• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh tingkat Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Melaksanakan Kewajiban Perpajakannya (Studi pada Profesi Guru di Sekolah Kristen Pelita Bangsa).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh tingkat Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Melaksanakan Kewajiban Perpajakannya (Studi pada Profesi Guru di Sekolah Kristen Pelita Bangsa)."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the influence of educational level and spiritual quotient towards the tax payers compliance in fulfilling tax obligatory. The independence variables in this research are educational level and spiritual quotient, meanwhile the dependence variable in this research is tax payers compliance in fulfilling tax obligatory. The primary data, which were collected with convenience method, were obtained from spreading questionnaires to 55 teachers in Pelita Bangsa Christian School. From 55 questionnaires were spread, only 52 questionnaires can be used. The results obtained from partial tests show that both of educational level and spiritual quotient have significant influence towards tax payers compliance in fulfilling tax obligatory. Simultaneously, educational level and spiritual quotient has significant influence towards the tax payers compliance in fulfilling tax obligatory.

(2)

viii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan dan kecerdasan spiritual terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan dan tingkat kecerdasan spiritual, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang diambil dengan metode convenience sampling, yakni dengan cara menyebarkan 55 buah kuesioner kepada guru-guru di Sekolah Kristen Pelita Bangsa, dimana kuesioner yang dapat diolah adalah sebanyak 52 buah kuesioner. Hasil penelitian yang diperoleh dalam pengujian secara parsial menunjukkan bahwa baik tingkat pendidikan maupun tingkat kecerdasan spiritual memiliki pengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Secara simultan, tingkat pendidikan dan kecerdasan spiritual secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN…... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii

KATA PENGANTAR... iv

ABSTRACT... vii

ABSTRAK... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 6

1.3 Tujuan Penelitian... 7

1.4 Manfaat Penelitian... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS... 9

2.1 Kajian Pustaka... 9

2.1.1 Pajak... 9

2.1.1.1 Pengertian Pajak... 9

2.1.1.2 Fungsi Pajak... 11

(4)

x

Universitas Kristen Maranatha

2.1.2 Tingkat Pendidikan... 14

2.1.3 Tingkat Kecerdasan Spiritual... 17

2.1.4 Kepatuhan Wajib Pajak... 19

2.1.5 Kewajiban Wajib Pajak... 22

2.2 Kerangka Pemikiran... 24

2.3 Pengembangan Hipotesis... 24

BAB III METODE PENELITIAN... 26

3.1 Ruang Lingkup Penelitian... 26

3.2 Metode Penentuan Sampel... 26

3.3 Metode Pengumpulan Data... 27

3.4 Metode Analisis Data... 28

3.4.1 Uji Kualitas Data... 28

3.4.1.1 Uji Validitas... 28

3.4.1.2 Uji Realibilitas... 29

3.4.2 Uji Asumsi Klasik... 30

3.4.2.1 Uji Normalitas... 30

3.4.2.2 Uji Heteroskedastisitas... 30

3.4.2.3 Uji Multikoliniearitas... 31

3.4.3 Analisis Regresi Berganda... 31

3.4.4 Uji Hipotesis... 32

3.4.4.1 Uji Parsial (Uji T Statistik) ... 32

(5)

3.5 Definisi Operasional Variabel... 34

3.5.1 Variabel Independen... 34

3.5.1.1 Tingkat Pendidikan... 34

3.5.1.2 Tingkat Kecerdasan Spiritual ... 35

3.5.2 Variabel Dependen... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 36

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian... 36

4.2 Karakteristik Responden... 37

4.3 Analisis dan Pembahasan... 39

4.3.1 Hasil Uji Kualitas Data... 39

4.3.1.1 Hasil Uji Validitas... 39

4.3.1.2 Hasil Uji Realibilitas... 42

4.3.2 Hasil Uji Asumsi Klasik... 43

4.3.2.1 Hasil Uji Normalitas... 43

4.3.2.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 44

4.3.2.3 Hasil Uji Multikoliniearitas…... 45

4.3.3 Persamaan Regresi Berganda... 46

4.3.4 Hasil Uji Hipotesis... 47

4.3.4.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi... 47

4.3.4.2 Hasil Uji Parsial (Uji T Statistik)... 48

4.3.4.3 Hasil Uji Simultan (Uji F Statistik)... 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 53

(6)

xii

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Implikasi dan Saran……... 53

5.2.1 Implikasi... 53

5.2.2 Saran... 54

DAFTAR PUSTAKA... 56

LAMPIRAN... 58

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Model Hubungan Tingkat Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual

(8)

xiv

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 37

Tabel II Profil Responden Berdasarkan Usia... 38

Tabel III Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 38

Tabel IV Hasil Uji Validitas Tingkat Pendidikan... 40

Tabel V Hasil Uji Validitas Tingkat Kecerdasan Spiritual…... 40

Tabel VI Hasil Uji Validitas Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak... 41

Tabel VII Hasil Uji Realibilitas... 42

Tabel VIII Hasil Uji Normalitas... 43

Tabel IX Hasil Uji Heteroskedastisitas... 44

Tabel X Hasil Uji Multikolinearitas... 45

Tabel XI Hasil Uji Koefisien Determinasi... 47

Tabel XII Hasil Uji T Statistik... 48

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

(10)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak merupakan komponen terbesar dari penerimaan negara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja negara dalam rangka pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat dari susunan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Indonesia tahun 2013, dimana sebesar 77,99% pendapatan APBN Indonesia tahun 2013, atau sebesar Rp 1.192.994,1 miliar, diperoleh dari sektor penerimaan perpajakan. Angka ini meningkat sebesar 3,12% dibandingkan dengan APBN Indonesia tahun 2012, dimana sektor penerimaan perpajakan membiayai belanja negara sebesar 74,87% (http://www.anggaran.depkeu.go.id).

Mengingat besarnya kontribusi pendapatan pajak terhadap pendapatan negara, maka pemerintah Indonesia, dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak melakukan berbagai upaya untuk mengoptimalkan pendapatan pajak, yakni salah satunya dilakukan pada tahun 1984 dengan melakukan reformasi peraturan perundang-undangan perpajakan yang mengubah sistem pemungutan pajak dari official assessment system menjadi self assessment system.

(11)

Bab I: Pendahuluan 2

sedangkan dalam self assessment system inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada di tangan Wajib Pajak.

Agar dapat berjalan dengan lancar, pelaksanaan self assessment system harus didukung oleh tingkat kejujuran, kesadaran, dan kepatuhan dari Wajib Pajak, yang memiliki penghasilan di atas Penghasilan Kena Pajak (PTKP), untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Akan tetapi, pada kenyataannya tingkat kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak masih rendah. Hal ini tercermin dari catatan Ditjen Pajak dan didukung oleh data Badan Pusat Statistik (BPS), dari sekitar 60 juta Wajib Pajak orang pribadi yang

memiliki penghasilan di atas penghasilan tidak kena pajak (PTKP) baru

sekitar 25 juta Wajib Pajak orang pribadi yang membayar pajak, baik dengan

membayar secara sendiri atau dipotong pihak lain (Investor Daily Indonesia,

27 Mei 2013).

(12)

Bab I: Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha Menurut Supriyati dan Hidayati (2008) yang dikutip dari Debby Farihun Najib (2013), penerapan self assessment system tidak terlepas dari karakteristik Wajib Pajak, adapun karakteristik Wajib Pajak terkait dengan penerapan self assessment system dapat dilihat dari tingkat pendidikan, jenis penghasilan, tingkat penghasilan dan alam/masa kerja. Dilihat dari tingkat pendidikan, tingkat pendidikan rendah cenderung akan mempunyai sifat dalam bentuk perlawanan pasif karena Wajib Pajak tidak tahu tentang untuk apa, bagaimana, kapan, dan kepada siapa pajak harus dibayarkan. Sebaliknya, Wajib Pajak yang mempunyai pendidikan cukup tinggi cenderung mempunyai sikap dalam bentuk perlawanan aktif.

Menurut Dudi Wahyudi (2007) yang dikutip dari Susi Dianawati (2008), terdapat dua aspek perpajakan yang harus disosialisasikan untuk mengetahui dan memahami ketentuan perpajakan yang ada. Pertama, aspek kesadaran dan pemahaman tentang pajak. Dunia pendidikan merupakan alat yang tepat untuk memperkenalkan pengetahuan tentang pajak sehingga Wajib Pajak memiliki kesadaran dan kepatuhan membayar pajak semenjak dini. Aspek yang kedua yaitu, pengetahuan teknis dari perpajakan. Pengetahuan teknis dari perpajakan ini sebaiknya diberikan langsung kepada pihak-pihak yang akan melaksanakan kewajiban pajaknya. Misalnya, sosialisasi tentang pengisian SPT atau sosialisasi tentang perubahan peraturan pajak. Sosialisasi dari aspek ini nampaknya lebih cocok diberikan oleh kantor pajak.

(13)

Bab I: Pendahuluan 4

perpajakan yang berlaku. Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan masih banyaknya Wajib Pajak terutama orang pribadi yang mempunyai pekerjaan bebas tidak melakukan pembukuan dan memberikan peluang Wajib Pajak enggan melaksanakan kewajiban perpajakannya karena kurangnya pemahaman mereka terhadap sistem perpajakan yang diterapkan.

Akan tetapi, tingkat pendidikan yang tinggi saja tidak memberikan jaminan bahwa Wajib Pajak akan berperilaku etis dalam mematuhi kewajiban perpajakannya. Banyak dari Wajib Pajak yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi menyalahgunakan kemampuannya untuk melakukan berbagai tindak kecurangan perpajakan sehingga Wajib Pajak tersebut membayar pajak lebih sedikit dari yang seharusnya. Hal ini terbukti dari terkuaknya berbagai kasus tindak pidana di bidang perpajakan yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.

Oleh karena, selain tingkat pendidikan yang tinggi dibutuhkan juga tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi untuk mencegah Wajib Pajak melakukan tindak kecurangan perpajakan. Tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan kejujuran dan tindakan etis Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

(14)

Bab I: Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha Disinilah pentingnya letak kesadaran spiritual dalam mendorong kepatuhan Wajib Pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya.

Menurut Fathul (2007) yang dikutip dalam Arsinawati (2010), seseorang, atau dalam konteks ini adalah Wajib Pajak, yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi akan mampu untuk bertindak atau berperilaku etis dalam melaksakan kewajiban perpajakannya.

Dengan dimilikinya pemahaman akan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, tata cara perhitungan pajak, serta tata cara pengisian dan pelaporan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT Pajak) yang diikuti oleh kejujuran dan perilaku etis Wajib Pajak, diharapkan dapat berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, sehingga pada akhirnya pendapatan pajak negara pun akan lebih optimal.

(15)

Bab I: Pendahuluan 6

Kinerja Pelayanan Perpajakan, dan Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Motivasi Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan”. Topik penelitian ini penting untuk diteliti karena peneliti ingin menguji pengaruh tingkat pendidikan dan spiritual terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Untuk itu penulis tertarik untuk menelitinya dengan judul “Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam

Melaksanakan Kewajiban Perpajakannya (Studi pada profesi guru di

Sekolah Kristen Pelita Bangsa)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya secara parsial?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat kecerdasan spiritual Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya secara parsial?

(16)

Bab I: Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha 1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya secara parsial.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat kecerdasan spiritual Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya secara parsial.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan dan kecerdasan spiritual Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya secara simultan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Bagi Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak, penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam upayanya mencari solusi mengoptimalkan penerimaan pajak negara, khusunya Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi.

(17)

Bab I: Pendahuluan 8

3. Bagi Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan atau referensi bagi penelitian sejenis di masa yang akan datang.

(18)

53

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untk menguji pengaruh tingkat pendidikan dan kecerdasan spiritual terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis terhadap data, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Variabel tingkat pendidikan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. 2. Variabel tingkat kecerdasan spiritual secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.

3. Variabel tingkat pendidikan dan kecerdasan spiritual bersama-sama secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.

5.2 Implikasi dan Saran 5.2.1 Implikasi

(19)

Bab V: Simpulan dan Saran 54

untuk meningkatkan kemampuan intelegensianya sehingga Wajib Pajak tersebut dapat memahami peraturan pajak yang berlaku, serta apa saja yang menjadi hak dan kewajibannya dalam bidang perpajakan. Tingkat kecerdasan spiritual mampu membantu Wajib Pajak untuk meningkatkan etika dan kejujurannya sehingga Wajib Pajak tersebut akan mematuhi kewajiban perpajakannya dan menahan dirinya untuk tidak melakukan penyimpangan pajak. Dengan demikian penghasilan pemerintah yang berasal dari sektor perpajakan akan lebih optimal karena Wajib Pajak akan patuh melaksanakan kewajiban perpajakannya.

5.2.2 Saran

(20)

Bab V: Simpulan dan Saran 55

Universitas Kristen Maranatha mereka bayarkan digunakan dengan semestinya untuk kepentingan masyarakat dan bukan untuk kepentingan sebagian golongan, sehingga masyarakat pun akan terpacu untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Agusti, Asri Fika dan Vinola Herawaty. (2009). Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak Yang Dimoderasi Oleh Pemeriksaan Pajak Pada KPP Pratama. Makalah Simposium Nasional Akuntansi 12, Palembang.

Arsinawati. (2010). Pengaruh Kemampuan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Sikap Etis Fiskus. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Budi, Chandra. (2013). PR Pajak Menkeu Baru. Investor Daily, 27 Mei 2013 diakses dari http://www.investor.co.id/home/pr-pajak-menkeu-baru/61628 pada tanggal 23 September 2013.

Darmowuyono, Winarno. (2008). Rahasia Kecerdasan Spiritual. Jakarta: PT. Sangran Paran Media.

Dianawati, Susi. (2008). Analisis Pengaruh Motivasi dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Ghania, Nurul. (2010). Analisis Pengauh Kecerdasan Spiritual, Kinerja Pelayanan Perpajakan, dan Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Motivasi Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Ghozali, Imam. (2008). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hartono, Jogiyanto. (2012). Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Edisi 5. Yogyakarta: BPFE.

Hasan, M Tholhah. (2005). Islam dan Masalah SDM. Jakarta: Lantabora Press.

Najib, Debby Farihun. (2013). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Prang Pribadi dalam Membayar Pajak Penghasilan. Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Brawijaya, Malang.

Resmi, Siti. (2011). Perpajakan: Teori dan Kasus. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat. Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis. Edisi 2. Yogyakarta: Andi.

(22)

57

Universitas Kristen Maranatha Supriyati, & Hidayati, Nur. (2008). Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Persepsi

Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Skripsi Fakultas Ekonomi. STIE Perbanas, Surabaya.

Syah, Muhibbin. (1997). Psikologi Pendekatan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pelajaran ini, anda akan diperkenalkan dengan beberapa singkatan yang sudah lazim dipakai di kalangan bisnis, beberapa humor Austrralia dengan catatan latarbelakang

lurus pada titik ”, ”, dimana merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat kepuasan, sedangkan Y merupakan rata-rata dari rata-rata tingkat

halang kab.bogor.

dengan berbagai variasi arah dan gerak serta melakukan dengan berbagai variasi arah dan gerak serta melakukan gerakan secara individu, berpasangan maupun beregu.. gerakan

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas anugrah, berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik hingga dapat menyusun laporan yang

[r]

Suaka Margasatwa Kuala Lupak (SMKL) merupakan salah satu habitat bekantan di Kalimantan Selatan. Degradasi habitat akibat konversi mangrove menjadi areal budidaya di SMKL saat

StatsModels, which we used for linear regression in “StatsModels” on page 130 , also provides functions for time series analysis, including acf , which computes the auto‐