• Tidak ada hasil yang ditemukan

Muhammad Fadhlizen, Meihendri dan Yeasy Darmayanti. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Muhammad Fadhlizen, Meihendri dan Yeasy Darmayanti. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGARUH PERENCANAAN PAJAK DAN AKTIVA PAJAK TANGGUHAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2013

Muhammad Fadhlizen, Meihendri dan Yeasy Darmayanti

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta

E-mail: Muhammadfadhlizen@gmail.com

ABSTRACT

Earnings management is an effort in which the management to intervene in the preparation of financial statements that aim to personal or corporate interests. This study aimed to assess the effect of tax planning and deferred tax assets on earnings management in manufacturing companies. In this study using purposive sampling method in determining the number of samples that will be used, and the samples were obtained by 33 companies. Obtained from annual reports and financial statements of listed companies in Indonesia Stock Exchange (IDX) years 2009-2013. The dependent variable in this study is the management of profit, and independent variables in this study are planning tax and deferred tax assets. This study uses multiple linear regression in SPSS 16:00 as data processing tools.

These results indicate that the variable tax planning and deferred tax assets have no effect on earnings management.

Keywords: tax planning, deferred tax assets, earnings management

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Suatu perusahaan telah memmiliki tujuan dan strategi yang dapat digunakan dalam kebijakan bisnis di masa yang akan dating.Salah satu kebijakan bisnis tersebut yaitu melakukan aktifitas manajemen laba untuk menutupi kekurangan yang terdapat pada salah satu elemen kinerja perusahaan (Hasni, 2013).

Manajemen laba adalah suatu

langkah dimana manajer melakukan

intervensi dalam penyusunan laporan

keuangan yang bertujuan untuk

merekayasa laporan keuangan tersebut dengan maksud untuk menguntungkan dirinya sendiri atau untuk menguntungkan perusahaannya tersebut. Dalam melakukan manajemen laba para manajer biasanya menggunakan judgement dalam laporan

(2)

2

menyesatkan para stakeholder supaya kinerja selama perusahaan beropersi tetap baik dan juga untuk mempengaruhi hasil yang berhubungan dengan kontrak yang telah disepakati.

Pajak merupakan salah satu sumber yang sangat penting bagi penerimaan negara yang berguna untuk pembiayaan pembangunan negara. Salah satu sektor pajak yang sangat besar diperoleh negara adalah pajak penghasilan. Mulai tahun 2009 tarif PPh badan menganut system tarif tunggal atau single tax yaitu 28% dan telah berubah menjadi 25% pada tahun 2010 dan berjalan hingga saat ini. Selain itu bagi perusahaan yang sudah go public

atau sudah masuk bursa diberikan

penurunan tarif adalah satu yaitu sebesar 5% dari tarif normal , berarti pada tahun 2009 tarif perusahaan yang sudah go public sebesar 23% dan pada tahun 2010 sebesar 20%. Dengan adanya perubahan

tarif tersebut, maka akan sedikit

memberikan keuntungan bagi perusahaan

dan memungkinkan manajemen

perusahaan untuk melakukan manajemen laba.

Perencanaan pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak. Pada umumnya penekanan perencanaan pajak

(tax planning) adalah untuk

meminimumkan kewajiban pajak. Tujuan perencanaan pajak adalah merekayasa agar beban pajak (tax burden) dapat ditekan

serendah mungkin dengan mamanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan pembuat undang-undang, maka perencanaan pajak disini sama dengan tax avoidance karena secara hakikat ekonomis keduanya berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak karena pajak merupakan unsur pengurangan laba yang tersedia, baik untuk dibagikan kepada

pemegang saham maupun untuk

diinvestasikan kembali. Untuk

meminimumkan kewajiban pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik yang masih memenuhi ketentuan perpajakan

maupun yang melanggar peraturan

perpajakan (Suandy, 2011). Pihak

manajemen menginginkan pembayaran pajak sekecil mungkin, dengan demikian para manajer biasanya melakukan cara untuk meminimalkan beban pajak yang akan dibayar pihak manajemen dengan cara mengelola utang pajaknya.

Penelitian mengenai pengaruh

perencanaan pajak (tax planning) terhadap manajemen laba sudah banyak diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya. Beberapa

diantaranya adalah Aditama dan

Sumomba. Aditama (2012) meneliti

tentang pengaruh perencanaan pajak

terhadap manajemen laba pada perusahaan non manufaktur yang terdaftar di BEI menunjukan hasil bahwa perencanaan

pajak ternyata tidak berpengaruh

(3)

3

terhadap manajemen laba. Hal ini

disebabkan oleh perusahaan-perusahaan non manufaktur yang menjadi sampel

melakukan manajemen laba dengan

menghindari penurunan laba. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Philips et al.(2003). Kemudian Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Martini (2011) dengan judul praktik

manajemen laba perusahaan dalam

menggapai penurunan tarif pajak sesuai UU no 36 tahun 2008. Dari hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa perencanaan

pajak berpengaruh signifikan dan

berhubungan negatif terhadap praktik manajemen laba. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan UU pajak penghasilan tahun 2008.

Dengan adanya perencanaan pajak

membuat manajer berusaha untuk

meminimalkan laba perusahaannya yang bertujuan untuk menekan agar beban pajak tersebut semakin kecil. Karena bagi perusahaan pajak yang besar dapat

mempengaruhi laba yang dihasilkan

perusahaan.

Aktiva pajak tangguhan adalah

dampak atau akibat yang terjadi

dikarenakan adanya PPh di masa yang akan datang namun dipengaruhi oleh adanya perbedaan waktu antara perlakuan akuntansi dan perpajakan serta kerugian fiskal yang masih dapat digandakan pada periode yang akan datang. Dampak dari

PPh di masa yang akan datang itu sebaiknya dapat diakui, dihitung, disajikan dan dapat diungkapkan dalam laporan keuangan, baik dalam neraca maupun laba

rugi. Suatu perusahaan dapat saja

membayar pajaknya lebih kecil pada waktu sekarang ini, namun sebenarnya memiliki potensi hutang pajak yang lebih besar di masa yang akan datang. Atau

sebaliknya, suatu perusahaan dapat

membayar pajak lebih besar sekarang ini,

namun sebenarnya memiliki potensi

hutang pajak yang lebih kecil dimasa yang akan datang. Penelitian yang dilakukan Pendihartati (2011) dengan judul pengaruh aktiva pajak tangguhan, beban pajak tangguhan dan akrual terhadap earning management. Dari hasil penelitian tersebut dapat membuktikan bahwa aktiva pajak tangguhan berpengaruh positif terhadap

probalitas suatu perusahaan yang

menggunakan manajemen laba guna

menghindari kerugian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005 sampai dengan 2009, dimana metode yang digunakan adalah menggunakan metode purposive sampling.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Widiastuti dan Elsa (2011) dengan judul analisa aktiva pajak tangguhan dan discretionary accrual sebagai prediktor manajemen laba pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Dari hasil tersebut dapat

(4)

4

membuktikan bahwa aktiva pajak

tangguhan berpengaruh positif terhadap probabilitas perusahaan untuk melakukan

manajeman laba guna menghindari

kerugian.

Suranggane (2007) meneliti

tentang analisis aktiva pajak tangguhan dan akrual sebagai prediktor manajemen laba: kajian empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Hasil dari penelitian tersebut yaitu aktiva pajak

tangguhan dan akrual berpengaruh

signifikan terhadap manajemen laba

dimana aktiva pajak tangguhan dan akrual

dapat diukur dengan menggunakan

indikator variabel bebas dan dengan perubahan nilai aktiva pajak tangguhan pada akhir periode t dengan t-1 dibagi dengan nilai aktiva pajak tangguhan pada periode t.

Dengan adanya perbedaan hasil dari peneliti-peneliti sebelumnya, maka penulis ingin meneliti kembali dimana penelitian sebelumnya meneliti dari tahun 2009 sampai tahun 2012 dan objeknya

yaitu perusahaan nonmanufaktur.

Sedangkan penelitian ini meneliti dari tahun 2009 sampai tahun 2013 yang merupakan tahun setelah UU No. 36 tahun 2008 telah berjalan dan tarif PPh Badannya turun menjadi 25 persen dan objek yang akan digunakan pada penelitian

ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas yang telah dijabarkan maka rumusan masalah nya yaitu

1. Apakah perencanaan pajak

berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

2. Apakah aktiva pajak tangguhan berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis

2.1 Manajemen Laba

Menurut Davidson (2003) dalam Ressia (2014) manajemen laba adalah suatu proses untuk mengambil langkah-langkah tertentu yang disengaja dalam

batas-batas prinsip akuntansi yang

bertujuan untuk memperoleh tingkat

pendapatan yang diinginkan dari laba yang

dilaporkan. Kemudian pengertian

manajemen laba menurut Schipper (1989) dalam Ressia (2014) manajemen laba adalah suatu bentuk intervensi dalam laporan keuangan yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

(5)

5

Konsep manajemen laba dapat

dijelaskan dalam pendekatan teori

keagenan (agency theory). Agency theory yaitu hubungan antara principal (pemilik) yang memakai jasa dari agen (manajer) untuk mengoperasikan perusahaan.

2.2 Perencanaan Pajak

Perencanaan pajak adalah langkah awal dalam melakukan manajemen pajak. Pada umumnya perencanaan pajak (tax planning) berfungsi untuk meminimumkan kewajiban pajak. Tujuan perencanaan pajak adalah merekayasa agar beban pajak (tax burden) dapat ditekan serendah mungkin dengan mamanfaatkan peraturan yang ada, tetapi berbeda dengan tujuan

pembuat undang-undang,maka

perencanaan pajak disini sama dengan tax avoidance karena secara hakikat ekonomis keduanya berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak karena pajak merupakan unsur pengurangan laba yang tersedia, baik untuk dibagikan kepada

pemegang saham maupun untuk

diinvestasikan kembali. Untuk

meminimumkan kewajiban pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik yang masih memenuhi ketentuan perpajakan

maupun yang melanggar peraturan

perpajakan (Suandy, 2011).

Menurut Zain (2007) perencanaan pajak adalah salah satu unsur utama dimana manajamen yang secara tidak langsung menyatakan bahwa manajer

harus terlebih dahulu memikirkan segala sesuatu secara matang sesuai dengan keputusannya dan tindakannya.

2.3 Aktiva Pajak Tangguhan

Aktiva pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan yang dapat dipulihkan pada periode mendatang sebab adanya akibat dari perbedaan temporer dapat dikurangkan, akumulasi rugi pajak belum dikompensasi, dan akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal peraturan perpajakan yang mengijinkan menurut PSAK 46 (2012:46.2). Dalam perbedaan temporer dalam aktiva pajak tangguhan adalah perbedaan antara jumlah tercatat aset atau liabilitas dalam laporan posisi keuangan dan dasar pengenaan pajaknya menurut PSAK 46 (2012:46.2).

2.4 Pengembangan Hipotesis

2.4.1 Pengaruh perencanaan pajak terhadap manajemen laba

Untuk melakukan manajemen

pajak salah satu yang dapat dilakukan yaitu dengan cara perencanaan pajak. Perencanaan pajak biasanya dilakukan perusahaan dengan tujuan menimalkan jumlah pajak yang akan dibayarkan.

Menurut Sumomba (2010) meneliti

tentang pengaruh perencanaan pajak

terhadap praktik manajemen laba,akan tetapi sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan hasil menunjukan bahwa perencanaan pajak

(6)

6

berpengaruh terhadap praktik manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Martini (2011) dengan judul praktik manajemen laba perusahaan dalam menggapai penurunan tarif pajak sesuai UU no 36 tahun 2008. Dari hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa perencanaan

pajak berpengaruh signifikan dan

berhubungan negatif terhadap praktik manajemen laba. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan UU pajak penghasilan tahun 2008.

Berdasarkan uraian di atas dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut :

H1: Perencanaan pajak berpengaruh terhadap manajemen laba

2.4.2 Pengaruh Aktiva Pajak

Tangguhan Terhadap Manajemen Laba

Dengan adanya aktiva pajak

tangguhan maka jika penghasilan sebelum pajaknya lebih kecil dari pada penghasilan kena pajaknya, maka beban pajaknya lebih kecil dari pada pajak terhutangnya. Aktiva pajak tangguhan dapat dihitung dengan cara mengalikan perbedaan temporer dengan tarif pajak yang berlaku pada saat perbedaan tersebut.

Widiastuti (2010) meneliti tentang analisis aktiva pajak tangguhan dan disretionary accrual sebagai prediktor manajemen laba pada perusahaan yang terdaftar di BEI dengan hasil penelitian

menunjukan bahwa aktiva pajak

tangguhan memiliki hubungan positif signifikan.

Suranggane (2007) meneliti

tentang analisis aktiva pajak tangguhan dan akrual sebagai prediktor manajemen laba: kajian empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Hasil dari penelitian tersebut yaitu aktiva pajak

tangguhan dan akrual berpengaruh

signifikan terhadap manajemen laba

dimana aktiva pajak tangguhan dan akrual

dapat diukur dengan menggunakan

indikator variabel bebas dan dengan perubahan nilai aktiva pajak tangguhan pada akhir periode t dengan t-1 dibagi dengan nilai aktiva pajak tangguhan pada periode t.

Berdasarkan uraian di atas dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut :

H2: Aktiva Pajak Tangguhan berpengaruh terhadap Manajemen Laba

3. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2009 sampai tahun 2013.

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan

(7)

7

kriteria-kriteria tertentu,kriteria tersebut yaitu:

1. Perusahaan yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar secara aktif di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 hingga 2013.

2. perusahaan manafaktur yang

menggunakan satuan nilai rupiah dalam laporan keuangan

3. perusahaan yang tidak mengalami kerugian dalam periode 2009-2013. 4. Perusahaan yang memiliki akun aktiva

pajak tangguhan pada laporan

keuangan selama periode pengamatan.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder dimana data yang diambil yaitu berupa laporan keuangan

perusahaan manufaktur yang telah

terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013. Data sekunder yaitu data primer yang telah diolah terlebih dahulu dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer ataupun pihak lain, misalkan dalam bentuk literatur, karya ilmiah orang lain, atau data internet (Sekaran, 2011).

3.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.3.1 Variabel Dependen 3.3.1.1 Manajemen Laba

Manajemen laba adalah suatu upaya atau tindakan yang dilakukan oleh

para manajer untuk memperoleh

keuntungan pribadi. Berdasarkan

penelitian Philips et al.(2003), dengan rumus untuk manajemen laba adalah dapat diukur dengan menggunakan pendekatan distribusi laba yaitu :

Eit – Eit – 1 ∆E =

MVEit-1

Keterangan :

∆E = Perubahan laba.

Eit = laba perusahaan i pada tahun t.

Eit-1 = laba perusahaan i pada

tahun t-1.

MVEit-1 = Market value of equity

perusahaan i pada tahun t-1. MVE diukur dengan mengalikan jumlah saham beredar perusahaan i pada akhir tahun t-1 dengan harga saham perusahaan i pada akhir tahun t-1.

3.3.2 Variabel Independen 3.3.2.1 Perencanaan Pajak

Perencanaan pajak adalah suatu

tindakan yang bertujuan untuk

meminimumkan kewajiban pajak dengan cara merekayasa laporan keuangan agar dapat ditekan serendah mungkin. Variabel perencanaan pajak dapat diukur dengan menggunakan rumus tax retention rate (tingkat retensi pajak), yaitu dimana menganalisis suatu ukuran dari efektifitas

(8)

8

manajemen pajak pada laporan keuangan pada tahun berjalan (Wild et al.,2004) dalam (Aditama dan Purwaningsih, 2012).

Net income it TRR =

Pretax income ( EBIT)it Keterangan :

TRRit = Tax Retention Rate (tingkat retensi pajak) perusahaan i pada tahun t

NET INCOMEit = laba bersih perusahaan i pada tahun t

PRETAX INCOME = laba sebelum pajak perusahaan i pada tahun t (EBITit).

3.3.2.2 Aktiva Pajak Tangguhan

Aktiva pajak tangguhan adalah selisih antara aktiva pajak tangguhan pada periode sekarang dengan periode yang telah lalu. Dalam penelitian ini aktiva pajak tangguhan sebagai variabel bebas dapat diukur dengan perubahan nilai aktiva pajak tangguhan pada akhir periode t dengan t-1 dibagi dengan nilai aktiva pajak tangguhan pada akhir periode pada t-1.

Rumus :

∆ Aktiva pajak tangguhan t-1 APT it =

Aktiva pajak tangguhan t-1

4. ANALISIS DATA DAN

PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013. Penelitian ini

menggunakan data sekunder berupa

laporan keuangan (financial report) dan

laporan tahunan (annual report)

perusahaan manufaktur yang

dipublikasikan di website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

periode 2009-2013 sebanyak 120

perusahaan.

Sampel dalam penelitian dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, metode purposive sampling yaitu metode yang digunakan untuk pengambilan sampel dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu dan memperoleh 33 perusahaan.

4.2 Statistika Deskriptif Tabel 4.2

(9)

9

Sumber : hasil pengolahan data SPSS 16.0

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Hasil Uji Normalitas

Tabel 4.3

Hasil Pengujian Normalitas

keterangan Asymp sig

(2-Tailed) Alpha kesimpulan Manajemen laba 0.102 0.05 NORMAL Perencanaan pajak 0.052 0.05 NORMAL Aktiva pajak tangguhan 0.146 0.05 NORMAL

Sumber : hasil pengolahan data SPSS 16.0 Pada tabel 4.3 terlihat bahwa seluruh variabel penelitian berdistribusi normal, hal ini dikarenakan nilai Asymp Sig (2-tailed) nilainya lebih besar dari 0.05. Variabel manajemen laba mencapai tingkat normal sebesar 0.102. Variabel

perencanaan pajak mencapai tingkat

normal sebesar 0.052. Variabel aktiva pajak tangguhan mencapai tingkat normal sebesar 0.146.

4.3.2 Hasil Uji Multikolonieritas Tabel 4.4

Hasil Pengujian Multikolonieritas

Sumber : Hasil pengolahan data SPSS 16 Pada tabel 4.4 terlihat bahwa masing-masing variabel independen yang digunakan telah memiliki nilai tolerance diatas 0.10. Sedangkan nilai Variance inflation factor (VIF) dibawah 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa perencanaan pajak dan aktiva pajak tangguhan terbebas dari multikolinearitas sehingga data untuk

pengelohan data lebih lanjut dapat

dilaksanakan.

4.3.3 Hasil Uji Heterokedastisitas Tabel 4.5

Hasil Pengujian Heterokedastisitas

Keterangan Signifika n Alph a Kesimpulan Perencanaan pajak 0.643 0.05 Tidak terjadi Heterokedastisitas Aktiva pajak tangguhan 0.441 0.05 Tidak terjadiHeterokedastisita s

Sumber : Hasil pengolahan data SPSS 16 Pada tabel 4.5 terlihat bahwa masing-masing variabel independen yang digunakan telah memiliki nilai signifikan lebih dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan N Minimu m Maksim um Mean Standar deviasi Manajemen laba 165 -3.48 7.31 0.1454 0.84076 Perencanaa n pajak 165 0.07 1.49 0.6572 0.17542 Aktiva pajak tangguhan 165 -1.00 1.91 0.1760 0.43825 Valid N (listwise) 165

KETERANGAN TOLERANCE VIF KESIMPULAN

Perencanaan pajak 0.984 1.016 Tidak terjadi multikoliniearitas Aktiva pajak tangguhan 0.984 1.016 Tidak terjadi multikoliniearitas

(10)

10

bahwa perencaan pajak dan aktiva pajak tangguhan tidak terjadi heterokedastisitas.

4.3.4 Hasil Uji Autokerelasi

Tabel 4.6

Hasil Pengujian Autokorelasi

Y N K DL DW KESIMPULAN

Manajemen laba

165 3 1.708 1.712 Tidak terjadi Autokorelasi

Sumber : Hasil pengolahan data SPSS 16

Pada table 4.6 terlihat bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1.712 nilai ini berada di atas nilai dl, sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak terdapat gejala autokolerasi.

4.4 Hasil Uji Hipotesis Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis

Sumber : Hasil pengolahan data SPSS 16 Pada tabel 4.7 menunjukan bahwa masing masing variabel penelitian yang digunakan memiliki nilai regresi yang

dapat menunjukan pengaruh veriabel

independen terhadap variabel

dependen.berdasarkan tabel diatas maka dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut :

Y = -2.523 - 1.473x1 – 721x2 + ℮

Dari hasil diatas juga menjelaskan bahwa nilai korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba. Pada model summary besarnya nilai Adjusted R Square adalah 0.020. Hal ini berarti 2% variabel manajemen laba dapat dijelaskan oleh variabel perencanaan pajak, dan aktiva pajak tangguhan. Sedangkan sisanya 98% dijelaskan oleh

variabel-variabel lain diluar model

penelitian.

Selanjutnya dari tabel 4.7

menunjukan nilai F-sig sebesar 0.296 > alpha 0.05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak, ini berarti bahwa pengaruh variabel perencanaan pajak dan aktiva pajak tangguhan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

4.5 Pembahasan hasil pengujian Hipotesis

4.5.1 Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama pada tabel 4.10 yang bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh perencanaan pajak terhadap manajemen laba diperoleh nilai signifikan Variabel

penelitian

Koefesien

Regresi T Sig Alpha Kesimpulan

(Contanta) -2.523 -2.523 0.013 0.05 Tidak signifikan Perencanaan pajak -1.473 -1.473 0.143 0.05 Tidak signifikan Aktiva pajak tangguhan -0.721 -0.721 0.472 0.05 Tidak signifikan Adjusted R- Square 0.020 F-Sig 0.296

(11)

11

regresi bertanda negatif sebesar 1.473 dan dinyatakan nilai signifikan sebesar 0.143 dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0.05. Hasil ini menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,143 > alpha 0.05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak, ini berarti bahwa perencanaan pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba.

Hal ini menunjukan bahwa

perencanaan pajak yang dilakukan

perusahaan tidak dapat menjamin

dilakukannya praktik manajemen laba, karena adanya rentang waktu perubahaan tarif pajak yang membuat kurangnya persiapan dan kematangan perusahaan dalam melakukan perencanaan pajak,

sehingga perencanaan pajak yang

dilakukan tidak mempengaruhi pihak manajemen dalam melakukan praktik manajemen laba.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Aditama (2012) yang membuktikan bahwa perencanaan pajak tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Wijaya dan Martini (2011) yang membuktikan bahwa perencanaan pajak berpengaruh terhadap manajemen laba.

4.5.2 Pengaruh Aktiva Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua pada tabel 4.10 yang bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh aktiva pajak tangguhan terhadap manajemen laba diperoleh nilai signifikan regresi bertanda negatif sebesar 0.721 dan dinyatakan nilai signifikan sebesar 0.472 dengan tingkat kesalahan sebesar 0.05. Hasil ini menunjukan bahwa hasil nilai

signifikan 0.472 > 0.05 maka

keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak, ini berarti bahwa aktiva pajak

tangguhan tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap manajemen laba. Hasil ini menunjukkan bahwa aktiva pajak tangguhan yang dilakukan perusahaan tidak menjamin dilakukannya praktik manajemen laba, karena apabila

aktiva pajak tangguhan perusahaan

mempercepat suatu pengakuan pendapatan atau menangguhkan beban, sehingga beban perusahaan akan semakin tinggi. Maka dengan adanya laba yang tinggi tidak akan memungkinkan perusahaan dalam melakukan praktik manajemen laba.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widiastuti (2010) yang membuktikan

bahwa aktiva pajak tangguhan

berpengaruh terhadap manajemen laba. Penelitian selanjutnya sejalan dengan

penelitian Pendihartati (2011) yang

membuktikan bahwa aktiva pajak

(12)

12

probalitas suatu perusahaan yang

menggunakan manaejemen laba guna menghindari kerugian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5.PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan bukti empiris dalam praktik manajemen laba sebelum atau sesudah diberlakukannya tarif pajak yang baru, dan untuk menguji pengaruh perencanaan pajak dan aktiva pajak tangguhan terhadap

manajemen laba pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2013. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 33 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa:

1. Perencanaan pajak tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini sesuai dengan penelitian Aditama (2012)

yang menyatakan bahwa

perencanaan pajak tidak

mempengaruhi manajemen laba. 2. Aktiva pajak tangguhan tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Hasil ini berbeda

dengan penlitian Suranggane

(2007) yang menyatakan aktiva

pajak tangguhan berpengaruh

terhadap manajemen laba.

5.2 Keterbatasan

Selama melakukan penelitian ini

peneliti menyadari masih terdapat

kelemahan dan kekurangan, hal ini terjadi karena adanya beberapa keterbatasan yang peneliti hadapi Penelitian ini hanya menggunakan data dengan jangka waktu pengamatan selama lima tahun, dengan menggunakan metode time series dan menggunakan sektor industri manufaktur sebagai objek penelitian.Penelitian ini

hanya menggunakan dua variabel

independen sebagai objek penelitian..

5.3 Saran

1. Untuk peneliti di masa mendatang disarankan untuk memperpanjang jangka waktu observasi, karena semakin panjang jangka waktu penelitian akan diketahui variasi yang terjadi pada suatu perusahaan dan tentunya akan memberikan kontribusi hasil penelitian yang lebih tepat dan akurat di masa mendatang.

2. Peneliti di masa mendatang

diharapkan menggunakan sektor industri yang berbeda, atau bahkan meneliti keseluruhan sektor sebagai objek penelitian.

(13)

13

3. Peneliti dimasa mendatang

diharapkan menambahkan lebih

banyak lagi veriabel independennya.

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Ferry dan Purwaningsih, Anna. 2012. Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Nonmanufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Unniversitas Atma Jaya Yogyakarta.

Afrina, Lusi 2006.Kemampuan Beban

Pajak Tangguhan Dalam

Memprediksi Manajemen Laba:

Menurut Undang-Undang

Perpajakan No 17 Tahun 2000. Skripsi. Universitas Bung Hatta.

anggraini, Riri 2008.Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Tingkat Pengaruh Laporan Keuangan Dan Biaya

Modal Pada Perusahan

Manufaktur Yang Go Publik Di Bei. Skripsi. Universitas Bung Hatta.

Djamaluddin, Subekti, Rahmawati Dan Wijayanti Handayani Tri. 2005. Analisis Perubahan Aktiva Pajak Tangguhan Dan Kewajiban Pajak Tangguhan Untuk Mendeteksi Manajemen Laba. Skripsi.

Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Ghozali, Imam. 2011. Apliksi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 19. Semarang : BP Universitas Diponegoro.

Hasni, Nurul.2013.Pengaruh Aktiva Pajak

Tangguhan dan Ukuran

Perusahaan Dan Ukuran

Perusahaan Dan Probalitas

Perusahaan Melakukan

Manajemen laba Pada

Perusahaan Manufaktur Di BEI.Skripsi UPI YPTK Padang Meriana, Meri 2010.Analisis Aktiva Pajak

Tangguhan Dan Akrual Sebagai Prediktor Manajemen Laba: Kajian Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Skripsi. Universitas Bung Hatta.

Pendihartati, Dwi 2011.Pengaruh Aktiva Pajak Tangguhan, Beban Pajak Tangguhan Dan Akrual Terhadap Earning Management. Skripsi. Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Philips, John, Morton Pincus, And Sonja Olhoft Rego. 2003. Earning Management: New Evidence Based On Deferred Tax Expense. The Accounting Review, Vol. 27, P.491-522.

(14)

14

Resia, Fany 2014.Pengaruh Mekanisme

GCG Terhadap Manajemen

Laba. Skripsi UBH.

Scoot, William R. 2000.Financial

Accounting Theory 2nd Edition. Scarrborough Ontario Prentice Hall Canada, Inc.

Sekaran, Uma 2011.Research Methods For Business (Metodologi

Penelitian Bisnis).Jakarta :

Salemba Empat

Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat, Edisi Kelima.

Sugiri, S. 1998. Earning Management, teori, Model, dan Bukti Empiris.

Suranggane, Zulaikha 2007.Analisa Aktiva Pajak Tangguhan Dan Akrual Sebagai Prediktor Manajemen

Laba: Kajian Empiris Pada

Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di BEJ. Jurnal

Akuntansi Dan Keuangan

Indonesia Vol.4, No.1,Hal. 77-94. Wahyuni, Pupun Tri.2008. Pengaruh

Earning Management Terahadap Earning Quality. Skripsi. Univesitas Bung Hatta.

Widiastuti, Ni Putu Eka Dan Chusniah, Elsa. 2011.Analisis Aktiva Pajak

Tangguhan Dan Discretionary Accrual Sebagai Prediktor

Manajemen Laba Pada

Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI. Econo Sains Volume IX, Nomor 1.

Yeni, Silva 2008.Analisi Mekanisme CG Dan Pengaruhnya Terhadap Manajemen Laba: Studi Pada Perusahaan Go Publik Sektor Manufaktur. Skripsi UBH.

Yuliani. 2013.Pengaruh Penurunan Tarif

Pajak Penghasilan Badan

Menurut UU No 36 Tahun 2008, Insentif Pajak Dan Nonpajak Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.

Zain, Mohammad.2008. manajemen

perpajakan, Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan umum Pengadaan Peralatan Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) Kejuruan Otomotive Sepeda Motor Tahun Anggaran 2013,

[r]

Given that follow-up studies of ADHD children have yielded ambiguous results, more work is also needed to evaluate the long-term outcome of ADHD children. These studies should

berikut, dimana setiap stata hanya memiliki satu buah nilai input dan tidak ada stata yang disinggahi > 1 kali secara berurutan untuk setiap nilai input yang

Hasil penelitian berupa (i) langkah-langkah pembelajaran matematika, yakni (a) pada pertemuan pertama, subjek memberikan apersepsi tentang pengenalan tokoh

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga saya

Program kreatifitas mahasiswa yang dicetuskan oleh DIKTI yang bertema (gagasan tertulis) merupakan sebuah kesempatan emas bagi para mahasiswa untuk menuangkan ide

Berdasarkan pemasalahan yang ada, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Upaya Pen ingkatan Hasil Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe