PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A
MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPA
(Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri 1 Kertajaya Kelas IV Materi Perubahan Lingkungan Fisik dan Pengaruhnya Terhadap Daratan Semester
II Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Erma Erliana
0803329
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2014
PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A
MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPA
(Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri 1 Kertajaya Kelas IV Materi Perubahan Lingkungan Fisik dan Pengaruhnya Terhadap Daratan Semester
II Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat)
Oleh
Erma Erliana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Erma Erliana 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A
MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPA
(Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri 1 Kertajaya Kelas IV Materi Perubahan Lingkungan Fisik dan Pengaruhnya Terhadap Daratan Semester
II Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat)
Oleh, Erma Erliana
0803329
Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I
Dra. Pupun Nuryani, M. Pd NIP. 196205221986032003
Pembimbing II
Dr. Ida Kaniawati, M. Pd NIP. 196807031992032002
Diketahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penggunaan Model Cooperative Learning tipe Make a Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA
Oleh Erma Erliana
0803329
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Make a Match dalam pembelajaran IPA materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan kelas IV di SDN I Kertajaya Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui: ( 1 ) p e r e n c a n a a n p e m b e l a j a r a n d e n g a n m e n g g u n a k a n m o d e l
cooperative learning t i p e make a match, ( 2 ) p e l a k s a n a a n p e m b e l a j a r a n I P A d e n g a n m e n g g u n a k a n m o d e l cooperative learning t i p e make a match p a d a m a t e r i p e r u b a h a n l i n g k u n g a n f i s i k d a n p e n g a r u h n y a t e h a d a p d a r a t a n , d a n ( 3 ) h a s i l b e l a j a r s i s w a p a d a m a t e r i p e r u b a h a n l i n g k u n g a n f i s i k d a n p e n g a r u h n y a t e r h a d a p d a r a t a n s e t e l a h m e n e r a p k a n m o d e l cooperative learningt i p e make a match. S e d a n g k a n s u b j e k d a l a m p e n e l i t i a n i n i a d a l a h s i s w a k e l a s I V S D N e g e r i 1 K e r t a j a y a T a h u n P e l a j a r a n 2 0 0 1 3 / 2 0 1 4 d e n g a n j u m l a h 3 6 s i s w a . H a s i l p e n e l i t i a n d e n g a n m e n g g u n a k a n m e t o d e cooperative learning t i p e
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK... ii
KATA PENGANTAR... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR GRAFIK ... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. RumusanMasalah... 4
C. Hipotesis Tindakan... 4
D.Tujuan Penelitian... 4
E. Manfaat Penelitian... 5
F. Definisi Operasional... 6
BAB II PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA A. Pembelajaran IPA 1. Hakikat IPA ... 7
2. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 8
3. IPA dalam Kurikulum Sekolah Dasar ... 9
4. Perubahan Lingkungan Fisik dan Pengaruhnya Terhadap Daratan
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A. Faktor Penyebab Perubahan Lingkungan Fisik
1. Faktor Hujan ... 10
2. Faktor Angin ... 12
3. Faktor Cahaya Matahari ... 13
4. Faktor Gelombang Laut ... 14
B. Cara Pencegahan Kerusakan Lingkungan 1. Pencegahan Banjir dan Erosi ... 15
2. Pencegahan Terjadinya Abrasi ... 15
B. Metode Pembelajaran Cooperative Learning 1. Pengertian Cooperative Learning ... 16
2. Manfaat Cooperative Learning ... 16
3. Macam-Macam Metode Pembelajaran Cooperative ... 17
4. Metode Pembelajaran Make a Match A. Pengertian Metode Pembelajaran Make a Match ... 18
B. Tujuan Pembelajaran Tipe Make a Match ... 19
C. Langkah-Langkah Model Make a Match ... 20
D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Make a Match ... 21
C. Konsep Hasil Belajar 1. Ranah Kognitif ... 24
2. Ranah Afektif ... 25
3. Ranah Psikomotor ... 26
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 27
B. Model Penelitian ... 28
C. Subjek Penelitian ... 30
D. Prosedur Penelitian ... 30
E. Instrumen Penelitian ... 36
F. Analisis dan Pengolahan Data ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Deskripsi Awal Penelitian ... 40
2. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Siklus I a. Perencanaan ... 40
b. Pelaksanaan ... 42
c. Observasi ... 47
d. Refleksi ... 52
3. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Siklus II a. Perencanaan ... 55
b. Pelaksanaan ... 56
c. Observasi ... 61
d. Refleksi ... 65
B. Pembahasan 1. Perencanaan Pembelajaran ... 66
2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 67
3. Hasil Pembelajaran ... 68
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 74
B. Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
a. Instrument Penelitian
b. Hasil Penelitian
c. Foto aktivitas guru dan siswa
d. Surat-surat
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Kemajuan pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan
kehidupan masyarakat. Perkembangan kemajuan ini ditandai dengan pesatnya
ilmu pengetahuan dan teknologi. Masyarakat semakin menyadari bahwa
ketidakmampuan mengikuti perkembangan pendidikan, mereka tidak akan
mampu bersaing meraih kesempatan di berbagai bidang kehidupan. Oleh karena
itu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan sumberdaya manusia
melalui pendidikan.
Beberapa hal yang ada dalam pelaksanaan di kelas maupun di luar kelas
pendidik harus membiasakan menggunakan pendekatan baik media maupun
metode yang tepat pada peserta didik melalui interaksi kegiatan belajar mengajar
sebagai salah satu inovasi perkembangan dan pengembangan proses belajar
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam upaya meningkatkan peserta didik
aktif, kreatif, dan menyenangkan maka peran pendidik hal ini sebagai fasilitator
dan organisator, maka peserta didik diarahkan agar dapat menemukan sesuatu
yang dipelajari secara langsung baik kelompok maupun individu.
Selama melakukan tes IPA pada materi tentang perubahan lingkungan
fisik dan pengaruhnya terhadap daratan pada siswa kelas IV SD Negeri 1
Kertajaya, hasil yang mereka capai masih kurang dan belum memenuhi nilai
ketuntasan (KKM SD Negeri 1 Kertajaya kelas IV 2013/2014). Hasil belajar anak
dalam memahami materi tentang perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya
terhadap daratan masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan belum
tuntas sebanyak 52,78% dari seluruh siswa yang berjumlah 36 dan yang lulus
baru47, 22% dari seluruh siswa. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang
2
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
batas minimal ketuntasan dari suatu kegiatan pembelajaran siswa yang tuntas
minimal harus 75% dari seluruh siswa.
Dari tes tersebut diketahui bahwa selama ini pembelajaran masih belum
efektif. Latar belakang permasalahan yang timbul dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di SD Negeri 1 Kertajaya dapat diidentifikasi sebagai berikut:
(1) kurang tepatnya penggunaan model pembelajaran guru dalam menyampaikan
materi IPA kelas IV khususnya pokok bahasan perubahan lingkungan fisik dan
pengarunya terhadap daratan, (2) banyak siswa yang bermasalah di sekolah seperti
membuat kegaduhan dan mengganggu kelas lain, ada pula siswa yang tampaknya
tidak berminat untuk belajar, (3) pembelajaran di kelas yang membosankan, (4)
dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di SD sebaiknya menitikberatkan pada
kegiatan peserta didik, dengan tujuan siswa mampu dan terampil mencari,
memproses dan menemukan pengetahuan sendiri, tetapi pada kenyataannya
kedudukan dan fungsi guru dalam kegiatan pembelajaran cenderung masih
dominan. Aktifitas guru masih sangat besar dibandingkan dengan aktifitas peserta
didik yang masih rendah kadarnya. Masalah ini disebabkan karena keterbatasan
media pembelajaran khususnya alat pembelajaran IPA. Guru masih menjadi fokus
pemberi materi kepada siswa, sementara siswa hanya mendengarkan
ceramah-ceramah dari guru.
Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara
dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan hasil belajar
siswa khususnya pada mata pelajaran IPA. Misalnya dengan menggunakan
metode pembelajaranyang bervariasi dalam proses pembelajaran yang dapat
membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih
menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan karena
dalam proses pembelajaran diperlukan inovasi yang terus menerus dari seorang
3
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Melalui penelitian ini mencoba menggunakan suatu model pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match sebagai salah satu upaya meningkatkan
pembelajaran IPA. Model cooperative learning tipe Make a Match merupakan
sistem pembelajaran yang mengutamakan penanaman kemampuan sosial terutama
kemampuan bekerja sama, kemampuan berinteraksi disamping kemampuan
berpikir cepat melalui permainan mencari pasangan dengan dibantu kartu (Wahab,
2007 : 59). Model make and match melatih siswa untuk memiliki sikap sosial
yang baik dan melatih kemampuan siswa dalam bekerja sama disamping melatih
kecepatan berfikir siswa.
Pembelajaran tidak harus selau guru berfungsi sebagai sumber informasi,
sementara siswa hanya ditempatkan sebagai objek pasif yang menerima informasi
searah dari guru sehingga potensi dan kemampuan siswa belum sepenuhnya
tergali. Seharusnya dalam proses pembelajaran siswa tidak boleh pasif, tetapi
harus aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Siswa dapat mengembangkan
pemahamannya sendiri, sehingga potensi dan kemampuan siswa dapat tergali dan
berkembang.
Guru lebih berfungsi sebagai fasilitator dalam membekali kemampuan
siswa menyeleksi informasi yang dibutuhkan. Informasi tidak memuat satu
kebenaran tetapi informasi hanya memiliki makna dalam konteks waktu, tempat,
permasalahan, dan bidang tertentu.Dengan penerapan model cooperative learning
tipe Make a Match diharapkan dapat memudahkan guru dalam menyampaikan
materi pelajaran tentang perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap
daratan kepada siswa kelas IV SD Negeri 1 Kertajaya. Selain itu dengan
penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe Make a Match
diharapkan siswa kelas IV SD Negeri 1 Kertajaya akan lebih aktif dalam
pembelajaran sehingga mudah menyerap dan memahami materi pelajaran tentang
perubahan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan, pada akhirnya pembelajaran
4
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan kondisi tersebut maka penulis tergerak untuk melakukan penelitian dengan judul: “Penggunaan Model Cooperative Learning tipe Make a Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran
IPA(Penelitian Tindakan Kelas di SDN 1 Kertajaya Kelas IV Materi Perubahan
Lingkungan Fisik dan Pengaruhnya Terhadap Daratan Semester II Tahun Ajaran
2013/2014 Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian di atas ada tiga macam yang perlu dibahas dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model
cooperative learning tipe Make a Matchpada mata pelajaran IPA tentang
perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan pada siswa
kelas IV SD Negeri 1 Kertajaya Kecamatan Padalarang Kabupaten
Bandung Barat?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan model
cooperative learning tipe Make a Match pada materi perubahan lingkungan
fisik dan pengaruhnya terhadap daratan pada siswa kelas IV SD Negeri 1
Kertajaya Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat?
3. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi perubahan lingkungan fisik dan
pengaruhnya terhadap daratan setelah menerapkan model cooperative
learning tipe Make a Match pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Kertajaya
Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat?
C. Hipotesis Tindakan
Model cooperative learning tipe Make a Matchmeningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV SDN 1 Kertajaya pada materi pokok lingkungan fisik dan
5
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan di atas, dalam penelitian ini memiliki tiga
tujuan, yaitu:
1. Untuk mengetahui gambaran perencanaan pembelajaran IPA materi
perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan dengan
penerapan model cooperative learning tipe Make a Match pada siswa kelas
IV SD Negeri 1 Kertajaya Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung
Barat.
2. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan penerapan model cooperative
learning tipe Make a Match pada pembelajaran IPA materi perubahan
lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan pada siswa kelas IV SD
Negeri 1 Kertajaya Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat.
3. Untuk mengetahui gambaran hasil belajar siswa dari penerapan model
cooperative learning tipe Make a Match dalam pembelajaran IPA materi
perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan pada siswa
kelas IV SD Negeri 1 Kertajaya Kecamatan Padalarang Kabupaten
Bandung Barat.
E. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
semua pihak, secara umum manfaat dari hasil penelitian ini didapat pengetahuan
baru tentang peningkatan prestasi peserta didik dalam mata pelajaran IPA.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:
1. Bagi siswa
a. Dengan model cooperative learning tipe Make a Match diharapkan dapat
membantu mengembangkan penguasaan konsep awal yang dimilikinya.
b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.
6
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Bagi guru
a. Memperoleh gambaran mengenai model cooperative learning tipe Make a
Match dan dapat dijadikan sebagai alternatif pada saat mengajar.
b. Dapat mengetahui kelemahan siswa dalam pembelajaran IPA serta
mengetahui kelemahan guru dalam mengajar.
c. Memberikan pengalaman sebagai bahan pertimbangan dalam
meningkatkan pembelajaran IPA.
d. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk
guru sehingga partisipasi siswa meningkat selama proses pembelajaran
yang akan berdampak positif pada hasil belajar siswa.
3. Bagi sekolah
Dapat menerapkan dan melaksanakan pembelajaran IPA dengan
menerapkan model cooperative learning tipe Make a Match sebagai variasi
dalam mengajar.
4. Bagi Penulis
Sebagai pengalaman berharga untuk melaksanakan tugas di masa yang
akan datang.
F. Definisi Operasional
Ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan agar tidak terjadi salah
penafsiran dalam pelaksanaan penelitian ini.
1. Metode Make a Match
Make a match (mencari pasangan) adalah salah satu model
pembelajaran kooperatif dimana siswa dituntut untuk menemukan pasangan
yang sesuai dengan kartu permasalahan yang diperoleh melalui undian secara
bebas. Kartu-kartu ini dipersiapkan oleh guru dan dibagikan kepada setiap
siswa. Pada prinsipnya siswa dalam kelas dikelompokkan menjadi dua, yaitu
7
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
soal. Tujuan dari model pembelajaran ini adalah untuk membina keterampilan
menemukan informasi dan kerja sama dengan orang lain serta membina
tanggung jawab untuk memecahkan masalah yang dihadapi melalui kartu
permasalahan (Supandi).
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati setelah
mengikuti program belajar mengajardalam bentuk tingkat penguasaan siswa
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Pengertian dari PTK, seperti yang diungkapkan oleh Kemmis dan
Taggart (Kasbolah, 1998) adalah suatu penelitian tindakan yang bersifat reflektif
dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan
meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara profesional.
Penulis memilih bentuk metode Penelitian Tindakan Kelas dengan
mempertimbangkan bahwa guru kelas merupakan pihak yang langsung
mengalami dan menemukan berbagai masalah khususnya dalam pembelajaran
IPA, serta dapat terciptanya hubungan antara guru dalam mencari jalan keluar
permasalahan pembelajaran IPA.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu upaya guru atau
praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu pembelajaran di dalam kelas. Prosedur penelitian yang
ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian bersiklus yang terdiri dari empat
tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan sehari-hari
oleh setiap orang secara teratur. Perencanaan tindakan dilakukan untuk
menciptakan kondisi yang lebih baik guna memperbaiki, meningkatkan atau
melakukan perubahan perilaku dan sikap. Adapun langkah dalam tahap
perencanaan adalah menentukan tujuan, menetapkan sasaran yang akan
diteliti, pencarian jenis data yang dibutuhkan dan menyiapkan metode dan
alat penelitian.
28
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pelaksanaan merupakan suatu tindakan/pengujian guru dalam
menyajikan pembelajaran sasuai dengan rencana yang telah dibuat. Peran guru
dalam tahapan ini sangatlah menentukan terhadap keberhasilan perencanaan.
3. Pengamatan (Observing)
Tahapan pengamatan dilakukan oleh observer untuk mengamati
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran serta aktivitas guru dalam
melaksanakan tindakan.
4. Refleksi (Reflecting)
Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji keberhasilan atau
kekurangan dari tindakan yang dilakukan. Data hasil kajian diperoleh dari
hasil observasi para observer didiskusikan bersama dengan tujuan untuk
memperbaiki langkah selanjutnya.(Depdikbud, 1999).
B. Model Penelitian
Dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas akan dapat meningkatkan
kualitas proses dan produk pembelajarannya. Penelitian Tindakan Kelas tidak
harus membebani pekerjaan pendidik/guru dalam kesehariannya. Jika dilakukan
secara kolaboratif yang bertujuan memperbaiki proses pembelajaran tidak akan
mempengaaruhi materi pelajaran. Oleh karena itu, guru/tenaga pendidik tidak
perlu takut teganggu dalam mencapai target kurikulumnya jika akan
melaksanakan PTK.
Adapun model penelitian tindakan kelas yang dipergunakan adalah model
daur siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (1998). Model ini
mencakup empat komponen, yaitu rencana (planning), tindakan (action),
observasi (observation), dan refleksi (reflection).
Keempat tahapan tersebut dapat digambarkan dalam bagan PTK sebagai
29
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Identifikasi Masalah
Rumusan Masalah
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas Adaptasi Kemmis dan Taggart (1998/ 1999)
Pengertian siklus pada kesempatan ini adalah satu putaran kegiatan yang
terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation),
dan refleksi (reflektion). Untuk pelaksanaan penelitian sesungguhnya, jumlah Penyusunan Rencana Tindakan
Pelaksanaan Tindakan Observasi
Refleksi
Penyusunan Rencana Tindakan
Refleksi Pelaksanaan
Tindakan Observasi
Penyusunan Rencana Tindakan
Observasi
Refleksi Pelaksanaan
Tindakan
[image:18.595.113.512.198.619.2]30
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siklus sangat bergantung pada permasalahan yang akan diselesaikan. Apabila
tujuan penelitian belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus
selanjutnya. Namun sebaliknya apabila tujuan penelitian sudah tercapai maka
penelitian dihentikan setelah siklus terakhir selesai.
C. Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilaksanakan mengambil
subjek penelitian peserta didik kelas IV SD Negeri 1 Kertajaya tahun ajaran
2013/2014 dengan jumlah siswa 36 orang yang terdiri dari 16 siwa laki-laki dan
20 siswa perempuan.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Kertajaya Kecamatan
Padalarang Kabupaten Bandung Barat dan dilaksanakan pada bulan Februari s.d
selesai. Alasan penulis memilih SD Negeri 1 Kertajaya karena rumah penulis
dekat dengan sekolah tersebut, sehingga mudah dalam melakukan perizinan, serta
dukungan dari pihak sekolah.
D. Prosedur Penelitian
Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini penulis
melakukan berbagai kegiatan yang sesuai dengan alur penelitian yang
direncanakan sebelumnya, yaitu penyusunan rencana penelitian, pelaksanaan
tindakan penelitian, observasi tindakan dan refleksi dari setiap siklus yang
dilakukan pada penelitian ini. Prosedur penelitian yang dilakukan dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat digambarkan secara umum dari
pelaksanaan kegiatan pada setiap siklus sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Sebelum penelitian ini dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan
31
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Pembuatan persiapan pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan mengembangkan Kurikulum KTSP.
2) Merancang model pembelajaran Cooperative Learning tipe Make a
Match, mencakup rancangan kegiatan yang dibagi dalam tiga tahap
yaitu pembagian kelompok, tahap diskusi kelompok, dan tahap
diskusi kelas.
3) Mempersiapkan media yang diperlukan, dalam kajian ini diperlukan
media berupa kartu soal.
4) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan penerapan
model pembelajaran cooperative learning tipe Make a Match.
5) Melakukan uji coba instrumen penelitian untuk menentukan
kelayakan instrumen. Subjek uji coba yaitu siswa yang berasal dari
kelas IV yang lain tapi memiliki karakter yang sama dengan kelas
penelitian. Jumlah siswa yang digunakan dalam uji coba sebanyak 36
siswa. Uji coba dilakukan sebanyak satu kali.
b. Tahap Tindakan Pelaksanaan
1) Pelaksanaan rencana pembelajaran yang sudah dipersiapkan
sebelumnya.
2) Pelaksanaan penerapan model cooperative learning tipe Make a Match
pada materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap
daratan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau
topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan
bagian lainnya kartu jawaban.
b. Pecahlah siswa menjadi 2 kelompok, misalnya kelompok A dan
kelompok B. Mintalah siswa berhadap-hadapan.
c. Bagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban
kepada kelompok B.
32
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.
Jika siswa sudah menemukan pasangan, mintalah siswa untuk
melaporkan diri kepada guru. Guru mencatat pada kertas yang
sudah disiapkan.
f. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin.
g. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu
temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban)
akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
h. Panggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa
yang tidak mendapatkan pasangan memperhatikan dan memberikan
tanggapan.
i. Kemudian guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran
pasangan tersebut.
j. Panggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh
pasangan melakukan presentasi.
k. Terakhir, guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan
terhadap materi pelajaran.
3) Pelaksanaan diskusi kelompok untuk mengerjakan LKS.
4) Pelaksanaan pengamatan aktivitas siswa berupa partisipasi dalam
kelompok, kemauan bertanya, diskusi kelompok dan diskusi kelas
serta aspek lainnya dalam Kegiatan Belajar Mengajar diobservasi oleh
pengamat aktivitas selama pembelajaran.
5) Pelaksanaan posttest setelah pembelajaran selesai.
c. Tahap Observasi
Pada tahap ini dilakukan proses observasi terhadap pelaksanaan
tindakan, yang didalamnya meliputi:
1) Kapan siswa belajar.
33
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Perhatian khusus terhadap siswa yang kurang memperhatikan proses
pembelajaran dan kaku dalam kegiatan pembelajaran kelompok.
4) Memotivasi siswa yang kurang aktif dalam kegiatan kelompok.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi, dilakukan dengan mencari alternatif perbaikan
sebagai bahan evaluasi dalam perlakuan tindakan berikutnya. Hal ini
dilakukan berdasarkan:
1) Hasil observasi dan evaluasi terhadap siswa yang kurang cermat
dalam mengerjakan soal tes.
2) Siswa yang kurang memahami penggunaan media pembelajaran
dalam kegiatan pembelajaran kelompok.
3) Siswa yang kurang aktif dalam kegiatan kelompok.
Hasil dari refleksi ini akan diketahui kelemahan dan pencapaian
anak dalam pembelajaran, sehingga dapat digunakan untuk acuan
kegiatan pembelajaran pada siklus berikutnya.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Sebelum penelitian ini dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan
persiapan sebagai berikut:
1) Pembuatan persiapan pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan mengembangkan Kurikulum KTSP.
2) Merancang model pembelajaran Cooperative Learning tipe Make a
Match, mencakup rancangan kegiatan yang dibagi dalam tiga tahap
yaitu pembagian kelompok, tahap diskusi kelompok, dan tahap diskusi
kelas.
3) Mempersiapkan media yang diperlukan, dalam kajian ini diperlukan
34
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan penerapan
model pembelajaran cooperative learning tipe Make a Match.
5) Melakukan uji coba instrumen penelitian untuk menentukan kelayakan
instrumen. Subjek uji coba yaitu siswa yang berasal dari kelas IV yang
lain tapi memiliki karakter yang sama dengan kelas penelitian. Jumlah
siswa yang digunakan dalam uji coba sebanyak 40 siswa. Uji coba
dilakukan sebanyak satu kali.
b. Tahap Tindakan Pelaksanaan
a. Pelaksanaan rencana pembelajaran yang sudah dipersiapkan
sebelumnya.
b. Pelaksanaan penerapan model cooperative learning tipe Make a
Match pada materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya
terhadap daratan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau
topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan
bagian lainnya kartu jawaban.
b. Pecahlah siswa menjadi 2 kelompok, misalnya kelompok A dan
kelompok B. Mintalah siswa berhadap-hadapan.
c. Bagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban
kepada kelompok B.
d. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
e. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.
Jika siswa sudah menemukan pasangan, mintalah siswa untuk
melaporkan diri kepada guru. Guru mencatat pada kertas yang
sudah disiapkan.
f. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
35
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu
temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban)
akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
h. Panggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa
yang tidak mendapatkan pasangan memperhatikan dan memberikan
tanggapan.
i. Kemudian guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran
pasangan tersebut.
j. Panggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh
pasangan melakukan presentasi.
k. Terakhir, guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan
terhadap materi pelajaran.
c. Pelaksanaan diskusi kelompok untuk mengerjakan LKS.
d. Pelaksanaan pengamatan aktivitas siswa berupa partisipasi dalam
kelompok, kemauan bertanya, diskusi kelompok dan diskusi kelas
serta aspek lainnya dalam Kegiatan Belajar Mengajar diobservasi oleh
pengamat aktivitas selama pembelajaran.
e. Pelaksanaan posttest setelah pembelajaran selesai.
c. Tahap Observasi
Pada tahap ini dilakukan proses observasi terhadap pelaksanaan
tindakan, yang didalamnya meliputi:
1) Kapan siswa belajar.
2) Keaktifan siswa dalam pembelajaran kelompok.
3) Perhatian khusus terhadap siswa yang kurang memperhatikan proses
pembelajaran dan kaku dalam kegiatan pembelajaran kelompok.
4) Memotivasi siswa yang kurang aktif dalam kegiatan kelompok.
36
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada tahap refleksi, dilakukan dengan mencari alternatif perbaikan
sebagai bahan evaluasi dalam perlakuan tindakan berikutnya. Hal ini
dilakukan berdasarkan:
1) Hasil observasi dan evaluasi terhadap siswa yang kurang cermat
dalam mengerjakan soal tes.
2) Siswa yang kurang memahami penggunaan media pembelajaran
dalam kegiatan pembelajaran kelompok.
3) Siswa yang kurang aktif dalam kegiatan kelompok.
Jika pada siklus II kelulusan yang diharapkan masih kurang dari
75% dari seluruh siswa, maka perlu diadakan lagi pembelajaran pada
siklus berikutnya. Begitu seterusnya sampai diperoleh hasil sesuai dengan
yang diharapkan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat untuk mengukur keberhasilan sebuah
penelitian yang akan dilaksanakan. Instrumen penelitian yang dibuat dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Instrumen Pembelajaran
a. Lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam
pembelajaran dengan modelcooperative learning tipe Make a Match.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui perencanaan pembelajaran
dengan model cooperative learning tipe Make a Match.
c. Kartu Soal
Instrumen ini dibuat untuk memandu pembelajaran secara kelompok dengan
model cooperative learning tipeMake a Match .
37
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen ini digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui hasil belajar
siswa setelah dilaksanakan proses pembelajaran menggunakan model
cooperative learning tipe Make a Match.
e. Lembar Kerja Siswa
Instrumen ini di buat untuk memandu pembelajaran secara kelompok
dengan model cooperative learning tipe Make a Match.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Data yang diambil dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah:
a. Tes
Post-test
Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami
materi yang dipelajari dalam setiap siklus penelitian dengan menggunakan
pembelajaran model Make a Match. Data postes yang diambil terdiri dari
dua tes akhir yang diberikan dari kedua siklus penelitian.
b. Observasi Aktivitas Siswa dan Guru
Observasi aktivitas siswa merupakan hasil observasi oleh observer
terhadap aktivitas siswa saat proses pembelajaran menggunakan model
Make a Match berlangsung. Sedangkan observasi aktivias guru merupakan
hasil pengamatan oleh observer terhadap guru dalam melaksanakan
pembelajaran menggunakan model Make a Match.
Observasi yang dilakukan berupa pengamatan keaktivan siswa
kelas IV SDN 1 Kertajaya dan aktivitas guru. Pengamatan difokuskan
pada proses pembelajaran dan hasil belajar siswa setelah dilaksanakan
pembelajaran dengan model Make a Match.
Observasi berfungsi untuk mengamati seluruh kegiatan yang
berlangsung pada aktivitas siswa dan guru dalam hal ini peneliti mulai dari
awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran IPA mengenai perubahan
38
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang dilaksanakan peneliti untuk memperoleh gambaran
baik yang bersifat umum maupun khusus yang berkenaan dengan
aspek-aspek proses pembelajaran yang dikembangkan, digunakan sebagai data
pendukung dalam menganalisis temuan untuk memberikan gambaran
pembelajaran yang relatif lengkap. Lember observasi diisi oleh observer
yang menjadi mitra peneliti pada setiap proses pembelajaran IPA di setiap
siklus.
F. Analisis dan Pengolahan Data
Analisis data dilakukan melalui pengolahan data serta temuan-temuan
yang diperoleh selama proses penelitian berdasarkan instrumen yang
digunakan dalam penelitian,diantaranya:
1. Hasil Tes
Teknik pengolahan data hasil tes dianalisis secara kuantitatif. Tes yang
dilakukan yaitu post-test. Soal post-test diberikan kepada siswa bertujuan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan model Make a Match. Bentuk
soal tes yang diberikan kepada siswa adalah uraian. Dengan terlebih dahulu
menentukan jawaban standar dan skor pada tiap soal. Batas ketercapaian hasil
belajar siswa didasarkan pada KKM yang ada di sekolah sebesar 68. Siswa yang
memiliki nilai di atas 68 dinyatakan lulus.
Kriteria kelas dinyatakan tuntas belajar adalah jika 75% hasil belajar siswa
melebihi batas KKM yang telah ditentukan. Dengan asumsi 25% memiliki
keterbatasan dalam pembelajaran dan diantaranya mengalami kesulitan belajar
yang sulit untuk ditingkatkan.
Langkah pertama untuk mengolah data hasil tes ini yaitu skorsing dengan
rumus sebagai berikut:
Setelah itu menghitung rata-rata tes dapat menggunakan rumus sebagai
berikut:
39
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu . Nana Sudjana (1987)
Kerangan:
̅ = rata-rata hitung
∑ = jumlah Nilai N = banyaknya data
Untuk menghitung ketuntasan belajar digunakan rumus perhitungan
prosentase berdasarkan kriteria Hendro (dalam Permana, 2001:68, dalam Jatmika,
2011: 38) yaitu:
TB = ∑
∑
Keterangan:
Tb = tuntas belajar
∑ nilai siswa ≥ KKM = jumlah nilai siswa diatas KKM
∑ siswa = jumlah siswa
100% = bilangan tetap
Indikator dalam penelitian ini adalah keberhasilan penelitian tindakan
kelas terhadap peningkatan hasil belajar siswa terhadap konsep cahaya.
2. Hasil Observasi
Dalam lembar observasi yang digunakan peneliti menggunakan kriteria
(Ya) dan (Tidak) serta deskripsi proses pembelajaran. Ya, jika langkah model
40
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswadalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tidak jika langkah model Make a Match yang ada pada RPP tidak muncul pada
saat pelaksanaan proses pembelajaran. Dengan perhitungan sebagi berikut:
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
1) Hasil Pembelajaran
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya berkaitan dengan proses dan hasil pembelajaran perubahan
lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan dengan menggunakan metode
cooperative learning tipe make a match, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Perencanaan pembelajaran IPA tentang perubahan lingkungan fisik dan
pengaruhnya terhadap daratan dengan menggunakan metode cooperative
learning tipe make a match adalah sebagai berikut: (1) guru menyiapkan
beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi
review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban, (2) pecahlah
siswa menjadi 2 kelompok, misalnya kelompok A dan kelompok B. Mintalah
siswa berhadap-hadapan, (3) bagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A
dan kartu jawaban kepada kelompok B, (4) tiap siswa memikirkan
jawaban/soal dari kartu yang dipegang, (5) setiap siswa mencari pasangan
kartu yang cocok dengan kartunya. Jika siswa sudah menemukan pasangan,
mintalah siswa untuk melaporkan diri kepada guru. Guru mencatat pada
kertas yang sudah disiapkan, (6) setiap siswa yang dapat mencocokkan
kartunya sebelum batas waktu diberi poin, (7) jika siswa tidak dapat
mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan
kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah
disepakati bersama, (8) panggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain
dan siswa yang tidak mendapatkan pasangan memperhatikan dan
memberikan tanggapan, (9) kemudian guru memberikan konfirmasi tentang
kebenaran pasangan tersebu, (10) panggil pasangan berikutnya, begitu
seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi, dan (11) guru
75
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perencanaan diperbaiki pada setiap siklus berdasarkan refleksi dan
rekomendasi dari siklus sebelumnya.
2. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode cooperative learning tipe
make a match yang mencakup aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran
berjalan dengan cukup baik dengan langkah-langkah pada perencanaan yang
dibuat pada setiap siklus. Guru lebih mudah dalam mengelola kelas. Aktivitas
siswa selama pembelajaran ternyata lebih aktif. Siswa lebih termotivasi dalam
belajar, lebih aktif dalam bertanya, juga mengeluarkan pendapat.
3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode
cooperative learning tipe make a match meningkatkan hasil pembelajaran
siswa dalam pembelajaran perubahan lingkungan fisik dan perubahannya
terhadap daratan. Hal tersebut terbukti darihasil tes siklus I siswa mencapai
nilai rata-rata 65,4nilai tersebut meningkat dari nilai rata-rata sebelum siklus
yang hanya 60,4. Pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 77,9 dengan
kriteria cukup. Persentase peningkatan hasil belajar siswa berdasarkan KKM,
yaitu pada siklus I ketuntasan siswa yang melebihi atau sama dengan KKM
mencapai 66,7%, persentase tersebut meningkat dari presentase sebelumnya
sebesar 47,2%. Pada siklus II berhasil mencapai presentase ketuntasan
sebesar 88,9%.
B. Saran
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan metode cooperative
learning tipe make a match terbukti dapat meningkatkan hasil belajar. Oleh
karena itu, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Hendaknya guru memberikan pemahaman terlebih dahulu kepada siswa
mengenai langkah-langkah model pembelajaran make a match sebelum
pembelajaran dimulai. Hal ini sangat penting karena akan menentukan
76
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Hendaknya guru mempersiapkan pembelajaran model make a match
dengan lebih kreatif agar siswa tidak merasa jenuh dalam proses KBM.
2. Bagi Peneliti Lainnya
Penelitian ini hanya sebatas pada hasil belajar siswa.peneliti
menyarankan agar peneliti lainnya dapat lebih mengembangkan dalam
meneliti aktivitas siswa. Saat menggunakan metode cooperative learning tipe
make a match perhatikan tahap-demi tahap kegiatan saat membuat
perencanaan dan pelaksanaannya. Saran peneliti diharapkan peneliti lainnya
dapat mengemas lebih menarik lagi metode tersebut agar siswa lebih antusias
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khoiru. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Buchari, Alma, dkk. (2008). Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil
Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning.Yogyakarta: RustakaPelajar.
Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Usman, U. (1987). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwanto, N. M. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Iskandar, M. Srini. (1996). Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Depdikbud.
Pamuji, Abas Budi. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Tentang Perubahan Lingkungan Fisik dalam Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri Mojorejo 02 Tahun Pelajaran 2009/2010. [Online] Tersedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/lingkungan. [20 Juli 2010].
Sulistyanto, H. dan Wiyono, E. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI
Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan. BSE.
Devi, Poppy K. dan Anggraeni, Sri. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam.Jakarta: Pusat Perbukuan. BSE.
Devi, Poppy K. dan Anggraeni, Sri. 2008.Ilmu Pengetahuan Alam. [Online] Tersedia: Donnaisrafleswordpress.com. [2008].
Sulistyanto, H. dan Wiyono, E. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas
IV. [Online] Tersedia: Encarta Encuclopedia. [2008].
Sulistyanto, H. dan Wiyono, E. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas
Erma Erliana, 2014
Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sulistyanto, H. dan Wiyono, E. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas
IV. [Online] Tersedia:jawatengah_go_do.com. [2008].
Amin, S. 2011. Metode Make a Match Tujuan Persiapan dan. [Online] Tersedia:
http://s4iful4min.blogspot.com. [01 Februari 2011].
Usman, U. [Online] Tersedis: http://www.google.com [07 Maret 2010].
Kasbolah, Kasihani. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Depdikbud Dirjen Dikti.
Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.
Sulistyorini, Sri. 2006. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Semarang: Tiara Wacana.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Wahab, B. A. 2007. Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Lie, Anita. 2003. Cooperative Lerning. Jakarta: Grasindo.
Alfian, Fachrudin. 2009. Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A
Match. Bandung: Remaja Rosda Karya.