ui.ac.id/file?filedigital/125156-R20-OB-434%20daya%20antimikroba-literatur

46. Schwaarcz Joe & Fran Berkoff, R. D. Food that Harm & Food that Heal. USA :2004.

Referensi

Dokumen terkait

Slavin (2010) menyatakan model cooperative learning tipe JIGSAW adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari tim–tim belajar yang

Buku Korespondensi KBKI dengan KKI 1998/1999, KBLI 2009, dan HS 2012 mencakup semua jenis komoditas yang dihasilkan dalam kegiatan ekonomi, baik barang maupun jasa. Komoditas

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana tingkat bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan tingkat inflasi secara parsial maupun simultan

Dalam bekerja terutama bidang potong yang ada di perusahaan pondok kerja ABA Collection ini membutuhkana otak yang bisa berfikir lebih keras, karena harus menghafal

Based on limited number of data, the preliminary research on shaft friction shows that the mobilized skin friction of concrete pile foundation hydraulically jacked

Tujuan Penelitian ialah untuk mengevaluasi dan mengetahui sejauh mana sistem informasi persediaan yang sedang berjalan (meliputi pengendalian manajemen dan pengendalian

Hal ini sudah sesuai Permen 103 tahun 2014 ayat (3) dan ayat (7) tentang pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidk yang digunakan untuk menciptakan

Deskripsi wujud tindak tutur ilokusi mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar dalam proses perkuliahan dalam