PENGARUH KEMAMPUAN AWAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA
PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI
Oleh :
Hanafi NIM 409331020
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan rahmatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh Kemampuan Awal dan Model Pembelajaran
Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Laju
Reaksi”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada : Bapak
Drs. M.M Tambunan,M.Pd dan Drs. Jamalum Purba, M.Si sebagai dosen
pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran
kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi
ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Kawan
Sihombing,M.Si, Drs. Rahmat Nauli,M.Si dan Ibu Drs. Ani Sutiani, M.si, selaku
dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran mulai dari
rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih
disampaikan kepada Bapak Drs. Wesley Hutabarat, M.Sc, selaku Dosen
Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf
Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Terima
kasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Medan yang
telah memberikan izin penelitian, Bapak dan Ibu Guru di SMA Negeri 11
Medanyang telah banyak membantu penulis selama penelitian. Teristimewa saya
sampaikan terimakasih kepada Ibu dan Ayah tercinta Asni dan Muslim yang telah
mencucurkan segala keringat dan tidak pernah lelah selalu memanjatkan do’a
demi selesainya studi penulis, Bang al, Bang Ari, Bang Andi, Bang Madi, Kak
Sari, Kak Iin, Kak Ida, dan sahabatku Dani, Ferdy, Ahmad Ihsan, yang tidak
pernah saya lupakan dan untuk semua keluarga saya di Medan dan di Padang, dan
buat teman –teman sekelas di kimia Eks’ 09 serta semua teman-teman yang tidak
v
v
dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih untuk semua dukungan dan
bantuan selama menuntut ilmu di Universitas Negeri Medan.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Februari 2014
Penulis,
Hanafi
iii
iii
PENGARUH KEMAMPUAN AWAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA
PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI
Hanafi (409331020)
ABSTRAK
vi
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 5
1.7. Defenisi Operasional 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1. Belajar dan Hasil Belajar 8
2.1.2. Keadaan Awal 9
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengruhi hasil belajar 14
2.1.4. Perangkat Pembelajaran 17
2.1.5. Pembelajaran Kooperatif 19
2.1.5.1. Ciri dan Tujuan Pembelajaran Kooperatif 20 2.1.5.2. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif 21 2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 21 2.1.7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 24
2.1.8. Teori Cognitif 26
2.2.Materi Pokok Laju Reaksi 27
2.2.1. Molaritas 27
2.2.2. Laju Reaksi Kimia 30
2.2.3. Pengukuran Laju Reaksi 31
2.2.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi 34
2.2.5. Persamaan Laju Reaksi 35
2.2.6. Makna Orde Reaksi 36
2.3. Kerangka Konseptual 38
2.4. Hipotesis Penelitian 38
vii
vii BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 39
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 39
3.3. Variabel Penelitian 39
3.4. Rancangan Penelitian 40
3.5. Desain Penelitian 42
3.6. Instrumen Penelitian 43
3.7. Teknik Pengumpulan Data 45
3.8. Teknik Analisis Data 46
3.9. Peningkatan Hasil Belajar 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Data Instrumen penelitian 51
4.2. Tehnik Pengumpulan Data 51
4.2.1. Uji Normalitas 51
4.2.2. Uji homogenitas 52
4.2.3. Uji Hipotesis 52
4.3. Pembahasan 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 56
5.2. Saran 56
DAFTAR PUSTAKA 58
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1.Data Nilai Rata-rataKimia SMA Negeri 11 Medan 2 Tabel 2.1. Perbedaan antara belajar kooperatif dengan belajar
kelompok 20
Tabel 3.1.Desain dan Rancangan Penelitian 40 Table 3.2.Data Peningkatan nilai siswa SMA 47
Tabel 4.2.1.Uji Normalitas 52
Tabel 4.2.2. Uji Homogenitas 52
Tabel 4.3.1. Data Hasil Belajar Siswa Terpadu Untuk Setiap
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.2.3.1. Grafik konsentrasi versus waktu 33
Gambar 2.2.6.1. Grafik Orde Nol 36
Gambar 2.2.6.2. Grafik Orde Satu 37
Gambar 2.2.6.3. Grafik Orde Dua 37
Gambar 3.5. Bagan Desain Penelitian 42
Gambar 4.3. Grafik Interaksi Faktor Kemampuan Awal
vi
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.Silabus Kimia Laju Reaksi 59
Lampiran 2. RPP Model Pembelajaran NHT dan STAD 61
Lampiran 3. Kisi – Kisi Instrumen Test 98
Lampiran 4. Instrumen Test 122
Lampiran 5. Pembahasan Instrumen Test 142
Lampiran 6. Lembar Jawaban 160
Lampiran 7. Tabel Perhitungan Validasi 161
Lampiran 8. Perhitungan Validasi Soal 163
Lampiran 9.Perhitungan Reliabilitas Soal 165
Lampiran 10. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 167
Lampiran 11. Perhitungan Daya Beda Tiap Soal 169
Lampiran 12. Rekapitulasi Analisis Instrumen Test 171
Lampiran 13. Hasil Nilai Pretest dan Postest siswa 172
Lampiran 14. Uji Normalitas Data 174
Lampiran 15. Uji Homogenitas Data Eksperimen 1 (NHT) 177
Lampiran 16. Uji Homogenitas Data Eksperimen 1 (STAD) 181
Lampiran 17.Uji Hipotesis 187
Lampiran18. Data Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan
Model NHT dan STAD 194
Lampiran 19.Rata - rata, Standar Deviasidan Variansdari
Data Pre-testdan Pos-test 197
Lampiran 20. Peningkatan Hasil Belajar 205
vii
vii
Lampiran 21. Perhitungan Gain Ternormalisasi 207
Lampiran 22. Rata - rata, Standar Deviasidan Variansdari
DataGain Ternormalisasi 211
Lampiran 23.Rata-rata dan Standart Deviasi Hasil Belajar Siswa 215
Lampiran 24. Harga Kritik dari r Product Moment 216
Lampiran 25. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat 218
Lampiran 26. Tabel Distribusi Nilai F 219
Lampiran 27. Tabel Nilai – Nilai Distribusi t 223
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Dari analisis data yang sudah didapatkan, maka dapat disimpulkan :
1. Ada pengaruh kemampuan awal terhadap hasil belajar kimia siswa.
2. ada pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar kimia
siswa.
3. Ada interaksi antara kemampuan awal dan model pembelajaran kooperatif
terhadap hasil belajar kimia siswa. Berdasarkan uji lanjut (uji BNT)
diperoleh :
a. Hasil belajar kimia siswa yang mempunyai kemampuan awal yang
dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
NHT berbeda signifikan dengan hasil belajar kimia siswa yang
mempunyai kemampuan awal sedang dan kemampuan awal tinggi.
b. Hasil belajar kimia siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah
yg dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
STAD berbeda signifikan dengan hasil belajar kimia siswa yang
mempunyai kemampuan awal sedang dan kemampuan awal tinggi.
5.2. SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan dari penelitian ini, maka yang menjadi saran
peneliti adalah :
1. Diharapkan pada guru kimia agar dalam mengajarkan materi laju reaksi di
kelas XI SMA, jika kemampuan awal siswa rendah maka model
pembelajaran kooperatif yang sebaiknya digunakan adalah model
pemnbelajaran STAD. Selanjutnya jika kemampuan awal siswa sedang
atau tinggi, maka sebaiknya dalam mengajarkan laju reaksi model
pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan adalah model
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
57
2. Pada guru khususnya guru kimia sebelum mengajarkan materi yang baru
kepada siswa, sebelumnya guru harus mengetahui kemampuan awal yang
dimiliki oleh siswa.
3. Kepada peneliti lain dapat meneliti pengaruh kemampuan awal dan model
pembelajaran kooperatif pada sekolah – sekolah lain dengan pokok
bahasan yang berbeda agar dapat dijadikan perbandingan guru dalam
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Rendahnya mutu pendidikan ditandai dengan rendahnya prestasi hasil
belajar kimia siswa. Ini dapat dilihat dari hasil ujian nasional mata pelajaran
kimia.Berdasarkan data statistik hasil nilai ujian nasional kimia secara nasional
dalam tiga tahun terakhir sudah terlihat baik dan terus meningkat, yaitu pada
tahun 2010, 2011 dan 2012. Statistik hasil nilai ujian nasional kimia berturut-turut
adalah 8,08; 8,31 dan 8,47, namun grafik berdasarkan nilai rata – rata per propinsi
hasil ujian nasional di daerah provinsi Sumatera Utara tahun 2011 dan 2012
terlihat menurun dari 8,52 menjadi 8,41.
( http://litbang.kemdikbud.go.id/ )
Hasil observasi peneliti di SMA Negeri 11 Medan sebagai berikut: (1)
pembelajaran kimia masih berpusat pada guru (teacher center), dimana guru
menjadi satu-satunya sumber ilmu pengetahuan, (2) guru masih menerapkan
metode ceramah sebagai sarana untuk mentransfer pengetahuan sehingga siswa
cepat bosan dan tidak tertarik dengan dengan pembelajaran yang sedang
berlangsung, (3) siswa lebih banyak menunggu dan menerima begitu saja
pelajaran yang diberikan tanpa adanya umpan balik mendalam akan materi yang
diberikan sehingga siswa manjadi pasif.
Hasil survey peneliti di SMA Negeri 11 Medan, Hasil belajar
pembelajaran kimia semester ganjil kelas X SMA Negeri 11 Medan yang
memiliki sebanyak 9 kelas masih kurang sesuai dengan yang diharapkan,
rendahnya hasil belajar kognitif sesuai tergambar pada nilai rata-rata raport Tahun
2
Tabel 1.1. Nilai Rata-rata mata pelajaran Kimia semester ganjil kelas X SMA
Negeri 11 Medan Tahun Ajaran 2010/2011/2012 di SMA NEGERI 11 Medan
Tahun Ajaran Nilai Tertinggi Nilai Terendah KKM
2010/2011 91 65 65
2011/2012 92 65 68
2012/2013 92 65 65
Permasalahan lain yang sering dihadapi guru dalam mengajarkan kimia
di SMA adalah kemampuan awal siswa yang lemah dan seringnya siswa tidak
berminat terhadap pelajaran yang diajarkan. Maslah ini terlihat dari sikap siswa
dalam menerima pelajaran. Beberapa diantaranya adalah kebiasaan siswa
berbicara didalam kelas pada saat guru menerangkan, siswa kurang
memperhatikan guru saat menerangkan didepan kelas dan siswa sering permisi
pada saat jam pelajaran berlangsung. Salah satu penyebabnya adalah penyajian
atau model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat atau tidak sesuai
dengan materi yang yang diajarkan. Untuk mengatasai masalah ini maka guru
dituntut untuk memperbaiki dan memperbarharui cara penyajian materi pelajaran,
sehingga tiap guru harus mempersiapkan diri sebaik – baiknya yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif.
Dewasa ini banyak digunakan model pembelajaran kooperatif. Bahkan
pembelajaran kooperatif ini merupakan suatu model pembelajaran yang sudah
banyak dikembangkan. Suasana belajar kooperatif mengahasilkan prestasi belajar
yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif dan penyesuaian psikologi yang
lebih baik daripada suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan memisah –
misahkan siswa. Dengan model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar
yang lebih baik.Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT) dan Student Teams Achievement Division
(STAD). Dimana kedua metode ini sama-sama membagi siswa kedalam
kelompok-kelompok dan siswa bekerja sama di dalam kelompoknya, sehingga
siswa dapat saling bertukar informasi dan pengalaman belajar, (Lie, 2007).
3
pengaruh positif mungkin disebabkan adanya variasi pembelajaran sehingga dapat
menimbulkan ketertarikan, minat dan motivasi pada siswa sedangkan STAD
merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model
yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan
pendekatan kooperatif (Slavin, 2005).
Laju reaksi adalah salah satu materi pelajaran yang diajarkan di SMA
dan merupakan materi yang memerlukan pemahaman konsep dan perhitungan
bukan dengan dihafal mati atau sekedar diingat saja sehingga untuk mempelajari
materi ini banyak siswa yang mengalami kesulitan. Kesulitan tersebut terutama
akan sering dialami oleh siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah, maka
perlu digunakan model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran
kooperatif NHT dan STAD merupakan model pembelajaran yang tepat.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD pernah diteliti oleh
beberapa peneliti sebelumnya, Hasil penelitian Yuliana, (2008) menyatakan
bahwa dalam penerapan pembelajaran NHT pada pokok bahasan Koloid
terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan sebesar 19,8%. Hasil
penelitian Santika, (2006) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD
pada pokok bahasan hidrokarbon dapat meningkat. Hasil belajar sebesar 43,1%.
Menurut Winkel, (1995) keadaan awal yaitu keadaan yang terdapat
sebelum proses mengajar-belajar dimulai, namun dapat berperanan terhadap
proses itu. Menurut Sunarto dan Hartono, (2006) kemampuan kognitif
menggambarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tiap – tiap orang.
Tingkat kemampuan kognitif tergambar pada hasil belajar yang diukur dengan tes
hasil belajar. Tes hasil belajar menghasilkan nilai kemampuan kognitif yang
bervariasi. Variasi nilai tersebut menggambarkan perbedaan kemampuan kognitif
tiap – tiap individu. Dengan demikian pengukuran kemampuan kognitif dapat
dilakukan dengan test kemampuan belajar atau tes hasil belajar. Kemampuan awal
adalah kemampuan dasar yang dimiliki sebelum peserta didik akan mempelajari
kemampuan baru. Atau dengan kata lain pengetahuan awal merupakan
pengetahuan yang menjadi landasan berpikir pengetahuan inti yang benar – benar
4
kompetensi dari pengetahuan inti tersebut tidak akan dapat dikuasai. Pengetahuan
yang dimiliki oleh siswa diharapkan memudahkan dan meningkatkan pemahaman
siswa pada pembelajaran kooperatif terhadap materi yang akan diajarkan. Sebab
banyak siswa yang kesulitan dalam melanjutkan suatu materi yang baru
dikarenakan kemampuan awal yang lemah. Hasil penelitian Hutagalung (2010)
bahwa hasil belajar siswa yang diberi pengetahuan awal mengalami peningkatan
45% dibandingkan siswa tanpa diberi pengetahuan awal.
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian dengan judul :
“Pengaruh Kemampuan Awal dan Model Pembelajaran Kooperatif
Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mencoba
mengidentifikasi masalah. Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi antara
lain :
1.Rendahnya hasil belajar kimia
2.Pembelajaran masih berpusat pada gruru sehingga tidak terjalin proses
belajar mengajar yang baik.
3.Kemampuan awal siswa yang lemah dan seringnya siswa tidak berminat
terhadap pelajaran yang diajarkan.
4.Penyajian atau model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang
tepat atau tidak sesuai dengan materi yang yang diajarkan.
1.3. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka
pembatasan masalah dititikberatkan pada :
1.Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dan STAD.
5
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1.Apakah ada pengaruh jenis model pembelajaran terhadap hasil belajar
kimia siswa?
2.Apakah ada pengaruh kemampuan awal tehadap hasil belajar kimia
siswa?
3.Apakah ada pengaruh interaksi antara kemampuan awal dan jenis model
pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui :
1.Untuk mengetahui adanya pengaruh jenis model pembelajaran terhadap
hasil belajar kimia siswa.
2.Untuk mengetahui adanya pengaruh kemampuan awal terhadap hasil
belajar kimia siswa.
3.Untuk mengetahui adanya pengaruh interaksi antara kemampuan awal
dan jenis model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi siswa :
a. Lebih kritis di dalam setiap pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan kemampuan awal siswa.
b. Pemahaman siswa terhadap materi laju reaksi meningkat.
2. Manfaat bagi guru :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
peneliti sebagai calon guru untuk dapat menerapkan model pembelajaran
6
3. Manfaat bagi mahasiswa :
Sebagai informasi bahan perbandingan bagi peneliti lanjut yang akan mengadakan
penelitian dalam permasalahan yang sama.
1.7. Defenisi Operasional
Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Kemampuan awal adalah kemampuan dasar yang dimiliki sebelum peserta
didik akan mempelajari kemampuan baru. Atau dengan kata lain
pengetahuan awal merupakan pengetahuan yang menjadi landasan berpikir
pengetahuan inti yang benar – benar harus dikuasai sebelum pengetahuan
inti tersebut dipelajari
2. Model pembelajaran koperatif tipe STAD adalah metode pembelajaran
koperatif untuk poengelompokan kemampuan campur yang melibatkan
pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran
individu anggota. Keanggotaan menurut tingkat prestasi, jenis
kelamin,suku dan beranggotakan 4-5 orang dalam satu kelompok.
3. Model pembelajaran koperatif tipe NHT adalah model pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide
dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Dimana model ini
terdiri dari empat langkah yaitu : penomoran, pengajuan pertanyan,
berfikir bersama dan pemberian jawaban.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar
setelah mengalami aktivitas mengajar. Benjamin, S. Bloom (dalam
Tambunan, M.M : 2010) mengklasifikasikan hasil belajar dalam tiga ranah
yaitu: ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain),
dan ranah psikomotorik (psychomotoric domain) Ranah kognitif meliputi
kemampuan pengembangan keterampilan intelektual (knowledge)
dengan tingkatan-tingkatan yaitu Recall of data (Hapalan/C1),
Comprehension (Pemahaman/C2), Application (Penerapan/C3), Analysis
7
penelitian ini hanya aspek kognitifnya saja yang diamati yang meliputi
Hapalan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan (C3), dan Analisis (C4).
5. Materi Laju Reaksi
Laju reaksi menyatakan laju berkurangnya jumlah reaktan atau laju
bertambahnya jumlah produk dalam satuan waktu. Satuan jumlah zat
bermacam-macam, misalnya gram, mol, atau konsentrasi. Sedangkan
58
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 1992. Elektrokimia dan Kinetika Kimia. PT Citra Aditya Bakti. Bandung
Aisyah. 2008. Penerapan Model Pembelajaran NHT Dengan Bantuan Problem Posing Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XISMA Purwareja T.P. 2007/2008.Jurnal Pendidikan Volume 30 Edisi 03.Halaman 30. Padang: Universitas Negeri Padang Press (http://www.smu_net.com/main) diakses 21 Maret 2012
Anitah, S, (2007), Strategi Pembelajaran, edisi pertama, Jakarta: Universitas Terbuka
Arep, Ishak dan Hendri Tanjung.(2003). Manajemen Motivasi. PT. Grasindo, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta .
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. PT Rineka Cipta, Jakarta .
Biggs, John B. & Telfer, Roos. 1987. The Process of Learning. Sydney : Prentice Hall of Autralia Pty Ltd.
Brady, James E. (Sukmariah Maun), (1999), Kimia Universitas Azas dan Struktur, Edisi kelima, Jilid dua, Binarupa Aksara, Jakarta.
Chang, raymond, 2004, Kimia Dasar Konsep – Konsep Inti. Erlangga, Jakarta.
Davies, Ivor K. (penerjemah Sudarsono S., dkk.). 1987. Pengelolaan Belajar. Jakarta : C.V Rajawali dan PAU-UT.
Dimyati dan Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta
Siregar, Eveline dan Hartini Nara.2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalih. Indonesia.
Goldberg, David E., (2008), Kimia untuk Pemula Edisi Ketiga. McGraw-Hill. Erlangga.
Hartono, Agung & Sunarto. 2006. Perkembangan Peserta Didik. PT Rineka Cipta. Jakarta.
59
Ibrahim, dkk. 2000.Pembelajaran Kooperatif . Surabaya: University Press.
Jihad, Asep dan Haris, Abdul. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Justiana, Sandri dan Muchtaridi, 2009, Kimia 1, Yudistira, Jakarta.
Koeswara, E.. 1989. Motivasi. Bandung : Angkasa.
Lie, Anita, 2007. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang - Ruang Kelas ,Grasindo, Jakarta.
Oxtoby, David W., Natchrieb, Norman H., (1987), Principles of Modern Chemistry, Sounders Golden Sunburst Series, Philadelphia.
Purba, M., 2006, Kimia untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta.
Rusman. 2010. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers.
Sanjaya, W., 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.
Silitonga, P. M, 2011, Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA, Unimed, Medan.
Situmorang, Manihar, 2009, Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA, Unimed, Medan.
Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Slavin, Robert E, 2005, Pembelajaran Kooperatif: Teori, Riset dan Praktik. terjemahan Lita, Nusa Media, Bandung.
Syaodih S., Nana. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya Offset. Bandung.
Tambunan, M.M., (2012), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA Unimed, Medan.
Tarigan, Henry Guntur.2009.Pengajaran Gaya. Bahasa.Bandung:Angkasa
Widowati, Budijastuti. 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.