• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Diferensiasi - Pengaruh Diferensiasi Produk Dan Kepercayaan Merekterhadap Keputusan Pembelian Mobil Avanza Di Pt.Astrainternasionaltbk-Toyota Auto 2000 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Diferensiasi - Pengaruh Diferensiasi Produk Dan Kepercayaan Merekterhadap Keputusan Pembelian Mobil Avanza Di Pt.Astrainternasionaltbk-Toyota Auto 2000 Medan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Diferensiasi

Menurut Kotler (2002:328) diferensiasi adalah”tindakan merancang serangkaian

perbedaan yang berarti untuk membedakan tawaran perusahaan dengan tawaran pesaing”.

Assauri (2004:423) mengungkapkan bahawa Diferensiasi Produk adalah “penjual

menghasilkan dan memasarkan dua atau lebih produk dengan perbedaan penampilan, mutu,

ukuran, dan sebagainya”.

Menururt Mowen dan Miror (2005:55) pengertian diferensiasi adalah “proses

manipulasi bauran pemasaran untuk menempatkan sebuah merek sehingga para konsumen

dapat merasakan perbedaan yang berarti antara merek tersebut dengan pesaing”.

2.1.2 Jenis-Jenis Diferensiasi

Kotler (2000:329) mengemukan bahwa”produk-produk fisik itu bervariasi dalam

potensinya untuk diferensiasi”. Disini para penjual menghadapi beberapa parameter

rencangan yang membentuk diferensiasi, yang mencakup :

1. Bentuk

Banyak produk dapat di diferensiasikan berdasarkan bentuk, ukuran, model, lapisan

luar, dosis,dan struktur fisik sebuah produk. Banyak bentuk yang mungkin

diambil.Inovasiberrdasarkan bentuk ini menjadi pilihan banyak produsen dalam

mendiferensiasikan produknya.

2. Keistimewaan (feature)

Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan berbagai keistimewaan seperti

karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk. Upaya untuk menjadi yang

(2)

salahsatu cara yang efektif untuk bersaing.Suatu perusahaan dapat mengidentifikasi

dan memilih keistimewaan baru yang tepat dengan terlebih dahulu menghubungi

para pembeli dan mengajukan pertanyaan.Tugas selanjutnya adalah memutuskan

keistimewaan yang patut ditambahkan.Untuk tiap kemungkinan

keistimewaan,perusahaan harus menghitung nilai pelanggan dibandingkan dengan

biaya perusahaan.

3. Mutu Kinerja

Mutu kinerja mengacau pada level dimana karakteristik dasar produk itu beroperasi.

Sebagian besar produk ditetapkan pada salah satu dari empat level kinerja,yaitu

rendah, rata-rata, tinggi, dan super. Perusahaan mendapatkan keuntungan dari

pembelian ulang yang lebih banyak, kesetiaan pelanggan dan kesan yang positif

serta biaya yang efektif unutk memberikan kualitas yang lebih baik dan hasilnya

jauh lebih tinggi dari unit bisnis yang berproduksi mutu

rendah.Strategipertama,perusahaan terus mengembangkan produk, menghasilkan

tingkat pengambilan investasi, dan pangsa pasar yang tertinggi. Strategi kedua

adalah mempertahankan mutu produk pada level tertentu. Karena banyak

perusahaan yang membiarkan mutu mereka tidak berubah setelah formulasi awal

kecuali jika terjadi kegagalan pangsa pasar. Dan strategi ketiga adalah mengurangi

mutu produk seiring dengan waktu. Beberapa perusahaan melakukan hal ini untuk

mengimbangi kenaikan biaya dan ada juga yang sengaja mengurangi mutu untuk

menaikan laba sekarang walau tindakan ini berpotensi merusak profibilitas jangka

panjang mereka.

4. Mutu kesesuaian

Kualitas kesesuaian adalah tingkat dimana semua unit yang diproduksi adalah

(3)

memiliki mutu kesesuaian yang rendah adalah bahwa produk itu akan

mengecewakan pembeli.

5. Daya tahan

Daya tahan adalah suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam kondisi

normal. Daya tahan merupakan atribut yang berharga untuk menawarkan sebuah

produk. Pembeli biasanya rela membayar lebih untuk barang yang mempunyai

reputasi tinggi karena tahan lama.

6. Keandalan

Keadalan adalah ukuran kemungkinan sebuah proyek tidak akan rusak atau gagal

dalam suatu periode tertentu. Pembeli pada umumnya akan membayar lebih demi

mendapatkan suatu produk yang diandalkan.

7. Gaya

Gaya menggambarkan karakter dan perasaan yang ditimbulkann oleh produk itu

bagi pembeli. Gaya memiliki keunggulan menciptakan perbedaan produk yang

sukar ditiru sehingga menghasilkan produk yang unik.

Pendekatan di dalam penerapan diferensiasi berdasarkan pada keunggulan bersaing

produk tersebut di pasar. Kotler (2000 :230) terdapat 4 (empat) pendekatan diferensiasi di

dalam menciptakan nilai bagi pembeli, yaitu :

1. Atribut produk dan fitur pembelian harus lebih rendah dari pada biaya yang

dikeluarkan oleh pembeli

2. Fitur yang ditonjolkan harus dapat meningkatkan kinerja produk.

3. Fitur yang dimasukkan harus dapat memuaskan pembeli.

4. Fitur yang digunakan harus dapat memberikan nilai kepada konsumen.

hermawan Kartajaya ( 2005:148 ),mengemukakan 3 (tiga) syarat sebagai acuan penentuan

(4)

1. Sebuah diferensiasi haruslah mampu mendatangkan nilai yang sangat baik (Excellent

Value ) ke konsumen. Produk yang diciptakan boleh berbeda, tetapi tentu tidak boleh

asal beda. Perbedaan tersebut harus punya makna dimata konsumen. Semakin

perbedaan tersebut mendatangkan value yang tinggi, semakin kokoh pula diferensiasi

yang dilakukan perusahaan tersebut.

2. Diferensiasi Produk haruslah merupakan keunggulan dibanding pesaing. Sebuah

diferensiasi akan kokoh jika dapat menciptakan perbedaan dengan pesaing. Dan

perbedaan tersebut mencerminkan keunggulan dari produk yang dikeluarkan.

3. Agar diferensiasi menjadi kokoh dalam berkelanjutan, maka perusahaan harus

memiliki keunikan sehingga tidak dapat di copy pesaing.

2.2 Kepercayaan Merek

Menurut Delgado (2008:150), Kepercayaan Merek adalah kemampuan merek untuk

dipercaya, yang bersumber pada keyakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu

memenuhi nilai yang dijanjikan dan intensi baik merek yang didasarkan pada keyakinan

konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen.

. Bernd dan Patrick (2006: 240) juga menjelaskan bahwa konsumen yang sadar

terhadap sebuah merek tentunya akan terus mempercayai merek itu dalam melakukan

pembelian, baik itu pembelian sekarang maupun pembelian ulang.

Merek dianggap menjadi sarana komunikasi antara konsumen dengan perusahaan.

Lau dan Lee (1999) menyatakan bahwa kepercayaan terhadap merek adalah kemauan

konsumen mempercayai merek dengan segala resikonya, karena ada harapan bahwa merek

tersebut dapat memberikan hasil yang positif. Ada 3 (tiga) faktor utama pembentuk

(5)

1. Karakteristik merek meliputi : reputasi merek, mengacu pada opini secara umum

bahwa merek tersebut bagus dan dapat dipercaya (reliabel)

2. Karakteristik perusahaan meliputi: kepercayaan terhadap perusahaan, reputasi

perusahaan, motif perusahaan yang dipersepsikan oleh konsumen, dan integritas

perusahaan.

3. karakteristik hubungan merek dan konsumen yang mempengaruhi tingkat

kepercayaan terhadap suatu merek yang meliputi : kepuasan menggunakan merek,

kesukaan terhadap merek, pengalaman menggunakan merek, dan pengaruh teman

atau lingkungan sosial terhadap pemilihan merek.

2.2.1 Ekuitas Merek Produk

Menurut Aaker (2000:22), Ekuitas Merekadalah “seperangkat aset dan liabilitas merek

yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi

nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan

perusahaan”.

Simamora(2001:67) berpendapat Ekuitas Merekadalah” kekuatan merek atau kesaktian

merek yang memberikan nilai kepada konsumen”. Ekuitas Mereksangat berkaitan dengan

seberapa banyak pelanggan suatu merek merasa puas dan merasa rugi bila berganti merek,

menghargai merek itu dan menganggapnya sebagai teman, dan merasa terikat kepada merek

itu Kotler (2002:461). Menurut Aaker (2001:165), ekuitas merek dapat dikelompokkan

menjadi 5 (lima) kategori:

1. Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali

atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori

(6)

2. Asosiasi Merek (Brand Associations)

Brand association merupakan segala kesan yang muncul dan terkait dengan

ingatan konsumen mengenai suatu merek. Brand association mencerminkan

pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan

kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut, produk, geografis, harga, pesaing,

selebriti dan lain-lainnya.

3. Persepsi Kualitas (Perceived Quality)

Persepsi kualitas merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas

atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud

yangdiharapkan konsumen. Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu

produkatau jasa tersebut dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut

danberpengaruh langsung kepada Keputusan Pembelian dan loyalitas konsumen

terhadap suatu merek.

4. Loyalitas Merek (Brand Loyality)

Loyalitas merek merupakan ukuran kedekatan/keterkaitan pelanggan pada

sebuah merek. Ukuran ini menggambarkan tentang mungkin tidaknya konsumen

beralihke merek lain, terutama jika merek tersebut mengalami perubahan baik

yang menyangkut harga ataupun atribut lainnya

5. Aset-aset merek lainnya (Other Prorietary Brand Assets)

Aset-aset milik mereka yang lain, mewakili aset mereka seperti paten, dan

saluran distribusi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa brand equity adalah kekuatan merek yang

menjanjikan nilai yang diharapkan konsumen atas suatu produk sehingga akhirnya konsumen

akan merasa mendapatkan kepuasan yang lebih bila dibanding produk-produk lainnya.

(7)

Menurut Kotler(2002:65), keuntungan kompetitif dari ekuitas merek yang tinggi

adalah:

1. Perusahaan akan menikmati biaya pemasaran yang lebih kecil karena kesadaran dan

kesetiaan merek konsumen yang tinggi.

2. Perusahaan akan mempunyai posisi yang lebih kuat dalam negosiasi dengan

distributor dan pengecer karena pelanggan mengharapkan mereka untuk menjual

merek tersebut.

3. Perusahaan dapat mengenakan harga yang lebih tinggi daripada pesaingnya karena

merek tersebut diyakini memiliki mutu yang tinggi.

4. Perusahaan lebih muda untuk meluncurkan perluasan merek karena merek tersebut

memiliki kredibilitas yang tinggi.

5. Merek itu melindungi perusahaan dari persaingan yang ganas.

Menurut Humdiana (2005:4), ekuitas merek memberikan nilai bagi pelanggan, antara

lain :

1. Aset ekuitas merek membantu konsumen dalam menafsirkan, memproses dan

menyimpan informasi dalam jumlah besar menganai produk dan merek.

2. Ekuitas merek memberikan rasa percaya diri kepada konsumen dalam mengambil

Keputusan Pembelian, baiak karena pengalaman masa lalu dalam karakteristiknya.

3. Persepsi kualitas dan asosiasi merek bisa menguatkan kepuasan konsumen dengan

pengalaman menggunakannya.

2.2.3 Kerangka Pemikiran Kepercayaan Merek

Pengalaman merupakan hasil dari psikologis pelanggan dan tercipta apabila ada

keterlibatan pelanggan selama proses para pembelian maupun pada saat pembelian baik

dalam bentuk dorongan motivasi maupun dalam bentuk multidimensional (ferriana dewi

(8)

pengalaman ini akan memperngaruhi evaluasi pelanggan dalam konsumsi, penggunaan atau

kepuasaan secara langsung dan kontak tidak langsung dengan merek.

Semakin tinggi tingkat keterlibatan pelanggan maka semakin tinggi juga tingkat

pengalaman pelanggan selama proses pra pembelian,hal ini akan berdanmpak pada

peningkatan Kepercayaan Merek. Tingkat keterlibatan pelanggan tergantung pada tipe

keterlibatan pelanggan yang bersangkutan.

Kepercayaan yang terbentuk dalam diri pelanggan akan menciptakan positif sense. Hal

ini membentuk kepuasan pelanggan terhadap layanan jasa yang diberikan oleh perusahaan.

Selain itu, positif sesnse dan kepuasan pelanggan akan membentuk sikap, perilaku, dan

kongsi loyal dalam diri pelanggan untuk mengulangi pengalaman yang diterima dahulu.

2.2.4 Keterlibatan Pelanggan Terhadap Kepercayaan Merek

Mowen(2002:108) mendefenisikan bahwa keterlibatan pelanggan adalah pribadi

yang dirasakan penting dan atau minat pelanggan terhadap perolehan,konsumsi, dan disposisi

barang, jasa, atau ide. Dengan semakin meningkatnya keterlibatan pelanggan memiliki

motivasi yang lebih besar untuk memperlihatkan,memahami,dan mengkolaborasi informasi

tentang pembelian. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keterlibatan pelanggan adalah :

1. Jenis produk yang di pertimbangkan.

2. Karakteristik komunitas yang diterima pelanggan.

3. Karekteristik situasi dimana pelanggan beroperasi

4. Kepribadian pelanggan.

Pada umumnya keterlibatan pelanggan meningkat apabila produk atau jasa yang

dipertimbangkan lebih mahal, diterima secara sosial dan memilikib resiko pembelian.

Komunikasi juga dapat meningkatkan keterlibatan seiring dengan meningkatnya emosi

pelanggan. Situasi atau konteks dimana pembelian dilakukan juga mempengaruhi keterlibatan

(9)

2.3 Keputusan Pembelian

Keputusan Pembelian menurut Basu Swastha (2003:106) adalah “Perilaku Konsumen

akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka”.

Kanuk (2002:437) Keputusan Pembelian adalah “suatu keputusan seseorang dimana dia

memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada. Keputusan Pembelian yang

diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan yang

terorganisir. Kotler (2000:109) Keputusan Pembelian merupakan sikap seseorang untuk

membeli atau menggunakan suatu produk barang atau jasa yang telah diyakini akan

memuaskan dirinya dan kesediaan menggunakan resiko yang mungkin ditimbulkannya.

Keputusan Pembelian yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari

sejumlah keputusan yang teroganisir. Menurut Kotler (2000:109) setiap Keputusan

Pembelian mempunyai struktur sebanyak 7 (tujuh) komponen :

1. Keputusan tentang jenis produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan

uangnya untuk tujuan yang lain. Dalam hal ini perusahaan memberikan alternative lainya

yang akan dipertimbangkan konsumen.

2. Keputusan tentang bentuk produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli atau menggunakan produk

tertentu.Pemasar harus mengetahui kesukaan konsumen tetang produk yang bersangkutan

untuk memakimumkan daya tarik.

(10)

Konsumen akan memilih merek mana yang akan dibeli, setiap merek memiliki perbedaaan

dalam kelebihan dan kelemahanya. Perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen

memilih sebuah merek.

4. Keputusan tentang penjualnya

Konsumen harus mengambil keputusan dimana akan membeli produk yang dibutuhkan.

5. Keputusan tentang jumlah produk

Konsumen akan mengambil keputusan tentang berapajumlah produk yang akan dibeli.

Pembelian yang dibeli mungkin lebih dari satu unit. Perusahaan harus mempersiapkan

banyak produk untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan yang berbeda antar konsumen.

6. Keputusan tentang waktu pembelian.

Konsumen akan memutuskan kapan seseorang membeli suatu produk. Masalah ini berkaitan

dengan keuanganya. Perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan konsumen dalam waktu pembelian, sehingga perusahaan tahu kapan permintaan

puncak dan permintaan sepi.

7. Keputusan tentang cara pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tentang bagaimana cara pembayaran yang akan

dilakukan untuk transaksi. Perusahaan harus mengetahui keinginan konsumen tentang cara

pembayaran

Adapun Tahap-tahap dalam proses keputusan membeli menurut Kotler(2003:202) :

1. Pengenalan masalah

Konsumen memulai proses pembelian ketika menyadari merasakan adanya masalah atau

kebutuhan. Konsumen merasakan suatu perbedaan antara keadaan yang sekarang dan

keadaan yang diinginkanya. Kebutuhan ini dapat dipicu oleh rangsangan internal/eksternal.

Perusahaan perlu menentukan faktor-faktor dan situasi yang biasanya memicu minat

(11)

2. Pencarian informasi

Seseorang yang terdorong oleh kebutuhan akan melakukan proses pembelian lebih lanjut.

Pencarian informasi mengenai sumber-sumber dan menilainya.

3. Penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian

Pemasar perlu mengetahui bagaimana konsumen memproses informasi untuk sampai pada

pilihannya. Konsumen akan menggunakan perhitungan yang cermat dan logis. Atas dasar

tujuan pembelian. Alternatif-alternatif pembelian yang telah diidentifikasi, dinilai dan

diseleksi menjadi alternatif pembelian yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta

keinginannya.

4. Keputusan Pembelian

Keputusan untuk membeli disini merupakan proses dalam pembelian nyata. Jadi, setelah

tahap-tahap dimuka dilakukan, maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli

atau tidak. Bila konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan menjumpai

serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual,

kuantitas,waktu pembelian.Tahap ini konsumen akan memilih penjual yang terbaik untuk

membeli barang yang dibutuhkanya.

5. Perilaku purna pembelian

Tujuan pemasar tidak berakhir pada saat produk sudah dibeli tetapi berlanjut sampai periode

sesudah pembelian.Konsumen akan merasakan kepuasan atau ketidaKeputusan

Pembelianuasan setelah membeli produk atau jasa. Kepuasan akan menimbulkan pembelian

ulang dan ketidaKeputusan Pembelianuasan menjauhkan konsumen lain atau calon

konsumen. Perusahaan hendaknya teratur mengukur tingkat kepuasan pelanggan agar dapat

diketauhi apabila ada yang kurang dalam pelayanannya.

Pengambilan keputusan yang dilakukan dalam membeli produk berbeda – Beda sesuai

(12)

akan lebih bangga melibatkan pertibangan pembeli. Kotler ( 2002:204 ) membedakan

emapat tipe perilaku pembelian berdasarkan dengan melibatkan konsumen dalam membeli

dan drajat perbedaan diantara beberapa merek, yaitu :

1. Perilaku pembelian kompleks

Konsumen melalui proses keputusan yang kompleks apabila mereka memilih tingkat

keterlibatan yang tinggi dalam pemilihan dan melihat perbedaan yang nyata diantara

merek – merek yang ada. Hal ini terjadi apabila konsumen terlibat dalam pembelian

barang mahal, jarang dibeli, beresiko dan sangat berarti bagi konsumen.

2. Perilaku pembelian berdasarkan kebiasaan

Konsumen terlibat dalam pembelian tetapi tidak melihat perbedaan yang nyata dari

merek – merek yang ada. Setelah pembelian konsumen akan merasakan pasca

pembelian, disini konsumen mulai berusaha untuk membenarkan keputusannya.

Tugas pemasar disini adalah memberikan kepercayaan dan evaluasi yang bertujuan

untuk membuat konsumen puas atas pilihannya

3. Perilaku pembelian yang mencari variasi

Keterlibatan rendah, perbedaan nyata antar merek, dimana biasanya konsumen

banyak melakukan pertukaran merek tanpa banyak penelitian, evaluasi hanya

dilakukan selama pemakaian.

4. Perilaku pembelian pengurang ketidaknyamanan

Keterlibatan konsumen tinggi didasari oleh fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang

dilakukan dan beresiko. Dalam hal ini konsumen akan mempelajari apa yang tersedia dan

akan melakukan pembelian dengan cepat, dikarenakn konsumen sangat peka terhadap harga

yang baik atau terhadap kenyamanan berbelanja. Adanya suatu disonansi atau

ketidaknyamanan yang dialami oleh konsumen terhadap pembelian yang telah dilakukannya

(13)

2.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Philip Kotler (2003:202) perilaku Keputusan Pembelian konsumen dipengaruhi oleh

4 faktor diantarnya sebagai berikut

1. Faktor Kebudayaan

Faktor-faktor budaya memiliki pengaruh yang paling luas dalam perilaku konsumen.

Kebudayaan sendiri memiliki pengertian seperangkat nilai, persepsi, keinginan, dan

perilaku dasar yang dipelajari seorang anggota masyarakat dari keluarga dan

lembaga-lembaga kemasyarakatan penting lainnya. Kebudayaan merupakan faktor penentu

keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Perilaku manusia akan

sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dimana ia bertempat tinggal dan pengaruh

tersebut akan terus ada dan terus berubah mengikuti perkembangan zaman.

2. Faktor Sosial

Faktor-faktor sosial yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen diantaranya :

kelompok acuan, keluarga, peran dan status dalam masyarakat.

a. Kelompok Acuan : Kelompok acuan seseorang terdiri atas semua kelompok di sekitar

individu yang mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap

perilaku individu tersebut . Kelompok acuan mempengaruhi pendirian dan konsep

pribadi seseorang karena individu biasanya berhasrat untuk berperilaku sama dengan

kelompok acuan tersebut.

b. Keluarga

Keluarga sendiri biasanya menjadi sumber orientasi dalam perilaku. Anak akan

cenderung berperilaku sama dengan orang tua saat mereka melihat perilaku orang tua

mereka mendatangkan manfaat atau keuntungan.

c. Peran dan status dalam masyarakat. Peranan adalah kegiatan yang diharapkan untuk

(14)

pengakuan umum masyarakat sesuai dengan peran yang dijalankan. Setiap individu

dan status yang disandangnya akan mempengaruhi perilakunya.

3. Faktor Pribadi

Keputusan individu dalam melakukan pembelian bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor

pribadi berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya. Faktor-faktor

tersebut diantaranya :

a. Usia dan Tahap Siklus Hidup Individu dalam membeli barang atau jasa biasanya

disesuaikan dengan perubahan usia mereka. Pola konsumsi yang terbentuk juga

berbeda antara individu-individu yang usianya berbeda.

b. . Pekerjaan Pekerjaan individu tentunya ikut mempengaruhi perilaku pembelian

individu. Penghasilan yang mereka peroleh dari pekerjaannya itulah yang menjadi

determinan penting dalam perilaku pembelian mereka.

c. Gaya Hidup. Gaya hidup merupakan pola kehidupan seseorang sebagaimana

tercermin dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup akan sangat

mempengaruhi pola tindakan dan perilaku individu.

d. Kepribadian. Kepribadian adalah karakteristik psikologi yang berbeda dari seseorang

yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan tetap terhadap

lingkungannya.

4 . Faktor Psikologi

a. Motivasi .Motivasi adalah kebutuhan yang memadai untuk mendorong seseorang

bertindak. Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa

kebutuhan bersifat biogenis: kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis seperti

lapar, haus, tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan yang lain bersifat psikogenis:

kebutuhan tersebut muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan

(15)

b. Persepsi. Disamping motivasi mendasari seseorang untuk melakukan Keputusan

Pembelian maka akan dipengaruhi juga oleh persepsinya terhadap apa yang

diinginkan. Konsumen akan menampakkan perilakunya setelah melakukan persepsi

terhadap keputusan apa yang akan diambil dalam membeli suatu produk.

c. Sikap. Selain persepsi akan muncul pula sikap seseorang dalam menilai suatu obyek

yang akan diminati dan untuk dimiliki. Sikap sebagai evaluasi yang menyeluruh dan

memungkinkn seseorang untuk merespon dengan cara yang menguntungkan atau

tidak terhadap obyek yang dinilai

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama

Penelitian

Judul Penelitian Teknik Analisis

Hasil penelitian

Hadi (2011) Pengaruh

Diferensiasi Produk dan promosi terhadap Keputusan Pembelian

handphone merek blackberry di kota padang

Analisis regresi linier berganda

Variabel Diferensiasi Produk tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian handphone merek

Blackberry di Kota Padang.

Putu Yusli Yanti 2011

bahwa secara total strategi diferensiasi merupakan hal yang

menjadi pertimbangan bagi konsumenKabupaten Buleleng dalam memutuskan membeli sepeda motor Honda atau Yamaha tahun 2012 karina utami

(16)

Lanjutan

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama

Penelitian

Judul Penelitian Teknik Analisis loyalitas konsumen pada konveksi CV. Labonita Makmur Raharjo Kudus, dimana semakin tinggi Diferensiasi Produk maka dapat meningkatkan loyalitas konsumen pada suatu peusahaan

Kepercayaan Merek yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian

2.5 Kerangka konseptual

Produk merupakan salah satu kebijakan pemasaran dan merupakan salah satu sarana

potensial yang dapat mempengaruhi konsumen dalam Keputusan Pembelian. Perusahaan

dalam menawarkan produknya selalu disertai dengan pelayanan atau jasa. Komponen jasa

dapat merupakan bagian kecil atau bagian utama dari total penawaran. Perusahaan dituntut

untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen serta berusaha memenuhi

apa yang diharapkan oleh konsumen dengan cara yang lebih memuaskan daripada yang

dilakukan oleh pesaing. Oleh karena itu perusahaan harus melakukan strategi Diferensiasi

(17)

Maksud diferensiasi adalah untuk memudahkan penyediaan nilai yang cukup kuat

pada barang bagi pelanggan dan diharapkan para pelanggan menyadari bahwa nilai itu ada,

yang selanjutnya manfaat akhirnya harus dapat mempengaruhi Keputusan Pembelian

pelanggan.

Sikap positif terhadap merek tertentu akan Memungkinkan konsumen melakukan

pembelian terhadap merek itu,sebaliknya sikap negative akan menghalangi konsumen dalam

melakukan pembelian. Kepercayaan pada suatu merek dapat membantu agar konsumen lebih

mudah mengingatnya sehingga mempermudah pengambilan keputusan ketika melakukan

pembelian. Dengan memiliki Kepercayaan Merek yang positif maka keuntungan besar bagi

merek PT.Astra Internasional Tbk-ToyotaAuto 2000 konsumen akan mudah mengingat

mereknya tersebut sehingga peluang konsumen untuk mengambil keputusan dalam membeli

Mobil produk Toyota semakin besar . Keputusan Pembelian lebih sering didasarkan pada

pertimbangan merek yang memiliki citra positif daripada hal – hal lain

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan, maka dapat disusun suatu

kerangka konseptual dalam penelitian ini seperti yang terlihat pada gambar 2.1 sebagai

berikut :

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai : Diferensiasi

Produk (X1)

Keputusan Pembelian (Y) Kepercayaan

(18)

1. Diferensiasi Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan

Pembelian mobil Toyota Avanza pada PT.Astra Internasional Tbk- ToyotaAuto 2000

Cabang Gatot Subroto Medan.

2. Kepercayaan Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan

Pembelian mobil Toyota Avanza pada PT.Astra Internasional Tbk-ToyotaAuto 2000

Cabang Gatot Subroto Medan

3. Diferensiasi Produk dan Kepercayaan Merek berpengarug positif dan signifikan

terhadap Keputusan Pembelian mobil Toyota Avanza pada PT.Astra Internasional

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

a) Standar dan sasaran dari kebijakan. Adanya standar dan sasaran yang jelas yang mengatur tahapan-tahapan Revitalisasi Kawasan Kota Lama melalui Buku Grand Design Kota Lama

Alhamdulillah, dengan berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: Analisis kemampuan kreativitas matematika siswa

meliputi kedaulatan pangan, kedaulatan energi dan ketenagalistrikan, kemaritiman, pariwisata, industri, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketiga, seluruh penduduk telah

Berdasarkan analisis statistik disimpul- kan bahwa lebih dari separuh ibu rumah tangga berpengetahuan baik dan mempunyai sikap positif mengenai pemberantasan sarang nyamuk

Make a Match adalah teknik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam semua mata pelajaran dan tingkatan kelas. Teknik ini dilakukan di dalam kelas

ekstrak etanol umbi Hati Tanah pada konsentrasi ekstrak terendah yaitu 1%, namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pengujian konsentrasi yang lebih

A khir ini yang berjudul “ Prinsip Kerja dan Sistem Gerak Roda Omni Pada Robot Badminton” yang dibuat untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Diploma

Metode pembelajaran Computer assisted Instruction ( CAI) adalah sebuah pembelajaran terprogram yang menggunakan komputer sebagai sarana utama atau alat bantu yang