• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH

SKRIPSI

Oleh:

DAMAR ADY SETIAWAN

K5607005

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Damar Ady Setiawan

NIM : K5607005

Jurusan / Program Studi : POK / Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ PROFIL PPLP TENIS MEJA

JAWA TENGAH ” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain

itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 31 Juli 2012

Yang membuat pernyataan

(3)

commit to user

iii

PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH

Oleh:

DAMAR ADY SETIAWAN

K5607005

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(4)

commit to user

(5)

commit to user

(6)

commit to user

vi ABSTRAK

Damar Ady Setiawan. PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH.

Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 31 Juli 2012.

Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) Kepengurusan organisasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (2) Pembinaan Prestasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (3) Prasarana dan sarana yang ada di PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (4) Metode latihan yang dilaksanakan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (5) Prestasi yang pernah diraih PPLP Tenis Meja Jawa Tengah.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif . Subyek penelitian ini adalah PPLP Tenis Meja Jawa Tengah. Teknik pengumpiulan data menggunakan teknik dokumen, observasi/pengamatan dan wawancara secara langsung terhadap para pengurus, pelatih dan atlet. Teknik analisis data yang digunakan adalah Model Analisis yang meliputi komponen (1) Pengumpulan data (2) Reduksi data (3) Sajian data (4) Penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: (1) Organisasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena di dalam organisasi tersebut telah dilengkapi dengan unsur-unsur yang mendukung jalannya organisasi dan adanya pembagian kerja yang baik. (2) Pembinaan prestasi yang dilaksanakan oleh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena pembinaan yang dilakukan melalui tahap-tahap pembinaan yang meliputi unsur pemassalan, pembibitan dan pemanduan bakat. (3) Prasarana dan sarana yang dimiliki PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena dapat mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam memajukan pembinaan prestasi atlet. (4) Program latihan yang dilakukan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah cukup baik, karena tidak adanya periodesasi latihan dalam menghadapi kejuaraan, yang ada hanya program latihan dalam sehari-hariyang meliputi latihan teknik dasar dan latihan fisik. (5) Prestasi yang diraih oeh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah di tingkat Nasional adalah baik, hal ini dapat dilihat dari setiap kejuaraan-kejuaraan yang diadakan di tingkat Nasional.

Simpulan penelitian ini adalah Profil PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik dalam proses pembinaan dan prestasi atlet.

(7)

commit to user

vii ABSTRAK

Damar Ady Setiawan. PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH.

Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Surakarta, 31 Juli 2012.

Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) Kepengurusan organisasi PPLP

Tenis Meja Jawa Tengah (2) Pembinaan Prestasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah

(3) Prasarana dan sarana yang ada di PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (4) Metode

latihan yang dilaksanakan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (5) Prestasi yang

pernah diraih PPLP Tenis Meja Jawa Tengah.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif . Subyek

penelitian ini adalah PPLP Tenis Meja Jawa Tengah. Teknik pengumpiulan data

menggunakan teknik dokumen, observasi/pengamatan dan wawancara secara

langsung terhadap para pengurus, pelatih dan atlet. Teknik analisis data yang

digunakan adalah Model Analisis yang meliputi komponen (1) Pengumpulan data

(2) Reduksi data (3) Sajian data (4) Penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: (1) Organisasi PPLP Tenis

Meja Jawa Tengah adalah baik, karena di dalam organisasi tersebut telah

dilengkapi dengan unsur-unsur yang mendukung jalannya organisasi dan adanya

pembagian kerja yang baik. (2) Pembinaan prestasi yang dilaksanakan oleh PPLP

Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena pembinaan yang dilakukan melalui

tahap-tahap pembinaan yang meliputi unsur pemassalan, pembibitan dan

pemanduan bakat. (3) Prasarana dan sarana yang dimiliki PPLP Tenis Meja Jawa

Tengah adalah baik, karena dapat mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan yang

dilakukan dalam memajukan pembinaan prestasi atlet. (4) Program latihan yang

dilakukan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah cukup baik, karena tidak adanya

periodesasi latihan dalam menghadapi kejuaraan, yang ada hanya program latihan

dalam sehari-hariyang meliputi latihan teknik dasar dan latihan fisik. (5) Prestasi

(8)

commit to user

viii

hal ini dapat dilihat dari setiap kejuaraan-kejuaraan yang diadakan di tingkat

Nasional.

Simpulan penelitian ini adalah Profil PPLP Tenis Meja Jawa Tengah

adalah baik dalam proses pembinaan dan prestasi atlet.

(9)

commit to user

ix MOTTO

ƒ Ekspesikan Dirimu Seperti Yang Kau Mau

(Penulis)

ƒ Orang dikatakan hebat ababila mampu melawan kebiasaan buruk yang ada

pada dirinya.

(penulis)

ƒ Sesungguhnya shalatku , ibadatku , hidupku dan matiku hanyalah untuk

Allah , Tuhan alam semesta

(10)

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

— Bapak dan Ibu

Doamu yang tiada pernah terputus, kerja kerasmu yang tiada henti,

pengorbanan dan kasih sayangmu yang tiada terbatas. Semuanya membuatku

bangga memiliki kalian. Inilah sebagai tanda bakti dan hormatku, terimakasih

banyak atas segala apa yang kalian berikan.

— Adikku Dimas Kurniawan

Terima kasih karena selalu mendukungku dan mendoakanku hingga

terselesaikan skripsi ini dengan baik.

— Ghuank, Budeng, Aples, Gepenk, Kotak, Ari-joe, Pati, Ucil, Doni

Terima kasih karena selalu menemani, mendukungku dan memberi

semangat saat kujatuh. Terima kasih atas perjuangan dan kerjasamanya. Terima

kasih juga atas persahabatan dan kekeluargaannya selama ini. Terimakasih

karena kalian selalu ada untukku. “ ALWAYS!! REMEMBER OUR FRIENDSHI ”

— Paguyuban Kepor 07

Terima kasih atas semangat, perjuangan dan kerjasamanya

.

— PPLP Tenis Meja Jawa Tengah

Terima kasih atas ijinnya dan bantuannya, sehingga penelitian saya

(11)

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan

skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi

berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.,Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H.Mulyono, M.M, Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Agustiyanta, M.Pd, Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,

juga selaku pembimbing I .

4. Bapak Drs. Sugiyoto. M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

5. Pengurus PPLP Tenis Meja Jawa Tengah, beserta staf dan jajarannya.

6. Atlet PPLP Tenis Meja Jawa Tengah yang telah bersedia menbantu dalam

proses penelitian ini.

7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang

Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat

bermanfaat.

Surakarta, 31 Juli 2012

(12)

commit to user

a. Permainan Tenis Meja……..………

b. Keterampilan Teknik Bermain Tenis Meja ……..…………

2. Organisasi…...……….

a. Pengertian Organisasi...………

b. Organisasi Olahraga....………

c. Struktur dan Bagan Organisasi...………...

(13)

commit to user

xiii

d. Unsur-unsur Organisasi……….………..

e. Pengertian Manajemen………

f. Pengertian Administrasi………..

g. Pengertian Kepemimpinan………..

3.Prasarana dan Sarana…………..………

a. Pengertian Prasarana dan Sarana……….………

b. Prasarana dan Sarana Olahraga Tenis Meja………

4. Metode Pembinaan Prestasi………...

a. Pemassalan……….………

b. Pembibitan Atlet...………….

c. Pembinaan Prestasi………..……..

5. Program Latihan………...

a. Pengertian Program Latihan...………

b. Pengertian Latihan...

c. Aspek-aspek Latihan...……….

6. Prestasi dalam Pembinaan Olahraga………...…

a. Kualitas Atlet...…

b. Peranan Pelatih...………

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi dalam

Olahraga...

7. Sumber Daya Manusia...

a. Pelatih...

b. Atlet...

c. Pengurus...

B. Kerangka Berpikir ...……….

BAB III METODE PENELITIAN ...………...

(14)

commit to user

xiv

BAB IV HASIL PENELIITIAN...………...

A. Deskripsi Data...

1. Organisasi...

2. Pembinaan Prestasi...

3. Prasarana dan Sarana...

4. Program Latihan...

5. Prestasi...

B. Analisis Data...

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN...

A. Kesimpulan...

B. Implikasi...

C. Saran...

DAFTAR PUSTAKA...

LAMPIRAN-LAMPIRAN...

47

47

47

50

51

53

55

63

66

66

67

67

68

(15)

commit to user

xv DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perlengkapan Kantor Sekretariat PPLP Tenis Meja Jawa

Tengah Dari Tahun 2007-2011 ...

Tabel 2. Peralatan Latihan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah Dari

Tahun 2007-2011 ...

Tabel 3. Jadwal Latihan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah ...

Tabel 4 Lanjutan Jadwal Latihan PPLP Tenis Meja Jawa

Tengah. ...

Tabel 5. Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2007 ...

Tabel 6. Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2008 ...

Tabel 7. Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2009 ...

Tabel 8. Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2010……….

Tabel 9. Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2011 ...

52

52

53

54

55

57

58

60

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Shakehands Grip………...

Gambar 2. Penhold grip………..

Gambar 3. Seemiller Grip………..

Gambar 4. Tiga tipe dasar spin...

Gambar 5. Sudut-sudut bet mulai dari posisi bet terbuka sampai

Bet tertutup………

Gambar 6. Posisi siap……….

Gambar 7. Rangkaian gerakan pukulan forehand...

Gambar 8. Rangakian gerakan pukulan backhand...

Gambar 9. Urutan pelaksanaan servis forehand topspin...

Gambar 10. Urutan pelaksanaan servis backhand topspin...

Gambar 11. Urutan pelaksanaan servis forehand backspin...

Gambar 12. Urutan pelaksanaan servis backhand backspin...

Gambar 13. Penempatan diri yang benar...

Gambar 14. Kunci keberhasilan : gerakan kaki two-step. Hodges L...

9

10

10

11

12

13

14

15

17

18

18

19

20

(17)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga telah membudaya di masyarakat indonesia. Berbagai lapisan

masyarakat banyak yang gemar berolahraga. Hal ini menunjukkan bahwa, orang

telah menyadari akan pentingnya manfaat berolahraga bagi pelakunya. Olahraga

dapat meningkatkan derajat kesehatan baik fisik maupun mental. Olahraga juga

dapat berfungsi sebagai media pendidikan dan untuk mencapai prestasi.

Berbagai macam cabang olahraga prestasi telah berkembang di

indonesia, salah satunya adalah cabang olahraga tenis meja. Tenis meja

merupakan salah satu cabang olahraga warisan dari nenek moyang. Namun pada

kenyataanya cabang olahraga Tenis meja sebetulnya memasyarakat namun masih

kurang populer dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya. Hal ini

dikarenakan cabang olahraga tenis meja membutuhkan prasarana dan sarana

khusus dan lebih mahal.

Meskipun cabang olahraga tenis meja kurang populer, namun saat ini

mengalami perkembangaan dan kemajuan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat

dari segi aspek organisasi, pembinaan, dan banyaknya kegiatan pertandingan di

tingkat daerah maupun tingkat nasional. Sejalan dengan pertumbuhan dan

perkembangan cabang olahraga tenis meja, maka untuk mencapai prestasi harus

selalu diupayakan.

Mencapai prestasi tenis meja secara maksimal tidaklah mudah. Untuk

mencapai prestasi yang tinggi harus dipersiapkan sejak dini, usaha keras dan

didukung faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi. Pembinaan

dan pelatihan sejak usia dini harus dilakukan, karena proses untuk mencapai

prestasi membutuhkan waktu yang lama. Pembinaan dan pelatihan sejak usia dini

memungkinkan untuk mencapai prestasi seperti yang diharapkan. Seperti

dikemukakan Soeharsono (1991) dalam Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin

(18)

commit to user

dilakukan sejak usia anak-anak atau pada usia muda. Hal ini penting sekali untuk

diketahui, karena pembinaan dan pengembangan atlet sejak usia muda akan dapat

berhasil dibandingkan apabila mulainya telah terlambat”.

Anak-anak merupakan sasaran yang sangat strategis bagi perkembangan

prestasi olahraga, khususnya cabang olahraga tenis meja di masa mendatang.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan di antaranya peningkatan pengadaan

prasarana dan sarana, pemassalan, pemanduan bakat, peningkatan kualitas

pembinaan dan lain sebagainya.

Pembinaan dan pelatihan sejak usia dini merupakan salah satu langkah

untuk menciptakan petenis meja yang berprestasi. Anak-anak merupakan

kelompok individu yang usianya relatif muda. Melalui pembinaan dan pelatihan

yang berkualitas diharapkan menjadi bibit-bibit petenis yang berpotensi, sehingga

mampu mengangkat prestasi tenis meja indonesia di tingkat internasional.

Unsur-unsur yang penting serta mendukung di dalam upaya

meningkatkan prestasi tenis meja antara lain pembinaan teknik, pembinaan fisik,

dan pembinaan kematangan juara. Di samping pembinaan tersebut di atas, masih

banyak faktor eksternal yang dapat mempengaruhi peningkatan prestasi misalnya

Manajemen, Organisasi, Pengurus, Pelatih dan lain sebagainya. Sebagai upaya

untuk meningkatkan prestasi olahraga perlu terus dilaksanakan pembinaan sedini

mungkin melalui pencarian dan pemantauan bakat, Pembibitan, Pendidikan dan

Pelatihan olahraga prestasi yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi

secara lebih efektif dan efisien serta peningkatan kualitas organisasi keolahragaan

baik ditingkat pusat maupun daerah.

Organisasi olahraga merupakan suatu wadah yang bergerak dalam

olahraga bertujuan untuk mencapai prestasi yang maksimal dalam olahraga.

Kerjasama antar orang-orang yang terlibat di dalamnya harus terjalin dengan baik,

mempunyai rencana atau program kerja yang jelas. Melalui organisasi, maka akan

lebih jelas langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mewujudkan tujuannya.

Hubungan yang harmonis, kerjasama yang kompak, program kerja yang baik,

sehingga organisasi dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan prestasi

(19)

commit to user

Kelangsungan dan kelancaran dari kegiatan organisasi tidak lepas dari

pendanaan. Dana merupakan faktor yang menentukan pelaksanaan dari kegiatan

olahraga.dana yang memadai, maka kegiatan dapat berjalan dengan lancar

sehingga akan menopang pencapaian prestasi maksimal. Suatu organisasi harus

mampu untuk mencarikan atau mendapatkan sumber dana, sehingga organisasi

tetap hidup dan mampu menjalankan program kerja yang telah direncanakan.

Sumber dana dalam sebuah organisasi dapat dihasilkan dari anggota organisasi

maupun dari luar organisasi. Tanpa dana yang memadai tujuan dari organisasi

olahraga yaitu prestasi maksimal sulit untuk dicapai.

Kelancaran dan kualitas latihan dari aktivitas olahraga harus didukung

prasarana dan sarana yang baik. Kemajuan sarana yang serta modern merupakan

tuntutan yang harus dipenuhi guna menunjang pelaksanaan latihan. Prasarana dan

sarana yang mendukung pelaksanaan latihan dapat berjalan dengan lancar serta

kualitas dari latihan meningkat lebih baik. Kelengkapan sarana yang dibutuhkan

sesuai dengan cabang olahraga yang dibina, maka kemampuan atletnya akan

meningkat lebih baik. Faktor-faktor yang mendukung pencapaian prestasi dapat

dikembangkan secara maksimal, sehingga kualitas atlet akan meningkat dan

prestasi maksimal dapat diwujudkan.

Prestasi maksimal merupakan obsesi dari setiap atlet yang menekuni

olahraga yang dipelajarinya. Keberhasilan prestasi atlet tidak lepas dari dukungan

berbagai pihak. Seorang pelatih yang berkualitas memegang peranan penting

terhadap peningkatan kemampuan atlet. Pelatih mempunyai peranan penting,

dimana seorang pelatih harus mampu menerapkan program latihan yang sesuai

dengan kemampuan atletnya, harus memantau setiap latihan yang dilakukan serta

membina terus menerus. Di samping itu juga seorang pelatih harus mampu

menyalurkan dan mengembangkan prestasi yang dimiliki atlet.

PPLP tenis meja Jawa Tengah merupakan salah satu PPLP di Indonesia

yang baru berdiri pada tahun 2007. Meskipun PPLP Tenis Meja Jawa Tengah baru

berdiri 4 tahun namun sudah cukup berprestasi baik ditingkat Daerah maupun

Nasional. Hal ini dapat dilihat prestasi yang dihasilkan satu tahun terakhir,

(20)

commit to user

POPWIL di Semarang tahun 2010, Juara 3 beregu putra dan putri dan Juara 1

tunggal putri SILATARUNA seri ke-3 di jogja.

Dengan melihat prestasi yang diraih oleh PPLP Tenis meja Jawa Tengah

dan dengan mengetahui keadaan di PPLP Tenis meja Jawa Tengah mengenai

pelaksanaan pembinaan prestasi, keadaan sarana dan prasarana, serta aspek-aspek

yang mendapat perhatian dalam pembinaan prestasi. Maka perlu diadakan

penelitian yang diharapkan dapat memberikan suatu masukan bagi

pengurus-pengurus lain yang belum maju khususnya dalam program pembinaan prestasi,

khususnya di daerah-daerah lain. Dengan demikian diharapkan PPLP tenis meja

yang belum maju tersebut dapat meningkatkan prestasinya.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang kegiatan pembinaan olahraga tenis meja dengan

judul ”PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat

mengarah pada pemikiran adanya berbagai masalah yang dapat diidentifikasikan

sebagai berikut :

1. Cabang olahraga tenis meja di Indonesia perlu penanganan yang lebih baik.

2. Pembinaan olahraga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas

Sumber Daya Manusia, termasuk di dalamnya pengelola, pelatih dan atlit.

3. Adanya kepengurusan organisasi yang baik sebagai sarana pembinaan

olahraga yang baik.

4. Pembinaan olahraga merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas olahraga.

5. Perlu prasarana dan sarana yang memadai untuk kelancaran pembinaan

olahraga.

6. Program latihan yang baik merupakan faktor penting untuk meningkatkan

prestasi tenis meja.

(21)

commit to user

C. Pembatasan Masalah

Dari masalah yang diidentifikasikan, perlu adanya pembatasan masalah,

maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut :

1. Kepengurusan organisasi PPLP Tenis meja Jawa Tengah.

2. Pembinaan prestasi pada PPLP Tenis meja Jawa Tengah.

3. Prasarana dan Sarana PPLP Tenis meja Jawa Tengah.

4. Program metode latihan yang dilaksanakan pada PPLP Tenis meja Jawa

Tengah.

5. Prestasi yang pernah diraih oleh PPLP Tenis meja Jawa Tengah.

D. Perumusan Masalah

Dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah ada, maka

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kepengurusan organisasi PPLP Tenis meja Jawa Tengah ?

2. Bagaimana metode pembinaan prestasi yang dilaksanakan PPLP Tenis meja

Jawa Tengah ?

3. Bagaimana keadaan prasarana dan sarana yang digunakan PPLP Tenis meja

Jawa Tengah ?

4. Bagaimana metode latihan yang diterapkan oleh PPLP Tenis meja Jawa

Tengah ?

5. Prestasi apakah yang pernah diraih PPLP Tenis meja Jawa Tengah ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka

penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui perkembangan organisasi PPLP Tenis meja Jawa Tengah.

2. Mengetahui metode pembinaan prestasi pada PPLP Tenis meja Jawa Tengah.

(22)

commit to user

4. Mengetahui metode program latihan PPLP Tenis meja Jawa Tengah.

5. Mengetahui prestasi yang pernah diraih dan PPLP Tenis meja Jawa Tengah.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :

1. Bagi PPLP Tenis meja Jawa Tengah dapat sebagai bahan evaluasi untuk

mempertahankan dan meningkatkan kualitas prestasi atletnya.

2. Dapat memberikan rangsangan yang positip bagi pengurus, atlit dan pelatih

(23)

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tenis Meja

a. Permainan Tenis Meja

Permainan tenis meja merupakan olahraga yang dapat dilakukan dua orang

atau lebih dengan menggunakan peralatan dan peraturan tertentu. Permainan ini

bukanlah suatu permainan yang rumit dan dapat dimainkan di dalam rumah atau

di dalam ruangan dengan peralatan sederhana yang tidak memerlukan tempat

ataupun ruangan yang luas.

Olahraga tenis meja merupakan suatu olahraga yang cepat dan tepat

sehingga seseorang yang bermain memerlukan kemampuan-kemampuan tertentu

atau seseorang akan terbawa kepada tingkat kemampuan yang dimiliki. Hal ini

akan terlihat pada saat melakukan latihan secara kontinyu sehingga seseorang atau

atlet akan mengalami peningkatan kemampuan keterampilannya (Hanik. L, 2004:

4).

Permainan tenis meja merupakan olahraga yang membutuhkan

keterampilan gerak. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Mangi, Jolk, dan Dayton dalam M. Furqon (2002: 16) mengemukakan

syarat-syarat kesegaran jasmani untuk bermain tenis meja, dimana keterampilan

menempati urutan pertama dengan kategori sangat penting. Keterampilan gerak

dapat diartikan sebagi suatu kemampuan melaksanakan tugas-tugas gerak tertentu

dengan baik. “Cronback dalam Agus Dama dalam Sudjarwo dan Budi Satyawan

(1994: 17) mendefinisikan keterampilan dengan kata seperti otomatik cepat dan

akurat”. Lebih lanjut disebutkan gerakan keterampilan menurut “ Sugiyanto dan

Sudjarwo (1992: 222) adalah gerakan yang memerlukan koordinasi dan kontrol

gerak yang cukup komplek, untuk menguasainya diperlukan proses belajar gerak,

(24)

commit to user

Untuk bisa memiliki gerakan yang efisien diperlukan keterlibatan berbagai

unsur kemampuan yang ada pada individu secara menyeluruh. Unsur yang

mendukung kemampuan gerak agar efisien tidak hanya kemampuan fisik saja

tetapi dibutuhkan kemampuan mental dan kemampuan emosional. Ketiga

komponen tersebut harus berfungsi dalam mekanisme yang serasi dan saling

mendukung. “Ada tiga prasyarat untuk gerakan yang efisien yaitu komponen

fisik, mental, dan emosional” Broer dan Zernicker, dalam Sudjarwo dan Budi

Satyawan (1994: 19), ketiga komponen tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Komponen fisik, meliputi: 1) Ketahanan

2) Fleksibilitas 3) Kekuatan 4) Power otot

5) Akuitas indera penglihat, pendengar, pembau, peraba, kinestetik, dan impresi dari kanal semisirkular.

b. Komponen mental, meliputi:

1) Kesadaran akan keadaan keterampilan.

2) Kemampuan mengerti dengan cepat, membuat keputusan yang cepat

untuk mengatasi problem gerak, menangkap hubungan special, memaksir objek yang bergerak, menaksir lamanya waktu, menaksir tekanan dan intensitas, mengingat gerakan lampau (memori kinestetik), dan mengerti mekanika gerakan.

c. Komponen emosional, meliputi: 1) Ketiadaan gangguan emosional.

2) Adanya kebutuhan atau keinginan mempelajari atau melakukan gerakan.

3) Memiliki sifat positif terhadap gerakan dan kontrol diri.

Besarnya peranan setiap unsur kemampauan tidak selalu sama pada setiap

gerakan. Untuk mendapatkan kualitas gerakan sangat tergantung pada perpaduan

antara aspek sensorik dan aspek motorik sistem syaraf secara efisien. Perpaduan

yang baik dari kedua aspek ini dapat dicapai melalui proses belajar gerak dimana

proses ini menuntut kesungguhan, keteraturan, dan intensitas yang memadai.

Semakin sering melakukan gerakan, individu semakin terbiasa. Hal ini akan

mendorong tercapainya kebenaran gerak yang dilakukan dan pada akhirnya, akan

(25)

commit to user

b. Keterampilan Teknik Bermain Tenis Meja

Tenis meja merupakan olahraga permainan, dimana di dalam

memainkannya dibutuhka keterampilan yang cukup tinggi. Oleh karena itu agar

mampu bermain tenis meja dengan terampil, maka seorang pemain pemula harus

menguasai teknik permainan tenis meja. Menurut Hodges L (1996: 17) “Ada lima

langkah utama bermain tenis meja untuk pemula yaitu:

1) Cara memegang dan mengontrol bet. 2) Spin dan sudut bet (permainan spin).

3) Posisi siap, pukulan forehand dan backhand. 4) Servis permulaan.

5) Penempatan dan pengaturan kaki.

Langkah-langkah bermain tenis meja adalah sebagai berikut:

1) Cara Memegang dan Mengontrol Bet

Menurut Hodges L (1996: 14) ada tiga cara memegang bet dalam

bermain tenis meja yaitu:

a) Shakehands grip

Shakehands artinya “berjabat tangan”. Kelebihan pegangan Shakehands grip adalah dengan grip ini seorang pemain dapat melakukan forehand stroke dan backhand stroke tanpa merubah grip (pegangan), pegangan ini paling baik untuk bermain jauh dari meja, cara memegangnya adalah:

(1) Bidang bet berstandar pada lekuk antara ibu jari dan jari telunjuk. (2) Kuku ibu jari tegak lurus dengan permukaan bet.

(3) Jari telunjuk berada di bawah permukaan bet.

(4) Untuk memperkuat pukulan forehand putar bagian atas bet

kearah anda.

(5) Untuk memperkuat pukulan backhand, putas bagian atas bet

menjauh dari anda, seperti cara berjabat tangan.

(26)

commit to user

b) Penhold Grip

Penhold artinya “memegang pena”. Cara memegang bet ini adalah seperti memegang pena. Style ini lebih popular di Asia. Dengan grip ini hanya mempergunakan salah satu sisi dari bet. Kelebihannya antara lain sangat baik untuk pukulan forehand, pukulan backhand yang cepat, mudah menggunakan pergelangan tangan pada setiap pukulan, khususnya saat melakukan servis. Cara memegang bet gaya penhold grip adalah:

(1)Pegang bet mengarah ke bawah dengan pegangan mengarah ke atas (Gambar 2a), pegang bet tepat dimana pegangan menyatu dengan bidang bet dengan menggunakan ibu jari dan ibu telunjuk (cara ini sama dengan cara memegang pena).

(2)Tekukkan tiga jari yang lainnya pada sisi bet yang lain, (penhold grip gaya China, Lihat gambar 2b) atau meluruskannya mengarah ke bagian bawah bet dengan jari yang dirapatkan, (penhold grip gaya Korea, lihat gambar 2c).

Gambar 2. Penhold grip (Kertamanah A., 2003 : 2-3)

c) Seemiller Grip

Seemiller grip yang juga dikenal dengan American grip, adalah versi dari Shakehands grip. Kelebihannya antara lain memberikan kesempatan para pemain untuk melakukan blok yang baik. Adapun cara memegang bet adalah sebagai berikut:

(1)Pegang bet dengan shakehands grip.

(2)Putar bagian atas bet dari 20 menjadi 90 derajat ke arah tubuh (gambar 3).

(3)Lekukan jari telubnjuk di sepanjang sisi bet.

(27)

commit to user

2) Spin dan Sudut Bet (Permainan Spin)

Tenis meja adalah sebuah permainan putaran. Hampir setiap pukulan dan

servis yang dilakukan menyebabkan bola berputar, dan untuk memahami cara

melakukannya maka setiap pemain harus memahami tipe putaran (spin). Setiap

pemain yang baik harus menggunakan spin pada setiap pukulan mereka. Pemain

penterang menggunakan top spin untuk mengontrol serangannyan sedangkan

pemain yang bertahan menggunakan back spin untuk mengontrol pertahanannya.

Hampir semua pemain menggunakan side spin untuk melakukan servis agar lawan

tidak dapat mengembalikan bola dengan keras. “Tanpa spin, permainan akan

menjadi berbeda dan tidak menarik”.

Menurut Hodges L.(1996 : 25) ada tiga tipe dasar spin yaitu: Topspin,

Backspin, dan Sidespin (lihat gambar 4)

Gambar 4. Tiga tipe dasar spin. Hodges L.(1996 : 25)

a) Topspin

Topspin dilakukan dengan memukul bagian belakang bola (biasanya mengarah ke atas) dengan pukulan mengarah ke atas. Ciri-ciri pukulan topspin adalah : (1) Bola bergerak mengarah ke bawah, ini berarti bola yang dipukul dengan keras biasanya akan menuju bagian ujung meja dan masih tetap bisa menyentuh meja. (2) bola memantul setelah menyentuh meja, menjauh dari jangkauan lawan sehingga sulit dikembalikan. (3) Pengembalian bola tinggi atau keluar dari meja.

b) Backspin

(28)

commit to user

c) Sidespin

Sidespin dilakukan dengan memukul bagian belakang bola (biasanya mengarah ke samping) dengan pukulan mengarah ke samping. Bola berputar seperti piringan hitam. Ciri-ciri sidespin adalah: (1) Bola berputar menyamping. (2) Bola akan memantul ke bagian samping saat menyentuh meja. (3) Bila spin tidak diperhitungkan sebelumnya bola akan keluar dari sisi meja. (4) Sidespin sangat efektif dilakukan pada saat servis.

Pengembalian bola dalam permainan tenis meja sangat bervariatif sesuai

dengan apa yang dikehendaki berdasarkan respon yang diterima. Hal ini

disebabkan sudut-sudut bet saat mengembalikan bola mempunyai ciri khas

tersendiri. Simpson P. (1986: 19) menggambarkan diagram sudut-sudut bet saat

mengembalikan bola seperti dalam gambar 5 berikut:

Gambar 5. Sudut-sudut bet mulai dari posisi bet terbuka sampai

bet tertutup.(Simpson P., 1989 : 19)

3) Posisi Siap, Pukulan Forehand, dan Pukulan Backhand.

Posisi siap adalah posisi terpenting sebelum bermain tenis meja. Menurut

Hodges L. (1996: 34), “Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemain

pemula dalam mengambil posisi siap yaitu:

a) Tubuh harus di seimbangkan.

b) Kaki mengarah tegakl lurus terhadap endline (garis ujung meja).

c) Kaki kanan diletakkan sedikit ke belakang, dengan tubuh tetap

(29)

commit to user

d) Berat badan bertumpu pada kedua kaki.

e) Lutut harus diletakkan, dengan badan yang sedikit dicondongkan. f) Jaga posisi dengan tetap rileks, lihat gambar 6.

Gambar 6. Posisi siap. Hodges L.(1996 : 34).

Tahapan selanjutnya adalah melakukan pukulan forehand dan backhand.

Pukulan forehand adalah setiap pukulan yang dilakukan dengan bet yang

digerakkan ke arah kanan siku untuk pemain yang menggunakan tangan kanan,

dan ke kiri untuk pemain yang menggunakan tangan kiri. Pukulan backhand

pukulan yang dilakukan dengan bet yang digerakkan ke arah kiri untuk pemain

yang menggunakan tangan kanan, dan ke kanan untuk pemain yang menggunakan

tangan kiri.

Adapun langkah-langkah pukulan forehand adalah sebagai berikut:

a) Dalam posisi siap.

b) Tangan dilemaskan.

c) Bet sedikit di buka untuk menghadapi backspin, sedikit di tutup untuk

menghadapi topspin.

d) Pergelangan tangan lemas dan sedikit dimiringkan ke bawah.

e) Bergerak untuk mengatur posisi, kaki kanan sedikit ke belakang untuk

melakukan forehand. (Gambar 7a)

Tahap pelaksanaan pukulan forehand dalam tenis meja adalah

(30)

commit to user

a) Backswing

(1)Putar tubuh ke belakang dengan bertumpu pada pinggang dan

pinggul.

(2)Putar tangan ke belakang dengan bertumpu pada siku.

(3)Berat badan dipindahkan ke kaki kanan.

(4)Untuk menghadapi backspin bet harus digerakkan lebih rendah.

(Gambar 7b)

b) Fordwardswing.

(1)Berat badan dipindahkan ke kaki kiri

(2)Tubuh di putar ke belakang bertumpu pada pinggang dan pinggul.

(3)Tangan diputar ke depan dengan bertumpu pada siku.

(4)Kontak bola dilakukan di depan sisi kanan tubuh. (Gambar 7c).

Tahap akhir

Tahap akhir pukulan forehand adalah :

(1)Bet bergerak ke depan dan sedikit di naikkan ke atas.

(2)Kembali ke posisi siap. (Gambar 7d)

Gambar 7. Rangkaian gerakan pukulan forehand (Hodges L. 1996 : 35-37).

Untuk teknik pelaksanaan pukulan backhand di bagi menjadi tiga tahap

yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Untuk tahap persiapan

adalah sebagai berikut:

1) Dalam posisi siap.

(31)

commit to user

3) Bet sedikit di buka untuk menghadapi backspin, sedikit di tutup

untuk menghadapi topspin.

4) Pergelangan tangan lemas dan sedikit dimiringkan ke bawah.

5) Bergerak untuk mengatur posisi, kaki kanan sedikit ke belakang

untuk melakukan backhand. (Gambar 8).

Tahap pelaksanaan pukulan forehand dalam tenis meja

adalah sebagai berikut:

a) Backswing

(1) Bet digerakkan sejajar dengan pinggang.

(2) Untuk menghadapi underspin, bet direndahkan sedikit.

(3) Pergelangan tangan dimiringkan ke belakang.

(4) Bet dalam keadaan tegak lurus atau sedikit ditutup untuk

menghadapi topspin dan sedikit di buka untuk menghadapi

backspin.

b) Forward Swing

(1) Bet langsung diayunkan ke depan.

(2) Siku bergerak sedikit ke arah depan.

(3) Kontak dilakukan di depan sisi kiri tubuh.

(4) Gerakan pada ujung pergelangan tangan ke bawah saat

melakukan pukulan sehingga pergelangan tangan menghadap

meja dengan bet dalam keadaan tertutup, lihat gambar 8a untuk

back swing dan gambar 8b. untuk forward swing berikut.

Tahap akhir dari pukulan backhand adalah bet bergerak ke arah

bola dan kembali posisi siap, seperti pada gambar 8 berikut:

Gambar 8. Rangakian gerakan pukulan backhand

(32)

commit to user

4) Servis Permulaan (mengambil inisiatif)

Servis adalah pukulan bola pertaman yang dilakukan oleh server.

Pukulan ini dimulai dengan bola yang dilambungkan ke atas dari telapak tangan

dan kemudian di pukul dengan bet. Dalam bermain tenis meja, servis merupakan

hal yang penting dan sangat perlu dilakukan. Anda dapat saja memukul bola

tinggi di atas net saat anda melakukan servis, hanya untuk memulai permainan.

Tapi servis ini akan memberikan kesempatan pada lawan anda untuk melepaskan

pukulan yang akan memulai rally. Karena lawan anda pasti telah melewati banyak

waktu untuk menyempurnakan servisnya, ia akan menggunakan inisiatif saat

melakukan servis, dan anda akan rugi sekali jika tidak melakukan hal yang sama.

Sebelum melakukan servis seorang pemain harus mengetahui

peraturan-peraturan dalam melakukan servis. Peraturan-peraturan-peraturan tersebut berdasarkan

peraturan terbaru PP-PTMSI tahun 2003 adalah sebagai berikut:

a) Pada permulaan servis, bola harus diam secara bebas di atas

permukaan telapak tangan, terbuka dala genggaman tangan server, di belakang garis akhir dan di atas permukaan meja.

b) Server harus melambungkan bola ke atas tanpa memberikan spin, bola dilambungkan sedikitnya 16 cm dari permukaan telapak tangan bebas dan kemudian turun tanpa menyentuh apapun sebelum dipukul.

c) Ketika bola turun, server harus memukulnya sehingga pertama kali yang disentuhnya adalah bagian mejanya. Dan setelah melewati net lalu menyentuh bagian meja penerima bola. Pada ganda, bola harus menyentuh bagian kanan dari server dan receiver secara berturut-turut. d) Bola dan bet harus di atas permukaan meja dari waktu terkhir, dimana

bola dalam keadaan diam sebelum dilambungkan untuk dipukul.

e) Pada saat bola dipukul, bola harus berada di belakang garis akhir server tetapi tidak melewati bagian dari badan bagian belakang server kecuali tangannya. Kepalanya atau kaki yang terlalu jauh dari garis akhir mejanya.

Menurut Hodges L, (1996: 43) ada empat cara yang perlu di pelajari dari

awal bagaimana cara mempelajari servis, yaitu: forehand topspin, backhand

topspin, forehand backspin, dan backhand backspin. Adapun penjelasannya

(33)

commit to user

(1)Servis forehand topspin

(a) Tahap persiapan, bet kira-kira tegak lurus dengan lantai,

pergelangan tangan bebas agak dimiringkan kea rah bawah serta tangan tidak kaku, (lihat gambar 9a).

(b)Tahap pelaksanaan, tarik bet ke belakang kira-kira satu kaki jaraknya lantai, dan lemparkan bola ke atas kira-kira 6 inchi atau setinggi mata, (lihat gambar 9b).

(c) Bet digerakkan ke depan, serempet bagian bawah bola ke atas untuk menimbulkan topspin yang lebih kuat, pukul bagian belakang bola dengan sangat mendatar agar bola bergerak lebih cepat, (lihat gambar 9c).

(d)Tahap akhir, ikuti gerak bet secara alami, bagian akhir sedikit ke atas untuk topspin yang lebih cepat dan bagian akhir gerakan lurus ke depan untuk bola yang cepat. (lihat gambar 9d).

Gambar 9. Urutan pelaksanaan servis forehand topspin

(Hodges L, 1996 : 45-47)

(2)Servis backhand topspin

(a) Tahap persiapan, bet kira-kira tegak lurus dengan lantai,

pergelangan tangan bebas agak dimiringkan ke arah bawah serta tangan tidak kaku, (lihat gambar 10a).

(b)Tahap pelaksanaan, tarik bet ke belakang kira-kira satu kaki jaraknya lantai, dan lemparkan bola ke atas kira-kira 6 inchi atau setinggi mata, (lihat gambar 10b).

(c) Bet digerakkan ke depan, serempet bagian bawah bola ke atas untuk menimbulkan topspin yang lebih kuat, pukul bagian belakang bola dengan sangat mendatar agar bola bergerak lebih cepat, (lihat gambar 10c).

(34)

commit to user

Gambar 10. Urutan pelaksanaan servis backhand topspin

(Hodges L, 1996 : 45-47)

(3)Servis forehand backspin

(a) Tahap persiapan, bet bet dalam keadaan sangat terbuka,

pergelangan tangan sedikit dilemaskan dan dimiringkan ke atas serta tangan tidak kaku, (lihat gambar 11a).

(b)Tahap pelaksanaan, tarik bet ke arah belakang sedikit ke atas dan lambungkan bola ke atas kira-kira 6 inchi atau setinggi mata, (lihat gambar 11b).

(c) Serempet bagian bawah pada bagian belakang bola dengan gerakan menyerempet yang lebih kuat untuk menimbulkan backspin yang lebih keras, (lihat gambar 11c).

(d)Tahap akhir, ikuti gerak bet secara alami, dan cobalah untuk membuat bola mendarat dengan pendek, (lihat gambar 11d).

Gambar 11. Urutan pelaksanaan servis forehand backspin

(Hodges L, 1996 : 48-49)

(4)Servis forehand backspin

(a) Tahap persiapan, bet bet dalam keadaan sangat terbuka,

(35)

commit to user

(b)Tahap pelaksanaan, tarik bet ke arah belakang sedikit ke atas dan lambungkan bola ke atas kira-kira 6 inchi atau setinggi mata, (lihat gambar 12b).

(c) Serempet bagian bawah pada bagian belakang bola dengan gerakan menyerempet yang lebih kuat untuk menimbulkan backspin yang lebih keras, (lihat gambar 12c).

(d)Tahap akhir, ikuti gerak bet secara alami, dan cobalah untuk membuat bola mendarat dengan pendek, (lihat gambar 12d).

Gambar 12. Urutan pelaksanaan servis backhand backspin

(Hodges L, 1996 : 48-49)

5) Penempatan dan Pengaturan Kaki (Bagaimana Cara Bergerak ke Arah

Bola)

Cara menempatkan diri di dekat meja seringkali menentukan permainan.

Apabila pemain menempatkan diri dengan benar, maka pemain tersebut

cenderung bermain dengan benar apabila tidak maka ia tidak mungkin dapat

bermain dengan benar. Menurut Hodges L (1996: 55) bahwa:

(36)

commit to user

Gambar 13. Penempatan diri yang benar (Hodges L, 1996: 56)

Untuk tingkat pemula menggunakan metode dua langkah (two-step)

sebagai metode pengaturan kaki (footwork). Tipe ini adalah metode footwork yang

paling terkenal, dan banyak digunakan oleh hampir semua pemain top yang

bersifat menyerang. Footwork two-step digunakan untuk bergerak menyamping

kedua sisi. Salah satu versi dari footwork two-step juga digunakan untuk bergerak

ke arah atau menjauh dari meja.

Adapun langkah-langkah melakukan footwork dengan metode two-step

menurut Hodges L. (1996: 12) adalah:

a) Lutut sedikit ditekukkan.

b) Berat badan dibagi secara rata pada kedua kaki.

c) Berat badan di tumpukan pada bagian ujung.(gambar 14a). d) Kaki kiri melakukan langkah pendek.

e) Berat badan mulai dipindahkan ke kiri. f) Kaki kiri menahan. (gambar 14b). g) Kedua kaki diseret ke kiri.

h) Kaki dirapatkan pada pertengahan gerakan. (gambar 14c). i) Kaki kiri digerakkan ke kiri.

j) Apabila akan melakukan pukulan forehand, kaki kanan sedikit ditarik ke belakang.

k) Di akhiri dengan posisi untuk melakukan pukulan.

l) Mulai melakukan backswing setelah melakukan footwork.

(37)

commit to user

Setelah melepaskan pukulan diharapkan seorang pemain tetap menjaga

posisi dalam keadaan siap, karena bola yang dipukul kemungkinan kembali sangat

besar sehingga kejadian-kejadian yang bakal terjadi saat pertandingan

berlangsung akan cepat direspon dan dilaksanakan dengan tepat.

2. Organisasi

a. Pengertian Organisasi

Organisasi merupakan suatu wadah untuk melaksanakan suatu kegiatan.

Tingkat kemajuan dan meluasnya orang melakukan kegiatan olahraga menuntut

adanya pengorganisasian suatu perkumpulan olahraga dengan baik dan benar.

Unsur-unsur yang menimbulkan terbentuknya organisasi antara lain:

1. Kumpulan orang-orang.

2. Hubungan yang saling mempengaruhi.

3. Adanya kerjasama.

4. Adanya tujuan yang sama antar anggota.

Meskipun batasan atau definisi organisasi yang dikemukakan di atas

bervariasi, namun dapat disimpulkan pengertian organisasi sebagai berikut,

Organisasi adalah suatu kerangka atau wadah kegiatan dari sistem kerjasama antar

sekelompok orang yang secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan bersama.

b. Organisasi Olahraga

Organisasi terdiri bermacam-macam bentuknya, baik dilihat dari kegiatan

yang dilaksanakan dan tujuan yang hendak dicapai. Organisasi olahraga tidaklah

berbeda dengan organisasi pada umumnya. Perbedaanya hanya terletak pada

kegiatan atau aktivitas yang dijalankan dalam suatu organisasi dan tujuan dari

organisasi olahraga tersebut. Organisasi olahraga merupakan usaha dari

sekelompok orang yang bergerak dalam bidang olahraga tertentu dan saling

(38)

commit to user

Di dalam organisasi olahraga yang baik harus memenuhi syarat-syarat

khusus sebagai organisasi olahraga, sehingga organisasi tersebut merupakan

organisasi yang sehat, baik dan berjalan dengan lancar. Tanpa memenuhi syarat

sebagai organisasi olahraga tujuan yang telah ditetapkan bersama tidak dapat

tercapai. Cabang olahraga indonesia terdiri dari beberapa macam cabang,

sehingga antara organisasi olahraga yang satu dengan organisasi olahraga yang

lain berbeda-beda. Akan tetapi setiap cabang olahraga mempunyai struktur

organisasi sendiri-sendiri baik di tingkat daerah maupun ditingkat pusat.

Sebagai induk organisasi olahraga di Indonesia adalah Komite Olahraga

Nasional atau KONI Pusat berkedudukan di Jakarta. KONI pusat ini membawahi

dan mengkoordinir semua organisasi olahraga di Indonesia. Dengan demikian

akan terjalin kerjasama yang baik antara organisasi olahraga baik di tingkat daerah

maupun tingkat pusat, sehingga tujuan organisasi olahraga yaitu prestasi

maksimal akan dicapai dengan baik.

c. Sruktur dan Bagan Organisasi

Struktur organisasi merupakan gambaran kedudukan seseorang dalam

sebuah organisasi. Dengan melihat struktur organisasi , maka akan diketahui tugas

dan hubungan kerjasama yang harus dijalankan. Menurut Sutarto (1989: 37)

mengemukan bahwa, “struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan

satuan-satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas wewenang yang saling

mempunyai tugas tertentu dalam kesatuan yang utuh”. Untuk menentukan dan

menempatkan seseorang dalam organisasi harus sesuai dengan kedudukanya dan

mempunyai potensi yang baik, Sehingga akan terjadi proses kerja yang lebih

efektif dan efisien serta menghasilkan kualitas kerja yang baik. Seperti

dikemukakan Sutarto ( 1989: 39 ) bahwa “struktur organisasi sehat berarti

tiap-tiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan perananya dengan tertib,

struktur organisasi efisien berarti dalam menjalankan perananya tersebut

mencapai perbandingan terbaik antara usaha dan hasil”.

Sedangkan yang dimaksud dengan bagan organisasi merupakan gambar

(39)

commit to user

wewenang antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan melihat bagan

organisasi, juga dapat dilihat bagaimana kedudukan seseorang dalam sebuah

organisasi. Kedudukan yang ditempati seseorang dalam sebuah organisasi harus

mampu melaksanakan tugas-tugasnya dan hubungan kerjasama yang baik dengan

lainya, sebab apabila tidak mampu melaksanakan tugasnya dan tidak ada

kerjasama yang baik, maka organisasi tersebut tidak sehat dan tidak berjalan

lancar.

Menurut Sutarto (1989: 194) mengemukakan bahwa “bagan organisasi

adalah gambar struktur organisasi yang ditunjukkan dengan kotak-kotak atau

garis-garis yang disusun menurut kedudukanya yang masing-masing memuat

fungsi tertentu dan satu sama lain dihubungkan dengan garis-garis saluran

wewenang”. Sedangkan menurut Soebagio Hartoko (1996: 6) mengemukakan

bahwa “bagan organisasi adalah gambar struktur organisasi yang ditunjukkan

dengan kotak-kotak atau garis-garis yang disusun menurut kedudukanya yang

masing-masing memuat fungsi tertentu, yang satu sama lain dihubungkan dengan

garis-garis saluran wewenang dan tanggung jawab”.

Organisasi yang sehat dan baik adalah organisasi apabila setiap satuan

tertentu mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan menghasilkan kualitas

kerja yang baik pula, sehingga membawa kemajuan organisasi. Setiap bagian

tertentu harus mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan menghasilkan kerja

yang efektif dan efisien. Soebagio Hartoko (1996: 2) mengemukakan bahwa

rangkaian aktivitas dalam organisasi meliputi:

1. Menyusun bentuk dan pola usaha kerjasama.

2. Menggolongkan tindakan yang harus dijalankan dalam

kesatuan-kesatuan tertentu.

3. Menentukan tugas pekerjaan bagi orang-orang yang tergabung dalam

usaha kerjasama itu.

4. Membagi wewenang masing-masing.

5. Menetapkan jalinan hubungan kerja diantaranya mereka serta saluran pemerintah dan tanggung jawab.

Kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan

(40)

commit to user

dilaksanakan, proses kerjasama yang baik, serta pembagian tugas yang tepat,

sehingga akan meningkatkan kualitas organisasi.

d. Unsur-unsur dalam Organisasi

Di dalam sebuah organisasi terdapat beberapa unsur atau unit pejabat

yang menduduki suatu bidang tertentu. Unsur-unsur organisasi tersebut

mempunyai tugas tertentu yang sesuai jabatanya dan saling berhubungan satu

sama lainnya. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap unsur

organisasi bertujuan untuk menghasilkan kualitas kerja yang baik dan kemajuan

organisasi, sehingga organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan baik. Adapun

unsur-unsur di dalam sebuah organisasi antara lain:

1) Pengurus

Pengurus merupakan orang yang mempunyai tugas dan tanggung

jawab cukup besar dalam suatu organisasi. Pengurus merupakan orang

yang memegang kendali jalanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

suatu organisasi. Maju atau mundurnya suatu organisasi tergantung dari

aktivitas para pengurusnya. Pengurus dalam suatu organisasi, biasanya

dipegang oleh seorang pejabat tertentu. Pejabat yang bertindak sebagai

pengurus dalam organisasi dapat disusun dengan format sebagai berikut:

a) Ketua umum

Adalah seorang yang bertugas sebagai penanggung

jawab dari seluruh kepengurusan yang ada didalam organisasi.

Ketua umum merupakan pejabat tertinggi dalam suatu

kepengurusan organisasi. Fungsi ketua umum dalam sebuah

organisasi dapat dijabarkan sebagai berikut:

(1) Sebagai penanggung jawab dalam organisasi.

(2) Sebagai pimpinan organisasi.

(41)

commit to user

b) Sekretaris

Bertugas membantu ketua umum dalam menjalankan

tugasnya. Tugas seorang sekretaris yang paling pokok adalah

mengurusi semua kelancaran administrasi, membuat surat-surat,

mengatur hubungan surat menyurat, mencatat arsip-arsip dan

mengagendakan arsip atau surat-surat penting.

c) Bendahara

Adalah unsur organisasi yang bertanggung jawab

mengenai harta kekayaan milik organisasi, memegang

pembukuan kas, yang paling utama adalah bertugas mengatur

keluar masuknya keuangan dalam organisasi.

d) Penasehat

Adalah unsur organisasi yang bertugas untuk memberi

nasehat dan petunjuk kepada ketua umum pada setiap diadakan

rapat atau pertemuan.

e) Seksi-seksi

Adalah unsur organisasi yang bertanggung jawab

terhadap bidang yang menjadi tanggung jawabnya yang

diberikan oleh organisasi untuk menangani salah satu bidang

usaha. Setiap seksi dipimpin oleh ketua seksi, banyak sedikitnya

seksi tergantung dari kebutuhan serta besar kecilnya organisasi.

2) Anggota

Anggota adalah orang-orang yang ikut andil dalam organisasi.

Keterlibatan seorang anggota di dalam suatu organisasi sangat diperlukan,

meskipun keberadaan anggota dalam organisasi tidak begitu aktif bila

dibandingkan dengan keterlibatan seorang pengurus. Kewajiban pokok

seorang anggota dalam organisasi adalah mentaati segala peraturan yang

(42)

commit to user

3) Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga

Anggaran Dasar merupakan landasan pokok dan sebagai dasar

pelaksanaan kegiatan yang memuat aturan-aturan yang berlaku sesuai

dengan ketentuan dalam organisasi. Anggaran Rumah Tangga merupakan

petunjuk pelaksanaan kegiatan dalam organisasi. Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga keduanya merupakan dasar dan petunjuk bagi

pelaksanaan kegiatan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

4) Rencana Kerja

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perlu dibuat adanya

rencana kerja. Dalam rencana kerja tersebut memuat kegiatan-kegiatan

yang akan dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.

Agar rencana kerja dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan kerja

sama yang baik antar unsur-unsur yang terlibat di dalam organisasi.

5) Anggaran Belanja

Anggaran Belanja merupakan salah satu bentuk dari berbagai

rencana kerja yang telah disusun dalam organisasi. Dalam menyusun

Anggaran Belanja harus disesuaikan dengan keadaan organisasi. Anggaran

Belanja yang dibuat hendaknya bersifat realistis, luwes dan kontinyu.

Anggaran Belanja yang dibuat harus mampu mengatasi

kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan dapat berubah sesuai dengan keadaan,

serta jangan sampai Anggaran Belanja yang dibuat tidak sesuai dengan

perhitungan yang sudah direncanakan.

e. Pengertian Manajemen

Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen,

semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit karena

dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sarana-sarana dan

(43)

commit to user

dalam organisasi. Manajemen dapat diartikan sebagai pekerja dengan orang-orang

untuk menentukan, menginterprestasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi

dengan pelaksanaannya fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), penyusunan personalia (staffing), pengarahan dan kepemimpinan

(leading), dan pengawasan (controlling). Definisi manajemen memang merupakan

masalah yang sulit sehingga definisinya sangat universal. Demikian juga dengan

PPLP Tenis meja Jawa Tengah dalam melaksanakan kegiatan yang berdasarkan

rencana yang telah disepakati bersama, baik anggota maupun pengurus

melakukanya berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

Ada baiknya dikutipan tentang manajemen dari beberapa ahli yang

dirangkap oleh Subagio Hartoko, Dalimin dan Soemarno ( 1998):

1. DR. Sp. Siagian, MPA: Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan

untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain.

2. GR Terry: Manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan melalui atau menggunakan kegiatan orang lain. 3. Drs. The Liang Gie: Manajeman itu sebagai tindakan-tindakan atau proses

menggerakkan tindakan dalam usaha kerjasama manusia sehingga tujuan yang telah ditentukan benar-benar tercapai.

f. Pengertian Administrasi

Administrasi adalah suatu rangkaian kegiatan atau sekelompok orang

untuk mendayagunakan sumber-sumber dana, fasilitas, ide-ide dan orang-orang

yang tergabung dalam suatu unit kerja atau organisasi untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya sehingga lebih efektif dan efisien. Dalam organisasi

agar dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka perlu disusun dan diatur agar

mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Agar hasil tersebut tercapai, maka

perlu adanya administrasi yang baik, karena membantu dalam penyelenggaraan

kegiatan. Sedangkan administrasi yang dikutip dari Dalimin (1998: 6), sebagai

berikut:

1) John M Griffuer: Administrasi dapat dirumuskan sebagai

pengorganisasian dan pengarahan sumber daya manusia dan tenaga kerja dan materi untuk mencapai tujuan yang dicapai.

(44)

commit to user

Dari pengertian administrasi diatas maka perlu unsur-unsur administrasi

antara lain :

1) Sekelompok manusia, dua orang atau lebih.

2) Proses kerjasama dengan rangkaian kegiatan yang menyeluruh dan

integral.

3) Tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.

4) Pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

5) Pendayagunaan sumber personil dan material.

g. Pengertian Kepemimpinan

Organisasi merupakan perkumpulan beberapa orang yang mempunyai

tujuan tertentu, dan beberapa orang tersebut ada yang dinamakan pemimpin.

Pemimpin merupakan orang yang mempunyai tanggung jawab kepada pengurus

lainnya. Sehingga kepemimpinan yang solid adalah kepemimpinan yang

berwibawa terhadap orang lain karena nilai-nilai pribadinya. Orang-orang yang

akan mengikuti dengan senang hati penuh kepercayaan karena kepribadiannya

merupakan jaminan.

Dikalangan masyarakat indonesia, Sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh

seorang pemimpin dapat dijumpai pada warisan tradisional indonesia yaitu “ Asta

Brata ”seperti yang dikatakan Wirjosuparto yang dikutip oleh Soejono Soekanto

(1990: 29). Menurut Asta Brata kepemimpinan yang berhasil harus memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut:

1. Indra-brata, yang memberi kesenangan dalam jasmani.

2. Yama-brata, yang menunjukkan pada keahlian dan kepastian hukum.

3. Surya-brata, yang menggerakkan bawahan dengan mengajak mereka

untuk bekerja persuasion.

4. Caci-brata, yang memberi kesenangan rohani.

5. Bayu-brata, yang menunjukkan keteguhan pendidikan dan rasa tidak segan-segan turut merasakan kesukaran-kesukaran pengikutnya.

6. Dhana-brata, menunjukkan suatu sikap yang patut dihormati.

7. Paca-brata, yang menunjukkan kelebihan didalam ilmu pengetahuan, kepandaian dan keterampilan.

(45)

commit to user

3. Prasarana dan Sarana

a. Pengertian Prasarana dan Sarana

Salah satu syarat dapat dilaksanakannya kegiatan pembinaan prestasi

olahraga yaitu tersedianya prasarana dan sarana yang cukup lengkap. Prasarana

dan sarana yang lengkap merupakan salah satu faktor yang menunjang kelancaran

suatu kegiatan serta mencapai prestasi yang maksimal. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (1990: 157) definisi prasarana dan sarana adalah sebagai

berikut:

1) Prasarana adalah segala hal yang merupakan penunjang terselenggaranya

suatu proses atau usaha.

2) Sarana adalah merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat

untuk mencapai suatu tujuan.

Pengertian Prasarana dalam bahasa inggris dengan istilah facility,

sedangkan sarana dengan istilah equipment. Dari pengertian tersebut Ratal

Wirjosantoso (1987: 157) mendefinisikan batasan kata fasilitas, perlengkapan dan

alat sebagai berikut:

1) Fasilitas adalah suatu bentuk yang permanen baik untuk ruangan di dalam maupun di luar ruangan. Misalnya adalah gymnasium, kolam renang, lapangan-lapangan permainan, dan sebagainya.

2) Perlengkapan adalah perkakas yang permanen yang dibandingkan dengan fasilitas. Misalnya adalah peti lompat, kuda-kuda pelana, palang tunggal, palang sejajar dan ring.

3) Alat-alat olahraga atau suplies biasanya dipakai dalam waktu yang relatif pendek, misalnya bola, raket, jaring bola basket, jaring tenis.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas atau prasarana

merupakan bentuk permanen yang berupa bangunan atau tempat, baik yang

berada di luar maupun di dalam yang digunakan untuk aktivitas olahraga. Sarana

adalah suatu benda yang digunakan dalam latihan atau bertanding, dimana dalam

latihan atau bertanding benda atau alat tersebut tidak dapat dipindah-pindahkan.

Sedangkan alat olahraga adalah suatu benda yang digunakan dalam berolahraga,

mudah untuk dipindah-pindahkan dan digunakan dalam waktu yang relatif

(46)

commit to user

b. Prasarana dan Sarana Olahraga Tenis meja

Langkah awal dalam bermain tenis meja adalah memperhatikan

Prasarana dan Sarana yang perlu dipersiapkan dalam bermain. Menurut Hodges L.

(1996: 5) bahwa “Terdapat empat peralatan yang harus dipersiapkan dan

dibutuhkan untuk bermain tenis meja yaitu: meja, net, bola dan bet”. Menurut

peraturan dan ketentuan Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (2002/2003: 1-3)

prasarana dan saranabermain tenis meja antara lain:

1) Meja

Berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 274 cm dan lebar 152,5 cm, sedangkan tinggi meja dari lantai adalah 76 cm. meja dapat dibuat dari kayu jenis apapun dengan ketebalan berkisar antara 15 sampai 15mm, dan yang penting dapat memantulkan bola secara vertical yang dijatuhkan dari atas permukaan meja setinggi 30 cm dan kembali memantul ke atas setinggi tidak kurang dari 22 cm dan tidak melebihi 25 cm tingginya. Permukaan meja berwarna gelap atau yang lebih baik berwarna hijau tua yang dipadu dengan garis putih selebar 2 cm sepanjang tiap-tiap sisi meja.

Garis putih sisi pada lebar meja dinamakan garis ujung (end line), sedang garis sisi pada panjang meja dinamakan garis tepi (side line). Untuk permainan ganda atau (double), meja permainan dibagi dua bagian oleh suatu garis tengah selebar 3 cm melintang sejajar garis tepi yang disebut garis tengah (center line).

2) Jaring/Net dan Tiang Net

Panjang jaring termasuk perpanjangannya 183 cm, tinggi 15,25 cm dari atas meja. Net berwarna hijau dan lubang-lubang jalanya tidak tembus bola, dan tepi atasnya direnggangkan dengan seutas tali.

3) Bola

Harus berbentuk bulat dengan diameter 37,2 mm-40mm. terbuat dari bahan celluloid atau plastik dan harus berwarna putih atau cerah dengan berat 2,7 gram.

4) Raket/Bet

Terbuat dari kayu dengan lapisan berbusa yang dilapisi karet dengan ketebalan lapisan seluruhnya 4mm.

Adapun ketentuan keadaan tempat pertandingan tenis meja menurut

peraturan dan ketentuan tenis meja PTMSI (2002/2003: 10) adalah sebagai

berikut:

(47)

commit to user

2) Sebagai pemisah antara area pertandingan yang satu dengan yang lain dan dari penonto area harus di tutupi sekelilingnya denga ketinggian 75 cm dengan latar belakang warna gelap.

3) Intensitas cahaya tidak kurang 1000 (watt) lux merata ke seluruh meja pertandingan dan 500 (watt) lux disekelilingnya.

4) Bila beberapa meja sedang digunakan, cahaya lampu juga harus sama

dengan yang lainnya dan cahaya latar belakang pada area pertandingan tidak lebih besar dari cahaya yang ada di area tersebut.

5) Ketinggian lampu tidak kurang dari 5 m dari lantai.

4. Metode Pembinaan Prestasi

Sistem pembinaan olahraga prestasi biasanya mengikuti tahap-tahap

pembinaan yang didasarkan pada teori piramida, yaitu pemassalan, pembibitan

dan pembinaan prestasi.

a. Pemassalan

Pemassalan adalah mempolakan keterampilan dan kesegaran jasmani

secara multilateral dan spesialisasi. Kaitanya dengan pembinaan prestasi,

pemassalan bertujuan untuk melibatkan calon atlet sebanyak-banyaknya sebagai

bagian dari upaya peningkatan prestasi.

Pemassalan olahraga merupakan dasar dari teori piramida dan sekaligus

merupakan landasan dalam proses pembibitan dan pemanduan bakat atlet.

Pemassalan ini harus dimulai sejak usia dini.

Bila dikaitkan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, pemassalan

sangat baik jika dimulai sejak masa kkanak, terutama pada akhir masa

anak-anak (6-12 tahun). Pada masa ini merupakan tahap perkembangan gerak dasar.

b. Pembibitan Atlet

Pembibitan atlet adalah upaya untuk mencari dan menemukan

individu-individu yang memiliki potensi untuk mencapai prestasi olahraga yang tinggi di

kemudian hari, sebagai langkah atau tahap lanjutan dari pemassalan.

Pembibitan yang dimaksud adalah menyemaikan bibit, bukan mencari

(48)

commit to user

cangkul mencari bibit ke hutan, melainkan melakukan penyemaian bibit atau

membuat bibit dengan metode tertentu, misalnya dengan memetak sebidang tanah

sebagai tempat penyemaian bibit yang akan ditanam. Ditinjau dari sudut

pertumbuhan dan perkembangan anak, merupakan kelanjutan dari akhir masa

kanak-kanak, yaitu masa adolesensi.

c. Pembinaan Prestasi

Prestasi olahraga merupakan puncak penampilan atlet yang dicapai

dalam suatu pertandingan atau perlombaan, setelah melalui berbagai macam

latihan maupun uji coba. Kompetisi tersebut biasanya dilakukan secara periodik

dan dalam waktu tertentu.

Pencapaian prestasi yang tinggi merupakan puncak dari segla proses

pembinaan, termasuk dari proses pemassalan maupun pembibitan. Dari hasil

proses pemassalan dan pembibitan, maka akan terjaring atau terseleksi atlet-atlet

yang makin menampakkan prestasinya.

5. Program Latihan

a. Pengertian Program Latihan

Program latihan merupakan bahan atau kegiatan yang harus dilakukan

dalam latihan. Dalam menentukan program latihan harus mengacu pada beberapa

faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Penerapan program latihan yang

tepat dan disesuaikan dengan kemampuan atlitnya akan meningkatkan kualitas

atlit secara maksimal. Untuk menghasilkan program latihan yang baik, peranan

seorang pelatih mempunyai arti yang penting dalam menentukan program latihan.

Dalam menentukan program latihan harus mengacu pada tujuan yang hendak

dicapai. Tujuan pokok dari program latihan adalah untuk meningkatkan

kemampuan atlit dan mencapai prestasi yang maksimal.

Dalam menyusun program latihan harus direncanakan dan

(49)

commit to user

prestasi yang diinginkan dapat diraihnya. Menurut Sudjarwo (1993: 81)

mengemukakan bahwa, “Penyusunan program latihan dapat dibagi menjadi,

program jangka panjang, menengah dan pendek”. Penyusunan program latihan

harus memperhitungkan periodisasi latihan. Dimana dalam pembagian waktu

latihan harus tepat sasarannya, sehingga antara periode latihan yang satu dengan

periode latihan lainnya dapat berjalan sesuai dengan rencana.

b. Pengertian Latihan

Latihan merupakan proses yang dilakukan secara berulang-ulang dan

dilakukan secara terus menerus, beban latihan selalu ditingkatkan sehingga

kesegaran jasmani tetap terjaga dan prestasi maksimal dapat dicapai. Proses

latihan melibatkan beberapa unsur yang saling berhubungan untuk menghasilkan

prestasi maksimal. Pelatihan yang berkualitas, atlet yang berbakat, program

latihan yang baik serta latihan yang kontinyu merupakan faktor keberhasilan

mencapai prestasi maksimal. Tujuan latihan tidak akan berhasil apabila

unsur-unsur tersebut tidak dimiliki. Penerapan program latihan yang disesuaikan

kemampuan atlet, semangat yang tinggi dari atlet, motivasi yang tinggi, maka

tujuan latihan yang diharapkan dapat diwujudkan.

Menurut A. Hamidsyah Noer (1996: 6) mengemukakan bahwa, “Latihan

adalah suatu proses yang sistematis dari latihan atau bekerja yang dilakukan

berulang-ulang secara kontinyu dengan kian hari kian bertambah beban latihan

untuk mencapai tujuan”. Sedangkan Harsono (1988: 101) mengemukakan

pengertian latihan adalah, “Proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang

dilakukan berulang-ulang dengan kian hari kian menambah beban latihan atau

pekerjaan”.

Dari pengertian latihan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

unsur-unsur dalam latihan antara lain:

1) Latihan merupakan proses yang sistematis, maksudnya dilakukan secara

berencana, menurut jadual yang ditetapkan, metodis dari bagian yang mudah

Gambar

Tabel 1.  Perlengkapan Kantor Sekretariat PPLP Tenis Meja Jawa
Gambar 1.  Shakehands Gripcommit to user  (Hodges L, 1996: 16)
Gambar  3.  Seemiller Grip (Hodges L.,1996 : 17)
Gambar  4. Tiga tipe dasar spin. Hodges L.(1996 : 25)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk masa dan ruang yang organis dengan ketinggian bervariasi, dimensi bangunan berskala anak, komposisi warna polichromatic yang hangat, memaksimalkan komponen landscape

Berdasarkan pertimbangan pengembangan keilmuan Humas, juga pers atau kewartawanan, dilaksanakan kegiatan pelatihan bagi Staf Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)

Disarankan, pemerintah perlu meningkatkan akses penyediaan energi biomassa, khususnya kayu bakar, kepada masyarakat baik untuk konsumsi maupun sebagai sumber penghasilan,

[r]

commit to user.. First, it is the translator’s language style preference. Second, there is no TL class word having the same meaning with the SL class word. There are

Praktik Pengalaman Lapangan adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

26 Sri Wiji Lestari, “ Analisis Proses Berpikir Kritis Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika pada Pokok Bahasan Himpunan Ditinjau dari Tipe Kepribadian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VISUAL-AUDITORY-KINESTHETIC (VAK) BERBANTUAN VIDEO “RAGAM MANFAAT” DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMLPEKS.. Universitas Pendidikan Indonesia |