• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEMAMPUAN AWAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI

Oleh :

Hanafi NIM 409331020

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala berkat dan rahmatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada

penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan

waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Pengaruh Kemampuan Awal dan Model Pembelajaran

Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Laju

Reaksi”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada : Bapak

Drs. M.M Tambunan,M.Pd dan Drs. Jamalum Purba, M.Si sebagai dosen

pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran

kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi

ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Kawan

Sihombing,M.Si, Drs. Rahmat Nauli,M.Si dan Ibu Drs. Ani Sutiani, M.si, selaku

dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran mulai dari

rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih

disampaikan kepada Bapak Drs. Wesley Hutabarat, M.Sc, selaku Dosen

Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf

Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Terima

kasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Medan yang

telah memberikan izin penelitian, Bapak dan Ibu Guru di SMA Negeri 11

Medanyang telah banyak membantu penulis selama penelitian. Teristimewa saya

sampaikan terimakasih kepada Ibu dan Ayah tercinta Asni dan Muslim yang telah

mencucurkan segala keringat dan tidak pernah lelah selalu memanjatkan do’a

demi selesainya studi penulis, Bang al, Bang Ari, Bang Andi, Bang Madi, Kak

Sari, Kak Iin, Kak Ida, dan sahabatku Dani, Ferdy, Ahmad Ihsan, yang tidak

pernah saya lupakan dan untuk semua keluarga saya di Medan dan di Padang, dan

buat teman –teman sekelas di kimia Eks’ 09 serta semua teman-teman yang tidak

(5)

v

v

dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih untuk semua dukungan dan

bantuan selama menuntut ilmu di Universitas Negeri Medan.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Februari 2014

Penulis,

Hanafi

(6)

iii

iii

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI

Hanafi (409331020)

ABSTRAK

(7)

vi

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 5

1.7. Defenisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Belajar dan Hasil Belajar 8

2.1.2. Keadaan Awal 9

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengruhi hasil belajar 14

2.1.4. Perangkat Pembelajaran 17

2.1.5. Pembelajaran Kooperatif 19

2.1.5.1. Ciri dan Tujuan Pembelajaran Kooperatif 20 2.1.5.2. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif 21 2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 21 2.1.7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 24

2.1.8. Teori Cognitif 26

2.2.Materi Pokok Laju Reaksi 27

2.2.1. Molaritas 27

2.2.2. Laju Reaksi Kimia 30

2.2.3. Pengukuran Laju Reaksi 31

2.2.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi 34

2.2.5. Persamaan Laju Reaksi 35

2.2.6. Makna Orde Reaksi 36

2.3. Kerangka Konseptual 38

2.4. Hipotesis Penelitian 38

(8)

vii

vii BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 39

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 39

3.3. Variabel Penelitian 39

3.4. Rancangan Penelitian 40

3.5. Desain Penelitian 42

3.6. Instrumen Penelitian 43

3.7. Teknik Pengumpulan Data 45

3.8. Teknik Analisis Data 46

3.9. Peningkatan Hasil Belajar 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Data Instrumen penelitian 51

4.2. Tehnik Pengumpulan Data 51

4.2.1. Uji Normalitas 51

4.2.2. Uji homogenitas 52

4.2.3. Uji Hipotesis 52

4.3. Pembahasan 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 56

5.2. Saran 56

DAFTAR PUSTAKA 58

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1.Data Nilai Rata-rataKimia SMA Negeri 11 Medan 2 Tabel 2.1. Perbedaan antara belajar kooperatif dengan belajar

kelompok 20

Tabel 3.1.Desain dan Rancangan Penelitian 40 Table 3.2.Data Peningkatan nilai siswa SMA 47

Tabel 4.2.1.Uji Normalitas 52

Tabel 4.2.2. Uji Homogenitas 52

Tabel 4.3.1. Data Hasil Belajar Siswa Terpadu Untuk Setiap

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.2.3.1. Grafik konsentrasi versus waktu 33

Gambar 2.2.6.1. Grafik Orde Nol 36

Gambar 2.2.6.2. Grafik Orde Satu 37

Gambar 2.2.6.3. Grafik Orde Dua 37

Gambar 3.5. Bagan Desain Penelitian 42

Gambar 4.3. Grafik Interaksi Faktor Kemampuan Awal

(11)

vi

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.Silabus Kimia Laju Reaksi 59

Lampiran 2. RPP Model Pembelajaran NHT dan STAD 61

Lampiran 3. Kisi – Kisi Instrumen Test 98

Lampiran 4. Instrumen Test 122

Lampiran 5. Pembahasan Instrumen Test 142

Lampiran 6. Lembar Jawaban 160

Lampiran 7. Tabel Perhitungan Validasi 161

Lampiran 8. Perhitungan Validasi Soal 163

Lampiran 9.Perhitungan Reliabilitas Soal 165

Lampiran 10. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 167

Lampiran 11. Perhitungan Daya Beda Tiap Soal 169

Lampiran 12. Rekapitulasi Analisis Instrumen Test 171

Lampiran 13. Hasil Nilai Pretest dan Postest siswa 172

Lampiran 14. Uji Normalitas Data 174

Lampiran 15. Uji Homogenitas Data Eksperimen 1 (NHT) 177

Lampiran 16. Uji Homogenitas Data Eksperimen 1 (STAD) 181

Lampiran 17.Uji Hipotesis 187

Lampiran18. Data Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan

Model NHT dan STAD 194

Lampiran 19.Rata - rata, Standar Deviasidan Variansdari

Data Pre-testdan Pos-test 197

Lampiran 20. Peningkatan Hasil Belajar 205

(12)

vii

vii

Lampiran 21. Perhitungan Gain Ternormalisasi 207

Lampiran 22. Rata - rata, Standar Deviasidan Variansdari

DataGain Ternormalisasi 211

Lampiran 23.Rata-rata dan Standart Deviasi Hasil Belajar Siswa 215

Lampiran 24. Harga Kritik dari r Product Moment 216

Lampiran 25. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat 218

Lampiran 26. Tabel Distribusi Nilai F 219

Lampiran 27. Tabel Nilai – Nilai Distribusi t 223

(13)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Dari analisis data yang sudah didapatkan, maka dapat disimpulkan :

1. Ada pengaruh kemampuan awal terhadap hasil belajar kimia siswa.

2. ada pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar kimia

siswa.

3. Ada interaksi antara kemampuan awal dan model pembelajaran kooperatif

terhadap hasil belajar kimia siswa. Berdasarkan uji lanjut (uji BNT)

diperoleh :

a. Hasil belajar kimia siswa yang mempunyai kemampuan awal yang

dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

NHT berbeda signifikan dengan hasil belajar kimia siswa yang

mempunyai kemampuan awal sedang dan kemampuan awal tinggi.

b. Hasil belajar kimia siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah

yg dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

STAD berbeda signifikan dengan hasil belajar kimia siswa yang

mempunyai kemampuan awal sedang dan kemampuan awal tinggi.

5.2. SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan dari penelitian ini, maka yang menjadi saran

peneliti adalah :

1. Diharapkan pada guru kimia agar dalam mengajarkan materi laju reaksi di

kelas XI SMA, jika kemampuan awal siswa rendah maka model

pembelajaran kooperatif yang sebaiknya digunakan adalah model

pemnbelajaran STAD. Selanjutnya jika kemampuan awal siswa sedang

atau tinggi, maka sebaiknya dalam mengajarkan laju reaksi model

pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan adalah model

pembelajaran kooperatif tipe NHT.

(14)

57

2. Pada guru khususnya guru kimia sebelum mengajarkan materi yang baru

kepada siswa, sebelumnya guru harus mengetahui kemampuan awal yang

dimiliki oleh siswa.

3. Kepada peneliti lain dapat meneliti pengaruh kemampuan awal dan model

pembelajaran kooperatif pada sekolah – sekolah lain dengan pokok

bahasan yang berbeda agar dapat dijadikan perbandingan guru dalam

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Rendahnya mutu pendidikan ditandai dengan rendahnya prestasi hasil

belajar kimia siswa. Ini dapat dilihat dari hasil ujian nasional mata pelajaran

kimia.Berdasarkan data statistik hasil nilai ujian nasional kimia secara nasional

dalam tiga tahun terakhir sudah terlihat baik dan terus meningkat, yaitu pada

tahun 2010, 2011 dan 2012. Statistik hasil nilai ujian nasional kimia berturut-turut

adalah 8,08; 8,31 dan 8,47, namun grafik berdasarkan nilai rata – rata per propinsi

hasil ujian nasional di daerah provinsi Sumatera Utara tahun 2011 dan 2012

terlihat menurun dari 8,52 menjadi 8,41.

( http://litbang.kemdikbud.go.id/ )

Hasil observasi peneliti di SMA Negeri 11 Medan sebagai berikut: (1)

pembelajaran kimia masih berpusat pada guru (teacher center), dimana guru

menjadi satu-satunya sumber ilmu pengetahuan, (2) guru masih menerapkan

metode ceramah sebagai sarana untuk mentransfer pengetahuan sehingga siswa

cepat bosan dan tidak tertarik dengan dengan pembelajaran yang sedang

berlangsung, (3) siswa lebih banyak menunggu dan menerima begitu saja

pelajaran yang diberikan tanpa adanya umpan balik mendalam akan materi yang

diberikan sehingga siswa manjadi pasif.

Hasil survey peneliti di SMA Negeri 11 Medan, Hasil belajar

pembelajaran kimia semester ganjil kelas X SMA Negeri 11 Medan yang

memiliki sebanyak 9 kelas masih kurang sesuai dengan yang diharapkan,

rendahnya hasil belajar kognitif sesuai tergambar pada nilai rata-rata raport Tahun

(16)

2

Tabel 1.1. Nilai Rata-rata mata pelajaran Kimia semester ganjil kelas X SMA

Negeri 11 Medan Tahun Ajaran 2010/2011/2012 di SMA NEGERI 11 Medan

Tahun Ajaran Nilai Tertinggi Nilai Terendah KKM

2010/2011 91 65 65

2011/2012 92 65 68

2012/2013 92 65 65

Permasalahan lain yang sering dihadapi guru dalam mengajarkan kimia

di SMA adalah kemampuan awal siswa yang lemah dan seringnya siswa tidak

berminat terhadap pelajaran yang diajarkan. Maslah ini terlihat dari sikap siswa

dalam menerima pelajaran. Beberapa diantaranya adalah kebiasaan siswa

berbicara didalam kelas pada saat guru menerangkan, siswa kurang

memperhatikan guru saat menerangkan didepan kelas dan siswa sering permisi

pada saat jam pelajaran berlangsung. Salah satu penyebabnya adalah penyajian

atau model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat atau tidak sesuai

dengan materi yang yang diajarkan. Untuk mengatasai masalah ini maka guru

dituntut untuk memperbaiki dan memperbarharui cara penyajian materi pelajaran,

sehingga tiap guru harus mempersiapkan diri sebaik – baiknya yaitu dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Dewasa ini banyak digunakan model pembelajaran kooperatif. Bahkan

pembelajaran kooperatif ini merupakan suatu model pembelajaran yang sudah

banyak dikembangkan. Suasana belajar kooperatif mengahasilkan prestasi belajar

yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif dan penyesuaian psikologi yang

lebih baik daripada suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan memisah –

misahkan siswa. Dengan model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar

yang lebih baik.Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT) dan Student Teams Achievement Division

(STAD). Dimana kedua metode ini sama-sama membagi siswa kedalam

kelompok-kelompok dan siswa bekerja sama di dalam kelompoknya, sehingga

siswa dapat saling bertukar informasi dan pengalaman belajar, (Lie, 2007).

(17)

3

pengaruh positif mungkin disebabkan adanya variasi pembelajaran sehingga dapat

menimbulkan ketertarikan, minat dan motivasi pada siswa sedangkan STAD

merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model

yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan

pendekatan kooperatif (Slavin, 2005).

Laju reaksi adalah salah satu materi pelajaran yang diajarkan di SMA

dan merupakan materi yang memerlukan pemahaman konsep dan perhitungan

bukan dengan dihafal mati atau sekedar diingat saja sehingga untuk mempelajari

materi ini banyak siswa yang mengalami kesulitan. Kesulitan tersebut terutama

akan sering dialami oleh siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah, maka

perlu digunakan model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran

kooperatif NHT dan STAD merupakan model pembelajaran yang tepat.

Pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD pernah diteliti oleh

beberapa peneliti sebelumnya, Hasil penelitian Yuliana, (2008) menyatakan

bahwa dalam penerapan pembelajaran NHT pada pokok bahasan Koloid

terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan sebesar 19,8%. Hasil

penelitian Santika, (2006) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD

pada pokok bahasan hidrokarbon dapat meningkat. Hasil belajar sebesar 43,1%.

Menurut Winkel, (1995) keadaan awal yaitu keadaan yang terdapat

sebelum proses mengajar-belajar dimulai, namun dapat berperanan terhadap

proses itu. Menurut Sunarto dan Hartono, (2006) kemampuan kognitif

menggambarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tiap – tiap orang.

Tingkat kemampuan kognitif tergambar pada hasil belajar yang diukur dengan tes

hasil belajar. Tes hasil belajar menghasilkan nilai kemampuan kognitif yang

bervariasi. Variasi nilai tersebut menggambarkan perbedaan kemampuan kognitif

tiap – tiap individu. Dengan demikian pengukuran kemampuan kognitif dapat

dilakukan dengan test kemampuan belajar atau tes hasil belajar. Kemampuan awal

adalah kemampuan dasar yang dimiliki sebelum peserta didik akan mempelajari

kemampuan baru. Atau dengan kata lain pengetahuan awal merupakan

pengetahuan yang menjadi landasan berpikir pengetahuan inti yang benar – benar

(18)

4

kompetensi dari pengetahuan inti tersebut tidak akan dapat dikuasai. Pengetahuan

yang dimiliki oleh siswa diharapkan memudahkan dan meningkatkan pemahaman

siswa pada pembelajaran kooperatif terhadap materi yang akan diajarkan. Sebab

banyak siswa yang kesulitan dalam melanjutkan suatu materi yang baru

dikarenakan kemampuan awal yang lemah. Hasil penelitian Hutagalung (2010)

bahwa hasil belajar siswa yang diberi pengetahuan awal mengalami peningkatan

45% dibandingkan siswa tanpa diberi pengetahuan awal.

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian dengan judul :

“Pengaruh Kemampuan Awal dan Model Pembelajaran Kooperatif

Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mencoba

mengidentifikasi masalah. Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi antara

lain :

1.Rendahnya hasil belajar kimia

2.Pembelajaran masih berpusat pada gruru sehingga tidak terjalin proses

belajar mengajar yang baik.

3.Kemampuan awal siswa yang lemah dan seringnya siswa tidak berminat

terhadap pelajaran yang diajarkan.

4.Penyajian atau model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang

tepat atau tidak sesuai dengan materi yang yang diajarkan.

1.3. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka

pembatasan masalah dititikberatkan pada :

1.Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

kooperatif tipe NHT dan STAD.

(19)

5

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1.Apakah ada pengaruh jenis model pembelajaran terhadap hasil belajar

kimia siswa?

2.Apakah ada pengaruh kemampuan awal tehadap hasil belajar kimia

siswa?

3.Apakah ada pengaruh interaksi antara kemampuan awal dan jenis model

pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui :

1.Untuk mengetahui adanya pengaruh jenis model pembelajaran terhadap

hasil belajar kimia siswa.

2.Untuk mengetahui adanya pengaruh kemampuan awal terhadap hasil

belajar kimia siswa.

3.Untuk mengetahui adanya pengaruh interaksi antara kemampuan awal

dan jenis model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat bagi siswa :

a. Lebih kritis di dalam setiap pembelajaran kooperatif dengan

menggunakan kemampuan awal siswa.

b. Pemahaman siswa terhadap materi laju reaksi meningkat.

2. Manfaat bagi guru :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi

peneliti sebagai calon guru untuk dapat menerapkan model pembelajaran

(20)

6

3. Manfaat bagi mahasiswa :

Sebagai informasi bahan perbandingan bagi peneliti lanjut yang akan mengadakan

penelitian dalam permasalahan yang sama.

1.7. Defenisi Operasional

Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Kemampuan awal adalah kemampuan dasar yang dimiliki sebelum peserta

didik akan mempelajari kemampuan baru. Atau dengan kata lain

pengetahuan awal merupakan pengetahuan yang menjadi landasan berpikir

pengetahuan inti yang benar – benar harus dikuasai sebelum pengetahuan

inti tersebut dipelajari

2. Model pembelajaran koperatif tipe STAD adalah metode pembelajaran

koperatif untuk poengelompokan kemampuan campur yang melibatkan

pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran

individu anggota. Keanggotaan menurut tingkat prestasi, jenis

kelamin,suku dan beranggotakan 4-5 orang dalam satu kelompok.

3. Model pembelajaran koperatif tipe NHT adalah model pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide

dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Dimana model ini

terdiri dari empat langkah yaitu : penomoran, pengajuan pertanyan,

berfikir bersama dan pemberian jawaban.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar

setelah mengalami aktivitas mengajar. Benjamin, S. Bloom (dalam

Tambunan, M.M : 2010) mengklasifikasikan hasil belajar dalam tiga ranah

yaitu: ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain),

dan ranah psikomotorik (psychomotoric domain) Ranah kognitif meliputi

kemampuan pengembangan keterampilan intelektual (knowledge)

dengan tingkatan-tingkatan yaitu Recall of data (Hapalan/C1),

Comprehension (Pemahaman/C2), Application (Penerapan/C3), Analysis

(21)

7

penelitian ini hanya aspek kognitifnya saja yang diamati yang meliputi

Hapalan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan (C3), dan Analisis (C4).

5. Materi Laju Reaksi

Laju reaksi menyatakan laju berkurangnya jumlah reaktan atau laju

bertambahnya jumlah produk dalam satuan waktu. Satuan jumlah zat

bermacam-macam, misalnya gram, mol, atau konsentrasi. Sedangkan

(22)

58

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 1992. Elektrokimia dan Kinetika Kimia. PT Citra Aditya Bakti. Bandung

Aisyah. 2008. Penerapan Model Pembelajaran NHT Dengan Bantuan Problem Posing Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XISMA Purwareja T.P. 2007/2008.Jurnal Pendidikan Volume 30 Edisi 03.Halaman 30. Padang: Universitas Negeri Padang Press (http://www.smu_net.com/main) diakses 21 Maret 2012

Anitah, S, (2007), Strategi Pembelajaran, edisi pertama, Jakarta: Universitas Terbuka

Arep, Ishak dan Hendri Tanjung.(2003). Manajemen Motivasi. PT. Grasindo, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta .

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. PT Rineka Cipta, Jakarta .

Biggs, John B. & Telfer, Roos. 1987. The Process of Learning. Sydney : Prentice Hall of Autralia Pty Ltd.

Brady, James E. (Sukmariah Maun), (1999), Kimia Universitas Azas dan Struktur, Edisi kelima, Jilid dua, Binarupa Aksara, Jakarta.

Chang, raymond, 2004, Kimia Dasar Konsep – Konsep Inti. Erlangga, Jakarta.

Davies, Ivor K. (penerjemah Sudarsono S., dkk.). 1987. Pengelolaan Belajar. Jakarta : C.V Rajawali dan PAU-UT.

Dimyati dan Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta

Siregar, Eveline dan Hartini Nara.2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalih. Indonesia.

Goldberg, David E., (2008), Kimia untuk Pemula Edisi Ketiga. McGraw-Hill. Erlangga.

Hartono, Agung & Sunarto. 2006. Perkembangan Peserta Didik. PT Rineka Cipta. Jakarta.

(23)

59

Ibrahim, dkk. 2000.Pembelajaran Kooperatif . Surabaya: University Press.

Jihad, Asep dan Haris, Abdul. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Justiana, Sandri dan Muchtaridi, 2009, Kimia 1, Yudistira, Jakarta.

Koeswara, E.. 1989. Motivasi. Bandung : Angkasa.

Lie, Anita, 2007. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang - Ruang Kelas ,Grasindo, Jakarta.

Oxtoby, David W., Natchrieb, Norman H., (1987), Principles of Modern Chemistry, Sounders Golden Sunburst Series, Philadelphia.

Purba, M., 2006, Kimia untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta.

Rusman. 2010. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers.

Sanjaya, W., 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Silitonga, P. M, 2011, Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA, Unimed, Medan.

Situmorang, Manihar, 2009, Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA, Unimed, Medan.

Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, Robert E, 2005, Pembelajaran Kooperatif: Teori, Riset dan Praktik. terjemahan Lita, Nusa Media, Bandung.

Syaodih S., Nana. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya Offset. Bandung.

Tambunan, M.M., (2012), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA Unimed, Medan.

Tarigan, Henry Guntur.2009.Pengajaran Gaya. Bahasa.Bandung:Angkasa

Widowati, Budijastuti. 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.

Gambar

Tabel 1.1. Nilai Rata-rata mata pelajaran Kimia semester ganjil kelas X SMA

Referensi

Dokumen terkait

To assist these management activities, PWD had prepared several guidelines and procedures mainly known as SPK (System of Quality Measurement) and Skala (Online

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) ada atau tidak adanya perbedaan pengaruh antara penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

- Riset pemasaran menurut Malhotra (1996) merupakan identifiksi, pengumpulan, analisis dan penyebarluasan informasi secara sistematis dan obyektif dengan tujuan untuk

Ada beberapa metode dalam pemeriksaan status gizi, salah satunya adalah pemeriksaan antropometri yang meliputi tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas,

Kontrol pemberian pakan tanpa probiotik dengan lama waktu yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap peningkatan rerata jumlah total makrofag ginjal ikan

Telah dilakukan penelitian mengenai Dosis Efektif Antidiare Sari Buah Salak Pondoh (Zallaca edulis Reinw) Pada Mencit Dengan Metode Proteksi Oleh Oleum Ricini.. Sampel yang

menilai prestasi kerja bawahan berdasarkan hasil yang dicapai agar sesuai dengan rencana dan ketentuan yang telah ditetapkan sebagai bahan dalam peningkatan

(5) Keanggotaan dewan sumber daya air provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari unsur pemerintah dan nonpemerintah dalam jumlah yang seimbang atas