commit to user
i
Konsep Pengantar Karya Tugas Akhir
PERANCANGAN
BRANDING
DAN PROMOSI
AGROWISATA PERKEBUNAN TLOGO
KABUPATEN SEMARANG
MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Sebagai Prasyarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Seni Pada Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Jurusan Desain Komunikasi Visual
Disusun Oleh : PRATITIS KURNIASARI
C0708007
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
iv
MOTTO
Waktu memang tidak bisa kembali.
Namun, suatu kesalahan dapat diperbaiki
(Penulis)
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini kupersembahkan bagi:
1. Keluarga tercinta (Ayah, Ibu dan
Kakak-kakaku)
2. Perkebunan Tlogo
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas akhir
dengan judul “Perancangan Branding dan Promosi Agrowisata Perkebunan Tlogo Kabupaten Semarang Melalui Desain Komunikasi Visual.”
Dalam penyusunan pengantar tugas akhir ini, tentunya tidak lepas dari
bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni
Rupa.
2. Drs. M. Suharto, M.Sn selaku ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual dan
Pembimbing Kolokium dan Tugas Akhir I.
3. Arief Iman Santoso, S.Sn selaku Pembimbing Kolokium dan Tugas Akhir II.
4. Andreas Widodo, S.Sn., M.Hum selaku pembimbing Akademik dan ketua
siding.
5. Hermansyah Muttaqin, S.Sn., M.Sn selaku sekretaris sidang.
6. Drs. Ahmad Adib, M.Hum., Ph.D selaku Penasehat Akademik dan
Koordinator Kolokium dan Tugas Akhir.
7. Seluruh staf pengajar yang telah bersedia memberikan bekal ilmu dan
bimbingan kuliah.
8. Segenap staf karyawan Desain Komunikasi Visual Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
9. Joko Prastowo selaku Kaur Wisata Perkebunan Tlogo yang telah memberikan
informasi dan membantu perijinan untuk melakukan observasi di Agrowisata
Perkebunan Tlogo.
10. Segenap staf, karyawan dan pihak Perkebunan Tlogo.
commit to user
vii
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih ada kekurangan. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun, untuk perbaikan di
masa yang akan datang.
Semoga pengantar tugas akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Surakarta, 16 Januari 2013
Pratitis Kurniasari
commit to user
2. Ruang Lingkup dan Potensi Agrowisata ………. 27
3. Manfaat Agrowisata ……… 29
BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Data Perusahaan ……….….. 38
1. Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan ……….… 38
2. Lokasi Perusahaan ……….……. 41
3. Profil Perusahaan ………....… 41
4. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Daerah Citra Mandiri Propinsi Jawa Tengah Unit Perkebunan Tlogo ……… 43
5. Struktur Organisasi Perusahaan dan Job Description .. 44
commit to user
1. Tabel Analisis Komparasi Agrowisata Perkebunan Tlogo dengan Kompetitor ………..……….. 70
2. Tabel Analisis SWOT Agrowisata Perkebunan Tlogo ... 71
H. Unique Selling Preposition ……… 72
I. Positioning ……….…………. 73
commit to user
xii
BAB V VISUALISASI KARYA
A. Perancangan Branding Agrowisata Perkebunan Tlogo …... 105
1. Kartu Nama/Business Card …….…………..…………. 105
B. Perancangan Promosi Agrowisata Perkebunan Tlogo ... 113
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
1. Tabel Tujuan Periklanan ………. 21
2. Tabel Media Utama Periklanan ………. 23
3. Tabel Data Konsumen Agrowisata Perkebunan Tlogo ……….. 51
4. Tabel Komparasi Agrowisata Perkebunan Tlogo dengan Kompetitor ... 70
5. Tabel Analisis SWOT Agrowisata Perkebunan Tlogo ………... 71
commit to user
xiv
DAFTAR BAGAN
1. Bagan Piramida brand awareness ……..……….. 11
2. Diagram Nilai dari Kesan Kualitas ………. 13
3. Diagram Nilai dari Asosiasi Merek ……… 14
4. Bagan Piramida Loyalitas ………... 15
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
1. Foto Kantor Perkebunan Tlogo dan Agrowisata Perkebunan Tlogo ... 42
2. Foto Pabrik pengolahan karet Agrowisata Perkebunan Tlogo ………... 42
3. Foto Area outbond dan camping ground Agrowisata Perkebunan Tlogo ………... 42
4. Foto Brosur Agrowisata Perkebunan Tlogo ………... 53
5. Foto Name board Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran ………... 61
6. Foto Brosur Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran ... 61
7. Foto Website Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran ... 62
8. Foto Brosur Agrowisata Salib Putih ………... 69
9. Contoh Multipanel Layout……….. 92
commit to user
xvi
Perancangan Branding dan Promosi Agrowisata Perkebunan Tlogo Kabupaten Semarang Melalui Desain Komunikasi Visual
Pratitis Kurniasari1
Drs. M. Suharto, M.Sn 2 Arief Iman Santosa, S.Sn2
ABSTRAK
Pratitis Kurniasari. 2013. Pengantar Karya Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Branding dan Promosi Agrowisata Perkebunan Tlogo Kabupaten Semarang Melalui Desain Komunikasi Visual. Branding merupakan rangkaian pembentukan nama, istilah, simbol, desain ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan produk/jasa yang membedakan dengan kompetitornya.
Agrowisata Perkebunan Tlogo pada awalnya bernama Wisata Agro Tlogo yang mengalami perpecahan akibat adanya investor asing yang mengubah fasilitas Wisata Agro Tlogo menjadi hotel dengan nama Tlogo Resort Plantation. Hal tersebut menjadikan kegiatan wisata agro yang ditawarkan oleh Wisata Agro Tlogo diambil alih oleh Perkebunan Tlogo dan berganti nama menjadi Agrowisata Perkebunan Tlogo. Sejak pergantian nama menjadi Agrowisata Perkebunan Tlogo, banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang hal tersebut. Oleh karena itulah perlu adanya perancangan branding dan media promosi pendukung yang tepat sehingga brand tersebut dapat melekat di benak konsumen dan menarik minat konsumen untuk datang ke Agrowisata Perkebunan Tlogo.
Pada perancangannya, Agrowisata Perkebunan Tlogo diposisikan sebagai wisata edukasi dan petualangan dengan konsep back to nature. Dengan target audience karyawan dan guru, dalam perancangannya pesan yang akan ditanamkan dalam benak konsumen ialah bahwa agrowisata tersebut sebagai tempat wisata alam di bidang pertanian yang juga menawarkan wisata edukasi dan petualangan. Dari pesan komunikasi tersebut, maka dirancanglah bentuk visual yang kreatif dan menarik yang dapat diaplikasikan ke dalam material promosi sehingga dapat membentuk image Agrowisata Perkebunan Tlogo.
¹ Mahasiswa jurusan Deskomvis. Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS dengan NIM. C0708007
commit to user
xvii
Branding and Promotion Design Tlogo Agro Plantation in Semarang District Through Visual Communication Design
Pratitis Kurniasari1
Drs. M. Suharto, M.Sn 2 Arief Iman Santosa, S.Sn 2
ABSTRACT
Pratitis Kurniasari. 2013. This Introduction to Final Project is entitled Branding and Promotion Design Tlogo Agro Plantation in Semarang District Through Visual Communication Design. Branding is the unity of building a name, term, symbol, design or combination thereof that identifies the product/service that differentiates from others competitors.
Agro Plantation Tlogo was originally named Tourism Agro Tlogo who had split due to foreign investors' changing facilities Agro Tourism Tlogo a hotel by name Tlogo Resort Plantation. It makes agro-tourism activities offered by Agro Tourism Tlogo taken over by Plantations Tlogo and renamed Tlogo Agro Plantation. Since the change of name to Tlogo Agro Plantation, many people might not know about it. Hence the need for branding and promotional media design appropriate support so that the brand can be embedded in the minds of consumers and attract customers to come to Tlogo Agro Plantation.
In this design, Tlogo Agro Plantation positioned as educational tours and adventure with the concept back to nature. With a target audience of employees and teachers, in designing the message to be implanted in the minds of consumers is that ecotourism is a natural tourist spot in the field of agriculture that also offers educational tours and adventures. From the communication of the message, then designed a visual form that is creative and interesting that can be applied to the promotional material so as to form the image Tlogo Agro Plantation.
1.College Student Majority Visual Communication Design Letter And Art Faculty UNS with
NIM. C0708007
PERANCANGAN BRANDING DAN PROMOSI AGROWISATA PERKEBUNAN TLOGO KABUPATEN SEMARANG MELALUI DESAIN
KOMUNIKASI VISUAL
Pratitis Kurniasari1
Drs. M. Suharto, M.Sn2 Arief Iman Santosa, S.Sn3
ABSTRAK
2013. Pengantar Karya Tugas Akhir ini berjudul Perancangan
Branding dan Promosi Agrowisata Perkebunan Tlogo Kabupaten
Semarang Melalui Desain Komunikasi Visual. Branding
merupakan rangkaian pembentukan nama, istilah, simbol, desain ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan produk/jasa yang membedakan dengan kompetitornya.
Agrowisata Perkebunan Tlogo pada awalnya bernama Wisata Agro Tlogo yang mengalami perpecahan akibat adanya investor asing yang mengubah fasilitas Wisata Agro Tlogo menjadi hotel dengan nama Tlogo Resort Plantation. Hal tersebut menjadikan kegiatan wisata agro yang ditawarkan oleh Wisata Agro Tlogo diambil alih oleh Perkebunan Tlogo dan berganti nama menjadi Agrowisata Perkebunan Tlogo. Sejak pergantian nama menjadi Agrowisata Perkebunan Tlogo, banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang hal tersebut. Oleh karena itulah perlu adanya perancangan
branding dan media promosi pendukung yang tepat sehingga
brand tersebut dapat melekat di benak konsumen dan menarik minat konsumen untuk datang ke Agrowisata Perkebunan Tlogo. Pada perancangannya, Agrowisata Perkebunan Tlogo diposisikan sebagai wisata edukasi dan petualangan dengan konsep back to nature. Dengan target audience karyawan dan guru, dalam perancangannya pesan yang akan ditanamkan dalam benak konsumen ialah bahwa agrowisata tersebut sebagai tempat wisata
1
MahasiswaJurusan Desain Komunikasi Visual dengan NIM C0708007
2
Dosen Pembimbing I
3
Dosen Pembimbing II
alam di bidang pertanian yang juga menawarkan wisata edukasi dan petualangan. Dari pesan komunikasi tersebut, maka dirancanglah bentuk visual yang kreatif dan menarik yang dapat diaplikasikan ke dalam material promosi sehingga dapat
commit to user
karena keindahan alamnya. Tidak heran jika Indonesia memiliki berbagai tempat
wisata yang memanfaatkan alam sebagai daya tarik utama untuk menarik
wisatawan baik lokal maupun internasional. Tempat wisata dengan daya tarik
alam seperti agrowisata merupakan tempat yang cocok untuk menjernihkan
pikiran dari perasaan jenuh dan stres terutama bagi orang-orang yang tinggal di
kota-kota besar. Perasaan jenuh dan stres timbul karena disebabkan oleh kegiatan
rutin yang dilakukan sehari-hari dan secara terus-menerus seperti kegiatan di
sekolah, rumah dan rutinitas di tempat kerja.
Agrowisata Perkebunan Tlogo merupakan salah satu tempat wisata yang
memanfaatkan alam sebagai daya tarik utamanya. Tempat ini cocok untuk
melakukan kegiatan rekreasi terutama rekreasi outdoor. Agrowisata Perkebunan Tlogo merupakan perkebunan tua peninggalan Belanda yang terletak di Jalan
Tuntang Bringin KM.2 Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Kegiatan
wisata yang ditawarkan antara lain, kegiatan plantation tour, outbond, camping ground, rong view dan wisata kebun buah. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan di tengah-tengah perkebunan kopi dan karet.
Pada awalnya, Agrowisata Perkebunan Tlogo dikenal dengan nama
commit to user
cottage, meeting room, restoran, kolam renang, fishing pond menjadi daya dukung tempat ini. Namun, pada tahun 2010 fasilitas-fasilitas tersebut dialih fungsikan
menjadi hotel dengan nama Tlogo Resort Plantation. Sejak saat itulah Agrowisata
Tlogo terpecah menjadi 2 bagian. Hal tersebut menjadikan kegiatan Agrowisata
yang ditawarkan oleh Agrowisata Tlogo diambil alih oleh Perkebunan Tlogo.
Minat konsumen terhadap kegiatan wisata yang ditawarkan oleh
Perkebunan Tlogo masih cukup tinggi terutama dalam kegiatan outbond. Oleh karena itulah Perkebunan Tlogo masih melayani kegiatan wisata agro yang saat ini bernama Agrowisata Perkebunan Tlogo. Pelayanan utama tempat ini adalah
kegiatan yang dilakukan di alam bebas yakni di tengah-tengah perkebunan karet.
Selain itu, proses produksi dari hasil perkebunan seperti kopi dan karet menjadi
kegiatan wisata yang menarik untuk disaksikan. Masyarakat dapat mengetahui
proses-proses penyadapan karet, pemetikan kopi hingga proses finishing yang tidak dipelajari di sekolah atau di tempat kerja.
Menurut pengamatan saat ini, promosi yang dilakukan Agrowisata
Perkebunan Tlogo juga masih sangat minim dan kurang gencar. Agrowisata
Perkebunan Tlogo perlu melakukan branding dan promosi guna membangun merk / image baru sehingga dapat dikenal oleh masyarakat. Merk adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Tujuan
pemberian merek adalah untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang dihasilkan
sehingga berbeda dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing (Freddy
Rangkuti, 2004:2)..
commit to user
dapat melekat di benak konsumen. Perancangan promosi yang bersifat informatif
dan persuasif juga perlu dilakukan guna mendukung branding yang dibangun Agrowisata Perkebunan Tlogo sehingga dapat menarik minat konsumen dan
meningkatkan jumlah pengunjung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan
yang didapat dari perancangan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana merancang branding yang tepat untuk Agrowisata Perkebunan Tlogo sehingga dapat melekat dibenak konsumen?
2. Bagaimana merancang media promosi bagi Agrowisata Perkebunan Tlogo
yang bersifat informatif dan persuasif sehingga dapat menarik minat calon
konsumen?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah didapat dalam perancangan
branding dan promosi Agrowisata Perkebunan Tlogo, dapat diambil tujuan sebagai berikut :
1. Merancang branding yang tepat untuk Agrowisata Perkebunan Tlogo sehingga dapat melekat dibenak konsumen.
2. Merancang media promosi yang bersifat informatif dan persuasif sehingga
commit to user
D. Target Visual
Target visual dari perancangan branding dan promosi ini adalah:
commit to user g. Paper bag
4. Website 5. Name Board 6. Direction Board
E. Target Market & Target Audience
1. Target Market
a. Geografis : Pulau Jawa
b. Demografis :
1) Usia : 6 – 50 tahun
2) Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
3) Pendidikan : Semua jenjang pendidikan
4) Sosial Ekonomi : Semua kalangan
c. Psikografis :
1) Orang-orang yang ingin belajar mengenai proses produksi perkebunan
2) Orang-orang yang ingin meningkatkan kerjasama tim dengan
melakukan kegiatan outbond
3) Orang-orang yang suka berpetualang dan mencoba hal-hal baru
khususnya yang berhubungan dengan alam
2. Target Audience
Target audience dari promosi Agrowisata Perkebunan Tlogo pada umumnya adalah masyarakat di wilayah Pulau Jawa khususnya Jawa Tengah.
commit to user
a. Geografis : Wilayah Kota Semarang Salatiga, Solo,
Jogja, Boyolali
b. Demografis :
1) Usia : 25 tahun ke atas
2) Jenis Kelamin : Pria dan wanita
3) Pendidikan : SMA ke atas
4) Sosial Ekonomi : Semua kalangan
c. Psikografis :
1) Orang-orang yang ingin belajar mengenai proses produksi perkebunan
2) Orang-orang yang ingin meningkatkan kerjasama tim dengan
melakukan kegiatan outbond
3) Orang-orang yang suka berpetualang dan mencoba hal-hal baru
khususnya yang berhubungan dengan alam
4) Orang-orang yang terbuka dengan informasi serta update dengan berita-berita terbaru mengenai tempat-tempat wisata di Indonesia
khususnya wisata alam.
F. Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara bertujuan untuk mencari informasi dan mengumpulkan
commit to user
Wawancara dilakukan guna mengetahui tentang sejarah, promosi dan kondisi
Agrowisata Perkebunan Tlogo saat ini.
2. Observasi
Metode yang digunakan dalam observasi adalah mengamati secara
langsung Agrowisata Perkebunan Tlogo beserta kompetitornya. Pengamatan
dilakukan terhadap keadaan lingkungan dan fasilitas yang disediakan oleh
tempat tersebut.
3. Kajian Dokumen
Metode yang digunakan adalah menggunakan media literatur berupa
buku-buku, jurnal ataupun data-data yang mendukung dalam pelaksanaan
commit to user
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Perancangan
Perancangan berasal dari kata dasar rancang yang mendapat awalan pe-
dan akhiran –an. Perancangan berarti proses, cara, perbuatan merancang. (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2002:927).
B. Brand / Merek
1. Pengertian Brand / Merek
Menurut American Marketing Association, definisi merek adalah
sebagai berikut :
„Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau
kombinasi dari hal-hal tersebut. Tujuan pemberian merek adalah untuk
mengidentifikasi produk atau jasa yang dihasilkan sehingga berbeda dari
produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing.”
Menurut Philip Kotler (1997:13), pengertian merek (brand) adalah
sebagai berikut :
“A brand is a name, term, sign, symbol or design or combination of
commit to user
Pengertian merek menurut David A. Aker (1997:9) adalah nama dan
atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau
kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang
penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu. Dengan demikian suatu merek
membedakannya dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh kompetitor.
Sedangkan menurut William J. Stanton (1996:269), merek adalah
nama, istilah, simbol atau desain khusus atau beberapa kombinasi unsur-unsur
ini yang dirancang untuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang
ditawarkan oleh penjual.
Merek dapat juga dibagi dalam pengertian lainnya, seperti :
a. Brand name (nama merek) merupakan bagian yang dapat diucapkan misalnya, Pepsodent, BMW, Toyota, dan sebagainya.
b. Brand mark (tanda merek) yang merupakan sebagian dari merek yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti lambang, desain huruf
atau warna khusus. Misalnya, simbol Toyota.
c. Trade mark (tanda merek dagang) yang merupakan sebagian dari merek yang dilindungi hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan
sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjual dengan hak
istimewanya untuk menggunakan nama merek (tanda merek).
d. Copyright (Hak cipta) yang merupakan hal istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya
tulis, karya musik atau karya seni.
commit to user
2. Cara membangun Merek
Berikut merupakan cara-cara membangun merek :
a. Memiliki positioning yang tepat
Merek dapat di-positioning-kan dengan berbagai cara, misalnya
dengan menempatkan posisinya secara spesifik di benak pelanggan.
Membangun positioning adalah menempatkan semua aspek dari brand value (termasuk manfaat fungsional) secara konsisten sehingga selalu menjadi nomor satu di benak pelanggan.
b. Memiliki brand value yang tepat
Diibaratkan sebuah pakaian, positioning adalah kesesuaian ukuran bagi pemakainya. Sedangkan brand value adalah keindahan warna serta model pakaian tersebut. Brand value membentuk brand personality. Brand
personality lebih cepat berubah dibandingkan brand positioning, karena brand personality mencerminkan gejolak perubahan selera konsumen. c. Memiliki konsep yang tepat
Pengembangan konsep merupakan proses kreatif, karena berbeda
dari positioning, konsep dapat terus-menerus berubah sesuai dengan daur hidup produk yang bersangkutan. Konsep yang baik adalah dapat
dikomunikasikan semua elemen-elemen brand value dan positioning yang
tepat, sehingga brand image dapat terus-menerus ditingkatkan.
commit to user
3. Brand Equity
Menurut David A Aker (1996:8), “Brand equity is a set of assets (and
liabilities) linked to a brand’s name and symbol that adds to (or subtracts
from) the value provided by a product or service to a firm and or that firm’s
costumer. The major asset categories are : Brand awareness; Perceived Quality; Brand Associations and Brand Loyalty.”
Berdasarkan pengertian di atas, brand equity dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu :
a. Brand Awarness (Kesadaran Merek)
Kesadaran merek artinya adalah kesanggupan seseorang calon
pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek
merupakan bagian dari kategori produk tertentu (Aaker, 1996:90)
Tingkatan kesadaran merek secara berurutan dapat digambarkan
sebagai suatu piramida seperti di bawah ini :
Bagan 1 : Bagan Piramida brand awareness Sumber : Freddy Rangkuti, 2004 : 40
commit to user 1) Unware of brand (tidak menyadari merek)
Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida
kesadaran merek, di mana konsumen tidak menyadari akan adanya
suatu merek.
2) Brand recognition (pengenalan merek)
Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada
saat seseorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan
pembelian.
3) Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)
Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada
permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu
kelas produk. Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa
bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu
dibantu untuk memunculkan merek tersebut.
4) Top of mind (puncak pikiran)
Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan
pengingatan dan ia dapat menyebutkan suatu nama merek, maka
merek yang paling banyak disebutkan pertama sekali merupakan
puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek
utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen.
b. Perceive Quality (Kesan Kualitas)
Pengertian kesan kualitas menurut Aaker (1996:24) adalah persepsi
pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk
commit to user
kualitas memberikan nilai dalam beberapa bentuk seperti dapat dilihat
pada diagram berikut ini :
Bagan 2 : Diagram Nilai dari Kesan Kualitas Sumber : Freddy Rangkuti, 2004 : 42
Terdapat lima keuntungan kesan kualitas, yaitu :
1) Keuntungan pertama adalah alasan membeli. Hal ini mempengaruhi
merek-merek mana yang harus dipertimbangkan, dan selanjutnya
mempengaruhi merek apa yang akan dipilih.
2) Keuntungan kedua adalah diferensiasi. Artinya, suatu karakteristik
penting dari merek adalah posisinya dalam dimensi kesan kualitas.
3) Keuntungan ketiga adalah harga optimum. Keuntungan ini
memberikan pilihan-pilihan di dalam menetapkan harga optimum.
4) Keuntungan keempat adalah meningkatkan minat para distributor. Hal
ini sangat membantu perluasan distribusi.
5) Keuntungan kelima adalah perluasan merek. Kesan kualitas dapat
dieksploitasi dengan cara mengenalkan berbagai perluasan merek,
yaitu dengan menggunakan merek tertentu untuk masuk ke dalam
commit to user c. Brand Associations (Assosiasi Merek)
Pengertian asosiasi merek menurut Aaker (1996:160) adalah segala
hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek.
Bagan 3 : Diagram Nilai dari Asosiasi Merek Sumber : Freddy Rangkuti, 2004 : 43
Terdapat lima keuntungan asosiasi merek, yaitu :
1) Keuntungan pertama, dapat membantu proses penyusunan informasi.
Asosiasi-asosiasi yang terdapat pada suatu merek, dapat membantu
mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan spesifikasi yang dapat dengan
mudah dikenal oleh pelanggan.
2) Keuntungan kedua adalah perbedaan. Asosiasi-asosiasi merek dapat
memainkan peran yang sangat penting dalam membedakan satu merek
dari merek yang lain.
3) Keuntungan ketiga adalah alasan untuk membeli. Pada umumnya
asosiasi merek sangat membantu para konsumen untuk mengambil
commit to user
4) Keuntungan keempat adalah penciptaan sikap atau perasaan positif.
Asosiasi merek dapat merangsang perasaan positif yang pada
gilirannya akan berdampak terhadap produk yang bersangkutan.
5) Keuntungan kelima adalah landasan untuk perluasan. Asosiasi merek
dapat menghasilkan landasan bagi suatu perluasan merek, yaitu dengan
menciptakan rasa kesesuaian antar suatu merek dan sebuah produk
baru.
d. Brand Loyalty (Loyalitas Merek)
Pengertian loyalitas merek adalah ukuran dari kesetiaan konsumen
terhadap suatu merek. Loyalitas merek merupakan inti dari brand equity yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena hal ini merupakan
suatu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek.
Loyalitas memiliki tingkatan sebagaimana dapat dilihat pada
diagram berikut ini :
Bagan 4 : Bagan Piramida Loyalitas Sumber : Freddy Rangkuti, 2004 : 61
commit to user
Berdasarkan piramida di atas, dapat dijelaskan bahwa :
1) Tingkat loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau
sama sekali tidak tertarik pada merek-merek apapun yang ditawarkan.
2) Tingkat kedua adalah para pembeli merasa puas dengan produk yang
ia gunakan, atau minimal tidak mengalami kekecewaan. Para pembeli
tipe ini disebut habitual buyer.
3) Tingkat ketiga berisi orang-orang yang puas, namun mereka memikul
biaya peralihan (switching cost), baik dalam waktu, uang atau resiko
sehubungan dengan upaya untuk melakukan pergantian ke merek lain.
Para pembeli tipe ini disebut satisfied buyer.
4) Tingkat keempat adalah konsumen yang benar-benar menyukai merek
tersebut. Para pembeli tipe ini disebut sahabat mereka karena terdapat
perasaan emosional dalam menyukai merek.
5) Tingkat teratas adalah para pelanggan yang setia. Mereka mempunyai
suatu kebanggan dalam menemukan atau menjadi pengguna satu
merek.
(Freddy Rangkuti, 2004:39-63)
C. Promosi
1. Pengertian Promosi
Pengertian promosi menurut Kotler (1992), promosi mencakup semua
alat bauran pemasaran (marketing mix) yang peran utamanya adalah lebih
commit to user
Pengertian promosi menurut Stanton (1993), promosi adalah sinonim
dalam penjualan. Maksudnya adalah memberikan informasi kepada
konsumen, menghimbau atau mempengaruhi khalayak ramai. Promosi
merupakan bauran pokok dalam persaingan harga dan menjadi unsur pokok
dalam pemasaran modern. Adapun menurut Saladin (2003), promosi adalah
salah satu unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan
untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang produk
perusahaan.
Menurut Swastan (1991), promosi merupakan arus informasi atau
persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi
kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
Sedangkan menurut Zimmerer (2002), promosi adalah segala macam
bentuk komunikasi persuasi yang dirancang untuk menginformasikan
pelanggan tentang produk atau jasa untuk mempengaruhi mereka agar
membeli barang atau jasa tersebut yang mencakup publisitas, penjualan
perorangan dan periklanan.
2. Tujuan Promosi
Tujuan umum pelaksanaa kegiatan promosi oleh suatu perusahaan
adalah sebagai berikut :
a. Modifikasi tingkah laku
Tujuan dari promosi adalah berusaha mengubah tingkah laku dan
pendapat individu, dari tidak menerima suatu produk menjadi setia
commit to user b. Memberitahu
Promosi ditujukan untuk memberikan informasi kepada pasar yang
dituju tentang pemasaran perusahaan, mengenai produk tersebut berkaitan
dengan harga, kualitas, syarat pembeli, kegunaan, keistimewaan, dll. Hal
ini biasanya dilakukan pada tahap awal dalam siklus kehidupan produk
karena pembeli tidak akan tertarik membeli sebelum mereka mengetahui
karakteristik produk tersebut.
c. Membujuk
Promosi yang bersifat membujuk bertujuan untuk mendorong
pembeli membeli suatu produk. Promosi yang bersifat membujuk ini akan
menjadi dominan jika produksi yang bersangkutan mulai memasuki tahap
pertumbuhan dalam siklus kehidupan produk.
d. Mengingatkan
Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk
mempertahankan merek produk di hati masyarakat dan dilakukan selama
tahap kedewasaan dalam siklus kehidupan produk.
(Freddy Rangkuti, 2004:51-53)
3. Bauran Promosi
Bauran promosi atau promotion mix disebut juga bauran promosi pemasaran (marketing communication mix) merupakan paduan spesifik
periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan
sarana pemasaran langsung yang digunakan perusahaan untuk
mengomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun
commit to user
Definisi lima sarana promosi utama adalah sebagai berikut :
a. Periklanan (advertising)
Semua bentuk terbayar presentasi nonpribadi dan promosi ide,
barang atau jasa dengan sponsor tertentu.
b. Promosi Penjualan (sales promotion)
Intensif jangka pendek untuk mendorong pembeli atau penjualan
produk atau jasa.
c. Hubungan masyarakat (public relations)
Membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan untuk
mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan
yang baik, dan menangani atau menghadapi rumor, berita dan kejadian
tidak menyenangkan.
d. Penjualan personal (personal selling)
Presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan untuk tujuan
menghasilkan penjualan dan membangun hubungan pelanggan.
e. Pemasaran langsung (direct marketing)
Hubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan
secara cermat untuk memperoleh respon segera dan membangun hubungan
pelanggan yang langgeng.
commit to user
D. Periklanan
1. Pengertian Periklanan
Masyarakat periklanan Indonesia mendefinisikan iklan sebagai :
“Segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat
media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Sedangkan
pengertian periklanan didefinisikan sebagai : Keseluruhan proses yang
meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyampaian
iklan.” (Rhenald Khasali, 1995:11)
2. Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan (advertising objective) adalah tugas komunikasi
tertentu yang dicapai dengan pemirsa sasaran tertentu selama periode waktu
tertentu. Tujuan periklanan bisa digolongkan berdasarkan tujuan utama
(apakah tujuan menginformasikan, membujuk atau mengingatkan).
Tujuan periklanan dapat digolongkan menurut sasarannya, yakni :
a. Iklan Informatif
Bertujuan membentuk permintaan pertama dengan memberitahukan
kepada pasar tentang produk baru, mengusulkan kegunaan produk baru,
memberitahukan tentang perubahan harga, menjelaskan cara kerja suatu
produk, menjelaskan pelayanan yang tersedia, mengoreksi kesan yang
salah, mengurangi kecemasan pembeli, dan membangun citra perusahaan.
b. Iklan Persuasif
Bertujuan membentuk permintaan selektif suatu merek tertentu. Ini
commit to user
mendorong alih merek, mengubah persepsi pembeli tentang atribut
produk, membujuk pembeli untuk membeli sekarang, dan membujuk
pembeli menerima kunjungan penjualan.
c. Iklan Pengingat
Bertujuan mengingatkan konsumen pada produk yang sudah mapan
dengan menunjukkan bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan
kemudian, mengingatkan di mana produk dapat dibeli, membuat pembeli
tetap ingat produk itu walau tidak sedang musim, dan mempertahankan
kesadaran puncak.
d. Iklan Penambah Nilai
Bertujuan menambah nilai merek pada persepsi konsumen dengan
melakukan inovasi, perbaikan kualitas, dan penguat persepsi konsumen.
e. Iklan Bantuan Aktivitas Lainnya
Bertujuan membantu memfasilitasi usaha lain perusahaan dalam
proses komunikasi pemasaran, misalnya iklan yang membantu pelepasan
promosi penjualan (kupon), membantu wiraniaga dalam memperkenalan
produk, menyempurnakan hasil komunikasi pemasaran yang lain.
(Suyanto, 2004:5-8)
Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong, tujuan periklanan
ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Periklanan Informatif
Mengkomunikasikan nilai pelanggan
Memberitahukan Produk ke Pasar
Menginformasikan perubahan harga
ke pasar
Menggambarkan layanan yang
commit to user Menjelaskan cara kerja produk
Menyarankan penggunaan produk
baru untuk suatu produk
Memperbaiki kesan yang salah
Membangun merek dan citra
perusahaan
Periklanan Persuasif
Membangun preferensi merek
Mendorong penukaran ke merek
Anda
Mengubah persepsi pelanggan
terhadap atribut produk
Membujuk pelanggan untuk membeli
sekarang
Membujuk pelanggan untuk
menerima panggilan penjualan
Meyakinkan pelanggan agar
memberitahu orang lain mengenai
merek
Periklanan Pengingat
Memelihara hubungan pelanggan
Mengingatkan konsumen bahwa
produk itu mungkin dibutuhkan
dalam waktu dekat
Mengingatkan konsumen di mana
harus membeli produk
Menjaga merek dalam pikiran
pelanggan selama musim sepi
Tabel 1 : Tujuan Periklanan Sumber : Kotler, Amstrong, 2008 : 151
3. Pemilihan Media Iklan
Media Iklan merupakan wahana yang digunakan untuk menghantarkan
pesan iklan kepada pemirsa yang dituju. Dalam menyeleksi media iklan
(advertising media), langkah-langkah yang harus diperhatikan antara lain :
a. Memutuskan jangkauan, frekuensi dan dampak
b. Memilih jenis media utama
c. Menyeleksi wahana media tertentu
commit to user
Berikut ini merupakan profil media utama periklanan beserta kelebihan
dan keterbatasannya.
Media Kelebihan Keterbatasan
Televisi Liputan pemasaran massal
yang baik; biaya rendah per
paparan; menggabungkan
pandangan, suara dan gerakan;
menarik terhadap indera
Biaya absolut tinggi;
kerumunan tinggi, paparan
hanya sekilas; selektivitas
pemirsa kurang
Surat Kabar Fleksibilitas; ketepatan waktu;
liputan pasar lokal yang baik;
penerimaan luas; tingkat
kompetisi iklan dalam media
yang sama; memungkinkan
personalisasi
Biaya per paparan relatif
tinggi; citra “surat sampah”
Majalah Selektivitas geografis dan
demografis tinggi, kredibilitas
dan prestise; reproduksi
kualitas tinggi; umur panjang
dan banyak pembaca selain
pembelinya
Jangka waktu pembelian
iklan lama; biaya tinggi;
commit to user Radio Penerimaan lokal baik;
selektivitas geografis dan
demografis tinggi; biaya
rendah
Audio saja, paparan hanya
sekilas; perhatian rendah;
(media “separuh terdengar);
pemirsa terfragmentasi
Luar Ruangan Fleksiblitas, pengulangan
paparan tinggi; biaya rendah;
kompetisi pesan rendah;
selektivitas posisi baik
Selektivitas pemirsa kecil;
keterbatasan kreatif
Internet Selektivitas tinggi; biaya
rendah; segera; kemampuan
Tabel 2 : Media Utama Periklanan Sumber : Kotler, Amstrong, 2008 : 162
4. Strategi Kreatif Iklan
Beberapa pendekatan untuk mengerjakan strategi kreatif, antara lain :
a. Pendekatan Generik
Pendekatan generik dikemukakan oleh Michael E. Porter.
Pendekatan ini berorientasi pada keunggulan biaya keseluruhan dan
diferensiasi. Keunggulan biaya keseluruhan menonjolkan harga lebih
rendah daripada pesaing. Diferensiasi menonjolkan perbedaan yang
commit to user b. Pendekatan Preemtive
Pendekatan Preemtive serupa dengan pendekatan generik, tetapi menonjolkan superioritasnya. Strategi ini digunakan oleh perusahaan yang
produknya kecil. Pendekatan Preemtive merupakan strategi yang cerdik karena menonjolkan superioritasnya dan merupakan pernyataan yang unik.
c. Pendekatan Unique Selling Promotion
Pendekatan ini dikembangkan oleh Rosser Reeves. Pendekatan ini
berorientasi pada keunggulan atau kelebihan produk yang tidak dimiliki
oleh produk pesaingnya.
d. Brand Image
Sebuah merek atau produk diproyeksikan pada suatu citra (image)
tertentu (melalui periklanan). Gagasan adalah agar konsumen dapat
menikmati keuntungan psikologis dari sebuah produk (selain keuntungan
fisik yang mungkin ada).
e. Inherent drama in the brand (pendekatan karakteristik produk)
Inherent drama in the brand atau pendekatan karakteristik produk menggunakan pendekatan yang menekankan pada filosofi periklanan Leo
Burnett (pendiri agensi Leo Burnett di Chicago). Dia percaya bahwa iklan
didasarkan pada landasan manfaat yang diperoleh konsumen. Ia
menekankan elemen dramatik yang diekspresikan pada manfaat tersebut.
f. Positioning
commit to user
telah memiliki posisi mapan dalam benak akan menjadi faktor pengaruh
yang kuat pada saat konsumen memerlukan solusi. (Suyanto, 2004:13-14)
Dalam pelaksanaan pesan, ada empat hal yang harus diperhatikan oleh
tim kreatif yaitu, gaya, nada, kata-kata dan format yang dieksekusi menjadi
iklan aktual agar dapat menangkap perhatian dan minat pasar sasaran. Semua
pesan dapat ditampilkan dalam gaya eksekusi (execution style) yang berbeda,
seperti berikut :
a. Bagian hidup : gaya ini memperlihatkan satu orang tertentu atau lebih
yang menggunakan produk dalam keadaan normal.
b. Gaya hidup : gaya ini memperlihatkan bagaimana produk bisa sesuai
dengan gaya hidup tertentu.
c. Fantasi : gaya ini menciptakan sebuah fantasi disekeliling produk atau
penggunaannya.
d. Mood (suasana hati) atau citra : gaya ini membangun mood atau citra disekeliling produk atau jasa seperti kecantikan, cinta atau kedamaian.
e. Musikal : gaya ini memperlihatkan orang atau karakter kartun yang
menyanyikan lagu tentang produk.
f. Simbol Kepribadian : gaya ini menciptakan sebuah karakter yang
mempresentasikan produk.
g. Keahlian teknis : gaya ini memperlihatkan keahlian perusahaam dalam
membuat produk.
h. Bukti Ilmiah : gaya ini menampilkan bukti ilmiah bahwa merek tersebut
commit to user
i. Bukti Kesaksian (endorsement) : gaya ini menampilkan sumber yang
sangat terpercaya dan disukai yang meng-endorse produk.
(Kotler, Amstrong, 2008:157&160)
E. Agrowisata
1. Pengertian Agrowisata
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) bersama Menteri Pariwisata, Pos,
dan Telekomunikasi (Menparpostel) dan Menteri Pertanian No.
KM.47/PW.DOW/MPPT-89 dan No. 204/KPTS/HK/050/4/1989, agrowisata
sebagai bagian dari objek wisata diartikan sebagai obyek wisata dengan tujuan
untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di
bidang pertanian.
2. Ruang Lingkup dan Potensi Agrowisata
Agrowisata telah diberi batasan sebagai wisata yang memanfaatkan
obyek-obyek pertanian. Secara umum, ruang lingkup dan potensi agrowisata
yang dapat dikembangkan, antara lain :
a. Kebun raya
Kebun raya merupakan tempat yang dibuat dan dipelihara
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai kebun botani untuk
kepentingan ilmiah dan pelestarian. (Moh. Reza, Lisdiana, 1996:6)
Obyek wisata berupa kebun raya memiliki kekayaan berupa berupa
commit to user
ditawarkan kepada wisatawan mencakup kekayaan flora, keindahan
pemandangan dan kesegaran udara yang memberikan rasa nyaman.
b. Perkebunan
Perkebunan sebagai sumber daya wisata memiliki daya tarik yang
khas, baik berkenaan dengan lokasi maupun tanaman yang ditanam.
Tanaman perkebunan merupakan tanaman tahunan yang memiliki
karakteristik dan teknik budidaya tertentu. Jarak tanaman yang teratur dan
terbentang luas memberikan pemandangan yang indah.
Daya tarik perkebunan sebagai sumber daya wisata antara lain :
1) Daya tarik historis dari perkebunan yang sudah diusahakan sejak lama
2) Lokasi beberapa wilayah perkebunan yang terletak di pegunungan
yang memberikan pemandangan indah serta berhawa segar
3) Cara-cara tradisional dalam pola tanam, pemeliharaan, pengolahan dan
prosesnya
4) Perkembangan teknik pengelolaan yang ada.
(Moh. Reza, Lisdiana, 1996 : 4)
c. Tanaman Pangan dan Hortikultura
Lingkup kegiatan wisata tanaman pangan meliputi usaha tanaman
padi dan palawija sedangkan holtikultura meliputi buah, bunga, sayur dan
jamu-jamuan. Berbagai proses kegiatan mulai dari prapanen, pascapanen
berupa pengolahan hasil hingga kegiatan pemasaran menjadi daya tarik
commit to user d. Perikanan
Ruang lingkup kegiatan wisata perikanan dapat berupa budi daya
perikanan hingga proses pascapanen. Daya tarik agrowisata perikanan
antara lain pola tradisional dalam perikanan serta kegiatan lain, misalnya
memancing ikan.
e. Peternakan
Daya tarik peternakan sebagai sumber daya wisata antara lain pola
beternak, cara tradisional dalam peternakan, serta budidaya hewan ternak.
3. Manfaat Agrowisata
Agrowisata dibangun dengan tujuan sebagai tempat wisata. Manfaat
yang diperoleh dari agrowisata antara lain :
a. Meningkatkan Konservasi Lingkungan
Daerah agrowisata diharapkan memiliki nilai-nilai existence effect yang berguna bagi lingkungan. Beberapa kawasan agrowisata yang
memiliki areal yang sangat luas yakni ratusan hingga ribuan hektar, akan
mempengaruhi cuaca bahkan iklim di sekitarnya. Dengan banyaknya
pepohonan, selain dapat menyerap kebisingan, juga dapat menjadikan
udara segar dan nyaman. Keberadaan pepohonan juga memiliki fungsi
hidrologis untuk menahan cadangan air. Selain itu, pemeliharaan berbagai
jenis tanaman berguna untuk melestarikan sumber plasma nutfah tanaman
commit to user
b. Meningkatkan Nilai Estetika dan Keindahan Alam
Lingkungan alam yang indah dan tertata apik tentu akan membuat
orang terpesona. Keindahan visual dapat diperoleh dari topografi, jenis
flora dan fauna, warna, dan arsitektur bangunan yang tersusun dalam suatu
tata ruang yang serasi dengan alam.
c. Memberikan Nilai Rekreasi
Sebagai obyek pariwisata, agrowisata tentunya tidak dapat
dipisahkan dengan kegiatan rekreasi. Rekreasi di tengah alam yang indah
dan nyaman memang memiliki nilai kepuasan tersendiri. Sebagai tempat
rekreasi, pengelola agrowisata perlu membuat atau menyediakan
fasilitas-fasilitas penunjang atau paket-paket acara yang dapat menimbulkan
kegembiraan di tengah alam.
Dengan terciptanya suasana gembira ketika mengunjungi
tempat-tempat agrowisata, tentunya hal ini akan menimbulkan rasa rindu bagi
pengunjung untuk menikmatinya lagi. Kesan ini akan menjadi promosi
yang efektif bagi masyarakat di sekitarnya.
d. Meningkatkan Kegiatan Ilmiah dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Kunjungan para wisatawan ke lokasi agrowisata tidak hanya sebagai
sarana hiburan semata, tetapi dapat pula bernilai ilmiah. Kekayaan flora
dan fauna dan seluruh ekosistem yang ada di dalam kawasan agrowisata
tentunya sangat mengundang rasa ingin tahu dari para peneliti, ilmuwan
ataupun kalangan pelajar. Dengan demikian, kehadiran agrowisata akan
commit to user e. Mendapatkan Keuntungan Ekonomi
Selain memberikan nilai-nilai yang sulit diukur secara materi,
seperti rasa nyaman, kegembiraan, nilai ilmu pengetahuan, dan kelestarian
alam, agrowisata juga memberikan keuntungan ekonomi. Keuntungan
ekonomi ini tentu sangat erat kaitannya dengan tujuan pengelolaan
agrowisata itu. Keuntungan yang diperoleh antara lain :
1) Keuntungan ekonomi bagi daerah dan masyarakat
Adanya suatu obyek agrowisata di suatu daerah setidaknya akan
mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi daerah tersebut, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Arus barang dan jasa yang terjadi di
daerah itu akan membuka peluang terjadinya transaksi ekonomi.
Beberapa keuntungan ekonomi itu sebagai berikut :
a) Membuka lapangan pekerjaan
Berkembangnya suatu lokasi menjadi daerah agrowisata,
membuka peluang tumbuhnya usaha-usaha baik di sektor formal
maupun informal.
b) Meningkatkan pendapatan masyarakat
Adanya kawasan agrowisata di suatu wilayah membuka
peluang bagi masyarakat untuk memperoleh tambahan pendapatan
dari pekerjaan formal maupun informal.
c) Meningkatkan popularitas daerah
Keberadaan agrowisata di suatu daerah akan turut
commit to user
akan berpengaruh terhadap produk-produk lain yang ditawarkan
oleh daerah itu.
d) Meningkatkan produksi
Dengan dikembangkannya daerah pertanian untuk menjadi
daerah agrowisata, perlua adanya suatu pengelolaan yang baik bagi
obyek utama agrowisata tersebut. Selain itu, seringnya dilakukan
penelitian-penelitian yang berguna bagi usaha peningkatan teknik
budidaya. Perbaikan pengelolaan ini setidaknya akan berpengaruh
seiring dengan perbaikan budidaya tersebut sehingga berpengaruh
terhadap peningkatan produksi masing-masing komoditas yang
diusahakan.
2) Keuntungan ekonomi bagi obyek agrowisata
Pendapatan yang diperoleh oleh agrowisata antara lain berasal
dari bea masuk agrowisata (jika menggunakan bea masuk),
atraksi-atraksi yang disewakan, berbagai hasil produksi agrowisata yang dapat
dijual seperti bunga, buah-buahan kopi dan sebagainya, kegiatan dan
hiburan yang ditawarkan seperti budi daya pertanian atau kegiatan
outbond, dan keuntungan yang diperoleh dari penyediaan sarana atau fasilitas yang dibangun bagi pengunjung.
commit to user
F. Desain Komunikasi Visual
1. Pengertian Desain Komunikasi Visual
Menurut definisinya, Desain Komunikasi Visual adalah suatu disiplin
ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan
kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara
visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan
gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna serta layout (tata letak atau
perwajahan). Dengan demikian, gagasan bisa diterima oleh orang atau
kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan. (Adi Kusrianto, 2007:2)
Sedangkan istilah desain grafis / graphic design, merupakan istilah yang dipakai sebelum menggunakan istilah Desain Komunikasi Visual,
berasal dari kata bahasa Yunani “Graphos” yang berarti “tulisan/gambar”.
Untuk mengantisipasi perkembangan dunia komunikasi visual serta perannya
yang semakin luas, maka digunakan istilah: Desain Komunikasi Visual.
2. Macam-macam Komunikasi
Macam-macam Komunikasi antara lain :
a. Komunikasi Verbal atau Lisan : pada komunikasi ini dipergunakan
pengucapan maupun bunyi-bunyian serta telinga sebagai sensasi
dengar.
b. Komunikasi Nonverbal yang Merujuk pada Tulisan : komunikasi yang
disampaikan secara visual lewat tulisan (surat, koran, majalah).
commit to user
d. Komunikasi Olfactoral atau Gustatory : komunikasi jenis ini mempergunakan hidung sebagai sensasi penciuman.
e. Komunikasi Pengecap (Taste from Tongue) : komunikasi jenis ini
mempergunakan lidah sebagai sensasi pengenal rasa.
f. Komunikasi Tubuh : komunikasi ini terbagi menjadi 4 kelompok,
yaitu:
1) Kinesika : Studi gerakan tubuh dalam komunikasi nonverbal yang
merujuk pada sikap tubuh dan gerakan tubuh lainnya (untuk
penderita tunga rungu).
2) Bahasa Tubuh (Body language)
3) Disiplin Ilmu Kepribadian : tata karma sikap tubuh menunjukkan
strata seseorang dalam kehidupan sosial.
4) Olah tubuh dalam suatu peran : Mengomunikasikan suatu cerita
maupun pesan melalui olah tubuh (teknik tarian, pantomime).
g. Komunikasi Telepati : komunikasi jenis ini menggunakan kekuatan
pikiran untuk mempengaruhi pikiran atau sugesti seseorang.
h. Komunikasi Perilaku.
i. Komunikasi Menggunakan Teknologi.
j. Komunikasi Visual (Visual Communication) : komunikasi jenis ini
mempergunakan mata sebagai alat penglihatan.
k. Pesan Multiindra : pesan multiindra adalah pesan yang memanfaatkan
commit to user
3. Unsur-Unsur Visual
Untuk mewujudkan suatu tampilan visual, ada beberapa unsur yang
diperlukan, yakni :
a. Titik
Titik adalah salah satu unsur visual yang wujudnya relative kecil, di
mana dimensi memanjang dan melebarnya dianggap tidak berarti.
b. Garis
Garis dianggap sebagai unsur visual yang banyak berpengaruh
terhadap pembentukan suatu objek sehingga garis, selain dikenal sebagai
goresan atau coretan, juga menjadi batas limit suatu bidang atau warna.
c. Bidang
Bidang merupakan unsur visual yang berdimensi panjang dan lebar.
Bidang dikelompokkan menjadi 2, yakni bidang geometri / beraturan yaitu
bidang yang relatif mudah diukur keluasannya, sedangkan bidang
non-geometri merupakan bidang yang relatif sukar diukur keluasannya.
d. Ruang
Ruang lebih mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga
ruang dapat dibagi dua, yaitu ruang nyata dan semu. Keberadaan ruang
sebagai salah satu unsur visual sebenarnya tidak dapat diraba tetapi dapat
dimengerti.
e. Warna
Warna sebagai unsur visual yang berkaitan dengan bahan yang
mendukung keberadaannya ditentukan oleh jenis pigmennya. Kesan yang
commit to user f. Tekstur
Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik tekstur
dibagi menjadi tekstur kasar dan tekstur halus, dengan kesan pantuk
mengkilat dan kusam. Ditinjau dari efek tampilannya tekstur digolongkan
menjadi tekstur nyata (ada kesamaan antara hasil raba dan penglihatan)
dan semu (ada perbedaan antara hasil raba dan penglihatan).
4. Prinsip Dasar Desain Grafis
Dalam desain grafis, terdapat prinsip-prinsip dasar yang harus
diketahui untuk menghasilkan desain grafis yang baik untuk tampilan iklan.
Prinsip-prinsip tersebut antara lain :
a. Prinsip Keseimbangan
Keseimbangan adalah kesamaan distribusi dalam bobot. Dalam
mendesain, keseimbangan diperlukan guna merasakan keterkaitan
bersama, kelihatan bersatu dan perasaaan harmonis.
b. Prinsip Titik Fokus
Prinsip titik fokus diperlukan dalam mendesain karena banyaknya
informasi (visual) yang diterima sehingga tidak dapat memfokuskan
informasi yang diterimanya. Titik fokus merupakan perhatian pertama,
kemudian baru diikuti perhatian lainnya.
c. Prinsip Hirarki Visual
Prinsip Hirarki visual merupakan prinsip yang mengatur
elemen-elemen mengikuti perhatian yang berhubungan secara langsung dengan
titik fokus. Titik fokus merupakan perhatian pertama, kemudian baru
commit to user d. Prinsip Ritme
Ritme merupakan pola yang diciptakan dengan mengulang atau
membuat variasi elemen dengan pertimbangan yang diberikan terhadap
ruang yang ada diantaranya dan dengan membangun perasaan berpindah
dari satu elemen ke elemen lainnya.
e. Prinsip Kesatuan
Prinsip kesatuan dalam desain grafis multimedia adalah prinsip
bagaimana mengorganisasi seluruh elemen dalam suatu tampilan grafis.
commit to user
i
BAB III
IDENTIFIKASI DATA
A.
Data Perusahaan
1. Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan
Perkebunan Tlogo Tuntang merupakan perkebunan peninggalan
pemerintah Belanda. Perkebunan ini didirikan pada tahun 1838 dan komoditas
pertamanya adalah tanaman coklat. Pada awalnya, perkebunan Tlogo adalah
milik NV Cultur Maatschappy di Amsterdam berdasarkan surat-surat hak tanah tanggal 31 Oktober 1889 No. 424-428, tanggal 6 Oktober 1903 No. 446
dan tanggal 16 Agustus 1904 No. 557. Serta surat ukur tanggal 1 Januari 1856
No. 85 Ir, tanggal 18 Januari 1896 No. 5206, tanggal 13 Maret 1904 No. 5431,
dan tanggal 31 Juli 1936 No. 147.
Hak erfpach tersebut berakhir tanggal 28 Agustus 1954, selanjutnya mengalami beberapa perubahan sebagai berikut :
a. SK Gubernur KDH Tk. I Jawa Tengah tanggal 12 Maret 1952 No.
19/52/6/7/10, hak perusahaan diserahkan kepada Yayasan Senopati
b. SK Gubernur KDH Tk. I Jawa Tengah tanggal 12 November 1954 No.
641/1953/6/59/6, hak pengusahaan diserahkan kepada Pemda Tk. II
Kabupaten Semarang
c. SK Gubernur KDH Tk. I Jawa Tengah tanggal 19 Maret 1964 No.
II/14/Ka/64, hak penguasaan diserahkan kepada Pemda Tk. I Jawa Tengah
dan dikelola oleh Perusda Aneka Industri II
commit to user
ii
d. SK Gubernur KDH Tk. I Jawa Tengah tanggal 16 Juli 1971 No. G
62/1971/7/54.9, hak pengusaan diserahkan kepada Administrasi
Perekonomian, Sekwilda Propinsi Jawa Tengah
e. SK Gubernur KDH Tk. I Jawa Tengah tanggal 15 Mei 1973 No, G
7169/1973-60/3/6, hak penguasaan diserahkan kepada Pimpinan Daerah
Minyak dan Es Jawa Tengah
f. SK Gubernur KDH Tk. I Jawa Tengah tanggal 16 Mei 1978 No.
O.P.173/1978, hak penguasaan diserahkan kepada Direksi Perusda Jawa
Tengah
g. SK Gubernur KDH Tk. I Jawa Tengah tanggal 17 September 1980 No.
07.63/1980, hak penguasaan diserahkan kepada Perusda Aneka Industri
Propinsi Dati II Jawa Tengah
h. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Jawa Tengah
tanggal 12 Maret 1996 No. 539/22/1996 dilakukan regrouping dari 4 Direksi Perusda yaitu :
1) Direksi Aneka Jasa dan Niaga
2) Direksi Aneka Industri
3) Direksi Es Sari Petojo
4) Direksi Minyak Sari Nabati
Menjadi satu direksi, yaitu Direksi Perusahaan Daerah Tingkat I Jawa
Tengah, sehingga terhitung mulai Tanggal 12 Maret 1996, Perkebunan
commit to user
iii
Pada tahun 1994, terjadi penurunan harga terhadap hasil-hasil
perkebunan sehingga dalam upaya untuk mempertahankan hidup, maka
dibuatlah Agrowisata Tlogo. Tahun 1996, mulai dibangun cottage-cottage sebagai salah satu sarana wisata. Barulah pada tanggal 30 Oktober 1999,
Agrowisata Tlogo diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto.
Agrowisata Tlogo memiliki konsep untuk menjaring orang-orang yang
merasa jenuh karena aktivitas sehari-hari dan pengaruh polusi udara di
perkotaan untuk datang menikmati wisata alam yang ditawarkan oleh
Agrowisata Tlogo. Wisatawan diikutkan untuk melakukan aktivitas berkebun.
Hal tersebut bertujuan tidak hanya sebagai sarana rekreasi, tetapi juga
menambah wawasan edukasi sekaligus memanfaatkan alam.
Seiring berjalannya waktu, Agrowisata Tlogo berkembang pesat
dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang datang tidak hanya dari dalam
negeri, tetapi juga wisatawan mancanegara. Dampak yang ditimbulkan adalah
meningkatnya pendapatan PAD Propinsi Jawa Tengah dan pendapatan
masyarakat sekitar.
Pada tahun 2009, Perusda menjalin kerjasama dengan PT Batavia. Hal
ini menyebabkan berbagai fasilitas agrowisata seperti cottage, kolam renang, restoran, meeting room, dan berbagai fasilitas lainnya dialihfungsikan menjadi
hotel dan berganti nama menjadi Tlogo Resort Plantation. Pergantian ini
menyebabkan perpecahan terhadap Agrowisata Tlogo. Pada awal tahun 2010,
Tlogo Resort Plantation resmi dikelola oleh PT Batavia sehingga karyawan
perkebunan Tlogo yang awalnya ikut mengelola fasilitas yang ada ditarik
commit to user
iv
Perkebunan Tlogo terus mengembangkan potensi agrowisatanya yang saat ini
bernama Agrowisata Perkebunan Tlogo. Kegiatan wisata yang ditawarkan
antara lain plantation tour, outbond dan camping ground.
2. Lokasi Perusahaan
Agrowisata Perkebunan Tlogo terletak kurang lebih 7 km dari Bawen
dan kurang lebih 10 km dari kota Salatiga, tepatnya terletak di desa Delik
Kecamatan Tuntang Jalan Raya Tuntang Beringin KM 2, Kabupaten
Semarang, Jawa Tengah pada 6 derajat 408 LU dan 7 derajat 00 LS serta 2
derajat 40 BT.
3. Profil Perusahaan
Nama Brand : Agrowisata Perkebunan Tlogo
Nama Perusahaan : Perusahaan Daerah Citra Mandiri Propinsi
Jawa Tengah
Unit Perkebunan Tlogo
Alamat : Jalan Raya Tuntang Beringin KM 2, Desa Delik,
Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang,
Jawa Tengah
Telepon : (0298) 340333
Fax : (0298) 340222
commit to user
v
Gambar 1 : Foto Kantor Perkebunan Tlogo dan Agrowisata Perkebunan Tlogo
Gambar 2 : Foto Pabrik pengolahan karet Agrowisata Perkebunan Tlogo
commit to user
vi
4. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Daerah Citra Mandiri Propinsi Jawa Tengah Unit Perkebunan Tlogo
a. Visi
Menjadi Badan Usaha Daerah yang terpercaya, berdaya saing, kreatif,
produktif, dan efisien membantu terwujudnya daerah Jawa Tengah yang
otonom dan mandiri.
b. Misi
1) Penyelamatan dan pemberdayaan aset-aset perusahaan daerah yang
ada
2) Memberdayakan kelembagaan yang mampu menyumbang berbagai
bidang usaha
3) Diverifikasi usaha-usaha yang berorientasi pasar
4) Pengembangan unit-unit industri manufaktur
5) Peningkatan kualitas sumber daya manusia
6) Peningkatan pemupukan sumber daya modal
Tujuan didirikan Perusda Perkebunan Tlogo Tuntang adalah ikut serta
mengembangkan perekonomian daerah khususnya dan melaksanakan
kegiatan perekonomian nasional pada umumnya, guna memenuhi
kebutuhan masyarakat dan berperan dalam meningkatkan pendapatan asli
daerah Jawa Tengah.
Sedangkan tujuan pendirian Agrowisata Perkebunan Tlogo antara
lain:
1) Mampu menjadi media promosi bagi hasil-hasil produk perkebunan
commit to user
vii
2) Mampu menjadi objek daya tarik alternatif dengan konsep Back to Nature
3) Meningkatkan pemberdayaan ekonomi kerakyatan pada masyarakat
sekitar perkebunan
5. Struktur Organisasi Perusahaan dan Job Description
Stuktur organisasi Agrowisata Perkebunan Tlogo dapat digambarkan
dalam gambar bagan berikut ini :
Bagan 5 : Struktur Organisasi Agrowisata Perkebunan Tlogo
Agrowisata Perkebunan Tlogo dikelola oleh Perusahaan Daerah Citra
Mandiri Propinsi Jawa Tengah Unit Perkebunan Tlogo. Khusus untuk bagian
agrowisata dikelola oleh bagian pemasaran kebun buah dan wisata yang
dijabat oleh satu orang. Sementara itu, untuk bagian lainnya dibantu oleh
karyawan-karyawan Perkebunan Tlogo lainnya. Ada juga kerjasama dengan
pihak di luar seperti konsumsi makanan yang dipesan dari luar.
Kaur Pemasaran Kebun Buah dan Wisata memiliki tugas untuk
commit to user
viii
bertanggung jawab terhadap kondisi wisata baik produk/jasa maupun tempat
yang digunakan dalam kegiatan wisata.
Dalam kegiatan plantation tour, konsumen akan dipandu oleh seorang
guide. Guide akan secara gamblang menjelaskan kepada konsumen mengenai berbagai proses produksi perkebunan seperti proses pengolahan karet, kopi,
kapas dan sebagainya. Konsumen tidak akan dijelaskan begitu saja, tetapi juga
akan melihat langsung proses-proses tersebut. Selain itu, guide juga bertugas untuk memandu konsumen yang datang mengunjungi kebun buah. Jika ada
hal yang ingin ditanyakan saat kegiatan berlangsung, konsumen dapat
bertanya langsung kepada guide.
Instruktur Outbond terdiri dari beberapa orang. Beberapa orang bertugas memandu para peserta outbond sedangkan yang lain mempersiapkan
alat-alat yang digunakan untuk kegiatan outbond.
Bagian Konsumsi bekerjasama dengan pihak di luar perusahaan untuk
menyediakan konsumsi konsumen. Bagian konsumen bertanggung jawab
terhadap jenis makanan dan minuman yang dipilih dan jumlahnya.
Security bertugas untuk menjaga keamanan di sekitar tempat wisata serta keamanan konsumen yang datang ke Agrowisata Perkebunan Tlogo.
commit to user
ix
B. Data Produk
1. Plantation Tour / Paket Wisata Kebun
Plantation tour merupakan produk utama yang ditawarkan oleh Agrowisata Perkebunan Tlogo. Kegiatan yang diakukan dalam plantation tour
adalah pengunjung diajak berkeliling oleh seorang guide untuk melihat kebun
kopi dan karet. Untuk kebun kopi pengunjung dapat menyaksikan secara
langsung proses pemetikan, penjemuran, serta proses hingga buah kopi
menjadi kopi beras. Proses ini dapat dilakukan jika kebun kopi sedang
mengalami masa panen yaitu antara bulan Mei hingga Juli. Selain itu,
pengunjung juga dapat bersantai sambil minum kopi di sekitar kebun kopi
tersebut.
Untuk kebun karet, pengunjung juga dapat melihat secara langsung
proses penyadapan karet, pengumpulan, penggilingan, pengasapan hingga
proses packing. Kegiatan ini hampir setiap hari dilakukan tanpa menunggu masa panen di waktu-waktu tertentu.
Plantation tour yang ditawarkan oleh Agrowisata Perkebunan Tlogo tersedia dalam kategori paket wisata pintar. Paket wisata ini terdiri dari 2 jenis
paket, yaitu :
a. Paket Standar
Harga : Rp 20.000/orang
Fasilitas :
commit to user
x 3) Souvenir 1 buah Java Coffee Tlogo
4) Local guide b. Paket Eksklusif
Harga : Rp 40.000/orang
Fasilitas :
1) Welcome drink 2) 1x coffee break
3) Souvenir 1 buah Java Coffee Tlogo
4) Lunch box 5) Local guide
2. Outbond Training / Fun Outbond
Produk outbond training merupakan produk yang banyak diminati oleh
konsumen. Kegiatan outbond ini dilakukan secara berkelompok dengan berbagai macam permainan. Jenis-jenis permainan yang ditawarkan antara
lain :
commit to user
outbond kid yang ditawarkan yaitu : a. Burma
b. Bottle & pencil game c. Pipa bocor
d. Water flow e. Flying fox
Paket Fun Outbond yang ditawarkan oleh Agrowisata Perkebunan Tlogo
yaitu stardard package dengan tarif harga Rp 100.000/orang.
Fasilitas yang bisa dinikmati antara lain :
a. Welcome drink
b. 1x coffee break, lunch box
c. Perancangan program outbond
d. Instruktur + staf lapangan
e. Area & peralatan outbond