STRATEGI PERTUMBUHAN EKONOMI
MELALUI METODE LOCATION QUOTIEN DI KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012-2016
Istikharotul Khoirun Nisa’
Program Studi Pendidikan Geogafi, Fakultas Ilmu sosial, Universitas Negeri Malang Jln. Semarang 5 Kota Malang 65145
E-mail: Istikharotulkhoirunnisa@gmail.com
Abstrak: Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Madiun rata-rata terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Agar pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Kabupaten Madiun terarah dan efisien, perlu adanya identifikasi sektor basis atau sektor yang potensial, dan perlu adanya rumusan strategi pengembangan yang tepat sehingga dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang telah di targetkan. Metode yang dipakai adalah analisis Location Quotient (LQ). Metode Location Quotient
(LQ) ini digunakan untuk mengidentifikasi sektor-sektor mana yang termasuk sektor basis dan sektor non basis serta bagaimana strategi yang tepat untuk digunakan agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor basis dan mendorong pertumbuhan sektor-sektor lainya. Hasil perhitungan LQ Kabupaten Madiun Tahun 2012-2016 tersebut menunjukkan bahwa sektor-sektor yang mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi adalah Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan tingkat LQ tertinggi dilanjutkan Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, Kontruksi, Informasi dan komunikasi, Jasa keuangan dan asuransi, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, Jasa Pendidikan, Jasa kesehatan dan kegiatan sosial, Jasa Lainnya. Dengan melihat keadaan yang terjadi sebaiknya pemerintah mengoptimalkan sektor strategis yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan tetap memperhatikan sektor lainya. Pemerintah harus mampu mengoptimalkan pangsa pasar sektor pertanian, kehutanan dan perikanan serta meningkatkan sarana dan prasarana yang menyangkut keberlangsungan sektor-sektor ekonomi lainnya. Pemerintah juga diharapkan bekerjasama dengan masyarakat dalam menentukan kebijakan yang tepat sehingga kesejahteraan bisa tercapai.
Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi, Kabupaten Madiun, Sektor Basis, Sektor Non Basis , Analisis Location Quotient (LQ).
PENDAHULUAN
penduduk 677993 jiwa. Kabupaten Madiun dilintasi jalur utama Surabaya - Yogyakarta, dan juga dilintasi jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa. Kota-kota kecamatan yang cukup signifikan adalah Caruban, Saradan, Dolopo, Dagangan dan Balerejo. Bagian utara wilayah Madiun berupa perbukitan, yakni bagian dari rangkaian Pegunungan Kendeng. Bagian tengah merupakan dataran tinggi dan bergelombang. Sedang bagian tenggara berupa pegunungan, bagian dari kompleks Gunung Wilis – Gunung Liman.
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak. (Arsyad,1997:13). Pertumbuhan ekonomi nasional adalah proses dimana terjadi peningkatan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi daerah adalah suatu proses peningkatan produk domestik regional bruto dan kemakmuran masyarakat meningkat. Perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi perubahan output riil seperti tingkat LQ , Pertumbuhan PDRB dan Jumlah pendapatan perkapita. Jika ingin mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi kita harus membandingkan pendapatan nasional dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Madiun rata-rata terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau perkembangan jika tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai lebih tinggi dari waktu sebelumnya. Proses lajunya pertumbuhan ekonomi suatu daerah ditunjukkan dengan menggunakan tingkat pertambahan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), sehingga tingkat perkembangan PDRB per kapita yang dicapai masyarakat seringkali sebagai ukuran kesuksessan suatu daerah dalam mencapai cita-cita untuk menciptakan pembangunan ekonomi. (Sukirno, 1981:23).
melalui indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang berarti pula akan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah peran pemerintah sangat diperlukan yaitu dalam pembuatan strategi dan perencanaan pembangunan daerah, dengan memperhatikan pergeseran sektor ekonomi dari tahun ke tahun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi (Sukirno 1994:425):
a. Tanah dan kekayaan alam lain :Kekayaan alam akan mempermudah usaha untuk membangun perekonomian suatu negara, terutama pada masa-masa permulaan dari proses pertumbuhan ekonomi.
b. Jumlah dan mutu penduduk dan tenaga kerja : Penduduk yang bertambah akan mendorong maupun menghambat pertumbuhan ekonomi. Akibat buruk dari pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi dapat terjadi ketika jumlah penduduk tidak sebanding dengan faktor-faktor
produksi yang tersedia.
c. Barang-barang modal dan tingkat teknologi : Barang-barang modal penting artinya dalam
mempertinggi efisiensi pertumbuhan ekonomi, barang-barang modal yang sangat bertambah jumlahnya dan teknologi yang telah menjadi bertambah modern memegang peranan yang penting dalam mewujudkan kemajuan ekonomi yang tinggi.
d. Sistem sosial dan sikap masyarakat : Sikap masyarakat akan menentukan sampai dimana pertumbuhan ekonomi dapat dicapai.
e. Luas pasar sebagai sumber pertumbuhan: Adam Smith telah menunjukkan bahwa spesialisasi dibatasi oleh luasnya pasar, dan spesialisasi yang terbatas membatasi pertumbuhan ekonomi.
METODE
Untuk menganalisis data, maka jenis analisis yang digunakan yaitu
di Provinsi dibagi dengan Total PDRB kabupaten dibanding dengan Total PDRB Provinsi
Locationt Quatient (LQ)
Teknik analisis ini digunakan untuk menentukan kategori suatu sektor termasuk dalam sektor basis atau bukan basis. Formulasi dari teknik analisis tersebut adalah: (Iwan Jaya Azis, 1993)
Keterangan:
LQJi = Location Quatient sektor i di daerah J VAJi = Nilai tambah sektor i di daerah J
VAIi = Nilai tambah sektor i di tingkat kabupaten PDRBJ = Produk Domestik Regional Bruto di daerah J PDRBI = Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Hasil perhitungan LQ menghasilkan tiga kriteria yaitu :
LQ > 1 ; artinya komoditas itu menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan. komoditas memiliki keunggulan komparatif, hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayah bersangkutan akan tetapi juga dapat diekspor ke luar wilayah. LQ = 1 ; artinya komoditas itu tergolong non-basis, tidak memiliki keunggulan komparatif. Produksinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan wilayah sendiri dan tidak mampu untuk diekspor.
LQ < 1 ; artinya komoditas itu termasuk non-basis. Produksi komoditas di suatu wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan atau impor dari luar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MADIUN ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010
MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), 2012-2016
Kategori Uraian L/Q
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 1,7 1,7 1,6 1,6 1,7
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 1,4 1,4 1,3 1,3 1,3
R,S,T,U Jasa lainnya 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 PRODUK DOMESTIK
REGIONAL BRUTO 19,0 19,2 19,4 19,5 19,6
Keterangan :
Sektor Non Basis
Sektor Basis ( biasa LQ = 1) Sektor Basis
Analisis LQ
Berdasarkan tabel 1 diatas, Kabupaten Madiun memiliki sembilan sektor yang mempunyai nilai LQ > 1 yaitu
1. Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
2. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3. Kontruksi
4.Informasi dan komunikasi 5. Jasa keuangan dan asuransi 6.Real estate ( LQ = 1)
7.Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 8.Jasa Pendidikan
9.Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 10.Jasa Lainnya
pertanian, kehutanan dan perikanan, memiliki nilai LQ besar dibandingkan dengan sektor yang lain. Walaupun sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dari tahun 2012-2016 tidak mengalami peningkatan LQ, tetapi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan mampu menjaga kestabilan nilai LQ dari tahun 2012-2016. Hal ini didukung dengan keadaan Sumber daya alam, kedaan topografi, iklim yang sesuai untuk pertanian, dan luas wilayah , seperti luas area persawahan, kemudian jumlah penduduk (tenaga kerja) yang mencukupi serta Kabupaten Madiun juga memiliki hutan yang cukup luas. Tercatat lebih dari 26 persen desa di Kabupaten Madiun terletak di tepi/sekitar kawasan hutan. Bahkan ada juga yang berada di dalam kawasan hutan. Potensi yang menonjol saat ini adalah pertanian padi, kedelai, palawija, perkebunan kakao, kopi, mangga, durian, rambutan dan produk hasil hutan dan produk olahan lainnya seperti kerajinan kayu jati dan lain sebagainya. Durian dan kakao banyak di budidayakan di Kecamatan Dagangan, dan Kecamatan Kare. Kebun Kopi dengan skala besar di budidayakan di Kandangan, Kecamatan Kare, yang merupakan peninggalan Belanda.
Kemudian , sesuai dengan tabel 1 di atas, menunjukkan sembilan sektor yang merupakan
sektor basis yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan (2,6) ,sektorPengadaan Air,
produksi komoditas di Kabupaten Madiun tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan atau impor dari luar. Ke tujuh sektor ini masuk dalam golongan non basis karena ada hambatan seperti pada sektor Industri pengelolaan hambatannya pada wilayah Kabupaten Madiun sedikit berdiri industri dan lahan untuk industri sangat minim sehingga tingkat perkembangan LQ untuk sektor industri dan pengelolaan sangat kecil bahkan dari tahun 2012-2016 nilai LQ mengalami kestabilan dinilai yang tergolong rendah. Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Madiun menunjukkan Tingkat LQ paling rendah yaitu sebesar 0,2 dibandingkan sektor non basis lainnya , hal ini dikarenakan di Kabupaten Madiun hanya terdapat sedikit bahan galian. Sehingga dapat disimpulkan Kabupaten Madiun tidak berpotensi untuk dikembangkan sektor Pertambangan dan Penggalian.
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis location quotient sektor-sektor potensial Kabupaten Madiun yang dapat diandalkan selama tahun analisis 2012-2016 adalah Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, Kontruksi, Informasi dan komunikasi, Jasa keuangan dan asuransi, Real estate, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, Jasa Pendidikan, Jasa kesehatan dan kegiatan sosial, Jasa Lainnya. Sektor potensial yang paling mukin dikembangkan di Kabupaten Madiun adalah Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan . Karena dari segi wilayah sangat mendukung. Seperti Topografi, Keadaan sumber daya alam, Iklim serta luas area persawahan dan hutan di Kabupaten Madiun yang masih tergolong luas. Dengan melihat keadaan yang terjadi sebaiknya pemerintah mengoptimalkan sektor strategis yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan tetap memperhatikan sektor lainya. Pemerintah harus mampu mengoptimalkan pangsa pasar sektor pertanian, kehutanan dan perikanan serta meningkatkan sarana dan prasarana yang menyangkut keberlangsungan sektor-sektor ekonomi lainnya. Pemerintah juga diharapkan bekerjasama dengan masyarakat dalam menentukan kebijakan yang tepat sehingga kesejahteraan bisa tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Djojohadikusumo, Sumitro.1995.Perkembangan Pemikiran Ekonomi Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembanguna.Jakarta: LP3ES.
Lincolin, Arsyad. 1995.Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta: BPFE