Reddi Ladiasalman, 2015
Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERSEPSI KONSUMEN ROKOK TERHADAP FEAR APPEAL YANG TERDAPAT PADA KEMASAN ROKOK
(Studi Eksperimen Terhadap Konsumen Rokok Mahasiswa UPI Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi pada Departemen Psikologi
Oleh:
Reddi Ladiasalman
1003264
DEPARTEMEN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
PERSEPSI KONSUMEN ROKOK TERHADAP FEAR APPEAL YANG TERDAPAT PADA BUNGKUS ROKOK
(Studi Eksperimen pada Perokok Mahasiswa UPI Bandung)
Oleh
Reddi Ladiasalman
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Reddi Ladiasalman
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
ii Reddi Ladiasalman, 2015
4 Reddi Ladiasalman, 2015
Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PERSEPSI
KONSUMEN ROKOK TERHADAP FEAR APPEAL YANG TERDAPAT PADA BUNGKUS ROKOK (Studi Eksperimen pada Perokok Mahasiswa UPI Bandung)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan
tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila
dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, 8 Juni 2015
ABSTRAK
Reddi Ladiasalman (1003264). Persepsi Konsumen Rokok Terhadap Fear Appeal Yang Terdapat Pada Bungkus Rokok(Studi Eksperimen pada Perokok Mahasiswa UPI Bandung). Skripsi. Departemen Psikologi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan persepsi Fear Appeal antara kelompok yang diberikan treatmentHigh Efficacy dan treatmentHigh Threat pada perokok mahasiswa UPI Bandung. Desain dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan metode Untreated Control Group Design with Dependent Pretest and Posttest Samples Using Reversed-Treatment Control Group.Penentuan subjek sebanyak 40 orang dengan menggunakan teknik sampel titik jenuh.Data diperoleh dengan memodifikasi kuesionerRBD (Risk Behavior Diagnosis Scale).Skala ini dibentuk dan dikembangkan dengan menggunakan semua aspek yang terdapat dalam EPPM (Extended Parallel Process Model) sebagai dasar teori.Hasil penelitian berupa hasil uji T, antara kelompok yang diberikan treatment high efficacy dan treatment high threat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fear appeal dengan high efficacy secara signifikan dapat mengubah persepsi perokok mahasiswa UPI Bandung. Fear appeal dengan high threat tidak signifikan mangubah persepsi fear appeal perokok mahasiswa UPI Bandung; penelitian ini memperoleh temuan bahwa, fear appeal dengan high efficacy dapat mengubah persepsi mahasiswa sehingga mengikuti pesan yang dianjurkan (fear appeal). (M pre-test=53,60., M post-test= 59,70), dibandingkan dengan (M pre-test=55,85., M post-test= 59,95).
Reddi Ladiasalman, 2015
Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Reddi Ladiasalman (1003264). Consumer perception on cigarettes and fear appeal in a cigarette package (An Experimental Research on college smokers in UPI Bandung).Bachelor Thesis.Department of Psychology Indonesia University of Education Bandung. 2015
This research aimed to examine the difference in fear appeal perception between two groups on college smokers in UPI Bandung; one is presented with a high efficacy treatment while the other is presented with a high threat treatment. The research design applied is experimental by using untreated control group design with dependent pretest and posttest samples using reversed-treatment control group. 40 subjects is the point of saturation from the data collection. Data was gathered by using modified questioner Risk Behavior Diagnosis Scale (RBD). This scale is developed with a basic theory of the entire aspects from EPPM (Entire Parallel Process Model). T- test results were obtained among groups that are presented with high efficacy treatment and high threat treatment. Results indicated that fear appeal in a group with high efficacy treatment changes college
smoker’s perception in UPI Bandung significantly. While, fear appeal in a group with high threat treatment does not change college smoker’s fear appeal
perception in UPI Bandung significantly. In conclusion, this research discovers that fear appeal in a group with high efficacy treatment could change college
smoker’s perception to accepted message (fear appeal) (M pre-test = 53,60, M post-test = 59,70) in contrast with the other (M pre- test = 55.85, M post test = 59,95).
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
ABSTRAK ... v
ABSTRACT... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR BAGAN……… DAFTAR GAMBAR... xi xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Pertanyaan Penelitian…..……… 5
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Manfaat Penelitian... 5
E. Sistematika Penulisan……... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Definisi Persepsi... 7
2. Proses Terjadinya Persepsi…………...
3. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi………
7
Reddi Ladiasalman, 2015
Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Proses Kognitif Dalam Persepsi……… 8
B. Fear Appeal 1. Definisi Fear Appeal... 9
2. Komponen Fear Appeal... C. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 1. Pasal 14…………... 2. Pasal 15………... 3. Pasal 17………... D. Penelitian Sebelumnya………... E. Kerangka Berfikir ... F. Hipotesis ... BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Partisipan... 19
B. Metode Penelitian…... 21
C. Desain Penelitian... 21
D. Definisi Operasional... 22
E. Instrumen Penelitian ... 23
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 24
G. Prosedur dan Pelaksanaan Eksperimen... 26
H. Materi Penyuluhan………...
I. Persiapan kegiatan eksperimen mengenai dampak resiko rokok………
J. Analisis Data………...
27
30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Analisis Kuantitatif…... 36
B. Hasil Diskusi Kelompok... C. Pembahasan………... D. Keterbatasan Penelitian... 41 48 51 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 52
B. Saran... 53
DAFTAR PUSTAKA... 54
Reddi Ladiasalman, 2015
Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Rata-rata untuk Menentukan Sampel Jenuh………. 20
Tabel 3.2 Instrumen Extended Prallel Process Model (EPPM)…………. 24
Tabel 3.3 Tabel Reliabilitas Statistik……….. 25
Tabel 3.4 Tabel Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach……… 25
Tabel 3.5 Tabel Materi Healt Risk Message………. 28
Tabel 3.6 Tabel Kegiatan Eksperimen……… 30
Tabel 3.7 Tabel Blue-Print Kegiatan Eksperimen……….. 31
Tabel 4.1 Tabel Statistik Deskriptif High Efficacy dan High Threat…….. 36
Tabel 4.2 Tabel Uji Normalitas Data……….. 37
Tabel 4.3 Tabel Uji Homogenitas……… 38
Tabel 4.4 Tabel Statistik Deskriptif………. 39
Tabel 4.5 Tabel Paired DifferencesPreand Post-Test High Efficacy……. 39
Tabel 4.6 Tabel Paired DifferencesPreand Post-Test High Threat……… 39
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Stimulus Fear Appeal Terhadap Perubahan
Reddi Ladiasalman, 2015
Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Hasil Survey Fear Appeal pada Perokok Mahasiswa UPI Bandung
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pernyataan danKartu Bimbingan
Lampiran 2 Modul Kegiatan Eksperimen dan Instrumen RBD Lampiran 3
Lampiran 4 Lampiran 5
Perhitungan Statistika
1 Reddi Ladiasalman, 2015
Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah perokok aktif
terbanyak di dunia (Sofia & Paramitha, 2014).Berita tersebut berdasarkan
dari data studi yang bertajuk Smoking Prevalence and Cigarette Consumption in 187 Countries, 1980-2012yang menyebutkan bahwa jumlah perokok pria sebesar 57 persen, sedangkan wanita sebesar 3,6 persen.
Indonesia beradapada peringkat kedua untuk perokok pria dan peringkat
keenam untuk perokok wanita. Meskipun banyak dari masyarakat yang
mengetahui bahaya merokok, namun ternyata hal ini tidak mengurangi
jumlah perokok di Indonesia,bahkan meningkat setiap tahunnya.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan, kebiasaan
merokok pada masyarakat Indonesia dapat memberikan dampak yang
negatif bagi kesehatan, baik bagi perokok aktif maupun bagi perokok pasif.
Pemerintah tidak hanya diam dalam menghadapi fenomena seperti
ini.Dalam hal ini pemerintah telah menerbitkan beberapa regulasi yang
tertuang dalam Undang-Undang nomor 36 tahun 2009tentang kesehatan
(Fadjar, 2014).
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 109 tahun 2012,yang terdapat
dalam Undang-Undang nomor 36 tahun 2009,menyatakan tentang
Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan. Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa PP 109 tahun 2012 adalah salah satu cara pemerintah untuk menekan angka
prevalensi perokok di Indonesia dan merubah kebiasaan merokok menjadi
kebiasaan hidup sehat.
Lebih lanjut pada Juni 2014, pemerintah Indonesia menetapkan
peraturan bagi para produsen rokok untuk menyertakan gambar yang cukup
menyeramkan pada produk kemasannya. Selain dalam kemasan, setiap iklan
yang diproduksi oleh produsen rokok juga menggunakan gambar
2
rokok tersebut mengilustrasikan bahaya dari merokok diantaranya gambar
kanker mulut, gambar perokok dengan asap yang berbentuk tengkorak,
gambar kanker paru-paru, gambar kanker tenggorokan, dan gambar orang
yang sedang merokok dengan anak balita didekatnya.
Gambar menyeramkan yang terdapat pada setiap kemasan rokok
merupakan sebuah pesan persuasif untuk memperingatkan konsumen akan
bahaya rokok dengan istilah Fear Appeal. Menurut Perloff (dalam Gore dan
Campanella, 2005), Fear Appeal merupakan pesan persuasif yang dirancang
untuk menakut-nakuti orang dengan menggambarkan hal-hal mengerikan
yang akan terjadi apabila mereka tidak melakukan apa yang disarankan oleh
pesan tersebut. Fear Appeal ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dari pembaca pesan mengenai resiko dari merokok.
Sebuah model The Extended Parallel Process Model (EPPM) yang dikembangkan oleh Witte (1992) menjelaskan kapan dan bagaimana Fear Appeal dapat berpengaruh ataupun tidak. Model ini menawarkan dua macam pendekatan untuk menjelaskan bagaimana individu merespon dan
memproses suatu ancaman. Prinsip utama model ini menyatakan bahwa
ketika individu berhadapan dengan pesan yang menakutkan, terdapat dua
penilaian kognitif yang akan terjadi terhadap pesan tersebut. Pertama adalah
penilaian terhadap ancaman dan yang kedua, adalah keyakinan terhadap
pesan yang telah direkomendasikan (Witte, Meyer, & Martell, 2001,
p.24).Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gore dan Campanella (2005),
menyebutkan bahwa fear appeal dalam bentuk informasi yang diberikan oleh praktisi kesehatan kepada masyarakat mengenai resiko meningitis,
meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya meningitis dan
pentingnya vaksinasi.
Berkaitan dengan kebijakan pemerintah mengenai fear appeal. Peneliti
melakukan survey dan wawancara kepada mahasiswa UPI Bandung,
mengenai kebijakan pemerintah tentang gambar menyeramkan yang
3
Reddi Ladiasalman, 2015
Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Grafik 1.1
Grafik Hasil Survey Fear Appeal pada Perokok Mahasiswa UPI Bandung
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada 45 mahasiswa,
sebanyak 18% mahasiswa tidak memperhatikan gambar seram yang
terdapat pada bungkus rokok dan 82% menyatakan bahwa mereka
memperhatikan gambar seram yang terdapat pada bungkus rokok.
Adapun mengenai tanggapan subjek terhadap gambar seram tersebut
menyatakan bahwa 36% merasa biasa saja dan tidak peduli,sedangkan 64%
memberikan tanggapan bahwa, gambar seram yang terdapat pada bungkus
rokok merupakan hal yang mengerikan dan gambar kanker tersebut
merupakan hal yang baik untuk di publikasikan.
Jika dilihat dari lama mereka mengkonsumsi rokok, 14% menyatakan
bahwa mereka memulai merokok sejak SD, 38% menyatakan bahwa mereka
mengkonsumsi rokok sejak SMP, 38% menyatakan mereka merokok sejak
SMA, dan 10% menyatakan bahwa mereka mulai mengkonsumsi rokok
sejak menjadi mahasiswa.
Berdasarkan klasifikasi perokok menurut Smet (1994), dari hasil
survey dapat di temukan sebanyak 27% menyatakan bahwa mereka
termasuk dalam perokok ringan dengan mengkonsumsi rokok 1 sampai 4
batang rokok per-hari. Sebanyak 66% termasuk kedalam perokok sedang,
4
termasuk kedalam perokok berat, yaitu dengan mengkonsumsi rokok lebih
dari 15 batang per-hari.
Adapun hasil wawancara yang dilakukan terhadap konsumen rokok
mengenai fenomena fear appealyang terdapat pada kemasan rokok, secara umum subjek menyatakan bahwa gambar tersebut tidak terlalu
mempengaruhi terhadap intensitas merokok subjek.Fenomena fear appeal yang terdapat pada bungkus rokok hanya memberikan kesan seram dan
menjijikkan pada awalnya saja, namunpada akhirnya subjek mengabaikan
peringatan tersebut dengan cara menyobek, mengganti bungkus rokok,
menutupinya dengan stiker dan lain-lain. Ketika ditanya mengenai apakah
seorang perokok aktif dapat berhenti mengkonsumsi merokok, subjek
menyatakan bahwa kemungkinan seorang perokok dapat berhenti. Adapun
motif berhenti merokok tersebut bukan karena fenomena fear appealyang terdapat pada bungkus rokok, melainkan karena keinginan sendiri, karena
telah merasakan penyakit tertentu, karena prinsip seseorang tersebut dan
lain-lain.disamping itu subjek mengatakan proses berhenti merokok tidak
dapat secara langsung berhenti, melainkan secara bertahap mengurangi
intensitasnya.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang berupa penyebaran
kuesioner dan wawancara kepada subjek sebagai konsumen rokok, dapat
dikatakan bahwa subjek cenderung mengabaikan dan menolak peringatan
yang berupa gambar menyeramkan (fear appeal) tersebut. Selain itu, karena
dalam teori EPPM yang membahas mengenai fear appeal dan membagi fear
appeal dalam dua pendekatan, yaitu ancaman yang tinggi dan keyakinan yang tinggi, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen dengan membandingkan perlakuan antara kelompok
high efficacy/no threat dan high threat/no efficacy. Berdasarkan paparan mengenai fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
5
Reddi Ladiasalman, 2015
Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.2 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa hal yang menjadi
fokus dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah Fear appeal dengan treatmentHigh Efficacy dapat mengubah persepsi pada perokok mahasiswa UPI Bandung
sehingga mengikuti pesan yang dianjurkan?
2. Apakah Fear Appeal dengan treatmentHigh Threat dapat mengubah persepsi pada perokok mahasiswa UPI Bandung
sehingga menolak pesan yang dianjurkan?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh Fear Appeal dengan treatmentHigh
Efficacy terhadap persepsi perokok mahasiswa UPI Bandung. 2. Untuk mengetahui pengaruh Fear Appeal dengan treatmentHigh
Threat terhadap persepsi perokok mahasiswa UPI Bandung.
1.4 Manfaat Penelitian
1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat dan memberikan pengetahuan lebih lanjut
dalam bidang psikologi, terutama bagi psikologi industri dan organisasi
dalam kajian konsumen dan teknik persuasif.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini, dapat dijadiakan sebagai acuan bagi pemerintah untuk
dapat menekan angka prevalensi perokok di indonesia, serta
memberikan pengetahuan kepada konsumen agar terhindar dari dampak
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh rokok, dengan cara
mengikuti segala anjuran-anjuran yang telah di buat dan disampaikan
dalam bentuk fear appeal.
6
Untuk melengkapi keseluruhan pembahasan penelitian ini, penulis
membaginya dalam beberapa bab, sebagai berikut:
1. Bab I akan membahas pendahuluan yang berisi latar belakang
penelitian, identifikasi masalah dan rumusan msalah penelitian,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan
skripsi.
2. Bab II akan membahas landasan teori yang berkaitan dengan
penelitian ini yaitu teori persepsi, fear appealdan Peraturan Pemerintah nomor 109 tahun 2012, kerangka berpikir,
penelitian sebelumnya, dan hipotesis.
3. Bab III akan menguraikan secara singkat metode penelitian yang
berisi lokasi dan partisipan penelitian, metode penelitian, desain
eksperimen, definisi operasional variabel, instrumen penelitian,
pengembangan instrumen penelitian, tahapan eksperimen,
pelaksanaan eksperimen, dan metode analisis data penelitian.
4. Bab IV mengemukakan hasil penelitian yang meliputi tahap
analisis data serta pembahasannya.
5. Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan
diakhiri dengan saran yang dikemukakan dari hasil maupun
19 Reddi Ladiasalman, 2015
Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Partisipan
3.1.1 Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di kampus Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) kota Bandung. Berdasarkan studi pendahuluan dan
observasi yang dilakukan oleh peneliti, peneliti banyak menemukan
mahasiswa UPI bandung yang mengkonsumsi merokok.
3.1.2 Partisipan
Penelitian ini menggunakan sampling titik jenuh, yaituteknik menentukan sampel penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain dari sampel titik jenuh ini disebut
dengan sensus (Sugiyono, 2013:85). Partisipan dalam penelitian ini dipilih
berdasarkan kriteria tertentu, yaitu:
a. Merupakan mahasiswa UPI bandung yang masih aktif berkuliah.
Alasan pemilihan mahasiswa sebagai partisipan dalam
penelitian ini, karena mahasiswa secara perkembangan memiliki
dimulai dari usia 16, 17, dan 18. Hal ini menyatakan bahwa usia
tersebut sudah dapat dinyatakan matang secara hukum dan
perilakunya mulai di hubungkan dengan status dewasa. Saat
menjadi dewasa, orang-orang muda mengalami perubahan
tanggung jawab dari seorang pelajar yang sepenuhnya
bergantung pada orang tua menjadi orang dewasa mandiri, maka
mereka menentukan pola hidup baru, memikul tanggung jawab
baru dan membuat komitmen-komitmen baru.
b. Mengkonsumsi rokok setiap hari.
Alasan memilih partisipan yang merokok setiap hari, karena
seseorang yang mengkonsumsi rokok setiap hari berarti dapat
20
c. Intensitas merokok partisipan termasuk kedalam perokok
sedang, yaitu mengkonsumsi rokok 5 sampai 14 batang rokok
per-hari.
Alasan memilih partisipan dengan klasifikasi perokok sedang,
karena seseorang perokok sedang cenderung memiliki karakter
merokok yang cenderung konsisten.
d. Tidak pernah berhenti merokok dalam waktu yang lama
(maksimal 2 bulan).
Alasan memilih partisipan yang tidak pernah berhenti merokok,
yaitu untuk mengontrol dan membatasi partisipan yang sesuai
dengan karakteristik yang dibutuhkan oleh peneliti.
e. Dilihat berdasarkan lama merokok Partisipan yaitu, sejak SD,
SMP, SMA, dan PT.
Alasan memilih partisipan berdasarkan lama merokok, karena
untuk melihat persepsi partisipan ketika diberikan treatment.
Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 40 orang. Hal ini
berdasarkan pada perhitungan rata-rata mengenai jumlah sampel yang telah
mengisi form kuesioner sebelumnya.
Tabel 3.1
Rata-rata untuk menentukan jumlah sampel jenuh
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
VAR00001 25 12.00 68.00 46.0000 14.04457
Valid N (listwise) 25
Jumlah sampel sebanyak 25 dengan rata-rata 46.
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
VAR00001 40 12.00 68.00 46.5750 15.08079
Valid N (listwise) 40
21
Reddi Ladiasalman, 2015
Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan data statistik diatas maka jumlah sampel sebanyak 40
orangsudah dapat mewakili sampel perokok di kampus UPI Bandung secara
keseluruhan.Hal ini disebabkan oleh signifikansi perbedaan angka rata-rata
pada sampel 25 orang dengan 40 orang tidak jauh berbeda, yaitu hanya
sebesar 0,575.
Dengan demikian maka peneliti menentukan jumlah sampel dalam
penelitian ekperimen ini sebanyak 40 orang. 20 orang mahasiswa akan
diberikan treatment (high efficacy) dan 20 orang mahasiswa lainnya diberikan treatment (high threat) yang berbeda dari yang sebelumnya. Jumlah partisipan ini diambil berdasarkan studi pendahuluan yang telah
dilakukan sebelumnya.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen.Metode eksperimen merupakan metode penelitian yang
dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui
akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati (Latipun,
2010).Dengan demikian metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini dapat diartikan sebagai metode yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap partisipan dan kemudian melihat hasil perlakuan
yang diberikan.
3.3 Desain Penelitian
Berdasarkan tujuan dan masalah yang diteliti, desain penelitian yang
cocok untuk penelitian ini adalah kuasi eksperimen (Quasi - Experimental),
yaitu eksperimen yang dilakukan tanpa randomisasi, namun masih
menggunakan kelompok kontrol. Pada desain eksperimen ini sudah jauh
lebih baik karena telah melakukan kontrol terhadap beberapa variabel
non-eksperimental, serta terdapat kelompok kontrol sebagai kelompok
22
Adapun bentuk desain quasi-experiment yang digunakan oleh peneliti
dalm penelitian ini adalah Untreated Control Group Design with Dependent
Pretest and Posttest Samples Using Reversed-Treatment Control Group(Desain kontrol group tanpa perlakuan dengan menggunakan pretes dan postes yang bergantung pada sampel yang menggunakan treatment kontrol group terbalik)yaitu, bentuk desain eksperimen yang membandingkan perlakuan antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Pada desain ini dilakukan pre-test (O1) terhadap dua kelompok yang akan diberikan perlakuan, kemudian X+
merupakan perlakuan yang sesuai atau yang diharapkan untuk menghasilkan efek yang satu arah dengan penelitian, sedangkan X- merupakan perlakuan yang berlawanan yang diharapkan dapat
membalikan efek. Setelah diberikan perlakuan kemudian dilakukan post-test (O2) pada kelompok
eksperimen.(Shadish, Cook & Campbel, 2002).
Keterangan :
�1: Pre-test terhadap kelompok eksperimen
�+: Perlakuan yang diharapkan untuk menghasilkan efek satu arah
�−: Perlakuan yang berlawanan diharapkan untuk membalikan efek �2: Post-test yang dilakukan setelah pemberian treatment
3.4 Definisi Operasional
3.4.1 Variabel Penelitian
Penelitian ini melibatkan variabel Fear Appeal.
3.4.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian
a. Fear Appeal
Fear Appeal merupakan pesan persuasif yang dirancang untuk menakut-nakuti orang dengan menggambarkan hal-hal
mengerikan yang akan terjadi apabila mereka tidak melakukan
O
1X
+O
223
Reddi Ladiasalman, 2015
Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
apa yang disarankan oleh pesan tersebut. Fear Appeal dikembangkan oleh Witte (1992), dalam teori The Extended Parallel Process Model (EPPM).Teori ini berusaha untuk menjelaskan kapan dan mengapa pesan persuasif dapat diterima
maupun di tolak.Fear Apeeal pada kemasan rokok, merupakan
pesan persuasif yang digunakan untuk memberikan rasa takut
pada konsumen rokok ketika tidak mengikuti aturan yang telah
disarankan.fear appeal dapat memprediksi apakah paparan
pesan yang disampaikan mengarah pada penerimaan,
menghindari, atau reaktansi pada konsumen rokok.
Dalam penelitian ini alat ukur yang akan digunakan
berupa Risk Behavior Diagnosis Scale, skala tersebut merupakan pengembangan dari teori Extended Parallel Process Model(Witte, 1992) yang membahas mengenai fear appeal. Terdapat dua hal yang dapat dibuat dari pesan resiko kesehatan
yaitu, perasaan takut yang tinggi dan juga perasaan keyakinan
diri yang tinggi.Pertama, perasaan takut yang diakibatkan dari
suatu pesan.Hal ini hanya mengarah kepada aspek ancaman,
penggunaan gambaran yang diberikan serta bahasa-bahasa yang
dirasa menganccam. Kedua, keyakinan yang diakibatkan dari
suatu pesan, hal ini hanya menyoroti mengenai pesan yang
direkomendasikan dalam menghindari dampak negatif yang
akan dirasakan dan menilai hal tersebut sebagai suatu
peringatan, bukan sebagai suatu pesan ancaman. Dengan
demikian keyakinan itu menjelaskan bagaimana untuk dapat
mengikuti pesan yang direkomendasikan (Gore & Bracken,
2005).
3.5 Instrumen Penelitian
Instrument untuk mengukur fear appeal di adaptasi oleh peneliti berdasarkan kriteria skala RBD (Risk Behavior Diagnosis Scale) yang telah
24
menggunakan semua aspek yang terdapat dalam EPPM (Extended Parallel
Process Model) sebagai dasar teori, kemudian dimodifikasi oleh peneliti.
Tabel 3.2
EPPM (Extended Parallel Process Model)
No Dimensi Indikator Item
1. Fear Appeal Self-Efficacy 3
Response Efficacy 3
Suscepbility 3
Severity 3
3.6 Proses Pengembangan Instrumen
3.6.1 Validitas
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
isi. Validitas isi merupakan validitas yang di estimasi lewat pengujian
terhadap isi instrument dengan analisis rasional atau professional
judgement terhadap instrument RBD (Risk Behavior Diagnosis Scale)
yang merupakan hasil modifikasi dan pengembangan dari semua
aspek yang terdapat pada EPPM (Extended Parallel Process Model)
dijadikan sebagai dasar teorinya (Azwar, 2012). Dalam penelitian ini
professional judgement terhadap instrument RBD dilakukan oleh Diah
Zaleha Wyandini, M.Si., Ita Juwitaningrum, M.Pd., dan Dr. Doddy
Rusmono, MILIS.
Berdasarkan hasil uji analisis validitas, seluruh item yang
berjumlah 12 memiliki hasil Corrected Item Total Correlation diatas batas standar minimal, yaitu 0,30 sehingga item yang telah diujikan
25
Reddi Ladiasalman, 2015
Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6.2 Realibilitas
Instrumen dikatakan sebagai alat ukur yang reliabel yaitu, ketika
instrumen tersebut bila digunakan beberapa kali untuk mengukur
obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2010:121). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan formula
Cronbach Alpha untuk menguji realibilitas, dengan menggunakan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 20,
berikut hasil reliabilitas yang didapatkan setelah diujikan pada 200
partisipan :
Table 3.3
Reliabilitas Statistik
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items
N of Items
.875 .876 12
Menurut kriteria Guildford (Sugiyono, 2007 : 183). Koefisien
reliabilitas Alpha Cronbach terbagi menjadi berikut ini, yaitu:
Tabel 3.4
Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach
Kriteria Koefisien Reliabilitas∝
Sangat Reliabel >0,900
Reliabel 0,700-0,900
Cukup Reliabel 0,400-0,700
Kurang Reliabel 0,200-0,400
Tidak reliabel <0,200
26
Penelitian ini dimulai dengan membuat dua materi eksperimen yang
akan diberikan kepada partisipan eksperimen. Sampel eksperimen diambil
berdasarkan kriteria tertentu, yaitu:
a. Merupakan mahasiswa UPI bandung yang masih aktif berkuliah.
b. Mengkonsumsi rokok setiap hari.
c. Intensitas merokok partisipan termasuk kedalam perokok
sedang, yaitu mengkonsumsi rokok 5 sampai 14 batang rokok
per-hari.
d. Tidak pernah berhenti merokok dalam waktu yang lama
(maksimal 2 bulan).
e. Dilihat berdasarkan lama merokok partisipan yaitu, sejak SD,
SMP, SMA, dan PT.
Berdasarkan lamanya merokok, partisipan yang digunakan di
klasifikasikan sebagai berikut:
1. Partisipan yang merokok sejak Sekolah Dasar (SD),
2. Partisipan yang merokok sejak Sekolah Menengah Pertama
(SMP),
3. Partisipan yang merokok sejak Sekolah Menengah Atas (SMA),
4. Partisipan yang merokok sejak di Perguruan Tinggi (PT).
Narasumber memperkenalkan diri mengenai identitas narasumber,
dalam hal ini narasumber berasal dari praktisi kesehatan (pekerja sosial
yang bekerja di lembaga wajib lapor dalam penanggulangan zat
adiktif).Narasumber membagi 40 partisipan menjadi dua kelompok, setelah
itu setiap partisipan dalam kelompok diminta untuk mengisi lembar
persetujuan.Lembar persetujuan tersebut berisi mengenai identitas dan
kesediaan partisipan dalam mengikuti kegiatan penelitian.Setelah mengisi
lembar persetujuan, kemudian dilakukan pre-test mengenai fear appeal dengan menggunakan skala RBD (Risk Behavior Diagnosis Scale).
Setelah dilakukan pre-test kemudian narasumber membagi kelompok tersebut menjadi dua kelompok untuk diberikan informasi yang berupa
penyuluhan atau kuliah.Kelompok pertama diberikan penyuluhan yang
27
Reddi Ladiasalman, 2015
Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diberikan penyuluhan mengenai materi high threat/ no efficacy. Kegiatan ini
berlangsung selama 15 menit, kemudian setelah itu partisipan diminta untuk
mengisi lembar evaluasi.
Setelah diberikan perlakuan yang berupa penyuluhan mengenai
materi mengenai fear appeal, kemudian narasumber kembali memberikan penyuluhan dengan materi yang sama, namun dalam bentuk gambar secara
visual. kegiatan ini berlangsung selama 10 menit, kemudian setelah itu
partisipandiminta untuk mengisi lembar evaluasi.
Setelah diberikan penyuluhan berupa informasi secara lisan dan
informasi yang berupa gambar secara visual, kemudian narasumber
memberikan penyuluhan kembali dengan cara menggabungkan dua metode
yaitu, menggabungkan informasi beserta gambar (Video testimoni). Materi
yang diberikan tetap dibagi menjadi dua yaitu, high efficacy/no threat dan high threat/no efficacy. Kegiatan ini berlangsung selama 15 menit.
Setelah diberikan informasi yang berupa video testimoni, kemudian
narasumber membagi setiap kelompok menjadi kelompok kecil yang berisi
4-5 orang dalam setiap kelompok.Kemudian setiap kelompok tersebut
diberikan studi kasus dan diminta untuk mendiskusikannya.Hasil diskusi
kemudian diterangkan oleh perwakilan setiap kelompok, kepada kelompok
yang lainnya.Kegiatan ini berlangsung selama 30 menit.Setelah semua
kegiatan selesai, kemudian partisipandiminta untuk mengisi lembar evaluasi
yaitu, skala RBD (Risk Behavior Diagnosis Scale) dan ini merupakan
post-test.
3.8 Materi Penyuluhan
3.8.1 Pemberian Kuliah (Penyuluhan) Mengenai Resiko Kesehatan
Merupakan sarana untuk membagikan informasi mengenai
dampak kesehatan yang akan ditimbulkan akibat merokok. Dalam hal
ini pemberian informasi dibuat dalam dua bentuk yaitu, pemberian
informasi yang memberikan penekanan pada high efficacy yang pesannya berfokus pada himbauan yang perlu untuk diikuti agar
28
yang pesannya hanya berfokus terhadap aspek-aspek yang
menakutkan mengenai kanker yang diakibatkan oleh rokok.
3.8.2Pemberian Gambaran Pesan Secara Visual
Merupakan saran visual yang akan ditunjukkan pada mahasiswa
yang akan memperjelas mengenai dampak resiko kesehatan. Sama
seperti sebelumnya pesan visual ini dibuat dalam dua bentuk yaitu,
high efficacy dan high threat.
3.8.3Pemberian Diskusi
Merupakan sebuah sarana yang digunakan dalam proses
penelitian untuk mengetahui sejauh mana partisipan mencermati
materi-materi yang diberikan. Kemudian untuk mengetahui
tanggapan-tanggapan yang akan dikemukakan oleh setiap partisipan
dalam menghadapi kasus yang diberikan.
Tabel 3.5
Materi Health Risk Message
PENYULUHAN RESIKO KESEHATAN
No Materi Isi Outcomes
1 Pemberian kuliah
(penyuluhan)
mengenai resiko
kesehatan
Narasumber
menjelaskan mengenai
resiko kesehatan yang
akan didapat dari akibat
Hal ini dibuat dalam dua
29
Reddi Ladiasalman, 2015
Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penekanan pada High Efficacy dan yang kedua dibuat dalam bentuk
diakibatkan oleh rokok
yang dapat dilihat secara
langsung kerusakan
kesehatannya. Hal ini
dibuat dalam dua bentuk
yaitu bentuk pertama
menggunakan
penekanan pada High Efficacy dan yang kedua dibuat dalam bentuk
kemasan rokok berisi
himbauan berupa
gambar-gambar yang
menyeramkan.
Hal ini dilakukan agar
para partisipan dapat
30
memeberikan tanggapan
dan
mengimplementasikan
materi yang telah
diberikan sebelumnya.
3.9 Persiapan Kegiatan Eksperimen Mengenai Dampak Resiko Kesehatan
3.9.1 Tahapan Kegiatan Eksperimen Mengenai Dampak Resiko
Kesehatan
Menurut Witte (1992), EPPM merupakan pesan yang
menakutkan yang dibuat agar konsumen mengetahui dan mengikuti
anjuran yang disampaikan oleh pesan tersebut, dan pesan ini termasuk
dalam pesan komunikasi kesehatan. Oleh karena itu, maka EPPM
dikembangkan menjadi sebuah health risk messages dan dapat dinilai
melalui perceived efficacy dan perceived threat.
Tabel 3.6
Tahap Kegiatan Eksperimen Mengenai Dampak Resiko Kesehatan
Tahapan Isi Pelatihan
1 Pemahaman konseptual tentang pesan resiko kesehatan
2 Pemberian kuliah (penyuluhan) mengenai resiko kesehatan, hal ini dibuat dalam dua bentuk yaitu bentuk pertama menggunakan penekanan pada High Efficacy dan yang kedua dibuat dalam bentuk High Threat.
3 Pemberian gambaran pesan secara visual, hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat mempersepsikan dampak resiko kesehatannya.
31
Reddi Ladiasalman, 2015
Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diberikan oleh partisipan mengenai fenomena kasus fear appeal
3.9.2 Blue PrintKegiatan Eksperimen
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menyusun kegiatan
eksperimen dampak resiko kesehatan.
Tabel 3.7
Blue PrintKegiatan Eksperimen
Tanggal Sesi Durasi
1,2,8,9 April 2015
Narasumber melakukan prolog dan menjelaskan mengenai kegiatan eksperimen yang akan dilakukan
5 menit
1,2,8,9 April 2015
Narasumber membagikan lembar persetujuan dan lembar skala RBD untuk pre-test. Narasumber meminta partisipan untuk mengisinya.
8 menit
1,2,8,9 April 2015
Narasumber menjelaskan mengenai materi eksperimen (yang sudah diberikan kepada narasumber). Narasumber kemudian mengadakan sesi tanya jawab dengan partisipan.
15 menit
1,2,8,9 April 2015
Narasumber membagikan lembar manipulation check, kemudian meminta partisipan untuk mengisi lembar manipulation check tersebut.
7 menit
1,2,8,9 April 2015
Narasumber membagikan alat peraga eksperimen yang berupa gambar, kemudian narasumber memperlihatkan video, dan meminta partisipan untuk menyimaknya.
10 menit
1,2,8,9
April 2015
Narasumber membagikan lembar
manipulation checkuntuk yang kedua kalinya, kemudian meminta partisipan untuk mengisi
32
lembar manipulation check tersebut.
1,2,8,9
April 2015
Narasumber kembali memperlihatkan video
yang didalamnya berisi testimoni tentang
dampak rokok, kemudian narasumber
mengulas mengenai video tersebut dengan
penjelasan-penjelasan berdasarkan materi
yang telah diberikan pada narasumber
sebelumnya.
15 menit
1,2,8,9
April 2015
Narasumbar membentuk kelompok sebanyak
3-4 kelompok untuk melakukan diskusi
mengenai studi kasus yang diberikan oleh
narasumber.
30 menit
1,2,8,9
April 2015
Narasumber membagikan lembar skala RBD
untuk post-test, dan meminta partisipan untuk
mengisinya.
8 menit
1,2,8,9
April 2015
Narasumber melakukan prolog untuk
penutupan kegiatan eksperimen.
3 menit
3.9.3 Pelaksanaan Penelitian Eksperimen
a. Pembukaan
Pembukaan diawali dengan penyampaian tujuan dari
penyuluhan mengenai dampak resiko kesehatan, saat itu
mahasiswa melakukan pengisian informed consent dan pengambilan data pre-test dengan mengisi skala RBD (Risk Behavior Diagnosis).
b. Dampak resiko kesehatan
Mahasiswa diberi penyuluhan mengenai dampak resiko
kesehatan oleh narasumber mulai dari pengertian fear appeal, serta pengertian mengenai dampak resiko kesehatan yang
terkandung dalam fear appeal. Setelah penyuluhan selesai kemudian mahasiswa diminta untuk mengisi lembar evaluasi
33
Reddi Ladiasalman, 2015
Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
materi yang disampaikan.Materi ini diberikan dalam dua bentuk
yaitu, High Efficacy dan High Threat.
c. Pengisian Lembar Manipulation Check
Mahasiswa diberikan lembaran isian, yaitu manipulation check.Manipulation checkini berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai materi penyuluhan yang telah disampaikan
sebelumnya oleh narasumber.
d. Gambaran Secara Visual
Mahasiswa diberikan gambaran secara visual baik berupa
brosur atau pamphlet, serta video yang isinya berupa dampak dari resiko kesehatan. Mahasiswa dianjurkan untuk mengamati
serta mencerna apa yang terdapat dalam gambar tersebut, serta
mempersepsikannya. Sama seperti sebelumnya mahasiswa
diminta untuk mengisi lembar evaluasi mengenai penyuluhan
dengan menuliskan persepsi mereka mengenai gambar yang
diberikan.Materi ini diberikan dalam dua bentuk yaitu, High Efficacy dan High Threat.
e. Pengisian Lembar Manipulation Check
Mahasiswa diberikan lembaran isian, yaitu manipulation check.Manipulation checkini berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai materi penyuluhan yang berupa gambar secara visual,
yang telah disampaikan sebelumnya oleh narasumber.
f. Gambar Secara Visual (video testimony) dan Penjelasan
Mengenai Dampak Resiko Kesehatan
Mahasiswa duberikan gambar serta video mengenai
dampak resiko kesehatan diserta dengan penjelasan mengenai
hal tersebut yang disampaikan oleh narasumber.Materi ini
diberikan dalam dua bentuk yaitu, High Efficacy dan High Threat.
g. Pembentukan Kelompok Diskusi
Mahasiswa dibagi menjadi delapan kelompok diskusi,
34
fenomena gambar seram yang terdapat pada bungkus
rokok.Setiap kelompok diharuskan untuk memberi tanggapan
mengenai fenomena tersebut dan kemudian di paparkan kepada
kelompok yang lainnya.
h. Penutup
Tahap akhir dari kegiatan penyuluhan resiko dampak
kesehatan adalah me-review dan kemudian mahasiswa diberikan
lembar tes yang merupakan post-test baik untuk kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.Penutupan tersebut
diakhiri dengan ucapan terimakasih kepada mahasiswa yang
telah bersedia untuk mengikuti kegian penyuluhan tersebut.
3.9.4 Teknik pengumpulan data
a. Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
instrument RBD (Risk Behavior Diagnosis). Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner (Sugiyono,
2010:142)
b. Lembar Evaluasi
Mahasiswa diminta untuk mengisi lembar evaluasi setiap
kali telah menerima materi penyuluhan dari narasumber.Hal ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa
memperhatikan setiap sesi penyuluhan yang diberikan.
3.10 Analisis Data
Setelah penelitian eksperimen ini dilaksanakan, maka dilakukan
analisis data.Analisis data diolah menggunakan data kuantitatif dan
perhitungan secara statistik.Hal ini bertujuan apakah pemberian
penyuluhan dalam dua bentuk yang berbeda yaitu, high efficacy dan high threat dapat memberikan persepsi yang berbeda tentang fear appeal.
Karena penelitian ini menbandingkan satu kelompok yang diberi
post-35
Reddi Ladiasalman, 2015
Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
test, maka analisisnya menggunakan analisis kovarian yaitu, suatu teknik statistik yang membuat peneliti dapat mengontrol berbegai afek
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisisdan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
pada kelompok high efficacy terjadi perubahan yang signifikan, partisipan mengikuti saran yang dianjurkan oleh pemerintah yaitu fear appeal (pesan persuasif yang menakutkan).Hal tersebut dapat dilihat dari data hasil
perhitungan statistik, yaitu rata-rata skor pada pre-test dan pos-test mengalami peningkatan.
Secara umum sebagian besar partisipan yang mengikuti kegiatan
penelitian, baik kelompok high efficacy maupun high threat mengalami perubahan, yaitu mengikuti pesan yang dianjurkan. Perubahan yang
menyebabkan partisipan mengikuti pesan yang dianjurkan pada kelompok
high threat tentunya menjadi suatu fenomena baru, karena jika melihat pada teori yang dikembangkan oleh Witte et al.,(2001) menyatakan bahwa fear appeal dengan high threat akan mengakibatkan partisipan memiliki persepsi yang buruk cenderung menolak akan fear appeal dan berperilaku maladaptive. Data statistik menyatakan bahwa hampir semua partisipan dalam kelompok high threat maupun high efficacy sudah memiliki kontrol bahaya, sehingga ketika diberikan perlakuan maka partisipan cenderung
menerima pesan yang disampaikan. Selain itu terdapat beberapa faktor lain,
seperti pengalaman dan persepsi yang dapat menyebabkan perubahan itu
terjadi.
53
Reddi Ladiasalman, 2015
Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5.2 Saran
a. Fear appeal dengan high efficacy dapat mengubah persepsi partisipan ke arah yang lebih baik, yaitu partisipan mengikuti pesan yang
dianjurkan. Namun hal ini perlu dilakukan dengan di dahului oleh
kegiatan treatment sebelumnya.
b. Pemberian perlakuan atau treatment seharusnya dilakukan dalam beberapa sesi pertemuan dan berkala, sehingga perlakuan yang
diberikan dapat lebih berpengaruh dengan besar, serta media yang
digunakan dalam memberikan intervensi lebih banyak lagi.
c. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk membahas hal yang
berbeda dengan fenomena yang sama, seperti meneliti mengenai
sikap atau bahkan perilaku konsumen rokok, ketika dihadapkan pada
fenomena bungkus rokok yang bergambar seram.
d. Kontrol terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan
penelitian harus lebih diperketat, baik dari narasumber, partisipan, alat
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol, 2009.Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press
Atkinson, Rita. L Dkk. 1997.Pengantar Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Averill, J.R., 1973. Personal Control Over Aversive Stimuli and It?s Relationship to Stress. Psychological Bulletin, No. 80. p. 286-303.
Bandura, A. 1986.Social Foundation Of Thought And Action A Sosial Cognitive Theory. New Jersey : Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.
Bandura, A. (1977). Self-efficacy: Toward a unifying theory of behavioral change. Psychological Review, 84, 191-215.
Brouwer, (1983).Psikologi Fenomenologis. Jakarta: Gramedia.
Calhoun, J.F. and Accocella, J.R. 1990.Psychological of Adjusment and Human Relationship. New York: Mc. Graw Hill Inc.
Cervone, Daniel & Lawrence, A. Pervin. (2010). Kepribadian : teori dan penelitian. Jakarta: Salemba Empat.
Dempsey & Dempsey. 2002. Riset Keperawatan : Buku Ajar & Latihan. Edisi 4.Jakarta : EGC
Devito, J.A. (1997). Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books.
Fadjar (2014). Mulai 24 Juni 2014, Bungkus rokok ada gambar ini [online]. Tempo.co. Diakses pada 14 Agustus 2014. Diakses dari http://gaya.tempo.co/read/news/2014/03/23/060564655/mulai-24-juni-2014-bungkus-rokok-ada-gambar-ini
Ghufron, M.N. 2003.Hubungan Kontrol Diri dan Persepsi Remaja Terhadap Penerapan Disisplin Orang Tua dengan Prokrastinasi Akademik (Online).Tersedia :http://www.damandiri.ar.id
Gulo, D. (1982). Kamus Psikologi. Bandung: Tonis.
Gore, T. D., & Bracken, C. C. (2005). Testing the Theoretical Design of Healt Risk Message : Reexamining tha Major Tenets of the Extended Parallel Proces Model. Journal Health Education & Behavior, Vol 32
Hurlock, E. B. 1973. Adolescent Development.Tokyo : Mc. Graw- Hill,Kogakusha, Ltd.
55
Reddi Ladiasalman, 2015
Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kazdin, A. E. 1994. Behavior Modification : In Apllied Setting. Monterey,California : Cole Publishing Comp.
Komasari, D. & Helmi, AF.(2000). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja, Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada, 2. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Keller, P. A., dan L. Block. 1996. Increasing the Persuasiveness of Fear Appeal: The Effectof Arrousal and Elaboration. Journal of Consumer Research. 22. p.448-459.
Kotler, Philip and Garry Amstrong. 2004. Principles of Marketing. New Jersey: Pearson Education Limited
Latipun.(2010). Psikologi Eksperimen.Malang : UMM Press
Lazarus, R.S. 1979. Patterns of Adjusment and Human Effectiveness. New York: Mc Graw-Hill
Leventhal, H. (1970). Findings and theory in the study of fear communication.In L. Berkowitz (Ed.), Advances in experimental social psychology (Vol. 5, pp. 119-186). NewYork: Academic Press.
Logue, A.W. 1995. Self Control. New Jersey: Prentice Hall
Neisser, R.U., 1976, Cognition and Reality, W.H. Freeman and Co., SanFransisco.
Nisfiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial.Jakarta : Salemba Humanika.
Oke Health. (2014). Jumlah Pria Perokok di Indonesia Tertinggi Kedua di Dunia [Online]. Tersedia:http://health.okezone.com/read/2014/01/09/482/ 924216/jumlah-pria-perokok-di-indonesia-tertinggi-kedua-di-dunia [14 Agustus 2014].
Ormrod, J E. 2008. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang (Jilid 2).Jakarta : Erlangga.
Pareek, U. (1986). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.
Perloff, R. M. (2003). The dynamics of persuasion: Communication and attitudes in the 21st century (2nd ed.). Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum.
56
Rakhmat, J. 1999. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rifian.2009. Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial.Jakarta : Salemba Humanika.Shindoh.com. Diakses pada 23 April 2015. Diakses Dari http://shindoh journey.wordpress.com/seputar-kuliah/metodologi-penelitian- komunikasi-analisis-isi-wacana-semiotoka-framing-kebijakan-redaksional-dan-analisis-korelasional
Robbins, S.P. (2006). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia
Rogers, R.W. (1975). A protection motivation theory of fear appeals and attitude change.Journal of Psychology, 91, 93-114.
Rogers, R.W. (1983). Cognitive and physiological processes in fear appeals and attitude change:A revised theory of protection motivation. In J. Cacioppo & R. E. Petty (Eds.), Social psychophysiology (pp. 153-176). New York: Guilford.
Rosenstock, I. M. (1974).The health belief model and preventive health behavior.Health Education Monographs, 2, 354-386.
Ruiter, R. A. C., Abraham, C. & Kok, G. (2001). Scary Warning and Rational Precuations: A Review of the Psychology of Fear Appeal. Psychology and Health, 16(6), 613-630.
Sarafino, E. P. 1990. Health Psychology.Bio Psychology Social Interaction .Singapore : John Willey & Sons.
Schunk, DH. 2012. Motivasi dalam Pendidikan : Teori, Penelitian, dan Aplikasi. Jakarta : PT Indeks
Shadish, W. R., Cook, T. D., & Campbell, D. T.2002. Experimental and Quasi-Experimental Design for Generalized CausalInference. Boston: Houston Mifflin.
Smet, B. (1994). Psikokolgi Kesehatan. Semarang: PT. Gramedia.
Sofia & Paramitha. (2014). Studi: Jumlah Pria Perokok di Indonesia Tertinggi Kedua di Dunia [Online]. Vivalife.com. Diakses pada 14 Agustus 2014. Diakses darihttp://life.viva.co.id/news
Steinberg, L. (1993). Adolescence International third Edition. New York: McGraw-ill, Inc.
57
Reddi Ladiasalman, 2015
Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Walgito, B. (2002). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi.
William, K. C. (2012). Product Placement Effectiveness: Rivisited and Renewed. Journal of Menegement and Marketing Reaserch. pp. 1-24
Witte, K. (1992). Putting the fear back into fear appeal: The extended parallel process model.Communication Monographs, 59, 329-349.
Witte, K. (1994). Fear control and danger control: A test of the extended parallel process model (EPPM). Communication Monographs, 61, 113-132.
Witte, K. (1998). Fear as motivator, fear as inhibitor: Using the EPPM to explain fear appeal successes and failures. In P. A. Andersen&L.K. Guerrero (Eds.), The handbook of communication and emotion (pp. 423-450). New York: Academic Press.
Witte, K., & Allen, M. (2000). A meta-analysis of fear appeals: Implications for effective public health campaigns. Health Education & Behavior, 27, 591-615.
Witte, K., Meyer, G., & Martell, D. (2001).Effective health risk messages: A step-by step guide. Thousand Oaks, CA: Sage.
Zhang, Q. 1999. A Cross Cultural Study on the Persuasive Efecctiveness of Fear