201/UN.40.FPEB.1.PL/2013
PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT
TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DENGAN SISTEM
PENGHARGAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Penelitian pada BUMN Bersertifikat ISO di Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh:
NANDA EKA NURJANNAH
1002837
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT
TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DENGAN SISTEM
PENGHARGAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Penelitian pada BUMN Bersertifikat ISO di Kota Bandung)
Oleh
Nanda Eka Nurjannah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Nanda Eka Nurjannah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT
TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DENGAN SISTEM
PENGHARGAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Penelitian pada BUMN Bersertifikat ISO di Kota Bandung)
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dra. Silviana Agustami, Msi.Ak. Denny Andriana, SE.MBA.Ak.CMA NIP.19561116 198803 2 001 NIP.19811101 201012 1 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Akuntansi,
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh
Penerapan Total Quality Management terhadap Kinerja Perusahaan dengan
Sistem Penghargaan sebagai Variabel Moderating (Penelitian pada BUMN
Bersertifikat ISO di Kota Bandung)” beserta seluruh isinya adalah benar-benar
karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini.
Bandung, Agustus 2013 Yang membuat pernyataan,
PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT
TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DENGAN
SISTEM PENGHARGAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Penelitian pada BUMN Bersertifikat ISO di Kota Bandung)
Oleh:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan
Total Quality Management terhadap kinerja perusahaan dengan sistem penghargaan sebagai variabel moderating. Terdapat tiga variabel dalam penelitian ini yaitu Total Quality Management sebagai variabel independen, kinerja perusahaan sebagai variabel dependen dan sistem penghargaan sebagai variabel moderating.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan cara penyebaran kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan BUMN di Kota Bandung yang memeiliki sertifikat ISO. Sampel dalam penelitian ini berjumlah enam perusahaan BUMN di Kota Bandung yang memiliki sertifikat ISO. Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi dengan uji interaksi untuk mengetahui pengaruh variabel sistem penghargaan (Z) terhadap hubungan antara Total Quality Management (X) dengan kinerja perusahaan (Y).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem penghargaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap hubungan antara Total Quality Management dengan kinerja perusahaan. Artinya, sistem penghargaan bukan merupakan variabel moderating.
THE EFFECT OF THE TOTAL QUALITY MANAGEMENT
APPLICATION ON THE CORPORATE PERFORMANCE IN
A REWARDING SYSTEM AS MODERATING VARIABLE
(Study of ISO Certified State-Owned Corporation in Bandung City)
By: Management application on the corporate performance in a rewarding system as moderating variable. There are three variable in this research; Total Quality Management as independent variable, corporate performance as dependent variabel, and rewarding system as moderating variable.
The data used in this research are primary data acquired by distribution of questionnaires. The population of this research is Corporation in Bandung City having ISO certificates. The sample of this research is six Corporation in Bandung City having ISO certificates.
The data analysis and processing in this research is using analysis regression by interaction test to detect the effect of the rewarding system variable (Z) on the relationship between Total Quality Management (X) and corporate performance (Y).
The result of the research suggest that rewarding system have positive effect but not significant on the relationship between Total Quality Management and corporate performance, as well that rewarding system is not moderating variable.
DAFTAR ISI
1.3.1 Maksud Penelitian ... 11
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Kegunaan Penelititan ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13
2.1.1 Total Quality Management ... 13
2.1.1.1 Definisi Kualitas ... 13
2.1.1.2 Pengertian Total Quality Management ... 14
2.1.1.3 Prinsip-prinsip Total Quality Management ... 14
2.1.1.4 Unsur-unsur Total Quality Management ... 15
2.1.1.5 Manfaat Penerapan Total Quality Management ... 18
2.1.2 Kinerja Perusahaan ... 19
2.1.2.1 Pengertian Kinerja dan Kinerja Perusahaan ... 19
2.1.2.2 Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Balanced Scorecard ... 21
2.1.3 Sistem Penghargaan ... 26
2.1.3.1 Pengertian Penghargaan ... 26
2.1.3.2 Tujuan Penghargaan ... 27
2.1.3.4 Karakteristik Sistem Penghargaan ... 29
2.1.4 Pengaruh Penerapan Total Quality Management terhadap Kinerja Perusahaan dengan Sistem Penghargaan sebagai Variabel Moderating .. 31
2.1.5 Penetilian Terdahulu ... 33
2.2 Kerangka Pemikiran ... 36
2.3 Hipotesis ... 41
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 42
3.2 Metode Penelitian ... 42
3.2.1 Desain Penelitian ... 42
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 44
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 47
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 48
3.2.5 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 49
3.2.5.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas... 50
3.2.5.2 Transformasi Data (Method Successive of Interval) ... 53
3.2.5.3 Rancangan Pengujian Hipotesis ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 57
4.1.1 Tinjauan Umum Tentang Subyek Penelitian ... 57
4.1.2 Deskripsi Data Responden... 59
4.1.3 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 64
4.1.3.1 Hasil Pengujian Validitas Instrumen ... 64
4.1.3.2 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 69
4.1.4 Deskripsi Data Variabel Penelitian... 71
4.1.4.1 Deskripsi Data Variabel Total Quality Management ... 71
4.1.4.2 Deskripsi Data Variabel Kinerja Perusahaan ... 80
4.1.4.3 Deskripsi Data Variabel Sistem Penghargaan ... 86
4.1.5 Transformasi Data (Method Successive of Interval)... 91
4.1.6 Pengujian Hipotesis ... 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 33
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 45
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 47
Tabel 3.3 Skor Skala Likert ... 49
Tabel 4.1 Klasifikasi Jenis Usaha BUMN ... 57
Tabel 4.2 Daftar Perusahaan BUMN yang Diteliti ... 59
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 61
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 61
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 62
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Jabatan ... 63
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel TQM... 65
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Penghargaan ... 66
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Perusahaan ... 67
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel TQM ... 69
Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Sistem Penghargaan ... 70
Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Perusahaan ... 70
Tabel 4.14 Nilai Variabel TQM... 72
Tabel 4.15 Hasil Analisis Deskriptif pada Variabel TQM ... 72
Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Fokus Pada Pelanggan ... 73
Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Obsesi Terhadap Kualitas .... 74
Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pendekatan Ilmiah ... 75
Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Komitmen Jangka Panjang ... 75
Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kerjasama Tim ... 76
Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Perbaikan Secara Berkesinambungan ... 77
Tabel 4.24 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kesatuan Tujuan ... 79
Tabel 4.25 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan ... 80
Tabel 4.26 Nilai Variabel Kinerja Perusahaan ... 81
Tabel 4.27 Hasil Analisis Deskriptif pada Variabel Kinerja Perusahaan ... 82
Tabel 4.28 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Perspektif Keuangan ... 82
Tabel 4.29 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Perspektif Pelanggan ... 83
Tabel 4.30 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Perspektif Proses Bisnis Internal ... 84
Tabel 4.31 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 85
Tabel 4.32 Nilai Variabel Sistem Penghargaan ... 87
Tabel 4.33 Hasil Analisis Deskriptif pada Variabel Sistem Penghargaan ... 87
Tabel 4.34 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Penghargaan Intrinsik ... 88
Tabel 4.35 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kompensasi Keuangan ... 89
Tabel 4.36 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kompensasi Non Keuangan . 90 Tabel 4.37 Koefisien Determinasi TQM terhadap Kinerja Perusahaan yang Dimoderasi oleh Sistem Penghargaan ... 92
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Laba Rugi BUMN ... 2
Gambar 1.2 Model Total Quality Management ... 7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden
Lampiran 3 Output Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 4 Output Analisis Deskriptif Variabel
Lampiran 5 Transformasi Data (Tabulasi Data Interval)
Lampiran 6 Output Regresi Linear dengan Uji Interaksi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Di era globalisasi saat ini, setiap bidang usaha memiliki banyak tantangan
karena dunia usaha sudah berada di dalam era perdagangan bebas dan iklim
investasi yang terbuka. Era globalisasi ini telah muncul sebagai fenomena baru
yang telah dilahirkan oleh kemajuan jaman. Selain memberikan banyak
kesempatan namun juga memberikan persaingan yang ketat dan kompetitif untuk
setiap industri dalam melakukan kegiatan usaha. Dalam bidang perekonomian hal
ini membawa dampak yang cukup besar bagi seluruh entitas usaha yang terlibat
dalam perekonomian Indonesia, dimana setiap entitas diharapkan dapat bertahan
demi eksistensi dalam persaingan dunia usaha yang semakin ketat saat ini. Salah
satu entitas usaha tersebut adalah BUMN.
BUMN sebagai salah satu pelaku ekonomi yang saat ini juga dihadapkan
pada tantangan kompetisi global, perlu memiliki keunggulan yang dapat
menjamin kontinuitas usahanya. Karena untuk memperoleh peningkatan
keuntungan dan mampu menghadapi persaingan yang ketat, menuntut
kemampuan BUMN untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya dengan
melakukan berbagai inovasi dan strategi, sehingga mampu bertahan serta
mengikuti perkembangan jaman.
BUMN juga diharapkan mampu meningkatkan efisiensinya sehingga
2
memperhatikan interaksinya dan aspek-aspek kehidupan nasional. Seperti yang
tertuang dalam Undang-undang No.19 Tahun 2003, Badan Usaha Milik Negara
adalah suatu entitas milik negara yang salah satunya bertujuan dan bermaksud
memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional dan negara,
juga untuk memperoleh keuntungan. Sehingga BUMN dituntut untuk melakukan
strategi-strategi usaha yang lebih baik agar BUMN dapat terus meningkatkan
kinerjanya bagi perkembangan perekonomian nasional, salah satu penilaian
kinerja dapat dilihat dari pencapaian laba bersih perusahaan.
Namun pada kenyataannya, terdapat persoalan yang terjadi pada BUMN
dimana kinerjanya dapat dikatakan kurang stabil di beberapa BUMN. Salah satu
penilaian kinerja tersebut dapat dilihat dari laba bersih yang diperoleh BUMN.
Dimana laba yang diperoleh BUMN setiap tahunnya cenderung mengalami
peningkatan, namun masih terdapat beberapa BUMN yang mengalami kerugian.
Adapun perolehan laba yang dicapai BUMN dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 1.1
Laba Rugi BUMN Tahun 2009-2011
3
Dari grafik tersebut dapat terlihat bahwa dari tahun 2009 sampai dengan
tahun 2011 laba yang diperoleh BUMN mengalami peningkatan. Meskipun
sebagian besar BUMN memperoleh laba yang meningkat setiap tahunnya, namun
kementrian BUMN masih harus bekerja keras untuk meningkatkan kinerja
BUMN-BUMN yang masih merugi. Dimana pada tahun 2011 tercatat ada 22
BUMN yang masih mengalami kerugian, dengan total kerugian mencapai
Rp.3.305.763.000.000,- (www.merakyat.com, 01 Mei 2012).
Masalah lain yang terjadi pada BUMN yaitu ketertinggalannya dari
Negara asing yang disebabkan karena rata-rata produktifitas masih belum optimal
dimana produksi yang masih dibawah potensi produksi yang dihasilkan,
ketertinggalan teknologi, budaya kerja maupun kompetensi SDM yang perlu
ditingkatkan. Selain itu, seperti disampaikan oleh presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dalam acara Pelantikan Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Bersatu
II pada 19 Oktober 2011 menyatakan bahwa BUMN mempunyai aset yang besar
tetapi keuntungan kepada Negara masih kecil. Hal ini disinyalir hampir pasti ada
yang salah dan ada keborosan penggunaan keuangan BUMN yang dimiliki
mayoritas oleh Negara (www.bumn.go.id).
Senada dengan itu, Megananda Daryono (Deputi Bidang Usaha Indistri
Primer Kementrian BUMN) dalam Rakor Kedeputian BUMN menyatakan perlu
dilakukan pembenahan terhadap BUMN, sehingga BUMN diharapkan makin
berkinerja, makin produktif, makin efisien dan makin berdaya saing. BUMN
sebagai instrumen negara mempunyai peran dalam peningkatan kesejahteraan
4
unggul. Pelaksanaan tata kelola BUMN hendaknya meningkatkan kualitas
pelayanan pada masyarakat (www.bumn.go.id).
BUMN sebagai suatu badan usaha yang bergerak hampir di seluruh aspek
ekonomi juga tak terkecuali menghadapi tantangan ketatnya persaingan global,
perkembangan teknologi yang cepat, dan kondisi dinamis lainnya yang pada
akhirnya menuntut BUMN untuk menjadi Badan Usaha berkarakteristik
perusahaan kelas dunia, sehingga BUMN perlu melakukan reorientasi terhadap
struktur dan strategi usahanya untuk mencapai sasaran menjadi Badan Usaha
berkarakteristik perusahaan kelas dunia (id.shvoong.com, 11 April 2010).
Beberapa contoh perusahaan-perusahaan BUMN yang telah berhasil
merambah pasar dunia diantaranya; PT Semen Gresik Tbk yang resmi mengambil
alih Than Long Cement salah satu pabrik semen terkemuka di Vietnam, lalu
Pertamina yang sudah mengepakkan sayap sebagai pemain kelas dunia pada
produk minyak pelumas, PT Wijaya Karya (WIKA) juga menunjukan
keberaniannya sebagai perusahaan konstruksi yang berani bersaing dalam
tender-tender internasional di Libya, Irak, Qatar, Arab Saudi, dan beberapa Negara
ASEAN, kemudian Garuda Indonesia sebagai perusahaan penerbangan yang
sudah menunjukan kapabilitasnya di kawasan regional sebagai penerbangan
terbaik regional versi Skytrax. Apa yang dilakukan perusahaan-perusahaan
tersebut bisa menjadi pendorong bagi BUMN lain untuk mengambil langkah
serupa. Namun sudah pasti capaian tersebut tidaklah mudah, tetapi melalui proses
5
penerapan Total Quality Management, hingga marketing comunication yang
mampu menjangkau pasar global (www.sindonews.com, 16 November 2012).
Dari fenomena diatas dapat dilihat bahwa untuk dapat mencapai kinerja
yang optimal, setiap perusahaan memerlukan suatu strategi yang lebih baik agar
perusahaan dapat tetap mempertahankan eksistensinya di dunia usaha saat ini.
Kinerja perusahaan adalah fungsi hasil-hasil pekerjaan atau kegiatan yang
ada dalam perusahaan yang dipengaruhi faktor intern dan ekstern organisasi
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan selama periode waktu tertentu (Pabundu
Tika, 2010:121).
Menurut Moh. Nur Nasution (2005:84), “Perusahaan sebaiknya
mengambil langkah-langkah tidak hanya menyediakan jasa yang lebih baik,
melainkan juga memulihkan keadaan dari pelayanan yang keliru”. Oleh karena
itu, selain menyediakan pelayanan jasa yang lebih baik dan memiliki keunggulan
kompetitif, untuk dapat meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan perusahaan
tidak terlepas dari sumber daya yang dimilikinya, untuk itu diperlukan juga suatu
manajemen dan pengendalian kualitas yang baik untuk mengatur dan mengelola
sumber daya yang dimilikinya dalam menghasilkan produk atau jasa. Perusahaan
dapat melakukan perbaikan terus-menerus dan pengendalian kualitas yang baik
dengan menerapkan Total Quality Management (TQM).
TQM merupakan suatu sistem yang dapat dikembangkan menjadi
pendekatan dalam menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saing
organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses
6
merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha
dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota
organisasi.
TQM merupakan suatu teknik yang sering digunakan oleh perusahaan
dalam rangka meningkatkan kinerjanya (Dwi Suhartini, 2007:291).
Gaspersz (2002:5) juga menjelaskan bahwa:
“TQM sebagai suatu cara meningkatkan kinerja secara terus-menerus (continous performance improvement) pada setiap level operasi/proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia.”
Pada saat ini sudah cukup banyak perusahaan yang mencoba menerapkan
TQM dalam menjalankan kegiatan perusahaan, namun tidak semua perusahaan
telah berhasil menerapkan TQM dengan baik. Untuk memenuhi kesesuaian dari
suatu proses dan produk baik barang maupun jasa, dan untuk meyakinkan bahwa
TQM telah diterapkan dengan baik, maka organisasi dapat menerapkan standar
persyaratan yang telah ditetapkan organisasi internasional yaitu ISO (International
Standardization Organization).
Sebagaimana dijelaskan oleh Tjiptono dan Diana (2004:87), untuk
menjamin adanya keseragaman dalam kualitas, maka perlu dibentuk
standar-standar yang sama pula, dengan cara ini maka apa yang dianggap sebagai produk
berkualitas di suatu negara juga akan dapat diterima di negara lainnya. Salah satu
standar yang paling penting adalah ISO 9000, yang dihasilkan oleh International
Organization of Standardization di Jenewa, Swiss. ISO 9000 memberikan
rerangka yang sama bagi jaminan kualitas yang dapat dipergunakan di seluruh
7
Dengan demikian apabila suatu produk diproses atau diproduksi dengan
TQM yang telah memenuhi standar internasional diyakini akan menghasilkan
produk yang bermutu.
Karena TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas
sebagai strategi usaha dengan melibatkan seluruh anggota organisasi, maka
penerapan TQM lebih berorientasi pada pemberdayaan karyawan. Tanpa adanya
keterlibatan dan partisipasi penuh dari anggota organisasi maka penerapan TQM
tidak akan dapat berjalan dengan baik.
Gambar 1.2
Model Total Quality Management
Seperti yang dijelaskan oleh Vincent Gaspersz (2002:344):
“Sukses tidaknya penerapan Total Quality Management sangat ditentukan oleh kontribusi sumber daya manusia. Langkah pertama dari implementasi TQM adalah membentuk tim kerja sama untuk bertindak sebagai kekuatan pendorong dari proses implementasi.”
Salah satu faktor yang terpenting dalam memotivasi kinerja dan perilaku
karyawan adalah sistem penghargaan atau kompensasi. Sebagaimana dijalaskan
8
“Untuk dapat memotivasi individu, penghargaan harus dirasakan adil dan layak oleh individu tersebut. Jika penghargaan yang diterima oleh seseorang dirasakan adil, maka penghargaan ini akan memberikan kepuasan bagi orang tersebut. Kepuasan yang tinggi berarti bahwa tujuan individu dapat dipuaskan melalui usaha pencapaian sasaran perusahaan.”
Dengan demikian, penghargaan harus dirancang untuk memenuhi
kebutuhan setiap individu, agar memotivasi individu dalam mencapai sasaran
yang ditetapkan oleh perusahaan.
Tjiptono dan Diana (2004:140) mengungkapkan bahwa:
“Di dalam TQM, peranan penghargaan dan pengakuan terhadap prestasi karyawan, seperti penilaian kinerja, kompensasi, program pengakuan prestasi, dan sistem promosi, merupakan motivasi untuk mencapai sasaran perusahaan. Banyak manajer dan penyelia yang yakin bahwa uang merupakan motivator terpenting bagi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya.”
Kemudian Vincent Gaspersz (2002:344) juga menjelaskan bahwa:
”Agar TQM dapat berhasil diimplementasikan dan diinstitusionalisasikan, dibutuhkan perubahan-perubahan dalam manajemen sumber daya manusia. Praktek-praktek manajemen sumber daya manusia tidak bebas sendiri, tetapi terkait dengan paket TQM dan harus selaras dengan perubahan-perubahan proses. Perubahan dibutuhkan dalam hal seleksi karyawan, pelatihan dan pengembangan, pengukuran kinerja, serta penetapan balas jasa dan penghargaan kepada karyawan.”
Beberapa peneliti bidang akuntansi menyatakan bahwa kinerja perusahaan
yang rendah disebabkan oleh ketergantungannya terhadap sistem akuntansi
manajemen perusahaan tersebut yang gagal dalam penentuan sasaran-sasaran
yang tepat, pengukuran kinerja, dan sistem penghargaan. Efektifitas penerapan
TQM memerlukan perubahan mendasar pada infrastuktur organisasional,
meliputi: sistem alokasi wewenang, pembuatan keputusan, sistem pengukuran
9
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan dapat
semakin meningkat apabila perusahaan menerapkan TQM dengan baik serta
didukung oleh faktor yang dapat mempengaruhi kinerja individu dalam praktek
penerapan TQM sehingga sasaran dan tujuan perusahaan dapat tercapai.
Terdapat beberapa penelitian yang membahas mengenai pengaruh dari
penerapan Total Quality Management terhadap kinerja, diantaranya Narsa dan
Yuniawati yang melakukan penelitian mengenai Interaksi Antara Total Quality
Management dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan
terhadap Kinerja manajerial, dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan dari TQM, sistem pengukuran kinerja, sistem
penghargaan, dan interaksi antara TQM dengan sistem pengukuran kinerja secara
parsial terhadap kinerja manajerial, sedangkan interaksi TQM dengan sistem
penghargaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Kemudian
penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah dan Listianingsih tentang Pengaruh
Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Reward, dan Profit Center Terhadap
Hubungan Antara Total Quality Management Dengan Kinerja Manajerial, dari
penelitian tersebut diketahui terdapat pengaruh dari interaksi TQM dengan sistem
pengukuran kinerja dan Interaksi TQM dengan sistem reward terhadap kinerja
manajerial, namun arah hubungannya negatif, sedangkan interaksi TQM dengan
profit center tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja manajerial. Lalu Budi
Nugraha juga melakukan penelitian tentang Pengaruh Persepsi Manajer Mengenai
Total Quality Management dan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial,
10
Sistem penghargaan, dan Interaksi TQM dengan Sistem penghargaan terhadap
kinerja manajerial. Artinya TQM, Sistem penghargaan, dan Interaksi TQM
dengan sistem penghargaan yang diterapkan perusahaan dapat meningkatkan atau
menurunkan kinerja manajerial.
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa penelitian-penelitian
sebelumnya mengenai Total Quality Management terhadap kinerja ternyata
hasilnya berbeda-beda yang mungkin dikarenakan perbedaan waktu penelitian,
perusahaan, atau hal-hal lain, oleh karena itu peneliti bermaksud melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai Total Quality Management terhadap kinerja
perusahaan, karena TQM merupakan suatu teknik yang sering digunakan oleh
perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerjanya. Selain itu peneliti
menggunakan sistem penghargaan sebagai variabel moderating.
Dari uraian diatas membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang memfokuskan pada bagaimana pengaruh dari penerapan Total Quality
Management dengan sistem akuntansi manajemen yang meliputi sistem
penghargaan terhadap kinerja perusahaan. Maka peneliti akan melakukan
penelitian dengan judul: “Pengaruh Penerapan Total Quality Management
terhadap Kinerja Perusahaan dengan Sistem Penghargaan sebagai Variabel
11
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang
penelitian, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
Apakah sistem penghargaan berpengaruh terhadap hubungan antara Total
Quality Management dengan kinerja perusahaan.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Sebagaimana uraian diatas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh dari penerapan Total Quality Management
terhadap kinerja perusahaan, dengan menggunakan variabel moderasi yaitu sistem
penghargaan.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui pengaruh dari sistem penghargaan terhadap hubungan
antara Total Quality Management dengan kinerja perusahaan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Manfaat penelitian mengenain sistem pengukuran kinerja dan sistem
penghargaan terkait dengan keefektifan penerapan Total Quality Management ini
12
1. Kegunaan secara teoritis:
Hasil penelitian ini diiharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau
menjadi sumbangan pemikiran untuk mendukung perkembangan ilmu akuntansi
yang berkaitan dengan akuntansi manajemen yang terkait dengan Total Quality
Management, sistem penghargaan, dan kinerja perusahaan.
2. Kegunaan secara praktis:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan sumber
pemikiran dan bahan pertimbagan dalam perbaikan bagi perusahaan untuk dapat
mengimplementasikan upaya penerapan Total Quality Management sehingga
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total
Quality Management yang dimoderasi oleh sistem penghargaan sebagai variabel
independen, dan kinerja perusahaan sebagai variabel dependen.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan BUMN di kota Bandung yang
memiliki sertifikat ISO, dengan cara menyebarkan kuesioner dan responden yang
mengisi kuesioner tersebut adalah para manajer yang bekerja pada perusahaan
tersebut, karena manajer merupakan pihak yang bertanggungjawab mengawasi
kegiatan anggota organisasi dan memegang kendali atas perencanaan dan
pengambilan keputusan dalam pencapaian tujuan perusahaan, sehingga persepsi
para manajer dalam pengisian kuesioner dapat menggambarkan bagaimana
penerapan TQM di perusahaan.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu rencana kerja yang terstruktur dalam hal
hubungan-hubungan antar variabel secara komprehensif, sedemikian rupa agar
hasil penelitiannya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
43
Pada penelitian ini, desain yang digunakan adalah hubungan variabel yang
bersifat kausal. Karena penelitian ini menjelaskan tentang hubungan dan pengaruh
antar variabel satu dengan variabel lainnya. Menurut Sugiyono (2009:56)
“hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada
variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen
(dipengaruhi)”. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian deskriptif. Tujuan utama penelitian deskriptif adalah untuk
menggambarkan karakteristik sebuah populasi atau suatu fenomena yang sedang
terjadi (Dermawan Wibisono, 2003:21).
Berdasarkan dengan jenis penelitiannya, maka metode penelitian ini
menggunakan metode survey. Metode survey digunakan untuk mendapatkan data
dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi penelitian ini melakukan
pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara
terstruktur dan sebagainya (Sugiyono, 2009:11).
Penelitian yang dilakukan akan menggunakan data primer. Data primer
yaitu data yang diperoleh dari sumber langsung dimana peneliti menggunakan
metode angket/kuesioner untuk memperoleh informasi dan data-data penelitian
karena disesuaikan dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan peneliti.
Selain itu peneliti juga menggunakan buku-buku sumber yang berkaitan dengan
masalah yang diteli, dalam hal ini peneliti melakukan studi pustaka dengan
mempelajari buku-buku sumber yang berkaitan sebagai penunjang teori terhadap
44
Tujuan penelitian ini, yaitu memberikan penjelasan secara rinci tentang
bagaimana memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah, dengan cara
melakukan pengukuran terhadap fenomena tertentu serta menjelaskan pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat melalui pengujian hipotesis dengan
menggunakan tes statistik.
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Dalam suatu penelitian, variabel-variabel yang digunakan harus mampu
diukur dan didefinisikan dengan baik untuk mendukung analisis atau pengujian
sesuai tujuan penelitian, kemudian variabel tersebut akan disajikan dalam bentuk
operasionalisasi variabel. Menurut Sugiyono (2009:59), “variabel penelitian
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya”.
Sesuai dengan judul penelitian, yaitu “Pengaruh Penerapan Total Quality
Management Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Sistem Penghargaan Sebagai
Variabel Moderating”, maka agar penelitian lebih terarah, peneliti menentukan
variabel dalam penelitian ini yang diuraikan sebagai berikut:
1. Variabel Independen (X)
Menurut Sugiyono (2009:59), ”variabel bebas adalah merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat)”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
45
2. Variabel Dependen (Y)
Menurut Sugiyono (2009:59), “variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas
(independen)”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja
perusahaan.
3. Variabel Moderating (Z)
Menurut Sugiyono (2009:60), “variabel moderator adalah variabel yang
mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel
independen dengan dependen”. Variabel moderator dalam penelitian ini
adalah sistem penghargaan.
Untuk memahami lebih jelas mengenai ketiga variabel tersebut, maka
operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala Item
Nomor
Pendekatan ilmiah Mendesain pekerjaan dalam
proses pengambilan keputusan 5, 6
Komitmen jangka
panjang Melakukan rencana kerja 7, 8
Kerjasama tim Membentuk tim kerja sesuai
kebutuhan 9, 10
Perbaikan sistem secara
berkesinambungan
Melakukan perbaikan sistem
secara berkesinambungan 11, 12
Pendidikan dan pelatihan
Meningkatkan &
46
keahlian dan kemampuan pegawai Kebebasan yang
terkendali Kesesuaian tugas dan kemampuan 15, 16 Kesatuan tujuan Pemahaman yang sama atas visi,
misi dan tujuan perusahaan 17, 18
Keterlibatan &
tingkat pengembalian investasi 37, 38 Memaksimalkan arus kas yang
masuk 39, 40
Perspektif pelanggan
Pangsa pasar 41, 42
Retensi pelanggan 43, 44
Akuisisi pelanggan 45, 46
Profitabilitas pelanggan 47, 48
Perspektif proses bisnis internal
Proses inovasi 49, 50
Proses operasional 51, 52
Proses layanan purna jual 53, 54
Perspektif pembelajaran & pertumbuhan
Kemampuan pegawai 55, 56
Kemampuan sistem informasi 57, 58
Motivasi, pemberdayaan dan
Penghargaan sosial 23, 24
Penghargaan Ekstrinsik: Kompensasi keuangan
Kepuasan atas kompensasi 25, 26
Uang tambahan untuk jam kerja
tambahan 27, 28
Kepuasan atas tunjangan 29, 30
Penghargaan ekstrinsik: Kompensasi non-keuangan
Pengakuan atas prestasi kerja dan
keahlian yang dimiliki 31, 32
Kesempatan promosi 33, 34
Indikator dari variabel tersebut diatas dituangkan dalam bentuk suatu
47
data variabel ini dengan menggunakan kuisioner yang disebarkan pada responden
yang kompeten dengan masalah yang diteliti.
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:115).
Polulasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan BUMN yang ada di
Kota Bandung yang telah memiliki sertifikat ISO.
Kemudian teknik penarikan sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah non probability sampling. Non probability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2009:120).
Dalam pemilihan sampel, peneliti menggunakan teknik sampling purposive.
Menurut Sugiyono (2009:122), ” sampling purposive adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu”. Adapun perusahaan yang digunakan
sebagai sampel dalam penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No. BUMN Jumlah
1. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 11
2. PT Kereta Api Indonesia (Persero) 8
3. PT Bio Farma (Persero) 10
4. PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) 9
5. PT Pindad (Persero) 7
6. PT Dirgantara Indonesia (Persero) 9
48
Sumber : Data Primer Diolah 2013
Responden yang dipilih adalah para pegawai setingkat manajer yang
bekerja pada berbagai divisi di perusahaan tersebut, karena manajer merupakan
pihak yang bertnggungjawab mengawasi kegiatan anggota organisasi dan
memegang kendali atas perencanaan dan pengambilan keputusan dalam
pencapaian tujuan perusahaan, sehingga diperoleh jawaban dari berbagai sudut
pandang yang berbeda.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kuesioner (angket), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2009:199).
Untuk memperoleh data atau nilai yang komprehensif, kuesioner disebar
ke berbagai divisi yang ada pada masing-masing perusahaan dengan memilih para
manajer sebagai responden, sehingga diperoleh jawaban dari berbagai sudut
pandang yang berbeda. Setelah data diperoleh, jawaban dari berbagai divisi pada
masing-masing perusahaan dirata-ratakan agar diperoleh satu nilai yang mewakili
dari masing-masing perusahaan.
Untuk mengukur pendapat responden dalam penelitian ini, digunakan
skala likert. Menurut Sugiyono (2009:132) skala likert digunakan untuk mengukur
49
sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau petanyaan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata.
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban tersebut dapat diberi skor:
Tabel 3.3
Setelah dilakukan pengukuran dengan skala likert dan dilakukan tabulasi
atas tanggapan responden dari masing-masing perusahaan, maka dari hasil
tabulasi data tersebut dapat dilihat jawaban minimum, maximum dan mean sebagai
pedoman untuk menginterpretasi hasil penelitian untuk mengetahui apakah setiap
variabel dapat dikatakan dalam kategori tertentu sesuai dengan nilai pada skala
likert.
3.2.5 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan
50
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2009:206).
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
desktiptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2009:206).
Data yang dikumpulkan merupakan data yang diperoleh dengan
menggunakan instrumen yang berupa kuesioner sehingga data yang ada harus
melalui uji validitas untuk mengetahui keabsahan suatu hasil penelitian dan uji
reliabilitas untuk mengetahui keandalan dari alat ukur yang digunakan.
3.2.5.1Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Data primer yang digunakan untuk penelitian harus akurat dan dapat
diandalkan sehingga hasil penelitian yang disimpulkan bisa diterima. Untuk
memastikan hal ini, data yang diperoleh tersebut harus diuji terlebih dahulu. Data
yang baik adalah data yang memenuhi syarat valid dan reliabel.
a. Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengukur apa yang ingin diukur atau alat
ukur yang digunakan mengenai sasaran. Menurut Sugiyono (2009:455)
51
“Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh
peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.”
Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat.
Suatu instrumen pengukur dikatakan valid apabila instrumen tersebut mengukur
apa yang diinginkan dan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti
secara tepat.
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan korelasi Rank Spearman, yang dituangkan dalam rumus sebagai
berikut:
r
s= 1
-
∑(Suharyadi dan Purwanto, 2009:333)
Keterangan:
rs = Koefisien Korelasi Spearman
Di = Selisih peringkat untuk setiap data
n = Jumlah sampel atau data
Selanjutnya, menurut prinsip metode statistika, nilai korelasi yang
diperoleh harus diuji terlebih dahulu untuk menyatakan apakah nilainya signifikan
atau tidak. Menurut Sugiyono (2009:178) syarat minimum untuk dianggap
memenuhi validitas adalah apabila r = 0,3. Jika korelasi antara butir dengan skor
52
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui keandalan dari alat
ukur yang digunakan. Dalam kuantitatif, suatu data dinyatakan reliabel apabila
dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama,
atau sekelompok data yang bila dipecah menjadi dua menunjukan data yang tidak
berbeda (Sugiyono, 2009:456). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
metode Koefisien Alpha Cronbach’s. Koefisien ini merupakan koefisien
reliabilitas yang paling sering digunakan karena koefisien ini menggambarkan
variasi dari item, baik untuk format benar atau salah atau seperti format pada skala
likert. Adapun rumusnya sebagai berikut:
r
11 =∑
(Husein Umar, 2008:58)
Keterangan:
= reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
σt2
= varian total
∑ σb2
= jumlah varian butir
Dimana hasil dari perhitungan Alpha Cronbach’s tersebut kemudian
dikonsultasikan dengan ketentuan bahwa suatu variabel dikatakan reliabel jika
53
3.2.5.2Transformasi Data (Method Successive of Interval)
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji statistik, yaitu
analisis regresi. Oleh karena data yang diperoleh dari lapangan berupa data yang
berskala ordinal (menggunakan skala likert), sedangkan analisis regresi
mensyaratkan data berskala interval, maka sebelum dilakukan analisis lebih lanjut
terlebih dahulu dilakukan transformasi data dari skala ordinal menjadi skala
interval dengan menggunakan Method Succesive of Interval (MSI). Menurut
Husein Umar (2008:168), langkah-langkah dalam transformasi data tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Tentukan frekuensi tiap skor pertanyaan. Untuk semua jawaban item
pertanyaan dihitung frekuensi jawabannya, berapa responden yang menjawab
untuk mendapatkan masing-masing skor 1,2,3,4 atau 5. Asumsikan alternatif
jawabannya hanya 5.
2. Tentukan proporsi (p) tiap skor jawaban dengan cara membagi frekuensi
dengan jumlah responden.
3. Tentukan proporsi (p) tiap skor jawaban secara kumulatif.
4. Hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif dari tiap skor dengan
menggunakan tabel distribusi normal.
5. Tentukan nilai densitas yang diambil dari nilai Z untuk setiap skor dengan
menggunakan tabel Densitas.
54
NS = (A-B) / (C-D)
Dimana :
A = nilai densitas pada skor sebelum skor yang diamati
B = nilai densitas pada skor yang diamati
C = nilai probabilitas kumulatif pada skor yang diamati
D = nilai probabilitas pada skor sebelum skor yang diamati
7. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus :
NT = NS + (1 + | Nsmin | )
Dimana | Nsmin | adalah harga mutlak NS yang paling kecil dari skor yang
tersedia.
3.2.5.3 Rancangan Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah prosedur yang didasarkan pada bukti sampel
yang dipakai untuk menentukan apakah hipotesis merupakan suatu pernyataan
yang wajar dan oleh karenanya tidak ditolak, atau hipotesis tersebut tidak wajar
dan oleh karena itu harus ditolak (Suharyadi dan Purwanto, 2009:82).
Model yang akan diuji dalam penelitian ini adalah pengaruh Total Quality
Management terhadap kinerja perusahaan dengan sistem penghargaan sebagai
variabel moderating. Karena dalam penelitian ini terdapat variabel moderasi yaitu
variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen, maka digunakan analisis regresi dengan uji
55
dimoderasi oleh sistem penghargaan dengan kinerja perusahaan. Persamaan
regresi dengan uji interaksi dituangkan dalam rumus sebagai berikut:
Y = a + bX + cZ + dXZ
(Husein Umar, 2008:142)
Keterangan :
Y = Kinerja Perusahaan
X = Total Quality Managemnt
Z = Sistem Penghargaan
XZ = Interaksi antara Xdengan Z
b, c, d = Koefisien Regresi
Hipotesis yang akan diuji dan dibuktikan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) H0 : sistem penghargaan tidak berpengaruh terhadap hubungan antara
Total Quality Management dengan kinerja perusahaan.
2) Ha : sistem penghargaan berpengaruh terhadap hubungan antara Total
Quality Management dengan kinerja perusahaan.
Setelah melakukan perhitungan menggunakan analisis regresi dengan uji
interaksi, dapat diketahui koefisien determinasi untuk mengetahui tinggi
rendahnya pengaruh suatu variabel ke variabel lainnya. (Sudjana, 2002:246),
rumus untuk koefisien determinasi adalah sebagai berukut:
56
Kemudian dapat dilihat pula hasil yang menentukan pengaruh variabel
moderating dalam hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen. Menurut Husein Umar (2008:142) untuk mengetahui apakah suatu
variabel menjadi variabel moderating, koefisien d harus signifikan berdasarkan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh
penerapan Total Quality Management terhadap kinerja perusahaan dengan sistem
penghargaan sebagai variabel moderating dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (R
Square) sebesar 0.866, yang berarti variabilitas kinerja perusahaan (Y) dapat
dijelaskan oleh Total Quality Management (X), sistem penghargaan (Z), dan
interaksi antara Total Quality Management dengan sistem penghargaan (XZ)
sebesar 86,6% sedangkan sisanya sebesar 13,4% dijelaskan oleh faktor lain di luar
model penelitian ini. Kemudian sistem penghargaan tidak berpengaruh terhadap
hubungan antara Total Quality Management dengan kinerja perusahaan BUMN di
kota Bandung yang memiliki sertifikat ISO, dimana dari hasil pengujian diketahui
bahwa variabel interaksi antara Total Quality Management dengan sistem
penghargaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja
perusahaan, maka dapat dikatakan bahwa variabel sistem penghargaan bukan
merupakan variabel moderating, sehingga hipotesis tidak teruji kebenarannya. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi variabel interaksi Total Quality
Management dengan sistem penghargaan (XZ) sebesar 0,383 lebih besar dari
101
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka
saran yang dapat diajukan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Penerapan Total Quality Management dan interaksi Total Quality
Management dengan sistem penghargan harus tetap dipertahankan, bahkan
sebaiknya ditingkatkan. Hal ini dikarenakan berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan kedua program tersebut berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan.
2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel yang
lebih besar agar hasil yang diperoleh dapat signifikan, dan mencari
faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan pengaruh penerapan Total Quality
Management terhadap kinerja perusahaan, seperti budaya organisasi.
3. Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan, namun semoga dapat
bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam praktik akuntansi
manajemen di Indonesia terutama yang berkaitan dengan desain akuntansi
manajemen dalam perusahaan yang menerapkan Total Quality
DAFTAR PUSTAKA
Aida Ainul Mardiyah dan Listianingsih. 2005. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja,Sistem Reward, dan Profit Center terhadap Hubungan Antara Total Quality Management dengan Kinerja Manajerial. SNA VIII. Solo.
Budi Nugraha. 2006. Pengaruh Persepsi Manajer Mengenai Total Quality Management dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial pada PT Dong Il Wigantara Metal. Skripsi yang tidak dipublikasi. Universitas Padjadjaran.
Dermawan Wibisono. 2003. Riset Bisnis (Panduan bagi Praktisi dan Akademisi).
Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Dwi Suhartini. 2007. Pengaruh Penerapan Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial dengan Budaya Organisasi sebagai Variabel Moderating pada PT Pertamina (Persero) UMPS V Surabaya. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Volume 8 Nomor 2.
Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana. 2004. Total Quality Management. Edisi Revisi. Yogyakarta. Andi Offset.
Hani T. Handoko. 2000. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia.
BPFE. Yogyakarta.
Henry Simamora. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi ke-3. Yogyakarta. STIE YPKN.
Husein Umar. 2008. Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Jakarta. Rajawali Pers.
Husein Umar. 2002. Strategic Management in Action. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
I Made Narsa dan Rani Dwi Yuniawati. 2003. Pengaruh Interaksi antara Total Quality Management dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial: Studi Empiris pada PT Telkom Divre V Surabaya. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.5, No.1 : 18-34.
Kaplan, R.S and D.P. Norton. 2000. Balanced Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Jakarta. Erlangga.
Moh. Nur Nasution. 2005. Manajemen Mutu Terpadu. Edisi ke-2. Jakarta. Ghalia Indonesia
Moh. Pabundu Tika. 2010. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta. Bumi Aksara.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Jakarta. Salemba Empat.
Nugraha Adhy Wardana. 2007. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja dan Penghargaan terhadap Keefektifan Penerapan Total Quality Management (Studi Kasus pada PT Purinusa Eka Persada). Skripsi yang tidak dipublikasi. Universitas Padjadjaran.
Sudjana. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. CV Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Ke-13. Bandung. CV Alfabeta.
Suharyadi dan Purwanto. 2009. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.
Jakarta. Salemba Empat.
Vincent Gaspersz. 2002. Total Quality Management. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
http://id.shvoong.com/business-management/1991154-pengembangan-konsep-manajemen-mutu-terpadu/
http://m.sindonews.com/read/2012/11/16/688783/mendorong-bumn
http://www.bumn.go.id/ptpn12/publikasi/rakor-kedeputian-bumn-transformasi-bisnis-dalam-rangka-peningkatan-value-perusahaan/