• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS JENIS POHON BUAH PAKAN DI SEKITAR SARANG ORANGUTAN SUMATERA (PONGO ABELII) DI HUTAN PRIMER DAN SEKUNDER TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER RESORT SEI BETUNG, SUMATERA UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS JENIS POHON BUAH PAKAN DI SEKITAR SARANG ORANGUTAN SUMATERA (PONGO ABELII) DI HUTAN PRIMER DAN SEKUNDER TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER RESORT SEI BETUNG, SUMATERA UTARA."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS JENIS POHON BUAH PAKAN DI SEKITAR SARANG ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii) DI HUTAN PRIMER

DAN SEKUNDER TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER RESORT SEI BET UNG, S UMATE RA UTARA

Oleh:

Indah Widiani NIM 4103220017 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala

berkah dan rahmat-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada penulis

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Jenis Pohon Buah Pakan di Sekitar Sarang Orangutan Sumatera (Pongo abelii) di Hutan Primer dan Sekunder Taman Nasional Gunung Leuser Resort Sei Betung, Sumatera Utara”.

Ucapan terima kasih terkhusus untuk orangtua tercinta, Ayah (Sutrisman)

dan Ibu (Ratmini) serta kepada adik-adikku tersayang (Novia Tresnawati dan Rico

Tri Wardhana) yang selalu mendukung dan mendoakan penulis selama masa

perkuliahan dan mendoakan penulis selama masa perkuliahan hingga sampai

penyusunan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ribuan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini antara

lain kepada Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi

saya, Bapak Drs. Tri Harsono, M.Si selaku dosen pembimbing akademik saya

sekali gus ketua J urusan Bi ologi dan Bapak Drs. Laz uardi, M.Si,

Bapak Drs . Hudson Sidabutar, M.S, dan Bapak Syarifuddin, M.Sc, Ph.D

selaku dosen penguji saya dan seluruh dosen pengajar di Program Studi Biologi

dan para stafnya, dan terkhusus untuk seluruh jajaran petinggi di Universitas

Negeri Medan. Terima kasih untuk bimbingan dan nasihet yang membangun

untuk penelitian saya dan juga kegiatan akademik saya.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Andi Basrul

selaku Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara, dan

seluruh staf BBTNGL Sumatera Utara yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk melakukan penelitian di Resort Sei Betung.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Panut

Hadisiswoyo, SS, MA, M.Sc selaku Founding Director dan Mr. Gary sebagai

Donatur Yayasan Orangutan Sumatera Lestari OIC (YOSL-OIC) dan seluruh staf

(4)

vi

Hasan Basri selaku Ketua KETAPEL (Kelompok Tani Pelindung Leuser), kepada

Bg Ari selaku manager restorasi dan Bg Rio Ardi selaku kordinator lapangan di

Resort Sei Betung yang telah memberikan banyak motivasi dan dukungan kepada

saya dalam menyelesaikan skripsi ini, kepada Bg Alphin yang banyak membantu

saya dalam pembuatan peta penelitian dan kepada Pak Wagiman, Bg Komar, Bg

Satrya dan Bg AY yang telah banyak membantu selama penelitian.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan terkhusus untuk Darsimah Br

Siahaan, teman yang mendampingi saya dalam suka dan duka dari awal hingga

akhir penulisan skripsi ini, juga kepada teman-teman terbaik saya (Chairani,

Anggita Ramadani, Juli Handayani, Asri Elvina dan Irma Febrianty), dan

teman-teman seperjuangan di Biologi Nondik 2010 (Astrid siska, Habibullah, Safrizal

Dalimunthe, Julaili irni, Khairunnisa, Rizky Ananda Utari, M. Hamzah, Ananda,

Febri, Eka, Ulfa, Nurhidayah, dll). Dan untuk adik tercinta Marwan Syahputra

(Biologi Nondik B 2012) yang banyak membantu penulis dalam penelitian.

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif demi perbaikan di

masa mendatang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terima

kasih.

Medan, Maret 2014

(5)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abstract iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Ruang Lingkup 4

1.3.Identifikasi Masalah 4

1.4.Batasan Masalah 5

1.5.Rumusan Masalah 5

1.6.Tujuan Penelitian 6

1.7.Manfaat Penelitian 7

1.8.Definisi Operasional 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Kajian Pustaka 9

2.1.1. Sebaran Orangutan 9

2.1.2. Habitat Orangutan 10

2.1.3. Aktivitas Makan Orangutan 11

2.1.4. Jenis Tumbuhan Pakan Orangutan 12

2.1.5. Tempat Bersarang Orangutan 16

2.1.6. Hutan Primer dan Hutan Sekunder 18

2.2. Kerangka Berpikir 20

BAB III. METODE PENELITIAN 22

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 22

3.2. Populasi dan Sampel 22

3.3. Alat dan Bahan 22

3.4. Jenis Penelitian 23

3.5. Teknik Pengumpulan Data 23

3.5.1. Metode Sampling 23

3.5.2. Desain Penelitian 24

3.5.3. Prosedur Penelitian 25

(6)

viii

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 29

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 29

4.1.1. Deskripsi Wilayah Penelitian 29

4.1.2. Pohon Buah Pakan di Hutan Primer dan Sekunder 30

4.1.3. Faktor Fisiko-Kimia Hutan 34

4.2. Analisis Data 34

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 36

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 40

5.1. Simpulan 40

5.2. Saran 41

(7)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Daftar buah yang dimakan Orangutan di areal

Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera (PPOS)

Bukit Lawang 16

Tabel 4.1. Pohon Buah Pakan Orangutan Sumatera di

Hutan Primer dan Sekunder 31

Tabel 4.2. Faktor Fisiko-Kimia Hutan Primer dan Sekunder 34

Tabel 4.3. Indeks keanekaragaman, Indeks Dominansi,

Indeks Kesamaan dan Pola Sebaran Pohon Buah

Pakan Orangutan Sumatera di Hutan Primer dan

(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Ficus racemosa 14

Gambar 2.2. Baccaurea lanceolata 15

Gambar 4.1. Peta Lokasi Penelitian 30

Gambar 4.2. Sarang Orangutan di (a) Hutan Primer, (b) Hutan

Sekunder 31

Gambar 4.3. Grafik Pola Sebaran Pohon Buah Pakan

Orangutan Sumatera Januari 2014 di Hutan Primer

(9)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Daftar Pohon Buah Pakan Orangutan Sumatera di

Hutan Primer dan Sekunder Resort Sei Betung 47

Lampiran 2. Deskripsi Jenis Pohon Buah Pakan di Sekitar Sarang

Orangutan Sumatera 50

Lampiran 3. Indeks keanekaragaman Pohon Buah Pakan

Orangutan di Hutan Primer dan Sekunder Resort Sei

Betung 63

Lampiran 4. Indeks Dominansi Pohon Buah Pakan Orangutan di

Hutan Primer dan Sekunder Resort Sei Betung 66

Lampiran 5. Dominansi Absolut dan Relatif Pohon Buah Pakan

Orangutan di Hutan Primer dan Sekunder Resort Sei

Betung 69

Lampiran 6. Pola Sebaran dan Indeks Kesamaan Pohon Buah

Pakan Orangutan di Hutan Primer dan Sekunder

Resort Sei Betung 72

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Orangutan merupakan satu-satunya kera besar yang hidup di Asia.

Sementara tiga kerabatnya yaitu: gorilla, simpanse dan bonobo hidup di Afrika.

Penyusutan dan kerusakan kawasan hutan dataran rendah yang terjadi di Sumatera

dan Kalimantan selama sepuluh tahun terakhir telah mencapai titik kritis yang

dapat membawa bencana ekologis skala besar bagi orangutan. Kebakaran dan

perambahan hutan serta perburuan orangutan juga ancaman terbesar lain yang

dihadapi oleh orangutan. (Departemen Kehutanan, 2007).

Penyusutan dan pengerusakkan hutan membuat berkurangnya habitat

orangutan serta ancaman kelaparan karena sumber pakannya berkurang yang

mengakibatkan banyak kematian pada orangutan. Berdasarkan perkiraan,

kepadatan orangutan berbeda-beda di berbagai habitat di Sumatera, jumlah

orangutan yang bertahan pada populasi sekarang hanya sekitar 12.500. Tetapi dari

12.500 orangutan yang tersisa diperkirakan telah berkurang hingga sekitar 7000

orangutan saja (Mittermeier et al, 2007). Kondisi yang sangat mengkhawatirkan

tersebut telah menempatkan orangutan sumatera kedalam kategori spesies yang

paling terancam punah (Critically Endangered) (IUCN, 2007).

Salah satu komponen habitat yang penting dan dikategorikan sebagai

faktor pembatas (limiting factor) karena berpengaruh terhadap pertumbuhan serta

perkembangan populasi satwa adalah makanan. Hal ini dapat dipahami karena

makanan merupakan sumber energi yang penting untuk memenuhi kebutuhan

hidup pokok (maintenance), pertumbuhan, memperbaiki dan mengganti bagian

organ tubuh yang rusak, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan

penyakit, serta untuk perkembang-biakan (reproduksi) satwa. Dengan demikian

ketersediaan makanan di suatu habitat baik dalam jumlah maupun mutu yang

cukup, akan memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan dan

pertumbuhan populasi satwa (Masy’ud et al., dalam Rangkuti 2013).

Menurut Andriaty (2008) hampir setengah dari rata-rata seluruh aktivitas

(11)

2 Aktivitas makan orangutan lebih banyak dibandingkan dengan aktivitas harian

lainnya seperti istirahat, bergerak pindah, bersarang dan sosial. Hal ini dikuatkan

oleh Fox et al., (2004) yang menyatakan umumnya orangutan lebih banyak

menghabiskan waktunya untuk makan (55%) dan istirahat (25 %).

Orangutan di kenal sebagai pemakan buah (frugivora). Tingkat kesukaan

orangutan terhadap jenis makanan dapat diketahui melalui proporsi waktu yang

digunakan untuk memakan suatu jenis makanan (Meijaard dalam Krisdijantoro

2007). Menurut Zendrato (2009) makanan yang paling banyak dimakan oleh

orangutan sumatera di pusat pengamatan orangutan sumatera (PPOS) Bahorok

adalah buah-buahan.

Menurut Kuncoro (2004) musim ketersediaan buah memiliki pengaruh

yang lebih besar pada proporsi aktivitas, penggunaan kanopi hutan dan strategi

makan dibandingkan faktor jenis kelamin. Hal ini memperlihatkan strategi makan

orangutan terhadap sumber makanan yaitu dengan lebih banyak makan dibanding

bersosial atau istirahat disaat musim banyak buah sedang berlangsung dan

sebaliknya.

Orangutan merupakan primata yang membuat sarang. Sarang orangutan

berfungsi sebagai tempat istirahat, bermain, dan memelihara anaknya.

Ketersediaan buah dalam suatu wilayah akan mempengaruhi orangutan dalam

membuat sarang. Hal ini ditegaskan oleh Krisdijantoro (2007) yang menyatakan

bahwa pohon tempat bersarang biasanya penghasil buah pakan orangutan atau

bukan penghasil buah tetapi berada pada jarak yang relatif dekat dengan pohon

penghasil buah. Galdikas dalam Krisdijantoro (2007) mengungkapkan bahwa jika

suatu pohon buah dianggap paling menguntungkan, maka orangutan akan

menggunakan kembali sarangnya selama beberapa hari berturut-turut di tempat

tersebut atau kembali ke sarang-sarang tersebut dalam 2-8 bulan kemudian.

Hutan primer (primary forest) merupakan hutan yang telah mencapai umur

lanjut dan ciri struktural tertentu yang sesuai dengan kematangannya, dengan

demikian memiliki sifat-sifat ekologis yang unik. Pada umumnya hutan primer

berisi pohon-pohon besar berumur panjang, berseling dengan batang-batang

(12)

3 Sedangkan hutan sekunder merupakan hutan yang terbentuk setelah

adanya perusakan total (lebih dari 90%) dari hutan primer setelah sebelumnya

mengalami kerusakan ekologis yang cukup berat, misalnya akibat pembalakan,

kebakaran hutan, atau pun bencana alam, yang tumbuh diatas lahan yang luas,

sehingga karena terjadinya perubahan iklim mikro dan kondisi permudaan yang

berbeda menunjukkan struktur, komposisi jenis pohon dan dinamika yang berbeda

dari tegakan aslinya, dan juga belum berkembang mencapai keadaan (tegakan)

awalnya (masih dapat dibedakan dengan tegakan aslinya) (Emrich et al, 2000).

Resort Sei Betung merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional

Gunung Leuser yang berada di Desa Halaban Kecamatan Besitang Kabupaten

Langkat Provinsi Sumatera Utara. Resort Sei Betung terdiri dari tiga kawasan

yaitu hutan primer, hutan sekunder dan area restorasi. Hutan primer di resort sei

betung merupakan hutan perawan yang masih terjaga keasliannya dan didominasi

oleh tumbuhan dari famili dipterocarpaceae sedangkan hutan sekunder dan

daerah restorasi merupakan kawasan bekas perambahan perusahaan kelapa sawit

yang sedang diupayakan untuk dikembalikan menjadi hutan primer. Tumbuhan di

hutan sekunder didominasi oleh tumbuhan dari famili euphorbiaceae sedangkan

di area restorasi masih terdapat banyak ilalang.

Mengingat pentingnya buah sebagai pakan utama orangutan dan kehadiran

sarang di suatu wilayah dipengaruhi oleh ketersediaan buah serta kondisi hutan

yang berbeda-beda menjadikan analisis jenis pohon buah pakan disekitar sarang

orangutan sumatera di hutan primer dan sekunder Resort Sei Betung penting

(13)

4 1.2.Ruang Lingkup

Selain sebagai habitat, hutan juga berperan dalam menyediakan sumber

pakan bagi orangutan. Penyusutan dan pengerusakkan hutan mengakibatkan

ancaman kelaparan bagi orangutan yang merupakan satu-satunya kera besar yang

hidup di Asia. Makanan utama orangutan adalah buah. Ketersediaan buah dalam

suatu wilayah juga akan mempengaruhi orangutan dalam membuat sarang karena

pohon tempat bersarang orangutan biasanya penghasil buah pakan atau bukan

penghasill buah tetapi berada pada jarak yang relatif dekat dengan pohon

penghasil buah.

Resort Sei Betung merupakan kawasan yang terdiri dari tiga kawasan yaitu

hutan primer dan sekunder serta area restorasi. Perbedaan kondisi dihutan primer

dan sekunder memungkinkan timbulnya variasi jenis pohon buah pakan dikedua

kawasan tersebut. Sedangkan area restorasi merupakan daerah yang masih

didominasi oleh ilalang.

1.3.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disusun diatas maka dapat ditarik

beberapa permasalahan, yaitu:

a.Buah merupakan makanan utama bagi orangutan dan umumnya orangutan

membangun sarang didekat pohon penghasil buah. Namun belum terdapat

data mengenai pohon buah pakan disekitar sarang orangutan di Resort Sei

Betung.

b.Resort Sei Betung terdiri dari tiga kawasan yang berbeda yaitu hutan

primer, hutan sekunder dan area restorasi yang memiliki komposisi jenis

tumbuhan yang berbeda.

c.Perbedaan komposisi jenis tumbuhan yang berbeda di hutan primer dan

sekunder menyebabkan jenis pohon buah pakan orangutan dikedua hutan

(14)

5 1.4.Batasan Masalah

Untuk menghindari dari terlalu luasnya permasalahan, dalam penelitian ini

masalah dibatasi pada :

a. Jenis pohon dibatasi pada pohon buah yang dijadikan makanan oleh

orangutan yang mengacu pada : Andriaty (2008), Ferissa (2007), Galdikas

(1988), Hamilton (1994), Harrison (2009), Krisdijantoro (2007), Kuncoro

(2004), Leighton (1993), Marliansyah (2010), Rangkuti (2013), Rijeksen

(1978), Russon (2008), Tobing (2012), Utami (1997), Zendrato (2009).

b. Pohon buah pakan yang didata adalah pohon buah pakan yang berada

disekitar sarang/bekas sarang orangutan sumatera.

c. Sarang yang digunakan sebagai titik pengamatan merupakan sarang yang

berada diketinggian 5-20 meter dari permukaan tanah.

d. Sarang yang digunakan sebagai titik pengamatan merupakan sarang

orangutan yang berada pada kelas 4.

1.5.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Jenis-jenis pohon buah pakan apa sajakah yang ada disekitar sarang

orangutan sumatera di hutan primer Taman Nasioanl Gunung Leuser

Resort Sei Betung?

b. Jenis-jenis pohon buah pakan apa sajakah yang ada disekitar sarang

orangutan sumatera di hutan sekunder Taman Nasioanl Gunung Leuser

Resort Sei Betung?

c. Jenis pohon buah pakan apa sajakah yang mendominasi disekitar sarang

orangutan sumatera di hutan primer Taman Nasioanl Gunung Leuser

Resort Sei Betung?

d. Jenis pohon buah pakan apa sajakah yang mendominasi disekitar sarang

orangutan sumatera di hutan sekunder Taman Nasioanl Gunung Leuser

(15)

6 e. Bagaimanakah pola sebaran pohon buah pakan disekitar sarang orangutan

sumatera di hutan primer Taman Nasioanl Gunung Leuser Resort Sei

Betung?

f. Bagaimanakah pola sebaran pohon buah pakan disekitar sarang orangutan

sumatera di hutan sekunder Taman Nasioanl Gunung Leuser Resort Sei

Betung?

g. Berapakah besar indeks kesamaan pohon buah pakan disekitar sarang

orangutan sumatera di hutan primer dan sekunder Taman Nasioanl

Gunung Leuser Resort Sei Betung?

1.6. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui jenis-jenis pohon buah pakan yang ada disekitar sarang

orangutan sumatera di hutan primer Taman Nasioanl Gunung Leuser

Resort Sei Betung.

b. Untuk mengetahui jenis-jenis pohon buah pakan yang ada disekitar sarang

orangutan sumatera di hutan sekunder Taman Nasioanl Gunung Leuser

Resort Sei Betung.

c. Untuk mengetahui jenis pohon buah pakan yang mendominasi disekitar

sarang orangutan sumatera di hutan primer Taman Nasioanl Gunung

Leuser Resort Sei Betung.

d. Untuk mengetahui jenis pohon buah pakan yang mendominasi disekitar

sarang orangutan sumatera di hutan sekunder Taman Nasioanl Gunung

Leuser Resort Sei Betung.

e. Untuk mengetahui pola sebaran pohon buah pakan disekitar sarang

orangutan sumatera di hutan primer Taman Nasioanl Gunung Leuser

Resort Sei Betung.

f. Untuk mengetahui pola sebaran pohon buah pakan disekitar sarang

orangutan sumatera di hutan sekunder Taman Nasioanl Gunung Leuser

(16)

7 g. Untuk mengetahui besarnya indeks kesamaan pohon buah pakan disekitar

sarang orangutan sumatera di hutan primer dan sekunder Taman Nasioanl

Gunung Leuser Resort Sei Betung.

1.7.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat antara lain :

a. Penyediaan data dan informasi mengenai jenis-jenis pohon buah pakan

yang ada disekitar sarang orangutan sumatera di hutan primer dan

sekunder di Taman Nasioanl Gunung Leuser Resort Sei Betung.

b. Mengetahui jenis pohon buah pakan orangutan sumatera yang

mendominasi di hutan primer dan sekunder sehingga sangat berguna

dalam upaya pelestarian orangutan sumatera.

c. Bagi Balai Besar Taman Nasional Gunug Leuser (BBTNGL) sebagai

masukan bagi pengambilan keputusan dalam pengelolaan kawasan

konservasi terutama dalam upaya konservasi orangutan sumatera di Taman

Nasional Gunung Leuser.

d. Bagi Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre

(YOSL-OIC) diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat

dalam bidang ilmu konservasi sumber daya hutan, khususnya mengenai

jenis-jenis pohon buah pakan orangutan sumatera.

e. Menambah pengetahuan mengenai jenis-jenis pohon buah pakan

orangutan sumatera.

1.8.Definisi Operasional

Untuk menghindari perbedaan persepsi dari istilah-istilah yang digunakan,

berikut ini adalah definisi operasional yang dipakai dalam penelitian ini:

a. Buah adalah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan

perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium) beserta dengan jaringan

yang mengelilinginya.

(17)

8 c. Bekas sarang orangutan adalah sarang yang tidak digunakan lagi dan telah

ditinggalkan oleh orangutan.

d. Hutan primer adalah hutan yang telah mencapai umur lanjut dan ciri

struktural tertentu yang sesuai dengan kematangannya serta memiliki

sifat-sifat ekologis yang unik.

e. Hutan sekunder adalah hutan-hutan yang merupakan hasil regenerasi

(pemulihan) setelah sebelumnya mengalami kerusakan ekologis yang

cukup berat misalnya akibat pembalakan, kebakaran hutan, atau pun

bencana alam.

f. Kelompok sarang orangutan sumatera adalah sarang-sarang orangutan

sumatera yang berada dalam radius 50 m dari titik pengamatan.

g. Sarang orangutan adalah tempat yg dibuat oleh orangutan untuk

beristirahat, bermain, dan memelihara anaknya.

(18)

40 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan yaitu:

a. Di hutan primer Resort Sei Betung terdapat 68 jenis pohon buah pakan

yang berasal dari 27 famili.

b. Di hutan sekunder Resort Sei Betung terdapat 23 jenis pohon buah pakan

yang berasal dari 14 famili.

c. Dominansi pohon buah pakan di hutan primer Resort Sei Betung termasuk

dalam kategori rendah dimana C = 0,0039 , jenis-jenis pohon buah pakan

yang mendominasi di hutan primer adalah Polyalthia sumatrana (11,6%),

Aglaia tomentosa (8,26%), dan Syzygium sp. (7,13%).

d. Dominansi pohon buah pakan di hutan sekunder Resort Sei Betung

termasuk dalam kategori rendah dimana C= 0,24, jenis-jenis pohon buah

pakan yang mendominasi di hutan sekunder adalah Litsea sp. (46,4%),

Polyalthia sp. (10,74%), dan Fagraea sp. (7,29%).

e. Dari 68 jenis pohon buah pakan orangutan di hutan primer Resort Sei

Betung, terdapat 46 jenis pohon buah pakan yang pola sebaran

berkelompok, 11 jenis pohon buah pakan pola sebarannya seragam dan 11

jenis pohon buah pakan pola sebarannya acak.

f. Dari 23 jenis pohon buah pakan orangutan di hutan sekunder Resort Sei

Betung, terdapat 14 jenis pohon buah pakan yang pola sebarannya

berkelompok, 1 jenis pohon buah pakan yang pola sebarannya seragam

dan 8 jenis pohon buah pakan yang pola sebarannya acak.

g. Indeks kesamaan pohon buah pakan di hutan primer dan sekunder Resort

(19)

41 5.2. Saran

Berkaitan dengan hasil penelitian diatas, beberapa hal yang perlu

disarankan antara lain :

a. Perlunya dilakukan penanaman pohon buah pakan orangutan di Resort Sei

Betung demi terjaminnya ketersediaan pakan orangutan terutama di hutan

sekunder.

b. Berdasarkan ketersediaan pohon buah pakan, hutan primer Resort Sei Betung

dapat dijadikan habitat orangutan sedangkan hutan sekunder Resort Sei

Betung belum dapat dijadikan habitat orangutan.

c. Untul mahasiswa dan pembaca disarankan agar lebih mencintai lingkungan

(20)

42 DAFTAR PUSTAKA

Andriaty, S.L., 2008, Perilaku Makan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Dan Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaannya Di Ladang Masyarakat, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan

Anonim, 2013, http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_primer, (Diakses 01 November 2013)

Anonim, http://www.asianplant.net/Phyllanthaceae/Baccaurea_lanceolata.htm (Diakses 1 November 2013)

Anonim, http://plantillustrations.org/epithet.php?epithet=blumei (Diakses 25 Maret 2014)

Anonim, http://en.wikipedia.org/wiki/Gutta-percha/ (Diakses 20 Februari 2014)

Anonim, http://www.asianplant.net/Ebenaceae/Diospyros_borneensis.htm (Diakses 19 Februari 2014)

Anonim,http://www.asianplant.net/Dipterocarpaceae/Dipterocarpus_tempehes.ht m (Diakses 1 November 2013)

Anonim, http://www.asianplant.net/Sapindaceae/Nephelium_ramboutan-ake.htm (Diakses 1 November 2013)

Anonim,http://annonaceae.myspecies.info/taxonomy/term/425/media?type=All&p

age=2 (Diakses 1 Maret 2014)

Anonim,http://www.asianplant.net/Annonaceae/Polyalthia_sumatrana.htm (Diakses 1 Maret 2014)

Anonim, http://phylodiversity.net/borneo/delta/Itemscan/ (Diakses 25 Maret 2014)

Anonim, http://www.asianplant.net/Symplocaceae/Symplocos_fasciculata.htm) (Diakses 1 Maret 2014)

Anonim,http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?keywords=tanaman&pa ge=26&pagerset=3 (Diakses 2 Maret 2014)

(21)

43 Ardi, D., 2012, http://rioardi.wordpress.com/galeri-photo/ (Diakses 1 Februari

2014)

Dalimunthe, N.P., 2009, Estimasi Kepadatan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Berdasarkan Jumlah Sarang di Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara, Skripsi, Biologi Universitas Sumatera Utara, Medan

Danell, E., 2010, http://dokmaidogma.wordpress.com/2011/04/06/a-rare-fruit/, (Diakses 02 November 2013)

Departemen Kehutanan, 2007, Strategi Dan Rencana Aksi konservasi Orangutan Indonesia 2007-2017, Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Jakarta

Emrich, A. Benno Pokorny. Cornelia Sepp, 2000, Penelitian Hutan Tropika: Relevansi Pengelolaan Hutan Sekunder dalam Kebijakan Pembangunan, Deutsche Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit (GTZ) GmbH, Eschborn

Ferrisa, Agnes dan Indrayana, 2007, Daftar Pakan Orangutan di Sekolah Hutan II (BOS Proyek Reintroduksi Orangutan, Samboja Lestari, Kalimantan Timur), Orangutan Social Learning and Cultures Project.

Fox, E. A., C.Van Schaik, A. Sitompul, & D.N. Wright, 2004, Intra and Interpopulation Differences in Orangutan (Pongo pygmaeus) Activity and Diet : Implications for the Invention of Tool Use, American Journal Physical Aanthropology 125:162-174.

www.umass.edu/nrc/students/Fox_etal_2004.pdf (Diakses 01 November

2013)

Galdikas, M. F. B., 1988, Orangutan Diet, Range, and Activity at Tanjung Puting, Central Borneo, International Journal of Primatology, 9 (1) : 1-35

Hamilton, A. Ruth and Birute M. F. Galdikas, 1994, A Preliminary Study of Food Selection by the Orangutan in Relation to Plant Quality, International Journal of Primatology, 35(3): 255-263

Harrison, E. Mark, 2009, Orangutan Feeding Behaviour in Sabangau, Central Kalimantan, Disertasi, University of Cambridge, United Kingdom

IUCN., 2007, IUCN Red List of Threatened Species. IUCN, Gland, Switzerland. http://www.iucnredlist.org, (Diakses 01 November 2013)

(22)

44 Keßler, P.J.A, 2000, Secondary Forest Trees of Kalimantan, Indonesia A Manual to 300 selected Species,MOFEC-Tropenbos-Kalimantan Project, Balikpapan

Kimberley, 2013,

http://pindanpost.com/2013/06/06/kimberley-bush-fruits-and-nuts/ (Diakses 02 November 2013)

Krisdijantoro, A, 2007, Analisa Pola Penggunaan Ruang Dan Waktu Orangutan (Pongo pygmaeus pygmaeus Linneaus, 1760) Di Hutan Mentoko Taman Nasional Kutai Kalimantan Timur, Tesis, Institut Pertanian Bogor, Bogor

Kuncoro, P, 2004, Aktivitas Harian Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus Linnaeus, 1760) Rehabilitan Di Hutan Lindung Pegunungan Meratus, Kalimantan Timur, Skripsi, Universitas Udayana, Bali

Kurniawan, A dan Perikesit., 2008, Persebaran Jenis Pohon di Sepanjang Faktor Lingkungan di Cagar Alam Pananjung Pangandaran, Jawa Barat, Biodiversitas 9 (4): 275-279

Leighton, M., 1993, Modeling Dietary Selectivity by Bornean Orangutans : Evidence for Integration of Multiple Criteria in Fruit Selection, International Journal of Primatology, 14 (2):257-313

Manurung, B., Rosita Tarigan dan Zulkifli Simatupang, 2012, Ekologi Tumbuhan, Universitas Negeri Medan, Medan

Marliansyah, M., 2010, Pemetaan Sebaran Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii. Lesson, 1827.) Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis, Skripsi, Kehutanan Universitas Sumatera Utara, Medan

Mittermeier, R. A. Et. Al., 2007, Primates in Peril :The world’s 25 Most Endangered Primates 2006-2008, IUCN/SSC Primates Specialist Group (PSG), International Primatological Society (IPS), dan Conservation International (CI).

www.conservation.org.br/noticians/arquivos/relatorio20062008.pdf (Diakses 01 November 2013)

Odum, P. Eugene., 1993, Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Parsons. S, 1999, Adult Male Orangutan Ranging Behaviours in Gunung Palung National Park, West Kalimantan, Indonesia. Departement of Anthropology University of Calgary.

(23)

45 Prastowo, P., 2011. Ekologi Hewan, Universitas Negeri Medan, Medan.

Rao M, Van Schaik CP. 1997. The Behavioural Ecology of Sumatran Orangutan in Logged and Unlogged Forest. Tropical Biodiversity, 4:173-185

Rangkuti, R., 2013, Pola Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Pada Struktur dan Komposissi Vegetasi Hutan di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser, Skripsi, Kehutanan Universitas Sumatera Utara, Medan.

Rijksen HD, 1978, A field study on Sumatran Orangutans (Pongo pygmaeus abelii Lesson, 1827): Ecology, behaviour and concervation. Wageningen. Netherlands: Agricultural University

Russon, E. Anne, Serge A. Wich, Marc Ancrenaz, Tomoko Kanamori, Cheryl D. Knott, Noko Kuze, Helen C. Morrogh-Bernard, Peter Pratje, Hatta Ramlee, Peter Rodman, Azrie Sawang, Kade Sidiyasa, Ian Singleton and Carel P. van Schaik, 2008, Geographic Variation in Orangutan Diets 135-156

Singleton I, Ellis S, Andayani N, Traylor-Holzer K, Supriatna J (ed). 2006.

Sumatran Orangutan Conservation Action Plan. Conservation International, Jakarta-Indonesia

Soepadmo, E., L. G., Saw, 2000, Tree Flora of Sabah and Sarawak Volume Three, Goverment of Malaysia and Oveseas Development Administration, U.K

Sumphanthamitr, P., Owart Maprang, Sayan Makong and Suwit Punnadee, 2010, http://www.gibbonproject.org/content/Gibbons/Gibbon_diets1/Gibbon_d iet.html2010 (Diakses 1 Maret 2014)

Suwandi, A., 2000, Karakteristik Tempat Bersarang Orang Utan (Pongo pygmaeus pygmaeus, Linne 1760) di Camp Leakey Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan Tengah, Skripsi, Konservasi Sumber Daya Hutan Institut Pertanian Bogor, Bogor

Tjitrosoepomo, G., 2010. Taksonomi Tumbuhan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta

(24)

46 Utami, S. S.,Serge A. Wich, Elisabeth H. M. Sterck, and Jan A. R. A. M. Van Hooff1, 1997, Food Competition Between Wild Orangutans in Large Fig Trees, International Journal of Primatology, 18 (6) : 909-927

Zendrato, T. D., 2009, Idenifikasi Daerah Jelajah Orangutan Sumatera Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografi, Skripsi, Kehutanan Universitas Sumatera Utara, Medan

Zuraida, 2004, Konsumsi dan kandungan nutrien pakan orangutan (Pongo pygmaeus) (Studi kasus di Pusat Reintroduksi Orangutan, Wanariset Samboja – Kalimantan Timur). Thesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor

Gambar

Tabel 2.1.
Gambar 2.1.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

[r]

(2) Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membidangi kesehatan dan sosial sebagai Instansi teknis pembina pada kesehatan lanjut usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d.. (3)

[r]

Panitia ULP/ Panitia Pengadaan pada Satker Direktorat Advokasi dan KIE akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan

Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa ketrampilan menyimak cerita pendek perlu ditingkatkan lagi, karena pada hasil yang dicapai pada pembelajaran yang telah

Windmill Water Flow Top benefited from the force of gravity to the ater entering the turbine blade, so that power is generated not only from the kinetic energy comes

Tabel Hasil Output Uji Multikolinearitas Setelah Mengeluarkan Variabel Pengeluaran