• Tidak ada hasil yang ditemukan

I037-1 ANALISA PEMILIHAN PEMASOK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT. “X”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "I037-1 ANALISA PEMILIHAN PEMASOK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT. “X”"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PEMILIHAN PEMASOK DENGAN METODE

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

(AHP) DI PT.

“X”

Sri Lisa Susanty1), Lisa Ratnasari2), Garendra Gatot. A3) 1,2,3)

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sahid Jakarta

Abstrak

PT. “X” merupakan perusahaan yang bergerak dibidang percetakan dan kemasan di Indonesia. Perusahaan sering mengalami keterlambatan pengiriman bahan baku seperti hvs, art paper, matt paper, duplex, ivory boad, art carton, sticker chromo dari pemasok dan sangat tingginya harga bahan baku. Perusahaan ingin mencari pemasok yang potensial dalam pengadaan bahan baku. Tujuannya agar tidak terjadi lagi keterlambatan pengiriman dan dapat meminimumkan biaya pembelian serta dapat memperlancar proses produksi di PT. “X”. Metode Analytical Hierarcy Process (AHP) merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menstrukturkan masalah secara hierarki. Langkah awal adalah melakukan wawancara terhadap pihak terkait yang berkenaan dengan topik yang dibahas. Pengumpulan data dengan cara menetapkan kriteria dan subkriteria yang sesuai dengan sistem kerja perusahaan. Kriteria dan subkriteria dibandingkan tingkat kepentingannya secara berpasangan. Kuesioner matrik berpasangan disebarkan kepada para pengambil keputusan, setelah itu dilakukan pengolahan dan perhitungan dengan menggunakan metode AHP. Berdasarkan hasil pengolahan diperoleh urutan berdasarkan total nilai akhir bobot terbesar hingga terkecil adalah PT. Wiramustika 22.9%, PT. Suparma 21.6%, PT. Cakrawala 21.0%, PT. Globalpapyrus 18.2% dan PT. Surya Palace Jaya 16.3%.

Kata Kunci : Pemilihan pemasok, Metode Analitycal Hierarcy Process (AHP), Industri percetakan

Pendahuluan

PT. “X” merupakan perusahaan yang bergerak dibidang percetakan dan kemasan di

Indonesia. Seiring dengan berkembangnya bisnis dan permintaan dari lingkungan bisnis, maka PT.

“X” mencoba menyusun sistem perdagangan perusahaan dari perdagangan biasa menuju manajemen mata rantai pasok atau supply chain management.

Perusahaan berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan agar dapat memenuhi tingkat kepuasan yang diinginkan oleh pelanggan. Kelancaran aliran logistik yang meliputi proses perencanaan, pengadaan, dan pendistribusian dari semua aliran bahan baku sampai barang jadi yang dimulai dari titik awal pemasok sampai ke konsumen adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut. Perusahaan sering kali mengalami keterlambatan pengiriman bahan baku seperti, hvs, art paper, matt paper, duplex, ivory boad, art carton, sticker chromo dari pemasok dan sangat tingginya harga bahan baku dari pemasok, maka PT. “X” perlu mencari pemasok baru yang potensial. Selama ini terdapat lima pemasok tetap PT. “”X” oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui pemasok yang potensial.

Pemasok manakah yang harus dipilih oleh perusahaan untuk mengalokasikan pemesanan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan operasional dengan menggunakan metode AHP

Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan pemasok yang potensial dalam pengadaan bahan baku sehingga tidak terjadi lagi keterlambatan pengiriman dan meminimumkan biaya pembelian

Studi Pustaka

(2)

Kriteria dan subkriteria yang digunakan oleh PT. “X” dalam hal pemilihan pemasok adalah:

1. Kriteria harga : kemampuan memberi potongan harga (diskon) apabila melakukan pemesanan dalam jumlah tertentu, kemampuan mempermudah pembayaran yang dilakukan secara kredit dan kemampuan mempermudah pembayaran yang dilakukan secara tempo.

2. Kriteria kualitas : kemampuan menyediakan bahan baku dengan kualitas yang baik (tanpa cacat) sesuai dengan standar spesifikasi produk dan kemampuan penyediaan kualitas yang selalu sama atau tetap.

3. Kriteria pengiriman : kemampuan pengiriman bahan baku tepat waktu, kemampuan pengiriman bahan baku sesuai dan tepat dengan jumlah.

4. Kriteria pelayanan konsumen : kemampuan tanggap dan cepat dalam menanggapi permintaan dan keluhan, kemampuan memberi informasi dengan jelas dan rinci, dan kemampuan mudah dihubungi dan kemampuan memberikan keramah-tamahan.

Metodologi Penelitian

Tahapan penelitian dilakukan dengan membuat kuisioner untuk diisi unit terkait. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara untuk mendapatkan kriteria, subkriteria, dan alternatif dan pencatatan data sekunder dengan mencatat data yang dimiliki perusahaan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer yang diperoleh langsung dari sumber pertama melalui wawancara dan data sekunder. Hasil pengumpulan data diolah dengan menggunakan AHP.

Penentuan derajat kepentingan untuk kriteria, subkriteria, dan alternatif didasarkan pada tingkat kepentingan dalam skala 1 sampai 9 terhadap satu sama lain. Semakin tinggi tingkat kepentingan yang diberikan maka semakin tinggi pula derajat kepentingannya. Penggunaan metode perbandingan berpasangan sebagai alat ukur dalam menentukan bobot dari kriteria, subkriteria, dan alternatif keputusan.

Langkah – langkah dalam pengolahan data dalam metode AHP adalah sebagai berikut, membuat matriks perbandingan berpasangan, menentukan bobot, dan menghitung konsistensi logis. Selanjutnya dianalisa hasil, dimana tahap menganalisa hasil ini meliputi analisa hasil pembobotan antar kriteria, analisa hasil pembobotan antar subkriteria, analisa hasil pembobotan antar alternatif dalam subkriteria, analisa alternatif pemilihan pemasok bahan baku terpilih.

Hasil dan Pembahasan

Pengolahan data menggunakan expert choice dengan pembobotan antar kriteria, subkriteria dan alternatif yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam memilih pemasok bahan baku yang potensial.

Urutan kriteria dengan bobot terbesar hingga terkecil adalah harga (P) dengan nilai bobot sebesar 0.330, kuantitas (K) dengan bobot sebesar 0.194, kualitas (Q) dan pengiriman (D) sebesar 0.165, dan pelayanan konsumen (C) sebesar 0.146. Kriteria harga (P) menjadi kriteria terpenting karena perusahaan akan memilih partner pemasok yang mampu memberikan penawaran harga yang bersaing. Secara lengkap matrik perbandingan berpasangan antar kriteria utama dan nilai bobot antar kriteria dapat dilihat pada Tabel 1. dan Gambar 1.

(3)

Gambar 1. Nilai Bobot Antar Kriteria Utama

Kriteria harga (P), memiliki tiga (3) subkriteria yaitu kemampuan memberi potongan harga (diskon) apabila melakukan pemesanan dalam jumlah tertentu dengan bobot sebesar 0.550, kemampuan mempermudah pembayaran yang dilakukan secara tempo sebesar 0.240 dan kemampuan mempermudah pembayaran yang dilakukan secara kredit sebesar 0.210. Kemampuan memberi potongan harga (diskon) dipilih karena permintaan customer yang terus meningkat sehingga perusahaan memesan bahan baku dalam jumlah yang banyak, sehingga akan mendapat potongan harga. Hasil secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Subkriteria Harga

(4)

Gambar 3. Subkriteria Kualitas

Hasil pembobotan antara subkriteria pengiriman yaitu kemampuan pengiriman bahan baku tepat waktu yang mempunyai nilai bobot sebesar 0.667 dan kemampuan pengiriman bahan baku sesuai dan tepat dengan jumlah mempunyai nilai bobot sebesar 0.333. Kemampuan pengiriman bahan baku tepat waktu sangat penting karena jika bahan baku tidak datang tepat waktu maka jadwal produksi akan mundur dari rencana yang sudah dibuat oleh perusahaan dan akan merubah jadwal pengiriman barang jadi (finish good). Hasil secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Subkriteria Pengiriman

Hasil pembobotan antara subkriteria pelayanan konsumen dengan urutan yaitu kemampuan tanggap dan cepat dalam menanggapi permintaan dan keluhan pelanggan dengan nilai bobot sebesar 0.550 dan kemampuan memberikan informasi dengan jelas dan rinci dengan nilai bobot sebesar 0.210. Subkriteria kemampuan tanggap dan cepat dalam menanggapi permintaan dan keluhan terpilih dikarenakan pihak perusahaan menilai pemasok dapat dengan cepat dalam menanggapi dan memperhatikan keluhan-keluhan, sehingga dapat dengan cepat pula masalah dan keluhan tersebut terselesaikan. Hasil secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 5.

(5)

Nilai akhir bobot alternatif dari nilai yang terbesar hingga terkecil yaitu PT. Wiramustika (W) 22.9%, PT. Suparma (S) 21.6%, PT. Cakrawala (C) 21.0%, PT. Globalpayrus (G) 18.2% dan PT. Surya Palace Jaya (SP) 16.3%.

PT. Wiramustika menjadi prioritas pertama dalam pemilihan pemasok potensial bagi PT.

“X” karena PT. Wiramustika jauh lebih banyak terpilih dibandingkan dengan pemasok lainnya. Contohnya, pada kualitas (Q) tanpa cacat 0.256 dan selalu tetap sama 0.264 PT.Wiramustika mendapat bobot tertinggi. Pada pengiriman (D) tepat waktu 0.259 PT. Wiramustika memiliki bobot tertinggi. Kemudian pada pelayanan konsumen (C) tanggap dan cepat 0.264, jelas dan rinci 0.229 PT. Wiramustika mendapatkan bobot tertinggi. Hasil alternatif pemasok yang potensial secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Grafik Nilai Prioritas Alternatif

Kesimpulan

a) Berdasarkan perhitungan data dengan menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process diperoleh kriteria terbaik dengan urutan yaitu harga (P) dengan bobot 0.330, kuantitas (K) sebesar 0.194, kualitas (Q) sebesar 0.165, pengiriman (D) sebesar 0.165, dan pelayanan konsumen (C) sebesar 0.146.

b) Setelah dilakukan perhitungan pembobotan nilai bobot menyeluruh masing – masing alternatif diperoleh pemasok terbaik yaitu PT. Wiramustika (PT. W) dengan nilai bobot terbesar 22.9%, PT. Suparma (PT. S) sebesar 21.6%, PT. Cakrawala (PT. C) sebesar 21.0%, PT. Globalpapyrus (PT. G) sebesar 18.2% dan PT. Surya Palace Jaya (PT. SP) sebesar 16.3%.

c) PT. Wiramustika terpilih sebagai pemasok potensial.

Daftar Pustaka

Council of Logistics Management, 1998, Annual Conference Program, Oak Brook.

Eko, R dan Richardus D, 2003, Manajemen Persediaan. Jakarta : Grasindo.

Eko, R dan Richardus D, 2002, Konsep Manajemen Supply Chain. Jakarta : Grasindo.

Handoko, H.T, 1984, Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi IBPFE. Yogyakarta.

Mangkusubroto, K & C.Listiarini T, 1992, Analisa Keputusan Pendekatan Sistem Dalam Manajemen Usaha dan Proyek. Bandung : Ganeca Exact.

Nasution, A, 2005, Manajemen Industri. Edisi I. Yogyakarta : Andi.

Nazir, M, 1998, Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Ristono, A, 2009, Manajemen Persediaan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

(6)

BIODATA PEMAKALAH

Gambar

Tabel 1. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria Utama
Gambar 1.  Nilai Bobot Antar Kriteria Utama
Gambar 3. Subkriteria Kualitas
Gambar 6. Grafik Nilai Prioritas Alternatif

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan perundang-undangan adalah yang pertama harus ditegakkan dalam upaya pengembangan program nuklir, yang mencakup pembentukan badan regulator independen yang

Daftar ini diambil dari laman http://kinerja.dikti.go.id dan dirangkum secara manual, untuk keakuratan silahkan di cek pada akun

Karena kompleksitas waktu prosedur preprocess bergantung pada banyaknya karakter pada kode program dan fungsi levenstheinDistance bergantung pada panjang string hasil

Kelainan Jantung sebagai Faktor Risiko Terjadinya Stroke Iskemik Penyumbatan pada pembuluh darah yang merupakan penyebab terjadinya stroke iskemik dapat dikarenakan

Hasil yang diperoleh dari dugaan parameter model HB dapat digunakan untuk menduga nilai proporsi rumah tangga miskin pada desa/kelurahan lain yang tidak terpilih

Konsumen yang ingin membeli produk jamu masuk angin kemasan akan berusaha mencari informasi mengenai jamu tersebut karena ini akan mempengaruhi keputusan pembelian

Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa Semakin lama benda yang diplating di celup pada larutan plating maka semakin tinggi tingkat ketahanan lapisan tersebut jika di uji

[r]