commit to user
i
PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH
SKRIPSI
Oleh:
DAMAR ADY SETIAWAN
K5607005
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Damar Ady Setiawan
NIM : K5607005
Jurusan / Program Studi : POK / Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ PROFIL PPLP TENIS MEJA
JAWA TENGAH ” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain
itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, 31 Juli 2012
Yang membuat pernyataan
commit to user
iii
PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH
Oleh:
DAMAR ADY SETIAWAN
K5607005
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
vi ABSTRAK
Damar Ady Setiawan. PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH.
Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 31 Juli 2012.
Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) Kepengurusan organisasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (2) Pembinaan Prestasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (3) Prasarana dan sarana yang ada di PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (4) Metode latihan yang dilaksanakan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (5) Prestasi yang pernah diraih PPLP Tenis Meja Jawa Tengah.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif . Subyek penelitian ini adalah PPLP Tenis Meja Jawa Tengah. Teknik pengumpiulan data menggunakan teknik dokumen, observasi/pengamatan dan wawancara secara langsung terhadap para pengurus, pelatih dan atlet. Teknik analisis data yang digunakan adalah Model Analisis yang meliputi komponen (1) Pengumpulan data (2) Reduksi data (3) Sajian data (4) Penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: (1) Organisasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena di dalam organisasi tersebut telah dilengkapi dengan unsur-unsur yang mendukung jalannya organisasi dan adanya pembagian kerja yang baik. (2) Pembinaan prestasi yang dilaksanakan oleh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena pembinaan yang dilakukan melalui tahap-tahap pembinaan yang meliputi unsur pemassalan, pembibitan dan pemanduan bakat. (3) Prasarana dan sarana yang dimiliki PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena dapat mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam memajukan pembinaan prestasi atlet. (4) Program latihan yang dilakukan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah cukup baik, karena tidak adanya periodesasi latihan dalam menghadapi kejuaraan, yang ada hanya program latihan dalam sehari-hariyang meliputi latihan teknik dasar dan latihan fisik. (5) Prestasi yang diraih oeh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah di tingkat Nasional adalah baik, hal ini dapat dilihat dari setiap kejuaraan-kejuaraan yang diadakan di tingkat Nasional.
Simpulan penelitian ini adalah Profil PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik dalam proses pembinaan dan prestasi atlet.
commit to user
vii ABSTRAK
Damar Ady Setiawan. PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH.
Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 31 Juli 2012.
Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) Kepengurusan organisasi PPLP
Tenis Meja Jawa Tengah (2) Pembinaan Prestasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah
(3) Prasarana dan sarana yang ada di PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (4) Metode
latihan yang dilaksanakan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (5) Prestasi yang
pernah diraih PPLP Tenis Meja Jawa Tengah.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif . Subyek
penelitian ini adalah PPLP Tenis Meja Jawa Tengah. Teknik pengumpiulan data
menggunakan teknik dokumen, observasi/pengamatan dan wawancara secara
langsung terhadap para pengurus, pelatih dan atlet. Teknik analisis data yang
digunakan adalah Model Analisis yang meliputi komponen (1) Pengumpulan data
(2) Reduksi data (3) Sajian data (4) Penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: (1) Organisasi PPLP Tenis
Meja Jawa Tengah adalah baik, karena di dalam organisasi tersebut telah
dilengkapi dengan unsur-unsur yang mendukung jalannya organisasi dan adanya
pembagian kerja yang baik. (2) Pembinaan prestasi yang dilaksanakan oleh PPLP
Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena pembinaan yang dilakukan melalui
tahap-tahap pembinaan yang meliputi unsur pemassalan, pembibitan dan
pemanduan bakat. (3) Prasarana dan sarana yang dimiliki PPLP Tenis Meja Jawa
Tengah adalah baik, karena dapat mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam memajukan pembinaan prestasi atlet. (4) Program latihan yang
dilakukan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah cukup baik, karena tidak adanya
periodesasi latihan dalam menghadapi kejuaraan, yang ada hanya program latihan
dalam sehari-hariyang meliputi latihan teknik dasar dan latihan fisik. (5) Prestasi
commit to user
viii
hal ini dapat dilihat dari setiap kejuaraan-kejuaraan yang diadakan di tingkat
Nasional.
Simpulan penelitian ini adalah Profil PPLP Tenis Meja Jawa Tengah
adalah baik dalam proses pembinaan dan prestasi atlet.
commit to user
ix MOTTO
Ekspesikan Dirimu Seperti Yang Kau Mau
(Penulis)
Orang dikatakan hebat ababila mampu melawan kebiasaan buruk yang ada
pada dirinya.
(penulis)
Sesungguhnya shalatku , ibadatku , hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah , Tuhan alam semesta
commit to user
x
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:
Bapak dan Ibu
Doamu yang tiada pernah terputus, kerja kerasmu yang tiada henti,
pengorbanan dan kasih sayangmu yang tiada terbatas. Semuanya membuatku
bangga memiliki kalian. Inilah sebagai tanda bakti dan hormatku, terimakasih
banyak atas segala apa yang kalian berikan.
Adikku Dimas Kurniawan
Terima kasih karena selalu mendukungku dan mendoakanku hingga
terselesaikan skripsi ini dengan baik.
Ghuank, Budeng, Aples, Gepenk, Kotak, Ari-joe, Pati, Ucil, Doni
Terima kasih karena selalu menemani, mendukungku dan memberi
semangat saat kujatuh. Terima kasih atas perjuangan dan kerjasamanya. Terima
kasih juga atas persahabatan dan kekeluargaannya selama ini. Terimakasih
karena kalian selalu ada untukku. “ ALWAYS!! REMEMBER OUR FRIENDSHI ”
Paguyuban Kepor 07
Terima kasih atas semangat, perjuangan dan kerjasamanya
.
PPLP Tenis Meja Jawa Tengah
Terima kasih atas ijinnya dan bantuannya, sehingga penelitian saya
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan
skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi
berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.,Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H.Mulyono, M.M, Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Agustiyanta, M.Pd, Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,
juga selaku pembimbing I .
4. Bapak Drs. Sugiyoto. M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Pengurus PPLP Tenis Meja Jawa Tengah, beserta staf dan jajarannya.
6. Atlet PPLP Tenis Meja Jawa Tengah yang telah bersedia menbantu dalam
proses penelitian ini.
7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat
bermanfaat.
Surakarta, 31 Juli 2012
commit to user
a. Permainan Tenis Meja……..………
b. Keterampilan Teknik Bermain Tenis Meja ……..…………
2. Organisasi…...……….
a. Pengertian Organisasi...………
b. Organisasi Olahraga....………
c. Struktur dan Bagan Organisasi...………...
commit to user
xiii
d. Unsur-unsur Organisasi……….………..
e. Pengertian Manajemen………
f. Pengertian Administrasi………..
g. Pengertian Kepemimpinan………..
3.Prasarana dan Sarana…………..………
a. Pengertian Prasarana dan Sarana……….………
b. Prasarana dan Sarana Olahraga Tenis Meja………
4. Metode Pembinaan Prestasi………...
a. Pemassalan……….………
b. Pembibitan Atlet...………….
c. Pembinaan Prestasi………..……..
5. Program Latihan………...
a. Pengertian Program Latihan...………
b. Pengertian Latihan...
c. Aspek-aspek Latihan...……….
6. Prestasi dalam Pembinaan Olahraga………...…
a. Kualitas Atlet...…
b. Peranan Pelatih...………
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi dalam
Olahraga...
7. Sumber Daya Manusia...
a. Pelatih...
b. Atlet...
c. Pengurus...
B. Kerangka Berpikir ...……….
BAB III METODE PENELITIAN ...………...
commit to user
xiv
BAB IV HASIL PENELIITIAN...………...
A. Deskripsi Data...
1. Organisasi...
2. Pembinaan Prestasi...
3. Prasarana dan Sarana...
4. Program Latihan...
5. Prestasi...
B. Analisis Data...
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN...
A. Kesimpulan...
B. Implikasi...
C. Saran...
DAFTAR PUSTAKA...
LAMPIRAN-LAMPIRAN...
47
47
47
50
51
53
55
63
66
66
67
67
68
commit to user
xv DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perlengkapan Kantor Sekretariat PPLP Tenis Meja Jawa
Tengah Dari Tahun 2007-2011 ...
Tabel 2. Peralatan Latihan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah Dari
Tahun 2007-2011 ...
Tabel 3. Jadwal Latihan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah ...
Tabel 4 Lanjutan Jadwal Latihan PPLP Tenis Meja Jawa
Tengah. ...
Tabel 5. Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2007 ...
Tabel 6. Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2008 ...
Tabel 7. Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2009 ...
Tabel 8. Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2010……….
Tabel 9. Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2011 ...
52
52
53
54
55
57
58
60
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Shakehands Grip………...
Gambar 2. Penhold grip………..
Gambar 3. Seemiller Grip………..
Gambar 4. Tiga tipe dasar spin...
Gambar 5. Sudut-sudut bet mulai dari posisi bet terbuka sampai
Bet tertutup………
Gambar 6. Posisi siap……….
Gambar 7. Rangkaian gerakan pukulan forehand...
Gambar 8. Rangakian gerakan pukulan backhand...
Gambar 9. Urutan pelaksanaan servis forehand topspin...
Gambar 10. Urutan pelaksanaan servis backhand topspin...
Gambar 11. Urutan pelaksanaan servis forehand backspin...
Gambar 12. Urutan pelaksanaan servis backhand backspin...
Gambar 13. Penempatan diri yang benar...
Gambar 14. Kunci keberhasilan : gerakan kaki two-step. Hodges L...
9
10
10
11
12
13
14
15
17
18
18
19
20
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga telah membudaya di masyarakat indonesia. Berbagai lapisan
masyarakat banyak yang gemar berolahraga. Hal ini menunjukkan bahwa, orang
telah menyadari akan pentingnya manfaat berolahraga bagi pelakunya. Olahraga
dapat meningkatkan derajat kesehatan baik fisik maupun mental. Olahraga juga
dapat berfungsi sebagai media pendidikan dan untuk mencapai prestasi.
Berbagai macam cabang olahraga prestasi telah berkembang di
indonesia, salah satunya adalah cabang olahraga tenis meja. Tenis meja
merupakan salah satu cabang olahraga warisan dari nenek moyang. Namun pada
kenyataanya cabang olahraga Tenis meja sebetulnya memasyarakat namun masih
kurang populer dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya. Hal ini
dikarenakan cabang olahraga tenis meja membutuhkan prasarana dan sarana
khusus dan lebih mahal.
Meskipun cabang olahraga tenis meja kurang populer, namun saat ini
mengalami perkembangaan dan kemajuan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat
dari segi aspek organisasi, pembinaan, dan banyaknya kegiatan pertandingan di
tingkat daerah maupun tingkat nasional. Sejalan dengan pertumbuhan dan
perkembangan cabang olahraga tenis meja, maka untuk mencapai prestasi harus
selalu diupayakan.
Mencapai prestasi tenis meja secara maksimal tidaklah mudah. Untuk
mencapai prestasi yang tinggi harus dipersiapkan sejak dini, usaha keras dan
didukung faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi. Pembinaan
dan pelatihan sejak usia dini harus dilakukan, karena proses untuk mencapai
prestasi membutuhkan waktu yang lama. Pembinaan dan pelatihan sejak usia dini
memungkinkan untuk mencapai prestasi seperti yang diharapkan. Seperti
dikemukakan Soeharsono (1991) dalam Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin
commit to user
dilakukan sejak usia anak-anak atau pada usia muda. Hal ini penting sekali untuk
diketahui, karena pembinaan dan pengembangan atlet sejak usia muda akan dapat
berhasil dibandingkan apabila mulainya telah terlambat”.
Anak-anak merupakan sasaran yang sangat strategis bagi perkembangan
prestasi olahraga, khususnya cabang olahraga tenis meja di masa mendatang.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan di antaranya peningkatan pengadaan
prasarana dan sarana, pemassalan, pemanduan bakat, peningkatan kualitas
pembinaan dan lain sebagainya.
Pembinaan dan pelatihan sejak usia dini merupakan salah satu langkah
untuk menciptakan petenis meja yang berprestasi. Anak-anak merupakan
kelompok individu yang usianya relatif muda. Melalui pembinaan dan pelatihan
yang berkualitas diharapkan menjadi bibit-bibit petenis yang berpotensi, sehingga
mampu mengangkat prestasi tenis meja indonesia di tingkat internasional.
Unsur-unsur yang penting serta mendukung di dalam upaya
meningkatkan prestasi tenis meja antara lain pembinaan teknik, pembinaan fisik,
dan pembinaan kematangan juara. Di samping pembinaan tersebut di atas, masih
banyak faktor eksternal yang dapat mempengaruhi peningkatan prestasi misalnya
Manajemen, Organisasi, Pengurus, Pelatih dan lain sebagainya. Sebagai upaya
untuk meningkatkan prestasi olahraga perlu terus dilaksanakan pembinaan sedini
mungkin melalui pencarian dan pemantauan bakat, Pembibitan, Pendidikan dan
Pelatihan olahraga prestasi yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi
secara lebih efektif dan efisien serta peningkatan kualitas organisasi keolahragaan
baik ditingkat pusat maupun daerah.
Organisasi olahraga merupakan suatu wadah yang bergerak dalam
olahraga bertujuan untuk mencapai prestasi yang maksimal dalam olahraga.
Kerjasama antar orang-orang yang terlibat di dalamnya harus terjalin dengan baik,
mempunyai rencana atau program kerja yang jelas. Melalui organisasi, maka akan
lebih jelas langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mewujudkan tujuannya.
Hubungan yang harmonis, kerjasama yang kompak, program kerja yang baik,
sehingga organisasi dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan prestasi
commit to user
Kelangsungan dan kelancaran dari kegiatan organisasi tidak lepas dari
pendanaan. Dana merupakan faktor yang menentukan pelaksanaan dari kegiatan
olahraga.dana yang memadai, maka kegiatan dapat berjalan dengan lancar
sehingga akan menopang pencapaian prestasi maksimal. Suatu organisasi harus
mampu untuk mencarikan atau mendapatkan sumber dana, sehingga organisasi
tetap hidup dan mampu menjalankan program kerja yang telah direncanakan.
Sumber dana dalam sebuah organisasi dapat dihasilkan dari anggota organisasi
maupun dari luar organisasi. Tanpa dana yang memadai tujuan dari organisasi
olahraga yaitu prestasi maksimal sulit untuk dicapai.
Kelancaran dan kualitas latihan dari aktivitas olahraga harus didukung
prasarana dan sarana yang baik. Kemajuan sarana yang serta modern merupakan
tuntutan yang harus dipenuhi guna menunjang pelaksanaan latihan. Prasarana dan
sarana yang mendukung pelaksanaan latihan dapat berjalan dengan lancar serta
kualitas dari latihan meningkat lebih baik. Kelengkapan sarana yang dibutuhkan
sesuai dengan cabang olahraga yang dibina, maka kemampuan atletnya akan
meningkat lebih baik. Faktor-faktor yang mendukung pencapaian prestasi dapat
dikembangkan secara maksimal, sehingga kualitas atlet akan meningkat dan
prestasi maksimal dapat diwujudkan.
Prestasi maksimal merupakan obsesi dari setiap atlet yang menekuni
olahraga yang dipelajarinya. Keberhasilan prestasi atlet tidak lepas dari dukungan
berbagai pihak. Seorang pelatih yang berkualitas memegang peranan penting
terhadap peningkatan kemampuan atlet. Pelatih mempunyai peranan penting,
dimana seorang pelatih harus mampu menerapkan program latihan yang sesuai
dengan kemampuan atletnya, harus memantau setiap latihan yang dilakukan serta
membina terus menerus. Di samping itu juga seorang pelatih harus mampu
menyalurkan dan mengembangkan prestasi yang dimiliki atlet.
PPLP tenis meja Jawa Tengah merupakan salah satu PPLP di Indonesia
yang baru berdiri pada tahun 2007. Meskipun PPLP Tenis Meja Jawa Tengah baru
berdiri 4 tahun namun sudah cukup berprestasi baik ditingkat Daerah maupun
Nasional. Hal ini dapat dilihat prestasi yang dihasilkan satu tahun terakhir,
commit to user
POPWIL di Semarang tahun 2010, Juara 3 beregu putra dan putri dan Juara 1
tunggal putri SILATARUNA seri ke-3 di jogja.
Dengan melihat prestasi yang diraih oleh PPLP Tenis meja Jawa Tengah
dan dengan mengetahui keadaan di PPLP Tenis meja Jawa Tengah mengenai
pelaksanaan pembinaan prestasi, keadaan sarana dan prasarana, serta aspek-aspek
yang mendapat perhatian dalam pembinaan prestasi. Maka perlu diadakan
penelitian yang diharapkan dapat memberikan suatu masukan bagi
pengurus-pengurus lain yang belum maju khususnya dalam program pembinaan prestasi,
khususnya di daerah-daerah lain. Dengan demikian diharapkan PPLP tenis meja
yang belum maju tersebut dapat meningkatkan prestasinya.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang kegiatan pembinaan olahraga tenis meja dengan
judul ”PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat
mengarah pada pemikiran adanya berbagai masalah yang dapat diidentifikasikan
sebagai berikut :
1. Cabang olahraga tenis meja di Indonesia perlu penanganan yang lebih baik.
2. Pembinaan olahraga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia, termasuk di dalamnya pengelola, pelatih dan atlit.
3. Adanya kepengurusan organisasi yang baik sebagai sarana pembinaan
olahraga yang baik.
4. Pembinaan olahraga merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas olahraga.
5. Perlu prasarana dan sarana yang memadai untuk kelancaran pembinaan
olahraga.
6. Program latihan yang baik merupakan faktor penting untuk meningkatkan
prestasi tenis meja.
commit to user
C. Pembatasan Masalah
Dari masalah yang diidentifikasikan, perlu adanya pembatasan masalah,
maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut :
1. Kepengurusan organisasi PPLP Tenis meja Jawa Tengah.
2. Pembinaan prestasi pada PPLP Tenis meja Jawa Tengah.
3. Prasarana dan Sarana PPLP Tenis meja Jawa Tengah.
4. Program metode latihan yang dilaksanakan pada PPLP Tenis meja Jawa
Tengah.
5. Prestasi yang pernah diraih oleh PPLP Tenis meja Jawa Tengah.
D. Perumusan Masalah
Dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah ada, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kepengurusan organisasi PPLP Tenis meja Jawa Tengah ?
2. Bagaimana metode pembinaan prestasi yang dilaksanakan PPLP Tenis meja
Jawa Tengah ?
3. Bagaimana keadaan prasarana dan sarana yang digunakan PPLP Tenis meja
Jawa Tengah ?
4. Bagaimana metode latihan yang diterapkan oleh PPLP Tenis meja Jawa
Tengah ?
5. Prestasi apakah yang pernah diraih PPLP Tenis meja Jawa Tengah ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka
penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui perkembangan organisasi PPLP Tenis meja Jawa Tengah.
2. Mengetahui metode pembinaan prestasi pada PPLP Tenis meja Jawa Tengah.
commit to user
4. Mengetahui metode program latihan PPLP Tenis meja Jawa Tengah.
5. Mengetahui prestasi yang pernah diraih dan PPLP Tenis meja Jawa Tengah.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi PPLP Tenis meja Jawa Tengah dapat sebagai bahan evaluasi untuk
mempertahankan dan meningkatkan kualitas prestasi atletnya.
2. Dapat memberikan rangsangan yang positip bagi pengurus, atlit dan pelatih
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tenis Meja
a. Permainan Tenis Meja
Permainan tenis meja merupakan olahraga yang dapat dilakukan dua orang
atau lebih dengan menggunakan peralatan dan peraturan tertentu. Permainan ini
bukanlah suatu permainan yang rumit dan dapat dimainkan di dalam rumah atau
di dalam ruangan dengan peralatan sederhana yang tidak memerlukan tempat
ataupun ruangan yang luas.
Olahraga tenis meja merupakan suatu olahraga yang cepat dan tepat
sehingga seseorang yang bermain memerlukan kemampuan-kemampuan tertentu
atau seseorang akan terbawa kepada tingkat kemampuan yang dimiliki. Hal ini
akan terlihat pada saat melakukan latihan secara kontinyu sehingga seseorang atau
atlet akan mengalami peningkatan kemampuan keterampilannya (Hanik. L, 2004:
4).
Permainan tenis meja merupakan olahraga yang membutuhkan
keterampilan gerak. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Mangi, Jolk, dan Dayton dalam M. Furqon (2002: 16) mengemukakan
syarat-syarat kesegaran jasmani untuk bermain tenis meja, dimana keterampilan
menempati urutan pertama dengan kategori sangat penting. Keterampilan gerak
dapat diartikan sebagi suatu kemampuan melaksanakan tugas-tugas gerak tertentu
dengan baik. “Cronback dalam Agus Dama dalam Sudjarwo dan Budi Satyawan
(1994: 17) mendefinisikan keterampilan dengan kata seperti otomatik cepat dan
akurat”. Lebih lanjut disebutkan gerakan keterampilan menurut “ Sugiyanto dan
Sudjarwo (1992: 222) adalah gerakan yang memerlukan koordinasi dan kontrol
gerak yang cukup komplek, untuk menguasainya diperlukan proses belajar gerak,
commit to user
Untuk bisa memiliki gerakan yang efisien diperlukan keterlibatan berbagai
unsur kemampuan yang ada pada individu secara menyeluruh. Unsur yang
mendukung kemampuan gerak agar efisien tidak hanya kemampuan fisik saja
tetapi dibutuhkan kemampuan mental dan kemampuan emosional. Ketiga
komponen tersebut harus berfungsi dalam mekanisme yang serasi dan saling
mendukung. “Ada tiga prasyarat untuk gerakan yang efisien yaitu komponen
fisik, mental, dan emosional” Broer dan Zernicker, dalam Sudjarwo dan Budi
Satyawan (1994: 19), ketiga komponen tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Komponen fisik, meliputi: 1) Ketahanan
2) Fleksibilitas 3) Kekuatan 4) Power otot
5) Akuitas indera penglihat, pendengar, pembau, peraba, kinestetik, dan impresi dari kanal semisirkular.
b. Komponen mental, meliputi:
1) Kesadaran akan keadaan keterampilan.
2) Kemampuan mengerti dengan cepat, membuat keputusan yang cepat
untuk mengatasi problem gerak, menangkap hubungan special, memaksir objek yang bergerak, menaksir lamanya waktu, menaksir tekanan dan intensitas, mengingat gerakan lampau (memori kinestetik), dan mengerti mekanika gerakan.
c. Komponen emosional, meliputi: 1) Ketiadaan gangguan emosional.
2) Adanya kebutuhan atau keinginan mempelajari atau melakukan gerakan.
3) Memiliki sifat positif terhadap gerakan dan kontrol diri.
Besarnya peranan setiap unsur kemampauan tidak selalu sama pada setiap
gerakan. Untuk mendapatkan kualitas gerakan sangat tergantung pada perpaduan
antara aspek sensorik dan aspek motorik sistem syaraf secara efisien. Perpaduan
yang baik dari kedua aspek ini dapat dicapai melalui proses belajar gerak dimana
proses ini menuntut kesungguhan, keteraturan, dan intensitas yang memadai.
Semakin sering melakukan gerakan, individu semakin terbiasa. Hal ini akan
mendorong tercapainya kebenaran gerak yang dilakukan dan pada akhirnya, akan
commit to user
b. Keterampilan Teknik Bermain Tenis Meja
Tenis meja merupakan olahraga permainan, dimana di dalam
memainkannya dibutuhka keterampilan yang cukup tinggi. Oleh karena itu agar
mampu bermain tenis meja dengan terampil, maka seorang pemain pemula harus
menguasai teknik permainan tenis meja. Menurut Hodges L (1996: 17) “Ada lima
langkah utama bermain tenis meja untuk pemula yaitu:
1) Cara memegang dan mengontrol bet. 2) Spin dan sudut bet (permainan spin).
3) Posisi siap, pukulan forehand dan backhand. 4) Servis permulaan.
5) Penempatan dan pengaturan kaki.
Langkah-langkah bermain tenis meja adalah sebagai berikut:
1) Cara Memegang dan Mengontrol Bet
Menurut Hodges L (1996: 14) ada tiga cara memegang bet dalam
bermain tenis meja yaitu:
a) Shakehands grip
Shakehands artinya “berjabat tangan”. Kelebihan pegangan Shakehands grip adalah dengan grip ini seorang pemain dapat melakukan forehand stroke dan backhand stroke tanpa merubah grip (pegangan), pegangan ini paling baik untuk bermain jauh dari meja, cara memegangnya adalah:
(1) Bidang bet berstandar pada lekuk antara ibu jari dan jari telunjuk. (2) Kuku ibu jari tegak lurus dengan permukaan bet.
(3) Jari telunjuk berada di bawah permukaan bet.
(4) Untuk memperkuat pukulan forehand putar bagian atas bet
kearah anda.
(5) Untuk memperkuat pukulan backhand, putas bagian atas bet
menjauh dari anda, seperti cara berjabat tangan.
commit to user
b) Penhold GripPenhold artinya “memegang pena”. Cara memegang bet ini adalah seperti memegang pena. Style ini lebih popular di Asia. Dengan grip ini hanya mempergunakan salah satu sisi dari bet. Kelebihannya antara lain sangat baik untuk pukulan forehand, pukulan backhand yang cepat, mudah menggunakan pergelangan tangan pada setiap pukulan, khususnya saat melakukan servis. Cara memegang bet gaya penhold grip adalah:
(1)Pegang bet mengarah ke bawah dengan pegangan mengarah ke atas (Gambar 2a), pegang bet tepat dimana pegangan menyatu dengan bidang bet dengan menggunakan ibu jari dan ibu telunjuk (cara ini sama dengan cara memegang pena).
(2)Tekukkan tiga jari yang lainnya pada sisi bet yang lain, (penhold grip gaya China, Lihat gambar 2b) atau meluruskannya mengarah ke bagian bawah bet dengan jari yang dirapatkan, (penhold grip gaya Korea, lihat gambar 2c).
Gambar 2. Penhold grip (Kertamanah A., 2003 : 2-3)
c) Seemiller Grip
Seemiller grip yang juga dikenal dengan American grip, adalah versi dari Shakehands grip. Kelebihannya antara lain memberikan kesempatan para pemain untuk melakukan blok yang baik. Adapun cara memegang bet adalah sebagai berikut:
(1)Pegang bet dengan shakehands grip.
(2)Putar bagian atas bet dari 20 menjadi 90 derajat ke arah tubuh (gambar 3).
(3)Lekukan jari telubnjuk di sepanjang sisi bet.
commit to user
2) Spin dan Sudut Bet (Permainan Spin)Tenis meja adalah sebuah permainan putaran. Hampir setiap pukulan dan
servis yang dilakukan menyebabkan bola berputar, dan untuk memahami cara
melakukannya maka setiap pemain harus memahami tipe putaran (spin). Setiap
pemain yang baik harus menggunakan spin pada setiap pukulan mereka. Pemain
penterang menggunakan top spin untuk mengontrol serangannyan sedangkan
pemain yang bertahan menggunakan back spin untuk mengontrol pertahanannya.
Hampir semua pemain menggunakan side spin untuk melakukan servis agar lawan
tidak dapat mengembalikan bola dengan keras. “Tanpa spin, permainan akan
menjadi berbeda dan tidak menarik”.
Menurut Hodges L.(1996 : 25) ada tiga tipe dasar spin yaitu: Topspin,
Backspin, dan Sidespin (lihat gambar 4)
Gambar 4. Tiga tipe dasar spin. Hodges L.(1996 : 25)
a) Topspin
Topspin dilakukan dengan memukul bagian belakang bola (biasanya mengarah ke atas) dengan pukulan mengarah ke atas. Ciri-ciri pukulan topspin adalah : (1) Bola bergerak mengarah ke bawah, ini berarti bola yang dipukul dengan keras biasanya akan menuju bagian ujung meja dan masih tetap bisa menyentuh meja. (2) bola memantul setelah menyentuh meja, menjauh dari jangkauan lawan sehingga sulit dikembalikan. (3) Pengembalian bola tinggi atau keluar dari meja.
b) Backspin
commit to user
c) SidespinSidespin dilakukan dengan memukul bagian belakang bola (biasanya mengarah ke samping) dengan pukulan mengarah ke samping. Bola berputar seperti piringan hitam. Ciri-ciri sidespin adalah: (1) Bola berputar menyamping. (2) Bola akan memantul ke bagian samping saat menyentuh meja. (3) Bila spin tidak diperhitungkan sebelumnya bola akan keluar dari sisi meja. (4) Sidespin sangat efektif dilakukan pada saat servis.
Pengembalian bola dalam permainan tenis meja sangat bervariatif sesuai
dengan apa yang dikehendaki berdasarkan respon yang diterima. Hal ini
disebabkan sudut-sudut bet saat mengembalikan bola mempunyai ciri khas
tersendiri. Simpson P. (1986: 19) menggambarkan diagram sudut-sudut bet saat
mengembalikan bola seperti dalam gambar 5 berikut:
Gambar 5. Sudut-sudut bet mulai dari posisi bet terbuka sampai
bet tertutup.(Simpson P., 1989 : 19)
3) Posisi Siap, Pukulan Forehand, dan Pukulan Backhand.
Posisi siap adalah posisi terpenting sebelum bermain tenis meja. Menurut
Hodges L. (1996: 34), “Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemain
pemula dalam mengambil posisi siap yaitu:
a) Tubuh harus di seimbangkan.
b) Kaki mengarah tegakl lurus terhadap endline (garis ujung meja).
c) Kaki kanan diletakkan sedikit ke belakang, dengan tubuh tetap
commit to user
d) Berat badan bertumpu pada kedua kaki.e) Lutut harus diletakkan, dengan badan yang sedikit dicondongkan. f) Jaga posisi dengan tetap rileks, lihat gambar 6.
Gambar 6. Posisi siap. Hodges L.(1996 : 34).
Tahapan selanjutnya adalah melakukan pukulan forehand dan backhand.
Pukulan forehand adalah setiap pukulan yang dilakukan dengan bet yang
digerakkan ke arah kanan siku untuk pemain yang menggunakan tangan kanan,
dan ke kiri untuk pemain yang menggunakan tangan kiri. Pukulan backhand
pukulan yang dilakukan dengan bet yang digerakkan ke arah kiri untuk pemain
yang menggunakan tangan kanan, dan ke kanan untuk pemain yang menggunakan
tangan kiri.
Adapun langkah-langkah pukulan forehand adalah sebagai berikut:
a) Dalam posisi siap.
b) Tangan dilemaskan.
c) Bet sedikit di buka untuk menghadapi backspin, sedikit di tutup untuk
menghadapi topspin.
d) Pergelangan tangan lemas dan sedikit dimiringkan ke bawah.
e) Bergerak untuk mengatur posisi, kaki kanan sedikit ke belakang untuk
melakukan forehand. (Gambar 7a)
Tahap pelaksanaan pukulan forehand dalam tenis meja adalah
commit to user
a) Backswing(1)Putar tubuh ke belakang dengan bertumpu pada pinggang dan
pinggul.
(2)Putar tangan ke belakang dengan bertumpu pada siku.
(3)Berat badan dipindahkan ke kaki kanan.
(4)Untuk menghadapi backspin bet harus digerakkan lebih rendah.
(Gambar 7b)
b) Fordwardswing.
(1)Berat badan dipindahkan ke kaki kiri
(2)Tubuh di putar ke belakang bertumpu pada pinggang dan pinggul.
(3)Tangan diputar ke depan dengan bertumpu pada siku.
(4)Kontak bola dilakukan di depan sisi kanan tubuh. (Gambar 7c).
Tahap akhir
Tahap akhir pukulan forehand adalah :
(1)Bet bergerak ke depan dan sedikit di naikkan ke atas.
(2)Kembali ke posisi siap. (Gambar 7d)
Gambar 7. Rangkaian gerakan pukulan forehand (Hodges L. 1996 : 35-37).
Untuk teknik pelaksanaan pukulan backhand di bagi menjadi tiga tahap
yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Untuk tahap persiapan
adalah sebagai berikut:
1) Dalam posisi siap.
commit to user
3) Bet sedikit di buka untuk menghadapi backspin, sedikit di tutup
untuk menghadapi topspin.
4) Pergelangan tangan lemas dan sedikit dimiringkan ke bawah.
5) Bergerak untuk mengatur posisi, kaki kanan sedikit ke belakang
untuk melakukan backhand. (Gambar 8).
Tahap pelaksanaan pukulan forehand dalam tenis meja
adalah sebagai berikut:
a) Backswing
(1) Bet digerakkan sejajar dengan pinggang.
(2) Untuk menghadapi underspin, bet direndahkan sedikit.
(3) Pergelangan tangan dimiringkan ke belakang.
(4) Bet dalam keadaan tegak lurus atau sedikit ditutup untuk
menghadapi topspin dan sedikit di buka untuk menghadapi
backspin.
b) Forward Swing
(1) Bet langsung diayunkan ke depan.
(2) Siku bergerak sedikit ke arah depan.
(3) Kontak dilakukan di depan sisi kiri tubuh.
(4) Gerakan pada ujung pergelangan tangan ke bawah saat
melakukan pukulan sehingga pergelangan tangan menghadap
meja dengan bet dalam keadaan tertutup, lihat gambar 8a untuk
back swing dan gambar 8b. untuk forward swing berikut.
Tahap akhir dari pukulan backhand adalah bet bergerak ke arah
bola dan kembali posisi siap, seperti pada gambar 8 berikut:
Gambar 8. Rangakian gerakan pukulan backhand
commit to user
4) Servis Permulaan (mengambil inisiatif)Servis adalah pukulan bola pertaman yang dilakukan oleh server.
Pukulan ini dimulai dengan bola yang dilambungkan ke atas dari telapak tangan
dan kemudian di pukul dengan bet. Dalam bermain tenis meja, servis merupakan
hal yang penting dan sangat perlu dilakukan. Anda dapat saja memukul bola
tinggi di atas net saat anda melakukan servis, hanya untuk memulai permainan.
Tapi servis ini akan memberikan kesempatan pada lawan anda untuk melepaskan
pukulan yang akan memulai rally. Karena lawan anda pasti telah melewati banyak
waktu untuk menyempurnakan servisnya, ia akan menggunakan inisiatif saat
melakukan servis, dan anda akan rugi sekali jika tidak melakukan hal yang sama.
Sebelum melakukan servis seorang pemain harus mengetahui
peraturan-peraturan dalam melakukan servis. Peraturan-peraturan-peraturan tersebut berdasarkan
peraturan terbaru PP-PTMSI tahun 2003 adalah sebagai berikut:
a) Pada permulaan servis, bola harus diam secara bebas di atas
permukaan telapak tangan, terbuka dala genggaman tangan server, di belakang garis akhir dan di atas permukaan meja.
b) Server harus melambungkan bola ke atas tanpa memberikan spin, bola dilambungkan sedikitnya 16 cm dari permukaan telapak tangan bebas dan kemudian turun tanpa menyentuh apapun sebelum dipukul.
c) Ketika bola turun, server harus memukulnya sehingga pertama kali yang disentuhnya adalah bagian mejanya. Dan setelah melewati net lalu menyentuh bagian meja penerima bola. Pada ganda, bola harus menyentuh bagian kanan dari server dan receiver secara berturut-turut. d) Bola dan bet harus di atas permukaan meja dari waktu terkhir, dimana
bola dalam keadaan diam sebelum dilambungkan untuk dipukul.
e) Pada saat bola dipukul, bola harus berada di belakang garis akhir server tetapi tidak melewati bagian dari badan bagian belakang server kecuali tangannya. Kepalanya atau kaki yang terlalu jauh dari garis akhir mejanya.
Menurut Hodges L, (1996: 43) ada empat cara yang perlu di pelajari dari
awal bagaimana cara mempelajari servis, yaitu: forehand topspin, backhand
topspin, forehand backspin, dan backhand backspin. Adapun penjelasannya
commit to user
(1)Servis forehand topspin(a) Tahap persiapan, bet kira-kira tegak lurus dengan lantai,
pergelangan tangan bebas agak dimiringkan kea rah bawah serta tangan tidak kaku, (lihat gambar 9a).
(b)Tahap pelaksanaan, tarik bet ke belakang kira-kira satu kaki jaraknya lantai, dan lemparkan bola ke atas kira-kira 6 inchi atau setinggi mata, (lihat gambar 9b).
(c) Bet digerakkan ke depan, serempet bagian bawah bola ke atas untuk menimbulkan topspin yang lebih kuat, pukul bagian belakang bola dengan sangat mendatar agar bola bergerak lebih cepat, (lihat gambar 9c).
(d)Tahap akhir, ikuti gerak bet secara alami, bagian akhir sedikit ke atas untuk topspin yang lebih cepat dan bagian akhir gerakan lurus ke depan untuk bola yang cepat. (lihat gambar 9d).
Gambar 9. Urutan pelaksanaan servis forehand topspin
(Hodges L, 1996 : 45-47)
(2)Servis backhand topspin
(a) Tahap persiapan, bet kira-kira tegak lurus dengan lantai,
pergelangan tangan bebas agak dimiringkan ke arah bawah serta tangan tidak kaku, (lihat gambar 10a).
(b)Tahap pelaksanaan, tarik bet ke belakang kira-kira satu kaki jaraknya lantai, dan lemparkan bola ke atas kira-kira 6 inchi atau setinggi mata, (lihat gambar 10b).
(c) Bet digerakkan ke depan, serempet bagian bawah bola ke atas untuk menimbulkan topspin yang lebih kuat, pukul bagian belakang bola dengan sangat mendatar agar bola bergerak lebih cepat, (lihat gambar 10c).
commit to user
Gambar 10. Urutan pelaksanaan servis backhand topspin
(Hodges L, 1996 : 45-47)
(3)Servis forehand backspin
(a) Tahap persiapan, bet bet dalam keadaan sangat terbuka,
pergelangan tangan sedikit dilemaskan dan dimiringkan ke atas serta tangan tidak kaku, (lihat gambar 11a).
(b)Tahap pelaksanaan, tarik bet ke arah belakang sedikit ke atas dan lambungkan bola ke atas kira-kira 6 inchi atau setinggi mata, (lihat gambar 11b).
(c) Serempet bagian bawah pada bagian belakang bola dengan gerakan menyerempet yang lebih kuat untuk menimbulkan backspin yang lebih keras, (lihat gambar 11c).
(d)Tahap akhir, ikuti gerak bet secara alami, dan cobalah untuk membuat bola mendarat dengan pendek, (lihat gambar 11d).
Gambar 11. Urutan pelaksanaan servis forehand backspin
(Hodges L, 1996 : 48-49)
(4)Servis forehand backspin
(a) Tahap persiapan, bet bet dalam keadaan sangat terbuka,
commit to user
(b)Tahap pelaksanaan, tarik bet ke arah belakang sedikit ke atas dan lambungkan bola ke atas kira-kira 6 inchi atau setinggi mata, (lihat gambar 12b).
(c) Serempet bagian bawah pada bagian belakang bola dengan gerakan menyerempet yang lebih kuat untuk menimbulkan backspin yang lebih keras, (lihat gambar 12c).
(d)Tahap akhir, ikuti gerak bet secara alami, dan cobalah untuk membuat bola mendarat dengan pendek, (lihat gambar 12d).
Gambar 12. Urutan pelaksanaan servis backhand backspin
(Hodges L, 1996 : 48-49)
5) Penempatan dan Pengaturan Kaki (Bagaimana Cara Bergerak ke Arah
Bola)
Cara menempatkan diri di dekat meja seringkali menentukan permainan.
Apabila pemain menempatkan diri dengan benar, maka pemain tersebut
cenderung bermain dengan benar apabila tidak maka ia tidak mungkin dapat
bermain dengan benar. Menurut Hodges L (1996: 55) bahwa:
commit to user
Gambar 13. Penempatan diri yang benar (Hodges L, 1996: 56)
Untuk tingkat pemula menggunakan metode dua langkah (two-step)
sebagai metode pengaturan kaki (footwork). Tipe ini adalah metode footwork yang
paling terkenal, dan banyak digunakan oleh hampir semua pemain top yang
bersifat menyerang. Footwork two-step digunakan untuk bergerak menyamping
kedua sisi. Salah satu versi dari footwork two-step juga digunakan untuk bergerak
ke arah atau menjauh dari meja.
Adapun langkah-langkah melakukan footwork dengan metode two-step
menurut Hodges L. (1996: 12) adalah:
a) Lutut sedikit ditekukkan.
b) Berat badan dibagi secara rata pada kedua kaki.
c) Berat badan di tumpukan pada bagian ujung.(gambar 14a). d) Kaki kiri melakukan langkah pendek.
e) Berat badan mulai dipindahkan ke kiri. f) Kaki kiri menahan. (gambar 14b). g) Kedua kaki diseret ke kiri.
h) Kaki dirapatkan pada pertengahan gerakan. (gambar 14c). i) Kaki kiri digerakkan ke kiri.
j) Apabila akan melakukan pukulan forehand, kaki kanan sedikit ditarik ke belakang.
k) Di akhiri dengan posisi untuk melakukan pukulan.
l) Mulai melakukan backswing setelah melakukan footwork.
commit to user
Setelah melepaskan pukulan diharapkan seorang pemain tetap menjaga
posisi dalam keadaan siap, karena bola yang dipukul kemungkinan kembali sangat
besar sehingga kejadian-kejadian yang bakal terjadi saat pertandingan
berlangsung akan cepat direspon dan dilaksanakan dengan tepat.
2. Organisasi
a. Pengertian Organisasi
Organisasi merupakan suatu wadah untuk melaksanakan suatu kegiatan.
Tingkat kemajuan dan meluasnya orang melakukan kegiatan olahraga menuntut
adanya pengorganisasian suatu perkumpulan olahraga dengan baik dan benar.
Unsur-unsur yang menimbulkan terbentuknya organisasi antara lain:
1. Kumpulan orang-orang.
2. Hubungan yang saling mempengaruhi.
3. Adanya kerjasama.
4. Adanya tujuan yang sama antar anggota.
Meskipun batasan atau definisi organisasi yang dikemukakan di atas
bervariasi, namun dapat disimpulkan pengertian organisasi sebagai berikut,
Organisasi adalah suatu kerangka atau wadah kegiatan dari sistem kerjasama antar
sekelompok orang yang secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan bersama.
b. Organisasi Olahraga
Organisasi terdiri bermacam-macam bentuknya, baik dilihat dari kegiatan
yang dilaksanakan dan tujuan yang hendak dicapai. Organisasi olahraga tidaklah
berbeda dengan organisasi pada umumnya. Perbedaanya hanya terletak pada
kegiatan atau aktivitas yang dijalankan dalam suatu organisasi dan tujuan dari
organisasi olahraga tersebut. Organisasi olahraga merupakan usaha dari
sekelompok orang yang bergerak dalam bidang olahraga tertentu dan saling
commit to user
Di dalam organisasi olahraga yang baik harus memenuhi syarat-syarat
khusus sebagai organisasi olahraga, sehingga organisasi tersebut merupakan
organisasi yang sehat, baik dan berjalan dengan lancar. Tanpa memenuhi syarat
sebagai organisasi olahraga tujuan yang telah ditetapkan bersama tidak dapat
tercapai. Cabang olahraga indonesia terdiri dari beberapa macam cabang,
sehingga antara organisasi olahraga yang satu dengan organisasi olahraga yang
lain berbeda-beda. Akan tetapi setiap cabang olahraga mempunyai struktur
organisasi sendiri-sendiri baik di tingkat daerah maupun ditingkat pusat.
Sebagai induk organisasi olahraga di Indonesia adalah Komite Olahraga
Nasional atau KONI Pusat berkedudukan di Jakarta. KONI pusat ini membawahi
dan mengkoordinir semua organisasi olahraga di Indonesia. Dengan demikian
akan terjalin kerjasama yang baik antara organisasi olahraga baik di tingkat daerah
maupun tingkat pusat, sehingga tujuan organisasi olahraga yaitu prestasi
maksimal akan dicapai dengan baik.
c. Sruktur dan Bagan Organisasi
Struktur organisasi merupakan gambaran kedudukan seseorang dalam
sebuah organisasi. Dengan melihat struktur organisasi , maka akan diketahui tugas
dan hubungan kerjasama yang harus dijalankan. Menurut Sutarto (1989: 37)
mengemukan bahwa, “struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan
satuan-satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas wewenang yang saling
mempunyai tugas tertentu dalam kesatuan yang utuh”. Untuk menentukan dan
menempatkan seseorang dalam organisasi harus sesuai dengan kedudukanya dan
mempunyai potensi yang baik, Sehingga akan terjadi proses kerja yang lebih
efektif dan efisien serta menghasilkan kualitas kerja yang baik. Seperti
dikemukakan Sutarto ( 1989: 39 ) bahwa “struktur organisasi sehat berarti
tiap-tiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan perananya dengan tertib,
struktur organisasi efisien berarti dalam menjalankan perananya tersebut
mencapai perbandingan terbaik antara usaha dan hasil”.
Sedangkan yang dimaksud dengan bagan organisasi merupakan gambar
commit to user
wewenang antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan melihat bagan
organisasi, juga dapat dilihat bagaimana kedudukan seseorang dalam sebuah
organisasi. Kedudukan yang ditempati seseorang dalam sebuah organisasi harus
mampu melaksanakan tugas-tugasnya dan hubungan kerjasama yang baik dengan
lainya, sebab apabila tidak mampu melaksanakan tugasnya dan tidak ada
kerjasama yang baik, maka organisasi tersebut tidak sehat dan tidak berjalan
lancar.
Menurut Sutarto (1989: 194) mengemukakan bahwa “bagan organisasi
adalah gambar struktur organisasi yang ditunjukkan dengan kotak-kotak atau
garis-garis yang disusun menurut kedudukanya yang masing-masing memuat
fungsi tertentu dan satu sama lain dihubungkan dengan garis-garis saluran
wewenang”. Sedangkan menurut Soebagio Hartoko (1996: 6) mengemukakan
bahwa “bagan organisasi adalah gambar struktur organisasi yang ditunjukkan
dengan kotak-kotak atau garis-garis yang disusun menurut kedudukanya yang
masing-masing memuat fungsi tertentu, yang satu sama lain dihubungkan dengan
garis-garis saluran wewenang dan tanggung jawab”.
Organisasi yang sehat dan baik adalah organisasi apabila setiap satuan
tertentu mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan menghasilkan kualitas
kerja yang baik pula, sehingga membawa kemajuan organisasi. Setiap bagian
tertentu harus mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan menghasilkan kerja
yang efektif dan efisien. Soebagio Hartoko (1996: 2) mengemukakan bahwa
rangkaian aktivitas dalam organisasi meliputi:
1. Menyusun bentuk dan pola usaha kerjasama.
2. Menggolongkan tindakan yang harus dijalankan dalam
kesatuan-kesatuan tertentu.
3. Menentukan tugas pekerjaan bagi orang-orang yang tergabung dalam
usaha kerjasama itu.
4. Membagi wewenang masing-masing.
5. Menetapkan jalinan hubungan kerja diantaranya mereka serta saluran pemerintah dan tanggung jawab.
Kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan
commit to user
dilaksanakan, proses kerjasama yang baik, serta pembagian tugas yang tepat,
sehingga akan meningkatkan kualitas organisasi.
d. Unsur-unsur dalam Organisasi
Di dalam sebuah organisasi terdapat beberapa unsur atau unit pejabat
yang menduduki suatu bidang tertentu. Unsur-unsur organisasi tersebut
mempunyai tugas tertentu yang sesuai jabatanya dan saling berhubungan satu
sama lainnya. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap unsur
organisasi bertujuan untuk menghasilkan kualitas kerja yang baik dan kemajuan
organisasi, sehingga organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan baik. Adapun
unsur-unsur di dalam sebuah organisasi antara lain:
1) Pengurus
Pengurus merupakan orang yang mempunyai tugas dan tanggung
jawab cukup besar dalam suatu organisasi. Pengurus merupakan orang
yang memegang kendali jalanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
suatu organisasi. Maju atau mundurnya suatu organisasi tergantung dari
aktivitas para pengurusnya. Pengurus dalam suatu organisasi, biasanya
dipegang oleh seorang pejabat tertentu. Pejabat yang bertindak sebagai
pengurus dalam organisasi dapat disusun dengan format sebagai berikut:
a) Ketua umum
Adalah seorang yang bertugas sebagai penanggung
jawab dari seluruh kepengurusan yang ada didalam organisasi.
Ketua umum merupakan pejabat tertinggi dalam suatu
kepengurusan organisasi. Fungsi ketua umum dalam sebuah
organisasi dapat dijabarkan sebagai berikut:
(1) Sebagai penanggung jawab dalam organisasi.
(2) Sebagai pimpinan organisasi.
commit to user
b) SekretarisBertugas membantu ketua umum dalam menjalankan
tugasnya. Tugas seorang sekretaris yang paling pokok adalah
mengurusi semua kelancaran administrasi, membuat surat-surat,
mengatur hubungan surat menyurat, mencatat arsip-arsip dan
mengagendakan arsip atau surat-surat penting.
c) Bendahara
Adalah unsur organisasi yang bertanggung jawab
mengenai harta kekayaan milik organisasi, memegang
pembukuan kas, yang paling utama adalah bertugas mengatur
keluar masuknya keuangan dalam organisasi.
d) Penasehat
Adalah unsur organisasi yang bertugas untuk memberi
nasehat dan petunjuk kepada ketua umum pada setiap diadakan
rapat atau pertemuan.
e) Seksi-seksi
Adalah unsur organisasi yang bertanggung jawab
terhadap bidang yang menjadi tanggung jawabnya yang
diberikan oleh organisasi untuk menangani salah satu bidang
usaha. Setiap seksi dipimpin oleh ketua seksi, banyak sedikitnya
seksi tergantung dari kebutuhan serta besar kecilnya organisasi.
2) Anggota
Anggota adalah orang-orang yang ikut andil dalam organisasi.
Keterlibatan seorang anggota di dalam suatu organisasi sangat diperlukan,
meskipun keberadaan anggota dalam organisasi tidak begitu aktif bila
dibandingkan dengan keterlibatan seorang pengurus. Kewajiban pokok
seorang anggota dalam organisasi adalah mentaati segala peraturan yang
commit to user
3) Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga
Anggaran Dasar merupakan landasan pokok dan sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan yang memuat aturan-aturan yang berlaku sesuai
dengan ketentuan dalam organisasi. Anggaran Rumah Tangga merupakan
petunjuk pelaksanaan kegiatan dalam organisasi. Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga keduanya merupakan dasar dan petunjuk bagi
pelaksanaan kegiatan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
4) Rencana Kerja
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perlu dibuat adanya
rencana kerja. Dalam rencana kerja tersebut memuat kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.
Agar rencana kerja dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan kerja
sama yang baik antar unsur-unsur yang terlibat di dalam organisasi.
5) Anggaran Belanja
Anggaran Belanja merupakan salah satu bentuk dari berbagai
rencana kerja yang telah disusun dalam organisasi. Dalam menyusun
Anggaran Belanja harus disesuaikan dengan keadaan organisasi. Anggaran
Belanja yang dibuat hendaknya bersifat realistis, luwes dan kontinyu.
Anggaran Belanja yang dibuat harus mampu mengatasi
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan dapat berubah sesuai dengan keadaan,
serta jangan sampai Anggaran Belanja yang dibuat tidak sesuai dengan
perhitungan yang sudah direncanakan.
e. Pengertian Manajemen
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen,
semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit karena
dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sarana-sarana dan
commit to user
dalam organisasi. Manajemen dapat diartikan sebagai pekerja dengan orang-orang
untuk menentukan, menginterprestasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi
dengan pelaksanaannya fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penyusunan personalia (staffing), pengarahan dan kepemimpinan
(leading), dan pengawasan (controlling). Definisi manajemen memang merupakan
masalah yang sulit sehingga definisinya sangat universal. Demikian juga dengan
PPLP Tenis meja Jawa Tengah dalam melaksanakan kegiatan yang berdasarkan
rencana yang telah disepakati bersama, baik anggota maupun pengurus
melakukanya berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
Ada baiknya dikutipan tentang manajemen dari beberapa ahli yang
dirangkap oleh Subagio Hartoko, Dalimin dan Soemarno ( 1998):
1. DR. Sp. Siagian, MPA: Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan
untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain.
2. GR Terry: Manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan melalui atau menggunakan kegiatan orang lain. 3. Drs. The Liang Gie: Manajeman itu sebagai tindakan-tindakan atau proses
menggerakkan tindakan dalam usaha kerjasama manusia sehingga tujuan yang telah ditentukan benar-benar tercapai.
f. Pengertian Administrasi
Administrasi adalah suatu rangkaian kegiatan atau sekelompok orang
untuk mendayagunakan sumber-sumber dana, fasilitas, ide-ide dan orang-orang
yang tergabung dalam suatu unit kerja atau organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya sehingga lebih efektif dan efisien. Dalam organisasi
agar dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka perlu disusun dan diatur agar
mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Agar hasil tersebut tercapai, maka
perlu adanya administrasi yang baik, karena membantu dalam penyelenggaraan
kegiatan. Sedangkan administrasi yang dikutip dari Dalimin (1998: 6), sebagai
berikut:
1) John M Griffuer: Administrasi dapat dirumuskan sebagai
pengorganisasian dan pengarahan sumber daya manusia dan tenaga kerja dan materi untuk mencapai tujuan yang dicapai.
commit to user
Dari pengertian administrasi diatas maka perlu unsur-unsur administrasi
antara lain :
1) Sekelompok manusia, dua orang atau lebih.
2) Proses kerjasama dengan rangkaian kegiatan yang menyeluruh dan
integral.
3) Tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.
4) Pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
5) Pendayagunaan sumber personil dan material.
g. Pengertian Kepemimpinan
Organisasi merupakan perkumpulan beberapa orang yang mempunyai
tujuan tertentu, dan beberapa orang tersebut ada yang dinamakan pemimpin.
Pemimpin merupakan orang yang mempunyai tanggung jawab kepada pengurus
lainnya. Sehingga kepemimpinan yang solid adalah kepemimpinan yang
berwibawa terhadap orang lain karena nilai-nilai pribadinya. Orang-orang yang
akan mengikuti dengan senang hati penuh kepercayaan karena kepribadiannya
merupakan jaminan.
Dikalangan masyarakat indonesia, Sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh
seorang pemimpin dapat dijumpai pada warisan tradisional indonesia yaitu “ Asta
Brata ”seperti yang dikatakan Wirjosuparto yang dikutip oleh Soejono Soekanto
(1990: 29). Menurut Asta Brata kepemimpinan yang berhasil harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Indra-brata, yang memberi kesenangan dalam jasmani.
2. Yama-brata, yang menunjukkan pada keahlian dan kepastian hukum.
3. Surya-brata, yang menggerakkan bawahan dengan mengajak mereka
untuk bekerja persuasion.
4. Caci-brata, yang memberi kesenangan rohani.
5. Bayu-brata, yang menunjukkan keteguhan pendidikan dan rasa tidak segan-segan turut merasakan kesukaran-kesukaran pengikutnya.
6. Dhana-brata, menunjukkan suatu sikap yang patut dihormati.
7. Paca-brata, yang menunjukkan kelebihan didalam ilmu pengetahuan, kepandaian dan keterampilan.
commit to user
3. Prasarana dan Sarana
a. Pengertian Prasarana dan Sarana
Salah satu syarat dapat dilaksanakannya kegiatan pembinaan prestasi
olahraga yaitu tersedianya prasarana dan sarana yang cukup lengkap. Prasarana
dan sarana yang lengkap merupakan salah satu faktor yang menunjang kelancaran
suatu kegiatan serta mencapai prestasi yang maksimal. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1990: 157) definisi prasarana dan sarana adalah sebagai
berikut:
1) Prasarana adalah segala hal yang merupakan penunjang terselenggaranya
suatu proses atau usaha.
2) Sarana adalah merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat
untuk mencapai suatu tujuan.
Pengertian Prasarana dalam bahasa inggris dengan istilah facility,
sedangkan sarana dengan istilah equipment. Dari pengertian tersebut Ratal
Wirjosantoso (1987: 157) mendefinisikan batasan kata fasilitas, perlengkapan dan
alat sebagai berikut:
1) Fasilitas adalah suatu bentuk yang permanen baik untuk ruangan di dalam maupun di luar ruangan. Misalnya adalah gymnasium, kolam renang, lapangan-lapangan permainan, dan sebagainya.
2) Perlengkapan adalah perkakas yang permanen yang dibandingkan dengan fasilitas. Misalnya adalah peti lompat, kuda-kuda pelana, palang tunggal, palang sejajar dan ring.
3) Alat-alat olahraga atau suplies biasanya dipakai dalam waktu yang relatif pendek, misalnya bola, raket, jaring bola basket, jaring tenis.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas atau prasarana
merupakan bentuk permanen yang berupa bangunan atau tempat, baik yang
berada di luar maupun di dalam yang digunakan untuk aktivitas olahraga. Sarana
adalah suatu benda yang digunakan dalam latihan atau bertanding, dimana dalam
latihan atau bertanding benda atau alat tersebut tidak dapat dipindah-pindahkan.
Sedangkan alat olahraga adalah suatu benda yang digunakan dalam berolahraga,
mudah untuk dipindah-pindahkan dan digunakan dalam waktu yang relatif
commit to user
b. Prasarana dan Sarana Olahraga Tenis meja
Langkah awal dalam bermain tenis meja adalah memperhatikan
Prasarana dan Sarana yang perlu dipersiapkan dalam bermain. Menurut Hodges L.
(1996: 5) bahwa “Terdapat empat peralatan yang harus dipersiapkan dan
dibutuhkan untuk bermain tenis meja yaitu: meja, net, bola dan bet”. Menurut
peraturan dan ketentuan Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (2002/2003: 1-3)
prasarana dan saranabermain tenis meja antara lain:
1) Meja
Berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 274 cm dan lebar 152,5 cm, sedangkan tinggi meja dari lantai adalah 76 cm. meja dapat dibuat dari kayu jenis apapun dengan ketebalan berkisar antara 15 sampai 15mm, dan yang penting dapat memantulkan bola secara vertical yang dijatuhkan dari atas permukaan meja setinggi 30 cm dan kembali memantul ke atas setinggi tidak kurang dari 22 cm dan tidak melebihi 25 cm tingginya. Permukaan meja berwarna gelap atau yang lebih baik berwarna hijau tua yang dipadu dengan garis putih selebar 2 cm sepanjang tiap-tiap sisi meja.
Garis putih sisi pada lebar meja dinamakan garis ujung (end line), sedang garis sisi pada panjang meja dinamakan garis tepi (side line). Untuk permainan ganda atau (double), meja permainan dibagi dua bagian oleh suatu garis tengah selebar 3 cm melintang sejajar garis tepi yang disebut garis tengah (center line).
2) Jaring/Net dan Tiang Net
Panjang jaring termasuk perpanjangannya 183 cm, tinggi 15,25 cm dari atas meja. Net berwarna hijau dan lubang-lubang jalanya tidak tembus bola, dan tepi atasnya direnggangkan dengan seutas tali.
3) Bola
Harus berbentuk bulat dengan diameter 37,2 mm-40mm. terbuat dari bahan celluloid atau plastik dan harus berwarna putih atau cerah dengan berat 2,7 gram.
4) Raket/Bet
Terbuat dari kayu dengan lapisan berbusa yang dilapisi karet dengan ketebalan lapisan seluruhnya 4mm.
Adapun ketentuan keadaan tempat pertandingan tenis meja menurut
peraturan dan ketentuan tenis meja PTMSI (2002/2003: 10) adalah sebagai
berikut:
commit to user
2) Sebagai pemisah antara area pertandingan yang satu dengan yang lain dan dari penonto area harus di tutupi sekelilingnya denga ketinggian 75 cm dengan latar belakang warna gelap.
3) Intensitas cahaya tidak kurang 1000 (watt) lux merata ke seluruh meja pertandingan dan 500 (watt) lux disekelilingnya.
4) Bila beberapa meja sedang digunakan, cahaya lampu juga harus sama
dengan yang lainnya dan cahaya latar belakang pada area pertandingan tidak lebih besar dari cahaya yang ada di area tersebut.
5) Ketinggian lampu tidak kurang dari 5 m dari lantai.
4. Metode Pembinaan Prestasi
Sistem pembinaan olahraga prestasi biasanya mengikuti tahap-tahap
pembinaan yang didasarkan pada teori piramida, yaitu pemassalan, pembibitan
dan pembinaan prestasi.
a. Pemassalan
Pemassalan adalah mempolakan keterampilan dan kesegaran jasmani
secara multilateral dan spesialisasi. Kaitanya dengan pembinaan prestasi,
pemassalan bertujuan untuk melibatkan calon atlet sebanyak-banyaknya sebagai
bagian dari upaya peningkatan prestasi.
Pemassalan olahraga merupakan dasar dari teori piramida dan sekaligus
merupakan landasan dalam proses pembibitan dan pemanduan bakat atlet.
Pemassalan ini harus dimulai sejak usia dini.
Bila dikaitkan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, pemassalan
sangat baik jika dimulai sejak masa kkanak, terutama pada akhir masa
anak-anak (6-12 tahun). Pada masa ini merupakan tahap perkembangan gerak dasar.
b. Pembibitan Atlet
Pembibitan atlet adalah upaya untuk mencari dan menemukan
individu-individu yang memiliki potensi untuk mencapai prestasi olahraga yang tinggi di
kemudian hari, sebagai langkah atau tahap lanjutan dari pemassalan.
Pembibitan yang dimaksud adalah menyemaikan bibit, bukan mencari
commit to user
cangkul mencari bibit ke hutan, melainkan melakukan penyemaian bibit atau
membuat bibit dengan metode tertentu, misalnya dengan memetak sebidang tanah
sebagai tempat penyemaian bibit yang akan ditanam. Ditinjau dari sudut
pertumbuhan dan perkembangan anak, merupakan kelanjutan dari akhir masa
kanak-kanak, yaitu masa adolesensi.
c. Pembinaan Prestasi
Prestasi olahraga merupakan puncak penampilan atlet yang dicapai
dalam suatu pertandingan atau perlombaan, setelah melalui berbagai macam
latihan maupun uji coba. Kompetisi tersebut biasanya dilakukan secara periodik
dan dalam waktu tertentu.
Pencapaian prestasi yang tinggi merupakan puncak dari segla proses
pembinaan, termasuk dari proses pemassalan maupun pembibitan. Dari hasil
proses pemassalan dan pembibitan, maka akan terjaring atau terseleksi atlet-atlet
yang makin menampakkan prestasinya.
5. Program Latihan
a. Pengertian Program Latihan
Program latihan merupakan bahan atau kegiatan yang harus dilakukan
dalam latihan. Dalam menentukan program latihan harus mengacu pada beberapa
faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Penerapan program latihan yang
tepat dan disesuaikan dengan kemampuan atlitnya akan meningkatkan kualitas
atlit secara maksimal. Untuk menghasilkan program latihan yang baik, peranan
seorang pelatih mempunyai arti yang penting dalam menentukan program latihan.
Dalam menentukan program latihan harus mengacu pada tujuan yang hendak
dicapai. Tujuan pokok dari program latihan adalah untuk meningkatkan
kemampuan atlit dan mencapai prestasi yang maksimal.
Dalam menyusun program latihan harus direncanakan dan
commit to user
prestasi yang diinginkan dapat diraihnya. Menurut Sudjarwo (1993: 81)
mengemukakan bahwa, “Penyusunan program latihan dapat dibagi menjadi,
program jangka panjang, menengah dan pendek”. Penyusunan program latihan
harus memperhitungkan periodisasi latihan. Dimana dalam pembagian waktu
latihan harus tepat sasarannya, sehingga antara periode latihan yang satu dengan
periode latihan lainnya dapat berjalan sesuai dengan rencana.
b. Pengertian Latihan
Latihan merupakan proses yang dilakukan secara berulang-ulang dan
dilakukan secara terus menerus, beban latihan selalu ditingkatkan sehingga
kesegaran jasmani tetap terjaga dan prestasi maksimal dapat dicapai. Proses
latihan melibatkan beberapa unsur yang saling berhubungan untuk menghasilkan
prestasi maksimal. Pelatihan yang berkualitas, atlet yang berbakat, program
latihan yang baik serta latihan yang kontinyu merupakan faktor keberhasilan
mencapai prestasi maksimal. Tujuan latihan tidak akan berhasil apabila
unsur-unsur tersebut tidak dimiliki. Penerapan program latihan yang disesuaikan
kemampuan atlet, semangat yang tinggi dari atlet, motivasi yang tinggi, maka
tujuan latihan yang diharapkan dapat diwujudkan.
Menurut A. Hamidsyah Noer (1996: 6) mengemukakan bahwa, “Latihan
adalah suatu proses yang sistematis dari latihan atau bekerja yang dilakukan
berulang-ulang secara kontinyu dengan kian hari kian bertambah beban latihan
untuk mencapai tujuan”. Sedangkan Harsono (1988: 101) mengemukakan
pengertian latihan adalah, “Proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang
dilakukan berulang-ulang dengan kian hari kian menambah beban latihan atau
pekerjaan”.
Dari pengertian latihan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
unsur-unsur dalam latihan antara lain:
1) Latihan merupakan proses yang sistematis, maksudnya dilakukan secara
berencana, menurut jadual yang ditetapkan, metodis dari bagian yang mudah