i
PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 GURU SD NEGERI 4 KRANDEGAN, KECAMATAN BANJARNEGARA
KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Imam Dwi Upayanto NIM 11108241055
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
v MOTTO
“A man Should look for what is, and not for what he thinks should be”
vi
PERSEMBAHAN
Dengan mengharap ridho Allah SWT, karya ini penulis persembahkan untuk:
1. Ibunda dan ayahanda tercinta yang senantiasa mendoakan dan memberikan
dorongan semangat, serta senantiasa memberikan bantuan baik moril ataupun
spirituil dalam penulisan skripsi ini.
2. Almamaterku FIP UNY.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya
dengan rahmat, cinta dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul
“Pelaksanaan Proses Pembelajaran Kurikulum 2013 oleh Guru di SD Negeri 4
Krandegan, Kecamatan Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran
2015/2016” dapat terselesaikan.
Penulisan skripsi ini diajukan sebagai tugas akhir guna memenuhi salah satu
syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan pada program studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta tahun akademik 2015/2016.
Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada sebagai
berikut :
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melaksanakan kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
memberi kemudahan dalam penulisan skripsi ini.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah mendukung
kelancaran penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Sekar Purbarini K, M.Pd selaku Penasehat Akademik yang telah
viii
5. Bapak Drs. Dwi Yunairifi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I Skripsi yang
telah memberikan dorongan dan bimbingan kepada peneliti dalam
penyusunan proposal penelitian, pelaksanaan penelitian, dan penyusunan
laporan penelitian ini.
6. Bapak Drs. Mardjuki, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II Skripsi yang telah
memberikan dorongan dan bimbingan kepada peneliti dalam penyusunan
proposal penelitian, pelaksanaan penelitian, dan penyusunan laporan
penelitian ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen PGSD FIP UNY yang telah membekali ilmu
pengetahuan, sehingga ilmu pengetahuan tersebut dapat penulis gunakan
dalam penulisan skripsi ini.
8. Dewan penguji yang menguji dan memberikan masukan kepada skripsi yang
telah disusun oleh penulis.
9. Kepala sekolah dasar SD Negeri 4 Krandegan yang telah memberikan ijin
kepada penulis untuk melakukan penelitian.
10. Seluruh guru SD Negeri 4 Krandegan yang menjadi subjek penelitian yang
sangat kooperatif dalam membantu penulis untuk mendapatkan data
penelitian.
11. Bapak Sukadar, M.Pd selaku pengawas sekolah dasar di kecamatan
Banjarnegara atas ketersediaannya untuk menjadi narasumber.
12. Semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah membantu
ix
Penulis mengharap masukan dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak. Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat berguna bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya
Yogyakarta, Oktober 2016
Penulis
x
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
ABSTRAK ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah... 3
C. Pembatasan Masalah ... 3
D. Rumusan Masalah ... 3
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 4
1. Manfaat Praktis ... 4
BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori ... 5
1. Perngertian Kurikulum 2013 ... 5
2. Karakteristik Pembelajaran Kurikulum 2013 ... 5
3. Perencanaan pembelajaran Kurikulum 2013 ... 7
4. Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 ... 14
5. Penilaian Kurikulum 2013 ... 18
xi
C. Alur Pikir ... 25
D. Pertanyaan Penelitian ... 27
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 28
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 29
E. Keabsahan Data ... 34
F. Teknik Analisis Data ... 34
BAB IV HASIL, PEMBAHASAN, DAN KETERBATASAN A. Hasil Penelitian ... 38
B. Pembahasan ... 53
C. Keterbatasan Peneliti ... 55
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 59
xii
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 1. Pedoman Wawancara Pelaksanaan Pembelajaran ... 32
Tabel 2. Kisi-kisi Observasi Pelaksanaan Kurikulum 2013 ... 33
Tabel 3. Lembar Hasil Observasi Perencanaan ... 64
Tabel 4. Lembar Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kelas 1 ... 66
Tabel 5. Lembar Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kelas 2 ... 68
Tabel 6. Lembar Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kelas 4 ... 71
Tabel 7. Lembar Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kelas 5 ... 73
xiii
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 1. Jaringan Indikator Pada Sub-tema ... 10
Gambar 2. Alur Pikir Kurikulum 2013 ... 25
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
hal
Lampiran 1. Jadwal Penelitian ... 63
Lampiran 2. Hasil Observasi ... 64
Lampiran 3. Hasil Wawancara dengan Pengawas ... 80
Lampiran 4. Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 77
Lampiran 5. Contoh RPP ... 82
Lampiran 6. Surat Keterangan Penelitian ... 106
xv
PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 GURU SEKOLAH DASAR NEGERI 4 KRANDEGAN KABUPATEN
BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh
Imam Dwi Upayanto NIM 11108241055
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan karena proses pelaksanaan kurikulum 2013 di SD Negeri 4 Krandegan belum optimal, sehingga pembelajaran menjadi tidak maksimal. Berdasarkan fakta tersebut, maka diperlukan adanya pengkajian mengenai proses pelaksanaan kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 di SD Negeri 4 Krandegan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah guru kelas 1,2,4, dan 5 di SD Negeri 4 Krandegan. Sedangkan objek penelitiannya adalah pelaksanaan proses pembelajaran kurikukulum 2013 di Sekolah Dasar tersebut. Teknik Pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan langkah reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran kurikulum 2013 di SD Negeri 4 Krandegan Kecamatan Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut : (1).Perencanaan sudah berjalan sesuai kaidah kurikulum 2013 yang tercantum pada permendikbud No.57 tahun 2014, namun masih kesulitan dalam hal penyusunan materi dan media pembelajaran. (2).Pelaksanaan proses pembelajaran di kelas sudah sesuai dengan RPP, namun masih terdapat kendala dalam manajemen waktu dan media pembelajaran. (3).Penilaian belum berjalan dengan baik karena pada
pelaksanaan sudah menggunakan tematik, namun dalam penilaiannya guru harus melakukan penilaan per mata pelajaran.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Kurikulum 2013 merupakan pembelajaran yang secara
sengaja mengaitkan atau memadukan beberapa Kompetensi Dasar dan
indikator dari kurikulum/Standar Isi dari beberapa mata pelajaran menjadi
satu kesatuan untuk dikemas menjadi satu tema. Tema merajut makna
berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar
secara parsial tetapi holistik (menyeluruh). Dengan demikian pembelajaran
memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada
berbagai tema yang tersedia. Dalam pembelajaran tematik integratif, tema
yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia.
Pembelajaran kurikulum 2013 akan memberikan makna yang
substansial terhadap mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan
Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Disinilah
Kompetensi Dasar dari Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting
sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran
lainnya. Kurikulum 2013 dalam pembelajarannya di kelas, guru dituntut
untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi kepada siswanya. Selain itu,
2
Tujuan dari hal tersebut adalah agar siswa sebagai sasaran utama perubahan
kurikulum ini diharapkan akan mampu menjadi pribadi yang berkarakter.
Pada kenyataannya kegiatan pembelajaran Kurikulum 2013 belum
berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah. Berbagai
kendala seperti guru yang kesulitan dalam pembuatan rencana pembelajaran
sampai kesulitan dalam melakukan peniliaan kurikulum 2013 menjadi
kendala utama dalam implementasi kurikulum ini.
SD Negeri 4 Krandegan adalah salah satu sekolah percontohan
implementasi kurikulum 2013 di kecamatan Banjarnegara. Sekolah ini sudah
melaksanakan pergantian kurikulum dari tahun 2013. Namun, Berdasarkan
hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti menemukan beberapa kendala
dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Hasil observasi menemukan bahwa
guru belum siap dengan perubahan kurikulum ini. Hal ini terlihat ketika
dalam perencanaannya guru masih kesulitan dalam pembuatan RPP. Guru
SD Negeri 4 Krandegan juga terlihat mengalami kendala dalam
pembelajaran, seperti kesulitan mengkorelasikan mata pelajaran dengan
tema dan menggunakan ceramah. Kesulitan yang dialami guru juga terlihat
dalam penilaian kurikulum 2013, seperti lamanya waktu penyusunan laporan
hasil belajar siswa.
Berdasarkan fakta tersebut, maka diperlukan adanya pengkajian dalam
pelaksanaan kurikulum 2013 di SD tersebut. Oleh karena itu, peneliti
3
4 Krandegan, kecamatan Banjarnegara kabupaten Banjarnegara sebagai
tempat penelitian.
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang muncul pada latar belakang begitu luas, maka
peneliti akan mengidentifikasi masalah pada :
1. Guru SD Negeri 4 Krandegan kesulitan dalam pembuatan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
2. Guru SD Negeri 4 Krandegan sebagian masih menggunakan model
pembelajaran konvensional yaitu ceramah.
3. Guru SD Negeri 4 Krandegan kesulitan dalam penilaian pembelajaran
kurikulum 2013.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, penulis akan
memberikan pembatasan masalah sebagai ruang lingkup penelitian yang
akan diuraikan yaitu tentang perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan
penilaian pembelajaran kurikulum 2013 oleh guru di sekolah dasar negeri 4
Krandegan, kabupaten Banjarnegara.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah “Bagaimana Pelaksanaan proses pembelajaran kurikulum 2013 oleh
Guru di SD Negeri 4 Krandegan, kecamatan Banjarnegara kabupaten
4 E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
pelaksanaan proses pembelajaran kurikulum 2013 oleh Guru di SD Negeri 4
Banjarnegara kabupaten Banjarnegara.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Secara Praktis
a. Bagi guru
Dapat dijadikan bahan informasi bagi guru untuk meningkatkan
kemampuan profesionalitasnya dalam pengelolaan belajar mengajar,
terutama dalam penerapan pembelajaran pada kurikulum 2013.
b. Bagi siswa
Apabila pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 dapat berjalan
dengan baik, maka tujuan proses kegiatan belajar mengajar akan tercapai
bagi siswa.
c. Bagi Kepala Sekolah
Sebagai bahan kajian kepala sekolah tentang bagaimana pelaksanaan
5 BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 sering disebut juga dengan kurikulum berbasis
karakter. Kurikulum ini merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan
oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kurikulum 2013 sendiri merupakan sebuah kurikulum yang
mengutamakan pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter,
dimana siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam proses
berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan sikap disiplin
yang tinggi. Kurikulum ini secara resmi menggantikan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan yang sudah diterapkan sejak 2006.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang kurikulum 2013 yang
telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 adalah
kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan
2006 yang mencakup kompetensi spiritual, sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
2. Karakteristik Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013
Pembelajaran tematik mempunyai karakteristik tersendiri.
Adapun karakteristik pembelajaran tematik menurut Permendikbud RI
nomor 57 tahun 2014, kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik
6
a. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
b. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
c. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
d. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
e. Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) Kompetensi Dasar. Semua Kompetensi Dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam Kompetensi Inti; f. Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
karakteristik pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang
berpusat pada siswa yang dilakukan dengan prinsip belajar sambil
bermain dan menyenangkan. Dalam pembelajaran tersebut siswa
berperan sebagai subjek belajar sedangkan guru hanya sebagai fasilitator.
Dengan begitu peserta didik dituntut untuk dapat memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung.
Pembelajaran dilakukan dengan fleksibel karena guru dapat mengaitkan
bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya
dan sesuai dengan keadaan lingkungan dimana siswa berada. Selain itu,
pembelajaran tematik terpadu dikembangkan untuk mencapai tujuan
7
dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan
kebutuhan.
Pada pembelajaran kurikulum 2013, tematik integratif menjadi ciri
khas pembelajaran di sekolah dasar. Penyelenggaraan pembelajaran
berporos pada tema sehingga materi pada tiap mata pelajaran
dikembangkan atas dasar kompetensi yang melekat dalam jering tema.
Khusus untuk IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Pembelajaran kurikulum 2013, memiliki tujuan agar
membentuk generasi yang produktif, kreatif, dan inovatif, sehingga bisa
menghasilkan sebuah sistem pendidikan yang efektif dan siswa mampu
berfikir kritis.
3. Perencanaan Pembelajaran Kurikulum 2013
a. Mengkaji Silabus
Pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 menuntut pendidik
perlu melakukan pengkajian terhadap silabus yang telah disiapkan
sebelum mengembangkannya menjadi RPP yang akan digunakan
dalam kegiatan di sekolah. Kegiatan pengkajian silabus bertujuan
untuk mengetahui antara lain keterkaitan antara sub tema dengan
kompetensi mata pelajaran yang akan dibelajarkan dan kegiatan
pembelajaran yang dikembangkan. Melalui kegiatan pengkajian
silabus ini diharapkan guru juga memperoleh beberapa informasi.
Menurut Kemendikbud (2014), informasi yang diperlukan oleh guru
8
tema, (2) persebaran kompetensi dasar pada tema (pemetaan), dan (3)
pengembangan indikator pada setiap tema (jaringan indikator pada
tema).
1) Pengembangan Tema dan sub tema
Pembelajaran kurikulum 2013 dilaksanakan dengan
menggunakan berbagai tema sebagai pemersatu pembelajaran.
Dalam pembelajaran kurikulum 2013 tema merupakan alat atau
wahana untuk mencapai tujuan. Pada Kurikulum 2013, pemerintah
telah menyiapkan tema-tema yang dapat digunakan pendidik dalam
proses pembelajaran tematik terpadu. Dalam implementasinya,
guru perlu mempelajari tema yang tersedia dan jika berdasarkan
hasil analisis daftar tema yang tersedia dirasa kurang atau belum
memenuhi karakteristik sekolah/daerah guru dapat menambah atau
mengurangi tema atau sub tema dengan tetap memperhatikan
prinsip-prinsip pemilihan tema.
Kemendibud (2014) mengatur prinsip-prinsip pemilihan tema
adalah sebagai berikut :
a) Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan peserta didik: b) Dari yang termudah menuju yang sulit
c) Dari yang sederhana menuju yang kompleks d) Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
e) Memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri peserta didik f) Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan
9
2) Persebaran kompetensi dasar pada tema (pemetaan)
Pendidik perlu melakukan persebaran seluruh Kompetensi
Dasar dari setiap mata pelajaran pada tema yang tersedia, sehingga
tidak ada kompetensi dasar yang tertinggal. Jika dari hasil
pemetaan terdapat KD yang belum masuk dalam silabus, guru
dapat menambahkannya.
Berdasarkan Kemendikbud (2014), format yang dapat digunakan
adalah:
Format Pemetaan Kompetensi Dasar dalam Tema
Mata
pelajaran
Kompetensi
Dasar
Tema
1 2 3 4 5 6 7
PPKn
Bahasa
Indonesia
Matematika
SBdP
10 3) Jaringan indikator pada tema
Berdasarkan format pemetaan Pendidik dapat
mengembangkan indikator untuk setiap sub tema yang akan
dilaksanakan. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat keterkaitan
antar mata pelajaran. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan
mengembangkan indikator pada jaringan indikator.
Kemendikbud (2014), memberi contoh jaringan indikator pada sub
tema seperti berikut:
Gambar 1. Jaringan Indikator Pada Sub-tema
b. Mengembangkan RPP
Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Menyusun atau mengembangkan RPP
adalah langkah perencanaan yang harus dilakukan oleh setiap guru
(Permendikbud no. 57 tahun 2014). RPP merupakan rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan (satu hari). RPP
dikembangkan dari silabus dengan memperhatikan buku peserta didik Sub
B. Indomesia PPKN
Matematika SBdP
11
dan buku guru yang sudah disiapkan oleh Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. RPP disusun secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
Berdasarkan Kemendikbud (2014), prinsip-prinsip dalam menyusun
RPP mencakup hal-hal sebagai berikut.
1) Setiap RPP harus memuat secara utuh memuat kompetensi sikap spiritual (KD dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan keterampilan (KD dari KI-4).
2) Memperhatikan perbedaan individual peserta didik misalnya kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuansosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
3) Mendorong anak untuk berpartisipasi secara aktif
4) Menggunakan prinsip berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
5) Mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung
6) Memberi umpan balik dan tindak lanjut untuk keperluan penguatan, pengayaan dan remedial
7) Menekankan adanya keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
8) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
9) Menekankan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi secara integratif, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
Kemendikbud (2014), menyatakan bahwa komponen-komponen RPP
12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah :
Mata pelajaran :
Kelas/Semester :
Materi Pembelajaran :
Alokasi Waktu :
A. Kompetensi Inti (KI) B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI-1 2. KD pada KI-2 3. KD pada KI-3 4. KD pada KI-3
C. Indikator Pencapaian Kompetensi*) 1. Indikator KD pada KI-1 2. Indikator KD pada KI-2 3. Indikator KD pada KI-3 4. Indikator KD pada KI-4
D. Deskripsi Materi Pembelajaran (dapat berupa rincian, uraian, atau penjelasan materi pembelajaran) E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (...JP)
a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti**)
• Mengamati • Menanya
• Mengumpulkan informasi • Menalar
• Mengomunikasikan c. Kegiatan Penutup 2. Pertemuan Kedua: (...JP)
a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti**)
• Mengamati • Menanya
• Mengumpulkan informasi • Menalar
• Mengomunikasikan c. Kegiatan Penutup 3. Pertemuan seterusnya.
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
2. Instrumen penilaian dan pedoman penskoran a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua c. Pertemuan seterusnya G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
13
*) Pada setiap KD dikembangkan indikator atau penanda. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat diamati. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur.
**) Pada kegiatan inti, kelima pengalaman belajar tidak harus muncul seluruhnya dalam satu pertemuan tetapi dapat dilanjutkan pada pertemuan berikutnya, tergantung cakupan muatan pembelajaran.
Berdasarkan Komponen-komponen yang harus ada dalam
penyusunan RPP diatas, maka dapat disimpulkan bahwa guru harus
memenuhi ketentuan komponen-komponen tersebut. Sehingga dalam
proses pengembangannya guru tidak menemui kendala.
Berdasarkan Kemendikbud (2014), Pengembangan RPP Kurikulum 2013
memiliki beberapa tahapan.
1) Memilah dan memilih Kompetensi Dasar Mata pelajaran pada Silabus yang dapat dipadukan dalam tema tertentu untuk satu hari. 2) Memilah dan memilih kegiatan-kegiatan di dalam silabus yang
sesuai dengan KD
3) Kegiatan dalam silabus yang disiapkan untuk 3 atau 4 minggu (tergantung dengan tema/subtema) perlu dipilah menjadi kegiatan untuk satu minggu, kemudian dipilah dan dipilih lagi untuk kegiatan satu hari.
4) Dalam memilah dan memilih kegiatan dari silabus, guru perlu memperhatikan keterkaitan antara berbagai kegiatan dari beberapa mata pelajaran yang akan diintegrasikan sehingga pembelajaran berlangsung sesuai dengan alur.
5) Menentukan Indikator pencapaian kompetensi berdasarkan kegiatan di silabus yang sudah dipilih.
6) Di dalam menyusun RPP, selain menggunakan silabus, guru bisa menggunakan buku teks pelajaran dan buku guru serta hasil analisis KD dengan tema yang telah dilakukan.
7) Di dalam menyusun RPP, guru harus memperhatikan alokasi waktu untuk setiap kegiatan dan kedalaman kompetensi yang diharapkan. 8) Apabila kompetensi yang akan diberikan dalam suatu tema
14
Berdasarkan uraian tahapan-tahapan pengembangan RPP diatas maka
diperlukan konsistensi dalam prosesnya sehingga diharapkan guru dapat
mempersiapkan perencanaan pembelajaran secara matang.
4. Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013
Dalam tahap pelaksanaan kurikulum 2013 guru harus menyusun
langkah-langkah pembelajaran agar pembelajaran dapat dilaksanakan
sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Dalam menyusun rencana
pembelajaran guru harus berpedoman pada Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) pada silabus kurikulum 2013 agar tidak keluar
dari tema yang akan dipelajari.
Sesuai dengan skenario pembelajaran pada kurikulum 2013,
sebelum pembelajaran dimulai yang pertama kali dilakukan yaitu
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan
Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan
pendahuluan menurut kemendikbud (2014) adalah:
1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
2) Memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual. 3) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang
sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari.
4) Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai.
15
Kegiatan yang dilakukan oleh guru pada tahap pendahuluan adalah
menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran, memberi motivasi belajar peserta didik secara
kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan
sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal,
nasional, dan internasional, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai, dan menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan sesuai silabus.
Kegiatan pendahuluan dilakukan untuk menciptakan suasana awal
pembelajaran untuk mendorong peserta didik menfokuskan dirinya
agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Pada tahap
pendahuluan merupakan kegiatan pemanasan, dimana pada tahap ini
dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema
yang akan disajikan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan adalah
bercerita, kegiatan fisik/jasmani sesuai dengan tema, bernyanyi,
bernyanyi sambil menari mengikuti irama musik, dan menceritakan
pengalaman.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi rincian dari
kegiatan : mengamati, menanya, mengumpulkan
16
mengomunikasikan termasuk didalamnya kegiatan eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Menurut Kemendikbud (2014) adalah :
1) Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru memberi kesempatan seluas-luasnya pada peserta didik untuk membaca, mendengar, menyimak, melihat, merasa, meraba, dan membaui (tanpa atau dengan alat).
2) Menanya
Dalam kegiatan menanya guru mendorong peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, atau dibaca. Bagi peserta didik yang belum mampu mengajukan pertanyaan guru membimbing agar peserta didik mampu melakukannya secara mandiri.
3) Mengumpulkan Informasi/eksperimen
Setelah melakukan kegiatan menanya peserta didik menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber belajar, misalnya dengan membaca buku yang lebih banyak, memerhatikan fenomena atau objek yang lebih telitiatau bahkan melakukan eksperimen untuk dijadikan sebagai bahan berpikir kritis dalam menggali berbagai sumber belajar.
4) Mengasosiasi/menalar
Berdasarkan berbagai informasi yang diperoleh, peserta didik dapat menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi, dan mengambil berbagai kesimpulan.
5) Mengomunikasikan
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan /mempresentasikan hasil dari kegiatan yang telah dilakukan oleh peserta didik.Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
Kegiatan inti pembelajaran mencakup penyampaian materi
ajar yang berpedoman pada RPP, buku siswa, serta buku guru. Di
dalam kegiatan inti pembelajaran harus menggunakan pendekatan
saintifik dengan rincian kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan. Pada
17
untuk pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Untuk
kompetensi pengetahuan dilakukan melalui aktivitas mengetahui,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga
mencipta. Untuk kompetensi keterampilan diperoleh melalui
kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta. Seluruh isi materi (topik dan subtopik) mata pelajaran
yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong peserta didik
untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan.
c. Kegiatan Penutup
Menurut Kemendikbud (2014), dalam kegiatan penutup, guru
bersama peserta didik atau peserta didik sendiri adalah:
1) membuat rangkuman/simpulan hasil kegiatan.
2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, dan layanan konseling.
5) memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok.
6) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan dan
melakukan refleksi dalam rangka evaluasi. Evaluasi yang
dilakukan mengkhususkan pada seluruh rangkaian aktivitas
pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh dan yang selanjutnya
secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak
18
Kegiatan penutup juga dimaksudkan untuk memberikan umpan
balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, melakukan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program
pengayaan, layanan konseling, pemberian tugas, baik tugas
individual maupun kelompok, dan menyampaikan rencana
kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Kegiatan
penutup yang dapat dilakukan oleh guru, adalah
menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah
dilakukan, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik/bernyanyi.
.
5. Penilaian Kurikulum 2013
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan. Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung
dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan.
a. Penilaian Autentik
Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau
reliabel.Menurut Sunarti & Rahmawati (2014:27),
19
Sedangkan menurut Mueller(Kurniasih & Sani 2014:58) menyatakan
bahwa “penilaian dikatakan autentik apabila peserta didik diminta
untuk menampilkan tugas atau situasi yang sesungguhnya yang
mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan esensial
yang bermakna”.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
penilaian autentik adalah proses penilaian terhadap peserta didik
mencakup penilaian pribadi dan refleksi yang lebih menekankan pada
keterampilan dan performansi.
b. Teknik Penilaian di Sekolah Dasar
Menurut Kemendikbud (2014), penilaian di Sekolah Dasar
dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang
dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
1) Penilaian Aspek Sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui
observasi, penilaian iri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation)
oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk
observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah
daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik,
sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.Penilaian aspek
sikap masuk dalam muatan KI-I (sikap spiritual) yaitu tentang
20
sesudah melakukan kegiatan, dan toleransi dalam beribadah. Selain
itu aspek sikap juga masuk dalam muatan KI-2 (sikap sosial), yaitu
jujur, disiplin,tanggung jawab,santun, peduli, percaya diri.
Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri,
penilaian antarteman, jurnal selama proses pembelajaran
berlangsung, dan tidak hanya di dalam kelas.
2) Penilaian Aspek Pengetahuan
Penilaian kompetensi pengetahuan, menilai kompetensi
pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Tes tulis
adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda,
isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Sedangkan untuk tes
lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara
lisan dan peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara lisan
juga, sehingga menumbuhkan sikap berani berpendapat. Jawaban
dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf.
3) Penilaian Aspek Keterampilan
Penilaian kompetensi keterampilan, pendidik menilai
kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian
yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian
portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala
21
Sebagaimana telah disebutkan di atas dapat disimpulkan, bahwa
karakteristik penilaian pada kurikulum 2013 lebih menekankan pada
pada prinsip-prisip kejujuran, yang mengedepankan aspek-aspek
berupa sikap, pengetahuan dan keterampilan. Bentuk dari penilaian itu
adalah penilaian autentik. Penilaian autentik disebutkan dalam
kurikulum 2013 adalah model penilaian yang dilakukan saat proses
pembelajaran berlangsung berdasarkan tiga komponen di atas.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ningrum (2014) dengan judul
"Implementasi Kurikulum 2013 di SDN Tangkil 01 Wlingi Blitar”.
Penelitian tersebut memiliki tujuan yang sama dengan penelitian ini yaitu
untuk mengetahui faktor penghambat implementasi Kurikulum 2013 dan
alternatif pemecahan masalah implementasi Kurikulum 2013 dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Persamaan yang lainnya yaitu
prosedur pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Elwien
Sulistya Ningrum adalah dengan subjek kepala sekolah dan guru.
Sedangkan pada penelitian ini subjeknya adalah guru kelas di SD Negeri
4 Krandegan.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Ningrum (2014), yaitu :
a. Faktor penghambat implementasi Kurikulum 2013 meliputi: masih
22
I, materi terlalu banyak dan harus diselesaikan dalam waktu 1,5 bulan,
terlalu banyak administrasi yang harus dikerjakan, guru merasa
kesulitan dalam membagi waktu antara mengajar dan menyelesaikan
administrasi;
b. Faktor pendukung implementasi Kurikulum 2013 di SDN Tangkil 01
Wlingi meliputi: buku pedoman implementasi Kurikulum 2013 yang
digunakan untuk penyusunan berbagai perangkat pembelajaran,
fasilitas sekolah yang dimanfaatkan untuk proses belajar-mengajar,
sosialisasi implementasi Kurikulum 2013 yang selalu diikuti oleh
kepala sekolah dan guru, serta arahan dari pengawas. Faktor
penghambat implementasi Kurikulum 2013 meliputi: masih ada
peserta didik yang belum bisa membaca dan menulis untuk Kelas I,
materi terlalu banyak dan harus diselesaikan dalam waktu 1,5 bulan,
terlalu banyak administrasi yang harus dikerjakan, guru merasa
kesulitan dalam membagi waktu antara mengajar dan menyelesaikan
administrasi.
c. Alternatif pemecahan masalah di SDN Tangkil 01 Wlingi meliputi:
guru memberikan tugas terkait materi yang belum selesai. Guru
meminta bantuan kepada orang tua peserta didik untuk mengawasi
anaknya belajar dirumah, guru meminta bantuan kepada kepala
sekolah dan guru lain untuk membantu menemukan solusi dari
23
guru membuat RPP ketika jam pelajaran selesai namun tetap saja
belum bisa dikerjakan secara maksimal;
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Budi (2014) yang berjudul “Strategi
Guru Dalam Menghadapi Kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Surakarta”.
Penelitian tersebut memiliki tujuan yang sama dengan penelitian ini yaitu
untuk mengetahui persoalan yang dihadapi guru dalam menerapkan
kurikulum 2013 dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif, sumber
data primer diperoleh langsung dari wawancara dari kepala sekolah, guru,
dan observasi langsung ke sekolah, dan data sekundernya yaitu diperoleh
dari dokumen dan lembar observasi. Perbedaannya terletak pada subjek
penelitian dan tempat penelitian. Pada penelitian yg dilakukan oleh
Budi(2014) subjeknya hanya dengan guru di SMA Negeri 2 Surakarta,
sama dengan penelitian ini yang juga pada guru di SD Negeri 4
Krandegan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Budi (2014) di SMA Negeri 2
Surakarta, yaitu :
a. Persoalan yang dihadapi guru dalam menerapkan kurikulum 2013
adalah kurangnya sosialisasi yang diberikan kepada guru serta belum
adanya buku mata pelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013
sebagai sumber belajar.
b. Strategi yang digunakan oleh guru dalam menghadapi penerapan
kurikulum 2013 yakni dengan guru bertanya kepada rekan sesama
24
sharing dengan guru lain yang dianggap mampu memberikan
informasi yang dibutuhkan, mencari buku referensi yang digunakan
sebagai sumber kegiatan pembelajaran, serta mencari informasi dengan
browsing dari internet sebagai salah satu bentuk usaha dalam
menambah pengetahuan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
Strategi yang dilakukan guru merupakan salah satu bentuk belajar
mandiri guna menunjang penerapan kurikulum 2013.
3. Penelitian yang relevan mengenai kurikulum 2013 yang dilakukan oleh
Septiani (2014) dengan judul penelitian “Kesiapan Implementasi
Kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Bantul”. Persamaan
penelitian yang dilakukan oleh Gunik Septiani dengan penelitian ini
adalah menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Sedangkan
perbedaannya terletak pada subjek penelitian, karena pada penelitian
tersebut subjek penelitiannya adalah 6 Madrasah Ibtidaiyah di
Kabupaten Bantul, sedangkan pada penelitian ini subjek penelitiannya
adalah guru di SD Negeri 4 Krandegan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan madrasah belum
sepenuhnya menyiapkan dalam hal artistik. Kesiapan pendidik di
madrasah ibtidaiyah belum sepenuhnya menyiapkan dalam hal kesiapan
pedagogik dan profesional. Sedangkan untuk kesiapan sarana dan
prasarana sudah menyiapkan karena hal ini sibuktikan dengan
25 C. Alur Pikir
Gambar 2. Alur Pikir Kurikulum 2013
Tujuan pendidikan tidak lepas dari pembelajaran. Hal tersebut dapat
dipengaruhi oleh adanya komponen pembelajaran. Kurikulum merupakan
salah satu komponen pembelajaran sebagai pedoman sistematis bagi
pandidikan di Indonesia yang disusun oleh pemerintah. Perubahan
kurikulum dari masa ke masa disebabkan karena kebutuhan masyarakat
yang setiap tahunnya selalu berkembang dan tuntutan zaman yang selalu
berubah tanpa bisa dicegah. Pergantian kurikulum yang terbaru adalah
kurikulum 2013 yang dilaksanakan sejak tahun 2013.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang sudah memasuki
tahap pelaksanaan secara bertahap pada tahun 2014. Pada tahun 2014,
Kurikulum ini dilaksanakan untuk kelas 1,2,4,dan 5. Dengan adanya
kurikulum 2013 diharapkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, Guru kelas
1, 2, 4, dan 5 Kurikulum 2013
Tahap Perencanaan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Penilaian
Pelaksanaan proses pembelajaran kurikulum
26
serta keterampilan yang lebih baik. Pembelajaran yang digunakan pada
kurikulum 2013 adalah pembelajaran integratif dimana pendekatan
pembelajaran yang secara sengaja memadukan beberapa kompetensi dasar
dan indikator dari standar isi dari beberapa mata pelajaran menjadi satu
kesatuan untuk dikemas menjadi satu tema. Pembelajaran tematik-terpadu
pada kurikulum 2013, untuk kelas rendah mata pelajaran IPA dan IPS
diintegrasikan pada berbagai mata pelajaran lain yang sesuai. Sedangkan
pada kelas tinggi, IPA dan IPS menjadi mata pelajaran tersendiri namun
pembelajaran dilakukan secara tematik terpadu.
Pembelajaran pada kurikulum 2013 meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian. Pada tahap perencanaan yang dilakukan guru
adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan tertentu. Pada tahap perencanaan meliputi : mengkaji silabus tematik,
mengkaji buku guru, mengkaji buku siswa, mengembangkan kegiatan
pembelajaran, penjabaran jenis penilaian, menentukan alokasi waktu, dan
menentukan sumber belajar. Selanjutnya, pada tahap pelaksanaan, guru
melakukan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu yang telah disusun
dalam perencanaan kurikulum 2013. Tahap pelaksanaan ini
meliputi:kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Sedangkan pada tahap penilaian, menggunakan penilaian autentik yaitu
penilaian peserta didik yang mencakup penilaian pribadi dan refleksi yang
27
Peranan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hendaknya dapat dilakukan sesuai
dengan perkembangan siswa. Khususnya untuk guru kelas yang
menggunakan pembelajaran kurikulum 2013 harus memahami pembelajaran
tematik integratif sesuai dengan karakteristik siswa.
Namun, pada kenyataannya dalam pelaksanaan kurikulum 2013 masih
menemukan banyak kendala. Dari mulai kurangnya sosialisasi tentang
kurikulum 2013, kebingungan dalam merancang proses pembelajaran.
Kendala lainnya yaitu dalam proses penilaian kurikulum 2013 yang
membingungkan bagi guru, dikarenakan proses pembelajaran yang
menggunakan pendekatan tematik, namun disaat melakukan penelitian guru
harus membuat nilai per Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran, dan guru
juga masih banyak yang menggunakan metode ceramah di dalam mereka
mengajar. Oleh karena itu perlu dicari dan diketahui mengenai pembelajaran
kurikulum 2013 mengapa pembelajaran kurikulum 2013 tidak optimal
terlaksana, setelah itu dapat dicari solusi pemecahannya.
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana guru SD Negeri 4 Krandegan dalam merencanakan
pembelajaran kurikulum 2013 ?
2. Bagaimana guru SD Negeri 4 Krandegan dalam pelaksanaan
pembelajaran kurikulum 2013 ?
3. Bagaimana guru SD Negeri 4 Krandegan dalam melaksanakan penilaian
28 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. “Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak
menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya”
(Moleong, 2013:6). Sedangkan tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk
membantu pembaca mengetahui apa yang terjadi di lingkungan di bawah
pengamatan, seperti apa pandangan partisipan yang berada di latar
penelitian, dan sepertiapa aktivitas yang terjadi di latar penelitian
(Emzir,2012:174). Dengan menggunakan peneliti deskriptif kualitatif,
peneliti dapat mengindentifikasi masalah-masalah, keadaan dan
praktik-praktik yang sedang berlangsung di masyarakat.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri 4 Krandegan kecamatan
Banjarnegara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016 .
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas 1,2,4, dan 5 Sekolah
Dasar Negeri 4 Krandegan. Penelitian ini diambil untuk memperoleh
informasi secara maksimal. Sedangkan, objek penelitiannya adalah
pelaksanaan proses pembelajaran kurikukulum 2013 di Sekolah Dasar
29
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Riduwan (2007:24), salah satu tujuan penelitian adalah
mengumpulkan data. Metode pengumpulan data ialah cara-cara yang
dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Suharsimi
Arikunto (2010:65) menyatakan bahwa, dalam pengumpulan data, data
yang akan diperoleh harus benar. Karena, apabila diperoleh data yang
salah, tentu saja kesimpulannya pun salah dan hasil penelitiannya menjadi
palsu. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara atau
teknik pengumpulan data, yaitu observasi (pengamatan), interview
(wawancara), dokumentasi dan gabungan-gabungannya. Data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data tentang pelaksanaan
pembelajaran kurikulum 2013 baik dari segi perenncanaan, pelaksanaan
pembelajaran, dan penilaian yang dihadapi oleh guru dalam
melaksanakannya. Bereberapa teknik pengumpulan data yang digunakan
yaitu observasi dan wawancara..
a. Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:272). “dalam menggunakan
metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya
dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument”.
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
terstruktur, karena dalam melakukan observasi menggunakan pedoman
30
pokok dalam melakukan observasi ialah untuk menemukan interaksi
yang kompleks dengan latar belakang sosial yang alami (Sarwono,
2006:224). Observasi diisi oleh peneliti sebagai observer. Lembar
pengamatan atau observasi ini menggunakan metode cheklist. Menurut
Suharsimi (2010), metode cheklist yaitu membuaat daftar variabel
yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal ini, peneliti tinggal
memberikan tanda tally (√) setiap pemunculan gejala yang dimaksud. b. Wawancara
Penelitian yang dilakukan memakai wawancara terstruktur,
dimana dalam wawancara bahan-bahan untuk wawancara sudah
disiapkan secara ketat. Peneliti hanya menggunkan pedoman
wawancara (interview guide) yang telah disiapkan sesuai dengan
materi peneliti. Tujuan dilakukannya wawancara adalah untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, narasumber dimintai
pendapat dan ide-idenya. Wawancara digunakan untuk menggali data
pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian. Menurut Sarwono
(2006:225), cara melakukan wawancara ialah mirip dengan kalau
sedang melakukan pembicaraan dengan lawan bicara. Wawancara
dimulai dengan mengemukakan topik yang umum untuk membantu
peneliti memahami perspektif makna yang diwawancarai.
31
Menurut Zuriah (2009:168), “instrumen penelitian merupakan alat
bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data”. Tujuan pembuatan
instrumen ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan kurikulum 2013 di
SD Negeri 4 Krandegan. Berdasarkan teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data yaitu observasi, dan wawancara, maka instrumen
yang dipakai peneliti adalah pedoman observasi dan pedoman
wawancara. Dengan demikian pedoman wawancara dan pedoman
observasi dibuat untuk mengukur aspek sebagai berikut:
a. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian
1) Pedoman wawancara
Pedoman wawancara berisi tentang aspek-aspek yang berkaitan
dengan hal-hal yang akan diwawancarai (bapak/ibu guru sebagai
narasumber). Adapun kisi-kisi pedoman wawancara penelitian ini
adalah :
Pedoman Wawancara Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Kurikulum 2013
[image:46.612.136.503.506.685.2]di SD Negeri 4 Krandegan
Tabel 1.
No. Aspek yang
ditanyakan Fokus pertanyaan
1. Perencanaan
pembelajaran
tematik
kurikulum 2013
a. Bagaimana bapak/ibu dalam menyusun
silabus model pembelajaran tematik dan
komponen apa saja yang terdapat di
dalamnya?
32
rencana pelaksanaan pembelajaran tematik
kurikulum 2013?
c. Langkah-langkah apa saja yang bapak/ibu
gunakan untuk menentukan tema?
d. Media apa saja yang bapak/ibu gunakan
dalam pembelajaran kurikulum 2013?
2. Pelaksanaan
pembelajaran
tematik
kurikulum 2013
a. Apa saja yang dilakukan bapak/ibu dalam
kegiatan awal pembelajaran?
b. Apa saja yang dilakukan bapak/ibu dalam
kegiatan inti pembelajaran?
c. Apa saja yang dilakukan bapak/ibu dalam
kegiatan akhir pembelajaran?
3. Penilaian
pembelajaran
tematik
kurikulum 2013
a. Jenis penilaian apa yang digunakan
bapak/ibu untuk menilai siswa dalam
pembelajaran kurikulum 2013?
2) Pedoman observasi
Pada observasi yang akan dilakukan oleh peneliti, peneliti akan
mengobservasi pelaksanaan kurikulum 2013 di SD N 4 Krandegan.
Kisi-Kisi Observasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran Kurikulum
[image:47.612.142.502.78.403.2]2013
Tabel 2.
Variabel Sub Variabel Indikator
Jumlah
Pernyataan
soal
33 proses
pembelajaran
kurikulum
2013 di SD
pembelajaran tematik kurikulum 2013 2. Pelaksanaan model pembelajaran tematik kurikulum 2013 3. Penilaian pelaksanaan pembelajaran tematik kurikulum 2013. tema/subtema
b. Kegiatan merumuskan
Indikator
c. Kegiatan merumuskan
Tujuan Pembelajaran
d. Kegiatan Memilih Sumber
Belajar
e. Kegiatan Memilih Media
Belajar
f. Kegiatan memilih Model
Pembelajaran
g. Skenario Pembelajaran
a. Kegiatan awal dalam
pelaksanaan model
pembelajaran awal
b. Kegiatan inti model
pembelajaran tematik.
c. Kegiatan akhir pelaksanaan
model pembelajaran tematik.
a. Kegiatan penilaian oleh guru
b. Kegiatan penilaian oleh
34 E. Keabsahan Data
Keabsahan data suatu penelitian juga dapat dicapai dengan proses
pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses
triangulasi. “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain” (Moeleong, 2006 : 330).
Keabsahan data penelitian kualitatif menggunakan istilah berbeda
meliputi, credibility (validitas interbal), transferability ( validitas eksternal),
dependability ( reliabilitas) dan confirmability (objektivitas) (Sugiyono,
2011: 366). Penelitian ini menggunakan uji kredibilitas (credibility) dengan
melakukan triangulasi dan menggunakan bahan referensi.
Menurut Susan Stainback dalam Sugiyono (2011: 330) menyatakan
bahwa tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang
beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti
terhadap apa yang telah ditemukan.
Triangulasi data yang dipakai oleh peneliti merupakan triangulasi
sumber yaitu pengumpulan data dengan bermacam-macam cara pada sumber
yang sama seperti yang terlihat pada gambar. Menurut Patton (1987) dalam
Moleong (2013 : 330), Tringulasi dengan sumber berarti membandingkan
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informsi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
35
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh (Sugiyono 2011 : 337).
Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction (Reduksi data), data
display (penyajian data), dan conclusion drawing/verivication (penarikan
kesimpulan).
1. Data reduction (Reduksi data)
Data yang diperoleh dari penelitian beragam, apalagi dengan memadukan
beberapa teknik. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya dan membuang yang tidak perlu.
2. Data display (penyajian data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar teori dan sebagainya.
3. Conclusion drawing/ verification (penarikan kesimpulan)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehinga
setelah diteliti menjadi jelas.
Berdasarkan pengertian di atas, dalam penelitian ini menggunakan
teknik analisis data kualitatif. Terdapat tiga jalur analisis data yaitu data
reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion
drawing/verification (penarikan kesimpulan).
Data reduction, pada tahap ini dilakukan pemilihan tentang relevan
36
penelitian yang beragam dengan memadukan beberapa teknik.Informasi dari
lapangan sebagai bahan mentah yang kemudian diringkas, disusun lebih
sistematis, serta ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga lebih
mudah dikendalikan. Setelah tahap mereduksi data selesai dilakukan,
kemudian dilanjutkan dengan display data untuk dapat melihat gambaran
keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Pada
tahap ini peneliti berupaya mengklasifikasikan dan menyajikan data sesuai
dengan pokok permasalahan yang diawali dengan pengkodean pada setiap
subpokok permasalahan. Untuk memudahkan memperoleh kesimpulan dari
lapangan, maka penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, serta hubungan antar teori.
Tahap ketiga dalam teknik analisis data menurut Miles and Huberman
adalah conclusion drawing/verification (penarikan kesimpulan), kegiatan ini
dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari
hubungan, persamaan, atau perbedaan. Penarikan kesimpulan dilakukan
dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek penelitian
dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam
penelitian tersebut. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu objek yang sehingga setelah diteliti menjadi
jelas.
Skema Model Analisis Data Interaktif Miles dan Huberman yang
37
Gambar 4. Skema Model Analisis Interaktif Pengumpula
n Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpula Reduksi
38 BAB IV
HASIL, PEMBAHASAN, DAN KETERBATASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian dan Narasumber
a. Deskripsi Keadaan Lokasi
Penelitian mengenai pelaksanaan kurikulum 2013 di SD Negeri 4
Krandegan oleh kepala sekolah serta guru kelas 1,2,4, dan 5. Lokasi
yang digunakan peneliti adalah di Sekolah Dasar Negeri 4 Krandegan
kecamatan Banjarnegara kabupaten Banjarnegara. Peneliti mengambil
lokasi penelitian di SD tersebut, karena di SD Negeri 4 Krandegan
merupakan sekolah yang masih menggunakan kurikulum 2013.
Lokasi penelitian berada pada wilayah yang strategis dan mudah
dijangkau. SD Negeri 4 Krandegan berada di Jalan Pemuda No.75
dekat dengan alun-alun Banjarnegara. Peneliti tidak hanya mengambil
data dari kepala sekolah dan guru kelas, tetapi juga mengambil data
dari pengawas SD Negeri 4 Krandegan di UPT Dikbudpora
kecamatan Banjarnegara, yang beralamat di Jalan Mayjend DI.
Panjaitan No. 82.
SD Negeri 4 Krandegan memiliki fasilitas sarana dan prasarana
yang sudah mendukung. SD Negeri 4 Krandegan memiliki 6 ruang
kelas, satu ruang guru, satu ruang kepala sekolah, satu ruang TIK,
39
siswa dan guru, satu halaman upacara, satu halaman olahraga, satu
mushola serta tempat parkir guru dan karyawan.
b. Profil Narasumber / Informan
Narasumber atau responden dalam penelitian ini adalah pengawas
UPT Dikbudpora kecamatan Banjarnegara, kepala SD Negeri 4
Krandegan, dan guru kelas 1,2,4,dan 5 SD Negeri 4 Krandegan.
Semua guru di SD Negeri 4 Krandegan memiliki latar belakang
pendidikan sesuai dengan profesi yaitu Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD).
2. Analisis Data Pelaksanaan Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
Analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan
dengan pengumpulan data. Adapun pemerolehan data melalui tiga teknik
yaitu observasi, dokumentasi, dan wawancara langsung dengan
narasumber. Analisis yang dilakukan selama di lapangan menurut Model
Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011: 337) ada tiga tahap, yaitu reduksi
data (data reduction), penyajian data (display data) dan verifikasi
(conclusion drawing). Data diperoleh berdasarkan tiga teknik
pengumpulan yaitu dokumentasi, observasi dan wawancara. Dalam
analisis ini peneliti bagi dalam perencanaan, pelaksanaan pembelajaran di
kelas, dan penilaian.
a. Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 di SD Negeri 4
40
Data mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
pembelajaran tematik diperoleh melalui dokumentasi, observasi dan
wawancara.
1) Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi perencanaan pada kelas 1,2,4,dan 5 pada
tabel 4 (terlampir), komponen pemahaman guru tentang buku pedoman
guru dan buku pedoman siswa yaitu guru sudah memahami kelengkapan
buku dan memahami hubungan fungsional buku pedoman guru dan buku
teks pelajaran dalam proses pembelajaran dengan baik. Guru juga sudah
memahami kelengkapan buku teks pelajaran dan hubungan aktifitas
pembelajaran dengan sumber dan media pembelajaran.
Dalam hal perencanaan, guru perlu menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) untuk keperluan pembelajaran yang disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik. Perencanaan pembelajaran sangat
menentukan keberhasilan suatu pembelajaran tematik, maka perencanaan
yang dibuat dalam rangka pelaksanaan pembelajaran tematik kurikulum
2013 harus sebaik mungkin, oleh karena itu beberapa langkah yang perlu
dilakukan dalam merancang pembelajaran tematik kurikulum 2013 yaitu
menyusun RPP sesuai dengan silabusyang sudah dibuat oleh pemerintah
pusat.
Tahap perencanaan pembelajaran kurikulum 2013 di SD Negeri 4
Krandegan sudah sesuai dengan kaidah dalam kurikulum 2013. Karena
41
kurikulum 2013, yaitu identitas tema/subtema, perumusan indikator,
perumusan tujuan pembelajaran, pemilihan materi ajar, pemilihan sumber
belajar, pemilihan media belajar, model pembelajaran, skenario
pembelajaran, dan penilaian.
Dalam menyusun rencana pembelajaran guru harus berpedoman pada
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada silabus
kurikulum 2013 agar tidak keluar dari tema yang akan dipelajari. Di
dalam RPP kurikulum 2013 terdapat Kompetensi Inti yang terdiri dari
KI.1 tentang sikap terhadap Tuhan Yang Maha Esa. KI.2 tentang sikap
terhadap sesama manusia. KI.3 tentang pengetahuan, dan KI.4 tentang
keterampilan. Selain itu, pembelajarannya juga sudah menggunakan
pendekatan saintifik yang merupakan ciri khas dalam kurikulum 2013.
Hal tersebut menunjukkan bahwa guru-guru di SD Negeri 4
Krandegan selalu melakukan langkah-langkah perencanaan dalam
melakukan pembelajaran agar tidak kebingungan dalam proses
pembelajaran di kelas. Perancangan perencanaan pembelajaran tematik
pada kurikulum 2013 merupakan hasil Kelompok Kerja Guru (KKG)
semua sekolah di kecamatan Banjarnegara yang melaksanakan kurikulum
2013. Pada KKG semua guru yang melaksanakan kurikulum 2013
berkumpul lalu dikelompokkan per kelas yang dalam kelompok tersebut
mempunyai pembagian tugas untuk setiap guru. Masing-masing guru
membuat perencanaan pembelajaran tematik (RPP) pada tema yang
42
beberapa kelompok tersebut dikumpulkan dan digandakan serta
dibagikan kepada masing-masing sekolah yang melaksanakan kurikulum
2013 di kecamatan Banjarnegara. Itu semua terbukti dari pengakuan
kepala sekolah SD Negeri 4 Krandegan yang menyatakan bahwa
Kepala sekolah menyatakan : “untuk pembuatan RPP disusun dengan mengadakan KKG”.(Terlampir)
Selain RPP disusun secara kolektif pada saat KKG, hambatan lain
yang dialami guru adalah dalam mempersiapkan media pembelajaran di
kelas. Guru mengalami kesulitan dalam memepersiapkan media
pembelajaran yang digunakan setiap hari. Hal ini didukung pengakuan
melalui wawancara dengan narasumber:
Guru kelas 1 menyatakan : “Alat peraga yang selalu harus disiapkan dan memerlukan biaya, waktu”. (Terlampir)
Guru kelas 4 menyatakan: “banyak perencanaan kurang sesuai dengan tema atau yang kita ajarkan”. (Terlampir)
Pernyataan tersebut menyuratkan bahwa yang dihadapi dalam
perencanaan pembelajaran pada kurikulum 2013 adalah guru
mempersiapkan sendiri alat peraga setiap hari yang memerlukan biaya
dan waktu. Menurut penelitin hasil observasi, banyaknya perencanaan
yang kurang sesuai dengan tema karena kurang mempersiapkannya guru
dalam proses perencanaan untuk mengajar di kelas, sehingga antara
rencana dengan tema kurang sesuai dengan yang diajarkan.
Pada pembelajaran kurikulum 2013, hampir semua metode sering
digunakan di kelas 1,2,4, dan 5 sesuai dengan tema yang cocok antara
43
adanya berbagai metode yg digunakan dalam pembelajaran,
pembelajaran diharapkan tidak monoton dan siswa lebih aktif dalam
mengikuti pembelajaran di kelas. Pernyataan tersebut diperkuat dengan
hasil wawancara dari guru kelas dua yang menyatakan bahwa:
Guru kelas 2 menyatakan : "dengan metode demonstrasi, misalkan anak diberikan sesuatu yang konkrit agar anak lebih terpusat dan tertarik".(Terlampir)
Sejalan dengan pendapat di atas, penggunaan berbagai metode
pembelajaran di kurikulum 2013 memang dibutuhkan, namun dalam
menggunakan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan tema.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan Model pembelajaran kurikulum 2013 merupakan inti dari
aktifitas pembelajaran yang dalam pelakasanaannya disesuaikan dengan
rambu rambu yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Tahap ini merupakan tahap penerapan yang sudah dibuat oleh guru
dalam perencanaan. Dalam pembelajaran kurikulum 2013 ada tiga kegiatan
pembelajaran yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup.
a) Pelaksanaan Pem