• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

GOOD CLINICAL GOVERNANCE

PERTEMUAN 8 Dr.Noor Yulia MM

(2)

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Mahasiswa mengetahui Tata kelola klinis

yang baik – good clinical governance dan

indikator – indikator klinis dipelayanan

kesehatan

Mahasiswa mampu menguraikan tata

kelola klinis yang baik pada pelayanan

kesehatan

Mahasiswa mampu menguraikan indikator

(3)

CLINICAL GOVERNANCE

Tata Kelola Klinis

• Adalah Suatu sistem yang menjamin organisasi pemberi Pelayanan kesehatan bertanggung

jawab untuk terus menerus melakukan

perbaikan mutu pelayanannya dan menjamin memberikan pelayanan dengan standar yang tinggi dengan menciptakan lingkungan dimana pelayanan prima akan berkembang (Scally & Donaldson 1998 ).

(4)
(5)

tiga aspek penting di di dalam

clinical

governance

, antara lain :

1. Kualitas berstandar nasional, berlaku bagi seluruh organisasi kesehatan (rumah sakit, puskesmas, praktek pribadi) di dalam memberikan pelayanan. Standar dan garis pedoman (guidelines) yang dipakai berdasarkan dari evidence -based medicine dan disosialisasikan melalui badan pemerintah pada tingkat nasional.

2. Mekanisme untuk menjaga standar pelayanan

yang tinggi, seperti memastikan life-long learning dan regulasi profesi yang sesuai supaya menciptakan

sebuah atmosfer yang kondusif dalam peningkatan pelayanan medis.

(6)

• setiap organisasi kesehatan harus mengadakan evaluasi dalam meningkatkan kualitas pelayanan medis yang diberikan kepada pasien.

Clinical governance akan meningkatkan derajat kesehatan melalui upaya klinik maksimal dan

dengan biaya yang paling efektif.

• clinical governance harus dikembangkan sebagai kebutuhan.

• Selain untuk melindungi pasien dari tindakan

medik yang bisa merugikan, juga untuk menjaga agar dokter dan petugas kesehatan bersikap

(7)

7 garis besar penerapan

konsep tata kelola klinis

1. Membangun kepemimpinan yang efektif

2. Menyusun rencana kerja mutu (quality

action plan)

3. Fokus pada pasien

4. Informasi, analisis, pemahaman

5. Orang biasa mengerjakan hal yang luar

biasa

6. Merancang pelayanan yang baik

(8)

Nov 13, 2018 SAMSI J: KLH AUDIT KLINIS (IEU) 8

GOOD

CLINICAL GOVERNANCE

= KM (+ Dirmed) mengarahkan dan mengendalikan para klinisi yg kompeten melakukan

PROSES-2 klinis dgn standar asuhan yang tinggi,

Proses-2 klinis:

Asesmen, Diagnosis,, Pengobatan,, Tindkan invasif,, Konseling, dll..

ditunjang oleh:

1. Sarana, alat, material, sistem2, yg memadai/layak

2. Program-2 khusus, a.l.:

QA, EBP, Risk Mngmnt, CPD, CLINICAL AUDIT, dll.

Dng TUJUAN: OUTCOME KLINIS

(9)

GOOD

CLINICAL GOVERNANCE

Komite Medik (+ bersama dengan Direktur

medik )

mengarahkan dan mengendalikan para

klinisi yang kompeten untuk melakukan

PROSES-PROSES klinis dengan standar asuhan yang tinggi,

Proses-proses klinis yang dilakukan antara lain :

Asesmen,

Diagnosis,,

Pengobatan,,

Tindakan invasif,,

(10)

Tujuan penataan klinis yang

baik

1. mendapatkan OUTCOME KLINIS yang AMAN,

BERMUTU, dan MEMUASKAN pasien: Memberikan perlindungan keamanan pasien, melindungi

pasien dari resiko yang tidak diharapkan   2. Memberikan panduan kepada profesi dan

Memberdayakan profesi

sesuai dengan :

Uu NO 29 TAHUN 2004 tentang Praktek

kedokteran

(11)

UU No 44 Thn 2009

• Pasal 29 menyatakan Setiap Rumah Sakit mempunyai Kewajiban antara lain :

– Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat.

– Memberi pelayanan kesehatan yg aman,

bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai

dengan standar pelayanan Rumah Sakit.

– Membuat, melaksanakan, dan menjaga

standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien

– Menyelenggarakan rekam medis

(12)

UU No 44 Thn 2009

• Pasal 36 menyatakan Setiap Rumah Sakit harus menyelenggarakan tata kelola Rumah Sakit dan tata kelola klinis yang baik

• tata kelola klinis yang baik adalah penerapan fungsi manajemen klinis yang meliputi :

– kepemimpinan klinik,

– audit klinis,

– data klinis,

– risiko klinis berbasis bukti,

– peningkatan kinerja,

– pengelolaan keluhan,

– mekanisme monitor hasil pelayanan,

– pengembangan profesional, dan

(13)

PASAL 39 menyatakan :

1. Dalam menyelenggarakan Rumah Sakit harus dilakukan audit.

2. Audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa audit kinerja dan audit medis. 3. Audit kinerja dan audit medis sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan secara internal dan eksternal

4. Audit kinerja eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan oleh tenaga

pengawas

5. Pelaksanaan audit medis berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri.

(14)

• PASAL 43 menyatakan :

1. Rumah Sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien.

2. Standar keselamatan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui pelaporan insiden,

menganalisa, & menetap-kan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan

3. Rumah Sakit melaporkan sebagaimana diamksud pada ayat (2) kepada komite yang membidangi keselamatan pasien yang ditetap-kan oleh Menteri.

4. Pelaporan insiden keselamatan pasien sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dibuat secara anonim dan ditujukan untuk mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan

keselamatan pasien.

(15)

• PASAL 40 menyatakan :

1. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan

Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali.

2. Akreditasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh lembaga

Independen baik dari dalam maupun dari luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang berlaku

3. Lembaga Independen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Menteri

(16)

CLINICAL

GOVERNANCE

• TUJUAN

– Mewujudkan asuhan klinis dengan mutu dan standar tertinggi

• AKUNTABILITAS

– Akuntabilitas individu ( klinisi + manajer ) dan institusi

• BUILDING BLOCKS

– Program – program pengembangan staf dan organisasi

– QA, Clinical risk management , Evident based practice , Clinical efektiveness, Clinical audit, belajar dari

pengalaman

(17)

TUJUAN CLINICAL

GOVERNANCE

1. Clinical governance bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan klinis , dengan menjaga dan menerapkan

standar pelayanan yang tinggi dan berkelanjutan

2. Akuntabilitas tentang pelaksanaan clinical governance ada pada individu baik klinisi , manajer dan maupun pada institusi

3. Clinical governance adalah kerangka kerja / wahana (means) / sistem / kegiatan / cara untuk

meningkatkan mutu pelayanan klinis

4. Untuk menjalankan Clinical governance dan akuntabilitas terhadapnya ditetapkan( setting) , dipertahankan ( maintance) dan dipantau ( monitoring) secara konsisten dan bertanggung jawab atas pelaksanaan program – program komprehensif yang merupakan

(18)

Peran

Clinical

Governance

clinical governance

adalah mekanisme

yang kuat, baru dan komprehensif untuk

memastikan bahwa standar perawatan

klinis yang tinggi dipertahankan di seluruh

sistem kesehatan dan kualitas pelayanan

terus dapat meningkat.

Clinical governance

, terdiri dari berbagai

(19)

Standar Tata Kelola Klinis

Pertanggungjawaban

Kebijakan & Strategi

Struktur organisasi

Penyediaan sumber daya yang tepat

Komunikasi

Pengembangan profesi & pelatihan

Pengukuran efektiftas

(20)

Clinical audit

mempunyai dua prinsip utama, yaitu:

Komitmen untuk lebih baik

Penerimaan konsep praktek terbaik atau

(21)

Fungsi Clinical Governance

Bekerja dalam sistem mutu

Uraian tugas dan wewenang jelas

Lingkungan kondusif untuk

(22)

Implementasi Clinical

Governance

Standar kualitas nasional dalam

layanan kesehatan (clinical

guidelines).

Mekanisme layanan klinis dengan

standar keamanan tinggi

Sistem efektif dalam monitoring

(23)

Empat Pilar Utama Clinical

Governance

yaitu:

1. fokus kepada pasien,

2. manajemen kinerja dan evaluasi klinik,

3. manajemen resiko dan

4. pengelolaan & peningkatan

profesionalitas

(24)

4 pilar dalam tata kelola

klinis

1. Nilai pelanggan

a. RS melibatkan pelanggan & masyarakat dlm memelihara & meningkatkan kinerja serta perencanaan ke depan utk

perbaikan pelayanan

b. Informed consent, manajemen komplain, survei kebutuhan & kepuasan pelanggan

2. Kinerja klinis dan evaluasi

a. Menjamin pengenalan yg progresif, penggunaan, monitoring & evaluasi standar yg berbasis kejadian (evidence based)

b. Standar pelayanan klinis, indikator klinis dan audit klinis 3. Risiko klinis

a. Meminimalkan risiko & meningkatkan keselamatan pasien

b. Analisis terhadap potensi terjadinya resiko klinis, manajemen terhadap insiden dan KTD

4. Manajemen & Pengembangan profesional

a. Mendukung & mendokumentasikan pengembangan

profesionalisme pelayanan klinis & memelihara diterapkannya standar profesi

(25)

Kinerja klinis dan

evaluasi

Bertujuan untuk menjamin pengenalan yang

progresif, penggunaan, monitoring dan evaluasi standar yang berbasis evidens.

Budaya untuk melakukan audit klinis dan

penilaian kinerja klinis pada tiap-tiap unit pelayanan klinis.

Untuk dapat melakukan audit klinis dan

penilaian kinerja klinis perlu disusun:

Standar pelayanan klinis Audit klinis

(26)

Indikator klinis

Indikator klinis adalah suatu

pengukuran yang mengukur layanan

klinis sebagai tanda potensial adanya

masalah dan kemungkinan

peningkatan jasa layanan klinis

(27)

Macam – macam

Indikator Klinis

1.  

Sentinnel event indikators

Suatu kejadian atau fenomena yang merupakan

kejadian yang tidak dikehendaki dan jarang terjadi, sehingga memicu penyelidikan lebih lanjut.

Contoh: kematian ibu, infeksi nosokomial, operasi

salah sisi

2. Rate-based indikator: Proportion atau Rate

proses atau outcome suatu kejadian yang sering

terjadi.

Contoh: prosentase pasien yang melahirkan dengan

SC dari total persalinan, prosentase pasien rawat inap dengan dekubitus dari total pasien yang dirawat inap >5 hari, prosentase bayi lahir hidup dengan berat

(28)

Pemilihan Indikator

Klinis

Prioritas tinggi

 Sederhana

Mulai dengan sedikit indikator

Data tersedia

Ditingkatkan secara bertahap

Dampak terhadap pengguna dan

pelayanan

(29)

setiap organisasi kesehatan harus

mengadakan evaluasi dalam meningkatkan

kualitas pelayanan medis yang diberikan

kepada pasien.

beberapa pendekatan yang berbeda di

dalam mengevaluasi penilaian kerja, seperti:

clinical audit,

clinical indicators, – verbal autopsy,

(30)

National Institute of Clinical Excellence

Inggris (

NICE, 2002)

mendefniskan

lima tahap di dalam melakukan

clinical

audit

:

Tahap 1 : Mempersiapkan untuk audit

Tahap 2 : Memilih kriteria

Tahap 3 : Melakukan penilaian

Tahap 4 : Melakukan perubahan

Tahap 5 : Menjaga peningkatan

(31)

Salah satu pilar pelayanan medis adalah

clinical governance, dengan unsur staf

medis yang dominan.

Sebagaimana maksud PASAL 46 , UU NO

44/2009 Rumah Sakit bertanggung jawab

secara hukum terhadap semua kerugian

yang ditimbulkan atas kelalaian yang

(32)

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proyek Akhir Arsitektur tahap Landasan Teori dan Program dengan judul : Kompleks Rehabilitasi Sosial Tuna Grahita di Semarang ini

Konsekuennya, kompetensi matematika harus diberi makna setara (mungkin sama) dengan kemampuan memahami, menilai, melakukan, dan menggunakan matematika dalam konteks pengetahuan

Constraint Quantity Value Ranges by Computer Excel Sensitivity Range for Constraints (1 of 2)..

oculata dan akan berakibat negatif terhadap kualitas air laut pem eliharaan larva- larva ikan laut baik jika f it oplankt on t ersebut diperluk an secara langsung sebagai green

Setelah melihat video pembelajaran, siswa dapat memeragakan gerak kuat dan lemah pada tangan dalam suatu tari dengan percaya

Dari gambaran ringkas yang telah dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa peran audit sangat memegang peran penting dalam kelangsungan hidup perusahaan sehingga

Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dengan tujuan