• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinda Putri P..pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dinda Putri P..pdf"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Terapi Menulis Ekspresif

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Psikoterapi

disusun oleh :

Dinda Putri P.

15010110130092

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, banyak orang yang hidupnya dilanda stres, dan banyak penyakit yang

muncul terkait dengan stres. Tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kecemasan, depresi,

gangguan syaraf, insomnia, dan bahkan bunuh diri. Semua penyakit tersebut jelas terkait

dengan stres dan tak jarang untuk menghindari rasa stres tersebut banyak orang mengambil

jalan salah misalnya lari ke alkohol, free sex dan narkoba. Ini terutama bagi kalangan

anak-anak muda yang jiwanya masih labil. Biasanya anak-anak-anak-anak muda adalah kurang berpikir

panjang sehingga ketika ditimpa masalah mudah melampiaskannya ke hal-hal yang destruktif

seperti tersebut di atas.

Contohnya saja permasalahan yang biasa dihadapi oleh seorang mahasiswa tingkat

atas ialah ia stres dengan adanya skripsi. Kendala yang menghadang dalam skripsi membuat

pengerjaaan skripsi menjadi terhambat. Segala rencana yang sudah direncanakan sebelum

proses pengerjaan skripsi dimulai tidak berjalan sesuai rencana. Masalah yang menghambat

dihadapi dengan menghindarinya, hal ini merupakan cara yang kurang efektif karena masalah

yang ada sebelumnya tidak terselesaikan. Mahasiswa dituntut pula untuk menerima

kenyataan bahwa skripsinya terhambat.

Ada cara yang lebih positif dan mudah untuk dilakukan ketika seseorang

mengahadapi stres, yakni dengan menulis. Menulis adalah kegiatan yang bisa dilakukan oleh

semua orang. Menulis bukan sekadar merangkai huruf demi huruf menjadi sebuah kata

maupun kalimat. Menulis merupakan seni untuk mengekspresikan diri dan membagikan

pengalaman maupun pemikiran melalui setiap rangkaian kalimat. Menulis juga merupakan

salah satu cara yang bisa dipakai untuk pemulihan kesehatan fisik maupun emosi, salah

satunya menghilangkan stres. Terapi menulis belum begitu dikenal kalangan medis dan

(3)

efek samping. Maka dari itu, penulis ingin membahas lebih lanjut mengenai terapi menulis

khususnya menulis dengan ekspresif.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan terapi menulis ekspresif itu ?

2. Bagaimana metode pelaksanaannya ?

3. Bagaimana terapi menulis ekspresif dapat digunakan sebagai salah satu metode

katarsis ?

4. Apa saja manfaat dari terapi menulis ekspresif ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa terapi menulis ekspresif itu.

2. Untuk mngetahui bagaimana cara melakukan terapi menulis ekspresif.

3. Untuk mengetahui alasan mengapa terapi menulis bisa menjadi salah satu metode

bagi katarsis

(4)

BAB II

TEORI

A. Pengertian

Menulis merupakan kegiatan yang bisa dilakukan siapapun. Anak-anak saja sudah

belajar menulis ketika mereka masih dibangku taman kanak – kanak. Hanya saja yang

berbeda adalah tujuan menulis itu sendiri, ada yang tujuannya untuk mengerjakan tugas,

membuat cerpen, atau sekedar hobi dan untuk mencurahkan perasaan yang memang tidak

bisa diceritakan kepada orang lain yang kemudian bisa dijadikan sebagai metode untuk

terapi.

Ketika kita menuliskan sesuatu, pikiran kita akan terfokus pada apa yang akan kita

tuliskan. Saat itu terjadi maka ego state kita yang bermasalah (vaded/retro/malevolent) bisa

muncul bergandengan dengan state kreatif, atau state yang lainnya. Hal ini bisa kita

manfaatkan untuk mengekspresikan perasaan negatif / state yang vaded kita. Didalam

egostate terapi, egostate yang vaded / terluka / beremosi negatif, bisa mengekspresikan

perasaannya kepada state lain atau introject. Kemudian setelah ekspresi dilakukan removal,

dan relief.

Terapi menulis berbeda dengan menulis biasa karena di dalam terapi menulis,

individu diberikan program menulis sehingga terapi tulis yang diberikan didampingi oleh

pakar kesehatan ( L’Abate, 2001). Terapi menulis memiliki berbagai tipe. Tipe expressive yang banyak dipakai oleh peneliti (Mackenzie, Wiprzyxka, Hasher, & Goldstein, 2008 ;

Dalton dan Glenwick, 2009; Smyth, Hockmeyer & Tulloch, 2010) dan telah diuji cobakan

pada berbagai penelitian ialah expressive writting milik James W.Pannebaker. James

W.Pannebaker adalah profesor Liberal Arts dan ketua departemen di departemen Psikologi di

University of Texas di Austin, di mana ia menerima gelar Ph.D. pada tahun 1977. Pannebaker

dan murid-muridnya yang mengeksplorasi hubungan antara pengalaman traumatis, menulis

(5)

bahwa kesehatan fisik dan prestasi kerja dapat meningkatkan dengan menulis sederhana dan

atau latihan berbicara.

Menurut Karen Baikie, seorang clinical psychologist dari University of New South

Wales, menuliskan peristiwa-peristiwa traumatik, penuh tekanan serta peristiwa yang penuh

emosi bisa memperbaiki kesehatan fisik dan mental. Dalam studinya, Baikie meminta

partisipan menulis 3 - 5 peristiwa yang penuh tekanan selama 15 - 20 menit. Hasil studi

menunjukkan, mereka yang menuliskan hal tersebut mengalami perbaikan kesehatan fisik

dan mental secara signifikan dibandingkan dengan mereka yang menulis topik-topik yang

netral. Menurut Baikie, terapi menulis ekpresif ini akan meningkatkan kadar stres, suasana

hati yang negatif, gejala-gejala fisik, serta penurunan suasana hati yang positif di tahap awal.

Akan tetapi, dalam jangka panjang, banyak studi yang telah menemukan bukti mengenai

manfaat terapi menulis bagi kesehatan. Para partisipan melaporkan merasa lebih baik, secara

fisik maupun mental.

Dalam jangka panjang, terapi menulis bisa mengurangi kadar stres, meningkatkan

fungsi sistem kekebalan tubuh, mengurangi tekanan darah, memperbaiki fungsi paru-paru,

fungsi lever, mempersingkat waktu perawatan di rumah sakit, meningkatkan mood, membuat

penulis merasa jauh lebih baik, serta mengurangi gejala-gejala trauma. Terapi ini, bisa

bermanfaat bagi orang yang memunyai berbagai masalah kesehatan. "Partisipan yang

menderita asma dan rematik arthritis menunjukkan adanya perbaikan fungsi paru-paru setelah

melakukan tes laboratorium," kata Baikie. Menulis juga membutuhkan kesadaran diri yang

penuh agar bisa melakukan pemaknaan terhadap isi dari apa yang kita tulis.

B. Terapi Menulis Ekspresif Berdasar Pendekatan Eksistensial-Humanistik

Teori yang memandang manusia secara positif. Manusia dilihat dapat menyelesaikan

masalahnya sendiri, memiliki potensi untuk berkembang dengan penuh, dan lain-lain.

Psikologi eksistensial-humanistik berfokus pada kondisi manusia. Pendekatan ini terutama

adalah suatu sikap yang menekankan pada pemahaman atas manusia. Dalam

mengembangkan teorinya, psikologi eksistensial-humansistik sangat memperhatikan tentang

dimensi manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya, secara manusiawi dengan

menitik beratkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan menetukan

pilihannya, nilai-nilai tanggung jawab personal, otonomi, tujuan dan pemaknaan.

(6)

penciptaan makna. Terapi dengan pendekatan berdasar eksistensial bertujuan untuk membuat

klien menyadari bahwa mereka tidak sepenuhnya hidup dalam kenyataan dan mampu

membuat pilihan yang dapat mereka jalani. Orientasi dari eksistensial adalah tidak ada kata

“melarikan diri” dari kebebasan, karena kita selalu dapat bertanggung jawab. Terapi

eksisitensial membantu klien untuk keluar dari kehidupan (alur hidup) sehari-harinya yang

kaku (tidak fleksibel) dan mengkonfrontasi (melawan) kecenderungan yang kompulsif dan

dangkal, yang menghalangi kebebasan mereka.

C. Katarsis dalam Menulis Ekspresif dari Sudut Pandang Psikoanalisa

Katarsis menurut sudut pandang psikoanalisa merupakan kespresi dan pelepasan

emosi yang ditekan. Kadangkala disinonimkan dengan abreaksi yang didefinisikan sebagai

mengalami kembali pengalaman emosional yang menyakitkan dalam psikoterapi, biasanya

melibatkan kesadaran pada materi yang sebelumnya ditekan (Corsini & Wedding, 1989 ).

Pada saat ini, terapi psikoanalisa telah berkembang dalam berbagai bentuk terapi

dimana aspek utama treatmen berisi self-expression, pelepasan emosi, mengatasi hambatan,

dan mengeluarkan pikiran dalam kata-kata dan tingkah laku fantasi atau impuls-impuls

sebelumnya disembunyikan. Ekspresif emosional merupakan ekspresi natural dari emosi

yang sebenarnya (Berry & Panneaker dalam Graf, 2004). Sedangkan penyingkapan emosi

merupakan proses yang melibatkan perasaan alamiah atau emosi yang sebenarnya dan

mengubahnya menjadi bahasa oral atau tertulis. Smyth & Pannebaker mengatakan proses ini

dipercaya untuk mengintegrasi proses kognitif dan emosional memberikan kesempatan untuk

meningkatkan insight, self-reflection, dan organisasi perspektif seseorang terhadap masalah

daripada hanya sekedar mengeluarkan emosi.

D. Metode Terapi Menulis Ekspresif

Rekomendasi Gillie Bolton di dalam buku The Therapeutic Potential of Creative

Writing, yang diterbitkan oleh Jessica Kingsley Publishers, tentang teknik therapeutic writing

cukup unik dan menarik. Caranya: mulailah dari "sampah pikiran" (mind dump). Menulislah

selama enam menit. Tuliskan apa saja yang ada di pikiranmu. Jangan melakukan editing.

Jangan khawatir tentang tata bahasa, diksi, dan EYD. Lakukan dengan teratur selama empat

(7)

paling traumatis di sepanjang kehidupan, permasalahan, emosi yang telah mengubah diri dan

hidup.

Saat hati anda gundah, risau, ada sesuatu yang mengganjal, perbesarlah perasaan itu.

Bayangkan, rasakan, dengarkan, bagaimana jadinya bila perasaan itu berlangsung seumur

hidup Anda…. betapa tidak mengenakan bukan. Ijinkan, niatkan, harapkan perasaan ini

muncul. Lalu ambilah secarik kertas putih dan alat tulis , mulailah dengan menuliskan nama

perasaan tersebut diujung kanan atas kertas tersebut. Misal : Sang Sedih, Si Gundah, dsb.

Kemudian curahkan perasaan itu diatas kertas tadi. Katakan semuanya, puaskan diri Anda

untuk menuliskan semua uneg-uneg dalam hati Anda. Anda bebas melakukannya. Kalau

perlu buatlah gambar-gambar yang mengekspresikan perasaan anda. Jika anda perlu kertas

lagi, ambilah kertas lagi dan ekpresikan sampai habis.

Contoh ( ekpresi duka seorang anak pada ayahnya yang sudah tiada beberapa tahun

lalu ): ” Papa, kenapa papa koq sakit sih. Aku jadi sedih ketika papa tidur tak berdaya di

rumah sakit. Aku merasa gak berdaya karena aku masih kecil. Gimana dengan masa depan

kami.. ” dan seterusnya.

Setelah selesai menuliskan semuanya. Lakukan removal pada orang atau apapun yang

Anda kirimi tulisan tadi. Caranya, lipat surat Anda tadi, lalu pejamkan mata sejenak.

Bayangkan, rasakan, surat ini melayang lalu sampai di orang yang Anda tuju. Kemudian

biarkan dia membacanya beberapa saat. Setelah itu, mintalah orang/sesuatu tersebut “pergi”

dari hadapan anda, meninggalkan anda. Anda bisa memintanya pergi, mempersilahkan pergi,

atau membuat bayangannya menjadi kecil menjauh dan menghilang. Kuasa ada di tangan

anda.

Setelah benar-benar menghilang, lakukan relief emosi. Caranya, rasakan

perasaan/bagian lain yang lebih bijak, dewasa, dan mau mengasuh/mengayomi, menghibur.

Ingatlah suatu kejadian dimana perasaan ini muncul. Ambil secarik kertas lagi. Tuliskan,

kepada yang tercinta…. ( nama perasaan negative yang mengekspresikan perasaannya tadi /

vaded). Lalu tuliskan siapa pengirimnya, misal Dari Cinta / Bijak / Sayang / Hepi / Gembira,

dll. Kemudian tulislah kata-kata yang medukung, menghibur, menguatkan si Vaded. Contoh ,

(8)

Lakukan check pada vaded dengan cara merasakannya apakah perasaan yang tadinya

negatif, apakah sudah menjadi netral atau bahkan positif ? Jika perasaan vaded sudah normal

/netral lakukan ganti nama, caranya ambil kertas lagi dan tulis dengan besar, misal : sedih

sudah berganti nama menjadi tegar, dan tuliskan pemahaman baru yang sudah Anda

dapatkan, misalnya : Papa sudah dipanggil Tuhan, inilah jalan yang baik bagi semuannya,

dan saya merelakan papa kembali ke Surga bersama Tuhan. Lalu tutuplah dengan doa pada

Tuhan. Anda bisa memanggil perasaan-perasaan positif yang muncul tadi kapanpun anda

perlu dukungan, dan lihatlah bagaimana ajaibnya perasaan kita bekerja. Terapi dengan teknik

expressive writing ini terbukti bermanfaat secara signifikan empat bulan kemudian.

E. Manfaat Terapi Menulis

1. Refresh Your Mind

Setelah kita menyelesaikan apa yang kita tulis, kita pasti menghela napas

panjang itu adalah tanda bahwa perasaan kita sudah mulai refresh kembali dan merasa

puas karena sudah menyelesaikan tulisan kita. Dan cobalah untuk membacanya sekali

lagi pasti anda akan merasa lebih baik lagi.

2. Knowing yourself

Dengan anda memulai menulis secara teratur, anda akan lebih mengetahui diri

anda lebih dari sebelumnya dan juga mengetahui apa karakter dan bakat yang anda

punya.

3. Eliminate stress

Tentunya dengan kita menulis beban perasaan kita akan terasa berkurang

daripada kita hanya menyimpannya di dalam perasaan kita sendiri. kita juga bisa

menghilangkan intuisi negatif yang hadir ketika perasaan stress tadi menghampiri kita.

4. Solve Your Problem

Dari semua yang telah kita tulis kita juga bisa mengambil satu titik temu dari

permasalahan yang kita hadapi, kita juga bisa melihat permasalahan dengan lebih

tenang, dan juga kita bisa menyelesaikan permasalahan kita dengan lebih efektif.

(9)

Sebuah kesalahpahaman yang tidak bisa kita selesaikan dengan perkataan bisa

kita selesaikan dengan tulisan, sehingga kita dapat memberikan penjelasan yang lebih

konkrit dan masuk akal jika ditambahi dengan tulisan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Baikie KA dan Wilhelm K (2005), manfaat terapi ini

antara lain :

 meningkatkan dan memerbaiki suasana hati (mood), fungsi sistem imun (kekebalan

tubuh), memperbaiki fungsi paru-paru (terkhusus penderita asma), kesehatan fisik dan

nyeri (terutama pada penderita kanker), fungsi hati,  menurunkan tekanan darah,

(10)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Kasus

Beberapa proses interview yang dilakukan dalam sebuah penelitian kepada beberapa

mahasiswa, diketahui bahwa mereka mengalami kecemasan yang sama yaitu kecemasan

terhadap skripsi. Kecemasan yang dialami membuat mereka merasa tertekan dan kesulitan

menghadapi masalah-masalah dalam proses pengerjaan skripsinya. Akibatnya skripsinya

tidak terselesaikan.

Kecemasan yang mereka rasakan membuat mereka merasakan perasaan tidak berdaya

dan tidak nyaman. Kemudian ketika sumber kecemasannya berasal dari eksternal, subjek

merasa tidak ada yang bisa ia lakukan sehingga memilih untuk enggan mengerjakan skripsi.

Ciri-ciri yang nampak dari kecemasan subjek adalah timbulnya perasaan tidak menyenangkan

kemudian secara sadar subjek merasakan ketegangan dan ketakutan serta meningkatnya saraf

otonom ketika memikirkan skripsi.

B. Pembahasan

Spielberger ( dalam Carducci, 2009) membagi kecemasan dalam 2 jenis yaitu state

anxiety dan trait anxiety. State anxiety merupakan perasaan tidak menyenangkan yang

kemudian secara sadar merasakan ketegangan dan ketakutan, hal ini terkait aktivitas saraf

otonom sedangkan trait anxiety merupakan karakteristik individu yang pencemas akan

mempengaruhi intensitas cemas saat merespon berbagi situasi.

Kecemasan yang dirasakan oleh mahasiswa di atas akan skripsinya, berupa reaksi

emosional yang terdiri dari perasaan tidak menyenangkan , kemudian secara sadar merasakan

ketegangan dan ketakutan, dengan aktivasi terkait dengan sistem saraf otonom ketika

(11)

ancaman (trait anxiety). Kecemasan tersebut menjadi sasaran bagi sebuah penelitian dengan

berusaha diturunkan melalui intervensi menggunakan expressive writting milik Pannebaker.

"Perasaan, pikiran, dan jiwa kita tidak selalu sama dengan apa yang diimpikan.

Manusia selalu bermimpi yang indah-indah, tetapi kenyataan seringkali sebaliknya. Banyak

hal negatif yang pernah hinggap di perasaan, pikiran dan jiwa kita. Rasa sedih, sesal, iri,

cemburu, marah, takut, khawatir, trauma, fobia, malu, rendah diri, tidak percaya diri dan lain

sebagainya. Jangan malu mengakui, karena sangat manusiawi. Semua manusia pernah

merasakannya," Lalu, apakah setelah tak dirasakan bisa hilang begitu saja? Ternyata perasaan

tersebut menumpuk di alam bawah sadar manusia dan bisa menjadi penyakit, yang bisa

berakibat ke fisik. Ada yang sering sakit kepala, sakit perut dan lain sebagainya.

Logikanya, setiap hari makanan yang kita santap dengan lezatnya pun disaring oleh

tubuh. Tidak semua bermanfaat, ada yang harus dikeluarkan atau dibuang, dan WC adalah

tempat kita membuang segala sampah yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Nah, begitupun

dengan 'sampah' hati. Hati perlu dibersihkan, apa yang tersimpan selama ini di alam bawah

sadar juga perlu dikeluarkan. Salah satuya dengan terapi menulis.

Dengan menulis, Anda mengasah otak kiri yang berkaitan dengan analisis dan

rasional. Saat Anda melatih otak kiri, otak kanan Anda akan bebas untuk mencipta,

mengintuisi, dan merasakan. Singkatnya, menulis bisa menyingkirkan hambatan mental Anda

dan memungkinkan Anda menggunakan semua daya otak untuk memahami diri Anda, orang

(12)

BAB IV

PENUTUP

Depresi ringan banyak dialami oleh remaja, dan dewasa awal, terutama dalam hal ini

adalah mahasiswa dimana mereka memiliki tuntutan peran dan tugas yang tidak mudah.

Salah satu metode katarsis bagi kecemasan atau depresi ringan tersebut dapat diatasi dengan

terapi menulis ekspresif. Menulis tak dapat dipisahkan dengan kata-kata, dan ini ternyata

terbukti secara ilmiah memiliki kekuatan, serta merupakan strategi membantu diri sendiri

untuk melakukan penyesuaian dengan stres (a self help strategy for coping with stress). Ia

berhasil membuktikan bahwa orang yang menulis tentang peristiwa-peristiwa yang berarti

atau traumatis dapat meningkatkan kesehatan, fungsi organ, kekebalan tubuh, aktivitas

hormonal, memerbaiki penyakit, dan meredakan stres mereka. Adapun mereka yang hobinya

menulis tentang topik-topik emosional tak hanya memperbaiki kesehatan namun juga

mengubah interaksi di antara orang-orang saat berbicara tentang situasi.

Terapi menulis khususnya menulis ekspresif memiliki banyak manfaat baik bagi

mengurangi kecemasan atau stres ( emotional coping ), juga meningkatkan kesehatan fisik

seperti meningkatnya sistem imun. Seperti kasus dan pembahasan yang sudah dipaparkan

sebelumnya, menulis digunakan sebagai katarsis untuk meredakan perasaan dan ingatan

terhadap skripsi yang membuatnya cemas sehingga dapat menurunkan kecemasan subjek.

Pelaksanaannya yaitu bisa dengan mencurahkan apa saja yang anda rasakan/ pikirkan yang

selama ini membebani diri anda melalui sebuah tulisan dalam selembar kertas. Lakukan hal

tersebut secara rutin, dan kebebasan yang dilandasi dengan tanggung jawab. Karena

sebenarnya di dalam setiap individu memiliki kebebasan masing-masing dengan tetap

bertanggung jawab pada kebebasan yang dipilihnya seperti konsep dalam pendekatan

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Nurjanah. (2011). Menulis sebagai Terapi. From

http://nunuynurjanah.blogspot.com/2011/11/menulis-sebagai-terapi.html

Lestari, Santi titik. ( 2012 ). Terapi Menulis Hilangkan Stres. From

http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/101/

Antonius. (2011). Terapi Menulis yang Dahsyat. From

http://www.mind-reprogramming.com/terapi-menulis-yang-dahsyat/

Anurogo, Dito. ( 2012 ). Manfaat Terapi Menulis. From

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/04/11/182882/Manfaat-dari-Terapi-Menulis

Larassati, Linda Mutiara. ( 2013). Terapi dengan Pendekatan Eksistensial-

Humanistik. From

http://xihuanpsychology.blogspot.com/2013/03/terapi-dengan-pendekatan-eksistensial.html

Herdiani, Wahyuni Sri. ( 2012 ). Jurnal : Pengaruh Expressive Writting pada

Kecemasan Menyelesaikan Skripsi.

Qonitatin, Novi. ( 2011). Jurnal : Pengaruh Katarsis dalam Menulis Ekspresif sebagai

(14)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dalam perspektif komunikasi, dakwah termasuk dalam kategori komunikasi persuasif (persuasive communication), yakni komunikasi yang membujuk, mengajak, atau merayu,

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 sebesar 5,07 persen didukung oleh pertumbuhan seluruh komponen, yaitu Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah

Penelitian ini menghasilkan sebuah rancangan aplikasi data warehouse yang mengintegrasikan data demografi penduduk, data anggaran, data potensi dan data usulan

Menentukan kondisi operasi yang optimal (daya microwave , lama waktu ekstraksi, dan rasio antara bahan baku yang akan diekstrak dengan pelarut yang digunakan) dari

b) Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk; c) Tanda titik koma dipakai untuk

gan dari algor tma Lowest C -First mencari nilai heuristic ritma yang men yang terdapat p gnakan kedua Pencarian akan Algo etia Racana ndung 40132, e dapat guna alam , dan

Anggaran kegiatan penelitian, komponen belanja barang pada tiap aktivitas akan dilaksanakan sesuai dengan besaran biaya yang dibelanjakan (at.. Dalam penganggarannya,