PENGARUH PENGGUNAAN SMARTPHONE TERHADAP PEMENUHAN SUMBER PEMBELAJARAN PKN
( Studi Korelasional terhadap Siswa SMA Negeri 22 Bandung )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh : Risna Firmawati
0903974
JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PENGARUH PENGGUNAAN SMARTPHONE TERHADAP PEMENUHAN SUMBER PEMBELAJARAN PKN
(Studi Korelasional terhadap Siswa SMA Negeri 22 Bandung)
Oleh
Risna Firmawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
@Risna Firmawati 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
April 2014
Hak cipta dilindungi Undang-Undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
RISNA FIRMAWATI
PENGARUH PENGGUNAAN SMARTPHONE TERHADAP PEMENUHAN SUMBER PEMBELAJARAN PKN
(STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA SMAN 22 BANDUNG)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. Cecep Darmawan, S.Pd.S.IP. M.Si. NIP. 19690929 199402 1 001
Pembimbing II
Syaifullah, S.Pd. M.Si NIP. 19721112 199903 1 001
Mengetahui,
Ketua Jururan Pendidikan Kewarganegaraan
Skripsi Ini Diuji pada
Hari/Tanggal : Selasa/8 April 2014
Tempat : Lt. 2 Gedung FPIPS UPI
Panitia Ujian Terdiri : 1. Ketua :
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001 2. Sekretaris :
Prof. Dr. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 001 3. Penguji :
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001
Drs. H. Dadang Sundawa, M.Pd. NIP. 19600515 198803 1 002
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Penjelasan Istilah ... 6
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Smartphone ... 9
1. Pengertian, Fungsi dan Manfaat Smarphone... 9
a. Pengertian Smrtphone ... 9
b. Fungsi Smartphone ... 10
c. Manfaat Smartphone ... 11
2. Smartphone sebagai Media Pembelajaran ... 12
B. Media Pembelajaran PKn ... 13
1. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Sumber dan Media ... 13
a. Pengertian Sumber dan Media ... 13
b. Fungsi Sumber dan Media ... 15
c. Tujuan Sumber dan Media ... 17
3. Kelayakan Media dan Sumber Pembelajaran PKn ... 20
C. Peserta Didik ... 21
1. Pengertian Peserta Didik ... 21
2. Karakterisitk Peserta Didik ... 22
D. Pendidikan Kewarganegaraan ... 24
1. Pengertian, Fungsi dan Tujuan PKn ... 24
a. Pengertian PKn ... 24
b. Fungsi PKn ... 25
c. Tujuan PKn ... 26
2. Kompetensi dalam PKn ... 27
E. Penelitian Terdahulu ... 28
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 29
B. Teknik Pengumpulan Data ... 30
C.
Populasi dan Sampel Penelitian ... 34D. Operasionalisasi Variabel ... 36
E. Instrumen Penelitian ... 38
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 41
G. Asumsi ... 45
H. Teknik Analisis dan Pengolahan Data ... 45
I. Prosedur Penelitian ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah ... 55
1. Sejarah SMAN 22 Bandung ... 55
2. Visi dan Misi SMAN 22 Bandung ... 57
3. Program Kerja Sekolah ... 58
B. Deskripsi Hasil Penelitian... 58
1. Uji Normalitas ... 58
4. Gambaran Variabel Penelitian Pengaruh Penggunaan
Smartphone terhadap Pemenuhan Sumber Pembelajaran PKn di
Kalangan Siswa SMANN 22 Bandung ... 61
C. Pembahasan ... 70
1. Pengaruh Penggunaan Smartphone terhadap Pemenuhan
Sumber Pembelajaran PKn di Kalangan Siswa ... 70
2. Hubungan Fungsional Penggunaan Smartphone sebagai
Pemenuhan Sumber Pembelajaran PKn ... 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 87
B. Saran ... 88
ABSTRAK
Risna Firmawati (0903974) PENGARUH PENGGUNAAN SMARTPHONE TERHADAP PEMENUHAN SUMBER PEMBELAJARAN PKN
(Studi Korelasional terhadap Siswa SMAN 22 Bandung)
Permasalahan ini dilatarbelakangi oleh sejumlah masalah bahwa dengan kemunculan Smartphone peserta didik menjadi malas untuk menulis dan membaca, malas berinteraksi dengan teman sekolah, serta kecanduan terhadap
Smartphone. Pertanyaan dalam penelitian ini antara lain: 1) seberapa besar
pengaruh penggunaan Smartphone terhadap pemenuhan sumber pembelajaran PKn di kalangan siswa SMAN 22 Bandung? 2) bagaimana hubungan fungsional antara penggunaan Smartphone sebagai pemenuhan sumber pembelajaran PKn di kalangan siswa SMAN 22 Bandung?. Grand theory yang digunakan untuk variabel penggunaan Smartphone adalah teori Munir (2010) yang meliputi dimensi: intensitas pemanfaatan Smartphone, jenis layanan Smartphone dan sifat pengguna Smartphone, sedangkan untuk variabel pemenuhan sumber pembelajaran PKn adalah teori Sadiman (1989) yang meliputi dimensi: buku pelajaran, internet dan media audio visual. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Penelitian ini dilakukan di SMAN 22 Bandung, dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui angket, wawancara, observasi, studi dokumentasi, studi literatur. Setelah data terkumpul, maka kegiatan selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Analisis data juga akan menghasilkan sebuah kesimpulan serta saran yang dapat direkomendasikan kepada objek yang diteliti sebagai pemecahan masalah. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: 1) penggunaan Smartphone berpengaruh terhadap pemenuhan sumber pembelajaran PKn 2) terdapat hubungan fungsional dan signifikan antara penggunaan
Smartphone dengan pemenuhan sumber pembelajaran PKn. Semakin baik tingkat
penggunaan smartphone semakin tinggi pula pemenuhan sumber pembelajaran PKn di kalangan siswa SMAN 22 Bandung.
Kata Kunci : Penggunaan Smartphone, Pemenuhan sumber pembelajaran, dan
ABSTRACT
EFFECT OF THE USE OF SMARTPHONE TO THE FULFILLMENT OF THE PKN LEARNING RESOURCES
(Correlational Study On Students of SMAN 22 Bandung)
This problem is motivated by a number of problems with the emergence of smartphones that students become lazy to write and read, lazy interact with school friends, and addicted to smartphones. The question in this study include: 1) how much influence the use of smartphones to the fulfillment of civics learning resources among students of SMAN 22 Bandung? 2) how the functional relationship between the use of smartphones as a source of fulfillment Civics learning among students of SMAN 22 Bandung?. Grand theory that is used for variable Smartphone usage is Munir theory (2010) which includes dimensions: Smartphone use intensity, the type and nature of service Smartphone Smartphone users, while for variable compliance resource for Civics is Sadiman theory (1989) which includes dimensions: textbooks, Internet and audio-visual media. The method used in this study is a quantitative approach with a correlation method. This research was conducted at SMAN 22 Bandung, with data collection techniques is through questionnaires, interviews, observation, documentation studies, literature studies. Once the data is collected, the next activity is to analyze these data. Analysis of the data will also result in a conclusion and suggestions that can be recommended to the object under study as problem solving. The results of the study revealed that: 1) the use of Smartphone effect on the fulfillment of learning resources Civics 2) there is a significant relationship between the functional and the use of smartphones with the fulfillment of learning resources Civics. The better the level of the higher smartphone usage fulfillment Civics learning resources among students of SMAN 22 Bandung.
Keywords: Use of Smartphones, Fulfillment learning resources, and Citizenship
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Di zaman globalisasi ini telah bermunculan berbagai macam teknologi
yang canggih, salah satunya teknologi komunikasi. Teknologi komunikasi
semakin hari semakin berkembang dan menjadikan salah satu bagian penting bagi
kehidupan manusia. Seiring dengan berjalannya waktu teknologi berkembang
sangat pesat. Semakin lama, manusia pun semakin dimanjakan dengan adanya
penemuan-penemuan baru dalam teknologi. Salah satunya adalah Smartphone.
Smartphone merupakan salah satu kemajuan teknologi di bidang komunikasi di
mana terdapat aplikasi-aplikasi seperti web browser, twitter, facebook. email dan
chatting yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran Pkn. Tapi pada
kenyataannya dalam hasil studi lapangan di SMAN 22 Bandung, Smartphone
yang dimiiki siswa hanya digunakan sebagai alat komunikasi dengan temannya
atau bermain games pada saat pelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil studi lapangan di lokasi penelitian, di SMAN 22
Bandung siswa yang mempunyai Smartphone sebanyak : (1) kelas X = 80%, (2)
XI = 85% dan (3) kelas XII = 80% . Siswa yang menggunakan Smartphone
sebagai sumber belajar dalam segi pemanfaatan pencarian sumber pembelajaran
PKn dalam aplikasi browser sebanyak : (1) Kelas X = 11%, (2) Kelas XI = 10%
dan (3) Kelas XII = 10%. Tetapi siswa yang menggunakan Smartphone tanpa
menggunakannya sebagai sumber dalam pemanfaatan belajar sebanyak : (1) kelas
X = 35%, (2) XI = 45% dan (3) XII = 35%. Dari data di atas maka dapat diperoleh
kesimpulan sementara yang menyatakan bahwa pengguna yang memanfaatkan
Smartphone sebagai sumber pembelajaran masih dirasa kurang sedangkan
sebagian besar dari siswa pengguna Smartphone lebih menggunakan aplikasi yang
berhubungan dengan entertaint, social networking, dan instan messenger.
menjelaskan di depan kelas. Begitupun pada jam istirahat siswa lebih memilih
bermain games di kelas daripada membaca buku atau istirahat ke kantin. Begitu
besar pengaruh dan pentingnya sebuah teknologi informasi membuat semua orang
berlomba-lomba untuk memperolehnya. Tidak terkecuali dengan siswa/i di
Sekolah Menengah Atas. Siswa adalah generasi penerus yang membutuhkan
sumber pembelajaran untuk menambah pengetahuan mereka di sekolah,
berkomunikasi dan bermain games.
Kemunculan Smartphone telah membawa dampak dalam dunia pendidikan
berupa dampak positif dan negatif. Menurut Setiawan dalam artikel “Dampak
Teknologi dalam Dunia Pendidikan” (Viva News - 29 September 2012)
menyatakan bahwa :
Kemunculan Smartphone menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap dunia pendidikan. Dampaknya adalah peserta didik menjadi malas untuk menulis dan membaca, malas berinteraksi, serta kecanduan terhadap
Smartphone. di samping itu Smartphone memiliki dampak yang positif
dimana peserta didik dapat mengakses berbagai informasi di mana saja yang berhubungan sumber pembelajaran, informasi umum, serta peka terhadap segala sesuatu yang terjadi di lingkungan umum secara mudah dan cepat.
Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan Smartphone siswa dapat mengembangkan kemampuannya di
bidang penelitian dan meningkatkan kepekaannya akan permasalahan yang terjadi
di seluruh penjuru dunia. Informasi yang didapat dari Smartphone memungkinkan
bagi siswa untuk dapat menghasilkan karya-karya baru yang orisinil, memiliki
nilai yang tinggi, dan dapat dikembangkan untuk kepentingan yang lebih bernilai
guna.
Hal ini sejalan dengan pendapat Suharsono (2009 : 13) yang mengemukakan
bahwa :
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa teknologi semakin hari
semakin berkembang dan menjadikan teknologi sebagai salah satu bagian penting
bagi kehidupan manusia. Pemanfaatan fasilitas Smartphone dapat dilakukan oleh
siswa untuk mengakses berbagai informasi yang berkaitan dengan mata pelajaran
yang dipelajarinya di sekolah maupun sebagai sumber referensi. Siswa juga dapat
memanfaatkan Smartphone sebagai alat atau penghubung komunikasi mereka
dengan orang lain. Dengan begitu mereka akan dapat belajar berinteraksi dengan
orang lain secara lintas budaya sehingga mereka dapat pengalaman baru
berinteraksi dengan orang yang berbeda, baik dari segi budaya maupun bahasa.
Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Arifin (2001:95)
ditemukan bahwa :
Untuk dapat mencapai pembelajaran PKn yang maksimal maka perlu media pendukung terutama media teknologi informasi dan komunikasi yang sedang berkembang. Dengan teknologi informasi dan komunikasi ini maka siswa akan mudah mencari informasi yang relevan dengan materi yang telah diajarkan dengan memanfaatkan layanan Internet. Sehingga siswa mampu mencari hakekat kedaulatan Negara yang sesungguhnya serta mampu memberikan identifikasi dan analisis berdasarkan fenomena yang muncul dalam suatu Negara.
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran PKn dalam pelaksanaannya memerlukan sebuah media sebagai
sarana pelengkap dalam sumber pembelajaran, contohnya Smartphone sebagai
sumber pembelajaran PKn yang membantu pencarian materi bagi siswa
Membahas mengenai Smartphone sebagai sumber pembelajaran dalam
kenyataanya di lapangan memang belum ditemukan penggunaan smarthone yang
secara khusus dipergunakan untuk pemanfaatan sumber pembelajaran PKn.
Sebagian besar penggunaan Smartphone lebih ditujukan pada fitur-fitur sosial
media. Hal ini dikarenakan kurangnya pemanfaatan fasilitas Smartphone serta
kurangnya kesadaran siswa dalam menggunakan Smartphone di bidang
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian mengenai “PENGARUH PENGGUNAAN SMARTPHONE
TERHADAP PEMENUHAN SUMBER PEMBELAJARAN PKN DI SMAN 22
BANDUNG”.
B. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka secara umum
permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah
pengaruh pengguna Smartphone terhadap pemenuhan sumber pembelajaran Pkn
di kalangan siswa SMAN 22 Bandung?”. Pembahasan yang luas akan
menyebabkan kekaburan dalam mencapai tujuan . Untuk itu penulis membatasi
ruang lingkup masalah, adapun batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut.
1. Seberapa besar pengaruh penggunaan Smartphone terhadap pemenuhan
sumber pembelajaran PKn di kalangan siswa SMAN 22 Bandung?
2. Bagaimana hubungan fungsional antara penggunaan Smartphone sebagai
pemenuhan sumber pembelajaran PKn di kalangan siswa SMAN 22
Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini maka
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh penggunaan Smartphone terhadap pemenuhan sumber
pembelajaran PKn di kalangan siswa SMAN 22 Bandung.
2. Tujuan khusus dilakukannya penelitian ini adalah:
a. mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan Smartphone terhadap
pemenuhan sumber pembelajaran PKn di kalangan siswa.
b. mengetahui hubungan fungsional penggunaan Smartphone terhadap
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah secara teoritis dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan
peneliti mengenai teknologi komunikasi dan pengaruhnya sebagai sumber
pembelajaran di kelas. Selain itu kajian ini diharapkan dapat menjadikan panduan
bagi calon guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam menjadikan siswa-siswa
yang disiplin dalam proses pembelajaran di kelas dan diharapkan berguna bagi
kajian ilmu sosial dalam fenomena Smartphone.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru:
1) sebagai bahan acuan dalam membimbing, mendidik dan mengarahkan
siswa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dengan
menggunakan Smartphone sebagai sumber belajar.
2) meningkatkan hasil belajar siswa SMAN 22 Bandung, sehingga dalam
hal ini dijadikan sebagai pengalaman, latihan dan pengembangan
dalam pelaksanaan belajar mengajar.
3) membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran secara individual,
interaktif, dan kreatif dengan sumber belajar yang luas.
b. Bagi siswa:
1) meningkatkan kreatifitas, motivasi serta minat dalam pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar dan prestasi siswa.
2) dapat digunakan sebagai bahan informasi dan menambah wawasan
tentang media internet yang ada dalam Smartphone sebagai sumber
pembelajaran Pkn
1) memberikan tambahan informasi dan pengetahuan mengenai
pengaruh penggunaan Smartphone sebagai sumber pembelajaran Pkn
di SMAN 22 Bandung.
2) mendukung dengan adanya pengembangan teknologi di lingkungan
sekolah
E. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran istilah-istilah yang
digunakan dalam penelitian ini, maka akan dijelaskan beberapa istilah yang
terdapat dalam penelitian ini. Adapun istilah-istilah yang dimaksud adalah sebagai
berikut.
1. Smartphone
Ponsel pintar atau lebih sering disebut Smartphone merupakan ponsel
generasi terakhir yang dibekali teknologi canggih sehingga sudah menyerupai
fungsi komputer. Smartphone memiliki fitur lengkap dimana dalam sebuah alat
komunikasi genggam dapat melakukan pengembangan aplikasi seperti aplikasi
kamera, web browser, musik, dan sosial media.
Terdapat perbedaan antara Smartphone dan telepon genggam biasa seperti
yang diutarakan oleh David Wood, Wakil Presiden Eksekutif PT Symbian OS
dalam (Wikipedia – 30 Agustus 2013), “Telepon pintar dapat dibedakan dengan
telepon genggam biasa dengan dua cara fundamental: bagaimana mereka dibuat
dan apa yang mereka bisa lakukan.” maka dari keterangan di atas Smartphone
adalah sebuah telepon genggam yang dapat mendukung segala aktifitas dengan
sebuah jaringan telepon dan internet.
2. Peserta didik
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003
pasal 1 tentang peserta didik dinyatakan bahwa “peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu”.
“peserta didik adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu
lembaga pendidikan.”
Dari dua pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peserta
didik adalah setiap orang yang memiliki keinginan untuk mengembangkan
potensi dan terdaftar dalam sebuah lembaga sebagai peserta yang menuntut ilmu.
3. Sumber belajar
Menurut Association for Education Communication Technology (AECT)
dalam Sadiman, (1989: 141) bahwa:
Sumber belajar yaitu berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.
Sedangkan menurut Degeng (1990: 83) sumber belajar adalah :
Sumber belajar mencakup semua sumber yang mungkin dapat dipergunakan oleh si-belajar agar terjadi prilaku belajar. Dalam proses belajar komponen sumber belajar itu mungkin dimanfaatkan secara tunggal atau secara kombinasi, baik sumber belajar yang direncanakan maupun sumber belajar yang dimanfaatkan.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar
adalah segala sesuatu yang dimanfaatkan oleh guru atau siswa dalam proses
belajar mengajar baik berupa data, orang dan wujud tertentu untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran.
4. Teknologi Pembelajaran
Menurut Firdaus (2008:4) teknologi pembelajaran adalah :
Dapat disimpulkan bahwa teknologi pembelajaran adalah media yang
dapat digunakan dalam bentuk desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan
dan penilaian proses dan sumber untuk belajar.
F. Stuktur Organisasi Skripsi
Urutan penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I berisi uraian
tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi. Bab I ini berisi latar
belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
penjelasan istilah dan struktur organisasi skripsi.
Bab II berisi kajian pustaka dan kerangka pemikiran. Kajian pustaka
sendiri memiliki peran yang sangat penting dimana “ the stateof the art”
ditunjukkan melalui teori yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian
dalam bidang ilmu yang diteliti. Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang
harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis
antarvariabel penelitian.
Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk
beberapa komponen diantaranya:
1. metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian
tersebut.
2. teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya.
3. lokasi dan subjek populasi atau sampel penelitian, cara pemilihan
sampel serta justifikasi dari pemilihan lokasi serta penggunaan
sampel.
4. definisi operasional yang dirumuskan untuk setiap variabel harus
melahirkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti yang
kemudian akan dijabarkan dalam instrumen penelitian
5. proses pengembangan instrument antara lain pengujian validitas dan
realibitas.
Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Dua hal utama
terdapat dalam bab IV ini seperti pengolahan atau analisi data untuk
mengahasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan
penelitian, hipotesis, tujuan penelitian serta pembahasan.
Bab V Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari penelitian dan saran
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011: 7) menyatakan bahwa “Pendekatan
kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau
data kualitatif yang diangkakan”.
Berdasarkan definisi di atas, disimpulkan bahwa pendekatan kuantitatif
merupakan metode dengan cara mengumpulkan data, analisis dan bersifat statistik
dengan tujuan menguji hipotesis. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif karena memerlukan data statistik dengan menyebarkan angket angket
yang dapat mengukur seberapa besar pengaruh penggunaan smartphone terhadap
pemenuhan sumber pembelajaran PKn.
Peneliti memandang pendekatan secara kuantitatif akan membantu peneliti
dalam mengumpulkan data yang akurat. Hal ini ditinjau dari beberapa alasan.
Pertama, karena peneliti meneliti mengenai pemanfaatan smartphone sebagai
pemenuhan sumber pembelajaran PKn untuk mengetahui seberapa besar
pengaruhnya dengan menggunakan smartphone sebagai sumber pembelajaran Pkn
di kalangan siswa maka peneliti merasa membutuhkan sejumlah data (angket)
yang bersifat akurat untuk mengukur korelasi/hubungan antar variabel.
Kedua, peneliti sebagai instrumen utama dalam pengumpulan data, dimana
peneliti yang harus berperan aktif dalam mengumpulkan sejumlah data di
lapangan agar terkumpul sejumlah data yang akurat. Ketiga, dalam pendekatan
secara kuantitatif peneliti memiliki hubungan secara langsung dengan responden
sehingga data yang peneliti peroleh didapat secara langsung tanpa perantara.
Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif diharapkan dapat terkumpul
mengenai pengaruh penggunaan smartphone terhadap pemenuhan sumber
pembelajaran PKn di kalangan siswa SMAN 22 Bandung.
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
korelasional yaitu berkaitan dengan pengumpulan data untuk menentukan ada
atau tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih dan seberapakah tingkat
hubungannya. Darmadi (2011: 165).
Penelitian korelasi memungkinkan pembuatan suatu prakiraan
bagaumanakah hubungan antara dua variabel. Jika dua variabel mempunyai
hubungan yang erat, koefisien korelasi akan diperoleh hampir 1,00 (atau 1,00).
Jika dua variabel hampir tidak mempunyai hubungan, akan diperoleh koefisien
hampir 0,00. Makin erat hubungan antara dua variabel, prakiraan yang dibuat
berdasarkan hubungan tersebut semakin tepat. Darmadi (2011: 165).
Peneliti memandang metode ini tepat untuk digunakan dalam penelitian ini
karena dengan metode ini peneliti dapat mengungkapkan ada atau tidaknya
hubungan antara penggunaan smartphone terdahap pemenuhan sumber
pembelajaran PKn di kalangan siswa SMAN 22 Bandung dan apabila ada berapa
erat hubungan tersebut serta berarti atau tidak hubungan antara keduanya.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Angket
Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian
pertanyaan tertulis yang diajukan kepada subyek untuk mendapatkan jawaban
secara tertulis juga. Sugioyono (2011 : 142) menyatakan bahwa “angket
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepadan responden untuk
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa peneliti menggunakan
teknik angket karena dianggap lebih efisien, peneliti lebih tahu dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup,
artinya responden hanya akan menjawab pertanyaan dengan jawaban yang telah
tersedia. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2006: 224) yang
mengemukakan bahwa “angket tertutup yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (V) pada
kolom atau tempat yang sesuai”.
Angket tertutup seperti halnya pilihan ganda bahwa responden hanya
menjawab pertanyaan sesuai dengan kolom yang disediakan. Jawaban sudah
ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak diberi kesempatan memberikan
jawaban lainya. Angket tertutup ini ditujukan kepada siswa SMAN 22 Bandung
yang menggunakan smartphone. Angket digunakan untuk memperoleh data
primer penelitian.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat
penting dimana peran peneliti sebagai subjek yang berinteraksi dengan
narasumber agar data yang diperoleh akurat. Moleong, (2010: 150) menyatakan
bahwa:
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa peneliti menggunakan
teknik wawancara dalam pengumpulan data dikarenakan dengan teknik ini
penyampaian pertanyaan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pada
saat wawancara, selain itu tenik ini dianggap lebih luwes dalam menyampaikan
pertanyaan yang di ajukan.
Wawancara dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara tidak
besarnya saja. Hal ini sesuai dengan pendapat dengan Sugiyono (2011:197) yang
mengemukakan bahwa:
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Wawancara yang akan peneliti lakukan ditujukan kepada siswa, orang tua
dan guru PKn SMAN 22 Bandung. Wawancara yang dilakukan guna memperoleh
data bagaimana pemanfaatan smartphone di kelas sebagai sumber pembelajaran
Pkn.
3. Observasi
Observasi merupakan salah cara pengumpulan data dengan mengamati
suatu objek tertentu dengan menggunakan seluruh panca indera dan peneliti terjun
langsung ke lapangan untuk melihat dan merasakan kondisi yang terjadi di
lapangan. Nazir (1983:65) mengungkapkan bahwa:
Metode Survey (observasi) adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompk ataupun suatu daerah
Selain itu mengenai observasi, Danial dan Warsiah (2007:77)
mengemukakan bahwa:
Observasi dalam Bahasa Indonesia sering digunakan istilah pengamatan. alat ini digunakan untuk mengamati: dengan melihat, mendengarkan, merasakan, mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat atau merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu fenomena tertentu.
Dengan melakukan observasi secara langsung, diharapkan dapat
mengungkapkan fakta-fakta secara lebih mendalam. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa melalui observasi, peneliti mempunyai kesempatan untuk mengumpulkan
Data yang diperoleh dari observasi diharapkan lebih aktual dan dapat
dipertanggungjawabkan mengenai keadaan yang terjadi di lapangan. Observasi
yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data dan fakta mengenai
bagaimana pemanfaatan penggunaan smartphone sebagai sumber pembelajaran
Pkn di kalangan siswa SMAN 22 Bandung.
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumtasi atau teknik dokumenter yang dimaksud dalam penelitian
ini bermanfaat untuk menghimpun data dari beberapa dokumen yang berkenaan
dengan masalah dalam penelitian ini secara selektif untuk kemudian dipergunakan
di dalam landasan teori dan penyusunan hipotesis.
Berkaitan dengan hal tersebut, Zuriah (2006: 191) mengartikan teknik
dokumenter sebagai “cara mengumpulkan data melalui penginggalan tertulis,
seperti arsip, buku tentang teori, pendapat, dalil atau hukum dan lain-lain yang
berhubungan dengan masalah penelitian”.
Studi dokumentasi dalam penelitian ini yaitu berupa foto, arsip dan
gambar.
5. Studi Literatur
Studi literatur merupakan pengumpulan data dengan mengungkapkan
berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Dalam
pembahasan studi literatur digunakan sebagai acuan dalam data yang terkumpul
dengan teori yang telah ada. Studi literatur sangat diperlukan dalam sebuah
penelitian, hal ini bertujuan untuk mendapatkan data yang teoritis yang dapat
mendukung kebenaran data yang telah terkumpul.
Nazir (1983:112) mengungkapkan bahwa:
Studi literatur, selain dari mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai ke mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang, sampai ke mana terdapat kesimpulan dan degenralisasi yang telah pernah dibuat, sehingga situasi yang diperlukan dapat diperoleh.
Penggunaan teknik ini bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran teori
penelitian ini berupa buku, dokumen dan arsip mengenai sumber-sumber
pembelajaran PKn yang mendukung data yang telah peneliti peroleh sebelumnya
sebagai penguatan keabsahan data.
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Mengenai populasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, maka
terlebih dahulu akan dijelaskan definisi dari populasi. Menurut Sugiyono
(2010:80) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Hal di atas dipekuat oleh pernyataan Masyhuri dan Zainuddin (2008: 151)
yang mengungkapkan bahwa:
Dalam metode penelitian kata populasi, digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi masalah sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai populasi di atas, maka yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 22 Bandung
Tahun Pelajaran 2013/2014 yang memiliki smartphone yang terdiri dari 931 siswa
dengan rincian dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Populasi siswa SMA Negeri 22 Bandung yang memiliki Smartphone No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah Siswa yang memiliki SmartPhone
1. X 388 310
2. X1 385 327
3. X11 368 294
2. Sampel Penelitian
Sampel menurut Zuriah (2007:119) adalah sebagaian dari populasi,
sedangkan menurut Arikunto (2006: 131) “sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dengan demikian, sampel penelitian merupakan
sebagian dari keseluruhan populasi penelitian.
Penentuan ukuran sampel dihitung dengan menggunakan rumus Slovin
dengan persamaan matematis, sebagai berikut:
� = �
1 +�(�)2
(Arikunto, 2006: 116)
Dimana:
� = jumlah sampel
� = jumlah populasi
� = kelonggaran atau ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir misalnya 2 %, 5 %, 10 %.
Berdasarkan populasi (�) sebesar 931 siswa yang memliki smartphone
dan kelonggaran (�) yang digunakan sebesar 10 % maka ukuran sampel yang
digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Slavin, didapatkan:
� = 931
1 + 931(0,1)2 =
931
10.31= 90
Hasil perhitungan ukuran sampel dengan rumus Slavin di atas dijadikan
acuan ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 90 orang siswa
dari 931 siswa yang memiliki smartphone.
3. Teknik Sampling
Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
teknik proportionate stratified random sampling dengan pertimbangan populasi
berstrata secara proporsional. Rumus yang digunakan untuk penentuan sampel
��= �� �
�
(Sugiyono, 2010: 75)
Dimana:
�� = Ukuran sampel tiap strata (Kelas X, Kelas XI, dan Kelas XII) yang memiliki smartphone
�� = Ukuran populasi tiap strata (Kelas X, Kelas XI, dan Kelas XII) yang memiliki smartphone
� = Ukuran seluruh sampel yang memiliki smartphone
� = Ukuran seluruh populasi yang memiliki smartphone
Dengan �� dapat dilihat dari Tabel 3.1, � sebesar 90 siswa dan � sebesar
931 siswa maka ukuran sampel tiap strata (Kelas X, Kelas XI, dan Kelas XII)
dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Ukuran sampel tiap strata (Kelas X, Kelas XI, dan Kelas XII)
No. Strata
Berdasarkan Tabel 3.2, didapatkan ukuran sampel untuk Kelas X, XI, dan
XII sebesar 30 siswa, 32 siswa, dan 28 siswa.
D. Operasionalisasi Variabel
Sedangkan „variabel penelitian‟ didefinisikan Hatch dan Farhadi dalam Sugiyono (2011: 38) sebagai “atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara
satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek lainnya”.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel
independen dan satu dependen. Terkait dengan kedua jenis variabel tersebut,
Sugiyono (2011: 39) mendefinisikan variabel independen sebagai “variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen” sedangkan variabel dependen adalah “variabel terikat yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel bebas dalam penelitian adalah penggunaan smartphone (X), sedangkan variabel
terikatnya adalah pemenuhan sumber pembelajaran PKn (Y).
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Sub indikator Skala
berbicara
Variabel Indikator Sub indikator Skala
Pemenuhan
3. Media audio visual Video Ordinal
Film Ordinal
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penggunaan smartphone dan pemenuhan sumber pembelajaran
PKn digunakan untuk meneliti pengaruh penggunaan smartphone terhadap
pemenuhan sumber pembelajaran PKn di kalangan siswa SMA Negeri 22
Bandung. Paparan rincian kedua instrumen tersebut, sebagai berikut:
1. Instrumen penggunaan smartphone
Pengukuran penggunaan smartphone dijabarkan ke dalam tiga indikator.
Ketiga indikator, sebagai berikut:
a) Intensitas pemanfaatannya
b) Jenis layanan yang digunakan
c) Sifat penggunaan.
Ketiga indikator ini, dibagi lagi ke dalam sub indikator dan diuraikan ke
dalam 30 soal. yang dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Subindikator Berdasarkan indikator dalam instrumen penggunaan Smartphone
No. Indikator Sub Indikator Nomor Item
1. Intensitas
pemanfaatannya
Intensitas mengakses
No. Indikator Sub Indikator Nomor Item
3. Sifat Penggunaan Berasal dari kalangan
menengah ke atas 22,23,24
Aktif di sosial media 25,26,27,28
Memiliki karakteristik
kreatif, inovatif dan
senang berbicara
29,30
Instrumen Penilaian penggunaan smartphone diukur dengan menggunakan
skala likert yang dibuat dalam bentuk checklist dengan lima pilihan jawaban. Skor
penilaian dari tiap pilihan jawaban dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Penskoran terhadap pilihan jawaban
Pilihan Jawaban Penskoran
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Selalu 5 1
Sering 4 2
Kadang-kadang 3 3
Pernah 2 4
Tidak Pernah 1 5
Hasil penilaian penggunaan smartphone diinterpretasikan ke dalam
kriteria, yang dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Kriteria penilaian untuk penggunaan smartphone Skor Kualitas Kategori pada penggunaan
smartphone
1,99-1,00 Sedang
0,99-0,00 Rendah
2. Instrumen pemenuhan sumber pembelajaran PKn
Pengukuran pemenuhan sumber pembelajaran PKn dijabarkan ke dalam
tiga indikator yaitu, sebagai berikut:
a) Buku Pelajaran
b) Internet
c) Media Audiovisual
Ketiga indikator ini, dibagi lagi ke dalam subindikator dan diuraikan ke
dalam 20 soal yang kemudian dijadikan instrumen dalam penelitian ini. Sub
indikator berdasarkan indikator dan sebaran soalnya dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Sub indikator berdasarkan indikator dan sebaran soalnya
No. Indikator Sub Indikator Nomor Item
1. Buku Pelajaran
Lembar Kerja Siswa 1,2,3,4
Buku Paket 5,6,7,8
2. Internet
Artikel 9,10,11
Peta Konsep 12,13
Ensiklopedi/ Wikipedia 14,15
3. Media Audiovisual Video 16,17
Film 18,19,20
Instrumen Penilaian pemenuhan sumber pembelajaran PKn diukur dengan
menggunakan skala likert yang dibuat dalam bentuk checklist dengan lima pilihan
jawaban. Skor penilaian dari tiap pilihan jawaban dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Penskoran terhadap pilihan jawaban
Pilihan Jawaban Penskoran
Kadang-kadang 3 3
Pernah 2 4
Tidak Pernah 1 5
Hasil penilaian pemenuhan sumber pembelajaran PKn diinterpretasikan ke
dalam kriteria, yang dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Kriteria penilaian untuk penggunaan smartphone Skor Kualitas Kategori pemenuhan sumber
pembelajaran PKn
3,00-2,00 Tinggi
1,99-1,00 Sedang
0,99-0,00 Rendah
F. Proses Pengembangan Instrumen
Setelah instrument dibuat, biasanya instrumen diuji validitas dan
reliabilitasnya.
Data penggunaan smartphone dan pemenuhan sumber pembelajaran PKn
sebelum disebarkan ke 90 sampel, dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih
dahulu.
1. Validitas
Instrumen untuk mengevaluasi harus valid agar mendapat data yang valid.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai
dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan
kriterium.Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product
moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:
� = � −
� 2 − 2 � 2− 2
(Arikunto, 2006: 72)
Dimana:
n = Jumlah responden
= Jumlah skor X
= Jumlah skor Y
= Jumlah hasil kali dari variabel X dan variabel Y
2= Jumlah kuadrat dari variabel X
2= Jumlah kuadart dari variabel Y
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 40 orang siswa diluar sampel
yang digunakan. Jika jumlah sampel uji validitas dan reliabilitas (n) sebanyak 40
orang maka nilai �� �� = 0,257. Kriteria pengujiannya sebagai berikut:
a) jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,257 maka instrumen
tersebut dinyatakan valid, atau
b) jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,257 maka
instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak komputer dengan kriterium uji bila correlated item – total
correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,257 maka data merupakan
construck yang kuat (valid).
Cara lain untuk menentukan validitas yaitu dengan melihat taraf
signifikansi. Berdasarkan signifikansi:
a) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka item dinyatakan tidak valid
b) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka item dinyatakan valid
(Priyatno, 2012: 101)
12 0,012 Valid 27 0,229 Tidak Valid
13 0,000 Valid 28 0,005 Valid
14 0,011 Valid 29 0,003 Valid
15 0,006 Valid 30 0,000 Valid
Keterangan: N= 40 dan
= 0,05 nilai sig. (2-tailed) per butir soal < 0,05 maka soal dikatakan validBerdasarkan Tabel 3.10 nomor soal yang tidak valid adalah nomor soal 11,
18, 19, 21, 22, dan 27. Nomor soal yang tidak valid ini kemudian dihapus dari
instrument yang akan digunakan.
Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Instrumen pemenuhan sumber pembelajaran PKn 0,05 maka soal dikatakan valid
Berdasarkan Tabel 3.11 nomor soal yang tidak valid adalah nomor soal 1,
2, 7, dan 18. Nomor soal yang tidak valid ini kemudian dihapus dari instrumen
yang akan digunakan.
2. Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat
Arikunto (2006: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas
dapat digunakan rumus alpha, yaitu:
r11 = reliabilitas yang dicari
Σσi2 = jumlah varians skor tiap-tiap item
σt2 = varians total
(Arikunto, 2006: 109)
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan
untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal
tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan perangkat lunak
komputer dengan metode Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala Alpha
Cronbach’s 0 sampai 1.
Menurut Sayuti dalam Priyatno (2012: 30), kuesioner dinyatakan reliabel
jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha
yang diinterprestasikan sebagai berikut:
a) Nilai Alpha Cronbach’s 0,00 sampai dengan 0,20 berarti kurang reliabel.
b) Nilai Alpha Cronbach’s 0,21 sampai dengan 0,40 berarti agak reliabel.
c) Nilai Alpha Cronbach’s 0,41 sampai dengan 0,60 berarti cukup reliabel.
d) Nilai Alpha Cronbach’s 0,61 sampai dengan 0,80 berarti reliabel.
e) Nilai Alpha Cronbach’s 0,81 sampai dengan 1,00 berarti sangat reliabel.
Menurut Mohd Majid Konting dalam Iskandar (2009: 152), nilai
reliabilitas Alpha Cronbach’s dengan nilai 0,60 sering digunakan sebagai nilai
reliabilitas dalam suatu penelitian. Hal ini dipertegas juga oleh Hair et al. Dalam
Iskandar bahwa nilai reliabilitas Alpha Cronbach’s dalam melakukan penelitian
dengan nilai 0,60 hingga 0,70 adalah nilai terendah yang dapat diterima. Oleh
karena itu, nilai reliabilitas Alpha Cronbach’s sebesar 0,60 menjadi acuan dalam
menentukan reabilitas dalam penelitian ini dengan kriteria pengujian sebagai
berikut:
a) jika nilai reliabilitas Alpha Cronbach’s lebih dari 0,60 maka instrumen
tersebut dinyatakan reliabil, atau
Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penggunaan smartphone
Cronbach’s Alpha N of Items
0,820 24
Berdasarkan Tabel 3.12 didapatkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,820
sehingga instrumen penggunaan smartphone dikatakan reliabil.
Tabel 3.13 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pemenuhan Sumber Pembelajaran PKn.
Cronbach’s Alpha N of Items
0,733 16
Berdasarkan Tabel 3.13 didapatkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,733
sehingga instrumen penggunaan smartphone dikatakan reliabil.
Dari kedua tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai reliabilitasnya adalah
0,820 untuk variabel x dan 0,733 untuk variabel y. Maka instrumen dinyatakan
reliabel dan dapat digunakan sebagai pengumpul data.
G. Asumsi
Asumsi Penggunaan Smartphone sebagai sumber pembelajaran PKn
dalam penelitian ini adalah:
1. Adanya Smartphone siswa akan lebih mudah mendapatkan sumber
pembelajaran PKn.
2. Siswa memiliki Smartphone dengan menggunakan layanan aplikasi web
browsing sehingga dapat digunakan untuk sumber belajar.
3. Adanya Smartphone siswa akan lebih mudah mendapatkan teman dengan
layanan social network.
4. Adanya Smartphone siswa akan lebih mudah menjarkomkan informasi
antar siswa.
5. Guru sebagai reviewer memiliki pemahaman yang sama tentang
H. Teknik Analisis dan Pengolahan Data
Menurut Sugiyono (2011 : 243) menyatakan bahwa “analisis data adalah
suatu proses menyusun data agar dapat ditafsirkan”. Dari data hasil yang didapat,
peneliti kemudian melakukan tahap atau analisis data agar dapat ditafsirkan
mengenai fenomena dan keadaan yang terjadi.
Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal dan
interval, sehingga data ordinal tersebut ditransformasikan menjadi data interval.
Transformasi data ordinal menjadi interval berfungsi untuk memenuhi sebagian
dari syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala interval
Riduwan dan Kuncoro (2011: 30). Data ordinal tersebut di transformasikan
menjadi data interval melalui Method of Successive Interval (MSI).
Langkah-langkah transfromasi data tersebut sebagai berikut:
1. Perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan
2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4 dan
5 yang disebut frekuensi
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut
Proporsi (P)
4. Tentukan nilai Proporsi Kumulatif (PK) dengan jalan menjumlahkan nilai
proporsi secara berurutan perkolom skor
5. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proposisi
kumulatif yang telah diperoleh
6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan
menggunakan tabel tinggi densitas)
7. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus:
(densityatlowerlimit) – (densityatupperlimit)
NS = _____________________________________
(areabelowupperlimit) – (areabelowlowerlimit)
Setelah data ordinal diubah menjadi data interval menggunakan
perhitungan Method of Succesive Interval (MSI), Selanjutnya data yang telah
diolah dianalisis dengan menggunakan aplikasi SPSS 16.0 for Windows dengan
langkah-langkah seperti dibawah ini yakni:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
dipakai dalam penelitian ini normal atau tidak. Hal ini dimaksudkan untuk
menguji normal tidaknya sebaran data yang akan di analisis. Uji normalitas ini
dilakukan secara parametric dengan penaksir rata-rata dan simpangan baku. Tolak
ukur uji normalitas dalam penelitian ini adalah:
o Nilai Sig(2-tailed) atau signifikansi atau nilai probabilitas <0,05
maka distribusi tidak normal.
o Nilai Sig(2-tailed) atau signifikansi atau nilai probabilitas >0,05
distribusi normal.
Dari Hasil uji normalitas Kolmogorov Smirnov diperoleh distribusi data
seluruhnya terdistribusi normal; karena nilai sig untuk Penggunaan Smartphone =
0,759 > 0,05 dan nilai sig. Pemenuhan Sumber Pembelajaran PKn = 0,067 >
0,05. Tabel uji normalitas dapat dilihat pada tabel 3.14 di bawah ini:
Tabel 3.14
Normal Parameters(a,b) Mean Std. Deviation 2,0384 2,1363
,18614 ,25233
Kolmogorov-Smirnov Z ,671 1,303
Asymp. Sig. (2-tailed) ,759 ,067
b. Calculated from data.
Sumber: diolah penulis menggunakan SPSS 16.0, 2013
Uji Normalitas dengan Kolomogorv-Smirnov
Pengambilan Keputusan :
Nilai Sig. > 0,05 ; data terdistribusi Normal
Nilai Sig. <0,05 ; data terdistribusi tidak normal
Dari Hasil uji normalitas Kolmogorov Smirnov diperoleh distrbusi data
seluruhnya terdistribusi normal; karena nilai sig untuk Penggunaan Smartphone =
0,759 > 0,05 dan nilai sig. Pemenuhan Sumber Pembelajaran PKn = 0,067 > 0,05.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk melihat data yang diperoleh linear atau
tidak. Pengambilan keputusan untuk menentukan linear tidaknya Variabel
penggunaan smartphone dan variabel pemenuhan sumber pembelajaran sebagai
berikut:
a) Nilai Sig. > 0,05 ; hubungan antara kedua variabel tidak linear.
b) Nilai Sig. < 0,05 ; hubungan antara kedua variabel linear
Dari hasil uji Linearitas Kolmogorov Smirnov diperoleh distribusi data
seluruhnya terdapat hubungan antara kedua variabel linear ; karena nilai sig untuk
Penggunaan Smartphone = 0,00 < 0,05 dan nilai sig. Pemenuhan Sumber
Pembelajaran PKn = 0,00 < 0,05. Tabel uji linearitas dapat dilihat pada tabel 3.15
di bawah ini:
Tabel 3.15. Hasil Uji Linieritas
Data Sig. linearity hitung Keterangan
Penggunaan smartphone*
Pemenuhan sumber pembelajaran PKn
0,000 Linear
Hal ini dikarenakan nilai Sig. linearity sebesar 0,000 < 0,05 sehingga data yang
diperoleh linear. Hasil uji ini mengindikasikan bahwa data sudah bisa diuji
korelasinya dan regresinya karena data sudah normal dan linear.
3. Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2011: 64). Pengujian hipotesis adalah suatu
prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan dalam
menerima atau menolak hipotesis ini (Hasan, 2006: 34).
Terdapat beberapa jenis hipotesis dalam penelitian kuantitatif, yakni
hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif dan hipotesis assosiatif. Berdasarkan
jenis rumusan masalah penelitian yang akan dilakukan, maka dalam penelitian ini
peneliti akan menggunakan hipotesis assosiatif. Pertimbangan ini diambil
berdasarkan pada jenis rumusan masalah penelitian yang bersifat assosiatif,
artinya mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya.
berdasarkan hal di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Terdapat hubungan yang positif dan kuat antara penggunaan smartphone
dengan pemenuhan sumber pembelajaran Pkn.
2) Terdapat pengaruh antara penggunaan smartphone terhadap pemenuhan
sumber pembelajaran PKn
Untuk membuktikan hipotesis ini benar atau salah, penulis menggunakan
ketentuan dari Sugiyono dimana:
1) Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima (tidak ada pengaruh antara
penggunaan smartphone dengan pemenuhan sumber pembelajaran PKn)
2) Jika t hitung > t tabel maka Ho di tolak (terdapat pengaruh antara
penggunaan smartphone dengan pemenuhan sumber pembelajaran PKn)
Korelasi digunakan untuk menemukan arah dan kuatnya antar dua variabel
atau lebih, sedangkan regresi digunakan untuk memprediksi nilai variabel
dependent (terikat) berdasarkan nilai variabel independent (bebas) (Iskandar,
2009: 132). Hal ini membuktikan bahwa sebelum melakukan uji regresi,
dilakukan uji korelasi terlebih dahulu. Pernyataan ini dipertegas Sugiyono dalam
Iskandar (2009: 132) yang menyatakan bahwa “pada umumnya setiap analisis
regresi tetap didahului oleh analisis korelasi, tetapi setiap analisis korelasi belum
tentu dilanjutkan dengan analisis regresi”.
Berdasarkan output yang dihasilkan, penentuan korelasi antara kedua data
yang diujikan ditentukan dengan pengambilan keputusan
a) Signifikansi > 0,05 maka H0 diterima
b) Signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak
Dari Hasil uji korelasi Kolmogorov Smirnov memiliki hubungan positif
dan kuat; karena nilai sig untuk Penggunaan Smartphone = 0,00 < 0,05 dan nilai
sig. Pemenuhan Sumber Pembelajaran PKn = 0,00 < 0,05. Tabel uji korelasi dapat
dilihat pada tabel 3.16 di bawah ini:
Tabel 3.16. Hasil Uji Korelasi
Data r hitung
Dengan H0 : Artinya tidak ada hubungan antara penggunaan smartphone dengan
pemenuhan sumber pembelajaran PKn.
H1 : Artinya ada hubungan antara penggunaan smartphone dengan
pemenuhan sumber pembelajaran PKn.
Keputusan keeratan hubungan antar variabel dapat dilihat dalam pedoman
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Hipotesis pertama adalah “terdapat hubungan yang positif dan kuat antara penggunaan smartphone dengan pemenuhan sumber pembelajaran Pkn”.
Berdasarkan hasil olah statistic menggunakan SPSS 16.0 for Windows Paparan
pada Tabel 3.17 mengindikasikan bahwa penggunaan smartphone memiliki
hubungan positif dan kuat dengan pemenuhan sumber pembelajaran PKn. Hal ini
dapat dilihat pada nilai r hitung sebesar 0,688 termasuk ke dalam rentang korelasi
yang kuat (0,600-0,799). Adanya korelasi diantara kedua variabel
mengungkapkan bahwa data dapat dilanjutkan dengan analisis regresi.
4. Analisis Regresi
Hasil uji regresi dapat melihat apakah pengaruh antara pemenuhan sumber
pembelajaran PKn sebagai variabel dependent dengan penggunaan smartphone
sebagai variabel independent. Hasil Uji regresi dapat dilihat pada Tabel 3.18,
Tabel 3.19, Tabel 3.20, dan Tabel 3.21.
Tabel 3.18 Hasil Uji Regresi untuk melihat pengaruh penggunaan smartphone
terhadap pemenuhan sumber pembelajaran PKn.
Pemenuhan sumber pembelajaran PKn
Konstanta 0,235
Penggunaan smartphone 0,933
Persamaan regresi yang didapat berdasarkan Tabel 4.4 sebagai berikut:
= +
Di mana: = Pemenuhan sumber pembelajaran PKn
= Penggunaan smartphone
Konstanta a sebesar 0,235 memiliki arti bahwa jika tidak ada yang
menggunakan smartphone dalam pembelajaran maka pemenuhan sumber
pembelajaran PKn hanya sebesar 0,235.
Tabel 3.19 Hasil Hitung Koefisien Determinasi
Data r hitung Koefisien Determinasi
(Adjusted R Square) Penggunaan
Smartphone*pemenuhan sumber
pembelajaran PKn
0,688** 0,473
Hipotesis kedua adalah “terdapat pengaruh antara penggunaan smartphone terhadap pemenuhan sumber pembelajaran PKn”. Berdasarkan Tabel 3.19 didapatkan data bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,473 dan jika
dipersentasekan menjadi 47,3 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa besarnya
persentase pengaruh dari penggunaan smartphone sebesar 47,3 % dalam
pemenuhan sumber pembelajaran PKn, sedangkan sisanya sebesar 52,7 %
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Nilai r sebesar 0,688 pada Tabel 3.16 juga menegaskan kembali
hubungan antar variabel penggunaan smartphone dengan variabel pemenuhan
sumber pembelajaran PKn yang ada pada Tabel 3.17. Nilai r sebesar 0,688
mengungkapkan bahwa hubungan antar kedua variabel kuat dan positif.
Tabel 3.20 Nilai signifikansi berdasarkan uji F.
Data F hitung Sig.
Penggunaan
smartphone*pemenuhan sumber pembelajaran PKn
Tabel 3.20 mengungkapkan data jika dianalisis berdasarkan uji F. Uji F
digunakan untuk menguji pengaruh variabel penggunaan smartphone terhadap
variabel pemenuhan sumber pembelajaran PKn. Dalam penelitian ini, diambil
cara pengambilan keputusan berdasarkan signifikansi. Hipotesis statistiknya
adalah sebagai berikut:
H0 : Penggunaan smartphone tidak berpengaruh kepada pemenuhan sumber
pembelajaran PKn.
H1 : Penggunaan smartphone berpengaruh kepada pemenuhan sumber
pembelajaran PKn.
Dengan pengambilan keputusan: siginifikansi > 0,05 maka H0 diterima
signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak
Berdasarkan Tabel 3.20, didapatkan nilai signifikansinya sebesar 0,000
(0,00 < 0,05) sehingga diambil keputusan H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat
disimpulkan bahwa penggunaan smartphone berpengaruh pada pemenuhan
sumber pembelajaran PKn.
Tabel 3.21 Nilai signifikansi berdasarkan Uji t
Mode
Tabel 3.21 menjelaskan hasil analisis uji t. Uji t digunakan untuk menguji
pengaruh penggunaan smartphone secara parsial terhadap pemenuhan sumber
pembelajaran PKn. Maksud dari parsial itu sendiri adalah bagian dari keseluruhan.
smartphone terhadap pemenuhan sumber pembelajaran PKn bisa dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
1. Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan nilai F tabel dengan F
hitung.
2. Pengambilan keputusan berdasarkan signifikansi
Dalam penelitian ini, diambil cara pengambilan keputusan berdasarkan
signifikansi. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:
H0 : Penggunaan smartphone tidak berpengaruh secara parsial kepada
pemenuhan sumber pembelajaran PKn.
H1 : Penggunaan smartphone berpengaruh secara parsial kepada pemenuhan
sumber pembelajaran PKn.
Dengan pengambilan keputusan: siginifikansi > 0,05 maka H0 diterima
Signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak
Berdasarkan Tabel 3.21, didapatkan nilai signifikansinya sebesar 0,000
(0,00 < 0,05) sehingga diambil keputusan H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat
disimpulkan bahwa penggunaan smartphone berpengaruh secara parsial pada
pemenuhan sumber pembelajaran PKn.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dalam 2
tahap, yaitu:
1. Tahap Pra Penelitian
Penelitian yang baik adalah penelitian yang dipersiapkan sedemikian rupa
sehingga memiliki prosedur yang jelas, persiapan yang dilakukan dalam penelitian
ini meliputi: memilih masalah, melakukan studi pendahuluan, merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, menentukan pendekatan dan metode penelitian,
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian bertujuan untuk mengumpulkan data dari
subjek penelitian. Langkah yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan
penelitian ini antara lain:
a. Mendatangi subjek penelitian
b. Menyerahkan angket penelitian
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalan bab IV, maka
pada bab V ini peneliti akan merumuskan beberapa kesimpulan sebagai intisari
dari kajian hasil penelitian ini. Selanjutnya, pada bagian akhir, penulis
mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait, sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Umum
Pemenuhan sumber pembelajaran PKn dengan menggunakan Smartphone
sebagai sumber pembelajaran yang paling dominan dalam menemukan berbagai
informasi saat ini. Keberadaan Smartphone sebagai sumber pembelajaran PKn ini
menjadikan siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 22 Bandung semakin
dimudahkan dalam pemenuhan kebutuhannya akan sumber belajar untuk
menunjang proses akademisnya.
2. Kesimpulan Khusus
Disamping kesimpulan umum di atas, kesimpulan khusus dari
pembahasan hasil penelitian yakni, sebagai berikut.
a. Penggunaan Smartphone terhadap pemenuhan sumber pembelajaran PKn
berpengaruh dimana siswa SMAN 22 Bandung dapat memperoleh
sumber/materi pembelajaran PKn yang bervariasi juga dapat membantu
untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah.
b. Penggunaan Smartphone memiliki hubungan positif dan kuat dengan
pemenuhan sumber pembelajaran PKn. Hal ini terbukti bahwa siswa
SMAN 22 Bandung menggunakan Smartphone sebagai sumber belajar
khususnya untuk pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Selain itu,
Smartphone digunakan sebagai sarana komunikasi antar sesama teman,
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian yang diuraikan diatas maka melalui
skripsi ini penulis akan mengemukakan beberapa saran kepada pihak-pihak yang
terkait dengan hasil penelitian ini, terutama pihak-pihak yang berkepentingan
dengan pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
a. Hendaknya memberikan dukungan dengan adanya pengembangan
teknologi informasi di lingkungan sekolah khususnya wi-fi sehingga
siswa dapat mudah mengakses internet dengan menggunakan
Smartphone.
b. Hendaknya memberikan tambahan informasi dan pengetahuan mengenai
pengaruh penggunaan Smartphone sebagai sumber pembelajaran Pkn di
SMAN 22 Bandung
2. Bagi guru PKn
a. Membimbing, mendidik dan mengarahkan siswa dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa dengan menggunakan Smartphone sebagai sumber
pembelajaran PKn.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa SMAN 22 Bandung, sehingga dalam
hal ini dijadikan sebagai pengalaman, latihan dan pengembangan dalam
pelaksanaan belajar mengajar.
3. Bagi Siswa
Siswa diharapkan terus mencari sumber pembelajaran PKn seluas-luasnya
dengan menggunakan Smartphone sesuai dengan petunjuk guru dan peraturan
4. Bagi Peneliti
Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi
bagi peneliti lainnya yang peduli terhadap penggunaan smartphone dalam
pemenuhan sumber pembelajaran khususnya mata pelajaran pendidikan