• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLOID BETHANY PADA BETHANY PUBLISHING HOUSE (Study kasus pada Jemaat Gereja Bethany Indonesia jalan Manyarrejo).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLOID BETHANY PADA BETHANY PUBLISHING HOUSE (Study kasus pada Jemaat Gereja Bethany Indonesia jalan Manyarrejo)."

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLOID BETHANY PADA BETHANY PUBLISHING HOUSE

(Study kasus pada Jemaat Gereja Bethany Indonesia jalan Manyarrejo)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN : ”Veteran” Jawa Timur

Oleh:

GANDA RANGGA TRANGGONO NPM.0642010024

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

KATA PENGANTAR

Segala kemuliaan kepada Bapa Di Surga di dalam nama Yesus atas segala kasih karuniaNYA maka penulis dapat melaksanakan dan menyusun skripsi ini dengan judul : “ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLOID BETHANY PADA BETHANY PUBLISHING HOUSE’’ (Study kasus pada Jemaat Gereja Bethany Indonesia jalan Manyarrejo)

Sejujurnya penulis mengakui bahwa pendapat sulit ada benarnya, tetapi faktor kesulitan itu lebih banyak datang dari diri kita sendiri. Oleh karena itu, kebanggaan penulis bukanlah pada selesainya skripsi ini melainkan kemenangan atas berhasilnya menundukkan diri sendiri.

Skripsi ini dapat selesai atas bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing Dra.Sonja Andarini, Msi yang telah mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis, yaitu kepada :

1. Ibu Dra.Ec.Hj.Suparwati,Msi sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Drs.Sadjudi,SE,MSi selaku Ketua Progdi Administrasi Bisnis UPN “Veteran” Jawa Timur.

(3)

4. Bapak dan Ibu dosen Progdi Ilmu Administrasi Bisnis yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis.

5. Orang tua Tercinta, serta Kakak-Adik yang tak pernah berhenti memberikan kasih sayang, dukungan dan semangat kepada penulis.

6. Untuk para sahabat di jurusan komunikasi, publik, dan bisnis yang sudah memberikan dukungan dan semangat.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dari segi teknis maupun materi. penulis senantiasa membuka diri dalam menerima saran dan kritik dari semua pihak yang dapat menyempurnakan skripsi ini.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan harapan besar semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Surabaya, Mei 2010

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR GAMBAR...vii

DAFTAR TABEL………..…...…....ivi

ABSTRAKSI………ix

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Permasalahan...1

1.2 Perumusan Masalah...7

1.2 Tujuan Penelitian...7

1.4 Manfaat Penelitian...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...9

2.1 Landasan Teori...9

2.1.1 Pemasaran...9

2.1.1.1 Pengertian Pemasaran...9

2.1.1.2 Pengertian Strategi Pemasaran...10

2.1.1.3 Konsep Strategi Pemasaran...13

2.1.1.4 Bauran Pemasaran………15

2.1.2 Produk...17

2.1.2.1 Pengertian Produk...17

(5)

2.1.2.3 Klasifikasi Produk...19

2.1.3 Atribut Produk...21

2.1.4 Perilaku Konsumen...24

2.1.4.1 Pengertian Perilaku Konsumen...24

2.1.4.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi………...25

2.1.4.3 Tipe – tipe pengambilan keputusan...28

2.1.4.4 Tahap – tahap keputusan pembelian...29

2.1.5 Keputusan Pembelian...30

2.1.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian...30

2.1.5.2 Faktor-faktor keputusan pembelian...31

2.1.5.3 Macam-macam situasi pembelian...32

2.1.5.4 Proses pengambilan keputusan konsumen...33

2.1.6 Tabloid...34

2.2 Kerangka Berpikir...34

2.3 Hipotesis...36

BAB III METODE PENELITIAN...37

3.1 Definisi Operasi dan Pengukuran Variabel...37

3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel...40

3.2.1 Populasi...40

3.2.2 Sampel...41

3.2.3 Teknik Penarikan Sampel...42

(6)

3.3.1 Jenis Data...43

3.3.2 Sumber Data...43

3.3.3 Skala Pengukuran...43

3.3.4 Pengumpulan Data...43

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis...44

3.4.1 Uji Validitas...44

3.4.2 Uji Reliabilitas...45

3.5 Uji Asumsi Klasik...46

3.6 Teknik Analisis Data...48

3.7 Pengujian Hipotesis...49

3.7.1 Uji F...49

3.7.2 Uji t...50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...53

4.1 Gambaran umum obyek………...53

4.1.1 Sejarah singkat tabloid BETHANY………53

4.1.2 visi dan misi tabloid BETHANY………55

4.1.3 Struktur organisasi Bethany publishing house...56

4.2 Karakteristik responden...56

4.3 Penyajian Data………...59

4.4 Hasil uji validitas dan reliabilitas...62

4.5 Analisis dan Pembahasan...65

(7)

4.5.2. Analisis Statistik Regresi Linear Berganda...68

4.5.3. Pengujian Hipotesis...70

4.6. Pembahasan ………..76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...78

5.1 Kesimpulan ………..78

5.2 Saran……….78 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir beberapa faktor yang mempengaruhi Keputusan pembelian Konsumen dalam membeli tabloid

BETHANY...36 Gambar 3.1 Kurva Distribusi F...50 Gambar 3.2 Kurva Distribusi t ...52 Gambar 4.1 Distribusi Kriteria Penerimaan/Penolakan

Hipotesis Secara Simultan atau Keseluruhan...71 Gambar 4.2 Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial

Faktor Kualitas (X1) terhadap Keputusan Pembelian

Tabloid Bethany pada Bethany Publishing House (Y)…………...….72 Gambar 4.3 Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial

Faktor Fitur (X2) terhadap Keputusan Pembelian

Tabloid Bethany pada Bethany Publishing House (Y)…………...….73 Gambar 4.4 Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial

Desain (X3) terhadap Keputusan Pembelian

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Indentifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin………...56

Tabel 2 Indentifikasi Berdasarkan Pendapatan………...57

Tabel 3 Indentifikasi Berdasarkan Tingkat Pendidikan………..58

Tabel 4 Indentifikasi Berdasarkan Pekerjaan………...58

Tabel 5 Deskripsi Variabel Kualitas (X1)...59

Tabel 6 Deskripsi Variabel Fitur (X2)...60

Tabel 7 Deskripsi Variabel Desain (X3)...60

Tabel 8 Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian (Y)...61

Tabel 9 Validitas Masing – masing Item Variabel Bebas...63

Tabel 10 Validitas Masing – masing Item Variabel Keputusan Pembelian...63

Tabel 11 Hasil Uji Reliabilitas………64

Tabel 12 Nilai VIF ( Variance Inflation Factor )...65

Tabel 13 Hasil Pengujian Heterokedastisitas……….66

Tabel 14 Tes Autokorelasi………..67

Tabel 15 Hasil Analisis Regresi Berganda……….68

(10)

ABSTRAKSI

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLOID BETHANY PADA BETHANY

PUBLISHING HOUSE (Study kasus pada Jemaat Gereja Bethany Indonesia jalan Manyarrejo)

Disusun oleh :

GANDA RANGGA TRANGGONO 0642010024

Saat ini media informasi bukan lagi menjadi monopoli dalam dunia sekuler saja seperti hiburan dan dunia bisnis saja tetapi saat ini media informasi juga mulai berkembang dan sudah berkembang di dunia religius, dalam hal ini adalah dunia media informasi gereja dan pelayanannya, hal inilah yang mendorong Gereja Bethany mengeluarkan media informasi gereja berupa tabloid BETHANY. Suatu produk yang ditawarkan ke konsumen oleh perusahaan akan bertahan di pasaran jika atribut dari produk tersebut diterima, atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat dari sebuah produk dan dikomunikasikan oleh atribut produk yang meliputi dari kualitas, fitur dan desain dari produk.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial variabel kualitas (X1), fitur produk (X2) dan desain produk (X3) terhadap keputusan membeli (Y). Teknik pengambilan sampel ini menggunakan purposive sampling adalah elemen populasi yang dipilih sebagai sampel dibatasi pada elemen-elemen yang dapat memberika informasi berdasarkan pertimbangan tersebut. Jumlah sampel yang diambil adalah 100 responden yang merupakan jemaat Gereja Bethany jalan Manyarrejo yang pernah membeli tabloid BETHANY.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Saat ini media informasi bukan lagi menjadi monopoli dalam dunia sekuler saja seperti hiburan dan dunia bisnis saja tetapi saat ini media informasi juga mulai berkembang dan sudah berkembang di dunia religius, dalam hal ini adalah dunia media informasi gereja dan pelayanannya, hal inilah yang mendorong beberapa gereja mengeluarkan media informasi gereja mereka dengan berbagai sarana seperti majalah, tabloid atau buku-buku agama sehingga bukan hanya di dunia bisnis dan hiburan saja terdapat persaingan produk media.

Setiap organisasi ( baik profit maupun non profit ) didirikan dengan tujuan tertentu. Diantaranya meraih laba, mendapatkan pangsa pasar spesifik, mempertahankan eksistensi, meraih tingkat penjualan tertentu, mencapai tingkat pertumbuhan tertentu, memberikan pelayanan sosial, dan sebagainya. Dalam rangka merealisasikan tujuan tersebut, organisasi atau produsen berupaya menghasilkan suatu produk yang kemudian ditawarkan kepada pasar individual maupun organisasional.

(12)

mengonsumsi produk tertentu. Tetapi, keterbatasan daya beli dan kesediaan untuk membeli membuat tidak semua kebutuhan dan keinginan bisa direalisasikan . oleh sebab itu, konsumen biasanya membuat skala prioritas dan berusaha mencari dan membeli produk yang dinilai paling sesuai dan memuaskan, meningkatnya pembelian konsumen akan mampu meningkatkan daya saing perusahaan tersebut terhadap perusahaan pesaing, tetapi dalam hal ini organisasi gereja hanya memilki tujuan sosial yaitu untuk melayani secara rohani. Jika organisasi ingin mencapai tujuannya maka Salah satu caranya adalah pemasar membedakan produknya dengan pesaing dengan menyediakan atribut produk yang unik oleh karena itu penting bagi pemasar untuk mengetahui sejauh manakah atribut produknya mampu menarik konsumen untuk membelinya.

(13)

Keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan untuk menetapkan kebutuhan akan barang dan jasa yang perlu dibeli serta mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih diantara alternatif merk. Konsumen cenderung membeli produk yang disukainya dari segi merk yang paling disukainya. Dan tugas dari produsen adalah memenuhi keinginan konsumen guna menarik konsumen untuk membeli produk mereka untuk mencapai tujuan organisasional. Dan dasar dari pengambilan keputusan pembelian adalah pertimbangan atas atribut produk dan atribut produk ini merupakan bagian dari bauran pemasaran yaitu produk, harga, promosi dan distribusi, peneliti ingin memfokuskan penelitian ke sisi produk atas pertimbangan bahwa harga sangat stabil dari tahun ke tahun jadi tidak diperlukan lagi adanya penelitian yang menyertakan variabel harga, promosi juga tidak disertakan dalam variabel penelitian ini karena kegiatan promosi juga cenderung sama dari tahun ke tahun dan tidak ada revolusi dalam bidang promosi , kegiatan distribusi juga demikian jadi penelitian dalam skripsi ini difokuskan ke sisi produk karena atribut produk merupakan sifat dari sebuah produk dan berhubungan dengan fungsi utama dari sebuah produk. Dan atribut yang dipertimbangkan olek konsumen untuk membeli adalah atribut produk yang meliputi kualitas, fitur produk serta desain dari produk.

(14)

diperbaiki. Kualitas harus diukur dari segi persepsi atau tanggapan dari pembeli, kualitas merupakan peluang untuk bersaing.

Fitur produk merupakan sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari produk pesaing, menjadi produsen pertama yang memperkenalkan fitur baru yang bernilai adalah salah satu cara paling efektif untuk bersaing jadi bisa diartikan fitur produk merupakan ciri khas dari sebuah produk yang membedakan dari produk lain.

Desain produk, desain adalah konsep yang lebih besar dari gaya, karena gaya hanya menggambarkan penampilan produk. Gaya bisa menarik atau membosankan , gaya bisa sangat sensasional dan menarik perhatian tetapi belum tentu gaya tersebut sesuai dengan kinerja produk, jadi bisa diartikan gaya hanya menguraikan tampilan produk, berbeda dengan desain, desain merupakan inti dari produk. Desain yang baik tidak hanya mempunyai andil dalam penampilan produk tetapi juga dalam manfaatnya, karena desain merupakan inti manfaat dari sebuah produk.

(15)

Berbagai teori perilaku pelanggan dan pemasaran menyatakan bahwa kebutuhan manusia tidak saja dipengaruhi oleh motivasinya melainkan juga hal-hal eksternal seperti budaya, sosial dan ekonomi. Keputusan pembelian dan pilihan produk seringkali dipengaruhi oleh dorongan-dorongan yang sifatnya psikologis. Tidak jarang ditemui konsumen memutuskan untuk memiliki dan mengkonsumsi produk tertentu dalam rangka aktualisasi diri sekaligus sebagai sarana masuk ke dalam komunitas yang diharapkan.

Produk memang tidak hanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan fungsionalnya saja namun juga memuaskan kebutuhan sosial dan psikologi dari konsumen sehingga produk yang menampilkan berbagai atribut produk yang meliputi kualitas, fitur dan desain yang sesuai dengan harapan konsumen yang pada akhirnya akan melahirkan keputusan kosumen untuk membeli produk tersebut. Keputusan pembelian konsumen dapat terjadi jika produk serta atributnya sudah sesuai dengan keinginan dan harapannya. Konsumen memberikan respon tertentu sebagai hasil evaluasinya terhadap kesenjangan antara harapan dengan kinerja produk. Kesenjangan yang dievaluasi konsumen ini menjadi penting mengingat hasil evaluasi itulah yang akan menentukan nilai produk bagi konsumen.

(16)

bertambah. Hal ini dibuat supaya ada rasa ketertarikan konsumen karena memperoleh suasana membaca yang menarik dan tidak membosankan. Tabloid BETHANY merupakan sebuah tabloid yang diproduksi oleh sebuah lembaga keagamaan atau organisasi keagamaan yaitu Gereja dalam hal ini adalah Sinode Gereja Bethany Indonesia, tabloid ini merupakan tabloid yang unik karena berfungsi juga sebagai tabloid informasi kegiatan Gereja di lingkup satu Sinode (organisasi gereja) sehingga antar Gereja Bethany bisa saling bertukar informasi meskipun dipisahkan oleh jarak dan juga tabloid ini sangat unik karena bisa dijadikan media oleh bapak pendiri Gereja Bethany dalam menyampaikan visi dan misi dan hal ini sangat jarang dilakukan oleh gereja-gereja di Indonesia, bukan hanya menyediakan informasi pelayanan dan kegiatan gereja saja tetapi tabloid ini juga memiliki artikel-artikel atau pokok bahasan berita non keagamaan seperti rubrik kesehatan dan berita tentang keadaan dunia saat ini, sehingga yang diharapkan penerbit adalah pembaca bukan hanya dari kalangan gereja Bethany saja tetapi bisa dari kalangan gereja non Bethany.

(17)

Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa atribut produk merupakan dasar utama bagi keputusan pembelian konsumen. Karena keputusan pembelian konsumen juga tergantung kepada karakteristik konsumen, maka hal ini mendorong untuk diarahkan pada penelitian dengan mengambil judul ’’ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLOID BETHANY PADA BETHANY PUBLISHING HOUSE’’ (Study kasus pada Jemaat Gereja Bethany Indonesia jalan Manyarrejo)

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka masalah penelitian ini adalah :

1) Apakah atribut produk ( kualitas, fitur, desain ) berpengaruh simultan terhadap keputusan pembelian tabloid BETHANY ?

2) Apakah atribut produk (kualitas, fitur, desain) berpengaruh parsial terhadap keputusan pembelian tabloid BETHANY?

1.3 Tujuan penelitian

Atas dasar rumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, yaitu :

1) Untuk menganalisis atribut produk (kualitas, fitur, desain) berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian tabloid BETHANY. 2) Untuk menganalisis atribut produk (kualitas, fitur, desain) berpengaruh

(18)

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat yang dapat disumbangkan dari hasil penelitian ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

1) Bagi akademik / universitas

Mendukung berkembangnya dunia ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini, terutama, untuk pokok bahasan keputusan pembelian konsumen terhadap produk, yang nantinya diharapkan dapat dijadikan acuan bagi para peneliti lain yang ingin mengembangkan hasil penelitian ini di waktu yang akan datang.

2) Bagi perusahaan / organisasi

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori

2.1.1 Pemasaran

2.1.1.1 Pengertian pemasaran

Menurut Kotler (2006 : 6) Pemasaran adalah proses dimana

perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang

kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan

sebagai imbalannya.

Menurut Stanton (2000 : 5) Pemasaran adalah suatu sistem

keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa

yang memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen saat ini maupun

konsumen potensial.

Sedangkan menurut Maynard dan Becman yang dikutip oleh Alma

( 2002 : 1) menyatakan bahwa pemasaran berarti segala usaha yang meliputi

menyalurkan barang dan jasa dari sektor produksi ke sektor konsumen.

Dari ketiga definsi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran

adalah keseluruhan kegiatan perusahaan yang dilakukan untuk merencanakan,

menentukan harga , mendistribusikan barang dan jasa serta mempromosikan

barang yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen,

hal ini bertujuan untuk menciptakan nilai bagi pelanggan yang akhirnya bisa

menciptakan hubungan yang kuat dengan pelanggan.

(20)

2.1.1.2 Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran menurut Kotler ( 2006 : 58 ) adalah logika

pemasaran dimana perusahaan perusahaan berharap untuk menciptakan nilai

pelanggan dan mencapai hubungan yang menguntungkan. Perusahaan

memutuskan pelanggan mana yang akan dilayaninya dan bagaimana cara

perusahaan melayaninya. Perusahaan mengenali keseluruhan pasar, lalu

membaginya menjadi segmen-segmen yang lebih kecil, memilih segmen yang

paling menjanjikan. Dan memusatkan perhatian pada pelayanan dan pemuasan

pelanggan dalam segmen ini.

Menurut Fandy Tjiptono ( 2001 : 5 ) strategi pemasaran merupakan

pernyataan mengenai bagaimana suatu merk atau lini produk mencapai

tujuannya dan strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan

untuk mencapi tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan

bersaing yang berkesinambungan dan program pemasarn yang digunakan

untuk melayani pasar.

Menurut Fandy Tjiptono ( 2001 : 6 ) strategi pemasaran terdiri dari

lima elemen yang saling berkaitan, elemen tersebut antara lain :

1. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini

didasarkan pada faktor-faktor :

a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokkan

b. Keterbatasan sumber daya internal

c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial and error

d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya

(21)

2. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual dan desain

penawaran individual pada masing-masing lini.

3. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai

kuantitaif dari produk.

4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran.

5. Komunikasi pemasaran ( promosi ), yang meliputi periklanan, personal

selling, promosi penjualan, direct marketing dan public relations.

Menurut Fandy Tjiptono ( 2001 : 7 ) dalam merumuskan strategi

pemasaran dibutuhkan pendekatan analitis. Dimana kemampuan strategi

pemasaran suatu perusahaan tergantung pada analisis terhadap faktor-faktor

berikut ini :

1. Faktor lingkungan

Analisis terhadap faktor lingkungan seperti pertumbuhan populasi dan

peraturan pemerintah sangat penting untuk mengetahui pengaruh yang

ditimbulkannya pada bisnis perusahaan.

2. Faktor pasar

Setiap perusahaan perlu selalu memperhatikan dan mempertimbangkan

faktor-faktor seperti pasar, dan peluang-peluang yang belum terpenuhi.

3. Faktor persaingan

Dalam kaitannya dengan persaingan setiap perusahaan perlu memahami

siapa pesaingnya, bagaimana posisi produk atau pasar tersebut apa strategi

mereka, kekuatan dan kelemahan struktur biaya dan kapasitas produksi

para pesaing.

(22)

Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan

para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor

seperti teknologi, sumber daya financial, kemampuan pemanufakturan,

kekuatan pemasaran, dan basis pelanggan yang dimiliki.

5. Perilaku konsumen

Perilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis karena hal ini sangat

bermanfaat bagi pengembangan desain produk, penetapan harga,

pemilihan saluran distribusi dan penetapan harga dan penentuan strategi

promosi. Analisis perilaku konsumen dapat dilakukan dengan penelitian (

riset pasar) baik melalui observasi maupun metode survey.

6. Analisis ekonomi

Dalam analisis ekonomi perusahaan dapat diperkirakan pengaruh setiap

peluang pemasaran terhadap kemungkinan mendapatkan laba. Analisis

ekonomi terdiri atas analisis terhadap komitmen yang diperlukan di dalam

penilaian resiko atau laba dan analisis faktor ekonomi pesaing

Berdasarkan pernyataan di atas maka bisa diartikan strategi pemasaran

merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk mencapi tujuan

perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang

berkesinambungan dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani

pasar, dimana strategi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang meliputi

faktor lingkungan, faktor pasar, faktor persaingan, analisis kemampuan

internal, perilaku konsumen, analisis ekonomi.

(23)

Konsep strategi pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan di

dalam penetapan arah di dalam bisnis di mana dinyatakan bahwa konsumen

akan menyukai produk yang tersedia mudah diperoleh di banyak tempat dan

murah harganya. Menurut Alma (2000 : 158) konsep strategi pemasaran

memilki 2 konsep strategi pemasaran yaitu strategi yang dapat dikontrol dan

strategi pemasaran yang tidak dapat dikontrol.

Adapun konsep strategi pemasaran yang dapat dikontrol adalah :

1. Keadaan persaingan

Adalah suatu kesulitan bagi seorang pengusaha untuk menduga persaingan

baru yang akan muncul. Oleh sebab itu pengusaha harus selalu

memperbaiki produk atau pelayanan usahanya. Pada prinsipnya selalu

memperbaiki mutu atau kualitas walaupun tidak ada pesaing.

2. Perkembangan teknologi

Munculnya teknologi yang baru yang memperbaiki proses produksi baik

dari segi efisiensi maupun dari segi model sulit diduga. Untuk mengatasi

hal ini pengusaha harus mencoba menggunakan teknologi baru lebih cepat

dari pesaing. Namun dalam hal ini juga ada resiko, teknologi yang baru

muncul akan disusul oleh teknologi lain yang lebih canggih, oleh sebab itu

penggunaan teknologi yang lebih modern harus dipertimbangkan secara

matang.

3. Perubahan demografik

Dengan adanya perubahan secara berkala atau berperiodik yang

(24)

berencana maka laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan, hal ini

berpengaruh terhadap volume penjualan barang-barang tertentu.

4. Kebijakan politik dan ekonomi

Perubahan-perubahan peraturan pemerintah dalam bidang ekonomi berupa

naik turunnya suku bunga, politik moneter maupun perubahan-perubahan

politik, dapat mempengaruhi jalannya kegiatan bisnis.

Perubahan-perubahan ini tidak dapat diduga sebelumnya.

5. Sumber daya alam

Dalam beberapa hal sumber daya alam ini sulit untuk diramal kapan

berkurang atau ditemukan sumber-sumber baru. Hal ini berpengaruh

kepada produksi dan akhirnya berpengarus kepada penjualan.

Menutur Alma (2000 : 159) ada 4 konsep strategi pemasaran utama yang

dapat dikontrol oleh perusahaan dalam kegiatan konsep strategi pemasaran

yang meliputi :

1. Market segmentation ( segmentasi pasar )

Disini pengusaha harus mentapkan konsep startegi yang arah sasaran dari

pemasarannya. Sasaran pemasaran ditujukan ke seluruh lapisan

masyarakat konsumen, atau hanya menetapkan segmen pasar tertentu saja.

Dalam hal ini penentuan segmentasi pasar ada berbagai cara untuk

menyusun segmen pasar antara lain berdasarkan geografis, demografis dan

psikografis.

2. Marketing mix ( bauran pemasaran )

Bauran pemasaran ini merupakan konsep startegi pemasran yang

(25)

sehingga mendatangkan hasil paling memuaskan. Ada 4 komponen yang

tercakup dalam kegiatan pemasaran ini yang meliputi product, price,

place, promotion yang sering disebut 4P.

3. Marketing budget ( biaya pemasaran)

Strategi penetapan jumalah dana atau biaya untuk kegiatan pemasaran

sangat mempengaruhi keberhasilan pemasaran, pada umumnya apabila

dana atau biaya untuk pemasaran bertambah maka jumlah penjualan akan

meningkat pula.

4. Timing (waktu)

Pengusaha harus menjaga waktu, kapan mereka harus mulai memasarkan

produk mereka dan kapan yang tepat untuk memasarkan produk mereka.

2.1.1.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Menurut Kotler (2006 : 62) bauran pemasaran adalah kumpulan alat

pemasaran taktis terkendali-produk, harga, tempat, dan promosi yang

dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di

pasar sasaran, bauran pemasaran ini terdiri dari semua hal yang dapat

dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai

kemungkinan ini data dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang

disebut 4 P, yang terdiri dari :

1. Product ( produk )

2. Price ( harga )

3. Promotion ( promosi )

(26)

Perpaduan antara 4 macam hal itu merupakan senjata bagi pengusaha

dalam memasarkan produknya atau melayani konsumennya, bauran

pemasaran merupakan program pemasaran yang efektif untuk mencapai tujuan

perusahaan yaitu mendapat nilai dari konsumen.

1. Produk

Pengusaha dapat mempengaruhi konsumennya melalui produk yang

ditawarkannya kepada konsumen, dalam hal ini dengan membuat produk

tersebut menarik dan mendapat perhatian dari konsumen.

Produk merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan

perusahaan kepada pasar sasaran agar menarik perhatrian dari konsumen.

2. Harga

Pengusaha perlu memikirkan tentang harga jual produknya secara tepat

karena harga yang tidak tepat akan berakibat tidak ada pembeli tetapi jika

harga yang diberikan tepat maka hal ini akan menarik pembeli. Harga

adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh

produk.

3. Promosi

Promosi merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan, jika ada

sebuah perusahaan yang belun dikenal maka perusahaan tersebut perlu

mengambil langkah-langkah tertentu dengan melakukan promosi untuk

memperkenalkan produk yang ditawarkan sehingga pasar tahu akan

adanya produk tersebut, jadi Promosi adalah berbagai aktifitas yang

(27)

4. Distribusi

Distribusi adalah kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia

bagi pelanggan sasaran, saluran distribusi ini mempunyai fungsi untuk

memindahkan produk atau jasa dari produsen ke konsumen, kegiatan

distribusi ini harus memenuhi kebutuhan konsumen agar dapat menarik

para konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Saluran distribusi

yang dilakukan hendaknya dapat dengan mudah diterima oleh konsumen

sehingga konsumen tidak merasa sulit untuk memperoleh produk yang

dihasilkan oleh perusahaan.

2.1.2 Produk

2.1.2.1 Pengertian produk

Menurut Kotler ( 2006 : 266 ) produk merupakan semua hal yang dapat

ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akusisi, penggunaan, atau

konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, produk

merupakan elemen kunci dalam keseluruhan penawaran pasar.

Menurut William J Stanton yang dikutip oleh Marius ( 2002 : 152 ),

mendefinisikan produk dalam 2 pengertian dasar, yaitu :

a. Pengertian sempit

Produk adalah sekumpulan atribut fisik nyata ( tangible ) yang

terkait dalam sebuah bentuk yang dapat didefinisikan

b. Pengertian luas

Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata ( tangible ) dan tidak

nyata ( intangible ) di dalamnya sudah tercakup warna, harga,

(28)

pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai

sesuatui yang bias memuaskan keinginannya

Menurut Fandy Tjiptono ( 2001 : 95 ) Produk merupakan kegiatan

yang dilakukan di dalam menciptakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan

produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan sebagai

kebutuhan pasar yang bersangkutan.

Dari definisi diatas maka bisa disimpulkan bahwa produk merupakan

semua hal yang dapat ditawarkan baik itu bersifat tangible ataupun intangible

dengan tujuan untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan sebagai

kebutuhan pasar yang bersangkutan.

2.1.2.2 Tingkatan produk

Usaha untuk merencanakan produk yang dapat ditawarkan ke pasar,

dimana perencana produk harus berpikir secara mendalam dengan memahami

5 (lima) tingkatan produk, sehingga tiap-tiap tingkatan mampu menambahkan

lebih banyak nilai pelanggan dan pada akhirnya kelima tingkat tersebut akan

membentuk suatu hierarki nilai pelanggan, menurut Marius ( 2002 : 153 )

kelima tingkatan produk tersebut terdiri atas :

1. Produk utama / inti ( core benefit )

Adalah produk yang sesungguhnya dibeli konsumen karena

memiliki manfaat utama atau sesungguhnya

2. Produk dasar ( basic product )

(29)

3. Produk yang diharapkan ( expected product )

Yaitu sekumpulan atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan

dan disetujui pelanggan ketika mereka membeli produk tersebut.

4. Produk yang ditingkatkan ( augmented product )

Yaitu suatu pelayanan tambahan yang diberikan untuk memenuhi

keinginan pelanggan dan bahkan melampaui harapan mereka,

sehingga mampu membedakan penwaran perusahaan dengan

penawaran perusahaan pesaing.

5. Product potensial ( potencial product )

Yaitu semua tambahan yang mencakup segala peningkatan dan

transformasi pada produk yang mungkin dilakukan di masa

mendatang.

2.1.2.3 Klasifikasi produk

Produk adalah segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan manusia ataupun organisasi. Produk digolongkan ke dalam 2

golongan yaitu produk yang berwujud dan tidak berwujud. Produk yang

berwujud disebut barang dan yang tidak berwujud disebut jasa.

Menurut Marius ( 2006 : 157 ), berdasarkan daya tahan dan wujud

tidaknya produk yang dihasilkan, maka produk dapat diklasifikasikan ke

dalam tiga kelompok, yakni :

1. Barang tidak tahan lama

Adalah barang yang terpakai habis ( non durable goods) adalah

barang berwujud yang secara normal biasanya dikonsumsi dalam

(30)

2. Barang tahan lama

Adalah barang berwujud yang biasanya secara normal dapat

bertahan lama sehingga dapat digunakan dalam banyak pemakaian

3. Jasa ( services ) adalah suatu aktifitas, manfaat atau kepuasan yang

ditawarkan untuk dijual. Jasa merupakan benda tidak berwujud,

tidak dapat dipisahkan dan mudah habis.

Selain klasifikasi produk berdasarkan daya tahannya sebagaimana

telah diuraikan di atas, maka produk juga dapat diklasifikasikan menurut

tujuan pemakaiannya oleh si pemakai yang selanjutnya dibagi / digolongkan

kedalam dua golongan besar yaitu barang konsumsi ( consumers goods ) dan

barang industry ( industrial goods ), berikut ini adalah uraiannya :

1. Barang konsumsi

Adalah barang yang dibeli untuk dikonsumsi oleh pembelinya

adalah konsumen akhir atau barang yang dibeli masyarakat sendiri

guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam pembelian barang

jenis ini lebih banyak unsur emosional daripada rasionalnya.

Barang konsumsi ini dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :

A. Barang kebutuhan pokok ( convenience goods ), adalah barang

kebutuhan sehari-hari dimana konsumen dapat membelinya di

sembarang tempat dan setiap waktu.

B. Barang pelengkap ( Shopping goods ), adalah barang yang

pembeliannya memerlukan pertimbangan yang matang

(31)

C. Barang mewah ( speciality goods ), adalah barang-barang yang

memiliki karakteristik tertentu atau identifikasi merk yang unik

dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha

khusus untuk membelinya.

2. Barang industri ( industrial goods )

yaitu barang yang dibeli oleh kalangan industriawan yang akan

digunakan untuk mendukung berbagai keperluan seperti :

A. Untuk diproses, diproduksi menjadi barang lain, kemudian

dijual kembali ( oleh produsen ) kepada sasaran konsumen

yang dituju.

B. Untuk dijual kembali ( oleh pedagang ) tanpa dilakukan

transformasi fisik ( melakukan proses produksi )

2.1.3 Atribut Produk

Salah satu kunci sukses pemasaran suatu produk adalah penilaian

konsumen terhadap atribut produk, saat ini konsumen semakin kritis dalam

menilai layak tidaknya suatu produk untuk digunakan atau dikonsumsi.

Atribut produk menurut Kotler dan Anmstrong ( 1998 : 279 ) Adalah

sifat atau ciri atau karakteristik yang mendukung fungsi dasar suatu produk

tertentu, sedangkan besar produk ditawarkan dengan atribut produk atau ciri

yang berbeda. Untuk mengetahuinya adalah dengan melihat produk yang

bersangkutan. Atribut produk merupakan alat kompetitif untuk pemasaran

produk perusahaan yang terdiferensiasi.

Atribut produk menurut Gitosudarmo ( 2000 : 188 ) Adalah suatu

(32)

tersebut memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli,

sedangkan menurut Fandy Tjiptono ( 2000 : 13 ) atribut produk adalah

unsur-unsur pokok yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar

pengambilan keputusan pembelian.

Atribut produk dapat berupa sesuatu yang berwujud dan tidak

berwujud. Dari atribut itulah suatu produk akan dipandang oleh konsumen

secara berbeda dari produk yang dikeluarkan oleh pesaingnya. Perbedaan

pandangan atau persepsi konsumen terhadap berbagai produk yang sejenis

yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan kepada konsumen merupakan

hasil dari penglihatan dan pengalaman konsumen tersebut terhadap

atribut-atribut produk tersebut.

Menurut Kotler ( 2006 : 279 ) Atribut produk dapat dikomunikasikan

dan disampaikan melalui tiga hal berikut ini :

1. Kualitas produk ( product quality )

Kualitas adalah salah satu alat penting bagi pemasar untuk menetapkan

posisi. Kualitas memiliki dua dimensi, yaitu tingkat dan konsistensi. Ketika

mengembangkan suatu produk, pemasar mula-mula harus memilih tingkat

mutu yang akan mendukung posisi produk di pasar sasaran. Di sini kualitas

produk berarti kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya.

Kualitas produk juga merupakan karakteristik produk atau jasa yang

bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan

yang dinyatakan atau diimplikasikan, kualitas memiliki dampak langsung pada

kinerja produk atau jasa ; oleh karena itu kualitas berhubungan erat dengan

(33)

sebagai “ bebas dari kerusakan “. Oleh karena itu kualitas produk merupakan

hal yang perlu mendapatkan perhatian utama dari perusahaan karen kaualitas

suatu produk berkaitan erat dengan kepuasan pelanggan yang merupakan

tujuan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan, Karena itu setiap

perusahaan harus memilki tingkat kualitas yang akan membantu atau

menunjang usaha untuk meningkatkan atau mempertahankan posisi produk itu

dalam posisi sasarannya.

Kualitas yang baik itu mencangkup pencegahan terjadinya cacat lewat

rancangan produk yang baik dari proses manufaktur. Memperbaiki kualitas

akan mengurangi cacat yang merugikan konsumen, dimana sekarang ini mutu

menjadi kebutuhan yang utama untuk bersaing dengan perusahaan lain,

kualitas ini meliputi keawetan yang artinya kualitas suatu produk yang diukur

dari ketahananya menghadapi kerusakan, keandalan juga merupakan indicator

dari kualitas yang artinya keandalan suatu produk untuk memberi manfaat

kepada konsumen, ketepatan juga merupakan ukuran dari kualitas.

2. Fitur produk

Fitur adalah sarana kompetitif untuk mengidentifikasikan produk

perusahaan dari produk pesaing. Menjadi produsen pertama yang

memperkenalkan fitur baru yang bernilai adalah salah satu cara paling efektif

untuk bersaing, fitur produk merupakan alat bersaing untuk membedakan

produk perusahaan dari produk pesaing.

Perusahaan harus kreatif dalam menentukan fitur dari produk mereka

(34)

menjadi sarana bersaing dengan produk lain, dan ciri khas inilah yang menjadi

sarana bersaing dan bahkan bisa memenangkan persaingan.

3. Desain produk

Desain merupakan jantung dari produk, karena desain bukan sekedar

gaya yang hanya menampilkan penampilan produk oleh karena itu desain

bukan sekedar kulit luar dari sebuah produk. Desain yang baik tidak hanya

memiliki andil dalam penampilan produk tetapi juga dalam manfaatnya,

desain yang baik memberikan kontribusi pada kegunaan suatu produk di

samping penampilannya, produsen yang baik memperhatikan penampilan

tetapi juga menciptakan produk yang mudah, aman, murah untuk

dipergunakan dan diservis, serta sederhana dan ekonomis untuk dibuat dan

didistribusikan.

Desain yang baik dapat meningkatkan nilai pelanggan dan menciptkan

keunggulan kompetitif yang kuat, sedangkan desain yang buruk bisa

mengakibatkan hilangnya penjualan dan rasa malu. Menurut Gitosudarmo (

2002 : 177 ) Bentuk sebenarnya berkaitan erat dengan desain, karena secara

mendasar bentuk yang akan dimiliki merupakan hasil dari kegiatan desain

yang dilakukan. Atau dengan kata lain bentuk nyata dari suatu produk yang

terlihat dalam pandangan konsumen, adalah hasil nyata kegiatan dari desain

yang dilakukan, desain ini meliputi desain produk yang menarik, kemudahan,

keamanan serta sederhana dan ekonomis untuk dibuat dan didistribusikan.

Desain dipandang dari sudut pelanggan dikatakan baik jika desain dari

suatu produk itu menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibuka, dipasang,

(35)

Berdasarkan analisis di atas maka atribut produk bisa diartikan sebagai

suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menyatu agar produk

tersebut mendapat nilai dari pelanggan dan atribut produk ini meliputi

kualitas, fitur produk dan desain dari produk.

2.1.4 Perilaku konsumen

2.1.4.1 Pengertian perilaku konsumen

Terdapat berbagai macan pengertian mengenai perilaku konsumen,

diantaranya sebagai berikut.

Perilaku konsumen adalah “ perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen

dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghentikan

konsumsi produk, jasa dan gagasan” ( Schifman dan Kanuk, 2000 : 231 ).

Perilaku konsumen adalah “ proses pengambilan keputusan dan

kegiatan fisik individu dalam upaya memperoleh dan menggunakan barang

dan jasa ( evaluasi, memperoleh atau menentukan barang dan jasa ) “ ( Albert

J, Delabita yang dikutip oleh Ujang Sumarwan, 2002 :175 )

Perilaku konsumen adalah “ studi mengenai individu, kelompok atau

organisasi dan proses – proses yang dilakukan dalam memilih, menentukan,

mendapatkan, menggunakan dan menghentikan, serta dampak proses – proses

tersebut terhadap konsumen dan masyarakat. “ ( Hawkins yang dikutip oleh

Ujang Sumarwan, 2002 : 176 )

Menurut ketiga definisi dia atas maka bisa disimpulkan bahwa perilaku

konsumen adalah “ aktivitas yang ditunjukkan oleh konsumen dalam mencari,

(36)

jasa dan gagasan dan aktivitas ini ditunjukkan melalui keputusan untuk

memperoleh dan menggunakan barang dan jasa “.

2.1.4.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Keputusan pembelian dari konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor

kebudayaan, social, pribadi dan psikologis dari konsumen. Elemen utama

dalam model perilaku konsumen adalah mengetahui faktor – faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen atau yang mempengaruhi

proses keputusan konsumen. Menurut nugroho ( 2003 : 11 ), ada empat faktor

yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, adalah :

1. Pengaruh budaya pada keputusan pembelian, terdiri dari :

a) Kebudayaan / kultur

Kebudayaan diadaptasi untuk merubah kebutuhan dan menyesuaikan

dengan kondisi lingkungan untuk mendorong keinginan mencoba atau

membeli suatu produk atau jasa.

b) Nilai – nilai

Unsur budaya yang paling menentukan adalah nilai – nilainya,

keprcayaan yang bertahan lama yang ditinggalkan oleh suatu

masyarakat sehingga menjadi suatu perilaku yang khusus.

c) Sub – budaya

Sub – budaya didasrakan pada karakateristik demografis wilayah

geografis, latar belakang etnis dan nasional, keyakinan politik dan

(37)

d) Kelas sosial

Sebuah kelas sosial adalah sekelompok orang yang dianggap hamper

sama dalam status atau harkat diri komunitas, yang secara teratur

disosialisasikan di antara mereka sendiri baik secara formal maupun

informal.

2. Pengaruh sosial tehadap keputusan konsumen, terdiri dari :

a) Kelompok acuan

Kelompok dalam masyarakat yang mempengaruhi perilaku pembelian

seseorang dimana konsumen mencari pendapat lain. Untuk digunakan

sebagai petunjuk atas produk baru maupun jasa dan produk dengan

citra yang berhubungan denga atribut atau karena atribut informasi

masih langka bahkan tidak informative.

b) Pemimpin opini

Pendapat para pemimpin merupakan anggota dari kelompok tertentu

yang mempengaruhi keputusan pembelian lainnya.

c) Keluarga

Anggota keluaarga juga mempengaruhi keputusan pembelian, anak –

anak berkeinginan berbelanja dengan cara yang sama yang dilakukan

oleh orang tua mereka.

3. Pengaruh individu atas keputusan membeli konsumen, terdiri dari :

a) Gender

Dibalik perbedaan psikologis yang nyata diantar kedua gender ini,

wanita dan pria juga berbeda dalam kehidupan sosial dalam peran

(38)

b) Usia dan tahapan siklus hidup keluarga

Berapa umur konsumen biasanya menunjukan produk apa yang cocok

baginya yang mebuatnya tertarik untuk membeli. Para pemasar sering

mendefinisikan target pasar mereka dalam tahapan daur hidup.

c) Kepribadian, konsep diri dan gaya hidup

Akhirnya, produk dan merk tertentu mencerminkan kepribadian,

konsep diri dan gaya hidup.

4. Pengaruh psikologis terhadap keputusan membeli konsumen, terdiri dari :

a) Persepsi

Persepsi membuat konsumen mengenali masalah konsumsi mereka.

b) Motivasi

Motivasi adalah apa yang mendorong konsumen untuk melakukan

tindakan memuaskan kebutuhan konsumsi mereka.

c) Pembelajaran

Hampir semua perilaku konsumen dihasilkan dari pembelajaran

dimana proses yang menciptkan perubahan dalam perilaku melalui

pengalaman dan latihan.

d) Keyakinan dan sikap

Keyakinan adalah suatu pola yang diorganisir melalui pengetahuan

yang kemudian dipegang oleh seseorang individu sebagai suatu

kebenaran dalam hidupnya. Sikap adalah suatu kecenderungan yang

dipelajari untuk memberikan respon secara konsisten terhadap suatu

(39)

2.1.4.3 Tipe – tipe pengambilan keputusan

Menurut Schifman dan Kanuk yang dikutip oleh Ujang Sumarwan (

2002 : 292 ) menyebutkan ada tiga tipe pengambilan keputusan konsumen,

diantaranya sebagai berikut :

1. Pemecahan masalah yang diperluas

Ketika konsumen tidak meiliki kriteria untuk mengevaluasi sebuah

kategori tersebut, atau tidak membatasi jumlah merk yang akan

dipertimbangkan kedalam jumlah yang mudah dievaluai, maka

proses pengambilan keputusan bias disebut sebagai pemecahan

masalah yang diperluas.

2. Pemecahan masalah yang terbatas

Konsumen telah memilki kriteria dasar untuk mengevaluasi

kategori produk dan berbagai merk pada kategori tersebut.

3. Pemecahan masalah rutin

Konsumen telah memiliki pengalaman terhadap produk yang akan

dibelinya

2.1.4.4 Tahap – tahap dalam proses keputusan membeli

Berikut ini adalah tahap – tahap dalam proses keputusan membeli,

yaitu:

1. Tahap pra pembelian

Pada tahapan ini, beberapa perilaku yang terjadi meliputi :

(40)

Konsumen akan mencari informasi mengenai produk, merk

atautkio dari berbagai sumber seperti Koran, majalah, radio,

televise.

b. Mengambil dana ( fund access )

Selain perlu mencari informasi mengenai produk dan merk

yang akan dibeli, konsumen juga perlu mengetahui dari mana

dana yang akan dipakai untuk membeli produk tersebut.

2. Tahap pembelian

Pada tahapan kedua, perilaku yang terjadi meliputi :

a. Berhubungan dengan toko ( store contact )

Adanya keinginan membeli produk akan mendorong konsumen

untuk mencari toko atau pusat perbelanjaan tempat membeli

produk tersebut.

b. Mencari produk ( product contact )

Setelah konsumen mengunjungi toko, maka selanjutnya harus

mencari dan memperoleh produk yang akan dibeli.

c. Transasksi

Melakukan transaksi yaitu melakukan pertukaran barang

dengan uang, memindahkan kepemilikan barang dari toko

(41)

2.1.5 Keputusan pembelian

2.1.5.1 Pengertian keputusan pembelian

Keputusan pembelian yang dilakukan oleh para pembeli didasari oleh

bermacam-macam faktor. Keputusan pembelian konsumen berdasarkan

tahap-tahap pembelian.

Menurut Kotler (2003 : 220) Keputusan pembelian adalah tahap dari

proses keputusan pembeli yaitu ketika konsumen benar-benar membeli.

Pada umumnya keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang

paling disukai.

Menurut Rismiati dan Suratno (2003 : 220) keputusan pembelian

adalah setelah konsumen menentukan kebutuhan dan mempunyai keinginan

akan produk tertentu, konsumen diharapkan memunculkan keputusan untuk

membeli.

Menurut Kotler (2007 : 240) keputusan membeli adalah tahap

evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek yang ada di dalam

kumpulan pilihan. konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli

merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian

konsumen bias mengambil lima sub keputusan : merek, deller, kuantitas,

waktu, dan metode pembayaran. Dalam pembelian produk sehari-hari

keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil.

Dari ketiga pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa keputusan pembelian adalah keputusan membeli konsumen pada

(42)

2.1.5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Kotler ( 1997 : 153 ) faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan membeli adalah sebagai berikut :

Faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan membeli

Model keputusan membeli menurut Kotler ( 1997 : 153 ) adalah meliputi :

1. Produk adalah kebutuhan dan keinginan membeli suatu barang, meliputi

atribut produk yaitu kualitas, fitur produk dan desain produk.

2. Harga adalah biaya untuk mendapatkan barang tersebut.

3. Distribudi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk

menyalurkan barangt dari produsen ke konsumen. Rangsangan   rangsang 

pemasaran       lain   

produk       ekonomi 

harga      teknologi 

distribusi       politik 

promosi         budaya 

Karakertistik     proses 

 Pembeli      keputusan 

      Pembeli 

 

Budaya      ‐pengenalan 

Social      masalah 

 pribadi       ‐pencarian     

psikologis        informasi       

       keputusan    

       perilaku 

       pasca 

      pembelian 

Keputusan pembelian 

 

 

 

‐ pilihan produk 

‐ pilihan merk 

‐ pilihan penyalur 

‐ waktu pembelian 

(43)

4. Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untk

mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang

menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

2.1.5.3 Macam-macam Situasi Pembelian

Pembelian konsumen dapat ditinjau sebagai kegiatan penyelesaian

suatu masalah. Konsumen dalam membeli mempunyai beberapa pilihan

situasi pembelian.

Menurut Swastha (2000 : 117) macam-macam situasi pembelian

sebagai berikut :

1. Perilaku responsi rutin

Pembeli sudah memahami merek-merek beserta atributnya. Pada

umumnya kegiatan pembelian dilakukan secara rutin tidak memerlukan

banyak pikiran, tenaga dan waktu.

2. Penyelesaian masalah tebatas

Pembelian akan lebih kompleks jika pembeli tidak mengetahui sebuah

merek dalam satu jenis produk yang disukai sehingga membutuhkan

informasi lebih banyak lagi sebelum memutuskan untuk membeli.

3. Penyelesaian masalah ekstensif

Pembelian akan sangat kompleks jika pembeli mempunyai jenis produk

yang kurang dan tidak mengetahui kegiatan pengumpulan informasi dan

evaluasi dari para pembeli dan menunjang proses belajar pembeli terhdap

atribut-atribut kelompok tersebut. Macam-macam penyelesaian masalah

ekstensif sebagai berikut :

(44)

b) keputusan tentang bentuk produk

c) keputusan tentang merek produk

d) keputusan tentang penjualan

e) keputusan tentang jumlah produk

f) keputusan tentang waktu pembelian

g) keputusan tentang cara pembayaran

2.1.5.4 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Proses pengambilan keputusan konsumen melewati kelima tahap seluruhnya pada setiap pembelian. Keputusan pembelian adalah tahap

evaluasi para konsumen membentuk preferensi atas merek yang ada di dalam

kumpulan pilihan.

Menurut Nugroho (2003 : 16) proses pengambilan keputusan

konsumen adalah proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian

sebagai berikut : pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi,

evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan keputusan pasca pembelian.

Menurut Alma (2004 : 105) proses pengambilan keputusan adalah

membagi kedalam tiga jenis yaitu pengambilan keputusan yang luas

(extended decision making), pengambilan keputusan yang terbatas (limited

decision making), dan pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan

(habitual decision making).

Menurut Tjiptono (2005 : 43) proses pengambilan keputusan adalah

tahap-tahap dalam proses kegiatan suatu pembelian dimulai dengan

identifikasi kebutuhan, pencarian informasi, evalusi alternatif, pembelian

(45)

Dari ketiga pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

proses keputusan pembelian adalah sebuah proses pengambilan keputusan

tidak hanya berakhir dengan terjadinya transaksi pembelian, akan tetapi diikuti

pula oleh tahap perilaku purna beli atau pasca pembelian.

2.1.6 Tabloid

Tabloid oleh Djuroto ( 2000 : 11 ) tabloid adalah kumpulan bertita,

artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas

ukuran broadsheet ( lebih kecil dari plano ) dan dilipat seperti surat kabar dan

tabloid biasanya terbit teratur, seminggu sekali, 2 minggu sekali atau satu

bulan sekali.

Tabloid menurut Ruslan ( 2001 : 196 ), tabloid tergolong dalam media

internal humas karena diterbitkan secara harian atau mingguan.

Tabloid menurut kamus besar bahasa Indonesia ( 1994 : 987 ), tabloid

adalah surat kabar ukuran kecil ( setengah dari ukuran surat kabar biasa ) yang

banyak memuat berita secara singkat, padat dan bergambar, mudah dibaca

umum ; tulisan dalam bentuk ringkas dan padat ( tentang kritik, paparan, dan

sebagainya.

Dari ketiga definisi diatas maka bisa diartikan tabloid merupakan surat

kabar ukuran kecil yang menjadi media humas yang berisi berita, artikel,

cerita, iklan dan sebagainya dan tabloid ini diterbitkan rutin, seminggu sekali,

2 minggu sekali atau sebulan sekali

2.2 Kerangka berpikir

Keputusan pembelian konsumen bisa didapatkan jika harapan dari

(46)

pembelian konsumen dan salah satunya adalah faktor produk, produk

merupakan faktor utama sebab yang diberikan pertama kali kepada konsumen

adalah produk, dan produk ini terdiri dari 3 atribut penting di dalamnya yang

terdiri dari kualitas, fitur produk dan desain produk. Penilaian terhadap produk

merupakan penilaian terhadap atributnya sebab atribut produk adalah sifat atau

ciri atau karakteristik yang mendukung fungsi dasar suatu produk tertentu.

Kualitas produk merupakan karakteristik produk atau jasa yang

bergantung pada kemampuannya untuk bekerja secara maksimal tanpa

kerusakan atau bebas dari kerusakan, yang meliputi keawetan, keandalan dan

ketepatan.

Fitur produk adalah ciri khas dari produk yang menjadi pembeda dari

perusahaan lain, ciri khas inilah yang menjadi atribut produk karena fitur ini

menjadi alat bersaing dengan perusahaan lain.

Desain dipandang dari sudut pelanggan dikatakan baik jika desain dari

suatu produk itu menyenangkan untuk dilihat dan mudah digunakan,

diperbaiki, dan dibuang jadi desain ini berhubungan dengan fungsi utama dari

produk itu dan desain bukan sekedar tampilan luar dari produk semata, desain

ini meliputi desain produk yang menarik, kemudahan, keamanan dan

sederhana serta ekonomis untuk dibuat dan didistribusikan.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik model alur kerangka

(47)

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Atribut produk

2.3. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian yang diajukan maka,

dapat dirumuskan hipotesis berikut :

1. Terdapat pengaruh yang nyata atribut produk ( kualitas, fitur, desain )

secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen.

2. Terdapat pengaruh yang nyata atribut produk ( kualitas, fitur, desain )

secara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen. Kualitas : X1

Fitur : X2

Desain : X3

Keputusan

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Agar konsep yang digunakan dapat diukur secara empiris serta

menghindarkan terjadinya kesalahpahaman dan juga penafsiran yang berbeda

maka konsep itu harus diberi definisi. Maka perlu adanya definisi yang jelas

mengenai variabel yang dipakai yaitu :

Variabel Bebas ”X”

1. Kualitas (X1)

Kualitas produk berarti kemampuan produk untuk melaksanakan

fungsinya dengan baik, dengan arti kinerja yang tanpa kerusakan.

Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur variabel kualitas

adalah sebagai berikut :

a. Keawetan, kualitas kertas yang digunakan tidak mudah rusak dan

bertahan lama.

b. Keandalan, kualitas isi topik bahasan yang handal karena mampu

memberi informasi yang bermanfaat.

c. Ketepatan, ketepatan isi topik bahasan yang sesuai dengan tiap – tiap

kebutuhan pembaca.

Skala pengukuran data yang digunakan oleh penulis untuk variabel

(49)

Sangat tidak setuju = 1

Tidak setuju = 2

Kurang setuju = 3

Setuju = 4

Sangat setuju = 5

2. Fitur produk (X2)

Fitur produk merupakan alat bersaing untuk membedakan produk

perusahaan dari produk pesaing, fitur produk merupakan ciri khas dari

sebuah produk.

Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur variabel fitur produk

sebagai berikut :

a. Isi topik yang mayoritas bersifat rohani dan pengajaran agama.

b. Tidak adanya berita politik.

Skala pengukuran data yang digunakan oleh penulis untuk variabel fitur

produk (X2) adalah skala Likert.

Sangat tidak setuju = 1

Tidak setuju = 2

Kurang setuju = 3

Setuju = 4

Sangat setuju = 5

(50)

3. Desain produk (X3)

Desain yang baik memberikan kontribusi pada kegunaan suatu produk di

samping penampilannya, produsen yang baik memperhatikan penampilan

tetapi juga menciptakan produk yang menarik, mudah, aman, dan tidak

mahal untuk dipergunakan, serta sederhana dan ekonomis untuk dibuat dan

didistribusikan

Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur variabel desain produk

sebagai berikut :

a. Produk yang menarik, desain warna dari tabloid yang sangat menarik.

b. Desain cover yang menarik.

c. Aman untuk dibaca semua usia karena didesain untuk semua kalangan

usia.

d. Penulisan huruf dan angka yang baik sehingga mudah untuk dibaca.

Skala pengukuran data yang digunakan oleh penulis untuk variabel desain

produk (X3) adalah skala Likert.

Sangat Tidak Setuju = 1

Tidak Setuju = 2

Kurang Setuju = 3

Setuju = 4

(51)

Variabel Terikat ”Y”

4. Keputusan pembelian (Y)

Keputusan membeli Merupakan merupakan tahap dari proses keputusan

pembeli yaitu ketika konsumen benar-benar membeli. Pada umumnya

keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai.

Dari variabel ini dapat ditentukan indikatornya antara lain :

a. Keputusan membeli berdasarkan kualitas kertas yang ditunjukan

melalui keawetan kertas, kualitas isi yang informative dan ketepatan isi

topik yang sesuai dengan tiap – tiap kebutuhan pembaca.

b. Keputusan membeli berdasarkan fitur produk atau ciri khas dari segi

topik yamg berwawasan rohani.

c. Keputusan membeli berdasarkan desain warna dan desain cover yang

menarik, keamanan topik yang bisa dibaca semua usia serta penulisan

huruf yang baik sehingga mudah untuk dibaca.

Skala pengukuran data yang digunakan oleh penulis untuk variabel

keputusan pembelian (Y) adalah skala Likert.

Sangat Tidak Setuju = 1

Tidak Setuju = 2

Kurang Setuju = 3

Setuju = 4

(52)

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.

3.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan fakta dari hal yang diteliti yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan.

Populasi dari penelitian ini adalah jemaat Gereja Bethany Indonesia

yang beribadah di Gereja Bethany jalan Manyar rejo, dan populasi ini diambil

dengan kualifikasi :

a. Jemaat yang mengikuti beribadah di Gereja Bethany Indonesia jalan

Manyarrejo yang pernah membeli tabloid Bethany.

b. Jemaat yang memilki usia diatas 17 tahun karena menurut Hurlock

(1998;10) individu pada usia 17 tahun sudah dapat mencapai perilaku

sosial yang bertanggung jawab.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi ciri – ciri tertentu

atau keadaan tertentu yang akan diteliti ( Riduwan 2004 : 56 ). Dan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli tabloid

BETHANY dengan karakteristik responden merupakan jemaat dari Gereja

Bethany Indonesia jemaat jalan Manyarrejo.

Dan untuk mendapatkan hasil yang represetatif, maka digunakan rumus

(53)

2

Z α / 2 σ

n = ( Riduwan 2004 : 66 )

e

Dimana

n = Jumlah sampel

Z α = Ukuran tingkat kepercayaan . α = 0.05 ( tingkat kepercayaan 95 %

berarti Z 1 / 2.95 % = Z 0.475 dalam tabel ditemukan 1.96 )

σ = Standar deviasi ( 0.25)

e = standar error atau kesalahan yang dapat ditoleransi ( 5 % = 0.05 )

2

Z α / 2 σ

n =

e

( 1,96 ) . ( 0,25 ) 2

n =

(54)

n = 96,04

jadi, jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 97

responden ( dibulatkan ). Untuk hasil yang representatif maka peneliti

mengambil sampel 100 responden.

3.2.3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik

penarikan sampel yang didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini

dilakukan karena beberapa pertimbangan, antara lain alasan waktu, tenaga,

dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh, ada 3

syarat yang harus dipenuhi ketika menggunakan teknik penarikan sampel ini :

a. pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri – ciri, sifat – sifat atau

karakteristik tertentu , yang merupakan ciri – ciri pokok populasi dan

dalam hal ini peneliti menetapkan karakeristik yang bisa menjadi

responden adalah Jemaat Bethany jalan Manyarrejo yang pernah membeli

tabloid BETHANY.

b. Subyek yang diambil sebagai sampel benar – benar merupakan subyek

yang paling banyak mengandung ciri – ciri yang terdapat pada populasi.

c. Penentuan karakeristik populasi dilakukan dengan cermat.

(55)

Sumber data yang digunakan adalah data primer. Adapun data primernya dalam hal ini adalah data yang diperoleh dari jawaban responden

yang diteliti, yaitu berupa data mengenai pendapat atau fenomena dari obyek.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari Jemaat Gereja Bethany Indonesia jalan Manyarrejo yang masih aktif mengikuti ibadah di Gereja.

3.3.3 Skala Pengukuran

Penulis memperoleh langsung data-data yang dibutuhkan berdasarkan dari keterangan dan informasi yang diberikan responden melalui angket

(Kuesioner) yang telah disebarkan dengan metode skor, pemberian skor ini

digunakan sistem skala lima, yaitu:

a. Jawaban a (Sangat tidak setuju) = diberi skor 1

b. Jawaban b (Tidak Setuju) = diberi skor 2

c. Jawaban c (kurang Setuju) = diberi skor 3

d. Jawaban d (Setuju) = diberi skor 4

e. Jawaban e (Sangat Setuju) = diberi skor 5

3.3.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara acak untuk

memperoleh sampel dari populasi yang dimaksud, agar diperoleh data yang

baik maka dipilih dengan menggunakan metode:

1. Wawancara

Penulis mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang

bersangkutan, yaitu para jemaat yang terpilih sebagai responden guna

(56)

2. Kuesioner

Kuesioner yang dibagikan secara langsung oleh penulis kepada responden

yang ditemui secara langsung di Gereja Bethany Indonesia jalan Manyarrejo

yang masih aktif mengikuti ibadah di Gereja.

3.4 Teknik Analisis dan Uji hipotesis

3.4.1 Uji Validitas

Uji validitas yang digunakan adalah validitas konstruksi. Validitas ini

untuk mengetahui apakah kuesioner dapat mengukur variabel yang diteliti

secara tepat. Menurut Pabundu (2006 : 65), arti validitas adalah kebenaran dan

keabsahan instrumen penelitian yang digunakan. Setiap penelitian selalu

dipertanyakan mengenai validitas alat yang digunakan. Suatu alat pengukur

dikatakan valid jika alat itu dipakai untuk mengukur sesuai dengan

kegunaannya.

Menurut Pabundu (2006 : 66), untuk mengetahui nilai korelasi faktor,

digunakan rumus Product Moment Karel Pearson sebagai berikut :

Keterangan :

R = koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total.

X = skor pernyataan tiap butir.

(57)

N = jumlah responden

3.4.2 Uji Reliabilitas

Uji ini untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

dipercaya atau diandalkan. Menurut Umar (2003 : 86), suatu pengukur bisa

dikatakan reliabel sepanjang pengukur tersebut mencapai suatu hasil-hasil

yang konsisten. Apabila suatu alat ukur yang berupa kuesioner dipakai dua

kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh

relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel, dengan kata lain,

reliabel menunjukkan konsisten alat pengukur di dalam mengukur gejala yang

sama.

Masing-masing variabel dalam penelitian ini dihitung dengan

menggunakan alpha croanbach, untuk mengetahui reliabilitas skala

pengukurannya. Rumus yang digunakan adalah alpha sebagai berikut :

r11 = 

    

1

k k

   

 

st si

1 …….(Ridwan, 2007 : 115)

Dimana :

r11 = nilai reliabilitas

si = jumlah varians skor tiap-tiap item pertanyaan

st = varians total

(58)

Menurut Ridwan (2007 : 118), pengujian reliabilitas akan memenuhi

syarat jika :

a. Jika r11 positif, serta r11 > r tabel, maka pernyataan tersebut reliabel.

b. Jika r11 negatif, serta r11≤ r tabel, maka pernyataan tersebut tidak reliabel.

3.6 Uji Asumsi Klasik

Regresi linier berganda dengan persamaan Y = a + b1 X1 + b2X2 + b3X3.

Setelah model regresi diperoleh, maka model tersebut sudah termasuk BLUE

(Best Linier Unbiased Estimator) atau tidak. Untuk menilai apakah model yang

digunakan merupakan model linier, sehingga estimasi yang dihasilkan merupakan

estimasi yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), hal ini terpenuhi jika plot

antara nilai residual dan nilai prediksi tidak membentuk suatu pola tertentu atau

acak. Suatu model dikatakan BLUE bila memenuhi persyaratan sebagai berikut,

yaitu :

1) Tidak boleh ada multikolineritas.

2) Tidak boleh ada heteroskedastisitas.

3) Tidak boleh ada autokorelasi.

4) Normalitas

Teknik analisa data dilakukan peneliti secara kuantitatif untuk mengetahui

apakah ada pengaruh kualitas, fitur produk, dan desain produk terhadap keputusan

pembelian, maka dilakukan analisa dengan langkah-langkah sebagai berikut :

(59)

Multikolineritas artinya antar variable independent yang terdapat dalam

model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien

korelasinya tinggi atau bahkan 1) Untuk mengetahui apakah dalam persamaan

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent dapat menggunakan

uji multikolinieritas, karena dalam model regresi linier yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi diantara variabel independent.

Menurut Yarnest (2003 : 68), terdapatnya korelasi yang sempurna atau

tidak sempurna tetapi sangat tinggi pada variabel independent yang dilambangkan

dengan X1, X2, X3,….Xn. Jika terjadi multikolinieritas pada variabel independent

akan berakibat koefisien regresi tidak dapat ditentukan dan standar deviasi akan

memiliki nilai tak terhingga, sehingga metode Least Square tidak dapat

digunakan.

Mengukur multikolinieritas dapat dilihat dari nilai toleransi dan Variance

Inflation Faktor (VIF) dari masing-masing variabel. Jika nilai toleransi < 0.10 atau

VIF > 10 maka terdapat multikolinieritas, sehingga variabel tersebut harus

dibuang (atau sebaliknya).

b. Heteroskedastisitas

Terdapat nilai variasi residual yang sama untuk semua pengaturan, atau

terdapatnya pengaruh perubahan variabel independent (X1) dengan nilai mutlak

residual, sehingga penaksiran akan menjadi akurat. Mengukur heteroskedastisitas

dilihat dari nilai signifikan korelasi Rank Spearman. Menurut Yarnest (2003 : 70),

(60)

a. Bila probabilitas ≥ 0,05 berarti tidak terdapat heteroskedastisitas.

b. Bila probabilitas < 0,05 berarti terdapat heteroskedastisitas.

c. Autokorelasi

Terdapat korelasi di antara sesama data pengamatan dimana adanya suatu

data dipengaruhi oleh data sebelumnya (data time series yang saling

berhubungan), sehingga koefisien korelasi yang didapat menjadi kurang akurat.

Mengukur autokorelasi dilihat dari nilai Durbin Waston Test (DW).

Menurut Yarnest (2003 : 73), deteksi adanya autokorelasi adalah sebagai

berikut :

a. Jika nilai DW terletak antara du dan (4 - du) atau du ≤ DW ≤ (4 – du),

berarti bebas

Gambar

Gambar 3.1 : Kurva F
Gambar 3.2 : Kurva t
Tabel 1
Tabel 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke konsumen untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau

Atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli.

Atribut merupakan bagian penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan karena jika kita mengelola atribut dengan baik hal tersebut dapat menarik perhatian dari konsumen yang

pembahasan mengenai pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian pada konsumen produk Wardah di Wilayah Bogor, dapat disimpulkan bahwa hanya label halal dan

membeli produk atau jasa yang ditawarkan, dengan keyakinan yang diterima konsumen bahwa kualitas produk atau jasa yang di tawarkan baik maka konsumen akan dapat

Dan atribut Manfaat merupakan atribut yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembehan pada produk minuman isotonik Pocari sweat Jika dilihat dari koefisien regresi yang

Nilai sikap yang bercetak tebal menunjukkan pergerakan konsumen merasa puas akan atribut-atribut yang ada seperti harga, ragam produk dan rasa pada minuman Mixue, sedangkan atribut yang

Atribut produk sangat berpengaruh bagi konsumen karena dari kualitas konsumen akan memilih mana yang cocok dan mana yang tidak cocok untuk dibeli karena itu konsumen harus memutuskan