• Tidak ada hasil yang ditemukan

karya tulis ilmiah MANUSIA DAN KELUARGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "karya tulis ilmiah MANUSIA DAN KELUARGA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MANUSIA DAN KELUARGA

FEBRI YANTI

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon

Email: yantif750@gmail.com

Abstrak

Tuhan menciptakan berbagai macam makhluk hidup untuk mengisi bumi yang Ia

ciptakan. Salah satu contohnya manusia. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan

orang lain untuk hidup di muka bumi ini. Manusia tidak bisa hidup sendiri. Selalu membutuhkan

bantuan orang lain. Manusia dikenal sebagai makhluk yang berbudaya karena berfungsi sebagai

pembentuk kebudayaan, karena didorong oleh hasrat atau keinginan yang ada dalam diri manusia

yaitu menyatu dengan manusia lain yang berbeda disekelilingnya dan menyatu dengan suasana

dalam sekelilingnya.

Perkembangan dari kondisi ini menimbulkan kesatuan-kesatuan manusia,

kelompok-kelompok sosial yang berupa keluarga, dan masyarakat. Keluarga merupakan bagian

terdekat dari kehidupan seseorang. Keluarga sangat mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan kehidupan seseorang

A. Latar Belakang

Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah Swt. yang memiliki peranan penting

dalam kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang sebagai makhluk yang paling tinggi

derajatnya dibandingkan makhluk Allah Swt. bahkan Allah menyuruh para malaikat untuk

bersujud kepada Adam Alaihi salam. Masyarakat barat memiliki pandangan bahwa manusia

adalah makhluk yang memiliki jiwa dan raga serta dibekali dengan akal dan pikiran. Sejak

disurga Nabi Adam As. Telah membangun sebuah keluarga dengan istrinya.

1. Pengertian manusia

Dalam kamus bahasa Indonesia manusia diartikan sebagai makhluk yang berakal,

(2)

manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi potensi akal dan budi, nalar dan moral untuk

menguasai makhluk lainnya demi kemakmuran dan kemaslahatanny.1 Dalam bahasa Arab kata

„manusia‟ ini sepadan dengan kata nas, basyr, insan, ins dan lain-lain. Meskipun bersinonim, namun kata-kata tersebut memiliki perbedaan dalam hal makna spesifiknya. Kata nas misalnya

lebih merujuk pada makna manusia sebagai makhluk sosial. Sedangkan kata basyr lebih

menunjuk pada makna manusia sebagai makhluk biologis.2

Menurut Al-Arabi manusia adalah mikrokosmos, manusia adalah alam sahir dan alam

semesta adalah insan kabir. Jika pada mikrokosmos terdapat tiga tingkatan alam. Rohani, hayali,

jasmani, maka pada manusia ketiga alam ini diwakili oleh roh, nafs, dan jism (tubuh).3

Quraish syihab dalam wawasan al-Qur’an mengungkapkan pendapat Alexis Carrel

tentang kesukaran yang dihadapi untuk mengetahui hakikat manusia bahwa: “ sebenarnya

manusia telah mencurahkan perhatian dan usaha yang sangat besar untuk mengetahui dirinya,

kendatipun kita memiliki perbendaharaan yang cukup banyakdari hasil para ilmuan, filosofi,

sastrawan dan para ahli bidang keruhanian sepanjang masa ini. Tapi kita (manusia ) hanya

mampu mengetahui beberapa segi tertentu dari diri kita. Kita tidak mengetahui manusia secara

utuh. Yang kita ketahui hanyalah bahwa manusia terdiri dari bagian-bagian tertentu, dan ini

pun pada hakikatnya dibagi lagi menurut tata ca ra kita sendiri. Pada ha kikatnya, kebanya kan

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh mereka yang mepelajari manusia kepada diri mereka

hingga kini masih tetap tanpa jawaban4

Berbicara dan berdiskusi tentang manusia memang menarik dan tidak pernah tuntas.

Pembicaraan mengenai makhluk psikofisik ini laksana suatu permainan yang tidak pernah

selesai. Selalu ada saja pertanyaan mengenai manusia.5 Dalam pandangan Islam manusia adalah

makhluk yang mulia dan sempurna jika dibandingkan makhluk ciptaan lainnya, ini disebabkan

manusia diberi kelebihan berupa akal untuk berfikir, sehingga dengan akal tersebut bias

membedakan mana yang hak mana yang batil, selain dari itu manusia juga diberikan Allah

1

Usman A. Hakim, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: balai pustaka 2001), hlm 212

2 Abdullah bin Nuh, Kamus Indonesia Arab, ( Jakarta: Mutiara,2008), hlm. 135 3 Jalaludin Rahmat, Insan Kamil Manusia Seimbang, (Jakarta: Lentera, 1993), hlm: 11 4

Quraish Syihab, Wawasan Al-Qur‟an, Tafsir Maudhu‟ I atas pelbagai persoalan Umat, (Bandung: Mizan, Cet, VII, 1998), hlm. 277

5 Rif‟at Syauqi Nawawi, Konsep Manusia Menurut Al-Qur‟an dalam Metodologi Psikologi Islami,

(3)

berupa nafsu. Namun apabila mereka tidak bias memanfaatkan kelebihan tersebut dengan

sebaik-baiknya, maka mereka akan menjadi makhluk yang paling hina, bahkan lebih hina dari pada

binatang.

a. Manusia dalam perspektif al- Qur‟an

Manusia telah berupaya memahami dirinya selama beribu-ribu tahun, tetapi gambaran

yang pasti dan meyakinkan tentang dirinya, tidak mampu diperolehnya dengan mengandalkan

daya nalar semata. Oleh karena itu, mereka memiliki pengetahuan dari pihak lain yang dapat

mengkaji dirinya secara utuh, yaitu mengarah kepada kitab suci (al-Qur‟an). Banyak sekali ayat

-ayat al-Qur‟an yang memberi gambaran konkrit tentang manusia. Al-Qur‟an memberikan

sebutan manusia dalam tiga kata yaitu al-basyr, an-nas, al-ins atau al-insan, ketiga kata ini lazim

diartikan sebagai manusia. Namun, jika ditinjau dari segi bahasa serta penjelasan al-Qur‟an itu

sendiri, ketiga kata tersebut satu sama lain beda maknanya

1) Kata Al-Basyar

Penamaan manusia dengan kata Al-Basyar dinyatakan dalam Al-Qur‟an sebanyak 27 kali6

kata basyar secara etimologis berasal dari kata (ba‟, syin, dan ra,) yang berarti sesuatu yang

tampak baik dan indah, bergembira, menggembirakan, memperhatikan atau mengurus sesuatu.

Menurut M Quraish Shihab, kata basyar diambil dari akar kata yang pada umumnya berarti

menampakkan sesuatu dengan baik dan indah. Dari kata yang sama lahir kata basyarah yang

berarti kulit. Manusia dikatakan basyarah karena kulitnya tampak jelas dan berbeda dengan kulit

binatang lainnya.7

Kata basyar dapat juga diartikan sebagai makhluk biologis. Tegasnya memberi pengertian

kepada sifat biologis manusia, seperti makan, minum, seksual dan lain-lain.8 Sebagaimana dalam

surat Yusuf ayat 31 yaitu:

6Muhammad Fu‟ad „Abdul Baqi, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al Qur’an karem ( Qahirah; dar

al-Hadits, 1998) hlm. 153-154

7M Quraish Shihab, Wawa san Al-Qur’an, (Bandung: Cet.VII;Mizan,1998), hlm.279

8 Rif‟at Syauqi Nawawi, Konsep Manusia Menurut Al-Qur’an dalam Metodologi Psikologi Islami, Ed.

(4)



Maka tatkala wanita itu (Zulaikha ) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita -wanita

itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing

mereka sebuah pisau (untuk memotong jamua n), kemudian Dia berkata (kepada Yusuf):

"Keluarlah (nampakka nlah dirimu) kepada mereka". Maka tatkala wanita -wanita itu

melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa) nya, dan mereka melukai (jari) tangannya

dan berkata: "Maha sempurna Allah, ini buka nlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain

hanyalah Malaikat yang mulia."

ayat ini menceritakan wanita-wanita pembesar Mesir yang didukung Zulaikha dalam

suatu pertemuan yang takjub ketika melihat ketampanan Yusuf As. Konteks ayat ini tidak

memandang Yusuf As. Dari segi moralitas atau intelektualitasnya, melainkan pada

keperawakannya yang tampan dan berpenampilan mempesona yang tidak lain adalah masalah

biologis. Pada ayat lain disebutkan juga manusia dengan kata basyar dalam konteks sebagai

makhluk biologis yaitu pada ayat yang menceritakan jawaban Maryam (perawan) kepada

malaikat yang datang padanya membawa pesan Tuhan bahwa ia akan dikaruniai seorang anak:

pernah disentuh manusia (Basyar).”(QS. Ali-Imran: 47)

Maryam mengatakan demikian sebab dia tahu bahwa yang dapat menyentuh (hubungan

seksual) itu manusia dalam arti makhluk biologis, dan anak adalah buah dari hubungan seksual

antara laki-laki dan perempuan. Nalar Maryam tidak menerima, bagaiman mungkin dia punya

anak padahal dia tidak pernah berhubungan dengan laki-laki. Manusia dalam pengertian basyar

(5)

ayat 26, surah al-Mu‟minun ayat 24 dan 33, surah asy-syu‟ara ayat 154, surat yasin ayat 15, dan

surah al-Isra‟ ayat 93.9

2) Kata An-Nass

Kata An-Nass dinyatakan dalam Al-Qur‟an sebanyak 240 kali dalam 53 surah. Kata An-Nass

menunjukkan pada eksistensi manusia sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial, secara

keseluruhan, tanpa melihat status keimanan atau kekafirannya , atau suatu keterangan yang jelas

menunjuk kepada jenis keturunan nabi Adam.10

Kata An-Nass dipakai al-Qur‟an untuk menyatakan adanya sekelompok orang atau

masyarakat yang mempunyai berbagai kegiatan (aktivitas) untuk mengembangkan

kehidupannya. Penyebutan manusia dengan kata An-Nass lebih menonjolkan bahwa manusia

merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan dan bersama-sama manusia

lainnya.11 Sebagaimana dalam al-Qur‟an Allah berfirman, tepatnya pada surah Al-Hujurat ayat

13:

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptaka n kamu dari seorang laki-laki dan seorang

perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling

kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang

yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

(QS. Al-Hujurat:13)

11Dawam Rahrjo, Pandangan al-Qur’an Tentang Manusia Dalam Pendidikan dan Prespektif al-Qur’an,

(6)

Jika kita kembali ke asal mula terjadinya manusia yang bermula dari pasangan laki-laki

dan wanita ( Adam dan Hawa), dan berkembang menjadi masyarakat dengan kata lain adanya

pengakuan terhadap spesies di dunia ini, menunjukkan bahwa manusia harus hidup bersaudara

dan tidak boleh saling menjatuhkan. Secara sederhana, inilah sebenarnya fungsi manusia dalam

konsep an-Nas.

Manusia dalamm pengertian An-Nas ini banyak juga dijelaskan dalam al-Qur‟an,

diantaranya dalam surah al-Maidah ayat 2. Ayat ini menjelskan bahwa penciptaan manusia

menjadi berbagai suku dan bangsa bertujuan untuk bergaul dan berhubungan antar sesamanya

(ta‟aruf). Kemudian surat al-Hujurat ayat 13, surah al-Maidah ayat 3, surah Al-asr ayat 3, dan surah ali-Imran ayat 112.12

3) Kata Al-Insan

Adapun penamaan manusia dengan kata Al-Insan yang berasal dari kata al-Uns, dinyatakan

dalam al-Qur‟an sebanyak 73 kali dan tersebar dalam 43 surat . secara etimologi, al-Insan dapat

diartikan harmonis, lemah lembut, tampak, atau pelupa.13 Menurut Jalaludin Rahmatmemberi

penjabaran al-insan secara luas pada tiga kategori.

Pertama, al-insan dihubungkan dengan keistimewaan manusia sebagai khalifah dan pemikul

amanah. Kedua, al-insan dikaitkan dengan predisposisi negatif yang inheren dan laten pada diri

manusia. Ketiga, al-insan disebut dalam hubungnnya dengan proses penciptaan manusia. Kecuali

kategori ketiga, semua konyteks al-insan menunjuk pada sifat-sifat psikologis atau spiritual.14

Kata al-insan juga digunakan dalam al-qur‟an untyuk menunjukkan proses kejadian manusia

sesudah dan kejadiannya mengalami proses yang bertahap secara dinamis dan sempurna dalam

al-Qur‟an dalam surah An-Nahl ayat 78, yaitu:

12Muhammad Fu‟ad „Abdul Baqi, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al Qur’an al- karem ( Qahirah; dar

al-Hadits, 1998) hlm. 157

13

Ibid, 159

14Dawam Rahrjo, Pandangan al-Qur’an Tentang Manusia Dalam Pendidikan dan Prespektif al-Qur’an,

(7)

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun,

dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

penggunaan kata al-insan dalam ayat ini mengandung dua makna15, yaitu: Pertama, makna

proses biologis, yaitu berasal dari saripati tanah melalui makanan yang dimakan manusia sampai

pada proses pembuahan. Kedua, makna proses psikologi (pendekatan spiritual), yaitu preoses

ditiupkannya ruh-Nya pada diri manusia, berikut berbagai potensi yang dianugerahkan Allah

kepada manusia.

Makna pertama mengisyaratkan bahwa manusia pada dasarnya merupakan dinamis yang

berproses dan tidak lepas dari pengaruh alam serta kebutuhan yang menyangkut dengannya.

Keduanya saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Makna kedua mengisyaratkan

bahwa , ketika manusia tidak bias melepaskan diri dari kebutuhan materi dan berupaya untuk

memenuhinya, manusia juga dituntut untuk sadar dan tidak melupakan tujuan akhirnya, yaitu

kebutuhan immateri (spiritual). Untuk itu manusia diperintahkan untuk senantiasa mengarahkan

seluruh aspek amaliahnya pada realitas ketundukan pada Allah, tanpa batas, tanpa cacat, dan

tanpa akhir. Sikap yang demikian akan mendorong dan menjadikannya untuk cenderung berbuat

kebaikan dan ketundukan pada ajaran Tuhannya.16

B. Pengertian Keluarga

Secara etimologis, keluarga adalah orang-orang yang berada dalam seisi rumah yang

sekurang-kurangnya terdiri dari suami, istri, dan anak-anak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

keluarga diartikan dengan satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat.

15M Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudhu’I atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung:

Cet.VII;Mizan,1998), hlm.284

16

(8)

Biasanya terdiri dari ibu, bapak, dengan anak-anaknya atau orang yang seisi rumah yang menjadi

tanggung jawabnya.

Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak disebutkan

bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri dan anaknya,

atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, atau keluarga dalam garis lurus keatas, atau ke

bawah sampai dengan derajat ketiga.

Moehammad Isa Soelaeman mendefinisikan keluarga sebagai suatu unit masyarakat

kecil. Maksudnya, keluarga merupakan suatu kesatuan atau unit yang terkumpul dan hidup

bersama untuk waktu yang relatif berlangsung terus, karena terikat oleh pernikahan dan

hubungan darah. Kehidupan berkeluarga itu mengandung fungsi untuk memenuhi dan

menyalurkan kebutuhan emosional para anggotanya, di samping juga memberikan kesempatan

untuk penyosialisasian para anggotanya, khususnya anak-anak. Keluarga sebagai suatu

kelompok sosial tidak hidup menyendiri, tetappi berada di tengah atau setidaknya bertautan

dengan suatu kehidupan sosial dengan budayanya.

W.A Gerungan berpandangan, keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam

kehidupan manusia. Di sanalah awal pembentukan dan perkembangan sosial manusia termasuk

pembentukan norma-norma sosial, interaksi sosial, frame of reference, sense of belongingness,

dan lainnya.

Senada dengan pendapat di atas, Cholil Mansur mengatakan, keluarga merupakan

kesatuan sosial yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang belum dewasa. Keluarga

merupakan community primer yang paling penting dalam masyarakat. Community primer adalah

suatu kelompok dimana hubungan antara para anggotanya sangat erat dan pada umumnya

mereka memiliki tempat tinggal serta diikat oleh tali perkawinan.

Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), keluarga adalah sebuah organisai kecil yang

didalamnya ada yang memimpin dan ada yang dipimpin. Seorang ayah adalah keluarga yang

bertugas sebagai nahkoda dalam biduk rumah tangga. Dialah yang mengarahkan dan

(9)

Di dalam Al-Qur‟an, kata keluarga dipresentasikan melalui kata ahl. Informasi yang

diberikan oleh Muhammad Fuad Abd Al-Baqy di dalam al-Qur‟an kata a hl di ulang sebanyak

128 kali, dan sesuai dengan konteksnya, kata-kata tersebut tidak selamanya menunjukkan pada

arti keluarga sebagaimana disebutkan diatas, melainkan punya arti yang bermacam-macam. Pada

surat al-A‟raf ayat 96 misalnya, kata ahl diartikan sebagai penduduk suatu negeri. Selanjutnya

pada surat al-Baqarah ayat 109, kata ahl berarti penganut suatu ajaran seperti Ahl al-Kitab.

Selain itu, surat An-Nisa‟ ayat 58 mengartikan ahl sebagai orang yang berhak menerima sesuatu.

Selebihnya, kata ahl dalam Al-Qur‟an ditujukan pada keluarga dalam arti kumpulan laki-laki dan

perempuan yang diikat oleh tali pernikahan dan didalamnya terdapatorang yang menjadi

tanggungannya, seperti anak dan mertua. Pada ayat Al-Qur‟an berikut ini dijelaskan pengertian

keluarga tersebut:



 







“Hai Nuh, Sesungguhnya Dia bukanlah Termasuk keluargamu…”(QS Hud [11]: 46).

Dari berbagai pendapat di atas dapat dirumuskan beberapa kesimpulan tentang unsur pokok yang

terkandung dalam pengertian keluarga: (1) keluarga sering kali dimulai dengan perkawinan atau

dengan penetapan pertalian kekeluargaan; (2) keluarga berada dalam batas-batas persetujuan

masyarakat; (3) anggotra keluarga dipersatukan oleh pertalian perkawinan, darah, dan adopsi

sesuai dengan hukum dan adat istiadat yang berlaku; (4) anggota keluarga secara khas hidup

secara bersama pada satu tempat tinggal yang sama; (5) interaksi dalam keluarga berpola pada

norma-norma, peranan-peranan, dan posisi-posisi status yang ditetapkan oleh masyarakat; dan

(6) dalam keluarga terjadi proses reproduksi dan edukasi.

a. Peran keluarga

Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak.

Perawatan orangtua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik

agama maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan factor yang kondusif untuk

mempersiapkan anak menjadi pribadi yang sehat. Keluarga juga dipandang sebagai institusi yang

dapat memenuhi kebutuhan insani (manusiawi), terutama kebutuhan bagi pengembangan

(10)

kebutuhan individu dari Maslow, maka keluarga merupakan lembaga pertama yang dapat

memenuhi kebutuhan tersebut, baik kebutuhan fisik-biologis maupun sosio-psikologinya.

Moehammad Isa Soelaeman mengemukakan, keluarga itu hendaknya berperan sebagai

pelindung dan pendidik anggota-anggota keluarganya, sebagai pemghubung mereka dengan

masyarakat, sebagai pencukup kebutuhan-kebutuhan ekonominya, sebagai pembina kehidupan

religiusnya, sebagai penyelenggara rekreasi keluarga dan pencipta suasana yang aman dan

nyaman bagi seluruh anggota keluarga dan khususnya bagi suami-istri sebagai tempat memenuhi

kebutuhan-kebutuhan biologisnya.17

17

Referensi

Dokumen terkait

Nusa Tenggara Timur pada Februari 2017 mengalami inflasi sebesar 0,15 persen setelah bulan sebelumnya, Januari 2017, mengalami inflasi sebesar 0,74 persen. Inflasi ini

Setidaknya terdapat dua faktor yang melatarbelakangi pendirian Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja, yaitu: kondisi objektif pendidikan Islam, sosiologis-keagamaan

Membuat materi penyuluhan dalam bentuk media cetak dan media tertayang ; leaflet, folder, bahan tayang 2.. Menyusun materi/modul kursus bagi

Dalam membuat keputusan apakah hendak menceritakan informasi privat tersebut kepada orang lain atau tidak, seseorang membutuhkan orang yang dapat dipercaya

Untuk itu Perseroan bermaksud melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) yang berasal dari konversi hutang dari pihak berelasi

Pemberian pakan komersil dengan penambahan cacing sutra (Tubifex sp .) sebagai pakan tambahan berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan bobot spesifik, pertumbuhan

Selisih nilai rata-rata antara Jokowi sebagai peringkat satu dengan JK pada peringkat dua masih cukup besar sebesar 2,30 sedangkan selisih atau perbedaan nilai rata-rata