• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Minyak Atsiri dan Losion Minyak Lavender (Lavandula angustifolia) Sebagai Repelen Terhadap Aedes aegypti Pada Manusia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Minyak Atsiri dan Losion Minyak Lavender (Lavandula angustifolia) Sebagai Repelen Terhadap Aedes aegypti Pada Manusia."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EFEKTIFITAS MINYAK ATSIRI DAN LOSION MINYAK LAVENDER (Lavandula angustifolia) SEBAGAI REPELEN TERHADAP Aedes agypti

PADA MANUSIA

Raden Alvin Kurnia Putra, 1310217

Pembimbing I : Prof. Dr. Susy Tjahjani, dr., M.kes. Pembimbing II : Ellya Rosa Delima, dr., M.kes.

Demam berdarah dengue ditularkan melalaui cucukan nyamuk Aedes agypti. Repelen sintetik DEET (Diethyltoluamide) mengandung bahan kimia yang dapat menimbulkan efek samping yang merugikan bagi manusia. Tanaman lavender (lavandula angistifolia) dapat digunakan sebagai penganti repelen sintetik. Tujuan dari penelitian ini untuk menilai efektivitas repelen minyak atsiri lavender (MAL) dan losion minyak lavender (LML) dan membandingkannya kedua efektivitasnya. Desain penelitian bersifat eksperimental laboratorik dengan cross over design dan wash out 1 hari, menggunakan MAL dan LML 15%. Durasi repelen di uji dengan metode Fradin dan Day. Subjek penilitan masing-masing mendapat empat perlakuan berbeda (n=4), menggunakan DEET 13%, MAL, LML, dan basis losion. Dengan hewan coba Aedes agypti betina yang berumur 7-24 hari.

Data yang diukur adalah durasi (menit) sejak lengan masuk ke dalam kandang penelitian sampai nyamuk hinggap ke lengan subjek selama 2-5 detik. Analisis data rerata durasi (menit) diolah menggunakan ANAVA, dilanjutkan uji Tukey HSD dengan α=0,05, kemaknaan berdasarkan nilai p<0,05.

Hasil penelitian rerata durasi MAL (65,558 menit) dan LML 15% (131,408 menit) didapatkan (p≤0,01) terhadap kontrol negatif (0,366 menit). Dan hasil (p≤0,01) ditunjukan dari hasil LML 15% terhadap MAL.

Simpulan hasil penelitian ini adalah MAL dan LML 15% efektif sebagai repelen Aedes agypti dan LML 15% lebih efektif dari MAL.

Kata Kunci : minyak atsiri lavender, losion minyak lavender, repelen, Aedes

(2)

v

ABSTRACT

THE EFFECTIVITY OF LAVENDER ESSENTIAL OIL AND LAVENDER

OIL LOTION (Lavandula angustifolia) AS REPELEN AGAINTS AEDES

AEGYPTI IN HUMAN

Raden Alvin Kurnia Putra, 1310217

1st Tutor : Prof. Dr. Susy Tjahjani, dr., M.Kes. 2nd Tutor : Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes.

Dengue hemorrhagic fever transmitted by the bites of Aedes agypti mosquito.

Synthetic repelen’s (Diethyltoluamide) may cause harmful side effects to humans. Lavender plants (lavandula angustifolia) can be used to replace synthetic repelen. The purpose of this research is to assess the effectivity of lavender essential oil (LEO) and lavender oil lotion (LOL) as repellent and to compare which one is more effective as repellent.

The research was real laboratory experimental with cross over design, one day wash out using LEO and 15% LL, tested by Fradin and Day methods, subjects (n=4) got 4 different treatments, used 13% DEET, LEO, LOL, and Basic Lotion and as animal experiment used 7-24 days old female Aedes agypti.

Repelen durability measured since arm inserted into the cage until the first mosquito alight for 2-5 seconds. Data analyzed by ANOVA, followed by Tukey

HSD with α=0,05, statistical significance p<0,05.

The results showed average duration of LEO (65,558 minute) and 15% LOL

Key word : lavender essential oil, lavender oil lotion, repellent, Aedes aegypti

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Manfaaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 4

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 4

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 4

1.6 Hipotesis ... 5

BAB II ... 6

TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Nyamuk Secara Umum ... 6

(4)

ix

2.2.4 Siklus hidup Aedes Agypti ... 10

2.2.5 Aedes Aegypti Sebagai Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue ... 12

2.3 Demam Berdarah Dengue ... 12

2.3.1 Epidemiologi ... 13

2.3.2 Etiologi... 14

2.3.3 Diagnosis ... 14

2.3.4 Laboratorium ... 16

2.3.5 Pengobatan ... 16

2.3.6 Pencegahan Demam berdarah Dengue ... 17

2.4 Repelen ... 18

2.4.1 Repelen Sintetik DEET ( N,N-diethyl-m-toluamide) ... 18

2.4.2 Repelen Alami ... 20

2.5 Losion Sebagai repelen... 20

2.5.1 Pemakaian Losion Pada kulit ... 21

2.5.2 Komponen Penyusun Losion ... 21

2.6 Lavender ( Lavandula angustifolia) ... 21

2.6.1 Taksonomi Lavender ... 22

2.6.2 Kandungan Kimia ... 22

2.6.3 Manfaat ... 22

2.6.4 Efek samping minyak lavender... 22

BAB III ... 24

BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Alat, Bahan, dan Subjek Penelitian ... 24

3.1.1 Alat Dan Bahan ... 24

3.2 Subjek Penelitian ... 25

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

3.4 Metode Penelitian ... 25

3.4.1 Desain Penelitian ... 25

3.4.2 Variabel Penelitian ... 25

3.4.3 Perhitungan Besar Sampel ... 26

(5)

3.5 Persiapan dan Prosedur Penelitan ... 26

3.5.1 Persiapan Penelitian ... 26

3.5.1 Prosedur penelitian ... 28

3.5 Metode Analisis ... 29

BAB IV ... 31

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1 Hasil Penelitian ... 31

4.2 Pembahasan ... 34

4.3 Pengujian Hipotesis ... 35

BAB V ... 38

SIMPULAN DAN SARAN ... 38

5.1 Simpulan ... 38

5.2 Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39

Lampiran 1 ... 42

(6)

xi

DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambaran Nyamuk Secara Umum ... 7

2.2 Siklus Hidup Nyamuk Aedes agypti ... 10

2.3 Telur Nyamuk Aedes agypti ... 11

2.4 Larva Nyamuk Aedes agypti Dalam Air ... 11

2.5 Pupa Aedes agypti Dalam Air ... 12

2.6 Gambaran Penyebaran Virus Dengue ... 13

2.7 Pengobatan Dengue Hemmoragic Fever ... 17

2.8 Struktur Kimia DEET ... 19

2.9 Lavandula angistifolia ... 22

(7)

DAFTAR TABEL

4.1 Durasi daya repelenberbagai kelompok perlakuan ... 31

4.2 Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk ... 32

4.3 Hasil ANAVA rerata durasi daya repelen... 32

(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Analisis Data (SPSS) ... 41

Lampiran 2. Kandungan Minyak Atsiri Lavender pada Penelitian...43

Lampiran 3. Bagan Prosedur Kerja Metode Fradin dan Day ... 44

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian ... 45

Lampiran 5. Surat Putusan Komisi Etik ... 47

Lampiran 6. Contoh Formulir Informed Consent ... 48

Lampiran 7. Bahan dan cara pembuatan losion ... 50

(9)
(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam Berdarah Dengue (DBD) pada dekade terakhir menjadi masalah

kesehatan global, ditandai dengan meningkatnya kasus DBD di dunia. World

Health Organization (WHO) melaporkan lebih dari 2,5 milyar atau dua perlima

populasi di dunia berisiko terinfeksi virus dengue. DBD yang biasa disebut

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) merupakan satu dari beberapa penyakit

menular yang menjadi masalah kesehatan terutama negara berkembang (Juniarti,

2012).

Indonesia merupakan wilayah endemis beragam penyakit tropis, diantaranya

adalah demam berdarah dengue (DBD) penyakit yang di tularkan oleh vektor

nyamuk Aedes aegypti. Penyakit DBD merupakan penyakit tropik yang paling

banyak dilaporkan di lebih dari 100 negara dan 2,5 miliar penduduk dunia

bermukim di daerah endemik dengue. Negara kepulauan Indonesia yang terdiri

atas ribuan pulau-pulau kecil dan lima pulau besar juga mengalami musim kering

serta musim hujan dengan masa transisi pada bulan September. Selama masa

transisi sumur dan genangan air ditemukan di mana-mana dan menguntungkan

untuk pemeliharaan siklus hidup nyamuk. Terjadinya peningkatan populasi

nyamuk Aedes sp menyebabkan meningkatnya kasus demam berdarah. Daerah

terbesar penderita demam berdarah adalah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta

yang melaporkan lebih dari 25 ribu kasus DBD sepanjang tahun 2008 (Juniarti,

2011).

Pencarian metode-metode baru untuk membasmi sumber penularan penyakit

demam berdarah sangat penting dan mendesak, karena penyakit ini telah menulari

200 juta orang dan membunuh 1 juta orang setiap tahun di seluruh dunia.

Alternatif pendekatan untuk kontrol nyamuk adalah dengan menggunakan bahan

alami yang umumnya punya sifat mudah terurai dan tidak toksik. Hal ini

(11)

dilakukan karena pemakaian repelan berbahan aktif kimia saat ini dilaporkan

mempunyai efek samping yang membahayakan kesehatan, seperti penggunaan

diethiltholuamida (DEET) yang dapat menimbulkan hypersensitivity pneumonitis.

Dan beberapa bahaya penggunaan DEET terhadap kesehatan diantaranya dapat

menimbulkan keracunan pada anak, bahaya pada ibu hamil dan menyusui, iritasi

pada mata dan kulit, kerusakan genetik serta dapat membahayakan hewan

peliharaan . Environmental Protection Agency (EPA) juga telah mengklasifikasi

DEET sebagai zat yang berpotensi sebagai karsinogenik (Juniarti, 2011).

Lavender (Lavandula angustifolia) merupakan salah satu tanaman yang dapat

digunakan sebagai insektisida dan repelen alami, karena efektif pengendalikan

serangga (nyamuk). Hal ini disebabkan tanaman lavender mempunyai zat kimia

yang menimbulkan aroma yang tidak disenangi oleh nyamuk (Nindatu, 2011).

Minyak atsiri dikenal juga dengan nama minyak eteris atau minyak terbang

(ethereal oil, volatile oil) yang dihasilkan oleh tumbuhan dan memiliki aroma

yang khas dari tumbuhan tersebut. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu

kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai wangi sesuai dengan bau

tumbuhan penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut

dalam air (Pratama, 2016)

Dalam penelitian RUI et al. (2003) menyatakan cara yang menghindari nyamuk

yang paling baik adalah dengan pemakaian antinyamuk berbentuk losion yang

dapat melindungi tubuh dari gigitan nyamuk. Hampir semua losion anti nyamuk

yang beredar di Indonesia berbahan aktif DEET (Diethyltoluamide) yang

merupakan bahan kimia sintetis beracun dalam konsentrasi 10-15% (Kardinan,

2007).

Di Kanada dikatakan bahwa suatu repelen dapat didaftarkan untuk digunakan

di Kanada jika zat tersebut memberikan proteksi selama minimal 30 menit setelah

(12)

3 1.2 Identifikasi Masalah

1. Apakah minyak atsiri lavender efektif digunakan sebagai repelen Aedes

aegypti.

2. Apakah losion minyak lavender efektif digunakan sebagai repelen Aedes

aegypti.

3. Apakah losion minyak lavender lebih efektif dibandingkan dengan minyak

atsiri lavender sebagai repelen Aedes agypti.

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud : Untuk mengetahui efektivitas repelen alami dari sediaan minyak

atsiri dan losion minyak lavender.

Tujuan :

1. Mengetahui minyak atsiri lavender efektif digunakan sebagai repelen

terhadap nyamuk Aedes aegypti.

2. Mengetahui losion minyak lavender efektif digunakan sebagai repelen

terhadap nyamuk Aedes aegypti.

3. Mengetahui apakah losion minyak lavender lebih efektif dari minyak atsiri

lavender sebagai repelen terhadap nyamuk Aedes aegypti.

1.4 Manfaaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan

referensi tentang efektivitas repelen alami khususnya lavender sebagai repelen

nyamuk Aedes aegypti.

(13)

1.4.2 Manfaat Praktis

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi pada

masyarakat dan praktisi kesehatan mengenai durasi waktu pemakaian tanaman

lavender sebagai rapelen alami pada nyamuk Aedes aegypti.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Nyamuk adalah mahluk hidup yang di temukan di seluruh dunia kecuali

Antartika, dan hanya nyamuk betina yang menghisap darah untuk makan tiap 3-4

hari. Disisi lain nyamuk jantan adalah pemakan nektar. Stimulus yang berperan

dalam menarik perhatiannya; visual, thermal, dan olfaktorial. Olfaktorial menjadi

yang paling berperan. Terdapat 100 jenis senyawa yang terdeteksi dalam nafas

manusia dan 300 senyawa yang terdeteksi hasil metabolisme. CO2 dan Asam

laktat adalah dua senyawa yang paling menarik nyamuk. CO2 menyediakan

penarik perhatian nyamuk melalui udara dalam jarak jauh dan dapat dideteksi

dalam 36 meter. Asam laktat adalah senyawa yg menarik perhatian nyamuk yang

dideteksi oleh kemoreseptor pada antena nyamuk. Kemoreseptor ini diketahui

dihambat oleh DEET (Fradin, 1998).

Tanaman lavender juga mempunyai kandungan aktif berupa Linalil asetat,

Linalol, 1,8-Cineole, Camphor, Ursolic acid, Oleanolic acid yang bersifat sebagai

rerpelen (penolak serangga) dengan cara kerja sebagai racun kontak dan racun

pernapasan (Nindatu, 2011).

Penelitian terhadap repelen alami digunakan dengan pendekatan-pendekatan,

(14)

5

Losion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai pelindung.

Konsistensi yang dihasilkan memungkinkan pemakaian yang cepat dan merata

pada permukaan kulit, sehingga mudah menyebar dan dapat segera kering setelah

pengolesan serta meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit (Utomo, 2014).

1.6Hipotesis

1. Minyak atsiri lavender efektif digunakan sebagai repelen terhadap nyamuk

Aedes aegypti.

2. Losion minyak lavender efektif digunakan sebagai repelen terhadap nyamuk Aedes aegypti.

3. Losion minyak lavender lebih efektif dibandingkan dengan minyak atsiri

lavender sebagai repelen terhadap nyamuk Aedes agypti pada manusia.

(15)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Minyak Atsiri lavender efektif digunakan sebagai repelen terhadap nyamuk

Aedes agypti

2. Losion minyak lavender 15% efektif digunakan sebagai repelen terhadap

nyamuk Aedes agypti

3. Losion minyak lavender 15% lebih efektif dibandingkan dengan minyak atsiri

lavender sebagai repelen terhadap nyamuk Aedes agypti pada manusia.

5.2 Saran

Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan :

1. Menggunakan losion minyak lavender dengan konsentrasi lebih dari 15%

2. Durasi daya repelen minyak atsiri lavender terhadap nyamuk dengan

genus dan spesies lain

3. Menggunakan sedian lain selain losion

4. Penelitian lain mengenai manfaat lain dari minyak atsiri lavender selain

sebagai repelen

5. Penelitian lain mengenai efek samping dari penggunaan minyak atsiri

(16)

EFEKTIVITAS MINYAK ATSIRI DAN LOSION

MINYAK LAVENDER (Lavandula angustifolia)

SEBAGAI REPELEN TERHADAP

Aedes aegypti PADA MANUSIA

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

RADEN ALVIN KURNIA PUTRA

1310217

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(17)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat serta karunia-Nya sehingga

Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Karya Tulis Ilmiah dengan

judul “EFEKTIVITAS MINYAK ATSIRI DAN LOTION LAVENDER (Lavandula

angustifolia) SEBAGAI REPELEN TERHADAP Aedes aegypti PADA MANUSIA”

ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk kelulusan dalam memperoleh gelar

sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Penulis banyak mendapatkan bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai

pihak dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, untuk itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Susy Tjahjani, dr., M.Kes. dan Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes.

selaku pembimbing utama dan pembimbing pendamping yang telah

memberikan bimbingan dan arahan serta kesediaannya dalam meluangkan

waktu untuk membimbing penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat

diselesaikan dengan baik.

2. Bapak Suyitno selaku Staf Laboratorium Entomologi SITH ITB.

3. Bapak Samuel selaku Staf Laboratorium Parasitologi FK UKM.

4. Regina Amalia Putri dan Rizkia Ananda selaku rekan satu penelitian yang

telah memberikan semangat serta kerjasamanya dalam karya tulis ilmiah

ini.

5. Dila Fadila yang telah mendampingi dan memberi motivasi kepada penulis

dari awal hingga akhir hingga karya tulis ilmiah ini selesai dikerjakan.

6. Sahabat penulis yaitu Alifah Dania, Ardeliana Rizkita, Dwinan Rahmandi,

(18)

vii

8. Kedua orang tua penulis Rd. Kurnia Hidayat, SE. dan Ir. Dade Rufaidah

serta adik dari penulis Levana Safira yang telah memberikan dukungan

moril dan materil dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen

Maranatha khususnya angkatan 2013 yang telah memberikan semangat

dan dukungan kepada penulis.

10.Semua pihak yang telah membantu yang namanya tidak dapat disebutkan

satu-persatu.

Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita

semua di kemudian hari.

Bandung, November 2016

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Agusta A. (2000). Minyak Atsiri Tumbuhan Tropica Indonesia. (1, Ed.). Bandung:

Penerbit ITB.

Anita, F. dias. (2015). REPELEN ACTIVITY TEST OF ESSENTIAL OIL OF

BASIL LEAVES ( Ocimum basilicum ( L .) f . Citratum Back ) AGAINST

Aedes aegypti LOTION AND PHYSICAL CHARACTERISTICS TESTS OF

THE LOTION. Traditional Medicine Journal, 20(May), 91–97.

Axe J, (2014). 7 Lavenders oil benefits for healing., https://drake.com/lavender-oil-benefits/#mobile-menu., September 23th , 2016.

Bagus, P. (2011). AEDES AEGYPTI AS DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER

VECTOR.

BROWN, H., & NEVA, F. (1994). Basic Clinical Parasitology (6th ed.). Aplleton

& Lange.

Caroline, C. (2005). Repellet factsheet. JOURNAL OF PESTICIDE, 25(3), 10–14.

CDC. 2012. Life cycle: the mosquito., http://www.cdc.gov/dengue/ resources/ fact

Sheets/MosquitoLifecycleFINAL.pdf., 6 November 2015.

____.2014. Dengue Homepage: Entomology and Ecology., http://www.cdc.gov/

Dengue /entomologyEcology/index.html., 5 November 2015.

____. 2015. Dengue Homepage: Photos/Infographics., http://www.cdc.gov/

dengue/training/dengue101.html#Images., 5 November 2015.

Dhaliwal, G. S., & Biopesticide, I. (2008). Essential Oils as Green Pesticides : Potential and Constraints. Biopesticide, 2008, 63–84.

(20)

40

Fradin, M. S. (1998). Mosquitoes and mosquito repelens: a clinician’s guide.

Annals of Internal Medicine, 128, 931–940. http://doi.org/10.7326/0003-4819-128-11-199806010-00013

Fradin, M. S., & John, D. (2002). COMPARATIVE EFFICACY OF INSECT

REPELENS AGAINST MOSQUITO BITES, 347(1), 13–18.

Gunawan. (2004). Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) (1st ed.). Jakarta: Penebar

Swadaya.

HARDWOOD, R., & JAMES, M. (1979). Entomology In Human And Animal

Health (7th ed.). New York: mc milan pub USA.

Heal JD. (2000) . Repellent Fact Sheet. Department of Environmental Biology

University of Guelph, Ontario.

Henley D V, Lipson N, Korach K S, Bloch C A. 2007. Prepubertal gynecomastia

linked to lavender and tree oils. New England Journal Medicine,

356(5):479-85.

JAMES, M., & HARDWOOD, R. (1969). Herm’s Medical Entomology (6th ed.).

New York: The macmillan Company USA.

Juniarti, S. (2011). Destilasi minyak atsiri daun surian sebagai krim pencegah

gigitan nyamuk. Makara Sains, 15(1), 38–42.

Kardinan,A. (2007). Potensi selasih sebagai repelen terhadap nyamuk. Jurnal

Litri, 13(2), 39–43

Keri, L. (2007). EPIDEMIOLOGI DAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH

DENGUE(DBD) DI INDONESIA. Farmaka, 5(3), 12–29.

Nindatu. (2011). M lluca medica. Molucca Medica, 4(1), 19–27.

Pratama D, Bawa I, Gunawan I. (2016). ISOLASI DAN IDENTIFIKASI

SENYAWA MINYAK ATSIRI DARI TUMBUHAN SEMBUKAN (Paederia

foetida L.) DENGAN METODE KROMATOGRAFI GAS-SPEKTROSKOPI

MASSA (GC-MS). JURNAL KIMIA, 10(1). 149-154.

Roy, A. (2014). Essential Oil Repelens- A short Review, 6(2), 20–27.

SAMBEL, D. (2009). Entomologi Kedokteran (1st ed.). ANDI YOGYAKARTA.

(21)

Siti, S. (2014). BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM. (S. SITI, Ed.) (VI).

Jakarta: INTERNA PUBLISHING.

SOEDARTO. (1992). ENTOMOLOGI KEDOKTERAN (1st ed.). Surabaya.

SOEDARTO. (2008). Entomologi Kedokteran. Surabaya: Airlangga University

Press Surabaya.

Tjahjani, S. (2008). Daya Repelen Beberapa Minyak Esensial dan Deet terhadap

Culex. JKM, 2(7), 1–8.

Utomo, P. (2014). PERBANDINGAN DAYA PROTEKSI LOSION ANTI

NYAMUK DARI BEBERAPA JENIS MINYAK ATSIRI TANAMAN

PENGUSIR NYAMUK. BIOPROPAL INDUSTRI, 5 NO 2, 79–84.

VIQAR, Z. (Ed.). (2011). ATLAS PARASITOLOGI KEDOKTERAN (2nd ed.).

Jakarta.

WHO. (2012). Guidelines for Dengue Surveillance and Mosquito Control

Western Pacific Education in Action Series No. 8. Manila (PH): Regional

Office for the Western Pacific WHO.

_____. 1997. Dengue haemorrhagic fever: Diagnosis, treatment, prevention, and

control. 2nd ed. Geneva: WHO.

_____. 2011. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue

and Dengue Haemorrhagic Fever Revised and expanded edition. India: World

Yamaguchi, T. (2011). PARASITOLOGI KLINIK (1st ed.). J: PENERBIT BUKU

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol limbah hasil penyulingan minyak nilam sebagai repelen terhadap nyamuk Aedes aegypti beserta

Repelen alami berasal dari tanaman yang mengandung minyak atsiri (volatile oil/essential oil) antara lain lavender (Lavandula officinalis L), rosemary

Setelah dilakukan uji penjajagan pada minyak atsiri daun urang aring (Eclipta prostrata L.) sebagai bahan aktif losion antinyamuk Aedes aegypti L., maka didapat nilai IC

Bagaimana pengaruh kadar minyak bunga lavender (2,5%, 5%, 7,5%) dan minyak kulit buah jeruk nipis (2%) dengan fase minyak VCO 2,5% dalam losion terhadap aktivitas penolak nyamuk

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas anti nyamuk pada minyak atsiri daun kenikir ( Cosmos caudatus ) dalam membunuh nyamuk Aedes aegypti dengan

Mekanisme repellent dari minyak atsiri herba kemangi terhadap nyamuk Aedes aegypti yaitu, setelah disemprotkan minyak atsiri herba kemangi yang terkandung dalam formulasi

Hasil penelitian menunjukkan minyak atsiri daun kenikir memiliki aktivitas terhadap kematian nyamuk Aedes aegypti dengan metode semprot dengan persentase

tanaman dapat menghasilkan minyak atsiri dari daun Obat nyamuk losion merupakan salah satu cengkeh diantaranya yaitu eugenol dan terbukti alternatif insektisida yang