• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 132009104 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 132009104 BAB III"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Widodo (2004) mengatakan sebuah penelitian dikatakan jenis penelitian korelasional karena penelitian itu ditujukan untuk melihat atau mengetahui hubungan atau pengaruh dua variabel atau lebih. Untuk mengetahui tingkat internal locus of control siswa dilakukan dengan menganalisis jawaban dari kuesioner yang dijawab oleh siswa.

3.2 Variabel Penelitian

Menurut Kelinger dan Kidder (dalam Sugiyono, 2000), dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. F.N Kerlinger menyebut variabel sebagai sebuah konsep seperti laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran (dalam Arikunto, Jenis penelitian ini adalah korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara internal locus of control dengan perilaku prososial 2010). Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu

1. Variabel bebas (independent)

(2)

2. Variabel terikat (dependent)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena ada variabel bebas (Sugiyono, 2012). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku prososial.

[image:2.595.99.512.214.617.2]

Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan masalah maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah

Gambar hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen :

variabel independent (X) variabel dependent (Y)

3.3 Definisi Operasional a.Internal Locus Of Control

Suatu keyakinan atau pusat kendali dalam diri individu dalam penentu sumber perilaku yang ditinjau dari aspek internal, yaitu suka bekerja keras, memiliki inisiatif tinggi, selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah, berpikir seefektif mungkin, serta usaha harus dilakukan jika ingin berhasil.

b. Perilaku Prososial

Suatu perilaku menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan dan untuk menyokong kesejateraan orang lain dtinjau dari aspek-aspek berbagi, kerjasama, menyumbang, menolong, kejujuran, dan dermawan. 3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi Internal Locus Of

Control

(3)

Menurut Arikunto (2010), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi merupakan semua individu yang menjadi sumber dan pusat perhatian dalam pengambilan data penelitian. Jumlah siswa kelas XI IPS di SMA Kristen 1 Salatiga adalah 96 orang.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2010). Menurut Sugiyono (2000), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Tujuan penentuan sampel adalah untuk memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian dari populasi. Sampel yang diambil adalah 64 siswa atau disebut teknik random sampling.

3.5 Alat Ukur Penelitian

Salah satu kegiatan penelitian adalah menyusun alat pengumpulan data yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Untuk memperoleh data yang berkualitas maka alat pengumpul data tersebut harus memenuhi syarat validitas dan realibilitas. Validitas menunjukkan ketetapan alat pengukur untuk mengukur apa yang sebenarnya diukur. Sedangkan realibilitas menunjukkan keajegan hasil pengukuran.

(4)

penelitian dapat mengumpulkan data dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, sedangkan responden mempuyai waktu yang cukup untuk menjawab pertanyaan.

a. Skala Internal Locus Of Control

Penulis menggunakan skala internal locus of control dalam penelitian ini. Skala internal locus of control yang dikemukakan oleh Rotter dan dikembangkan Crider (dalam Wulandari, 2006), yang terdiri dari 27 item.

Adapun aspek-aspek locus of control, antara lain : -- Internal Locus Of Control

a. Suka bekerja keras

b. Memiliki inisiatif yang tinggi

c. Selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah d. Selalu mencoba untuk berpikir seefektif mungkin

(5)
[image:5.595.98.535.137.755.2]

Tabel 3.1 Item Skala Internal Locus Of Control No Karakteristik-Karakteristik Nomor Pernyataan 1. Suka bekerja keras. 7, 11, 13,

23, 25, 27

11. Jika mempunyai tujuan / target, saya berusaha keras dengan optimal untuk mewujudkannya (F)

13. Saya akan berusaha keras jika memiliki kemauan tinggi (F)

23. Saya bekerja keras agar bisa naik kelas sehingga memahagiakan orang-orang yang saya sayangi dan cintai (F) 7. Saya kurang berusaha jika mempunyai keinginan. (UN) 25. Saya berusaha bekerja keras mengerjakan sesuatau jika diberi reward. (UN)

27. Walaupun saya bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu, semuanya tergantung pada keberuntungan. (UN)

(6)

tinggi. 15, 22, 24

menyelesaikan pekerjaan rumah setelah pulang sekolah (F) 4. Saya mempunyai inisiatif bertanya jika ada penjelasan dari guru atau teman yang kurang dimengerti (F)

22. Saya memiliki inisiatif menyisihkan uang saku untuk ditabung (F)

9. Saya kurang berinisiatif untuk bertanya jika saya belum mengerti penjelasan dari guru. (UN)

15. Saya kurang berinisiatif mengungkapkan pendapat dalam kondisi diskusi kelompok jika belum diminta berpendapat. (UN)

24. Saya berinisiatif membuang sampah pada tempatnya jika ada yang melihat. (UN)

(7)

menemukan pemecahan masalah.

16, 18, 26

permasalahan, saya berusaha menemukan pemecahan masalahnya (F)

5. Saya berusaha dapat menemukan pemecahan masalah (F)

12. Jika ada teman yang mengalami permasalahan, saya berusaha membantu untuk menemukan pemecahan masalah (F)

16. Saya kurang berusaha ketika ingin mendapatkan sesuatu. (UN)

18. Saya malas mengumpulkan informasi dalam pemecahan masalah yang saya hadapi. (UN) 26.Saya berusaha menemukan pemecahan masalah yang saya hadapi jika sudah diminta untuk melakukannya. (UN)

4. Selalu mencoba untuk berpikir seefektif mungkin.

(8)

soal-soal ketika ulangan harian (F) 10. Saya berpikir seefektif mungkin sebelum melalukan sesuatu (F)

20. Bagi saya memperoleh apa yang saya inginkan sama sekali tidak ada hubungannya dengan kemujuran (F)

5. Selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil.

6, 8, 14, 17, 19, 21

14. Saya berusaha keras jika keinginan saya harus berhasil (F) 19. Jika saya berusaha, saya yakin dapat berhasil untuk menggapai cita (F)

21.Tidak ada sesuatu semacam keberuntungan (F)

6. Keberhasilan ditentukan oleh koneksi (UN)

8. Kesuksesan secara instan tanpa adanya usaha. (UN)

17. Saya berpikir jika usaha dan keberhasilan memiliki sedikit hubungan. (UN)

(9)
[image:9.595.96.514.137.667.2]

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Skala Internal Locus Of Control

No Aspek-aspek Favorabel Unfavorabel ∑ Item

1. Suka bekerja keras 11, 13, 23 7, 25, 27 6 2. Memiliki inisiatif yang tinggi 1, 4, 22 9, 15, 24 6

3. Selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah.

3, 5, 12 16, 18, 26 6

4. Selalu mencoba untuk berpikir seefektif mungkin.

2, 10, 20 - 3

5. Selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil.

14, 19, 21 6, 8, 17 6

Jumlah 15 12 27

Pemberian nilai skor pada skala internal locus of control, yaitu

a. Untuk skor pernyataan favorable

SS S TS STS

(10)

b. Untuk skor pertanyaan unfavorable

SS S TS STS

1 2 3 4

b. Skala Perilaku Prososial

Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala yang item dibuat berdasarkan aspek-aspek perilaku prososial (Mussen dkk, dalam Dayakisni, 2006) yang terdiri dari 24 item.

Aspek-aspek perilaku prososial (dalam Dayakisni, 2006), antara lain :

1. Berbagi (sharing) yaitu kesediaan untuk berbagi perasaan dengan orang lain dalam suasana suka maupun duka.

2. Kerjasama (cooperative) yaitu kesediaan untuk kerjasama dengan orang lain demi tercapai suatu tujuan kooperatif dan biasa saling menguntungkan, saling memberi, saling menolong, dan menenangkan.

3. Menyumbang (donating) yaitu kesediaan untuk memberikan secara sukarela sebagian barang yang dimiliki kepada orang yang membutuhkan.

(11)

5. Kejujuran (honesty) yaitu kesediaan untuk berkata jujur dan tidak berbuat curang terhadap orang lain.

6. Kedermawanan (generosity) yaitu kesediaan memberi secara sukarela untuk orang yang membutuhkan.

Tabel 3.3 Item Skala Perilaku Prososial

No Aspek-Aspek Nomor Pernyataan

1. Berbagi 1, 10, 7, 17 1.Jika ada teman yang kehilangan uang saku, saya akan berusaha membantu (F) 10. Jika ada teman yang tidak membawa alat tulis, saya akan menawarkan bantuan untuk meminjami (F)

7. Saya tidak peduli jika ada teman yang kesusahan (UN)

17. Saya tidak peduli, jika ada teman yang ingin bercerita (UN)

2. Kerjasama 2, 15, 8, 20 2. Saya dapat bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok (F)

15. Saya tidak mengalami kesulitan jika sedang bekerjasama dengan orang lain (F) 8. Saya tidak akan bekerjasama dengan orang yang baru saya kenal (UN)

(12)

orang yang tidak dapat menepati janji (UN)

3. Menyumbang 16, 22, 3, 12 16. Saya akan memberikan pakaian pada korban bencana alam (F)

22. Saya selalu memberikan pendapat ketika sedang diskusi kelompok (F)

3. Meskipun saya mempunyai alat tulis berlebih, saya tidak akan meminjami teman saya (UN)

12. Saya akan memberikan sumbangan hanya dengan orang yang dekat dengan saya (UN)

4. Menolong 18, 23, 4, 11 18. Saya akan memberikan pertolongan kepada siapa saja tanpa pamrih (F)

23. Saya selalu dapat diandalkan ketika ada teman yang sedang mengalami problem (F) 4. Saya hanya akan memberikan pertolongan kepada teman yang selalu dekat dengan saya (UN)

11. Saya hanya memberikan pertolonagan kepada orang yang juga mau membantu saya (UN)

(13)

ditanya tentang masalah yang menyangkut pribadi saya (F)

19. Jika ada teman yang bercerita, saya berusaha merahasiakan (F)

13. Jika saya ditanya tentang kehidupan keluarga, saya tidak akan menjawab (UN) 21. Saya tidak akan menutupi kesalahan yang dilakukan oleh teman (UN)

6. Dermawan 6, 14, 9, 24 6. Saya selalu memberi tanpa mengharapkan imbalan baik pada orang yang saya kenal maupun asing (F)

14. Jika ada teman yang mengalami kecelakaan, saya tidak segera menjenguk (F)

9. Jika ada musibah di lingkungan masyarakat saya kurang peka dengan situasi tersebut (UN)

(14)

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Skala Perilaku Prososial

No Aspek-aspek Favorabel Unfavorabel ∑ Item

1. Berbagi 1, 10 7, 17 4

2. Kerjasama 2, 15 8, 20 4

3. Menyumbang 16, 22 3, 12 4

4. Menolong 18, 23 4, 11 4

5. Kejujuran 5,19 13,21 4

6. Dermawan 6, 14 9, 24 4

Jumlah 12 12 24

Pemberian nilai skor pada skala perilaku prososial, yaitu c. Untuk skor pernyataan favorable

SS S TS STS

4 3 2 1

d. Untuk skor pertanyaan unfavorable

SS S TS STS

1 2 3 4

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

(15)

dan realibilitas. Instrumen tersebut diujicobakan tanggal 23 Mei 2013 pada sampel dari mana populasi diambil. Jumlah sampel yang diambil adalah 32

siswa.

3.6.1 Validitas

Syarat supaya alat ukur yang digunakan dapat mencapai tingkat obyektifitas hasil yang tinggi adalah harus memilki validitas yang tinggi. Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen dalam melakukan fungsi ukur. Suatu instrumen dapat dengan dikatakan mempuyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur dapat memberikan hasil ukur sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut (Azwar, 2011). Adapun pedoman untuk menentukan validitas item menurut Ali (1984), adalah sebagai berikut :

a. 0,00 s/d 0,20 : alat tes tidak valid b. 0,21 s/d 0,40 : validitas rendah c. 0,41 s/d 0,60 : validitas rendah d. 0,61 s/d 0,80 : validitas tinggi e. 0,81 s/d 100 : validitas sempurna

(16)

yang telah diujikan ditemukan 2 item tidak valid. Adapun 2 item yang tidak valid, adalah 21 dan 22

3.6.2 Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauhmana suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama (Azwar, 1997). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan tehnik formula Alpha dan Cronbach.

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas

Alpha Kriteria

1,00 Hubungan yang sempurna

0,90 < α < 1,00 Hubungan yang sangat erat (sangat reliabel)

0,70 < α < 0,90 Hubungan yang erat

0,40 < α < 0,70 Hubungan yang cukup erat 0,20 < α <0,40 Hubungan yang kecil (tidak erat)

α < 0,20 Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan

Sumber : Guilford (1956)

Reliabilitas skala internal locus of control dengan perilaku prososial dalam penelitian ini menggunakan program SPSS For window Realease 16.00

(17)

diartikan kedua skala tersebut memiliki tingkat hubungan yang sangat erat (sangat realibel).

Adapun pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi (Sugiyono, 2012), sebagai berikut :

Tabel 3.6 Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

3.7 Teknik Analisis Data

Gambar

Gambar hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen :
Tabel 3.1 Item Skala Internal Locus Of Control
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Skala Internal  Locus Of  Control

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Lebih lanjutnya terkait konsep tersebut Mendikbud mengeluarkan keputusan Nomor 0490/1992 tentang Kerjasama SMK dengan Dunia Usaha atau Dunia Industri (DU/DI)

Profil ini disusun berdasarkan data yang dimiliki Puskesmas Temon I untuk dapat digunakan dalam mendukung sistem manajemen kesehatan yang lebih baik dalam rangka mencapai

Dengan kerjasama tim pengabdian yang baik dan peran serta aktif dari penyuluh/narasumber dalam kegiatan pengabdian ini maka semuanya telah berjalan sesuai yang

26.Secara moral setiap pelaku bisnis pantas berorientasi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dapat memberikan manfaat dan kegunaan serta pelayanan yang

meningkat maka tinggi loncatan seseorang akan meningkat juga 6 dan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widiantara pada tahun 2014 mengenai latihan

Dalam merepresentasikan hubungan antara volume, kecepatan dan kepadatan lalu lintas digunakan perbandingan metode Greenshield dan metode Greenberg untuk mengetahui metode

Hasil observasi (de facto) menunjukkan masih banyak dampak yang belum dikelola di beberapa lokasi karena tidak terprediksi saat penyusunan AMDAL. Dampak tersebut

ISI: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh derajat desentralisasi fiskal terhadap belanja kesehatan, persentase persalinan oleh tenaga kesehatan, persentase