• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan pelaksanaan proses belajar mengajar dan pelaksanaan praktik kerja industri dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja : studi kasus: SMK Sanjaya Pakem.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan pelaksanaan proses belajar mengajar dan pelaksanaan praktik kerja industri dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja : studi kasus: SMK Sanjaya Pakem."

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

ix

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DENGAN KESIAPAN

SISWA SMK MEMASUKI DUNIA KERJA Studi Kasus : SMK Sanjaya Pakem

Fransisca Heni Damayanti Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada hubungan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja; (2) ada hubungan pelaksanaan praktik kerja industri dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa SMK Sanjaya Pakem. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMK Sanjaya Pakem yang berjumlah 276 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 146 siswa. Teknik penarikan sampel adalah

purporsive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara dan dokumentasi sedangkan teknik analisis datanya adalah pengujian statistik non parametrik (Chi Square/Chi Kuadrat).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja dan derajat hubungannya adalah sedang (nilai Chi Square/Chi Kuadrat hitung = 19,8258> nilai

(2)

x ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN TEACHING LEARNING PROCESS AND THE INDUSTRIAL PRACTICE WITH THE VOCATIONAL SCHOOL STUDENT READINEES TOWARD PROFESSIONAL ENVIRONMENT

A Case Study : Sanjaya Pakem Vocational School

Fransisca Heni Damayanti Sanata Dharma University

2009

The purpose of this research is to know : (1) the relationship between teaching learning process with the vocational school student readinees toward professional environment; (2) the relationship between industrial practice with the vocational school student readinees toward professional environment.

This research was held in Sanjaya Pakem Vocational School. The population of this research were 276 students of Sanjaya Pakem Vocational School and the samples were 146 students. The technique of drawing the samples was purposive sampling. Technique collecting the data were questionnaire, interview and documentation, while the technique of analyzing data was Chi Square for non parametric statistics.

(3)

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DENGAN KESIAPAN SISWA SMK MEMASUKI DUNIA KERJA

Studi Kasus : SMK Sanjaya Pakem

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh:

FRANSISCA HENI DAMAYANTI NIM: 051334019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DENGAN KESIAPAN

SISWA SMK MEMASUKI DUNIA KERJA Studi Kasus : SMK Sanjaya Pakem

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh:

FRANSISCA HENI DAMAYANTI NIM: 051334019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

Kupersembahkan karya ini untuk:

Yesus Kristus yang selalu mengasihiku, menemaniku dan

memberikan kekuatan kepadaku untuk bertahan sejauh ini.

Bunda Maria yang selalu menjaga dan menuntun langkahku.

Orangtuaku Bapak Slamet Rahardjo dan Ibu Yuliana Windu

(8)

v

MOTTO

And whatever you ask in prayer you will receive if you have faith

Every dark light is followed by a light morning

Success is not reached by chance, It is reached by choice

(anton huang)

Recognize that life is in constant motion and every change happens for a reason.

When you see boundaries as opportunity, the world becomes a limitless place (anton

huang)

Climb any mountain and believe without a doubt that you will succeed. This is the

power of the human spirit

(anton huang)

Suatu kehidupan yang penuh kesalahan tak hanya lebih berharga namun juga lebih

berguna dibandingkan hidup tanpa melakukan apapun

(9)
(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : FRANSISCA HENI DAMAYANTI

Nomor Mahasiswa : 051334019

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DENGAN KESIAPAN

SISWA SMK MEMASUKI DUNIA KERJA Studi Kasus : SMK Sanjaya Pakem

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 03 September 2009

Yang menyatakan

(11)

vii

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Dan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Dengan Kesiapan Siswa SMK Memasuki Dunia Kerja”.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; sekaligus dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Bapak S.Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan, kritik, dan saran dalam merevisi skripsi ini.

5. Bapak A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan, kritik, dan saran dalam merevisi skripsi ini.

6. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.

7. Staf Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi : Mbak Aris dan Pak Wawiek atas segala bantuannya.

8. Bapak Y. Supriyadi, Bc.Hk., S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMK Sanjaya Pakem yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Staf pengajar, tenaga administrasi, dan siswa SMK Sanjaya Pakem yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.

(12)

viii

11. Adikku Margareta Yura Octaviani yang memberikan dukungan doa dan motivasi sehingga penulis bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Keluarga Bu De Bantul yang selalu memberikan perhatian, dukungan doa dan bantuan selama penulis kuliah dan menyusun skripsi ini.

13. Semua keluarga dari ibu dan sepupu-sepupuku yang telah memberikan bantuan dan dukungan doa.

14. Keluarga “ Mantari Kos” : Bapak dan Ibu Sukoco, Mas Ari, Ade, Ukit, Mbak Santi (Simbok), Mbak Zely (Suhu), Mbak Ima, Tri, Dian, Umi, Feby dan mbak mas penjaga warnet, terima kasih untuk dukungan doa dan kebersamaannya selama penulis tinggal kurang lebih 4 tahun.

15. KOMPAK 05 : Esti, Ratna, Ruci, Dani, Niken, Tithe, Bangkit, Asih, Singgih, Ima, Tri, Riri, Era, Widi, Mas Eka, Ertyn, Eka cewek, Whilda, Rini, Iwak, dan semua teman angkatan 2005 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih untuk kebersamaan selama kurang lebih empat tahun di kampus tercinta, Universitas Sanata Dharma. Hadiah terindah yang penulis terima saat berkenalan, berteman, bersahabat, berbagi, dan memperoleh kenangan indah bersama kalian.

16. Seluruh kakak tingkat dan adik tingkat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk dukungan dan kerja samanya selama ini.

17. Semua teman (SMP, SMA, FB, LIA, dan lainnya) : Dita, Agus, Nopan, Aini, Totok, Veda, Anjar, Fitri, Vincent, Nico, Papi, Taufan, Ben, Mr. B, Miss. Iyus, Ninggar dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu terimakasih atas dukungan dan doanya.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

Penulis

(13)

ix

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DENGAN KESIAPAN

SISWA SMK MEMASUKI DUNIA KERJA Studi Kasus : SMK Sanjaya Pakem

Fransisca Heni Damayanti Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada hubungan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja; (2) ada hubungan pelaksanaan praktik kerja industri dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa SMK Sanjaya Pakem. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMK Sanjaya Pakem yang berjumlah 276 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 146 siswa. Teknik penarikan sampel adalah

purporsive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara dan dokumentasi sedangkan teknik analisis datanya adalah pengujian statistik non parametrik (Chi Square/Chi Kuadrat).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja dan derajat hubungannya adalah sedang (nilai Chi Square/Chi Kuadrat hitung = 19,8258> nilai

(14)

x ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN TEACHING LEARNING PROCESS AND THE INDUSTRIAL PRACTICE WITH THE VOCATIONAL SCHOOL STUDENT READINEES TOWARD PROFESSIONAL ENVIRONMENT

A Case Study : Sanjaya Pakem Vocational School

Fransisca Heni Damayanti Sanata Dharma University

2009

The purpose of this research is to know : (1) the relationship between teaching learning process with the vocational school student readinees toward professional environment; (2) the relationship between industrial practice with the vocational school student readinees toward professional environment.

This research was held in Sanjaya Pakem Vocational School. The population of this research were 276 students of Sanjaya Pakem Vocational School and the samples were 146 students. The technique of drawing the samples was purposive sampling. Technique collecting the data were questionnaire, interview and documentation, while the technique of analyzing data was Chi Square for non parametric statistics.

(15)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Batasan Masalah ... 4

C.Rumusan Masalah... 4

D.Tujuan Penelitian ... 5

E.Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN TEORETIK A.Pendidikan Kejuruan... 6

B.Proses Belajar Mengajar ... 10

C.Pendidikan Sistem Ganda ... 16

D.Kesiapan Memasuki Dunia Kerja ... 20

E.Kerangka Teoritik ... 23

(16)

xii BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.Jenis Penelitian ... 26

B.Tempat dan Waktu Penelitian... 26

C.Subjek Dan Objek Penelitian... 26

D.Populasi, Sample, dan Teknik Pengambilan Sampel... 27

E.Teknik Pengumpulan Data... 27

F.Operasionalisasi Variabel ... 28

G.Pengujian Instrumen Penelitian ... 34

H.Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV GAMBARAN SEKOLAH A.Gambaran Umum Sekolah... 44

B.Tujuan Pendidikan SMK ... 46

C.Struktur Kurikulum SMK ... 47

D.Sumber Daya Manusia... 50

E.Siswa SMK Sanjaya Pakem... 55

F.Kondisi Fisik Dan Lingkungan... 55

G.Fasilitas/Peralatan Sekolah ... 57

H.Fasilitas/Peralatan Sekolah ... 58

I. Usaha-Usaha Penempatan Lulusan SMK Sanjaya ... 59

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data... 60

B.Analisis Data 1. Pengujian Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas... 63

b. Uji Linearitas... 64

2. Hipotesis... ... 66

(17)

xiii

A. Kesimpulan ... 78

B. Keterbatasan Penelitian... 79

C. Saran-Saran... 80

(18)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel Pelaksanaan Proses Belajar

Mengajar ... 29

Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel Praktik Kerja Industri... 31

Tabel 3.3. Operasionalisasi Variabel Kesiapan Siswa SMK Memasuki Dunia Kerja... 33

Tabel 3.4. Rangkuman Uji Validitas Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar ... 35

Tabel 3.5. Rangkuman Uji Validitas Pelaksanaan Praktik Kerja Industri ... 36

Tabel 3.6. Rangkuman Uji Validitas Kesiapan Siswa SMK Memasuki Dunia Kerja... 37

Tabel 3.7. Rangkuman Uji Reabilitas Instrumen Penelitian ... 39

Tabel 3.8. Pedoman Intepretasi Hubungan Antar Variabel ... 43

Tabel 4.1. Nama Kaprodi dan Sekretaris SMK Sanjaya Pakem ... 51

Tabel 4.2. Daftar Guru Tetap SMK Sanjaya Pakem ... 51

Tabel 4.3. Daftar Guru Tidak Tetap SMK Sanjaya Pakem... 52

Tabel 4.4. Daftar Wali Kelas SMK Sanjaya Pakem ... 52

Tabel 4.5. Daftar Siswa SMK Sanjaya Pakem... 55

Tabel 4.6. Daftar Sarana dan Prasarana SMK Sanjaya Pakem ... 56

Tabel 4.7. Daftar Inventaris Kelas ... 57

Tabel 4.8. Daftar Inventaris Sekolah... 58

Tabel 5.1. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar ... 60

Tabel 5.2. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri ... 61

Tabel 5.3. Kesiapan Siswa SMK Memasuki Dunia Kerja ... 62

Tabel 5.4. Hasil Pengujian Normalitas... 63

Tabel 5.5. Hasil Pengujian Linieritas ... 64

(19)

xv

Dunia Kerja (Setelah Penggabungan) ... 67 Tabel 5.8. Tabel Kontingensi Hubungan Pelaksanaan Praktik Kerja

Industri Dengan Kesiapan Siswa SMK Memasuki

Dunia Kerja... 70 Tabel 5.9. Tabel Kontingensi Hubungan Pelaksanaan Praktik Kerja

(20)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ... 85

Lampiran 2. Data Induk Penelitian... 93

Lampiran 3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 102

Lampiran 4. Daftar Distribusi Frekuensi... 120

Lampiran 5. Penilaian Acuan Patokan Tipe II ... 128

Lampiran 6. Data Mentah Uji Normalitas Dan Linearitas ... 131

Lampiran 7. Uji Normalitas Dan Linearitas ... 135

Lampiran 8. Pengujian Hipotesis Dengan Chi Square... 137

Lampiran 9. Tabel Nilai r, F, Chi Kuadrat dan Interpolasi F ... 145

Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian ... 149

(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15 UU No. 23 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2003:27) merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Secara spesifik pendidikan di SMK bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut sesuai program kejuruannya (BSNP, 2006:7).

(22)

2

mendekatkan mutu lulusan dengan kemampuan yang diminta oleh dunia industri/usaha.

Proses belajar mengajar di sekolah dan praktik kerja industri (prakerin) yang merupakan bagian dari PSG harus dilaksanakan secara seimbang agar tujuan pendidikan kejuruan tersebut di atas dapat tercapai dengan baik. Dengan demikian, lulusan yang dihasilkan adalah benar-benar bermutu dan siap memasuki dunia kerja. Namun agaknya kenyataan yang terjadi tidak sejalan dengan tujuannya yang diinginkan. Muslim (2007:4) menyatakan bahwa sebagian besar lulusan SMK kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, sulit untuk dilatih kembali dan kurang bisa mengembangkan diri. Fenomena yang terjadi pada lulusan pendidikan kejuruan adalah sebagai berikut (Muslim, 2007:4) :

1. Pengetahuan dan keterampilan dasar pada bidang tertentu masih lemah sehingga kepercayaan diri dalam memasuki lapangan kerja kurang atau bahkan belum siap sama sekali.

2. Tidak mempunyai orientasi masa depan atau visi ke depan yang jelas.

3. Industri tidak percaya kepada kemampuan pengetahuan dan keterampilan lulusan pendidikan kejuruan, yang seharusnya mutu pendidikan kejuruan juga merupakan tanggung jawab moral industri.

(23)

SMK yang menganggur adalah 13,44 persen sedangkan yang bekerja sebesar 7,35 persen. Kontribusi pengangguran pada tingkat SMK lebih tinggi dibandingkan lulusan pada jenjang pendidikan lainnya seperti sarjana yang hanya dua persen. Hal ini disebabkan tidak maksimalnya kompetensi yang dimiliki para lulusan untuk memasuki dunia kerja (Hidayati, 2008:1).

SMK Sanjaya Pakem merupakan salah satu SMK kelompok bisnis dan manajemen yang berada di Sleman. Menurut dokumen sekolah (BP, 2008:1) data 6 tahun terakhir (2003-2008) menunjukkan bahwa lulusan SMK Sanjaya Pakem yang belum bekerja yaitu 12,41%, 9,90%, 25,21%, 7,08%, 6,54% dan 20%. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat ketidaksiapan para lulusan SMK Sanjaya Pakem memasuki dunia kerja, yang berarti tujuan pendidikan kejuruan belum tercapai. Diduga kuat bahwa ketidaksiapan siswa memasuki dunia kerja disebabkan oleh belum optimalnya pelaksanaan belajar mengajar di sekolah dan pelaksanaan praktik kerja industri.

(24)

4

kerja yang dimiliki siswa sehingga siswa tidak cukup memiliki pengalaman ketika harus memasuki dunia kerja yang sebenarnya.

Berdasarkan fenomena yang terjadi penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul ”Hubungan Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Dan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Dengan Kesiapan Siswa SMK Memasuki Dunia Kerja”. Penelitian ini mengambil studi kasus pada siswa SMK Sanjaya Pakem.

B. Batasan Masalah

Melihat begitu banyaknya faktor yang mempengaruhi kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja, maka peneliti hanya membatasi pada faktor pelaksanaan proses belajar mengajar dan praktik kerja industri saja. Responden yang dipakai adalah siswa kelas XI dan XII jurusan akuntansi, penjualan dan administrasi perkantoran yang telah mengikuti praktik kerja industri.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah pelaksanaan proses belajar mengajar memiliki hubungan dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja?

(25)

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan pelaksanaan praktik kerja industri dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang keefektifan pelaksanaan proses belajar mengajar dan pelaksanaan praktik kerja industri dalam mempersiapkan siswa SMK memasuki dunia kerja.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat menambah daftar kepustakaan dan memberikan informasi tentang hubungan pelaksanaan proses belajar mengajar dan pelaksanaan praktik kerja industri dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja.

3. Bagi Peneliti

(26)

6

BAB II

TINJAUAN TEORETIK

A.Pendidikan Kejuruan

1. Pengertian Pendidikan Kejuruan

Sekolah menengah kejuruan (SMK) berbeda dengan sekolah menengah atas (SMA). Dalam kurikulum SMK edisi 2004, pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu, kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja, melihat peluang kerja dan mengembangkan diri di kemudian hari.

Pendidikan kejuruan menurut Evans (Muslim, 2007:1) adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut UU No. 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Muslim, 2007:1), pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu.

(27)

(Pasaribu, 1982:96). Oleh karena pendidikan kejuruan dimaksudkan untuk memberikan bekal guna memasuki lapangan pekerjaan, maka pendidikan ini terdiri dari praktik-praktik keterampilan sebagai isi utamanya. Diharapkan bahwa pendidikan ini tidak sekedar menghasilkan angkatan kerja yang

trainable melainkan juga marketable.

2. Tujuan Pendidikan Kejuruan

Kurikulum SMK edisi 2004 (Depdiknas, 2004:7) menyatakan bahwa tujuan umum dan tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai berikut :

Tujuan umum:

a. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab.

c. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya Bangsa Indonesia. d. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap

lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien.

Tujuan khusus:

a. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu, bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.

b. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

(28)

8

Tujuan pendidikan kejuruan dinyatakan oleh Rupert Evans (Muslim, 2007:1) yaitu :

a. Memenuhi masyarakat akan tenaga kerja.

b. Meningkatkan pilihan pendidikan bagi setiap individu. c. Mendorong motivasi untuk belajar terus.

Bidang keahlian di SMK dapat dikelompokkan menurut bidang keahlian yang ditawarkannya yaitu kelompok pertanian dan kehutanan, kelompok rekayasa, kelompok bisnis dan manajemen, kelompok budaya dan kelompok kerumahtanggaan. SMK kelompok bisnis dan manajemen adalah sekolah kejuruan yang menawarkan program keahlian bisnis dan manajemen meliputi akuntansi, sekretaris dan penjualan. SMK bidang keahlian bisnis dan manajemen sebagai bagian dari pendidikan menengah dalam sistem pendidikan nasional bertujuan (Jati, 2008:8-9) :

a. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesionalisme dalam bidang bisnis dan manajemen.

b. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri dalam bidang bisnis dan manajemen.

c. Menyiapkan siswa untuk mengisi tenaga kerja tingkat yang mandiri (bekerja untuk dirinya sendiri) dan untuk mengisi kebutuhan dunia kerja di bidang bisnis dan manajemen.

(29)

3. Model Pendidikan Kejuruan

Muslim (2007:2) mengemukakan beberapa model pendidikan kejuruan yaitu sebagai berikut :

a. Model Pasar (Market Model )

Merupakan sistem pendidikan yang merupakan tanggung jawab industri dan dijalankan sepenuhnya oleh industri. Pada model pasar pemerintah tidak terlibat dalam proses kualifikasi kejuruan. Model ini juga sering disebut Model Liberal dan langsung diarahkan pada produksi dan pasaran kerja.

b. Model Sekolah (School Model)

Merupakan pendidikan dimana pemerintah berperan merencanakan, mengorganisasikan dan memantau pelaksanaan pendidikan kejuruan. Model ini juga sering disebut model birokratik.

c. Model Sistem Ganda (Dual System)

Merupakan perpaduan antara model pasar dan model sekolah dalam hal ini pemerintah berperan sebagai pengawas model pasar. Model ini juga disebut

dual system.

d. Model Pendidikan Koperatif (Cooperative Education)

Merupakan pendidikan kejuruan yang diselenggarakan bersama antara sekolah dengan perusahaan. Model pendidikan ini terbagi dalam dua macam yaitu :

1) School and enterprise, pendidikan kejuruan yang merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah dan industri.

2) Training center and enterprise

e. Informal Vocational Education

Merupakan sistem pendidikan yang lahir dengan sendirinya, atas inisiatif pribadi atau kelompok untuk memenuhi keterampilan yang tidak dapat dipenuhi di pendidikan formal.

Menurut kurikulum SMK edisi 2004 (Depdiknas, 2004:11-12), pola penyelenggaraan pendidikan di SMK adalah sebagai berikut :

a. Pola Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

(30)

10

(satu) tahun pada industri dalam dan atau luar negeri. Pola pendidikan sistem ganda diterapkan dalam proses penyelenggaraan SMK dalam rangka lebih mendekatkan mutu lulusan dengan kemampuan yang diminta oleh dunia industri/usaha.

b. Pola Multi Entry -Multi Exit

Pola multi entry-multi exit, sebagai perwujudan konsep pendidikan dengan sistem terbuka, diterapkan agar peserta didik dapat memperoleh layanan secara fleksibel dalam menyelesaikan pendidikannya. Dengan pola ini, peserta didik di SMK dapat mengikuti pendidikan secara paruh waktu karena sambil bekerja atau mengambil program/kompetensi di berbagai institusi pendidikan antara lain SMK, lembaga kursus, diklat industri, politeknik dan sebagainya.

c. Pendidikan Jarak Jauh

Dengan pola pendidikan jarak jauh, peserta didik di SMK dapat menyelesaikan pendidikannya tanpa perlu hadir secara fisik di sekolah. Pola ini akan diterapkan secara terbatas hanya bagi mata diklat atau kompetensi yang memungkinkan untuk dilaksanakan sepenuhnya secara mandiri.

B.Proses Belajar Mengajar

(31)

Menurut Popham dan Baker dalam Hadi dkk (Wahyudi, 2007:1), proses belajar mengajar yang efektif adalah kemampuan untuk menghasilkan perubahan yang diharapkan dari kemampuan dan persepsi siswa. Lebih jauh, Popham dan Baker (Wahyudi, 2007:1), menjelaskan bahwa proses belajar mengajar yang efektif tergantung pada pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan proses belajar mengajar.

Analisis kebutuhan siswa juga sangat diperlukan untuk mengetahui kemampuan dan harapan siswa dari proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar tidak hanya dituntut dapat berjalan dengan efektif tetapi juga harus efisien. McWhorter (Wahyudi, 2007:1) menyatakan bahwa efisiensi adalah kemampuan untuk menunjukkan sesuatu dengan sedikit usaha, biaya, dan pengeluaran. Efisiensi mencakup penggunaan waktu dan sumber daya secara efektif untuk menyelesaikan tugas tertentu. Keefektifan proses belajar mengajar ditentukan oleh komponen-komponen yang terlibat di dalamnya. Komponen-komponen proses belajar mengajar tersebut adalah :

1. Siswa

(32)

12

belajar bahasa tersebut, akan termotivasi secara positif untuk belajar. Ketika siswa termotivasi untuk belajar, mereka biasanya memperhatikan, terlibat secara aktif dalam pelajaran dan menujukan energi mereka untuk mengerjakan tugas.

2. Guru

Selain siswa, faktor penting dalam proses belajar mengajar adalah guru. Guru

sangat berperan penting dalam menciptakan kelas yang komunikatif. Breen dan Candlin dalam Nunan (Harryanto, 2008:1) mengatakan bahwa peran

guru adalah sebagai fasilitator dalam proses yang komunikatif, bertindak sebagai partisipan, dan yang ketiga bertindak sebagai pengamat.

3. Materi

Materi juga merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinson dan Waters (Harryanto, 2008:1) adalah : (a) adanya teks yang menarik; (b) adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan berpikir siswa; (c) memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang sudah mereka miliki; (d) materi yang dikuasai baik oleh siswa maupun guru.

4. Tempat

Ruang kelas adalah tempat proses belajar mengajar berlangsung. Ukuran kelas dan jumlah siswa akan berdampak pada penerapan teknik dan metode mengajar yang berbeda. Dalam hal mendorong dan meningkatkan keterlibatan siswa, guru bertugas menciptakan suasana yang nyaman di kelas.

5. Alokasi waktu untuk melakukan aktivitas dalam proses belajar mengajar juga menentukan teknik dan metode yang akan diterapkan oleh guru. Menurut Burden dan Byrd (Harryanto, 2008:1), kaitannya dengan waktu yang tersedia, guru perlu melakukan aktivitas yang bervariasi untuk mencapai sasaran pembelajaran serta mendorong motivasi siswa. Guru harus berperan sebagai pengatur waktu yang baik untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk terlibat dalam proses pembelajaran.

6. Fasilitas

Fasilitas dibutuhkan untuk mendukung proses belajar mengajar di kelas. Dalam mencapai tujuan pembelajaran, guru menggunakan media pembelajaran.

(33)

yang harus dipelajari, merumuskan kegiatan belajar dan merumuskan sumber belajar/media pembelajaran yang akan digunakan serta merumuskan evaluasi belajar (Winataputra, 2008:1). Uno (2006:2) mengemukakan bahwa perencanaan adalah pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Fungsi perencanaan pengajaran sebagai pedoman kegiatan guru dalam mengajar dan pedoman siswa dalam kegiatan belajar yang disusun secara sistematis dan sistemik (Winataputra, 2008:1).

Perencanaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen tujuan pembelajaran, komponen isi/materi pembelajaran, komponen kegiatan belajar mengajar, dan komponen evaluasi belajar. Ketika perencanaan proses belajar mengajar dikerjakan dengan baik maka pelaksanaan proses belajar mengajar juga akan berjalan dengan baik begitu pula evaluasinya.

(34)

14

pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, menumbuhkan kemampuan khusus dalam pembelajaran bidang studi, penilaian proses dan hasil belajar, dan penggunaan bahasa yang sesuai (Tn, 2007:34). Kegiatan penutup bertujuan untuk meninjau kembali sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran, memperoleh gambaran menyeluruh tentang hal-hal yang perlu dipelajari dan mengetahui keberhasilan siswa dalam menyerap pelajaran (Purnomo, 2007:16). Kegiatan penutup meliputi merefleksi pembelajaran, merangkum materi, menerima arahan dan tugas dari guru.

(35)

memperoleh informasi sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik (Prijowuntato, 2006:4). Evaluasi memiliki tujuan yaitu (Pasaribu, 1983:116) : (1) mengumpulkan data yang membuktikan taraf kemajuan murid; (2) menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan; (3) memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan dan bakat siswa bersangkutan; (4) memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa; dan (5) memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode mengajar. Ngalim Purwanto (Prijowuntato, 2006:7) mengemukakan bahwa tujuan evaluasi adalah : (1) mendapatkan data pembuktian yang menunjukkan sampai mana kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran; dan (2) mengetahui keefektifan pengalaman-pengalaman mengajar, kegiatan belajar, dan metoda pembelajaran yang digunakan. Evaluasi hendaknya dilakukan secara kontinyu agar perkembangan siswa dapat terpantau dengan baik. Evaluasi meliputi 3 aspek yaitu aspek kognitif, aspek psikomotorik dan aspek afektif.

Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menekankan pada teori (Sofa, 2008:1). Bloom (Prijowuntato, 2006:48) membedakan aspek

kognitif menjadi 6 bagian yaitu: (1) ingatan/pengetahuan; (2) pemahaman/pengertian; (3) aplikasi; (4) analitis; (5) sintesis; dan (6) evaluasi.

(36)

16

Aspek psikomotorik berhubungan dengan aktivitas fisik. Cara penilaian aspek psikomotorik (Depdiknas, 2004:39) yaitu : (1) unjuk kerja; (2) produk; (3) portofolio; dan (4) tingkah laku. Aspek afektif berhubungan dengan watak/perilaku seperti sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral (Sofa, 2008:1). Cara penialaiannya yaitu (Depdiknas, 2004:39) : (1) unjuk kerja; (2) produk; (3) portofolio; dan (4) tingkah laku.

Evaluasi yang digunakan umumnya dibedakan menjadi 2 yaitu (Winkel, 1983:103) : (1) tes sumatif untuk menentukan angka kemajuan murid yang berupa tes ulangan selama semester berjalan, tes ulangan pada akhir semester; (2) tes formatif untuk mengetahui kesulitan siswa yang berupa tes akhir suatu bahan, tes latihan dalam kelas dan pekerjaan rumah.

C. Pendidikan Sistem Ganda

Berikut akan diuraikan mengenai PSG secara lebih detail yaitu : 1. Pengertian Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

(37)

pekerjaan yang relevan terarah untuk mencapai penguasaan kemampuan keahlian tertentu.

2. Tujuan Pendidikan Sistem Ganda

Menurut panduan pelaksanaan pendidikan sistem ganda bagi siswa SMK kelompok bisnis dan manajemen (Jati, 2008:9):

a. Tamatan dapat menampilkan dirinya sebagai manusia yang beriman takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian mantap dan mandiri, serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

b. Memiliki kemampuan dan keterampilan praktis sesuai dengan program studinya masing-masing.

3. Isi Pendidikan Sistem Ganda

Isi pendidikan sistem ganda mempunyai lima komponen, yaitu sebagai berikut (Jati, 2008:10) :

a. Komponen pendidikan umum (normatif) dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi warga negara dan Bangsa Indonesia.

b. Komponen pendidikan dasar menunjang bagi penguasaan keahlian profesi dan bekal kemampuan untuk mengikuti perkembangan iptek.

c. Komponen teori kejuruan, dimaksudkan untuk membekali pengetahuan teknis dasar keahlian kejuruan.

d. Komponen praktik dasar profesi yaitu berupa latihan kerja untuk menguasai teknik bekerja secara baik dan benar sesuai dengan tuntutan prasyarat keahlian profesi.

e. Komponen keahlian profesi yaitu berupa kegiatan bekerja secara terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai tingkat keahlian dan sikap profesional.

4. Model Penyelenggaraan PSG

(38)

18

a. Model Day Release

Dimana dari 6 hari waktu belajar dalam satu minggu, beberapa hari di industri atau perusahaan dan beberapa hari lagi di sekolah.

b. Model Block Release

Waktu belajar disepakati bersama perbulan/caturwulan/semester di industri/perusahaan dan perbulan/caturwulan/semester di sekolah.

c. Model Hours Release

Dimana disepakati jam-jam belajar haurs dilepas dan dilaksanakan di industri.

Realisasi penerapan PSG di SMK diwujudkan dalam program praktik kerja industri (prakerin). Menurut Mufari (2008:2), prakerin didefinisikan sebagai kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembelajaran yang dilaksanakan di dunia usaha atau dunia industri, yang masih relevan dengan kompetensi siswa. Sedangkan menurut Sirodjuddin (2008:1), prakerin merupakan bagian dari PSG yang merupakan inovasi pada program SMK dimana peserta didik melakukan praktik kerja (magang) di perusahaan atau industri yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan di SMK.

Mufari (2008:3) menyatakan bahwa prakerin memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Mengimplementasikan materi yang selama ini didapat di sekolah. 2. Membentuk pola pikir yang konstruktif bagi siswa.

3. Melatih siswa untuk bisa berkomunikasi/berinteraksi secara profesional di tempat kerja.

4. Membentuk etos kerja yang baik bagi siswa.

A

Addaappuunn ppeellaakkssaannaaaann pprraakkeerriinn mmeemmiilliikkii kkeennddaallaa--kkeennddaallaa sseebbaaggaaii bbeerriikkuutt ((MMuuffaarrii,, 2

2000088::44))::

(39)

2. Kurang relevannya bidang kerja yang ada di DU/DI dengan kompetensi siswa. 3. Lokasi DU/DI yang cukup jauh, sehingga memerlukan biaya tambahan yang

cukup besar.

4. Waktu prakerin yang terlalu cepat atau terlalu lambat.

Berbagai kendala yang dihadapi menyebabkan permasalahan sering terjadi dalam pelaksanaan prakerin. Permasalahan-permasalahan yang sering timbul tersebut adalah sebagai berikut (Mufari, 2008:4):

1. Pihak DU/DI kurang proaktif. 2. Siswa yang sering tidak masuk.

3. Siswa yang terlambat datang (tidak tepat waktu). 4. Siswa yang tidak mematuhi instruksi di tempat kerja.

5. Kurangnya komunikasi yang baik antara pihak DU/DI dan siswa.

6. Siswa tidak menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan di tempat kerja. 7. Siswa merusakkan atau menghilangkan barang / data di tempat kerja. 8. Kurangnya kontrol dari pihak sekolah.

Dalam rangka meminimalisasi permasalahan yang mungkin terjadi, maka tahap persiapan prakerin menjadi hal yang penting. Persiapan prakerin dibagi dalam dua tahap yaitu (Winarsih, 2005:18-19) :

1. Pembekalan kemampuan secara umum, yaitu pembekalan di tingkat sekolah meliputi penjelasan umum tentang latar belakang, tujuan dan manfaat.

2. Pembekalan khusus, yaitu pembekalan di tingkat kejuruan meliputi penjelasan program praktik dasar dan praktik keahlian produktif yang akan dilaksanakan, informasi lingkungan kerja di industri pasangan/dunia usaha, hak dan kewajiban siswa.

(40)

20

harus diikuti oleh siswa adalah penilaian dan sertifikasi. Menurut Winarsih (2005:21-22), penilaian prakerin dibedakan menjadi : (1) penilaian kegiatan belajar mengajar di institusi pasangan mencakup komponen praktik keahlian yang dilakukan di industri pasangan; dan (2) penilaian keahlian.

Penilaian keahlian sendiri meliputi ujian kompetensi yang merupakan penilaian di suatu paket pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu dan ujian profesi yang merupakan penilaian terakhir di suatu kompetensi yang harus dimiliki oleh suatu jabatan profesi tertentu.

Penilaian prakerin didasarkan atas penilaian teknis dan non teknis. Penilaian teknis meliputi keterampilan teknis kejuruan sedangkan non teknis meliputi pengorganisasian, implementasi kerja, komunikasi dan kerjasama, penerapan teknik belajar dan metode kerja, kemandirian dan tanggung jawab, disiplin, kerajinan, inisiatif, dan prestasi kerja (Winarsih, 2005:57).

D. Kesiapan Memasuki Dunia Kerja

(41)

mental serta pengalaman belajar sehingga individu memiliki kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai dan mental yang didukung dengan berfungsinya panca indera dan organ tubuh.

Kesiapan kerja dapat dibentuk melalui kegiatan belajar di sekolah dan di luar sekolah. Sukirin (Widiastuti, 2005:19) mengemukakan bahwa kesiapan terhadap sesuatu akan terbentuk jika telah terjadi perpaduan antara tingkat kemasakan, pengalaman yang diperoleh serta keadaan mental dan emosi yang serasi. Kesiapan terhadap sesuatu dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu (Widiastuti, 2005:19-20) :

1. Tingkat kematangan adalah suatu saat dalam proses perkembangan dengan ciri suatu fungsi fisik atau mental telah mencapai perkembangan yang sempurna dalam arti siap digunakan.

2. Pengalaman-pengalaman yang diperlukan ada sangkut pautnya dengan keadaan lingkungan, kesempatan dari luar yang disengaja dan tidak disengaja untuk menciptakan kesiapan terhadap sesuatu.

3. Kondisi mental yang serasi adalah suatu sikap kritis, memiliki pertimbangan-pertimbangan logis, objektif, bersikap dewasa, dan emosi terkendali.

(42)

22

Menurut Sukirin (Widiastuti, 2005:21), seseorang dikatakan siap kerja yaitu jika yang bersangkutan memiliki sikap kritis, memiliki pertimbangan yang logis dan obyektif, memiliki kemauan dan kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain, memiliki keberanian untuk menerima tanggung jawab secara individu, mudah beradaptasi serta berambisi untuk maju dan mengikuti perkembangan bidang keahliannya. Seseorang yang siap untuk memasuki dunia kerja adalah seseorang yang berani untuk memilih jenis pekerjaan dan memiliki pandangan untuk berkembang. Melalui prakerin, siswa mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan sehingga akan membentuk pribadi yang siap untuk masuk dalam dunia kerja.

(43)

E.Kerangka Teoritik

1. Hubungan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan kesiapan siswa memasuki dunia kerja

Menurut Popham dan Baker dalam Hadi dkk (Wahyudi, 2007:1), proses belajar mengajar yang efektif adalah kemampuan untuk menghasilkan perubahan yang diharapkan dari kemampuan dan persepsi siswa. Lebih jauh, Popham dan Baker (Wahyudi, 2007:1), menjelaskan bahwa proses belajar mengajar yang efektif tergantung pada pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar tidak hanya dituntut dapat berjalan dengan efektif tetapi juga harus efisien. McWhorter (Wahyudi, 2007:1) menyatakan bahwa efisiensi adalah kemampuan untuk menunjukkan sesuatu dengan sedikit usaha, biaya, dan pengeluaran. Efisiensi mencakup penggunaan waktu dan sumber daya secara efektif untuk menyelesaikan tugas tertentu.

(44)

24

mengajar memiliki hubungan dengan kesiapan siswa memasuki dunia kerja. 2. Hubungan pelaksanaan praktik kerja industri (prakerin) dengan kesiapan siswa

memasuki dunia kerja

Menurut Mufari (2008:2), praktik kerja industri (prakerin) didefinisikan sebagai kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembelajaran yang dilaksanakan di dunia usaha atau dunia industri, yang masih relevan dengan kompetensi siswa. Sedangkan menurut Sirodjuddin (2008:1), prakerin merupakan bagian dari PSG yang merupakan inovasi pada program SMK dimana peserta didik melakukan praktik kerja (magang) di perusahaan atau industri yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan di SMK. Mufari (2008:3) menyatakan bahwa prakerin memiliki fungsi sebagai berikut : (1) mengimplementasikan materi yang selama ini didapat di sekolah; (2) membentuk pola pikir yang konstruktif; (3) melatih siswa untuk bisa

berkomunikasi/berinteraksi secara profesional di tempat kerja; dan (4) membentuk etos kerja yang baik bagi siswa.

(45)

bidang keahliannya (Widiastuti, 2005:19). Seseorang yang siap untuk memasuki dunia kerja adalah seseorang yang berani untuk memilih jenis pekerjaan dan memiliki pandangan untuk berkembang. Hasil penelitian Widiastuti (2005:65) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara pelaksanaan prakerin dengan kesiapan kerja. Dengan diselenggarakannya prakerin, siswa lebih siap memasuki dunia kerja.

F.Rumusan Hipotesis

1. Ada hubungan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja.

(46)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan mengambil bentuk penelitian studi kasus di SMK Sanjaya Pakem. Penelitian studi kasus adalah penelitian dimana kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku untuk objek yang diteliti saja dan jangka waktu tertentu.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Sanjaya Pakem, Jl. Kaliurang Km 17, Pakem, Sleman, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2009.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa SMK Sanjaya Pakem. 2. Objek Penelitian

(47)

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Sanjaya Pakem. Jumlah populasi penelitian ini adalah 276siswa.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI dan XII SMK Sanjaya Pakem. Jumlah sampel penelitian ini adalah siswa yang terdiri dari 114 siswa kelas XI dan 69 siswa kelas XII.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2005:61). Dalam penelitian ini yang menjadi responden penelitian adalah siswa yang sudah pernah mengikuti praktik kerja industri (prakerin).

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

(48)

28

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang diinginkan (Zuriah, 2006:179). Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal. Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data mengenai prakerin.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis berupa arsip termasuk juga buku teori, pendapat, dalil atau hukum-hukum dan yang berhubungan dengan masalah penelitian (Zuriah, 2006:191). Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai gambaran umum sekolah.

F. Operasionalisasi Variabel

1. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar

[image:48.612.95.529.155.630.2]
(49)
[image:49.612.95.559.149.691.2]

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar

Pernyataan Variabel

Dimensi Indikator

Positif Negatif Proses belajar mengajar 1.Perencanaan 2.Pelaksanaan 3.Evaluasi

a. Tujuan pembelajaran b. Materi pembelajaran c. Kegiatan pembelajaran d. Sumber pembelajaran e. Media pembelajaran f. Evaluasi pembelajaran Kegiatan Pembuka a.Melakukan apersepsi b.Melihat kompetensi c.Melihat rencana kegiatan Kegiatan Inti

a.Pengusaan materi pelajaran b.Pendekatan/strategi

pembelajaran

c.Pemanfaatan media/sumber belajar

d.Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

e.Menumbuhkan kemampuan khusus dalam bidang studi f. Penilaian proses dan hasil

belajar

g.Penggunaan bahasa yang sesuai

Kegiatan Penutup

a.Merefleksi pembelajaran b.Merangkum materi

c.Arahan dan tugas dari guru Aspek Kognitif

a.Tulis objektif b.Tulis subjektif c.Lisan

d.Unjuk kerja e.Produk f.Portofolio g.Tingkah laku

(50)

30

Aspek Psikomotorik a.Unjuk kerja b.Produk c.Portofolio d.Tingkah laku Aspek Afektif a.Unjuk kerja b.Produk c.Portofolio d.Tingkah laku Tes Sumatif

a.Tes ulangan semester berjalan b.Tes ulangan akhir semester Tes Formatif

a.Tes akhir suatu bahan b.Tes latihan dalam kelas c.Pekerjaan rumah

27 28 29

31 32 34 35 36

38 39

30

33

37

Skala pengukuran pelaksanaan proses belajar mengajar menggunakan

skala Likert. Setiap pernyataan menyajikan lima alternatif jawaban, yaitu: a) pernyataan positif : sangat setuju (SS) diberi skor 5, setuju (S) diberi skor 4,

ragu-ragu (R) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2 dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1; b) pernyataan negatif : sangat setuju (SS) diberi skor 1, setuju (S) diberi skor 2, ragu-ragu (R) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 4 dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 5.

2. Praktik Kerja Industri (prakerin)

Praktik kerja industri (prakerin) didefinisikan sebagai kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembelajaran yang dilaksanakan di dunia usaha

(51)
[image:51.612.95.552.194.697.2]

SMK dimana peserta didik melakukan praktik kerja (magang) di perusahaan atau industri yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan di SMK. Praktik kerja industri (prakerin) memiliki dimensi yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, pembimbingan, dan penilaian. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabelnya.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Praktik Kerja Industri

Pernyataan Variabel Dimensi Indikator

Positif Negatif Praktik

kerja industri (prakerin)

1.Persiapan

2.Pelaksanaan

3.Pembimbingan

4.Penilaian

a. Pembekalan secara umum di sekolah

b.Pembekalan khusus di tingkat kejuruan

a.Keahlian profesi b.Pengalaman c.Etos kerja d.Disiplin kerja a.Bimbingan sekolah b.Bimbingan dunia industri

Penilaian Keahlian a.Ujian kompetensi b.Ujian profesi Teknis

a. Keterampilan teknis kejuruan

Non teknis

a.Pengorganisasian b.Implementasi kerja c.Komunikasi d.Kerjasama

e.Penerapan teknik belajar dan metode kerja

(52)

32

f. Kemandirian g.Tanggung jawab h.Disiplin

i. Kerajinan j. Inisiatif k.Prestasi kerja

62 63 64 65 67

66

Skala pengukuran pelaksanaan proses belajar mengajar menggunakan

skala Likert. Setiap pernyataan menyajikan lima alternatif jawaban, yaitu: a) pernyataan positif : sangat setuju (SS) diberi skor 5, setuju (S) diberi skor 4,

ragu-ragu (R) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2 dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1; b) pernyataan negatif : sangat setuju (SS) diberi skor 1, setuju (S) diberi skor 2, ragu-ragu (R) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 4 dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 5.

3. Kesiapan Siswa SMK Memasuki Dunia Kerja

(53)
[image:53.612.92.517.176.614.2]

panca indera dan organ tubuh. Berikut disajikan tabel operasionalisasinya.

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Kesiapan Siswa SMK Memasuki Dunia Kerja

Pernyataan Variabel Indikator

Positif Negatif Kesiapan

kerja

a.Memiliki sikap kritis

b.Memiliki pertimbangan yang logis dan objektif

c.Memiliki kemauan dan

kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain

d.Memiliki keberanian untuk menerima tanggung jawab secara individu

e.Mudah beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru f. Berambisi untuk maju

g.Mengikuti perkembangan bidang keahliannya

h.Berani untuk memilih jenis pekerjaan

i. Memiliki pandangan untuk berkembang

j. Pengetahuan dan keterampilan khusus untuk jabatan

k.Pengetahuan, keterampilan sosial, emosional dan fisik dalam kehidupan sosial

(54)

34

Skala pengukuran pelaksanaan proses belajar mengajar menggunakan

skala Likert. Setiap pernyataan menyajikan lima alternatif jawaban, yaitu: a) pernyataan positif : sangat setuju (SS) diberi skor 5, setuju (S) diberi skor 4,

ragu-ragu (R) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2 dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1; b) pernyataan negatif : sangat setuju (SS) diberi skor 1, setuju (S) diberi skor 2, ragu-ragu (R) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 4 dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 5.

G. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikunto, 1990:219). Pengujian validitas dilakukan berdasarkan teknik Korelasi Product Momen

dari Pearson, dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2005:213) :

rx,y=

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

2 2

2 2

Y Y

N X X

N

Y X XY

N

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi antara skor butir pertanyaan dan total butir

pertanyaan

∑X : jumlah skor butir pertanyaan

(55)

Berdasarkan hasil perhitungan, jika nilai koefisien r hitung > r tabel, maka suatu butir instrumen mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (valid). Sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka suatu butir instrumen adalah tidak valid.

[image:55.612.96.532.151.705.2]

Pelaksanaan pengujian validitas penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XII SMK N 1 Depok, Yogyakarta dengan jumlah responden 35 orang. Dari hasil uji coba tersebut diketahui derajat kebebasan sebesar 33 (35-2), dengan harga kritik product moment tabel (r tabel) sebesar 0,334 dengan taraf signifikansi 5%. Adapun rangkuman hasil uji validitas yang dikerjakan dengan program SPSS for Windows version 12.0. sebagai berikut (lampiran 3, halaman 108 -119):

Tabel 3.4

Rangkuman Uji Validitas Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar

Item r Tabel

Corrected Item-Total

Correlation Kesimpulan

PBM1 0,334 0,38 Valid

PBM2 0,334 0,553 Valid

PBM3 0,334 0,445 Valid

PBM4 0,334 0,482 Valid

PBM5 0,334 0,466 Valid

PBM6 0,334 0,31 Tidak Valid

PBM7 0,334 0,259 Tidak Valid

PBM8 0,334 0,2 Tidak Valid

PBM9 0,334 0,177 Tidak Valid

PBM10 0,334 0,691 Valid

PBM11 0,334 0,623 Valid

PBM12 0,334 0,313 Tidak Valid

(56)

36

PBM14 0,334 0,483 Valid

PBM15 0,334 0,395 Valid

PBM16 0,334 0,62 Valid

PBM17 0,334 0,516 Valid

PBM18 0,334 0,715 Valid

PBM19 0,334 0,23 Tidak Valid

PBM20 0,334 0,151 Tidak Valid

PBM21 0,334 0,137 Tidak Valid

PBM22 0,334 0,465 Valid

PBM23 0,334 0,39 Valid

PBM24 0,334 0,524 Valid

PBM25 0,334 0,292 Tidak Valid

PBM26 0,334 0,508 Valid

PBM27 0,334 -0,041 Tidak Valid

PBM28 0,334 0,547 Valid

PBM29 0,334 0,493 Valid

PBM30 0,334 0,264 Tidak Valid

PBM31 0,334 0,32 Tidak Valid

PBM32 0,334 0,432 Valid

PBM33 0,334 0,219 Tidak Valid

PBM34 0,334 0,42 Valid

PBM35 0,334 0,293 Tidak Valid

PBM36 0,334 0,296 Tidak Valid

PBM37 0,334 0,051 Tidak Valid

PBM38 0,334 0,319 Tidak Valid

PBM39 0,334 0,331 Tidak Valid

[image:56.612.96.512.108.708.2]

Tabel 3.5

Rangkuman Uji Validitas Pelaksanaan Praktik Kerja Industri

Item r Tabel

Corrected Item-Total

Correlation Kesimpulan

PKI40 0,334 0,517 Valid

PKI41 0,334 0,564 Valid

PKI42 0,334 0,69 Valid

PKI43 0,334 0,713 Valid

PKI44 0,334 0,647 Valid

(57)

PKI46 0,334 0,634 Valid

PKI47 0,334 0,676 Valid

PKI48 0,334 0,576 Valid

PKI49 0,334 0,652 Valid

PKI50 0,334 0,447 Valid

PKI51 0,334 0,658 Valid

PKI52 0,334 0,639 Valid

PKI53 0,334 0,656 Valid

PKI54 0,334 0,514 Valid

PKI55 0,334 0,216 Tidak Valid

PKI56 0,334 0,241 Tidak Valid

PKI57 0,334 0,531 Valid

PKI58 0,334 0,557 Valid

PKI59 0,334 0,707 Valid

PKI60 0,334 0,532 Valid

PKI61 0,334 0,449 Valid

PKI62 0,334 0,391 Valid

PKI63 0,334 0,547 Valid

PKI64 0,334 0,124 Tidak Valid

PKI65 0,334 0,432 Valid

PKI66 0,334 0,67 Valid

[image:57.612.94.519.110.701.2]

PKI67 0,334 0,633 Valid

Tabel 3.6

Rangkuman Uji Validitas Kesiapan Siswa SMK Memasuki Dunia Kerja

Item r Tabel

Corrected Item-Total

Correlation Kesimpulan

KS68 0,334 0,226 Tidak Valid

KS69 0,334 0,438 Valid

KS70 0,334 0,451 Valid

KS71 0,334 0,519 Valid

KS72 0,334 0,702 Valid

KS73 0,334 0,513 Valid

KS74 0,334 0,733 Valid

KS75 0,334 0,567 Valid

KS76 0,334 0,624 Valid

(58)

38

KS78 0,334 0,676 Valid

KS79 0,334 0,586 Valid

Butir yang tidak valid selanjutnya tidak digunakan sebagi instrumen pengumpul data. Dengan demikian jumlah butir instrumen yang digunakan sebagai alat untuk variabel pelaksanaan proses belajar mengajar sebanyak 21, pelaksanaan praktik kerja industri sebanyak 25 dan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja sebanyak 11.

2. Pengujian Reliabilitas

Suatu instrumen penelitian disebut reliabel jika instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang ia ukur (Kountour, 2003:156). Untuk reliabilitas menguji instrumen penelitian digunakan Alpha Cronbach dengan rumus yaitu (Arikunto, 1990:236) :

r 11 =

⎥⎦

⎢⎣

σ

σ

2 2

1

1

t b

K

K

Keterangan :

r 11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

σ

2

b : jumlah varians butir

σ

2

t : varians total

Berdasarkan hasil perhitungan, jika nilai koefisien Alpha Cronbach

(59)

(Nunally dalam Imam Ghozali, 2007:42). Sebaliknya, jika nilai koefisien

Alpha Cronbach lebih kecil dari 0,6 maka instrumen penelitian dikatakan belum reliabel.

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

[image:59.612.103.524.211.606.2]

Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows version 12.0. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut (lampiran 3, halaman 111-118) :

Tabel 3.7

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Nilai Alpha Cronbach KESIMPULAN

Proses belajar

mengajar 0,910 reliabel

Praktik Kerja

Industri (Prakerin) 0,935 reliabel Kesiapan Kerja 0,876 reliabel

H. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

(60)

40

2. Pengujian Prasyarat Analisis a. Pengujian Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi

normal atau tidak normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan rumus

One Sample Kolmogorov Smirnov (Sugiyono, 1999:255) yaitu :

D = maksimum [Fo ( X1 ) - Sn (X1)] Keterangan :

D : deviasi maksimum

Fo (X1) : fungsi distribusi frekuensi komulatif yang ditentukan Sn (X1) : fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Jika nilai F hitung > nilai F tabel pada taraf signifikan 5% maka distribusi data dikatakan normal. Namun, jika nilai F hitung < nilai F tabel maka distribusi data dikatakan tidak normal.

b. Uji Linearitas

Untuk mengetahui apakah hubungan variabel bebas dan terikat merupakan hubungan linear, maka perlu dilakukan uji linearitas. Uji linearitas menggunakan rumus persamaan regresi dengan menguji signifikasi nilai F. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996:332) :

F = 2

2

e TC

S S

Keterangan : STC2 =

2 ) (

(61)

S2e =

k n

E JK

) (

F : nilai F untuk regresi STC2 : varians tuna cocok S2e : varians kekeliruan

Berdasarkan hasil perhitungan, hipotesis model regresi linier akan ditolak jika F hitung > F tabel. Pada distribusi F dengan dk pembilang adalah (k-2) dan dk penyebut adalah (n-k).

3.Pengujian Hipotesis a.Rumusan Hipotesis

1)Hipotesis I

Ho : Tidak ada hubungan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja.

Ha : Ada hubungan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja.

2) Hipotesis II

Ho : Tidak ada hubungan pelaksanaan praktik kerja industri dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja.

(62)

42

b.Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua tentang hubungan pelaksanaan proses belajar mengajar dan pelaksanaan praktik kerja industri dengan kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja, digunakan statistik non parametrik yaitu uji Chi Square/Chi Kuadrat.

Nilai Chi Square/Chi Kuadrat dapat dicari dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2005:227) :

(

)

= = + = k j ij ij ij r i EP E OP 1 2 1 2 χ Keterangan :

O (observation) = fo E (expectation) = fh

Berdasarkan hasil perhitungan, Ho ditolak dan Ha diterima jika nilai Chi Square/Chi Kuadrat hitung > Chi Square/nilai Chi Kuadrat tabel. Derajat hubungan dapat diketahui dengan membandingkan koefisien kontingensi C dengan koefisien kontingensi maksimum. Koefisien kontingensi C dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Sudjana,1996:282) :

C =

(63)

Sedangkan koefisien kontingensi maksimum dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Sudjana, 1996:282) :

C maks =

m m−1

Keterangan :

m = harga minimum antara banyak baris dan kolom

Semakin dekat harga C kepada Cmaks maka semakin besar derajat hubungannya. Dengan kata lain, faktor yang satu semakin berkaitan dengan faktor yang lain. Berikut disajikan tabel sebagai pedoman untuk mengintepretasikan hubungan antar variabel (Sugiyono, 2005:216) :

Tabel 3.8

Pedoman Intepretasi Hubungan Antar Variabel

Interval koefisien Tingkat hubungan 0,00 – 0,199

0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

(64)

44

BAB IV

GAMBARAN SEKOLAH

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Sejarah SMK Sanjaya Pakem

SMK Sanjaya Pakem berlokasi di Jalan Kaliurang Km 17 Pakem, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. SMK Sanjaya Pakem didirikan pada tanggal 1 Januari 1966 dengan nama Sekolah Menengah Ekonomi Atas Soegijopranoto. Awalnya SMK Sanjaya Pakem belum memiliki gedung, sehingga kegiatan belajar mengajar berlangsung di gedung SMP Kanisius Pakem pada waktu sore hari.

SMK Sanjaya Pakem didirikan oleh Yayasan Sanjaya, Keuskupan Agung Semarang, dengan dibentuk suatu panitia yang diketuai oleh bapak FX. Dirjo Widarsono yang beranggotakan:

a. Bpk. Drs. Ramidjo Sutanto b. Bpk. Drs. Y. Sukidjo c. Bpk. Y. Sismadi, BA

(65)

2. Latar Belakang Pendirian Sekolah

Yang menjadi latar belakang didirikannya Sekolah Menengah Kejuruan Ekonomi di daerah Pakem ini adalah :

a. Pada saat itu di daerah Pakem sudah ada SMA dan SPG.

b. Keadaan ekonomi masyarakat di Pakem banyak terlihat anak-anak berumur kurang lebih 20 tahun sudah dituntut untuk bekerja.

Dari keadaan itulah maka dirasa tepat apabila didirikan Sekolah Menengah Kejuruan. Sebagai bukti bahwa keberadaan sekolah ini diperlukan adalah bahwa pada tahun 1986 SMEA Sanjaya Pakem mendapat status DISAMAKAN oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan Surat Keputusan No. 0292/ H/ 1986, yang kemudian disahkan tanggal 8 Mei 1986. 3. Perkembangan SMK Sanjaya Pakem

Sejak tahun 1966 sampai dengan 1970 dalam melaksanakan ujian SMK Sanjaya Pakem wajib mengikuti Ujian Negara. Tahun 1971 setelah SMK Sanjaya Pakem diijinkan untuk melaksanaka ujian sendiri dengan tingkat kelulusan berkisar 80% sampai dengan 90%, SMK Sanjaya Pakem didalam daftar Direktorat Jendral Swasta dengan nomor : DNS 214202 (Nomor Daftar Sekolah) sedangkan di Departemen Kebudayaan terdaftar nomor : 344021007 (Nomor Statistik Sekolah).

(66)

46

B. Tujuan Pendidikan SMK

Tujuan pendidikan SMK Sanjaya Pakem, sejalan dengan apa yang tertuang dalam visi dan misinya yaitu:

1. Visi SMK Sanjaya Pakem

Menyiapkan siswa yang cerdas, terampil, mandiri yang berkepribadian cinta kasih.

2. Misi SMK Sanjaya Pakem

a. Disiplin dalam belajar dan bekerja b. Tertib dalam belajar dan bekerja

c. Jujur dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas

d. Menumbuhkan sikap dan semangat kekeluargaan, kebersamaan serta aktif dan kreatif.

e. Menumbuhkan rasa kepedulian/rasa memiliki terhadap seluruh warga sekolah sesuai dengan ciri khas sekolah

f. Melayani dalam segala aspek kehidupan sekolah dengan rasa cinta kasih g. Mendorong siswa untuk belajar keterampilan yang sesuai dengan

kompetensi yang dimilikinya.

Selain itu, SMK Sanjaya Pakem dalam upaya mengembangkan bidang keahlian bisnis dan manajemen sebagai bagian dari pendidikan menengah dalam sistem pendidikan nasional bertujuan :

(67)

2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, mampu berkompetensi, dan mampu mengembangkan siri dalam bidang bisnis dan manajemen.

3. Menyiapkan siswa untuk mengisi tenaga kerja tingkat yang mandiri (bekerja untuk dirinya sendiri) dan atau mengisi kebutuhan dunia kerja bidang bisnis dan manajemen.

4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif, khususnya di bidang bisnis dan manajemen.

C. Struktur Kurikulum Pendidikan Kejuruan (SMK)

(68)

48

Untuk melaksanakan kurikulum, SMK menganut pedoman pelaksanaan proses belajar mengajar dan GBPP sebagai dasar penyusunan petunjuk pelaksanaan yang meliputi:

1. Pedoman proses belajar mengajar. 2. Pedoman penilaian.

3. Pedoman bimbingan. 4. Pedoman pembinaan guru. 5. Pedoman sistem kredit.

6. Pedoman pelaksanaan penataran.

7. Pedoman kerja lapangan untuk sekolah lanjutan.

Struktur program mata pelajaran dikelompokan dalam program pilihan. Program ini masih dikelompokan menjadi mata pelajaran dasar umum dan mata pelajaran dasar kejuruan. Dalam hal ini dikenal istilah:

1. Program studi, yaitu program pendidikan pada sekolah menengah kejuruan. 2. Jurusan adalah kumpulan program studi yang memiliki mata pelajaran dasar

kejuruan yang sama.

3. Kelompok merupakan pengelompokan pendidikan di SMK yang terdiri dari: a. Kelompok pertanian

b. Kelompok rekayasa

c. Kelompok bisnis dan manajemen d. Kelompok budaya

(69)

Kurikulum yang digunakan SMK Sanjaya Pakem saat ini adalah sebagai berikut : Prodi AK : Kelas X menggunakan KTSP edisi 2008

Kelas XI dan XII menggunakan KTSP edisi 2006 Prodi AP : Kelas X menggunakan KTSP 2008

Kelas XI dan XII menggunakan KTSP edisi 2006 Prodi PJ : Kelas X menggunakan KTSP edisi 2008

Kelas X dan XI menggunakan kurikulum 1999, untuk mata pelajaran produktif

Kekhususan kurikulum SMK adalah sebagai berikut:

1. Mengacu pada upaya menyiapkan siswa untuk menjadi tenaga kerja yang lebih sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan nasional.

2. Memuat kerangka umum program pembelajaran berdasarkan kompetensi standar minimal yang harus dikuasai oleh tamatan.

3. Memberi peluang pada guru-guru SMK untuk mengembangkan strategi dan pola pembelajaran secara inovatif.

(70)

50

D. Sumber Daya Manusia

1. Personalia

a. Kepala Sekolah

Sejak berdiri hingga sekarang, tercatat enam orang yang sudah menjabat sebagai kepala sekolah di SMK Sanjaya.

1) Periode 1966-1969 : Drs. Y. Sukidjo

2) Periode 1969-1975 : St. Teguh Setiadi, B.A. 3) Periode 1976-1977 : Drs. V. Sumarno 4) Periode 1977-1999 : F. Sutoyo, B. A.

5) Periode 1999-2001 : Drs. Ig. Suryadi S. W, S.E. 6) Periode 2001-sekarang : Y. Supriyadi, BC. Hk., S.Pd.

Dalam melaksanakan tugasnya, kepala sekolah dibantu langsung oleh lima wakil kepala sekolah, yaitu:

1) Bidang Kurikulum : Dra. F.Heny Prihasworo 2) Bidang Kesiswaan : A. Ibud Sudarmanto, B.A 3) Bidang Sarana dan Prasarana : Y.C.Agus Budiyanto, S.Pd 4) Bidang Administrasi dan Keuangan : Dra. Z. Sri Utami

5) Bidang Humas : Marsia Peniati, S.Pd

(71)
[image:71.612.92.528.123.648.2]

Tabel 4.1

Nama Kaprodi dan Sekretaris SMK Sanjaya Pakem

NO KAPRODI NAMA/NIP

1 Akuntansi Sekretaris

B. Endah Wahyuningsih, S.Pd. NIP. 490035597

Marsia Peniati, S.Pd 2 Adm. Perkantoran

Sekretaris

Dra. Suwarti/ NIP. 131689001

Dra. L. Suci Puji Astuti/ NIP 131842777 3 Penjualan

Sekretaris

Budi Rahayu, B.A. / NIP. 130931829 Y. Rini Kusuma Indrawati, S.Pd Sumber : Fransisca Heni Damayanti (2008)

Selain dibantu oleh tiga orang wakil kepala sekolah dan kepala program studi tersebut, kepala sekolah juga dibantu oleh para guru dan karyawan.

b. Para Guru

Gambar

Tabel 5.9.  Tabel Kontingensi Hubungan Pelaksanaan Praktik Kerja
tabel operasionalisasi variabelnya.
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Praktik Kerja Industri
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lingkungan kerja dan kepuasan kerja karyawan sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas, selain itu juga berpengaruh dalam hal penyelesaian pekerjaan yang menjadi

 Children who display mastery motivation are task- oriented; instead of focusing on their ability, they concentrate on learning strategies and the process of achievement rather

Sebenarnya kerangka sistem islam secara keseluruhan ini dibentuk berdasarkan kebebasan individu di dalam mencari dan memiliki harta benda dan campur tangan

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang identifikasi kinerja satuan kerja terhadap penanganan jalan nasional (studi kasus di Satker

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul

Selain dua kaidah dasar yang ada pada masyarakat Jawa, orang Jawa juga memiliki pandangan dalam menjaga kelangsungan hidupnya, baik pada tataran yang bersifat vertikal

PROSES BERPIKIR SISWA BERDASARKAN TEORI BRUNER DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI KESEBANGUNAN DI KELAS IX-A MTs MIFTAHUL HUDA. BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN

Karena kekuasaan yang bisa menyebabkan dilanggarnya hak-hak dasar warga negara tidak hanya yang berada dalam genggaman negara namun juga pada kelompok sipil