Aplikasi Analisis
Manajemen Keuangan
Isfenti Sadalia
Art Design, Publishing & Printing
Gedung F, Pusat Sistem Informasi (PSI) Kampus USU Jl. Universitas No. 9 Medan 20155, Indonesia
Telp. 061-8213737; Fax 061-8213737
usupress.usu.ac.id
© USU Press 2017
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang; dilarang memperbanyak menyalin, merekam sebagian atau seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.
ISBN 979 458 943 8
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Isfenti Sadalia
Aplikasi Analisis Manajemen keuangan/Isfenti Sadalia [dan] Beby Kendida Hasibuan -- Medan: USU Press 2017.
vii, 101 p.; ilus.: 24 cm
Bibliografi
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, atas berkah dan rahmat Nya, sehingga buku Aplikasi Analisis Manajemen Keuangan ini dapat diselesaikan. Berawal dari sebuah keinginan untuk dapat memberikan kemanfaatan lebih untuk khalayak, kami mencoba untuk berbagi ilmu pengetahuan yang telah dititipkan-Nya melalui media buku.
Sebagian besar mahasiswa sulit untuk memperleh buku terkait dengan aplikasi analisis manajemen keuangan, oleh karena itu diharapkan buku ini mampu menjawab segala persoalan dan kebutuhan terkait dengan pemahaman teori tentang aplikasi analisis manajemen keuangan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh rekan-rekan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut memberi kontribusi dalam proses penyelesaian buku ini. Akhir kata, dengan kerendahan hati, penulis juga mengharapkan saran dan masukan yang konstruktif dari para pembaca. Semoga buku ini bermanfaat.
Medan, Februari 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... iii
BAB 1 PRAKTEK MANAJEMEN KEUANGAN ... 1
A. Pengertian Manajemen Keuangan ... 1
B. Fungsi Keuangan Manajerial ... 2
1. Pengorganisasian Fungsi Keuangan ... 2
2. Hubungan Keuangan dengan Ilmu Ekonomi ... 3
3. Hubungan Keuangan dengan Ilmu Akuntansi ... 3
C. Fungsi Manajer Keuangan ... 4
D. Tujuan Manajemen Keuangan ... 5
E. Masalah Keagenan ... 6
F. Aplikasi Manajemen Keuangan ... 7
BAB II. ANALISIS RASIO KEUANGAN ... 10
A. Jenis – Jenis Rasio Keuangan ... 10
1. Rasio Likuiditas ... 10
2. Rasio Aktivitas ... 10
3. Rasio Utang ... 11
4. Rasio Profitabilitas ... 11
5. Rasio Nilai Pasar ... 11
B. Rasio Keuangan dengan Excel ... 15
C. Soal – Soal Latihan ... 23
BAB III. NILAI WAKTU DARI UANG ... 25
A. Nilai Akhir (Future Value) ... 25
B. Nilai Tunai (Present Value) ... 26
1. Anuitas (Annuity) ... 26
2. Future Value Anuitas Biasa ... 27
3. Future Value Anuitas Jatuh Tempo ... 27
4. Present Value Anuitas Biasa ... 27
5. Present Value Anuitas Jatuh Tempo ... 27
C. Nilai Waktu dari Uang dengan Excel ... 28
D. Soal – Soal Latihan ... 38
BAB IV. MANAJEMEN KAS ... 40
D. Manajemen Kas dengan Menggunakan Excel ... 46
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Modal Kerja ... 53
1. Volume Penjualan ... 53
2. Besar Kecilnya Skala Usaha Perusahaan ... 53
3. Aktivitas Perusahaan ... 54
4. Perkembangan Teknologi ... 54
5. Sikap Perusahaan Terhadap Likuiditas dan Profitabilitas ... 54
D. Kebijakan Modal Kerja ... 54
E. Modal Kerja dengan Menggunakan Excel ... 56
F. Soal – Soal Latihan ... 63
BAB VI. CAPITAL BUDGETING ... 66
A. Pengertian Capital Budgeting ... 66
B. Arus Kas Relevan ... 66
C. Teknik – Teknik Penganggaran Modal ... 67
1. Periode Pengembalian Kembali (Payback Period) ... 68
2. Nilai Tunai Bersih (Net Present Value) ... 68
3. Tingkat Hasil Internal (Internal Rate of Return/IRR) ... 69
4. Indeks Profitabilitas (Profitability Index) ... 69
D. Capital Budgeting dengan Menggunakan Excel ... 70
E. Soal – Soal Latihan ... 79
BAB VII. MANAJEMEN PIUTANG ... 84
A. Manajemen Piutang ... 84
B. Manajemen Piutang dengan Menggunakan Excel ... 87
C. Soal – Soal Latihan ... 90
BAB VIII. BIAYA MODAL dan STRUKTUR MODAL ... 92
A. Biaya Modal ... 92
B. Teori Sturktur Modal ... 97
C. Teori Struktur Modal ... 97
D. Soal – Soal Latihan ... 98
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kotak Dialog Insert Function ... 8
Gambar 2.1 Neraca ... 16
Gambar 2.2 Laporan Laba Rugi ... 16
Gambar 2.3 Rasio Likuiditas dengan Excel ... 17
Gambar 2.4 Rasio Struktur Modal dengan Excel ... 19
Gambar 2.5 Rasio Aktivitas dengan Excel ... 21
Gambar 2.6 Rasio Profitabilitas dengan Excel ... 21
Gambar 3.1 Futrure Value dengan Menggunakan Excel ... 28
Gambar 3.2 Future Value Anuitas dengan Excel ... 30
Gambar 3.3 Present Value dengan Menggunakan Excel ... 32
Gambar 3.4 Present Value Anuitas ... 33
Gambar 3.5 Anuitas Tidak Sama Tahap 1 dan 2 ... 37
Gambar 3.6 Anuitas Tidak Sama Tahap 3 dan Tahap 4 ... 38
Gambar 4.1 Pola Arus Kas ... 42
Gambar 4.2 Model Baumol dengan Excel ... 47
Gambar 4.3 Model Miller – Orr dengan Excel ... 48
Gambar 5.1 Alternatif Kebijkakan Keuangan ... 57
Gambar 5.2 Return On Equity dari Setiap Alternatif Kebijakan ... 59
Gambar 5.3 Rencana Pembelanjaan Musiman dengan Excel ... 60
Gambar 5.4 Pola Kebutuhan Dana dengan Excel ... 61
Gambar 5.5 Total Cost Financing dengan Excel ... 62
Gambar 6.1 Data Finansial Dalam Excel ... 71
Gambar 6.2 Penyusutan Aktiav Tetap Metode Garis Lurus dengan Excel ... 72
Gambar 6.3 Perkiraan Laba Rugi dengan Menggunakan Excel ... 73
Gambar 6.4 Data Finansial Investasi dalam Excel ... 74
Gambar 6.5 Penilaian Investasi Metode Avarage Rate of Return ... 75
Gambar 6.6 Penilaian Investasi dengan Metode Payback Period ... 76
Gambar 6.7 Penilaian Investasi Metode Internal Rate of Return ... 77
Gambar 6.8 Penilaian Investasi Metode Net Present Value ... 78
Gambar 6.9 Penilaian Investasi Metode Profitability Index ... 79
Gambar 7.1 Penjualan Kredit Tanpa Diskon dengan Excel ... 88
Gambar 7.2 Penjualan Kredit dengan Diskon dalam Excel ... 89
Gambar 8.1 Komponen Modal ... 92
Gambar 8.2 Penyelesaian Biaya Hutang ... 95
Gambar 8.3 Penyelesaian Saham preferen ... 95
Gambar 8.4 Penyelesaian biaya saham biasa... 96
BAB I
PRAKTEK MANAJEMEN KEUANGAN
A. PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN
Keuangan merupakan seni dan ilmu mengelola uang, baik uang yang dimiliki oleh badan usaha, pemerintah, maupun perseorangan. Sebagai seni berarti melibatkan keahlian dan pengalaman, sedangkan sebagai ilmu berarti melibatkan prinsip-prinsip, konsep dan konstruk, teori, proposisi, dan model yang ada dalam ilmu keuangan.
Keuangan berhubungan dengan proses, lembaga-lembaga, pasar dan instrumen keuangan yang tercakup dalam pemindahan uang antar dan di antara individu-individu, bisnis, dan pemerintah. Pemahaman tentang keuangan akan sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk membuat putusan-putusan keuangan personal secara baik. Sedangkan manfaat pemahaman bagi orang-orang yang bekerja di bidang keuangan adalah memberikan kemampuan untuk menghadapi personalia, proses, dan prosedur keuangan badan usaha secara efektif.
Dengan demikian manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya seefektif, seefisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Aktivitas itu meliputi :
1. Aktivitas Pembiayaan ( FinancingActivity )
Aktivitas pembiayaan ialah kegiatan pemilik dan manajemen perusahaan untuk mencari sumber modal (sumber eksternal dan internal) untuk membiayai kegiatan bisnis.
a. Sumber eksternal
i. Modal Pemilik atau modal sendiri (Owner Capital atau Owner Equity). Atau modal saham (Capital Stock) yang terdiri dari : Saham Istimewa (Preferred Stock) dan Saham Biasa (Common Stock).
ii. Utang (Debt), Utang Jangka Pendek ( Short-term Debt) dan Utang Jangka Panjang ( Long-term Debt).
b. Sumber Internal
i. Laba Ditahan (Retained Earning)
ii. Penyusutan, amortisasi, dan Deplesi (Depreciation, Amortization, dan Deplention) iii. Lain-lain, misalnya penjualan harta tetap yang
tidak produktif.
2. Aktiva Investasi (Investment activity)
Aktivitas investasi adalah kegiatan penggunaan dana berdasarkan pemikiran hasil yang sebesar-besarnya dan resiko yang sekecil-kecilnya. Aktivitas itu meliputi:
a. Modal Kerja (working capital) atau harta lancar (current assets)
b. Harta Keuangan (Financial assets) yang terdiri: investasi pada saham (stock) dan Obligasi (Bond) c. Harta Tetap (real assets) yang terdiri dari:
Tanah,gedung, Peralatan.
d. Harta Tidak Berwujud (intangible assets) terdiri dari : Hak Paten, Hak Pengelolaan Hutan, Hak Pengelolaan Tambang, Goodwill.
3. Aktivitas Bisnis (Business Activity)
Aktivitas bisnis adalah kegiatan untuk mencari laba melalui efektivitas penjualan barang atau jasa efisiensi biaya yang akan mengahasilkan laba. Aktivitas itu dapat dilihat dari laporan Laba-Rugi, yang terdiri dari unsur:
a. Pendapatan (sales atau revenue) b. Beban ( Expenses)
c. Laba-Rugi ( Profit-Loss)
B. FUNGSI KEUANGAN MANAJERIAL
Fungsi keuangan manajerial dapat dideskripsikan secara garis besar melalui pertimbangan perannya di dalam organisasi, hubungannya dengan ilmu ekonomi dan akuntansi, dan kegiatan-kegiatan kunci dari manajer keuangan.
1. Pengorganisasian Fungsi Keuangan
perlahan memisahkan diri menjadi departemen yang berdiri sendiri.Fungsi keuangan pokok meliputi putusan-putusan investasi jangka panjang, pembagian jangka panjang, dan putusan manajerial (kegiatan keuangan sehari-hari).
2. Hubungan Keuangan dengan Ilmu Ekonomi
Bidang Keuangan sangat dekat kaitannya dengan ilmu ekonomi. Manajer keuangan harus memahami kerangka ilmu ekonomi dan menyadari konsekuensi atas berbagai aktivas ekonomi dan perubahan kebijakan ekonomi. Mereka juga harus dapat menggunakan teori-teori ekonomi sebagai panduan untuk melaksanakan bisnis secara efektif. Misalnya analisis permintaan-penawaran, strategi maksimalisasi laba, dan teori harga. Prinsip ekonomi utama dalam manajemen keuangan adalah analisis marginal, yaitu bahwa putusan keuangan yang dibuat dan tindakan yang diambil harus mengikuti prinsip tambahan keuangan harus melabihi tambahan biaya.
3. Hubungan Keuangan dengan Akuntansi
Aktiva keuangan dan akuntansi sangat berkaitan dan secara umum akan tumpang tindih. Kenyataannya, manajemen keuangan dan akuntansi tidak mudah dibedakan. Badan usaha kecil fungsi akuntansi akan merangkap fungsi keuangan, sedangkan pada badan usaha besar, banyak akuntan yang terlibat dalam aktivitas keuangan. Meskipun demikian, sedikitnya terdapat dua perbedaan antara aktivitas keuangan dan aktivitas. Akuntansi, yang satu berkaitan dengan arus, sedangkan yang lainnya berkaitan dengan pembuatan putusan. Fungsi utama akuntan adalah untuk mengembangkan dan menyediakan data untuk mengukur kinerja badan usaha, menilai posisi keuangan, dan membayar pajak. Akuntan menyiapkan laporan keuangan yang mengakui pendapatan dan pengeluaran berdasarkan prinsip-prinsip yang diterima umum dan sesuai bentuk standar yang pasti. Pendekatan ini disebut sebagai basis akrual.
C. FUNGSI MANAJER KEUANGAN
Fungsi Manajer Keuangan antara lain :
a. Keputusan alokasi dana baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun dana yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Dengan kata lain investasi apa yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Sebagai contoh: investasi jangka pendek (kas, piutang dan persediaan) atau investasi jangka panjang (gedung, peralatan produksi, tanah, kendaraan dan aktiva tetap lainnya).
b. Pengambil keputusan pembelanjaan atau pembiayaan investasi, keputusan ini sebenarnya menjawab berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan pembiayaan perusahaan yang optimal, sebagai contoh :
bagaimana pembelanjaan kegiatan perusahaan yg optimal?
bagaimana memperoleh kebutuhan dana?
bagaimana komposisi dana optimal yang harus dipertahankan?
apakah perusahaan sebaiknya menggunakan modal asing ataukah modal sendiri.
c. Kebijakan dividen
adalah berhubungan dengan kebijakan penggunaan laba, apakah laba yang diperoleh perusahaan ditahan untuk penambahan modal kerja atau dibagikan ke pemegang saham dalam bentuk dividen. Banyak pendapat yang menjelaskan bahwa fungsi ketiga ini bagian dari fungsi kedua.
Tugas dari seorang manajer keuangan adalah mengusahakan agar tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat tercapai, akan tetapi pada kenyataannya sering kali manajer keuangan memiliki tujuan lain yang mungkin bertentangan dengan tujuan perusahaan, sehingga sering terjadi konflik kepentingan antar agen yang disebut agency problem.
manajer akan memperbesar skala perusahaan dengan maksud untuk meningkatkan power, status dan gaji manajer.
Konflik lain yang potensial terjadi dalam perusahaan besar adalah antara stockholder (pemegang saham) dan debtholders (kreditur). Sebagai contoh pemegang saham melalui manajer memutuskan untuk mengadakan ekspansi. Ekspansi ini otomatis akan menaikkan risiko perusahaan menjadi besar dari yang diperkirakan kreditur. Apabila ekspansi ini berhasil maka sebagian besar keuntungan akan menjadi hak pemegang saham, karena bunga atas utang bersifat tetap dan ditentukan atas dasar risiko asset lama. Apabila ekspansi tersebut tidak berhasil maka kreditur akan menanggung kerugian karena uang yang dipinjamkan tidak kembali. Kreditur yang bijak akan menyadari kondisi ini sehingga pada umumnya mereka akan membuat rambu-rambu bagi pihak debitur. Rambu-rambu ini disebut covenant yang disepakati bersama pada saat pinjaman diberikan.
D. TUJUAN MANAJEMEN KEUANGAN
Setelah melakukan berbagai putusan tersebut, maka hal yang ingin dicapai adalah mewujudkan tujuan organisasi. Tujuan organisasi (organization goals) secara umum adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik atau nilai organisasi (maximize stakeholder wealth or value of the firm). Untuk tujuan memaksimalkan nilai, maka manajer keuangan mengambil berbagai langkah guna mencapai tujuan tersebut bagi organisasi secara keseluruhan. Langkah-langkah yang diambil oleh manajer keuangan dalam rangka memaksimalkan nilai organisasi mengacu pada harga saham di pasaran (market value). Jadi, tindakan yang diambil harus mampu meningkatkan harga saham, bukan sebaliknya.
Salah satu alat untuk mengukur apakah suatu investasi secara positif memberikan kontribusi terhadap terhadap kesejahteraan pemilik adalah dengan menggunakan pengukuran economic value added (EVA). Investasi dengan EVA positif akan meningkatkan kesejahteraan pemilik saham, sebaliknya investasi dengan EVA negatif justru akan menurunkan harga saham.
E. MASALAH KEAGENAN
Isu yang berkembang dalam memaksimalkan nilai organisasi adalah timbulnya permasalahan keagenan (agency problems). Di satu sisi, pengelola organisasi yang terdiri dari eksekutif, manajer dan karyawan mengharapkan kesejahteraan yang semakin baik, kenyamanan kerja, keamanan kerja, gaya hidup yang lebih baik, dan keuntungan lainnya yang semakin besar dengan semakin meningkatnya kemampuan finansial organisasi. Namun di sisi lainnya, pemilik organisasi yang terdiri dari pemegang saham mengharapkan keuntungan maksimal yang diperoleh dari operasi usaha organisasi diberikan kepada mereka. Hal ini tentunya akan saling bertentangan. Atau dengan kata lain, semakin besarnya harapan dan keinginan pengelola organisasi akan motivasi kerjanya, maka akan mengurangi keuntungan yang diberikan kepada pemilik saham. Sebaliknya juga demikian. Semakin besar keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham, maka semakin kecil kesejahteraan yang diterima oleh pengelola organisasi. Hal yang disebut sebagai permasalahan keagenan.
pengelola organisasi dengan kesejahteraan pemilik (share price maximization). Pengeluaran tersebut biasanya dibagi menjadi dua, yaitu pengeluaran incentive plans dan pengeluaran atas peningkatan kinerja atau performance plans.
Incentive plans akan cenderung mengikat pihak pengelola untuk cendrung bekerja sesuai dengan tujuan pemilik organisasi untuk meningkatkan nilai saham. Hal ini dimungkinkan karena metode yang dipakai adalah dengan memberikan insentif yang terbentuk saham kepada pihak pengelola, sehingga dengan meningkatan kesejahteraan pengelola tersebut. Sedangkan performance plans adalah pemberian insentif bagi pengelola organisasi berdasarkan peningkatan pendapatan per saham (earning per share) dan rasio-rasio keuangan lainnya. Bentuk insentif tersebut dapat berupa saham (performance share) ataupun uang tunai (cash bonuses).
F. APLIKASI MANAJEMEN KEUANGAN
Kemajuan teknologi informasi mempunyai dampak besar pada pengolahan data keuangan. Keunggulan komputer yang mampu mengelola data keuangan dengan cepat dan jumlah besar menjadikan computer menjadi alat bantu utama dalam banyak pengambilan keputusan di bidang keuangan.Salah satu software yang secara luas digunakan pada bidang keuangan adalah program spreadsheet yang paling popular yaitu Microsoft Excel. Program ini didesain untuk menyelesaikan perhitungan numerik, karena itulah banyak digunakan pada bidang keuangan dan akuntansi.
Aplikasi Excel pada manajemen keuangan biasa dilakukan dengan tiga cara :
a. Menggunakan Fungsi Khusus Finansial
Fungsi keuangan pada excel dapat diperoleh dengan cara :
Gambar 1.1. Kotak Dialog Insert Function
Buka kotak “or Select a Categorydan pilih Financialuntuk
memilih fungsi – fungsi yang terkait dengan pengerjaan data keuangan.
b. Menulis Fungsi Keuangan langsung
Selain diambil dari menu utama, fungsi keuangan bisa dituliskan langsung. Sebagai contoh :
Buka Excel dan letakkan pointer pada sel A1
Ketik =FV (5%, 4,5) untuk menghitung Future Value
Tekan tombol Enter, akan tampak hasil perhitungan.
c. Perhitungan Matematika Biasa dan Fungsi Lainnya
a. Excel dapat menjabarkan proses penghitungan statistik secara detil, dimana sebuah besaran statistik didapat. Hal ini berbeda dengan output SPSS yang langsung menampilkan hasil akhir. Sebagai contoh, penghitungan statistik t-hitung bisa dilihat secara detil dengan Excel; sedangkan SPSS akan menampilkan angka tersebut secara langsung.
b. Kedua, Excel mempunyai kemampuan automatic recalculation, yang memungkinkan dilakukan penghitungan ulang secara otomatis jika ada penggantian data. Sebagai contoh, jika sebuah data pada penghitungan NPV ada yang diubah, maka secara otomatis angka NPV akan berubah pula.
BAB II
ANALISIS RASIO KEUANGAN
Pembandingan kinerja keuangan antar badan yang skalanya berbeda juga dapat dilakukan dengan menggunakan cara lain, yaitu analisis rasio keuangan. Analisis rasio tidak hanya mengaplikasikan rumus pada data keuangan untuk menghitung rasio-rasio tertentu. Hal yang lebih penting adalah interprestasi (penafsiran) dari nilai rasio tersebut.
Dengan demikian, rasio menjadi lebih berarti ketika digunakan dengan baik sebagai permulaan dari suatu observasi terperinci ke dalam porsi tertentu dari operasi. Satu penggunaan yang sesuai adalah untuk memperbandingkan rasio–rasio dengan standar industri ketika untuk mengukur kinerja. Perbandingan industry terutama digunakan oleh pemberi pinjaman dan investor untuk melihat kinerja.
A. JENIS – JENIS RASIO KEUANGAN
Ada lima jenis rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, antara lain:
1. Rasio Likuiditas
Likuiditas suatu badan usaha diukur dengan kemampuannya memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat kewajiban tersebut jatuh tempo. Likuiditas berkenaan dengan solvency (kesanggupan melunasi) dari posisi dalam membayar utang-utangnya. Empat rasio likuiditas yang digunakan secara luas meliputi: rasio lancar, rasio cepat, rasio modal kerja, dan rasio kas.
2. Rasio Aktivitas
mencakup persediaan, piutang, dan utang dagang. Aktivitas (efisiensi penggunaan) dari aktiva total juga dapat dinilai.
3. Rasio Utang
Posisi utang suatu badan usaha menunjukkan jumlah uang orang lain yang digunakan dalam upaya memperoleh laba. Secara umum, analis keuangan sangat peduli dengan utang jangka panjang, oleh karena itu badan usaha sepakat untuk membayar bunga, dan akhirnya membayar pokok pinjaman dalam jangka panjang. Karena hak kreditur harus dipenuhi sebelum laba dibagikan kepada para pemilik atau pemegang saham, maka pemegang saham yang ada dan pemegang saham propektif memberikan perhatian ketat pada derajat utang dan kemampuan melunasi utang. Pemberi pinjaman juga peduli terhadap utang badan usaha, karena semakin banyak utang badan usaha, maka semakin besar kemungkinan badan usaha tidak mampu memenuhi hak kreditur. Manajemen harus sangat peduli dengan utang-utang badan usaha.
Secara umum, semakin banyak utang yang digunakan badan usaha dalam hubungannya dengan aktiva totalnya, semakin besar pula tuas keuangannya (financial leverage). Tuas keuangan adalah besarnya risiko dan hasil yang diharapkan melalui penggunaan pembiayaan dengan beban tetap seperti utang dan saham preferen. Semakin banyak utang dengan beban tetap, atau tuas keuangan, yang digunakan badan usaha, maka semakin besar risiko dan hasil yang diharapkannya.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur efektivitas badan usaha dalam menghasilkan laba. Rasio ini menggambarkan kinerja operasional, risiko, dan pengaruh tuas (levegare). Kita akan melihat dua jenis rasio profitabilitas, yaitu marjin laba (profit margin) yang mengukur kinerja dalam hubungannya dengan penjualan dan rasio hasil (return ratio) yang mengukur kinerja relatif terhadap beberapa ukuran skala investasi.
5. Rasio Nilai Pasar
Rincian rasio – rasio keuangan tersebut beserta formulanya disajikan di bawah ini :
Tabel 2.1
Rincian Rasio – Rasio Keuangan
Jenis Rasio Rumus Keterangan
1. Likuiditas
Period Rata rata penjualan perhari
Debt Service
Jenis Rasio Rumus Keterangan
Earning Yield atau di bawah nilai buku saham tersebut
B. RASIO KEUANGAN DENGAN EXCEL
Pembahasan bab ini disertai dengan satu contoh studi kasus yang tersimpan dalam buku kerja BAB II. Buku kerja tersebut berisi lembar kerja (sheet) DATA 1 (neraca), DATA 2 (laporan laba rugi) KASUS (penyelesaian studi kasus rasio keuangan).
STUDI KASUS : PT Mandiri Kencana
PENYELESAIAN STUDI KASUS
Pembahasan penyelesaian kasusdapat diikuti dengan mengaktifkan program Excel dan buku kerja BAB II. Materi pembahasan penyelesaian kasus tersimpan dalam sheet kasus yang terbagi dalam empat bagian yaitu KASUS1 berisi penyelesaian kasus rasio likuiditas, KASUS2 berisi penyelesaian kasus rasio struktur modal, KASUS 3 berisi penyelesaian kasus rasio aktivitas, dan KASUS 4 berisi penyelesaian kasus rasio profitabilitas. Dalam penyelesaian kasus digunakan rumus yang sederhana namun pada dasarnya kita harus dapat menyalin data dari sheet DATA 1 dan DATA 2 yang merupakan data – data untuk menyelesaikan kasus tersebut. DATA 1 dan DATA 2 dijadikan referensi ke sheet lain untuk penulisan rumus di sheet KASUS. Agar hasil dari setiap rasio lebih mengandung informasi yang jelas, sebagian hasil di format dalam bentuk persentase, dan tambahan penjelasan x (kali) dan hari serta tahun.
KASUS 1 : RASIO LIKUIDITAS
Prosedur penyelesaian studi kasus untuk perhitungan rasio likuiditas adalah sebagai berikut :
1. Mengaktifkan Excel buku kerja BAB II 2. Pilih dan klik sheet KASUS 1 pada buku kerja
3. Rasio lancar (current ratio) dihitung dengan rumus atau referensi sel sebagai berikut :
Aktiva Lancar (I6) = DATA1!G16 Kewajiban Lancar = DATA1!N15 Rasio Lancar = I6/I7
4. Rasio Cepat (Quick Ratio) dihitung dengan rumus atau referensi sel sebagai berikut:
Kas + Surat Berharga + Piut.. (I11)= DATA1!G10+DATA1!G11+DATA1!G12 Kewajiban Lancar (I12) = I7
Rasio Cepat (K11) = I11/I12
5. Rasio Acid Test (Acid Test Ratio) dihitung dengan rumus atau referensi sebagai berikut:
Kas + Surat Berharga (I16) = DATA1!G10+DATA1!G11 Kewajiban Lancar (I17) = I12
Rasio Uji Asam (K16) = I16/I17 6. Working Capital Ratio
Aktiva lancar – Utang Lancar (I21) = DATA1!G16-DATA1!N15
Penjualan (I22) = DATA2!H9 Working Capital Ratio = I21/I22
KASUS 2 : RASIO STRUKTUR MODAL
Gambar 2.4. Rasio Struktur Modal dengan Excel
Prosedur penyelesaian studi kasus untuk perhitungan rasio likuiditas adalah sebagai berikut :
1. Mengaktifkan Excel buku kerja BAB II 2. Pilih dan klik sheet KASUS 2 pada buku kerja
3. Rasio Biaya Modal (Equity Financing Ratio) dihitung dengan rumus atau referensi sel sebagai berikut :
Modal sendiri (I7) = DATA1!N20 Total aktiva (H8) = DATA1!G24 Rasio Biaya Modal = I7/H8
4. Rasio Hutang terhadap Modal dihitung dengan rumus atau referensi sel sebagai berikut:
Kewajiban Jangka Panjang (I12) = DATA1!N17 Modal (I13) = I7
Rasio Hutang terhadap Modal (K11) = I12/I13 5. Rasio Hutang terhadap Aktiva Tetap dihitung dengan rumus atau
referensi sebagai berikut:
Kewajiban Jangka Panjang (I17) = DATA1!N17 Aktiva Tetap (I18) = DATA1!G22
Rasio Hutang terhadap Aktiva Tetap (K17) = I17/I18
KASUS 3 : RASIO AKTIVITAS
Prosedur penyelesaian studi kasus untuk perhitungan rasio likuiditas adalah sebagai berikut :
1. Mengaktifkan Excel buku kerja BAB II 2. Pilih dan klik sheet KASUS 2 pada buku kerja
3. Rasio Pengumpulan Piutang Rata – Rata (Avarage Collection Period Ratio) dihitung dengan rumus atau referensi sel sebagai berikut :
Piutang (H9) = DATA1!G12
Penjualan rata – rata (H10) = DATA2!H9/365
Rasio Pengumpulan Piutang rata – rata (K9) = HP/H10 4. Rasio Perputaran Aktiva Tetap dihitung dengan rumus atau
referensi sel sebagai berikut: Penjualan (H14) = DATA2!H9
Aktiva Tetap (H15) = DATA1!G22
Rasio Perputaran Aktiva Tetap (K14) = H14/H15
5. Rasio Perputaran Total Aktiva dihitung dengan rumus atau referensi sebagai berikut:
Penjualan (H19) = DATA2!H9 Total Aktiva (H20) = DATA1!G24
Rasio Perputaran Total Aktiva (K19) = H19/H20
6. Rasio Perputaran Persediaan dihitung dengan rumus atau referensi sel sebagai berikut :
Harga Pokok Penjualan (H24) = DATA2!H10 Persediaan (H25) = DATA1!G14
Rasio Perputaran Persediaan (K24) = H24/H25
7. Rasio Hari Piutang dilunasi dihitung dengan rumus atau referensi sel sebagai berikut :
Piutang (H29) = DATA1!G12
Gambar 2.5. Rasio Aktivitas dengan Excel
KASUS 4 : RASIO PROFITABILITAS
Prosedur penyelesaian studi kasus untuk perhitungan rasio likuiditas adalah sebagai berikut :
1. Mengaktifkan Excel buku kerja BAB II 2. Pilih dan klik sheet KASUS 4 pada buku kerja
3. Gross Profit Margin dihitung dengan rumus atau referensi sel sebagai berikut :
Laba Kotor (I9) = DATA2!H11 Penjualan (I10) = DATA2!H9
Gross Profit Margin (K9) = I9/I10
4. Operating Profit Margin dihitung dengan rumus atau referensi sel sebagai berikut:
EBIT (I14) = DATA2!H18 Penjualan (I15) = DATA2!H9
Operating Profit Margin (K14) = I14/I15
5. Net Profit Margin dihitung dengan rumus atau referensi sebagai berikut:
Laba Bersih (I19) = DATA2!H22 Penjualan (I20) = I10
Net Profit Margin (K19) = I19/I20
6. Return On Investment dihitung dengan rumus atau referensi sel sebagai berikut :
Laba Bersih (I24) = I19
Total Aktiva (I25) = DATA1!G22 Return On Investment (K24) = I24/I25
7. Return On Equity dihitung dengan rumus atau referensi sel sebagai berikut :
Laba Bersih (I29) = I24
Modal Sendiri (I30) = DATA1!N21 Return On Equity (K29) = I29/I30
SOAL – SOAL LATIHAN
Selesaikanlah soal – soal berikut dengan menggunakan Excel seperti pembahasan sebelumnya.
1. Berikut ini adalah neraca dan laporan laba rugi PT. Sejahtera tahun 20XX yang ditunjukkan sebagai berikut :
PT. Sejahtera, Tbk
Neraca Per 31 Desember 20XX (dalam ribuan rupiah)
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20XX (dalam ribuan rupiah)
Penjualan Bersih 1.127.600 Harga Pokok Penjualan 853.000 Laba Sebelum Pajak 83.600
Pajak 33.440 Laba Setelah Pajak 50.160 Pembayaran Dividen 2.508 Laba ditahan 47.652
2. Dengan informasi dari PT. Sentosa, Tbk berikut ini, evaluasilah kinerja perusahaan tersebut untuk tahun 20XXdengan analisis rasio (menggunakan Excel).
PT. Sentosa, Tbk Neraca Per 31 Desember 20XX
(dalam puluhan ribu rupiah)
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20XX (dalam puluhan ribu rupiah)
Penjualan Bersih 1.127.600
Harga Pokok Penjualan 853.000
Laba Kotor 274.600
Biaya Pemasaran 65.400
Biaya Administrasi dan Umum 94.000
Biaya Operasional 159.400
Laba Sebelum Bunga dan Pajak 115.200
Bunga Utang 31.600
Laba Sebelum Pajak 83.600
Pajak 33.440
Laba Setelah Pajak 50.160
Pembayaran Dividen 2.508
BAB III
NILAI WAKTU DARI UANG
Nilai waktu dari uang adalah perbedaan nilai uang karena adanya faktor waktu, sedangkan tujuan untuk mempelajari nilai waktu dari uang adalah sebagai berikut :
a. Pembelanjaan erat hubungannya dengan keputusan – keputusan yang menyangkut dengan variabel moneter.
b. Dalam perekonomian, individu, perusahaan, dan pemerintah lebih menyukai nilai mata uang sekarang daripada masa yang akan datang.
c. Harga uang adalah tingkat bunga.
Melakukan perhitungan tentang pengaruh waktu terhadap nilai uang dapat dilakukan dengan mempertimbangkan empat faktor penting. 1. Fakor arah waktu penilaian, yang terdistibusi kedalam dua arah, yaitu: menghitung nilai akhir (future value) dan menghitung nilai tunai (present value).
2. Faktor periodisasi berlakunya bunga sepanjang jangka waktu penilaian, yang terdistribusi ke dalam dua jenis, yaitu: satu periode (single periode) dan berperiode ganda (compounding atau majemuk).
3. Faktor nilai pembayaran atau penerimaan, yang dapat dibedakan dalam dua hal, yaitu: nilai pembayaran/penerimaan yang seragam (annuittues) atau beragam (uneven cash flow streams). 4. Faktor saat dilakukannya (jatuh tempo) pembayaran/
penerimaan dalam periode, yang terdistribusi ke dalam dua hal, yaitu; pembayaran/penerimaan yang dilakukan pada tiap awal periode (annuity due) atau tiap akhir periode (ordinary annuity).
A. NILAI AKHIR (FUTURE VALUE)
Compoundingmerupakan proses perhitungan unsur waktu terhadap nilai uang dengan menetapkan nilai akhir (future value, FV) atas arus kas atau serangkaian arus kas. Nilai akhir suatu
pembayaran/pemebelian sama dengan nilai awal
penerimaan tersebut. Suku bunga yang difungsikan dalam proses pemajemukan (compounding) sering disebut compound interest.
Nilai akhir pembayaran tunggal (single cash flow):
FVn = PV + PV(i) n
FVIF = Future value interest factor
B. NILAI TUNAI (PRESENT VALUE)
Pendiskontoan (discounting) adalah proses menghitung atau menetapkan besarnya nilai tunai (present value, PV) atas arus kas atau berbalikan dengan compounding.
PVIF = Present value interest factor
1. Anuitas (Annuity)
Anuitas adalah serangkaian pembayaran yang nilainya sama besar (a series of equal periodic payment, PMT) selama suatu jangka waktu tertentu.
masing-masing periode dikenal sebagai sebuah annuities due; sebaliknya jika tiap pembayaran dilakukan pada akhir periode, anutitas tersebut dikenal dengan ordinary annuities.
Hubungan antara keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut. Nilai tunai atas tiap pembayaran dengan cara annuity due akan lebih besar daripada nilai tunai atas pembayaran secara ordinary annuity, karena tiap pembayaran annuity due akan didiskonto kembali selama periode sehingga nilainya akan secara ekstra lebih kecil satu tahun. Demikian juga, nilai akhir suatu annuity due akan lebih besar karena tiap pembayaran dimajemukkan secara ekstra satu tahun.
Hubungan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut.
PVA (annuity due) = PVA of an ordinary annuity (1 + i) FVA (annuity due) = FVA of an ordinary annuity (1 + i)
2. Future Value Anuitas Biasa
Nilai akhir suatu anuitas sama dengan nilai penjumlahan dari seluruh akhir pembayaran/penerimaan masing-masing periode.
FVAn = PMT (1 +i)0 + PMT(1 + i)1 + …. + PMT(1 + i)n-1
3. Future Value Suatu Anuitas Jatuh Tempo (Annuities Due)
Pola anuitas yang berifat ordinary dapat diterapkan dengan penyimpangan pola saat dilakukannya pembayaran di tiap periode menjadi annuity due.
FVAn = PMT(FVIFAi,n) (1+i)
4. Present Value Suatu Anuitas Biasa
Rumus untuk menghitung Present Value anuitas biasa adalah :
PVA = PMT
5. Present Value Anuitas Jatuh Tempo (Annuities Due)
Rumus untuk menghitung Present Value anuitas jatuh tempo adalah:
C. NILAI WAKTU DARI UANG DENGAN EXCEL
Pembahasan bab ini disertai dengan satu contoh studi kasus yang tersimpan dalam buku kerja BAB III. Buku kerja tersebut berisi lembar kerja (sheet ) DATA berisi soal – soal dari setiap kasus, dan sheet KASUS (penyelesaian studi kasus nilai waktu dari uang) dari KASUS 1 sampai dengan KASUS 5.
KASUS 1 : FUTURE VALUE
Andi pada tanggal 1 Januari tahun 2016 menabung uangnya sebesar Rp 10.000.000,00 di Bank dengan bunga 30% per tahun, berapa jumlah tabungannya pada 1 Januari tahun 2019 ?
Berikut ini terlihat perhitungan future value dengan menggunakan Excel :
Gambar 3.1. Future Value dengan Menggunakan Excel
Prosedur Penyelesaian :
Keterangan :
1. Tingkat Bunga (i) Dalam kasus ini tingkat bunga sebesar 30%, maka dapat ditulis 0.30.
2. Periode (nper). Periode dimulai dari tahun 2016 sampai tahun 2019, berarti 3 tahun atau 3 periode.
3. Anuitas (pmt). Pembayaran sebesar Rp 10.000.000,00 hanya terjadi sekali saja, berarti tidak ada anuitas, jadi anuitas dianggap 0.
4. Nilai Sekarang. Andi pada awalnya menabung Rp 10.000.000,00, maka ditulis -10000000. Perhatikan nilai negative karena Andi mengeluarkan uang.
5. Tipe Pembayaran. Excel menentukan dua jenis pembayaran : 1 jika pembayaran dilakukan pada awal periode
0 jika pembayaran dilakukan pada akhir periode
Dalam kasus diatas karena pembayaran dilakukan pada awal Januari 20, maka tipe pembayaran adalah 1. Penulisan tipe pembayaran tidak diharuskan, dengan catatan jika tidak diisi maka tipe pembayaran yang digunakan adalah pada akhir periode atau 0.
Secara lengkap fungsi FV untuk kasus diatas adalah: =FV(B4;B5;B6;B7;B8)
=FV(0.30,3,0,-10000000,1)
Kemudian tekan tombol enter, dan hasilnya terlihat dalam sheet KASUS 1 sebesar Rp 21.970.000,00. sehingga tabungan Andi pada tahun 2010 akan menjadi Rp 21.970.000,-
KASUS 2 : FUTURE VALUE ANUITAS
Gambar 3.2. Future Value Anuitas dengan Excel
Prosedur Penyelesaian :
Dina ingin mengetahui jumlah tabungannya di masa datang (2016) jika ia memiliki tabungan Rp 2.500.000,00 dan akan menabung setiap akhir bulan Rp 300.000,00 untuk ditambahkan ke tabungannya. Maka penyelesaiannya menggunakan fungsi FV dari Excel.
Fungsi umum FV :
FV (rate, nper, pmt, pv, type)
FV (tingkat bunga, periode, anuitas, nilai sekarang, tipe pembayaran)
Keterangan :
1. Tingkat Bunga (i) Dalam kasus ini tingkat bunga sebesar 35% harus dijadikan bulanan, karena pembayaran Dina dilakukan setiap bulan, maka dapat ditulis 0.35/12 (atau bisa langsung hasilnya, yaitu 0,3/12 =0,0292 atau 2,92 %).
2. Periode (nper). Periode dimulai dari tahun 2015 sampai tahun 2016, berarti 1 tahun atau 1 periode. Pembayaran dilakukan per bulan , maka periode harus ditulis dalam bentuk bulan juga yaitu 1 tahun x 12 bulan = 12 bulan.
4. Nilai Sekarang. Dina pada awalnya menabung Rp 2.500.000,00, maka ditulis
-25000000. Perhatikan nilai negatif karena Dina mengeluarkan uang.
5. Tipe Pembayaran. Excel menentukan dua jenis pembayaran : 1 jika pembayaran dilakukan pada awal periode
0 jika pembayaran dilakukan pada akhir periode
Dalam kasus diatas karena pembayaran dilakukan pada awal Januari 2015, maka tipe pembayaran adalah 1. Penulisan tipe pembayaran tidak diharuskan, dengan catatan jika tidak diisi maka tipe pembayaran yang digunakan adalah pada akhir periode atau 0.
Secara lengkap fungsi FV untuk kasus diatas adalah : =FV(B4;B5;B6;B7;B8)
=FV(0.0292,12,-300000,-25000000,1)
Kemudian tekan tombol enter, dan hasilnya terlihat dalam sheet KASUS 2 sebesar Rp 7.891.052,29. sehingga tabungan Dina pada tahun 2016 akan menjadi Rp 7.891.052,29.
KASUS 3 : PRESENT VALUE
Ibu Ria berharap mendapatkan uang sejumlah Rp 15.000.000,00 pada tanggal 1 Januari 2019 untuk menyekolahkan anaknya, jika bunga di Bank saat ini adalah 30% per tahun, berapa jumlah uang yang harus ditabung Ibu Ria saat ini (Januari 2014)?
Gambar 3.3. Present Value dengan Menggunakan Excel
Prosedur Penyelesaian :
Ibu Ria ingin memperoleh jumlah tabungannya di masa datang (2019) sebesar Rp 15.000.000,00 untuk menyekolahkan anaknya, maka ia ingin mengetahui jumlah uang yang harus ia tabung mulai dari sekarang. Maka penyelesaiannya menggunakan fungsi PV dari Excel.
Fungsi umum PV :
PV (rate, nper, pmt, pv, type)
PV (tingkat bunga, periode, anuitas, nilai mendatang, tipe pembayaran) Keterangan :
1. Tingkat Bunga (i) Dalam kasus ini tingkat bunga sebesar 30%, maka dapat ditulis 0.30.
2. Periode (nper). Periode dimulai dari tahun 2014 sampai tahun 2019, berarti 5 tahun atau 5 periode.
3. Anuitas (pmt). Penerimaan yang diharapkan hanya terjadi sekali saja sebesar Rp 15.000.000,- yaitu di akhir periode menabung, tidak ada anuitas berarti anuitas dianggap 0.
Dalam kasus diatas karena pembayaran dilakukan pada awal Januari 2014, maka tipe pembayaran adalah 1. Penulisan tipe pembayaran tidak diharuskan, dengan catatan jika tidak diisi maka tipe pembayaran yang digunakan adalah pada akhir periode atau 0. Secara lengkap fungsi FV untuk kasus diatas adalah :
=PV(B4;B5;B6;B7;B8) =PV(0.30,5,0,15000000,1)
Kemudian tekan tombol enter, dan hasilnya terlihat dalam sheet KASUS 1 sebesar (4.039.936,12) atau Ibu Ria (Januari 2014) harus menabung Rp 4.039.936,12 agar pada tahun 2019 memperoleh uang sebesar Rp 15.000.000,00. Perhatikan tanda negatif pada hasil yang menunjukkan jumlah uang yang akan dikeluarkan Ibu Ria.
KASUS 4 : PRESENT VALUE ANUITAS
Ibu Rani bermaksud membiayai kuliah anaknya selama 4 tahun dengan menyimpan sejumlah uang tertentu di Bank, kemudian tiap akhir bulan Ibu Rani mengambil Rp 600.000,00 untuk dikirim kepada anaknya. Jika suku bunga tabungan sekarang 35% per tahun berapakah uang yang harus disediakan Ibu Rani saat ini (Juni 2016) untuk memenuhi rencana tersebut?
Berikut ini terlihat perhitungan present value dengan menggunakan Excel :
Prosedur Penyelesaian :
Ibu Rani ingin menyekolahkan anaknya dan berencana menabung untuk dapat memperoleh sejumlah uang tiap bulannya sebesar Rp 600.000,00 untuk dikirimkan kepada anaknya, maka ia ingin mengetahui jumlah uang yang harus ia tabung mulai dari sekarang. Maka penyelesaiannya menggunakan fungsi PV dari Excel.
Fungsi umum PV :
PV (rate, nper, pmt, pv, type)
PV (tingkat bunga, periode, anuitas, nilai mendatang, tipe pembayaran) Keterangan :
1. Tingkat Bunga (i) Dalam kasus ini tingkat bunga sebesar 35%per tahun harus dijadikan bulanan, karena penerimaan Ibu Rani dilakukan setiap bulan, jadi bisa ditulis 0.35/12(atau bisa langsung hasilnya, yaitu 0,3/12 = 0,0292 atau 2,92 %).
2. Periode (nper). Periode berlangsung selama 4 tahun dan diterima secara bulanan sehingga periode nya adalah 4 tahun x 12 bulan = 48 bulan.
Keterangan bulan Juni pada soal tidak memiliki pengaruh karena sudah diketahui jumlah periodenya.
3. Anuitas (pmt). Penerimaan sebesar Rp 600.000,00 setiap bulan berarti ada anuitas, berarti harus ditulis 600000. Perhatikan tanda positif karena Ibu Rani akan menerima uang dari Bank.
4. Nilai Mendatang. Oleh karena Ibu Rani membiayai anaknya selama 4 tahun , setelah akhir masa tabungan, uang tersebut telah habis. Untuk itu, ketik 0 atau setelah 4 tahun penerimaan berhenti. 5. Tipe Pembayaran. Excel menentukan dua jenis pembayaran :
1 jika pembayaran dilakukan pada awal periode 0 jika pembayaran dilakukan pada akhir periode
Dalam kasus diatas karena pembayaran dilakukan pada Juni 2016, maka tipe pembayaran adalah 0 (akhir periode). Penulisan tipe pembayaran tidak diharuskan, dengan catatan jika tidak diisi maka tipe pembayaran yang digunakan adalah pada akhir periode atau 0. Secara lengkap fungsi FV untuk kasus diatas adalah :
=PV(B4;B5;B6;B7;B8) =PV(0.0292,48,600000,0,0)
KASUS 5 : ANUITAS TIDAK SAMA
Ari pada awal tahun pertama menabung Rp 2.000.000,00, awal tahun keempat Rp 1.500.000,00, awal tahun kelima menabung lagi Rp 3.000.000,00. Jika suku bunga dianggap konstan sebesar 35% per tahun dan Ari bermaksud mengambil seluruh tabungannya berikut bunga pada awal tahun ke – 10. Berapakah uang yang akan diterima Ari?
Prosedur Penyelesaian :
Kasus 5 ini merupakan penerapan fungsi FV (Ari akan menerima uang di kemudian hari, dalam hal ini sepuluh tahun kemudian), namun dengan jumlah uang yang tidak sama. Oleh sebab itu, harus dilakukan perhitungan satu per satu. Dalam soal ada tiga jenis pembayaran, perhitungan dilakukan dalam tiga tahap :
Tahap 1
3. Anuitas (pmt). Karena tidak ada penabungan berkala berarti tidak ada anuitas, jadi anuitas dianggap 0.
4. Nilai Sekarang. Ari pada tahun pertama menabung Rp 2.000.000,00, maka ditulis -2000000. Perhatikan nilai negatif karena Ari mengeluarkan uang.
5. Tipe Pembayaran. Excel menentukan dua jenis pembayaran : 1 jika pembayaran dilakukan pada awal periode
0 jika pembayaran dilakukan pada akhir periode
Dalam kasus diatas karena pembayaran dilakukan pada tiap awal tahun, maka tipe pembayaran adalah 1. Penulisan tipe pembayaran tidak diharuskan, dengan catatan jika tidak diisi maka tipe pembayaran yang digunakan adalah pada akhir periode atau 0. Secara lengkap fungsi FV untuk kasus diatas adalah :
=FV(B5;B6;B7;B8;B9) =FV(0.35,10,0,-2000000,1)
3. Anuitas (pmt). Karena tidak ada penabungan berkala berarti tidak ada anuitas, jadi anuitas dianggap 0.
4. Nilai Sekarang. Ari pada tahun keempat menabung Rp 1.500.000,00, maka ditulis -1500000. Perhatikan nilai negatif karena Ari mengeluarkan uang.
5. Tipe Pembayaran. Excel menentukan dua jenis pembayaran : 1 jika pembayaran dilakukan pada awal periode
0 jika pembayaran dilakukan pada akhir periode
Dalam kasus diatas karena pembayaran dilakukan pada tiap awal tahun, maka tipe pembayaran adalah 1. Penulisan tipe pembayaran tidak diharuskan, dengan catatan jika tidak diisi maka tipe pembayaran yang digunakan adalah pada akhir periode atau 0. Secara lengkap fungsi FV untuk kasus diatas adalah :
=FV(B13;B14;B15;B16;B17) =FV(0.35,6,0,-1500000,1)
Kemudian tekan tombol enter, dan hasilnya terlihat dalam sheet KASUS 5 tahap 2 sebesar Rp 9.080.167,71.
Tahap 3
3. Anuitas (pmt). Karena tidak ada penabungan berkala berarti tidak ada anuitas, jadi anuitas dianggap 0.
4. Nilai Sekarang. Ari pada tahun keempat menabung Rp 3.000.000,00, maka ditulis -3000000. Perhatikan nilai negatif karena Ari mengeluarkan uang.
5. Tipe Pembayaran. Excel menentukan dua jenis pembayaran : 1 jika pembayaran dilakukan pada awal periode
0 jika pembayaran dilakukan pada akhir periode
Dalam kasus diatas karena pembayaran dilakukan pada tiap awal tahun, maka tipe pembayaran adalah 1. Penulisan tipe pembayaran tidak diharuskan, dengan catatan jika tidak diisi maka tipe pembayaran yang digunakan adalah pada akhir periode atau 0. Secara lengkap fungsi FV untuk kasus diatas adalah
=FV(B21;B22;B23;B24;B25) =FV(0.35,5,0,-3000000,1)
Berikut ini adalah hasil perhitungan kasus 5 tahap 1 dan 2 dengan menggunakan Excel :
Gambar 3.5. Anuitas Tidak Sama Tahap 1 dan 2
Tahap 4 : Total Hasil Tabungan
Total hasil tabungan dapat diperoleh dengan menjumlahkan hasil dari tahap 1, tahap 2, dan tahap 3.
Hasil Tabungan Tahap 1(B28) = D6 Hasil Tabungan Tahap 2 (B29) = D14 Hasil Tabungan Tahap 3 (B30) = D22
Total Hasil Tabungan Ari = =SUM(B28:B30)
Gambar 3.6. Anuitas Tidak Sama Tahap 3 dan Tahap 4
SOAL – SOAL LATIHAN
Selesaikanlah soal – soal berikut dengan menggunakan Excel seperti pada pembahasan sebelumnya.
1. Lisa menabung sebesar Rp 350.000,- setiap bulan mulai tanggal 1 Januari 2016 dan terakhir 1 Desember 2018. Setelah itu Lisa tidak pernah lagi menambah tabungannya. Berapa saldo tabungan Lisa pada tanggal 1 Desember 2018 jika bank tersebut memberikan bunga 9%?
2. Pak Ali ingin memberikan hadiah uang sebesar Rp 35.000.000 kepada anaknya pada ulang tahunnya yang ke – 25. Jika saat ini anak tersebut berusia 5 tahun, berapa jumlah uang yang harus ditabungkan sekarang jika tingkat bunga tabungan tidak berubah yaitu 9%?
3. Ari merencanakan untuk menyimpan uangnya di Bank sebesar Rp. 20.000.000,- ke dalam deposito. Beberapa jumlah uangnya setelah menabung selama 2 tahun jika :
memindahkannya ke tabungan dengan tingkat bunga tahunan sebesar 10%. Berapa yang akan Ia terima pada akhir tahun ke – 7?
5. Berapakah nilai sekarang dari anuitas jatuh tempo 10 tahunan sebesar Rp 15.000.000,- yang diberikan setiap tahun dengan tingkat bunga jatuh diskonto 8%?
6. Yuda menyimpan uangnya di sebuah bank sebesar Rp 2.500.000,- selama 3 tahun dengan tingkat bunga 12% per tahun.
Berapakah uang yang akan diterima Yuda pada akhir tahun ketiga, jika ia tidak pernah mengambil bunga simpanannya?
Berapakah jumlah uang yang diterimanya pada akhir tahun ketiga, apabila suku bunga pada tahun ke -1 adalah 12%. Ke – 2 adalah 10% dank e – 4 adalah 13%?
7. Andi menyimpan uangnya di sebuah bank pada setiap awal tahun masing – masing sebesar Rp 1.500.000,-. Ia mulai menabung pada tanggal 1 Januari 2002. Diasumsikan tingkat bunga yang berlaku sebesar 11% per tahun. Berapakah jumlah simpanannya pada akhir tahun 2008?
8. Pak Munir membeli 1 unit mobil Kijang Inova secara kredit tanpa uang muka dari dealer mobil. Dealer mobil tersebut angsuran kredit sebesar Rp 13.000.000,- per bulan selama 24 bulan. Pembayaran angsuran kredit dilakukan pada setiap akhir bulan dan tingkat bunga kredit sebesar 2% per bulan. Berapakah nilai tunai mobil tersebut?
9. Sebuah bank menyetujui memberikan pinjaman kepada Ali sebesar Rp 10.000.000,- hari ini dan pembayaran kembali harus dilakukan pada akhir tahun ke – 9 sebesar Rp 18.385.000,-. Berapakah suku bunga bank yang ditetapkan oleh Ali?
BAB IV
MANAJEMEN KAS
A. PENGERTIAN KAS
Kas merupakan awal dari investasi dan operasi dari suatu perusahaan. Kas terdiri dari mata uang (currency), giro, dan rekening koran di bank (bank deposits). Perusahaan atau perseorangan menyimpan uang tunai (kas) untuk motif transaksi, motif pencegahan, dan motif spekulatif. Suatu perusahaan harus memiliki uang kas yang cukup dengan alasan untuk : (1) memperoleh potongan harga pada saat membeli bahan baku atau peralatan, (2) menjaga rasio cair (acid test ratio) agar tetap memperoleh kepercayaan dari kreditur (3) menangkap peluang bisnis sewaktu-waktu (4) mengantisipasi keadaan darurat seperti pemogokan, persaingan, dan sebagainya.
Suatu perusahaan harus memiliki anggaran kas untuk menjaga posisi likuiditas dan untuk mengetahui defisit atau surplus kas. Anggaran kas ialah estimasi posisi kas periode tertentu dimasa mendatang tentang penerimaan kas dan tentang pengeluaran kas. Penerimaan kas itu pada umumnya dari modal pemilik, utang, penjualan tunai, penerimaan piutang, penjualan aktiva tetap, dan lain-lain. Sedangkan pengeluaran kas itu pada umumnya untuk pembelian aktiva tetap, pembelian bahan baku, pembayaran upah tenaga kerja langsung, pembayaran biaya tidak langsung pabrik, pembayaran biaya pemasaran, pembayaran biaya umum, dan administrasi, pembayaran bunga, pembayaran deviden, pembayaran jasa produksi, pembayaran premi asuransi, pembayaran pajak, dan pengeluaran lain-lain.
Kemudian diadakan penagihan untuk kembali menjadi uang tunai. Siklus kas perusahaan adalah :
Pengeluaran kas untuk persediaan itu meliputi persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Makin tinggi ketiga nilai persediaan berarti makin besar kas tertanam kepadanya. Besarnya investasi dalam piutang ditentukan oleh : (1) volume penjualan kredit, (2) syarat pembayaran kredit, (3) ketentuaan tentang pembatasan kredit, (4) kebijakan pengumpulan piutang, (5) kebiasaan dan karakter pelanggan. Pertimbangan pemberian kredit didasarkan pada : (1) character, yaitu karakter para manajemen, (2) cavacity yitu kemampuan atau kesanggupan membayar, (3) capital, yaitu kondisi posisi keuangan, (4) collateral yaitu besarnya harta pelanggan, dan (5) condition, yaitu kondisi ekonomi, sosial, politik, dan bisnis.
Pemberian kredit kepada pelanggan ditentukan oleh hasil penelitian dan analisis kondisi likuiditas, rentabilitas, dan soliditas pelanggan (soliditas moral, komersial, finansial). Ketiga unsur tersebut yang terpenting adalah unsur soliditas atau kepercayaan. Untuk menjaga kepercayaan dari luar dan dari dalam perusahaan, manajer keuangan harus membuat anggaran kas.
B. ALIRAN KAS
Kas suatu perusahaan harus dikelola dengan baik. Sebab, ia merupakan jantung yang menggerakkan semua kegiatan, khususnya kegiatan operasi rutin. Suatu perusahaan yang kekurangan kas akan kehilangan kepercayaan dari luar dan dari dalam perusahaan. Pihak luar akan tidak percaya bila tagihannya tidak dibayar tepat waktu, dan pihak dalam terutama buruh akan tidak percaya bila upahnya tidak dibayar tepat waktu.
Jika perusahaan kehilangan kepercayaan dari buruhnya dan pemasoknya (krediturnya) perusahaan tersebut lambat laun akan bangkrut. Buruh mulai tidak loyal dan tidak produktif; pemasok dan kreditur mulai tidak mengadakan transaksi bisnis dengan baik. Akibatnya, produk berkualitas renadh dan sulit masuk pasar. Kebangkrutan menunggunya. Oleh sebab itu, kas harus dikelola dengan baik, jujur, hati-hati, dan profesional.
Gambar 4.1. Pola Arus Kas
C. KEUNTUNGAN MEMILIKI KAS YANG CUKUP
Itu menunjukkan bahwa sesungguhnya besarnya bunga tahunan sebesar 37%. Jika perusahaan tidak mengambil potongan tunai atau cash discount, ia ia kehilangan ia menanggung bunga 37,23% per tahun. Manajemen keuangan yang profesional dapat dipastikan ia akan mengambil potongan tunai. Jika kasnya tidak cukup, ia dapat mengambil kredit dari bank untuk membeli tunai. Jika besarnya bunga kredit dibawah 37,23%, ia akan mengambil kredit, dan jika besarnya bunga kredit diatas 37,23%, ia bersedia kehilangan potongan tunai, artinya ia akan membayar utang dagangnya dalam waktu 30 hari dari tanggal pembelian.
Misalnya dalam satu tahun jumlah pembelian Rp 1.000 bunga kredit bank 20% per tahun. Perusahaan akan mengambil potongan tunai atas pembeliannya, dan ia akan memperoleh keuntungan walaupun pembeliannya itu dibayar dengan kredit dari bank. Teknik perhitungannya :
Potongan pembelian 37,23% x Rp 1.000 = Rp 373,20 Pembayaran bunga bank 20% x Rp 1.000 = Rp 200,00 Keuntungan atas pembelian tunai = Rp 173,20
Perusahaan yang memilki posisi kas kuat, ia memiliki kekuatan tawar tinggi kepada pemasok; ia dapat tawar menawar besarnya potongan tunai; ia dapat memilih pemasok yang baik. Disamping itu, ia memiliki reputasi terhormat karena dapat memenuhi semua kewajibannya tepat waktunya.
Kas : adalah uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan dan dana yang disimpan di bank dalam berbagai bentuk seperti deposito dan rekening koran. Kas ini dari sifatnya kurang mendatangkan keuntungan apabila kas itu tidak dirubah dalam bentuk lain. Di sisi lain kas tersebut harus ada karena perusahaan mempunyai keinginan atau motif untuk memiliki. Keynes telah mengidentifkasikan tiga motif untuk mempertahankan kas dalam pengertian luas baik uang tunai maupun uang yang ada di bank, yaitu motif transaksi, motif spekulasi dan motif berjaga-jaga. Jadi dapat disimpulkan bahwa kas yang dimiliki perusahaan harus dalam jumlah optimal, yaitu tidak lebih dan tidak kurang.
Terdapat dua metode untuk menentukan kas yang optimal yaitu:
1. Model Baumol
kuantitas pemesanan optimal pada inventori, yang akan dibahas pada bagian berikut, model Baumol memperlakukan sama seperti inventori yang penerimaan dan pengeluarannya dapat diprediksi dengan pasti. Portfolio dari marketable securities bertindak sebagai sebagai dana cadangan pendukung.
Badan usaha mengelola kasnya dengan mempertimbangkan dua macam biaya: (1) biaya konversi marketable securities ke kas dan sebaliknya yang disebut conversion cost dan (2) biaya penyimpan kas dari pada marketable securities yang disebut opportunity cost. Conversion cost mencakup biaya tetap penempatan order pada kas atau marketable securities yang terdiri dari biaya komunikasi yang diperlukan untuk transfer dana ke atau dari akun kas, biaya kertas kerja, brokerage fees, dan biaya setiap tindakan berikutnya. Sedangkan opportunity cost merupakan suku bunga yang diperoleh atas marketable securities.Berdasarkan conversion dan opportunity cost tersebut, maka kuantitas konversi ekonomis (economic conpersion quantity/ECQ) dapat ditentukan. Formula yang digunakan untuk menentukan kuantitas konversi ekonomis tersebut adalah sebagai berikut:
Keterangan :
C = Jumlah kas optimal O = Biaya transaksi
D = Kebutuhan kas setahun i = Bunga sekuritas
Biaya total pengelolaan kas adalah jumlah biaya konversi total dan biaya oportunitas. Biaya konversi total sama dengan biaya per
x conversion cost x demand for cash
opportunity cost (in decimal form)
ECQ = 2
x conversion cost x demand for cash
diperoleh dengan membagi ECQ dengan 2. Persamaan untuk menghitung biaya total adalah:
Tujuan dari model Baumol adalah menentukan kuantitas konversi ekonomis (ECQ) dari kas yang meminimumkan biaya totalnya. Transfer kas yang lebih besar atau lebih kecil dari ECQ berakibat pada biaya total yang lebih besar.
2. Model Miller-Orr
Model Baumol didasarkan pada asumsi bahwa arus kas adalah pasti. Tetapi, karena arus kas di kemudian hari adalah tidak pasti, maka model Miller-Orr secara umum lebih realitas dan sesuai daripada model Baumol. Model Miller-Orr menyediakan saldo kas dengan biaya efesien melalui penentuan upper limit (jumlah kas maksimum) dan return point (titik balik) - nya. Return point menunjukkan saldo nol (zero balance).
Badan usaha memilih return point berdasarkan pada: (1) biaya konversi, (2) biaya opportunitas dana harian, dan (3) varians dari arus kas bersih harian. Varians ini diestimasi dengan menggunakan arus kas bersih harian (arus kas masuk dikurangi arus kas keluar per hari). Persamaan untuk menentukan return point adalah:
Keterangan :
Z = Saldo kas optimal
b = Biaya tetap untuk melakukan transaksi
2
= Variasi arus kas masuk bersih harian (penyebaran arus kas) i = Bunga harian untuk investasi pada sekuritasReturn poin = 3 3 x coversion cost x variance of daily net cash flows 4 x daily opportunity cost (in decimal form)
3
Total cost = (cost per conversion x number of conversion) + opportunity Cost (in decimal form) x average cash balance
Return poin = 3 3 x coversion cost x variance of daily net cash flows
Bila saldo kas mencapai upper limit, maka jumlah ynag sama dengan upper limit dikurangi return point harus dikonversi menjadi marketable securities.
Bila saldo kas turun sampai nol (over limit), maka jumlah yang harus dikonversi dari marketable securities menjadi kas adalah jumlah yang ditunjukkan oleh return poin, yaitu:
D. MANAJEMEN KAS DENGAN MENGGUNAKAN EXCEL
Pembahasan bab ini disertai dengan satu contoh studi kasus yang tersimpan dalam buku kerja BAB IV. Buku kerja tersebut berisi lembar kerja (sheet ) DATA berisi soal – soal dari setiap kasus, dan sheet KASUS (penyelesaian studi kasus nilai waktu dari uang) dari KASUS 1 dan KASUS 2.
KASUS 1 : MODEL BAUMOL
PT. Mandiri Kencana merencanakan pengeluaran kas untuk periode mendatang sebesar Rp 1,8 miliar untuk pembelian mesin baru. Perusahaan merencanakan untuk memenuhi kebutuhan kasnya dengan cara menjual surat berharga secara periodik dari portofolioyang dimilikinya. Surat berharga tersebut memberikan return sebesar 10% dan biaya transaksi untuk mengubah surat berharga menjadi kas adalah sebesar Rp 25.000,00. Tentukan jumlah transaksi optimal untuk mengubah surat berharga menjadi kas dengan menggunakan model Baumol, rata - rata cash balance dan frekuensi transaksi dalam setahun? Berdasarkan data tersebut diatas dapat ditentukan jumlah kas optimal yang dapat diubah dari surat berharga, rata – rata cash balance, dan frekuensi transaksi dalam setahun seperti dijelaskan dalam penyelesaian kasus berikut ini.
Cash converted to marketable securities = upper limit – return point
3. Fungsi dan rumus penyelesaian studi kasus tersebut dapat disusun atau dibuat sebagai berikut :
Jumlah kas optimal (G10) = =SQRT((2*G3*G4)/G5) Biaya kehilangan kesempatan (G18) = =G10/2*G5 Biaya transaksi (G20) = =(G3/G10)*G4
Total biaya pengelolaan kas (G22) = =G18+G20 Rata – rata cash balance(G24) =G10/2
Frekuensi transaksi per tahun (G26) = G3/G10
Gambar 4.2. Model Baumol dengan Excel
KASUS 2 : MODEL MILLER – ORR
PT. Mandiri Kencana mempunyai variasi arus kas sebesar Rp 250 juta. Biaya untuk melakukan setiap kali transaksi mengubah sekuritas menjadi kas Rp 95.000,00 dan bunga sekuritas per tahun sebesar 18%. Asumsi yang digunakan untuk perhitungan yaitu 1 tahun selama 360 hari. Misalkan saldo kas minimum ditentukan Rp 50 juta. Tentukanlah saldo kas optimal (Z) dan besaran batas atas saldo kas (h).
Prosedur Penyelesaian :
1. Mengaktifkan Excel buku kerja BAB IV
2. Pilih dan klik sheet KASUS 2 pada buku kerja BAB IV
3. Untuk memudahkan menyusun rumus dan fungsi dari kasus tersebut maka setiap data yang diketahui dinasukkan ke dalam Excel :
Biaya transaksi (E3) = 95000 Variasi arus kas (E4) = 250000000 Bunga per tahun (E5) = 18%
Jumlah hari dalam setahun (E6) = 360
4. Fungsi dan rumus penyelesaian studi kasus tersebut dapat disusun atau dibuat sebagai berikut :
Saldo kas optimal atau Z (E9) = (((3*E3*(E4^2)))/(4*(E5/E6)))^(1/3) Batas atas saldo kas atau h (E11) = 3*E9 Jika terdapat saldo kas minimum :
Saldo kas optimal atau Z (F24) = =F21+E9 Batas atas saldo kas atau h = =F21+E11
SOAL – SOAL LATIHAN
Kerjakanlah soal – soal berikut ini dengan menggunakan Excel seperti pembahasan sebelumnya.
1. PT. Matahari memperkirakan pengeluaran kas untuk tahun yang akan datang sebesar Rp 500 juta. Perusahaan merencanakan untuk memenuhi pengeluaran kas tersebut dengan menjual surat berharga secara periodik. Investasi pada surat berharga dapat memberikan return sebesar 10% dan biaya transaksi untuk merubah surat berhrga menjadi kas adalah Rp 50.000.
a. Tentukan jumlah transaksi yang optimal untuk mengubah surat berharga menjadi kas dengan menggunakan metode Baumol b. Hitunglah rata – rata cash balance p;erusahaan dan berapa kali
transaksi terjadi dalam setahun
2. PT.MARINA merencanakan kebutuhan uang kas tahun depan Rp. 900.000.000,-Kebutuhan dana tersebut akan dipenuhi dengan cara menjual surat berharga secara periodik. Biaya setiap kali mentransfer surat berharga menjadi kas adalah Rp. 20.000,-, sedangkan dari inestasi surat berharga dapat diperoleh return sebesar 1,5% per bulan.
Pertanyaan:
a. Berapakah nilai optimum transfer surat berharga ? b. Berapa kali transfer dalam satu tahun agar optimal ? c. Berapa total memiliki saldo kas (cash balance) ?
d. Jika pimpinan menetapkan setiap kali transfer surat berharga senilai Rp. 18.000.000,- apakah tindakan ini menguntungkan perusahaan ?
3. PT Megah merencanakan pengeluaran kas pada tahun depan sebesar Rp 200 juta. Perusahaan memperkirakan bahwa tingkat bunga yang berlaku sekitar 14% dan akan menanggung biaya sebesar Rp 40.000 setiap kali meminjam atau menarik uang. Pengeluaran kas diharapkan stabil selama tahun depan
a. Tentukan jumlah penarikan uang yang optimal yang harus dilakukan oleh perusahaan tersebut
b. Berapa biaya total penggunaan kas tersebut c. Berapa rata- rata saldo kas perusahaan
a. Berapa transaksi optimal untuk mengkonversi surat berharga menjadi kas?
b. Berapa rata – rata saldo kas perusahaan?
c. Berapa kali konversi surat berharga menjadi kas dalam setahun?
d. Berapa total biaya tahunan untuk mempertahankan saldo kas? 5. PT. Matahari mempunyai variasi arus kas sebesar Rp 520 juta.
Biaya untuk melakukan setiap kali transaksi mengubah sekuritas menjadi kas Rp 75.000,00 dan bunga sekuritas per tahun sebesar 16%. Asumsi yang digunakan untuk perhitungan yaitu 1 tahun selama 360 hari. Misalkan saldo kas minimum ditentukan Rp 125 juta. Tentukanlah saldo kas optimal (Z) dan besaran batas atas saldo kas (h).
Berdasarkan data tersebut diatas dapat ditentukan jumlah kas optimal yang dapat diubah dari surat berharga, rata – rata cash balance, dan frekuensi transaksi dalam setahun seperti dijelaskan dalam penyelesaian kasus berikut ini.
6. PT. Kurnia Sakti mempunyai variasi arus kas sebesar Rp (2,3 juta)
2. Kas yang menganggur bisa diinvestasikan pada obligasi yang
diharapkan memberikan keuntungan 12% per tahun. Biaya untuk melakukan setiap kali transaksi mengubah sekuritas menjadi kas Rp 50.000,00 dan menetapkan batas bawah saldo kas sebesar Rp 0,-.Tentukanlah saldo kas optimal (Z) dan besaran batas atas saldo kas (h). Berdasarkan data tersebut diatas dapat ditentukan jumlah kas optimal yang dapat diubah dari surat berharga, rata – rata cash balance, dan frekuensi transaksi dalam setahun seperti dijelaskan dalam penyelesaian kasus berikut ini.
7. PT. Sejahtera mempunyai variasi arus kas sebesar Rp 825 juta. Biaya untuk melakukan setiap kali transaksi mengubah sekuritas menjadi kas Rp 125.000,00 dan bunga sekuritas per tahun sebesar 14%. Asumsi yang digunakan untuk perhitungan yaitu 1 tahun selama 360 hari. Misalkan saldo kas minimum ditentukan Rp 100 juta. Tentukanlah saldo kas optimal (Z) dan besaran batas atas saldo kas (h). Berdasarkan data tersebut diatas dapat ditentukan jumlah kas optimal yang dapat diubah dari surat berharga, rata – rata cash balance, dan frekuensi transaksi dalam setahun seperti dijelaskan dalam penyelesaian kasus berikut ini.
8. PT. Kurnia Sakti mempunyai variasi arus kas sebesar Rp (6 juta)2.