• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PEKERJA TAMBANG EMAS TRADISIONAL DI DESA CIWARU KECAMATAN CIEMAS KABUPATEN SUKABUMI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PEKERJA TAMBANG EMAS TRADISIONAL DI DESA CIWARU KECAMATAN CIEMAS KABUPATEN SUKABUMI."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

oleh:

SELVIANA NURSITI SARAH 1106012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PEKERJA TAMBANG EMAS TRADISIONAL

DI DESA CIWARU KECAMATAN CIEMAS KABUPATEN SUKABUMI Selviana Nursiti Sarah

1106012 ABSTRAK

Sumber daya alam seperti air, udara, lahan, minyak, ikan, hutan, dan lain-lain merupakan sumber daya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Hilangnya atau berkurangnya ketersediaan sumber daya tersebut akan berdampak sangat besar bagi kelangsungan kehidupan manusia. Pengelolaan sumber daya alam yang baik dapat meningkatkan kesejahteraan manusia, sedangkan sebaliknya jika pengelolaan sumberdaya alam yang tidak baik akan berdampak buruk bagi manusia. Keberadaan tambang emas di Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi berdampak terhadap kehidupan social ekonomi masyarakat yang bekerja sebagai penambang emas. Perubahan social ekonomi ini tidak selalu berada pada keadaan yang tetap akan tetapi mengalami kenaikan dan penururan hal ini dapat disebut dengan gejala Dinamika Sosial Ekonomi. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif dengan penelitian kualitatif dan data yang diperoleh dari observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi literatur yang dianalisis dengan cara reduksi data, analisis data, dan kesimpulan. Tujuan penelitian ini adalah (1) Memahami bagaimana kondisi status social pekerja tambang emas tradisional (2) Memahami dinamika sosial ekonomi pekerja tambang emas tradisional (3)Memahami dampak perubahan mata pencaharian dari petani menjadi pekerja tambang emas tradisional. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa keberadaan tambang emas di Desa Ciwaru menjadi satu lapangan pekerjaan baru yang membuat banyak masyarakat yang beralih profesi dari petani menjadi pekerja tambang emas. Perubahan mata pencaharian ini berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi dan social para pekerja tambang emas. Akan tetapi perubahan yang dialami oleh pekerja tambang emas tidak berlangsung lama atau mengalami naik turun yang disebut dengan dinamika sosial ekonomi hal ini disebabkan karena sumber mineral emas dapat sewaktu-waktu habis jika pengolahannya tidak dilakukan dengan cara yang benar

(3)

SOCIO-ECONOMIC DYNAMICS OF TRADITIONAL GOLD MINE WORKER

IN CIWARU VILLAGE SUB CIEMAS SUKABUMI DISTRICT Selviana Nursiti Sarah

1106012 ABSTRACT

Natural resources such as water, air, land, oil, fish, forests, and others are the resources that are essential for human survival. The loss or reduction in the availability of these resources will give explosive impact on the survival of human life. The right management of natural resources can improve human welfare, whereas on the contrary, if the management of natural resources are not good, it would be bad for human. The existence of gold mines in Ciwaru Village Sub Ciemas Sukabumi District has given impacts on the socio-economic life of the people who work as a gold miner. Socio-economic changes have not always been on the steady state, but has increased and decreased. This can be called with symptom of Socio-Economic Dynamics. This study uses a descriptive study with qualitative research and data acquisition from observation, interviews, documentation study, and literature study analyzed by means of data reduction, data analysis, and conclusion. The purposes of this study are (1) to understand how the conditions of the social status of traditional gold miner (2) to understand the social and economic dynamics of traditional gold miner (3) to understand the impact of changes in the livelihood of farmers into traditional gold miner. The result of the research that has been done, it was found that the presence of a gold mine in Ciwaru Village turned into a new job that makes a lot of people who switched professions from farmer into a gold mine worker. This livelihood changes give an affect to the economic and social life of the gold mine workers. However, the changes experienced by gold mine workers do not last long or fluctuating as known as socio-economic dynamics. This is because the gold mineral resources may at times run out if its processing is not done in the right way.

(4)

vii DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

1.5Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1Pengertian Perubahan Sosial ... 7

2.1.1 Faktor Terjadinya Perubahan Sosial ... 9

2.1.2 Bentuk-bentuk Perubahan Sosial ... 10

2.1.3 Teori Perubahan Sosial ... 12

2.2Dinamika Sosial ... 14

2.2.1 Pengertian Dinamika Sosial ... 14

2.3Pengertian Masyarakat Desa ... 15

2.4Pengertian Sosial Ekonomi ... 18

2.4.1 Sosial Ekonomi ... 19

2.4.2 Faktor Terjadinya Perubahan Sosial Ekonomi ... 22

2.5Pandangan Teori Siklus... 22

2.5.1 Teori Siklus ... 22

(5)

viii

2.6Proses Pengolahan Emas ... 26

2.7Penelitin Terdahulu ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1Objek, Subjek, dan Lokasi Penelitian ... 30

3.1.1 Objek Penelitian ... 30

3.1.2 Subjek Peneltian ... 30

3.1.3 Lokasi Penelitian ... 31

3.2Desain Penelitian ... 31

3.3Pengumpulan Data ... 32

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.3.2 Studi Literatur ... 36

3.3.3 Instrumen Penelitian ... 37

3.3.4 Persiapan Penelitian... 37

3.3.5 Perizinan Penelitian ... 37

3.3.6 Pelaksanaan Penelitian ... 37

3.3.7 Pengolahan dan Analisis Data ... 38

3.4Analisis Data ... 38

3.5Uji Keabsahan Data ... 40

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1Temuan Penelitian ... 43

4.1.1 Keadaan Potensi Wilayah ... 43

4.1.2 Keadaan Sumber Daya Manusia ... 45

4.2Sejarah Tambang Emas di Desa Ciwaru ... 47

4.3Temuan Hasil Penelitian ... 50

4.3.1 Kondisi Status Sosial Ekonomi Pekerja Tambang Emas Tradisonal ... 54

4.3.2 Dinamika Sosial Ekonomi Pekerja Tambang Emas Tradisional... 60

4.3.3 Perubahan mata pencaharian masyarakat dari petani menjadi pekerja tambang emas ... 62

(6)

ix

4.4.1 Kondisi Sosial Ekonomi Pekerja Tambang Emas Tradisional

... 63

4.4.2 Dinamika Sosial Ekonomi Pekerj Tambang Emas Tradisional ... 70

4.4.3 Perubahan Mata Pencaharian Masyarakat Dari Petani Menjadi Pekerja Tambang Emas Tradisional ... 76

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 83

5.1Kesimpulan ... 83

5.2Implikasi Dan Rekomendasi ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85 LAMPIRAN SK PEMBIMBING SKRIPSI ...

(7)
(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Sumber daya alam seperti air, udara, lahan, minyak, ikan, hutan, dan lain-lain merupakan sumber daya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Hilangnya atau berkurangnya ketersediaan sumber daya tersebut akan berdampak sangat besar bagi kelangsungan kehidupan manusia. Pengelolaan sumber daya alam yang baik dapat meningkatkan kesejahteraan manusia, sedangkan sebaliknya jika pengelolaan sumber daya alam yang tidak baik akan berdampak buruk bagi manusia. Ahmad (2006, hlm.2) menyatakan bahwa: “Dalam pengertian umum sumber daya dapat didefinisiskan sebagai sesuatu yang dipandang memiliki nilai ekonomi. Dapat dikatakan bahwa sumber daya adalah komponen dari ekosistem yang menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat bagi manusia”.

Terdapat dua jenis sumber daya alam, yang pertama adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui yang kedua adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Emas merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Hal ini karena emas terbentuk melalui proses geologi yang memerlukan waktu sangat lama untuk dapat dijadikan sebagai sumber daya alam yang siap diolah atau siap dipakai. Emas memerlukan ribuan bahkan jutaan tahun untuk terbentuk karena ketidakmampuan sumber daya tersebut untuk melakukan generasi. Hal ini menyebabkan masalah eksploitasi sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui ini. Nilai jual yang tinggi akan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui inilah yang menjadikan alasan masyarakat melakukan pengeksploitasian besar-besaran. Hal ini telah dibuktikan oleh peneliti dengan mengunjungi lokasi tambang emas tradisional pada pra penelitian.

(9)

bekerja ataupun terlibat dalam bisnis pertambangan emas tradisional ini. Dengan demikian akan terjadi dinamika sosial ekonomi pada pekerja tambang tradisional.

Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat (Bandung) dan 119 km dari Ibukota Negara (Jakarta). Secara geografis wilayah Kabupaten Sukabumi terletak diantara 6°57’ - 7°25’ Lintang Selatan dan 106°49’ - 107°00’ Bujur Timur dan mempunyai luas daerah 4.161 km² atau 11,21% dari luas Jawa Barat atau 3,01% dari luas Pulau Jawa, dengan batas-batas wilayahnya :

• Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat; • Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudera Indonesia;

• Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dan Samudera Indonesia;

• Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Kawasan daerah kabupaten Sukabumi memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Kabupaten dengan luas 412.799,54 hektar ini memiliki potensi pertambangan dan energi yang cukup besar. Berdasarkan catatan dari Dinas Pertambangan setempat sedikitnya ada 31 jenis potensi bahan galian, termasuk di dalamnya emas, galena, dan pasir besi. Salah satu kekayaan alam yang menjadi lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya yaitu banyaknya ditemukan sumber emas yang dijadikan tambang emas. Khusus untuk potensi mineral logam emas, tersebar di beberapa kecamatan, seperti Ciemas, Palabuhanratu, Jampang Kulon, Ciracap, dan Cikidang. Namun, potensi terbesar berada di Desa Mekarjaya dan Desa Ciemas, Kecamatan Ciemas. Sejauh ini belum diketahui secara pasti berapa jumlah deposit emas yang ada di tanah Kabupaten Sukabumi. Untuk tambang emas dan timah hitam dikonsentrasikan di kawasan Kecamatan Ciemas, sementara pasir besi di Ciracap, Surade, dan Tegalbuleud. Kawasan eksplorasi emas dan timah hitam berada di tiga desa di Kecamatan Ciemas, seluas 1.350 hektar, hal ini dikemukakan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukabumi (2012 hlm. 1).

(10)

3

melakukan kegiatan eksplorasi di wilayah ini. Akan tetapi hal ini terkendala oleh sulitnya mendapat perizinan dari Departemen Kehutanan. Oleh karena itu banyak warga yang tidak sabar dan mulai mengeksplorasi sendiri sumber emas tersebut.

Jika hal ini terus terjadi tambang emas ilegal akan semakin bertambah yang berdampak pada kerusakan hutan. Selain itu negara akan mengalami kerugian yang sangat besar dengan meluasnya pertambangan emas liar, negara akan kehilangan aset mineral dan kerusakan lahan yang semakin meluas. Adanya emas ini menarik banyak pemodal perorangan para pemilik modal perorangan yang mulai menanamkan modal dalam bisnis pertambangan emas tradisional di Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas. Hal ini semakin memperparah merebaknya tambang emas liar.

Adanya tambang emas tradisional ini juga berdampak pada kerusakan lahan karena sumber mineral emas itu sendiri berada di tengah tengah area pesawahan milik warga dan perbukitan sekitar pemukiman warga. Dampak lingkungan yang diakibatkan oleh tambang emas tradisional ini juga dirasakan oleh warga sekitar tambang, seperti tercemarnya air sungai, hal ini karena dalam proses mengolah emas para penambang menggunakan zat kimia yang mengakibatkan tercemarnya air di sekitar tambang emas. Selain itu para pekerja juga mengesampingkan aspek keselamatan. Pada saat penggalian emas dilakukan sudah banyak sekali korban yang terjebak di dalam lubang galian emas. Hal ini harusnya menjadi perhatian pemerintah setempat.

(11)

naik turun perubahan kehidupan para penambang emas terutama dalam hal sosial dan ekonomi.

Dari segi ekonomi kehidupan para pekerja tambang menjadi lebih baik dari pekerjaan sebelumnya hal ini dibuktikan dari kemampuan para pekerja tambang untuk membeli kendaraaan bermotor dan lainnya akan tetapi hal ini biasanya tidak berlangsung lama. Karena emas merupakan kekayaan alam yang tidak dapat diperbaharui ketika emas tersebut habis maka kehidupan para pekerja tambang akan kembali seperti semula. Selain itu karena mayoritas keberadaan tambang ini merupakan milik perseorangan masyarakat rela menjual harta bendanya untuk modal dalam menjalankan tambang emas tradisional, hal inilah yang membuat kehidupan ekonomi masyarakat mengalami naik turun dalam segi ekonomi.

Jika dilihat dari segi sosial, banyaknya masyarakat yang terjun bekerja di tambang emas tradisional menjadikan para pekerja kurang bersosialisasi dengan tetangga maupun masyarakat disekitarnya. Masyarakat disini mulai hidup secara individualis. Hal ini dibuktikan dengan adanya kejadian pada saat peneliti mendatangi rumah pekerja tambang dan tetangga dari pekerja tambang tidak mengetahui keberadaan pekerja tersebut, ketika penulis mencoba menghubungi pekerja tambang ternyata pekerja sedang berada di dalam rumahnya. Hal ini membuktikan bahwa komunikasi dan sosialisasi pekerja tersebut dengan masyarakat di sekitarnya tidak berjalan dengan baik. Jadi kesimpulannya masyarakat di Desa Ciwaru sudah hidup secara individualis, hal ini bertolak belakang dengan ciri masyarakat Desa menurut Ferdinand Tonies dalam Setiadi dan Kolip (2011, hlm. 839): ‘Masyarakat pedesaan sebagai masyarakat gemeinschaft (paguyuban), dan paguyubanlah yang menyebabkan orang-orang kota menilai sebagai masyarakat yang tenang, harmonis, rukun dan damai dengan julukan masyarakat yang adem ayem’.

(12)

5

Adanya fenomena ini menandakan terjadinya dinamika sosial ekonomi pada masyarakat. Salah satu hal yang sangat terlihat adalah adanya perubahan sosial yang dipengaruhi oleh berubahnya status ekonomi seseorang yang bekerja sebagai penambang emas tradisional. Dengan adanya perubahan sosial ini hubungan sosial yang umumnya ada dalam suatu masyarakat desa menjadi berkurang bahkan hilang sama sekali. Seperti berkurangnya rasa solidaritas antar tetangga dan hilangnya budaya gotong royong.

Oleh karena itu, keberadaan tambang emas tradisional yang ada di desa Ciwaru merupakan hal yang menarik untuk diteliti. Untuk itu penulis memandang perlu diadakannya penelitian mengenai pengaruh keberadaan tambang emas tradisional terhadap kondisi sosial ekonomi pekerja tambang di Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi.

1.2Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi status sosial ekonomi pekerja tambang emas tradisional? 2. Bagaimana dinamika sosial ekonomi pekerja tambang emas tradisional? 3. Bagaimana dampak perubahan mata pencaharian dari petani menjadi pekerja

tambang emas? 1.3Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah yang penulis buat, maka tujuan penulisannya adalah sebagai berikut:

1. Memahami kondisi status sosial ekonomi pekerja tambang emas tradisional. 2. Memahami dinamika sosial ekonomi pekerja tambang emas tradisional.

3. Memahami dampak perubahan mata pencaharian petani menjadi pekerja tambang emas.

1.4Manfaat Penelitian

Berikut merupakan manfaat penelitian baik secara teoretis maupun praktis: 1. Penulis: Memberikan pengalaman, pengayaan keilmuan dan pendalaman

bidang sosiologi

(13)

1.5Struktur Organisasi

Sistematika penulisan di dalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu:

BAB I Pendahuluan

Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka

Tinjauan pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen-dokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis.

BAB III Metode Penelitian

Metodologi penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai dinamika sosial ekonomi pekerja tambang emas tradisional di Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi.

BAB IV Temuan dan Pembahasan

Analisis hasil penelitian. Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang indikator dinamika sosial ekonomi pekerja tambang emas tradisional di Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi.

BAB V Kesimpulan, Implikasi, Rekomendasi

(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Objek, Subjek, dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah kegiatan tambang emas yang dilakukan oleh masyarakat Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi. Menurut Hanaf (2012) memaparkan bahwa, “Objek penelitian adalah keadaan berupa sifat, kuantitas, dan kualitas yang bisa berupa prilaku, kegiatan, pendapat, pandangan penilaian,

sikap, dan bisa juga berupa proses”.

3.1.2 Subjek Penelitian

Sampel dalam penelitian kualitatif dapat diambil secara purposive dengan maksud tidak harus mewakili seluruh populasi, namun sampel memiliki pengetahuan yang cukup serta mampu menjelaskan keadaan sebenarnya tentang objek penelitian. Sugiyono (2010, hlm. 300) menjelaskan tentang purposive sampling adalah sebagai berikut:

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya, orang tersebut yang dianggap paling tahu apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.

Berdasarkan pendapat tersebut, penulis mengambil sampel dari dari berbagai informan. Dalam penelitian ini penulis menentukan sampel sebagai sumber data yang akan menjawab semua permasalahan penelitian.

(15)

mengetahui seluk beluk adanya tambang tradisional di Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi.

3.1.3 Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan yang sangat teliti oleh peneliti. Creswell (2010, hlm.266) menyatakan bahwa peneliti harus mengidentifikasi lokasi-lokasi atau individu-individu yang sengaja dipilih dalam proposal penelitian.

Kabupaten Sukabumi merupakan daerah perbukitan bergelombang mempunyai topografi rata-rata yaitu 750 m di atas permukaan laut, dengan kemiringan lereng dibeberapa daerah cukup curam pada kisaran antara 35o– 45o.

Penulis melakukan penelitian di pertambangan emas tradisional di daerah Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas beberapa pertimbangan:

1) Lokasi tersebut sesuai dengan topik penelitian sebab lokasi tersebut merupakan tambang emas terbesar yang berada di kawasan Kabupaten Sukabumi. 2) Banyak terjadinya perubahan status ekonomi dengan adanya tambang emas ini yang berdampak pada perubahan sosial masyarakat yang berada di sekitar pertambangan.

3.2Desain Penelitian

Metode Penelitian menurut Sugiyono (2013, hlm.2) yaitu, “Pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Dalam penelitian ini penulis memakai pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode kualitatif. Sugiyono (2013, hlm.9) memaparkan bahwa:

(16)

32

Penelitian yang dilakukan penulis termasuk penelitian kualitatif, maka subjek penelitian ini adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi yang dipilih berkaitan dengan tujuan penelitian. Pihak yang menjadi narasumber adalah para pekerja tambang emas tradisional, masyarakat, serta seperangkat instansi di kantor desa Ciwaru.

Selain peneliti memakai pendekatan kualitatif, peneliti memilih jenis penelitian deskriptif analisis. Surakhmad, (1989, hlm. 139) menjelaskan tentang metode deskriptif, sebagai berikut:

Metode deskriptif adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak terbatas hanya pada pengumpulan data saja, tetapi analisis dan interpretasi sehingga arti data itu penekanannya ditujukan kepada pemecahan masalah yang terjadi secara aktual, setelah data dan informasi yang diperoleh diklasifikasikan untuk dijadikan acuan sebagai bahan analisis pada langkah berikutnya agar menghasilkan kesimpulan dan implikasi pada langkah yang bermakna secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta yang diteliti.

Dalam jenis penelitian deskriptif analisis ini hasilnya berupa gambaran-gambaran yang dideskripsikan dan dianalisis oleh peneliti. Penelitian kualitatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang pertama dan kedua yaitu mengenai bagaimana kondisi sosial pekerja tambang tradisional di Desa Ciwaru dan bagaimana kondisi ekonomi pekerja tambang tradisional.

3.3Pengumpulan Data

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data a) Observasi

Observasi yang dilakukan oleh penulis adalah observasi terus terang atau tersamar. Menurut Sugiono (2013, hlm.228) pengertian observasi terus terang atau

tersamar ialah “Peneliti melakukan pengumpulan data secara terus terang kepada

sumber data akan tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalu suatu saat data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan”.

(17)

observasi berkali-kali hingga didapatkan data jenuh yang menjawab rumusan masalah. Peneliti melakukan pengamatan di Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi pada tanggal 29 April 2015 dan melakukan pendekatan kepada pekerja tambang emas, setelah itu peneliti mendatangi kantor Desa untuk mendapatkan informasi. Peneliti memperhatikan bagaimana para pekerja tambang emas berinteraksi dengan masyarakat disekitar pertambangan serta bagaimana kehidupan ekonomi pekerja tambang dilihat dari kesejahteraannya, seperti harta benda yang mereka miliki, tingkat pendidikan, serta kesehatannya. Observasi terus dilakukan sampai informasi yang dibutuhkan terpenuhi dan tujuan yang diharapkan tercapai. Pada tanggal 1 Mei 2015 peneliti mulai melakukan wawancara terhadap narasumber yang telah peneliti temui sebelumnya. Peneliti mengamati pihak yang terlibat, beradaptasi dengan mereka sehingga mampu memahami persoalan yang dialami. Dalam hal ini hal yang diamati adalah bagaimana dinamika sosial ekonomi pekerja tambang emas tradisional yang berada di Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi.

Bungin (2010, hlm.138) memaparkan ada tiga langkah dalam melakukan observasi yakni seleksi setting, memfokuskan pengamatan, serta seleksi pengamatan. Peneliti harus dapat melakukan seleksi setting. Maksudnya mengenal dan memahami kondisi subjek penelitian baik itu dari bahasa, aktivitas bahkan gesture tubuh informan. Selanjutnya peneliti harus memfokuskan pegamatan dengan memberi pengamatan khusus pada informan baik informan kunci maupun informan pangkal. Dalam tahapan ini, peneliti harus memiliki kepekaan sosial terhadap fenomena yang terjadi. Pada seleksi pengamatan, peneliti pun harus pintar memilih dan memilah dalam mengajukan pertanyaan kepada informan agar informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dan informan tidak merasa terusik dengan pengamatan kita.

b) Wawancara

Pengertian wawancara menurut Esterberg (2002) dalam Sugiono (2013, hlm.231)

yaitu, “Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

(18)

34

Untuk mendapatkan data yang lebih lengkap peneliti melakukan wawancara dengan pekerja tambang emas tradisional, masyarakat dan seperangkat pejabat Desa. Dalam penelitian kualitatif data diperoleh sebagai sumber dengan menggunakan sumber data dari hasil wawancara, data yang diperoleh pada umumnya merupakan data kualitatif.

Wawancara dilakukan kepada para pekerja tambang emas yang berada di Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi pada hari Jum’at tanggal 1 Mei 2015, wawancara dilakukan secara mendalam sehingga peneliti mendapatkan data yang diperlukan. Peneliti melakukan pendekatan kepada pekerja tambang emas tradisional, pendekatan ini dilakukan tiga hari sebelum dilakukannya proses wawancara yakni pada tanggal 29 April 2015. Peneliti mewawancarai 3 orang penambang emas yang dengan terjun secara langsung dan berbaur dengan pekerja tambang emas yang sedang bekerja di sekitar area pertambangan. Informan yang pertama adalah Bapak Baden (43 Tahun) yang bertugas untuk turun ke dalam lubang galian dan melakukan penambangan emas, yang kedua adalah Dadan (23 Tahun) yang bertugas sebagai pengontrol mesin diesel yang berfungsi sebagai penerangan di dalam lubang emas dan masuknya udara agar orang yang berada di dalam lubang mendapatkan udara yang cukup, dan informan yang ketiga adalah Bapak Asep (38 Tahun), beliau merupakan masyarakat yang bekerja sebagai penambang emas sekaligus orang yang menyewakan tanah miliknya kepada pemodal. Infomasi yang didapat dari pekerja tambang diperdalam dengan melakukan wawancara dengan masyarakat yang berada di sekitar tambang emas sebanyak 1 orang yaitu Bapak Sadin (63 Tahun) yang bekerja sebagai petani sekaligus kepala dusun Cikanteh yang sehari-hari dapat melihat bagaimana perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat yang merubah mata pencahariannya dari pentani menjadi pekerja tambang emas tradisional, dan aparatur Desa Ciwaru sebanyak 1 orang yaitu Bapak Risna Kurniadin (37Tahun) yang bekerja sebagai Sekretaris Desa di Kantor Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi.

(19)

mengenai tambang emas tradisional maupun para pekerja yang berada di pertambangan. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yag sangat penting karena peneliti banyak memperoleh informasi dari wawancara mendalam yang dilakukan. Dalam melakukan wawancara mendalam, terkadang peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelengkap atau tambahan agar informan merasa nyaman dan tidak merasa diintrogasi dalam keberlangsungan wawancara.

Wawancara dilakukan dengan cara formal dan nonformal hal ini dilakukan agar informan tidak merasakan sedang di introgasi oleh peneliti. Peneliti mengajukan pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dan untuk menambahkan informasi peneliti menambahkan pertanyaan tambahan yang masih terkait dengan masalah dan masih mengikuti pedoman wawancara yang telah dibuat sebelumnya.

c) Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa merupakan tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Peneliti mengambil gambar di sekitar pertambangan emas yang berada di Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi serta mengumpulkan dokumen yang berkaitan dengan pertambangan emas yang berada di kantor aparatur Desa Ciwaru. Proses perolahan dokumentasi ini dilakukan peneliti dengan melakukan pendekatan kepada pekerja tambang emas yang dilakukan selama 3 Hari dimana peneliti melakukan pendekatan dengan mengunjungi lokasi pertambangan pada tanggal 29 April dan melakukan wawancara pada tanggal 1 Mei 2015 setelah melakukan wawancara pekerja tambang memberikan izin untuk mengambil gambar sebagai dokumentasi, pada awalnya para pekerja tambang kurang berkenan di ambil dokumentasinya, akan tetapi setelah melakukan pendekatan pekerja tambang memperbolehkan peneliti untuk mengambil dokumentasi di sekitar lingkungan tambang emas dan proses pertambangan emas itu sendiri. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

(20)

36

sejarah pribadi di kehidupan di masa kecil, sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan auto biografi". Selain itu penulis mengumpulkan data dengan melakukan survey yaitu mengumpulkan data sebanyak mungkin dengan menggunakan beberapa metode. Adapun jenis data dari sumber yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1) Data Primer

Yaitu data yang diperoleh dari penelitian pada instansi yang bersangkutan yang menjadi objek penelitian dengan cara wawancara dan observasi.

2) Data Sekunder

Yaitu data-data pendukung yang diperoleh dari berbagai sumber tertulis seperti literatur, artikel, tulisan ilmiah diluar data primer.

Dalam penelitian ini penulis melakukan survey ke tempat tujuan yaitu ke Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi. Peneliti melakukan observasi dengan mengamati para pekerja tambang berinteraksi dengan sesama rekan kerjanya maupun dengan masyarakat di sekitar tempat penambangan emas. Selain itu penulis juga melakukan observasi dengan mengamati bagaimana pengaruh status ekonomi dari pekerja tambang yang mempengaruhi terjadinya dinamika perubahan sosial di masyarakat.

3.3.2 Studi Literatur

Studi literatur merupakan alat pengumpul data untuk mengungkapkan berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.

Menurut Moleong (2008 hlm.274) menjelaskan bahwa, sewaktu menyusun teori usahakan memberikan catatan atau tanggapan pada catatan lapangan yang akan memberikan gambaran tentang suatu ide.

(21)

memperoleh data teoritis yang dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui penelitian serta menunjang pada kenyataan yang berlaku pada penelitian. 3.3.3 Instrumen Penelitian

Untuk melihat fenomena dinamika sosial ekonomi yang terjadi pada penambang emas tradisional di Desa Ciwaru, maka diperlukan suatu instrument penelitian. Sugiyono (2013 hlm 223-224) menjelaskan bahwa:

Hal yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri, namun selanjutnya setelah focus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrument penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.

Instrumen yang digunakan untuk mengungkap permasalahan pada penelitian ini adalah melalui format wawancara, catatan observasi dan dokumentasi (foto dan video).

3.3.4 Persiapan Penelitian

Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian mulai dari perumusan masalah hal ini bertujuan untuk memfokuskan masalah yang akan diteliti oleh peneliti. Jika masalah yang akan diteliti sudah fokus peneliti mengajukan judul kepada dosen yang bersangkutan dalam bentuk proposal skripsi. Setelah proposal disetujui oleh dosen yang bersangkutan peneliti melakukan pra penelitian untuk memperoleh gambaran awal subjek dan lokasi penelitian.

3.3.5 Perizinan Penelitian

Perizinan penelitian dilakukan agar peneliti lebih mudah dalam melakukan survey dan observasi ke tempat yang akan dijadikan lokasi penelitian. Surat perizinan penelitian ini dikeluarkan oleh fakultas.

3.3.6 Pelaksanaan Penelitian

(22)

38

Desa Ciwaru. Penulis akan menggali informasi dengan melakukan wawancara mulai dari para pekerja tambang itu sendiri serta masyarakat yang berada di sekitar tambang emas. Selain itu peneliti akan melakukan wawancara dengan intansi dari pemerintahan dalam hal ini para pekerja di kelurahan atau Desa Ciwaru. Kemudian peneliti mengamati bagaimana perubahan sosial yang ada di masyarakat mulai dari perubahan interaksi maupun perubahan dari segi ekonominya. Peneliti membuat catatan dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan pekrja tambang emas. 3.3.7 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan setelah peneliti mendapatkan informasi yang didapatkan dari hasil wawancara yang berkaitan dengan rumusan masalah yang telah difokuskan sebelumnya yaitu tentang dinamika perubahan sosial dan ekonomi para penambang emas di Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi. Selanjutnya data yang telah diolah dianalisis untuk mendapatkan kebenaran dalam menjawab fokus permasalahan tentang dinamika perubahan sosial dan ekonomi para petambang emas.

3.4Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam, dan dilakukan dengan terus menerus sampai datanya jenuh. Sugiyono (2013, hlm.234) memaparkan bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehinggan mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilakukan.

3.4.1 Analisis Sebelum di lapangan

(23)

menemukan fokus penelitian. Dalam penelitian kali ini peneliti menemukan data dengan adanya fenomena maraknya masyarakat yang beralih profesi dari petani menjadi penambang emas tradisional. Hal ini diperkuat dengan banyaknya informasi yang beredar di masyarakat bahwa banyak dengan adanya tambang emas ini berpengaruh terhadap kehidupan atau status ekonomi seseorang. Dari sini penulis melihat adanya perubahan sosial pada masyarakat yang diakibatkan adanya perubahan status ekonomi seseorang yang melakukan pekerjaan di bidang tambang emas tradisional.

3.4.2 Analisis Data di Lapangan

Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2013, hlm.246) menyatakan

bahwa, ‘Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu’. Aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

a) Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang akan diperoleh oleh peneliti memiliki jumlah yang banyak semakin lama peneliti melakukan penelitian di lapangan maka data yang di dapatkan akan semakin banyak, kompleks, dan rumit oleh karena itu diperlukan reduksi data. Data yang diperoleh oleh peneliti berasal dari hasil wawancara kepada para pekerja tambang emas di Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang ingin dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan.

b) Data Display (Penyajian Data)

(24)

40

paling sering digunakan untu menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif”.

Informasi-informasi hasil wawancara dengan para pekerja tambang emas dan masyarakat sekitar di Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi mengenai dinamika perubahan sosial dan ekonomi masyarakat berupa teks yang bersifat naratif dikumpulkan secara rapih untuk dilakukan analisis selanjutnya. Dengan mendisplaykan data seperti ini, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami peneliti. Semua informasi disusun secara sistematis bab jelas.

c) Conclusion Drawing/Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Temuan hasil wawancara pada para pekerja tambang emas dan masyarakat sekitar di Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi mengenai dinamika perubahan sosial dan ekonomi masyarakat berupa informasi-informasi yang sudah melalui tahap analisis data reduction dan data display selanjutnya akan disimpulkan sesuai dengan tujuan penelitian. Temuan ini dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal, atau interaktif, hipotesis atau teori.

3.5Uji Keabsahan Data

Nasution (1992, hlm.74) menjelaskan tentang uji keabsahan data didasarkan pada kriteria-kriteria sebagai berikut:

(25)

a. Penelitian dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara dengan pekerja tambang, masyarakat sekitar tambang, dan aparatur Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi dan melakukan penelitian yang berkaitan dengan dinamika sosial ekonomi pekerja tambang yang semulanya berprofesi sebagai petani.

b. Pengamatan dilakukan secara terus-menerus hingga didapatkan data yang diinginkan dengan mendatangi masyarakat yang berada di Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi.

c. Kemudian hasil pengamatan tersebut ditulis dalam laporan penelitian yang telah disusun secara sistematis.

2. Transferabilitas, yaitu pemanfaatan situasi tertentu dalam mengupayakan kemungkinan aplikasi terhadap situasi dan kondisi yang lain. Hal ini dilakukan karena mayoritas tambang emas tradisional yang ada di Desa Ciwaru merupakan tambang emas ilegal yang tidak mendapat izin dari pemerintah oleh karena itu sebisa mungkin peneliti dapat memanfaatkan situasi agar mendapatkan data untuk kepentingan penelitian.

3. Dependabilitas dilakukan agar tercapainya kriteria dalam pengumpulan data, pembentukan dan penggunaan konsep, pembuatan penafsiran serta kesimpulan peneliti dijaga agar tetap konsisten. Pengumpulan data disini berkaitan dengan terjadinya dinamika sosial ekonomi yang terjadi di Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi.

4. Konfirmabilitas, pencapaiannya dilakukan melalui audit dalam mengupayakan agar hasil penelitian sesuai dengan data dan merupakan satu kesatuan. Kriteria konfirmabilitas atau objektivitas merujuk pada tingkat kemampuan hasil penelitian dapat dikonfirmasi oleh orang lain.

Konfirmabilitas dapat peneliti lakukan dengan cara:

a. Mencatat hasil penelitian observasi dan wawancara secara teliti.

(26)

42

dosen penguji. Hal ini dikarenakan dosen penguji berperan sebagai audit dai hasil penelitian.

c. Menyusun data mentah hasil penelitian dalam bentuk deskripsi yang sistematis.

(27)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1Kesimpulan

Masyarakat Desa Ciwaru merupakan masyarakat desa yang masih menjunjung tinggi nilai sosial, masih terjalinnya kebersamaan, dengan ikatan kelompok yang sangat kuat. Sistem kekerabatan yang erat ini membuat hubungan sosial masyarakat saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. Mata pencaharian penduduk Desa Ciwaru adalah petani akan tetapi sejak adanya tambang emas masyarakat yang bekerja sebagai pentani mulai berubah mata pencaharian menjadi pekerja tambang emas. Berikut ini merupakan kesimpulan yang dapat yang berkaitan dengan rumusan maslah yang telah dikemukakan oleh peneliti sebelumnya, yaitu:

1. Dengan bekerja sebagai pekerja tambang emas pendapatan yang didapatkan oleh pekerja tambang meningkat pesat jika dibandingkan dengan bekerja sebagai petani. Meningkatnya status ekonomi pekerja tambang emas berpengaruh baik terhadap kehidupan sosial maupun status sosial pekerja tambang. Perubahan kehidupan sosial pekerja tambang emas dapat dilihat dari pola perilaku sosialisasi pekerja tambang emas dengan masyarakat yang berada di sekitar tambang. Para pekerja jadi kurang bersosialisasi dengan masyarakat sekitar karena waktu yang mereka habiskan berada di tambang emas dan jarang berada di tempat tinggal asli mereka. Selain itu status sosial pekerja tambang emas menjadi meningkat, banyak masyarakat yang memandang pekerja tambang sebagai orang

“kaya” karena kemampuan ekonomi yang semakin meningkat.

(28)

84

3. Keberadaan tambang emas ini telah memberikan dampak positif maupun negatif terhadap masyarakat Desa Ciwaru. Dampak negatifnya yaitu, berkurangnya lahan sawah yang diakibatkan oleh alih fungsi lahan pertanian menjadi lokasi pertambangan emas, berkurangnya tenaga kerja sebagai petani karena banyaknya masyarakat yang beralih profesi menjadi pekerja tambang, berkurangnya produksi padi di Desa Ciwaru, kerusakan alam akibat eksploitasi alam besar-besaran, dan tercemarnya air sungai akibat penggunaan zat kimia dalam proses pengolahan emas. Sedangkan dampak positif dari keberadaan tambang emas yaitu, membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat Desa Ciwaru, berkembangan usaha di sekitar pertambangan, meningkatnya pendapatan daerah, serta pnggunaan kekayaan alam secara maksimal. Dilihat dari dampak yang diakibatkan dari keberadaan tambang emas tradisional ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa keberadaan tambang emas berpengaruh besar terhadap perubahan yang dialami oleh masyarakat Desa Ciwaru. Perubahan ini meliputi perubahan yang terjadi pada pekerja tambang emas yang mengalami perubahan sosial ekonomi secara cepat. Perubahan sosial ekonomi ini bisa dikategorikan cepat karena dalam jangka waktu yang singkat yaitu 3 tahun pekerja tambang mengalami dinamika perubahan sosial ekonomi dimana dalam 3 tahun tersebut pekerja tambang naik secara sosial ekonomi dan menurun lagi karena ketidakpastian dari hasil pendapatan sebagai pekerja tambang.

5.2Implikasi dan Rekomendasi

Sesuai dengan kesimpulan di atas dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai dinamika sosial ekonomi pekerja tambang emas tradisional di Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi, maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti yaitu:

1. Pemerintah

(29)

yang dibuat pemerintah mencakupi perizinan penambangan emas karena kebanyakan dari pertambangan emas merupakan pertambangan yang ilegal.

b. Aparatur Desa Ciwaru hendaknya segera melakukan sensus penduduk untuk memperbaharui data yang sudah lampau. Sehingga data yang ada lebih akurat dan aktual.

2. Masyarakat

a. Masyarakat Desa Ciwaru tidak seharusnya terbujuk dengan pekerjaan sebagai penambang emas. Karena lama-kelamaan sumber mineral emas akan habis jika terus menerus dimanfaatkan secara berlebihan. b. Masyarakat Desa Ciwaru tidak seharusnya menjual tanah kepada

pemodal yang berasal dari luar wilayah dan perusahaan pertambangan emas. Karena tanah merupakan investasi jangka panjang. Jika tanah tersebut sudah digunakan sebagai pertambangan emas, kondisi tanah tersebut sudah tidak dapat digunakan sebagai lahan pertanian.

c. Masyarakat Desa Ciwaru yang telah beralih profesi dari petani menjadi penambang emas hendaknya dapat mengelola keuangan dengan baik. Contohnya berinvestasi untuk pendidikan anak mereka. Hal ini dikarenakan sumber mineral emas dapat sewaktu-waktu habis dalam jangka waktu kurang dari 3 tahun.

3. Peneliti

a. Perlu dilakukannya observasi ulang oleh peneliti selanjutnya. Karena data yang digunakan saat ini merupakan data penduduk pada tahun 2008.

b. Perlu dilakukannya penelitian mengenai dampak zat kimia yang terkandung dalam air sungai dari pembuangan limbah hasil perendaman emas penelitian ini dapat dilakukan oleh peneliti yang berkompeten dibidangnya.

(30)

86

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Anwar, YA, (2013). Sosiologi Untuk Universitas. Bandung: PT Refika Aditama Bintarto, R. (1997). Ekonomi Perkembangan. Yogyakarta: U.P. Spring

Bungin, Burhan. (2012). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenda Media Group.

Creswell, J.W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Kombinasi. Diterjemahkan oleh Achmad Fawaid. Jakarta: Pustaka Pelajar

Fauzi Akhmad. (2006). Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakara: PT Gramedia Pustaka Utama.

Hendropuspito, OC. (1989). Sosiologi Sistematik. Yogyakarta: Kanisius Horton Paul B, Chester L Hunt. (1987). Sosiologi. Jilid I. Diterjemahkan oleh

Aminudin Ram & Tita Sobari. Jakarta: Erlangga

Koentjaraningrat. (1981). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksarabaru. Malihah, Elly, Usman Kolip, (2001). Pegantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan

Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Manan, B dan A. Saleg. (2004). Hukum Pertambangan. UII Press. Yogyakarta. Martono, Nanang. (2012). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Martono, Nanang. (2011). Sosisologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Post modern, dan Poskolonial. Jakarta: Rajawali Pers

Moleong, J Lexy. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda. Narwoko J. Dwi&Bagong Suyanto. (2004). Sosiologi Teks Pengantar dan

Terapan. Jakarta: Prenada Media.

Nasution. (2003). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Pelly, Usman dkk. (!994). Teori-teori Sosial Budaya. Jakarta: Dirjen Dikti.

(32)

86

Singarimbum, Masri, dan D.H. Penny. (1987). Penduduk dan Kemiskinan. Jakarta: Bhatara Karya Aksara.

Soekanto, Soerjono. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV Rajawali. Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Soekanto, Sudjono. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sub Koordinator. MKDP Landasan Pendidikan. (2011). Landasan Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunarto, Kamanto. (2000). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Surakhmad, Winarno. (1989). Pengantar Penelitian. Bandung: Tarsito. Sztompka, Piӧtr. (2004). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media

Group. (Terjemahan Alimandan)

Wiriaatmaja, Soekandar. (1972). Pokok-Pokok Sosiologi Pedesaan. Jakarta: CV. Yasaguma

Sumber Penelitian dan Jurnal:

Alamsyah, Emil. (2009). Dampak Keberadaan Pabrik The dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Gunung Dempo. Skripsi. FakultasIlmuSosial

Dan Politik, UniversitasSriwijaya.

Nawawi, Imam. (2014). Pengaruh keberadaan industry terhadap social ekonomi dan budaya masyarakat (Studi di Desa Lagdar Kecamatan Margaasih

Kabupaten Bandung). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Universitas Pendidikan Indonesia.

(33)

Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta. Skripsi. Fakultas Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.

Setiani, Susi P. (2012). Evaluasi Ekonomi Pertambangan Selaras Lingkungan Lestari (StudiKasus: Pertambangan Emas Pongkor). Jurnal. UniversitasNegeri Jakarta.

Sumber Website dan Dokumen:

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukabumi Sumber. (2012). Kabupaten Sukabumi Dalam Angka. [online]. Tersedia: http://bappeda.sukabumikab.go.id/gu.php

(diakses pada tanggal 29 Maret 2015)

Budiman. (2008). Ibn Khaldun Tentang Peradaban. [online]. Tersedia:

https://refleksibudi.wordpress.com/2008/10/08/ibn-khaldun-tentang-peradanan/ (diakses pada tanggal 27 Mei 2015)

Fadly.(2008). Karakteristik Masyarakat Desa. [online]. Tersedia: www. Karakteristik masyarakat.co.id (diakses pada tanggal 17 Maret 2015)

Hanaf, Afhdoldkk. (2012). Subjekdan Objek Penelitian. [online]. Tersedia: http://afdholhanaf.blogspot.com/2012/03/subjek-dan-objek-penelitian.html.

(diakses pada tanggal 17 Maret 2015)

Lasha, Nia. (2012). Tofografi Desa kerja Kertajaya. [online]. Tersedia:

http://kougaanemirokuu.blogspot.com/2012/08/topografi-desa-kertajaya.html (diakses pada tanggal 20 Maret 2015)

PT. Pertambangan Eksplorasi. 2014. Metode Pertambangan Terbuka Untuk Endapan Biji atau Mineral Endapan Biji atau Mineral. [online]. Tersedia:

https://www.facebook.com/www.ptfi.co.id/posts/14788842014350. (diakses

pada tanggal 29 Maret 2015)

Putera, Adhiat Kusuma. (2013). Makalah Antropologi Dinamika Sosial. [online]. Tersedia:http://adhwiantkusumaputera.blogspot.com/2013/01/makalah

antropologi-dinamika-sosial.html (diakses pada tanggal 29 Maret 2015)

Saebani, Baban. (2013). Proses Pengolahan Emas Konvensional. [online].

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Resolusi Konflik Eksplorasi Tambang Emas Di Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi.. Rafael

Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah jam kerja per hari dengan keracunan merkuri pada pekerja tambang emas di Desa Jendi Kecamatan

Hasil pemeriksaan laboratorium dari profil darah pekerja pertambangan emas Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri yang mencakup kadar Hb, hematokrit, eritrosit,

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar merkuri (Hg) dalam urin pada pekerja tambang emas di Desa Panton Luas Kecamatan Sawang Kabupaten

Pada tahun 2008 berkembang cara menambang yang lebih maju, cara ini dilakukan yang dikenal dengan tambang kapa (menambang emas dilakukan dengan menggunakan kapal, untuk mendapatkan

Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah jam kerja per hari dengan keracunan merkuri pada pekerja tambang emas di Desa Jendi Kecamatan

Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara perumahan dengan kejadian malaria pada pekerja tambang emas Gunong Ujeun Kecamatan Krueng Sabee

Dari table 3 di atas menunjukkan pada lama kerja responden kelompok pekerja emas dengan sistem pernapasan beresiko pada sebanyak 33 (67.3%) dan tidak beresiko sebanyak 16