• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIALEKTIKA NILAI DAN TEMA Isu Global Kon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DIALEKTIKA NILAI DAN TEMA Isu Global Kon"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Kelompok 2: Ade Rahman Hakim 11141130000015 Ibnu Fadila Purwaka

Isu-Isu Global Kontemporer HI-4A

DIALEKTIKA NILAI DAN TEMA A. Munculnya Isu Global Secara Konseptual

Sebagaimana yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya dan terangkum dalam buku Dinamika Isu-Isu Global Kontemporer karya Budi Winarno mengenai indikator isu menjadi global, kita dapat menarik kesimpulan atasnya berkaitan dengan kemunculan isu global secara konseptual. Dibawah ini merupakan analisa kami mengenai kemunculan isu global secara konseptual berdasarkan indikatornya:

1. Tahapan awal munculnya suatu isu adalah dengan adanya nilai-nilai yang terancam bahkan telah dilanggar oleh pihak-pihak (individu, kelompok, institusi atau negara) yang terkait baik sengaja ataupun tidak sengaja. Akan tetapi lain halnya dengan wabah penyakit yang mengancam nilai-nilai dengan tidak sengaja.

2. Nilai-nilai yang terancam atau yang dilanggar merupakan nilai-nilai yang mempunyai wilayah cakupan pengaruhnya sangat luas (masyarakat dunia).

3. Dari adanya ancaman atau pelanggaran terhadap nilai tersebut mencuatlah suatu isu.

4. Kemudian isu tersebut memperoleh tempat pemberitaan oleh media domestik. Implikasi dari peliputan media tersebut adalah informasi yang menjadi konsumsi masyarakat.

5. Karena kita hidup di masa globalisasi, maka perpindahan informasi dapat berlangsung lintas batas negara dengan mudah, maka hal tersebut memungkinkan media dunia dapat meliput isu tersebut sehingga informasi mengenai isu tersebut bukan hanya menjadi konsumsi masyarakat satu negara saja. 6. Isu tersebut kemudian banyak dibahas dan diperdebatkan oleh berbagai kalangan dalam skala global. 7. Para pemerintah negara dalam skala global merespon isu tersebut dengan berbagai respon untuk

menanggulangi isu tersebut.

8. Karena dirasa isu tersebut akan berdampak bagi masyarakat dunia maka pemerintah dari berbagai negara mencoba untuk menyatukan persepsi atau pandangan dalam rangka menanggulangi isu tersebut secara bersama-sama.

9. Lalu isu tersebut menjadi bahan kajian bagi kalangan akademisi masyarakat dunia.

B. Tema-Tema Besar Isu Global

Budi Winarno dalam bukunya Dinamika Isu-Isu Global Kontemporer mengklasifikasikan tema-tema besar dari isu-isu global kontemporer sebanyak 19 tema (Winarno, 2014; xxii). Di bawah ini adalah pemaparan dari tema-tema besar isu global dan mengapa tema tersebut muncul dan patut menjadi isu global:

1. Isu Keamanan: Tradisional dan Non-tradisional

isu keamanan setelah perang dingin tidaklah surut. Suatu persaingan ideologi bisa saja kembali terulang sebagaimana yang telah terjadi dahulu. Dan nyatanya persaingan antarnegara dalam memperjuangkan national interest antara satu negara dengan negara lain masih menunjukan rivalitas atau bersinggungan satu sama lain baik itu dalam segi ekonomi, politik, diplomasi, teknologi, dan kekuatan militer. Hal ini menunjukkan bahwa dengan berakhirnya perang dingin tidak menjamin akan terciptanya keamanan yang lebih baik dari sebelumnya isu keamanan sangat relevan untuk diperbincangkan dewasa ini (Winarno, 2014; 1-3).

(2)

Isu mengenai Ekonomi dan Perdagangan melibatkan 2 unsur penting yang menjadikannya sebagai isu kontemporer. Diantara 2 unsur tersebut adalah prospek-prospek pertumbuhan ekonomi dan kepentingan-kepentingan banyak aktor. Prospek pertumbuhan ekonomi erat kaitannya dengan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sedangkan kepentingan banyak aktor sering sekali bersinggungan satu sama lain misalnya negara-negara kaya dengan negara-negara maju (Winarno, 2014; 25-27).

3. Isu Kemiskinan dan Kesenjangan Global

Kemiskinan dan kesenjangan merupakan permasalahan yang ada di banyak negara yang sampai sekarang masih dicari jalan keluar untuk mengentaskan permasalahan ini. Tidak aneh rasanya bila pengurangan angka kemiskinan dan kesenjangan menjadi prioritas utama terkait pembangunan internasional. Hal ini menunjukkan bahwa kemiskinan dan kesenjangan merupakan suatu isu yang membutuhkan respon serius dunia internasional. Dalam isu ini didiskusikan mengenai kemiskinan (termasuk didalamnya juga isu pangan) dan kesenjangan global dan bagaimana cara mengatainya (Winarno, 2014; 44-46).

4. Isu Pembangunan Internasional

Isu pembangunan internasional yang dewasa ini didiskusikan mengenai munculnya suatu pergeseran peran. Pergeseran tersebut terjadi pada peran negara sebagai state-led development menjadi market-driven development yang merupakan imbas dari globalisasi ekonomi. Hal ini berakibat pada berkurangnya kapasitas suatu negara untuk melanjutkan program pembangunan (Winarno, 2014; 66-68).

5. Isu Kerjasama Kawasan

Kerjasama kawasan merupakan praktik politik yang banyak bermunculan setelah berakhirnya perang dunia kedua. Kerjasama kawasan ini merupakan kerjasama dan integrasi negara menurut skala kawasan. Di hampir setiap benua atau kawasan dapat ditemukan suatu bentuk kerjasama kawasan. Salah satu alasan yang mendorong kerjasama kawasan ini tercipta adalah sebagai tuntutan globalisasi dan masih ada beberapa faktor yang mendorong terjalinnya kerjasama kawasan (Winarno, 2014; 88-92).

6. Isu Globalisasi dan Krisis Demokrasi

Pengaruh globalisasi terhadap demokrasi bisa saja menjadi hal yang menguntungkan dan merugikan. Pasalnya demokrasi dapat memanfaatkan celah revolusi teknologi komunikasi informasi untuk dapat meluaskan cakupan wilayah implementasinya, akan tetapi lewat globalisasi pula demokrasi akan terancam dengan adanya ketimpangan. Globalisasi neoliberal cenderung menjadikan kuatnya kekuasaan ekonomi-politik hanya pada segelintir aktor saja (Winarno, 2014; 117-119).

7. Isu Lingkungan Hidup: Energi dan Pemanasan Global

Isu lingkungan hidup merupakan salah satu isu yang menjadi agenda global abad 21. Hal tersebut tidaklah aneh mengingat isu lingkungan hidup merupakan isu yang sangat banyak diperbincangkan masyarakat dunia terutama setelah berakhirnya ketegangan perang dingin antara AS dan Uni Soviet. Isu lingkungan menjadi isu global dikarenakan beberapa masalah yang ditimbulkan bersifat global dan memerlukan penanganan bersama akan hal tersebut. kemudian munculnya kesadaran masyarakat dunia untuk menjaga kelestarian the global commons yaitu sumber-sumber yang dimiliki bersama masyarakat dunia. Lalu banyak dari permasalahan lingkungan hidup yang terjadi di suatu negara berdampak pada negara lain disekitarnya. Maka tidaklah mengherankan apabila isu lingkungan hidup menjadi isu global (Winarno, 2014; 138-142).

8. Isu Terorisme Global

(3)

aksi-aksi mereka dapat melintasi batas-batas negara. Meluasnya aksi terorisme merupakan implikasi dari globalisasi yang telah mempermudah manusia dengan segala paham-pahamnya melintasi batas negara (Winarno, 2014; 168-171).

9. Isu Krisis Pangan Dunia

Ketika jumlah penduduk yang semakin bertambah, dan tidak diseimbangkan dengan pangan yang mencukupi maka hal ini akan menjadi masalah serius yang harus dihadapi di pelbagai negara. Karena begitu seriusnya masalah ini, Badan Pangan Dunia (FAO) membahas isu ini dengan mengadakan pertemuan di Roma karena naiknya harga pangan dunia. Banyak negara yang mengalami kelangkaan pangan, seperti Rusia, Pakistan, China, Timur Tengah, Afrika, Singapura, Mesir, bahkan Indonesia. (Winarno, 2014; 197-201)

10. Isu Hak Asasi Manusia

Isu HAM menjadi serius karena sekarang banyak bermunculan kasus-kasus yang terkait dengan pelanggaran HAM, seperti perang antar negara-negara barat dengan Libya yang bertujuan untuk menjatuhkan pemerintahan Khadafi. Yang akhirnya banyak korban berjatuhan dari warga sipil, setidaknya ada lebih dari 1000 rakyat Libya terbunuh. Jika dilihat dari peristiwa yang terjadi di Libya, aktor-aktor yang berpotensi, bisa melakukan pelanggaran HAM yang lebih kompleks (Winarno, 2014; 217-220).

11. Nasionalisme dan Konflik Etnik

Dampak dari globalisasi yang tidak terkendali, menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat. Hal tersebut bukan hanya menimbulkan perpecahan tetapi terjadi kesenjangan yang menimbulkan terbentuknya kelompok-kelompok dalam masyarakat, dan terjadinya konflik. Seperti di Kanada dan Belgia yang berkonflik antar kelompok bahasa. Di Amerika Serikat pun setelah sekelompok imigran datang, dan menerima satu bahasa nasional. Kemudian mereka menolak bahasa Inggris pada generasi kedua dan ketiga. Hal tersebut merupakan tanda bahwa telah menguatnya sukuisme di banyak tempat, yang bisa mengancam sukisme menjadi nasionalisme.Konflik antar etnik pun mulai bermunculan karena dampak kesenjangan, seperti konflik etnik di Rwanda antara etnik Tutsi dan etnik Hutu (Winarno, 2014; 236-239).

12. Proliferasi Senjata Nuklir

Isu proliferasi senjata nuklir ini menjadi isu yang hangat untuk diperbincangkan karena isu ini sudah terkait dengan keamanan global, dan karena itu pelbagai negara menjadi terlibat dalam isu ini. Seperti Iran, China, Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat. Senjata Nuklir menjadi sorotan global yang begitu menonjol karena senjata ini adalah alat penghancur massal, tentunya ini juga berhubungan dengan keamanan global (Winarno, 2014; 260-263).

13. Global Governance dan Tata Kelola Dunia Internasional

Isu ini muncul pada awal dekade 1990-an dengan tema “ International Governance, “ yang menjadi gagasan utama dalam buku “ Governance Without Government: Order and Change in The World Politics.” Yang dibuat oleh James N. Rosenau dan Ersnt-Otto Czempiel. Isu ini diakui karena merupakan subjek yang luas, dan belum dipelajari lebih mendalam. Munculnya isu ini karena semakin kompleksnya masalah yang dihadapi oleh masyarakat dunia internasional. Setidaknya ada dua aspek yang terkait dengan global governance, yaitu persoalan keamanan, dan persoalan ekonomi (Winarno, 2014; 282-284).

14. Korupsi dan The Captured State

(4)

15. Kejahatan Perdagangan Manusia (Human Trafficking)

Isu ini berkaitan dengan keamanan di suatu negara karena jika tingkat keamanan di suatu negara rendah maka sangat mungkin adanya ancaman dari pihak luar yang melakukan tindak kriminal seperti perdagangan manusia. Perdagangan manusia sudah ada sejak zaman kerajaan, dan penjajahan yang pada saat itu terjadi perbudakan di kalangan masyarakat. Isu ini juga berkaitan dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) karena setiap manusia berhak mendapatkan kehidupan yang lebih baik (Wianrno, 2014; 326-329).

16. Feminisme dan Kesetaraan Gender

Isu ini berawal sejak zaman yunani kuno, yang menganggap bahwa derajat wanita lebih rendah dari pada laki-laki. Bahkan sampai pada era perang dingin, wanita dan anak-anak menjadi korban, dan diperlakukan dengan tidak sewajarnya seperti penyiksaan, pemerkosaan, dan pembunuhan oleh para tentara yang berjenis kelamin laki-laki. Sehingga ini menjadi menguntungkan bagi kaum laki-laki, dan mengabaikan kepentingan kaum wanita. Bahkan dalam hal pendidikan pun, masih sedikit kaum wanita yang mendapatkan beasiswa, dan juga masih sedikit kaum wanita yang masuk ke ranah politik internasional. Feminisme pada dasarnya menuntut persamaan hak dan keadilan dengan laki-laki. Oleh karena itu, hal ini menjadi perhatian khusus dalam dunia internasional (Winarno, 2014; 355-357).

17. Liberalisasi Pendidikan Tinggi

Isu ini muncul akibat bertambahnya kebutuhan pendidikan tinggi di kalangan masyarakat. Masyarakat sekarang ini beraanggapan bahwa pendidikan dasar belum cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar. Menurut The General Agreement on Trade in Service mencakup post secondary technical and vocational education, and other higher education services leaading to university degree or equivalent, yaitu bertambahnya kebutuhan untuk berpendidikan tinggi, dan hal ini berarti pendidikan menjadi kebutuhan primer di kalangan masyarakat. Dampak dari pendidikan yang menjadi kebutuhan primer di kalangan masyarakat internasional adalah meningkatnya beasiswa pendidikan di pelbagai negara pada setiap tahunnya seperti Indonesia, Korea Selatan, Inggris, dll (Winarno, 2014; 378-381).

18. Isu Kejahatan Perdagangan Narkoba (Drugs Trafficking)

Perdagangan narkoba pada era globalisasi ini tergolong sebagai kejahatan transnasional. Hal ini disebabkan aktivitas perdagangan (jual-beli) narkoba telah melintasi batas-batas negara. Globalisasi adalah salah satu faktor yang tidak dapat dilepaskan dari fenomena tersebut dikarenakan globalisasi mempermudah aktivitas perdagangan dan pergerakan lintas batas negara. dampak yang ditimbulkan adalah kekhawatiran akan bahaya yang ditimbulkan pada manusia berusia produktif dalam lingkupan global. Hingga salah satu organisasi internasional (Perserikatan Bangsa Bangsa) membuat badan khusu yaitu United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC) (Winarno, 2014; 396-397).

19. Isu Privatisasi Air

(5)

C. Nilai-Nilai yang Terancam dari Tema Besar Isu Global

Nilai adalah “General convictions about what is good or bad, right or wrong, appropriate or inappropriate” (Jahar, Saepudin, dll, 2010; 161). Ketika suatu isu global mencuat kepermukaan kita dapat menyadari dari fenomena tersebut atas adanya keterancaman terhadap nilai-nilai dalam skala luas (global) sehingga perlu adanya tindakan atau respon bersama. Berikut ini adalah nilai-nilai yang terancam yang ditimbulkan oleh isu-isu global:

1. Isu Keamanan: Tradisional dan Non-Tradisional  Nilai keamana dan nilai kemanusiaan. 2. Isu Ekonomi dan Perdagangan  Nilai material dan nilai material.

3. Isu Kemiskinan dan Kesenjangan Sosial  Nilai keadilan dan Nilai kesetaraan. 4. Isu Pembangunan Internasional  Nilai kesejahteraan dan nilai material. 5. Isu Kerjasama Kawasan  Nilai kesejahteraan.

6. Isu Globalisasi dan Krisis Demokrasi  Nilai kebebasan dan keadilan. 7. Isu Lingkungan Hidup: Energi dan Pemanasan Global  Nilai keamanan. 8. Isu Terorisme Global  Nilai keamanan.

9. Isu Krisis Pangan Dunia  Nilai kesejahteraan, nilai keadilan, nilai material. 10. Isu HAM  Nilai kemanusiaan dan nilai keadilan.

11. Isu Nasionalisme dan Konflik Etnik  Nilai keamanan. 12. Isu Poliferasi Senjata Nuklir  Nilai keamanan.

13. Isu Global Governance dan Tata Kelola Dunia Internasional  Nilai keamanan dan kesejahteraan. 14. Isu Korupsi dan Captured State  Nilai keadilan, nilai kemanusiaan, nilai material.

15. Isu Kejahatan Perdagangan Manusia  Nilai kemanusiaan dan nilai keadilan. 16. Isu Feminisme dan Kesetaraan Gender  Nilai keadilan.

17. Isu Liberalisasi Pendidikan Tinggi  Nilai kemanusiaan dan keadilan. 18. Isu Kejahatan Perdagangan Narkoba  Nilai keamanan.

19. Isu Privatisasi Air  Nilai kebebasan dan keadilan.

Referensi:

Jahar, Asep Saepudin, dkk. 2010. Sosiologi Sebuah Pengantar: Tinjauan Pemikiran Sosiologi Perspektif Islam. ed. Yusron Razak. Jakarta: Laboratorium Sosiologi Agama.

Referensi

Dokumen terkait

PENETAPAN PENERIMA BANTUAN PENGADAAN DAN PENERAPAN ICT (INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY) PTAIS..

Information on RTE species protected territories, nesting sites and habitats (recognized and protected by relevant legislation) is cross checked during the processing for issuing

Fouling merupakan peristiwa kompleks hasil interaksi antara membran (termasuk di dalamnya pori- pori membran) dan komponen dalam umpan (pelarut, solut,

di urutan ketujuh di Indonesia untuk tingkat kemiskinan pada tahun 2012. Walaupun secara umum dari tahun ke tahun, Aceh telah berhasil menekan angka kemiskinan terutama sejak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi, motivasi kerja dan kinerja di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Binjai.. Penelitian ini merupakan

Untuk melihat resiko yang diterima oleh Operator penyelenggara telekomunikasi dan dampak yang akan terjadi pada layanan ke pelanggan, penulis pada jurnal

Bayi yang haus dan tidak puas ini akan berusaha untuk dapat air susu yang cukup dengan cara menambah kuat isapannya sehingga tidak jarang dapat menimbulkan luka-luka pada puting

Konstitusi tersebut membangkitkan minat baru berkenaan dengan doktrin yang termuat dalam dokumen-dokumen terdahulu tentang kesaksian dan kehidupan orang-orang Kristen