• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pustakawan - Kompetensi Pustakawan Dalam Bidang Teknologi Informasi Dan Komunikasi Pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan (POLMED)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pustakawan - Kompetensi Pustakawan Dalam Bidang Teknologi Informasi Dan Komunikasi Pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan (POLMED)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pustakawan

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang didukung oleh teknologi yang berbasis komputer dan komunikasi berdampak terjadinya ledakan informasi (information explosion). Teknologi informasi (TI) telah dimanfaatkan untuk mencipta, memproses, mengolah, menyimpan dan menyebarluaskan informasi. Berbagai sumber informasi muncul dalam aneka bentuk atau wadah, baik berupa tercetak (printed), terekam (recorded) maupun terpasang (online). Pustakawan sebagai pekerja informasi harus mampu mengelola informasi yang semakin banyak, sekaligus mampu pula memilih dan memilah informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.

2.1.1 Pengertian Pustakawan

Kata pustakawan berasal dari kata “pustaka”. Dengan demikian penambahan kata “wan” diartikan sebagai orang yang pekerjaannya atau profesinya terkait erat dengan dunia pustaka atau bahan pustaka.

Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) sebagai organisasi yang menghimpun para pustakawan dalam Hermawan (2006:45) mendefinisikan bahwa:

“Pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan. Pustakawan adalah seorang yang berkarya secara professional di bidang perpustakaan dan informasi.”

(2)

Hasugian (2009:138) juga menambahkan definisi dari pustakawan yaitu: “Person atau orang yang bekerja di perpustakaan, akan tetapi tidak semua orang yang bekerja di perpustakaan disebut pustakawan, melainkan hanya mereka yang memiliki keahlian dan ketrampilan yang diperoleh melalui pendidikan dalam bidang perpustakaan dan informasi.

Pustakawan juga merupakan profesi yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan untuk melakukan berbagai kegiatan di perpustakaan, dokumentasi dan pada lembaga lain yang bergerak dalam pengelolaan informasi.

Dari pendapat para ahli di atas dapat diketahui bahwa pustakawan adalah orang yang memiliki pendidikan perpustakaan atau ahli perpustakaan atau tenaga profesional dibidang perpustakaan dan bekerja di perpustakaan.

2.1.2 Tugas Pokok Pustakawan

Pustakawan memiliki tugas pokok yang harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan jabatan fungsional dan promosi untuk jabatan yang lebih tinggi. Tugas pokok pustakawan adalah tugas kepustakawanan yang wajib dilakukan oleh setiap pustakawan sesuai dengan jenjang jabatannya.

Berdasarkan Keputusan Menpan No. 132/KEP/M.PAN/12/2002 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya menyatakan bahwa:

1) Tugas Pokok Pustakawan Tingkat Terampil meliputi pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi, pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi.

2) Tugas Pokok Pustakawan Tingkat Ahli meliputi pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi, pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi serta pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi.

Selanjutnya menurut Hermawan (2006 : 51), tugas pokok pustakawan adalah sebagai berikut:

1. Tugas Pokok Pustakawan Tingkat Terampil

(3)

pustaka/koleksi, penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka, pelayanan informasi.

b. Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Kegiatannya penyuluhan, publisitas, pameran.

2. Tugas Pokok Pustakawan Tingkat Ahli

a. Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi. Kegiatannya pengembangan koleksi, pengolahan bahan pustaka/koleksi, penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka, pelayanan informasi.

b. Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Kegiatannya penyuluhan, publisitas, pameran.

c. Pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Kegiatannya melakukan pengkajian perpustakaan, melakukan pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi, menganalisis/kritik karya kepustakawanan, menelaah pengembangan di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi.

Sedangkan dalam buku Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya (2010 : 3) menyatakan bahwa :

“Pekerjaan Kepustakawanan adalah kegiatan utama dalam lingkungan unit perpusdokinfo yang meliputi kegiatan pengadaan, pengolahan dan pengelolaan bahan pustaka/sumber informasi, pendayagunaan dan pemasyarakatan informasi, baik dalam bentuk karya cetak, karya rekam maupun multimedia, serta kegiatan pengkajian atau kegiatan lainnya untuk pengembangan perpusdokinfo, termasuk pengembangan profesi.”

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas pokok pustakawan tingkat terampil berbeda dengan tugas pokok pustakawan tingkat ahli. Pustakawan tingkat ahli mempunyai tugas pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi sedangkan pustakawan tingkat terampil adalah pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi, pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi, serta pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi.

2.1.3 Peranan Pustakawan

(4)

Hermawan (2006:57) secara garis besar menyimpulkan bahwa peranan pustakawan terdiri dari:

a. Edukator

Sebagai edukator (pendidik), pustakawan dalam melaksanakan tugasnya harus berfungsi dan berjiwa sebagai pendidik. Sebagai pendidik ia harus melaksanakan fungsi pendidikan yaitu mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik adalah mengembangkan kepribadian, mengajar adalah mengembangkan kemampuan berpikir, dan melatih adalah membina dan mengembangkan ketrampilan.

b. Manajer

Pada hakikatnya pustakawan adalah “manajer informasi” yang mengelola informasi pada satu sisi, dengan pengguna informasi pada sisi lain. Informasi yang banyak dan terdapat dalam dalam berbagai wadah yang jumlah selalu bertambah dan harus dikelola dengan baik. Kebutuhan informasi pengguna merupakan dasar pengelolaan informasi. Bila dikaitkan dengan lembaga jasa lainnya, maka pustakawan memiliki kedudukan yang sama dengan manajer sebuah toko buku, restoran, hotel dan sebagainya.

c. Administrator

Sebagai administrator pustakawan harus mampu menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi program perpustakaan, serta dapat melakukan analisis atau hasil yang telah dicapai kemudian melakukan upaya-upaya perbaikan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Oleh karena itu, seorang pustakawan harus mempunyai pengetahuan yang luas di bidang organisasi, sistem dan prosedur kerja. Dengan pengetahuannya itu, diharapkan pustakawan memiliki kemampuan dalam menafsirkan prosedur ke dalam kegiatan-kegiatan nyata, sehingga akan dapat meningkatkan kualitas kerja, berhasil guna, dan tepat guna.

d. Supervisor

(5)

baik rekan-rekan sejawat maupun masyarakat pengguna yang dilayaninya; (c) Mempunyai wawasan yang luas, pandangan yang jauh ke depan, memahami beban kerja, hambatan-hambatan serta bersikap sabar, tetapi tegas, adil, objektif dalam melaksanakan tugasnya; dan (d) Mampu berkoordinasi, baik dengan sesama pustakawan maupun dengan cara pembinanya dalam menyelesaikan berbagai persoalan dan kendala, sehingga mampu meningkatkan kinerja unit organisasinya.

Pustakawan diharapkan mampu berperan ganda di suatu lingkungan masyarakat tertentu. Di dunia pendidikan, seorang pustakawan dapat berperan ganda yakni sebagai penyaji informasi dan sekaligus sebagai pendidik.

2.2 Pengertian dan Kompetensi Pustakawan

Perpustakaan dan pustakawan saat ini dituntut mampu berubah mengikuti perubahan sosial pemakainya. Untuk mengantisipasi tuntutan tersebut pustakawan seharusnya memiliki kompetensi.

2.2.1 Pengertian Kompetensi

Seseorang yang berkompetensi berarti memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan nilai dasar yang diterapkan dalam melaksanakan tugasnya. Karena itu, kompetensi bagi seorang tenaga perpustakaan adalah standar minimum kemampuan dan keahlian yang perlu dipenuhinya dalam melakukan segala hal yang berkenaan dengan perpustakaan, dan berorientasi pada hasil yang memuaskan. Terdapat dua kosa kata yang terkait kompetensi yaitu kompeten dan kompetensi. Dalam Longman Dictionary of Contemporary English (1995):

“Competency (a). the ability and skill to do what is needed, (b). the special area of knowledge, (c). a skill is needed to do a particular job. Sedangkan kata competent (a) having enough skill or knowledge to do something to a satisfactory standard (b). a piece work, performance, etc that is competent is satisfactory but not especially good.”

(6)

pekerjaan tertentu. Sedangkan kata yang kompeten (a) memiliki keahlian atau pengetahuan yang cukup untuk melakukan sesuatu dengan standar yang memuaskan (b). sebuah karya sepotong, kinerja, dan lain-lain yang kompeten memuaskan tapi tidak sangat baik.

Dewiyana (2006:23) mendefinisikan bahwa: “kompetensi sebagai pengetahuan, ketrampilan, kemampuan atau karakteristik, yang berhubungan dengan tingkat kinerja suatu pekerjaan seperti pemecahan masalah, pemikiran analitik atau kepemimpinan.”

Sedangkan Bambang Supriyo Utomo dalam Hermawan (2006:174) menyatakan bahwa “kompetensi adalah kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan, sikap, nilai, perilaku dan karakteristik seseorang yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu dengan tingkat kesuksesan secara optimal.”

Mirabile dalam Saleh (2004:2) menambahkan “kompetensi sebagai pengetahuan, dan ketrampilan yang dituntut untuk melaksanakan dan / atau untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan, yang merupakan dasar bagi penciptaan nilai dalam suatu organisasi.”

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penulis menyimpulkan kompetensi sebagai sebuah kumpulan dari ketrampilan, pengetahuan dan perilaku seseorang agar dapat melaksanakan tugasnya secara efisien dan mampu bertahan dalam dunia kerja dan melaksanakan kinerja sesuai dengan standard yang dimiliki profesinya, pustakawan dapat dikatakan memiliki kompetensi jika telah memiliki kinerja yang baik. Hal itu dikarenakan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan kemampuan saja tidaklah cukup, harus diwujudkan dalam bentuk tindakan yang nyata.

2.2.2 Kompetensi Pustakawan

(7)

Dalam menghadapi perubahan yang terjadi dan persaingan sebagai dampak globalisasi maka semua profesi tidak terkecuali profesi sebagai pustakawan harus memiliki kompetensi dalam menjalankan profesinya sebagai professional.

Sulistyo-Basuki (2006:3) mendefinisikan kompetensi sebagai:

“Pengetahuan dan ketrampilan yang dituntut untuk dimiliki oleh seorang pekerja dalam melaksanakan tugasnya yang sesuai dengan nilai-nilai yang diterapkan oleh satu organisasi dan juga merupakan kemampuan dasar, yang memungkinkan seorang pekerja memiliki cara berfikir, bertingkah laku, dan membuat generalisasi dalam situasi apapun, dan juga dapat menemukan jalan dalam menyelesaikan kesulitan yang berpotensi untuk berlangsung dalam waktu yang relatif lama.”

Sutarno (2006:158) menyatakan seorang pustakawan yang berkompeten harus memiliki persyaratan sebagai berikut:

1. Mengaktualisasikan nilai-nilai kejuangan, pandangan hidup, semangat dan pragmatisme yang menjadi sikap dan perilaku dalam penyelenggaraan layanan informasi.

2. Memahami paradigma pembangunan yang relevan dalam upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih dan mencapai tujuan perpustakaan. 3. Merumuskan kebijakan program dan kegiatan sesuai dengan visi, misi, strategi yang ditetapkan.

4. Memahami dan menetapkan prinsip-prinsip good corporate government dan clear government secara serasi dan terpadu.

5. Memahami dan menjelaskan keragaman sosial budaya lingkungan.

Menurut Widijanto (2008:23), standar minimal kompetensi yang mutlak diperlukan oleh pustakawan pada zaman globalisasi ini terdiri atas 5 (lima) unsur kompetensi yaitu :

1. Kompetensi intelektual antara lain berupa kemampuan berpikir dan bernalar, kemampuan kreatif (meneliti dan menemukan), kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan mengambil keputusan strategis yang mendukung kehidupan global.

2. Kompetensi (intra) personal antara lain berupa kemandirian, ketahanbantingan, keindependenan, kejujuran, keberanian, keadilan, keterbukaan, mengelola diri sendiri, dan menempatkan diri sendiri secara bermakna serta orientasi pada keunggulan yang sesuai dengan kehidupan global.

(8)

membangun hubungan-hubungan dengan pihak lain yang mendukung kehidupan global dalam suatu sistem dunia.

4. Kompetensi sosial budaya antara lain berupa kemampuan hidup bersama orang lain, kemampuan memahami dan menyelami keberadaan orang/pihak lain, kemampuan memahami dan menghormati kebiasaan orang lain, kemampuan berhubungan atau berinteraksi dengan pihak lain dan kemampuan bekerjasama secara multikultural.

5. Kompetensi kinestetis-vokasional antara lain berupa kecakapan mengoperasikan sarana-sarana komunikasi mutakhir, kecakapan melalukan pekerjaan mutakhir, dan kecakapan menggunakan alat-alat mutakhir yang mendukung perpustakaan untuk berkiprah dalam kehidupan global.

Sedangkan Wicaksono (2007) dalam artikelnya menambahkan, seorang pustakawan disebut kompeten apabila memiliki kemampuan antara lain:

1. Skill manajemen informasi, yaitu mampu melakukan pencarian informasi (mendefinisikan kebutuhan informasi; melakukan penelusuran; memformulasikan strategi penelusuran), menggunakan informasi (evaluasi sumber; menilai informasi; mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber berbeda; memilah informasi; interprestasi informasi), menciptakan informasi, mengorganisasi informasi (melakukan abstraksi; melakukan pengindeksan; melakukan retensi atau review) dan mampu menyebarkan informasi.

2. Skill interpersonal, yang berguna bagi pustakawan dalam berhubungan dengan pemakai dan sesame rekan kerja seperti kemampuan berkomunikasi, mendengar dan mendiskusikan pendapat orang lain, memberikan feed-back yang baik, mengatasi konflik dengan memberikan respon yang tepat, menggunakan mekanisme formal dan informal, membangun tim dan memotivasi orang lain, learning skill, self-initiation, bekerjasama dengan tim, mampu melakukan sesuatu terfokus dan punya jiwa entrepreneurship.

3. Skill teknologi informasi, yaitu kemampuan untuk menggunakan berbagai perangkat Teknologi Informasi (TI) untuk membantu semua proses kerja. 4. Skill manajemen, yaitu administrasi, memahami proses kegiatan

(9)

karakter kepemimpinan, pengukuran kinerja, mampu memanajemen SDM, proyek, hubungan baik dengan sesama pustakawan dan memanajemen waktu.

Kompetensi pustakawan memiliki arti kompetensi yang dimiliki oleh setiap tenaga perpustakaan yang menunjukkan kualitas tenaga perpustakaan yang sesungguhnya. Kompetensi tersebut akan tampak dari wujud tindakan pustakawan dalam pelaksanaan tugas kepustakawanannya.

2.2.2.1 Tujuan Peningkatan Kompetensi Pustakawan

Kompetensi yang dimiliki oleh suatu profesi, termasuk profesi pustakawan harus selalu dipelihara dan ditingkatkan. Tujuan peningkatan kompetensi pustakawan secara umum adalah untuk:

1) Mengikuti perkembangan zaman

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa perubahan yang terjadi harus disikapi dan diikuti oleh semua profesi termasuk profesi pustakawan. Pustakawan dituntut meningkatkan kinerja dan kompetensinya. Pustakawan Indonesia seharusnya memiliki standar kompetensi, baik standar nasional, maupun internasional. Dengan adanya standar kompetensi itu diharapkan pustakawan dapat meningkatkan kualitasnya. Standar kompetensi diperlukan agar dapat berperan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan zaman.

2) Mengikuti kemajuan di bidang IPTEK

(10)

optimal. Konsep “just in case” dalam pengadaan dan layanan informasi sudah berubah menjadi “just in time”.

3) Memenangkan persaingan dan mengantisipasi perdagangan bebas

Peningkatan kompetensi pustakawan diperlukan untuk memenangkan persaingan dan mengantisipasi perdagangan bebas. Dalam era perdagangan bebas, tenaga asing (dari luar negeri) dapat peluang untuk bekerja di Negara kita. Oleh karena itu, dalam mengantisipasi berlakunya AFTA, APEC dan sejenisnya, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kompetensi Pustakawan Indonesia. Dengan adanya peningkatan itu, diharapkan peluang pekerjaan baru di lingkungan perpustakaan di Negara kita tidak diisi oleh tenaga dari luar, tetapi oleh tenaga pustakawan kita sendiri.

4) Meningkatkan profesionalisme pustakawan

Selaras dengan kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan perpustakaan terus meningkat, populasi pengguna jasa informasi dari hari ke hari terus meningkat, bervariasi, multi aspek, mereka meminta kebutuhan akan informasi segera (instant). Hal ini menuntut agar pustakawan bekerja secara profesional, mengkaji dan memperhatikan kebutuhan informasi masyarakat. Secara khusus tujuan peningkatan kompetensi pustakawan adalah untuk meningkatkan profesionalisme sebagai pelayan informasi yang bermutu sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pengguna jasa perpustakaan.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan peningkatan kompetensi pustakawan sangat erat kaitannya dengan peningkatan kinerja perpustakaan, apabila tenaga perpustakaan tidak meningkatkan profesionalismenya maka berbagai peluang yang seharusnya dimanfaatkan pustakawan sendiri akan diambil oleh pustakawan atau pakar informasi dari luar.

2.3 Isi Kompetensi

Menurut Nanan khasanah (2008:62), ciri-ciri kompetensi ada 2 jenis yaitu: 1. Kompetensi profesional yaitu yang terkait dengan pengetahuan

(11)

dan penelitian, dan kemampuan menggunakan pengetahuan tersebut sebagai dasar untuk menyediakan layanan perpustakaan dan informasi. 2. Kompetensi Individu, yang menggambarkan satu kesatuan keterampilan,

perilaku dan nilai yangg dimiliki pustakawan agar dapat bekerja secara efektif, menjadi komunikator yang baik, selalu meningkatkan pengetahuan, dapat memperlihatkan nilai lebihnya, serta dapat bertahan terhadap perubahan dan perkembangan dalam dunia kerjanya.

Dalam pelaksanaan pekerjaan pustakawan harus mampu menerapkan beberapa isi kompetensi. Hal ini akan membantu dalam pencapaian kinerja yang maksimal. Special Libraries Association dalam Dewiyana (2006:24) membagi kompetensi menjadi tiga bagian yaitu : kompetensi inti, kompetensi profesional, kompetensi individu.

2.3.1 Kompetensi Inti

Kompetensi inti adalah kompetensi dasar keahlian yang harus dimiliki oleh setiap pustakawan dalam menjalankan tugas-tugas perpustakaan. Menurut New Jersey Library Association (2006:1) kompetensi inti sebagai berikut :

1. Menunjukkan komitmen yang kuat terhadap layanan yang baik bagi pengguna.

2. Memahami dan mendukung kebudayaan dan konteks perpustakaan. 3. Menunjukkan pengetahuan sistem perpustakaan dan profesi perpustakaan. 4. Memahami konteks sosial, ekonomi dan politik.

5. Menunjukkan pengetahuan mengetahui teori ilmu perpustakaan dan informasi, pembuatan informasi, organisasi informasi dan pengiriman informasi.

6. Menunjukkan kemampuan kepemimpinan yang mencakup berpikir secara kritis, pengambilan resiko, dan kreativitas, tanpa memperhatikan posisi di dalam struktur manajemen.

7. Memonitor dan melakukan perubahan di dalam sistem teknologi informasi.

8. Membagi pengetahuan dan keahlian dengan para pengguna dan kolega. 9. Memperlihatkan kemampuan komunikasi yang baik yang dapat

mempromosikan perpustakaan.

10.Mengenal jaringan kerja profesional dan partisipasi dalam asosiasi profesional.

(12)

Sedangkan menurut Special Libraries Association dalam Dewiyana (2006:24) membagi kompetensi inti menjadi 2 (dua) bagian yaitu :

1. Menambah pengetahuan dasar mereka dengan praktik dan pengalaman yang terbaik, dan belajar terus-menerus tentang produk informasi, layanan, dan manajemen praktis sepanjang kariernya.

2. Menaruh kepercayaan pada keunggulan dan etika profesional, serta nilai dan prinsip-prinsip profesi.

Kompetensi inti merupakan pengait kompetensi profesional dengan kompetensi individu. Kompetensi inti meliputi kemampuan memberikan layanan yang baik bagi pengguna, mengetahui dan dapat mengaplikasikan teori tentang ilmu perpustakaan dan informasi, serta memiliki kemampuan komunikasi yang baik.

2.3.2 Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan hal penting yang harus di miliki oleh pustakawan dalam membangun suatu perpustakaan, keterampilannya dalam bidang teknologi informasi harus bisa bersaing dengan kompetensi yang lain melalui komitmen belajar dan pengembangan pendidikan berkelanjutan.

Menurut Special Libraries Association dalam Dewiyana (2006:26) menyatakan kompetensi profesional dibagi menjadi 4 (empat) kompetensi utama:

1. Melaksanakan organisasi informasi 2. Mengelola sumber informasi 3. Mengelola layanan informasi

4. Mempergunakan peralatan dan teknologi informasi.

Sedangkan di dalam buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi (2004:27) kompetensi profesional yang harus dipenuhi oleh pustakawan terdiri dari :

1. Mempunyai pengetahuan dan mampu menjalankan fungsi dan aktivitas sistem perpustakaan.

2. Memiliki pengetahuan tentang isi sumber-sumber informasi, termasuk kemampuan untuk mengevaluasi dan menyaring sumber-sumber tersebut secara kritis.

(13)

4. Mengembangkan dan mengelola layanan informasi dengan baik, mudah di akses dan cost effective (efektif dalam pembiayaan) yang sejalan dengan aturan strategis perguruan tinggi.

5. Menyediakan bimbingan dan bantuan terhadap pengguna layanan informasi dan perpustakaan.

6. Melakukan survey mengenai jenis dan kebutuhan informasi, layanan informasi dan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. 7. Mengetahui dan mampu menggunakan teknologi informasi untuk

pengadaan, pengorganisasian dan penyebaran informasi.

8. Mengetahui dan mampu menggunakan pendekatan bisnis dan manajemen untuk mengkomunikasikan perlunya layanan informasi kepada pimpinan perguruan tinggi.

9. Mengembangkan produk-produk informasi khusus untuk digunakan di dalam atau di luar lembaga atau oleh pelanggan secara individu.

10.Mengevaluasi hasil penggunaan informasi dan menyelenggarakan penelitian yang berhubungan dengan pemecahan masalah-masalah manajemen informasi.

11.Secara berkelanjutan memperbaiki layanan informasi untuk menanggapi perubahan kebutuhan.

Daryono (2008) menambahkan, dalam membangun kompetensi profesional, seorang pustakawan harus:

1. Mengembangkan dan mengelola layanan informasi yang nyaman, mudah diakses, efektif dari segi biaya, yang sejalan dengan arahan strategis institusi/organisasi.

2. Memiliki keahlian tentang isi sumber-sumber informasi, termasuk kemampuan untuk mengevaluasi secara kristis dan menyaringnya.

3. Memiliki pengetahuan/ketrampilan khusus dalam bidang tertentu, sesuai dengan kepentingan institusi/organisasi.

4. Menyediakan pengajaran dan dukungan yang baik untuk pemakai perpustakaan dan layanan informasi.

5. Menilai kebutuhan pemakai, merancang serta memasarkan produk dan layanan informasi bernilai tambah untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 6. Menggunakan teknologi informasi yang tepat untuk pengadaan,

pengolahan, dan penyebaran informasi.

7. Menggunakan pendekatan bisnis dan manajemen yang tepat untuk mengkomunikasikan pentingnya layanan informasi kepada pihak pimpinan.

8. Mengembangkan produk informasi khusus untuk penggunaan di dalam atau di luar institusi/organisasi atau pengguna secara perorangan.

9. Secara terus menerus memperbaiki layanan informasi untuk merespon perubahan kebutuhan pemakai.

(14)

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional adalah kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan pustakawan di bidang sumber-sumber informasi, teknologi, manajemen, dan penelitian, dan kemampuan menggunakan pengetahuan tersebut sebagai dasar untuk menyediakan layanan perpustakaan dan informasi.

2.3.3 Kompetensi Individu

Kompetensi individu adalah kompetensi seorang pustakawan yang harus mempunyai sifat positif, fleksibel dalam menerima setiap perubahan dan mampu menjadi partner yang baik dalam setiap proses aktivitas.

Special Library Association dalam Dewiyana (2006:26) menyatakan kompetensi individu yang harus dimiliki seorang pustakawan antara lain:

1. Mencari peluang dan memanfaatkan peluang-peluang baru 2. Memiliki pandangan luas

3. Berkomunikasi secara efektif

4. Mempresentasikan ide-ide secara jelas dan menegosiasikannya dengan penuh percaya diri dan persuasif.

5. Menciptakan rekan kerja sama.

6. Membangun lingkungan kerja yang dapat dipercayai dan dihargai.

7. Bekerja dengan pendekatan tim, mengenali keseimbangan antara bekerja sama, memimpin dan mengikuti.

8. Mengambil resiko yang sudah diperhitungkan, memperlihatkan keberanian dan ketangguhan ketika berhadapan dengan lawan.

9. Merencanakan, memprioritaskan, dan memfokuskan terhadap hal-hal yang bersifat kritis.

10.Memaparkan perencanaan karir secara individu.

11.Berfikir secara kreatif dan inovatif, serta mencari peluang baru. 12.Mengetahui nilai jaringan kerja profesional dan perencanaan karir

individu.

13.Menyeimbangkan antara tugas, keluarga, dan kewajiban terhadap masyarakat.

14.Selalu fleksibel dan positif terhadap perubahan yang berkelanjutan. 15.Menghargai prestasi diri sendiri dan orang lain.

Di dalam buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi (2004:28) kompetensi individu yang harus dipenuhi pustakawan meliputi :

1. Memiliki komitmen untuk memberikan layanan yang terbaik.

2. Mampu mencari peluang dan melihat kesempatan baru baik di dalam maupun di luar perpustakaan.

(15)

4. Mampu mencari mitra kerja.

5. Mampu menciptakan lingkungan kerja yang di hargai dan di percaya. 6. Memiliki keterampilan berkomunikasi yang efektif.

7. Dapat bekerja sama secara baik dalam suatu tim kerja. 8. Memiliki sifat kepemimpinan.

9. Mampu merencanakan, memprioritaskan dan memusatkan pada suatu hal yang kritis.

10.Memiliki sifat positif dan fleksibel dalam menghadapi perubahan.

Daryono (2008) menambahkan, dalam membangun kompetensi individu seorang pustakawan harus:

1. Memiliki pandangan jauh dan luas ke depan.

2. Melayani pengguna dengan baik, santun dan ramah.

3. Mencari tantangan dan melihat peluang baru, baik di dalam maupun di luar perpustakaan.

4. Bekerja sama dan beraliansi.

5. Menciptakan lingkungan yang saling mempercayai dan saling menghargai. 6. Memiliki keahlian berkomunikasi yang efektif.

7. Bekerja dengan baik dengan sesama anggota tim. 8. Mempunyai sifat pemimpin.

9. Belajar terus menerus dan mempunyai perencanaan karir pribadi. 10.Memahami nilai solidaritas dan jaringan profesional.

11.Bersifat fleksibel dan positif menghadapi perubahan terus menerus.

Dari beberapa kesimpulan di atas dapat diketahui bahwa kompetensi individu adalah kompetensi yang menggambarkan satu kesatuan keterampilan, perilaku dan nilai yang dimiliki pustakawan agar dapat bekerja secara efektif, menjadi komunikator yang baik, selalu meningkatkan pengetahuan, dapat memperhatikan nilai lebihnya, serta dapat bertahan terhadap perubahan dan perkembangan dalam dunia kerjanya.

2.4 Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi

(16)

berkurang, atau mungkin suatu ketika perpustakaan harus siap ditinggalkan penggunanya.

Teknologi internet telah mendorong tumbuhnya sejumlah besar perpustakaan digital (e-library) melalui internet. Berbagai informasi berbasis kertas yang selama ini merupakan primadona perpustakaan tradisional, sekarang telah banyak yang tersedia dalam bentuk elektronik. Sumberdaya informasi baru ini menjadi alternatif yang semakin penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi. Untuk dapat memenuhi kebutuhan pengguna yang semakin beragam dengan cepat dan akurat, pustakawan dituntut memiliki kompetensi dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi yang baik.

Para pakar dalam Hasugian (2009:168) menyatakan teknologi informasi adalah 3C yaitu : communication, computer dan content. Dengan konsep ini, seseorang akan mendapatkan (get), mengirimkan (send), menerima (receive), menjual (store), mendapatkan (retrieve), mencari (search), menemukan/memanggil (find/recall), mengumpulkan (collect), melewatkan (pass), memproses (process) dan sebagainya berbagai informasi. Teknologi informasi diartikan sebagai perpaduan antara: (a) komputer (mencakup perangkat lunak dan perangkat keras); (b) komunikasi data yang memungkinkan komputer terintegrasi pada jaringan komputer (lokal maupun internasional); (c) media penyimpanan dan metode untuk mempresntasikan data.

Sulistyo-Basuki (2006:6) menambahkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputasi dengan kemampuan jaringan komunikasi yang digunakan untuk berbagai keperluan. Sedangkan menurut Duval (1992:245) dalam ruang lingkup perpustakaan, teknologi informasi diartikan sebagai aplikasi komputer dan teknologi lain untuk pengadaan, pengolahan, penyimpanan, temu kembali (retrieval) dan penyebaran informasi.

Jika perpustakaan telah mengaplikasikan komputer untuk sistem kerumahtanggaannya dengan berbagai tujuan antara lain, untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi kerja maka disinilah pentingnya kompetensi teknologi informasi dan komunikasi yang harus dimiliki pustakawan guna merealisasikan tujuan tersebut.

(17)

Tabel-2.1 : Kompetensi TIK

NO. K O M P E T E N S I

1 Kompetensi dasar TIK

2 Kompetensi olah kata (word processing) 3 Kompetensi surat elektronik (e-mail) 4 Kompetensi internet dan intranet 5 Kompetensi graf (ik)

6 Kompetensi penyajian (persentasi) 7 Kompetensi penerbitan

8 Kompetensi manajemen proyek dan lembar elektronik (spreadsheet) 9 Kompetensi pangkalan data

10 Kompetensi pemeliharaan sistem (system maintenance) 11 Kompetensi dalam desain dan

pengembangan aplikasi dalam lingkungan web 12 Kompetensi analisis sistem dan pemrograman

1. Kompetensi Dasar TIK

Dalam kompetensi ini tercakup kemampuan:

a. Menggunakan perambang (browsers) Web serta mengetahui fungsinya. b. Mengumpulkan data dari berbagai sumber.

c. Meninjau dan menilai penggunaan TIK di perpustakaan. d. Memahami sistem operasi komputer.

e. Menggunakan perangkat lunak komputer, memahami perangkat keras dan antarmuka komunikasi.

f. Analisis data.

g. Menggunakan perangkat lunak pemampatan (compression) data. h. Memasang dan memelihara mesin cetak (printer).

i. Memahami teknik yang digunakan oleh analisis dan desainer sistem. j. Memahami konsep dasar analisis sistem.

(18)

2. Kompetensi Olah Kata (word processing)

Kompetensi ini merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh profesional informasi, terutama kemampuan menggunakan Microsoft Word. Penguasaan pengolah kata untuk menciptakan dokumen menggunakan fitur semacam printer control, mail merge, grafik dan indeks. Mungkin bagi perpustakaan lain yang tidak menggunakan Microsoft Word dapat menggunakan perangkat olah kata seperti WordPerfect dan Lotus WordPro walaupun kurang popular.

3. Kompetensi Surat Elektronik (e-mail)

Dalam kompetensi ini termasuk kemampuan; (a) memasang serta menggunakan surat elektronik, (b) menggunakan Microsoft Outlokk Express. Di Malaysia ada tuntutan kemampuan menggunakan Lotus Notes.

4. Kompetensi Internet Dan Intranet Kemampuan yang diharapkan mencakup:

a. Menggunakan internet untuk mengakses sumber elektronik.

b. Menggunakan internet untuk menelusur informasi dengan menggunakan mesin pencari (search engines).

c. Menggunakan internet untuk akses ke jasa terpasang/dalam jaringan (online) lokal maupun asing. Contoh akses ke berbagai situs surat kabar dalam dan luar negeri.

d. Menggunakan internet untuk katalogisasi dan klasifikasi. e. Menggunakan file transfer protocol atau FTP.

f. Mendayagunakan teknik penelusuran yang efektif.

g. Menggunakan internet untuk menjawab pertanyaan referens.

h. Memahami intranet. Hal ini tidak mutlak karena tidak semua lembaga memiliki fasilitas intranet yang dapat diakses oleh perpustakaan.

(19)

j. Kemampuan tambahan lain seperti administrasi situs web, penggunaan internet untuk menciptakan halaman web, penggunaan perangkat lunak videokonferensi.

5. Kompetensi Graf (ik) Kompetensi tersebut mencakup:

a. Penggunaan program grafik bisnis. b. Pemahaman grafik komputer.

c. Menggunakan aplikasi gambar 2D/3D. d. Menggunakan perangkat lunak pemetaan.

6. Kompetensi Penyajian (presentasi)

Pustakawan diharapkan memiliki kemampuan menyajikan hasil temuannya dalam bentuk presntasi menggunakan komputer. Kompetensi penyajian mencakup:

a. Penggunaan Microsoft Power Point.

b. Pemahaman perangkat lunak pemindaian (scanning) dan OCR.. c. Menggunakan Printshop Pro.

d. Menggunakan Adobe Photoshop.

7. Kompetensi Penerbitan

Kompetensi penerbitan sebenarnya setara dengan kompetensi penyajian, hanya saja penerbitan dianggap lebih memerlukan keahlian daripada penyajian serta pemanfaatannya lebih sedikit dibandingkan dengan penyajian. Dalam kompetensi ini tercakup:

(20)

8. Kompetensi Manajemen Proyek Dan Lembar Elektronik (spreadsheet) Kemampuan menguasai kompetensi ini dianggap moderat. Penguasaan yang diacu adalah penggunaan Microsoft Project 98, Microsoft Excel dan Lotus 1-2-3. Penguasaan atas program tersebut merupakan keunggulan tambahan bagi pustakawan. Microsoft 98 digunakan untuk perencanaan dan pengelolaan sebuah proyek, terutama untuk pustakawan yang berkecimpung dalam bidang perencanaan.

9. Kompetensi Pangkalan Data

Bagi pustakawan konsep pangkalan data sebenarnya bukanlah masalah asing hanya saja pengertian pustakawan sering lebih sempit. Pustakawan sejak semula mengelola katalog, padahal katalog adalah sebuah pangkalan data. Kemampuan yang diharapkan mencakup:

a. Memasang, memelihara dan administrasi pangkalan data. b. Menggunakan Microsoft Access.

c. Menggunakan FoxPro.

d. Menggunakan alat (tool) desain pangkalan data server/pemakai. e. Penggunaan alat pengembangan aplikasi visual.

10. Kompetensi Pemeliharaan Sistem (system maintenance)

(21)

11. Kompetensi Desain Dan Pengembangan Aplikasi Dalam Lingkungan Web

Di sini kompetensi yang dianggap paling penting adalah kemampuan membangun situs Web. Kompetensi lain yang diharapkan adalah:

a. Penggunaan PERL.

b. Menciptakan situs Web yang menggunakan struktur pangkalan data. c. Memahami jasa penerbitan Web.

d. Menggunakan HTML.

e. Menciptakan Communication Gateway Interfaces (CGI). f. Menggunakan Java language untuk aplikasi internet.

g. Mengembangkan Visual Basic atau Jscript menggunakan ASP. h. Penggunaan Active Control.

i. Memahami Graphic Utility Interface (GUI) pada aras aplikasi.

12. Kompetensi Analisis Sistem Dan Pemrograman

Di Indonesia pustakawan banyak yang menganggap kompetensi tersebut sebagai kompetensi ilmu komputer. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah:

a. Memahami isu siklus hidup serta permasalahan perangkat lunak. Melakukan analisis aplikasi dan pemodelan data konseptual.

b. Menggunakan Visual Basic, menggunakan UNIX.

c. Modifikasi perangakat lunak guna memenuhi permintaan pemakai.

d. Desain dan mengembangkan produk perangkat lunak/menggunakan INFORMIX 4GL. Menggunakan Powerbuilder.

e. Menggunakan Progrees 4 GL, atau menggunakan RPG/400. f. Menggunakan C++

g. Menggunakan COBOL.

(22)

Menurut Dewiyana (2006:29) dari 7 (tujuh) kompetensi dan kurikulum ilmu perpustakaan dalam konteks paradigma baru dan dunia kerja di era globalisasi informasi ini, yang termasuk dalam kompetensi teknologi informasi dan komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Technology Skills and Network Management , meliputi:

a. Mampu menggunakan PC dengan level yang lebih tinggi dibandingkan yang biasa digunakan sehari-hari.

b. Mampu menganalisis jaringan pengguna internal dan eksternal.

c. Mampu menjadi gate-keeper teknologi dalam pengorganisasian sumber-sumber informasi.

d. Mampu mengikuti perkembangan dan paham tentang teknologi informasi dan peralatannya.

e. Menguasai penggunaan peralatan in- house guna pengumpulan, penyebaran, dan berbagi informasi.

2. Media Management Storage and Retrieval, meliputi:

a. Pustakawan dan professional bidang informasi harus memiliki pengetahuan tentang berbagai jenis sarana penyimpanan dan temu kembali yang baru muncul.

b. Selalu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengantisipasi perkembangan dan perubahan bidang industri informasi di masa depan.

3. Information Skills, meliputi:

a. Mempertemukan kebutuhan informasi dengan sumber informasi. b. Memiliki keahlian tentang sumber dan isi informasi.

c. Memiliki keahlian tentang pencarian informasi.

d. Mampu mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merekomendasikan sumber informasi.

e. Menyediakan sarana terbaik untuk akses informasi.

f. Mampu menggunakan keterampilan tentang pengorganisasian informasi menjadi pengetahuan.

Sedangkan menurut Wicaksono (2007) beberapa skill yang diperlukan bagi pustakawan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi adalah sebagai berikut:

1) Desain Database dan Manajemen Database. 2) Data Warehousing.

3) Penerbitan elektronik. 4) Perangkat keras. 5) Arsitektur informasi.

6) Sumber informasi elektronik. 7) Integrasi informasi.

(23)

10)Pemrograman. 11)Workflow/alur kerja.

12)Pemrosesan teks (text processing). 13)Metadata.

14)Perangkat lunak untuk manajemen informasi (Information Management Tools).

Referensi

Dokumen terkait

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe numbered head

Apabila lebih 10 kV/m atau nilai intensitas medan listriknya mencapai hingga 20 kV/m sampai 30 kV/m sebaiknya pekerja menghindari pengaruh medan listrik dengan

Persoalahan yang dipermasalahkan dalam PTK bukan dihasilkan dari kajian teoretik atau dan penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya permasalahan nyata dan aktual (yang

V-106 Gambar 5.4 Rencana Lokasi Perumahan BAPEDA Provinsi Banten V-107 Gambar 5.5 Rencana Lokasi Komersil BAPEDA Provinsi Banten ... V-108 Gambar 5.6 Rencana Kawasan

Berhasil atau tidaknya perusahaan atau organisasi dalam mencapai tujuan selain bergantung pada kepemimpinan dan gaya kepemimpinan juga bergantung pada sumber daya manusianya,

Pada diabetes melitus tipe 2 yang sering terjadi pada lansia, jumlah insulin normal tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang sehingga glukosa

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan peran GAPOKTAN Mustika Jaya dalam meningkatkan pendapatan petani karet di Desa Pinang Sebatang Kecamatan

Dalam rangka optimalisasi pemanfaatan energi panas bumi, pemanfaatan langsung ( direct use ) dapat dikembangkan bersamaan dengan pengembangan panas bumi untuk tenaga