• Tidak ada hasil yang ditemukan

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA KERETA API KOMUTER SULAM (Studi Kasus Penumpang Kereta Api Komuter SULAM ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA KERETA API KOMUTER SULAM (Studi Kasus Penumpang Kereta Api Komuter SULAM )."

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

DENNY RAHARDIAN AKBAR NPM : 0842010055

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS SURABAYA

(2)

DENNY RAHARDIAN AKBAR NPM. 0842010055

Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogr am Studi Ilmu Administr asi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “ Veter an “ J awa Timur Pada tanggal 20 Desember 2013

Tim Penguji

Pembimbing Utama 1. Ketua

Dr a. Sonja Andar ini, M.Si Dr a. Sonja Andar ini, M.Si

NIP. 196503261993092001 NIP. 196503261993092001

2. Sekr etar is

R.Y.Rusdianto,S.Sos,M.Si NIP. 372069500461 3. Anggota

Susi Har iyawati,S.Sos,M.Si NIP. 196402151991032001

Mengetahui, DEKAN

(3)

(Studi kasus penumpang kereta api komuter SULAM)

Disusun Oleh : Denny Rahar dian Akbar NPM.0842010055

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi Menyetujui,

PEMBIMBING

Dr a. Sonja Andar ini, M.Si NIP. 196503261993092001

Mengetahui, DEKAN

(4)

yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Menggunakan J asa Kereta Api Komuter SULAM” (studi kasus penumpang kereta api komuter SULAM) dapat terselesaikan dengan baik

Penulisan penelitian skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dra. Sonja Andarini, MSi selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan pengarahan penyusunan penelitian skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada:

1. Ibu Hj. Suparwati, M.Si., selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UPN ”Veteran” Jawa Timur.

2. Ibu Dra. Lia Nirawati, M.Si., selaku ketua program studi Ilmu

4. Seluruh dosen program studi ilmu administrasi bisnis maupun staff karyawan fisip.

5. Kedua orang tua, Bapak dan Ibu penulis tercinta yang senantiasa memberikan materi, doa dan dukungan yang tiada henti dalam penyelesaian penelitian skripsi

(5)

8. Kepada Wibatsu Danar Dana yang sudah menemani saya dalam mengetik penyelesaian penelitian skripsi ini.

.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan penelitian skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu segala kerendahan hati, penulis berkenan menerima saran dan kritik demi sempurnanya penelitian ini. Akhir kata semoga penelitian skripsi ini bermanfaat bagi kita semua khususnya penulis sendiri.

Surabaya, Desember 2013

(6)

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 5

2.2 Landasan Teori ... 6

2.2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran ... 6

2.2.2 Konsep Pemasaran ... 7

2.2.3 Pengertian Pemasaran ... 8

2.2.4 Tujuan Pemasaran ... 9

2.2.5 Pengertian Jasa ... 10

2.2.6 Karakteristik Jasa ... 10

2.2.7 Klasifikasi Jasa ... 12

2.2.8 Kualitas Jasa ... 13

(7)

2.2.13 Kelompok Referensi ... 21

2.2.14 Persepsi ... 22

2.2.15 Motivasi ... 24

2.2.16 Gaya Hidup ... 26

2.2.17 Keputusan Pembelian Konsumen ... 27

2.2.18 Struktur Keputusan Pembeli ... 31

2.3 Kerangka Berfikir ... 32

2.4 Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 35

3.1.1 Definisi Operasional ... 35

3.1.2 Pengukuran Variabel ... 37

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Variabel ... 38

3.2.1 Populasi ... 38

3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Variabel ... 38

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.3.1 Jenis Data dan Sumber Data ... 39

3.3.2 Pengumpulan Data ... 40

3.4 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 40

(8)

3.4.3.2 Heteroskedstisits ... 44

3.4.3.3 Autokorelasi ... 44

3.4.3.4 Uji Normalitas ... 45

3.4.4 Teknik Analisis Regresi Linier Berganda ... 46

3.4.5 Pengujian Hipotesis ... 47

3.4.5.1 Uji F ... 47

3.4.5.2 Uji t ... 49

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 52

4.1.1 Deskripsi Data Responden ... 52

4.1.2 Deskripsi Variabel Berdasarkan Kuesioner ... 56

4.2 Uji Kualitas Data ... 61

4.2.1 Uji Validitas ... 61

4.2.2 Uji Reliabilitas ... 64

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 65

4.3.1 Uji Normalitas ... 65

4.3.2 Uji Multikolinieritas ... 66

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 67

4.3.4 Uji Autokorelasi ... 68

(9)

4.4.4 Uji t ... 74

4.5 Pembahasan ... 80

4.5.1 Pembahasan secara simultan ... 80

4.6.2 Pembahasan secara parsial ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 85

5.2 Saran ... 86 DAFTAR PUSTAKA

(10)

Tabel 4.2 Distribusi Umur Responden ... 53

Tabel 4.3 Distribusi Status Responden ... 54

Tabel 4.4 Distribusi Pendidikan Responden ... 54

Tabel 4.5 Distribusi Pekerjaan Responden ... 55

Tabel 4.6 Distribusi Lama Menggunakan Kereta Api Komuter SULAM ... 55

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden tentang Referensi (X1) ... 56

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden tentang Persepsi (X2) ... 57

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden tentang Motivasi (X3) ... 58

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden tentang Gaya Hidup (X4) ... 59

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Responden tentang Keputusan Menggunakan Kereta Api Komuter SULAM (Y) ... 60

Tabel 4.12 Hasil uji validitas indikator-indikator variabel Referensi (X1) ... 62

Tabel 4.13 Hasil uji validitas indikator-indikator variabel Persepsi (X2) ... 62

Tabel 4.14 Hasil uji validitas indikator-indikator variabel Motivasi (X3) ... 63

Tabel 4.15 Hasil uji validitas indikator-indikator variabel Gaya Hidup(X4) ... 63

Tabel 4.16 Hasil uji validitas indikator-indikator variabel Keputusan Menggunakan Kereta(Y) ... 64

Tabel 4.17 Koefisien Alpha Cronbach ... 65

Tabel 4.18 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 66

(11)
(12)

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ... 33

Gambar 3.1 Kurva F ... 49

Gambar 3.2 Kurva t ... 51

Gambar 4.1 Gambar Persebaran Pola Residual ... 68

Gambar 4.2 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Uji F ... 74

Gambar 4.3 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 uji t Variabel Produk (X1) ... 76

Gambar 4.4 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 uji t Variabel Persepsi (X2) ... 77

Gambar 4.5 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 uji t Variabel Motivasi (X3) ... 79

(13)

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel perilaku konsumen yang terdiri dari variabel kelompok referensi, variabel persepsi, variabel motivasi, dan variabel gaya hidup terhadap pengambilan keputusan konsumen menggunakan jasa kereta api komuter SULAM

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling maka terpilih 100 orang sample dan objek penelitian ini adalah penumpang kereta api komuter SULAM. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini metode deskriptif kuantitatif, analisis secara simultan dan parsial (analisis regresi linier berganda dengan bantuan SPSS)

Dari hasil pengujian yang dilakukan, uji regresi simultan (Uji F) menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas yang diteliti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian, uji regresi parsial (Uji T) menunjukkan bahwa variabel kelompok referensi, variabel persepsi, variabel motivasi, dan variabel gaya hidup memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Dan variabel gaya hidup memiliki pengaruh paling signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan variabel persepsi yang paling kecil berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Seluruh variabel independen atau variabel bebas berpengaruh, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel referensi, variabel persepsi, variabel motivasi, dan variabel gaya hidup berpengaruh secara simultan terhadap keputusan menggunakan kereta api komuter SULAM.

(14)

ABSTRACTION

This study aims to analyze the effects caused by consumer behavior variables consisting of variable reference group , the perception variables , motivational variables , and lifestyle variables on consumer decision making using commuter rail services SULAM

This study used purposive sampling technique then selected 100 samples and the object of this study is SULAM commuter rail passengers . The method of analysis used in this study quantitative descriptive method , simultaneous analysis and partial ( multiple linear regression analysis using SPSS )

From the results of tests performed , simultaneous regression test ( F test ) showed that all independent variables studied had a significant influence on the purchase decision variables , partial regression test ( Test T ) indicates that the variable reference group , the perception variables , motivational variables , and variables lifestyle has a significant influence on the purchase decision variables . And lifestyle variables had the most significant influence on purchasing decisions . While most small perception variables significantly influence the purchase decision . All independent variables or independent variables influence , so it can be concluded that the reference variable , the variable perception , motivation variable , and lifestyle variables simultaneously influence the decision to use commuter rail SULAM .

(15)

Perkembangan dunia bisnis pada dewasa ini sangat pesat sehingga perusahaan dituntut bersaing ketat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut perusahaan dituntut mampu memahami keinginan dan kebutuhan konsumen agar tetap survive. Diterima tidaknya jasa yang dijual sangat tergantung pada persepsi konsumen atas produk tersebut. Jika konsumen merasa produk tersebut dapat memenuh kebutuhan dan keinginannya pasti konsumen akan menggunakan jasa tersebut.

Bagi perusahaan, pemasaran adalah ujung tombak penentu keberhasilan perusahaan. Untuk mempertahankan posisi dan bersaing dalam dunia usaha, perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran yang baik dan tepat sehingga mampu bertahan dan bersaing dalam merebut pasar sasaran. Pemasaran merupakan aktivitas perusahaan yang menentukan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Perusahaan dapat mempertahankan eksistensinya jika perusahaan tersebut mampu menyampaikan atau memasarkan produknya pada konsumen.

(16)

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.

Proses penggunaan jasa oleh konsumen dimulai ketika konsumen mengenal jasa yang ditawarkan, serta informasi tentang jasa yang digunakannya yang kemudian konsumen akan membuat perhatian akhir dengan menggunakan proses evaluasi untuk melaksanakan pengambilan keputusan. Konsumen dalam memutuskan untuk menggunakan suatu jasa mempunyai pertimbangan-pertimbangan khusus berdasarkan kelebihan, kekurangan dan manfaat jasa tersebut.

Surabaya sebagai pusat kegiatan industri, perdagangan dan perkantoran menuntut orang–orang yang melakukan aktivitas di kota Surabaya memiliki tingkat mobilitas yang tinggi. Berbagai aktivitas yang dilaksanakan tersebut baik aktivitas industri, perdagangan dan perkantoran tidak hanya melibatkan masyarakat yang berdomisili di Surabaya saja tetapi juga banyak melibatkan masyarakat yang tinggal di daerah luar Surabaya contohnya di Lamongan dan sekitarnya.

(17)

Lamongan salah satunya adalah kereta api komuter “SULAM” (Surabaya - Lamongan).

Kereta api komuter SULAM ini merupakan alat transportasi antar kota dalam propinsi dengan multi keunggulan komparatif seperti hemat bahan bakar, energi, rendah polusi, bebas macet, bersifat massal. Selain itu kereta api komuter ini juga merupakan alat transportasi yang adaptif dengan tugas pokok dan fungsi mobilisasi arus penumpang dan barang di atas rel serta memiliki peran strategi dalam ekonomi nasional.

Banyak cara yang dapat digunakan PT Kereta Api Indonesia untuk menarik konsumen menggunakan jasa kereta api komuter SULAM. Salah satunya dengan memperhatikan perilaku konsumen, dengan memperhatikan perilaku konsumen, perusahaan dapat mengetahui apa saja yang menjadi pertimbangan konsumen saat menggunakan jasa kereta api komuter SULAM dari pada menggunakan moda transportasi lain. Konsumen dalam berperilaku pasti dipengaruhi oleh banyak hal, Beberapa pengaruh seperti kelompok referensi, persepsi, motivasi dan gaya hidup ini dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk atau jasa.

(18)

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah kelompok referensi, persepsi, motivasi dan gaya hidup secara simultan berpengaruh terhadap keputusan konsumen menggunakan jasa kereta api komuter SULAM?

2. Apakah kelompok referensi, persepsi, motivasi dan gaya hidup secara parsial berpengaruh terhadap keputusan konsumen menggunakan jasa kereta api komuter SULAM?

1.3Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisis kelompok referensi, persepsi, motivasi, dan gaya hidup secara simultan berpengaruh terhadap keputusan konsumen menggunakan jasa kereta api komuter SULAM

2. Untuk mengetahui dan menganalisis kelompok referensi, persepsi, motivasi dan gaya hidup secara parsial berpengaruh terhadap keputusan konsumen menggunakan jasa kereta api komuter SULAM

1.4Manfaat Penelitian

Sedangkan beberapa manfaat yang penulis harapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini nantinya antara lain :

1. Secara Praktis.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian ilmu pengetahuan dan sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis.

2. Secara Teoritis

(19)

Pengambilan penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan. Selain itu, untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian yang telah dilakukan. Maka dalam telaah pustaka ini peneliti mencantumkan hasil-hasil penelitian terdahulu, seperti berikut:

Halim Fatonah Dalimunthe dari Universitas Riau melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Jasa Angkutan Taxi Eksekutif dan Super Eksekutif Pada CV. Taxi Kita Bersama, berdasarkan hasil pengujian, ternyata hasil penelitian membuktikan bahwa variabel independen (sosial. Kepribadian, psikologi) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian. Berdasarkan analisis secara parsial, ternyata hasil penelitian membuktikan bahwa semua variabel independen (sosial, kepribadian, psikologi) mempunyai pengaruh positif terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian jasa angkutan Taxi Eksekutif dan Taxi Super Eksekutif pada CV. Taxi Kita Bersama Pekanbaru.

(20)

tergantung (Y) yaitu keputusan memilih jasa transportasi udara Lion Air di Surabaya. Dengan tingkat tingkat signifikansi dibawah 0.05, yaitu sebesar 0.000 pada keempat variabel.

2.2 Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Manajemen Pemasaran

Tugas manajemen pemasaran tidak hanya menawarkan barang yang sesuai dengan keinginan dan menetapkan harga yang efektif, komunikasi dan distribusi untuk memberi informasi yang mempengaruhi dan melayani pasarnya. Tetapi lebih luas dari itu tugas manajemen pemasaran adalah merencanakan dan mengawasi seluruh kegiatan pemasaran agar dapat tercapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Kotler (2001 : 14), manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program yang dimaksud untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong serta melayani pasar.

Sedangkan menurut Alma (2002 : 86), manajemen pemasaran adalah proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individu atau oleh perusahaan.

(21)

Jadi manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu proses manajemen pemasaran yang meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan. Kegiatan ini bertujuan untuk menimbulkan pertukaran yang diinginkan bagi kedua belah pihak. Maka penentuan produk, harga, promosi dan distribusi yang efektif disesuaikan dengan sikap dan perilaku konsumen.

2.2.2. Konsep Pemasaran

Menurut Alma (2004 : 14) produsen tidak hanya membuat barang, tidak pula hanya melancarkan promosi. Tapi produsen memusatkan perhatian pada selera konsumen. Produsen memperhatikan need dan want dari konsumen. Jadi produsen tidak hanya memperhatikan kebutuhan konsumen saja. Tetapi juga memperhatikan keinginan konsumen. Konsumen juga tidak hanya sekedar membeli fisik barang, melainkan mengharapkan sesuatu dari barang itu. Ini yang disebut want, yaitu ada sesuatu yang lain yang diharapkan setelah membeli barang tersebut. Jika hal ini dapat dipenuhi oleh perusahaan, maka akan mencapai sukses.

Premis yang mendasari konsep pemasaran ini ialah :

1. Konsumen selalu memilih barang yang dapat memuaskan need dan

want-nya.

2. Konsuman dapat dikelompokkan berdasarkan need dan want-nya.

(22)

2.2.3. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Pemasaran perusahaan harus dapat juga memberikan kepuasan konsumen agar mencapai pandangan yang baik terhadap perusahaan. Dimana hal ini merupakan kunci sukses keberhasilan suatu perusahaan.

Saat ini banyak berbagai jenis barang dan jasa dengan ratusan merek membanjiri pasar indonesia. Persaingan merek setiap produk akan semakin tajam dalam merebut konsumen. Bagi konsumen pasar menyediakan berbagai pilihan produk yang banyak, dengan demikian membuat konsumen bebas memilih produk dengan merek yang akan dibelinya. Keputusan membeli ada pada diri konsumen. Konsumen akan menggunakan berbagai kriteria dalam membeli produk dan merek tertentu. Diantaranya adalah konsumen akan membeli produk yang sesuai dengan kebutuhan, selera, dan daya belinya. Konsumen tentu akan memilih produk yang bermutu dan lebih baik dengan harga yang lebih murah. Untuk itu para produsen harus memahami kebutuhan keinginan konsumen dan mempelajari bagaimana konsumen berprilaku. Setelah produsen memahami keinginan dan kebutuhan serta mengetahui bagaimana konsumen berprilaku, produsen dapat merancang sistem pemasaran yang baik sehingga barang dan jasa dapat digunakan.

(23)

a. Angipora (2002 : 3), pemasaran adalah kegiatan manusia yang diharapkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses pertukaran.

b. Menurut Kotler dan Amstrong (2001 : 7), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pembuatan dan pertukaran produk dari pihak lain.

c. Menurut Swastha (2000 : 5), pemasaran adalah keseluruhan sistem dari kegiatan usaha yang ditunjuk untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Dari ketiga definisi tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran adalah suatu usaha atau kegiatan manusia yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan sesuatu yang bernilai dan berwujud barang atau jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

2.2.4 Tujuan Pemasaran

(24)

Menurut Kotler (2001 : 26), memberikan alternatif tujuan pemasaran yaitu memaksimalkan konsumsi dan memaksimalkan mutu hidup. Untuk perusahaan jasa makanan dan minuman tujuan pemasarannya adalah memaksimalkan kepuasan konsumen melalui menu, harga, fasilitas dan pelayanan, sehingga jumlah konsumen akan meningkat.

2.2.5 Pengertian J asa

Menurut Kotler dalam Lupiyoadi (2005:6) jasa merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang ditawarkan oleh salah satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya 2.2.6 Karakteristik J asa

Menurut Kotler (2000 : 660) Jasa memiliki empat karakteristik utama yang membedakan dari suatu barang, yaitu:

1. Intangibility (Tidak Berwujud)

Jasa adalah suatu perbuatan, kinerja (performance). Atau usaha yang hanya bisa dikonsumsi tetapi tidak bisa dimiliki. Jasa bersifat intangible maksudnya tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Dengan demikian, seseorang tidak dapat menilai kualitas dari jasa sebelum merasakan/ mengkonsumsi sendiri.

2. Inseparability (Tidak dapat dipisahkan)

(25)

jasa dan pelanggan ini, efektivitas individu yang menyampaikan jasa (contact-personnel) merupakan unsur penting.

3. Variability (Keanekarupaan)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standarized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Para pembeli jasa sangat peduli dengan variabilitas yang tinggi ini dan seringkali mereka meminta pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk memilih.

4. Perishability (Tidak tahan lama)

Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Hal ini tidak menjadi masalah bila permintaannya tetap karena mudah untuk menyiapkan pelayanan untuk permintaan tersebut sebelumnya. Bila permintaan berfluktuasi, berbagai permasalahan muncul berkaitan dengan kapasitas menganggur (saat permintaan sepi) dan pelanggan tidak terlayani dengan resiko mereka kecewa atau beralih ke penyedia jasa lainnya (saat permintaan puncak)

Menurut Kotler dalam Lupiyoadi, Rambat (2001 : 148-149), terdapat lima dimensi kualitas jasa (SERVQUAL) yaitu :

1. Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai janji yang ditawarkan.

2. Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan karyawan atau staf dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap. 3. Assurance, yaitu meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap

(26)

memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.

4. Emphaty, yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada konsumen seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi kepada 9 konsumen dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan konsumen.

5. Tangibles, yaitu meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyaman ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan.

2.2.7 Klasifikasi J asa

Menurut Kotler (2000) produk dan jasa dapat ditawarkan kepada pasar dengan berbagai klasifikasi sebagai berikut:

a. Produk berwujud murni

Penawaran yang hanya terdiri dari produk fisik, misalnya: sabun mandi, pasta gigi, atau sabun cuci tanpa adanya jasa atau pelayanan lainnya yang menyertai produk tersebut.

b. Produk berwujud disertai layanan

(27)

tersediannya pelayanan pelanggan, seperti: tersedianya ruang pamer, perbaikan dan pemeliharaan, operator dan sebagainya.

c. Campuran

Tawaran ini memberikan barang dan jasa dengan proporsi yang sama, misalnya pelanggan dapat menikmati makanan dan pelayanan yang ditawarkan secara bersamaan di restoran.

d. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan

Tawaran yang terdiri dari jasa utama yang disertai jasa tambahan dan barang pendukung lainnya, misalnya bila pelanggan ingin naik pesawat terbang. Hal ini berarti pelanggan telah membeli jasa transportasi dan pelanggan dapat menikmati pelayanan yang ditawarkan, seperti: makanan, minuman, majalah penerbangan selama perjalanan. Pelanggan harus naik pesawat terbang terlebih dahulu untuk menikmati produk yang ditawarkan selama perjalanan.

e. Jasa murni

Tawaran yang diberikan hanya berupa jasa, misalnya: menjaga bayi, memijat, psikoterapi dan sebagainya.

2.2.8 Kualitas J asa

(28)

mempengaruhi kualitas jasa yaitu jasa yang diharapkan (exspected service) dan jasa yang dipersepsikan (perceived service). Bila jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan (exspected service), maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melebihi harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas jasa yang ideal. Akan tetapi bila jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas jasa sangat bergantung pada kemampuan penyedia jasa menyediakan jasa kepada konsumen secara continue dan konsisten.

2.2.9 Pengertian Transportasi

Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi udara merupakan transportasi yang 16 membutuhkan banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya.

2.2.10 Moda Transportasi

a. Moda transportasi darat terdiri dari : 1. Angkutan jalan

(29)

a. Sepeda Motor

Adalah kendaraan bermotor beroda 2 (dua), atau 3 tiga) tanpa rumah-rumah baik dengan atau tanpa kereta samping.

b. Mobil Penumpang

Adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyak-banyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.

c. Mobil Bus

Adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. d. Mobil Barang

Adalah setiap kendaraan bermotor selain dari yang termasuk dalam sepeda motor, mobil penumpang dan mobil bus.

2. Kereta Api

(30)

angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara. Dilihat dari segi penggunaan rel terdiri dari: kereta api rel konvensional dan kereta api monorel. Sedangkan kereta api jika dilihat dari segi diatas/dibawah permukaan tanah terdiri dari kereta api permukaan (surface), kereta api layang (elevated) dan kereta api bawah tanah (subway).

2.2.11 Perilaku Konsumen

Menurut Sumarwan (2002 : 26) adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologi yang mendorong tindakan tersebut pada saat membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi.

Perilaku konsumen menurut Mowen dan Minor (2002 : 6) didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide. Definisi yang sederhana mengandung sejumlah konsep penting.

Seseorang konsumen tidak mengelak dari proses. Pertukaran dimana segala sumber daya ditransfer diantara kedua belah pihak proses pertukaran terjadi antara konsumen dengan perusahaan, disamping itu juga terjadi diantara perusahaan pada situasi pembelian-pembelian.

2.2.12 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

(31)

A. Faktor-Faktor Kebudayaan 1. Kebudayaan

Budaya adalah faktor yang paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk yang bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari.

2. Kebudayaan khusus

Tiap kebudayaan terdiri dari sub budaya yang lebih kecil memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras dan kelompok geografis.

3. Kelas sosial

Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai minat dan perilaku yang serupa.

B. Faktor-Faktor Sosial

(32)

sangat dipengaruhi oleh kelompok referensi mereka pada tiga cara yaitu:

a. Kelompok referensi memperlihatkan pada seseorang perilaku dan gaya hidup baru.

b. Mereka juga mempengaruhi sikap dan konsep jati diri seseorang karena orang tersebut umumnya ingin menyesuaikan diri.

c. Mereka menciptakan tekanan untuk menyesuaikan diri yang dapat mempengaruhi pilihan produk dan merk seseorang.

2. Keluarga

Membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli yang pertama :

a. Keluarga orientasi

Yaitu yang merupakan orang tua seseorang. Dari orang itulah seseorang mendapatkan pandangan tentang agama, politik, ekonomi dan merasakan ambisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta.

b. Keluarga prokreasi

Yaitu pasangan hidup anak-anak seorang keluarga merupakan pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif.

3. Peran dan status

(33)

C. Faktor-Faktor Pribadi

1. Umur dan tahapan dalam siklus hidup

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasikan tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka mengalami hidupnya.

2. Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasikan kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk atau jasa tertentu.

3. Keadaan ekonomi

Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan harta (termasuk prosentase yang mudah dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap menabung

4. Gaya hidup

(34)

5. Kepribadian dan konsep diri

Yang dimaksud dengan kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten.

D. Faktor-Faktor Psikologis 1. Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan psikologis tertentu seperti rasa lapar, rasa haus dan rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenetik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan logis tertentu, seperti kebuthan harga diri atau kebutuhan diterima.

2. Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi yaitu menciptakan suatu gambaran yang berarti daari dunia ini. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda dari objek yang sama karena ada tiga proses persepsi :

a. Perhatian yang selektif b. Gangguan yang selektif

c. Mengingat kembali yang selektif 3. Proses belajar

(35)

4. Kepercayaan dan sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. Sikap seseorang adalah keadaan mudah terpengaruh untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan yang dapat melalui atau membimbing tingkah laku orang tersebut. Sikap merupakan hasil faktor genetik dan proses belajar dan selalu berhubungan dengan suatu obyek atau produk.

2.2.13 Kelompok Referensi (Reference Group)

Sebagai makhluk sosial, manusia cenderung hidup berkelompok. Oleh karena itu, seseorang akan banyak dipengaruhi oleh kelompok dimana mereka berada, atau kelompok yang mereka anggap sesuai dengan mereka. Hawkins dan Mothersbaugh (2010 : 227) mendefinisikan kelompok referensi (reference group) is a group whose presumed perspectives or values aare being used by an individual as the basis for his or her current behavior

(kelompok referensi adalah sebuah kelompok yang memiliki perspektif atau nilai-nilai yang digunakan oleh seseorang sebagai dasar berperilakunya). Sehingga secara sederhana, kelompok referensi adalah sebuah kelompok yang oleh seseorang digunakan sebagai pedoman berperilaku dalam situasi tertentu.

(36)

2.2.14 Persepsi

(37)

Gambar 2.1

Pemrosesan Informasi Dalam Pengambilan Keputusan Konsumen

Sumber : Hawkins, dkk, 2010

Berdasarkan gambar diatas, persepsi mencakup tahap exposure, attention, interpretation.

Exposur e

Random Deliberate

Attention

Low- High- involvement involvement

Inter pretation

Low- High- involvement involvement

Short-term Memor y Long-term Active Problem Stored experience solving values, decision,

rules, feeling

Pur chase and consumption decisions

P

er

cep

(38)

Exposure meliputi keadaan ketika konsumen dihadapkan pada stimulus (rangsangan). Contohnya, konsumen dihadapkan pada banyak pesan iklan seperti billboard ketika sedang mengemudi di jalan.

Attention (perhatian) merupakan faktor yang sangat penting dalam menyeleksi pesan-pesan atau stimuli yang masuk ke dalam pikiran konsumen. Stimuli yang belum pernah dikenal sebelumnya oleh individu justru merupakan stimuli yang menarik perhatian. Individu memiliki kecenderungan untuk menyeleksi informasi yang mereka dapat – selective attention theory – individu cenderung menolakinformasi yang bertentangan dengan kepercayaan mereka selama ini. Individu yang sama mungkin akan memberikan perhatian yang berbeda dalam situasi yang berbeda terhadap stimulus yang sama.

Interpretation sebuah proses ketika individu memberikan makna terhadap stimuli yang terorganisir. Sebuah stimuli dapat di maknai dengan diorganisir terlebih dahulu, yaitu dengan cara pengkategorian berdasarkan pengalaman masa lalu individu tersebut. Lalu individu tersebut membentukanya sesuai keinginan masing-masing.

2.2.15 Motivasi

(39)

Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi yang bersifat intrinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobinya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen-elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.

Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ditunjukkan dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting. Lima tingkatan tersebut adalah :

1. Kebutuhan fisiologis

Merupakan kebutuhan atas rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya. 2. Kebutuhan rasa aman

Merupakan kebutuhan atas rasa aman dan terlindungi, jauh dari bahaya. 3. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki

(40)

4. Kebutuhan akan penghargaan

Berprestasi, berkompetisi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan 5. Kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya

Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.

2.2.16 Gaya Hidup

Gaya hidup menurut Kotler (2002 : 192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

(41)

tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini). Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan.

Dari berbagai di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu. Faktor-faktor utama pembentuk gaya hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu secara demografis dan psikografis. Faktor demografis misalnya berdasarkan tingkat pendidikan, usia, tingkat penghasilan dan jenis kelamin, sedangkan faktor psikografis lebih kompleks karena indikator penyusunnya dari karakteristik konsumen.

2.2.17 Keputusan Pembelian Konsumen

Proses pengambilan keputusan pembelian pada setiap orang pada dasarnya adalah sama, hanya saja semua proses tersebut tidak semua dilaksanakan oleh para konsumen. Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu konsumen akhir atau individual dan konsumen organisasional atau konsumen industrial.

(42)

Perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian akan diwarnai oleh ciri kepribadiannya, usia, pendapatan dan gaya hidupnya. Menurut Kotler (2000:170-176) konsumen dalam melakukan pembelian ada lima tahapan yaitu : 1) pengenalan masalah, 2) pencarian informasi, 3) evaluasi alternatif, 4) keputusan pembelian, 5) perilaku pasca pembelian.

Berikut adalah tahapan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian :

Gambar 2.2

Tahapan Keputusan Pembelian Konsumen

Sumber : Kotler, 2000

Ada beberapa tahapan dalam pengambilan keputusan membeli menurut Philip kotler (2000:224) yaitu :

1. Need Recogmition / pengenalan kebutuhan

Dalam pengenalan kebutuhan, atau pengenalan masalah, maka seseorang merasakan adanya stimulasi untuk membeli sesuatu. Stimulasi ini bisa dari

(43)

dalam, misalnya ingin mentraktir teman atau karena faktor iklan makanan tertentu.

2. Information Search / Pencarian Informasi

Pencarian informasi mengenai mau membeli apa, model bagaimana, dimana, dan sebagainya, maka seseorang mencari informasi yang dapat diperoleh dari sumber komersial seperti iklan, tenaga penjual, melihat display. Dari pengalaman masa lalu, pernah menggunakan produk ataupun melihat produk tersebut.

3. Evaluation of Alternatives / Evaluasi Alternatif

Dalam hal ini konsumen sangat berbeda evaluasinya karena tergantung pada pilihan atribut produk, sesuai atau tidak dengan keinginan konsumen. Dalam pemenuhan kebutuhan ada yang berbeda-beda, ada yang sangat mendesak, ada yang tidak begitu mendesak, masih bisa ditunda lain kali. Kemudian faktor merk juga sangat menentukan alternatif, karena ada konsumen yang sudah fanatik terhadap suatu merk sulit beralih ke merk lain.

4. Purchase Decision / Keputusan Membeli

(44)

5. Postpurchase Behavior / Perilaku Setelah Membeli

Ini sangat ditentukan oleh pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi produk yang ia beli. Apakah ia akan puas atau kecewa, jadi tergantung pada jarak ekspetasi dengan kenyataan yang dihadapi. Jika kenyataannya lebih bagus dari yang diharapkan maka ia akan sangat gembira. Biasanya ekspetasi konsumen makin besar, karena mendengar cerita penjual atau komentar teman-temannya. Oleh sebab itu tidak perlu penjual terlalu berlebihan.

Akhirnya secara umum proses pengambilan keputusan membeli ini dapat dikategorikan kedalam tiga bentuk :

1. Proses pengambilan keputusan yang luas (extended deciasion making) disini akan banyak muncul pertimbangan karena banyak alternatif seperti masalah merk, mutu, harga, model, keinginan, dan sebagainya. Kategori ini biasanya muncul dalam menentukan pembelian yang mahal dan jarang dibeli seperti mobil dan barang-barang elektronik keperluan rumah tangga.

2. Pengambilan keputusan terbatas (limited decision making), dalam hal ini konsumen telah mengenal masalahnya, kemudian mengevaluasi hanya beberapa alternatif produk, merk, harga.

(45)

2.2.18 Struktur Keputusan Pembeli

Menurut Swastha (2003 : 120) struktur keputusan seseorang dalam melakukan suatu pembelian adalah sebagai berikut :

a. Keputusan tentang jenis produk

Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatian kepada orang-orang yang berminat membeli serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.

b. Keputusan tentang bentuk produk.

Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu, corak dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen yang bersangkutan agar dapat memaksimumkan daya tarik merknya.

c. Keputusan tentang merk

Konsumen harus mengambil keputusan tentang merk mana yang akan dibeli. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk.

d. Keputusan tentang penjualnya

(46)

e. Keputusan tentang jumlah produk

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.

f. Keputusan tentang waktu pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasarannya.

g. Keputusan tentang cara pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.

2.3 Kerangka Berpikir

(47)

kereta api komuter ini antara lain kelompok referensi, yaitu kelompok yang dinilai memiliki kesamaan dengan dirinya dan pengalaman yang lebih. Selain itu, bagaimana persepsi individu tersebut tentang kereta api komuter akan menentukan minat mereka untuk menggunakan jasa kereta api komuter atau tidak. Faktor motivasi juga akan menentukan apakah mereka terus akan menggunakan jasa kereta api tersebut atau tidak. Faktor gaya hidup akan mempengaruhi keputusan mereka dalam menggunakan jasa kereta api komuter “SULAM”.

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian disusun kerangka konseptual sebagai berikut :

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir

Keterangan :

Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan apakah kelompok referensi, persepsi, motivasi dan gaya hidup memiliki pengaruh terhadap keputusan konsumen dalam menggunakan jasa kereta api komuter SULAM.

Kelompok Refer ensi (X1)

Per sepsi (X2)

Motivasi (X3)

Gaya Hidup (X4)

Keputusan Konsumen Menggunakan J asa Ker eta

(48)

X : Variabel bebas atau independent variable, yaitu kelompok referensi, persepsi, motivasi, gaya hidup.

Y : Variabel terikat atau dependent variabel, yaitu keputusan konsumen menggunakan jasa kereta api komuter SULAM

: Pengaruh

2.4 Hipotesis

Berdasarkan tujuan dan landasan teori serta uraian dan kerangka berpikir, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Variabel kelompok referensi, persepsi, motivasi, dan gaya hidup secara simultan berpengaruh terhadap keputusan konsumen menggunakan jasa kereta api komuter SULAM.

(49)

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang memberikan penjelasan atas suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur. Definisi operasional memberikan informasi yang diperlukan untuk mengukur variabel yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah kelompok referensi (X1), persepsi (X2), motivasi (X3), dan gaya hidup (X4)), sebagai variabel independen. Sedangkan keputusan menggunakan jasa kereta api komuter SULAM (Y) sebagai variabel terikat atau variabel dependen. Definisi operasional tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kelompok Referensi (X1)

Kelompok referensi merupakan kelompok yang menjadi panutan bagi seseorang berperilaku sehari-hari dalam menghadapi suatu kondisi. Adapun indikator variabel kelompok referensi adalah :

(50)

2. Persepsi (X2)

Persepsi merupakan proses mengolah informasi yang terjadi pada diri seseorang terhadap stimuli (rangsangan) sehingga tersimpan dalam memori guna pengambilan keputusan. Adapun indikator variabel persepsi adalah : a. Kejelasan (exposure), yaitu pengetahuan individu terhadap kereta api

komuter SULAM

b. Perhatian (attention), yaitu perhatian individu terhadap kereta api komuter SULAM

c. Penilaian (evaluation) yaitu bagaimana penilaian individu terhadap kereta api komuter SULAM

3. Motivasi (X3)

Motivasi dalam hal ini merupakan alasan konsumen dalam menggunakan jasa kereta api komuter SULAM. Adapun indikator variabel motivasi adalah :

a. Tujuan, yaitu tujuan konsumen (pendidikan, bekerja, berdagang, wisata) menggunakan jasa kereta api komuter SULAM

b. Kemacetan, yaitu konsumen dapat menghindari kemacetan yang terjadi dengan menggunakan kereta api komuter SULAM

c. Harga tiket murah, yaitu konsumen menggunakan kereta api komuter SULAM karena harganya terjangkau

(51)

4. Gaya Hidup (X4)

Dalam hal ini gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya. Adapun indikator variabel pekerjaan ini adalah:

a. Hemat, yaitu dengan menggunakan komuter sulam ini dapat membantu konsumen dalam menghemat pengeluaran biaya dibanding dengan transportasi lain.

b. Disiplin, yaitu dengan menggunakan kereta api sulam ini dalam beraktivitas, konsumen dapat datang tepat waktu pada tujuan.

5. Keputusan Menggunakan J asa Kereta Api Komuter SULAM (Y) Keputusan menggunakan jasa kereta api komuter SULAM, merupakan keputusan yang diambil oleh konsumen untuk menggunakan jasa kereta api komuter SULAM setelah melalui proses internal dalam diri mereka. Adapun indikator variabel keputusan ini adalah :

a. Pertimbangan berdasarkan kelompok referensi b. Pertimbangan berdasarkan persepsi.

c. Pertimbangan berdasarkan motivasi d. Pertimbangan berdasarkan gaya hidup 3.1.2 Pengukuran Variabel

(52)

Skor Sangat Setuju = 5

Skor Setuju = 4

Skor Ragu-Ragu = 3

Skor Tidak Setuju = 2 Skor Sangat Tidak Setuju = 1

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2006 : 55) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: Obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu penumpang yang menggunakan kereta api komuter SULAM baik dari kota Surabaya maupun dari kota Lamongan

3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Menurut Sugiyono (2006 : 56) Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penggunaan sampel dilakukan bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi.

Berdasarkan populasi dan sampel tersebut diatas teknik penarikan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan penentuan sample unknow population (sampel yang tidak diketahui)

(53)

memiliki informasi yang akurat dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif (mewakili).

Dikarenakan jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti maka untuk menentukan besarnya sampel yaitu dengan menggunakan rumus Unknown Populations :

... (Riduwan 2004 : 67)

Keterangan : n = Jumlah sampel

Zα = Derajat koefisien = 1.96 (karena α = 0.05 maka Z0.05 = 1.96)

σ = Standart deviasi = 0.25 e = Standart error = 5% = 0.05 Maka :

n = 96.04 = 97 responden

Didalam penelitian ini sampel yang di teliti adalah penumpang yang menggunakan jasa kereta api komuter SULAM. Untuk lebih representatif peneliti menentukan penetapan sampel 100 responden.

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 J enis Data dan Sumber Data

(54)

penelitian dengan cara memberikan angket atau kuesioner pada penumpang yang menggunakan kereta api komuter SULAM.

3.3.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuesioner . Menurut Sugiyono (2008 : 199) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk diisi berhubungan dengan masalah yang diteliti dan kemudian untuk setiap jawaban diberi nilai.

Dalam penelitian ini kuesioner diberikan langsung kepada responden yang menjadi sampel dari populasi penelitian.

3.4 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.4.1 Uji Validitas

(55)

takut, maka data yang diperoleh akan valid dan realiabel, tetapi bila responder merasa takut, malu, cemas akan jawabannya, maka besar kemungkinan akan memberikan jawaban yang tidak benar. Pada bagian ini, faktor yang mempengaruhi validitas yang akan dibahas hanya yang menyangkut alat pengukur saja. Sedangkan faktor pewawancara dan responden yang juga dapat menjadi sumber bagi rendahnya validitas dan harga data tidak dibahas.

Menghitung validitas dengan cara membandingkan antara nilai korelasi data pada masing-masing pernyataan dengan skor total, memakai rumus teknik korelasi product moment, kemudian membandingkan dengan r tabel dengan kriteria sebagai berikut:

Kriteria pengujian validitas adalah sebagai berikut :

a. Jika r hitung > r tabel maka dapat diartikan bahwa alat ukur atau kuesioner tersebut adalah valid.

b. Jika r hitung ≤ r tabel maka dapat diartikan bahwa alat ukur atau kuesioner tersebut tidak valid.

Dan untuk menghitung dapat menggunakan rumus seperti berikut :

... (Umar, 2003 : 74) Keterangan :

r = Koefisien produk moment X = Skor total tiap-tiap item Y = Skor total

(56)

3.4.2 Uji Reliabilitas

Jika alat ukur telah dinyatakan valid, maka berikutnya alat ukur tersebut diuji reliabilitasnya. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Pada alat pengukur untuk fenomena keuangan, seperti laba dan biaya, konsistensi hasil pengukuran bukanlah hal yang sulit dicapai. Akan tetapi untuk mengukur permasalahan perusahaan yang mencakup fenomena, misalnya perilaku, pengukuran yang konsisten agak sulit untuk dicapai menurut Umar (2003 : 80).

Bila korelasi (r) dikuadratkan, maka hasilnya disebut koefisien determinasi (coefficient of determination). Masing-masing variabel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan cronbach alpha. Jika ingin mengetahui tingkat reliabilitasnya dapat menggunakan kriteria dan rumus sebagai berikut :

Kriteria pengujian harga adalah sebagai berikut :

a. Jika r11 hitung > 0,6 maka dapat diartikan bahwa alat ukur atau kuesioner tersebut adalah reliabel.

b. Jika r11 hitung ≤ 0,6 maka dapat diartikan bahwa alat ukur atau kuesioner tersebut adalah tidak reliabel.

Rumus Alpa sebagai berikut :

(57)

Keterangan :

r11 = Nilai rabilitas

si = Jumlah varians skor tiap-tiap item pertanyaan

st = Varians total

k = Jumlah item pertanyaan

3.4.3 Uji asumsi klasik / BLUE (Best Linear Unbiased Estimator)

3.4.3.1 Multikolinieritas

Uji multikolerasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antara sesama variabel independen sama dengan nol. Menurut Ghozali (2005 : 91), untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoloneritas di dalam model regresi adalah :

a. Nilai yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel independen.

b. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.

c. Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance

(58)

- Mempunyai angka Tolerance mendekati 1 3.4.3.2 Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Menurut Imam Ghozali (2001 : 105), deteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu. 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.4.3.3 Autokorelasi

(59)

Tabel 3.1

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi

Krit eria Keput usan

1,21 < DW < 1,65 Tidak dapat disimpulkan

1,65 < DW < 2,35 Tidak ada Autokorelasi

2,35 < DW < 2,79 Tidak dapat disimpulkan

DW < 1,21 at au DW > 2,79 Terjadi autokorelasi

Sumber : Wahid Sulaiman ( 2004 )

3.4.3.4 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut harus terdistribusi secara normal. Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal (Santosa&Ashari, 2005:231).

Uji normalitas bisa dilakukan dengan dua cara. Yaitu dengan “Normal P-P P-Plot” dan “Tabel Kolmogorov Smirnov”. Yang paling umum digunakan adalah Normal P-P Plot.

(60)

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali 2007:110-112).

3.4.4 Teknik Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis linier berganda digunakan untuk menentukan arah dan besarnya pengaruh kelompok referensi(X1), persepsi (X2), motivasi (X3), gaya hidup (X4) terhadap keputusan menggunakan jasa kereta api komuter SULAM (Y), dengan persamaan sebagai berikut :

(Sugiyanto, 2007 : 257) Keterangan :

Y = Keputusan menggunakan jasa kereta api komuter SULAM a = Konstanta

X1 = Kelompok Referensi X2 = Persepsi

X3 = Motivasi X4 = Gaya Hidup

(61)

b3 = Koefisien regresi untuk variabel bebas X3 b4 = Koefisien regresi untuk variabel bebas X4

Adapun untuk mengetahui apakah persamaan analisis tersebut cukup layak untuk digunakan dalam pembuktian selanjutnya dan mengetahui sampai sejauh mana variabel-variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat, maka diperlukan mengetahui nilai koefisien determinasi ( ).

Nilai mempunyai interval antara 0 sampai (0 ≤ ≤ 1). Semakin besar (mendeteksi 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel bebas secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel terikat.

3.4.5 Pengujian Hipotesis 3.4.5.1 Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan. Untuk membuktikan kebenaran secara simultan dilakukan uji F yang menyatakan ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas. Menurut Sugiyono (2007 : 219) pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Untuk memperoleh nilai Fhitung dipakai rumus sebagai berikut :

1. Fhitung = ....Sugiyono (2007 : 259) Keterangan :

(62)

n = Jumlah sampel

2. Nilai kritis dalam distribusi F dengan tingkat signifikan (α) 5%. Dari uraian diatas maka uji statistik sebagai berikut :

a. H0 : b1 = b2

= b

3 = b4 = 0,

Maka variabel bebas (X) secara simultan tidak berpengaruh segnifikan terhadap variabel terikat (Y)

b. H1: b1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ b 4 ≠ 0

Maka variabel bebas (X) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y)

3. Menentukan levelof Significant α sebesar 5% dengan df = n-k-l Keterangan :

n = Jumlah sampel

k = Jumlah parameter regresi Confidence interval sebesar 90%

4. Kriteria pengujian dari uji F adalah sebagai berikut :

a. Jika Fhit ≤ F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti secara simultan variabel bebas (X1, X2, X3, X4,) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (Y).

(63)

Gambar 3.1

Kur va F

Daerah Penolakan

Daerah Penerimaan H

Ftabel Fhitung

Sumber : Wahid Sulaiman ( 2004)

3.4.5.2 Uji t

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas (kelompok referensi (X1), persepsi (X2), motivasi (X3), gaya hidup (X4)) terhadap variabel terikat (keputusan konsumen menggunakan jasa kereta api komuter SULAM (Y)) secara parsial. Untuk membuktikan kebenaran pengaruh secara parsial dilakukan dengan uji t yang menyatakan ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

(64)

1. Menentukan nilai thitung

Dengan :

bi = Koefisien variabel ke –i

se(bi) = Kesalahan standart bi

2. Merumuskan hipotesis statistik

a. H0 : b1 = 0,

Maka variabel bebas yaitu, kelompok referensi (X1), persepsi (X2), motivasi (X3), gaya hidup (X4), secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu keputusan konsumen menggunakan jasa kereta api komuter SULAM (Y).

b. H1 : b1 ≠ 0,

Maka variabel bebas, yaitu kelompok referensi (X1), persepsi (X2), motivasi (X3), gaya hidup (X4), secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu keputusan konsumen menggunakan jasa kereta api komuter SULAM (Y).

3. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 5% dan uji 2 arah dengan derajat bebas (df) = n-k-1

(65)

k = Jumlah variab

4. Kriteria pengujian dari uji t adalah sebagai berikut :

a. Jika -ttabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti secara parsial tidak terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. Jika –ttabel < ttabel atau thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti secara parsial terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Gambar 3.2. Kurva t

Daerah Penolakan H0 Daerah Penolakan H0 Daerah Penerimaan H

(66)

4.1 Deskripsi Data Penelitian

Sebelum melakukan analisis data hasil dari kuesioner yang diberikan kepada respoden, maka perlu untuk mendeskripsikan terlebih dahulu bagaimana hasil jawaban responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Sesuai dengan penjelasan pada bab sebelumnya, diketahui bahwa variabel bebas (X) yang digunakan adalah Kelompok Referensi (X1), Persepsi (X2), Motivasi(X3), dan Gaya hidup (X4). Sedangkan variabel terikat (Y) yang digunakan adalah Keputusan menggunakan kereta api komuter SULAM.

Adapun hasil analisa terhadap data penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

4.1.1 Deskripsi Data Responden

Berikut ini adalah gambaran karakteristik responden dari masing – masing responden yang berjumlah 100 orang :

1. J enis Kelamin Responden

(67)

Tabel 4.1 Distribusi J enis Kelamin Responden

Berdasarkan tabel 4.1 tersebut diatas, diketahui bahwa mayoritas responden penelitian adalah laki-laki yaitu sebanyak 73 orang (73%) sedangkan responden perempuan adalah sebanyak 27 orang (27%).

2. Usia Responden

Sebaran usia responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Umur Responden

NO KELOMPOK UMUR

(68)

3. Status

Sedangkan status responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Status Responden

NO STATUS J UMLAH

Berdasarkan tabel 4.3 tersebut diatas, diketahui bahwa mayoritas responden telah menikah (berkeluarga), yakni sebanyak 56 orang atau sebesar 56,0%. Sedangkan sisanya sebanyak 44orang atau 44,0% belum berkeluarga. 4. Pendidikan Terakhir

Dari sisi pendidikan responden, dapat dilihat dalam tabel 5 berikut: Tabel 4.4 Distribusi Pendidikan Responden

NO STATUS J UMLAH

(69)

5. Pekerjaan

Dari sisi pekerjaan responden, dapat dilihat dalam tabel 6 berikut: Tabel 4.5 Distribusi Pekerjaan Responden

NO STATUS J UMLAH

Berdasarkan tabel 4.5 tersebut diatas, diketahui bahwa mayoritas responden merupakan karyawan, yakni sebanyak 46 orang atau sebesar 46,0%. 6. Lama Menggunakan Kereta Api Komuter SULAM

Untuk lama responden menggunakan kereta api komuter SULAM, dapat dilihat dalam tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Lama Menggunakan Kereta Api Komuter SULAM

NO STATUS J UMLAH

(70)

4.1.2 Deskripsi Variabel Berdasar kan Kuesioner

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam penelitian ini terdapat empat variabel bebas yakni Referensi, Persepsi, Motivasi, dan Gaya hidup serta satu variabel terikat yakni Keputusan menggunakan kereta api komuter SULAM. Setelah dilakukan tabulasi oleh peneliti maka dapat diperoleh frekuensi distribusi dari jawaban responden terhadap indikator-indikator penelitian lewat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Adapun hasilnya sebagai berikut :

1. Variabel Referensi (X1)

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden tentang Referensi (X1)

Item Indikator STS TS RR S SS Total

X1.1 Saran teman 0 1 7 34 58 100

Persentase (%) 0 1 7 34 58 100%

X1.2 Saran orang tua 0 0 3 51 46 100

Persentase (%) 0 0 3 51 46 100%

Sumber : Lampiran 4

(71)

2. Variabel Per sepsi (X2)

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden tentang Per sepsi (X2)

Item Indikator STS TS RR S SS Total

X2.1 Kejelasan 0 0 17 44 39 100

Persentase (%) 0 0 17 44 39 100%

X2.2 Perhatian 0 1 13 46 40 100

Persentase (%) 0 1 13 46 40 100%

X2.3 Penilaian 0 1 17 44 38 100

Persentase (%) 0 1 17 44 38 100%

Sumber : Lampiran 4

(72)

3. Variabel Motivasi (X3)

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden tentang Motivasi (X3)

Item Indikator STS TS RR S SS Total

(73)

4. Variabel Gaya Hidup (X4)

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden tentang Gaya Hidup (X4)

Item Indikator STS TS RR S SS Total

X4.1 Hemat 0 0 9 33 58 100

Persentase (%) 0 0 9 33 58 100%

X4.2 Disiplin 0 0 14 47 39 100

Persentase (%) 0 0 14 47 39 100%

Sumber : Lampiran 4

(74)

5. Variabel Keputusan Menggunakan Kereta Api Komuter SULAM (Y) Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Responden tentang Keputusan Menggunakan Kereta Api Komuter SULAM (Y)

Item Indikator STS TS RR S SS Total

(75)

memberi penilaian sangat setuju bahwa mereka mempertimbangkan faktor gaya hidup sebelum memutuskan menggunakan jasa kereta kereta api komter SULAM yakni sebanyak 48 orang atau 48%.

4.2 Uji Kualitas Data

Pengujian kualitas data diperlukan untuk mengetahui apakah item – item dalam kuisioner dapat mengukur secara tepat variabel – variabel yang diteliti. Uji kualitas data mencakup uji validitas dan uji realibilitas.Validitas instrumen diuji dengan menggunakan teknik korelasi. Instrumen dikatakan valid apabila r hitung > r tabel, sedangkan uji realibilitas menggunakan metoda alpha cronbach dengan ketentuan r alpha cronbach>r tabel.

4.2.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur seberapa besar ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Perhitungan mengenai uji validitas, digunakan bantuan program statistik SPSS.

Gambar

Gambar 2.1 Pemrosesan Informasi Dalam Pengambilan Keputusan Konsumen
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
Tabel 3.1
Gambar 3.1 Kurva F
+7

Referensi

Dokumen terkait

2) Pihak bank mengontribusi modalnya hingga 100% dan nasabah mulai mengelola usaha yang disepakati berdasarkan kesepakatan dan kemampuan terbaiknya. 3) Penariakan dana

Penelitian menghasilkan deskripsi penegasan pentingnya peran sekolah dan lingkungan tempat tinggal dalam pendidikan lingkungan hidup.. sekolah terdapat kondisi-kondisi:

Untuk mengetahui dan menilai gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Umum Universitas Kristen Maranatha angkatan 2011 terhadap halitosis.

Dari data hasil penelitian disimpulkan bahwa pembayaran uang muka sewa mobil pada usaha transportasi maju jaya di Banyuates Sampang Madura dalam tinjauan hukum

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh current ratio, debt to equity ratio, return on asset, total asset turnover dan market value added terhadap

kondisi kejiwaan seseorang dapat dikatakan dalam kondisi yang tidak sehat. atau

distribusi yang akan digunakan dengan cara menyesuaikan parameter statistik yang didapat dari perhitungan data dengan sifat-. sifat yang ada pada

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, penulis ucapkan karena skripsi dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer pada Apotek