• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Konsumen atas Informasi yang Tidak Benar Mengenai Undian Berhadian pada Kegiatan Perbankan (Studi Pada Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Cabang Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Konsumen atas Informasi yang Tidak Benar Mengenai Undian Berhadian pada Kegiatan Perbankan (Studi Pada Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Cabang Medan)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perlindungan Konsumen merupakan hal yang sangat perlu untuk terus

dilakukan karena berkaitan dengan upaya mensejahterakan masyarakat dalam hal

semakin berkembangnya transaksi perdagangan pada zaman modern saat ini. Hal

ini dapat dilihat dengan diberlakukannya Undang-undang No. 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen.

Undang-undang Perlindungan Konsumen dimaksudkan menjadi landasan

hukum yang kuat bagi pemerintah dan lembaga perlindungan konsumen swadaya

masyarakat (LPKSM) untuk melakukan upaya pemberdayaan konsumen melalui

pembinaan dan pendidikan konsumen. Upaya pemberdayaan ini penting karena

tidak mudah mengharapkan kesadaran pelaku usaha, yang pada dasarnya prinsip

ekonomi pelaku usaha adalah mendapat keuntungan yang semaksimal mungkin

dengan modal seminimal mungkin. Prinsip ini sangat merugikan kepentingan

konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung.1

Lemahnya keadaan konsumen dalam menghadapi pelaku usaha ini jelas

sangat merugikan kepentingan masyarakat. Faktor utama yang menjadi

kelemahan konsumen adalah tingkat kesadaran konsumen akan haknya masih

rendah. Hal ini terutama disebabkan rendahnya pendidikan konsumen yang tidak

1

(2)

hanya diperoleh melalui jenjang pendidikan formal tetapi dapat melalui kegiatan

swadaya masyarakat maupun media massa.

Perlindungan bagi kalangan pelaku usaha adalah untuk kepentingan

komersial mereka dalam menjalankan kegiatan usaha, seperti bagaimana

mendapatkan bahan baku, bahan tambahan dan penolong, bagaimana

memproduksinya, mengangkutnya dan memasarkannya, termasuk didalamnya

bagaimana menghadapi persaingan usaha. Kepentingan non-komersial bagi

konsumen yang harus diperhatikan adalah akibat-akibat kegiatan usaha dan

persaingan dikalangan pelaku usaha terhadap jiwa, tubuh atau harta benda

mereka. Dalam keadaan bagaimanapun, dengan tetap harus dijaga keseimbangan,

keselarasan, dan keserasian diantara keduanya.2

Undang-Undang tentang Perlindungan Konsumen ini dirumuskan dengan

mengacu pada filosofi pembangunan nasional bahwa pembangunan nasional

termasuk pembangunan hukum yang memberikan perlindungan terhadap

konsumen adalah dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya yang

berlandaskan pada falsafah kenegaraan Republik Indonesia yaitu dasar negara

Pancasila dan konstitusi negara Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945.3

Pemerintah menyadari bahwa diperlukan undang-undang serta

peraturan-peraturan di segala sektor yang berkaitan dengan berpindahnya barang dan jasa

dari pengusaha ke konsumen. Pemerintah juga bertugas untuk mengawasi

2

Az Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen, Suatu Pengantar, (Jakarta: Diadit Media, 2001), hlm 35.

3

(3)

berjalannya peraturan serta undang-undang tersebut dengan baik. Tujuan

penyelenggaraan, pengembangan, dan pengaturan perlindungan konsumen yang

direncanakan adalah untuk meningkatkan martabat dan kesadaran konsumen serta

secara tidak langsung mendorong pelaku usaha dalam menyelenggarakan kegiatan

usahanya dengan penuh rasa tanggung jawab. Langkah-langkah untuk

meningkatkan martabat dan kesadaran konsumen harus diawali dengan upaya

untuk memahami hak-hak pokok konsumen, yang dapat dijadikan sebagai

landasan perjuangan untuk mewujudkan hak-hak tersebut.

Salah satu hak-hak pokok konsumen tersebut yaitu hak untuk

mendapatkan informasi. Pemberian informasi yang jelas bagi konsumen bukanlah

tugas dari pelaku usaha semata-mata, melainkan juga tugas dari konsumen untuk

mencapai apa dan bagaimana informasi yang dianggap relevan yang dapat

dipergunakan untuk membuat suatu keputusan tentang penggunaan, pemanfaatan

maupun pemakaian barang dan/atau jasa tertentu.4

Penggunaan teknologi tinggi dalam mekanisme produksi barang dan/atau

jasa akan menyebabkan makin banyaknya informasi yang harus dikuasai oleh

masyarakat konsumen. Di sisi lain mustahil mengharapkan sebagian besar

konsumen memiliki kemampuan dan kesempatan akses informasi secara sama

besarnya. Apa yang dikenal dengan consumer ignorance, yaitu ketidakmampuan

konsumen menerima informasi akibat kemajuan teknologi dan keragaman produk

yang dipasarkan dapat saja dimanfaatkan secara tidak sewajarnya oleh pelaku

usaha. Itulah sebabnya, hukum perlindungan konsumen memberikan hak

4

(4)

konsumen atas informasi yang benar, yang didalamnya tercakup juga hak atas

informasi yang proporsional dan diberikan secara tidak diskriminatif.5

Banyak sarana yang dapat digunakan oleh pelaku usaha dalam

memperkenalkan produknya kepada konsumen. Dari sekian sarana yang ada

akhirnya pelaku usaha memilih iklan sebagai sumber informasi dan sarana

pemasaran produk barang dan jasa. Berbekal informasi iklan konsumen dapat

menentukan pilihannya terhadap suatu produk dan berlanjut pada tahap transaksi.

Ketepatan konsumen dalam menentukan pilihan sangat bergantung kepada

keakuratan dan kejujuran informasi yang disampaikan pelaku usaha melalui iklan.

Apabila informasi yang tidak akurat dan/atau tidak jujur, maka akan berakibat

konsumen akan salah dalam menjatuhkan pilihan serta dapat pula mengalami

kerugian.6 Namun, banyak iklan yang tidak mengindahkan norma-norma yang

ada, menjanjikan manfaat tertentu, informasi yang tidak jelas, bahkan mengarah

pada unsur penipuan.

Bagi sebagian besar pelaku usaha, iklan cenderung dianggap sebagai

media promosi untuk meningkatkan penjualan serta melebih-lebihkan kemampuan

dan kemanfaatan produk yang diiklankan. Dalam proses komunikasi, iklan

menyampaikan sebuah pesan, sehingga menimbulkan kesan bahwa periklanan

bermaksud memberi informasi yang tujuan terpentingnya adalah memperkenalkan

sebuah produk atau jasa. Permasalahan muncul apabila hal-hal yang diiklankan

5

Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, (Jakarta: Grasindo, 2003), hlm 26.

6

(5)

bertentangan dengan asas-asas umum kode etik periklanan.7 Minimnya pengaduan

konsumen berkaitan dengan penyesatan informasi melalui iklan dapat disebabkan

belum terdapatnya sikap kritis konsumen dalam mencermati berbagai bentuk

pelanggaran konsumen.

Konsumen menjadi objek aktivitas bisnis oleh pelaku usaha untuk

memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Salah satu cara yang dilakukan

pelaku usaha yaitu dengan penyelenggaraan undian berhadiah. Undian berhadiah

ini umumnya dibuat oleh bank, perusahaan makanan atau produk jual lainnya,

media televisi maupun cetak, atau pusat-pusat perbelanjaan. Undian merupakan

cara pemenangan dengan faktor keberuntungan, sehingga peluang seseorang

menjadi pemenang undian adalah sangat kecil. Undian berhadiah biasanya

diadakan bertujuan untuk mengumpulkan dana atau propaganda peningkatan

pemasaran barang dagangan. Program bagi-bagi hadiah untuk menarik minat

masyarakat menjadi pilihan utama bagi pelaku usaha dalam strategi promosinya.

Setiap penyelenggaraan undian gratis berhadiah harus mendapatkan izin

terlebih dahulu dari Departemen Sosial (Pasal 2 ayat 1 Peraturan Menteri Sosial

Republik Indonesia No. 13/HUK/2005 tentang Izin Undian jo. Keputusan

Presiden Republik Indonesia No. 48 Tahun 1973 tentang Penertiban

Penyelenggaraan Undian jo. Pasal 1 Undang-undang No. 22 Tahun 1954 tentang

Undian). Namun, bagi penyelenggaraan undian yang hanya dilakukan dalam

lingkungan terbatas untuk para anggotanya dan tidak ada unsur jual-beli atau

7

(6)

promosi, dapat dilakukan tanpa izin dari Menteri Sosial (Pasal 5 Peraturan

Menteri Sosial Republik Indonesia No. 13/HUK/2005 tentang Izin Undian).

Pelaksanaan penarikan undian berhadiah harus disaksikan dan dihadiri

oleh notaris sebagai pejabat yang berwenang. Hal tersebut berdasarkan Pasal 18

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No. 13/HUK/2005 tentang Izin

Undian. Dalam hal ini, notaris menyaksikan dan mengikuti proses pelaksanaan

penarikan undian berhadiah dari awal sampai akhir serta membuat akta berita

acara mengenai pelaksanaan penarikan undian berhadiah.8

Pelaksanaan undian berhadiah ini bertujuan agar dapat bertahan di tengah

ketat dan kerasnya persaingan bisnis di tanah air dan menjaring lebih banyak

konsumen/nasabah baru, serta menjaga loyalitas konsumen/nasabah lama.

Hadiah-hadiah yang ditawarkan bagi para pemenang undiah berHadiah-hadiah beraneka ragam,

seperti sepeda motor, mobil, telepon genggam, liburan ke luar negeri, deposito

bernilai ratusan juta rupiah, hingga penawaran paket umroh maupun naik haji bagi

pemenangnya. Besaran nilai undian berhadiah tersebut membawa kegembiraan

bagi para pemenangnya.

Undian berhadiah umumnya diselenggarakan oleh bank sebagai salah

satu unsur pendorong peningkatan efisiensi. Bank membuat suatu program seperti

mengadakan undian berhadiah dengan mengeluarkan biaya besar agar nasabah

tertarik. Jika tidak mengadakan program tersebut bank kesulitan untuk menarik

dana pada nasabah. Bank tidak akan rugi membiayai hadiah yang besar selama

8 “Undian Berhadiah”,

(7)

nasabah yang dimiliki terus bertambah banyak. Semakin banyak undian yang

ditawarkan bank semakin banyak pula nasabah yang didapatkan. Undian

berhadiah ini sangat potensial dan akan terus dijalankan bank untuk meningkatkan

financial bank.

Seperti halnya pada Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten

(Bank bjb) menyerahkan Hadiah Grand Prize Toyota Alphard dalam program

Petik Hadiah bank bjb tahun 2013 kepada dr. Hj Tri Ayu Lestari. Penyerahan

hadiah Grand Prize Toyota Alphard diserahkan secara simbolis oleh Pimpinan

Bank bjb Cabang Majalengka yaitu Kesuma Adhi pada 13 Desember 2013 di

Jakarta. Sebelumnya, Bank bjb Cabang Majalengka telah menyerahkan hadiah

mobil Toyota Yaris kepada Yaya Supriadi, warga Desa Banjaransari Rt 01/09

Kecamatan Cikijing dan 8 unit Motor Honda Vario kepada para nasabah yang

beruntung meraih hadiah dalam program Petik Hadiah bjb Cabang Majalengka.

Kesuma Adhi menyampaikan selamat kepada para pemenang Undian Petik Bank

bjb dan menyampaikan terima kasih kepada para nasabah yang telah memberikan

kepercayaan kepada Bank bjb. Selanjutnya Kesuma Adhi mengharapkan agar

nasabah yang belum beruntung meraih hadiah untuk tidak kecil hati karena

Undian Petik Hadih kembali akan diberikan bagi para nasabah. 9

Hal-hal yang menjadi faktor penyebab timbulnya masalah undian

berhadiah bagi konsumen, misalnya adanya pihak ketiga atau orang yang tidak

bertanggungjawab memberikan suatu informasi yang tidak benar sehingga

konsumen akan dirugikan. Penyebab lainnya seperti keadaan bank yang kurang

9

“Bank bjb Serahkan Hadiah Grand Prize”,

(8)

sehat untuk menarik nasabah baru atau adanya konsumen yang lebih

mengutamakan untuk memperoleh hadiah sebagaimana dijanjikan melalui iklan

daripada mengutamakan manfaat membeli produk yang sebenarnya.10 Pelaku

usaha tidak kurang akal untuk memanfaatkan keluguan konsumen dengan alasan

stok hadiah terbatas, masa pengambilan hadiah sudah terlewati atau menukar

hadiah yang dijanjikan dengan hadiah lain dengan harga yang lebih murah.

Fenomena pelanggaran lainnya yang dilakukan oleh pihak bank yaitu

terdapat kecurangan pada saat penyelenggaraan undian berhadiah. Pada tahun

1900-an, saya terpilih menjadi salah satu pemenang undian berhadiah di suatu

bank dengan mendapatkan sebuah sepeda motor. Saat penyerahan hadiah, saya

bertanya siapa yang beruntung menjadi pemenang utama yang mendapat hadiah

sebuah mobil dalam penyelenggaraan undian tersebut. Jawabannya cukup

membuat saya terkejut karena ternyata pemenang utama beruntung mendapatkan

kedudukan jabatan pada bank yang menyelenggarakan undian. Pernyataan itu

disebutkan oleh salah satu “orang dalam” pada bank yang menyelenggarakan

undian tersebut. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik, saya mulai menyadari bahwa cukup banyak kecurangan yang

dilakukan oleh perusahaan publik.11

10

Dedi Harianto, Op. Cit. hlm 60. 11

“Curangnya Perusahaan Penyelenggara Undian Berhadiah”,

http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2013/07/17/curangnya-perusahaan-yang penyelenggara-undian-berhadiah--577442.html, diakses tanggal 8 February 2015, pukul 23.00.

(9)

Memilih bank sebaiknya tidak didasarkan pada tampak lahiriahnya saja

seperti penyelenggaraan undian hadiah, promosi yang gencar, atau suku bunga

yang tinggi. Meskipun menarik, namun dapat dilihat pada sejumlah bank yang

telah ditutup karena kondisinya yang tidak sehat. Lebih baik memilih bank

berdasarkan pertimbangan rasional adalah lebih bijak dibandingkan dengan hanya

sekedar memperhatikan tampilannya yang tampak gebyar tapi ternyata tidak

sehat.

Menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Penilaian

ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat,

cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat. Bank Indonesia sebagai pengawas dan

pembina bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut

harus dijalankan atau dihentikan kegiatan operasinya.

Standar untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh

pemerintah melalui Bank Indonesia. Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap

periode. Bagi bank yang menurut penilaian sehat atau kesehatannya terus

meningkat tidak jadi masalah karena itulah yang diharapkan supaya tetap

dipertahankan. Namun, bagi bank yang terus-menerus tidak sehat, maka harus

mendapat pengarahan atau bahkan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Penyelenggaran undian gratis berhadiah terus dilakukan perbaikan, agar

dana yang terhimpun bisa digunakan untuk kesejahteraan masyarakat dengan

menyerahkan pengelolaannya kepada Menteri Sosial. Menteri Sosial secara penuh

mendukung dan berupaya seoptimal mungkin untuk menjawab berbagai persoalan

(10)

berhadiah dan memperkuat regulasi penyelenggaraan promosi undian gratis

berhadiah yang akan menjadi pedoman bagi para pihak terkait.

Bagi para konsumen juga harus memperhatikan mengenai informasi

terhadap pengumuman undian berhadiah tersebut. Hal ini disebabkan karena

dengan semakin berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga

konsumen harus berhati-hati dengan informasi yang tidak benar. Undang-undang

mengenakan sanksi bagi para pelaku usaha yang tidak memberikan informasi

yang benar, akurat, relevan, dapat dipercaya maupun yang menyesatkan

konsumen.

Sesuai dengan latar belakang permasalahan seperti diuraikan diatas maka

penelitian ini mengambil judul: “Perlindungan Konsumen Atas Informasi Yang

Tidak Benar Mengenai Undian Berhadiah Pada Kegiatan Perbankan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam skripsi ini adalah :

1. Bagaimana pengaturan penyelenggaraan undiah berhadiah yang

dilaksanakan oleh pihak bank?

2. Bagaimana bentuk-bentuk penyampaian informasi yang dilakukan pihak

bank dalam penyelenggaraan undian berhadiah?

3. Bagaimana peran bank selaku penyelenggara undian berhadiah dan

instansi pemerintah yang terkait dalam memberikan perlindungan bagi

(11)

C. Tujuan Penulisan

Jika membahas mengenai suatu hal yang berkaitan dengan penulisan

karya ilmiah skripsi, harus ada tujuan yang jelas dengan maksud mengarahkan

pembahasan sesuai pada sasaran sehingga tidak terjadi penyimpangan dari judul

serta pembahasan yang telah dikemukakan. Tujuan penulisan dalam skripsi ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaturan penyelenggaraan undiah berhadiah yang

dilaksanakan oleh pihak bank.

2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk penyampaian informasi yang dilakukan

pihak bank dalam penyelenggaraan undian berhadiah.

3. Untuk mengetahui peran bank selaku penyelenggara undian berhadiah

dan instansi pemerintah yang terkait dalam memberikan perlindungan

bagi konsumen mengenai pengumuman undian berhadiah.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut :

1. Secara Teoretis

Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

bidang ilmu pengetahuan, masukan atau tambahan dokumentasi karya tulis dalam

bidang hukum perdata pada umumnya. Selain itu, skripsi ini diharapkan dapat

(12)

berkaitan dengan penyelenggaraan undian berhadiah dalam kegiatan perbankan,

serta dapat menjadi bahan sebagai dasar penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis

Pembahasan terhadap permasalahan dalam skripsi ini dapat memberikan

gambaran kepada masyarakat selaku konsumen dalam membela hak-haknya yang

berkaitan dengan penyelenggaraan undian berhadiah yang dilaksanakan oleh

pihak bank. Selain itu, diharapkan juga dapat menjadi bahan masukan bagi pihak

bank yang terkait, Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat

(LPKSM), dan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK), dan khususnya

pemerintah untuk memberikan perlindungan hukum kepada masyarakat selaku

konsumen dalam menegakkan haknya mengenai suatu informasi undian

berhadiah.

E. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini agar

lebih terarah dan sistematis serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,

yaitu sebagai berikut :

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam menjawab permasalahan

pembahasan skripsi ini adalah penelitian yuridis normatif yaitu mengacu kepada

norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan

(13)

masyarakat. 12 Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif analitis yaitu

menggambarkan gejala-gejala di lingkungan masyarakat mengenai suatu kasus

yang diteliti.13

2. Sumber Data

Data yang digunakan dalam skripsi ini adalah data sekunder yaitu data

yang diperoleh melalui studi kepustakaan, meliputi peraturan

perundang-undangan, buku-buku, situs internet, media massa serta data yang terdiri atas :

a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mempunyai

kekuatan secara yuridis dan mengikat yang terdiri dari kaidah dasar,

peraturan dasar, perundang-undangan, bahan hukum yang tidak

dikodifikasi, yurisprudensi, traktat, dan bahan hukum dari zaman

penjajahan yang sampai saat ini masih berlaku14, sedangkan yang menjadi

bahan hukum primer dalam penelitian hukum ini adalah Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer), Undang-Undang-undang No. 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen, Undang-undang No. 22 Tahun 1954

tentang Undian, Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No.

14/HUK/2006 tentang Izin Undian, dan lain sebagainya.

b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu memberikan penjelasan mengenai bahan

hukum primer, seperti : pendapat para ahli, surat kabar, majalah, internet

12

Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, ( Jakarta : Sinar Grafika, 2009), hlm 105. 13

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : Universitas Indonesia (UI Press) 2005), hlm 252.

14

(14)

dan jurnal, serta hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti.

c. Bahan Hukum Tertier, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan

terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti : kamus

bahasa, kamus hukum dan ensiklopedia.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan

(Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan

pustaka atau disebut dengan data sekunder. Adapun data sekunder yang digunakan

dalam penulisan skripsi ini antara lain berasal dari buku-buku milik pribadi

maupun pinjaman dari perpustakaan, artikel-artikel yang diambil dari media cetak

maupun elektronik, dokumen-dokumen pemerintah termasuk Peraturan

Perundang-undangan, serta penelitian lapangan (field research) yang dilakukan

melalui wawancara dengan informan Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten (Bank bjb) Cabang Medan, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia

(YLKI) Kota Medan, Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat

(LPKSM) Kota Medan, dan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)

Kota Medan.

4. Analisa Data

Analisa data dalam penulisan ini menggunakan data kualitatif yaitu

dengan memahami manusia dari sudut pandang orang yang bersangkutan itu

sendiri, berguna untuk memahami dan mengerti gejala yang diteliti.15 Penulisan

15

(15)

skripsi ini menggunakan metode analisis kualitatif agar lebih fokus kepada analisis

hukumnya dan menelaah bahan-bahan hukum baik yang berasal dari peraturan

perundang-undangan, buku-buku, bahan dari internet, kamus dan lain-lain yang

berhubungan dengan judul skripsi yang dapat digunakan untuk menjawab

permasalahan yang dihadapi.

5. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan dalam skripsi akan ditarik dengan metode deduktif yaitu

cara penarikan kesimpulan yang dilakukan akan dibahas terlebih dahulu tentang

data secara umum yang sudah diketahui, diyakini, dan dikumpulkan secara

lengkap. Kemudian, melalui data atau gejala umum ini dibandingkan serta

dianalisis dengan data-data atau gejala-gejala yang diteliti dalam lapangan yang

bersifat khusus.16 Dengan demikian, kesimpulan dapat berupa apakah data atau

gejala di lapangan sesuai atau tidak dengan data yang bersifat umum yang

diyakini tersebut.

F. Keaslian Penulisan

Penulisan skripsi berjudul “Perlindungan Konsumen Atas Informasi

Yang Tidak Benar Mengenai Undian Berhadiah Pada Kegiatan Perbankan (Studi

Pada Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank bjb) Cabang

Medan)” merupakan suatu persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh

gelar Sarjana Hukum dan didasarkan kepada ide pemikiran secara pribadi serta

terlepas dari segala bentuk peniruan (plagiat).

16

(16)

Berdasarkan pengamatan dan penelusuran kepustakaan yang dilakukan,

khususnya pada lingkungan Universitas Sumatera Medan jurusan Perdata BW,

penulisan skripsi dengan judul yang telah disebutkan diatas belum pernah

dilakukan dengan pendekatan yang sama. Namun terdapat beberapa skripsi yang

telah mengulas masalah hak-hak konsumen yang sama, misalnya:

1. Masintan Tarigan, 900200167, Tinjauan Yuridis Atas Hak-hak dan

Kewajiban Konsumen sebagai Pengguna Jasa Kelistrikan PLN (Studi

Pada PT PLN (Persero) Cabang Medan),

2. Muhammad Yunus, 000221026, Hak Untuk Mendapatkan Informasi

yang Benar Bagi Konsumen (Analisis Yuridis Tentang Iklan yang

Berlebihan pada Media Televisi),

3. Doni Amri Hasoloan Tambunan, 010222060, Perlindungan

Konsumen Perusahaan Listrik Negara Dalam Memperoleh Hak

Informasi (Studi di Perusahaan Listrik Negara Cabang Binjai),

4. Lailan Hafni Harahap, 090200127, Perlindungan Konsumen

Terhadap Hak-hak Konsumen Listrik Atas Pemadaman Listrik oleh

Perusahaan Listrik Negara (Studi Pada PT.PLN (Persero) Cabang

Lubuk Pakam).

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan hal yang sangat diperlukan dalam

penulisan sebuah skripsi. Hal ini dilakukan demi memudahkan dalam melakukan

(17)

Skripsi berjudul Perlindungan Konsumen Atas Informasi Yang Tidak Benar

Mengenai Undian Berhadiah Pada Kegiatan Perbankan ini disusun dalam lima

bab yang kemudian terbagi lagi kepada beberapa sub bab. Keseluruhan bab ini

merupakan satu rangkaian yang saling berhubungan satu sama lain sehingga pada

akhirnya membentuk suatu sistem. Kelima bab tersebut adalah:

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini dibahas secara ringkas mengenai Latar

Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Keaslian

Penulisan, Metode Penelitian, dan ditutup dengan memberikan Sistematika

Penulisan.

Bab II merupakan bab yang membahas Tinjauan Umum tentang

Perlindungan Konsumen dan Penyampaian Informasi Kepada Konsumen Melalui

Iklan yang didalamnya diuraikan mengenai Beberapa Peristilahan dalam Hukum

Perlindungan Konsumen, Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen, Hak dan

Kewajiban Konsumen serta Pelaku Usaha, Prinsip-Prinsip Hukum Perlindungan

Konsumen, Mekanisme Penyelesaian Sengketa Konsumen, Pengertian Iklan,

Tujuan, Prinsip, serta Fungsi Iklan, Media Periklanan, dan Bentuk-bentuk

Pelanggaran Tayangan Iklan

Bab III merupakan bab yang membahas tentang Penyelenggaraan Undian

Berhadiah Pada Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank bjb)

yang didalamnya diuraikan mengenai Pengertian Perbankan, Jenis dan Usaha

Bank, Kegiatan Bank Umum, Aspek Penilaian Kondisi Suatu Bank, Profil Bank

(18)

Undian, Syarat-syarat Permohonan Izin Undian Berhadiah serta Bentuk-bentuk

Undian.

Bab IV merupakan bab yang membahas tentang Perlindungan Konsumen

Atas Informasi yang Tidak Benar Mengenai Undian Berhadiah pada Kegiatan

Perbankan yang didalamnya diuraikan mengenai Pengaturan Penyelenggaraan

Undian Berhadiah yang dilaksanakan oleh pihak bank, Iklan Promosi Program

Undian Berhadiah, Bentuk-bentuk Pelanggaran Penyelenggaraan Undian

Berhadiah, dan Pengawasan Pihak Bank Mengenai Penyelenggaraan Undian

Berhadiah serta Peran Instansi Pemerintah dalam Memberikan Perlindungan

Mengenai Undian Berhadiah.

Bab V merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

Dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran hasil pemecahan untuk

masalah peneliti. Kesimpulan diperoleh berdasarkan uraian dan penjelasan secara

keseluruhan dari bab-bab terdahulu, sedangkan saran yang digunakan untuk

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana wujud rancangan Technospace di Yogyakarta yang berfungsi sebagai fasilitas hiburan dan juga apresiasi pendidikan, yang dapat mengekspresikan semangat kedinamisan dan

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Analisis Kreativitas Siswa Kelas IV dalam

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial seperti partisipasi anggaran, komitmen organisasi, dan job relevant information telah dilakukan

Proses pertama yang dilakukan pada pengecoran ini adalah peleburan di dapur peleburan FCECO dengan temperatur peleburan sekitar ± 810 °C.. Setelah itu, dilanjutkan dengan

Jadi yang dimaksud dengan judul Daya Dukung Cihampelas Sebagai Daerah Tujuan Wisata Belanja dalam penelitian ini adalah penelitian tentang seberapa besar kemampuan

Dengan melakukan koordinasi yang tepat antar project management team akan meminimalisasi terjadinya konflik atau kesalahpahaman internal, apabila memang akhirnya terjadi

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok

Nilai mean perbedaan skor antara pengetahuan ibu sebelum dan sesudah kelas ibu 6,34, hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,000, dimana nilai tersebut ( p