• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH

MENENGAH PERTAMA PADA MATERI TEKANAN

MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Fisika

Oleh

Hardiyanti Nurrahayu 0801302

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PADA MATERI TEKANAN

MENGGUNAKAN

THREE-TIER TEST

Oleh

Hardiyanti Nurrahayu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Hardiyanti Nurrahayu 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN

THREE-TIER TEST

Oleh :

Hardiyanti Nurrahayu 0801302

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Setiya Utari, M.Si NIP. 196707251992032002

Pembimbing II

Dr. Parsaoran Siahaan, M.Pd NIP. 195803011980021002

Mengetahui,

Kuasa Ketua Departemen Pendidikan Fisika Sekretaris Departemen Pendidikan Fisika

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Identifikasi Miskonsepsi Siswa Sekolah Menengah Pertama pada Materi Tekanan

Menggunakan Three-Tier Test” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya sanggup menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,

Hardiyanti Nurrahayu

(5)

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN

THREE-TIER TEST

Hardiyanti Nurrahayu NIM : 0801302

Pembimbing I : Dr. Setiya Utari, M.Si. Pembimbing II : Dr. Parsaoran Siahaan, M.Pd.

Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung Tahun 2015

ABSTRAK

Miskonsepsi merupakan konsepsi tak ilmiah yang stabil berada dalam pemikiran siswa sehingga menghalangi proses pembelajaran yang sesunggunya. Tujuan dari penelitian ini yaitu didapatnya gambaran tentang miskonsepsi yang dimiliki siswa kelas VIII dari tiga sekolah menengah pertama di kota Bandung pada materi tekanan. Didapatnya gambaran mengenai miskonsepsi siswa merupakan informasi penting bagi guru sehingga dapat memperbaiki pembelajaran. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain one-shot case study. Alat tes yang dapat mengidentifikasi miskonsepsi siswa diantaranya adalah CRI, two-tier test dan three-tier test. Dalam penelitian ini alat tes yang digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa yakni three-tier test. Sampel pada penelitian ini terdiri dari siswa kelas VIII yang berasal dari tiga SMP Negeri di kota Bandung yang masing-masingnya mewakili sekolah cluster atas, menengah dan bawah berdasarkan teknik purposive sampling. Berdasarkan three-tier test, 37,41% siswa memiliki miskonsepsi pada hukum Archimedes dan 30,19% siswa memiliki miskonsepsi pada tekanan hidrostatis. Ditemukan 17 miskonsepsi yang dimiliki siswa pada materi tekanan zat padat dan cair, diantaranya yang umum terjadi adalah siswa menganggap bahwa benda dengan massa yang besar akan tenggelam dalam zat cair. Selain itu, siswa meyakini bahwa tekanan hidrostatis terbesar berada dibagian tengah karena terdapat akumulasi tekanan yang berasal dari permukaan dan dasar zat cair.

(6)

IDENTIFICATION OF JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS’

MISCONCEPTION IN PRESSURE SUBJECT USING THREE-TIER TEST

Hardiyanti Nurrahayu NIM : 0801302

Adviser I : Dr. Setiya Utari, M.Si. Adviser II : Dr. Parsaoran Siahaan, M.Pd.

Department of Physics Education, FPMIPA-UPI

ABSTRACT

Misconception are stable, unscientific conceptions in students’ mind that obstacle the real learnings of concept. This research’s purpose is to get the profile of 8th

grade Junior High School students’ misconception on pressure subject. Profile of

students’ misconception are significant information for teachers to improve learning process. This research’s methode are descriptive quantitative with one -shot case study design. Test’s instrument that can identify students’ misconception are CRI, two-tier test and three-tier test. On this research used three-tier test as a test’s instrument to identify students’ misconception. Research sample consist of 8th grade sudents from three National Junior High School in Bandung represent upper, middle and lower cluster based on purposive sampling. Based on three-tier test result, 37,14% students had misconception on

Archimedes’s law and 30,19% had misconception on hidrostatic pressure. There

are 17 misconception that students had on pressure subject. One out of several misconception are students mostly considered that heavier object will sink. In addition, students also convinced that the biggest hidrostatic pressure in the middle of liquid because there are accumulation of pressure came from surface and base of liquid.

(7)

DAFTAR ISI

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep, Konsepsi dan Miskonsepsi ... 7

B. Metode Mengidentifikasi Miskonsepsi... 12

C. Three-Tier Test ... 17

D. Kajian Materi Ajar Tekanan ... 19

E. Miskonsepsi pada Materi Tekanan ... 23

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. . Hasil Penelitian dan Pembahasan Miskonsepsi Pada Materi Tekanan Berdasarkan Three-Tier Test... 34

B... Hasil Penelitian dan Pembahasan Miskonsepsi pada Materi Tekanan untuk Siswa Cluster Atas, Cluster Menengah dan Cluster Bawah Menggunakan Three-Tier Test... 46

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 55

B. Implikasi dan Rekomendasi... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Penyebab Miskonsepsi Siswa ... 11

2.2. Kategori Jawaban Untuk 1-Tier, 2-Tier Dan 3-Tier ... 19

3.1. Interpretasi Reliabilitas Tes ... 32

4.1. Konsepsi Yang Terkandung Pada Tiap Item Soal ... 34

4.2. Hasil Three Tier Test ... 35

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Confidence Rating Menurut Caleon dan Subramaniam ... 18

2.2 Confidence Tiers Menurut Dindar dan Geban ... 18

2.3 Sistem Pascal ... 21

2.4 Bejana Berhubungan... 22

3.1 Desain Penelitian ... 26

3.2 Tahapan Prosedur Penelitian ... 30

4.1 Grafik Diagram Batang Jumlah Siswa yang Mengalami Miskonsepsi Pada Materi Tekanan ... 36

4.2 Persentase Siswa dalam Setiap Kategori Jawaban Three-Tier Test untuk Konsep Tekanan Pada Zat Padat ... 39

4.3 Persentase Siswa Miskonsepsi untuk Butir Soal Tekanan Pada Zat Padat ... 39

4.4 Persentase Siswa dalam Setiap Kategori Three-Tier Test untuk Konsep Tekanan Hidrostatis ... 40

4.5 Persentase Miskonsepsi Siswa untuk Butir Soal Tekanan Hidrostatis ... 41

4.6 Persentase Siswa dalam Setiap Kategori Three-Tier Test untuk Hukum Pascal ... 41

4.7 Persentase Miskonsepsi Siswa untuk Butir Soal Hukum Pascal ... 42

4.8 Persentase Siswa dalam Setiap Kategori Three-Tier Test untuk Hukum Archimedes ... 43

4.9 Persentase Jawaban Siswa untuk Butir Soal Hukum Archimedes ... 43

4.10 Persentase Siswa untuk Setiap Kategori Three-Tier Test dalam Materi Bejana Berhubungan ... 44

4.11 Persentase Siswa Miskonsepsi untuk Butir Soal Bejana Berhubungan ... 45

4.12 Persentase Miskonsepsi Siswa Klaster Atas Pada Materi Tekanan.... 47

4.13 Persentase Miskonsepsi Siswa Klaster Menengah Pada Materi Tekanan... 48

4.14 Persentas Miskonsepsi Siswa Klaster Bawah Pada Materi Tekanan.. 48

4.15 Persentase Miskonsepsi Siswa Klaster Atas, Menengah Dan Bawah untuk Butir Soal Tekanan Pada Zat Padat ... 49

4.16 Persentase Miskonsepsi Siswa Klaster Atas, Menengah Dan Bawah untuk Butir Soal Tekanan Hidrostatis... 50

4.17 Persentase Miskonsepsi Siswa Klaster Atas, Menengah Dan Bawah untuk Butir Soal Sub-Materi Hukum Pascal ... 51

4.18 Persentase Miskonsepsi Siswa Klaster Atas, Menengah Dan Bawah untuk Butir Soal Sub-Materi Hukum Archimedes ... 52

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Instrumen Penelitian

Lampiran A.1 Panduan Wawancara Lampiran A.2 Soal Free Response Test Lampiran A.3 Soal Three-Teir Test Lampiran A.4 Lembar Judgement

Lampiran B Hasil Dan Temuan Penelitian

Lampiran B.1 Hasil Free Response Test Lampiran B.2 Hasil Three-Tier Test

Lampiran C Arsip Administratif Penelitian

Lampiran C.1 Surat Keterangan Telah Melakukan Uji Coba dan Penelitian

Lampiran C.2 Surat Pernyataan Kesedian Menjadi Penilai Instrumen Penelitian

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Miskonsepsi masih menjadi salah satu masalah dalam pembelajaran fisika di sekolah. Banyak penelitian telah dilakukan dalam bidang pendidikan dengan hasil yang menunjukkan bahwa siswa memiliki miskonsepsi dan miskonsepsi tersebut mempengaruhi siswa dalam belajar dan memahami pelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Halloun dan Hestenes serta McDemmot (dalam Pesman, 2005, 1) bahwa dalam mempelajari fisika, untuk dapat memahami konsepsi ilmiah siswa tidak lepas dari miskonsepsi karena umumnya miskonsepsi dapat menghalangi siswa dalam menerima konsepsi ilmiah tersebut.

Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi pada seseorang dalam mempelajari suatu ilmu, terutama dalam pembelajaran ilmu fisika yang syarat akan konsep-konsep dasar fisika diantaranya : (a) kurang tepatnya aplikasi konsep-konsep yang telah dipelajari, (b) ketidakberhasilan dalam menghubungkan suatu konsep dengan konsep yang lain pada situasi yang tepat, (c) ketidakberhasilan guru dalam menampilkan aspek-aspek esensial dari konsep yang bersangkutan, (d) sulitnya untuk meninggalkan pemahaman siswa yang telah ada sebelumnya (Setyowati, 2011, 91).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Setyowati (2011, 92) bahwa beberapa konsep pada materi tekanan masih banyak terjadi miskonsepsi. Beberapa konsep materi tekanan dengan miskonsepsi dengan persentase besar antara lain materi tekanan pada zat padat, zat cair serta pada materi terapung, melayang dan tenggelam. Untuk materi tekanan pada zat padat siswa berasumsi bahwa gejala tekanan terjadi jika suatu benda dikenai gaya dan mengalami perpindahan posisi serta besarnya gaya tidak terpengaruh dengan massa jenis benda tetapi dipengaruhi oleh volume benda.

(12)

2

materi terapung, melayang dan tenggelam siswa berasumsi bahwa benda yang besar sudah pasti tenggelam tidak bergantung pada massa jenisnya serta pada peristiwa telur mentah dalam air garam terjadi karena pengaruh adanya zat kimia dan gelembung udara pada air akibat ditambahkannya garam ke dalam air (Setyowati, 2011, 92).

Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (dalam Nurmalasari, 2014, 2), sebanyak 34,62% dari 40 orang siswa mengalami miskonsepsi pada materi bejana berhubungan yang menganggap bahwa luas bejana berhubungan berpengaruh terhadap tinggi zat cair serta sebanyak 30,77% dari jumlah siswa yang sama mengalami miskonsepsi pada prinsip Pascal yang menganggap bahwa gaya tekanan yang diberikan berbanding lurus dengan luas penampang. Jenis-jenis miskonsepsi yang ada diantaranya yaitu 1) tekanan yang dialami suatu zat cair berbanding terbalik dengan kedalaman zat cair, 2) luas bejana berhubungan mempengaruhi ketinggian permukaan zat, 3) tekanan yang diterima penampang dongkrak hidrolik dipengaruhi oleh gaya yang bekerja padanya (Lestari dalam Nurmalasari, 2014, 2).

Didapatkan pula informasi dari guru IPA yang mengajar di sekolah tempat dilakukannya observasi dan penelitian bahwa guru tidak mengetahui bila siswa memiliki miskonsepsi dan belum mengetahui cara untuk mengukur miskonsepsi yang dimiliki siswa selain dengan wawancara. Pengembangan alat diagnostik yang dapat digunakan untuk mengukur miskonsepsi siswa telah dilakukan dan yang paling umum digunakan yakni wawancara dan tes pilihan ganda. Tes yang digunakan untuk mengetahui kesalahan jawaban siswa umumnya berupa tes pilihan ganda biasa dan uraian, sedangkan menurut Pesman (2005, 2) tes pilihan ganda biasa tidak dapat menyelidiki jawaban siswa secara mendalam. Tes uraian atau tes essai dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang dimiliki siswa namun banyak juga siswa yang tidak menjawab.

(13)

3

terbuka berupa two tier test. Siswa menjawab pertanyaan dengan memilih jawaban dan alasan yang sesuai, namun two tier test masih memiliki kekurangan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan siswa berdasarkan pemahaman konsep yang dimiliki atau hanya menebak. Selain itu two tier test juga tidak dapat membedakan jawaban salah yang diberikan siswa berdasarkan miskonsepsi atau kurang pengetahuan (lack of knowledge).

Bentuk tes diagnosis yang dibuat untuk menyempurnakan keterbatasan dari two tier test yakni three tier test. Three tier test merupakan tes pilihan ganda tiga tingkat dengan tambahan pada tingkat ketiga berupa tingkat keyakinan. Tingkat ketiga dari three tier test ini dapat mengukur keyakinan siswa akan jawaban yang diberikan untuk tingkat pertama dan kedua. Tingkat keyakinan dapat mencerminkan kekuatan pemahaman konsep yang dimiliki siswa, begitu pula dengan miskonsepsinya (Caleon & Subramaniam, 2010, 941). Tingkat keyakinan pada tier ketiga pada three tier test dapat juga menggunakan certainty of response index (CRI) atau bentuk pilihan antara “yakin” dan “tidak yakin”.

Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan three tier test diantaranya yang dilakukan oleh Kutluay (2005, 79) tentang diagnosis miskonsepsi yang dialami siswa kelas VIII pada konsep optika geometri. Kutluay (2005, 79) menemukan beberapa miskonsepsi baru diantaranya yaitu 1) siswa percaya bahwa mereka dapat melihat benda berwarna cerah dalam kegelapan total karena benda benda tersebut memancarkan cahayanya sendiri, 2) siswa menyatakan bahwa ada sinar hitam dalam kegelapan total, 3) siswa berpikir bahwa banyangan benda menjadi semakin jelas ketika lampu yang besar digunakan sebagai sumber cahaya, 4) siswa menyatakan bahwa tidak akan ada bayangan meskipun sumber cahaya dan benda trasparan berada pada tempat yang sama, 5) siswa berpikir bahwa bayangan berwarna hitam dan cahaya berwarna putih dan ketika keduanya saling tumpang tindih akan berubah menjadi warna abu-abu. Dengan pemikiran yang sama, siswa berpikir ketika bayangan dan cahaya saling tumpang tindih, bayangan akan mengurangi kecerahan cahaya.

(14)

4

tentang arus pendek, power supply sebagai sumber arus konstan dan tidak dapat membedakan antara arus listrik dengan arus air. Dilanjutkan oleh Kaltakci dan Didis (2007, 499-500) tentang identifikasi miskonsepsi yang dialami oleh calon guru fisika pada konsep gravitasi yang meskipun sampel tidak cukup banyak namun menunjukkan bahwa penggunaan three tier test untuk mengidentifikasi miskonsepsi lebih baik daripada one dan two teir test.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Caleon dan Subramaniam (2010, 945-957) tentang pengembangan dan penerapan three-tier test untuk mengukur pemahaman siswa kelas X pada konsep gelombang dengan hasil munculnya empat minskonsepsi peting yakni 1) adanya udara merupakan kondisi yang diperlukan untuk perambatan suara, 2) suara dapat terkunci pada lingkungan khusus bila udara (atau gas) yang merupakan medium terpenting dalam perambatan suara juga terkunci pada lingkungan khusus tersebut, 3) peningkatan atau 4) penurunan kerapatan medium membuat suara merambat semakin cepat.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Dindar dan Geban (2011, 602-603) tentang pengembangan three-tier test untuk menilai pemahaman siswa sekolah menengah atas pada asam dan basa, yang menunjukkan bahwa peningkatan skor koefisien Cronbach alpha dari first-tier ke three-tier dapat diinterpretasikan bahwa three-tier test lebih dapat dipercaya daripada first-tier dan two-tier tests. Sangat mudah untuk menggunakan three-tier test karena bentuk tes ini mudah dan cepat dalam mengukur pemahaman siswa. Bentuk instrumen ini pun sangat membantu guru untuk menyelidiki pemahaman yang telah dibawa siswa sebelumnya dan berdasarkan latar belakang pemahaman siswa guru dapat membuatnya bahkan bila diujikan pada siswa dengan skala besar. Menurut Dindar dan Geban (2010, 603) three-tier test memberikan guru informasi tentang pemahaman siswa baik sebelum atau pun sesudah pengajaran.

(15)

5

mengidentifikasi miskonsepsi yang dimiliki siswa pada materi ajar tekanan yakni tekanan pada zat padat dan zat cair.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah profil miskonsepsi siswa

SMP kelas VIII pada materi tekanan berdasarkan hasil identifikasi menggunakan three-tier test?”

Untuk memperjelas rumusan masalah, maka perumusan tersebut diuraikan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Pada konsep apa saja siswa SMP mengalami miskonsepsi pada materi tekanan?

2. Berapa persentase siswa miskonsepsi pada materi tekanan?

3. Miskonsepsi pada konsep apa saja yang dimiliki siswa SMP cluster atas, cluster menengah dan cluster bawah pada materi tekanan tersebut?

4. Berapa persentase siswa tiap cluster yang memiliki miskonsepsi?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari dilakukannya penelitian ini yaitu : 1. Mendapatkan gambaran tentang miskonsepsi yang dimiliki siswa SMP pada

materi tekanan.

2. Mendapatkan gambaran jumlah siswa miskonsepsi pada materi tekanan. 3. Mendapatkan gambaran tentang miskonsepsi yang dimiliki siswa SMP dari

sekolah cluster atas, cluster menengah dan cluster bawah dalam materi tekanan.

4. Mendapatkan gambaran siswa cluster atas, menengah dan bawah yang memiliki miskonsepsi dalam materi tekanan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat dicapai dari penelitian ini yaitu :

(16)

6

data yang diperoleh dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga guru dapat melakukan penanganan yang sesuai untuk mengurangi miskonsepsi yang dimiliki siswa.

2. Hasil dari three-tier test ini dapat digunakan oleh guru mata pelajaran IPA sebagai tambahan informasi dalam mengukur miskonsepsi siswa yang terdapat pada materi tekanan.

3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian mengenai three-tier test.

E. Struktur Organisasi Skripsi

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian diantaranya desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian serta analisis data.

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Shot Case Study (Sugiyono, 2014 : 74). Penelitian dilakukan dengan satu kali pengujian soal tes kemudian hasilnya diamati melalui pengolahan data. Desain penelitian ini dapat digambarkan seperti yang terlihat pada Gambar 3.1,

Gambar 3.1 Desain Penelitian

B. Partisipan

Penelitian ini dilakukan di tiga SMP Negeri di kota Bandung yang masing-masingnya mewakili sekolah cluster atas, menengah dan bawah.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII yang berasal dari tiga SMP Negeri dari 51 SMP Negeri di Kota Bandung, Jawa Barat. Sampel dari penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sugiyono (2014 : 85) menjelaskan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Digunakannya teknik purposive sampling karena dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai miskonsepsi siswa tiap cluster SMP pada materi tekanan, khususnya tekanan zat padat dan cair.

Wawancara

Free response test

Pengolahan Data

(18)

27

Langkah pertama yang dilakukan dalam menentukan sampel penelitian yakni memilih sampel sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian. Sampel sekolah tersebut yang masing-masingnya mewakili sekolah cluster atas, menengah dan bawah dengan 36 siswa yang berasal dari sekolah cluster atas, 34 siswa yang berasal dari sekolah cluster menengah dan 26 siswa yang berasal dari sekolah cluster bawah. Sampel penelitian ini adalah kelas VIII-J yang mewakili sekolah cluster atas, kelas VIII-B yang mewakili sekolah cluster menengah dan kelas VIII-3 yang mewakili sekolah cluster bawah serta ketiga kelas tersebut telah mempelajari materi tekanan.

D. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data sesuai dengan masalah penelitian, digunakan instrumen penelitian sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara dapat dilakukan untuk melihat konsepsi alternatif atau miskonsepsi siswa. Wawancara dapat berbentuk bebas dan terstruktur (Suparno, 2013). Untuk menggali konsepsi siswa, wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara semi terstruktur dengan panduan wawancara yang telah tersusun namun pada prosesnya lebih bebas. Panduan wawancara berisi pertanyaan mengenai materi tekanan yang terbagi dalam submateri yakni tekanan pada zat padat, tekanan hidrostatis, hukum Pascal dan hukum Archimedes. Wawancara ini dilakukan pada 6 orang siswa cluster atas yang terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan.

2. Free-Response Test

(19)

28

3. Three-Tier Test Tekanan

Three-tier test dibuat untuk mengidentifikasi konsepsi alternatif atau miskonsepsi siswa pada materi tekanan. Pengembangan three-tier test didasarkan pada hasil yang didapat dari wawancara, free-response test dan miskonsepsi yang ditemukan dari literatur. Pengecoh untuk tingkat satu dan tingkat dua dibuat berdasarkan hasil free-response test dengan frekuensi jawaban salah terbanyak dan beberapa dibuat dari hasil wawancara dan miskonsepsi yang ditemukan dalam literatur (Kutluay, 2005). Pada tingkat ketiga ditambahkan certainty of response indeks (CRI) sebagai tingkat keyakinan. Tes dilakukan pada siswa kelas VIII di

b. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian serta mengurus administrasi perijinan.

c. Studi pendahuluan dengan melakukan wawancara kepada guru. d. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah.

e. Studi literatur terhadap jurnal, artikel serta buku mengenai miskonsepsi khususnya pada materi tekanan untuk memperoleh teori mengenai masalah yang akan dikaji.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Merancang panduan wawancara mengenai materi tekanan.

b. Melakukan wawancara pada enam orang siswa kelas VIII yang telah mempelajari materi tekanan.

c. Menyusun free response test berdasarkan hasil wawancara. d. Mengujikan free response test pada subjek penelitian.

(20)

29

f. Melakukan judgement instrumen three-tier test materi tekanan dan perbaikan instrumen.

g. Uji coba instrumen terhadap 36 orang siswa.

h. Melakukan perbaikan pada beberapa item soal three-tier test materi tekanan.

i. Three-tier test materi tekanan diujikan pada 96 orang siswa. 3. Tahap Akhir

a. Mengolah data untuk mengetahui jawaban siswa agar dapat diidentifikasi miskonsepsi yang dimiliki siswa.

b. Menentukan apakah terdapat miskonsepsi baru yang tidak terdapat pada literatur.

(21)

30

Gambar 3.2 Tahapan Prosedur Penelitian Telaah materi ajar

fisika SMP, menentukan sekolah

Merumuskan

masalah dan melakukan studi

Merancang dan melakukan wawancara

Menyusun dan mengujikan free response test

Membuat three-tier test dan melakukan judgement

Uji coba three-tier test setelah dilakukan perbaikan

Mengujikan three-tier test setelah dilakukan perbaikan

Mengolah dan menganalisis

Menyimpulkan dan membuat laporan penelitian Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

(22)

31

F. Analisis Data

1. Validitas

Validitas (kesahihan) adalah kualitas yang menunjukkan hubungan antara suatu pengukuran dengan arti atau tujuan kriteria belajar. Validitas merupakan syarat terpenting dalam suatu alat evaluasi. Suatu alat evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi jika teknik atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur (Purwanto, 2012). Agar diperoleh data yang valid, instrumen atau alat yang digunakan untuk mengevaluasi pun harus valid (Arikunto, 2007). Purwanto (2012) menjabarkan beberapa jenis validitas yaitu : a. Content validity

Suatu tes memiliki content validity jika isi tes itu sesuai dengan isi kurikulum yang sudah ada.

b. Construct validity

Untuk menentukan adanya construct validity suatu tes dikorelasikan dengan suatu konsepsi atau teori.

c. Predictive validity

(23)

32

tanda checklist (√) pada masing-masing aspek, bila aspek yang ditinjau sesuai maka diberi tanda checklist (√) di kolom sesuai begitu juga bila aspek yang dintinjau tidak sesuai maka diberi tanda checklist(√) pada kolom tidak sesuai.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu tes atau alat evaluasi dikatakan andal bila tes itu dapat dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif (Purwanto, 2012) yakni bila diujikan berkali-kali hasilnya tetap. Reliabilitas suatu tes dinyatakan dengan coefficient of reability (r) yaitu dengan cara mencari korelasi. Beberapa cara untuk mencari korelasi tersebut yaitu dengan metode dua tes, metode satu tes, metode split-half (belah dua) atau metode Kuder-Richardson. Pada penelitian ini digunakan metode Kuder-Richardson yaitu K-R.21 karena soal yang diujikan berjumlah ganjil dan uji coba yang dilakukan hanya satu kali. Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes digunakan rumus K-R.21 sebagai berikut :

(Arikunto, 2010) untuk menghitung varians, rumusnya adalah :

(Arikunto, 2010) Keterangan :

r11 : koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan. k : banyaknya butir soal atau butir pertanyaan. V : varians skor total.

Hasil koefisien yang didapat kemudian diinterpretasikan berdasarkan Tabel 3.1,

Tabel 3.1 Interpretasi Reliabilitas Tes

Nilai r11 Kategori

(24)

33

Nilai r11 Kategori

0,60-0,79 Tinggi

0,40-0,59 Sedang

0,20-0,39 Rendah

(25)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya secara umum dapat dikemukakan simpulan yang diperoleh serta implikasi dan rekomendasi seperti berikut ini.

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siswa kelas VIII di tiga SMP Negri di kota Bandung mengenai “Identifikasi Miskonsepsi Siswa Sekolah Menengah Pertama Pada Materi Tekanan Menggunakan Three-Tier Test”

diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Ditemukan 17 miskonsepsi yang dimiliki siswa dan beberapa diantaranya juga dimiliki oleh siswa di Turki. Masing-masing tiga miskonsepsi terdapat pada konsep tekanan zat padat, tekanan hidrostatis, hukum Pascal dan bejana berhubungan serta 5 miskonsepsi terdapat pada hukum Archimedes. 2. Miskonsepsi terjadi pada semua konsep yang ada pada materi ajar tekanan

yakni pada tekanan zat padat persentase miskonsepsi siswa sebesar 25,26%, pada tekanan hidrostatis persentase miskonsepsi siswa sebesar 30,51%, pada hukum Pascal persentase miskonsepsi siswa sebesar 38,19%, pada hukum Archimedes persentase siswa sebesar 33,07% serta pada bejana berhubungan miskonsepsi siswa sebesar 41,67%.

3. Miskonsepsi tertinggi yang dimiliki siswa cluster atas dan menengah yakni pada nomor miskonsepsi 14 sedangkan miskonsepsi tertinggi siswa cluster bawah yakni pada nomor miskonsepsi 16.

(26)

56

tekanan pada zat padat sebesar 15,55%, pada tekanan hidrostatis sebesar 28,62%, pada hukum Pascal sebesar 10,25%, pada hukum Archimedes sebesar 32,51% serta pada bejana berhubungan sebesar 13,07%.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Beberapa rekomendasi yang diajukan terkait dengan penelitian yang telah dilakukan diantaranya:

1. Pada penelitian ini miskonsepsi yang diidentifikasi hanya pada konsepsi tekanan pada zat padat dan cair. Oleh karena itu perlu penelitian lebih lanjut sehingga didapat informasi mengenai miskonsepsi siswa pada materi tekanan yang lebih lengkap.

2. Wawancara pada penelitian ini hanya dilakukan pada siswa cluster atas sehingga perlu dilakukannya wawancara untuk siswa cluster menengah dan bawah.

3. Dalam melakukan wawancara sebaiknya direkam sehingga memiliki data yang lengkap dan akurat.

4. Proporsi soal three-tier test yang tidak seimbang untuk tiap konsep dakam materi tekanan sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai proporsi soal yang akan digunakan.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Bilal, E. & Erol, M. (2009). Investigating students’ conception of some electricity concept. Edvcatio Physicorvm Qvo Non Ascendam. 3 (2), hlm. 193-201. Caleon, I. & Subramaniam, R. (2010). Development and application of a three-tier

diagnostic test to assess secondary students’ understading of waves. International Journal of Science Education. 32 (7), hlm. 939-961.

Cetin-Dindar, A. & Geban, O. (2011). Development of a three-tier test to assess

high school students’ understanding of acids and bases. Procedia Social and Behavioral Sciences. 15, hlm. 600-604.

Chandrasegaran, A.L & Treagust, D.F. (2007). The taiwan national science concept learning study in an international perspective. International Journal of Science Education. 29 (4), hlm. 391-403.

Dahar, R.W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Demirci, N. (2005). A study about students’ misconceptions in force and motion concepts by incorporating a web-assisted physics program. The Turkish Online Journal of Educational Technology. 4 (3), hlm. 40-48.

Kaltakci, D. & Didis, N. (2007). Identification of pre-service physics teachers’ misconception on gravity concept: a study with a 3-tier misconception test. Sixth International Conference of the Balkan Physical Union. hlm. 499-500.

Kutluay, Y. (2005). Diagnosis of Eleventh Grade Students’ Misconception about Geometric Optic by a Three-Tier Test. (Tesis). Master of Science in Secondary Science and Mathematics Education, Middle East Teechnical University, Turkey.

Kilic, D. & Saglam, N. (2009). Development of a two-tier diagnostic test to

(28)

58

Margono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Marwiah. (2012). Penggunaan Conceptual Change Model Berbantuan Media Simulasi Virtual Untuk Menurunkan Kuantitas Siswa Yang Miskonsepsi

Dan Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMK Pada Materi Fluida

Statis. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Nurmalasari, A. (2014). Remediasi miskonsepsi tekanan hidrostatik melalui picture and picture berbantuan guided note taking di smp. Pontianak : Universitas Tanjungpura. hlm. 1-10.

Ongga, P. (2009). Konsepsi mahasiswa tentang tekanan hidrostatis. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA (hlm. 181-185). Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Pesman, H. (2005). Development of a Three-Tier Test to Assess Ninth Grade

Students’ Misconception about Simple Electric Circuit. (Tesis). Master of Science in Secondary Science and Mathematic Education, Middle East Technical University, Turkey.

Setyowati, A. (2011). Implementasi pendekatan konflik kognitif dalam pembelajaran fisika untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa smp kelas VIII. Semarang : Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 7, hlm. 89-96.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosdakarya. Suparno, P. (2013). Miskonsepsi & Perubahan Konsep Dalam Pendidikan Fisika.

Jakarta : Grasindo.

Tayubi, Y.R. (2005). Identifikasi miskonsepsi pada konsep-konsep fisika menggunakan certainty of response index (cri). Universitas Pendidikan Indonesia. XXIV (3), hlm. 4-9.

Thompson, F. (2006). An exploration of common student misconceptions in science. International Education Journal, 7 (4), hlm. 553-559.

Treagust, D.F. (1988). Development and use of diagnostic test to evaluate

(29)

59

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian
Gambar 3.2 Tahapan Prosedur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat hasil belajar Bisnis Patiseri sebagai kesiapan usaha bakery berkaitan. dengan evaluasi usaha bisnis patiseri evaluasi perencanaan, pelaksanaan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk ornamen yang terdapat pada Masjid Raya Al-Mashun dan mengetahui tanda-tanda semiotika pada masjid Raya Al-Mashun..

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI MATA PELAJARAN MEMBUAT DOKUMEN SMK PASUNDAN 1 CIMAHI..

[r]

19 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Durasi Belajar Error!. Bookmark

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Status Ekonomi dan Pengetahuan

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara status ekonomi dengan pengetahuan terhadap penyebab, tanda – tanda dan pengelolaan kanker mulut (p=0,000).

Dari hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan diantaranya adalah sistem yang dihasilkan sudah sesuai dengan metode akuntansi rata-rata dengan keakuratan