• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP KOMUNITAS MOTOR GEDE (Studi Deskripsi Persepsi Masyarakat Surabaya Terhadap Komunitas Motor Gede).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP KOMUNITAS MOTOR GEDE (Studi Deskripsi Persepsi Masyarakat Surabaya Terhadap Komunitas Motor Gede)."

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNITAS MOTOR GEDE

(Studi Deskr ipsi Per sepsi Masyar akat Surabaya Ter hadap Komunitas Motor Gede)

Skr ipsi

Ditunjkkan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan Memperoleh Gelar Sar jana Pr ogr am Studi Ilmu Komunikasi Fisip UPN “ Veter an” J awa Timur

Oleh:

Rendy Dwi Per mana

0543010151

YAYASAN KESEJ AHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan kemurahan, kebaikan dan karunianya-Nya, sehingga penulisan

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini penulis melakukan penelitian dengan judul “Persepsi

Masyarakat Terhadap Komunitas Motor Gede (Studi Persepsi Masyarakat

Terhadap Komunitas Motor Gede) .

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan bisa

terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Perkenankan

pada kesempatan ini, penulis menyampikan ucapan terimakasih kepada seluruh

pihak yang telah membantu guna mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini.

Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Juwito, S. Sos., MSi., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional

(3)

3. Ibu Dra. Herlina Suksmawati, MSi, selaku Dosen Pembimbing yang

senantiasa membimbing dan meluangkan waktu, guna memberikan

pengarahan pada penulis dalam penyusunan skripsi.

4. Semua dosen dan staff dosen Universitas Pembangunan Nasioanal ”Veteran”

Jawa Timur.

5. Orang tuaku tercinta, yang dengan penuh kesabarannya telah memberikan

bantuan baik materiil maupun moril, serta do’a tulus ikhlas hingga penulis

dapat menyelesaikan pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi.

6. Semua orang yang telah banyak membantu, memberikan saran dan kritik

kepada penulis dan tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya.

Penulis menyadari bahwa isi skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan

mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat

bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk

mendalaminya di masa yang akan datang.

Surabaya, Desember 2011

(4)

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAKSI ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tunuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 9

2.1.1.Komunitas ... 9

2.1.1.1.Pengertian Komunitas ... 9

2.1.2.Persepsi ... 10

2.1.2.1.Pengertian Persepsi ... 10

2.1.2.2.Jenis Persepsi ... 13

(5)

2.1.2.5.Proses Persepsi ... 16

2.1.2.6.Proses Terjadinya Persepsi ... 16

2.1.2.7.Komunitas Southland MG ... 22

2.2. Kerangka Berfikir ... 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitihan ... 24

3.2. Subjek atau Informan Penelitian ... 25

3.3. Lokasi Penelitian ... 26

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.5. Teknik Analisis Data ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum Objek Penelitian ... 29

4.1.1.Motor Moge ... 29

4.1.2.Komunitas Motor Moge ... 30

4.2. Penyajian Data ... 32

4.2.1.Identitas Informan ... 32

4.2.2.Hasil Wawancara ... 35

4.2.2.1.Deskripsi Persepsi Masyarakat Secara Umum Terhadap Komunitas Motor Gede ... 35

(6)

5.2. Saran ... 63

(7)

4.1. Motor Gede ... 30

(8)

Lampiran 1 : Interview Guade

(9)
(10)

Berbagai komunitas motor gede di atas, membawa persepsi utuk masyarakat terhadap komunitas motor kerap identik dengan hal negatif. Tak bisa dipungkiri, hal ini merupakan imbas dari stigma negatif geng motor–sehingga komunitas motor lainnya terhukum oleh hal-hal yang juga negatif. Penelitian ini didasarkan pada persepsi atau image masyarakat mengenai komunitas motor gede,

Persepsi menurut Deddy Mulyana (2001:167) proses internal yang

memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Persepsi Masyarakat terhadap Komunitas Motor

Gede.Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif yang bertujuan

untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam–dalamnya melalui pengumpulan data sedalam–dalamnya. Pada penelitian ini, yang menjadi informan atau subjek penelitian yaitu para informan yang terdiri dari polisi, pegawai, dan mahasiswa. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan indepth interview

Hasil dari penelitian ini adalah berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dapat diketahui mengenai persepsi para informan mengenai motor gede. Pandangan yang disampaikan oleh para narasumber mengenai komunitas moge bermacam-macam, ada yang berpendapat bahwa komunitas motor gede adalah kumpulan orang-orang kaya, atau sebuah wadah pecinta motor gede. Pelan namun pasti, para pencinta motor besar ini berupaya menghapus pandangan (image) buruk itu dengan melakukan hal-hal yang positif.

Kata kunci : Komunitas Motor Gede

Abstr ac

Various communities big , to publicperception of motorcycle community is often synonymous withnegativity. It is undeniable, it is the negative impact of stigma motorcycle gang that other motorcycle community condemned by the things that are also negative. The study was on perception or public image of the motorcycle community, according to Deddy Mulyana Perception (2001:167) the internal processes that allow us to choose, organize, interpret stimuli from our environment, and can affect behavior. The purpose of this study was to determine public perception of Community MotorGede. This study, researchers used qualitative that aim to explain phenomenon with deep through deep data. In this study, which became an informant or informants of the study comprised of police, staff, and students. Techniques of analysis in this study using depth interview. The results of this study is based on interviews with sources can be known about the perceptions of informants about the big motor. The views expressed by the speakers on a variety of community MOGE, some have argued that the motorcycle community is a collection of rich people, or a container big motor lovers. Slowly but surely, the lover of big motor is trying to erase the view (image)by doing the bad things that are positive.

(11)

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Setiap orang membutuhkan dukungan satu dengan lainnya, tidak ada

seorang pun yang mampu untuk hidup sendiri. Sadar ataupun tidak, setiap orang

pasti hidup dalam sebuah kelompok. Kelompok sosial terdiri dari

beberapa organisme yang berbagi lingkungan dan secara umum memiliki

ketertarikan yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di

dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi,

kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa

(http://alexbudiyanto.web.id/belajar-dari-komunitas.html).

Komunitas merupakan istilah yang sering digunakan pada percakapan

sehari-hari dari berbagai kalangan. Seperti halnya kebanyakan istilah yang maka

maknanyapun bisa beragam bergantung pada konteks kalimatnya. Menurut

Stewart E. Perry (2001) dalam CED Definition and Terminology memandang ada

dua makna komunitas yaitu komunitas sebagai kategori yang mengacu pada orang

yang saling berhubungan berdasarkan nilai-nilai dan kepentingan bersama yang

khusus atau komunitas sebagai satu kategori manusia yang berhubungan satu

sama lain karena didasarkan pada lokalitas tertentu yang sama, yang karena

kesamaan lokalitas itu secara tak langsung membuat mereka mengacu pada

kepentingan dan nilai-nilai yang sama.

Menurut Carrol Anne Odgin (1998) ada beberapa alasan yang

(12)

atau kelompok manusia. Ada 5 faktor yang disebut odgin dan bisa membedakan

komunitas dari kelompok-kelompok individu lain yaitu 1) Pembatasan dan

eksklusivitas yang berdasarkan hal ini bisa dirumuskan siapa yang menjadi

anggota dan bukan anggota komunitas tersebut. 2) Tujuan yang merupakan

landasan keberadaan komunitas. 3) Aturan yang memberi pembatasan terhadap

perilaku anggota komunitas, termasuk ancaman disingkirkan, untuk yang

berperilaku melanggar aturan itu. 4) Komitmen terhadap kesejahteraan orang lain,

sehingga ada kepedulian terhadap orang lain yang berada dalam komunitas yang

sama, atau setidaknya ada tanggung jawab bagi individu terhadap komunitas

secara keseluruhan. 5) Kemandirian yakni memiliki kebebasan sendiri untuk

menentukan apa yang dilakukan dan cara memasuki komunitas.

Komunitas dapat juga dipandang sebagai interaksi dalam struktur sosial

yang berdiam pada lokasi yang berbeda atau mungkin dipersatukan oleh

kepentingan atau nilai-nilai yang sama, seperti komunitas seniman, komunitas

pekerja, komunitas pendidikan, komunitas pecinta otomotif dan sebagainya.

Salah satu komunitas yang banyak diminati oleh masyarakat adalah

komunitas pecinta otomotif. Hal tersebut didukung dengan tingginya jumlah

masyarakat di berbagai daerah di Indonesia yang memiliki kendaraan. Data Polda

Metro Jaya menyebutkan akan ada 12 juta kendaraan hilir mudik pada tahun 2011

di jalan Jakarta. Polisi merilis tahun 2010 ini jumlah kendaraan di Jakarta

mencapai 11.362.396 unit kendaraan. Terdiri dari 8.244.346 unit kendaraan roda

dua dan 3.118.050 unit kendaraan roda empat

(13)

yang berhasil diperoleh diketahui jumlah sepeda motor paling terasa dibanding

tahun-tahun sebelumnya. Pada 2010, sepeda motor di Surabaya sudah berjumlah

3.122.901. Jika pertambahan kendaraan bermotor di Surabaya per bulan mencapai

12.000 unit, maka pada Juli 2011 bertambah 120.000 unit. Secara total, jumlah

kendaraan di Surabaya sekarang adalah 4.015.061 unit

(http://lipsus.kompas.com/gowesmudik2011/read/2011/07/23/07594563/Surabaya

..Oh.Surabaya.yang.Macet).

Dari sekian banyak jenis kendaraan yang ada di pasaran, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian pada komunitas pecinta otomotif, khususnya

komunitas pecinta motor gede atau biasa disebut moge mengingat pasar sepeda

motor besar dengan kapasitas di atas 500–1.500 cc ini hanya diminati di Eropa

dan Amerika Serikat atau negara maju lainnya, seperti Kanada.

Sedangkan, untuk Asia masih terbatas di Jepang, Taiwan, dan Korsel. Ini karena

tingginya tingkat penghasilan di negara-negara tersebut hingga menjadikan motor

besar bukan hanya sebagai transpor jarak jauh, tapi juga hobi. Dengan pendapatan

yang tinggi, sudah barang tentu untuk membeli motor besar jenis ini bukan hal

yang sulit. Apalagi,sistem kreditnya begitu mudah dan amat ringan bunganya. Di

Indonesia sendiri, penggemar moge masih sangat terbatas dan hanya diminati para

kalangan tertentu.

Jadi, pasar motor besar di Indonesia semuanya masuk dalam kondisi

build-up. Khusus buatan Eropa dan AS seperti Ducati, Aprilia, dan Harley Davidson

diimpor secara resmi oleh distributor. Sekretaris Harley Davidson Club Indonesia

(14)

gede, memang akan membuat orang geleng-geleng kepala.Tapi, bagi yang hobi,

harga bukanlah ukuran. Dia mencontohkan, untuk Harley Davidson tipe Ultra

Classic Electra Glide 1.450 cc tahun 2005 saja bisa mencapai Rp. 530 juta. Ada

juga Harley jenis Ultra Srceaming Eagle 1.800 cc yang harganya hingga Rp700

juta.

Komunitas motor gede yang ada di Indonesia cukup banyak dan beragam.

selain Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) antara lain, Ikatan Motor Gede,

Persaudaraan Motor Antik dan Motor Besar Bali (MBB), Harley Owner Group

(HOG), IMBI (Ikatan Motor Besar Indonesia), MBC (Motor Besar Club) Bali,

DBC (Davidson Bali Club), dan HDKI (Harley Davidson Klub Indonesia) Central

Java Bikers Club dan Singotoro Moge Club dan Southland MG.

(http://communitymotorbandung.blogspot.com/2010/12/komunitas-motor-gede-dan-keanggotaannya.html).

Berbagai komunitas motor gede di atas, membawa persepsi utuk

masyarakat terhadap komunitas motor kerap identik dengan hal negatif. Tak bisa

dipungkiri, hal ini merupakan imbas dari stigma negatif geng motor–sehingga

komunitas motor lainnya terhukum oleh hal-hal yang juga negatif.

http://www.tnol.co.id/id/community/interestgroup/8853-z-club-bukan-anak-motor-biasa.html. Selain itu Banyak yang melihat para pengendara motor besar

seperti Harley-Davidson adalah cerminan dari bikers yang arogan atau sombong.

Namun, pandangan negatif tersebut ternyata tidak semua benar adanya. Citra

negatif dari pengendara Motor gede yang dicap buruk oleh masyarakat misalnya

(15)

kota yang dianggap mengganggu pengendara lain. Menurut General Manager

Country Sales and Marketing PT Mabua Harley-Davidson, Irvino Edwardly

menjelaskan, bahwa citra negatif tersebut bisa saja timbul karena kecemburuan

sosial. Namun, dirinya tidak menampik bila memang ada pengendara Harley yang

arogan di jalanan. Kami mengebut di jalanan karena memang motor bermesin

besar. Tapi semua pengendara Motor Gede sudah dibekali pengetahuan safety

riding dan sopan santun di jalan

(http://cafebiker.wordpress.com/2011/10/12/biker-harley-lebih-sopan-daripada-biker-pada-umumnya-hadehhh/). Selain itu pandangan negatif masyarakat lainya

kepada para penggila motor besar membuat membuat masyarakat menjadi gerah.

Pelan namun pasti, para pencinta motor besar ini berupaya menghapus pandangan

(image) buruk itu. Salah satu, dengan memanfaatkan keagungan Ramadan. Tak

tanggung-tanggung, tiga komunitas pengguna dan penggemar motor Bajaj Pulsar,

yakni: Pulsarian Depok (Detasemen), Pulsar Owner (Power), dan Sniper Pulsar

Depok mengadakan Ramadan, peduli dan bakti sosial

(http://nasional.jurnas.com/halaman/16/2011-08-19/180013).

Penelitian ini didasarkan pada persepsi atau image masyarakat mengenai

komunitas motor gede, masyarakat sering menganggap bahwa komunitas Motor

Gede, menyukai atau identik dengan hal-hal yang berbau negatif seperti

minum-minuman keras, berandalan, tidak punya aturan terutama dalam mengendarai

motor yang seenaknya saja tanpa menaati lalu lintas dan rambu-rambu yang

berlaku, menganggu pemakai jalan lain, merusak yang mereka anggap

(16)

masyarakat mengenai Motor Gede. Akan tetapi Motor Gede Indonesia ingin

merubah image atau citra negatif masyarakat tentang MG, menjadi image atau

citra positif, seperti menaati peraturan lalu lintas, tidak meminum-minuman keras,

sering mengadakan even yang positif seperti donor dara, kerja sosial, serta

Peran aktif yang terjadi setiap anggota sangat diharapkan agar dapat

terjalin, sehingga terbentuk suatu komunitas yang solid, kuat dan tangguh dalam

menghadapi segala tantangan maupun rintangan dalam perkembangan organisasi.

Dalam setiap perkumpulan rutin yang diadakan setiap hari jum’at untuk

menuangkan ide atau kegiatan yang akan diadakan waktu dekat ini.

Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan seorang individu

untuk memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsang dari lingkungan,

dan proses tersebut mempengaruhi perilaku individu (Mulyana, 2001:167). Dalam

proses persepsi, banyak rangsangan yang sampai pada individu melalui panca

indera, namun tidak menyampaikan itu semua secara acak. Individu tersebut

mengenali objek-objek secara spesifik dan kejadian-kejadian tertentu yang

memiliki pola tertentu. Alasannya sederhana saja, karena persepsi individu adalah

suatu proses aktif yang menuntut suatu tatanan dan makna atas berbagai

rangsangan yang diterima. (Mulyana, 2001:170).

Atensi tidak dapat terelakkan karena sebelum individu merespon atau

menafsirkan kejadian atau rangsangan apapun, maka individu harus terlebih

dahulu memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Ini berarti bahwa

persepsi mensyaratkan tentang kehadiran suatu objek untuk dipersepsi, termasuk

(17)

perhatian individu cenderung dianggap sebagai penyebab kejadian-kejadian

berikutnya (Mulyana, 2001:169).

Dari semua fenomena yang telah disebutkan di atas, tentunya

menimbulkan banyak persepsi yang berbeda dari masyarakat mengenai

Komunitas Motor Gede. Disamping itu persepsi mengenai Komunitas Motor

Gede yang memiliki citra image yang negatif yang ingin merubah menjadi citra

yang positif dalam kalangan masyarakat. Persepsi merupakan penilaian atau cara

pandang individu terhadap suatu objek yang dilatarbelakangi oleh pengalaman

masing-masing individu terhadap objek tersebut yang berbeda-beda dan tingkat

pengetahuan yang berkaitan dengan transmisi, pengetahuan, keterampilan, dan

juga kepercayaan. Pada dasamya setiap Komunitas Motor Gede dan tujuan akhir

yang diperoleh pun tidak ada yang sama. Individu baik dalam komunitas maupun

dalam masyarakat luas untuk mencapai tujuan akhir yaitu untuk menjadikan

Komunitas Motor Gede yang memiliki sebuah kekeluargaan keutuhan dan

melestarikan sebuah komunitas motor gede.

Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh lagi

tentang bagaimana persepsi Masyarakat Surabaya terhadap Komunitas Motor

Gede. Signifikansi penelitian ini bahwa dari segi komunikasi terhadap sesama

angota dan masyarakat sekitar. Maka peneliti tertarik untuk mengambil judul

(18)

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Persepsi Masyarakat terhadap

Komunitas Motor Gede”.

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui Persepsi Masyarakat terhadap Komunitas Motor Gede.

1.4.Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap agar penelitian ini dapat menjadi

bahan informasi atau masukan yang bermanfaat antar lain:

a. Manfaat Bagi Masyarakat

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat

terutama dalam hal persepsi, bagaimana merubah persepsi atau pandangan

masyarakat terhadap suatu komunitas, yang selama ini dipandang

mempunyai image negatif saja, akan tetapi pada penelitian ini bagaimana

apabila komunitas Motor Gede melakukan hal-hal yang positif.

2. Kegunaan lain yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah pihak-pihak

yang tertarik dalam kajian masalah terutama masyarakat yang dapat

mengambil manfaat, seperti bahwa tidak semua komunitas moge

(19)

KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teor i

2.1.1. Komunitas

2.1.1.1. Penger tian Komunitas

Kelompok sosial terdiri dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan

dan secara umum memiliki ketertarikan yang sama. Dalam komunitas manusia,

individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber

daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa

(http://alexbudiyanto.web.id/belajar-dari-komunitas.html).

Komunitas merupakan istilah yang sering digunakan pada percakapan

sehari-hari dari berbagai kalangan. Seperti halnya kebanyakan istilah yang maka

maknanyapun bisa beragam bergantung pada konteks kalimatnya. Menurut

Stewart E. Perry (2001) dalam CED Definition and Terminology memandang ada

dua makna komunitas yaitu komunitas sebagai kategori yang mengacu pada orang

yang saling berhubungan berdasarkan nilai-nilai dan kepentingan bersama yang

khusus atau komunitas sebagai satu kategori manusia yang berhubungan satu

sama lain karena didasarkan pada lokalitas tertentu yang sama, yang karena

kesamaan lokalitas itu secara tak langsung membuat mereka mengacu pada

(20)

2.1.2. Per sepsi

2.1.2.1.Penger tian Persepsi

Persepsi menurut Deddy Mulyana (2001:167) adalah proses internal yang

memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan

dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita.

Sedangkan menurut Bilson Simamora (2002:102), persepsi dapat

didefinisikan sebagai suatu proses menyeleksi, mengorganisasikan, dan juga

menginterpretasikan stimuli kedalam suatu gambaran dunia yang berarti dan

menyeluruh.

Selain definisi persepsi di atas, peneliti akan memberikan beberapa

definisi persepsi menurut beberapa ahli, diantaranya menurut Brian Fellows

bahwa persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisasi menerima dan

menganalisis informasi. Kenneth A. Sereno dan Edward M. Bodaken berpendapat

bahwa persepsi adalah sesuatu yang memungkinkan kita memperoleh kesadaan

akan sekeliling dan lingkungan kita. Berbeda dengan Philip Goodacre dan

Jennifer Follers yang lebih berpendapat bahwa persepsi merupakan proses mental

yang digunakan untuk mengenali rangsangannya. Sedangkan menurut Joseph A.

Devito, persepsi adalah proses dengan apa kita menjadi sadar akan banyaknya

stimulus yang mempengaruhi indera kita. (Rakhmat, 2003:58).

Stephen P. Robins dalam bukunya Prinsip–Prinsip Perilaku Organisasi,

menjelaskan bahwa persepsi adalah Suatu proses, dimana individu

mengorganisasikan dan menginterpretasi kesan sensori mereka untuk memberi

(21)

menunjukkan bahwa individu yang berbeda dapat melihat hal yang sama, tetapi

memahaminya secara berbeda. Kenyataannya adalah bahwa tak seorangpun dari

kita melihat realitas yang kita lakukan adalah menginterpretasikan apa yang kita

lihat dan menyebutkannya sebagai realitas (Robbins, 2002:46).

Persepsi merupakan suatu proses dimana individu sangat menyadari akan

aspek lingkungannya. Persepsi akan timbul karena adanya rangsangan dari luar

yang akan menekan saraf sensor seseorang melalui indera penglihatan, peraba,

penciuman, pengecap, dan pendengar. Rangsangan disini akan diseleksi,

diorganisir oleh setiap individu dengan caranya sendiri dimana pengalaman dapat

diperoleh dari masa lalu atau dapat dipelajari dari orang lain sehingga individu

tersebut akan memperoleh pengalaman. Persepsi baru terbentuk bila ada

perhatian, pengertian, dan penerimaan dari individu sesuai dengan kebutuhan

individu dalam pengamatannya.

Menurut Krech dan Crutchfield mengungkapkan dalil mengenai persepsi

medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti.

Mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya, walaupun stimuli yang

diterima tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten

dengan rangkaian stimuli yang individu persepsi. Krech dan Crutchfield juga

menyebutkan sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada

umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan, menurut dalil ini jika

individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan

dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya, yang

(22)

Teori Gestalt yang dikemukakan oleh Kotler, Wartheimer dan Koffka

(1959) bila kita mempersepsi sesuatu, mempersepsinya sebagai suatu keseluruhan

,kita tidak melihat bagian-bagianya, lalu menghimpunnya. Dengan kata lain

bagian-bagian medan yang terpisah (dari medan persepsi) berada dalam

interdependensi yang dinamis (yakni dalam interaksi), dan karena itu dinamika

khusus dalam iteraksi menentukan distribusi fakta dan kualitas lokalnya. Maksud

Kotler jika kita ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti

fakta-fakta yang terpisah, kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan.

Untuk memahami seseorang, kita harus melihatnya dalam konteksnya, dalam

lingkungannya dan dalam masalah yang dihadapinya (Rahmad, 2002:58).

Jika dalam kenyataan sama dengan yang diharapkan, maka masyarakat

akan memberikan penilaian yang positif terhadap produk tersebut, tetapi bila

ternyata produk yang diterima tidak sesuai dengan harapan konsumen yang

menggunakannya, maka masyarakat akan memberikan penilaian yang negatitif

terhadap produk tersebut.

1. rangsang-rangsang yang pada kenyataannya tidak ada. Ketiga, persepsi

manusia tergantung pada apa yang ia harapkan, pengalaman, motivasi.

2. Persepsi: kemampuan kognitif yang multifaset pada awal pembentukan proses

persepsi, orang telah menentukan dulu apa yang akan diperhatikan. Setiap kali

kita memusatkan perhatian, lebih besar kemungkinannya anda akan

memperoleh makna atau apa yang kita tangkap, lalu menghubungkannya

dengan pengalaman lalu, dan untuk kemudian hari ditinggal kembali.

(23)

3. Atensi: peranannya pada persepsi, atensi atau perhatian adalah keterbukaan

kita untuk memilih sesuatu. Beberapa orang psikolog,melihat atensi sebagai

sejenis alat saring (filter) yang akan menyaring semua informasi pada

detik-detik yang berbeda pada proses persepsi. (Juariah, 2004:28)

2.1.2.2. J enis Per sepsi

Persepsi manusia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu (Mulyana,

2001:172) :

a. Persepsi terhadap terhadap lingkungan fisik (objek) adalah persepsi manusia

terhadap objek melalui lambang-lambang fisik atau sifat-sifat luar dari suatu

benda. Dapat diartikan bahwa manusia dalam menilai suatu benda mempunyai

persepsi yang berbeda-beda. Dan persepsi terhadap objek bersifat status

karena objek tidak mempersiapkan manusia ketika manusia tersebut

mempersiapkan objek-objek tersebut.

b. Persepsi terhadap manusia adalah persepsi manusia terhadap orang melalui

sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif, dan harapan), dapat diartikan

manusia bersifat interaktif karena manusia akan mempersiapkannya dan

bersifat dinamis karena persepsi terhadap manusia bisa berubah-ubah dari

waktu ke waktu.

c. Persepsi terhadap lingkungan sosial adalah suatu proses bagaimana seseorang

menangkap arti dari objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dari

(24)

2.1.2.3.Kar akter istik Per sepsi

Menurut Busch dan Houston (1985) yang dikutip oleh Ujang Sumarwan

(2000:113), karakteristik persepsi dapat didefinisikan sebagai berikut :

a. Bersifat Selektif

Manusia mempunyai keterbatasan dalam hal kapasitas atau kemampuan

mereka dalam proses semua informasi dari lingkungan. Seseorang pasti

berhadapan dengan sub kumpulan yang terbatas dari objek-objek dan

peristiwa-peristiwa yang banyak sekali dalam lingkungan mereka. Masyarakat

cenderung memperhatikan aspek lingkungan yang berhubungan dengan

urusan pribadi mereka. Mereka mengesampingkan urusan-urusan lain yang

tidak berkaitan dengan dengan urusan pribadi mereka.

b. Terorganisir atau teratur

Suatu perangsang atau pendorong tidak bisa dianggap terisolasi dari

perangsang lain. Rangsangan-rangsangan dikelompokkan kedalam suatu pola

atau informasi yang membentuk keseluruhan. Jadi ketika seseorang

memperhatikan sesuatu, perangsang harus berusaha untuk mengatur.

c. Stimulus

Stimulus adalah apa yang dirasakan, dan arti yang terdapat didalamnya adalah

(25)

d. Subyektif

Persepsi merupakan fungsi faktor pribadi hal – hal yang berasal dari sifat

penikmat atau perasa, kebutuhan, nilai – nilai, motif, pengalaman masa lalu,

pola pikir dan kepribadian seseorang dalam individu memainkan suatu peran

dalam persepsi.

2.1.2.4.Fak tor Yang Ber per an Dalam Per sepsi

Menurut Walgito (2001:70) dalam persepsi stimulus merupakan salah satu

faktor yang mempunyai peranan. Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi

diantaranya adalah :

1. Objek yang dipersepsikan dimana objek menimbulkan stimulus yang

mengenai alat indera. Stimulus dapat datang dari luar individu yang

bersangkutan. Dapat diartikan bahwa konsumen dalam mempersepsikan suatu

produk dipengaruhi oleh rangsangan baik dari dalam maupun dari luar

individu.

2. Alat indera merupakan alat yang dipergunakan manusia dalam menerima

stimulus. Dengan mempunyai alat indera, maka konsumen dapat memberikan

respon terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan produsen.

Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas

individu yang ditujukan kepada sesuatu dan sekumpulan objek. Perhatian

merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka

(26)

2.1.2.5.Pr oses Per sepsi

Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen, diantaranya :

1. Seleksi

Adalah proses penyaringan alat indera terhadap rangsangan dari luar,

intensitas, dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

2. Interpretasi

Yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi

seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengalaman

masa lalu, motivasi, dll. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan

seseorang untuk mengadakan pengategorian informasi yang diterimanya.

3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku

sebagai reaksi.

4. Jadi proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan

terhadap informasi yang samapai. (Sobur, 2003:447)

2.1.2.6. Pr oses Ter ja dinya Per sepsi

Adapun proses persepsi menurut Sobur, (2003) dalam Lubis (2008) :

1. Proses menerima rangsangan

Proses pertama dalam persepsi adalah menerima rangsangan atau data dari

berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui pancaindra, melihat

sesuatu, mendengar, mencium, merasakan, atau menyentuhnya, sehingga

(27)

2. Proses menyeleksi rangsangan

Setelah diterima, rangsangan atau data diseleksi. Tidaklah mungkin untuk

memperhatikan semua rangsangan yang telah diterima. Demi menghemat

perhatian yang digunakan, rangsangan-rangsangan itu disaring dan

diseleksi untuk proses lebih lanjut, ada dua kumpulan faktor menentukan

seleksi rangsangan itu, yaitu :

a. Faktor-Faktor Intern

1.Kebutuhan Psikologis

Kebutuhan seseorang mempengaruhi persepsinya, kadang-kadang ada

hal yang kelihatan (yang sebenarnya tidak ada), karena kebutuhan

psikologis.

2.Latar belakang

Latar belakang mempengaruhi hal-hal yang dipilih dalam persepsi.

Orang-orang dengan latar belakang tertentu mencari orang-orang

dengan latar belakang yang sama.

3.Pengalaman

Pengalaman mempersiapkan seseorang untuk mencari orang-orang,

hal-hal, dan gejala-gejala yang mungkin serupa dengan pengalaman

pribadinya. Seseorang yang mempunyai pengalaman buruk dalam

bekerja dengan jenis orang tertentu mungkin akan menyeleksi

(28)

4.Kepribadian

Keperibadian juga mempengaruhi persepsi, seseorang yang introvert

mungkin akan tertarik kepada orang-orang yang serupa atau sama

sekali berbeda. Berbagai faktor dalam kepribadian mempengaruhi

seleksi dalam persepsi.

5.Sikap dan kepercayaan umum

Sikap dan kepercayaan umum juga mempengaruhi persepsi.

Orang-orang yang mempunyai sikap tertentu karyawan yang termasuk

kelompok bahasa tertentu, besar kemungkinan akan melihat berbagai

hal kecil yang tidak diperhatikan oleh orang lain.

6.Penerimaan Diri

Penerimaan diri merupakan sifat penting yang mempengaruhi

persepsi. Beberapa telah menunjukkan bahwa mereka yang lebih

ikhlas menerima kenyataan diri akan lebih tepat menyerap sesuatu

dari pada mereka yang kurang ikhlas menerima realitas dirinya.

Untuk yang terakhir ini cenderung mengurangi kecermatan persepsi.

Implikasi dari fakta ini ialah kecermatan persepsi dapat ditingkatkan

dengan membantu orang-orang untuk lebih menerima diri mereka

sendiri.

b.Faktor Ekstern

1.Itensitas

Pada umumnya rangsangan yang lebih insentif, mendapatkan lebih

(29)

2.Ukuran

Pada umumya, benda-benda yang lebih besar lebih menarik

perhatian, barang yang lebih besar lebih cepat dilihat.

3.Kontras

Hal-hal lain yang biasa dilihat akan cepat menarik perhatian. Banyak

orang secara sadar atau tidak, melakukan hal-hal yang aneh untuk

menarik perhatian. Perilaku yang luar biasa menarik perhatian karena

prinsip-prinsip perbedaan itu.

4.Gerakan

Hal-hal yang bergerak lebih menarik perhatian. Dari pada hal-hal

yang diam.

5.Ulangan

Hal-hal yang berulang dapat menarik perhatian. Akan tetapi ulangan

yang terlalu sering, dapat mengasilkan kejenuhan semantik dan dapat

kehilangan arti perseptif.

6.Keakraban

Hal-ha yang akrab atau dikenal lebih menarik perhatian, hal ini

terutama jika hal tertentu tidak diharapkan dalam rangka tertentu.

7.Sesuatu yang baru

Hal-hal yang baru juga menarik perhatian, jika orang sudah biasa

dengan kerangka yang sudah dikenal, sesuatu yang baru menarik

(30)

3. Proses pengorganisasian

Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu

bentuk. Ada tiga dimensi utama dalam pengorganisasian rangsangan, yaitu

a. Pengelompokan

Berbagai rangsangan yang telah diterima dikelompokkan dalam suatu

bentuk. Beberapa faktor digunakan untuk mengelompokkan rangsangan

itu antara lain :

1. Kesamaan, rangsangan-rangsangan yang mirip dijadikan satu

kelompok

2. kedekatan, hal-hal yang lebih dekat antara satu dan yang lain juga

dikelompokkan menjadi satu.

3. Ada suatu kecenderungan untuk melengkapi hal-hal yang dianggap

belum lengkap.

b.Bentuk timbul dan latar

Merupakan salah satu proses persepsi yang paling menarik dan paling

pokok. Dalam melihat rangsangan atau gejala, ada kecenderungan untuk

memusatkan perhatian pada gejala-gejala tertentu yang timbul

menonjol, sedangkan rangsangan atau gejala lainya berada di latar

belakang.

c. Kemampuan persepsi

Ada suatu kecenderungan untuk menstabilkan persepsi, dan

perubahan-perubahan konteks tidak mempengaruhinya. Dunia persepsi diatur

(31)

4. Proses Penafsiran

Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima lalu

menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Dikatahkan bahwa telah terjadi

persepsi setelah data itu ditafsirkan.

5. Proses Pengecekan

Sesudah data diterima dan ditafsirkan, penerima mengambil beberapa

tindakan pengecekan apakah penafsiran salah atau benar. Proses

pengecekan mungkin terlalu cepat dilakukan dari waktu kewaktu untuk

menegaskan apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan atau data baru.

Data atau kesan-kesan itu dapat dicek dengan menanyakan kepada

orang-orang lain mengenai persepsi mereka.

6. Proses Reaksi

Tahap terakhir dari proses perceptual adalah bertindak sehubungan dengan

apa yang telah dicerap. Hal ini biasanya dilakukan jika seseorang berbuat

sesuatu sehubungan dengan persepsinya. Misalnya, seseorang bertindak

sehubungan dengan persepsi yang baik atau yang buruk yang telah

dibentuknya. Lingkaran persepsi itu belum sempurna sebelum

menimbulkan suatu tindakan, lingkaran persepsi biasanya tersembunyi dan

bisa pula terbuka. Tindakan tersembunyi berupa pembentukan pendapat

atau sikap, sedangkan tindak yang terbuka berupa tindakan nyata

sehubungan dengan tindakan tersembunyi ialah pembentukan kesan.

(32)

tertentu atas suatu objek atau atas seseorang menurut ciri-ciri yang

diserapnya, atau data yang diterima dari berbagai sumber.

2.1.2.7.Komunitas Motor Gede

Komunitas Motor Gede, adalah sebuah organisasi motor besar profesional

yang berlandasan kepada persaudaraan yang sesungguhnya (untuk sayap

organisasi sesuai dengan kendaraannya yang dimiliki), Motor Gede adalah

komunitas motor gede Internasional.

Komunitas motor gede yang ada di Indonesia cukup banyak dan beragam.

selain Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) antara lain, Ikatan Motor Gede,

Persaudaraan Motor Antik dan Motor Besar Bali (MBB), Harley Owner Group

(HOG), IMBI (Ikatan Motor Besar Indonesia), MBC (Motor Besar Club) Bali,

DBC (Davidson Bali Club), dan HDKI (Harley Davidson Klub Indonesia) Central

Java Bikers Club dan Singotoro Moge Club dan Southland MG. Mulai dari tahun

pembuatan baru hingga lama ikut ambil bagian dalam komunitas motor gede

tersebut, begitu juga aliran middle custom, radical custom hingga chopper.

Walaupun mereka menyebar di seluruh penjuru wilayah namun ikatan

persyaudaraan mereka dalam berkendara tetap satu

(33)

2.2. Ker angka Berfikr

Latar belakang permasalahan dari penelitihan ini adalah bagaimana

persepsi masyarakat Surabaya mengenai Komunitas Motor Gede, hal-hal negatif.

Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atau suatu

individu terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap

objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses

oleh otak.

Jadi disini tersirat bahwa setiap orang akan mempunyai pola yang

mungkin berbeda satu dengan yang lainnya untuk memahami lingkungannya,

sesuai dengan karakteristik masing-masing individu. Seperti halnya hal-hal

(34)

3.1. Metode Penelitihan

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif yang bertujuan

untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam–dalamnya melalui pengumpulan

data sedalam–dalamnya. Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi

atau sampling, bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang

dikumpulkan sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka

tidak perlu mencari sampling lainnya. Disini yang lebih ditekankan adalah

persoalan kedalaman (kualitas) data, bukannya banyaknya (kuantitas) data

(Kriyantono, 2006:58).

Menurut Rakhmat (2004:24), penelitian deskriptif kualitatif ditujukan

untuk beberapa hal, diantaranya adalah :

1. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek – praktek

yang berlaku.

2. Membuat perbandingan atau evaluasi.

3. Menumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang

sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan

keputusan pada waktu yang akan datang.

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan sebuah studi deskriptif

(35)

Gede. Adapun selama ini persepsi masyarakat terhadap komunitas motor gede

adalah :

1. Selalu mengebut saat berkendara

2. Sering melakukan touring baik dalam atau luar kota yang dianggap

mengganggu pengendara lain

3. Arogan di jalanan

4. Sering melanggar lalu-lintas di jalanan

3.2. Subjek atau Infor man Penelitian

Informan adalah seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting

tentang suatu objek (Berger dalam Kriyantono, 2006:96). Pada penelitian ini, yang

menjadi informan atau subjek penelitian yaitu para informan yang terdiri dari

polisi, pecinta moge, dan mahasiswa. Beberapa hal yang mendasari terpilihnya

informan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Polisi

Alasan dipilihnya polisi adalah aparat penegak hukum yang sering terlibat

dengan penertiban lalu lintas seperti halnya aktivitas-aktivitas komunitas

seperti konvoi atau touring.

2. Pegawai

Alasan dipilihnya pegawai baik pegawai swasta maupun negeri sebab mereka

(36)

3. Mahasiswa

Alasan dipilihnya mahasiswa sebagai informan karena mahasiswa mewakili

pendapat masyarakat umum dari kalangan remaja yang umumnya tergabung

dalam sebuah kelompok atau komunitas khususnya komunitas otomotif moge

atau pecinta moge.

3.3. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian dilakukan di wilayah Surabaya, karena komunitas Motor

Gede mempunyai anak cabang yang terdapat di kota-kota besar di Indonesia salah

satunya adalah Kota Surabaya.

3.4. Tek nik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan :

1. Teknik Wawancara

Merupakan percakapan antara periset–seseorang yang berharap

mendapatkan informasi. Wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah

indepth interview atau wawancara mendalam, yaitu mendapatkan informasi

dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud

mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti (Bungin, 2007 :

110 ).

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara mendalam

adalah suatu cara mendapatkan data atau informasi dengan cara langsung

(37)

kepada kurang lebih tiga orang informan yang menjadi narasumber atas

penelitian yang dibuat oleh penulis ini dan informan tersebut, wawancara

tersebut kesemuanya adalah masyarakat.

Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi yang tinggi secara intensif.

Selanjutnya dibedakan antara responden (orang yang akan diwawancarai

hanya sekali) dengan informan (orang yang ingin periset ketahui atau pahami

dan yang akan diwawancarai beberapa kali) ( Kriyantono, 2007 : 96).

3.5. Tek nik Analisis Data

Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif

kualitatif yang disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Melalui

pendekatan metodologi ini akan dapat menjangkau secara komprehensif dengan

tujuan tanpa mengurangi akurasi metodologi yang diinginkan.

Pada tahap awal analisis data, penelitian dilakukan bersamaan dengan

proses pengambilan data. Analisis data penelitian berupa proses pengkajian hasil

wawancara, pengamatan, pencarian data melalui online dan dokumen yang telah

terkumpul. Data kemudian direduksi karena pada saat proses pengambilan data

tersebut tidak langsung terdapat proses analisis.

Sedangkan interpretasi bertujuan untuk memberikan makna terhadap hasil

analisis data yang sudah dilakukan serta mencari implikasinya terhadap teori yang

(38)

4.1. Gambar an umum Objek Penelitian

4.1.1. Motor Moge

Motor Gede adalah motor yang berukuran besar, pertama kali motor gede

diproduksi oleh Hendee Manufacturing Company yang pada akhirnya dirubah

menjadi Indian Motorcylces Manufacturing Company. Didirikan oleh George M.

Hendee yang berprofesi sebagai pembalap dan seorang insinyur genius bernama

Carl Oscar Hedström. Pada tahun 1901 Hendee Manufacturing Company berhasil

membuat running prototype dan memproduksi Indian motorcycle yang pertama,

Tahun 1905, Indian memproduksi V-twin pertama kali (sementara

Harley-Davidson baru pada tahun 1909) Didirikan oleh Albert Crocker, pertama kali

merilis hasil produksinya di tahun 1936, beradu cepat dengan Harley-Davidson dan

Indian dalam melakukan inovasi pada teknologi mesinnya dengan membuat mesin

V-Twin dengan kerja transmisi yang di desain berbeda dengan V-Twin milik HD

dan Indian, Crocker melaunching mesinnya 1 bulan sebelum HD mengeluarkan

mesin unggulannya Knucle Head. Big Dog Motorcycles memulai produksinya pada

tahun 1994, perusahaan ini memproduksi Motor Besar dengan menggunakan mesin

V-Twin mesin displacement 117 kubik inci (baik yang karburator maupun yang

(39)

Kemajuan teknologi dan inovasi yang semakin mutakhir menyebabkan

munculnya beragam kendaraan bermotor yang cukup canggih dan inovatif. Motor

besar salah satunya. Kepemilikan motor besar yang juga lazim disebut motor gede

(Moge) ini telah menjadi trend di daerah ini. Tak hanya kalangan ekonomi atas,

tapi masyarakat biasa pun bisa memiliki moge sekarang ini, terutama moge bekas.

Perkembangan penjualan moge bekas yang begitu pesat, menjadikan peluang bisnis

ini pun lumayan cerah (http://cahyocalm.tripod.com/moge_topic222.htm)

Gambar 4.1. Motor Gede

4.1.2. Komunitas Motor Moge

Komunitas Motor Gede, adalah sebuah organisasi motor besar profesional

yang berlandasan kepada persaudaraan yang sesungguhnya (untuk sayap organisasi

sesuai dengan kendaraannya yang dimiliki), Motor Gede adalah komunitas motor

(40)

Komunitas motor gede yang ada di Indonesia cukup banyak dan beragam.

selain Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) antara lain, Ikatan Motor Gede,

Persaudaraan Motor Antik dan Motor Besar Bali (MBB), Harley Owner Group

(HOG), IMBI (Ikatan Motor Besar Indonesia), MBC (Motor Besar Club) Bali,

DBC (Davidson Bali Club), dan HDKI (Harley Davidson Klub Indonesia) Club

dan Singotoro Moge Club dan Southland MG. Mulai dari tahun pembuatan

baru hingga lama ikut ambil bagian dalam komunitas motor gede tersebut,

begitu juga aliran middle custom, radical custom hingga chopper.

Walaupun mereka menyebar di seluruh penjuru wilayah namun ikatan

persyaudaraan mereka dalam berkendara tetap satu

(http://communitymotorbandung.blogspot.com/2010/12/komunitas-motor-gede-dan-keanggotaannya.html).

(41)

4.2. Penyajian Data

Penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 3 bulan. Dalam proses

tersebut, peneliti melakukan observasi, pengumpulan data serta wawancara

mendalam dengan beberapa informan yang telah ditentukan sebelumnya.

Wawancara yang dilakukan bersama 3 informan terpilih dilakukan pada waktu dan

tempat berbeda dengan menggunakan panduan pertanyaan yang telah disusun

sebelumnya oleh peneliti. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi

sebanyak-banyaknya dari informan dan observasi dilakukan untuk mengetahui

bagaimana persepsi masyarakat tentang komunitas Motor Gede.

Data yang diperoleh saat peneliti melakukan penelitian di Surabaya. Peneliti

melakukan observasi dan wawancara mendalam (indepth interview) kepada

informan yang telah ditentukan. Dalam wawancara peneliti mengambil 3 orang

informan.

4.2.1. Identitas Infor man

Informan yang dipilih dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan beberapa

kriteria diantaranya adalah :

1. Masyarakat Surabaya yang berusia minimal 20 tahun sampai dengan 65 tahun.

2. Mengetahui Tentang Motor Gede.

Dipilihnya informan dengan pertimbangan usia tersebut disebabkan karena

pada rentang usia 20 tahun sampai dengan 65 tahun, tingkat kedewasaan seseorang

sudah dinilai matang dalam mengambil keputusan dan memberikan informasi.

(42)

dapat menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan lingkungan yang ada di

sekitarnya. Informan tersebut juga merupakan pemirsa yang menyukai acara kuis

dan mengetahui acara kuis yang mengandung perjudian tersebut.

Berikut ini adalah data mengenai profil para informan :

1.Bapak Ali, berusia 35 tahun, bersetatus sebagai polisi di Surabaya, aktivitas Ali

setiap harinya adalah pada pagi-pagi sekali bapak Ali berangkat bertugas untuk

menertibkan dan mengawasi lalu-lintas jalan, tugas yang dijalankan oleh bapak

Ali cukup berat karena mengemban tugas negara dan menjaga keamanan

masyaraka, akan tetapi bapak Ali tidak mengeluh, dalam menjalankan tugasnya.

Bapak Ali pulang kerumah pada malam hari yaitu pada pukul 20.00 WIB dan

beliau bersantau dan berkumpul dengan keluarga. Bapak Ali sangat tegas dalam

menindak pelanggar lalu lintas jalan dan bapak Ali sangat amanah.

2.Bapak Bambang, berusia 54 tahun, belia bersetatus sebagai pegawai negeri pada

salah satu lembaga instansi pemerintahan di Surabaya. Pendidikan terakhir dari

bapak Bambang adalah S2 pada salah satu universitas di Surabaya. Aktivitas

yang dijalankan bapak Bambang setiap harinya adalah bekerja pada salah satu

instansi pmerintahan di Surabaya, bapak Bambang terkenal di kantor maupun

keluarganya sebagai orang yang amanah, jujur dan bertanggung jawab atas apa

yang telah diperbuat. Setelah pulang kerja pukul 16.00 bapak Bambang WIB,

beliau biasanya bersantai dan berkumpul dengan keluarga dengan menonton TV

(43)

3.Cleo, berusia 21 tahun, bersetatus sebagai mahasiswa di salah satu universitas di

Surabaya Pendidikan terakhir Cleo adalah SMA. Sehari-hari aktivitas Cleo

adalah kuliah dan melakukan aktivitas harian seperti bermain internet, menonton

televisi dan berkumpul dengan teman. Selain itu Cleo aktif dalam berbagai

kegiatan diantaranya pecinta alam, PMI dan kegiatan sosial lainya, selain itu

Cleo juga menyukai otomotif terutama dalam memodifikasi otomotif sepeda

motor, hal tersebut terlihat pada saat Cleo menunjukkan sepeda motor yang

digunakannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa para informan memiliki

latar belakang demografis (usia dan latar belakang pekerjaan) yang berbeda dan

penentuan informanpun dilakukan secara acak, sehingga diharapkan dapat

memperoleh hasil yang lebih bervariasi. Selain itu dengan usia dan tingkatan

pendidikan yang berbeda akan memiliki perbedaan pula dalam hal pemikiran, cara

pandang, pengetahuan antara informan yang satu dengan yang lain. Dengan

demikian peneliti dapat memperoleh informasi mengenai persepsi masyarakat

tentang komunitas motor gede. Setiap informan dalam penelitian kualitatif

dianggap sebagai individu yang unik sehingga data yang didapatkan dari informan

(44)

4.2.2. Hasil Wawancara

4.2.2.1.Deskr ipsi Per sepsi Masyar akat Secar a Umum Ter hadap Komunitas

Motor Gede

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan hasil wawancara mendalam

peneliti dengan beberapa informan terkait dengan pertanyaan umum seputar

komunitas motor gede. Diantaranya mengenai komunitas motor gede yang ada di

Indonesia. Umumnya para informan mengakui bahwa informan mengetahui

komunitas motor gede dan persepsi informan megenai hal-hal negatif dan positif

yang dilakukan oleh komunitas motor gede. Berikut adalah kutipan dari hasil

wawancara tersebut :

1.Pengetahuan Tentang Motor Gede

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan informan mengenai

pengetahuan tentang motor gede :

“Ya … tentu mengenal toh mas, saya sering lihat dan beberapa teman-teman saya punya motor gede juga”.

Berdasarkan kutipan wawancara di atas dapat diketahui bahwa informan

pertama yaitu bapak Ali (35) tahun, bersetatus sebagai polisi di Surabaya,

aktivitas Ali setiap harinya adalah bertugas untuk menertibkan dan mengawasi

lalu-lintas jalan, tugas yang dijalankan oleh bapak Ali cukup berat karena

mengemban tugas negara dan menjaga keamanan masyarakat. Menurut bapak

Ali bahwa dirinya mengetahui mengenai motor gede, karena sering melihat

(45)

“Menurut aku ….. (sambil berfikir), begini mas motor

mempunyai body yang besar dan selain itu untuk menumpanginya cukup berat.

Selain itu juga bapak bambang mengungkapkan bahwa dirinya pernah mencoba

mengendarai motor gede milik temannya.

Informasi yang senada juga yang disampaikan oleh Informan kedua dan

ketiga mengenai pengetahuan mengenai motor gede :

“Menurut aku sih ……. (sambil berfikir) motor gede itu jenis sepeda motor yang bentuknya besar beda dengan sepeda motor biasanya seperti sepeda motor bebek atau matic yang kebanyakan orang pakai”.

Bedanya apa ya (sambil berfikir) mungkin mesinnya yang besar, bodynya juga besar ya mungkin itu.

Berdasarkan kutipan wawancara di atas dapat diketahui bahwa Informan

kedua yaitu bapak Bambang, (45) tahun, bersetatus sebagai pegawai negeri pada

salah satu lembaga instansi pemerintahan di Surabaya. Aktivitas yang dijalankan

bapak Bambang setiap harinya adalah bekerja, setelah pulang kerja beliau

biasanya bersantai dengan keluarga. Menurut bapak Bambang motor moge

termasuk kedalam jenis motor besar, bentuk bodynya yang besar, selain itu

motor moge juga berbeda dengan sepeda motor biasanya seperti sepeda motor

(46)

babak Bambang juga mengatakan bahwa perbedaan motor gede dengan sepeda

motor lainya terletak pada mesinnya yang besar dan bodinya yang besar pula.

“Ya iyalah mas tahu, walaupun saya gak punya, Yang aku tahu sih ………. Body motor yang gede, keren mas, walaupun bawanya berat, ya ... walaupun harganya juga gede juga alias mahal, selain itu kapasitas mesinya yang gede”.

Berdasarkan kutipan di atas maka dapat diketahui bahwa Cleo, (21)

tahun, bersetatus sebagai mahasiswa di salah satu universitas di Surabaya,

pendidikan terakhir SMA. Sehari-hari aktivitas Cleo adalah kuliah dan

melakukan aktivitas harian seperti bermain internet, menonton televisi dan

berkumpul dengan teman. Berdasarkan hasil wawancara dengan Cleo, Cleo

menyatakan bahwa dirinya mengetahui mengenai motor gede walaupun Cleo

tidak mempunyainya, selain itu juga Cleo memaparkan yang ia ketahui

mengenai motor gede adalah body motor gede yang besar, keren walaupun

menaiki dan membawa motor gede berat jika tak terbiasa, selain itu harga

motor gede yang mahal motor gede juga mempunyai kapasitas mesin motor

yang besar.

Hal tersebut menunjukkan bahwa narasumber wawancara mengetahui

tentang motor gede, baik karaktristik motor gedenya fisiknya, orang-orangnya,

walaupun narasumber tidak memilikinya.

2.Pengetahuan Tentang Komunitas Motor gede Yang Ada Di Indonesia

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan informan mengenai

(47)

”Tentu saja saya mengetahuinya, walaupun saya bukan anggotanya. Baik .... komunitas motor gede sangat banyak sekali yang ada di Indonesia seperti, HDCI, Harley Devidson; IMBI (Ikatan Motor Besar Indonesia), MBC (Motor Besar Club) Bali, DBC (Davidson Bali Club), dan HDKI (Harley Davidson Klub Indonesia) Central Java Bikers Club dan Singotoro Moge Club dan lain sebagainya”.

Berdasarkan kutipan wawancara di atas dengan informan pertama yaitu

bapak Ali. Bapak Ali mengungkapkan bahwa dirinya mengetahui

komunitas-komunitas motor gede yang ada di Indonesia, walaupun bapak Ali bukan

anggota motor gede, informan juga memaparkan bahwa komunitas-komunitas

motor gede sangat banak sekali di Indonesia, informan juga menjabarkan

komunitas motor gede yang iinforman ketahui seperti, HDCI, Harlay Davidson,

IMBI, MBC Bali, HDKI Cental Bikers Club dan Singgotoro Moge club. Hal

tersebut menunjukkan bahwa informan cukup mengetahui komunitas motor gede

yang ada di Indonesia.

Banyaknya komunitas motor gede yang ada di Indonesia

mengindikasikan bahwa banyak masyarakat yang menyukai otomotif terutama

mengenai motor gede. Hal tersebut didukung dengan tingginya jumlah

masyarakat di berbagai daerah di Indonesia yang memiliki kendaraan. Data

Polda Metro Jaya menyebutkan akan ada 12 juta kendaraan hilir mudik pada

tahun 2011 di jalan Jakarta. Polisi merilis tahun 2010 ini jumlah kendaraan di

Jakarta mencapai 11.362.396 unit kendaraan. Terdiri dari 8.244.346 unit

kendaraan roda dua dan 3.118.050 unit kendaraan roda empat

(48)

”Kurang begitu tahu, yang aku ketahui sih seperti HDCI sama harly davitson”.

Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa informan ke dua

mengatakan kurang mengetahui mengenai komunitas motor gede yang ada di

Indonesia, informan juga menyebutkan beberapa komunitas motor gede yang

diketahuinnya seperti HDCI dan Harlay Davidson. Hal tersebut menunjukkan

bahwa informan kurang mengetahui komunitas motor gede yang ada di

Indonesia.

“Ya …… beberapa ada yang tahu. Oke akan saya sebutkan misalnya nih HDCI, IMBI (Ikatan Motor Besar Indonesia), Harley Owner Group (HOG), Central Java Bikers dan lain-lain”.

Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa informan ke tiga,

informan mengakui bahwa dirinya mengetahui tentang komunitas moge yang

ada di Indonesia, akan tetapi informan tidak mengetahui keseluruhannya, hanya

sebagian saja, selain itu informan juga menyebutkan komunitas motor gede

yang diketahuinya seperti, HDCI, IMBI (Ikatan Motor Besar Indonesia), Harley

Owner Group (HOG), Central Java Bikers dan lain-lain. Hal tersebut

menunjukkan bahwa informan mengetahui beberapa komunitas motor gede

yang ada di Indonesia.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan pertama, kedua dan ketiga,

maka dapat diketahui bahwa keseluruhan informan mengetahui comunitas

(49)

3. Pandangan mengenai komunitas Motor Gede

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan informan mengenai

pengetahuan tentang pandangan mengenai komunitas motor gede :

“Komunitas Motor gede adalah sebuah komunitas para pecinta dan pemilik moge yang pastinya ada tujuanya mungkin salah satu tujuanya untuk menjalin persahabatan atau persaudaraan antar pecinta moge”.

Kutipan di atas berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Ali yang

menjabat sebagai kepolisian, bapak Ali mengemukakan pandangan dirinya

mengenai komunitas motor gede, menurut pandangan bapak Ali bahwa

komunitas motor gede adalah sebuah kelompok atau komunitas para pecinta

serta memiliki motor gede, yang mempunyai tujuan, dimana salah satu tujuan

tersebut untuk menjalin persaudaraan atau persahabatan antar sesama pecinta

dan penggemar motor gede. Hal tersebut menunjukkan bahwa komunitas moge

adalah sebuah kelompok para pecinta dan pengemar motor gede dan

mempunyai tujuan.

“Apa ya (sambil berfikir) ya kumpulan orang-orang yang cinta motor gede kali ya”.

Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa informan kedua

memberikan pandangannya mengenai komunitas motor gede, informan

menyatakan bahwa komunitas motor gede adalah kumpulan orang-orang yang

menyukai atau mencintai motor gede.

(50)

Selain itu informan kedua juga mengungkapkan pandangganya mengenai

komunitas motor gede tersebut, komunitas motor gede tentunya dari golongan

orang-orang mampu atau kaya, sebab menurut informan orang yang tidak

mampu atau miskin tidak biasa dapat membeli motor moge karena harga motor

moge yang sangat mahal. Hal tersebut menunjukkan bahwa komunitas motor

gede adalah sebuah kumpulan orang-orang pecinta motor gede dan dari

golongan orang-orang kaya atau mampu.

“Menurut aku ya ……… apa ya (sambil mikir) mokumitas moge itu, tentunya sebuah wadah kumpulan para pecinta atau pengemar otomotif motor gede, untuk menjalin persaudaraan dengan orang lain, beda suku, ras dan agama dan lain-lain”.

Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa informan ke tiga

Cleo, menurut Cleo comunitas motor gede hádala sebuah wadah atau tempat

berkumpulnya para pecinta atau pengemar otomotif khusus motor gede, selian

itu Cleo mengungkapkan bahwa orang yang bergabung dalam komunitas

motor mempunyai tujuan yaitu menjalin persaudaraan dengan orang lain baik

antar suku, ras dan agama.

“Ya gak juga mas, pasti yang bergabung dalam komunitas moge ya …….. pastinya harus punya moge”.

Selanjutnya Cleo juga mengungkapkan bahwa orang-orang yang

bergabung dalam komunitas motor gede sudah pasti mempunyai motor gede,

sebab salah satu syarat untuk bergabung dalam komunitas motor gede adalah

(51)

Pandangan yang disampaikan oleh informan di atas mengenai

komunitas moge bermacam-macam, ada yang berpendapat bahwa komunitas

motor gede adalah kumpulan orang-orang kaya, atau sebuah wadah pecinta

motor gede.

Polda Kalbar merangkul komunitas sepeda motor guna

mensosialisasikan tertib lalu lintas di jalan raya. Dengan harapan masyarakat

pengguna jalan lebih taat peraturan untuk menekan tingginya angka kecelakaan.

Pengambilan sumpah terhadap perwakilan belasan club sepeda motor dilakukan

di halaman Mapolda Kalbar. Di hadapan Kapolda Kalbar beserta jajarannya,

komunitas motor gede (moge) berjanji agar selalu taat peraturan selama

berkendara. Termasuk turut andil dalam mensosialisasikan ke masyarakat luas

pentingnya menaati aturan lalu lintas

(http://www.equator-news.com/patroli/20111003/polda-rangkul-komunitas-motor).

4. Mengetahui hal-hal negatif yang ser ing dilakukan komunitas Motor Gede

Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan informan mengenai

pengetahuan tentang pandangan mengenai pengetahuan mengenai hal-hal yang

negative yang sering dilakukan oleh komunitas motor gede :

”Pada kalangan masyarakat dan bagi kami polisi termasuk saya. Memang komunitas motor gede sering menganggu lalu lintas jalan, walaupun tidak semua, hanya beberapa dari mereka saja”

(52)

Berdasarkan hasil kutipan wawancara di atas maka dapat diketahui

bahwa persepsi informan pertama yaitu bapak Ali, mengatakan bahwa sebagian

kalangan masyarakat termasuk saya, menilai bahwa komunitas motor gede

melanggara lalu lintas jalan, walaupun hanya beberapa orang dari komunitas

motor gede tersbut dan karena hal seperti itu maka masyarakat menganggap

bahwa komunitas motor gede seperti itu, dan sering melanggar lalu lintas dan

rambu-rambu di jalan.

Selain itu bapak Ali juga memberikan contoh mengenai komunitas

motor gede yang sering melanggar lalu lintas yaitu jika komunitas moge sedang

melakukan konvoi atau berkeliling daerah atau disebut touring, dan mereka

berbaris dengan berjejer-jejer rapi selain itu kondisi body motor moge yang

besar dan mesin yang besar suara motor mogepun sangat keras dan dapat

membuat kebisingan pengendara motor yang lain, selain itu juga hal tersebut

dapat membuat kemacetan jalan

”Apa ya (sambil berfikir) oh ya mas, anggota motor gede identik dengan orang-orang borju (orang-orang kaya), selain itu dilihat dari penampilan mereka saat melakukan konvoi seperti orang-orang nakal dilihat dari segi baju ataupun gayanya, sering melanggar lalu lintas, membuat kemacetan tidak disiplin di jalan dan lain sebagainya”

” Misalkan, di jalan ada peraturan tidak boleh belok langsung harus putar terlebih dahulu, malah mereka gak mau putar lurus saja”

Berdasarkan kutipan di atas dapat di ketahui bahwa pendapat informan

mengenai hal-hal yang negatif dari komunitas motor gede, menurut Informan

(53)

itu para anggota motor gede apabila dilihat dari segi penampilan baik dilihat

dari bajunya, gayanya pada saat melakukan konvoi, selain itu juga mereka

sering melanggar lalu-lintas, sehingga membuat kemacetan dan sering tidak

disiplin dalam menggunakan jalan. Selain itu juga Informan memberikan

contoh ketidak disiplinnya komunitas motor gede yaitu ada peraturan

mengunakan jalan kendaraan tidak boleh belok langsung harus berputar

terlebih dahulu, akan tetapi justru mereka lurus saja tanpa berbelok terlebih

dahulu.

Informasi yang senada juga yang disampaikan oleh Informan kedua

dan ketiga mengenai mengenai hal-hal negatif yang sering dilakukan oleh

komunitas motor gede :

“Hal-hal negative. iya sih memang menurut aku dan kata orang-orang indentik dengan orang-orang nakal. Nakalnya itu, mungkin sering minum-minuman keras, menganggu ketenangan orang lain, kaya ditunjukkan di Televisi”.

Maksudnya, kalo komunitas moge lewat di jalan pasti kendaraan yang lain pada mingir, bak seorang raja lewat, selain itu juga dengan suara mesinya yang gede buat bising ganggu ketenangan, itu maksudnya ....

Berdasarkan kutipan wawancara dengan informan kedua yaitu bapak

Bambang, menurut bapak bambang komunitas motor gede identik dengan

orang-orang nakal, bapak bambang juga memberikan contoh mengenai

kenakalan yang dilakukan oleh komunitas motor gede yaitu sering

minum-minuman keras, suka menganggu ketenangan orang lain seperti yang sering

Gambar

Gambar 4.1.  Motor Gede
Gambar 4.2. Konvoi Salah Satu Komunitas Moge

Referensi

Dokumen terkait

Analisis spasial wilayah potensial PKL menghasilkan peta tingkat wilayah potensial yang tersebar sepanjang Jalan Dr.Radjiman berdasarkan aksesibilitas lokasi dan

Perlu diingat bahwa unsur-unsur tubuh sedimen dasar yang ada dalam sistem ini sama dengan unsur-unsur tubuh sedimen yang ada di muara sungai

Oleh karena itu ada beberapa metode yang bisa membantu agar kira berpikir kreatif : metode yang pertama adalah evolusi, perlu pembaharuan sedikit demi sedikit ide yang kita

Namun sebagai makhluk yang memiliki kemuliaan dan kelebihan dibanding yang lainnya, manusia tidak sepenuhnya terikat pada hukum alamiah saja, karena dengan kemampuan

Di dalam suatu institusi aktiva merupakan salah satu modal kerja yang sangat penting yang perlu dikelola dengan baik, baik dari sisi pemaksimalan nilai manfaatnya maupun dari

butir instrumen tersebut telah mengukur indikator dari variabel minat baca. Setelah disetujui instrumen ini diuju cobakan kepada 31 orang siswa

Menurut Lexy J. Moloeng Kata penerapan berasal dari kata dasar terap yang berarti menjalankan atau melakukan sesuatu kegiatan, kemudian menjadi berarti. Suatu

pada mahasiswa FKIP Universitas Lampung angkatan 2014 yang berasal dari. luar Propinsi Lampung dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu: