ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLOID BETHANY PADA BETHANY PUBLISHING HOUSE
(Study kasus pada Jemaat Gereja Bethany Indonesia jalan Manyarrejo)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN : ”Veteran” Jawa Timur
Oleh:
GANDA RANGGA TRANGGONO NPM.0642010024
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
KATA PENGANTAR
Segala kemuliaan kepada Bapa Di Surga di dalam nama Yesus atas segala kasih karuniaNYA maka penulis dapat melaksanakan dan menyusun skripsi ini dengan judul : “ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLOID BETHANY PADA BETHANY PUBLISHING HOUSE’’ (Study kasus pada Jemaat Gereja Bethany Indonesia jalan Manyarrejo)
Sejujurnya penulis mengakui bahwa pendapat sulit ada benarnya, tetapi faktor kesulitan itu lebih banyak datang dari diri kita sendiri. Oleh karena itu, kebanggaan penulis bukanlah pada selesainya skripsi ini melainkan kemenangan atas berhasilnya menundukkan diri sendiri.
Skripsi ini dapat selesai atas bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing Dra.Sonja Andarini, Msi yang telah mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis, yaitu kepada :
1. Ibu Dra.Ec.Hj.Suparwati,Msi sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Drs.Sadjudi,SE,MSi selaku Ketua Progdi Administrasi Bisnis UPN “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak dan Ibu dosen Progdi Ilmu Administrasi Bisnis yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis.
5. Orang tua Tercinta, serta Kakak-Adik yang tak pernah berhenti memberikan kasih sayang, dukungan dan semangat kepada penulis.
6. Untuk para sahabat di jurusan komunikasi, publik, dan bisnis yang sudah memberikan dukungan dan semangat.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dari segi teknis maupun materi. penulis senantiasa membuka diri dalam menerima saran dan kritik dari semua pihak yang dapat menyempurnakan skripsi ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan harapan besar semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Surabaya, Mei 2010
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...iii
DAFTAR GAMBAR...vii
DAFTAR TABEL………..…...…....ivi
ABSTRAKSI………ix
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang Permasalahan...1
1.2 Perumusan Masalah...7
1.2 Tujuan Penelitian...7
1.4 Manfaat Penelitian...7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...9
2.1 Landasan Teori...9
2.1.1 Pemasaran...9
2.1.1.1 Pengertian Pemasaran...9
2.1.1.2 Pengertian Strategi Pemasaran...10
2.1.1.3 Konsep Strategi Pemasaran...13
2.1.1.4 Bauran Pemasaran………15
2.1.2 Produk...17
2.1.2.1 Pengertian Produk...17
2.1.2.3 Klasifikasi Produk...19
2.1.3 Atribut Produk...21
2.1.4 Perilaku Konsumen...24
2.1.4.1 Pengertian Perilaku Konsumen...24
2.1.4.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi………...25
2.1.4.3 Tipe – tipe pengambilan keputusan...28
2.1.4.4 Tahap – tahap keputusan pembelian...29
2.1.5 Keputusan Pembelian...30
2.1.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian...30
2.1.5.2 Faktor-faktor keputusan pembelian...31
2.1.5.3 Macam-macam situasi pembelian...32
2.1.5.4 Proses pengambilan keputusan konsumen...33
2.1.6 Tabloid...34
2.2 Kerangka Berpikir...34
2.3 Hipotesis...36
BAB III METODE PENELITIAN...37
3.1 Definisi Operasi dan Pengukuran Variabel...37
3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel...40
3.2.1 Populasi...40
3.2.2 Sampel...41
3.2.3 Teknik Penarikan Sampel...42
3.3.1 Jenis Data...43
3.3.2 Sumber Data...43
3.3.3 Skala Pengukuran...43
3.3.4 Pengumpulan Data...43
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis...44
3.4.1 Uji Validitas...44
3.4.2 Uji Reliabilitas...45
3.5 Uji Asumsi Klasik...46
3.6 Teknik Analisis Data...48
3.7 Pengujian Hipotesis...49
3.7.1 Uji F...49
3.7.2 Uji t...50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...53
4.1 Gambaran umum obyek………...53
4.1.1 Sejarah singkat tabloid BETHANY………53
4.1.2 visi dan misi tabloid BETHANY………55
4.1.3 Struktur organisasi Bethany publishing house...56
4.2 Karakteristik responden...56
4.3 Penyajian Data………...59
4.4 Hasil uji validitas dan reliabilitas...62
4.5 Analisis dan Pembahasan...65
4.5.2. Analisis Statistik Regresi Linear Berganda...68
4.5.3. Pengujian Hipotesis...70
4.6. Pembahasan ………..76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...78
5.1 Kesimpulan ………..78
5.2 Saran……….78 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir beberapa faktor yang mempengaruhi Keputusan pembelian Konsumen dalam membeli tabloid
BETHANY...36 Gambar 3.1 Kurva Distribusi F...50 Gambar 3.2 Kurva Distribusi t ...52 Gambar 4.1 Distribusi Kriteria Penerimaan/Penolakan
Hipotesis Secara Simultan atau Keseluruhan...71 Gambar 4.2 Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial
Faktor Kualitas (X1) terhadap Keputusan Pembelian
Tabloid Bethany pada Bethany Publishing House (Y)…………...….72 Gambar 4.3 Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial
Faktor Fitur (X2) terhadap Keputusan Pembelian
Tabloid Bethany pada Bethany Publishing House (Y)…………...….73 Gambar 4.4 Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial
Desain (X3) terhadap Keputusan Pembelian
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Indentifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin………...56
Tabel 2 Indentifikasi Berdasarkan Pendapatan………...57
Tabel 3 Indentifikasi Berdasarkan Tingkat Pendidikan………..58
Tabel 4 Indentifikasi Berdasarkan Pekerjaan………...58
Tabel 5 Deskripsi Variabel Kualitas (X1)...59
Tabel 6 Deskripsi Variabel Fitur (X2)...60
Tabel 7 Deskripsi Variabel Desain (X3)...60
Tabel 8 Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian (Y)...61
Tabel 9 Validitas Masing – masing Item Variabel Bebas...63
Tabel 10 Validitas Masing – masing Item Variabel Keputusan Pembelian...63
Tabel 11 Hasil Uji Reliabilitas………64
Tabel 12 Nilai VIF ( Variance Inflation Factor )...65
Tabel 13 Hasil Pengujian Heterokedastisitas……….66
Tabel 14 Tes Autokorelasi………..67
Tabel 15 Hasil Analisis Regresi Berganda……….68
ABSTRAKSI
ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLOID BETHANY PADA BETHANY
PUBLISHING HOUSE (Study kasus pada Jemaat Gereja Bethany Indonesia jalan Manyarrejo)
Disusun oleh :
GANDA RANGGA TRANGGONO 0642010024
Saat ini media informasi bukan lagi menjadi monopoli dalam dunia sekuler saja seperti hiburan dan dunia bisnis saja tetapi saat ini media informasi juga mulai berkembang dan sudah berkembang di dunia religius, dalam hal ini adalah dunia media informasi gereja dan pelayanannya, hal inilah yang mendorong Gereja Bethany mengeluarkan media informasi gereja berupa tabloid BETHANY. Suatu produk yang ditawarkan ke konsumen oleh perusahaan akan bertahan di pasaran jika atribut dari produk tersebut diterima, atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat dari sebuah produk dan dikomunikasikan oleh atribut produk yang meliputi dari kualitas, fitur dan desain dari produk.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial variabel kualitas (X1), fitur produk (X2) dan desain produk (X3) terhadap keputusan membeli (Y). Teknik pengambilan sampel ini menggunakan purposive sampling adalah elemen populasi yang dipilih sebagai sampel dibatasi pada elemen-elemen yang dapat memberika informasi berdasarkan pertimbangan tersebut. Jumlah sampel yang diambil adalah 100 responden yang merupakan jemaat Gereja Bethany jalan Manyarrejo yang pernah membeli tabloid BETHANY.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Saat ini media informasi bukan lagi menjadi monopoli dalam dunia sekuler saja seperti hiburan dan dunia bisnis saja tetapi saat ini media informasi juga mulai berkembang dan sudah berkembang di dunia religius, dalam hal ini adalah dunia media informasi gereja dan pelayanannya, hal inilah yang mendorong beberapa gereja mengeluarkan media informasi gereja mereka dengan berbagai sarana seperti majalah, tabloid atau buku-buku agama sehingga bukan hanya di dunia bisnis dan hiburan saja terdapat persaingan produk media.
Setiap organisasi ( baik profit maupun non profit ) didirikan dengan tujuan tertentu. Diantaranya meraih laba, mendapatkan pangsa pasar spesifik, mempertahankan eksistensi, meraih tingkat penjualan tertentu, mencapai tingkat pertumbuhan tertentu, memberikan pelayanan sosial, dan sebagainya. Dalam rangka merealisasikan tujuan tersebut, organisasi atau produsen berupaya menghasilkan suatu produk yang kemudian ditawarkan kepada pasar individual maupun organisasional.
mengonsumsi produk tertentu. Tetapi, keterbatasan daya beli dan kesediaan untuk membeli membuat tidak semua kebutuhan dan keinginan bisa direalisasikan . oleh sebab itu, konsumen biasanya membuat skala prioritas dan berusaha mencari dan membeli produk yang dinilai paling sesuai dan memuaskan, meningkatnya pembelian konsumen akan mampu meningkatkan daya saing perusahaan tersebut terhadap perusahaan pesaing, tetapi dalam hal ini organisasi gereja hanya memilki tujuan sosial yaitu untuk melayani secara rohani. Jika organisasi ingin mencapai tujuannya maka Salah satu caranya adalah pemasar membedakan produknya dengan pesaing dengan menyediakan atribut produk yang unik oleh karena itu penting bagi pemasar untuk mengetahui sejauh manakah atribut produknya mampu menarik konsumen untuk membelinya.
Keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan untuk menetapkan kebutuhan akan barang dan jasa yang perlu dibeli serta mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih diantara alternatif merk. Konsumen cenderung membeli produk yang disukainya dari segi merk yang paling disukainya. Dan tugas dari produsen adalah memenuhi keinginan konsumen guna menarik konsumen untuk membeli produk mereka untuk mencapai tujuan organisasional. Dan dasar dari pengambilan keputusan pembelian adalah pertimbangan atas atribut produk dan atribut produk ini merupakan bagian dari bauran pemasaran yaitu produk, harga, promosi dan distribusi, peneliti ingin memfokuskan penelitian ke sisi produk atas pertimbangan bahwa harga sangat stabil dari tahun ke tahun jadi tidak diperlukan lagi adanya penelitian yang menyertakan variabel harga, promosi juga tidak disertakan dalam variabel penelitian ini karena kegiatan promosi juga cenderung sama dari tahun ke tahun dan tidak ada revolusi dalam bidang promosi , kegiatan distribusi juga demikian jadi penelitian dalam skripsi ini difokuskan ke sisi produk karena atribut produk merupakan sifat dari sebuah produk dan berhubungan dengan fungsi utama dari sebuah produk. Dan atribut yang dipertimbangkan olek konsumen untuk membeli adalah atribut produk yang meliputi kualitas, fitur produk serta desain dari produk.
diperbaiki. Kualitas harus diukur dari segi persepsi atau tanggapan dari pembeli, kualitas merupakan peluang untuk bersaing.
Fitur produk merupakan sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari produk pesaing, menjadi produsen pertama yang memperkenalkan fitur baru yang bernilai adalah salah satu cara paling efektif untuk bersaing jadi bisa diartikan fitur produk merupakan ciri khas dari sebuah produk yang membedakan dari produk lain.
Desain produk, desain adalah konsep yang lebih besar dari gaya, karena gaya hanya menggambarkan penampilan produk. Gaya bisa menarik atau membosankan , gaya bisa sangat sensasional dan menarik perhatian tetapi belum tentu gaya tersebut sesuai dengan kinerja produk, jadi bisa diartikan gaya hanya menguraikan tampilan produk, berbeda dengan desain, desain merupakan inti dari produk. Desain yang baik tidak hanya mempunyai andil dalam penampilan produk tetapi juga dalam manfaatnya, karena desain merupakan inti manfaat dari sebuah produk.
Berbagai teori perilaku pelanggan dan pemasaran menyatakan bahwa kebutuhan manusia tidak saja dipengaruhi oleh motivasinya melainkan juga hal-hal eksternal seperti budaya, sosial dan ekonomi. Keputusan pembelian dan pilihan produk seringkali dipengaruhi oleh dorongan-dorongan yang sifatnya psikologis. Tidak jarang ditemui konsumen memutuskan untuk memiliki dan mengkonsumsi produk tertentu dalam rangka aktualisasi diri sekaligus sebagai sarana masuk ke dalam komunitas yang diharapkan.
Produk memang tidak hanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan fungsionalnya saja namun juga memuaskan kebutuhan sosial dan psikologi dari konsumen sehingga produk yang menampilkan berbagai atribut produk yang meliputi kualitas, fitur dan desain yang sesuai dengan harapan konsumen yang pada akhirnya akan melahirkan keputusan kosumen untuk membeli produk tersebut. Keputusan pembelian konsumen dapat terjadi jika produk serta atributnya sudah sesuai dengan keinginan dan harapannya. Konsumen memberikan respon tertentu sebagai hasil evaluasinya terhadap kesenjangan antara harapan dengan kinerja produk. Kesenjangan yang dievaluasi konsumen ini menjadi penting mengingat hasil evaluasi itulah yang akan menentukan nilai produk bagi konsumen.
bertambah. Hal ini dibuat supaya ada rasa ketertarikan konsumen karena memperoleh suasana membaca yang menarik dan tidak membosankan. Tabloid BETHANY merupakan sebuah tabloid yang diproduksi oleh sebuah lembaga keagamaan atau organisasi keagamaan yaitu Gereja dalam hal ini adalah Sinode Gereja Bethany Indonesia, tabloid ini merupakan tabloid yang unik karena berfungsi juga sebagai tabloid informasi kegiatan Gereja di lingkup satu Sinode (organisasi gereja) sehingga antar Gereja Bethany bisa saling bertukar informasi meskipun dipisahkan oleh jarak dan juga tabloid ini sangat unik karena bisa dijadikan media oleh bapak pendiri Gereja Bethany dalam menyampaikan visi dan misi dan hal ini sangat jarang dilakukan oleh gereja-gereja di Indonesia, bukan hanya menyediakan informasi pelayanan dan kegiatan gereja saja tetapi tabloid ini juga memiliki artikel-artikel atau pokok bahasan berita non keagamaan seperti rubrik kesehatan dan berita tentang keadaan dunia saat ini, sehingga yang diharapkan penerbit adalah pembaca bukan hanya dari kalangan gereja Bethany saja tetapi bisa dari kalangan gereja non Bethany.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa atribut produk merupakan dasar utama bagi keputusan pembelian konsumen. Karena keputusan pembelian konsumen juga tergantung kepada karakteristik konsumen, maka hal ini mendorong untuk diarahkan pada penelitian dengan mengambil judul ’’ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLOID BETHANY PADA BETHANY PUBLISHING HOUSE’’ (Study kasus pada Jemaat Gereja Bethany Indonesia jalan Manyarrejo)
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka masalah penelitian ini adalah :
1) Apakah atribut produk ( kualitas, fitur, desain ) berpengaruh simultan terhadap keputusan pembelian tabloid BETHANY ?
2) Apakah atribut produk (kualitas, fitur, desain) berpengaruh parsial terhadap keputusan pembelian tabloid BETHANY?
1.3 Tujuan penelitian
Atas dasar rumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, yaitu :
1) Untuk menganalisis atribut produk (kualitas, fitur, desain) berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian tabloid BETHANY. 2) Untuk menganalisis atribut produk (kualitas, fitur, desain) berpengaruh
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat yang dapat disumbangkan dari hasil penelitian ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
1) Bagi akademik / universitas
Mendukung berkembangnya dunia ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini, terutama, untuk pokok bahasan keputusan pembelian konsumen terhadap produk, yang nantinya diharapkan dapat dijadikan acuan bagi para peneliti lain yang ingin mengembangkan hasil penelitian ini di waktu yang akan datang.
2) Bagi perusahaan / organisasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori
2.1.1 Pemasaran
2.1.1.1 Pengertian pemasaran
Menurut Kotler (2006 : 6) Pemasaran adalah proses dimana
perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang
kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan
sebagai imbalannya.
Menurut Stanton (2000 : 5) Pemasaran adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa
yang memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen saat ini maupun
konsumen potensial.
Sedangkan menurut Maynard dan Becman yang dikutip oleh Alma
( 2002 : 1) menyatakan bahwa pemasaran berarti segala usaha yang meliputi
menyalurkan barang dan jasa dari sektor produksi ke sektor konsumen.
Dari ketiga definsi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran
adalah keseluruhan kegiatan perusahaan yang dilakukan untuk merencanakan,
menentukan harga , mendistribusikan barang dan jasa serta mempromosikan
barang yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen,
hal ini bertujuan untuk menciptakan nilai bagi pelanggan yang akhirnya bisa
menciptakan hubungan yang kuat dengan pelanggan.
2.1.1.2 Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran menurut Kotler ( 2006 : 58 ) adalah logika
pemasaran dimana perusahaan perusahaan berharap untuk menciptakan nilai
pelanggan dan mencapai hubungan yang menguntungkan. Perusahaan
memutuskan pelanggan mana yang akan dilayaninya dan bagaimana cara
perusahaan melayaninya. Perusahaan mengenali keseluruhan pasar, lalu
membaginya menjadi segmen-segmen yang lebih kecil, memilih segmen yang
paling menjanjikan. Dan memusatkan perhatian pada pelayanan dan pemuasan
pelanggan dalam segmen ini.
Menurut Fandy Tjiptono ( 2001 : 5 ) strategi pemasaran merupakan
pernyataan mengenai bagaimana suatu merk atau lini produk mencapai
tujuannya dan strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan
untuk mencapi tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan
bersaing yang berkesinambungan dan program pemasarn yang digunakan
untuk melayani pasar.
Menurut Fandy Tjiptono ( 2001 : 6 ) strategi pemasaran terdiri dari
lima elemen yang saling berkaitan, elemen tersebut antara lain :
1. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini
didasarkan pada faktor-faktor :
a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokkan
b. Keterbatasan sumber daya internal
c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial and error
d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya
2. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual dan desain
penawaran individual pada masing-masing lini.
3. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai
kuantitaif dari produk.
4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran.
5. Komunikasi pemasaran ( promosi ), yang meliputi periklanan, personal
selling, promosi penjualan, direct marketing dan public relations.
Menurut Fandy Tjiptono ( 2001 : 7 ) dalam merumuskan strategi
pemasaran dibutuhkan pendekatan analitis. Dimana kemampuan strategi
pemasaran suatu perusahaan tergantung pada analisis terhadap faktor-faktor
berikut ini :
1. Faktor lingkungan
Analisis terhadap faktor lingkungan seperti pertumbuhan populasi dan
peraturan pemerintah sangat penting untuk mengetahui pengaruh yang
ditimbulkannya pada bisnis perusahaan.
2. Faktor pasar
Setiap perusahaan perlu selalu memperhatikan dan mempertimbangkan
faktor-faktor seperti pasar, dan peluang-peluang yang belum terpenuhi.
3. Faktor persaingan
Dalam kaitannya dengan persaingan setiap perusahaan perlu memahami
siapa pesaingnya, bagaimana posisi produk atau pasar tersebut apa strategi
mereka, kekuatan dan kelemahan struktur biaya dan kapasitas produksi
para pesaing.
Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan
para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor
seperti teknologi, sumber daya financial, kemampuan pemanufakturan,
kekuatan pemasaran, dan basis pelanggan yang dimiliki.
5. Perilaku konsumen
Perilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis karena hal ini sangat
bermanfaat bagi pengembangan desain produk, penetapan harga,
pemilihan saluran distribusi dan penetapan harga dan penentuan strategi
promosi. Analisis perilaku konsumen dapat dilakukan dengan penelitian (
riset pasar) baik melalui observasi maupun metode survey.
6. Analisis ekonomi
Dalam analisis ekonomi perusahaan dapat diperkirakan pengaruh setiap
peluang pemasaran terhadap kemungkinan mendapatkan laba. Analisis
ekonomi terdiri atas analisis terhadap komitmen yang diperlukan di dalam
penilaian resiko atau laba dan analisis faktor ekonomi pesaing
Berdasarkan pernyataan di atas maka bisa diartikan strategi pemasaran
merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk mencapi tujuan
perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang
berkesinambungan dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani
pasar, dimana strategi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang meliputi
faktor lingkungan, faktor pasar, faktor persaingan, analisis kemampuan
internal, perilaku konsumen, analisis ekonomi.
Konsep strategi pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan di
dalam penetapan arah di dalam bisnis di mana dinyatakan bahwa konsumen
akan menyukai produk yang tersedia mudah diperoleh di banyak tempat dan
murah harganya. Menurut Alma (2000 : 158) konsep strategi pemasaran
memilki 2 konsep strategi pemasaran yaitu strategi yang dapat dikontrol dan
strategi pemasaran yang tidak dapat dikontrol.
Adapun konsep strategi pemasaran yang dapat dikontrol adalah :
1. Keadaan persaingan
Adalah suatu kesulitan bagi seorang pengusaha untuk menduga persaingan
baru yang akan muncul. Oleh sebab itu pengusaha harus selalu
memperbaiki produk atau pelayanan usahanya. Pada prinsipnya selalu
memperbaiki mutu atau kualitas walaupun tidak ada pesaing.
2. Perkembangan teknologi
Munculnya teknologi yang baru yang memperbaiki proses produksi baik
dari segi efisiensi maupun dari segi model sulit diduga. Untuk mengatasi
hal ini pengusaha harus mencoba menggunakan teknologi baru lebih cepat
dari pesaing. Namun dalam hal ini juga ada resiko, teknologi yang baru
muncul akan disusul oleh teknologi lain yang lebih canggih, oleh sebab itu
penggunaan teknologi yang lebih modern harus dipertimbangkan secara
matang.
3. Perubahan demografik
Dengan adanya perubahan secara berkala atau berperiodik yang
berencana maka laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan, hal ini
berpengaruh terhadap volume penjualan barang-barang tertentu.
4. Kebijakan politik dan ekonomi
Perubahan-perubahan peraturan pemerintah dalam bidang ekonomi berupa
naik turunnya suku bunga, politik moneter maupun perubahan-perubahan
politik, dapat mempengaruhi jalannya kegiatan bisnis.
Perubahan-perubahan ini tidak dapat diduga sebelumnya.
5. Sumber daya alam
Dalam beberapa hal sumber daya alam ini sulit untuk diramal kapan
berkurang atau ditemukan sumber-sumber baru. Hal ini berpengaruh
kepada produksi dan akhirnya berpengarus kepada penjualan.
Menutur Alma (2000 : 159) ada 4 konsep strategi pemasaran utama yang
dapat dikontrol oleh perusahaan dalam kegiatan konsep strategi pemasaran
yang meliputi :
1. Market segmentation ( segmentasi pasar )
Disini pengusaha harus mentapkan konsep startegi yang arah sasaran dari
pemasarannya. Sasaran pemasaran ditujukan ke seluruh lapisan
masyarakat konsumen, atau hanya menetapkan segmen pasar tertentu saja.
Dalam hal ini penentuan segmentasi pasar ada berbagai cara untuk
menyusun segmen pasar antara lain berdasarkan geografis, demografis dan
psikografis.
2. Marketing mix ( bauran pemasaran )
Bauran pemasaran ini merupakan konsep startegi pemasran yang
sehingga mendatangkan hasil paling memuaskan. Ada 4 komponen yang
tercakup dalam kegiatan pemasaran ini yang meliputi product, price,
place, promotion yang sering disebut 4P.
3. Marketing budget ( biaya pemasaran)
Strategi penetapan jumalah dana atau biaya untuk kegiatan pemasaran
sangat mempengaruhi keberhasilan pemasaran, pada umumnya apabila
dana atau biaya untuk pemasaran bertambah maka jumlah penjualan akan
meningkat pula.
4. Timing (waktu)
Pengusaha harus menjaga waktu, kapan mereka harus mulai memasarkan
produk mereka dan kapan yang tepat untuk memasarkan produk mereka.
2.1.1.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Menurut Kotler (2006 : 62) bauran pemasaran adalah kumpulan alat
pemasaran taktis terkendali-produk, harga, tempat, dan promosi yang
dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di
pasar sasaran, bauran pemasaran ini terdiri dari semua hal yang dapat
dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai
kemungkinan ini data dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang
disebut 4 P, yang terdiri dari :
1. Product ( produk )
2. Price ( harga )
3. Promotion ( promosi )
Perpaduan antara 4 macam hal itu merupakan senjata bagi pengusaha
dalam memasarkan produknya atau melayani konsumennya, bauran
pemasaran merupakan program pemasaran yang efektif untuk mencapai tujuan
perusahaan yaitu mendapat nilai dari konsumen.
1. Produk
Pengusaha dapat mempengaruhi konsumennya melalui produk yang
ditawarkannya kepada konsumen, dalam hal ini dengan membuat produk
tersebut menarik dan mendapat perhatian dari konsumen.
Produk merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan
perusahaan kepada pasar sasaran agar menarik perhatrian dari konsumen.
2. Harga
Pengusaha perlu memikirkan tentang harga jual produknya secara tepat
karena harga yang tidak tepat akan berakibat tidak ada pembeli tetapi jika
harga yang diberikan tepat maka hal ini akan menarik pembeli. Harga
adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh
produk.
3. Promosi
Promosi merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan, jika ada
sebuah perusahaan yang belun dikenal maka perusahaan tersebut perlu
mengambil langkah-langkah tertentu dengan melakukan promosi untuk
memperkenalkan produk yang ditawarkan sehingga pasar tahu akan
adanya produk tersebut, jadi Promosi adalah berbagai aktifitas yang
4. Distribusi
Distribusi adalah kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia
bagi pelanggan sasaran, saluran distribusi ini mempunyai fungsi untuk
memindahkan produk atau jasa dari produsen ke konsumen, kegiatan
distribusi ini harus memenuhi kebutuhan konsumen agar dapat menarik
para konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Saluran distribusi
yang dilakukan hendaknya dapat dengan mudah diterima oleh konsumen
sehingga konsumen tidak merasa sulit untuk memperoleh produk yang
dihasilkan oleh perusahaan.
2.1.2 Produk
2.1.2.1 Pengertian produk
Menurut Kotler ( 2006 : 266 ) produk merupakan semua hal yang dapat
ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akusisi, penggunaan, atau
konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, produk
merupakan elemen kunci dalam keseluruhan penawaran pasar.
Menurut William J Stanton yang dikutip oleh Marius ( 2002 : 152 ),
mendefinisikan produk dalam 2 pengertian dasar, yaitu :
a. Pengertian sempit
Produk adalah sekumpulan atribut fisik nyata ( tangible ) yang
terkait dalam sebuah bentuk yang dapat didefinisikan
b. Pengertian luas
Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata ( tangible ) dan tidak
nyata ( intangible ) di dalamnya sudah tercakup warna, harga,
pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai
sesuatui yang bias memuaskan keinginannya
Menurut Fandy Tjiptono ( 2001 : 95 ) Produk merupakan kegiatan
yang dilakukan di dalam menciptakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan sebagai
kebutuhan pasar yang bersangkutan.
Dari definisi diatas maka bisa disimpulkan bahwa produk merupakan
semua hal yang dapat ditawarkan baik itu bersifat tangible ataupun intangible
dengan tujuan untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan sebagai
kebutuhan pasar yang bersangkutan.
2.1.2.2 Tingkatan produk
Usaha untuk merencanakan produk yang dapat ditawarkan ke pasar,
dimana perencana produk harus berpikir secara mendalam dengan memahami
5 (lima) tingkatan produk, sehingga tiap-tiap tingkatan mampu menambahkan
lebih banyak nilai pelanggan dan pada akhirnya kelima tingkat tersebut akan
membentuk suatu hierarki nilai pelanggan, menurut Marius ( 2002 : 153 )
kelima tingkatan produk tersebut terdiri atas :
1. Produk utama / inti ( core benefit )
Adalah produk yang sesungguhnya dibeli konsumen karena
memiliki manfaat utama atau sesungguhnya
2. Produk dasar ( basic product )
3. Produk yang diharapkan ( expected product )
Yaitu sekumpulan atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan
dan disetujui pelanggan ketika mereka membeli produk tersebut.
4. Produk yang ditingkatkan ( augmented product )
Yaitu suatu pelayanan tambahan yang diberikan untuk memenuhi
keinginan pelanggan dan bahkan melampaui harapan mereka,
sehingga mampu membedakan penwaran perusahaan dengan
penawaran perusahaan pesaing.
5. Product potensial ( potencial product )
Yaitu semua tambahan yang mencakup segala peningkatan dan
transformasi pada produk yang mungkin dilakukan di masa
mendatang.
2.1.2.3 Klasifikasi produk
Produk adalah segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan manusia ataupun organisasi. Produk digolongkan ke dalam 2
golongan yaitu produk yang berwujud dan tidak berwujud. Produk yang
berwujud disebut barang dan yang tidak berwujud disebut jasa.
Menurut Marius ( 2006 : 157 ), berdasarkan daya tahan dan wujud
tidaknya produk yang dihasilkan, maka produk dapat diklasifikasikan ke
dalam tiga kelompok, yakni :
1. Barang tidak tahan lama
Adalah barang yang terpakai habis ( non durable goods) adalah
barang berwujud yang secara normal biasanya dikonsumsi dalam
2. Barang tahan lama
Adalah barang berwujud yang biasanya secara normal dapat
bertahan lama sehingga dapat digunakan dalam banyak pemakaian
3. Jasa ( services ) adalah suatu aktifitas, manfaat atau kepuasan yang
ditawarkan untuk dijual. Jasa merupakan benda tidak berwujud,
tidak dapat dipisahkan dan mudah habis.
Selain klasifikasi produk berdasarkan daya tahannya sebagaimana
telah diuraikan di atas, maka produk juga dapat diklasifikasikan menurut
tujuan pemakaiannya oleh si pemakai yang selanjutnya dibagi / digolongkan
kedalam dua golongan besar yaitu barang konsumsi ( consumers goods ) dan
barang industry ( industrial goods ), berikut ini adalah uraiannya :
1. Barang konsumsi
Adalah barang yang dibeli untuk dikonsumsi oleh pembelinya
adalah konsumen akhir atau barang yang dibeli masyarakat sendiri
guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam pembelian barang
jenis ini lebih banyak unsur emosional daripada rasionalnya.
Barang konsumsi ini dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
A. Barang kebutuhan pokok ( convenience goods ), adalah barang
kebutuhan sehari-hari dimana konsumen dapat membelinya di
sembarang tempat dan setiap waktu.
B. Barang pelengkap ( Shopping goods ), adalah barang yang
pembeliannya memerlukan pertimbangan yang matang
C. Barang mewah ( speciality goods ), adalah barang-barang yang
memiliki karakteristik tertentu atau identifikasi merk yang unik
dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha
khusus untuk membelinya.
2. Barang industri ( industrial goods )
yaitu barang yang dibeli oleh kalangan industriawan yang akan
digunakan untuk mendukung berbagai keperluan seperti :
A. Untuk diproses, diproduksi menjadi barang lain, kemudian
dijual kembali ( oleh produsen ) kepada sasaran konsumen
yang dituju.
B. Untuk dijual kembali ( oleh pedagang ) tanpa dilakukan
transformasi fisik ( melakukan proses produksi )
2.1.3 Atribut Produk
Salah satu kunci sukses pemasaran suatu produk adalah penilaian
konsumen terhadap atribut produk, saat ini konsumen semakin kritis dalam
menilai layak tidaknya suatu produk untuk digunakan atau dikonsumsi.
Atribut produk menurut Kotler dan Anmstrong ( 1998 : 279 ) Adalah
sifat atau ciri atau karakteristik yang mendukung fungsi dasar suatu produk
tertentu, sedangkan besar produk ditawarkan dengan atribut produk atau ciri
yang berbeda. Untuk mengetahuinya adalah dengan melihat produk yang
bersangkutan. Atribut produk merupakan alat kompetitif untuk pemasaran
produk perusahaan yang terdiferensiasi.
Atribut produk menurut Gitosudarmo ( 2000 : 188 ) Adalah suatu
tersebut memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli,
sedangkan menurut Fandy Tjiptono ( 2000 : 13 ) atribut produk adalah
unsur-unsur pokok yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan pembelian.
Atribut produk dapat berupa sesuatu yang berwujud dan tidak
berwujud. Dari atribut itulah suatu produk akan dipandang oleh konsumen
secara berbeda dari produk yang dikeluarkan oleh pesaingnya. Perbedaan
pandangan atau persepsi konsumen terhadap berbagai produk yang sejenis
yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan kepada konsumen merupakan
hasil dari penglihatan dan pengalaman konsumen tersebut terhadap
atribut-atribut produk tersebut.
Menurut Kotler ( 2006 : 279 ) Atribut produk dapat dikomunikasikan
dan disampaikan melalui tiga hal berikut ini :
1. Kualitas produk ( product quality )
Kualitas adalah salah satu alat penting bagi pemasar untuk menetapkan
posisi. Kualitas memiliki dua dimensi, yaitu tingkat dan konsistensi. Ketika
mengembangkan suatu produk, pemasar mula-mula harus memilih tingkat
mutu yang akan mendukung posisi produk di pasar sasaran. Di sini kualitas
produk berarti kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya.
Kualitas produk juga merupakan karakteristik produk atau jasa yang
bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan
yang dinyatakan atau diimplikasikan, kualitas memiliki dampak langsung pada
kinerja produk atau jasa ; oleh karena itu kualitas berhubungan erat dengan
sebagai “ bebas dari kerusakan “. Oleh karena itu kualitas produk merupakan
hal yang perlu mendapatkan perhatian utama dari perusahaan karen kaualitas
suatu produk berkaitan erat dengan kepuasan pelanggan yang merupakan
tujuan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan, Karena itu setiap
perusahaan harus memilki tingkat kualitas yang akan membantu atau
menunjang usaha untuk meningkatkan atau mempertahankan posisi produk itu
dalam posisi sasarannya.
Kualitas yang baik itu mencangkup pencegahan terjadinya cacat lewat
rancangan produk yang baik dari proses manufaktur. Memperbaiki kualitas
akan mengurangi cacat yang merugikan konsumen, dimana sekarang ini mutu
menjadi kebutuhan yang utama untuk bersaing dengan perusahaan lain,
kualitas ini meliputi keawetan yang artinya kualitas suatu produk yang diukur
dari ketahananya menghadapi kerusakan, keandalan juga merupakan indicator
dari kualitas yang artinya keandalan suatu produk untuk memberi manfaat
kepada konsumen, ketepatan juga merupakan ukuran dari kualitas.
2. Fitur produk
Fitur adalah sarana kompetitif untuk mengidentifikasikan produk
perusahaan dari produk pesaing. Menjadi produsen pertama yang
memperkenalkan fitur baru yang bernilai adalah salah satu cara paling efektif
untuk bersaing, fitur produk merupakan alat bersaing untuk membedakan
produk perusahaan dari produk pesaing.
Perusahaan harus kreatif dalam menentukan fitur dari produk mereka
menjadi sarana bersaing dengan produk lain, dan ciri khas inilah yang menjadi
sarana bersaing dan bahkan bisa memenangkan persaingan.
3. Desain produk
Desain merupakan jantung dari produk, karena desain bukan sekedar
gaya yang hanya menampilkan penampilan produk oleh karena itu desain
bukan sekedar kulit luar dari sebuah produk. Desain yang baik tidak hanya
memiliki andil dalam penampilan produk tetapi juga dalam manfaatnya,
desain yang baik memberikan kontribusi pada kegunaan suatu produk di
samping penampilannya, produsen yang baik memperhatikan penampilan
tetapi juga menciptakan produk yang mudah, aman, murah untuk
dipergunakan dan diservis, serta sederhana dan ekonomis untuk dibuat dan
didistribusikan.
Desain yang baik dapat meningkatkan nilai pelanggan dan menciptkan
keunggulan kompetitif yang kuat, sedangkan desain yang buruk bisa
mengakibatkan hilangnya penjualan dan rasa malu. Menurut Gitosudarmo (
2002 : 177 ) Bentuk sebenarnya berkaitan erat dengan desain, karena secara
mendasar bentuk yang akan dimiliki merupakan hasil dari kegiatan desain
yang dilakukan. Atau dengan kata lain bentuk nyata dari suatu produk yang
terlihat dalam pandangan konsumen, adalah hasil nyata kegiatan dari desain
yang dilakukan, desain ini meliputi desain produk yang menarik, kemudahan,
keamanan serta sederhana dan ekonomis untuk dibuat dan didistribusikan.
Desain dipandang dari sudut pelanggan dikatakan baik jika desain dari
suatu produk itu menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibuka, dipasang,
Berdasarkan analisis di atas maka atribut produk bisa diartikan sebagai
suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menyatu agar produk
tersebut mendapat nilai dari pelanggan dan atribut produk ini meliputi
kualitas, fitur produk dan desain dari produk.
2.1.4 Perilaku konsumen
2.1.4.1 Pengertian perilaku konsumen
Terdapat berbagai macan pengertian mengenai perilaku konsumen,
diantaranya sebagai berikut.
Perilaku konsumen adalah “ perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen
dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghentikan
konsumsi produk, jasa dan gagasan” ( Schifman dan Kanuk, 2000 : 231 ).
Perilaku konsumen adalah “ proses pengambilan keputusan dan
kegiatan fisik individu dalam upaya memperoleh dan menggunakan barang
dan jasa ( evaluasi, memperoleh atau menentukan barang dan jasa ) “ ( Albert
J, Delabita yang dikutip oleh Ujang Sumarwan, 2002 :175 )
Perilaku konsumen adalah “ studi mengenai individu, kelompok atau
organisasi dan proses – proses yang dilakukan dalam memilih, menentukan,
mendapatkan, menggunakan dan menghentikan, serta dampak proses – proses
tersebut terhadap konsumen dan masyarakat. “ ( Hawkins yang dikutip oleh
Ujang Sumarwan, 2002 : 176 )
Menurut ketiga definisi dia atas maka bisa disimpulkan bahwa perilaku
konsumen adalah “ aktivitas yang ditunjukkan oleh konsumen dalam mencari,
jasa dan gagasan dan aktivitas ini ditunjukkan melalui keputusan untuk
memperoleh dan menggunakan barang dan jasa “.
2.1.4.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Keputusan pembelian dari konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor
kebudayaan, social, pribadi dan psikologis dari konsumen. Elemen utama
dalam model perilaku konsumen adalah mengetahui faktor – faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen atau yang mempengaruhi
proses keputusan konsumen. Menurut nugroho ( 2003 : 11 ), ada empat faktor
yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, adalah :
1. Pengaruh budaya pada keputusan pembelian, terdiri dari :
a) Kebudayaan / kultur
Kebudayaan diadaptasi untuk merubah kebutuhan dan menyesuaikan
dengan kondisi lingkungan untuk mendorong keinginan mencoba atau
membeli suatu produk atau jasa.
b) Nilai – nilai
Unsur budaya yang paling menentukan adalah nilai – nilainya,
keprcayaan yang bertahan lama yang ditinggalkan oleh suatu
masyarakat sehingga menjadi suatu perilaku yang khusus.
c) Sub – budaya
Sub – budaya didasrakan pada karakateristik demografis wilayah
geografis, latar belakang etnis dan nasional, keyakinan politik dan
d) Kelas sosial
Sebuah kelas sosial adalah sekelompok orang yang dianggap hamper
sama dalam status atau harkat diri komunitas, yang secara teratur
disosialisasikan di antara mereka sendiri baik secara formal maupun
informal.
2. Pengaruh sosial tehadap keputusan konsumen, terdiri dari :
a) Kelompok acuan
Kelompok dalam masyarakat yang mempengaruhi perilaku pembelian
seseorang dimana konsumen mencari pendapat lain. Untuk digunakan
sebagai petunjuk atas produk baru maupun jasa dan produk dengan
citra yang berhubungan denga atribut atau karena atribut informasi
masih langka bahkan tidak informative.
b) Pemimpin opini
Pendapat para pemimpin merupakan anggota dari kelompok tertentu
yang mempengaruhi keputusan pembelian lainnya.
c) Keluarga
Anggota keluaarga juga mempengaruhi keputusan pembelian, anak –
anak berkeinginan berbelanja dengan cara yang sama yang dilakukan
oleh orang tua mereka.
3. Pengaruh individu atas keputusan membeli konsumen, terdiri dari :
a) Gender
Dibalik perbedaan psikologis yang nyata diantar kedua gender ini,
wanita dan pria juga berbeda dalam kehidupan sosial dalam peran
b) Usia dan tahapan siklus hidup keluarga
Berapa umur konsumen biasanya menunjukan produk apa yang cocok
baginya yang mebuatnya tertarik untuk membeli. Para pemasar sering
mendefinisikan target pasar mereka dalam tahapan daur hidup.
c) Kepribadian, konsep diri dan gaya hidup
Akhirnya, produk dan merk tertentu mencerminkan kepribadian,
konsep diri dan gaya hidup.
4. Pengaruh psikologis terhadap keputusan membeli konsumen, terdiri dari :
a) Persepsi
Persepsi membuat konsumen mengenali masalah konsumsi mereka.
b) Motivasi
Motivasi adalah apa yang mendorong konsumen untuk melakukan
tindakan memuaskan kebutuhan konsumsi mereka.
c) Pembelajaran
Hampir semua perilaku konsumen dihasilkan dari pembelajaran
dimana proses yang menciptkan perubahan dalam perilaku melalui
pengalaman dan latihan.
d) Keyakinan dan sikap
Keyakinan adalah suatu pola yang diorganisir melalui pengetahuan
yang kemudian dipegang oleh seseorang individu sebagai suatu
kebenaran dalam hidupnya. Sikap adalah suatu kecenderungan yang
dipelajari untuk memberikan respon secara konsisten terhadap suatu
2.1.4.3 Tipe – tipe pengambilan keputusan
Menurut Schifman dan Kanuk yang dikutip oleh Ujang Sumarwan (
2002 : 292 ) menyebutkan ada tiga tipe pengambilan keputusan konsumen,
diantaranya sebagai berikut :
1. Pemecahan masalah yang diperluas
Ketika konsumen tidak meiliki kriteria untuk mengevaluasi sebuah
kategori tersebut, atau tidak membatasi jumlah merk yang akan
dipertimbangkan kedalam jumlah yang mudah dievaluai, maka
proses pengambilan keputusan bias disebut sebagai pemecahan
masalah yang diperluas.
2. Pemecahan masalah yang terbatas
Konsumen telah memilki kriteria dasar untuk mengevaluasi
kategori produk dan berbagai merk pada kategori tersebut.
3. Pemecahan masalah rutin
Konsumen telah memiliki pengalaman terhadap produk yang akan
dibelinya
2.1.4.4 Tahap – tahap dalam proses keputusan membeli
Berikut ini adalah tahap – tahap dalam proses keputusan membeli,
yaitu:
1. Tahap pra pembelian
Pada tahapan ini, beberapa perilaku yang terjadi meliputi :
Konsumen akan mencari informasi mengenai produk, merk
atautkio dari berbagai sumber seperti Koran, majalah, radio,
televise.
b. Mengambil dana ( fund access )
Selain perlu mencari informasi mengenai produk dan merk
yang akan dibeli, konsumen juga perlu mengetahui dari mana
dana yang akan dipakai untuk membeli produk tersebut.
2. Tahap pembelian
Pada tahapan kedua, perilaku yang terjadi meliputi :
a. Berhubungan dengan toko ( store contact )
Adanya keinginan membeli produk akan mendorong konsumen
untuk mencari toko atau pusat perbelanjaan tempat membeli
produk tersebut.
b. Mencari produk ( product contact )
Setelah konsumen mengunjungi toko, maka selanjutnya harus
mencari dan memperoleh produk yang akan dibeli.
c. Transasksi
Melakukan transaksi yaitu melakukan pertukaran barang
dengan uang, memindahkan kepemilikan barang dari toko
2.1.5 Keputusan pembelian
2.1.5.1 Pengertian keputusan pembelian
Keputusan pembelian yang dilakukan oleh para pembeli didasari oleh
bermacam-macam faktor. Keputusan pembelian konsumen berdasarkan
tahap-tahap pembelian.
Menurut Kotler (2003 : 220) Keputusan pembelian adalah tahap dari
proses keputusan pembeli yaitu ketika konsumen benar-benar membeli.
Pada umumnya keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang
paling disukai.
Menurut Rismiati dan Suratno (2003 : 220) keputusan pembelian
adalah setelah konsumen menentukan kebutuhan dan mempunyai keinginan
akan produk tertentu, konsumen diharapkan memunculkan keputusan untuk
membeli.
Menurut Kotler (2007 : 240) keputusan membeli adalah tahap
evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek yang ada di dalam
kumpulan pilihan. konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli
merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian
konsumen bias mengambil lima sub keputusan : merek, deller, kuantitas,
waktu, dan metode pembayaran. Dalam pembelian produk sehari-hari
keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil.
Dari ketiga pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa keputusan pembelian adalah keputusan membeli konsumen pada
2.1.5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian
Menurut Kotler ( 1997 : 153 ) faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan membeli adalah sebagai berikut :
Faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan membeli
Model keputusan membeli menurut Kotler ( 1997 : 153 ) adalah meliputi :
1. Produk adalah kebutuhan dan keinginan membeli suatu barang, meliputi
atribut produk yaitu kualitas, fitur produk dan desain produk.
2. Harga adalah biaya untuk mendapatkan barang tersebut.
3. Distribudi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk
menyalurkan barangt dari produsen ke konsumen. Rangsangan rangsang
pemasaran lain
produk ekonomi
harga teknologi
distribusi politik
promosi budaya
Karakertistik proses
Pembeli keputusan
Pembeli
Budaya ‐pengenalan
Social masalah
pribadi ‐pencarian
psikologis informasi
keputusan
perilaku
pasca
pembelian
Keputusan pembelian
‐ pilihan produk
‐ pilihan merk
‐ pilihan penyalur
‐ waktu pembelian
4. Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
2.1.5.3 Macam-macam Situasi Pembelian
Pembelian konsumen dapat ditinjau sebagai kegiatan penyelesaian
suatu masalah. Konsumen dalam membeli mempunyai beberapa pilihan
situasi pembelian.
Menurut Swastha (2000 : 117) macam-macam situasi pembelian
sebagai berikut :
1. Perilaku responsi rutin
Pembeli sudah memahami merek-merek beserta atributnya. Pada
umumnya kegiatan pembelian dilakukan secara rutin tidak memerlukan
banyak pikiran, tenaga dan waktu.
2. Penyelesaian masalah tebatas
Pembelian akan lebih kompleks jika pembeli tidak mengetahui sebuah
merek dalam satu jenis produk yang disukai sehingga membutuhkan
informasi lebih banyak lagi sebelum memutuskan untuk membeli.
3. Penyelesaian masalah ekstensif
Pembelian akan sangat kompleks jika pembeli mempunyai jenis produk
yang kurang dan tidak mengetahui kegiatan pengumpulan informasi dan
evaluasi dari para pembeli dan menunjang proses belajar pembeli terhdap
atribut-atribut kelompok tersebut. Macam-macam penyelesaian masalah
ekstensif sebagai berikut :
b) keputusan tentang bentuk produk
c) keputusan tentang merek produk
d) keputusan tentang penjualan
e) keputusan tentang jumlah produk
f) keputusan tentang waktu pembelian
g) keputusan tentang cara pembayaran
2.1.5.4 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
Proses pengambilan keputusan konsumen melewati kelima tahap seluruhnya pada setiap pembelian. Keputusan pembelian adalah tahap
evaluasi para konsumen membentuk preferensi atas merek yang ada di dalam
kumpulan pilihan.
Menurut Nugroho (2003 : 16) proses pengambilan keputusan
konsumen adalah proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian
sebagai berikut : pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan keputusan pasca pembelian.
Menurut Alma (2004 : 105) proses pengambilan keputusan adalah
membagi kedalam tiga jenis yaitu pengambilan keputusan yang luas
(extended decision making), pengambilan keputusan yang terbatas (limited
decision making), dan pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan
(habitual decision making).
Menurut Tjiptono (2005 : 43) proses pengambilan keputusan adalah
tahap-tahap dalam proses kegiatan suatu pembelian dimulai dengan
identifikasi kebutuhan, pencarian informasi, evalusi alternatif, pembelian
Dari ketiga pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
proses keputusan pembelian adalah sebuah proses pengambilan keputusan
tidak hanya berakhir dengan terjadinya transaksi pembelian, akan tetapi diikuti
pula oleh tahap perilaku purna beli atau pasca pembelian.
2.1.6 Tabloid
Tabloid oleh Djuroto ( 2000 : 11 ) tabloid adalah kumpulan bertita,
artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas
ukuran broadsheet ( lebih kecil dari plano ) dan dilipat seperti surat kabar dan
tabloid biasanya terbit teratur, seminggu sekali, 2 minggu sekali atau satu
bulan sekali.
Tabloid menurut Ruslan ( 2001 : 196 ), tabloid tergolong dalam media
internal humas karena diterbitkan secara harian atau mingguan.
Tabloid menurut kamus besar bahasa Indonesia ( 1994 : 987 ), tabloid
adalah surat kabar ukuran kecil ( setengah dari ukuran surat kabar biasa ) yang
banyak memuat berita secara singkat, padat dan bergambar, mudah dibaca
umum ; tulisan dalam bentuk ringkas dan padat ( tentang kritik, paparan, dan
sebagainya.
Dari ketiga definisi diatas maka bisa diartikan tabloid merupakan surat
kabar ukuran kecil yang menjadi media humas yang berisi berita, artikel,
cerita, iklan dan sebagainya dan tabloid ini diterbitkan rutin, seminggu sekali,
2 minggu sekali atau sebulan sekali
2.2 Kerangka berpikir
Keputusan pembelian konsumen bisa didapatkan jika harapan dari
pembelian konsumen dan salah satunya adalah faktor produk, produk
merupakan faktor utama sebab yang diberikan pertama kali kepada konsumen
adalah produk, dan produk ini terdiri dari 3 atribut penting di dalamnya yang
terdiri dari kualitas, fitur produk dan desain produk. Penilaian terhadap produk
merupakan penilaian terhadap atributnya sebab atribut produk adalah sifat atau
ciri atau karakteristik yang mendukung fungsi dasar suatu produk tertentu.
Kualitas produk merupakan karakteristik produk atau jasa yang
bergantung pada kemampuannya untuk bekerja secara maksimal tanpa
kerusakan atau bebas dari kerusakan, yang meliputi keawetan, keandalan dan
ketepatan.
Fitur produk adalah ciri khas dari produk yang menjadi pembeda dari
perusahaan lain, ciri khas inilah yang menjadi atribut produk karena fitur ini
menjadi alat bersaing dengan perusahaan lain.
Desain dipandang dari sudut pelanggan dikatakan baik jika desain dari
suatu produk itu menyenangkan untuk dilihat dan mudah digunakan,
diperbaiki, dan dibuang jadi desain ini berhubungan dengan fungsi utama dari
produk itu dan desain bukan sekedar tampilan luar dari produk semata, desain
ini meliputi desain produk yang menarik, kemudahan, keamanan dan
sederhana serta ekonomis untuk dibuat dan didistribusikan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik model alur kerangka
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Atribut produk
2.3. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian yang diajukan maka,
dapat dirumuskan hipotesis berikut :
1. Terdapat pengaruh yang nyata atribut produk ( kualitas, fitur, desain )
secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen.
2. Terdapat pengaruh yang nyata atribut produk ( kualitas, fitur, desain )
secara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen. Kualitas : X1
Fitur : X2
Desain : X3
Keputusan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Agar konsep yang digunakan dapat diukur secara empiris serta
menghindarkan terjadinya kesalahpahaman dan juga penafsiran yang berbeda
maka konsep itu harus diberi definisi. Maka perlu adanya definisi yang jelas
mengenai variabel yang dipakai yaitu :
Variabel Bebas ”X”
1. Kualitas (X1)
Kualitas produk berarti kemampuan produk untuk melaksanakan
fungsinya dengan baik, dengan arti kinerja yang tanpa kerusakan.
Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur variabel kualitas
adalah sebagai berikut :
a. Keawetan, kualitas kertas yang digunakan tidak mudah rusak dan
bertahan lama.
b. Keandalan, kualitas isi topik bahasan yang handal karena mampu
memberi informasi yang bermanfaat.
c. Ketepatan, ketepatan isi topik bahasan yang sesuai dengan tiap – tiap
kebutuhan pembaca.
Skala pengukuran data yang digunakan oleh penulis untuk variabel
Sangat tidak setuju = 1
Tidak setuju = 2
Kurang setuju = 3
Setuju = 4
Sangat setuju = 5
2. Fitur produk (X2)
Fitur produk merupakan alat bersaing untuk membedakan produk
perusahaan dari produk pesaing, fitur produk merupakan ciri khas dari
sebuah produk.
Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur variabel fitur produk
sebagai berikut :
a. Isi topik yang mayoritas bersifat rohani dan pengajaran agama.
b. Tidak adanya berita politik.
Skala pengukuran data yang digunakan oleh penulis untuk variabel fitur
produk (X2) adalah skala Likert.
Sangat tidak setuju = 1
Tidak setuju = 2
Kurang setuju = 3
Setuju = 4
Sangat setuju = 5
3. Desain produk (X3)
Desain yang baik memberikan kontribusi pada kegunaan suatu produk di
samping penampilannya, produsen yang baik memperhatikan penampilan
tetapi juga menciptakan produk yang menarik, mudah, aman, dan tidak
mahal untuk dipergunakan, serta sederhana dan ekonomis untuk dibuat dan
didistribusikan
Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur variabel desain produk
sebagai berikut :
a. Produk yang menarik, desain warna dari tabloid yang sangat menarik.
b. Desain cover yang menarik.
c. Aman untuk dibaca semua usia karena didesain untuk semua kalangan
usia.
d. Penulisan huruf dan angka yang baik sehingga mudah untuk dibaca.
Skala pengukuran data yang digunakan oleh penulis untuk variabel desain
produk (X3) adalah skala Likert.
Sangat Tidak Setuju = 1
Tidak Setuju = 2
Kurang Setuju = 3
Setuju = 4
Variabel Terikat ”Y”
4. Keputusan pembelian (Y)
Keputusan membeli Merupakan merupakan tahap dari proses keputusan
pembeli yaitu ketika konsumen benar-benar membeli. Pada umumnya
keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai.
Dari variabel ini dapat ditentukan indikatornya antara lain :
a. Keputusan membeli berdasarkan kualitas kertas yang ditunjukan
melalui keawetan kertas, kualitas isi yang informative dan ketepatan isi
topik yang sesuai dengan tiap – tiap kebutuhan pembaca.
b. Keputusan membeli berdasarkan fitur produk atau ciri khas dari segi
topik yamg berwawasan rohani.
c. Keputusan membeli berdasarkan desain warna dan desain cover yang
menarik, keamanan topik yang bisa dibaca semua usia serta penulisan
huruf yang baik sehingga mudah untuk dibaca.
Skala pengukuran data yang digunakan oleh penulis untuk variabel
keputusan pembelian (Y) adalah skala Likert.
Sangat Tidak Setuju = 1
Tidak Setuju = 2
Kurang Setuju = 3
Setuju = 4
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.
3.2.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan fakta dari hal yang diteliti yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan.
Populasi dari penelitian ini adalah jemaat Gereja Bethany Indonesia
yang beribadah di Gereja Bethany jalan Manyar rejo, dan populasi ini diambil
dengan kualifikasi :
a. Jemaat yang mengikuti beribadah di Gereja Bethany Indonesia jalan
Manyarrejo yang pernah membeli tabloid Bethany.
b. Jemaat yang memilki usia diatas 17 tahun karena menurut Hurlock
(1998;10) individu pada usia 17 tahun sudah dapat mencapai perilaku
sosial yang bertanggung jawab.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi ciri – ciri tertentu
atau keadaan tertentu yang akan diteliti ( Riduwan 2004 : 56 ). Dan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli tabloid
BETHANY dengan karakteristik responden merupakan jemaat dari Gereja
Bethany Indonesia jemaat jalan Manyarrejo.
Dan untuk mendapatkan hasil yang represetatif, maka digunakan rumus
2
Z α / 2 σ
n = ( Riduwan 2004 : 66 )
e
Dimana
n = Jumlah sampel
Z α = Ukuran tingkat kepercayaan . α = 0.05 ( tingkat kepercayaan 95 %
berarti Z 1 / 2.95 % = Z 0.475 dalam tabel ditemukan 1.96 )
σ = Standar deviasi ( 0.25)
e = standar error atau kesalahan yang dapat ditoleransi ( 5 % = 0.05 )
2
Z α / 2 σ
n =
e
( 1,96 ) . ( 0,25 ) 2
n =
n = 96,04
jadi, jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 97
responden ( dibulatkan ). Untuk hasil yang representatif maka peneliti
mengambil sampel 100 responden.
3.2.3. Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik
penarikan sampel yang didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini
dilakukan karena beberapa pertimbangan, antara lain alasan waktu, tenaga,
dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh, ada 3
syarat yang harus dipenuhi ketika menggunakan teknik penarikan sampel ini :
a. pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri – ciri, sifat – sifat atau
karakteristik tertentu , yang merupakan ciri – ciri pokok populasi dan
dalam hal ini peneliti menetapkan karakeristik yang bisa menjadi
responden adalah Jemaat Bethany jalan Manyarrejo yang pernah membeli
tabloid BETHANY.
b. Subyek yang diambil sebagai sampel benar – benar merupakan subyek
yang paling banyak mengandung ciri – ciri yang terdapat pada populasi.
c. Penentuan karakeristik populasi dilakukan dengan cermat.
Sumber data yang digunakan adalah data primer. Adapun data primernya dalam hal ini adalah data yang diperoleh dari jawaban responden
yang diteliti, yaitu berupa data mengenai pendapat atau fenomena dari obyek.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari Jemaat Gereja Bethany Indonesia jalan Manyarrejo yang masih aktif mengikuti ibadah di Gereja.
3.3.3 Skala Pengukuran
Penulis memperoleh langsung data-data yang dibutuhkan berdasarkan dari keterangan dan informasi yang diberikan responden melalui angket
(Kuesioner) yang telah disebarkan dengan metode skor, pemberian skor ini
digunakan sistem skala lima, yaitu:
a. Jawaban a (Sangat tidak setuju) = diberi skor 1
b. Jawaban b (Tidak Setuju) = diberi skor 2
c. Jawaban c (kurang Setuju) = diberi skor 3
d. Jawaban d (Setuju) = diberi skor 4
e. Jawaban e (Sangat Setuju) = diberi skor 5
3.3.4 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara acak untuk
memperoleh sampel dari populasi yang dimaksud, agar diperoleh data yang
baik maka dipilih dengan menggunakan metode:
1. Wawancara
Penulis mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang
bersangkutan, yaitu para jemaat yang terpilih sebagai responden guna
2. Kuesioner
Kuesioner yang dibagikan secara langsung oleh penulis kepada responden
yang ditemui secara langsung di Gereja Bethany Indonesia jalan Manyarrejo
yang masih aktif mengikuti ibadah di Gereja.
3.4 Teknik Analisis dan Uji hipotesis
3.4.1 Uji Validitas
Uji validitas yang digunakan adalah validitas konstruksi. Validitas ini
untuk mengetahui apakah kuesioner dapat mengukur variabel yang diteliti
secara tepat. Menurut Pabundu (2006 : 65), arti validitas adalah kebenaran dan
keabsahan instrumen penelitian yang digunakan. Setiap penelitian selalu
dipertanyakan mengenai validitas alat yang digunakan. Suatu alat pengukur
dikatakan valid jika alat itu dipakai untuk mengukur sesuai dengan
kegunaannya.
Menurut Pabundu (2006 : 66), untuk mengetahui nilai korelasi faktor,
digunakan rumus Product Moment Karel Pearson sebagai berikut :
Keterangan :
R = koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total.
X = skor pernyataan tiap butir.
N = jumlah responden
3.4.2 Uji Reliabilitas
Uji ini untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
dipercaya atau diandalkan. Menurut Umar (2003 : 86), suatu pengukur bisa
dikatakan reliabel sepanjang pengukur tersebut mencapai suatu hasil-hasil
yang konsisten. Apabila suatu alat ukur yang berupa kuesioner dipakai dua
kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh
relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel, dengan kata lain,
reliabel menunjukkan konsisten alat pengukur di dalam mengukur gejala yang
sama.
Masing-masing variabel dalam penelitian ini dihitung dengan
menggunakan alpha croanbach, untuk mengetahui reliabilitas skala
pengukurannya. Rumus yang digunakan adalah alpha sebagai berikut :
r11 = 
    
1
k k
   
 
st si
1 …….(Ridwan, 2007 : 115)
Dimana :
r11 = nilai reliabilitas
si = jumlah varians skor tiap-tiap item pertanyaan
st = varians total
Menurut Ridwan (2007 : 118), pengujian reliabilitas akan memenuhi
syarat jika :
a. Jika r11 positif, serta r11 > r tabel, maka pernyataan tersebut reliabel.
b. Jika r11 negatif, serta r11≤ r tabel, maka pernyataan tersebut tidak reliabel.
3.6 Uji Asumsi Klasik
Regresi linier berganda dengan persamaan Y = a + b1 X1 + b2X2 + b3X3.
Setelah model regresi diperoleh, maka model tersebut sudah termasuk BLUE
(Best Linier Unbiased Estimator) atau tidak. Untuk menilai apakah model yang
digunakan merupakan model linier, sehingga estimasi yang dihasilkan merupakan
estimasi yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), hal ini terpenuhi jika plot
antara nilai residual dan nilai prediksi tidak membentuk suatu pola tertentu atau
acak. Suatu model dikatakan BLUE bila memenuhi persyaratan sebagai berikut,
yaitu :
1) Tidak boleh ada multikolineritas.
2) Tidak boleh ada heteroskedastisitas.
3) Tidak boleh ada autokorelasi.
4) Normalitas
Teknik analisa data dilakukan peneliti secara kuantitatif untuk mengetahui
apakah ada pengaruh kualitas, fitur produk, dan desain produk terhadap keputusan
pembelian, maka dilakukan analisa dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Multikolineritas artinya antar variable independent yang terdapat dalam
model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien
korelasinya tinggi atau bahkan 1) Untuk mengetahui apakah dalam persamaan
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent dapat menggunakan
uji multikolinieritas, karena dalam model regresi linier yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independent.
Menurut Yarnest (2003 : 68), terdapatnya korelasi yang sempurna atau
tidak sempurna tetapi sangat tinggi pada variabel independent yang dilambangkan
dengan X1, X2, X3,….Xn. Jika terjadi multikolinieritas pada variabel independent
akan berakibat koefisien regresi tidak dapat ditentukan dan standar deviasi akan
memiliki nilai tak terhingga, sehingga metode Least Square tidak dapat
digunakan.
Mengukur multikolinieritas dapat dilihat dari nilai toleransi dan Variance
Inflation Faktor (VIF) dari masing-masing variabel. Jika nilai toleransi < 0.10 atau
VIF > 10 maka terdapat multikolinieritas, sehingga variabel tersebut harus
dibuang (atau sebaliknya).
b. Heteroskedastisitas
Terdapat nilai variasi residual yang sama untuk semua pengaturan, atau
terdapatnya pengaruh perubahan variabel independent (X1) dengan nilai mutlak
residual, sehingga penaksiran akan menjadi akurat. Mengukur heteroskedastisitas
dilihat dari nilai signifikan korelasi Rank Spearman. Menurut Yarnest (2003 : 70),
a. Bila probabilitas ≥ 0,05 berarti tidak terdapat heteroskedastisitas.
b. Bila probabilitas < 0,05 berarti terdapat heteroskedastisitas.
c. Autokorelasi
Terdapat korelasi di antara sesama data pengamatan dimana adanya suatu
data dipengaruhi oleh data sebelumnya (data time series yang saling
berhubungan), sehingga koefisien korelasi yang didapat menjadi kurang akurat.
Mengukur autokorelasi dilihat dari nilai Durbin Waston Test (DW).
Menurut Yarnest (2003 : 73), deteksi adanya autokorelasi adalah sebagai
berikut :
a. Jika nilai DW terletak antara du dan (4 - du) atau du ≤ DW ≤ (4 – du),
berarti bebas