• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS TEKNIK PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN MANAJEMEN DIRI DALAM BELAJAR PESERTA DIDIK: Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS TEKNIK PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN MANAJEMEN DIRI DALAM BELAJAR PESERTA DIDIK: Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015."

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

PESERTA DIDIK

(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

oleh Ika Lestari NIM 1001723

DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

PESERTA DIDIK

(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Oleh Ika Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

© Ika Lestari 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian

(3)

EFEKTIVITAS TEKNIK PEMECAHAN MASALAH UNTUK

MENINGKATKAN MANAJEMEN DIRI DALAM BELAJAR

PESERTA DIDIK

(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

disetujui dan disahkan oleh pembmbing : Pembimbing I

Dr. Suherman, M.Pd. NIP. 19590331 198603 1 002

Pembimbing II

Nandang Budiman, S.Pd., M.Si. NIP. 19710219 199802 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Ika Lestari (2015). Efektivitas Teknik Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Manajemen Diri dalam Belajar Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Kuasi di Kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015).

Penelitian ini dilatarbelakangi pentingnya kemampuan manajemen diri dalam belajar. Peserta didik yang memiliki kemampuan manajemen diri dalam belajar cenderung mampu mengatasi hambatan-hambatan dalam belajar sekaligus memperoleh hasil belajar yang baik. Namun, fenomena menunjukan bahwa masih ada peserta didik menampilkan manajemen diri dalam belajar rendah. Oleh sebab itu, perlu ada layanan bantuan untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar mereka. Tujuan penelitian adalah diperoleh gambaran efektivitas konseling kognitif-perilaku dengan teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung. Penelitian menggunakan metode eksperimen kuasi. Desain penelitian adalah nonequivalent pretest-posttest control group design (prestest-posttest dua kelompok). Instrumen penelitian adalah angket manajemen diri dalam belajar. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 yang diambil dengan teknik sampling purposive. Pengujian hipotesis menggunakan statistik uji Mann-whitney dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Hasil penelitian menunjukan: (1) secara umum tingkat kemampuan manajemen diri dalam belajar peserta didik berada pada kategori sedang; (2) rancangan intervensi konseling kognitif perilaku dengan teknik pemecahan masalah disusun berdasarkan analisis kebutuhan; dan (3) konseling kognitif-perilaku dengan teknik pemecahan masalah efektif untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik. Penelitian ini menghasilkan rekomendasi yang ditujukan kepada: (1) guru BK dapat menerapkan teknik pemecahan masalah untuk membantu peserta didik meningkatkan manajemen diri dalam belajar; (2) pihak sekolah direkomendasikan mengembangkan dukungan sistem berupa ketersediaan ruang konseling kelompok; dan (3) peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk mengembangkan penelitian dengan menggunakan penelitian eksperimen murni.

(5)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABTRACT

Ika Lestari (2015). Effectiveness of Problem-Solving Techniques to Improve Student’s

Academic Self-Management (Quasi Eksprimental Research of VIII class SMPN 16 Bandung year 2014/ 2015)

This research is motivated by the important academic self-management capabilities. The students who have good academic self-management skills tend to be able to overcome the obstacles in learning while gaining a good learning outcomes. However, the phenomenon shows there are still students show lower academic self-management. The purpose of this research is obtained overview effectiveness of cognitif-behavioral counseling with problem solving techniques to improve academic self-management students of class VIII SMPN 16 Bandung. The research used a quasi-experimental methods. The research design was a nonequivalent pretest-posttest control group design (pretest-posttest two groups). The research instrument was a questionnaire academic self-management. The subjects were students of class VIII SMPN 16 Bandung school year 2014/2015 taken with purposive sampling technique. Statistical hypothesis testing used the Mann-whitney test by SPSS 16.0 for Windows. The results: (1) the general level of academic self-management ability students in middle category; (2) design of cognitive-behavioral counseling interventions with problem solving techniques is based on need assesment; and (3) cognitif-behavioral counseling with problem solving techniques effective to improve the academic self-management of students. This research resulted in recommendations directed to: (1) Counselor can be apply the problem solving techniques to help students improve academic self-management; (2) the school to develop support systems such as the availability of space group counseling; and (3) the next researchers to develop a study using true-experimental research.

(6)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GRAFIK ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 6

1.5Sistematika Penulisan ... 7

BAB II ... 8

KONSEP MANAJEMEN DIRI DALAM BELAJAR DAN KONSELING KOGNITIF PERILAKU DENGAN TEKNIK PEMECAHAN MASALAH ... 8

2.1 Manajemen Diri dalam Belajar (Academic Self-management) ... 8

2.1.1 Pengertian Manajemen Diri dalam Belajar (Academic Self-management) ... 8

2.1.2 Aspek-aspek Manajemen Diri dalam Belajar ... 10

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Diri dalam Belajar 16 2.1.4 Ciri-ciri Manajemen Diri dalam Belajar ... 19

2.1.5 Tahap-tahap Manajemen Diri dalam Belajar ... 20

2.1.6 Strategi Perubahan Perilaku Peserta Didik ... 21

2.1.7 Teknik Manajemen Diri dalam Belajar ... 23

2.2 Konseling Kognitif-Perilaku dengan Teknik Pemecahan Masalah . 25 2.2.1 Definisi Konseling Kognitif-Perilaku ... 25

(7)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2.3 Teknik-teknik dalam Kognitif-Perilaku ... 28

2.2.4 Prinsip-prinsip Konseling Kognitif-Perilaku ... 30

2.2.5 Teknik Pemecahan Masalah ... 33

2.3 Kerangka Pemikiran ... 45

2.4 Hasil Penelitian yang Relevan ... 46

2.4.1 Manajemen Diri dalam Belajar ... 46

2.4.2 Teknik Pemecahan Masalah ... 46

2.5 Asumsi Penelitian ... 47

BAB III ... 49

METODE PENELITIAN ... 49

3.1 Metode Penelitian ... 49

3.2 Desain Penelitian ... 50

3.3 Partisipan ... 51

3.4 Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 51

3.4.1 Lokasi Penelitian ... 51

3.4.2 Populasi Penelitian ... 51

3.4.3 Sampel Penelitian ... 52

3.5 Definisi Operasional Variabel (DOV) Penelitian ... 53

3.5.1 Manajemen Diri dalam Belajar ... 54

3.5.2 Teknik Pemecahan Masalah ... 56

3.6 Instrumen Penelitian ... 57

3.6.1 Penyusunan Instrumen ... 57

3.6.2 Pengembangan Kisi-kisi ... 57

3.6.3 Pedoman Skoring ... 59

3.7 Prosedur Penelitian ... 59

3.7.1 Uji Validitas ... 59

3.7.2 Uji Kelayakan Instrumen ... 60

3.7.3 Uji Keterbacaan ... 61

3.7.4 Uji Coba Butir Item Instrumen ... 61

(8)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 65

3.9 Teknis Analisis Data ... 65

BAB IV ... 71

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71

4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 71

4.1.1 Gambaran Umum Manajemen Diri dalam Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015 ... 71

4.1.2 Program Konseling Kognitif-Perilaku dengan Teknik Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Manajemen Diri dalam Belajar Peserta Didik ... 78

4.1.3 Efektivitas Teknik Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Manajemen Diri dalam Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015 ... 101

4.2 Keterbatasan Penelitian ... 118

4.2.1 Keterbatasan Teoritis ... 118

4.2.2 Keterbatasan Teknik ... 119

BAB V ... 120

PENUTUP ... 120

5.1 Simpulan ... 120

5.2 Rekomendasi ... 120 DAFTAR PUSTAKA

(9)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Populasi Penelitian ... 51 Tabel 3.2. Subjek Penelitian ... 53 Tabel 3.3. Kisi-kisi Manajemen Diri dalam Belajar Peserta Didik ... 58 Tabel 3.4. Pola Skor Opsi Alternatif Respon Model Summated

Ratings (Likert) ... 59 Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas ... 63 Tabel 3.6. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisiensi

Korelasi ... 65 Tabel 3.7. Kategorisasi Manajemen Diri dalam Belajar Peserta Didik

Kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015.... 67 Tabel 3.8. Hasil Perhitungan Kategorisasi Manajemen Diri dalam

Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung

Tahun Ajaran 2014/ 2015 ... 67 Tabel 3.9. Kategori Tingkat Manajemen Diri dalam Belajar Peserta

Didik ... 68 Tabel 4.1. Gambaran Umum Manajemen Diri dalam Belajar Peserta

Didik Kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran

2014/ 2015 ... 71 Tabel 4.2. Gambaran Aspek Manajemen Diri dalam Belajar Peserta

Didik Kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran

2014/ 2015 ... 72 Tabel 4.3. Profil Manajemen Diri dalam Belajar Peserta Didik Kelas

(10)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Didik Kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015 89 Tabel 4.8. Nilai Skor Instrumen 40 Peserta Didik yang Harus Diberikan Intervensi Kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015 89 Tabel 4.9. Pembagian Kelompok Peserta Didik yang Mengikuti

Intervensi ... 93 Tabel 4.10. Hasil Uji Normalitas Data Pre-test Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol ... 102 Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas Data Post-test Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol ... 103

Tabel 4.12. Kesimpulan Hasil Uji Normalitas Data Pre-test dan Post-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 104 Tabel 4.13. Hasil Uji Mann-whitney Data Pre-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 105 Tabel 4.14. Hasil Uji Mann-whitney Data Post-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 106 Tabel 4.15. Kesimpulan Hasil Uji Mann-whitney ... 106 Tabel 4.16. Rata-rata Data Pre-test dan Post-test Kelompok Eksperimen 107 Tabel 4.17. Rata-rata Data Pre-test dan Post-test Kelompok Kontrol ... 107 Tabel 4.18. Kesimpulan Hasil Rata-rata Data Pre-test dan Post-test

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 108 Tabel 4.19. Hasil Uji Mann-whitney Setiap Aspek Manajemen Diri

dalam Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015 ... 109 Tabel 4.20. Perbedaan Pencapaian Skor Manajemen Diri dalam Belajar Kelompok Eksperimen Sebelum dan Sesudah Interveni melalui

Konseling Kognitif-Perilaku dengan Teknik Pemecahan Masalah ... 111 Tabel 4.21. Perbedaan Tingkat Manajemen Diri dalam Belajar Sebelum dan Sesudah Intervensi Kelompok Eksperimen ... 111 Tabel 4.22. Perbedaan Pencapaian Skor Manajemen Diri dalam Belajar Kelompok Kontrol Sebelum dan Sesudah Interveni melalui Program

(11)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1. Rata-rata Data Pre-test dan Post-test antara Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 108 Grafik 4.2 Rata-rata Data Pre-test dan Post-test Aspek Manajemen Diri dalam Belajar antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok

(12)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tahapan untuk Perubahan Peserta Didik (Myron Dembo, 2004 dan B.J Zimmerman, 1996) ... 22 Gambar 2.2. Aspek Dimensi Kinerja Manajemen Diri (Myron Dembo, 2004, hlm. 24) ... 23 Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran Teknik Pemecahan Masalah untuk

Meningkatkan Manajemen Diri dalam Belajar Peserta Didik ... 45 Gambar 3.1. Skema Desain Nonequivalent Pretest-Posttest Control

(13)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Administrasi Penelitian Lampiran 2. Instrumen Penelitian

(14)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Fenomena yang ditemukan ketika melakukan program pelatihan lapangan (PPL) di SMP Negeri 16 Bandung adalah kurangnya kemampuan peserta didik dalam memanajemen diri dalam belajar. Adapun gejala yang teramati ialah peserta didik cenderung menunda-nunda perkerjaan, masih bergantung pada orang lain, malas belajar, kurang memiliki motivasi belajar, kurang mandiri dalam mencari pengetahuan selain dari guru. Dari hasil wawancara kepada peserta didik yang mengalami gejala tersebut, dapat diketahui bahwa gejala tersebut berkaitan dengan peserta didik kurang menguasai kemampuan dalam belajar, kurang dapat mengendalikan diri untuk tetap fokus dalam belajar, kurang memiliki semangat untuk belajar, belum menemukan cara efektif untuk belajar, masih bergantung pada teman ketika mengerjakan tugas maupun ulangan, dan merasa kurang nyaman dengan lingkungan belajar di sekolah.

Gejala dimuka senada dengan hasil penelitian Supriyati (2013, hlm. 59) pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Jakenan Pati yang berjumlah 34 orang. Hasil penelitian menunjukan dari hasil pre-test diperoleh manajemen diri dalam belajar peserta didik yang termasuk dalam kategori rendah 11,76% (4 orang), termasuk dalam kategori sedang 11,76% (4 orang), termasuk dalam kategori tinggi 67,64% (23 orang), dan termasuk dalam kategori tinggi sekali 8,82% (3 orang). Artinya, manajemen diri dalam belajar perlu adanya perhatian untuk ditingkatkan karena peserta didik dipandang memiliki keterbatasan kemampuan manajemen diri dalam belajar.

(15)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempertahankan kemampuan dalam belajar efektif, dan (4) tidak siap dalam mempelajari perilaku belajar efektif.

Secara konseptual manajemen diri dalam belajar merupakan salah satu dari tugas perkembangan atau tahap perkembangan pada jenjang kelas VIII SMP salah satu kompetensi yang harus dimiliki peserta didik ialah menerapkan manajemen waktu dan manajemen tugas yang merupakan bagian dari manajemen diri dalam belajar peserta didik. Dembo (2004, hlm. 4) menyatakan kata manajemen merupakan sebuah kunci untuk menjelaskan seorang peserta didik itu untuk sukses. Manajemen diri adalah suatu faktor yang mempengaruhi proses belajar. Hal ini membangun kondisi yang optimal untuk belajar dan membuang pengaruh yang buruk dalam belajar. Manajemen diri dalam belajar adalah sebuah strategi yang digunakan oleh peserta didik untuk mengontrol faktor-faktor yang menghambat dalam belajar. Dalam hal ini yang dapat dikatakan mengontrol merupakan suatu kemampuan dalam manajemen diri peserta didik untuk dapat mengatur perasaan, pemikiran, dan perbuatan dalam proses belajar peserta didik. Pengaturan perasaan, pemikiran, dan perbuatan ini yang akan membantu peserta didik dalam mengatasi faktor-faktor yang menghambat proses belajar, seperti malas belajar, menunda mengerjakan tugas, terlalu bergantung pada teman dalam mengerjakan tugas. Dengan memiliki manajemen diri dalam belajar yang baik diharapkan peserta didik dapat mengatasi faktor-faktor penghambat dengan mengontrol perasaan, pemikiran dan perbuatan peserta didik dalam belajar.

Pandangan lain mengenai manajemen diri berarti mendorong diri sendiri untuk maju, mengatur semua unsur kemampuan pribadi, mengendalikan kemampuan untuk mencapai hal-hal yang baik, dan mengembangkan berbagai segi dari kehidupan pribadi agar lebih sempurna (Gie, 2000, hlm. 77). Lebih lanjut menurutnya bahwa manajemen diri bagi peserta didik mencakup sekurang-kurangnya empat bentuk perbuatan sebagai berikut: (1) pendorongan diri motivation); (2) pengelolaan diri organization); (3) pengendalian diri

(16)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Robert Wood Johnson (dalam Lorig & Holman, 2003, hlm. 2) pada manajemen diri, ada lima keterampilan manajemen diri inti: (1) problem solving; (2) pengambilan keputusan; (3) pemanfaatan sumber daya; (4) pembentukan kemitraan penyedia penanganan terapi; dan (5) mengambil tindakan. Menurut Schunk & Zimmerman (Dembo, 2004, hlm. 25) dalam penelitian pendidikan menunjukan bahwa peserta didik yang mengambil tanggung jawab sendiri lebih mungkin untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi daripada peserta didik yang kurang mampu untuk mengambil tanggung jawab sendiri. Peserta didik yang sukses menggunakan keyakinan dan proses spesifik untuk memotivasi dan mengendalikan perilaku secara mandiri.

Keadaan peserta didik yang kurang memiliki kemampuan manajemen diri dalam belajar akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Hal ini perlu adanya layanan bantuan yang dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar, mencari cara belajar yang efektif untuk peserta didik, dan mengatasi faktor-faktor penghambat dalam belajar. Karena manajemen diri dalam belajar peserta didik dipengaruhi oleh faktor pemikiran, perasaan, dan perbuatan maka intervensi yang diberikan harus merujuk pada perubahan pemikiran dan perilaku peserta didik. Salah satu teknik yang dapat diterapkan konseling kognitif-perilaku dengan teknik pemecahan masalah.

(17)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendefinisikan, memunculkan solusi alternatif, membuat keputusan, dan mempraktikkan solusi yang telah dibuat.

Menurut D’Zurilla & Golfried (dalam Martin & Pear, 2003, hlm. 121), asumsi dasar bahwa pemecahan masalah mengandung proses perilakuan, baik overt (tampak), atau kognitif yang menyediakan berbagai alternatif respon kognitif untuk menyelesaikan situasi problematis, dan meningkatkan kemungkinan memilih respon-respon yang paling efektif dari berbagai alternatif tersebut. Teknik pemecahan masalah dapat diartikan sebagai upaya memahami masalah dan faktor-faktor penyebabnya, serta menemukan alternatif pemecahan yang paling tepat, agar terhindar dari kondisi yang merugikan.

Jenis-jenis masalah yang dapat ditangani dengan teknik pemecahan masalah, diantaranya (1) masalah pribadi, (2) masalah keluarga, (3) masalah dalam kelompok sebaya, (4) masalah belajar (misalnya, merasa sulit untuk berkonsentrasi, kurang memiliki motivasi belajar, kurang memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, kurang memiliki keterampilan belajar), dan (5) masalah karir (Yusuf, 2009, hlm.132-134).

(18)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Manajemen diri dalam belajar yang rendah merupakan permasalahan dalam belajar seperti sulit berkonsentrasi, kurang memiliki motivasi, kurang memiliki kebiasaan belajar yang positif, kurang memiliki keterampilan belajar merupakan sebagian indikator yang menggambarkan rendahnya kemampuan manajemen diri dalam belajar. Jika manajemen diri dalam belajar rendah dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Oleh karenanya perlu peningkatan manajemen diri dalam belajar yang pada penelitian ini menggunakan konseling kognitif-perilaku dengan teknik pemecahan masalah. Teknik pemecahan masalah diharapkan peserta didik dapat meningkatkan kemampuan manajemen diri dalam belajar yang mempengarui hasil belajar secara optimal. Selanjutnya, melalui prosedur konseling kognitif-perilaku dengan teknik pemecahan masalah dapat diketahui sampai sejauhmana teknik pemecahan masalah efektif untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik.

1.2 Rumusan Masalah

Dari rumusan masalah tersebut dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1) Seperti apa gambaran tingkat manajemen diri dalam belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015?

2) Bagaimana prosedur penerapan layanan konseling kognitif-perilaku dengan teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015?

3) Apakah teknik pemecahan masalah efektif untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015?

(19)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015.

Berdasarkan tujuan umum penelitian, dirumuskan tujuan-tujuan khusus untuk mencapai tujuan umum, yaitu:

1) Memperoleh gambaran tingkat manajemen diri dalam belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015. 2) Memperoleh rumusan prosedur penerapan layanan konseling

kognitif-perilaku dengan teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015.

3) Menunjukan efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini merumuskan mengenai prosedur pelaksanaan layanan terapi kognitif-terapi dengan teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik. Adapun manfaat penelitian, sebagai berikut:

1) Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Dapat dijadikan sebagai pengembangan keilmuan dalam bimbingan dan konseling belajar. Tentang teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik.

2) Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

(20)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

manajemen diri dalam belajar peserta didik yang memiliki tingkat manajemen diri dalam belajar rendah.

3) Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya yang akan meneliti mengenai manajemen diri dalam belajar dapat menggunakan data yang diperoleh dari penelitian ini sebagai dasar penelitian selanjutnya. Adapun menggunakan teknik pemecahan masalah untuk dapat membantu menyelesaikan permasalahan lain peserta didik yang sesuai dengan teknik pemecahan masalah.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi berjudul Efektivitas Teknik Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Manajemen Diri dalam Belajar Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Peserta Didik kelas VIII di SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015), sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan asumsi penelitian. Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting karena berfungsi sebagai landasan teoritis dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan serta hipotesis penelitian. Dalam kajian pustaka peneliti membandingkan, mengkontraskan, dan memposisikan kedudukan penelitian yang dikaji dikaitkan dengan masalah yang sedang diteliti. Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variabel penelitian. Asumsi penelitian adalah posisi teoritis yang berkenaan dengan masalah yang diteliti.

Bab III Metode Penelitian, berisi metode dan desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.

(21)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan (2) pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

Bab V Penutup, berisi simpulan dan rekomendasi yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut.

(22)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Cresswell (2010, hlm. 18) bahwa penelitian yang berkaitan dengan rancangan kuantitatif selalu melibatkan pandangan-dunia post-positive. Strategi-strategi ini meliputi eksperimen-eksperimen nyata, eksperimen-eksperimen-eksperimen-eksperimen yang sering disebut dengan kuasi-eksperimen, penelitian korelasional, dan eksperimen single-subject.

Sedangkan, menurut Sugiyono (2014, hlm. 14) penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel yang pada umumnya dilakukan random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memperoleh data mengenai tingkat manajemen diri dalam belajar peserta didik dan efektivitas pendekatan teknik pemecahan masalah sebagai intervensi untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experiement. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 114) bentuk desain eksperimen kuasi merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variable-variabel yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Eksperimen kuasi digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.

(23)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent pretest-posttest control group design (pretest-posttest dua kelompok). Pertimbangan menggunakan desain penelitian ini karena penelitian ini merupakan Quasi Experiment Design digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Penelitian ini dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen murni namun desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperiemen.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent pretest-posttest control group design (pretest-posttest dua kelompok) merupakan desain penelitian yang dilaksanakan pada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diberikan intervensi dalam penelitian, sedangkan kelompok kontrol merupakan kelompok pembanding yang tidak diberikan intervensi. Pengukuran penelitian dilakukan dua kali, yaitu sebelum dan sesudah intervensi dilakukan. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 116) skema model penelitian nonequivalent pretest-posttest control group design, sebagai berikut.

Gambar 3.1

Skema Desain Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design

Keterangan:

O1 = kondisi pretest kelompok eksperimen X = tindakan (treatment)

O2 = kondisi posttest kelompok eksperimen O3 = kondisi pretest kelompok kontrol

O1 X O2 ...

(24)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu O4 = kondisi posttest kelompok kontrol

Dalam penelitian kelompok eksperimen diberikan intervensi berupa pelaksanaan program intervensi terapi kognitif-terapi dengan teknik pemecahan masalah, sedangkan kelompok kontrol sebagai kelompok pembanding diberikan intervensi sesuai dengan pelaksanakan program bimbingan dan konseling yang diberikan guru bimbingan dan konseling di sekolah.

3.3 Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini ialah seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

3.4 Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 3.4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 16 Bandung yang berlokasi di jalan Penghulu H Hasan Mustofa No. 53 Kota Bandung Jawa Barat.

3.4.2 Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik yang secara administratif terdaftar dan aktif dalam pembelajaran di kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung. Banyaknya peserta didik yang menjadi partisipan dalam penelitian berjumlah 278 orang peserta didik yang terbagi atas 8 kelas. Berikut rincihan kelas peserta didik.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Tahun Ajaran Kelas Jumlah Peserta Didik

2014/ 2015

VIII. 1 35

VIII. 2 36

VIII. 3 36

VIII. 4 34

VIII. 5 35

(25)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

VIII. 7 34

VIII. 8 34

Total 278

Pertimbangan pemilihan lokasi dan populasi adalah sebagai berikut. 1) Ditemukannya permasalahan belajar yang dialami peserta didik melalui

studi pendahuluan yang menunjukan perilaku dari rendahnya tingkat manajemen diri dalam belajar, seperti malas belajar, menunda mengerjakan tugas, terlalu bergantung pada teman dalam mengerjakan tugas. Dengan memiliki manajemen diri dalam belajar yang baik diharapkan peserta didik dapat mengatasi faktor-faktor penghambat dengan mengontrol perasaan, pemikiran dan perbuatan peserta didik dalam belajar. Karena hal ini akan membantu peserta didik dalam mengatur kegiatan belajar yang akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik. 2) Peserta didik kelas VIII berada pada rentang usia 13-14 tahun. Menurut

Desmita (2012, hlm. 190) peserta didik pada rentang usia 13-14 tahun merupakan masa remaja awal. Perkembangan kognitif menurut teori piaget tahap remaja sudah mampu berpikir sistematis, mampu memikirkan semua kemungkinan secara sistematis untuk memecahkan permasalahan. Karena tugas utama pelajar ialah belajar maka permasalahan dalam belajar akan sangat mempengaruhi perkembangan peserta didik. Permasalahan dalam belajar harus dapat diselesaikan dengan berpikir abstrak dan memecahkan masalah melalui pengujian semua alternatif yang ada.

(26)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Peserta didik kelas VIII membutuhkan layanan bimbingan dan konseling untuk membantu mengatasi berbagai permasalahan mengenai belajar, salah satunya mengenai rendahnya tingkat manajemen diri dalam belajar.

3.4.3 Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik Non Probability Sampling dengan pengambilan sampel teknik Sampling Jenuh. Non Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dengan teknik Sampling Jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2014, hlm. 122-124). Sedangkan, teknik pengambilan sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik Non Probability Sampling dengan pengambilan sampel teknik Sampling Purposive, merupakan teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2014, hlm. 124). Langkah-langkah yang dilakukan, sebagai berikut.

1) Membuat daftar seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015.

2) Mengambil seluruh peserta didik yang memiliki tingkat manajemen diri dalam belajar rendah, yaitu 40 orang sebagai sampel penelitian.

(27)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

manajemen diri dalam belajar. Berikut dipaparkan tabel subjek penelitian, sebagai berikut.

Tabel 3.2 Subjek Penelitian

Keterangan Total Peserta Didik

Populasi 278

Sampel 40

Kelompok Eksperimen 20

Kelompok Kontrol 20

3.5 Definisi Operasional Variabel (DOV) Penelitian

Terdapat dua variabel utama penelitian yaitu manajemen diri dalam belajar peserta didik dan teknik pemecahan masalah. Definisi variabel diuraikan sebagai berikut.

3.5.1 Manajemen Diri dalam Belajar

Menurut Myron Dembo (2004, hlm. 4) Manajemen diri merupakan sebuah kunci untuk menjelaskan seorang peserta didik itu untuk sukses. Manajemen diri merupakan faktor yang mempengaruhi proses belajar bagi perserta didik. Oleh sebab itu, manajemen diri khususnya dalam belajar dapat membangun kondisi yang optimal untuk belajar dan membuang pengaruh yang buruk dalam belajar. Manajemen diri dalam belajar adalah sebuah strategi yang digunakan oleh peserta didik untuk mengontrol faktor-faktor yang menghambat dalam belajar. Sementara itu, menurut Gie (2000, hlm. 77) manajemen diri berarti mendorong diri sendiri untuk maju, mengatur semua unsur kemampuan pribadi, mengendalikan kemampuan untuk mencapai hal-hal yang baik, dan mengembangkan berbagai segi dari kehidupan pribadi agar lebih sempurna.

(28)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(1) motivasi diri (self-motivation); (2) pengelolaan diri (self-organization); (3) pengendalian diri (self-control); dan (4) pengembangan diri (self-development) (Gie, 2000, hlm. 78-80). Penelitian ini dilaksanakan terhadap peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 16 Bandung guna meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik.

Berdasarkan uraian diatas yang dimaksud dengan manajemen diri dalam belajar pada penelitian ini ialah strategi pengaturan diri dalam belajar melalui motivasi, pengelolaan, pengendalian, dan pengembangan diri dalam belajar untuk mencapai prestasi belajar yang optimal.

Manajemen diri dalam belajar disusun oleh aspek motivasi, pengelolaan, pengendalian, dan pengembangan diri dalam belajar.. Secara operasional yang dimaksud manajemen diri dalam belajar memiliki aspek dan indikator, sebagai berikut.

1) Self-motivation

Motivasi diri (self-motivation) merupakan motivasi diri merupakan dorongan batin peserta didik yang mewujudkan perilaku belajar yang bertujuan mencapai hasil belajar yang diinginkan. Motivasi diri dapat berasal dari dalam maupun luar diri peserta didik. Adapun indikator dari self-motivation, sebagai berikut.

a) Keuletan dalam menghadapi tugas

b) Keingintahuan terhadap pengetahuan baru c) Orientasi masa depan

d) Keinginan untuk berprestasi dalam belajar e) Senang bekerja mandiri

2) Self-organization

(29)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a) Kemampuan dalam pengelolaan pikiran dalam belajar b) Kemampuan dalam mengatur waktu ketika belajar c) Kemampuan dalam mengatur tempat untuk belajar d) Kemampuan dalam mengatur tenaga dalam belajar 3) Self-control

Pengendalian diri (self-control) merupakan suatu usaha yang dilakukan peserta didik untuk dapat mempengaruhi perilaku, pemikiran, dan perbuatan untuk menghindari diri melakukan hal-hal yang tidak termasuk dalam prioritas belajar. Adapun indikator self-control, sebagai berikut.

a) Keyakinan yang kuat dalam belajar

b) Semangat untuk mengikis hambatan-hambatan belajar c) Memiliki tenaga dalam melaksanakan tugas-tugas sekolah d) Mampu untuk mengelola emosi

4) Self-development

Pengembangan diri (self-development) merupakan bentuk perwujudan dari aktualisasi diri, yaitu proses untuk mewujudkan dirinya yang terbaik sejalan dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki. Setiap individu mempunyai kekuatan yang bersumber dari dirinya, namun banyak orang yang merasa tidak mempunyai kemampuan apa-apa, merasa dirinya tidak berguna dan tidak mampu mencapai aktualisasi diri. Adapun indikator self-development, sebagai berikut.

a) Memiliki kepribadian yang baik

b) Mampu bersosialisasi di lingkungan sekolah dengan baik c) Mampu mengembangkan kecerdasan pikiran

d) Memiliki kesehatan diri yang baik

3.5.2 Teknik Pemecahan Masalah (Problem Solving)

(30)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung yang diungkap berdasarkan hasil analisis instrumen manajemen diri dalam belajar pada tahap pre-test. Dalam pelaksanaan teknik pemecahan masalah ini dibutuhkan perilaku aktif yang dilakukan konseli maupun konselor. Hal yang dilakukan konselor kepada konseli ialah membantu konseli untuk beralih dari alasan logis kepada solusi untuk dapat memecahkan permasalahan yang dialami oleh konseli yaitu tingkat manajemen diri dalam belajar yang rendah.

Dalam pemecahan masalah terdapat berbagai tahapan yang harus dilaksanakan menurut Shure & Spivack (Steven, 2005, hlm. 96) dapat dilakukan melalui enam tahapan, sebagai berikut: (1) Identifikasi Masalah (Identifying the problem); (2) Menentukan Tujuan (Determining the goals); (3) Mengembangkan

berbagai solusi alternatif (Generating alternative solutions); (4) Menguji berbagai Konsekuensi (Examining consequences); (5) Menentukan Solusi (Choosing the solution); dan (6) Mengevaluasi Hasil (Evaluating the outcome). Karena

merupakan layanan pengembangan maka intervensi diberikan kepada peserta didik yang rendah untuk melihat perubahan tingkat manajemen diri dalam belajar setelah diberikan intervensi. Diharapkan dengan dilakukannya intervensi terapi kognitif-perilaku dengan teknik pemecahan masalah dapat meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik.

3.6 Instrumen Penelitian 3.6.1 Penyusunan Instrumen

(31)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 199) kuesioner/ angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya. Kuesioner merupakan tenik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur. Angket terbagi atas dua, yaitu angket terbuka dan angket tertutup. Angket yang digunakan pada penelitian adalah angket tertutup. Angket tertutup merupakan angket yang jawabannya telah disediakan dan responden hanya menjawab setiap pertanyaan dengan cara memilih alternatif jawaban yang telah disediakan (Arikunto, 2010, hlm. 195). Skala yang digunakan dalam penelitian adalah skala Likert dengan alternatif jawaban yang dipilih responden, yaitu SS (sangat sesuai), S (sesuai), KS (kurang sesuai), TS (tidak sesuai), dan STS (sangat tidak sesuai).

3.6.2 Pengembangan Kisi-kisi

Pengembangan kisi-kisi instrumen manajemen diri dalam belajar peserta didik merujuk terhadap definisi oprasional variabel penelitian. Kisi-kisi instrumen manajemen diri dalam belajar peserta didik dipaparkan dalam tabel, sebagai berikut.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Manajemen Diri dalam Belajar Peserta Didik

No Aspek Indikator Nomor Item

(+) (-)

1. Self-Motivation

(Motivasi Diri)

1.1 Keulatan dalam menghadapi tugas

1, 2 3, 4 5

1.2 Keingintahuan

terhadap pengetahuan baru

(32)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.3 Orientasi masa depan 8, 9 10 3

mengatur waktu ketika belajar

20, 21 22 3

2.3 Kemampuan dalam mengatur tempat untuk belajar

23, 24 25 3

2.4 Kemampuan dalam mengatur tenaga dalam belajar

4.1 Memiliki kepribadian yang baik

40, 41 42 4 4.2 Mampu bersosialisasi

di lingkungan sekolah dengan baik

Pada instrumen ini pola penyekoran yang digunakan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4

(33)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Model Summated Ratings (Likert)

Pernyataan Skor Lima Opsi Alternatif Respon

SS S KS TS STS

Favorible (+) 5 4 3 2 1

Anfavorible (-) 1 2 3 4 5

Pada instrumen diasumsikan memiliki nilai 1-5 dengan bobot pada setiap item berbeda disesuaikan dengan jenis pernyataan. Menurut Riduwan (2004, hlm. 87) bobot setiap item, ialah:

1) Untuk pilihan jawaban SS (sangat sesuai) memiliki skor 5 pada pernyataan favorible dan skor 1 pada pernyataan anfavorible.

2) Untuk pilihan jawaban S (sesuai) memiliki skor 4 pada pernyataan favorible dan skor 2 pada pernyataan anfavorible.

3) Untuk pilihan jawaban KS (kurang sesuai) memiliki skor 3 pada pernyataan favorible dan skor 3 pada pernyataan anfavorible.

4) Untuk pilihan jawaban TS (tidak sesuai) memiliki skor 2 pada pernyataan favorible dan skor 4 pada pernyataan anfavorible.

5) Untuk pilihan jawaban STS (sangat tidak sesuai) memiliki skor 1 pada pernyataan favorible dan skor 5 pada pernyataan anfavorible.

3.7 Prosedur Penelitian 3.7.1 Uji Validitas

Menurut Sujarweni (2014, hlm. 192) mengemukakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel. Uji validitas sebaiknya dilakukan pada setiap butir pernyataan di uji validitasnya. Hasil r hitung dibandingkan dengan r tabel dimana df= n-2 dengan sig 5%. Jika r tabel < r hitung maka valid.

(34)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.7.2 Uji Kelayakan Instrumen

Instrumen manajemen diri dalam belajar sebelum diuji cobakan kepada responden setelah disusun terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan instrumen yang dilakukan oleh para pakar yang berkompeten dalam menilai dan menimbang isntrumen manajemen diri dalam belajar yang dibuat. Uji kelayakan instrumen dilakukan bertujuan untuk mengetahui kelayakan instrumen yang dilihat dari segi konstruk, konten, dan redaksi. Penimbang uji kelayakan instrumen pula memberikan rekomendasi guna meningkatkan kelayakan instrumen yang dibuat. Penimbang kelayakan instrumen dilakukan oleh tiga orang pakar dan praktisi bimbingan dan konseling yang memiliki kompetensi yang baik dalam menimbang kelayakan instrumen manajemen diri dalam belajar.

Penimbangan instrumen manajemen diri dalam belajar ini diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu M (memadai) dan TM (tidak memadai). Penimbang instrumen memberikan penilaian pada setiap butir item instrumen dengan memberikan tanda checlikst pada kategori M (memadai) jika butir item instrumen tersebut layak dan dapat digunakan, sedangkan pada kategori TM (tidak memadai) jika butir item instrumen tersebut tidak layak dan dapat dibuang atau dapat digunakan namun harus diperbaiki terlebih dahulu sesuai dengan hasil pertimbangan. Hasil penimbangan instrumen yang dilakukan oleh para pakar bimbingan dan konseling akan dijadikan sebagai acuan dalam menyempurnakan instrumen yang akan disusun dan dibagikan kepada responden. Hasil penimbangan instrumen akan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk menentukan penyusunan instrumen dan tindakan yang akan dilaksanakan selanjutnya.

(35)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konstruk sudah baik, konten sudah baik, dan redaksi sudah baik namun perlu ada beberapa perbaikan kalimat agar lebih dapat dimengerti oleh responden. Saran dan rekomendasi yang diberikan mengenai alternatif jawaban yang menggunakan skor skala 1-9, melanjutkan uji keterbacaan instrumen, dan uji empirik instrumen. Penimbang kedua, menyampaikan saran dan rekomendasi meliputi konstruk sudah tepat, konten harus lebih spesifik dan kontekstual, redaksi kalimat harus lebih pendek dan tepat serta beberapa kalimat yang salah dalam penulisan. Saran dan rekomedasi yang diberikan mengenai perbaiki beberapa catatan yang ada dalam format judgment. Penimbang ketiga, menyampaikan saran dan rekomendasi meliputi konstruk sudah baik, konten sudah baik, dan redaksi sudah baik karena sudah diperbaiki sebelumnya karena ada beberapa kata yang kurang sesuai dan penulisan yang kurang tepat. Saran dan rekomendasi yang diberikan dapat dilanjutkan ke lapangan.

3.7.3 Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan dilakukan kepada tiga orang peserta didik kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung untuk melihat sejauh mana keterbacaan instrumen oleh responden sebelum instrumen manajemen diri dalam belajar dibagikan kepada sampel penelitian peserta didik kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung. Dalam uji keterbacaan ini ada beberapa kata yang kurang dapat dipahami peserta didik kemudian kata tersebut diganti atau diubah menggunakan kata yang lebih sederhana namun memiliki makna yang sama dengan kata yang diganti atau diubah. Secara keseluruhan melalui uji keterbacaan oleh tiga orang peserta didik menunjukan bahwa instrumen manajemen diri dalam belajar dapat dipahami peserta didik.

3.7.4 Uji Coba Butir Item Instrumen

(36)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

variabel. Menurut Arikunto (2008, hlm. 70) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Pengujian validitas butir item dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi skor setiap butir item menggunakan rumus korelasi biserial titik (point biserial). Korelasi ini merupakan salah satu bentuk korelasi dari Spearmen Brown

yang digunakan dalam situasi peubah prediktor yang bersifat dikhotomus (Furqon, 2009, hlm. 107).

Rumus:

Sumber: Furqon (2009, hlm. 108) Keterangan:

: koefisiensi korelasi biserial titik : rata-rata kelompok p

: rata-rata seluruh subjek

: simpangan baku untuk seluruh subjek : proporsi subjek kelompok p

: proporsi subjek kelompok q

Semakin besar nilai validitas butir soal maka semakin besar pula nilai keandalan atau instrumen dikatakan valid di lapangan. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 121) valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk menguji nilai signifikansi validitas butir soal digunakan rumus uji t, sebagai berikut.

Rumus:

Sumber: Furqon (2009, hlm. 223) Keterangan:

(37)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu t : harga thitung untuk tingkat signifikansi

r : koefisien korelasi n : jumlah sampel

Analisis data setelah diketahui thitung selanjutnya menentukan ttabel dengan derajat kebebasan n-2 dan tingkat kepercayaan 95%. Setelah thitung dan ttabel maka langkah selanjutnya membandingkan thitung dan ttabel untuk mengetahui tingkat signifikasi dengan ketentuan thitung > ttabel.

Pengujian validitas instrumen manajemen diri dalam belajar peserta didik dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan dilengkapi dengan analisis data menggunakan SPSS. Hasil pengujian validitas instrumen manajemen diri dalam belajar peserta didik dengan menggunakan korelasi biserial, dari 51 butir item pernyataan yang disusun terdapat 2 butir item tidak valid maka didapatkan 49 butir item yang dinyatakan valid pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil uji validitas instrumen disajikan sebagai berikut.

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas

Kesimpulan Item Jumlah

Memadai 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 49, 51

49

Tidak Memadai 28, 48 2

Secara lebih jelas dan rincih, hasil perbandingan uji signifikansi antara thitung dengan ttabel (terlampir).

3.7.5 Uji Reliabilitas Instrumen

(38)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bersama-sama terhadap seluruh butir pernyataan. Jika nilai Alpha > 0,60 maka reliabel.

Menurut Arikunto (2010, hlm. 221) reliabilitas merujuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik. Reliabilitas instrumen ditunjukan sebagai derajat keajagan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda.

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2014, hlm. 183-184). Pada penelitian ini digunakan pengujian reliabilitas instrumen manajemen diri dalam belajar secara internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen kemudian hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen manajemen diri dalam belajar menggunakan rumus KR. 20 (Kuder Richardson), sebagai berikut.

Rumus:

Sumber: Sugiyono (2014, hlm. 186) Keterangan:

r11 : reliabilitas instrumen k : banyaknya butir pernyataan Vt : variansi total

p : proporsi subjek kelompok p banyak subjek yang skornya 1 N

q : proporsi subjek kelompok q banyak subjek yang skornya 0 (q = 1 – p)

(39)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengujian reliabilitas instrumen manajemen diri dalam belajar dianalisis dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2007 dan dilengkapi dengan analisis data menggunakan SPSS. Untuk mengetahui kriteria penilaian reliabilitas digunakan pedoman klasifikasi rentang koefisiensi reliabilitas, sebagai berikut (Sugiyono, 2014, hlm. 257).

Tabel 3.6

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisiensi Korelasi

Koefisiensi Korelasi Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup

0,60 – 0,799 Tinggi 0,80 – 1,00 Sangat tinggi

Hasil uji reliabilitas terhadap instrumen manajemen diri dalam belajar peserta didik menunjukan koefisiensi korelasi reliabilitas sebesar 0,84. Dengan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tingkat keandalan instrumen manajemen diri dalam belajar peserta didik setelah dilaksanakan uji reliabilitas termasuk dalam tingkat hubungan sangat tinggi. Instrumen manajemen diri dalam belajar peserta didik mampu memberikan skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda tetap konsisten.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

(40)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Pada tahap pre-test kuesioner yang disebarkan berisi 51 pernyataan yang harus dijawab responden kemudian pada tahap post-test setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas kuesioner yang disebar berisi 49 pernyataan yang harus dijawab responden.

3.9 Teknis Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknis analisis data yang disesuaikan dengan pertanyaan penelitian yang sudah dirumuskan. Secara berurutan pertanyaan penelitian dijawab dengan cara sebagai berikut.

Pertanyaan pertama mengenai profil tingkat manajemen diri dalam belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015 dijawab dengan menganalisis skor data hasil pre-test. Skor pre-test manajemen diri dalam belajar peserta didik yang telah dianalisis dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah yang menggambarkan tingkat manajemen diri dalam belajar peserta didik. Adapun analisis profil manajemen diri dalam belajar peserta didik dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai berikut.

Analisis data hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 for Windows. Untuk mengetahui tingkat manajemen diri

dalam belajar peserta didik, dilihat dari skor matang. Skor matang diperoleh dengan membagi nilai rata-rata jumlah skor dengan skor ideal, kemudian dikalikan 100%. Adapun perhitungan skor aktual dan ideal sebagai berikut.

Rumus:

Sumber: Rakhmat (2006, hlm. 67)

(41)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

k : jumlah soal pada setiap indikator

NMaks : nilai maksimal jawaban pada setiap item pernyataan

Setelah dilakukan perhitungan skor maka selanjutnya untuk menentukan kategori tinggi, sedang, dan rendah dilakukan perhitungan, sebagai berikut.

Tabel 3.7

Kategorisasi Manajemen Diri dalam Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015

No Kriteria Kategori

1 x > (µ + 1,0σ) Tinggi 2 (µ - 1,0σ) ≤ x≤ (µ + 1,0σ) Sedang 3 x < (µ - 1,0σ) Rendah

Sumber: Azwar (2010, hlm. 109)

Hasil perhitungan kategorisasi berpedoman pada tabel 3.7 kemudian diaplikasikan dengan hasil skor data peserta didik sebagai responden untuk kategorisasi manajemen diri dalam belajar peserta didik. Perhitungan kategorisasi dilakukan dengan menghitung rata-rata (µ) dan satuan standar deviasi (σ). Dari hasil perhitungan maka didapatkan rata-rata (µ) sebesar 178,363 (dibulatkan menjadi 178) dan satuan standar deviasi (σ) sebesar 16,283 (dibulatkan menjadi 17). Sehingga didapatkan kategorisasi sebagai berikut.

(42)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil Perhitungan Kategorisasi Manajemen Diri dalam Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015

No Kriteria Hasil

Perhitungan Kategori 1 x > (178 + 1,0.17) > 195 Tinggi 2 (178 - 1,0.17) ≤ x ≤ (178 + 1,0.17) 162-195 Sedang

3 x < (178 - 1,0.17) <162 Rendah

Berdasarkan hasil perhitungan kategorisasi diatas maka pembagian kategori manajemen diri dalam belajar peserta didik, sebagai berikut.

Tabel 3.9

Kategori Tingkat Manajemen Diri dalam Belajar Peserta Didik

Rentang

Skor Kategori Kualifikasi

> 195 Tinggi

Kategori ini diartikan bahwa peserta didik mengetahui konsep manajemen diri dalam belajar dan dapat mengaplikasikan ke dalam kegiatan belajar peserta didik. Peserta didik memiliki kemampuan sangat baik dalam memotivasi diri dalam belajar, pengelolaan diri dalam belajar, pengendalian diri dalam belajar, dan pengembangan diri dalam belajar.

162-195 Sedang

(43)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam memotivasi diri dalam belajar, pengelolaan diri dalam belajar, pengendalian diri dalam belajar, dan pengembangan diri dalam belajar.

< 162 Rendah

Kategori ini diartikan peserta didik belum mengetahui konsep manajemen diri dalam belajar dan cenderung tidak dapat mengaplikasikan dalam kegiatan belajar peserta didik. Peserta didik kurang memiliki kemampuan dalam memotivasi diri dalam belajar, pengelolaan diri dalam belajar, pengendalian diri dalam belajar, dan pengembangan diri dalam belajar.

Pertanyaan penelitian kedua mengenai rancangan program intervensi konseling kognitif-perilaku dengan teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015, program intervensi ini disusun berdasarkan hasil pre-test sebagai dasar need assessment yang dibutuhkan peserta didik mengenai manajemen diri dalam belajar. Program intervensi konseling kognitif-perilaku yang disusun terdiri atas rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan, asumsi intervensi, prosedur intervensi, struktur dan isi intervensi, evaluasi dan indikator keberhasilan, dan pengembangan RPL (Rencana Pelaksanaan Layanan). Pengujian kelayakan (judgement instrumen) dilakukan untuk menimbang rancangan intervensi yang telah disusun.

Pertanyaan penelitian ketiga mengenai efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015. Pertanyaan penelitian dirumuskan ke dalam hipotesis, sebagai berikut.

Ho : konseling kognitif-perilaku dengan teknik pemecahan masalah tidak efektif

dalam meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik.

H1 : konseling kognitif-perilaku dengan teknik pemecahan masalah efektif dalam

meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik.

(44)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

normalitas dan uji homogenitas variansi dilakukan menggunakan SPSS 16.0 for windows.

Uji normalitas untuk melihat hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data penelitian adalah kolmogrov-smirnov atau shapiro-wilk test. Uji homogenitas variansi bertujuan untuk melihat apakah dua

kelompok peserta diidk berasal dari populasi dengan karakteristik yang sama, pengujian homogenitas varians kedua kelompok menggunakan uji levence’s test dengan taraf signifikasi 5%. Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas yaitu jika probabilitas < 0,05 maka data yang digunakan tidak berdistrubusi normal atau tidak homogen, sedangkan jika probabilitas > 0,05 maka data yang digunakan berdistribusi normal dan homogen. Jika hasil data penelitian menunjukan tidak normal atau tidak homogen digunakan uji Mann-whitney karena data merupakan data nonparametrik dengan uji dua sampel bebas.

Uji dua sampel bebas pada statistika nonparametrik mempunyai tujuan yang sama dengan uji t pada statistika parametrik, yakni ingin mengetahui apakah dua buah sampel yang bebas berasal dari populasi yang sama. Bebas atau independent berarti dua sampel tersebut tidak tergantung satu dengan yang lain

(Santoso, 2014, hlm. 105).

Pengujian efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik diuji dengan metode independent sample t test menggunakan SPSS 16.0 for windows. Pengambilan keputusan

efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik adalah melihat perbandingan nilai sig (2-tailed) α, ialah jika nilai sig (2-tailed) < α (0,05) maka Ho ditolak dan H1 diterima.

(45)

Ika Lestari, 2015

Efektivitas teknik pemecahan masalah untuk meningkatkan manajemen diri dalam belajar peserta didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1.1 Gambaran Umum Manajemen Diri dalam Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015

1) Hasil Penelitian

Data penelitian terhadap 278 orang peserta didik kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015 menunjukan tingkat manajemen diri dalam belajar, sebagai berikut:

Tabel 4.1

Gambaran Umum Manajemen Diri dalam Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2014/ 2015

No Skor Kategori Jumlah Presentase

1. X > 195 Tinggi 37 13,31%

2. 162 ≤ X ≤ 195 Sedang 201 72,30%

3. X < 162 Rendah 40 14,39%

Jumlah 278 100%

Gambar

Skema Desain Gambar 3.1 Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Subjek Penelitian
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Manajemen Diri dalam Belajar Peserta Didik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mekanisme secara kimia diawali dahulu dengan mekanise fisika, yaitu pada partikel- partikel adsorbat mendekat ke permukaan adsorban melalui gaya Van der waals atau

“ wanita pekerja seks adalah seseorang yang melakukan hubungan seksual dengan sesama atau lawan jenis secara berulang-ulang dan bergantian diluar perkawinan yang

Produksi Dan Pemanfaatan Protease Dari Bacillus subtilis Dan Bacillus pumilus untuk Unhairing Kulit Sapi Sebagai Bahan Baku Kerupuk Rambak.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Topik penelitian yang sudah dikerjakan antara lain: Ungkapan Geng di Kota Madya Surakarta Ditinjau dari Sosio- linguistik (Ketua) (1997), Penelitian tentang Bentuk dan Makna

Alasan penggunaan FGD dalam penelitian ini adalah agar peneliti memperoleh pandangan kritis baik dari pelaku (pimpinan sekolah STP Trisakti) maupun dengan pihak

Perusahaan khususnya pihak manajemen selalu dihadapkan pada perencanaan pengambilan keputusan yang menyangkut berbagai macam alternative yang harus dipilih .Dalam penggambilan

Dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan ini, penulis menggunakan analisis rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, dan

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok B di Paud Al Fathi Kecamatan Pekenjeng Kabupaten Garut Taun Ajaran 2013 - 2014). DISETUJUI DAN