ANALISIS JENIS POHON BUAH PAKAN DI SEKITAR SARANG ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii) DI HUTAN PRIMER
DAN SEKUNDER TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER RESORT SEI BET UNG, S UMATE RA UTARA
Oleh:
Indah Widiani NIM 4103220017 Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala
berkah dan rahmat-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Jenis Pohon Buah Pakan di Sekitar Sarang Orangutan Sumatera (Pongo abelii) di Hutan Primer dan Sekunder Taman Nasional Gunung Leuser Resort Sei Betung, Sumatera Utara”.
Ucapan terima kasih terkhusus untuk orangtua tercinta, Ayah (Sutrisman)
dan Ibu (Ratmini) serta kepada adik-adikku tersayang (Novia Tresnawati dan Rico
Tri Wardhana) yang selalu mendukung dan mendoakan penulis selama masa
perkuliahan dan mendoakan penulis selama masa perkuliahan hingga sampai
penyusunan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ribuan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini antara
lain kepada Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi
saya, Bapak Drs. Tri Harsono, M.Si selaku dosen pembimbing akademik saya
sekali gus ketua J urusan Bi ologi dan Bapak Drs. Laz uardi, M.Si,
Bapak Drs . Hudson Sidabutar, M.S, dan Bapak Syarifuddin, M.Sc, Ph.D
selaku dosen penguji saya dan seluruh dosen pengajar di Program Studi Biologi
dan para stafnya, dan terkhusus untuk seluruh jajaran petinggi di Universitas
Negeri Medan. Terima kasih untuk bimbingan dan nasihet yang membangun
untuk penelitian saya dan juga kegiatan akademik saya.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Andi Basrul
selaku Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara, dan
seluruh staf BBTNGL Sumatera Utara yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian di Resort Sei Betung.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Panut
Hadisiswoyo, SS, MA, M.Sc selaku Founding Director dan Mr. Gary sebagai
Donatur Yayasan Orangutan Sumatera Lestari OIC (YOSL-OIC) dan seluruh staf
vi
Hasan Basri selaku Ketua KETAPEL (Kelompok Tani Pelindung Leuser), kepada
Bg Ari selaku manager restorasi dan Bg Rio Ardi selaku kordinator lapangan di
Resort Sei Betung yang telah memberikan banyak motivasi dan dukungan kepada
saya dalam menyelesaikan skripsi ini, kepada Bg Alphin yang banyak membantu
saya dalam pembuatan peta penelitian dan kepada Pak Wagiman, Bg Komar, Bg
Satrya dan Bg AY yang telah banyak membantu selama penelitian.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan terkhusus untuk Darsimah Br
Siahaan, teman yang mendampingi saya dalam suka dan duka dari awal hingga
akhir penulisan skripsi ini, juga kepada teman-teman terbaik saya (Chairani,
Anggita Ramadani, Juli Handayani, Asri Elvina dan Irma Febrianty), dan
teman-teman seperjuangan di Biologi Nondik 2010 (Astrid siska, Habibullah, Safrizal
Dalimunthe, Julaili irni, Khairunnisa, Rizky Ananda Utari, M. Hamzah, Ananda,
Febri, Eka, Ulfa, Nurhidayah, dll). Dan untuk adik tercinta Marwan Syahputra
(Biologi Nondik B 2012) yang banyak membantu penulis dalam penelitian.
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif demi perbaikan di
masa mendatang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terima
kasih.
Medan, Maret 2014
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Abstract iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Ruang Lingkup 4
1.3.Identifikasi Masalah 4
1.4.Batasan Masalah 5
1.5.Rumusan Masalah 5
1.6.Tujuan Penelitian 6
1.7.Manfaat Penelitian 7
1.8.Definisi Operasional 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 9
2.1. Kajian Pustaka 9
2.1.1. Sebaran Orangutan 9
2.1.2. Habitat Orangutan 10
2.1.3. Aktivitas Makan Orangutan 11
2.1.4. Jenis Tumbuhan Pakan Orangutan 12
2.1.5. Tempat Bersarang Orangutan 16
2.1.6. Hutan Primer dan Hutan Sekunder 18
2.2. Kerangka Berpikir 20
BAB III. METODE PENELITIAN 22
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 22
3.2. Populasi dan Sampel 22
3.3. Alat dan Bahan 22
3.4. Jenis Penelitian 23
3.5. Teknik Pengumpulan Data 23
3.5.1. Metode Sampling 23
3.5.2. Desain Penelitian 24
3.5.3. Prosedur Penelitian 25
viii
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 29
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 29
4.1.1. Deskripsi Wilayah Penelitian 29
4.1.2. Pohon Buah Pakan di Hutan Primer dan Sekunder 30
4.1.3. Faktor Fisiko-Kimia Hutan 34
4.2. Analisis Data 34
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 36
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 40
5.1. Simpulan 40
5.2. Saran 41
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Daftar buah yang dimakan Orangutan di areal
Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera (PPOS)
Bukit Lawang 16
Tabel 4.1. Pohon Buah Pakan Orangutan Sumatera di
Hutan Primer dan Sekunder 31
Tabel 4.2. Faktor Fisiko-Kimia Hutan Primer dan Sekunder 34
Tabel 4.3. Indeks keanekaragaman, Indeks Dominansi,
Indeks Kesamaan dan Pola Sebaran Pohon Buah
Pakan Orangutan Sumatera di Hutan Primer dan
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Ficus racemosa 14
Gambar 2.2. Baccaurea lanceolata 15
Gambar 4.1. Peta Lokasi Penelitian 30
Gambar 4.2. Sarang Orangutan di (a) Hutan Primer, (b) Hutan
Sekunder 31
Gambar 4.3. Grafik Pola Sebaran Pohon Buah Pakan
Orangutan Sumatera Januari 2014 di Hutan Primer
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Daftar Pohon Buah Pakan Orangutan Sumatera di
Hutan Primer dan Sekunder Resort Sei Betung 47
Lampiran 2. Deskripsi Jenis Pohon Buah Pakan di Sekitar Sarang
Orangutan Sumatera 50
Lampiran 3. Indeks keanekaragaman Pohon Buah Pakan
Orangutan di Hutan Primer dan Sekunder Resort Sei
Betung 63
Lampiran 4. Indeks Dominansi Pohon Buah Pakan Orangutan di
Hutan Primer dan Sekunder Resort Sei Betung 66
Lampiran 5. Dominansi Absolut dan Relatif Pohon Buah Pakan
Orangutan di Hutan Primer dan Sekunder Resort Sei
Betung 69
Lampiran 6. Pola Sebaran dan Indeks Kesamaan Pohon Buah
Pakan Orangutan di Hutan Primer dan Sekunder
Resort Sei Betung 72
1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
Orangutan merupakan satu-satunya kera besar yang hidup di Asia.
Sementara tiga kerabatnya yaitu: gorilla, simpanse dan bonobo hidup di Afrika.
Penyusutan dan kerusakan kawasan hutan dataran rendah yang terjadi di Sumatera
dan Kalimantan selama sepuluh tahun terakhir telah mencapai titik kritis yang
dapat membawa bencana ekologis skala besar bagi orangutan. Kebakaran dan
perambahan hutan serta perburuan orangutan juga ancaman terbesar lain yang
dihadapi oleh orangutan. (Departemen Kehutanan, 2007).
Penyusutan dan pengerusakkan hutan membuat berkurangnya habitat
orangutan serta ancaman kelaparan karena sumber pakannya berkurang yang
mengakibatkan banyak kematian pada orangutan. Berdasarkan perkiraan,
kepadatan orangutan berbeda-beda di berbagai habitat di Sumatera, jumlah
orangutan yang bertahan pada populasi sekarang hanya sekitar 12.500. Tetapi dari
12.500 orangutan yang tersisa diperkirakan telah berkurang hingga sekitar 7000
orangutan saja (Mittermeier et al, 2007). Kondisi yang sangat mengkhawatirkan
tersebut telah menempatkan orangutan sumatera kedalam kategori spesies yang
paling terancam punah (Critically Endangered) (IUCN, 2007).
Salah satu komponen habitat yang penting dan dikategorikan sebagai
faktor pembatas (limiting factor) karena berpengaruh terhadap pertumbuhan serta
perkembangan populasi satwa adalah makanan. Hal ini dapat dipahami karena
makanan merupakan sumber energi yang penting untuk memenuhi kebutuhan
hidup pokok (maintenance), pertumbuhan, memperbaiki dan mengganti bagian
organ tubuh yang rusak, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan
penyakit, serta untuk perkembang-biakan (reproduksi) satwa. Dengan demikian
ketersediaan makanan di suatu habitat baik dalam jumlah maupun mutu yang
cukup, akan memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan dan
pertumbuhan populasi satwa (Masy’ud et al., dalam Rangkuti 2013).
Menurut Andriaty (2008) hampir setengah dari rata-rata seluruh aktivitas
2 Aktivitas makan orangutan lebih banyak dibandingkan dengan aktivitas harian
lainnya seperti istirahat, bergerak pindah, bersarang dan sosial. Hal ini dikuatkan
oleh Fox et al., (2004) yang menyatakan umumnya orangutan lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk makan (55%) dan istirahat (25 %).
Orangutan di kenal sebagai pemakan buah (frugivora). Tingkat kesukaan
orangutan terhadap jenis makanan dapat diketahui melalui proporsi waktu yang
digunakan untuk memakan suatu jenis makanan (Meijaard dalam Krisdijantoro
2007). Menurut Zendrato (2009) makanan yang paling banyak dimakan oleh
orangutan sumatera di pusat pengamatan orangutan sumatera (PPOS) Bahorok
adalah buah-buahan.
Menurut Kuncoro (2004) musim ketersediaan buah memiliki pengaruh
yang lebih besar pada proporsi aktivitas, penggunaan kanopi hutan dan strategi
makan dibandingkan faktor jenis kelamin. Hal ini memperlihatkan strategi makan
orangutan terhadap sumber makanan yaitu dengan lebih banyak makan dibanding
bersosial atau istirahat disaat musim banyak buah sedang berlangsung dan
sebaliknya.
Orangutan merupakan primata yang membuat sarang. Sarang orangutan
berfungsi sebagai tempat istirahat, bermain, dan memelihara anaknya.
Ketersediaan buah dalam suatu wilayah akan mempengaruhi orangutan dalam
membuat sarang. Hal ini ditegaskan oleh Krisdijantoro (2007) yang menyatakan
bahwa pohon tempat bersarang biasanya penghasil buah pakan orangutan atau
bukan penghasil buah tetapi berada pada jarak yang relatif dekat dengan pohon
penghasil buah. Galdikas dalam Krisdijantoro (2007) mengungkapkan bahwa jika
suatu pohon buah dianggap paling menguntungkan, maka orangutan akan
menggunakan kembali sarangnya selama beberapa hari berturut-turut di tempat
tersebut atau kembali ke sarang-sarang tersebut dalam 2-8 bulan kemudian.
Hutan primer (primary forest) merupakan hutan yang telah mencapai umur
lanjut dan ciri struktural tertentu yang sesuai dengan kematangannya, dengan
demikian memiliki sifat-sifat ekologis yang unik. Pada umumnya hutan primer
berisi pohon-pohon besar berumur panjang, berseling dengan batang-batang
3 Sedangkan hutan sekunder merupakan hutan yang terbentuk setelah
adanya perusakan total (lebih dari 90%) dari hutan primer setelah sebelumnya
mengalami kerusakan ekologis yang cukup berat, misalnya akibat pembalakan,
kebakaran hutan, atau pun bencana alam, yang tumbuh diatas lahan yang luas,
sehingga karena terjadinya perubahan iklim mikro dan kondisi permudaan yang
berbeda menunjukkan struktur, komposisi jenis pohon dan dinamika yang berbeda
dari tegakan aslinya, dan juga belum berkembang mencapai keadaan (tegakan)
awalnya (masih dapat dibedakan dengan tegakan aslinya) (Emrich et al, 2000).
Resort Sei Betung merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional
Gunung Leuser yang berada di Desa Halaban Kecamatan Besitang Kabupaten
Langkat Provinsi Sumatera Utara. Resort Sei Betung terdiri dari tiga kawasan
yaitu hutan primer, hutan sekunder dan area restorasi. Hutan primer di resort sei
betung merupakan hutan perawan yang masih terjaga keasliannya dan didominasi
oleh tumbuhan dari famili dipterocarpaceae sedangkan hutan sekunder dan
daerah restorasi merupakan kawasan bekas perambahan perusahaan kelapa sawit
yang sedang diupayakan untuk dikembalikan menjadi hutan primer. Tumbuhan di
hutan sekunder didominasi oleh tumbuhan dari famili euphorbiaceae sedangkan
di area restorasi masih terdapat banyak ilalang.
Mengingat pentingnya buah sebagai pakan utama orangutan dan kehadiran
sarang di suatu wilayah dipengaruhi oleh ketersediaan buah serta kondisi hutan
yang berbeda-beda menjadikan analisis jenis pohon buah pakan disekitar sarang
orangutan sumatera di hutan primer dan sekunder Resort Sei Betung penting
4 1.2.Ruang Lingkup
Selain sebagai habitat, hutan juga berperan dalam menyediakan sumber
pakan bagi orangutan. Penyusutan dan pengerusakkan hutan mengakibatkan
ancaman kelaparan bagi orangutan yang merupakan satu-satunya kera besar yang
hidup di Asia. Makanan utama orangutan adalah buah. Ketersediaan buah dalam
suatu wilayah juga akan mempengaruhi orangutan dalam membuat sarang karena
pohon tempat bersarang orangutan biasanya penghasil buah pakan atau bukan
penghasill buah tetapi berada pada jarak yang relatif dekat dengan pohon
penghasil buah.
Resort Sei Betung merupakan kawasan yang terdiri dari tiga kawasan yaitu
hutan primer dan sekunder serta area restorasi. Perbedaan kondisi dihutan primer
dan sekunder memungkinkan timbulnya variasi jenis pohon buah pakan dikedua
kawasan tersebut. Sedangkan area restorasi merupakan daerah yang masih
didominasi oleh ilalang.
1.3.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disusun diatas maka dapat ditarik
beberapa permasalahan, yaitu:
a.Buah merupakan makanan utama bagi orangutan dan umumnya orangutan
membangun sarang didekat pohon penghasil buah. Namun belum terdapat
data mengenai pohon buah pakan disekitar sarang orangutan di Resort Sei
Betung.
b.Resort Sei Betung terdiri dari tiga kawasan yang berbeda yaitu hutan
primer, hutan sekunder dan area restorasi yang memiliki komposisi jenis
tumbuhan yang berbeda.
c.Perbedaan komposisi jenis tumbuhan yang berbeda di hutan primer dan
sekunder menyebabkan jenis pohon buah pakan orangutan dikedua hutan
5 1.4.Batasan Masalah
Untuk menghindari dari terlalu luasnya permasalahan, dalam penelitian ini
masalah dibatasi pada :
a. Jenis pohon dibatasi pada pohon buah yang dijadikan makanan oleh
orangutan yang mengacu pada : Andriaty (2008), Ferissa (2007), Galdikas
(1988), Hamilton (1994), Harrison (2009), Krisdijantoro (2007), Kuncoro
(2004), Leighton (1993), Marliansyah (2010), Rangkuti (2013), Rijeksen
(1978), Russon (2008), Tobing (2012), Utami (1997), Zendrato (2009).
b. Pohon buah pakan yang didata adalah pohon buah pakan yang berada
disekitar sarang/bekas sarang orangutan sumatera.
c. Sarang yang digunakan sebagai titik pengamatan merupakan sarang yang
berada diketinggian 5-20 meter dari permukaan tanah.
d. Sarang yang digunakan sebagai titik pengamatan merupakan sarang
orangutan yang berada pada kelas 4.
1.5.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Jenis-jenis pohon buah pakan apa sajakah yang ada disekitar sarang
orangutan sumatera di hutan primer Taman Nasioanl Gunung Leuser
Resort Sei Betung?
b. Jenis-jenis pohon buah pakan apa sajakah yang ada disekitar sarang
orangutan sumatera di hutan sekunder Taman Nasioanl Gunung Leuser
Resort Sei Betung?
c. Jenis pohon buah pakan apa sajakah yang mendominasi disekitar sarang
orangutan sumatera di hutan primer Taman Nasioanl Gunung Leuser
Resort Sei Betung?
d. Jenis pohon buah pakan apa sajakah yang mendominasi disekitar sarang
orangutan sumatera di hutan sekunder Taman Nasioanl Gunung Leuser
6 e. Bagaimanakah pola sebaran pohon buah pakan disekitar sarang orangutan
sumatera di hutan primer Taman Nasioanl Gunung Leuser Resort Sei
Betung?
f. Bagaimanakah pola sebaran pohon buah pakan disekitar sarang orangutan
sumatera di hutan sekunder Taman Nasioanl Gunung Leuser Resort Sei
Betung?
g. Berapakah besar indeks kesamaan pohon buah pakan disekitar sarang
orangutan sumatera di hutan primer dan sekunder Taman Nasioanl
Gunung Leuser Resort Sei Betung?
1.6. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui jenis-jenis pohon buah pakan yang ada disekitar sarang
orangutan sumatera di hutan primer Taman Nasioanl Gunung Leuser
Resort Sei Betung.
b. Untuk mengetahui jenis-jenis pohon buah pakan yang ada disekitar sarang
orangutan sumatera di hutan sekunder Taman Nasioanl Gunung Leuser
Resort Sei Betung.
c. Untuk mengetahui jenis pohon buah pakan yang mendominasi disekitar
sarang orangutan sumatera di hutan primer Taman Nasioanl Gunung
Leuser Resort Sei Betung.
d. Untuk mengetahui jenis pohon buah pakan yang mendominasi disekitar
sarang orangutan sumatera di hutan sekunder Taman Nasioanl Gunung
Leuser Resort Sei Betung.
e. Untuk mengetahui pola sebaran pohon buah pakan disekitar sarang
orangutan sumatera di hutan primer Taman Nasioanl Gunung Leuser
Resort Sei Betung.
f. Untuk mengetahui pola sebaran pohon buah pakan disekitar sarang
orangutan sumatera di hutan sekunder Taman Nasioanl Gunung Leuser
7 g. Untuk mengetahui besarnya indeks kesamaan pohon buah pakan disekitar
sarang orangutan sumatera di hutan primer dan sekunder Taman Nasioanl
Gunung Leuser Resort Sei Betung.
1.7.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat antara lain :
a. Penyediaan data dan informasi mengenai jenis-jenis pohon buah pakan
yang ada disekitar sarang orangutan sumatera di hutan primer dan
sekunder di Taman Nasioanl Gunung Leuser Resort Sei Betung.
b. Mengetahui jenis pohon buah pakan orangutan sumatera yang
mendominasi di hutan primer dan sekunder sehingga sangat berguna
dalam upaya pelestarian orangutan sumatera.
c. Bagi Balai Besar Taman Nasional Gunug Leuser (BBTNGL) sebagai
masukan bagi pengambilan keputusan dalam pengelolaan kawasan
konservasi terutama dalam upaya konservasi orangutan sumatera di Taman
Nasional Gunung Leuser.
d. Bagi Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre
(YOSL-OIC) diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat
dalam bidang ilmu konservasi sumber daya hutan, khususnya mengenai
jenis-jenis pohon buah pakan orangutan sumatera.
e. Menambah pengetahuan mengenai jenis-jenis pohon buah pakan
orangutan sumatera.
1.8.Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan persepsi dari istilah-istilah yang digunakan,
berikut ini adalah definisi operasional yang dipakai dalam penelitian ini:
a. Buah adalah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan
perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium) beserta dengan jaringan
yang mengelilinginya.
8 c. Bekas sarang orangutan adalah sarang yang tidak digunakan lagi dan telah
ditinggalkan oleh orangutan.
d. Hutan primer adalah hutan yang telah mencapai umur lanjut dan ciri
struktural tertentu yang sesuai dengan kematangannya serta memiliki
sifat-sifat ekologis yang unik.
e. Hutan sekunder adalah hutan-hutan yang merupakan hasil regenerasi
(pemulihan) setelah sebelumnya mengalami kerusakan ekologis yang
cukup berat misalnya akibat pembalakan, kebakaran hutan, atau pun
bencana alam.
f. Kelompok sarang orangutan sumatera adalah sarang-sarang orangutan
sumatera yang berada dalam radius 50 m dari titik pengamatan.
g. Sarang orangutan adalah tempat yg dibuat oleh orangutan untuk
beristirahat, bermain, dan memelihara anaknya.
40 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan yaitu:
a. Di hutan primer Resort Sei Betung terdapat 68 jenis pohon buah pakan
yang berasal dari 27 famili.
b. Di hutan sekunder Resort Sei Betung terdapat 23 jenis pohon buah pakan
yang berasal dari 14 famili.
c. Dominansi pohon buah pakan di hutan primer Resort Sei Betung termasuk
dalam kategori rendah dimana C = 0,0039 , jenis-jenis pohon buah pakan
yang mendominasi di hutan primer adalah Polyalthia sumatrana (11,6%),
Aglaia tomentosa (8,26%), dan Syzygium sp. (7,13%).
d. Dominansi pohon buah pakan di hutan sekunder Resort Sei Betung
termasuk dalam kategori rendah dimana C= 0,24, jenis-jenis pohon buah
pakan yang mendominasi di hutan sekunder adalah Litsea sp. (46,4%),
Polyalthia sp. (10,74%), dan Fagraea sp. (7,29%).
e. Dari 68 jenis pohon buah pakan orangutan di hutan primer Resort Sei
Betung, terdapat 46 jenis pohon buah pakan yang pola sebaran
berkelompok, 11 jenis pohon buah pakan pola sebarannya seragam dan 11
jenis pohon buah pakan pola sebarannya acak.
f. Dari 23 jenis pohon buah pakan orangutan di hutan sekunder Resort Sei
Betung, terdapat 14 jenis pohon buah pakan yang pola sebarannya
berkelompok, 1 jenis pohon buah pakan yang pola sebarannya seragam
dan 8 jenis pohon buah pakan yang pola sebarannya acak.
g. Indeks kesamaan pohon buah pakan di hutan primer dan sekunder Resort
41 5.2. Saran
Berkaitan dengan hasil penelitian diatas, beberapa hal yang perlu
disarankan antara lain :
a. Perlunya dilakukan penanaman pohon buah pakan orangutan di Resort Sei
Betung demi terjaminnya ketersediaan pakan orangutan terutama di hutan
sekunder.
b. Berdasarkan ketersediaan pohon buah pakan, hutan primer Resort Sei Betung
dapat dijadikan habitat orangutan sedangkan hutan sekunder Resort Sei
Betung belum dapat dijadikan habitat orangutan.
c. Untul mahasiswa dan pembaca disarankan agar lebih mencintai lingkungan
42 DAFTAR PUSTAKA
Andriaty, S.L., 2008, Perilaku Makan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Dan Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaannya Di Ladang Masyarakat, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan
Anonim, 2013, http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_primer, (Diakses 01 November 2013)
Anonim, http://www.asianplant.net/Phyllanthaceae/Baccaurea_lanceolata.htm (Diakses 1 November 2013)
Anonim, http://plantillustrations.org/epithet.php?epithet=blumei (Diakses 25 Maret 2014)
Anonim, http://en.wikipedia.org/wiki/Gutta-percha/ (Diakses 20 Februari 2014)
Anonim, http://www.asianplant.net/Ebenaceae/Diospyros_borneensis.htm (Diakses 19 Februari 2014)
Anonim,http://www.asianplant.net/Dipterocarpaceae/Dipterocarpus_tempehes.ht m (Diakses 1 November 2013)
Anonim, http://www.asianplant.net/Sapindaceae/Nephelium_ramboutan-ake.htm (Diakses 1 November 2013)
Anonim,http://annonaceae.myspecies.info/taxonomy/term/425/media?type=All&p
age=2 (Diakses 1 Maret 2014)
Anonim,http://www.asianplant.net/Annonaceae/Polyalthia_sumatrana.htm (Diakses 1 Maret 2014)
Anonim, http://phylodiversity.net/borneo/delta/Itemscan/ (Diakses 25 Maret 2014)
Anonim, http://www.asianplant.net/Symplocaceae/Symplocos_fasciculata.htm) (Diakses 1 Maret 2014)
Anonim,http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?keywords=tanaman&pa ge=26&pagerset=3 (Diakses 2 Maret 2014)
43 Ardi, D., 2012, http://rioardi.wordpress.com/galeri-photo/ (Diakses 1 Februari
2014)
Dalimunthe, N.P., 2009, Estimasi Kepadatan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Berdasarkan Jumlah Sarang di Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara, Skripsi, Biologi Universitas Sumatera Utara, Medan
Danell, E., 2010, http://dokmaidogma.wordpress.com/2011/04/06/a-rare-fruit/, (Diakses 02 November 2013)
Departemen Kehutanan, 2007, Strategi Dan Rencana Aksi konservasi Orangutan Indonesia 2007-2017, Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Jakarta
Emrich, A. Benno Pokorny. Cornelia Sepp, 2000, Penelitian Hutan Tropika: Relevansi Pengelolaan Hutan Sekunder dalam Kebijakan Pembangunan, Deutsche Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit (GTZ) GmbH, Eschborn
Ferrisa, Agnes dan Indrayana, 2007, Daftar Pakan Orangutan di Sekolah Hutan II (BOS Proyek Reintroduksi Orangutan, Samboja Lestari, Kalimantan Timur), Orangutan Social Learning and Cultures Project.
Fox, E. A., C.Van Schaik, A. Sitompul, & D.N. Wright, 2004, Intra and Interpopulation Differences in Orangutan (Pongo pygmaeus) Activity and Diet : Implications for the Invention of Tool Use, American Journal Physical Aanthropology 125:162-174.
www.umass.edu/nrc/students/Fox_etal_2004.pdf (Diakses 01 November
2013)
Galdikas, M. F. B., 1988, Orangutan Diet, Range, and Activity at Tanjung Puting, Central Borneo, International Journal of Primatology, 9 (1) : 1-35
Hamilton, A. Ruth and Birute M. F. Galdikas, 1994, A Preliminary Study of Food Selection by the Orangutan in Relation to Plant Quality, International Journal of Primatology, 35(3): 255-263
Harrison, E. Mark, 2009, Orangutan Feeding Behaviour in Sabangau, Central Kalimantan, Disertasi, University of Cambridge, United Kingdom
IUCN., 2007, IUCN Red List of Threatened Species. IUCN, Gland, Switzerland. http://www.iucnredlist.org, (Diakses 01 November 2013)
44 Keßler, P.J.A, 2000, Secondary Forest Trees of Kalimantan, Indonesia A Manual to 300 selected Species,MOFEC-Tropenbos-Kalimantan Project, Balikpapan
Kimberley, 2013,
http://pindanpost.com/2013/06/06/kimberley-bush-fruits-and-nuts/ (Diakses 02 November 2013)
Krisdijantoro, A, 2007, Analisa Pola Penggunaan Ruang Dan Waktu Orangutan (Pongo pygmaeus pygmaeus Linneaus, 1760) Di Hutan Mentoko Taman Nasional Kutai Kalimantan Timur, Tesis, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Kuncoro, P, 2004, Aktivitas Harian Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus Linnaeus, 1760) Rehabilitan Di Hutan Lindung Pegunungan Meratus, Kalimantan Timur, Skripsi, Universitas Udayana, Bali
Kurniawan, A dan Perikesit., 2008, Persebaran Jenis Pohon di Sepanjang Faktor Lingkungan di Cagar Alam Pananjung Pangandaran, Jawa Barat, Biodiversitas 9 (4): 275-279
Leighton, M., 1993, Modeling Dietary Selectivity by Bornean Orangutans : Evidence for Integration of Multiple Criteria in Fruit Selection, International Journal of Primatology, 14 (2):257-313
Manurung, B., Rosita Tarigan dan Zulkifli Simatupang, 2012, Ekologi Tumbuhan, Universitas Negeri Medan, Medan
Marliansyah, M., 2010, Pemetaan Sebaran Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii. Lesson, 1827.) Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis, Skripsi, Kehutanan Universitas Sumatera Utara, Medan
Mittermeier, R. A. Et. Al., 2007, Primates in Peril :The world’s 25 Most Endangered Primates 2006-2008, IUCN/SSC Primates Specialist Group (PSG), International Primatological Society (IPS), dan Conservation International (CI).
www.conservation.org.br/noticians/arquivos/relatorio20062008.pdf (Diakses 01 November 2013)
Odum, P. Eugene., 1993, Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Parsons. S, 1999, Adult Male Orangutan Ranging Behaviours in Gunung Palung National Park, West Kalimantan, Indonesia. Departement of Anthropology University of Calgary.
45 Prastowo, P., 2011. Ekologi Hewan, Universitas Negeri Medan, Medan.
Rao M, Van Schaik CP. 1997. The Behavioural Ecology of Sumatran Orangutan in Logged and Unlogged Forest. Tropical Biodiversity, 4:173-185
Rangkuti, R., 2013, Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur dan Komposissi Vegetasi Hutan di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser, Skripsi, Kehutanan Universitas Sumatera Utara, Medan.
Rijksen HD, 1978, A field study on Sumatran Orangutans (Pongo pygmaeus abelii Lesson, 1827): Ecology, behaviour and concervation. Wageningen. Netherlands: Agricultural University
Russon, E. Anne, Serge A. Wich, Marc Ancrenaz, Tomoko Kanamori, Cheryl D. Knott, Noko Kuze, Helen C. Morrogh-Bernard, Peter Pratje, Hatta Ramlee, Peter Rodman, Azrie Sawang, Kade Sidiyasa, Ian Singleton and Carel P. van Schaik, 2008, Geographic Variation in Orangutan Diets 135-156
Singleton I, Ellis S, Andayani N, Traylor-Holzer K, Supriatna J (ed). 2006.
Sumatran Orangutan Conservation Action Plan. Conservation International, Jakarta-Indonesia
Soepadmo, E., L. G., Saw, 2000, Tree Flora of Sabah and Sarawak Volume Three, Goverment of Malaysia and Oveseas Development Administration, U.K
Sumphanthamitr, P., Owart Maprang, Sayan Makong and Suwit Punnadee, 2010, http://www.gibbonproject.org/content/Gibbons/Gibbon_diets1/Gibbon_d iet.html2010 (Diakses 1 Maret 2014)
Suwandi, A., 2000, Karakteristik Tempat Bersarang Orang Utan (Pongo pygmaeus pygmaeus, Linne 1760) di Camp Leakey Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan Tengah, Skripsi, Konservasi Sumber Daya Hutan Institut Pertanian Bogor, Bogor
Tjitrosoepomo, G., 2010. Taksonomi Tumbuhan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta
46 Utami, S. S.,Serge A. Wich, Elisabeth H. M. Sterck, and Jan A. R. A. M. Van Hooff1, 1997, Food Competition Between Wild Orangutans in Large Fig Trees, International Journal of Primatology, 18 (6) : 909-927
Zendrato, T. D., 2009, Idenifikasi Daerah Jelajah Orangutan Sumatera Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografi, Skripsi, Kehutanan Universitas Sumatera Utara, Medan
Zuraida, 2004, Konsumsi dan kandungan nutrien pakan orangutan (Pongo pygmaeus) (Studi kasus di Pusat Reintroduksi Orangutan, Wanariset Samboja – Kalimantan Timur). Thesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor