• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA INTI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA PELAJAR SMP Hubungan Antara Dukungan Keluarga Inti Dengan Motivasi Belajar Pada Pelajar SMP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA INTI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA PELAJAR SMP Hubungan Antara Dukungan Keluarga Inti Dengan Motivasi Belajar Pada Pelajar SMP."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA INTI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA PELAJAR SMP

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Oleh :

Muh. Zaenurrochim Riva’i

F 100 070 067

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA INTI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA PELAJAR SMP

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana

(S-1) Psikologi

DISUSUN OLEH : Muh. Zaenurrochim Riva’i

F 100 070 067

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)
(4)
(5)

1 ABSTRAKSI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA INTI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA-SISWI

Pembangunan nasional di bidang pengembangan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan merupakan upaya yang sungguh-sungguh dan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Upaya untuk meningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah berhenti. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Depdiknas. Upaya itu antara lain dalam pengelolaan sekolah, peningkatan sumber daya tenaga pendidikan, pengembangan materi ajar, serta pengembangan paradigma baru dengan metodologi pengajaran. Kegiatan belajar merupakan hal penting yang wajib dilakukan oleh siswa sebagai pelajar. Dalam menunjang belajar diperlukan adanya kemauan serta motivasi agar belajar itu dianggap sebagai aktivitas yang menyenangkan dan memperoleh manfaat. Belajar dapat memberi perubahan yang positif jika dilakukan dengan efektif dan maksimal, sehingga akan menghasilkan sebuah hasil berupa prestasi yang berguna untuk masa depan. Adanya lingkungan belajar yang kondusif merupakan salah satu faktor yang kuat dalam mendukung proses belajar siswa dikelas. Lingkungan tersebut dapat berupa dukungan yang berasal dari keluarga. Bentuk dukungan tersebut dapat berupa nasehat, perhatian, kasih sayang, penyediaan fasilitas, dan pujian.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga inti dengan motivasi belajar pada siswa-siswi. Penelitian ini dilakukan di SMP Al-Muayyad dengan subjek kelas VII dan VIII yang berjumlah 82 orang yang ditentukan dengan menggunakan teknik cluster stratified random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala motivasi belajar dan skala dukungan keluarga inti.

Hasil analisis korelasi product moment diperoleh hasil koefisien korelasi sebesar 0,467 dengan p < 0,01 hal ini menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan keluarga inti dengan motivasi belajar. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa subjek penelitian ini memiliki tingkat motivasi belajar yang tergolong sedang, sedangkan dukungan keluarga yang dimiliki subjek tergolong tinggi. Sumbangan efektif antara variabel dukungan keluarga inti dengan motivasi belajar sebesar 21%.

(6)

2

PENDAHULUAN

Pembangunan nasional di bidang

pengembangan sumberdaya manusia

Indonesia yang berkualitas melalui

pendidikan merupakan upaya yang

sungguh-sungguh dan terus-menerus

dilakukan untuk mewujudkan manusia

Indonesia seutuhnya. Sumberdaya

yang berkualitas akan menentukan

mutu kehidupan pribadi, masyarakat,

dan bangsa dalam rangka

mengantisipasi, mengatasi

persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan

yang terjadi dalam masyarakat pada

kini dan masa depan. Untuk

mewujudkan maksud di atas bukan hal

yang mudah dan sederhana.

Membutuhkan waktu yang lama dan

memerlukan dukungan seluruh

komponen bangsa dan usaha yang

direncanakan secara matang,

berkelanjutan, serta berlangsung

seumur hidup. Upaya untuk

meningkatan kualitas pendidikan di

Indonesia tidak pernah berhenti.

Berbagai terobosan baru terus

dilakukan oleh pemerintah melalui

Depdiknas. Upaya itu antara lain

dalam pengelolaan sekolah,

peningkatan sumber daya tenaga

pendidikan, pengembangan materi

ajar, serta pengembangan paradigma

baru dengan metodologi pengajaran.

Kegiatan belajar merupakan hal

penting yang wajib dilakukan oleh

siswa sebagai pelajar. Dalam

menunjang belajar diperlukan adanya

kemauan serta motivasi agar belajar itu

dianggap sebagai aktivitas yang

menyenangkan dan memperoleh

manfaat. Karena pada dasarnya dengan

adanya motivasi, maka dorongan

(7)

3

belajar dan mengajar juga akan

terlaksana dengan baik. Belajar dapat

memberi perubahan yang positif jika

dilakukan dengan efektif dan

maksimal, sehingga akan

menghasilkan sebuah hasil berupa

prestasi yang berguna untuk masa

depan. Seluruh komponen yang

terlibat dalam pendidikan dan

pengajaran seperti penyelenggara

pendidikan, pendidik, dan peserta

didik mempunyai kewajiban untuk

belajar terus-menerus, sehingga

masing-masing komponen tersebut

membutuhkan motivasi belajar.

Menurut Sardiman (2011),

motivasi belajar adalah keseluruhan daya

penggerak dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan

belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki

oleh subjek belajar dapat tercapai.

Dikatakan keseluruhan , karena pada

umumnya ada beberapa motif yang

bersama-sama menggerakkan siswa

untuk belajar.

LANDASAN TEORI

Francis dan Satiadarma (2004),

merupakan bantuan atau sokongan

yang diterima salah satu anggota

keluarga lainnya dalam rangka

menjalankan fungsi-fungsi yang

terdapat di dalam sebuah keluarga

Untuk menentukan tingkat

dukungan keluarga dapat dilihat dari

aspek dukungan keluarga menurut

(House dalam Setiadi, 2008), antara

lain:

a. Informatif

Yaitu bantuan informasi yang

disediakan agar dapat digunakan oleh

(8)

4

persoalan-persoalan yang dihadapi,

ide-ide atau informasi lainnya yang

dibutuhkan dan informasi ini dapat

disampaikan kepada orang lain yang

mungkin menghadapi persoalan yang

sama.

b. Perhatian emosional

Dukungan ini berupa dukungan

simpatik dan empati, cinta,

kepercayaan, dan penghargaan.

Dengan demikian, seseorang yang

menghadpai persoalan merasa dirinya

tidak menanggung beban sendiri tetapi

masih ada orang lain yang

memperhatikan, mau mendengar

segala keluhnya, bersimpati, dan

empati terhadap persoalan yang

dihadapinya, bahkan mau membantu

memecahkan masalah.

c. Bantuan instrumental

Bantuan bentuk ini bertujuan untuk

mempermudah seseorang melakukan

aktifitasnya berkaitan dengan

persoalan-persoalan yang dihadapinya,

atau menolong secara langsung

kesulitan yang dihadapi misalnya

dengan menyediakan peralatan

lengkap dan memadai.

d. Bantuan penilaian

Yaitu suatu bentuk penghargaan

yang diberikan seseorang kepada pihak

lain berdasarkan kondisi sebenarnya

penderita. Penilaian ini bisa positif dan

negatif yang mana pengaruhnya sangat

berarti bagi seseorang. Berkaitan

dengan dukungan sosial keluarga maka

penilaian yang sangat membantu

(9)

5

Menurut Friedman (1998),

faktor yang mempengaruhi dukungan

keluarga inti yaitu:

a. Faktor ukuran keluarga.

Menurut Feiring dan Lewis

(1984) dalam Friedman (1998),

ada hasil penelitian yang

menyatakan bahwa keluarga

besar dan keluarga kecil secara

kualitatif menggambarkan

pengalaman-pengalaman

perkembangan. Anak-anak dari

keluarga kecil lebih banyak

menerima perhatian daripada

anak-anak dari keluarga yang

besar. Selain itu, dukungan

yang diberikan orangtua

(khususnya ibu) juga

dipengaruhi faktor usia.

b. Faktor usia. Menurut Friedman

(1998), ibu yang masih muda

cenderung tidak bisa

merasakan atau mengenali

kebutuhan anaknya dan lebih

egosentris dibandingkan

ibu-ibu yang lebih tua.

c. Faktor sosial ekonomi. Kelas

sosial ekonomi meliputi tingkat

pendapatan atau pekerjaan

orangtua. Dalam keluarga kelas

menengah, hubungannya

bersifat demokratis, sementara

dalam keluarga kelas bawah,

hubungan yang ada lebih

otoriter.

d. Dalam hal pemberian

dukungan keluarga inti

terhadap individu, Cohen

(dalam Rahmawati, 2011)

mengutip pendapat Dunkel

Schetter dan Skokan (1990),

yang menyatakan bahwa ada

empat faktor yang

(10)

6

memberikan dukungan, yaitu

faktor penilaian individu

terhadap stress, faktor

penerima, faktor hubungan

(pemberi-penerima dukungan),

dan faktor pemberi dukungan.

e. Cohen (dalam Rahmawati,

2011), menyebutkan bahwa

hubungan dekat seperti anggota

keluarga dan teman-teman

dekat lebih memugkinkan

untuk memberikan dukungan.

Hal ini dikarenakan adanya

tanggung jawab untuk

mendukung, perhatian yang

lebih besar dan adanya harapan

timbal balik. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa

keintiman hubungan

merupakan salah satu faktor

yang berpengaruh terhadap

adanya dukungan keluarga inti.

Menurut Uno (2008) motivasi

belajar adalah dorongan internal dan

eksternal pada siswa-siswa yang

sedang belajar untuk mengadakan

perubahan tingkah laku, pada

umumnya dengan beberapa indikator

atau unsur yang mendukung. Hal ini

mempunyai peranan besar dalam

keberhasilan seseorang dalam belajar

Untuk menentukan tingkat motivasi

belajar siswa dapat dilihat dari aspek

motivasi belajarnya. Suryabrata (2004)

menyatakan bahwa anak yang

memiliki motivasi belajar tinggi dapat

diketahui melalui aktivitas-aktivitas

selama proses belajar, antara lain:

a. Menyiapkan diri sebelum mengikuti

pelajaran.

b. Mencatat mata pelajaran.

c. Mengendepankan hasil pelajaran.

d. Mengerjakan tugas rumah dengan

(11)

7

e. Menepati jadwal waktu belajar yang

dibuat. Faktor yang mempengaruhi

motivasi belajar menurut Sardiman

(2011) mengatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi antara lain:

a. Hadiah

Pemberian hadiah bisa

dijadikan sebagai alat motivasi

yang diberikan kepada anak didik

yang berprestasi sebagai

penghargaan terhadap dirinya

karena memperoleh hasil yang baik.

b. Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat

belajar kalau akan mengetahuii ada

ulangan. Oleh karena itu, memberi

ulangan ini juga merupakan sarana

motivasi. Tetapi yang harus diingat

oleh guru adalah jangan terlalu sering

karena bisa membosankan. Dalam hal

ini guru juga harus terbuka,

maksudnya kalau akan mengadakan

ulangan hendaknya membritahukan

kepada siswa terlebih dahulu.

c. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil

pekerjaan, apalagi kalau ada sebuah

kemajuan maka akan mendorong siswa

untuk lebih giat belajar. Semakin

mengetahui bahwa grafik hasil belajar

meningkat maka ada motivasi pada

diri siswa untuk terus belajar dengan

harapan hasilnya akan terus

meningkat.

d. Pujian

Pujian adalah bentuk

reinforcement yang positif dan

sekaligus merupakan motivasi yang

baik karena akan menimbulkan gairah

dalam belajar.

(12)

8

Hasrat untuk belajar berarti

pada diri anak didik itu memang ada

motivasi untuk belajar, sehingga

hasilnya akan lebih baik daripada anak

didik yang tak berhasrat untuk belajar.

f. Adanya minat

Minat besar pengaruhnya

terhadap aktivitas belajar, karena anak

didik yang berminat terhadap suatu

mata pelajaran akan mempelajarinya

dengan sungguh-sungguh.

HUBUNGAN ANTARA

DUKUNGAN KELUARGA INTI DENGAN MOTIVASI BELAJAR

Dalam kehidupan sehari-hari

setiap orang memiliki dorongan untuk

melakukan sesuatu kegiatan, tak

terkecuali para siswa yang memiliki

dorongan untuk belajar. Salah satu

faktor yang mempengaruhi motivasi

belajar menurut Djamarah (2002),

adalah motivasi ekstrinsik, yakni

motivasi yang didorong oleh faktor

diluar individu. Misalnya lingkungan

sosial, teman sepermainan, dan

lingkungan keluarga. Dukungan

keluarga inti merupakan salah satu

bentuk upaya dalam menimbulkan

motivasi belajar pada siswa. Keluarga

merupakan lingkungan sosial yang

sangat dekat hubungannya dengan

individu, dimana individu itu

dibesarkan, bertempat tinggal,

berinteraksi satu dengan yang lain,

dibentuknya nilai-nilai, pola

pemikiran, dan mediasi hubungan anak

dengan lingkungannya (Bussard dalam

Setiadi 2008).

Dukungan keluarga inti sangat

(13)

9

aktivitas belajarnya membutuhkan

perhatian dari keluarga, khususnya

orang tua. Disekolah para siswa

menemukan berbagai permasalahan

dalam proses belajarnya, sehingga

dapat berdampak pada hasil

belajarnya. Intensitas komunikasi

keluarga dengan siswa sebagai pelajar

dapat menjembatani permasalahan

siswa yang berhubungan dengan

motivasi belajar siswa ketika dikelas.

Dukungan ini berupa dukungan

simpati, empati, cinta, kepercayaan,

dan penghargaan. Dengan demikian,

siswa yang menghadapi persoalan

merasa dirinya tidak menanggung

beban sendiri tetapi masih ada

keluarga yang memperhatikan, mau

mendengar segala keluhnya,

bersimpati, dan empati terhadap

persoalan yang dihadapinya, bahkan

mau membantu memecahkan masalah

(House dalam Setiadi 2008).

Dilihat dari kategorisasi skala

motivasi belajar maka ada 45 anak

(54,88%) memiliki tingkat motivasi

belajar yang tergolong sedang, 35 anak

(42,68%) memiliki tingkat motivasi

belajar yang tergolong tinggi, dan 2

anak (2,44%) memiliki tingkat

motivasi belajar yang tergolong sangat

tinggi.

Dilihat dari kategorisasi skala

dukungan keluarga inti maka ada 9

anak (10,97%) memiliki tingkat

dukungan keluarga inti yang tergolong

sedang, 63 anak (76,84%) memiliki

tingkat dukungan keluarga inti yang

tergolong tinggi, dan 10 anak

(12,19%) memiliki tingkat dukungan

keluarga inti yang tergolong sangat

(14)

10

Kesimpulan yang dapat ditarik

dari pembahasan tersebut yaitu adanya

dukungan keluarga inti akan

mendorong pelajar untuk belajar

dengan optimal dalam mencapai

prestasi dan merubah tingkah laku

yang lebih baik dari sebelumnya,

sehingga motivasi belajar akan lebih

meningkat. Berdasarkan penelitian di

atas membuktikan bahwa dukungan

keluarga inti dengan segala aspek yang

terkandung didalamnya memang

memberikan kontribusi bagi timbulnya

motivasi belajar meskipun motivasi

belajar tidak hanya dipengaruhi oleh

variabel tersebut. Hal ini menunjukkan

bahwa untuk meningkatkan motivasi

belajar pada diri siswa maka pihak

sekolah dapat menjadi fasilitator,

khususnya guru untuk selalu

memberikan metode belajar yang

disukai dan dapat diterapkan pada

seluruh siswa. Penelitian ini

mempunyai kelemahan yaitu kurang

adanya spesifikasi dalam keterangan

identitas subjek semisal subjek itu

anak keberapa, punya saudara atau

tidak.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian dan

pembahasan, maka kesimpulan yang

dapat diambil dari penelitian ini

adalah:

1. Ada hubungan positif yang sangat

signifikan antara dukungan

keluarga inti dengan motivasi

belajar. Semakin tinggi dukungan

keluarga inti maka semakin tinggi

pula motivasi belajar sebaliknya

(15)

11

inti maka semakin rendah pula

motivasi belajar, hal ini ditunjukan

dengan hasil koefisien korelasi

sebesar 0,467; p = 0,000 (p < 0,01).

2. Dukungan keluarga intipada subjek

tergolong sangat tinggi ditunjukan

oleh rerata empirik (RE) = 87,426

dan rerata hipotetik (RH) = 55.

3. Motivasi belajar pada subjek

penelitian tergolong sedang

ditunjukkan oleh rerata empirik

(RE) = 69,926 dan rerata hipotetik

(RH) = 77,5.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Azwar. 2001. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chaplin, C.P. 2000. Kamus Lengkap Psikologi. Alih Bahasa: Kartini

Kartono. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fathoni, A. 2006. Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta.

Francis, S., dan Satiadarma, M.P. 2004. Pengaruh Dukungan

Keluarga terhadap

Kesembuhan IN yang

Mengidap Penyakit Kanker

Payudara. Jurnal Ilmiah

Psikologi ARKHE , Th.9 no.1.

Friedman. M.M. 1998. Keperawatan Keluarga dan Praktek. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hadi, S. 1998. Statistik 2. Yogyakarta: Andi Offset.

_________. 2000. Statistik 3. Yogyakarta: Andi Offset.

_________. 2001. Metodology Research II. Yogyakarta: Andi Offset.

(16)

12

Ruwaida Ana, Lilik Salmah, dan Dewi Rosana. Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi Vol. 8 No. 2, November 2006

Kertamuda, Fatchiah. 2008. Pengaruh

Motivasi Belajar terhadap

Prestasi Belajar. Jurnal

Psikologi Vol. 21, 01.

Lubis, Namora Lumongga. 2011.

Memahami Dasar-Dasar

Konseling Dalam Teori dan

Praktik. Kota: Bandung.

Nasir, M. 1992. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Purwanto. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rahmawati, N. T. 2011. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Burnout Pada Karyawan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Santrock, J.W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup (edisi 5, jilid ll). Jakarta: Erlangga.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R &

_________. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi Offset Press.

_________. 2004. Psikologi

Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

 Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usah lain yang bertujuan untuk menguasai produksi sejumlah produk yang termasuk dalam rangkaian produksi barang dan atau

Study Pelaksanaan Deskripsi Tugas Bimbingan Guru Pamong Terhadap Mahasiswa Praktikan Program Pengalaman Lapangan Dalam Mencapai Kompetensi Pedagogik. Universitas Pendidikan Indonesia

Bungkul ini pada badak jawa berukuran besar dengan bentuk relatif bulat, memiliki permukaan kasar dan mengarah ke medial, tetapi berbeda pada badak sumatra

Pada penelitian ini dilakukan pengujian karateristik pada nori yang dihasilkan yaitu karateristik fisik meliputi uji kuat tarik dan kareteristik kimia yang meliputi uji

[r]

And the last, this novel contains many facts that are revealed by Arthur Golden which reflect woman’s position, woman’s role, woman’s right, and woman’s participation in leading

Hasil penelitian tentang Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Antar Wilayah Kebijakan Pembangunan di Provinsi Jawa Timur adalah (1) Pola

Pengelolahan Limbah Cair Industri Perkebunan Dan Air Air Gambut Menjadi Air Bersih.. Medan: