• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PENGGUNAAN TEKNIK MAJELIS DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JEPANG: Studi Eksperimen Semu Terhadap Siswa/i Kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PENGGUNAAN TEKNIK MAJELIS DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JEPANG: Studi Eksperimen Semu Terhadap Siswa/i Kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Eksperimen Semu Terhadap Siswa/i Kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh:

Nama : Ardi Yusuf NIM : 1100919

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

(2)

2015

MODEL PENGGUNAAN TEKNIK MAJELIS DALAM PEMBELAJARAN

KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JEPANG

(Studi Eksperimen Semu Terhadap Siswa/i Kelas XI SMA Pasundan 8)

Oleh:

Ardi Yusuf

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

©Ardi Yusuf 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

“MODEL PENGGUNAAN TEKNIK MAJELIS DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JEPANG”

(Studi Eksperimen Semu Terhadap Siswa/i Kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Wawan Danasasmita, M.Ed

(4)

KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JEPANG

(Studi Eksperimen Semu Terhadap Siswa/i Kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung)

Ardi Yusuf 1100919

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Model Penggunaan Teknik Majelis dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Jepang (Studi Eksperimen Semu Terhadap Siswa/i Kelas XI SMA Pasundan 8)”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya pembelajar yang merasa kesulitan dalam keterampilan berbicara bahasa Jepang. Hal ini dikarenakan oleh minimnya pengetahuan yang mendasari kemampuan berbicara bahasa Jepang pembelajar. Oleh karena itu diperlukanlah sebuah teknik untuk mendorong pembelajar berbicara bahasa Jepang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan berbicara siswa sebelum dan sesudah diterapkannya teknik Majelis. Selain itu, untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap teknik Majelis. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu. Dengan menggunakan one group pre-test-post-test design. Sampel penelitian ini adalah 20 siswa SMA Pasundan 8 Bandung. Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan tes dan angket. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui db-19, t-hitung 18,55 dan t-tabel pada taraf signifikan 5% adalah 2,09 dan pada taraf signifikan 1% adalah 2,86. Dengan kata lain t-hitung lebih besar dari pada t-tabel. Sehingga diartikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jepang sebelum dan sesudah menggunakan teknik Majelis. Berdasarkan hasil angket dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah responden menyatakan bahwa pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jepang dengan teknik Majelis ini menarik, nyaman dan menyenangkan pada saat belajar. Selain itu juga lebih dari setengahnya rasa takut, malu, ragu-ragu respoden menjadi berkurang. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan teknik Majelis ini dapat meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jepang. Sehingga dari hasil penelitian ini, peneliti merekomendasikan untuk dijadikan sebagai alternatif teknik pembelajaran.

(5)

SPEAKING SKILL LEARNING

(Quasi Experiment Study on Eleven Class Students at Pasundan 8 Senior High School

Bandung)

Ardi Yusuf 1100919

ABSTRACT

The title of this research is “Model of Use Assembly Technique in The Japanese Speaking Skill Learning (Quasi Experimental study to students of Pasundan 8 senior high school class XI). This research is motivated by the learners who feel difficulties in Japanese language speaking skill. This is due to the lack of knowledge that underlies the ability to speak a Japanese language by the learners. Therefore, to overcome this matter is need a technique that can encourage learners to speak Japanese. The purpose of this research are to description of speaking ability before and after applied Assembly Technique. Beside that, to determine the response of students about Assembly Technique. The research method that used of this research is quasi experiment. And the design of this research used one group pre-test-post-test design. The sample of this research are 20 students of Pasundan 8 senior high school. As for how to collect data in this research used test and questionaire. Based on the result of data analysis that known db-19, t hitung 18,55 and t-tabel on significant level at 5% is 2,09 and on significant level at 1% is 2,86. In other word, t hitung greater than t tabel. Its mean there’s significant difference between the result of Japanese speaking skill before and after used Assembly techniques. Based on the questionaire that collected from respondents it can be concluded that more than half of respondents said that Japanese speaking skill learning with Assembly Technique are attractive, comfortable and pleasure while learning to the learners. Beside that more than half of respodent’s fear, shy, and hesitation to be reduced. The conclusion of this matter is the use of Assembly Technique can improve Japanese language speaking skill. So that, the researcher recomended this technique can be used as an alternative as a learning technique.

(6)

日本語を話 技能 学習 け セン クニック 使用モ

2014/2015年度パスン ン第8高等学校 二年生 対 実験研究

ユス 1100919

要旨

本研究 マ 日本語を話 技能 学習 け セン クニック

使用モ 2014/2015 年度パスン ン第 8 高等学校 二年生 対 実験研 究 あ 本研究 背景 日本語 話 こ 難 い 感 い 学

習者 多いこ あ こ 日本語学習者 話 能力 基礎 知識 少

いこ 話 技能を習得 ため 学習者 効果的 クニック 必要 あ 本研究 目的 セン クニックを使用 前 使用 た 後 学習者 話 技能を比較 ため あ そ セン クニ ッ ク い 学習 者 応を 知 た め あ 本研 究 用 い 方法 準実 験 quasi experiment法 あ ン one group pre-test post-test を使用 た ン パスン ン第 8 高校二年生 20名 あ 集方

法 ス ンケ を使用 分析 結果 db=

19 t-得点=18.55 , t-表 =有意水準5% 2.09 有意水準1% 2.86

いうこ 分 た ま t-算数 t-表 高い セン クニ ックを使用 前 使用 た後 日本語 話 技能 学習結果 間 相 あ

いうこ 分 た ンケ 結果 半分以上 学習者 セン クニック 日本語 話 技能 授業 面白く 快適 楽 答え た そ 半分以上 学習者 セン クニック 日本語 話 こ 対 緊張 恥 さ ため いを感 こ 減 く 答え た そ 結果 セン クニック 使用 日本語 話 技能を向 上さ こ 明 た 本研究 結果を日本語 話 技能を向上さ

ため 使用 こ 可能 あ

(7)

DAFTAR ISI

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori... 7

1. Pembelajaran Kooperatif ... 7

a. Teori Pembelajaran Kooperatif ... 7

b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif ... 8

2. Konsep Dasar Teknik Majelis ... 8

a. Pengertian Teknik Pembelajaran ... 8

b. Pengertian Teknik Majelis ... 10

c. Prosedur Teknik Majelis ... 11

d. Langkah – Langkah dan Variasi Pembelajaran Menggunakan Teknik Majelis ... 12

e. Kelebihan dan Kekurangan dalam Teknik Majelis ... 14

f. Penilaian Teknik Majelis Menurut Paul Ginnis ... 14

3. Hakikat Berbicara ... 15

a. Definisi Berbicara... 15

b. komponen-komponen tugas Berbicara ... 19

c. Evaluasi Keterampilan Berbicara ... 20

(8)

B. Kerangka Pemikiran ... 22

C. Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 25

1. Metode Penelitian ... 25

2. Desain Penelitian ... 25

B. Partisipan ... 26

C. Populasi dan Sampel ... 27

1. Populasi ... 27

2. Sampel ... 27

D. Instrumen Penelitian ... 27

1. Tes ... 27

2. Non-Tes ... 30

E. Variabel Penelitian... 31

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31

1. Studi Pustaka ... 32

2. Tes ... 32

3. Angket ... 36

G. Teknik Pengolahan data ... 37

1. Teknik Pengolahan Data hasil Tes ... 37

2. Teknik Pengolahan Data Angket... 40

H. Prosedur dan Tahap – Tahap Penelitian ... 41

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan ... 44

1. Lokasi dan Waktu Penelitian... 44

2. Materi Pembelajaran ... 45

3. Metode Pembelajaran ... 45

4. Media Pembelajaran ... 45

5. Model Pembelajaran ... 45

6. Deskripsi Proses Belajar Mengajar ... 45

B. Analisis Data ... 85

(9)

2. Analisis dan Sajian Data Angket ... 92

C. Pembahasan ... 104

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 108

B. Implikasi ... 110

C. Rekomendasi ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 112

(10)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Berbicara merupakan bentuk komunikasi antar persona yang paling unik, paling tua, dan sangat penting dalam kehidupan bermayarakat dikarenakan manyangkut berbagai masalah yang sangat kompleks ( Sujanto, 1988, hlm. 189). Salah satu kegiatan bahasa tersebut, seringkali dilakukan oleh setiap orang. Dengan berbicara kita mampu menyampaikan sebuah bahasa untuk berkomunikasi, memberikan informasi, memberitahukan dan berinteraksi. Adapun dalam pembelajarannya berbicara digolongkan kedalam keterampilan berbahasa. Saat ini pembelajaran bahasa, terutama bahasa asing hal itu sudah wajib dipelajari.

(11)

keterampilan berbicara dalam bahasa asing kurang yang dikarenakan tekanan yang ada di dalam diri pembelajar bahasa asing tersebut.

Padahal pembelajaran keterampilan berbicara merupakan salah satu hal yang menarik saat dilaksanakan, khususnya bagi pembelajar bahasa asing di SMA. Salah satunya pembelajaran bahasa asing di SMA adalah bahasa Jepang. Misalnya ada seorang murid yang berbicara bahasa Jepang dan siswa lainnya saling memerhatikan satu sama lain, namun hanya beberapa siswa yang mampu dan ingin berbicara dalam bahasa Jepang. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa masih belum percaya diri dan berani dalam berbicara bahasa Jepang, sehingga pembelajaran bahasa Jepang tersebut menjadi kaku, datar, hanya siswa yang berani saja berbicara bahasa Jepang terlebih lagi pembelajaran hanya terpusat pada guru (teacher Centered).

Dalam mempelajari bahasa asing khususnya bahasa Jepang pada keterampilan berbicara memerlukan pemahaman yang benar, keberanian, dan kemampuan melafalkannya. Siswa dapat menggunakan keterampilan berbicara apabila berani dan paham dengan apa yang akan diucapkannya. Adapun fokus permasalahan yang diamati yaitu dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jepang ketika seseorang tidak berani, tidak siap, sulit untuk berbicara dan tidak paham dengan apa yang ingin dibicarakan dan disampaikan. Dalam pembelajaran bahasa Jepang hal itu sering terjadi yaitu kurangnya pemahaman siswa, dengan adanya hal tersebut siswa menjadi takut dan tidak berani dalam berbicara bahasa Jepang padahal hanya sekedar mengulang kembali informasi dari guru yang diberikan kepada siswa.

Dari pemaparan di atas di dalam pembelajaran bahasa Jepang terutama dalam keterampilan berbicara diperlukannya sebuah teknik yang dapat membantu pembelajaran tersebut sehingga siswa mampu mengungkapkan gagasan dan ekspresi lisan yang dimiliki.

(12)

Teknik Majelis ini terdapat pada buku Paul Ginnis yang berjudul Trik dan Taktik mengajar (Teacher Toolkit) tahun 2008. Berdasarkan buku tersebut teknik Majelis ini mencakup elemen-elemen keterampilan berbahasa yang dapat dipakai. Khususnya keterampilan berbicara, membaca dan mendengarkan. Proses dari teknik Majelis ini siswa di bagi menjadi beberapa kelompok kemudian secara bersama-sama berunding untuk menyusun teks acak. Dengan teknik ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mengungkapkan gagasan lisan, merumuskan apa yang ingin disampaikan secara lisan dan mampu memotivasi siswa dalam meningkatkan keterampilan berbicara dalam bahasa Jepang. Apabila siswa sudah mampu memahami gagasan lisan dan merumuskannya hal tersebut akan mendorong siswa berbicara dalam bahasa Jepang.

Pembelajaran menggunakan Teknik Majelis ini sudah pernah dilakukan sebelumnya dalam Skripsi Widianti (2014) dari Departemen Pendidikan Bahasa Perancis dengan judul Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis. Didalam skripsi tersebut, disebutkan bahwa keterampilan berbicara siswa baik dan lebih aktif setelah diberikan teknik pembelajaran tersebut.

Oleh karena itu penulis bermaksud melakukan penelitian untuk mengembangkan dan membantu siswa dalam pembelajaran keterampian berbicara bahasa Jepang melalui teknik dalam pembelajaran pada penelitian yang berjudul “Model Penggunaan Teknik Majelis dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Jepang”

B. Rumusan Masalah Penelitian dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, masalah pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana keterampilan berbicara bahasa Jepang siswa sebelum diterapkan teknik Majelis ?

2. Bagaimana keterampilan berbicara bahasa Jepang siswa setelah diterapkan teknik Majelis ?

(13)

4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap teknik Majelis dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jepang ?

Agar penelitian ini tidak meluas, maka dalam penelitian ini penulis akan membatasi pokok permasalahan yaitu:

1. Yang di maksud dengan keterampilan berbicara dalam penelitian ini adalah siswa dapat menyampaikan informasi secara lisan berupa kata-kata atau kalimat sesuai dengan apa yang ingin diucapkan tanpa adanya hambatan secara psikologis seperti takut dan malu.

2. Yang di maksud dengan teknik Majelis yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa dikelompok-kelompokkan seperti majelis dan dalam kelompok tersebut siswa menyusun dan menghasilkan sesuatu dari potongan-potongan kemudian hasilnya di presentasikan.

3. Yang di maksud dengan perbedaan keterampilan berbicara dalam penelitian ini adalah perbedaan antara nilai rata-rata pre-test dan nilai rata-rata post-test.

4. Yang di maksud dengan tanggapan siswa adalah tanggapan yang diperoleh melalui instrumen berupa angket.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

 Kemampuan awal siswa dalam berbicara sebelum diterapkan teknik Majelis.

 Kemampuan siswa dalam berbicara setelah diterapkan teknik Majelis.  Mengenai perbedaan peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jepang

siswa sebelum dan sesudah menerima pembelajaran menggunakan teknik Majelis.

(14)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, adalah: a. Manfaat Teoritis

Secara teroritis penelitian ini mempunyai manfaat untuk disiplin ilmu pendidikan, dikarenakan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam membuat suasana belajar di kelas menjadi lebih hidup dan inovatif. Selain itu juga penelitian ini dapat dijadikan sarana untuk menambah wawasan mengenai teknik dalam pembelajaran serta sebagai referensi untuk penerapan teknik pembelajaran bahasa Jepang di SMA atau SMK.

b. Manfaat Praktis

Adapun secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman serta memberikan kemudahan bagi pembelajar bahasa Jepang khususnya siswa SMA dalam meningkatkan keterampilan berbicara.

2) Penelitian ini diharapkan bisa menjadi kajian referensi dalam pengembangan teknik pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Jepang di institusi pendidikan.

3) Penelitian ini diharapkan bisa ikut serta berkontribusi untuk memajukan kualitas sekolah dalam peningkatan keterampilan berbahasa asing termasuk bahasa Jepang di institusi yang bersangkutan dalam penelitian ini yaitu SMA Pasundan 8 Bandung.

(15)

E. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi akan di tulis dengan struktur organisasi sebagai berikut:

(16)

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2010, hlm. 3) mengatakan bahwa.

Metode eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.

Jadi metode eksperimen ini digunakan untuk mengungkapkan ada atau tidaknya pengaruh dari variabel-variabel yang telah ditentukan dan dijadikan penelitian. Berdasarkan hal diatas peneliti menarik kesimpulan bahwa metode eksperimental adalah metode yang digunakan peneliti untuk mencari pengaruh akan variabel-variabelnya.

Dalam penelitian eksperimen ini metode yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi-Experiment) dimana penelitian ini menggunakan kelas eksperimen tanpa menggunakan pembanding atau kelas kontrol sebagai pembandingnya. Sebagaimana Suryabrata (2010, hlm. 92) menjelaskan bahwa eksperimen semu (Quasi-Eksperiment) mempunyai tujuan penelitan yaitu untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasikan semua variabel yang relevan.

2. Desain Penelitian

Desain penelitin yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest

Design yaitu eksperimen yang dilakukan pengukuran awal pada suatu

(17)

tertentu (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test). (Noor, 2013, hlm. 115).

Desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Pola Penelitian

Kelas Pretest Treatment Posttest

Eksperimen 01 X 02

Keterangan:

01 : Pretest (tes awal) sebelum mendapat perlakuan

X : Treatment (perlakuan) dengan menggunakan teknik Majelis 02 : Posttest (tes akhir) setelah mendapat perlakuan

(Noor, 2013, hlm. 115). Jika hasil Posttest siswa menunjukkan adanya perubahan dibandingkan dengan hasil Pretest, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik Majelis ini efektif dan dapat diteruskan dalam pembelajaran berbicara bahasa Jepang. Tetapi sebaliknya jika hasil

Posttest siswa menunjukkan stagnasi atau menunjukkan adanya penurunan

maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik Majelis ini tidak efektif dalam pembelajaran berbicara bahasa Jepang.

B.Partisipan

Partisipan adalah orang – orang yang terlibat dalam penelitian, dan turut membantu dalam kelancaran selama proses penelitian berlangsung. Partisipan dalam penelitian ini yaitu di antaranya:

a) Kepala SMA Pasundan 8 Bandung beserta staf. b) Guru pamong Bahasa Jepang.

c) Seluruh anggota kelompok PLP SMA Pasundan 8 Bandung.

d) Rekan – rekan PLP SMA Pasundan 8 Bandung sesama Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.

(18)

C.Populasi dan Sempel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (dalam Riduwan, 2009, hlm. 54) Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkan menurut Nawawi (dalam Taniredja dan Mustafidah, 2012, hlm.33) populasi adalah kesuluruhan subjek yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala dan peristiwa yang terjadi sebagai sumber.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi ialah objek atau subjek yang berada dalam wilayah tertentu dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang sesuai ketentuan penulis untuk kemudian diteliti dalam sebuah penelitian. Populasi yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA SMA Pasundan 8 tahun ajar 2014/2015.

2. Sampel

Menurut Arikunto (dalam Riduwan, 2009, hlm 56) sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang dijadikan sebagai wakil untuk sebuah penelitian. Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis mengambil sampel penelitian sebanyak 20 orang di kelas XI MIA 3 SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015.

D.Instrumen Penelitian

(19)

1. Tes

Menurut Arikunto (2010, hlm. 223) mengungkapkan bahwa tes merupakan data yang diungkapkan dalam penelitian dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu fakta, pendapat, dan kemampuan. Untuk mengukur ada atau tidaknya serta besar kemampuan objek yang diteliti digunakanlah tes. Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes lisan berupa pretest yang dilakukan sebelum treatment dan posttest yang dilakukan setelah keseluruhan treatment dilakukan.

Pre-test merupakan tes yang dilaksanakan diawal dengan tujuan untuk

mengetahui kemampuan awal siswa dalam keterampilan berbicara bahasa Jepang yang dijadikan kelas eksperimen oleh penulis yang pada akhirnya untuk mengetahui perbedaan keterampilan berbicara sebelum dan sesudah dilakukannya perlakuan. Sementara untuk Post-test itu sendiri merupakan tes yang dilakukan setelah perlakuan (treatment) diberikan dan dilaksanakan diakhir dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan peningkatan keterampilan berbicara siswa baik sebelum dan sesudah menggunakan Teknik Majelis tersebut, sehingga dapat menjawab hipotesis dari penelitian ini apakah diterima atau tidak.

Adapun kriteria penilaian tes yang akan di nilai oleh penulis yaitu 5

Kalimat Diksi Kelancaran Volume

(20)

1 = Sangat kurang 4 = Baik

2 = Kurang 5 = Sangat Baik

3 = Cukup

Skala nilai diatas dimaksudkan untuk membedakan tingkat komponen masing-masing penilaian dalam keterampilan berbicara.

Agar dapat memudahkan dalam menilai, berikut akan dijabarkan mengenai skala penilaian tersebut berdasarkan kriteria penilaian tersebut.

a. Pelafalan dan Intonasi

1. Terdapat banyak kesalahan dalam pelafalan dan intonasi bahasa lisan

2. Kesalahan dalam pelafalan dan intonasi bahasa cukup sering dan terasa mengganggu

3. Terdapat sedikit kesalahan pelafalan dan intonasi, namun secara kebahasaan masih bisa dipahami

4. Tidak ada kesalahan atau penyimpangan yang berarti dalam pelafalan dan intonasi penutur mendekati sempurna

5. Pelafalan bunyi bahasa jelas, tidak ada pengaruh bahasa ibu si penutur serta intonasi tepat dan sempurna

b. Struktur Kalimat

1. Banyak sekali penyimpangan dalam penggunaan tata bahasa 2. Terdapat cukup banyak kesalahan tata bahasa

3. Terdapat beberapa kesalahan atau penyimpangan, tetapi tidak merusak bahasa

4. Pada umumnya struktur kalimat sudah tepat, tidak ditemui penyimpangan yang berarti dan dapat merusak bahasa

5. Penggunaan struktur kalimat sangat tepat, tidak ada penyimpangan dari kaidah bahasa

c. Diksi

1. Kata-kata yang digunakan banyak sekali yang tidak tepat dan tidak sesuai

(21)

3. Kata-kata yang digunakan sudah cukup baik, hanya kurang bervariasi

4. Kata-kata yang digunakan umumnya sudah tepat dan bervariasi hanya sekali-sekali ada kata yang kurang cocok

5. Kata yang digunakan dipilih secara tepat dan bervariasi sesuai dengan situasi, kondisi, dan status pendengar sehingga tidak ada yang janggal

d. Kelancaran

1. Pembicaraannya sangat tidak benar, banyak diam dan gugup 2. Pembicaraannya kurang lancar

3. Pembicaraannya agak lancar, agak sering berhenti

4. Pembicaraannya lancar atau fasih, hanya ada beberapa gangguan yang tidak berarti

2. Pengaturan volume kurang baik, sehingga kata-kata yang diucapkan kurang jelas terdengar

3. Volume sudah cukup baik, walaupun masih banyak penyesuaian suara

4. Pengaturan volume suara cukup jelas hanya dijumpai sesekali ketidak sesuaian

5. Suaranya sangat jelas dan pengaturan volumenya sangat sesuai dengan kondisi dari isi pembicaraan

2. Non-tes

(22)

yang bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna. Jenis angket dibedakan menjadi dua yaitu angket terbuka dan angket tertutup. Dalam penelitian ini jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disajikan sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (X) atau tanda checklist (√) (Riduwan, 2003, hlm 27). Didalam angket tertutup ini, penulis sudah menuliskan jawabannya dalam poin- poin sehingga siswa tinggal memilih saja.

E.Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono ( 2009, hlm. 38) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan dua buah variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi data yang menjadi sebab atau timbunya variabel dependen (terikat), sedangkan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (bebas) (Sugiyono, 2009, hlm. 39). Adapun penjelasannya sebagai berikut.

1. Variabel bebas (X) adalah keterampilan berbicara bahasa Jepang siswa sebelum dilakukannya treatment (pre-test).

2. Variabel Terikat (Y) adalah keterampilan berbicara bahasa Jepang siswa setelah dilakukannya treatment (post-test).

Dengan kata lain, penelitian ini akan berfokus pada bagaimana hasil dari keterampilan berbicara bahasa Jepang siswa sebelum dilakukannya treatment (sebagai variabel bebas) terhadap hasil dari keterampilan berbicara bahasa Jepang siswa setalah dilakukannya treatment (sebagai variabel terikat) di SMA Pasundan 8 Bandung.

(23)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara (Sugiyono, 2013, hlm.308). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Studi Pustaka

Nazir ( 1988, hlm. 111) menyebutkan bahwa studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.

Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah penelitian studi pustaka itu penting dikarenakan untuk mencari informasi-informasi yang relevan dengan penelitian yang akan diteliti. Dalam penelitian ini studi pustaka yang digunakan dan dikumpulkan berupa, buku-buku dan teori-teori yang berhubungan dengan teknik Majelis maupun tentang keterampilan berbicara dan juga yang berhubungan dan relevan dengan penelitian ini.

2. Tes

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Riduwan, 2009, hlm. 76). Hal ini didukung oleh pernyataan Sutedi (2011, hlm.157) yang mengatakan tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik setelah selesai satu satuan program pengajaran tertentu. Di dalam penelitian ini, dilakukan dua jenis tes yakni :

a. Tes awal (pretest) adalah tes yang dilakukan untuk menguji keterampilan berbicara peserta didik sebelum diberikannya treatment.

(24)

Sebelum tes tersebut diberikan kepada sampel, terlebih dahulu penulis menyusun instrumen penelitian berupa soal perlakuan, soal tes dan angket. Setelah itu, menguji kelayakan instrumen (expert judgement).

Soal perlakuan ini diberikan pada saat perlakuan atau teknik Majelis itu berlangsung dan untuk soal tes diberikan pada saat wawancara langsung dengan jumlah soal 5 butir. Soal diambil dari tema-tema materi yang sudah dipelajari sebelumnya atau materi yang akan diberikan pada saat treatment. Untuk pelaksanaan tes berada di luar pelaksanaan treatment.

Dalam penyusunan kisi-kisi di bawah ini didasarkan pada materi pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti terutama dari kegiatan siswa dan gurunya pada poin e, f, g dalam Rencana Penyusunan Pembelajaran (RPP). Kisi-kisi tes pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Tes

1 Tujuan Tujuan dari tes ini untuk mengukur

keterampilan berbicara dalam:

 Diksi yang digunakan oleh siswa dalam mengungkapkan kesukaanya, hobi, maupun kemampuan bahasa asing dalam bahasa Jepang

 Pelafalan dan intonasi siswa dalam mengungkapkan kesukaannya, hobi maupun kemampuan bahasa asing dalam bahasa Jepang.

 Struktur kalimat yang digunakan siswa dalam mengungkapkan kesukaannya, hobi, maupun kemampuan bahasa asing dalam bahasa Jepang.

(25)

 Volume suara dalam menyampaikan jawaban pada saat tes.

2 Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana berupa menyatakan tentang kesukaan, hobi, dan kemampuan terhadap bahasa asing dalam bahasa Jepang.

3 Kompetensi Dasar Menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang tepat dan nyaring dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun dan tepat. 4 Materi Pelajaran 37 (Dōbutsu ga Suki desu)

Pelajaran 38 (Shumi wa Nan desu ka)

Pelajaran 39 (Donna Gaikoku-go ga Dekimasu

ka)

5 Bentuk Soal Pertanyaan secara Lisan

6 Jenis Soal Wawancara

No Indikator Soal Pre-test Aspek Penilaian

No Soal

Bobot Nilai

1 Menanyakan tentang identitas diri Pelafalan dan intonasi, diksi, kelancaran, volume

suara 1 1 - 5

2 Menanyakan tentang kesukaan terhadap binatang dan alasannya

3 Menanyakan tentang kesukaan terhadap buah-buahan dan alasannya

Pelafalan dan intonasi, struktur

(26)

kelancaran, volume suara

4 Menanyakan tentang hobi Pelafalan dan intonasi, struktur kalimat ,diksi, kelancaran, volume

suara 4 1 - 5

5 Menanyakan tentang kemampuan bahasa asing

No Indikator Soal Post-test Aspek Penilaian

No Soal

Bobot Nilai

1 Menanyakan tentang identitas diri Pelafalan dan intonasi, diksi, kelancaran, volume

suara 1 1 - 5

2 Menanyakan tentang hal yang dilakukan pada saat libur dan kesukaan terhadap anime beserta alasannya

3 Menanyakan tentang kesukaan terhadap binatang, buah-buahan dan alasannya

4 Menanyakan tentang hobi Pelafalan dan intonasi, struktur

(27)

kelancaran, volume suara

5 Menanyakan tentang kemampuan bahasa asing

Angket atau questionnaire adalah alat penelitian berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterngan dari sejumlah responden (Nasution, 2003, hlm. 165). Faisal (1981, hlm. 2) mengemukakan bahwa teknik angket ini dilakukan dengan cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berguna untuk mendapatkan baik informasi, kesan, maupun keterangan lainnya sebagai instrumen penelitian.

Tabel 3.5

Kisi-kisi Angket

No Variabel Penelitian Indikator Nomor Pertanyaan

(28)

Terhadap Teknik

Pengolahan data dilakukan terhadap instrumen penelitian berupa tes dan angket dengan ketentuan sebagai berikut.

1. Teknik Pengolahan Data Hasil Tes

Menurut Arikunto (2010, hlm. 350-351) rumus yang digunakan untuk mengolah data hasil tes (nilai t hitung) adalah sebagai berikut.

Langkah-langkah untuk mencari t hitung adalah sebagai berikut:

a. Membuat tabel persiapan

Keterangan:

1) Kolom (1) diisi dengan nomor urut, sesuai dengan jumlah sampel

(29)

5) Kolom (5) diisi dengan pengkuadratan angka-angka pada kolom (4)

6) Isi baris ∑ (sigma) adalah jumlah dari kolom (2), (3), (4), dan (5)

7) M (mean) adalah nilai rata-rata dari kolom (2), (3), dan (4) b. Mengolah data Pre-test dan post-test

Pengolahan data pre-test dan post-test dilakukan dengan cara: 1) Mencari mean pre-test (Mx) dengan menggunakan rumus:

Mx = ∑ xN

Keterangan:

Mx = nilai rata-rata pre-test ∑ x = jumlah total nilai pre-test N = jumlah siswa

(Sutedi, 2011, hlm. 231) 2) Mencari mean post-test (My) dengan menggunakan rumus:

My = ∑ yN

Keterangan:

My = nilai rata-rata post-test ∑ y = jumlah total nilai post-test N = jumlah siswa

(Sutedi, 2011, hlm. 231) c. Mencari gain (d) antara pre-test dan post-test dengan

menggunakan rumus:

Gain = post-test pre-test

d. Mencari mean gain (Md) antara pre-test dan post-test dengan menggunakan rumus:

(30)

Keterangan:

Md = nilai rata-rata selisih antara post-test dan pre-test ∑ d = jumlah selisih antara post-test dan pre-test N = jumlah siswa

e. Menghitung nilai kuadrat deviasi

∑ �2� = ∑ �2 ∑ � 2

Keterangan:

∑ d = jumlah selisih antara post-test dan pre-test

∑ d2 = jumlah selisih antara post-test dan pre-test yang dikuadratkan

N = jumlah siswa

(Arikunto, 2010, hlm. 351) f. Mencari t hitung dengan rumus

� = �

√ ∑ �2�

Keterangan:

t = nilai t yang dihitung

Md = nilai rata-rata selisih antara post-test dan pre-test ∑ �2 = nilai kuadrat deviasi

N = jumlah siswa

(Arikunto, 2010, hlm. 350) g. Memberikan interpretasi berdasarkan t tabel

Untuk menguji hipotesis digunakan t hitung. Setelah mendapat nilai t hitung maka langkah yang dilakukan untuk menguji hipotesis adalah dengan membandingkan nilai t htung dengan t tabel uji hipotesis yang berlaku adalah:

Hk diterima apabila nilai thitung >ttabel

(31)

Menguji kebenaran dua hipotesa tersebut dengan cara membandingkan besarnya t hitung dan t tabel, dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasan dengan menggunakan rumus:

Setelah menentukan db, maka diperoleh nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dan 1%.

(Sudijono, 2008, hlm. 278) i. Memberikan interpretasi nilai yang diperoleh dengan

berdasarkan pada kriteria berikut.

Nilai Penafsiran

0-54 Sangat Kurang

55-64 Kurang

65-74 Cukup

75-84 Baik

85-100 Sangat Baik

(Dikutip dari Nurgiyantoro, dalam Novianti, 2012, hlm. 32)

2. Teknik Pengolahan Data Angket

Rumus yang digunakan untuk mengolah data angket menurut Supardi (2006, hlm. 20) adalah sebagai berikut.

� =�� � %

Keterangan :

P = persentase frekuensi dari setiap jawaban dari responden f = frekuensi setiap jawaban dari responden

n = jumlah responden

(32)

Klasifikasi interpretasi perhitungan persentasi tiap kategori adalah sebagai berikut.

Besar Presentase Interpretasi

0% Tidak seorangpun

1%-5% Hampir tidak ada

6%-25% Sebagian kecil

26%-49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51%-75% Lebih dari setengahnya

76%-95% Sebagian besar

96%-99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

Supardi (2006, hlm. 20)

H.Prosedur dan Tahap-tahap Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Identifikasi masalah

Dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah yang dialami peserta didik dalam berbicara bahasa Jepang.

b. Penyusunan Instrumen

Instrumen digunakan dalam penelitian ini adalah lembar soal perlakuan, soal tes lisan, angket dan format penilaian keterampilan berbicara Bahasa Jepang.

c. Pembuatan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(33)

d. Expert Judgment

Expert Judgment dilakukan setelah instrumen penelitian dibuat.

Setelah itu, peneliti mengajukan expert judgement pada dosen (selain pembimbing 1 dan 2) atau orang yang lebih ahli, gunanya adalah untuk mengetahui kelayakan instrumen yang akan diberikan pada sampel penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pretest

Kegiatan awal dalam pelaksanaan penelitian ini adalah pretest.

Pretest dilakukan untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana

keterampilan berbicara bahasa Jepang yang dikuasai oleh sampel di kelas eksperimen sebelum memberikan treatment.

b. Treatment (Perlakuan)

Ini merupakan kegiatan inti dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan sebanyak tiga kali. Treatment dilakukan untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jepang sampel dengan menggunakan Teknik Majelis.

c. Post-test

Ini merupakan kegiatan akhir dalam pelaksanaan penelitian.

Post-test dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang

signifikan pada sampel dalam berbicara bahasa Jepang setelah diberikannya treatment. Post-test ini diberikan kepada kelas eksperimen.

d. Angket

(34)

Tabel 3.6 Kegiatan Penelitian

No. Hari/Tanggal Waktu Kegiatan

1. Rabu, 15 April

Sumber: Data yang diolah peneliti (2015)

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah melakukan semua hal dalam pelaksanaan penelitian, data dikumpulkan. Setelah semua data telah terkumpul, kemudian diolah dengan menggunakan statistik.

4. Tahap Penarikan Kesimpulan

(35)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Pada bab ini penulis akan menguraikan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi yang telah diperoleh dengan permasalahan yang penulis teliti. Kesimpulan yang akan penulis uraikan adalah berdasarkan hasil penlitian dan penafsiran data yang telah diperoleh. Hasil penelitian yang dimaksud disini adalah mengenai penggunaan Teknik Majelis terhadap keterampilan berbicara bahasa Jepang. Kemudian adalah implikasi yang di tarik dari kesimpulan yang telah di buat. Sedangkan rekomendasi diberikan sebagai bahan pertimbangan dan rekomendasi yang akan diperlukan bagi kegiatan pembelajaran selanjutnya bagi mahasiswa, siswa dan pengajar mengenai teknik yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran bahasa Jepang khususnya keterampilan berbicara bahasa Jepang.

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun sebelumnya penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Berdasarkan rumusan masalah yang penulis buat dapat disimpulkan bahwa sebelum melakukan pembelajaran bahasa Jepang dengan menggunakan teknik Majelis keterampilan berbicara siswa kurang. Hal ini dikarenakan masih banyaknya siswa yang merasakan bahwa pembelajaran bahasa Jepang di dalam kelas sulit dan terkadang mereka merasa takut dan malu untuk berbicara dalam bahasa Jepang. Hal itu juga yang membuat siswa tidak mau berbicara dalam bahasa Jepang. Selain itu ketika penulis melakukan pre-test hasilnya membuktikan bahwa nilai rata-rata atau mean yang diperoleh siswa masih sangat kurang.

(36)

menjadi lebih baik. Pada saat pembelajaran keterampilan berbicara menggunakan siswa menjadi lebih aktif dan hambatan negatif seperti rasa malu, takut menjadi berkurang dengan menggunakan teknik Majelis ini.

3. Hasil pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jepang siswa mengalami perbedaan dan perubahan dengan menggunakan teknik Majelis pada saat pembelajaran berbicara. Hal ini dibuktikan dengan gain dari pre-test dan post-test siswa yang menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan. Bisa di lihat dari gain yang diperoleh tersebut bahwa terjadi peningkatan yang cukup signifikan, dari pembelajaran sebelum memperoleh treatment hingga pembelajaran sesudah memperoleh treatment dengan menggunakan teknik Majelis ini. Hal ini menunjukkan bahwa treatment yang diberikan kepada siswa memberikan pengaruh yang positif yang diwakili oleh 20 orang sampel dalam pembelajaran bahasa Jepang khususnya keterampilan berbicara. Namun bukan hanya dalam keterampilan berbicara saja, siswa juga saling berkerja sama dan saling bertukar pikiran yang menjadi poin positif juga dalam pembelajaran. Teknik Majelis ini menjadi teknik yang bisa dilanjutkan dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jepang yang dapat dilihat dari nila� �ℎ� �� yang diperoleh lebih besar dari nila� � �� yang terdapat pada BAB IV.

(37)

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh penulis terdapat beberapa implikasi sebagai berikut.

1. Dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa keterampilan berbicara siswa sangat kurang mengandung implikasi bahwa pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jepang ini membutuhkan sebuah teknik atau model pembelajaran yang mampu merangsang siswa untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

2. Dari hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan yang signifkan dalam keterampilan berbicara bahasa Jepang mengandung implikasi bahwa model pembelajaran bahasa Jepang menggunakan Teknik Majelis ini dapat membantu meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

3. Dari hasil penelitian ini pula menunjukkan bahwa adanya perbedaan dan perubahan dalam proses pembelajarannya setelah menggunakan teknik Majelis ini mengandung implikasi bahwa teknik Majelis ini dapat membantu siswa menjadi lebih aktif, dan membantu menghilangkan hambatan negatif dalam berbicara bahasa Jepang.

4. Dari respon positif sebagian besar siswa terhadap teknik Majelis ini, maka mengandung implikasi bahwa teknik ini dirasa lebih menyenangkan, nyaman dan mampu membuat siswa menjadi termotivasi dalam pembelajaran bahasa Jepang.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh penulis merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut.

1. Bagi pengajar bahasa Jepang:

(38)

dalam pembelajaran bahasa Jepang. Khususnya dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jepang.

b. Menggunakan teknik Majelis dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jepang sebagai sarana meningkatkan kerjasama, pola pikir, dan keberanian siswa dalam mengeluarkan pendapat.

c. Penggunaan teknik Majelis ini dapat dikembangkan lebih lanjut, tidak hanya untuk pembelajaran keterampilan berbicara, akan tetapi untuk pembelajaran bahasa Jepang lainnya.

2. Bagi peneliti selanjutnya:

a. Tidak dapat dipungkiri bahwa penelitian ini terdapat banyak kekurangannya, oleh karena itu dari kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini bisa diperbaiki dan dikembangkan di dalam penelitian selanjutnya. Sehingga penelitian ini dapat memberikan manfaat yang lebih baik lagi.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Faisal, S. 1981. Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya: Usaha Nasional Ghazali, Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: PT

Refika Aditama

Ginnis, Paul. 2008. Teacher Toolkit. Jakarta: PT. Indeks.

Hidayat, Kosadi. 1990 Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, Bandung: Binacipta.

Iskandarwassid dan Dadang sunendar. 2008. Strategi pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2003. Jakarta: Balai Pustaka.

Kuramochi, Yasuo. 1980. Nihongo Kyoiku Handbook. Tokyo: Taishukan Shoten Maidar & Mukti. 1988. Pembinaan Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia.

Jakarta: Rineka Cipta

Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Noor, Juliansyah. 2013. Metodologi Penelitian ( Skripsi, Tesis, Disertasi dan

Karya Ilmiah). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Novianti, A. 2012. Analisis Kemampuan Jootai Fukushi Shikkari Kichinto dan

Tadashiku. Skripsi pada FPBS UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Ogawa, Yoshio. 1987. Nihongo Kyoiku Jiten. Tokyo: Taishukan Shoten

Riduwan. 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: ALFABETA

________. 2009. Belajar mudah penelitian. Bandung: ALFABETA

Rumanti, Maria A. 2005. Dasar-Dasar Public Relations, Jakarta: PT Grasindo

Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning. Bandung: PT Nusa Media Solihatin & Raharjo, 2008. Cooperative learning: analisis model pembelajaran

IPS. Jakarta: Bumi Aksara

(40)

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA

________. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi. Bandung: ALFABETA

Sujanto. 1988. Keterampilan Berbahasa Membaca – Menulis – Berbicara – Untuk Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. FKIP – UNCEN

JAYAPURA

Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. strategi pembeajaran teori& aplikasi. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA

Suryabrata, S. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sutedi, Dedi. 2011. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang Modern.Bandung: Humaniora.

Tamsin, Medan. 1988. Antologi Kebahasaan. Padang: Angkasa Raya

Taniredja, Tukiran & Mustafidah, Hidayatil. 2012. Penelitian Kuantitatif (Sebuah

Pengantar ). Bandung: ALFABETA

Tarigan, H. G. 2013. Berbicara sebagai suatu keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Teiji, Ichiko. (1982). Kokugo Daijiten. Tokyo: Shogakukan

Widianti, LM. 2014. Penggunaan Teknik Majelis (Assembly) dalam

Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis, skripsi pada UPI

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Tes
Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes
Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang mengunakan uji U mann-whitney menunjukkan bahwa ada perbedaan pemahaman mahasiswa FE USU dengan FE UISU terhadap prinsip dasar perbankan syariah, tidak

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota se Provinsi DIY, diolah Bagian Kependudukan Biro Tata Pemerintahan Setda Provinsi

Because a private ruling is binding on the Commissioner and the ETRS only if the person seeking the ruling has provided a full and true disclosure of all aspects of the

Universitas Sumatera

Adapun judul dari skripsi ini adalah “ Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Grobogan Dengan Pemberian Asam Askorbat Pada

Kemampuan berpikir matematis pada pelajaran matematika merupakan komponen yang memiliki peranan penting dalam membangun daya kreatif dan inovatif siswa. Oleh karena itu

The combination of total revenue, expenditures and acquisition of non-financial assets made net lending for the GGoTL with the Petroleum and Donor Funds $2,371.5 million at

[r]