• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM INFORMASI, REGULASI, DAN KOMPENSASI TERHADAP MANAJEMEN ASET (Studi Pada Satuan Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional di Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM INFORMASI, REGULASI, DAN KOMPENSASI TERHADAP MANAJEMEN ASET (Studi Pada Satuan Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional di Indonesia)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM INFORMASI, REGULASI, DAN KOMPENSASI TERHADAP MANAJEMEN ASET

(Studi Pada Satuan Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional di Indonesia)

Mita Arlini, Darwanis, Syukriy Abdullah

Universitas Syiah Kuala - Banda Aceh

Abstract: This study purpose is to examine the influence of human resources competence, information systems, regulation, and compensations (either simultaneously or partially) on the asset management of BKKBN in Indonesia. This is a hypothesis testing research which is based on the data that collected by questionnaires and analyzed using multiple linear regressions. The population comprised a total of 41 BMN operators from all over the Satker. The data analysis is carried out using SPSS (Statistical Package for Social Science) version 18.0. The results indicate that (1) Competence of human resources, information systems, regulation, and compensation simultaneously affects the asset management; (2) Competence of human resources affects the asset management; (3) Information system affects the assets management; (4) regulatory affects the asset management; and (5) compensation affects the asset management.

Keywords: Competence of Human Resources, Information Systems, Regulatory, Compensation, and Asset Management.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompetensi sumber daya manusia, sistem informasi, regulasi, dan kompensasi (baik secara simultan maupun parsial) terhadap manajemen aset pada satuan kerja (satker) BKKBN di Indonesia. Penelitian ini merupakan hypothesistesting research dengan pengujian menggunakan regresi linier berganda dari data yang dikumpulkan melalui kuesioner. Populasi penelitian merupakan 41 operator BMN seluruh Satker BKKBN. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 18.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kompetensi SDM, Sistem informasi, regulasi, dan kompensasi secara simultan berpengaruh terhadap manajemen aset (2) kompetensi SDM berpengaruh terhadap manajemen aset (3) sistem informasi berpengaruh terhadap manajemen aset (4) regulasi berpengaruh terhadap manajemen aset (5) kompensasi berpengaruh terhadap manajemen aset.

Kata kunci: Kompetensi SDM, Sistem Informasi, Regulasi, Kompensasi, dan Manajemen Aset.

I. PENDAHULUAN

Reformasi dalam bidang keuangan ditandai dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, dengan lahirnya undang-undang tersebut tuntutan terhadap pengelolaan keuangan negara secara tertib, efesien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan dilaksanakan. Hal ini tidak terkecuali dalam

(2)

bagian yang tidak terpisahkan dengan keuangan negara, sehingga pertanggungjawaban terhadap manajemen aset negara juga termasuk kedalam ruang lingkup pertanggungjawaban keuangan negara melalui nilai aset yang dipandang cukup material dalam neraca pemerintah.

Pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara disebutkan bahwa Barang Milik Negara (BMN) adalah Semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan perolehan lain yang sah. BMN sebagian besar diperoleh dari anggaran negara yang merupakan uang rakyat sehingga pertanggungjawaban pengelolaan BMN yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan mutlak diperlukan. Terkait pertanggungjawaban tersebut, pada tahun 2012 dan 2013 masih ditemukan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan aset pada BKKBN. Tahun 2012 pada LHP BPK masih terdapat selisih nilai koreksi hasil inventarisasi penilaian (IP) pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) dengan neraca yang dihasilkan SIMAK-BMN sebesar Rp. 373.556.677,-, dan aset tetap yang tidak diketahui keberadaannya senilai Rp. 116.570.900,-. Sementara pada tahun 2013, terdapat aset tetap yang belum didukung

dokumen kepemilikan senilai Rp. 2.564.249.159,- nilai tersebut belum

termasuk 3 unit kendaraan bermotor roda 4 dan 5 unit sepeda motor yang tidak didukung BPKP, nilai buku aset tetap menjadi negatif Rp.

84.044.150,- dikarenakan SIMAK-BMN belum dapat menyajikan nilai wajar akumulasi penyusutan dan aset tetap yang digunakan/dikuasai oleh pihak lain.

Terdapat berbagai variabel yang diduga berpengaruh terhadap manajemen aset, diantaranya: kompetensi sumber daya manusia, sistem informasi, regulasi dan kompensasi. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kompetensi SDM, sistem Informasi, regulasi, dan kompensasi baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap manajemen aset pada Satker BKKBN di Indonesia.

II. KAJIAN KEPUSTAKAAN Manajemen Aset

(3)

legal audit, penilaian, optimalisasi, pengawasan dan pengendalian (Siregar, 2004:518). Pengelolaan aset negara juga diwujudkan dalam pengetahuan terhadap tiga aspek penting, yaitu: aset apa saja yang tersedia, kondisi aset, dan beban keuangan untuk mempertahankan aset pada kondisi yang ditargetkan (Cagle, 2003).

Kompetensi SDM

Manajemen aset membutuhkan kompetensi yang sesuai dengan tugas, termasuk pengetahuan yang sesuai, keterampilan, pengalaman, perilaku, sikap, dan sifat (Hastings, 2010:23). SDM dalam konteks pemerintahan biasanya disebut dengan aparatur negara. Terkait kompetensi aparatur negara pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara menyebutkan jenis-jenis kompetensi aparatur negara, yakni: (a) kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis; (b) kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan; dan (c) kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.

Kementerian Keuangan dalam artikel yang ditulis oleh Kharismawan (2013) menyatakan bahwa pengurus aset pada tingkat Satker atau petugas operator SIMAK BMN sekarang

bukanlah sekadar operator biasa, namun merupakan manajer aset. Operator harus dapat menganalisa dan membuat keputusan untuk pengambilan kebijakan yang tepat. Operator, insinyur, dan manajer aset sebagai para pengambil keputusan dalam manajemen aset bertanggung jawab untuk memastikan bahwa aset bermanfaat secara maksimal dan pada saat yang sama dapat mempertahankan modal serta menurunkan biaya pemeliharaan (Ouertani, et al., 2008). Oleh karena itu, kompetensi SDM diduga berpengaruh terhadap manajemen aset.

Sistem Informasi

Teknologi informasi digunakan dalam manajemen aset untuk menghasilkan gambaran informasi siklus aset yang terintegrasi, tidak hanya menjadi pengawasan terhadap manajemen aset, tetapi juga memungkinkan untuk mendukung informasi dalam pengambilan keputusan (Haider, 2011). Komponen dari sistem informasi tidak hanya mencakup hal-hal yang bersifat fisik (hardware) seperti komputer atau laptop, tetapi juga mencakup hal yang tidak terlihat secara fisik seperti software, dan yang tidak kalah penting yaitu orang atau pengguna (brainware) sebagai komponen penentu keberhasilan sistem informasi, karena tanpa komponen ini hardware dan software menjadi tidak berguna sama sekali (Kadir, 2005:9).

(4)

sistem pengelolaan aset negara melalui SIMAK-BMN. SIMAK-BMN dipergunakan untuk mencatat dan megorganisir BMN mulai dari pembelian, transfer masuk-keluar, sampai penghapusan dan pemusnahan aset negara. Tujuannya adalah agar semua aset dapat terjaga dan terdata dengan baik dalam upaya menyediakan informasi yang andal, akurat dan tepat waktu dan dapat dipergunakan untuk berbagai kepentingan seperti informasi posisi keuangan kementerian/lembaga (K/L) dan perencanaan (Isti’anah, 2011). Oleh karena itu, sistem informasi diduga berpengaruh terhadap manajemen aset.

Regulasi

Kegiatan manajemen aset pada sektor publik bergantung pada keberadaan serta kualitas kerangka pelaporan dan regulasi keuangan (Grubisic, et al., 2009). Mentalitas Indonesia dalam memelihara dan menjaga aset negara dapat terlihat dari masih kurangnya komitmen dalam menyusun peraturan dan pengelolaan aset. Sehingga hal ini berdampak terhadap rendahnya budaya “memelihara” aset, kurangnya pemahaman di bidang manajemen aset, kekurangan SDM dalam bidang manajemen aset, dan yang terpenting adalah kurang lengkapnya regulasi dan kebijakan manajemen aset negara. Oleh karena itu, dibutuhkannya reformasi besar-besaran dan menyeluruh dalam mengimplementasikan seperangkat kebijakan dan regulasi baru (Mardiasmo, et al., 2012).

Menurut Bastian (2010:33) regulasi publik merupakan ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam proses pengelolaan organisasi publik, baik pada organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, yayasan, LSM, organisasi keagamaan/tempat peribadatan, maupun organisai sosial masyarakat lainnya. Terdapat tiga hambatan utama dalam konseptualisasi dan implementasi kebijakan baru manajemen aset yang diidentifikasi oleh Wittwer, et al. (2002) dalam Mardiasmo, et al. (2011), yaitu: anggaran yang terbatas tetapi harus melakukan banyak hal, masalah akuntabilitas ketika terjadi ketidakjelasan penanggungjawab, dan teknologi yang membawa serta potensi besar dalam manajemen aset, tetapi juga mejadi beban jika pemahaman yang dimiliki terbatas.

Regulasi, kebijakan, dan prosedur sangatlah penting dalam pengelolaan BMN sebagai pedoman yang merupakan prinsip kerja dan petunjuk secara luas maupun spesifik tentang bagaimana aktiva tetap seharusnya dikelola (Lu, 2011:161). Oleh karena itu, regulasi diduga berpengaruh terhadap manajemen aset.

Kompensasi

(5)

dengan maksud yang sama, seperti imbalan dan kompensasi (Simanungkalit, 2012:46). United Nations Development Programme (UNDP) menggunakan istilah insentif yang sering dianggap sebagai bentuk motivasi, dan diklasifikasikan menjadi finansial dan nonfinansial.

Kompensasi yang diberikan masih dominan pada kompensasi ekstrinsik atau finansial dan belum ada rumusan yang jelas dalam memberikan kompensasi nonfinansial atau intrinsik, padahal kompensasi intrinsik tidak kalah penting dengan kompensasi ekstrinsik (Simanungkalit, 2012:187).. Perhatian pimpinan dan kesempatan untuk memimpin suatu tugas juga dapat menjadi motivator yang lebih efektif daripada insentif finansial karena membuat pegawai merasa lebih dihargai di tempat kerjanya (UNDP, 2014).

Pemerintah menggunakan kompensasi dalam memotivasi pegawai publik, sehingga dapat memberikan layanan yang berkualitas tinggi kepada warga negara (Lewin, 2003). Sementara, dalam manajemen aset pemberian insentif dilakukan dalam rangka mempertahankan prilaku, integritas, dan ketekunan SDM (Raveenthiran, 2011). Oleh sebab itu kompensasi juga diduga berpengaruh terhadap manajemen aset.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen. Jenis investigasi yang dilakukan adalah kausalitas, dengan unit analisis organsiasi yaitu Satker BKKBN. Penelitian ini merupakan studi lapangan (field experiment) dan diharapkan dapat dilakukan dalam kurun waktu sampai dengan satu tahun, maka metode pengembangannya adalah dengan cara cross sectional.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengurus/operator BMN pada satker BKKBN di seluruh indonesia yang berjumlah 41 Satker yang terdiri atas 32 Satker perwakilan provinsi dan 9 Satker pada kantor pusat. Maka penelitian ini menggunakan metode sensus. Sumber data yang digunakan adalah primer dan sekunder, peneliti menggabungkan informasi yang diperoleh dari buku dan institusi terkait dengan pengumpulan data yang dilakukan melalui kuesioner.

Analisis data pada penelitian ini menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science). Data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner perlu untuk diuji, baik validitas maupun reliabilitas. Pengujian validitas dilakukan untuk menguji atau untuk mengetahui apakah konsep yang diukur tepat (Sekaran, 2006b:39). Sementara reliabilitas merupakan suatu pengukuran yang menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (error free).

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda (mutiple regression analysis). Persamaan regresi linier berganda yang digunakan untuk meneliti pengaruh X1, X2, X3,

(6)

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε Dimana Y adalah Manajemen Aset, α adalah Konstanta, β1β2β3β4 adalah Koefisien regresi, X1

adalah Kompetensi SDM, X2 adalah Sistem

Informasi, X3 adalah Regulasi, dan X4 adalah

Kompensasi dan ε adalah Error.

IV. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Pengaruh Kompetensi SDM, Sistem Informasi, Regulasi, dan Kompensasi terhadap Manajemen Aset.

Untuk menguji pengaruh kompetensi SDM, sistem informasi, regulasi, dan kompensasi secara bersama-sama terhadap manajemen aset dilakukan dengan melihat koefesien regresi (β) masing-masing variabel, dengan kriteria apabila paling sedikit terdapat satu βi (i=1,2,3,4) ≠ 0,

maka hipotesis tidak dapat ditolak/diterima. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan bantuan software SPSS dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil Uji Regresi

Nama Variabel

Koefisien Regresi

(β)

R R2

Konstanta 1,214

X1

Kompetensi

SDM 0,246 0,652 0,425

X2

Sistem

Informasi 0,199

X3 Regulasi 0,099

X4 Kompensasi 0,183

Sumber: Data Primer Diolah (2015)

Berdasarkan Tabel 1, diperoleh persamaan regresi liner berganda sebagai berikut:

Y=1,214+0,246X1+0,199X2+0,099X3+0,183X4+ ε

Dari persamaan regresi diatas dapat diketahui hasil penelitian konstanta sebesar 1,214 bermakna bahwa jika kompetensi SDM, sistem informasi, regulasi, dan kompensasi dianggap konstan, maka besarnya nilai yang diperoleh dari variabel manajemen aset adalah sebesar 1,214 pada satuan skala Likert. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,652 menunjukkan bahwa kompetensi SDM, sistem informasi, regulasi, dan kompensasi memiliki hubungan (korelasi) terhadap manajemen aset sebesar 65,2%. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,425

bermakna bahwa manajemen aset dipengaruhi oleh kompetensi SDM, sistem informasi, regulasi, dan kompensasi sebesar 42,5%, sedangkan sebesar 57,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Berdasarkan persamaan juga diperoleh koefesien regresi (β1,2,3,4) untuk

semua variabel independen ≠ 0, dimana β1 =

0,246, β2 = 0,199, β3 = 0,099, dan β4 = 0,183.

Artinya hipotesis pertama diterima, yaitu kompetensi SDM, sistem informasi, regulasi, dan kompensasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap manajemen aset.

Pengaruh Kompetensi SDM terhadap

Manajemen Aset.

(7)

kompetensi SDM secara relatif akan menaikkan 24,6% manajemen aset. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kompetensi yang dimiliki SDM sebagai Pengurus/Operator BMN maka manajemen aset pada satker juga akan semakin baik dan tertib.

Hal senada disimpulkan Lase (2012), bahwa salah satu strategi demi meningkatkan pelaksanaan manajemen aset adalah dengan meningkatkan SDM aparatur pelaksana manajemen aset. Oleh sebab itu, Jamaludin (2013) juga merekomendasikan perlunya pelatihan secara berkesinambungan demi pengembangan SDM guna menambah knowledge dan skill bagi para pengelola aset. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Azhar (2013) yang menyatakan bahwa kualitas SDM tidak berpengaruh terhadap manajemen aset.

Pengaruh Sistem Informasi terhadap

Manajemen Aset.

Koefisen regresi (β) variabel sistem informasi diperoleh sebesar 0,199 atau β ≠ 0. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga diterima, artinya sistem informasi berpengaruh terhadap manajemen aset. Dengan kata lain setiap terjadi 100% perubahan dalam variabel sistem informasi secara relatif akan menaikkan 19,9% variabel manajemen aset. Maka, semakin baik sistem informasi yang digunakan akan menghasilkan manajemen aset yang andal, akurat dan tepat waktu. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azhar (2013) yang menyatakan bahwa sistem

informasi berpengaruh terhadap manajemen aset. Aslan (2014) juga menyimpulkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengelolaan aset adalah sistem informasi manajemen aset.

Pengaruh Regulasi terhadap Manajemen

Aset.

Koefisen regresi (β) variabel regulasi diperoleh sebesar 0,099 atau β ≠ 0. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis keempat diterima, artinya regulasi berpengaruh terhadap manajemen aset. Dengan kata lain setiap terjadi 100% perubahan dalam variabel regulasi secara relatif akan menaikkan 9,9% variabel manajemen aset. Maka semakin lengkap dan mudah suatu regulasi untuk diimplementasikan dan dipahami akan menghasilkan manajeman aset yang semakin tertib dan teratur. Azhar (2013) mengemukakan bahwa regulasi berpengaruh terhadap manajemen aset. Sejalan dengan penelitian tersebut, Lase (2012) menyimpulkan bahwa salah satu strategi peningkatan dalam pelaksanaan manajemen aset adalah dengan memaksimalkan fungsi peraturan yang telah ada.

(8)

Korupsi (KPK) bahwa regulasi yang ada dalam pengelolaan BMN masih memberikan celah terhadap penyelewengan serta ringannya sanksi yang diberikan dalam Undang-Undang Aset Negara.

Pengaruh Kompensasi terhadap Manajemen Aset.

Koefisen regresi (β) variabel kompensasi diperoleh sebesar 0,183 atau β ≠ 0. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis kelima diterima, artinya kompensasi berpengaruh terhadap manajemen aset. Dengan kata lain setiap terjadi 100% perubahan dalam variabel kompensasi secara relatif akan menaikkan 18,3% variabel manajemen aset. Respon terhadap pernyataan variabel ini rata-rata menunjukkan kurang setuju, hal ini sejalan dengan penelitian Mustika (2012) bahwa kompensasi pengurus aset yang kurang memadai merupakan kendala yang mempengaruhi penatausahaan aset. Jawaban dominan kurang setuju mengindikasikan pilihan jawaban aman oleh responden atau keragu -raguan dalam menjawab. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dwihartono (2010) dan Dhermawan (2012) yang menyatakan bahwa kompensasi PNS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai, kenyataan ini menunjukkan bahwa kinerja yang tinggi tergantung kepada kompensasi yang diberikan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Seluruh variabel yang diuji dalam penelitian

ini, yaitu: kompetensi SDM, sistem informasi, regulasi, dan kompensasi berpengaruh terhadap manajemen aset pada satuan kerja di lingkungan BKKBN se Indonesia baik secara simultan maupun parsial. Penelitian ini tentunya memiliki keterbatasan, antara lain: pertama, penelitian ini hanya menggunakan variabel kompetensi sumber daya manusia, sistem informasi, regulasi dan kompensasi, sehingga diduga masih banyak variabel lain yang mempengaruhi manajemen aset. Kedua, Peneliti tidak melihat langsung pengisian kuesioner oleh responden, dikarenakan lokasinya yang berbeda-beda, sehingga kemungkinan adanya ketidakseriusan responden dalam menjawab pernyataan. Ketiga, Penelitian hanya dilakukan pada operator BMN sebagai pengurus aset.

(9)

Keuangan dan BMN.

DAFTAR PUSTAKA

Andersen, Lotte Bogh, Tor Eriksson, Nicolai Kristensen dan Lene Holm Pedersen. 2010. Attracting Public Service Motivated Employee: How to Design Compensation Packages in Diverse Societies. 32nd EGPA Annual Conference in Toulouse France. France, 8-1 September.

Aslan. 2014. Evaluasi Kinerja Pengelolaan Aset Tanah dan Bangunan (Studi Pada

Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset Pemerintah Kota Tarakan). Tesis. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Azhar, Iqlima. 2013. Pengaruh Kualitas Aparatur Daerah, Sistem Informasi dan Regulasi terhadap Manajemen Aset (Studi Pada SKPD Pemerintah Kota Banda Aceh). Tesis. Banda Aceh: Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.

Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Erlangga.

BPK. 2012. Laporan Hasil Pemeriksaan. http://www.bpk.go.id/assets/files/lkpp/201 2/lkpp_2012_1386152393.pdf. Diakses 20 Agustus 2014.

BPK. 2013. Laporan Hasil Pemeriksaan. http://www.bpk.go.id/assets/files/lkpp/201 3/lkpp_2013_1402973660.pdf. Diakses 20 Agustus 2014.

Cagle, Ron F. 2003. Infrastucture Asset Management: An Emerging Direction. AACE International Transaction; Accounting & Tax: 21-26.

Dhermawan, Anak Agung Ngurah Bagus. 2012. Pengaruh Motivasi, Lingkungan Kerja, Kompetensi dan Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan. Vol.6,

No.2: 173-184.

Dwihartono, Didik. 2010. Analisis Pengaruh Kompensasi, Motivasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang. http://eprints.dinus.ac.id/15064/1/Jurmal_ Tesis_MM.pdf. Diakses 30 Mei 2015.

Grubisic, Michaela, Mustafa Nusinovic dan Gorana Roje. 2009. Towards Effecient Public Sector Asset Management. Financial Theory and Practice.Vol. 33, No. 3: 329-361.

Haider, Abrar. 2011. Information and Operational Technologies Governance Framework for Engineering Asset Management in Mathew, Joseph, Lin Ma, Andy Tan, Margot Weijnen, Jay Lee (2011) Engineering Asset Management and Infrastructure Sustainability: 299-313 Springer-Verlag London Limited.

Haryono. 2008. KPK Usulkan Amandemen Peraturan Pengelolaan Aset Negara. http://www.hukumonline.com/berita/baca/ hol19178/kpk-usulkan-amandemen-peraturan-pengelolaan-aset-negara. Diakses 21 Mei 2015.

Hastings, Nicholas A.J. 2010. Physical Asset Management. Melbourne: Springer.

Isti’anah. 2011. Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara dalam penerapan Akuntansi Berbasis Akrual. Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Vol. 6, No. 2: 97-114.

Jamaludin. 2013. Optimalisasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Aset Tetap (Tanah dan Bangunan) Studi Pada Pemda Provinsi NTB. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

(10)

Yogyakarta: Andi Offsite.

Kharismawan, Qori. 2013. Operator SIMAK BMN bukan sekedar operator biasa. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/berita/o perator-simak-bmn-bukan-sekadar -operator-biasa. Diakses 27 Agustus 2014. Lase, Yenni Mulianti. 2012. Analisis

Pelaksanaan Manajemen Aset Tetap (Tanah dan Bangunan) dan Strategi Peningkatan Pelaksanaan Manajemen Aset Pemerintah Daerah Kabupaten Nias. Abstrak Tesis. Yogyajarta: Universitas Gajah Mada.

Lewin, David. 2003. Incentive Compensation In The Public Sector: Evidence and Potential. Journal of Labor Research. Vol. XXIV, No. 4: 597-619.

Lu, Yaotai. 2011. Public Asset Management: Empirical Evidence from the State Governments in the United State. Disertasi. Florida: Florida Atlantic University.

Mardiasmo, Diaswati, Charles Sampford dan Paul Barnes. 2011. The Exemplification of Governance Principles within State Asset Management Laws and Policies: The Case of Indonesia in Mathew, Joseph, Lin Ma, Andy Tan, Margot Weijnen, Jay Lee (2011) Engineering Asset Management and Inrastucture Sustainability: 613-631. Springer-Verlag London Limited.

, 2012. Why Stagnant? Behind the Scenes in Indonesia’s Reformed State Asset Management Policies. 14th International Schumpete Society Conference (ISS). Brisbane, 2-5 July 2012. Media Edukasi dan Informasi Keuangan Edisi

No. 11 Tahun 2012.

Mustika, R. 2012. Evaluasi Penatausahaan Aset Tetap Milik Pemerintah Kota Padang. Abstrak Tesis. Yogyakarta: Univeristas Gajah Mada.

Ouertani, Mohamed Zied, Ajith Kumar Parlikad dan Duncan Mcfarlane. 2008. Towards an Approach to Select an Asset Information Management Strategy. International Journal of Computer Science and Applications. Vol. 5, No. 3b: 25-44.

Raveenthiran, Appiah. 2011. Human Dimensions in Integrated Asset Management in Mathew, Joseph, Lin Ma, Andy Tan, Margot Weijnen, Jay Lee (2011) Engineering Asset Management and Infrastructure Sustainability: 759-772. Springer-Verlag London Limited.

Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

, Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

, Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Sekaran, Uma. 2006b. Reserach Methods for Business: Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Buku 2 Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Simanungkalit, Janry Haposan Uli Panusunan. 2012. Sistem Kompensasi Pegawai Negeri Sipil di Indonesia. Disertasi. Depok: Universitas Indonesia.

Siregar, Doli D. 2004. Manajemen Aset. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 3.1. Perubahan besar terjadi pada bilangan oksiran dan bilangan hidroksil. Penggunaan katalis padat bentonit menyebabkan peningkatan laju reaksi hidoksilasi yang

Untuk mengetahui manakah yang lebih berpengaruh antara kelompok yang diberi perlakuan bermain lempar tangkap bola yang dilanjutkan dengan menggambar atau menggambar

Kalau saya malas ke kampus, saya akan minta teman menandatangani presensi sava Saya sembuh dari sakit karena obat dari dokter, bukan'l-uhan yang nlcnycntbuhkan. Kcbangkitan

Organisasi kurikulum merupakan pola ataudesain bahan/ isi kurikulum yang tujuannnya untuk mempermudah siswa dalam mepelajari bahan pelajaran serta

Penerapan sistem otomasi sangat menentukan eksistensi dari nama Perpustakaan Universitas Fajar Makassar yang koleksinya itu lebih dari satu media yang bisa diakses

Pulau DayangDayang yang termasuk dalam gugusan Kepulauan Spermonde dan Pulau Sanrobone. Untuk wilayah yang termasuk pesisir terdiri atas enam wilayah kecamatan dan

Hasil Penelitian ini menunjukkan 2 (dua) kesimpulan yaitu: 1). Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 39 Tahun 2016 Tentang Pencegahan Perkawinan Pada Usia Anak bertujuan untuk

Kenakalan remaja dapat dicegah dengan me- ngembangkan prinsip keteladanan, motivasi yang positif dari ke- luarga, guru dan teman-temannya, menciptakan keluarga yang