• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TER"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGARUH PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAERAH

KABUPATEN GOWA

Mega Fenisari Adji

Atma Jaya Makassar University

Fenisariadji05@yahoo.com

ABSTRAK

Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengelolaan keuangan daerah berdasarkan pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah terhadap Kinerja Ekonomi Kabupaten Gowa secara simultan dan parsial.Populasi dalam penelitian ini adalah data laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Gowa. Berdasarkan populasi yang ada, maka dipilih sampel dengan menggunakan purposive sampling yaitu laporan target dan realisasi APBD dalam sepuluh tahun (2002-2011) dan nilai PDRB dalam sepuluh tahun (2003-2012). Analisis data yang digunakan adalah Regresi Linier Bergandadengan bantuan program SPSS 20,0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan daerah berdasarkan pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja ekonomi daerah Kabupaten Gowa. Secara parsial pendapatan daerah berpengaruh positif dan signifikan, belanja daerah berpengaruh positif dan tidak signifikan, serta pembiayaan daerah berpengaruh negatif dan signifikan. Kinerja ekonomi daerah dipengaruhi oleh pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah sebesar 99,0%, sedangkan sisanya sebesar 1,0% dipengaruhi oleh variabel lain diluar objek penelitian ini.

(2)

2 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagian besar negara di dunia telah melakukan dan memeberikan kepercayaan kepada setiap daerah wilayah untuk mengurus wilayahnya sendiri . Hal ini sering disebut dengan istilah otonomi daerah.di Indonesia sendiri, telah melakuakan hal tersebut. otonomi daerah banyak dikemukakan oleh para pakar seperti : Benyamin Hoesein yang menyatakan bahwa “otonomi daerah adalah pemerintahan oleh serta untuk rakyat di bagian wilayah nasional Negara secara informal berada diluar pemerintah pusat”. Vincent Lemius menyatakan bahwa “ otonomi daerah adalah suatu kebebasan atau kewenangan dalam membuat suatu keputusan politik maupun administrasi yang sesuai dengan yang ada di dalam peraturan perundang-undangan”

Dengan melihat pengertian otonomi daerah dari kedua ahli diatas maka dapat disimpulkan bawa otonomi daerah menjadi suatu keleluasaan yang diberikan kepada wilayah masing-masing untuk mengurus wilayahnya sendiri dalam membuat suatu keputusan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Ini dibuktikan dengan adanya undang-undang yang mengatur tentang otonomi daerah yang didasarkan pada UU No.32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang menyatakan bahwa adanya pemberian keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Dengan adanya keleluasaan tersebut maka setiap daerah dipercaya untuk mengurus wilayah daerahnya sendiri seperti pengelolaan keuangan daerah dan perkembangan pembangunan daerah. Untuk pengelolaaan keuangan daerah sendiri diatur dalam UU No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antar daerah dan pusat. Dengan adanya pelimpahan kewengan keuangan kepada daerah masing-masing maka terjadi sedikit perubahan pada tatanan dan struktur keuangan , seperti adanya efek ketimpangan antar daerah yang tidak merata sehingga keberhasilan sebuah otonomi daerah bergantung pada implementasi yang baik serta tingkat pengambilan keputusan masing-masing daerah yang tetap berpatokan pada standar yang ditetapkan pemerintah pusat.

(3)

3 maka perlu diatur dalam bentuk peraturan perundang-undangan.Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang, digariskan di atas maka ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 105Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.Kabupaten Gowa sebagai daerah yang cukup potensial dikembangkan menjadi daerah yang berotonomi, bahkan telah menjadi daerah percontohan dalam pelaksanaan Otonomi Daerah di Sulawesi Selatan sebagai mana yangdimaksud dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan penulis di wilayah Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan, Pembangunan yang infrastruktur masih terbilang minim, beberapa proyek pengerjaan belum rampung dikerjakan. Banyak program pembangunan dan rehabilitasi jalan dan jembatan masih tampak kurang diperhatikan oleh pemerintah daerah yang ada. Jalan yang lubang serta berdebu masih terlihat dibeberapa ruas jalan. Bukan hanya itu, beberapa bangunan perkantoran pun masih sangat minim fasilitas serta banyak pula yang telah termakan usia. Proyek pembangunan dan rehabilitasi memang kerap di sosialisasikan terhadap masyarakat, namun sayang masih ada beberapa yang belum juga terealisasi secara utuh.

Melihat kenyataan itu, penulis menarik kesimpulan, adanya indikasi ketimpangan dan kesalahan dalam pengelolaan keuangan daerah. Sebab, maju tidaknya pembangunan infrastruktur daerah dipengaruhi kuat oleh kualitas pengelolaan keuangan daerah secara baik dan benar.

Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis berniat untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul : Pengaruh Pengelolaan keuangan daerah terhadap pembangunan infrastruktur daerah Kabupaten Gowa.

C. RUMUSAN MASALAH

(4)

4 D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pengelolaan keuangan daerah terhadap perkembangan pembangunan daerah.

Tujuan Penelitian ini adalah:

1. Fokus pada pengelolaan keuangan daerah kabupaten Gowa

2. Fokus pada perkembangan pembangunan daerah dengan melihat pertumbuhan ekonomi

3. Meneliti mengenai pengaruh pengelolaan keuangan daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

Manfaat Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan prospek teori dan opini yang terkait khususnya dalam bidang akuntansi. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi pihak yang berkepentingan yang ingin mengetahui dan membantu pengelolaan keuangan daerah guna untuk perkembangan pembengunan daerah khususnya daerah bersangkutan.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun Sistematika dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

BAB I. Pendahuluan yaitu yang menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelian, manfaaat penelitian,, sistematika penulisan.

(5)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN DAN SEJARAH UANG

Pengertian uang dibagi menjadi dua, yaitu: Pengertian uang dalam ilmu ekonomi tradisional dan modern.

 Pengertian uang dalam ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Uang seperti ini disebut Uang Barang.

 Sedangkan dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya bahkan untuk pembayaran hutang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.

SEJARAH UANG

Pada awalnya, dahulu manusia sama sekali belum mengenal pertukaran barang (barter) apalagi uang, karena kehidupan saat itu belum sekompleks seperti sekarang ini. Dengan sangat sederhana sekali, manusia saat itu memenuhi kebutuhan hidup sendiri-sendiri. Misalnya: Berburu kalau lapar, kalau butuh pakaian mereka membuatnya sendiri dengan bahan sederhana seperti kulit dan dedaunan pohon, kalau ingin makan lainnya tinggal pergi ke hutan untuk memetik buah yang bisa dimakan.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, lama-kelamaan manusia menghadapi kenyataan bahwa apa yang mereka peroleh tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri secara menyeluruh. Sehingga dicarilah cara buat tukar-menukar barang antara individu satu sama yang lain. Cara seperti ini dikenal sebagai sistem barter.

(6)

6 di dalam wilayah tertentu. Uang dapat melancarkan kegiatan ketika tukar menukar suatu barang dan perdagangan. Keberadaan uang disuatu negara di atur dengan Undang-undang. Uang dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap kehidupan seseorang, yang identik dengan kekuasaan dan kekayaan. Sebagian orang berpikir, segala sesuatu dapat dibeli dengan uang, meskipun pada kenyataannya tidaklah demikian.

Beberapa para ahli ekonomi memberikan pendapat tentang pengertian uang, diantaranya :

Uang merupakan segala sesuatu yang umum diterima ketika pembayaran barang (Roberson, dalam bukunya “money”. Uang merupakan segala sesuatu yang umum diterima ketika membayar utang (S. Sayers, dalam bukunya “modern”)., uang merupakan segala sesuatu yang umum dipakai sebagai alat penukar barang (C. Pigou, dalam bukunya “The Veil of Money”). Uang merupakan segala sesuatu yang umumnya diterima ketika pembayaran pembelian suatu barang, jasa, serta membayar utang(Rolling G. Thomas, dalam bukunya “ Our Modern Banking and Monetary System). Uang merupakan alat tukar yang diterima oleh pelaku ekonomi untuk memudahkan ketika bertransaksi (Anto pracoyo & Tri Kunawangsih). Uang merupakan semua hal dapat dilakukan oleh uang (Walker, dalam bukunya “Money is what money does”).

B. PENGERTIAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Pengertian Keuangan

Ridwan dan Inge (2003). Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam

mengelola uang yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi. Keuangan berhubungan dengan proses, lembaga, pasar, dan instrumen yang terlibat dalam transfer uang diantara individu maupun antara bisnis dan pemerintah.

(7)

7 Menurut M. Ichwan Keuangan negara adalah rencana kegiatan secara kuantitatif (dengan angka-angka diantaranya diwujudkan dalam jumlah mata uang), yang akan dijalankan untuk masa mendatang lazimnya atu rahun mendatang.

Menurut Geodhart keuangan negara merupakan keseluruhan undang-undang yang ditetapkan secara periodik yang memberikan kekuasaan pemerintah untuk melaksanakan pengeluaran mengenai periode tertentu dan melanjutkan alat pembiayaan yang diperluka untuk menutup pengeluaran tersebut.

Menurut Glen A. Welsch Keuangan negara adalah suatu bentuk statement dari rencana dan kebijaksanaan manajemen yang dipakai dalam suatu periode tertentu sebagai petunjuk dalam periode tersebut.

Teknik mengimbangi gaya hidup manusia seperti gaya hidup konsumtif dengan gayahidup produktif seperti investasi, menabung ataupun bisnis. Tujuan pengelolaan keuangan ini adalah agar kita terhindar dari kondisilebih banyak hutang daripada pemasukan (Safir Senduk).

Pengelolaan keuangan daerah adalah pengelolaan keuangan yang bertumpu atau berfokus pada kepentingan publik (public oriented). Hal ini tercermin dari besarnya jumlah alokasi anggaran untuk kepentingan pub lik serta jumlah partisipasi masyarakat yang ikut dalam perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan keuangan daerah. Maka dari itu, pengelolaan daerah diharuskan untuk transparan dan mempunyai akuntabilitas yang tinggi sehingga tercipta pengelolaan daerah yang efektif dan efisien. (PP RI No. 58 tentang pengelolaan keuangan daerah)

Pengelolaan keuangan daerah adalah suatu rangkaian kegiatan yang tersusun secara sistematis yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban serta pengawasan terhadap keuangan daerah. (Halim, 2007:330)

(8)
(9)
(10)
(11)

11 C. PENGERTIAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Dalam Pembangunan Infrastruktur, terdapat strategi pendukung pelaksanaan pembangunan infrastruktur untuk pengembangan wilayah Gowa di atas, perlu diperhatikan beberapa faktor yang perlu dipastikan atau dikendalikan antara lain :

1. Ketersediaan lahan untuk pembangunan

Faktor paling penting dan menentukan keberhasilan pembangunan infrastruktur adalah tersedianya lahan. Proses pengadaan tanah sering kali sarat dengan resistensi dari masyarakat tergusur, yang bahkan cenderung berkembang menjadi konflik. Titik permasalahan umumnya berawal dari ketidaksepakatan nilai ganti kerugian yang diberikan pemerintah kepada masyarakat untuk pelepasan hak atas tanahnya. Dengan berlakunya Undang-Undang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum yang baru (UU 2/2012), yang mengakomodir kerugian lain (social cost) yang dapat dinilai, sehingga nilai ganti rugi akan lebih mendekati ekspektasi pihak masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat tidak akan lagi merasa dirugikan dengan hilangnya hak atas properti yang dimilikinya akibat adanya proses pengadaaan tanah. Selain itu, dengan adanya sistem konsinyasi (penitipan uang ganti rugi di Pengadilan Negeri bagi pihak yang menolak), maka pengambilan hak atas tanah dengan proses eksekusi dapat dilaksanakan. Peraturan baru ini tampaknya telah mencerminkan win-win solution bagi masyarakat maupun pemerintah.

2. Komunikasi, Koordinasi dan Komitmen

(12)

12 benturan kepentingan antar stakeholder akan dapat dihindari. Misalnya saja pembagian peran dalam pembangunan jalan akses KKJS, dimana Pemda bertanggungjawab atas pengadaan tanah, Kementerian PUPR dalam hal pembangunan infrastruktur, serta BPWS berwenang atas pengelolaan jalan yang sudah dibangun. Komitmen dapat diwujudkan dengan adanya legalisasi dan perkuatan hukum atas berbagai kesepakatan ataupun janji. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan wewenang atau pun pengingkaran terhadap kewajiban yang harus dipenuhi. Misalnya saja pembuatan kontrak kerja antara BPWS dengan komunitas masyarakat yang secara partisipastif diberi kewenangan dalam pengelolaan rest area sementara di KKJS Gowa.

3. Tersedianya Sumber Daya (r e s o u r c e s )

Sumber daya merupakan faktor yang harus dipenuhi untuk realisasi pembangunan infrastruktur di Gowa. Dalam ilmu manajemen, ketersediaan sumber daya yang penting meliputi 5 M (money, man, material, machine, method ). Agar pembangunan infrastruktur di wilayah Gowa dapat dilaksanakan dengan baik, maka Pemerintah wajib menyediakan seluruh sumber daya yang dibutuhkan. Dengan tergesernya perhatian Pemerintah dari pengembangan strategis pulau Gowa (tidak lagi masuk dalam kebijakan orientasi Wilayah Pengembangan Strategis), maka komitmen untuk menyediakan sumber daya bagi pembangunan Gowa tampaknya akan semakin terdesak dengan prioritasi pembangunan di wilayah lainnya.

4. Pengendalian sumber-sumber resistensi dan konflik

(13)

13 publik dalam setiap awal kegiatan pembangunan, dan membuka kesempatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan tersebut.

5. Modal Sosial (t r u s t , n o r m , n e t w o r )

Pengetahuan akan modal sosial masyarakat Gowa menjadi salah satu faktor yang dapat mendukung percepatan pembangunan infrastruktur secara signifikan. Karakteristik masyarakat Gowa yang sangat khas dan berbeda dengan suku lainnya perlu dikenali dan diperhatikan oleh Pemerintah. Dari sisi trust (kepercayaan) di kehidupan sosial masyarakat Gowa . Oleh karena itu dalam rangka mensosialisasikan program pembangunan misalnya, dapat dilakukan pendekatan komunikasi melalui tokoh-tokoh agama atau masyarakat dan pejabat pemerintah yang disegani oleh masyarakat setempat.

6. Norma

(14)

14 jaringan komunikasi untuk mensosialisasikan pembangunan, atau pun menjadikan lingkungan pesantren sebagai lokasi-lokasi perkembangan pusat kegiatan wilayah Gowa.

Pada hakekatnya, pengertian pembangunan secara umum pada hakekatnya adalah proses perubahan yang terus menerus untuk menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan norma-norma tertentu. Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain. Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan merupakan proses untuk melakukan perubahan (Riya di da n Deddy Supriya di Bra ta kusuma h, 2005).

Untuk lebih jelasnya berikut ini pengertian pembangunan menurut beberapa ahli :

Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (na tion building)”.

Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana,

yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”.

Alexander (1994) Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang

mencakup seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya.

Portes (1976) mendefinisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi,

sosial dan budaya.

Sukirno (1995) pembangunan adalah suatu usaha proses yang menyebabkan

pendapatan perkapita masyarakat meningkat dalam jangka panjang.

(15)

15 perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).

D. PENGARUH PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAERAH KABUPATEN GOWA

Pembangunan infrastruktur daerah menjadi salah satu penopang ekonomi masyarakat. Olehnya itu, infrastruktur sudah sepatutnya dibangun dan dikelola sebaik-baiknya. Pembangunan dan pengelolaan infrastruktur yang kurang baik pastinya mempengaruhi perekonomian daerah tersebut. pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntable menjadi salah satu indikator terwujudnya pembangunan daerah tersebut. dengan berdasarkan hal tersebut, pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah republik Indonesia Nomor 58 tahun 20115. Menurut pasal 1 ayat 6, pengertian pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggung jawaban keuangan daerah. Menurut Chabib (2010:10), Prinsip-Prinsip pengelolaan keuangan yang diperlukan untuk mengontrol kebijakan keuangan daerah meliputi:

1. Akuntabilitas 2. Value for money

3. Kejujuran dalam mengelola keuangan publik 4. Transparansi

5. Pengendalian

Tujuan pengelolaan keuangan daerah yakni :

a. Memberdayakan dan meningkatkan perekonomian daerah

b. Menciptakan sistem pembiayaan daerah yang adil, proporsional, rasional, transparan, partisifatif, bertanggung jawab dan pasti.

c. Menciptakan acuan dalam alokasi penerimaan negara dari daerah d. Menjadikan pedoman pokok tentang keuangan daerah.

(16)

16 pertambahan pendapatan daerah dalamn kurun waktu tertentu misalnya satu tahun. Pertumbuhan ekonomi tersebut berdampak pula pada membaiknya pembangunan infrastruktur daerah. Dalam proposal penelitian ini, penulis akan mencoba meneliti mengenai bangaimana peran pengelolaan keuangan daerah terhadap petumbuhan dan pembangunan infrastruktur daerah tersebut.

E. KERANGKA BERFIKIR

Pembangunan infrastruktur daerah menjadi satu-satunya landasan dan tumpuan ekonomi masyarakat. Yang dimaksud infrastruktur daerah disini ialah, pembangunan secara fisik. Infrastruktur harus dimiliki oleh setiap daerah, karena dengannya semua aktifitas masyarakat bisa berjalan dengan baik. Dalam hal ini pembanguan ifrastruktur mengacu pada pembangunan yang direncanakan dan kerjakan oleh pemerintah daerah dengan beralokasikan dana dari daerah tersebut. Untuk menyokuong maksud dan tujuan itu, maka dibutuhkan pengelolaan keuangan daerah yang baik. Sebab, pembangunan infrastruktur sangat bergantung pada penyedian dana daerah. Dana tersebut akan bisa dikelola dan tersalurkan dengan baik hanya berdasarkan pengelolaan keuangan yang baik pula. Olehnya itu, untuk memperjelas alur penelitian ini atau kerangka berfikir, maka dibuat gambar sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka berfikir penelitian

F. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukan diatas,, maka Hipotesis penelitian ini adalah Diduga adanya pengaruh pengelolaan keuangan daerah terhadap pembangunan infrastruktur daerah Kabupaten Gowa.

Pengelolaan keuangan daerah

(17)

17 DAFTAR REFERENSI

http://www.likethisya.co./pengertian-fungsi-dan-sejarah-uang.html

http://uangindonesia.com

http://kagnas.blogspot.co.id/2013/12/pengertian-keuangan-menurut-para-ahli.html

http://andichairilfurqan.wordpress.com/2012/05/23/pengertian-keuangan-negara/

http://saptawibawa.blogspot.co.id/2012/08/penertian-keuangan-daerah.html

Gambar

Gambar  1. Kerangka berfikir penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Adakah lembaga khusus di desa yang membantu petani dalam mengelola pertanian masyarakata.

Pengadilan Tinggi Agama Mataram menyediakan/menyajikan data perkara melalui pemanfaatan IT (informasi teknologi) dengan perangkat digital touch screen di lobby

Penyakit diabetes mellitus (DM)-yang dikenal masyarakat sebagai penyakit gula atau kencing Penyakit diabetes mellitus (DM)-yang dikenal masyarakat sebagai penyakit

Bab ini merupakan pengantar dan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian peranan public relationsPT Marga Guna sarana dalam mensosilisasikan informasi kepada

Keluarga An. J mengatakan sebelumnya pernah sakit panas namun tidak sampai dirawat di RS. Ibu pasien mengatakan jika An. J sakit ia selalu langsung memeriksakannya ke rumah

86 Menurut pendapat Imam Hambali bahwa selain untuk hewan yang dapat ditunggangi atau hewan yang menghasilkan susu, maupun sesuatu yang membutuhkan perawatan,

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada penulis selama proses penulisan skripsi, sehingga skripsi dengan

Berdasarkanhasilpenelitianmengenaihubungan IMT dankecepatanjalanterhadapresikojatuhpadalansia, penulisdapatmemberikan saran- saran sebagaiberikut (1) Bagi peneliti