• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kasus gagal ginjal kro nik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kasus gagal ginjal kro nik"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KASUS:

Seorang laki-laki berusia 58 tahun datang ke IGD karena kejang-kejang dan tidak sadarkan diri. Sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh pusing, mual, sesak nafas dan cekukan tidak hilang-hilang. BP 180/100 mHg. S: 36.7C. HR: 88x/m, R 18x/m. Riwayat saat pengkajian: Pasien tampak sesak, lemas, memakai O2 : 2-3lt/m, terpasang infus RL: Asering setiap 6 jam (1 lt/24jam, 14 gtt/menit). Kedua kaki udem +1, nyeri kedua kaki bila digerakkan dan disentuh terutama dibagian paha dan kedua engkel. Terpasang kateter, urin warna kuning jernih sebanyak 400 cc ukuran urine bag. Pasien mengatakan tidak selera makan, mual dan mau muntah. Sudah setahun yang lalu pasien dinyatakan ada pembengkakan jantung. Pasien hanya berobat di klinik J dan tidak pernah dirawat di Rumah Sakit. Menurut pengakuan keluarga kedua orang tuanya tidak memiliki penyakit hipertensi seperti yang dialami oleh pasien sekarang ini. Pasien bersaudara 8 orang dan tidak satupun dari saudaranya memiliki penyakit hipertensi. Pasien mengkomsumsi Amlodipin, Cordaron (amiodaron), Prorenal, As Folat (Vit B 9), Ranitidin, Cardiamin, Cefopazon, Lasik (furosemid), Bicnat drip.

Hasil Laboratorium: Jenis

pemeriksaan

Nilai normal Tanggal 20/11/15 Leukosit 4.8-10.8 (10/

μl)ᶟ

7.8 7.4

Hematokrit 34.0-52.0 % 29 ↓ 31 ↓ 31 ↓ Eritrosit 4.20-6.20 J/μl

Trombosit 150-450(10/ μlᶟ

189 140 ↓

Serum

Ureum 15-39 mg/dl 279 ↑ 209 ↑ 181 ↑ Kreatinin 0.8-1.3mg/dl 20.21 ↑ 15.03 ↑ 11.50 ↑

Elektrolit

Kalium (K) 3.6-5.5 mmol/l

6.0 ↑ Natrium (Na) 133-135

mmol/l Klorida (CL) 98-109 mmol/l

117 ↑ 117 ↑ 111 ↑

(2)

PH 7.35-7.45 7.17 ↓ 7.22 ↓ 7.27 ↓ 7.47 ↑ 7.46 ↑

Asam Urat < 7 mg/dl 13.9 mg/dl ↑ GDS < 110 mg/dl 155

PEMBAHASAN KASUS: 1. Klasifikasi Kata Kunci:

a. Laki-laki berusia 58 tahun.

b. Kejang-kejang dan tidak sadarkan diri.

c. Pasien mengeluh pusing, mual, sesak nafas dan cekukan tidak hilang-hilang. d. BP 180/100 mHg. S: 36.7C. HR: 88x/m, R 18x/m.

e. Riwayat saat pengkajian: Pasien tampak sesak, lemas, memakai O2 : 2-3lt/ m terpasang infus RL: Asering setiap 6 jam (1 lt/24jam, 14 gtt/menit). f. Kedua kaki udem +1, nyeri kedua kaki bila digerakkan dan disentuh

terutama dibagian paha dan kedua engkel.

g. Terpasang kateter, urin warna kuning jernih sebanyak 400 cc ukuran urine bag.

h. Pasien mengatakan tidak selera makan, mual dan mau muntah.

i. Menurut pengakuan keluarga kedua orang tuanya tidak memiliki penyakit hipertensi seperti yang dialami oleh pasien sekarang ini.

j. Pasien mengkomsumsi Amlodipin, Cordaron (amiodaron), Prorenal, As Folat (Vit B 9), Ranitidin, Cardiamin, Cefopazon, Lasik (furosemid), Bicnat drip.

k. Hasil Laboratorium: Jenis

pemeriksaan

(3)

Ureum 15-39 mg/dl 279 ↑ 209 ↑ 181 ↑ Kreatinin 0.8-1.3mg/dl 20.21 ↑ 15.03 ↑ 11.50 ↑

2. Pertanyaan dan Jawaban seputar kasus:

a. Apa yang menyebabkan terjadinya Hipertensi pada pasien Gagal Ginjal Kronik?

Jawab:

Hipertensi bisa terjadi akibat retensi cairan dan sodium. Hal tersebut terjadi akibat gagal ginjal kronik menyebabkan aliran darah ke ginjal menurun, sehingga mengaktivasi apparatus juxtaglomerular untuk memproduksi enzim rennin yang menstimulasi angiotensin I dan II serta menyebabkan vasokonstriksi perifer. Angiotensin II merangsang produksi aldosteron dari korteks adrenal, meningkatkan reabsorbsi sodium dalam ginjal sehingga akhirnya meningkatkan cairan interstitial dan sodium dalam darah. Manifestasi lain yang dapat ditemukan adalah gagal jantung kongestif dan perikarditis (akibat iritasi pada lapisan pericardial oleh toksin uremik) (Ida Rosdiana, 2010).

b. Mengapa hanya dengan menilai kadar ureum dan kreatinin serum, kita dapat menegakkan diagnosis gagal ginjal?

Jawab:

Salah satu cara menegakkan diagnosis gagal ginjal dengan menilai kadar ureum dan kreatinin serum, karena kedua senyawa ini hanya dapat diekskresikan oleh ginjal. Kreatinin adalah hasil perombakan keratin, semacam senyawa berisi nitrogen yang terutama ada dalam otot. Banyaknya kadar kreatinin yang diproduksi dan disekresikan berbanding sejajar dengan massa otot (Ezra, Makmur, 2013 dalam Denita Nur Indrasari, 2015).

(4)

senyawa kimia yang menandakan fungsi ginjal normal. Oleh karena itu, tes ureum kreatinin selalu digunakan untuk melihat fungsi ginjal kepada pasien yang diduga mengalami gangguan pada organ ginjal. Apabila diketahui ureum kreatinin pada air seni menurun, akan mengakibatkan penurunan laju filtrasi glomerolus (fungsi penyaringan ginjal). Penurunan laju filtrasi glomerolus tersebut yang membuat ureum kreatinin akan meningkat di dalam darah (Theresia, 2011 dalam Denita Nur Indrasari, 2015). Ureum dan kreatinin yang tinggi juga dapat menyebabkan kondisi psikis dan otak tidak terkendali, suka marah-marah tanpa sebab, dan emosi tidak terkontrol. c. Tindakan apa yang harus dilakukan pada pasien gagal ginjal untuk

memperbaiki fungsi ginjal? Jawab:

Upaya untuk menurunkan kadar kreatinin serum tentu saja dengan memperbaiki fungsi ginjal. Dalam memperbaiki fungsi ginjal ini perlu perlu dilakukan cuci darah (hemodialisis) untuk mengganti fungsi utama ginjal yaitu membersihkan darah dari sisa-sisa hasil metabolisme tubuh yang berada di dalam darah. Tindakan hemodialisis dilakukan guna membersihkan zat toksik dalam darah seperti ureum, kreatinin, dll (Nugrahani, 2007 dalam Denita Nur Indrasari, 2015). Jika ginjal gagal menjalankan fungsinya maka hasil metabolisme yang diproduksi sel normal akan kembali ke dalam darah (uremia) (Theresia, 2011 dalam Denita Nur Indrasari, 2015).

3. Data Tambahan:

Klien mengeluh kepalanya terasa pusing, Klien mengeluh BAK dengan jumlah yang sedikit sejak menderita penyakit ginjal, Porsi yang dihabiskan: ½ porsi.

4. Diagnosa Keperawatan:

1. Pola nafas tidak efektif

2. Perfusi jaringan cerebral tidak efektif 3. Kelebihan volume cairan

(5)

lemas

- Klien mengeluh

kepalanya terasa

pusing.

DO

- Klien nampak

kejang-kejang dan

tidak sadarkan diri.

- BP 180/100 mHg. S:

36.7C. HR:

88x/m, R 18x/m.

- Klien nampak lemas.

- Hb

Tanggal 20/11/15 malam

= 9.6 ↓

Tanggal 23/11/15

= 10.2 ↓

(6)

- Tidak ada

ortostatikhipertensi (4)

- Bebas dari aktivitas

kejang (4)

nerologis

7. Catat perubahan

pasien dalam merespon

stimulus

8. Monitor status cairan

9. Pertahankan parameter

hemodinamik

10. Tinggikan kepala

0-45

0

tergantung pada

konsisi pasien dan order

medis

(7)

Kelebihan Volume

Cairan b/d

gangguan fltrasi

glomerulus,

ditandai dengan:

DS:

- Klien mengatakan

tungkainya terasa

berat dan bengkak.

- Klien mengeluh nyeri

kedua kaki

bila digerakkan dan

disentuh

terutama dibagian paha

dan kedua

engkel.

- Klien mengeluh BAK

dengan jumlah

(8)

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama …. Kelebihan

volume cairan teratasi

dengan kriteria:

- Terbebas dari edema (4)

- Bunyi nafas bersih,

tidak ada

dyspneu/ortopneu (4)

- Terbebas dari

kelelahan, kecemasan

atau

bingung (4)

NIC :

1. Monitor vital sign

2. Monitor tanda dan

gejala dari Odema

(9)

5. Monitor masukan

makanan/cairan

6. Pertahankan catatan

intake dan output yang

akurat

7. Pasang urin kateter jika

diperlukan

8. Monitor hasil lab yang

sesuai dengan retensi

cairan (BUN, Hmt,

osmolalitas urin )

9. Monitor indikasi

retensi / kelebihan

cairan

(cracles, CVP , edema,

distensi vena leher,

asites)

(10)

penyakit ginjal.

DO:

- Kedua kaki tampak udem

+1

- Urin tampak warna

kuning jernih.

- Nampak terpasang

kateter.

- Urin sebanyak 400 cc.

- Terpasang infus RL:

Asering setiap 6

jam (1 lt/24jam, 14

gtt/menit).

- Ureum darah

Tanggal 22/11/15 pagi

= 279 ↓

(11)

Tanggal 26/11/15

= 181 ↓

- Kreatinin darah

Tanggal 20/11/15 pagi

= 20.21 ↓

Tanggal 23/11/15

= 15.03 ↓

Tanggal 26/11/15

= 11.50 ↓

10. Kaji lokasi dan luas

edema

11. Berikan diuretik sesuai

interuksi

12. Kolaborasi pemberian

obat.

4. Domain : 2, Kelas : 1,

00002

(12)

dari kebutuhan tubuh b/

d

ketidakmampuan untuk

memasukkan

atau mencerna nutrisi

oleh karena

faktor biologis, ditanda

dengan:

DS:

- Klien mengatakan

tidak selera

makan, mual dan mau

muntah.

NOC:

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

(13)

tubuh teratasi dengan

indikator:

- Albumin serum (4)

- Hemoglobin (4)

- Tidak ada tanda

malnutrisi (4)

NIC :

1. Kaji adanya alergi

makanan

2. Monitor adanya

penurunan BB dan

gula

darah

3. Monitor kekeringan,

rambut kusam, total

protein, Hb dan kadar Ht

4. Monitor mual dan

muntah

(14)

6. Informasikan pada klien

dan keluarga tentang

manfaat nutrisi

7. Anjurkan banyak minum

- Klien mengatakan

badannya terasa

lemas.

DO:

- Klien tampak mual dan

muntah.

- Klien nampak pucat

- Hb

Tanggal 20/11/15 malam

= 9.6 ↓

Tanggal 23/11/15

= 10.2 ↓

(15)

- Porsi yang dihabiskan: ½

po

lemas

- Klien mengeluh

kepalanya terasa

pusing.

DO

- Klien nampak

kejang-kejang dan

tidak sadarkan diri.

- BP 180/100 mHg. S:

36.7C. HR:

88x/m, R 18x/m.

- Klien nampak lemas.

- Hb

Tanggal 20/11/15 malam

= 9.6 ↓

(16)

Tanggal 26/11/15

= 10.0 ↓

- Tidak ada

ortostatikhipertensi (4)

- Bebas dari aktivitas

kejang (4)

nerologis

7. Catat perubahan

pasien dalam merespon

stimulus

8. Monitor status cairan

9. Pertahankan parameter

hemodinamik

10. Tinggikan kepala

0-45

0

tergantung pada

(17)

3. Domain : 2, Kelas : 5,

00026

Kelebihan Volume

Cairan b/d

gangguan fltrasi

glomerulus,

ditandai dengan:

DS:

- Klien mengatakan

tungkainya terasa

berat dan bengkak.

- Klien mengeluh nyeri

kedua kaki

bila digerakkan dan

disentuh

terutama dibagian paha

dan kedua

(18)

- Klien mengeluh BAK

dengan jumlah

NOC :

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama …. Kelebihan

volume cairan teratasi

dengan kriteria:

- Terbebas dari edema (4)

- Bunyi nafas bersih,

tidak ada

dyspneu/ortopneu (4)

- Terbebas dari

kelelahan, kecemasan

atau

bingung (4)

NIC :

(19)

2. Monitor tanda dan

gejala dari Odema

3. Monitor berat badan

4. Monitor elektrolit

5. Monitor masukan

makanan/cairan

6. Pertahankan catatan

intake dan output yang

akurat

7. Pasang urin kateter jika

diperlukan

8. Monitor hasil lab yang

sesuai dengan retensi

cairan (BUN, Hmt,

osmolalitas urin )

(20)

(cracles, CVP , edema,

distensi vena leher,

asites)

yang sedikit sejak

menderita

penyakit ginjal.

DO:

- Kedua kaki tampak udem

+1

- Urin tampak warna

kuning jernih.

- Nampak terpasang

kateter.

- Urin sebanyak 400 cc.

- Terpasang infus RL:

Asering setiap 6

jam (1 lt/24jam, 14

gtt/menit).

(21)

Tanggal 22/11/15 pagi

= 279 ↓

Tanggal 23/11/15

= 209 ↓

Tanggal 26/11/15

= 181 ↓

- Kreatinin darah

Tanggal 20/11/15 pagi

= 20.21 ↓

Tanggal 23/11/15

= 15.03 ↓

Tanggal 26/11/15

= 11.50 ↓

10. Kaji lokasi dan luas

edema

11. Berikan diuretik sesuai

interuksi

(22)

4. Domain : 2, Kelas : 1,

00002

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang

dari kebutuhan tubuh b/

d

ketidakmampuan untuk

memasukkan

atau mencerna nutrisi

oleh karena

faktor biologis, ditanda

dengan:

DS:

- Klien mengatakan

tidak selera

makan, mual dan mau

muntah.

(23)

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama…. nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh teratasi dengan

indikator:

- Albumin serum (4)

- Hemoglobin (4)

- Tidak ada tanda

malnutrisi (4)

NIC :

1. Kaji adanya alergi

makanan

2. Monitor adanya

penurunan BB dan

gula

darah

(24)

protein, Hb dan kadar Ht

4. Monitor mual dan

muntah

5. Monitor intake nutrisi

6. Informasikan pada klien

dan keluarga tentang

manfaat nutrisi

7. Anjurkan banyak minum

- Klien mengatakan

badannya terasa

lemas.

DO:

- Klien tampak mual dan

muntah.

- Klien nampak pucat

- Hb

(25)

Tanggal 23/11/15

= 10.2 ↓

Tanggal 26/11/15

= 10.0 ↓

Referensi

Dokumen terkait

Pola kemitraan yang dijalankan telah mampu memberikan pengeta- huan teknis peternakan ayam potong kepada peternak yang terutama pengetahuan tentang bibit ayam

Kerapatan tajuk hutan mangrove diperoleh dengan menggunakan hasil dari perhitungan NDVI, yang kemudian diklasifikasi menjadi 4 kelas, yaitu kerapatan jarang,

Dalam pendidikan sangat penting adanya sarana dan prasarana, yakni fasilitas yang seharusnya mendapat perhatian utama oleh setiap pengelola pendidikan. Sarana

Sehubungan dengan akan adanya audit terhadap guru Inpassing yang akan dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI mulai tanggal 10 April 2017..

1.5.4.2 Objek Pajak PenghasilanDan Bukan Objek Pajak Penghasilan Objek pajak adalah segala sesuatu (barang, jasa, kegiatan,atau keadaan) yang dikenakan pajak.Objek apajak

Pengenaan konsep keadilan Restorative Justice bagi pelaku tindak pidana anak adalah suatu penyelesaian secara adil yang melibatkan pelaku, korban, keluarga mereka

Dari 10 spesies yang diamati memiliki bentuk dua pasang polinia yang bermacam- macam, antara lain bentuk heart shape terdapat pada Dendrobium strepsiceros,

artinya bahwa nilai tukar (kurs) tengah rupiah terhadap dolar Amerika memiliki tingkat pentingnya yang mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 86,54114%,