• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Abrasi Terhadap Aspek Ekonomi Sos

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dampak Abrasi Terhadap Aspek Ekonomi Sos"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

36

Dampak Abrasi Terhadap Aspek Ekonomi-Sosial Masyarakat di

Pantai Depok, DIY

Dewi Taukidah1, Theresia Retno Wulan3, Ahmad Nur Rochim1, Edwin Maulana2, Anggara Setyabawana Putra2

1Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian, Trunojoyo Madura 2Parangtritis Geomaritim Science Park

3Badan Informasi Geospasial E-mail: dewitaukidah47@gmail.com

ABSTRAK

Kawasan Pantai Depok merupakan tempat pariwisata yang berada di Dusun Depok, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pantai Depok merupakan salah satu pantai di pesisir DIY yang rawan terhadap bencana abrasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis abrasi terhadap aspek ekonomi dan sosial serta melakukan kajian mengapa pedagang tetap bertahan di Pantai Depok. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif eksplorasi. Faktor ekonomi dan sosial yang diteliti meliputi perubahan nilai sosial dan mata pencaharian yang dilakukan oleh masyarakat. Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Perhitungan nilai koefisien korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan dari variabel yang diteliti. Hasil analisis menunjukkan bahwa ancaman abrasi tidak berpengaruh terhadap kemauan pedagang untuk tetap berjualan di Pantai Depok. Para pedagang tetap tinggal di Pantai Depok meski mengeluarkan biaya tambahan untuk memperbaiki rumah makan yang terkena abrasi.

Kata Kunci: Abrasi, Pantai Depok, Sosial dan Ekonomi

ABSTRACT

Depok Beach is a place of tourism located in Depok, Parangtritis, Kretek, Bantul District, Yogyaka rta Special Region (DIY). Depok Beach is one of the beaches in the coast of Yogyakarta that is prone to abrasion disaster. This study aims to perform abrasion analysis on economic and social aspects as well as to study why traders stay in Depok Beach. The method used is descriptive exploration method. Economic and social factors studied include changes in social values and livelihoods undertaken by the community. The data used include primary data and secondary data. Calculation of correlation coefficient value is done to know the relation of the variables studied. The results of the analysis indicate that the threat of abrasion does not affect the willingness of traders to keep selling in Depok Beach. Traders remain at Depok Beach despite incurred additional costs to repair the rumah makans.

Keywords: Abrasion, Depok Beach, Social and Economic, Disaster

1. PENDAHULUAN

(3)

37 Abrasi yang terjadi di wilayah pesisir Pantai Depok menyebabkan sedimen terbawa oleh gelombang sehingga menyebabkan perubahan garis pantai (Hakim, 2012). Abrasi yang terjadi di Depok dapat mengganggu aktivitas perekonomian lokal. Abrasi di Pantai Depok pada tahun 2013 menyebabkan beberapa unit rumah dan pertokohan hilang (BNPB, 2013). Pada tahun 2016, abrasi di pantai Depok menyebabkan kerusakan dan kehilangan lebih dari 200 juta (Maulana dkk., 2016).

Abrasi menjadikan permasalahan bagi ekosistem dan pemukiman yang berada di pesisir (Wahyuningsih, 2016). Dampak dari abrasi yang secara langsung ke masyarakat adalah aspek soaial dan aspek ekonomi. Aspek ekonomi dan sosial merupakan berbagai aspek yang menyangkut kehidupan masyarakat, antara lain keadaan demografi, kesehatan, pendidikan, perumahan, kriminalitas, sosial budaya, dan kesejahteraan rumah tangga (Basrowi, et al., 2010).

Aspek ekonomi dan aspek sosial yang berada di kawasan pesisir Pantai Depok sangat menunjang kehidupan masyarakat sekitar. Kawasan pesisir Pantai Depok adalah objek wisata yang sudah berkembang. Perkembangan Pantai Depok didukung dengan adanya fasilitas seperti penginapan, kamar mandi, tempat ibadah dan pendukung lainnya (Nawawi, 2013). Pengelolaan dan perkembangan Pantai Depok sangat berpengaruh terhadap penduduk dalam perekonomian masyarakat.

Menurut Damaywanti, (2013) dinamika penduduk dari tahun ketahun mengalami penurunan karena terkena dampak abrasi yang membawa rumah penduduk, dan tempat berjualan, sehingga akan berdampak pada sosial ekonomi masyarakat. Kawasan Pantai Depok belum memiliki pengurus organisasi yang mengatur tempat berjualan, sehingga para pedagang mendirikan di tempat yang mungkin akan terkena abrasi (Rizkiyah, 2013). Abrasi di Pantai Depok berdampak pada perubahan ekonomi yang terlihat dari hasil pergeseran struktur perekonomian di wilayah pesisir, yaitu dari sektor primer menuju ke sektor tersier, walaupun pergeserannya masih relatif kecil (Ramdani, 2013).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak ekonomi sosial yang timbul akibat abrasi yang terjadi di Pantai Depok. Tujuan ke-dua dari penelitian ini adalah untuk mengkaji alasan masyarakat masih bertahan untuk bertempat tinggal di daerah rawan bencana abrasi.

2. STUDI AREA

Pantai Depok secara geografis terletak pada koordinat 8o00’50.6”S dan 110o17’32.6”E. Secara administratif, Pantai Depok terletak di Dusun Depok, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Akses menuju Pantai Depok sangat mudah karena berdekatan dengan Pantai Parangtritis yang berjaraak lima km. Pantai Depok memiliki morfologi pantai dengan kemiringan sekitar 13-15o dan memiliki pasir yang berwarna hitam (Freski, 2013). Ilustrasi lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

(4)

38

Gambar 1. Lokasi Pantai Depok

Sumber: Analisis, 2017

Gambar 2. Foto Udara Kawasan Pantai Depok

Sumber: Putra, 2017

Harga tiket masuk Pantai Depok sangat terjangkau untuk kendaraan bermotor hanya Rp. 3.000, Mobil Rp. 7.000, Truk Rp. 10.000, Mini Bus Rp. 10.000, dan Bus Rp. 15.00010.000. Pantai Depok juga memiliki kolam renang dengan harga tiket 10.000 untuk dewasa dan 5.000 untuk anak-anak. Selain harga tiket yang terjangkau, Pantai Depok juga terkenal sebagai tempat wisata kuliner. Pengunjung juga dapat berkunjung ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) untuk membeli ikan dan bisa langsung diolah di rumah makan setempat yang menyediakan jasa untuk memasakkan.

3. METODE PENULISAN

(5)

39 Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari informasi masyarakat setempat. Data primer diperoleh dengan teknik snowball sampling. Data sekunder diperoleh dari referensi berupa jurnal, artikel, maupun data dari pemerintah. Penelitian ini juga emperhitungkan korelasi yang menghubungkan antara tingkat panghasilan dan jarak bangunan dari bibir pantai. Korelasi atau hubungan antara variabel yang saling berhubungan dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu korelasi positif, korelasi negatif, dan tidak ada korelasi (Putra dkk., 2016). Koefisien korelasi pearson didefinisikan pada persamaan:

=

√� ∑ 2� ∑− ∑ − ∑2 √� ∑2 − ∑ 2………..(1)

4. PEMBAHASAN

4.1. Perubahan garis Pantai Depok dan Analisis Hubungan Pendapatan dengan Jarak dari Bibir Pantai

Ancaman abrasi yang timbul sangat berbahaya bagi bangunan yang berada di sekitar pantai. Abrasi yang terjadi dari tahun ke tahun disebabkan gelombang yang kuat. Gelombang yang kuat terjadi karena hembusan angin dari Samudra Hindia. Gelombang tersebut terus menerus menggerus sedimen yang berada di pantai. Penggerusan tersebut akan mempengaruhi luasan daratan dan juga akan mempengaruhi bangunan yang berada di dekat pantai. Abrasi juga berpengaruh terhadap berkurangnya pengunjung yang datang ke Pantai Depok. Pengaruh abrasi tehadap bangunan sangat berbahaya dan merugikan pemilik rumah makan. Rumah makan akan berkurang dan rusak dari tahun ke tahun akibat abrasi yang terjadi.

Kajian korelasi, dilakukan untuk mengetahui nilai koefisien korelasi pearson dari variabel yang diuji, yaitu tingkat pendapatan dan jarak bangunan dari bibir pantai (Tabel 1.). Tabel 1 menyajikan data pendapatan rumah makan per bulan dan jarak rumah makan dengan bibir pantai.

(6)

40

Tabel 2 menyajikan nilai koefisien korelasi dengan menggunakan persamaan 1. Nilai koefisien korelasi jarak bangunan dari bibir pantai yang di hasilkan antara -1<r<1. Apabila mendekati nilai 1, maka korelasi dari variabel sangat kuat, jika nilai korelasi mendekati nilai 0 maka variabel tidak saling berhubungan, sedangkan jika nilai variabel mendekati -1 maka ada korelasi negatif dari kedua variabel. Perhitungan koefisien korelasi akan di tunjukkan pada (Tabel 2).

Tabel 2. Tabel korelasi pendapatan dan jarak dengan bibir pantai

Sumber: Analisis, 2017

∑ 79500000 624 5.7175E+14 27818 8.68023E+17

(7)

41 Pada Tabel 2. dapat diperoleh nilai X2, Y2 dan XY yang akan dilakukan perhitungan koefisien korelasi dengan memggunakan persamaan pearson. Perhitungan sebagai berikut:

Hasil perhitungan didapatkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.005. Nilai tersebut menunjukkan bahwa dari variabel yang diuji memiliki korelasi yang sangat rendah atau tidak saling berhubungan. Karena pengaruh jarak antara bangunan dengan bibir pantai tidak mempengaruhi pendapatan yang dihasilkan oleh setiap rumah makan sehingga abrasi yang terjadi tidak terlalu berpengaruh. Menurut para pemilik rumah makan, abrasi yang melanda pada tahun 2013 di Pantai Depok menjadi keuntungan tersendiri karena banyak pengunjung yang ingin mengetahui proses abrasi yang terjadi.

4.2. Sosisal Ekonomi Masyarakat Pesisir Pantai Depok

Kawasan Pantai Depok memiliki ± 50 lebih rumah makan yang menyajikan makanan seafood. Rumah makan yang menyuguhkan menu seafood sangat beragam, meski demikian para pedagang di sana masih menjunjung tinggi solidaritas antar pedagang. Solidaritas tersebut ditunjukkan dengan cara mencari pelanggan yang tidak berebutan.

Cara untuk mencari pelanggan di Pantai Depok sangat menarik dan unik. Setiap rumah makan mengeluarkan satu orang sebagai gaet atau pencari pelanggan yang disebut golek gorengan. Istilah golek gorengan ditunjukkan kepada pencari pelanggan yang berada di parkiran Pantai Depok. Para golek gorengan selalu siaga di parkiran sehingga jika ada pengunjung datang para golek gorengan selalu menawarkan tempat makan. Para golek gorengan juga tidak boleh seenaknya menawarkan tempat makan. Terdapat aturan yang disepakati oleh para golek gorengan. Interaksi yang kuat antara pedagang dan golek gorengan terjalin dengan baik. Aturan dibuat untuk menjaga kebersamaan dalam berdagang dan saling menghormati tidak sewenang-wenang mengambil pelanggan seenaknya.

4.3. Faktor yang Menyebabkan Masyarakat Bertahan

(8)

42 menjadi permasalahan karena para pengunjung lebih memilih tempat dengan spot yang menarik seperti di bibir pantai. Bibir pantai menawarkan pemandangan yang indah namun berisiko terhadap bencana abrasi.

Bencana abrasi tidak menjadi perhatian para pemilik rumah makan, karena setiap abrasi terjadi, pemilik rumah makan selalu memperbaiki bagian yang rusak. Meski mengeluarkan biaya yang banyak, para pedagang tetap bertahan di bibir pantai demi menarik minat para pengunjung. Jika para pedagang tetap berpindah tempat yang jauh dari pinggir pantai akan berdampak pada pendapatan pedagang.

5. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dinamika pendapatan pedagang yang berada di Pantai Depok cenderung stabil karena meski terkena abrasi pedagang di sana tetap bertahan di bibir pantai. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai korelasi antara pendapatan dengan jarak bangunan dari bibir pantai adalah rendah atau tidak saling berhubungan. Pedagang di Pantai Depok juga memilih untuk menetap meski terkena abrasi agar tidak kehilangan pelangan.

Ucapan Terima kasihma kasih

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Theresia Retno Wulan dan Anggara Setyabawana Putra yang selalu memberi bimbingan dalam penulisan paper sehingga sekarang. Selanjutnya ucapan terima kasih disampaikan kepada staf-staf di Parangtritis Geomaritime Science Park yang selalu mendukung penulisan paper sehingga sekarang. Ucapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, kedua orang tua yang selalu mendoakan sehingga paper ini selesai pada waktu yang tepat.

Daftar Pustaka

BNPB. 2013. Data Pantauan Bencana. Jakarta

Basrowi., Juariyah, S. 2010. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Vol VII (1): 58-81.

Damaywanti, K. 2013. Dampak Abrasi Pantai terhada p Lingkungan Sosial (Studi Kasus di Desa Bedono, Sayung Demak): Semarang. Magister Ilmu Lingkungan Universitas Diponogoro.

Freski, R.Y., Srijono. 2013. Mekanisme Abrasi Pesisir di Ka wasan Pantai Depok, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada.

(9)

43 Maulana, E., Wulan, T.R., Putra, M.D., Maulia, N., Ibrahim, F., Wahyuningsih, D.S., Putra, A.S. 2016. Damage and Lost Assessment (DaLA) After Giant Tidal Wave Using UAV Data in Depok Beach, Parangtritis, Kretek, Bantul, Yogyakarta (Case Study: Giant Tidal Wave Period June 2016). ICOIRS 2016: The 2nd International Conference of Indonesian Society for Remote Sensing.

Nawawi, A. 2013. Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Wisata Pantai Depok di Desa Kreten Parangtritis. Jurnal Nasional Pariwisata. Vol V (2): 103-109. Putra, S, A., Ambarwulan, W., Maulana, A., Wulan, R, T., Maulia, N., Putra, D, M.,

Wahyuningsih, S, D, Ibrahim, F., Raharjo, T. 2016. Kajian Korelasi antara Tinggi Terbang dan Resolusi Foto Udara Hasil Akusisi dengan UAV di Kawasan Pesisir (Studi Khasus: Pemotretan di Kantor Parangtritis Geomaritime Science Park). Prosiding Seminar Nasional Kelautan 2016 Universitas Trunojoyo Madura .

Ramdani, Y. 2013. Analisis Perekonomian Masyarakat Wilayah Pesisir Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta. UMY. Yogyakarta.

Rizkiyah, N. 2013. Kajian Pengembangan Objek Wisata Pantai Depok terhadap Pendapatan Asli Daerah. Geografi IKIP Veteran Semarang.

Saputro, G.B., Marschiavelli, M.I.C., Ibrahim, F., Maulana, E. 2017. Identification of typology related to the coastal line changes in Bantul. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 54 (2017) 012099.

Sugiyono, 2010. Memahami Pemahaman Kualitatif: Bandung. Alfabet.

(10)

Gambar

Gambar 2.  Foto Udara Kawasan Pantai Depok Sumber: Putra, 2017
Tabel 1. Pendapatan Rumah Makan dan Jarak dari Bibir Pantai pada
Tabel 2 menyajikan nilai  koefisien korelasi dengan menggunakan persamaan 1. Nilai koefisien korelasi jarak bangunan dari bibir pantai yang di hasilkan antara -1<r<1

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan apabila kita menilai alur rujukan sesuai tingkat wewenang pelayanannya berdasarkan Pedoman Standar Pengelolaan Penyakit Berdasarkan Kewenangan Tingkat Pelayanan

Berikut adalah Diagram Aliran Data Rinci Level 1 dari Prosedur Permintaan Dana ke Kantor Pusat pada PT. Swa Kelola

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.. Ilham Muchtar dan Abbas Baco Miro). Penelitian ini mengkaji tentang pandangan Islam terhadap Adat Mappacing di Desa Bonto Mate’ne Kecamatan Mandai

Bagian pertama tentang pendekatan dalam kajian etika komunikasi yaitu pendekatan kultural guna menganalisis perilaku pelaku profesi komunikasi dan pendekatan strukrural

1) Humas berperan dalam Pencitraan Universitas Sam Ratulangi Manado dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa Humas dengan informasinya mampu memberi pengetahuan

membantu pemerintah dalam mencerdaskan bangsa melalui usulan penyediaan sarana pendidikan guna meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berakhlakul Kharimah dan

Belum adanya syslog server yang dapat menampilkan log jika terjadi serangan di sebuah jaringan client yang ditampilkan secara terpusat untuk memudahkan para admin wahana

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perlu dilakukan kajian lebih lanjut tentang Penggantian Biaya Kepada Saksi Atau Ahli Dalam