• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Sangkuriang 1 Cimahi Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Sangkuriang 1 Cimahi Tahun "

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK

Sangkuriang 1 Cimahi Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh:

NIRMA DINIYATI

1005532

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Sangkuriang 1

Cimahi Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh Nirma Diniyati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Nirma Diniyati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Sangkuriang 1

Cimahi Tahun Ajaran 2013/2014)

Skripsi ini telah Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing

Dr. Rasto, M.Pd

NIP. 197207112001121001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI

Dr. Rasto, M.Pd

(4)

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Sangkuriang 1

Cimahi Tahun Ajaran 2013/2014)

Permasalahan yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah mengenai hasil belajar siswa. Inti kajiannya difokuskan pada salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu model pembelajaran. Model pembelajaran yang diambil adalah model pembelajaran kelompok memproses informasi yaitu model pembelajaran Berpikir Induktif. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah sejauhmana pengaruh model pembelajaran Berpikir Induktif terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan pada program keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi Eksperimen, dan bentuk kuasi eksperimen yang dipilih adalah Nonequivqlenty Control Group Design. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi, yang dianalisis menggunakan perhitungan skor gain ternormalisasi. Responden dalam penelitian ini adalah Kelas X AP 2 yang menjadi kelompok eksperimen berjumlah 39 orang dan Kelas X AP 3 yang menjadi kelompok kontrol berjumlah 41 orang.

(5)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF THE IMPLEMENTATION OF INDUCTIVE THINKING LEARNING MODEL TOWARD THE STUDENTS LEARNING RESULT

(Quasi-experimental Study in The Standard Competency to Do The Administrative Procedure of Office Administrative Skills Program in SMK Sangkuriang 1 Cimahi 2013/2014)

by:

Nirma Diniyati 1005532

This Script is guided by:

Dr. Rasto, M.Pd

The problem which is investigated in this research is about students learning result. The main study focuses on one of the factors that influence students learning result, learning model. The model which is taken in this research is a group learning model in processing information about Inductive Thinking learning model. Based on the model, the main problem that is revealed in this research is how far Inductive Thinking learning model influence students learning result. This research involved students class X from Office Administrative skills program in SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

This research is conducted by using Quasi-experimental method, Nonequivqlenty Control Group Design. Data collection is conducted by using observation sheet which is analyzed by using calculation of normalized gain scores. The respondents are 39 students from class X AP 2 as the experimental group and 41 students from class X AP 3 as the control group.

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ………..………..………….. i

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR GRAFIK ... viii BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4.1 Kegunaan Teoritis ... Error! Bookmark not defined. 1.4.2 Kegunaan Praktis ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISError! Bookmark

not defined.

(7)

2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif .... Error! Bookmark not defined. 2.3.2 Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif ... Error! Bookmark not defined. 2.3.3 Prinsip-prinsip Model Pembelajaran KooperatifError! Bookmark not defined. 2.3.4 Rumpun Model Pembelajaran Kooperatif ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Model Pembelajaran Berpikir Induktif ... Error! Bookmark not defined. 2.4.1 Konsep Model Pembelajaran Berpikir InduktifError! Bookmark not defined. 2.4.2 Unsur-unsur Model Pembelajaran Berpikir InduktifError! Bookmark not defined. (1) Tahapan-tahapan (Syntax) ... Error! Bookmark not defined. (2) Prinsip Reaksi (Principles of Reaction) ... Error! Bookmark not defined. (3) Sistem Sosial (The Social System) ... Error! Bookmark not defined. (4) Sistem Pendukung (Support System) ... Error! Bookmark not defined. (5) Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring ... Error! Bookmark not defined.

2.4.3 Kelebihan-Kekurangan Model Pembelajaran Berpikir InduktifError! Bookmark not defined 2.5 Model Pembelajaran Mnemonic ... Error! Bookmark not defined.

2.5.1 Konsep Model Pembelajaran Mnemonic ... Error! Bookmark not defined. 2.5.2 Unsur-unsur Model Pembelajaran Mnemonic... Error! Bookmark not defined. (1) Tahapan-tahapan (Syntax) ... Error! Bookmark not defined. (2) Prinsip Reaksi (Principles of Reaction) ... Error! Bookmark not defined. (3) Sistem Sosial (The Social System) ... Error! Bookmark not defined. (4) Sistem Pendukung (Support System) ... Error! Bookmark not defined. (5) Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring .. Error! Bookmark not defined. 2.5.3 Teknik Penerapan Model Pembelajaran MnemonicError! Bookmark not defined. 2.6 Konsep Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined.

(8)
(9)
(10)

DAFTAR TABEL

Table 1.1 Presentase Nilai Ulangan Harian ……….………

Error! Bookmark not defined.

Table 2.1 Penelitian Terdahulu…. ………... 42

Table 3.1 Skenario Pembelajaran ………... 55

Table 3.2 Interpretasi Derajat Reliabilitas ……...………..…… 61

Table 3.3 Interpretasi Tingkat Kesukaran ……….…… 62

Table 3.4 Interpretasi Daya Pembeda Soal……….………. 63

Table 3.5 Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas ……….………. 65

Table 3.6 Model Uji Barlett ……….………....……… 67

Table 3.6 Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi ………..………..…. 70

Table 4.1 Distribusi Validitas Butir Soal ……… 76

Table 4.2 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Soal ……….………... 78

Table 4.3 Rekapitulasi Daya Pembeda Soal ………...… 79

Table 4.4 Data Hasil Observasi Aktivitas Guru ….…………...………....…… 97

Table 4.5 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa….……….……..………. 98

Table 4.6 Nilai Gain Kelas Eksperimen ….……….………..…..… 99

Table 4.7 Nilai Gain Kelas Kontrol ……….……….…………. 101

Table 4.8 Hasil Uji Normalitas ……….………. 104

(11)

Table 4.10 Hasil Uji -t ………..…..………...………. 106

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ……….………

Error! Bookmark not defined.

Gambar 3.1 Kerangka/Alur Eksperimen ………...……….………… 51

(13)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Nilai Kelulusan Pretest ……….…… 94

Grafik 4.2 Nilai Rata-rata Pretest………..…… 94

Grafik 4.3 Nilai Kelulusan Posttest…………...……….……… 95

Grafik 4.4 Nilai Rata-rata Posttest……….……….. 96

Grafik 4.5 N-Gain Kelas Eksperimen ………..……… 100

(14)
(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan dan sekolah adalah suatu keterikatan yang sangat erat dan akan saling mempengaruhi satu sama lainnya, dimana Pendidikan pada hakikatnya, suatu cara sistematis yang ditujukan untuk dapat mendidik siswanya menjadi lebih baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Sedangkan Sekolah adalah sebagai tempat/wadah untuk melangsungkan pendidikan tersebut, maka itu akan sangat sulit bila pendidikan dan sekolah tidak berjalan bersama-sama.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau perusahaan. Selain itu, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) juga memiliki tujuan untuk menyiapkan siswa dengan sebaik-baiknya agar dapat mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun yang akan datang. Senada dengan yang diutarakan Depdikbud (1995) Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Pengertian ini mengandung pesan bahwa setiap institusi yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan harus berkomitmen menjadikan tamatannya mampu bekerja dalam bidang tertentu.

(16)

2

Lunak. Melalui program-program tersebut para siswa dituntut untuk menjadi siswa yang jujur, terampil, pekerja keras, disiplin, bermanfaat dan bertaqwa. Karenanya tak mengherankan bila banyak alumninya yang kini mampu menjadi usahawan mandiri yang handal dan berdikari.

Program administrasi Perkantoran yang menjadi salah satu program unggulan di SMK ini merupakan cabang ilmu yang mempelajari manajemen dalam suatu perkantoran. Awalnya Kompetensi Keahlian ini bernama Tata Usaha dan berganti nama menjadi Administrasi Perkantoran karena arahan dari pusat. Orang yang menggeluti dan menerapkan ilmu ini disebut Sekretaris. Dalam Perusahaan baik yang besar maupun yang kecil, sekretaris merupakan unsur penting dalam jalannya suatu manajemen.

Di SMK Sangkuriang 1 Cimahi dalam Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran banyak diajarkan tentang kegiatan perkantoran, antara lain melakukan prosedur administrasi, kearsipan, tata cara berkomunikasi yang baik, mengoperasikan mesin-mesin perkantoran dan lain-lain. Mata Pelajaran Produktif Melakukan Prosedur Administrasi adalah salah satu mata pelajaran yang sangat berpengaruh terhadap keahlian siswa, seperti yang diketahui bahwa peran administrasi sangatlah penting dalam sebuah organisasi / instansi.

(17)

3

sampai sekarang karena surat memiliki kelebihan dari sarana komunikasi lainnya, kelebihan tersebut kerena surat lebih praktis, efektif, dan ekonomis. Keunggulan surat tersebut akan lebih bermanfaat bila dalam penanganan surat dilakukan dengan baik dan benar sehingga makna surat akan lebih terasa manfaatnya.

Secara tersirat dalam pemaparan diatas dapat terlihat bahwa mata pelajaran tersebut akan banyak mempelajari mengenai bagaimana cara mengidentifikasi dan memproses prosedur dokumen/surat serta penggunaan peralatan kantor secara benar akan sangat berhubungan erat dengan mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan pemecahan masalah yang didukung dengan penggunaan simbol-simbol baik itu verbal dapat berupa video mengenai cara menangani surat/dokumen kantor yang benar maupun secara nonverbal yang dapat berupa contoh-contoh surat sehingga siswa dapat mengidentifikasi dokumen/surat baik dari macamnya, bentuknya, dan jenisnya.

(18)

4

Hal tersebut didukung dengan data hasil nilai ulangan harian Standar Kompetensi Melakukan prosedur administrasi Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Sangkuriang 1 Cimahi tahun ajaran 2013/2014 yang masih kurang memuaskan dengan presentase sebagai berikut:

(19)

5

Berdasarkan Tabel 1.1 di atas diperoleh gambaran bahwa rata-rata nilai ulangan harian siswa dari tahun ke tahun besifat fluktuatif, dikarenakan rata-rata nilai ulangan harian yang diperoleh setiap tahunnya mengalami perubahan baik meningkat maupun menurun. Pada tahun ajaran 2009/2010 ke 2010/2011 Kelas X AP 1 memperoleh peningkatan rata-rata nilai ulangan harian dengan persentase sebesar 11,94%, Kelas X AP 2 dengan persentase sebesar 4,68% memperoleh peningkatan terendah sedangkan Kelas X AP 3 memperoleh peningkatan tertinggi dibanding kedua kelas lainnya dengan persentase sebesar 15% . Pada tahun ajaran 2010/2011 ke 2011/2012 Kelas X AP 1 dan Kelas X AP 2 memperoleh penurunan rata-rata nilai ulangan harian dengan persentase sebesar 2,67% dan 2,98%, sedangkan Kelas X AP 3 memperoleh peningkatan dengan persentase sebesar 5,79% . Pada tahun ajaran 2011/2012 ke 2012/2013 Kelas X AP 1 dan Kelas X AP 2 memperoleh peningkatan rata-rata nilai ulangan harian dengan persentase sebesar 1,36 % dan 15,38%, sedangkan Kelas X AP 3 memperoleh penurunan dengan persentase sebesar 2,74% . Pada tahun ajaran 2012/2013 ke 2013/2014 hanya Kelas X AP 1 saja yang memperoleh peningkatan rata-rata nilai ulangan harian dengan persentase sebesar 2,70%, sedangkan Kelas X AP 2 dan Kelas X AP 3 memperoleh penurunan dengan persentase sebesar 10,67% dan 2,82%.

(20)

6

Hasil analisis di atas mengindikasikan adanya permasalahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan saat ini. Uzer Usman (2008:21) berpendapat bahwa dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif setidaknya ada lima variabel yang menentukan keberhasilan belajar siswa, yaitu melibatkan siswa secara aktif, menarik minat dan perhatian siswa, membangkitkan motivasi siswa, memperhatikan kemampuan siswa dan menggunakan alat peraga yang tepat. Salah satu cara proses pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar adalah dengan mengembangkan model pembelajaran kooperatif sehingga hasil belajar siswa akan dapat meningkat.

(21)

7

Model Pembelajaran Berpikir Induktif dirasa sangat tepat bagi siswa dalam Mata Pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi, karena dengan Model Pembelajaran Berpikir Induktif siswa dibantu untuk berpikir dan berlatih untuk membuat kesimpulan dan prinsip yang dirangsang dengan pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, hingga diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran. Senada dengan Model Pembelajaran Berpikir Induktif, peneliti menganggap Model Pembelajaran Mnemonic sama sesuainya bagi siswa dalam Mata Pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi, karena dengan Model Pembelajaran Mnemonic dapat membantu daya ingat siswa, karena fungsi otak kanan diaktifkan dan anak dilatih untuk membuat suatu cerita, berimajinasi, lagu atau irama dan gambar sehingga suatu materi menjadi sesuatu yang unik, menarik, dan menyenangkan.

Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan penelitian secara berkelanjutan tentang “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berpikir Induktif Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar

Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Kelas X Pada Program Keahlian

Administrasi Perkantoran Di SMK Sangkuriang 1 Cimahi Tahun Ajaran

2013/2014”).

1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah

(22)

8

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan / kondisi jasmani dan rohani siswa;

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa;

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode/model yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Merujuk pada data hasil wawancara dan nilai ulangan harian siswa ditemukan model pembelajaran yang digunakan guru sebagai faktor determinan yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, agar ruang lingkup permasalahannya jelas, maka penulis rumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran hasil belajar siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Berpikir Induktif Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

2. Bagaimana gambaran hasil belajar siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Mnemonic Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

(23)

9

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini Secara umum adalah :

Untuk memperoleh kajian secara ilmiah tentang Penerapan Model Pembelajaran Berpikir Induktif dan Mnemonic apakah dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Sedangkan tujuan Khusus dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui bagaimana gambaran hasil belajar siswa dengan Penerapan Model

Pembelajaran Berpikir Induktif Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

2. Mengetahui bagaimana gambaran hasil belajar siswa dengan Penerapan Model

Pembelajaran Mnemonic Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi

3. Mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa dengan Penerapan

(24)

10

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Diharapkan dapat memberikan sumbangan di dunia pendidikan, khususnya hasil belajar dan model-model pembelajaraan kooperatif. Temuan-temuan ini dapat dijadikan bahan pengembangan teoritik, atau dijadikan bahan kajian untuk mengkaji berbagai teori model pembelajaran yang selama ini telah terakumulasi, sehingga dapat melahirkan kembali temuan ilmiah yang lebih produktif.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Bagi sekolah terkait dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan pengembangan lebih lanjut bagi peningkatan kualitas hasil belajar siswa. Sehingga guru diberikan berbagai macam pilihan model pembelajaran yang dapat membantu siswa menjadi lebih aktif dalam proses belajar.

(25)

46

dBAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian diperlukan dalam pelaksanaan suatu penelitian, karena dapat mengarahkan dan sebagai pedoman dalam kegiatan penelitian sehingga dengan penggunaan metode yang tepat, tujuan penelitian dapat tercapai.

Menurut sugiyono (2008:3) bahwa: “ Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Lebih tepatnya bentuk desain quasi eksperimen yang dipilih adalah

nonequivalenty control group design. Maksudnya dalam pelaksanaan penelitian, penulis

akan membuat 2 kelompok. Kelompok pertama dinamakan kelompok eksperimen dan kelompok kedua merupakan kelompok control. Kedua kelompok tersebut akan diberikan pretest dan posttest yang sama.

Pada desain ini, subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek seadanya.

Kelas Eksperimen: O X O Kelas Kontrol : O O Keterangan:

O : Pretest atau Posttest

X : Pembelajaran Model Belajar Induktif

(26)

47

TAHAP 1

Peneliti menggunakan langkah-langkah alur penelitian sebagaimana yang terdapat pada kerangka eksperimen dibawah ini:

(Kelas Treatment)

(Kelas Kontrol)

Pre test Pre test

Uji Beda =

1. Peneliti secara acak memilih kelas untuk dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Memberikan soal pre test yang berjumlah 43 soal kepada siswa pada kelas treatment dan juga kelas kontrol.

3. Hasil dari pre test dianalisis dengan uji beda yaitu uji-t. untuk mengetahui tidak adanya perbedaan yang signifikan.

(27)

48

Sumber : Hasil Analisis Penulis

Gambar 2 Kerangka Eksperimen

TAHAP 2

1. Tahap kedua, dimulai dengan diberikannya proses pembelajaran kelas treatment dan kelas kontrol dengan model pembelajaran yang telah dipilih peneliti.

2. Setelah proses pembelajaran dengan 4 kali pertemuan dilakukan, peneliti memberikan soal posttest dengan jumlah dan bobot soal yang sama pada saat pretest.

3. Hasil dari posttest dilakukan perhitungan dengan uji Gain untuk mengukur peningkatan sebelum dan sesudah diberikan eksperimen dan, uji beda untuk mengukur tingkat signifikan atau kebermaknaan dari peningkatan yang terjadi.

Proses

(28)

49

1.2 Teknik Dan Alat Pengumpulan Data

1.2.1 Objek Penelitian

Penelitian ini sebagai variabel X (bebas) adalah model pembelajaran Berpikir Induktif. Sedangkan yang menjadi variabel Y (terikat) adalah hasil belajar siswa.

Penelitian ini dilakukan karena peneliti sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, dengan fokus kajian pendidikan merujuk pada proses mengajar dan pembelajaran. Maka, penerapan model pembelajaran Berpikir Induktif terhadap hasil belajar siswa sesuai dengan ranah Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran. Didukung dengan penerapannya dilaksanakan di SMK Program Keahlian Administrasi Perkantoran.

Adapun yang menjadi subjek dan objek (sasaran) penelitian merupakan orang yang dapat memberikan data dan informasi yang dibutuhkan peneliti selama melakukan penelitian. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa/i Kelas X Administrasi Perkantoran SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

1.2.2 Unit Analisis

Dalam suatu penelitian sudah tentu akan memerlukan data yang akan diteliti baik sebagai subjek maupun sebagai objek penelitian.

Arikunto (2006:129) mengatakan bahwa “sumber data dalam penelitian

adalah subjek dari mana data diperoleh.”

(29)

50

maka kelas tersebut memiliki karakteristik yang sama. Dikarenakan kelas tersebut relatif sama atau homogen.

Didalam menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol penulis menggunakan teknik klaster random, sehingga di tentukan X AP 2 yang berjumlah 39 orang dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas X AP 3 yang berjumlah 41 orang sebagai kelas kontrol.

1.3 Skenario Pembelajaran

Sebelum melakukan eksperimen peneliti merumuskan scenario pembelajran sebagai berikut :

b. Guru menyiapakan materi yang dibahas

c. Menyiapkan soal-soal untuk pre test dan

post test

1. Tahap Persiapan

a. Guru membuat RPP

b. Guru menyiapakan materi yang dibahas

c. Menyiapkan soal-soal untuk pre test dan post test

2. Pelaksanaan

a. Pendahuluan

(1) Orientasi

- Guru memusatkan perhatian siswa pada materi yang akan dibelajarkan.

- Dengan menunjukan contoh-contoh gambar/slide yang

2. Pelaksanaan

a. Pendahuluan

(1) Orientasi

- Guru mempersilahkan siswa untuk berdoa dengan khusuk sebelum belajar

(30)

51

- Guru menyampaikan manfaat pembelajaran yang akan dicapai kepada siswa.

(4) Pemberian Acuan

- Guru menjelaskan materi pokok dan uraian materi pelajaran garis besarnya.

- Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar terdiri dari 6-7 orang.

- Guru menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran Berpikir Induktif

- Guru menyampaikan metode penilaian yang akan dilakukan. - Guru menjelaskan mengenai

sumber-sumber belajar yang dibutuhkan.

b. Kegiatan inti

(1) Tahap Pembentukan Konsep

- Mengidentifikasi data yang relevan dengan permasalahan, - Mengelompokkan data atas dasar

kesamaan karakteristik dan

memperlihatkan benda unik sesuai materi yang akan di bahas. (2) Apersepsi

- Guru menyakan persepsi mereka tentang materi yang akan dibahas saat ini.

- Guru menanyakan materi sebelumnya .

- Guru memberikan pre test (3) Motivasi

- Guru memberitahu maanfaat materi yang akan dibahas.

(4) Pemberian Acuan.

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran .

- Guru memberikan garis besar materi yang akan di bahas.

- Guru membagi kelompok belajar, - Guru menjelaskan mengenai

system penilaian.

- Guru memberitahu mengenai sumber belajar.

b. Kegiatan Inti

(1) Tahap pemberian materi pelajaran, guru membagi siswa kedalam kelompok .

(2) Tahap mengembangkan hubungan - hubungan. Materi yang diajarkan dengan teknik pemebelajaran

Mnemonic. (siswa mengidentifikasi

(31)

52

- Membuat kategori serta memberi label / judul, pada kelompok - kelompok data yang memiliki kesamaan karakteristik. situasi permasalahan yang berbeda atau baru.

diajarkan.)

(3) Tahap meningkatkan gambaran sensori. (siswa mengasosiasikan kata kunci yang sudah diidentifikasi kedalam sisngkatan-singkatan yang mudah di ingat.

(4) Guru memberikan stimulus kepada siswa untuk memacu pemikiran siswa .

3. Kegiatan Penutup

(1) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai keseluruhan materi pembelajaran yang telah dipelajari.

(2) Guru memberikan tindak lanjut dalam bentuk tugas baik itu tugas individu maupun kelompok (3) Guru menginformasikan rencana

kegiatan pembelajaran untuk

3. Kegiatan Penutup

(1) Guru mengulang kembali materi yang diajarkakan, tetapi dengan teknik yang telah diterapkan.

(32)

53

pertemuan berikutnya. (4) Guru memberikan post test

yang didiskusikan oleh siswa (3) Guru memberikan post test

(4) Guru memberikan penilai autentik Sumber : Hasil Analisis Peneliti

1.4 Teknik Instrumen Penilaian

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti perlu menggunakan instrumen atau alat yang dapat digunkan sebagai pengumpul data agar data yang diperoleh lebih akurat. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan

2. Posttest dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan treatment.

Instrumen tes dibuat dengan mempelajari terlebih dahulu Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi serta Kompetensi Dasar mengenai Mengidentifikasi Dokumen-Dokumen Kantor.

Uji validitas dan reliabilitas penting digunakan untuk membuat hasil penelitian lebih akurat (valid dan reliabel). Sebagai berikut prosedurnya:

1.4.1 Uji Validitas Instrumen

(33)

54

Adapun rumusnya adalah:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

(Suharsimi Arikunto, 2008:72)

Keterangan :

: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y dan variabel

yang dikorelasikan : Skors tiap items x : Skors tiap items y

: Jumlah responden uji coba

1.4.2 Uji Reliabilitas

Instrumen penelitian yang baik, disamping valid juga harus reliable yaitu memiliki nilai ketepatan. Artinya bahwa instrumen penelitian yang reliable akan sama hasilnya apabila ditegaskan pada kelompok yang sama walaupun dalam waktu yang berbeda.

Teknik yang digunakan untuk mencari reliabilitas dengan menggunakan rumus “alpha” yaitu :

[ ] [ ∑ ]

(34)

55

Keterangan:

: Reliabilitas tes secara keseluruhan

: Jumlah butir instrumen

Table 1.2

Interpretasi Derajat Reliabilitas

Rentang Nilai Klasifikasi

0,000 – 0,200 Derajat reliabilitas sangat rendah 0,201 – 0,400 Derajat reliabilitas rendah

0,401 – 0,600 Derajat reliabilitas cukup 0,601 – 0,800 Derajat reliabilitas tinggi 0,801 – 1,000 Derajat reliabilitas sangat tinggi

Sumber : Suharsimi Arikunto, 2006:196

1.4.3 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen

Tingkat kesukaran setiap soal berbeda-beda dari itu perhitungan tingkat kesukaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal bagi para peserta didik. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus:

Menentukan taraf kesukaran (TK) digunakan rumus sebagai berikut:

JS B

P (Arikunto, 2006: 100)

Dimana:

(35)

56

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Dengan Interprestasi Tingkat Kesukaran sebagaimana terdapat dalam Tabel 4.7 berikut: belajar dapat membedakan peserta didik pada kelompok kemampuan tinggi dan peserta didik pada kelompok kemampuan rendah. Untuk mengetahui indeks diskriminasi dapat menggunakan perumusan berikut ini:

(36)

57

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

A A A

J B

P  = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

B B B

J B

P  = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Dengan interprestasi DP sebagaimana terdapat dalam Tabel berikut.:

Table 3.4

Interprestasi atau Penafsiran Daya Pembeda (DP)

Daya Pembeda (DP) Interprestasi atau penafsiran DP

0,00 – 0,19 Jelek

0,20 – 0,39 Cukup

0,40 – 0,69 Baik

0,70 – 1,00 Baik Sekali

Sumber : Suharsimi Arikunto, 2006:101

1.5 Teknik Analisis Data

1.5.1 Uji Normalitas

Peneliti melakukan uji normalitas bertujuan untuk melihat tingkat penyebaran data apakah berdistribusi normal atau tidak.

(37)

58

a) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama.

b) Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis)

c) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya

d) Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empiric (observasi) e) Hitung nilai z untuk mengetahui pada table z

f) Menghitung theoretical proportion

g) Bandingkan empirical proportion dengan theoretical proportion, kenudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi. h) Carilah selisih terbesar diluar titik observasi

Table 3.5

Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas

X Y Fk Z

1 2 3 4 5 6 7 8

Sumber : Ating dan Sambas, 2006:289

Keterangan:

Kolom 1 = Susunlah data dari kecil ke besar.

Kolom 2 = Banyak data ke I yang muncul.

(38)

59

Kolom 4 = Proporsi empiric (observasi) (

Kolom 5 = Nilai z, ̅ , dimana :

̅ ∑

√∑ – ∑

Kolom 6 = Menghitung theoretical proportion (table Z), proporsi kumulatif luas kurva normal baku dengan cara melihat nilai z table distribusi normal.

Kolom 7= Bandingkan empirical proportion dengan theoretical proportion, (selisih kolom 4 dan 6 )

Kolom 8 = Nilai mutlak (semua nilai harus bertanda positif). Tanda selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah D hitung.

Selanjutnya menghitung D table pada a = 0,05 dengan cara

Kriteria kesimpulan:

- D hitung < D table, maka diterima = Data berdistribusi normal - D hitung > D table, maka ditolak = Data tidak berdistribusi normal.

1.5.2 Homogenitas

Setelah melakukan uji normalitas peneliti melakukan uji homogenitas bertujuan untuk kepentingan akurasi data terhadap hasil penelitian. Peneliti menggunakan Uji Barlett. Dengan ketentuan apabila nilai hitung

(39)

60

Nilai hitung diperoleh dengan rumus:

– ∑ (Sambas Ali Muhidin, 2010-96)

: varians tiap kelompok data

: derajat kebebasan tiap kelompok

= varians gabungan = ∑

Sambas Ali Muhidin (2010:96), menjelaskan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengujian homogenitas, yaitu sebagai berikut:

a) Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

b) Membuat table pembantu untuk memudahkan proses perhitungan dengan model table sebagai berikut:

Table 3.6

Model Uji Barlett

Sumber : Sambas Ali Muhidin 2010:96 Sampel Db=n-1

1 2 3 …..

(40)

61

c) Menghitung varians gabungan

d) Menghitung log dari varians gabungan

Peneliti menganalisis data tes yang telah dilakukan untuk menjawab rumusan masalah melalui teknik komparasi hasil test pre test dan post test antara kelas ekpserimen dan kelas Kontrol. Akan terjawab ada dan tidaknya perbedaan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran induktif dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran mnemonic .

1.5.3 Uji Beda (Uji-t)

Uji beda (uji-t) ini akan digunakan untuk mencari perbedaan pada soal pretest, perbedaan pada saat proses ketika terjadi perlakuan (treatment) , dan juga perbedaan pada soal postest. Uji beda ini dilakukan agar mengetahui tingkat kebermaknaan atau kesignifikansian statistik perbedaan atau perubahan yang terjadi.

Peneliti menggunakan pengujian uji-t. Adapun rumus dari uji beda (uji-t) adalah seperti dibawah ini:

̅̅̅ ̅̅̅

(Sugiyono, 2006:118)

Keterangan:

: rata-rata skor gain kelompok eksperimen

(41)

62

: jumlah siswa kelas eksperimen

: jumlah siswa kelas eksperimen

: varians skor kelompok eksperimen

: varians skor kelompok kontrol

1.5.4 Perhitungan Skor Gain Ternomalisasi

Peneliti menggunakan Skor Gain Ternormalisasi dengan maksud untuk melihat sejauh mana peningkatan yang dicapai sebelum dan sesudah diberikan

treatment. Perhitungan yang digunakan untuk menghitung nilai gain adalah

sebagai berikut:

G=Sf-Si (

Sugiyono 2006:200) G : Gain

Sf : Skor tes awal dan Si : Skor tes akhir.

Untuk perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan pengklasifikasannya akan digunakan persamaan sebagai berikut:

(42)

63

Table 3.7

Interpretasi Nilai Gain Yang Dinormalisasi

Nilai (g) Klasifikasi

(g) > 0,7 Tinggi

0,7 > (g) > 0,3 Sedang

(g) <0,3 Rendah

1.6 Prosedur Penelitian

Peneliti merumuskan prosedur penelitian dengan tujuan agar proses eksperimen dapat lebih terarah dan terfokus pada pokok pembahasan ke dalam 3 tahap, yaitu :

1. Tahap Pretest

Pretest dilakukan sebelum pemberian treatment pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Hasilnya akan memberikan sebuah gambaran keadaan awal antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

2. Tahap Proses

Tahap proses diberikan setelah melalui tahap pretest. Pada tahap ini masing-masing kelas eksperimen dan kontrol diberikan perlakuan berupa model pembelajaran yang telah ditetapkan, dengan jumlah 4 kali pertemuan.

3. Tahap Post test

Memberikan post test adalah tahap terakhir yang akan memberikan hasil dari proses

(43)

64

1.7 Pengujian Hipotesis

Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006:161) langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam rangka menguji hipotesis, sebagai berikut:

1. Nyatakan hipotesis statistic ( dan ) yang sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan

2. Menentukan taraf kemaknaan/nyata alpha (level of significance alpha)

3. Gunakan statistik uji yang tepat, dalam penelitian ini statistic uji yang digunakan adalah uji perbedaan dua rata-rata.

Oleh karena itu rumus berikutlah yang digunakan:

̅ ̅

√ ⁄ –

Kemudian t hitung dihubungkan dengan t tabel. Cara hitung menghubungkannya adalah sebagai berikut:

1. Menentukan derajat kebebasan (dk) = N1 + N2 -2

(44)

65

Dengan hipotesis uji sebagai berikut:

Ho: Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok Eksperimen yang menggunakan Model Pembelajaran Berpikir Induktif dengan Kelompok Kontrol yang menggunakan Model Pembelajaran Mnemonic pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-Dokumen Kantor.di SMK Sangkuriang 1 Cimahi

(45)

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan penelitian maka penulis akan mengutarakan sebuah kesimpulan. Kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berpikir Induktif terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi di SMK Sangkuriang 1 Cimahi”, setelah membuat suatu kesimpulan selanjutnya penulis mencoba memberikan saran, dengan harapan adanya perbaikan secara khusus bagi objek penelitian yaitu SMK Sangkuriang 1 Cimahi dan pihak lain yang berkepentingan dengan penyusunan skripsi ini.

5.1 Kesimpulan

Peneliti merujuk pada hasil penelitian diatas, mengemukakan kesimpulan sebagai berikut:

(46)

101

2. Gambaran hasil belajar Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Kelas X di SMK Sangkuriang 1 Cimahi yang ditunjukan oleh proses pembelajaran berlangsung sangat aktif melebihi dikelas eksperimen dengan model pembelajaran berpikir induktif akan tetapi kedalaman materi yang diterima siswa kurang memuaskan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa peningkatan hasil belajar siswa di kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran Mnemonic termasuk kedalam klasifikasi rendah dan tidak secara signifikan peningkatan hasil belajar tersebut bermakna serta dipengaruhi oleh model pembelajaran.

3. Merujuk pada gambaran hasil penelitian kelas eksperimen yang menggunakan Model Pembelajaran Berpikir Induktif dan kelas kontrol yang menggunakan Model Pembelajaran Mnemonic bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

5.2 Saran

(47)

102

1. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa ke arah yang lebih baik, maka pihak sekolah SMK Sangkuriang 1 Cimahi. Berkenaan agar dapat menerapkan model pembelajaran berpikir induktif pada standar kompetensi melakukan prosedur administrasi kompetensi dasar mengidentifikasi dokumen-dokumen kantor.

2. Keberhasilan peningkatan hasil belajar siswa sesuai dengan hasil penelitian dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Oleh karena itu, hasil penelitian ini agar dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menggunakan Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang lainnya.

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Ahmadi,Abu.(1991). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Alma, Buchari. (2008). Guru Profesional Menguasai Metode dan terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta

Arends. (2008). Learning to Teach-Belajar untuk Mengajar. Yogjakarta: Pustaka Belajar

Arikunto. (1990). Metode Penelitian. Jakarta: Angkasa

.(2001). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

.(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

.(2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arisandi, Fiki. (2012). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw terhadap Hasil Belajar Siswa. Skripsi.Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Aritonang, M. T. Johnson. (2013). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Shaire (Berpikir Berpasangan Berbagi) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Memahami Administrasi Perkantoran (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X di SMKN 1 Bandung). Skripsi.Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Djafar, Tengku Zahara. (2001). Kontribusi Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Andi

(49)

Hamalik. (2006). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara

Hidayat, Kosadi. (1986). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Bina Cipta

Iqbal Hasan. (2009). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Isjoni. (2007). Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Pekan Baru: Alfabeta

.(2013). Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta

Joyce, dkk. (2009). Models Of Teaching. Jogjakarta: Pustaka Belajar

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama

Lie. (2008). Cooperatif Learning. Jakarta: PT. Grasindo

Miarso, Yusuf Hadi. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana

Muhibbin Syah, (2010), Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 2 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama

Munthe, Bermawi. (2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani

Nur dkk. (2008). Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Kontruktivitas Dalam

Pengajaran. Surabaya: PSMS UNESA

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Semi, Atar. (1989). Kritik Sastra. Bandung: Angkasa

(50)

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Pustaka LP3S Indonesia

Slavin. (2009). Cooperatif Learning. Jakarta: Rineka Cipta

Somantri, Ating dan Sambas Ali M. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia

Sudjana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

.(2010). Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesinsindo

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

.(2006). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

.(2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta

.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Surya, Mohamad .2004.Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Jakarta: Pusataka Bani Quraisy.

Taniredja, dkk. (2011). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Siduarjo: Masmedia Buana Pustaka

Trianto. (2011). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif. Jakarta: Prestasi Pustaka

Wahab, Abdul Azis. (2007). Metode dan Model Mengajar IPS. Bandung: Alfabeta

(51)

Arisandi, Fiki. (2012). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Standar Kompeteni Mengelola Pertemuan Rapat Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan Putera Cimahi. [Online]. Tersedia : http://repository.upi.edu/id/eprint/4014. [11 December 2013].

Handayani, Tunggal Purwatisari. (2009). Pembelajaran Fisika Dengan Pendekatan Induktif Melalui Metode Eksperimen Dan Demonstrasi Pada Pokok Bahasan Kalor Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa SMA Kelas X. [Online]. Tersedia :

eprints.uns.ac.id/10647/1/81482207200905121.pdf. [28 Januari 2013]

Rasto .(2013). Format RPP Kurikulum 2013. [Online]. Tersedia : http://pembelajaranku.com/format-rpp-kurikulum-2013/. [08 September 2013].

Sophia, Anandhirahtu.(2012). Penerapan Pendekatan Induktif - Deduktif pada Materi Pokok Larutan Buffer dan Hidrolisis Garam terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 14 Semarang. [Online]. Tersedia :

Gambar

Table  4.11 Hasil Penelitian Secara Keseluruhan ………..…...……………….…….  107
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual …………………………………………….………
Grafik 4.1 Nilai Kelulusan Pretest ……………………………………………….……   94
Gambar 2 Kerangka Eksperimen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengertian PLC, Diagram sirkuit dalam sistem kontrol PLC,dan Teknik. pemrograman

Sanggahan paling lambat disampaikan pada hari Jumat, tanggal 21 Juni 2013 jam 15.00 WIB Sanggahan disampaikan kepada Pokja-2 Pekerjaan Konstruksi Unit Layanan Pengadaan Pemerintah

Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra.. Predikat-objek dalam Bahasa Indonesia: Keselarasan

Pengembangan Program Perkuliahan Metodologi Penelitian Berbasis Experiential Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Riset Kependidikan Sains Mahasiswa Calon Guru

[r]

Dengan dibuatnya homepage daerah pariwisata di Sumatera Utara ini, masyarakat akan memperoleh informasi yang lebih lengkap mengenai daerah-daerah pariwisata apa saja yang terdapat

Tujuan penelitian ini untuk menginventarisasi dan mengetahui keanekaragaman jenis kantung semar (Nepenthes spp.) yang terdapat di Kawasan Suaka Margasatwa Siranggas.Penelitian

sebuah garis tetap dalam bidangnya, diputar mengelilingi garis tersebut, daerah itu.. akan membentuk sebuah