MODEL PEMBINAAN KEAGAMAAN DI MASYARAKAT MELALUI
KEGIATAN KHURŪJ FĪ SABĪLILLĀH
(Studi Deskriptif Pada Jamaah Masjid Al-Madinah Antapani Bandung dan
Sekitarnya Tahun 2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh
Hendry
1000178
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
MODEL PEMBINAAN KEAGAMAAN DI MASYARAKAT MELALUI
KEGIATAN KHURŪJ FĪ SABĪLILLĀH
(Studi Deskriptif Pada Jamaah Masjid Al-Madinah Antapani Bandung dan
Sekitarnya Tahun 2014)
Oleh:
Hendry
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan program studi Ilmu Pendidikan Agama Islam pada
Fakultas
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Hendry 2015
Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
MODEL PEMBINAAN KEAGAMAAN DI MASYARAKAT MELALUI
KEGIATAN KHURŪJ FĪ SABĪLILLĀH
(Studi Deskriptif Pada Jamaah Masjid Al-Madinah Antapani Bandung dan
Sekitarnya Tahun 2014)
Oleh:
Hendry
1000178
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I,
Dr. H. Abas Asyafah, M. Pd.
NIP. 19581016 198601 1 003
Pembimbing II,
Drs. Udin Supriadi, M. Pd.
NIP. 19590617 198601 1 001
Mengetahui,
Ketua Prodi Ilmu Pendidikan Agama Islām
Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ………..vi
DAFTAR TABEL………...………ix
DAFTAR BAGAN………...x
DAFTAR GAMBAR………..………xi
DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined. BAB II PEMBINAAN KEAGAMAAN DI MASYARAKAT DAN KEGIATAN KHUR J F SAB LILL H ... Error! Bookmark not defined. A. Pembinaan Keagamaan di Masyarakat ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Pembinaan Keagamaan di Masyarakat Error! Bookmark not defined. 2. Lembaga Pendidikan Nonformal ... Error! Bookmark not defined. 3. Pendidikan Islām Nonformal di Masyarakat... Error! Bookmark not defined. B. Kegiatan Khur j F Sab lill h ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Khur j F Sab lill h ... Error! Bookmark not defined. 2. Dasar Khur j F Sab lill h ... 37 3. Maksud dan Tujuan Khur j F Sab lill h ... Error! Bookmark not
4. Sejarah Berdirinya Kegiatan Khur j F Sab lill h………...41
5. Pendapat Alim Ulama Tentang Kegiatan Khur j F Sab lill h…....44
6. Signifikansi Kegiatan Khur j F Sab lill h dalam PembinaanKeagamaan di Masyarakat……….………...45
C. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 47
BAB III METODE PENELITIAN... 49
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 49
B. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Metode dan Pendekatan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Instrumen Penelitian... 52
E. Teknik Pengumpulan Data ... 56
F. Teknik Analisis Data ... 58
G. Definisi Operasional... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 62
A. Hasil Penelitian ... 62
1. Sejarah Berdirinya Kegiatan Khur j F Sab lill h di Masjid Al-Madinah Antapani Bandung ... …….62
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Kegiatan Khur j F Sab lill h di Masjid Al-Madinah Antapani Bandung ... .64
3. Upaya Pemeliharaan dan Pelestarian Kegiatan Khur j F Sab lill h di Masjid Al-Madinah Antapani Bandung ... 75
4. Faktor Penunjang dan Penghambat dalam Kegiatan Khur j F Sab lill h di Masjid Al-Madinah Antapani Bandung ... 82
B. Pembahasan Penelitian ... 85
1. Analisis Sejarah Berdirinya Kegiatan Khur j F Sab lill h di Masjid Al-Madinah Antapani Bandung ... 85
2. Analisis Pertumbuhan dan Perkembangan Kegiatan Khur j F Sab lill h di Masjid Al-Madinah Antapani Bandung ... 86
3. Analisis Upaya Pemeliharaan dan Pelestarian Kegiatan Khur j F Sab lill h di Masjid Al-Madinah Antapani Bandung...97
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASIError! Bookmark not defined.
A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA………..107
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan metode atau teknik yang digunakan dalam penelitian Model Pembinaan Keagamaan di Masyarakat Melalui Kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan strategi penelitian studi kasus. Secara garis besar akan dijelaskan langkah-langkah yang ditempuh peneliti mulai dari pemilihan tentang lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode dan pendekatan penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknis analisis data, dan definisi operasional.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
[image:7.595.199.431.395.536.2]Penelitian ini berlokasi di Masjid Al-Madinah Antapani Bandung, yang bertempat di Jl. Depok Raya No. 2A Bandung dan sekitarnya, yang menjadi subjek penelitian ini adalah Jamaah Masjid Al-Madinah Antapani Bandung.
Gambar 3.1. Peta Lokasi Masjid Al-Madinah Antapani Bandung
[image:7.595.197.429.562.723.2]Gambar 3.3. Peta Lokasi Masjid Al-Khaidir Komplek Puri Tirta
Sumber : Google map (2015)
Dalam penelitian subjek dibagi dalam dua kelompok yaitu:
1. Subjek utama, yaitu jamaah yang sudah lama ikut dalam kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh. Subjek utama tersebut adalah mereka yang sudah pernah khurūj selama empat puluh hari dan empat bulan.
2. Subjek pendukung, yaitu mereka yang simpatisan atau baru mengenal kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh ini dan mereka yang baru khurūj selama satu, dua, atau tiga hari.
B. Desain Penelitian
Menurut Nasution (2009, hlm. 23) bahwa desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah case study atau studi kasus. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nasution (2009, hlm. 27) case study adalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia didalamnya.
menggunakan studi kasus untuk menggambarkan subjek penelitian di dalam keseluruhan secara rinci, mendalam dan jelas.
Peneliti mempersiapkan penelitian ini dengan tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut:
Bagan 3.1. Tahapan-tahapan penelitian
1. Tahap pra-survei
Pada tahap ini, peneliti mencoba menyusun rancangan penelitian terlebih dahulu dengan melakukan pra-survei ke Masjid Al-Madinah Antapani Bandung dengan maksud untuk mengetahui terlebih dahulu kondisi umum di tempat tersebut. Hal ini dilakukan guna untuk mendapatkan data tentang jamaah Masjid Al-Madinah Antapani Bandung.
2. Tahap perencanaan penelitian
Setelah mengadakan pra-survei, selanjutnya peneliti mengajukan rancangan penelitian yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode dan teknik penelitian, lokasi dan subjek penelitian. Setelah menetapkan lapangan penelitian, selanjutnya peneliti mengupayakan perizinan dari instansi yang terkait yakni pengurus Masjid Al-Madinah Antapani Bandung.
3. Tahap pelaksanaan penelitian
Setelah selesai tahap persiapan penelitian, maka peneliti terjun ke lapangan untuk memulai pelaksanaan penelitian dengan menekankan bahwa instrumen yang paling utama adalah peneliti sendiri melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi terhadap kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh pada jamaah Masjid Al-Madinah Antapani Bandung.
4. Tahap analisis data
Kegiatan analisis data ini dilakukan setelah data yang diperlukan terkumpul. Dengan demikian, pada tahap ini peneliti berusaha mengorganisasikan
Tahap Pra- Survei
Tahap Pelaksanaan
Penelitian
Tahap Analisis
Data
Tahap Perencanaan
data yang diperoleh yang terdiri dari hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi terhadap kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh pada jamaah Masjid Al-Madinah Antapani Bandung dan sekitarnya.
C. Metode dan Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini dikategorikan sebagai metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai instrument kunci (Sugiyono, 2013, hlm. 15).
Sugiyono (2012, hlm. 3) menjelaskan bahwa metode penelitian sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana model pembinaan keagamaan di masyarakat pada kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh yang meliputi awal mula berdirinya kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh di Masjid Al-Madinah Antapani Bandung, pertumbuhan dan perkembangan kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh tersebut, upaya pemeliharaan dan pelestarian kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh tersebut dan faktor penunjang dan penghambat dalam kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh tersebut, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Karena latar dari penelitian ini bersifat alamiah yaitu pada saat berlangsungnya kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh dan peneliti pun bermaksud untuk mendeskripsikan atau menjelaskan keadaan alami dari pembinaan keagamaan yang berlangsung di tempat dimana dilaksanakannya penelitian ini yaitu di Masjid Al-Madinah Antapani Bandung dan sekitarnya. Sebagaimana Sugiyono (2012, hlm. 21-22), mengatakan bahwa penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi yang alamiah dan lebih bersifat deskriptif.
D. Instrumen Penelitian
peneliti dalam penelitian kualitatif sebagai human instrument, peneliti berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.
Selain peneliti sebagai instrumen utama, instrumen lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, pedoman observasi serta pedoman studi dokumentasi terkait kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh. Penyusunan pedoman wawancara, observasi dan studi dokumentasi didasarkan pada dua hal yaitu:
1. Studi literatur yang membahas topik terkait keempat fokus penelitian. Studi literatur diperlukan untuk mendapatkan gambaran tentang pertanyaan-pertanyaan penting yang dapat memunculkan jawaban yang komprehensif dan mendalam untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian ini.
2. Studi pendahuluan yang sudah dilakukan dalam rangka perkenalan awal dengan subjek utama dan subjek pendukung. Informasi yang didapatkan dari studi pendahuluan membantu dalam memberikan gambaran tentang gambaran umum kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh sebagai sebuah kegiatan pembinaan keagamaan. Informasi awal yang didapatkan ini membantu dalam mempersiapkan pertanyaan yang tepat sasaran.
Pedoman wawancara dibagi menjadi dua kelompok pertanyaan berdasarkan beberapa pihak yang akan diwawancarai yaitu subjek utama (jamaah yang sudah lama ikut dalam kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh) dan subjek pendukung (simpatisan maupun jamaah yang baru mengenal kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh ini). Lihat tabel 3.1. Pedoman Wawancara halaman 55.
Tabel 3.1. Pedoman Wawancara
No. Waktu Aspek yang
diobservasi
Data yang
dibutuhkan Keterangan
1 Sebelum
diberangkatkanya jamaah Khurūj Fī Sabīlillāh dari
Masjid
Al-Madinah Antapani Bandung
Kegiatan dan
administrasi yang diperlukan sebelum Khurūj Fī Sabīlillāh diberangkatkan dari Masjid Al-Madinah Antapani Bandung
Gambaran tentang
proses dan
administrasi terkait syarat
keberangkatan jamaah Khurūj Fī Sabīlillāh dari
Masjid
Al-Madinah Antapani Bandung Peneliti mengikuti proses musyawarah sebelum pemberangkatan jamaah dari Masjid Al-Madinah Antapani Bandung
2 Proses saat
kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh
berlangsung
Kegiatan, metode, media dan materi pembinaan keagamaan di masyarakat melalui kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh di Masjid Al-Madinah Antapani
Bandung dan
sekitarnya
Agenda kegiatan, metode, media dan materi pembinaan keagamaan Khurūj Fī Sabīlillāh di
Masjid
Al-Madinah Antapani
Bandung dan
sekitarnya
Peniliti mengikuti
proses pembinaan keagamaan Khurūj Fī Sabīlillāh
3 Setelah selesainya kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh
Hasil pembinaan
keagamaan di
masyarakat melalui kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh di Masjid Al-Madinah Antapani
Bandung dan
sekitarnya
Gambaran tentang
hasil yang
diperoleh jamaah dari pembinaan
keagamaan di
masyarakat melalui kegiatan Khurūj Fī
Sabīlillāh di
Masjid
Al-Madinah Antapani
Bandung dan
sekitarnya Peneliti mengobservasi perubahan yang dialami jamaah setelah mengikuti kegiatan KhurūjFī Sabīlillāh
Tabel 3.2. Pedoman Observasi
No. Waktu Aspek yang
diobservasi
Data yang
dibutuhkan Keterangan
1 Sebelum
diberangkatkanya
jamaah Khurūj Fī Sabīlillāh dari Masjid Al-Madinah
Antapani Bandung
Kegiatan dan
administrasi yang
diperlukan sebelum Khurūj Fī Sabīlillāh diberangkatkan
dari Masjid
Al-Madinah Antapani
Bandung
Gambaran tentang
proses dan
administrasi
terkait syarat
keberangkatan
jamaah Khuruj
Fi Sabilillah
dari Masjid
Al-Madinah Antapani
Bandung
Peneliti mengikuti
proses musyawarah
sebelum
pemberangkatan
jamaah dari Masjid
Al-Madinah
Antapani Bandung
2 Proses saat kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh berlangsung
Kegiatan, metode,
media dan materi
pembinaan
keagamaan di
masyarakat melalui
kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh di Masjid Al-Madinah
Antapani Bandung
dan sekitarnya
Agenda kegiatan,
metode, media
dan materi
pembinaan
keagamaan
Khurūj Fī
Sabīlillāh di
Masjid
Al-Madinah Antapani
Bandung dan
sekitarnya
Peniliti mengikuti
proses pembinaan keagamaan Khurūj Fī Sabīlillāh
3 Setelah selesainya
kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh
Hasil pembinaan
keagamaan di
masyarakat melalui
kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh di Masjid Al-Madinah
Antapani Bandung
dan sekitarnya
Gambaran tentang
hasil yang
diperoleh jamaah
dari pembinaan
keagamaan di
masyarakat
melalui kegiatan
Khurūj Fī
Sabīlillāh di
Masjid
Al-Madinah Antapani
Bandung dan
Tabel 3.3. Pedoman Studi Dokumentasi
No. Jenis Dokumentasi Sumber Data
1. Data Musyawarah Petugas khidmat (pelayan atau
melayani) di masjid ketika Khurūj Fī Sabīlillāh
2. Data Pemberangkatan Jamaah Pengurus Masjid Al-Madinah Antapani
Bandung
Daftar pertanyaan wawancara, fokus observasi dan dokumen sebagai pedoman dalam pelaksanaan wawancara, observasi dan studi dokumentasi terdapat dalam bagian lampiran.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapat data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2013, hlm. 308).
Salah satu tahap yang terpenting dalam proses penelitian adalah kegiatan pengumpulan data. Pada penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang digunakan dalam melakukan observasi di lapangan, wawancara dengan para informan sesuai dengan data atau informasi yang dibutuhkan oleh peneliti dan studi dokumentasi yang diperlukan untuk melengkapi data-data hasil observasi dan wawancara.
Secara terperinci teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti uraikan sebagai berikut:
1) Observasi
Adapun observasi peneliti lakukan terhadap jamaah Masjid Al-Madinah Antapani Bandung dan sekitarnya dengan mengamati setiap kegiatan yang dilakukan pada kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh yang dilakukan di masjid tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi partisipatif. Dalam observasi ini, peneliti terlibat langsung dengan kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh yang dilakukan jamaah Masjid Al-Madinah Antapani Bandung. Sambil melakukan pengamatan, peneliti juga ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh jamaah Masjid Al-Madinah Antapani Bandung yang berperan sebagai sumber data. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak (Sugiyono, 2009, hlm. 64).
2) Wawancara
Menurut Nasution (2009, hlm. 113) wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi secara verbal/lisan yang dilakukan oleh peneliti kepada informan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang akurat atas pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh peneliti. Biasanya komunikasi ini dilakukan dalam keadaan saling berhadapan, namun komunikasi dapat juga dilaksanakan melalui telepon.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara secara langsung. Teknik wawancara langsung ialah wawancara yang dilakukan secara tatap muka. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara langsung kepada anggota jamaah Masjid Al-Madinah Antapani Bandung dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar penelitian terkait model pembinaan keagamaan di masyarakat melalui kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh.
karena itu data itu lebih mudah diolah dan saling membandingkan (Nasution, 2009, hlm. 117-119). Dalam wawancara terstruktur, peneliti sudah mengetahui terlebih dahulu apa yang ingin diketahui, sehingga peneliti membingkai pertanyaannya sedemikian rupa agar dapat memperoleh jawaban yang dicari (Kuntjara, 2006, hlm. 68).
3) Studi Dokumentasi
Cara lain untuk memperoleh data dari responden adalah menggunakan teknik dokumentasi. Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat, di mana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-hari (Darmadi, 2011, hlm. 266).
Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2013, hlm. 329). Sebagai studi dokumentasi, peneliti mengumpulkan semua data-data dari dokumen jamaah Masjid Al-Madinah Antapani Bandung yang menunjang penelitian terkait pembinaan keagamaan di masyarakat.
Jenis dokumentasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi pribadi. Dokumentasi pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaan. Dokumen pribadi dapat berupa buku harian, surat pribadi, dan otobiografi (Bungin, 2010, hlm. 122-123).
Dokumentasi pribadi dalam penelitian ini adalah buku musyawarah dan lembar tasykīl (daftar pengiriman jamaah Khurūj Fī Sabīlillāh) dari jamaah Masjid Al-Madinah Antapani Bandung dan sekitarnya.
F. Teknik Analisis Data
dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. (Sugiyono, 2013, hlm. 336).
Bagan 3.2. Analisis data
1) Analisis Sebelum di Lapangan
Penelitian ini melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data skunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian terkait pembinaan keagamaan pada kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh.
2) Analisis Selama di Lapangan Model Miles dan Huberman
Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2013, hlm. 337) menjelaskan bahwa analisis data di lapangan yang dimaksudkan adalah kegiatan yang merupakan lanjutan dari langkah pengolahan data. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data yaitu melalui reduksi data, penyajian data atau display data dan penarikan kesimpulan (konklusi) dan verifikasi. Penjelasan masing-masing langkah peneliti susun sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan kegiatan memilih, memusatkan perhatian, mengabstraksi dan mentransformasi data kasar dari lapangan. Data yang sudah didapatkan dari lapangan ditajamkan, digolongkan, diarahkan, dibuang bagi data yang tidak perlu dan diorganisir sehingga dapat dilakukan interpretasi. Dalam penelitian ini data hasil wawancara akan direduksikan dan dilakukan pengkodean untuk membantu dalam proses analisis. Sedangkan untuk data hasil observasi akan diulas dalam catatan lapangan.
Analisis Setelah di Lapangan Analisis
Selama di Lapangan Analisis
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan kegiatan menyajikan data secara sistemik, baik dalam bentuk teks naratif, matriks, grafik, bagan dan sebagainya, sehingga mudah dipahami interaksi antar bagian-bagianya dalam konteks yang utuh bukan segmental atau fragmental terlepas satu dengan lainya. Dalam proses ini data akan dikelompokkan dalam kategori atau kelompok tertentu sesuai dengan fokus penelitian dan disajikan secara naratif dalam pemaparan hasil.
c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Berbagai data yang disajikan, dianalisis dan ditarik kesimpulan berdasarkan berbagai makna yang muncul dan dibuat rumusan proposisiyang terkait dengan prinsip logika, yang kemudian diangkat sebagai temuan penelitian. 3) Analisis Data Setelah di Lapangan Model Spradley
Proses penelitian berangkat dari yang luas, kemudian memfokus, dan meluas lagi. Terdapat tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif, yaitu analisis domain (analisis gambaran secara umum), taksonomi (analisis keseluruhan data), komponensial (hasil observasi dan wawancara tertseleksi), analisis tema kultural (analisis hubungan keseluruhan).
G. Definisi Operasional
Berdasarkan judul skripsi tentang “Model Pembinaan Keagamaan di Masyarakat Melalui Kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh”. Maka peneliti bermaksud untuk memberikan penjelasan pada setiap katanya.
1. Model
Model adalah pola (contoh, acuan, ragam, dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan (KBBI online). Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep yang sering kali berupa penyederhanaan atau idealisasi (Wikipedia.org).
2. Pembinaan Keagamaan
Menurut Widjaja dalam (Fadlan, 2010, hlm. 78 ) pembinaan adalah suatu proses atau pengembangan yang mencakup urutan-urutan pengertian, diawali dengan mendirikan, menumbuhkan, memelihara pertumbuhan tersebut yang disertai usaha-usaha perbaikan, meyempurnakan, dan mengembangkannya.
Dalam skripsi ini pembinaan keagamaan yang peneliti deskripsikan adalah sejarah berdirinya kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh di Masjid Al-Madinah, pertumbuhan dan perkembangan, upaya pemeliharaan dan pelestarian serta faktor penunjang dan penghambat kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh di Masjid Al-Madinah Antapani Bandung dan sekitarnya.
3. Khurūj Fī Sabīlillāh
Menurut Ṣahab (2007, hlm. 370) Khurūj Fī Sabīlillāh adalah keluar pada jalan Allāh, yaitu keluar dari tempat kediaman bergerak di jalan Allāh dari satu tempat ke tempat lain, dari satu masjid ke masjid lain di seluruh dunia untuk menjalin silaturahmi dan berdakwah dan tablīg.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan secara rinci bahwa “Model Pembinaan Keagamaan di Masyarakat Melalui Kegiatan Khurūj Fī
Sabīlillāh sebagai berikut.
Masjid Al-Madinah Antapani Bandung telah menjadi masjid yang berfungsi dan berperan sebagaimana mestinya. Masjid Al-Madinah Antapani Bandung selain digunakan sebagai tempat ‘ibādah, masjid ini juga digunakan sebagai tempat menuntut ilmu, pembinaan jamaah, pusat dakwah dan kebudayaan Islām, pusat kaderisasi umat dan sebagai basis kebangkitan umat Islām.
Semua fungsi dan peran tersebut berkaitan erat dengan kegiatan Khurūj Fī
Sabīlillāh di kawasan Bandung Raya yang mulai dipusatkan di Masjid
Al-Madinah Antapani Bandung sejak tahun 2004, karena sebelumnya kegiatan
Khurūj Fī Sabīlillāh di kawasan Bandung Raya sempat beberapa kali berpindah
tempat yaitu tahun 1987 di Masjid Al-Furqon Jl. Kebon Gedang Kosambi, tahun 1991 di Masjid Jl.Turangga, kemudian pada tahun 1993 di Masjid Agung Bandung, Masjid Baitul Muttaqin Antapani pada tahun 1994, setelah akhirnya pada tahun 2004 pindah di Masjid Al-Madinah Antapani Bandung Jl. Depok Raya No. 2A.
Pada awalnya, jamaah kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh pertama kali masuk kewilayah Bandung adalah jamaah 4 bulan dari India melakukan kegiatan Khurūj
Fī Sabīlillāh ke Masjid Agung Bandung pada tahun 1982 yang dipimpin oleh
seorang amir jamaah Prof. Iqbal Nayer. Mulai saat itu, kegiatan Khurūj Fī
Sabīlillāh terus berkembang pesat di kawasan Bandung Raya.
Tujuan kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh yang dilakukan di Masjid Al-Madinah Antapani Bandung dan juga masjid-masjid yang lain adalah untuk iṣlah (memperbaiki) diri. Perbaikan diri tersebut meliputi perbaikan iman, ‘amal, akhlak dan perbaikan mu’asyarah (hubungan dalam pergaulan sesama manusia atau makhluk hidup yang lain), serta memperbaiki hubungan setiap pribadi orang
Melalui kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh, terjadi peningkatan iman dan peningkatan ‘amal masing-masing jamaah. Hal tersebut terbukti dengan terjaganya alāt lima waktu dan ‘amal-’amal‘ibādah yang lain dari jamaah yang mengikuti kegiatan ini. Anggota jamaah yang dahulu kurang memperhatikan waktu alāt, setelah mengikuti khurūj dapat bersungguh-sungguh menjaga alātnya bahkan menjaga takbir pertama bersama imam (takbirātul ūlā), anggota jamaah yang dahulunya sudah rajin alāt 5 waktu, dapat meningkat ‘amal
‘ibādah-nya dengan alāt- alāt sunnah, membaca Alqurān, ikir, dan lain-lain.
Metode, materi maupun media yang digunakan dalam kegiatan Khurūj Fī
Sabīlillāh di Masjid Al-Madinah Antapani Bandung sangat sederhana. Semuanya
didasarkan sebagaimana kerja dakwah Nabī Muḥammad AW. dan para sahabat
dahulu yakni mendatangi langsung umat dari pintu ke pintu untuk menyampaikan perkara agama. Segala kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh tidak menggunakan peran media cetak maupun elektronik dalam pelaksanaanya. Substansi materi keagamaan yang disampaikan dalam kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh sebagaimana Nabī dan Rasūl, akidah dan keimanan, sebab itulah yang menjadi pokok dalam
Islām. Materinya pun sederhana namun sarat dengan makna Islām yang
sesungguhnya yaitu keimanan dan keyakinan terhadap kekuasaan Allāh, pola aktivitas hidup sehari-hari dan doa-doa dengan mengikuti sunnah Rasūlullāh AW., faḍilah-faḍilah ber’amal, sifat-sifat yang membawa para sahabat dahulu sukses hidup di dunia dan akhirat (6 Sifat Sahabat) serta tertib-tertib yang harus dilaksanakan ketika seseorang Khurūj Fī Sabīlillāh (Uṣūl-uṣūl dakwah) agar
sesuai dengan contoh Baginda Rasūlullāh AW.
Dalam kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh ada prinsip-prinsip utama yang menjadi pedoman selama kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh tersebut. Prinsip-prinsip utama tersebut terangkum dalam uṣūl-uṣūl dakwah. Uṣūl-uṣūl dakwah merupakan tertib dakwah yang harus diterapkan oleh jamaah sewaktu ‘amal intiqālī (sewaktu
Khurūj Fī Sabīlillāh di daerah lain) maupun ‘amal maqāmī (di kampung sendiri)
Allāh akan ada perbaikan pada diri kita, keluarga kita, tetangga dan masyarakat di sekitar kita, bahkan umat manusia yang ada di seluruh alam ini.
Adapun uṣūl-uṣūl dakwah secara ringkas adalah sebagai berikut:
Empat hal yang diperbanyak: 1) Dakwah Illallāh; 2) Ta’līm wa ta’allum; 3) ikir wal ‘ibādah ; 4) Khidmat. Empat hal yang dikurangi: 1) Masa makan dan minum; 2) Masa tidur dan istrirahat; 3) Keluar dari Masjid; 4) Pembicaraan dan perbuatan yang sia-sia. Empat hal yang harus dijaga: 1) Jaga taat kepada ‘amir selagi ‘amir taat kepada Allāh dan Rasūl-Nya; 2) Jaga ‘amalan ijtima’ī (berjamaah) dan sempurnakan ‘amalan infirādī (pribadi); 3) Jaga kehormatan Masjid; 4) Jaga sifat sabar dan tahan uji (tahammul). Empat hal yang ditinggalkan: 1) Tinggalkan mengharap kepada makhluk (isyraf) kecuali hanya kepada Allāh SWT.; 2) Tinggalkan meminta kepada makhluk kecuali hanya kepada Allāh SWT.; 3) Tinggalkan sifat boros dan muba ir (israf); 4) Tinggalkan menggunakan barang orang lain tanpa izin (Ghaṣap). Empat hal yang tidak disentuh: 1) Masalah politik praktis baik dalam maupun luar negeri; 2) Khilafīaħ (perbedaan pendapat ‘alim ulama/fiqih); 3) Membicarakan aib seseorang atau masyarakat; 4) Meminta sumbangan dan membicarakan status sosial (pangkat/jabatan). Empat hal yang didekati (pilar-pilar agama): 1) Ulama (tadrīs); 2) Ahli ikir (khanka); 3) Penulis kitab (muṣannif); 4) Juru dakwah (muballīg). Empat hal yang dijauhi: 1) Merendahkan (tanqiṣ); 2) Berdebat dan mengkritik (tanqīd); 3) Jauhi mudah menerima dan mudah menolak (tardīd); 4) Membanding-bandingkan (taqabul).
faḍilah alāt berjamaah. (4) ta’līm ‘a r, kitab yang dibacakan yaitu faḍāil a’mal atau muntakhab aḥādīṡ tentang faḍilah tablīg, pentingnya menyampaikan agama dan bersilaturahmi kerumah saudara sesama muslim. (5) bayān magrib, bayān adalah pembicaraan (ceramah) yang berisi penjelasan kebesaran Allāh SWT., tentang pentingnya iman dan ‘amal alih. Di akhir bayān dibentangkan takazah (tawaran) untuk ikut kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh kepada jamaah masjid yang hadir (6) Jaulah. Jaulah artinya berkeliling dari rumah-kerumah, dari pintu-kepintu, dari lorong ke lorong untuk menjumpai sesama muslim untuk menyampaikan perkara agama. Jaulah terdiri dari dua rombongan, satu rombongan yang didalam dan satu rombongan yang diluar. Adapun rombongan yang didalam masjid terdiri dari taqrīr, akirin, mustami’, istiqbāl, dan khidmat.
Taqrīr adalah membicarakan kebesaran Allāh SWT. akkirin adalah yang ber ikir
dengan khusyu’ dan berdoa kepada Allāh SWT. agar menurunkan hidayah kepada orang yang didatangi oleh orang rombongan jaulah diluar, dan baru berhenti setelah rombongan jaulah dari luar telah kembali ke masjid. Mustami’ adalah mendengar dengan tawajjuh dari pembicaraan taqrīr. Istiqbāl adalah penyambu tamu siapa yang datang atau mau masuk kemasjid. Kemudian rombongan yang diluar masjid terdiri dari dālil, mutakallim, makmur, dan ‘amir jaulah. Dālil adalah sebagai penunjuk jalan. Mutakallim adalah sebagai juru bicara, penyambung lidah Rasūlullāh AW. Makmur adalah peramai rombongan, tugasnya ber ikir (dalam hati), tidak bicara, dan mengantarkan jamaah yang bersedia datang ke masjid, dan ‘amir jaulah adalah pimpinan rombongan, bertanggung jawab terhadap rombongan jaulah-nya. (7) Bayān ‘isyāꞌ , bayān
‘isyāꞌ berisi ceramah sebagaimana bayān magrib dilakukan. Dalam bayān ‘isyāꞌ
ini juga dilakukan kembali pembentangan takazah (tawaran) untuk ikut kegiatan
Khurūj Fī Sabīlillāh kepada jamaah masjid yang hadir. (8) ta’līm akhir, dalam
ta’līm akhir ini dibacakan hikayat para sahabat. Pembacaan hikayat para sahabat
Faktor yang menunjang kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh ini adalah dakwah
ilallāh, Ta’līm wa ta’allum, ikir wal ‘ibādah, dan khidmat (pelayanan atau
melayani). Induk dari faktor tersebut adalah dakwah. Ketika dakwah kuat maka keempat faktor tersebut akan kuat. Begitupun ketika dakwah lemah, maka keempat faktor tersebut akan ikut melemah.
Faktor yang menghambat kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh di Masjid Al-Madinah Antapani Bandung adalah kecintaan terhadap dunia yang berlebihan yang sering niat untuk Khurūj Fī Sabīlillāh serta adanya sebagian masyarakat yang belum dapat menerima kehadiran rombongan kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh di masjid mereka. Alasan mereka beragam, mulai dari ketakutan bahwa jamaah ini membawa aliran sesat, meninggalkan anak istri, meminta-minta sumbangan, sampai pada alasan takut jika nantinya masjid yang ditempati akan menjadi kotor karena digunakan i’tikaf selama beberapa hari.
Usaha dakwah melalui kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh ini memang bertentangan dengan kehendak nafsu karena sangat membutuhkan mujahadah dan pengorbanan. Pilar yang menunjang kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh ini adalah dakwah ilallāh, ta’līm wa ta‘allum, ikir wal ‘ibādah dan khidmat (pelayanan). Dalam prakteknya, kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh sering terkendala baik karena faktor internal maupun faktor eksternal. Kendala tersebut sebagian besar disebabkan oleh kurangnya kepahaman masyarakat umum terhadap kegiatan
Khurūj Fī Sabīlillāh dan tanggapan yang kurang tepat dari anggota jamaah
Khurūj Fī Sabīlillāh dalam menghadapi kekurang pahaman masyarakat umum
terhadap kegiatan ini. Upaya untuk menanggulangi kendala tersebut antara lain dengan berbagai musyawarah, laporan kerja dakwah, dan pengarahan-pengarahan yang terdapat dalam bayān hidayah (nasihat sebelum jamaah diberangkatkan) dan bayān wabsy (nasihat setelah jamaah akan dipulangkan).
B. Rekomendasi
1. Dalam penelitian ini, peneliti hanya sebatas mendeskripsikan tentang proses pembinaan keagamaan yang terjadi di masyarakat melalui kegiatan Khurūj Fī
memfokuskan diri dalam meneliti tentang efektifitas keberagamaan yang terjadi di masyarakat dengan adanya pembinaan keagamaan melalui kegiatan
Khurūj Fī Sabīlillāh.
2. Masyarakat diharapkan mengkaji terlebih dahulu segala sesuatu tentang kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh sebelum mengeluarkan pendapat dan pandangan mereka tentang kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh ini agar hal-hal yang kurang tepat dan terkesan menyudutkan kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh dapat diminimalisir.
3. Diharapkan penerapan model pembinaan keagamaan di masyarakat melalui kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh dapat diterapkan di sekolah-sekolah maupun di universitas-universitas sehingga dapat membina iman dan ‘amal sholeh generasi muda.
4. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mem folllow up hasil penelitian ini, baik dilakukan terhadap kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh di Masjid Al-Madinah Antapani Bandung maupun di daerah lain di Indonesia agar diperoleh deskripsi yang lebih komprehensif mengenai kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh ini sebagai salah satu model pembinaan keagamaan di masyarakat.
5. Pembinaan keagamaan melalui kegiatan Khurūj Fī Sabīlillāh di Masjid Al-Madinah Antapani Bandung maupun di daerah lain di Indonesia juga diterapkan pada para penyandang ketunarunguan, diharapkan praktisi terkait dapat melakukan penelitian mengenai hal tersebut.