• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASILBELAJAR SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASILBELAJAR SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP

HASILBELAJAR SISWA PADA MATERI

LAJU REAKSI

ARTIKEL PENELITIAN

Oleh:

ARY SUSANTO

NIM: F1062131021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

(2)

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP

HASILBELAJAR SISWA PADA MATERI

LAJU REAKSI

Ary Susanto, Masriani, Rody Putra Sartika

Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak

E-mail: ary95susanto@gmail.com

Abstract: the objective of this study were to determine of differences in learning outcomes and how great the students’ influence taught using learning cycle model and conventional model in reaction rate material toward students of class XII at SMK Negeri 2 Pontianak. The type of this study was quasy experimental design with nonequivalent control group design. The population this study was from all student of XII at SMK Negeri 2 Pontianak, they were XII TOI, XII TPPPP, XII TEI, and XII TKR. Random sampling is used in this study with class XII TPPPP as the experiment class and class XII TEI as the control class. The tools of data collecting was the test learning outcomes. The results of this study showed that the learning outcomes of the experiment class with the control class with value sig. 0,000 < 0,05 meant there were differences between learning outcomes from the control class that used conventional learning and the experiment class that use,.d learning cycle 5E. Learning cycle 5E influenced about 41,15% with effect size 1,03 included in high category against the learning outcomes in reaction rate material toward students of class XII at SMK Negeri 2 Pontianak.

Keywords: Learning cycle 5E model, learning outcome, reaction rate

PENDAHULUAN

Peserta didik perlu difasilitasi untuk terlibat secara aktif membangun potensi dirinya menjadi kompeten di dalam pembelajaran. Guru menyediakan pengalaman belajar bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi yang dimiliki. Kenyataan di lapangan, guru kurang melibatkan siswa secara aktif pada suatu pebelajaran di dalam kelas sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa kurang memuaskan karena guru cenderung menggunakan metode ceramah. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 10 Januari 2017 diperoleh informasi bahwa guru sering menggunakan metode ceramah karena lebih mudah dilakukan dan lebih efektif dari segi penggunaan waktu. Guru juga menggunakan

(3)

langsung menjelaskan materi dan tidak mengeksplorasi pengetahuan awal siswa.

Menurut Hisyam (2001), kelemahan metode ceramah yaitu membosankan, siswa menjadi tidak aktif, memendam daya kritis siswa, kurang melekat pada ingatan siswa dan feedback relative rendah. Metode ceramah menjadikan siswa kurang mengekplorasi kemampuan berpikir dan daya ingat karena siswa hanya dijadikan objek dalam pembelajaran sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajan.

Hal ini terlihat pada hasil ulangan harian pada Tabel 2 bahwa presentasi ketidaktuntasan hasil belajar siswa paling tinggi pada materi laju reaksi. Rendahnya hasil belajar ini disebabkan siswa kurang menguasai materi laju reaksi pada sub bab faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, karena guru hanya menggunakan metode ceramah. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu menggunakan model siklus belajar 5e. Menurut Khairani (2011), model pemebelajaran learning cycle 5E mempunyai fase-fase yang menuntut siswa untuk lebih aktif menggali dan memperkaya pemahaman terhadap konsep-konsep yang dipelajari sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

Menurut Fajaroh (2008), model pembelajaran learning cycle 5E dapat melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan eksperimen. Kegiatan eksperimen dapat dilakukan secara sederhana dengan melakukan praktikum baik di kelas maupun di laboratorium. Kegiatan praktikum dapat dilakukan secara efektif dengan bantuan lembar kerja siswa (LKS). Menurut

Annurahman (2014) terwujudnya proses pembelajaran yang efektif apabila guru menggunakan alat bantu pembelajaran yang dapat memperjelas materi pelajaran serta kelancaran dalam proses pembelajaran. Penggunaan perangkat pembelajaran berupa lembar kerja siswa (LKS) pada praktikum dapat mempermudah guru untuk menjelaskan materi yang akan disampaikan, serta siswa juga akan mudah menerima materi karena siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Kegiatan praktikum ini sesuai dengan materi laju reaksi, karena melalui praktikum dapat membantu pemahaman siswa. Pada saat pembelajaran sebaiknya guru dapat menciptakan suasana yang nyaman dan aktif pada siswa, salah satunya menggunakan metode praktikum, karena siswa terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga lebih mudah untuk memahami materi yang diajarkan.

Pembelajaran yang masih cenderung berpusat pada guru, belum dapat melatih siswa untuk memahami konsep sehingga diperlukan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Model pembelajaran learning cycle 5E adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) dan merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif (Sri Astuti, 2012). Pada pembelajaran dengan learning cycle 5E siswa aktif bertanya, menjawab, mengerjakan soal ke depan, dan berdiskusi kelompok untuk memecahkan permasalahan dan menemukan konsep sendiri bersama kelompoknya (Rina, 2012).

Tabel 2 Persentase Ketuntasan Ulangan Harian Siswa Semester Ganjil Kelas XII SMK N 2 Pontianak T ahun Ajaran 2015/2016

(4)

Menunjukkan hasil penelitian Rody Putra Sartika (2016) pembelajaran model siklus 5E dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi koloid.

Hasil penelitian Shabrina (2012) menyimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang belajar menggunakan model learning cycle 5E pada materi stoikiometri lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang belajar dengan menggunakan metode ekspositori. Menurut Renner (Dasna, 2010), tiap fase Learning Cycle merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pengembangan konsep yang dipelajari. Siswa mengembangkan pemahamannya terhadap suatu konsep dengan kegiatan mencoba (hands on activities) (Dasna, 2006). Learning cycle dapat mengembangkan keterampilan proses siswa, memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan secara langsung dan menemukan konsep secara mandiri sehingga membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka penulis tertarik melakukan penelitian berjudul

“Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5 Fase (Lc 5-E) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI pada Materi Laju Reaksi

SMKN 2 Pontianak”. Penelitian ini

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi laju reaksi.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen yang digunakan adalah eksperimen. Populasi penelitian adalah siswa kelas XII yaitu XII TP4, XII TOI, XII TKR, XII TEI SMK N 2 Pontianak yang diajarkan oleh guru yang sama dan belum mendapatkan materi laju reaksi. Pengambilan sampel dilakukan dengan random sampling dan diperoleh kelas XII TPPPP sebagai kelas ekserimen dan kelas XII TEI sebagai kelas kontrol.

Tahap Persiapan Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap persiapan antara lain: (1) melakukan prariset berupa pengumpulan data nilai nilai siswa, diskusi serta wawancara dengan guru

mata pelajaran kimia. Identifikasi masalah penelitian dari hasil prariset yang didapat, (2) merumuskan masalah, (3) membuat perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa (LKS) dan instruen penelitian, (4) melakukan validasi perangkat pembelajaran RPP, LKS, dan instrument penelitian, (5) apabila RPP LKS dan instruen dinyatakan tidak valid oleh validator, maka langkah selanjutnya adalah merevisi RPP, LKS dan instrument tersebut, (6) menganalisis data hasil uji coba.

Tahap Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan antara lain: (1) menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai sampel penelitian, (2) memberikan soal pretest terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol, (3) memberikan perlakukan terhadap kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran learning clyle 5E dan kelas control tanpa menggunakan model pembelajaran learning clyle 5E, (4) Memberikan soal posttest terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tahap Akhir Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan antara lain: (1) melakukan analisis dan pengolahan data hasil penelitian pada kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan uji statistik yang sesuai, (2) membuat pembahasan dan kesimpulan dari hasil penelitian, (3) menyusun laporan penelitian.

Teknik pengumpul data dalam penelitian ini meliputi teknik pengukuran dan teknik observasi langsung. Teknik pengukuran yang dimaksud dalam penelitian ini pemberian skor terhadap hasil pretest dan postest. Teknik observasi langsung, dilakukan dengan mengamati kegiatan mengajar yang dilakukan guru melalui lembar observasi kegiatan pembelajaran untuk melihat keterlaksanaan dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

(5)

penelitian ini dibuat oleh peneliti sendiri sehingga perlu dilakukan validasi dan dilihat reliabilitasnya.

Penelitian ini menggunakan validitas isi. Instrumen tes divalidasi oleh dosen program studi pendidikan kimia FKIP Untan dan guru kimia di SMK Negeri 2 Pontianak. Berdasarkan hasil validasi dari validator disimpulkan bahwa instrumen tes layak digunakan.

Reliabilitas tes dihitung dengan menggunakan rumus alpa sebagai berikut:

(

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh reliabilitas sebesar 0,498 yang temasuk kategori sedang.

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang proses dan strategi pembelajaran siswa baik yang kategori rendah, sedang, dan tinggi. Wawancara juga dilakukan untuk memperoleh informasi penyebab keberhasilan dan kegagalan siswa dalam pembelajaran. Wawancara dilakukan terhadap masing-masing 3 orang siswa yang nilai hasil belajarnya tinggi dan rendah dari kelas kontrol maupun eksperimen. selain itu wawancara juga dilakukan pada guru mata pelajaran kimia yang mengajar kelas kontrol dan eksperimen untuk mengetahui sikap siswa.

Lembar observasi dalam penelitian yaitu lembar observasi tertutup. Pada lembar observasi tertutup observer hanya memberikan tanda cek (check list) pada komponen-komponen yang terdapat pada RPP.

Teknik pengolahan data dilakukan dengan analisis tes hasil belajar siswa. Data diperoleh dari pretest dan postest diolah dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 17. Analisis tes hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol dilakukan dengan cara: (1) memberikan skor pada jawaban pretest dan postest siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. (2) menghitumg skor total yang diperoleh setiap siswa dari seluruh

indikator tes hasil belajar. (3) menghitung persentase skor total tes hasil belajar dengan menggunakan rumus :

𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 100%...(2) (4) melakukan uji normalitas terhadap nilai pretest dan postest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai pretest diperoleh bahwa data tidak berdistribusi normal, selanjutnya data diuji kembali menggunakan uji U-Mann Whitney diperoleh bahwa nilai sig 0,161>0,05 yang menunjukkan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. karena hasil dari uji yang dilakukan pada nilai pretest tidak terdapat perbedaan maka tahap selanjutnya melakukan pengolahan data pada nilai postest. Pengolahan data pada nilai postest diperoleh bahwa nilai postest tidak berdistribusi normal, sehingga data selanjutnya diuji kembali menggunakan uji u-mann whitney diperoleh nilai sig 0,000<0,05 menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan kemampuan akhir antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Pengaruh penggunaan model learning cycle 5E terhadap hasil belajar siswa kelas XII pada materi laju reaksi SMK N 2 Pontianak dapat dihitung menggunakan effect size dengan rumus:

𝛿̅ =

𝑌̅̅̅−𝑌𝑒 ̅𝑐

𝑆𝑐

...(4)

Setelah diperoleh nilai ES maka nilai tersebut dimasukkan ke dalam tabel luas di bawah lengkungan normal standar O ke Z kemudian dikali 100% sehingga diperoleh persentase peningkatan hasil belajar karena pengaruh penggunaan model Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar siswa kelas xii pada materi laju reaksi SMK N 2 Pontianak. (Glass dalam Backer, 2000).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

(6)

maupun kelas eksperimen.Siswa kelas kontrol mengalami peninggkatan hasil belajar sebesar 9,1, sedangkan siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 39,3. Pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari nilai rata-rata ketuntasan siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Ekperien

Hasil uji normalitas data nilai tes awal memberikan nilai sig. 0,001 untuk kelas kontrol sig. 0,002 untuk kelas eksperimen. Karena kedua kelas memberikan Sig. (2-tailed) < 0,05, berarti data kedua kelas tidak berdistribusi normal. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan awal siswa digunakan uji statistik nonparametrik yaitu uji U Mann-Whitney. Hasil uji U Mann-Whitney memberikan nilai Sig. (2-tailed) 0,161 > 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara siswa kelas kontrol dan eksperimen.

Perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan diketahui dengan melakukan analisis pada nilai tes akhir siswa kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Hasil uji normalitas data nilai tes akhir memperlihatkan nilai signifikansi untuk kelas kontrol sebesar 0,004 dan kelas eksperimen 0,045. Artinya data kedua kelas tidak berdistribusi normal. Perbedaan hasil belajar kedua kelas dialalisis dengan uji statistik nonparametrik yaitu uji U Mann-Whitney. Hasil uji U Mann-Whitney memberikan nilai Sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa kelas kontrol yang diberikan

pembelajaran dengan model konvensional dan kelas eksperimen yang diberikan model pembelajaran learning cycle 5E.

Besar Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5E terhadap hasil belajar siswa pada materi laju reaksi dihitung dengan menggunakan rumus effect size dan diperoleh nilai sebesar 1,35 dengan kategori tinggi. Berdasarkan kurva lengkung O ke Z menunjukan bahwa pembelajaran menggunakan model learning cycle 5E memberikan pengaruh sebesar 41,15%.

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dari siswa kelas kontrol dan eksperimen mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan siswa telah mengalami proses pembelajaran. Berdasarkan nilai tes awal siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diketahui tidak ada satupun siswa yang tuntas dari kedua kelas tersebut. Hasil wawancara dengan beberapa siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh informasi bahwa ketidaktuntasan siswa dikarenakan mereka belum diajarkan materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi sehingga menyebabkan nilai pada tes awal tidak ada yang tuntas. Setelah dilakukan tes akhir, nilai dari kedua kelas tersebut mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan bahwa terjadi penambahan nilai siswa setelah mengalami proses pembelajaran. Kelas eksperimen dilakukan pembelajaran menggunakan model learning cycle 5E dan pada kelas kontrol pembelajaran menggunakan model konvensional. Nilai rata-rata tes awal dan tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol ditampilkan pada Gambar 1.

Tabel 3: Nilai pretest dan postest kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kelas Tes Awal Tes Akhir

Nilai rata-rata

SD Persentase Ketuntasan

(%)

Nilai rata-rata

SD Persentase Ketuntasan

(%)

Kontrol 30,0 16,7 0 43,8 14,1 9,1

(7)

Gambar 1: Nilai rata-rata tes awal dan tes akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen siswa kelas XII TEI dan XII TPPPP

Pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan model learning cycle 5E yang menunjukkan hasil belajar siswa memperoleh nilai yang tinggi. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas eksperimen mengungkapkan bahwa siswa merasa senang dengan pembelajaran learning cycle 5E karena siswa dapat merasakan suasana pembelajaran yang berbeda.

Pembelajaran learning cycle 5E memberikan pengaruh yang positif terhadap proses pembelajaran yang dilakukan, yaitu dapat memberikan suasana yang menyenangkan karena siswa terlibat langsung untuk melakukan praktikum dalam pembelajaran sebesar 41,15% terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas XII SMK N 2 Pontianak. Berdasarkan dari lembar observasi bahwa siswa bersemangat melakukan praktikum.

Pengaruh tersebut diperoleh dari proses pembelajaran learning cycle 5E, dimana pembelajaran tersebut memiliki beberapa fase yaitu engagement, exploration, explenation, elaboration dan evaluation. Pada fase engagement guru berusaha membangkitkan motivasi dan keingintahuan siswa tentang topik yang akan diajarkan (Bybee, 2006). Guru memberikan apersepsi dengan mengarahkan materi di dalam kehidupan

sehari-hari. Apersepsi yang diberikan guru adalah dengan memperlihatkan dua contoh yang berbeda yaitu makanan di

dalam kulkas

dan makanan yang berada di luar kulkas.

. Menurut Jito (2014) apersepsi berarti penghayatan tentang segala sesuatu yang menjadi dasar untuk menerima ide-ide baru dimana siswa mengaitkan apa yang telah diketahui atau dialami dengan apa yang akan dipelajari, sehingga siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.

Pada kelas eksperimen beberapa siswa menjawab bahwa makanan yang di simpan dalam kulkas lebih tahan lama. Beberapa siswa memberi penjelasan bahwa makanan tersebut menjadi dingin sehingga tahan lama. Berbeda dengan kelas kontrol kebanyakan siswa hanya diam dan mendengarkan guru menyampaikan apersepsi.

Pada fase exploration siswa diberi kesempatan untuk membangun konsep yang dipikirkan berdasarkan pengamatan yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan di LKS I secara berkelompok. Pada kelas eksperimen guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, LKS I yang diberikan berisi petunjuk pelaksanakan praktikum untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. LKS I berisi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yang meliputi

kontrol eksperimen

rata rata nilai tes awal 30.04 23.214

rata rata nilai tes akhir 43.77 62.946

30.04

23.214 43.77

62.946

0 20 40 60 80 100

N

il

ai

ra

ta

-ra

(8)

pengaruh suhu dan pengaruh konsentrasi. Pengaruh luas permukaan dan katalis terhadap laju reaksi terdapat pada pembahasan.

Pada fase explanation siswa diminta untuk menjelaskan hasil diskusi yang diperoleh pada fase eksploration. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Perwakilan yang terpilih yaitu kelompok 2, kelompok yang terpilih maju ke depan bersama kelompoknya dan mempresentasikan hasil diskusinya secara bergantian. Hasil dari diskusi yang dilakukan kelompok 2 cukup baik mereka memaparkan semua jawaban hasil diskusi dengan baik dan benar. Pada fase explanation siswa mengajukan pertanyaan tentang hasil yang dipresentasikan oleh kelompok 2, kemudian kelompok 2 pun menjawab pertanyaan dari temannya, dan terjadilah diskusi tanya jawab antar siswa. Guru meluruskan jika terdapat diskusi yang tidak tepat. Pada hal ini diskusi yang di lakukan siswa cukup kondusif dan kelas menjadi aktif. Pada kelas kontrol, kelompok yang terpilih yaitu kelompok 1. Kelompok tersebut maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Hasil dari diskusi yang dilakukan kelompok 1 pada kelas kontrol cukup baik, namun terdapat beberapa jawaban siswa yang tidak sesuai sehingga guru meluruskan supaya tidak terjadi kesalah konsep pada siswa.

Pada fase ini guru berperan penting untuk meluruskan dan memperbaiki jika ada jawaban siswa yang kurang tepat sehingga siswa dapat memahami materi dengan konsep yang telah mereka dapatkan. Menurut Anurrahman (2014) guru hendaknya memberikan dorongan dan arahan kepada siswa untuk mencari sumber yang dapat membantu peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang aspek-aspek yang dipelajari. Peran guru adalah menguatkan dan meluruskan pemahaman siswa apabila terjadi kesalahpahaman sehingga siswa dapat memahami materi berdasarkan pemahaman mereka dan penguatan yang guru berikan. Menurut Shofiyah (2013) pada fase explain

guru memiliki kesempatan untuk langsung

memperkenalkan konsep, proses, atau

keterampilan sehingga siswa dapat mengecek apakah pemahaman mereka tentang suatu pengetahuan itu adalah pengetahuan yang benar atau salah.

Pada fase elaboration siswa mengembangkan pengetahuan baru mereka dengan cara mengaplikasikan pengetahuan baru itu ke situasi permasalahan yang lain. Pada fase ini siswa kembali melaksanakan praktikum sesuai prosedur kerja yang terdapat dalam LKS II tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dalam

kehidupan

sehari-hari. Pada fase ini siswa kembali

melaksanakan praktikum sesuai prosedur

kerja yang terdapat dalam LKS II, yang

hanya diberikan pada kelas eksperimen

saja. Siswa diberikan LKS II sebagai

petunjuk untuk melakukan praktikum,

menganalisis

hasil

percobaan,

dan

menjawab pertanyaan. Siswa dilatih

membuat kesimpulan dan memberikan

penjelasan

lebih

lanjut

mengenai

pertanyaan yang diberikan sesuai dengan

pengetahuan yang telah didapatkan pada

tahap

eksploration

.

Siswa melakukan praktikum dengan bahan dan alat yang sudah disediakan. Siswa melakukan praktikum dengan cara memasukan tablet penyegar ke dalam air gelas kimia yang berisi air dan menghitung berapa lama tablet penyegar tersebut habis larut dalam air. Siswa melakukan percobaan lagi dengan perlakuan yang sama, namun gelas kimia yang kedua dipanaskan hingga tablet penyegar larut dalam air. Setelah itu, siswa membandingkan waktu yang dibutuhkan kedua tablet penyegar tersebut untuk larut dalam air.

(9)

Pada evaluation guru menginstruksikan siswa untuk mengerjakan soal yang terdapat dalam LKS untuk mengecek pemahaman siswa terhadap apa yang telah dipelajari. Soal LKS dikerjakan siswa secara berkelompok. Jawaban yang dihasilkan cukup baik karena hampir semua siswa menjawab dengan benar. Sehingga disimpulkan bahwa siswa melakukan pembelajaran dengan benar. Guru dapat memantau kemajuan siswanya dalam mencapaitujuan pembelaran.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E dan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional pada materi laju reaksi kelas XII SMK N 2 Pontianak. (2) pembelajaran learning cycle 5E memberikan pengaruh sebesar 41,15% terhadap hasil belajar pada siswa SMK N 2 Pontianak pada materi laju reaksi.

Saran

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian lebih baik antara lain: Pada pembelajaran guru lebih membimbing siswa dalam melakukan fase penjelasan dalam membuat argument dan membuat kesimpulan karena pada penelitian masih terdapat siswa yang belum bisa menyimpulkan.

DAFTAR RUJUKAN

Aunurrahman.(2014).Belajar dan

Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Anni, Catharina Tri, dkk (2005).

Psikologi Belajar. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Bybee, Taylor, Gardner, Pamela Van Scooter, & Landes. (2006). The BSCS 5E Instructional Model: Origins and Effectiviness. Colorado Spring: BSCS. Ketut, Dewa sukardi. (2008). Pengantar

Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Dasna, I Wayan. 2006. Model Siklus Belajar (Learning Cycle) Kajian Teoritis dan Implementasinya dalam Pembelajaran Kimia. Dalam I Wayan Dasna dan Sutrisno (Eds.), Model-Model Pembalajaran Konstruktivistik dalam Pembelajaran Sains-Kimia (hlm. 69-95). Malang: Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang.

Hanuscin, Deborah L and Michele H. Lee. (2007). Using a Learning Cycle to Teaching The Learning Cycle to Preservice Elementary Teachers. Colombia : University of Missouri-Columbia.

Harminingsih. (2008). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar.

(Online).

(http//harminingsih.blogspot.com/2008/ 08.html diakases tanggal 25 april 2017). Putra, rody sartika. (2016). Peningkatan

Pemahaman Siswa Pada Materi Koloid Menggunakan Pembelajaran Model Siklus Belajar 5E Kelas XI SMAN 2 Pontianak. 33 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 7 No. 2 Juli 2016: 32-4.

Nurcahyo, Jito. (2014). Pengaruh Apersepsi Visual dan Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teori Proses Pembubutan Dasar Di SMK N 2 Pengasih Kulon Progo. E-Jurnal Pendidikan Teknik Mesin .2(1):1-5.

Lorsbach, A.W. (2011). The Learning Cycle as a tool for Planning Science Instruction.(online).(http://www.coe.ilst u.edu/scienceed/lorsbach/257lrcy.htm, diakses tanggal 17 Januari 2016). Nawawi. (2012). Metode Penelitian Bidang

Sosial. Jogyakarta: Gadjahmada University Press.

Ngalim Purwanto. (2012). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosda.

(10)

S, Syukri. (1999). Kimia Dasar 2. Bandung: ITB.

Sugiyono.(2016). Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Subana dan Sudrajat. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Sri, Astuti. (2012). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Model Siklus Belajar (Learning Cycle 5e) Berbasis Eksperimen Pada Pembelajaran Sains di SDN Patrang I Jember. Jurnal Ilmu Pendidikan Sekolah Dasar.1 (2): 143-153.

Rahayuningsih, Rina. (2012). Penerapan Siklus Belajar 5e (Learning Cycle 5e) disertai Peta Konsep untuk Meningkatkan Kualitas Proses Dan Hasil Belajar Kimia Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelas Xi Ipa Sma Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia. 1

(1): 51-58.

Sudjana. (2005).Metode Statistika. Bandung :Tarsito.

Sutrisno, Leo, Kresnadi Herim dan Kartono. (2007). Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas.

Singgih, Santoso. (2001). SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Shofiyah. (2003). Mengembangkan Penalaran Ilmiah (Scientific Reasoning) Siswa Melalui Model Pembelajran 5e Pada Siswa Kelas X Sman 15 Surabaya.

Jurnal Pendidkan IPA Indonesia. 2(1):83-87.

Tuna, Abdulkadir dan Ahmet Kaçar.

(2013).The Effect of 5e Learning Cycle Model In Teaching Trigonometry On

Students’ Academic Achievement And

The Permanence Of Their Knowledge.

International Journal on New Trends In Education And Their Implications.4

Gambar

Tabel 3: Nilai pretest dan postest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Gambar 1: Nilai rata-rata tes awal dan tes akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen siswa kelas XII  TEI dan XII TPPPP

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan menerapkan penjadwalan produksi sesuai urutan job pada pesanan, dimana setiap job yang pertama datang harus diselesaiakan terlebih dahulu dari job

Patogenisitas Jamur Entomopatogen Beauveria Bassiana Balsamo (Deuteromycetes: Moniliales) Pada Larva Spodoptera Litura Fabricius (Lepidoptera: Noctuidae).. Life History Of Common

Berdasarkan analisis hasil kinerja siswa selama pembelajaran melalui pendekatan pragmatik menunjukkan bahwa siswa mampu dengan baik menyebutkan komponen yang diketahui dari

Jika banyaknya pohon pada setiap sisi taman adalah sama, tentukan banyaknya pohon pada setiap sisi taman.. Penanggalan bulan Februari 2015 sangat istimewa, karena

(2) Dalam hal terjadi perubahan terhadap kelas jabatan di lingkungan Badan SAR Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kelas jabatan ditetapkan oleh Kepala Badan SAR

Kepada peserta yang merasa keberatan atas penetapan ini, diberikan hak untuk menyampaikan sanggahan-sanggahan mulai tanggal 14 Februari 2013 sampai dengan tanggal

1) Evaluasi terhadap komponen-komponen system pengendalian intern :.. Struktur organisasi, melihat apakah tugas dan wewenang ada pemisahan secara jelas yang memisahkan tanggung

yang berkaitan dengan Pengaruh Zikir Asmāul Ḥ usnā Dengan Relaksasi Terhadap Prestasi Belajar Santri Kelas Tarjim TPQ-Madin Fathur Rohman Kureksari Waru Sidoarjo