SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Agata Rosa Pebriani NIM: 092114064
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT
Studi Kasus pada Credit UnionKeling Kumang Tempat Pelayanan
Rumah Punyong Baning Sintang
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh: Agata Rosa Pebriani
NIM: 092114064
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
S
kriPsi
EVALUASI SISTEM PEMBERIAN TNNOTT
studi Kasus
p*dt
crcdit lJnio*Iftling
Kumang Tempat PelayananRumah PunYong Baning Sintang
Pembirobing
Ketua
Sekretaris
Anggota
Anggota
Anggota
Skripsi
EVALUASI SISTEM PBMBERIAN KREDIT
Studi Kasus pada Credit Union Keling Kumang Tempat Pelayanan
Rumah Punyong Baning Sintang
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Agata Rosa Petrriani
NIM:
092114464Telah Dipertahankan didepan Dewan Penguji
Pada Tanggal 30 Agustus 20i3
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Nama Lengkap
Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si.
Lisia Apriani, S.E.,M. Si.,Akt.,QIA.
Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Akt.
Dr. FA. Joko Siswanto, M.M.,Akt.,QIA.
Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si.
iv
Halaman Motto
“
What I do you cannot do; but what you do, I cannot do. The needs are
great, and none of us, including me, ever do great things. But we can all do
small things, with great love, and together we can do something wonderful.”
-Mother
Teresa-
“If you judge people, you have no time to love them.” -Mother
Teresa-
If you always see the negative side of things, eventually that's all there is.
Always look for the positive no matter how small.
Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal
yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka
menyukainya atau tidak. -Aldus
Huxley-
Do not give up, the beginning is always the hardest.
Minta pada Tuhan Untuk memegang tanganmu saat engakau takut, maka
dia akan memelukmu dengan erat, karena Tuhan memberi lebih banyak dari
yang kita butuhkan.
v
Skripsi ini Kupersembahkan untuk:
TRI TUNGGAL MAHA KUDUS yang senantiasa
memberkatiku selama mengerjakan Skripsi,
Ibuku Tercinta Solena Limbung yang selalu menyemangatiku
dengan kasih sayangnya yang tak terhingga dan Ayahku
Tercinta Stevanus yang selalu menjadi inspirasiku walaupun
Ayah sudah tenang di alam sana, aku yakin doaMu selalu
menyertaiku. Ayah adalah malaikatku.
Abang dan Kakak ku tercinta, Bg Mateus Julvensi dan Kak
Silvia Lili Harwina; Bg Petrus Meitsima dan Kak Fransiska
Eka; serta Kak Elnovera dan Bg Herman, yang selalu
menyayangiku, mendoakanku dan memberikan semangat
demi keberhasilanku.
Untuk keempat keponakanku tercinta, para malaikat kecil
Mario, Queensa, Crisan, dan Zeno yang sangat aku rindukan.
Mama dan Bapak angkatku, Nadeh dan Saleh, yang telah
menyelamatkanku, tanpa kalian, aku tak akan pernah ada di
Dunia ini sampai sekarang.
Kak Maria, Kak Yul, Almarhum Kak Ayang, Risa, Bg Riki,
terima kasih atas bantuannya selama ini.
Sahabat TerdekatKu Kristoforus Orlando, yang selalu
memberikan semangat dan memotivasiku saat aku putus asa.
Credit Union
Keling Kumang TP Rumah Punyong Sintang,
atas ijinnya untuk melakukan penelitian.
Para Dosen FE yang selalu membantuku selama menempuh
studi di Sanata Dharma.
Sahabatku baikku Yunita Astika Wati, Veny Tabi, Yovita
Ratnasari Massora, Mellyana OK, Susana Nugrahani, Sydney
G.M, Angel, Anil Sharma, dan teman-teman akuntansi
angkatan 2009.
vi
A beardy hairy teacher, Pak Nicko terima kasih atas motivasi
dan nasehatnya.
Terima kasih untuk Teman-teman PSFE USD karena sudah
mau belajar bersama.
T]NTVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUS$I AKT'NTAI\ISI-PROGRAM STUDI AKI]NTANSI
PERNYATA}-I KEASLIA}I KARYA TULIS SKRIPSI
Yang be(andatangan dibawah
ini,
saya menyatakan bahwa skripsi denganjudul:
EYALUASI SISTEM PEMBERIANKREDIT
(Studi Kasus padaCredil (,lnion Keling Kumang TempaX Pelayonan Rumah Punyong Baning
Sintang) dan diajukan untuk diuji pada tanggal 30 Agustus 2013 adalah hasil
kaaya saya.
Dengan
ini
saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam sftripsi initidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalia, atau menuiru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang
lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut
di
atas, baik sengaja maupun tidak,dengan
ini
saya menyatakan menarik skripsiyary
saya eiukan sebagai hasiltulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tukisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran
saya sendiri, b€rarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarata 12 Agustus 2013
Yang mernbuat pernyataan
vii
LEMBAR PERNYATAAFT PERSETUJUAI\I
PUBLIKASI KARYA
ILMIAH
UNTI,]K KEPENTINGAI\I AKADEMISYang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama:
: Agata Rosa PebrianiNomor
Mahasiswa
:09 2ll4 064Demi pengembangan ilmu pengetatruarS saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya
ilmiah
saya yang berjudul:EVALUASI SISTEM PEMBERIANKREDIT"
Studi kasus pada Credit Union KelingKumeng Tempet Pelayerrn Rumah Puyong Baning Sintang).
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada perpustakaan universitas sanata dharma hak untuk menflmpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelilanya dalam bentuk pangkalan
data mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di intenret atau
media lain untuk kepentingau akademis tanpa perlu meminta
izin
dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selamatetry mencantumkan nama saya sebagai penulis.Demikian pernyataan ini yang saya br:at dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 30 Agustus 2013
Yang menyatakan
ffi
(Agata Rosa Pebriani)
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Rama Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan
untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma.
3. Drs. Y. P. Supardiono, Akt, M.Si., QIA selaku ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Akt selaku dosen pembimbing yang
telah membantu serta membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah
memberikan inspirasi dalam proses perkuliahan.
6. Staf Sekretariat dan Staf Pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Sanata
Dharma.
7. Valentinus S.os selaku Manager Credit Union Keling Kumang TP Rumah
x
segenap kayawan Credit Union Keling Kumang TP Rumah Punyong Sintang
yang telah banyak membantu dengan mencarikan data yang dibutuhkan.
8. Bapak dan Ibuku, Stevanus dan Solena Limbung yang selalu mendoakan dan
memberi motivasi kepada penulis.
9. Bg Vinsi, Bg Kimet, dan Kak Vera yang selalu mendukung dan
menyemangati penulis.
10. Keponakanku, Mario, Queensa, Crisan, dan Zeno.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Yogyakarta, 30 Agustus 2013
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN MOTTO iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS viii
KATA PENGANTAR ix
HALAMAN DAFTAR ISI xi
HALAMAN DAFTAR TABEL xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR xix
ABSTRAK xx
ABSTRACT xxi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Batasan Masalah 4
D. Tujuan Penelitian 5
E. Manfaat Penelitian 5
xii
BAB II LANDASAN TEORI 7
A. Sistem 7
1. Pengertian Sistem 7
2. Tujuan Sistem 8
3. Pengertian Sistem Akuntansi 8
4. Unsur-unsur Sistem Akuntansi 9
B. Sistem pemberian kredit 11
1. Tujuan Penyusunan Sistem Pemberian Kredit 11
2. Komponen dalam Sistem Pemberian Kredit 12
3. Sistem Pengendalian Intern 31
4. Gambaran Proses Pemberian Kredit 37
C. Kredit 41
1. Pengertian Kredit 41
2. Unsur-unsur kredit 42
3. Jenis Kredit 43
4. Fungsi-fungsi Kredit 46
5. Tujuan Kredit 46
D.Credit Union(Koperasi Kredit) 46
1. Pengertian Credit Union 46
2. Prinsip-prinsip Credit Union 47
3. Nilai-nilai Credit Union 48
4. Pilar Credit Union 49
xiii
BAB III METODE PENELITIAN 59
A. Jenis Penelitian 59
B. Tempat dan Waktu Penelitian 59
C. Subyek Penelitian 59
D. Objek Penelitian 60
E. Data yang Diperlukan 60
F. Teknik Pengumpulan Data 60
G. Teknik Analisis Data 61
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 68
A. Sejarah Credit Union 68
B. Visi, Misi, Slogan dan Motto Credit Union 71
C. Arti Logo Credit Union 71
D. Lokasi Credit Union 72
E. Struktur Organisasi Credit Union 72
F. Bidang Usaha 88
1. Kegiatan Simpanan 88
2. Kegiatan Pinjaman 91
3. Produk Sosial dan Solidaritas 94
BAB V HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN 98
A. Deskripsi Sistem Pemberian Kredit yang Terdapat di CUKK 98
1. Deskripsi Kegiatan Pokok 99
2. Bagian yang Terkait Dengan Sistem Pemberian Kredit
xiv
3. Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit
CUKK 111
4. Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Pemberian
Kredit CUKK 121
5. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pemberian
Kredit CUKK 124
B. Sistem Pengendalian Intern dalam Sistem Pemberian Kredit
CUKK 150
C. Masalah yang Ditemukan 161
BAB VI PENUTUP 184
A. Kesimpulan 184
B. Keterbatasan penelitian 186
C. Saran 187
Daftar Pustaka 189
LAMPIRAN 192
Lampiran A 193
Lampiran_A1: Daftar Pertanyaan Wawancara 193
Lampiran B 195
Lampiran_B1: Contoh Format Memorandum Kredit 195
Lampiran_B2: Contoh Format Surat Pemberitahuan Persetujuan
Kredit 196
Lampiran_B3: Contoh Format Bukti Penerimaan Uang 198
xv
Lampiran_B5: Contoh Formulir Evaluasi Permohonan Pinjaman 199
Lampiran_B6: Contoh Surat Penyertaan Jaminan 201
Lampiran_B7: Contoh Format Surat Permohonan Pinjaman 217
Lampiran_B8: Contoh Formulir Keputusan Kredit 219
Lampiran_B9: Contoh Surat Perjanjian Pinjaman 220
Lampiran_B10:Contoh Format Surat Penolakan 222
Lampiran C 224
Lampiran_C1 : Surat Permohonan Pinjaman 225
Lampiran_C2 : Laporan Pendapatan dan Pengeluaran Calon Debitur 226
Lampiran_C3 : Narasi Pinjaman 227
Lampiran_C4 : Ceklist Registrasi Surat Permohonan Pinjaman dan
Deviasi Penyimpangan 229
Lampiran_C5 : Berita Acara Komite Kredit 230
Lampiran_C6 : Lampiran Berita Acara Komite Kredit 231
Lampiran_C7 : Hasil Keputusan Tim Kredit 234
Lampiran_C8 : Surat Perjanjian Pinjaman 235
Lampiran_C9 : Slip Pencairan Pinjaman 237
Lampiran_C10: Slip Uang Masuk 238
Lampiran_C11: Slip Uang Keluar 239
Lampiran_C12: Validasi Slip 240
Lampiran_C13: Rekap Slip 241
Lampiran_C14: Buku Pinjaman Anggota 242
xvi
Lampiran_C16: Tabel Angsuran Pinjaman Anggota 244
Lampiran D 246
Lampiran_D1: Bagan Alir Dokumen 246
Lampiran E 250
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pemberian Kredit 64
Tabel 3.2 Fungsi yang Terkait dalam Sistem Pemberian Kredit 64
Tabel 3.3 Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit 65
Tabel 3.4 Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Pemberian
Kredit 65
Tabel 3.5 Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggungjawab Fungsional 66
Tabel 3.6 Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Memberikan
Perlindungan 66
Tabel 3.7 Praktik yang Sehat dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi Setiap
Unit 67
Tabel 3.8 Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung jawabnya 67
Tabel 5.1 Perbandingan Kajian Teori Tentang Bagian yang Terkait dalam
Sistem Pemberian Kredit dengan yang ada di CUKK 109
Tabel 5.2 Perbandingan Kajian Teori Tentang Dokumen yang Digunakan
dalam Sistem Pemberian Kredit dengan yang Ada di CUKK 118
Tabel 5.3 Perbandingan Kajian Teori Tentang Catatan Akuntansi yang
Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit Dengan yang Ada di
CUKK 123
Tabel 5.4 Perbandingan Kajian Teori Tentang Jaringan Prosedur yang
Membentuk Sistem Pemberian Kredit Dengan yang ada di
CUKK 135
xviii
Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional Secara Tegas yang ada
di CUKK 151
Tabel 5.6 Perbandingan Kajian Teori Sistem Wewenang dan Prosedur
Pencatatan yang Memberikan Perlindungan yang Cukup Terhadap
Kekayaan, Utang, Pendapatan, dan Biaya dengan yang ada di
CUKK 154
Tabel 5.7 Perbandingan Kajian Teori Praktik yang Sehat Dalam Melaksanakan
Tugas dan Bagian Setiap Unit Organisasi Dengan yang ada Di
CUKK 157
Tabel 5.8 Perbandingan Kajian Teori Tentang Karyawan yang Mutunya Sesuai
dengan Tanggung Jawabnya Dengan yang ada Di CUKK. 160
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagian Organisasi Bidang Perkreditan 15
Gambar 2.2 Mekanisme Prosedur Peminjam 23
Gambar 2.3 Contoh Format Kartu Pinjaman 29
Gambar 2.4 Contoh Format Kartu Simpanan Wajib 29
Gambar 2.5 Contoh Format Kartu Simpanan Sukarela 30
Gambar 2.6 Contoh Format Kartu Simpanan Khusus 30
Gambar 2.7 Contoh Format Jurnal Umum 31
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Tempat Pelayanan CU Keling Kumang
Tempat Pelayanan Rumah Puyong Baning Sintang 73
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Masing-masing Tempat Pelayanan Khusus
CU Keling Kumang Sintang 73
Gambar 5.1 Bagan Alir Dokumen Sistem Pemberian Kredit pada CU
Keling Kumang 137
Gambar 5.2 Rekomendasi Surat Pemberitahuan Persetujuan Pinjaman 164
Gambar 5.3 Rekomendasi Surat Penolakan 168
Gambar 5.4 Rekomendasi Bagan Alir Dokumen Sistem Pemberian
xx
ABSTRAK
EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT
Studi Kasus pada Credit UnionKeling Kumang Tempat Pelayanan Rumah Punyong Baning Sintang
Agata Rosa Pebriani NIM : 09 2114 064 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem pemberian kredit yang terdapat di Credit Union Keling Kumang telah sesuai dengan teori.
Langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan penelitian ini adalah: melakukan analisis deskriptif yang terdiri dari analisis deskripsi sistem pemberian kredit yang ada di Credit Union Keling Kumang TP Rumah Punyong Baning Sintang, kemudian membandingkan prosedur pemberian kredit yang ada di Credit UnionKeling Kumang TP Rumah Punyong Baning Sintang dengan dengan kajian teori sistem pemberian kredit dan sistem pengendalian intern.
xxi
ABSTRACT
THE EVALUATION OF THE CREDIT LENDING SYSTEM A Case study on Credit Union “Keling Kumang” Branch Rumah Puyong,
Baning, Sintang, West Kalimantan
Agata Rosa Pebriani NIM: 09 2114 064 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
The aim of this study is to investigate whether the credit lending system in Credit Union “Keling Kumang” is in accordance with the theories.
The steps taken to achieve the aim of this study were doing descriptive analysis which include descriptive analysis of credit lending system in Credit Union Keling Kumang Branch Rumah Punyong Baning Sintang, then comparing the procedure of lending system in Credit Union “Keling Kumang” Branch Rumah Punyong Baning Sintang with the theories of credit lending system and internal control system.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Credit union (CU) didirikan oleh Friedrich Wilhelm Raiffeisen yang juga dijuluki sebagai “The Father of The Credit Union Movement” (Bapak gerakan CU) pada tahun 1864 di Jerman yang diberi nama Heddesdorf Credit Union. CU yang terbentuk dari asosiasi kaum tani ini, didasarkan pada prinsip kasih persaudaraan dalam iman Kristiani. Pada tahun 1885 CU didirikan di Prancis, yang kemudian melebar ke Italia dan terus berkembang ke Amerika Serikat (Munaldus, 2011: xi-xii).
Di Indonesia, CU didirikan pada tahun 1970. Gagasan awal didirikannya CU di Indonesia bermula dari kunjungan dua staf WOCCU (World Council of Credit Unions) yaitu A. A. Bailey dan Agustine R. Kang ke Indonesia pada
tahun 1967. Pendiri CU di Indonesia adalah seorang rohaniwan Katolik, yaitu Romo Rev. Karl Albrecht, SJ yang dikenal dengan nama Indonesia Romo Albrecht Karim Arbie, SJ. Pada tahun 1970, Romo Albrecht Karim Arbie, SJ bersama teman-temannya mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat yang disebut dengan Credit Union Counselling Office (CUCO) (Munaldus, 2011: xii).
Koperasi Kredit (PUSKOPDIT) atau pusat semua jenis CU yang ada di Indonesia. Berdasarkan data statistik yang dikumpulkan oleh bagian Audit dan Monitoring INKOPDIT, jumlah anggota perorangan yang bergabung di CU maupun jumlah unit CU yang didirikan di Indonesia semakin bertambah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, jumlah anggota perorangan yang bergabung di CU adalah 1.808.329 orang dengan jumlah CU yang telah didirikan sebanyak 930 unit, dan data yang diambil pada bulan Juni 2012 menunjukkan bahwa jumlah anggota perorangan yang bergabung di CU telah mencapai 1.962.250 orang dengan jumlah CU yang telah didirikan sebanyak 950 unit (INKOPDIT). Hal ini membuktikan bahwa kehadiran CU di Indonesia mendapat sambutan positif dari masyarakat. Bertambahnya anggota masyarakat yang bergabung di CU menjadi tantangan tersendiri bagi CU untuk terus berkembang dan bersaing dengan lembaga keuangan lainnya.
Agar pelaksanaan perkreditan berjalan dengan baik maka harus didukung oleh sistem yang yang baik pula. Mulyadi (2001: 3) dalam bukunya Sistem Akuntansi menyatakan bahwa setiap sistem dibuat untuk menangani sesuatu yang berulangkali atau yang secara rutin terjadi. Pemberian kredit merupakan kegiatan utama CU yang terjadi secara rutin dan berulang-ulang dan juga merupakan faktor utama yang berpengaruh pada keuangan CU. Jika kegiatan perkreditan tersebut tidak didukung oleh sistem yang baik maka akan semakin banyak kredit yang tidak tertagih dan pada akhirnya merugikan CU. Oleh karena itu, diperlukan sistem pemberian kredit yang baik untuk mendukung dan menangani pelaksanaan kegiatan pemberian kredit tersebut sehingga dapat meminimalisasi kejadian tersebut dan CU mampu bertahan dan bersaing dengan organisasi lain.
sistem pemberian kredit yang ada di CUKK dengan teori yang ada. Mengingat pentingnya sistem bagi pelaksanaan kegiatan pemberian kredit pada CU maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada Credit Union Keling Kumang Tempat Pelayanan Rumah Punyong Baning
Sintang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah, yaitu apakah sistem pemberian kredit di CUKK sudah sesuai dengan teori?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini memiliki batasan masalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dibatasi hanya pada kegiatan pencatatan transaksi dalam CUKK secara manual yang berkaitan dengan prosedur pemberian kredit mencakup permohonan kredit, evaluasi pemberian kredit, keputusan pemberian kredit, perjanjian kredit, dan pencairan kredit.
2. Penelitian ini dibatasi pada sistem pemberian kredit yang diajukan oleh anggota (non staf) CUKK yang menjaminkan barang milik pribadi.
3. Penelitian ini hanya membahas mengenai pinjaman konsumtif dan pinjaman usaha.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menilai apakah sistem pemberian kredit pada CUKK sudah sesuai dengan teori.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi CUKK
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk mengetahui kelemahan dari prosedur pemberian kredit yang ada di CUKK saat ini, dan dapat memperbaiki prosedur pemberian kredit yang ada sebelumnya, guna menjadi lebih baik sesuai dengan keadaan dan perkembangan CUKK.
2. Bagi Masyarakat Luas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi pihak-pihak yang memerlukan dan menambah referensi bahan mengenai CUKK.
3. Bagi Penulis
F. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Bab ini membahas mengenai sistem, sistem pemberian kredit, credit union, kredit, dan review penetian sebelumnya.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek penelitian, obyek penelitian, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV Gambaran Umum Credit Union
Bab ini menguraikan mengenai sejarah singkat credit union; visi, misi, slogan, dan motto credit union; arti logo; lokasi credit union; struktur organisasi credit union;dan bidang usaha.
Bab V Hasil Temuan Lapangan dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan mengenai hasil penelitian, perbandingan teori dengan kajian teori serta pembahasannya.
Bab VI Penutup
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sistem
1. Pengertian Sistem
Terdapat beberapa pandangan mengenai pengertian sistem, menurut
Mulyadi dalam buku Sistem Akuntansi (2001: 2), “Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang
berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu”. Definisi mengenai sistem
tersebut dirinci sebagai berikut:
a. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur. Unsur-unsur suatu sistem terdiri
dari subsistem yang lebih kecil, yang terdiri dari kelompok unsur yang
membentuk subsistem tersebut.
b. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang
bersangkutan. Unsur-unsur sistem berhubungan erat satu dengan yang
lainnya dan sifat serta kerjasama antar unsur sistem tersebut
mempunyai bentuk tertentu.
c. Unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem.
Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu.
d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.
Menurut Jerry fitzGerald, Warren D.Stallings, Jr., dalam bukunya
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk
menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Jadi, berdasarkan pengertian sistem di atas maka dapat disimpulkan
bahwa sistem merupakan sekelompok unsur-unsur dan prosedur-prosedur
yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dalam melakukan
suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Tujuan Sistem
Suatu sistem yang dibuat tentu saja memiliki maksud tertentu.
Jogiyanto dalam bukunya Analisis Desain(1989: 3), menyebutkan maksud dari suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada yang menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (objektives). Goal biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran dalam
ruang lingkup yang lebih sempit.
3. Pengertian Sistem Akuntansi
Menurut Mulyadi (2001: 3), “Sistem akuntansi adalah organisasi
formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna
4. Unsur-unsur Sistem Akuntansi
Menurut Mulyadi (2001: 3-5), sistem akuntansi terdiri dari 5 unsur
yaitu sebagai berikut:
1) Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam
terjadinya transaksi. Dalam sistem akuntansi secara manual media yang
digunakan untuk pertama kali merekam data transaksi keuangan adalah
formulir yang dibuat dari kertas (paper form). Dalam sistem akuntansi dengan komputer (computerized system) formulir yang digunakan adalah formulir elektronik (electronic form).
Dokumen atau formulir sangat penting manfaatnya bagi suatu
organisasi. Menurut Mulyadi (2001: 78-80), manfaat formulir adalah
sebagai berikut:
a) Menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis
perusahaan. Dalam suatu organisasi, setiap transaksi terjadi karena
adanya otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk
melaksanakan transaksi tersebut. Pelaksanaan wewenang tersebut
harus dipertanggungjawabkan dalam bentuk tertulis dengan
menggunakan formulir. Dalam formulir, setiap orang yang
bertanggungjawab atas terjadinya transaksi membubuhkan tanda
tangan atau paraf, sebagai bukti pertanggungjawaban pemakaian
b) Merekam data transaksi bisnis perusahaan. Semua data yang
diperlukan untuk identifikasi transaksi direkam pertama kali dalam
formulir.
c) Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan
semua kejadian dalam bentuk tulisan. Semua perintah pelaksanaan
suatu transaksi perlu ditulis dalam satu formulir untuk mengurangi
kemungkinan kesalahan.
d) Menyampaikan informasi pokok dari orang satu ke orang lain di
dalam organisasi yang sama ke organisasi lain. Formulir berfungsi
pula sebagai sarana untuk menyampaikan informasi secara intern
organisasi atau antar organisasi
2) Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk
mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan lainnya.
Menurut Mulyadi (2000: 102-104), jika jenis transaksi perusahaan
masih sedikit, jurnal umum dengan dua kolom, debit dan kredit, sudah
cukup sebagai catatan akuntansi yang pertama. Akan tetapi jika
perusahaan sudah bertambah besar dan jenis transaksi menjadi lebih
banyak, jurnal umum tersebut menjadi tidak mampu lagi menampung
berbagai transaksi yang timbul, yang frekuensinya semakin tinggi.
Dalam hal ini mulai diperlukan jurnal khusus, selain jurnal umum
tersebut, dan dibutuhkan lebih banyak karyawan untuk
metode pencatatan data ke dalam jurnal yaitu dengan pena, dengan
mesin pembukuan, dengan arsip dokumen sumber yang berfungsi
sebagai jurnal, dan dengan komputer.
3) Buku Besar
Buku besar merupakan kumpulan rekening-rekening yang digunakan
untuk menyortasi dan meringkas informasi yang telah dicatat dalam
jurnal. Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk
meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.
4) Buku Pembantu
Buku pembantu adalah suatu cabang buku besar yang berisi rincian
rekening tertentu yang ada dalam buku besar.
5) Laporan
Laporan merupakan hasil akhir proses akuntansi laporan keuangan
yang dapat berupa laporan posisi keuangan yang berisi informasi yang
merupakan keluaran sistem akuntansi.
B. Sistem Pemberian Kredit
1. Tujuan Penyusunan Sistem Pemberian Kredit
Seperti yang telah di bahas sebelumnya bahwa sistem dibentuk untuk
mencapai suatu tujuan tertentu, sama juga halnya dengan sistem
pemberian kredit yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Tohar dalam bukunya Permodalan dan Perkreditan Koperasi
(2000: 108), menguraikan bahwa sistem pemberian kredit diharapkan
anggota, untuk mengetahui dan menyelesaikan permasalahan yang
timbul dalam permohonan kredit tersebut, serta untuk mengusahakan
pemberian kredit dalam waktu relatif singkat.
2. Komponen dalam Sistem Pemberian Kredit
Sistem pemberian kredit terdiri dari beberapa komponen yaitu:
a. Bagian yang Terkait dalam Sistem Pemberian Kredit.
Menurut Anwari (1981: 31-39), pembagian tugas dalam bagan
[image:34.595.101.513.247.599.2]organisasi bidang perkreditan sebagaimana dapat dilihat dalam
Gambar 2.1 halaman 15 meliputi:
1) Bagian Pembahas Kredit
Tugas utama dari tim ini adalah menyusun laporan
pembahasan kredit. Tugas lainnya yang menunjang tercapainya
tugas pokok yang dilakukan oleh bidang ini antara lain meliputi:
menilai atau membahas permintaan kredit peminat kredit,
membuat penilaian atau pelaporan pembahasan kredit,
mengadakan wawancara atau pertemuan dengan peminat kredit,
dan melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk melengkapi
laporan penilaian atau pembahasan. Setelah membuat laporan
pembahasan kredit, bagian pembahas kredit memberikan laporan
2) Bagian Pelaksana Kredit.
Bagian ini akan menerima persetujuan direksi atas laporan
pembahasan kredit yang dibuat oleh tim pembahas kredit. Sebagai
kelanjutan pengelolaan dari permintaan kredit yang telah
disetujui, maka pelaksanaan selanjutnya dilakukan oleh bagian
pelaksana kredit. Tugas-tugas pokok yang dibebankan pada
bagian ini antara lain meliputi:
a) Menyiapkan surat pemberitahuan kredit berdasarkan
persetujuan direksi dan mengirimkan surat pemberitahuan
kredit kepada debitur.
b) Membuat surat perjanjian kredit yang ditandatangani oleh
debitur dan bank yang dilakukan di depan Notaris.
c) Meneliti dan mengikuti dengan seksama pemenuhan
persyaratan yang telah ditentukan dalam perjanjian kredit
yang telah disetujui oleh calon debitur.
d) Melakukan persetujuan pembayaran kredit (realisasi kredit)
atas penarikan kredit yang dilakukan oleh debitur.
e) Meneliti dan mengikuti tiap-tiap realisasi kredit, agar selalu
dilaksanakan sesuai dengan mata anggaran, serta pos-pos
yang bersangkutan.
f) Meneliti secara terus menerus perkembangan pembangunan
g) Mengikuti perkembangan dan penyelesaian terhadap
kredit-kredit yang dinyatakan macet.
3) Bagian Administrasi Kredit
Pencatatan atas kejadian-kejadian sejak peminat kredit
mengajukan permintaan kredit sampai pada penyelesaian proyek,
dilakukan oleh bagian administrasi kredit. Tugas-tugas itu dapat
diperinci antara lain sebagai berikut:
Tugas yang pertama adalah melakukan pencatatan atas
permintaan kredit yang masuk yang meliputi nama peminat
kredit, umur, alamat, jabatan peminat kredit, besarnya jumlah
pinjaman yang diminta, tujuan penggunaan pinjaman, dan
lain-lainnya sampai dengan dilunasinya pinjaman itu oleh debitur.
Tugas yang kedua adalah mengelola dokumen-dokumen
perkreditan yang dipergunakan sebagai jaminan atas kredit yang
diterima dan mengikuti pelaksanaan asuransi. Tugas yang ketiga
adalah menyusun bermacam-macam laporan berkala yang
BAGAN ORGANISASI BIDANG PERKREDITAN (Sebagian)
Gambar 2.1 Bagian Organisasi Bidang Perkreditan (Sebagian)
Sumber: Anwari (1981: 35)
Menurut Anwari (1981: 59) selain tiga unit organisasi di atas, yang
berkaitan dengan kegiatan perkreditan, adapula unit organisasi lain
yang ikut menunjang dalam sistem pemberian kredit antara lain:
a) Bagian Keuangan
Bagian ini bertugas untuk melakukan berbagai kegiatan
tentang pencairan kredit yang meliputi: menerima data-data
berupa surat pemberitahuan berlakunya pengikatan perjanjian
kredit dari bagian administrasi kredit, diteliti kebenarannya,
apabila tidak terdapat kelainan maka disiapkan uang tunai untuk
dibayarkan kepada debitur, menerima bukti pengeluaran uang PERKREDITAN
PEMBAHAS KREDIT
DST.NYA TIM-3 TIM-2
TIM-1
PELAKSANA KREDIT
DST.NYA
TIM KRED.MACET
TIM-2 TIM-1
ADMINISTRASI KREDIT
ADMINISTRASI REALISASI DAN LAPORAN
setelah dibubuhi tanda tangan oleh debitur sebagai bukti bahwa
uang tunai telah diterima dengan baik dan sesuai jumlahnya,
meneruskan bukti pengeluaran uang kepada bagian pembukuan.
b) Bagian Pembukuan
Bagian ini akan memperoleh berbagai data dan informasi yang
nantinya akan dicatat dan dibukukan. Tugasnya meliputi:
menerima data-data berupa bukti pengeluaran uang dari bagian
keuangan, melakukan penjurnalan atas transaksi keuangan yang
terjadi berdasarkan data-data tersebut di atas, membukukan
transaksi keuangan ke dalam buku harian.
b. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pemberian Kredit
Menurut Tohar (2000: 107-108), prosedur peminjaman kredit
adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam mengelola
permohonan kredit dari saat permohonan diterima sampai dengan
pencairan dana kredit. Berikut adalah jaringan prosedur pemberian
kredit:
1) Prosedur Permohonan Kredit
Menurut Tohar (2000: 108), permohonan kredit pada
umumnya dilakukan dengan mengisi formulir permohonan kredit.
Calon peminjam terlebih dahulu mengisi formulir permohonan
pinjaman yang telah tersedia dan petugas memberikan petunjuk
serta bimbingan kepada calon peminjam dalam pengisian
Menurut Elias (2006: 31), dalam tahap persiapan kredit
(permohonan kredit) ini adalah tahap untuk mengetahui informasi
dasar antara calon peminjam atau anggota dengan Kopdit
(Koperasi Kredit), terutama calon peminjam yang baru pertama
kali mengajukan kredit kepada Kopdit, biasanya dilakukan
melalui wawancara atau percakapan-percakapan ringan. Informasi
secara global bisa diberikan oleh staf Kopdit antara lain tentang
prosedur dan tatacara pengajuan pinjaman, serta syarat-syarat
untuk memperoleh pinjaman. Dari pihak anggota diharapkan
adanya informasi-informasi secara garis besar tentang hal-hal
yang diperlukan pihak Kopdit, misalnya keadaan usaha dari
anggota, surat-surat penting (Surat Ijin Usaha Perdagangan, Ijin
Menguasai Barang, NPWP, Sertifikat Tanah, dll). Wawancara
biasanya dilakukan setelah mengisi surat permohonan pinjaman,
namun banyak juga praktek sebelum mengisi permohonan
pinjaman anggota langsung datang untuk wawancara mengenai
hal-hal yang perlu disiapkan.
2) Prosedur Evaluasi atau Analisis Kredit
Menurut Tohar (2000: 108-110), fungsi utama dari evaluasi
atau analisis pinjaman adalah untuk menilai sampai sejauh mana
kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam, dan menilai
tersebut. Rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam mengevaluasi
pinjaman adalah sebagai berikut:
a) Melakukan Interviewpada Calon Peminjam
Ada empat tujuan dari interview atau tanya jawab, yaitu untuk mengetahui sampai sejauh mana calon penerima kredit
menguasai kegiatan usahanya, untuk meneliti kembali
kebenaran data atau informasi yang diterima, untuk mengenal
lebih dekat pribadi sifat serta watak dari calon peminjam,
serta untuk mengetahui hal-hal lain dari calon peminjam
seperti latar belakang kehidupan, pendidikan, dan
pengalaman usaha.
b) Melaksanakan Penelitian
Penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi dari
berbagai pihak mengenai reputasi dan kondisi calon
peminjam, hubungan dengan pemberi kredit, bank, atau
koperasi lain dan kondisinya sampai saat ini, serta penilaian
dari teman atau rekan usaha, atau tetangganya.
c) Melakukan Peninjauan ke Tempat Usaha
Hal ini dilakukan apabila sifat dan jenis usaha calon
peminjam benar-benar memerlukan untuk ditinjau guna
melihat sampai sejauh mana perkembangannya. Dalam
peninjauan secara langsung ini, perlu diperhatikan kondisi
mendukung kegiatan tersebut, serta penilaian terhadap barang
jaminan yang tercantum dalam surat pernyataan jaminan dari
calon peminjam.
Menurut Tohar (2000: 110), terdapat aspek-aspek yang
perlu dievaluasi terhadap calon peminjam dikenal dengan
sebutan 5 C, yaitu Charakter atau pribadi si peminjam tentang bagaimana kejujurannya, Capacity atau kemampuan untuk
mengembalikan kreditnya, Capital atau bagaimana
penggunaan modal atas pinjaman tersebut, Collateral atau bagaimana jaminan atau kekayaan sebagai jaminan kredit, dan
Condition of economy seperti inflasi, serta peraturan pemerintah yang ada.
Menurut Elias (2006: 34), dalam prosedur analisis kredit ini
diadakan penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha
anggota. Beberapa hal yang dilakukan untuk mengevaluasi
pinjaman adalah mendengarkan dengan baik apa yang
disampaikan oleh anggota dan mencatat hal-hal yang penting,
membicarakan dengan anggota rencana penggunaan pinjaman,
menyampaikan syarat-syarat pinjaman secara jelas dan
terbuka, menggali potensi anggota sehingga dapat
menggunakan sumber daya dengan efektif, dan melakukan
3) Prosedur Keputusan Pinjaman
Menurut Tohar (2000: 110-111), keputusan pinjaman ini berisi
hal-hal sebagai berikut: Pertama, setiap permohonan harus
memperoleh wewenang dari pengurus. Kedua, manajer simpan
pinjam dalam mengambil keputusan, mempergunakan dua bahan
pertimbangan sebagai berikut:
a) Hasil evaluasi dari permohonan pinjaman, rekomendasi dari
pengurus kelompok.
b) Informasi lain yang diperoleh dari sumber lain sepanjang
menyangkut calon peminjam.
Ketiga, ketentuan-ketentuan peminjam yang telah ditulis pada
lembaran evaluasi yang memuat: jumlah pinjaman yang disetujui,
penggunaan pinjaman, besarnya bunga pinjaman, tanggal jatuh
tempo pinjaman, serta jaminan pinjaman. Keempat, setiap
keputusan yang diambil harus ditandatangani manajer koperasi
simpan pinjam yang bersangkutan.
Menurut Elias (2006: 35), dalam tahap keputusan pinjaman
berdasarkan hasil analisis kredit, maka Kopdit lewat yang
berwenang memberikan keputusan kredit (pada Kopdit panitia
kredit) atau Manager dapat memberikan keputusan apakah kredit
tersebut feasible diberikan atau ditolak. Jika permohonan kredit tersebut ditolak maka segera dibuatkan surat penolakan dengan
yang cukup jelas. Apabila permohonan pinjaman tersebut layak
dikabulkan maka segera dibuatkan surat keputusan kredit dengan
beberapa persyaratan tertentu. Yang memberikan keputusan
adalah panitia kredit (versi Kopdit) atau pejabat yang ditunjuk.
Dalam kasus tertentu dan jumlah kredit tertentu (besar) dapat
melibatkan pejabat yang lebih tinggi bahkan di bank dapat
melibatkan Direktur utama dan atau Komisaris Bank.
4) Prosedur Perjanjian Pinjaman
Menurut Tohar (2000: 111), ada beberapa hal yang terdapat
dalam perjanjian pinjaman antara lain: perjanjian pinjaman
merupakan hal yang harus dilaksanakan sebelum kredit dicairkan,
penandatanganan perjanjian pinjaman baru dapat dilakukan
setelah adanya keputusan pinjaman dari hasil evaluasi, perjanjian
pinjaman yang dilaksanakan tersebut meliputi surat perjanjian
pinjaman dan surat kuasa menjual memindah hak, surat perjanjian
yang asli harus disimpan pada koperasi, penandatanganan
perjanjian dilaksanakan di kantor koperasi, copy dari perjanjian harus dipegang oleh peminjam, aslinya ada pada kantor koperasi.
5) Prosedur Pencairan Pinjaman
Menurut Tohar (2000: 111), pencairan pinjaman merupakan
tahap terakhir setelah ketentuan-ketentuan dipenuhi oleh
peminjam. Peminjam harus menandatangani kuitansi rangkap dua
kasir, copy-nya untuk si peminjam. Pinjaman ini diberiakan secara tunai dan tidak dibenarkan diberi dalam bentuk lain.
Bilamana memungkinkan agar diusahakan pencairannya secara
bertahap. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
penyimpangan dalam penggunaan dana tersebut. Uraian tentang
prosedur peminjaman di atas dapat diringkas dengan bagan
Gambar 2.2 Mekanisme Prosedur Peminjam Sumber: Tohar (2000: 112)
Anggota Peminjam
Terima Permohonan
Menunjukkan Permohonan ke Koperasi atau Kelompok
Bendahara Mengeluarkan Uang Teliti Pengisian Formulir Surat Permohonan Pinjaman
Unit Simpan Pinjam Koperasi dan Kelompok
Evaluasi Permohonan Pinjaman
Melakukan Interview dengan Calon Peminjam Surat PermohonanPinjaman
Beri Jumlah Pinjaman yang Disetujui Ke Anggota Peminjam
Bagian Kas Unit Simpan Pinjam Koperasi/Bendahara, Menyediakan Uang Kredit
Pencairan Jaminan Buat Surat Pengikatan Jaminan
Manajer Kredit dan Pengurus Kelompok Memberitahukan Penolakan Pinjaman Permohonan Disetujui
Manajer Kredit dan Pengurus Kelompok Mengambil Keputusan Pinjaman
Manajer Kredit Unit S/P dan Pembina Lapangan dan Pengurus Kelompok Membahas Permohonan Pinjaman dan Hasil-Hasil Evaluasi Permohonan Pinjaman
Peninjauan dan Penelitian Usaha Calon Peminjam (Bila Perlu)
Anggota peminjam
c. Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit.
Menurut Tohar (2000: 161-186), adapun dokumen yang digunakan
dalam sistem pemberian kredit meliputi:
1) Memorandum kredit (surat perintah pencairan kredit) adalah
dokumen yang digunakan oleh bagian analisa atau pelaksana
kredit kepada bagian administrasi kredit untuk membuka fasilitas
kredit yang diberikan kepada calon debitur yang bersangkutan.
Contoh format memorandum kredit dapat dilihat pada
Lampiran-_B1 halaman 195.
2) Surat pemberitahuan persetujuan kredit adalah surat yang
ditujukan kepada calon peminjam berisi informasi permohonan
kredit yang disetujui untuk dicairkan beserta syarat perjanjian
kredit lainnya. Menurut Suyatno (2003: 80-81), surat penegasan
(surat pemberitahuan persetujuan kredit) dibuat sebanyak lima
rangkap.
a) Asli dan lembar kedua (duplikat) dikirim kepada nasabah.
b) Lembar kedua (duplikat) setelah ditandatangani oleh nasabah
dikembalikan kepada bank sebagai tanda persetujuan atas
syarat-syarat penyediaan fasilitas kredit. Lembar kedua
tersebut setelah diterima kembali dari nasabah, kemudian
c) Lembar ketiga dikirim sebagai tembusan untuk Direksi,
bersama-sama dengan perjanjian kredit dan salinan akte
pengikatan jaminan.
d) Lembar keempat untuk berkas surat menurut seri.
e) Lembar kelima untuk berkas per nasabah yang merupakan
arsip harian bagian kredit.
f) Apabila diperlukan copy tambahan untuk tembusan kepada biro/ bagian/ atau seksi lain, dapat dibuat sesuai dengan
kebutuhan.
Contoh format surat pemberitahuan persetujuan kredit dapat
dilihat pada Lampiran_B2 halaman 196.
3) Bukti penerimaan uang adalah dokumen untuk mencatat setiap
penerimaan uang ke dalam koperasi, misalnya penerimaan
simpanan, penerimaan atas bunga pinjaman, dan lain sebagainya.
Contoh format bukti penerimaan uang dapat dilihat pada
Lampiran_B3 halaman 198.
4) Bukti pengeluaran uang adalah dokumen untuk mencatat setiap
pengeluaran uang misalnya penarikan simpanan oleh anggota,
pengeluaran atas biaya transportasi, dan lain sebagainya. Contoh
format bukti pengeluaran uang dapat dilihat pada Lampiran_B4
halaman 198.
5) Evaluasi permohonan pinjaman (penilaian kredit) merupakan
dengan survey untuk selanjutnya diajukan ke direksi atau pihak
yang berwenang memberikan keputusan kredit untuk
mendapatkan keputusan kredit. Contoh format evaluasi
permohonan pinjaman dapat dilihat pada Lampiran_B5 halaman
199.
6) Surat penyertaan tentang jaminan adalah dokumen yang dibuat
untuk menganalisis aset debitur yang dipakai sebagai jaminan
kredit. Contoh format surat penyertaan tentang jaminan dapat
dilihat pada Lampiran_B6 halaman 201.
Menurut Elias Abat (2006: 27-41), dokumen-dokumen yang
digunakan dalam sistem pemberian kredit adalah sebagai berikut
1) Surat permohonan pinjaman adalah surat yang berisi permohonan
baru untuk mendapatkan satu jenis fasilitas kredit. Contoh format
surat permohonan pinjaman dapat dilihat pada Lampiran_B7
halaman 217.
2) Surat perjanjian pinjaman merupakan surat yang memuat
perjanjian pinjaman uang antara koperasi dengan anggotanya
serta berisi syarat-syarat dan ketentuan kredit yang berlaku.
Contoh format surat perjanjian pinjaman dapat dilihat pada
Lampiran_B9 halaman 220.
3) Surat penolakan adalah surat yang ditujukan kepada anggota
anggota. Menurut Suyatno (2003: 79), surat penolakan dibuat
dalam rangkap tiga.
a) Asli dikirimkan kepada pemohon.
b) Lembar kedua beserta copy (salinan), surat permohonan nasabah dikirim ke direksi.
c) Lembar ketiga untuk arsip bagian kredit atau kantor cabang.
Contoh format surat penolakan dapat dilihat pada Lampiran_B10
halaman 223.
d. Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit
Menurut Tohar (2000: 162-163), adapun catatan akuntansi yang
digunakan dalam sistem pemberian kredit adalah:
1) Buku Harian Kas/Bank.
Buku harian kas/bank yang juga berfungsi sebagai buku jurnal
yang terdiri dari 16 kolom antara lain sebagai berikut: kas, bank,
simpanan anggota, pinjaman anggota, rekening kelompok, bunga,
dan lain-lain. Contoh format buku harian kas atau bank dapat
dilihat pada Lampiran_B halaman 226.
2) Buku Besar.
Buku Besar dapat terdiri dari lembaran kartu-kartu.
Kartu-kartu ini dapat berbentuk buku tabungan ataupun buku pinjaman
meliputi simpanan sukarela, simpanan wajib, simpanan khusus,
dan pinjaman anggota. Namun berhubungan dengan sistem
anggota adalah suatu catatan yang memuat rincian pinjaman yang
diberikan kepada anggota dalam rangka penambahan modal
usaha, konsumtif, dan lain-lain. Kartu pinjaman selain digunakan
untuk pencatatan pokok pinjaman, juga berfungsi untuk
perhitungan bunga pinjaman. Contoh kartu-kartu yang digunakan
[image:50.595.100.496.275.615.2]dalam sistem pemberian kredit dapat dilihat pada Gambar 2.3,
Gambar 2.3 Contoh Format Kartu Pinjaman
[image:51.595.101.499.112.636.2]Sumber: Tohar (2000: 168)
Gambar 2.4 Contoh Format Kartu Simpanan Wajib
Gambar 2.5 Contoh Format Kartu Simpanan Sukarela
Sumber: Tohar (2000:167)
Gambar 2.6 Contoh Format Kartu Simpanan Khusus
3) Jurnal Umum.
Selain dua catatan akuntansi di atas, menurut Anwari (1981:
59) catatan akuntansi yang juga digunakan dalam sistem
pemberian kredit adalah jurnal umum. Jurnal umum digunakan
untuk mencatat semua transaksi yang terjadi. Contoh jurnal
umum dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Jurnal Umum Halaman: Tanggal Keterangan Nomor
Bukti
Nomor Rekening
Debit Kredit
Gambar 2.7 Contoh Format Jurnal Umum
Sumber: Mulyadi (2001:102)
3. Sistem Pengendalian Intern.
Menurut Mulyadi (2001: 163), sistem pengendalian intern meliputi
struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan
untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan
data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen.
Menurut Mulyadi (2001: 164-172), unsur pokok sistem pengendalian
intern terdiri dari:
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tegas. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi
operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah
fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan
(misalnya pembelian), dan suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung
jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
Dalam lingkungan pengolahan data elektronik, pemisahan tugas
akan berbeda dengan lingkungan manual. Menurut Singleton (2007:
35), pemisahan tugas dalam lingkungan pengolahan data elektronik
tidak sama dengan yang terdapat dalam lingkungan manual. Program
komputer biasanya melakukan berbagai pekerjaan yang dianggap
tidak kompatibel dalam sistem manual. Contohnya sebuah program
dapat saja menjadi penanggung jawab satu-satunya atas fungsi-fungsi
otorisasi, operasi, dan juga akuntansi. Beberapa alasan mengapa
beberapa tugas dalam kegiatan manual tidak dipisahkan dalam
lingkungan teknologi informasi. Pemisahan itu tidak efisien,
berlawanan dengan tujuan otomatisasi, dan secara operasional tidak
berguna untuk memisahkan pekerjaan yang tidak kompitibel ke
beberapa program yang berbeda hanya untuk meniru prosedur manual
yang tradisional.
Alasan untuk pemisahan tugas dalam lingkungan manual adalah
untuk mengendalikan beberapa aspek negatif perilaku manusia.
Manusia melakukan kesalahan dan penipuan. Pemisahan tugas
membantu mencegah dan mendeteksi tindakan semacam itu.
hal tersebut sebagai kesahalan komputer sebenarnya adalah kesalahan
pemogram, yang pada kenyataannya merupakan kesalahan manusia.
Karena komputer memiliki integritas yang tidak dapat diragukan,
tidak ada komputer yang pernah melakukan penipuan kecuali jika
diprogram demikian oleh seseorang.
Menurut Mulyadi (2000: 182-184), pengendalian intern akuntansi
dalam lingkungan pengolahan data elektronik dalam sistem komputer,
fungsi-fungsi otorisasi, operasi, dan akuntansi seringkali digabung
dalam wujud program komputer. Untuk menciptakan sistem
pengendalian intern dalam lingkungan pengolahan data elektronik,
yang fungsi otorisasinya dan fungsi akuntansinya dimasukkan dalam
program komputer, perlu diadakan pemisahan fungsi-fungsi sebagai
berikut:
1) Fungsi perancangan dan penyusunan program.
2) Fungsi operasi fasilitas pengolahan data.
3) Fungsi penyimpanan program dan kepustakaan.
Pemisahan ketiga fungsi tersebut sistem harus dilakukan dalam
lingkungan pengolahan data elektronik karena:
1) Pemisahan ini akan menciptakan pengecekan silang terhadap
ketelitian dan kepantasan perubahan yang dimasukkan ke dalam
2) Pemisahan ini dapat mencegah karyawan operator komputer
melakukan perubahan terhadap program tanpa ijin dan tanpa
pengujian sebelumnya.
3) Pemisahan ini dapat mencegah akses terhadap komputer oleh
bukan karyawan, operator komputer, dan oleh bagian lain yang
tahu mengenai sistem.
4) Pemisahan ini akan mendorong efisiensi karena setiap fungsi itu
memerlukan kemampuan, latihan, dan keahlian yang berbeda
dalam melaksanakan kegiatannya.
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan
biaya. Setiap transaksi yang ada dalam organisasi, hanya terjadi atas
dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk
menyetujui terjadinya transaksi tersebut.
c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh
perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah:
1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya
harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.
2) Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih
dulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak
3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksankan dari awal oleh satu orang
atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang lain
atau unit lain.
4) Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang dilakukan secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabat
dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan di antara
mereka dapat dihindari.
5) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
Karyawan kunci perusahaan diwajibkan mengambil cuti yang
menjadi haknya.
6) Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan
catatannya. Untuk menjaga kekayaaan organisasi dan mengecek
ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya.
7) Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek
efektifitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain.
d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi, dan
prosedur pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk
mendorong praktik yang sehat, semua sangat tergantung pada manusia
Menurut Tugiman (2006: 10), pengendalian intern terdiri dari lima
komponen, yaitu:
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengandalian merupakan suatu tindakan, kebijakan,
dan prosedur yang mencerminkan sikap keseluruhan top manajemen, direktur dan pemilik suatu perusahaan terhadap pengendalian dan
pentingnya bagi perusahaan. Lingkungan pengendalian yang baik
mencerminkan integritas dan nilai etika, komitmen terhadap
kompetensi, aktivitas para manajer, filosofi dan gaya kepemimpinan,
pembagian wewenang dan tanggung jawab, struktur organisasi,
kebijakan dan praktik manajemen dan personalia.
b. Penilaian Risiko Manajemen
Penilaian risiko manajemen merupakan identifikasi, menganalisis,
mengelola berbagai risiko di dalam organisasi atau perusahaan dan
dihubungkan dengan tujuan perusahaan.
c. Sistem Komunikasi dan Informasi
Sistem komunikasi dan informasi yang memungkinkan orang
dalam organisasi untuk mendapatkan berbagai informasi yang
diperlukan untuk mengelola, melaksanakan, dan mengendalikan
operasi. Misalnya, memperoleh informasi internal dan ekternal untuk
d. Aktivitas Pengendalian
Kegiatan pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur kontrol
untuk meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan untuk mengatasi
risiko benar-benar dilaksanakan. Misalnya dalam sarana dan
kelengkapan organisasi serta peraturan dan tanggung jawab dalam
proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan.
e. Pemantauan
Pemantauan merupakan pengawasan oleh manajemen dan pegawai
lain yang ditunjuk atas pelaksanaan tugas sebagai penilaian terhadap
kualitas dan efektifitas sistem pengendalian intern.
4. Gambaran Proses Pemberian Kredit
Menurut CUCO yang dikutip dalam buku yang berjudul Apa yang Anda Ketahui Tentang Koperasi Kredit Credit Union (1973: 47-48), menyatakan bahwa CU hanya memberikan pinjaman kepada anggota
yang memiliki simpanan pada CU yang bersangkutan, melakukan
penyimpanan secara terus-menerus, dan tidak mempunyai tunggakan
pinjaman. Anggota yang mengajukan pinjaman terlebih dahulu mengisi
formulir permohonan pinjaman dengan menyertakan
keterangan-keterangan tentang jumlah yang akan dipinjam, lamanya pinjaman, dan
jaminan yang ada.
Menurut Tohar (2006: 108), permohonan kredit dilakukan dengan
pengisian formulir oleh calon peminjam dengan bantuan dan bimbingan
tahapan dimana anggota yang mengajukan pinjaman mengisi surat
permohonan pinjaman dan memberikan surat-surat penting (Surat Ijin
Usaha Perdagangan, Ijin Menguasai Barang, NPWP, Sertifikat Tanah).
Dalam permohonan kredit ini staf Kopdit melakukan wawancara atau
berupa percakapan-percakapan ringan dengan anggota yang mengajukan
pinjaman. Staf Kopdit akan memberikan informasi secara global
mengenai prosedur, atau tata cara pengajuan pinjaman, serta syarat-syarat
untuk memperoleh pinjaman.
Jaminan pinjaman yang paling utama di dalam CU adalah nama baik
si peminjam itu sendiri. Menurut CUCO yang dikutip dalam buku yang
berjudul Apa yang Anda Ketahui Tentang Koperasi Kredit Credit Union
(1973: 48-49), untuk menilai itikad baik si peminjam panitia kredit bisa
berpegang pada “TUKKEPPAR”, yaitu:
a. “T’ Tujuan pinjaman,
b. ”K” Kerajinan menabung,
c. “K” Kemampuan untuk mengembalikan pinjaman,
d. “P” Prestasi dalam mengembalikan pinjaman-pinjamannya yang
lalu,
e. “PAR” Partisispasi anggota tersebut di dalam pertemuan-pertemuan
dan aktivitas CU lainnya.
Disamping itu harus ada dua orang penjamin sebagai jaminan
bertanggungjawab terhadap pinjaman teman anggota yang dijaminnya
dan tabungan mereka ikut dijamin sebagai jaminan.
Proses pemberian kredit yang kedua adalah evaluasi atau analisis
kredit. Menurut CUCO yang dikutip dalam buku yang berjudul Apa yang Anda Ketahui Tentang Koperasi Kredit Credit Union (1973: 29-30), menyatakan fungsi utama dari evaluasi dan analisis pinjaman adalah
untuk mempelajari latar belakang si pemohon seperti bagaimana itikad
baiknya, keadaan keuangannya, jaminan yang dapat diberikan olehnya,
kemampuan untuk mengembalikan pinjaman, dalam keseluruhan, dan
tepat pada waktunya. Selain itu juga harus diselidiki tujuan pinjamannya
dan apakah pinjaman tersebut benar-benar dibutuhkan oleh si pemohon.
Menurut Tohar (2000: 108), fungsi utama dari evaluasi atau analisis
pinjaman adalah untuk menilai sampai sejauh mana kredit tersebut
diperlukan oleh calon peminjam, dan menilai kondisi serta kemampuan
peminjam untuk melunasi pinjaman tersebut. Adapun kegiatan yang
dilakukan dalam analisis kredit adalah melakukan wawancara dengan
calon peminjam, melaksanakan penelitian, dan melakukan peninjauan ke
tempat usaha. Menurut Elias (2006: 34), dalam tahap ini diadakan
penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha anggota. Evaluasi
dilakukan dengan menjelaskan syarat-syarat secara jelas dan terbuka,
membicarakan berasama anggota rencana penggunaan pinjaman, dan
Proses pengajuan kredit ketiga adalah keputusan pinjaman. Menurut
Tohar (2000: 110-111), dalam keputusan pinjaman ini setiap surat
permohonan pinjaman sudah mendapat wewenang dari pengurus
koperasi. Manager akan mengambil keputusan berdasarkan hasil analisis
kredit yang telah dilakukan pada proses pengajuan kredit sebelumnya dan
berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber lain sepanjang
menyangkut calon peminjam. Lembaran evaluasi harus memuat jumlah
pinjaman yang disetujui, penggunaan pinjaman, besarnya bunga
pinjaman, tanggal jatuh tempo pinjaman, dan jaminan pinjaman. Setiap
keputusan yang diambil harus ditandatangani oleh manager simpan
pinjam koperasi yang bersangkutan.
Menurut Elias (2006: 35), dalam keputusan pinjaman Kopdit akan
memberikan keputusan kredit berdasarkan hasil analisis kredit. Jika
permohonan kredit tersebut ditolak maka segera dibuatkan surat
penolakan dengan bahasa yang diplomatis namun dapat memberikan
pemahaman yang cukup jelas. Apabila permohonan pinjaman tersebut
layak dikabulkan maka dilanjutkan dengan proses pemberian kredit
selanjutnya.
Proses pemberian kredit yang keempat adalah perjanjian pinjaman.
Menurut Tohar (2000: 111), perjanjian pinjaman harus dilaksanakan
sebelum kredit dicairkan ditandatangani setelah adanya keputusan
pinjaman dari hasil evaluasi dan penandatanganan tersebut dilakukan di
kuasa menjual memindah hak, dan surat perjanjian pinjaman harus
disimpan di koperasi sedangkan rangkapannya diberikan kepada
peminjam. Menurut Elias (2006: 37), tahap ini adalah tahap dimana
kedua belah pihak bersepakat untuk menandatangani perjanjian kredit
setelah isi perjanjian tersebut dibaca secara seksama oleh kedua belah
pihak. Surat perjanjian pinjaman harus dilengkapi dengan pengikatan
jaminan baik berupa hak tanggungan maupun Fiducia (F.E.O).
Proses kredit yang terakhir adalah pencairan pinjaman. Menurut
Tohar (2000: 111), pencairan pinjaman merupakan tahap terakhir setelah
ketentuan-ketentuan dipenuhi oleh peminjam. Peminjam harus
menandatangani kuitansi rangkap dua sebagai bukti tanda terima uang
tersebut. Kuitansi yang asli pada kasir, copy-nya untuk si peminjam. Pinjaman ini diberiakan secara tunai dan tidak dibenarkan diberi dalam
bentuk lain. Bilamana memungkinkan agar diusahakan pencairannya
secara bertahap. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
penyimpangan dalam penggunaan dana tersebut.
C. Kredit
1. Pengertian Kredit
Kredit berasal dari bahasa Latin “credere” yang berarti percaya. Dasar pemberian kredit adalah adanya kepercayaan. Jadi pihak yang
memberi kredit percaya bahwa penerima kredit akan sanggup memenuhi
segala sesuatu yang telah dijanjikan baik menyangkut jangka waktunnya,
Menurut Munaldus (2008: 7), “Kredit adalah pemberian pinjaman
dengan membuat perjanjian atau kesepakatan yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku pada instansi atau lembaga keuangan
masing-masing”.
Menurut Elias (2006: 17), “Kredit adalah kemampuan untuk
melaksanakan sesuatu pembelian atau pengadaan suatu pinjaman dengan
janji pembayarannya akan dilakukan atau ditangguhkan pada suatu
jangka yang disepakati”.
Menurut segi ekonomi kredit adalah penundaan bayaran dari prestasi
yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk barang, uang, maupun jasa
keuntungan, atau bunga yang diperoleh dari pemberi kredit yang
dianggap layak diperoleh kreditur dari debitur untuk memelihara
kelangsungan usaha dan memperluas usahanya. Di sisi lain, bagi debitur
pembayaran bunga ini juga dianggap layak atas pengorbanan atau biaya
untuk memperoleh “modal” yang digunakan karena jasa pihak kreditur
tersebut (Tohar, 2000: 88).
2. Unsur-unsur Kredit
Menurut Suyatno (2003: 14), unsur-unsur kredit meliputi:
a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari orang yang memberikan kredit
kepada orang yang menerimanya bahwa di masa yang akan datang
penerima kredit akan sanggup mengembalikan segala sesuatu yang
b. Waktu adalah masa yang menjadi jarak antara pemberian kredit dan
pengembaliannya.
c. Tingkat risiko adalah kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi
akibat adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian
kredit dan pengembaliannya, dalam keadaan inilah kredit
memerlukan jaminan.
d. Prestasi adalah objek yang akan dijadikan sebagai suatu yang
dipinjamkan baik dalam bentuk uang, barang, maupun jasa.
3. Jenis Kredit
Menurut Suyatno (2003: 25-29) jenis-jenis kredit dapat dipandang
dari berbagai sudut antara lain sebagai berikut:
a. Dari Segi Tujuannya
Dari segi tujuannya, kredit dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
kredit konsumtif, kredit produktif, dan kredit perdagangan. Kredit
konsumtif adalah kredit yang diberikan dengan maksud untuk
memperlancar kegiatan yang bersifat konsumtif. Kredit produktif
adalah kredit yang diberikan dengan maksud untuk memperlancar
proses produksi. Kredit perdagangan adalah kredit yang diberikan
untuk membantu pihak-pihak yang akan membeli barang untuk
dijual kembali.
b. Dari Segi Jangka Waktunya.
Dari segi jangka waktunya, kredit terbagi dalam tiga jenis, yaitu