2
Sudut Pandang Nasabah /
Investor
Mudharabah Muqayyadah off
Balance Sheet
Tiga skema aliran dana dari nasabah investor
kepada bank
Mudharabah Muqayyadah on
Balance Sheet
3
Sudut Pandang Nasabah / Investor
Mudharabah Muqayyadah of
Balance Sheet
Aliran dana berasal dari satu nasabah investor
kepada satu nasabah pembiayaan. Di sini,
bank
syariah bertindak sebagai
arranger
saja.
Pencatatan transaksinya di bank syariah secara
off
balance sheet.
Bagi hasilnya hanya melibatkan
nasabah investor dan pelaksana usaha. Besar bagi
hasil tergantung kesepakatan antara nasabah
investor dan nasabah pembiayaan.
Bank hanya
memperoleh
arranger fee
. Disebut
mudharabah
karena skemanya bagi hasil,
muqayyadah
karena
ada pembatasan, yaitu hanya untuk pelaksana
usaha tertentu, dan
off balance-sheet
karena bank
tidak dicatat dalam neraca bank.
4
Sudut Pandang Nasabah / Investor
Mudharabah Muqayyadah of
Balance Sheet
B A N K
Satu Nasabah
5
Jumlah dana nasabah investor A 10.000.000.000
Dana bank B 0
Pembiayaan yang disalurkan = A+B C 10.000.000.000 Pendapatan dari usaha yang dibiayai D 160.000.000
Nisbah Bagi Hasil Nasabah G 0,35
Porsi Bagi Hasil untuk nasabah investor
H 56.000.000
H=(DxG)
Sudut Pandang Nasabah / Investor
Mudharabah Muqayyadah of
Balance Sheet
6
Sudut Pandang Nasabah / Investor
Mudharabah Muqayyadah of
Balance Sheet
Pak Akbar menanamkan dananya di Bank Tabarru dalam bentuk deposito mudharabah sebesar 500.000.000 dengan aqad mudharabah muqayyadah untuk disalurkan dalam pembiayaan pertanian. Dari pembiayaan tersebut pendapatan yang dihasilkan adalah sebesar Rp. 2.500.000. Maka berapakah pendapatan Pak Akbar dari dana yang ditanamkan di bank tersebut ? Nisbah bagi hasil untuk nasabah adalah 35 : 65 dan bobot adalah 0.85.
Dana nasabah : Rp. 500.000.000
Dana yg dapat disalurkan : Rp. 0.85 x 500.000.000 = Rp. 425.000.000
Dana bank = 0
Pendapatan dari pembiayaan = Rp. 2.500.000 Maka :
Pendapatan tiap 1000 dana nasabah :
pendapatan yang akan diterima oleh nasabah : = 4.25 x 35 % x 500.000.000
1000 = 743.750
jadi pendapatan yang akan diterima oleh Pak Akbar adalah sebesar Rp 743.750
Rasio Dana Terpakai x Keuntungan x ________1_______ x 1000 Dana Nasabah
7
Sudut Pandang Nasabah / Investor
Mudharabah Muqayyadah of
Balance Sheet
Pak Anwar menabung di Bank ”Manfaat” dalam bentuk deposito Mudharabah Muqayadah off Balance Sheet 1 bulan sejumlah Rp 400.000.000 untuk disalurkan kepada para pedagang di Pasar Cipulir. Keuntungan yang diperoleh dari pembiayaan kepada pedagang ini adalah Rp 2.000.000. Jika keuntungan yang diperoleh untuk deposito dalam satu bulan adalah sebesar Rp 1.500.000 dan bobot 0.95. Berapakah nisbah bagi hasil untuk shahibul maal / nasabah penabung ?
8
Sudut Pandang Nasabah / Investor
Mudharabah Muqayyadah on
Balance Sheet
RIA on-Balance Sheet
Aliran dana dapat terjadi dari satu nasabah investor ke sekelompok pelaksana usaha dalam beberapa sektor terbatas, misalnya pertanian, manufaktur, dan jasa. Skema ini membuat bank terlibat dalam
mudharabah-muqayyadah on balance-sheet. Disebut on balance sheet
karena dicatat dalam neraca bank.
B A N K
Satu Nasabah
Investor
Pertanian
Manufaktur
9
Sudut Pandang Nasabah / Investor
Mudharabah Muqayyadah on
Balance Sheet
RIA on-Balance Sheet
10
Sudut Pandang Nasabah / Investor
Mudharabah Muqayyadah on
Balance Sheet
RIA on-Balance Sheet
Jumlah seluruh dana nasabah investor A 90.000.000.000 Jumlah dana nasabah investor yang dapat
disalurkan untuk pembiayaan = Ax(1-GWM) B 85.500.000.000 Dana bank dalam pembiayaan proyek C 14.500.000.000 Pembiayaan yang disalurkan = B+C D 100.000.000.000 Pendapatan dari penyaluran pembiayaan E 1.600.000.000 Pendapatan dari setiap Rp 1000 dana
nasabah/Investor F 15,20
F=(B/D) x E (1/A) x 1000
Perhitungan di atas digunakan untuk menunjukkan pada bulan yang bersangkutan berapa rupiah yang dihasilkan dari tiap Rp 1000 dana nasabah/investor yang digunakan untuk pembiayaan. Angka ini (pada tabel tersebut sebesar Rp 15,20) kemudian digunakan untuk perhitungan selanjutnya. Pada bulan tersebut bagi hasil yang diterima sebesar: Pendapatan dari setiap Rp 1000 dana
nasabah/investor F 15,20
Saldo rata-rata harian G 100.000.000
Nisbah bagi hasil nasabah H 50,00
Porsi bagi hasil untuk nasabah I 760.000
11
Sudut Pandang Nasabah / Investor
Mudharabah Mutlaqah on
Balance Sheet
URIA on-Balance Sheet
12
Sudut Pandang Nasabah / Investor
Mudharabah Mutlaqah on
Balance Sheet
URIA on-Balance Sheet
13
Sudut Pandang Nasabah / Investor
Mudharabah Mutlaqah on
Balance Sheet
URIA on-Balance Sheet
14
Sudut Pandang Nasabah / Investor
Mudharabah Mutlaqah on
Balance Sheet
URIA on-Balance Sheet
Jumlah seluruh dana nasabah/Investor A 900.000.000.000 Jumlah dana nasabah/Investor yang dapat
disalurkan untuk pembiayaan = Ax(1-GWM)
B 855.000.000.000
Dana bank C 145.000.000.000
Pembiayaan yang disalurkan = B+C D 1.000.000.000.000 Pendapatan dari penyaluran pembiayaan E 16.000.000.000 Pendapatan dari setiap Rp 1000 dana
nasabah/Investor F 15,20
F = (B/D) x E x (1/A) x 1000
Pendapatan dari setiap Rp 1000 dana nasabah/Investor
F 15,20
Saldo rata-rata harian G 100.000.000
Nisbah nasabah H 0,65
Porsi bagi hasil untuk nasabah I 988.000 I = F x (65/100) x (G/1000)
15
Sudut Pandang Bank
16
Sudut Pandang Bank
Penentuan Tingkat Bobot
Yang dimaksud dengan bobot adalah tingkat prosentase produk pendanaan yang dapat dimanfaatkan untuk dana pembiayaan. Dengan demikian tidak semua dana nasabah dapat dimanfaatkan untuk pembiayaan. Hal ini dipengaruhi oleh adanya tuntutan terlaksananya sistem prudential banking dan
terpenuhinya kebutuhan likuiditas. Beberapa faktor yang
menentukan tingkat bobot adalah :
1. Tingkat Giro Wajib Minimum yang ditetapkan oleh bank sentral. Untuk Indonesia BI menetapkan GWM bagi rupiah adalah 5% dan GWM bagi dollar adalah 3%
2. Besarnya cadangan dana yang dibutuhkan oleh bank untuk menjamin terlaksananya operasional perbankan.
17
Sudut Pandang Bank
Penentuan Tingkat Bobot
Dalam bentuk equation, teknis penghitungan tingkat bobot dapat dituliskan sebagai berikut:
Semakin tinggi tingkat bobot menunjukan semakin besar dana nasabah yang dapat digunakan sebagai dana pembiayaan. Demikian sebaliknya, semakin rendah tingkat bobot maka semikin kecil juga prosentase dana yang dapat di gunakan sebagai dana pembiayaan.
Besarnya tingkat excess reserve dan floating dipengaruhi oleh karakteristik dari setiap produk yang ada. Untuk produk yang memiliki tingkat turn over yang besar, maka biasanya bank akan menetapkan tingkat floating untuk jenis ini lebih tinggi dari produk lain yang memiliki tingkat turn over yang lebih kecil.
18
Sudut Pandang Bank
Penentuan Tingkat Bobot
19
Sudut Pandang Bank
Penentuan Tingkat Bobot
Jenis GWM ReserveExcess Floating Rate Bobot Nominal Nilai
(dlm juta) Saldo
Tertimbang (dlm juta)
Giro 5% 2% 4% 0.95 800 760
Tabungan 5% 2% 3% 0.95 1,200 1,140 Deposito Mudharabah 5% 2% 2% 0.92 2,400 2,280
Bobot = 1 – (GWM)
Dalam prakteknya bank syariah dapat saja menanggung kewajiban GWM dari modal bank, sehingga bobotnya : Bobot : 1 – (GWM + ER + FR)
Bobot : 1 – Ø
20
Sudut Pandang Bank
21
Sudut Pandang Bank
Penghitungan Bagi Hasil
Nasabah
Bank menyalurkan pembiayaan sebesar RP 600.000.000 dengan keuntungan dari pembiayaan tersebut adalah sebesar Rp 16.000.000,-. Posisi pengumpulan dana pihak ketiga adalah sebagai berikut :
Giro Mudharabah Rp.100.000.000 Tabungan Rp. 200.000.000 Deposito :
1 bulan : Rp 150.000.000 3 bulan : Rp 25.000.000 6 bulan : Rp 75.000.000 12 bulan : Rp 50.000.000
Jika Pak Hasan adalah salah satu nasabah yang memiliki giro di Bank tersebut senilai Rp 25.000.000 dimana nisbah bagi hasil untuk jenis giro adalah 20 : 80, dan bobot giro adalah 0.91 berapakah pendapatan yang akan diterima oleh Pak Hasan ?
22
Sudut Pandang Bank
Penghitungan Bagi Hasil
Nasabah
Jawab
Pembiayaan Rp 600.000.000 Total pendapatan Rp 16.000.000
Jenis Produk Saldo akhir bulan Bobot TertimbangSaldo Bagi hasil yang diperoleh oleh Pak Hasan Per tahunnya adalah :
23
Nasabah BH per Produk % PA
A B C D=B*C E F=G/E (G=(H*B)/(12*100%) H