• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - DOCRPIJM 79bb2014ab BAB IBAB 1 Pendahuluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - DOCRPIJM 79bb2014ab BAB IBAB 1 Pendahuluan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Untuk dapat mewujudkan bangsa yang mandiri, maju, adil, dan makmur seperti yang dicita-citakan

pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, diperlukan

penyelenggaraan pembangunan nasional yang mantap, termasuk penyelenggaraan pembangunan

Bidang Cipta Karya/Permukiman. Peran pembangunan Bidang Cipta Karya khususnya dalam

peningkatan sosial ekonomi masyarakat Indonesia antara lain dengan (i) mewujudkan kota tanpa

permukiman kumuh, (ii) mewujudkan lingkungan perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan

kehidupan yang baik, berkelanjutan, serta mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat, serta

(iii) pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi yang diarahkan untuk mewujudkan

terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti

industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya mendorong pertumbuhan

ekonomi.

Penyelenggaraan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, merupakan tanggung jawab bersama, antara Pemerintah

Pusat, Pemerintah Provinsi, serta Pemerintah Kabupaten/Kota, yang diselenggarakan bersama

dengan masyarakat dan dunia usaha. Pemerintah Pusat berperan dalam pengaturan, pembinaan, dan

pengawasan, sedangkan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota memiliki peran yang lebih besar

dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Dengan dengan kerjasama

berbagai stakeholders pembangunan Bidang Cipta Karya, diharapkan 3 (tiga) strategic goals

(2)

dan desa, (ii) meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta (iii) meningkatkan kualitas

lingkungan.

Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, Direktorat Jenderal

Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, mengembangkan konsep perencanaan pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi berupa Rencana Terpadu dan Program Investasi

Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya, sebagai upaya mewujudkan

keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun oleh Pemerintah

Kabupaten/Kota melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi yang mengintegrasikan kebijakan skala

nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial maupun sektoral. Melalui

perencanaan yang rasional dan inklusif, diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya

dapat terwujud, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan

keuangan daerah.

1.2

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud disusunnya RPIJM Bidang Cipta Karya adalah untuk mewujudkan kemandirian

kabupaten/kota dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik di

perkotaan maupun perdesaan.

Adapun tujuan dari disusunnya RPIJM Bidang Cipta Karya adalah sebagai dokumen acuan dalam

perencanaan, pemrograman, dan penganggaran pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

RPIJM memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima tahun yang mencakup

multi sektor, multi sumber pendanaan, dan multi stakeholders.

1.3

KEDUDUKAN RPIJM BIDANG CIPTA KARYA

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta

Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur

BidangCipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota denganjangka waktu 5 (lima)

tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat,Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota,

masyarakat, dandunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional,

provinsi, dan kabupaten kota, untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang

layak huni dan berkelanjutan.

RPIJM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai dokumen perencanaan

spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. RPIJM Bidang

Cipta Karya disusun sebagai dokumen teknis operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta

(3)

dengan kebutuhan dan kapasitas Daerah. Gambar 1.1 memaparkan kedudukan RPIJM Bidang

Cipta Karya pada sistem perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

Gambar 1.1 Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada Gambar 1.1 dapat di lihat bahwa RPIJM Bidang Cipta Karya,selain mengacu pada Rencana

Strategis Cipta Karya, juga mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan

pembangunan permukiman yang berkelanjutan.

1.3.1 Keterkaitan RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPIJM Bidang PU

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) adalah

rencana dan program pembangunan infrastruktur tahunan dalam periode tiga hingga lima tahun,

yang mensinkronkan kegiatan pembangunan infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan dibiayai

pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha. Khusus untuk Bidang Cipta

Karya, rencana dan program pembangunan infrastruktur yang terdapat pada RPIJM

dioperasionalkan melalui RPIJM Bidang Cipta Karya, untuk selanjutnya dilaksanakan

pembangunannya oleh seluruh pelaku pembangunan Bidang Cipta Karya. Gambar 1.2

memaparkan Keterkaitan RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPIJM Bidang Pekerjaan Umum dan

(4)

Gambar 1.2

Sinergi Dokumen Perencanaan Program BidangBidang Cipta Karya

Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa arah kebijakan, rencana dan indikasi program terkait

khusus untuk Bidang Cipta Karya yang tercantum pada Perda RTRWK, Perda Perbup/Perwali

RPJMD, RPI2- JM Bidang PU, dan Perda Bangunan Gedung merupakan acuan dasar integrasi

rencana pembangunan permukiman. Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahan

kebijakan pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut, untuk selanjutnya diterjemahkan

pada rencana induk masing-masing sektor, seperti Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum

(RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu wilayah yang penataan

ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota

terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial masyarakat, budaya, dan/atau lingkungan,

rencana pembangunan infrastruktur permukiman dapat dikembangkan lebih rinci melalui Rencana

Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK). RTBL KSK

berisikan rencana aksi program strategis dalam penanganan kegiatan permukiman dan

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini

di KSK berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota.

Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan melalui RPIJM Bidang

Cipta Karya, memuat rencana investasi yang melibatkan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi,

Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia usaha, masyarakat, dan bantuan pembiayaan pembangunan

(5)

sosial, kelembagaan, serta kapasitas keuangan daerah, kemudian disusun dalam matriks program

lima tahunan dan untuk selanjutnya dibagi dalam rencana tahunan

1.3.2 Prinsip Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya

Pengembangan Prinsip dasar RPIJM secara sederhana adalah:

1. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana investasi yang disusun.

2. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah,

pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan

peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang

terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung.

3. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN,

APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama

Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Masyarakat dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, antara lain dalam bentuk barang dan jasa.

4. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan swasta sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya maupun pada saat

pelaksanaan program.

5. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).

Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah dapat terwujud,

sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat tercapai. RPIJM Bidang Cipta Karya

bersifat dinamis dan dapat dikaji.(review) setiap tahunnya dalam rangka penyesuaian dengan arahan pembangunan yang ada sesuai dengan kebutuhan daerah

1.3.3 Landasan Hukum

Penyusunan RPIJM Kabupaten Seruyanbertitik tolak pada peraturan perundangan maupun

kebijakan yang berlaku saat RPIJM disusun serta mengacu terhadap referensi hukum, adalah

sebagai berikut:

(6)

2. Perangkat peraturan perundangan maupun kebijakan yang dijadikan acuan sebagai landasan hukum penysunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya adalah sebagai berikut:

A.Undang-Undang :

• UU No. 02 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum;

• Undang-undang Nomor 01 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;

• Undang-undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun;

• Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

• Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;

• Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional;

• Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal;

• Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

• Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber daya Air;

• Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional;

• Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

• Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

• Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

• Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

• Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

• Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

B.Peraturan Pemerintah Republik Indonesi (PP RI)

• PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

• PP No. 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah

• PP No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah;

(7)

• PP No. 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan;

• PP No. 07 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

• PP No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;

• PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

• PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

• PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

• PP No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah; • PP No. 5 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;

• PP No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan SPAM;

• PP No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG (Undang Undang Bangunan Gedung);

• PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

• PP No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Penerapan Sistem Penyediaan Air

Minum.

C.Peraturan Presiden (Perpres)

• Perpres No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam

Penyediaan Infrastruktur;

• Perpres No. 05 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

2010-2014;

• Perpres No. 13 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun

2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan

Infrastruktur;

• Perpres No. 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

• Perpres No. 56 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Perpres No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;

• Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI);

• Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah

(8)

D.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU)

• Permen PU No. 01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

• Peraturan Menteri PU No. 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana

Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah

Rumah Tangga

• Permen PU No. 14/PRT/M/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian PU yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri;

• Permen PU No. 02/PRT/M/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014;

• Permen PU No. 12/PRT/M/2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengembangan SPAM;

• Permen PU No. 15/PRT/M/2010 tentang Penggunaan DAK Bidang Infrastruktur;

• Permen PU No. 16/PRT/M/2010 tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung;

• Permen PU No. 01/PRT/M/2009 tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan;

• Permen PU No. 10/PRT/M/2008 tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau

Kegiatan Bidang PU yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL dan UPL;

• Permen PU No. 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan

Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP);

• Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan (RTBL);

• Permen PU No. 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan SPAM;

• Permen PU No. 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM);

• Permen PU No. 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP);

• Permen PU No. 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan

Perkotaan (KSNP Kota).

E.Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH)

(9)

• Permen LH No. 09 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum KLHS;

• Permen LH No. 13 Tahun 2010 tentang UKL – UPL dan SPPLH;

• Permen LH No. 14 Tahun 2010 tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki

Dokumen Lingkungan Hidup.

F.Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)

• Permendagri No. 57 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Perkotaan;

• Permendagri No. 33 Tahun 2008 tentang Pedoman Hubungan Kerja Organisasi Perangkat

Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

• Permendagri No. 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat

Daerah;

• Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang direvisi menjadi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007.

G. Peraturan Kementerian Lainnya

• Peraturan Menteri Bappenas No 3 Tahun 2012 tentang Panduan Umum Pelaksanaan KPS dalam Pembangunan Infrastruktur;

• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan

Kualitas Air Minum;

• Keputusan Menteri PAN Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004 tentang Pedoman Perhitungan

Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam Rangka Penyusunan Formasi

Pegawai Negeri Sipil.

1.4

MUATAN DOKUMEN RPIJM BIDANG CIPTA KARYA

Secara substansi muatan RPIJM Bidang Cipta Karya terdiri dari 8 (delapan) bab yaitu:

Bab 1. Pendahuluan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang,maksud dan tujuan

RPIJMBidang Cipta Karya, serta MuatanRPIJM Bidang Cipta Karya.

Bab 2. Profil Kabupaten/Kota

Bagian ini membahas mengenai wilayah administrasi, potensi wilayah, demografi

dan urbanisasi, serta isu strategis Kabupaten/Kota. Untuk RPIJM ini akan

(10)

Bab 3. Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidan Cipta Karya

Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP No. 26 Tahun 2008), RTRW Pulau,

RTRW Provinsi, serta RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN). Indikasi program

Bidang Cipta Karya pada RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW Provinsi, maupun

RTRW KSN yang terkait dengan kabupaten/kota setempat dipaparkan pada bagian ini.

Tidak hanya memaparkan arahan kebijakan spasial, bagian ini juga memaparkan

kedudukan kota pada rencana pengembangan kawasan khusus, antara lain dalam rangka

pengembangan MP3EI dan KEK (jika kabupaten/kota tersebut termasuk dalam KPI

MP3EI dan/atau kawasan pengembangan KEK).

Bab 4. Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting

lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup

Strategis (KLHS), AMDAL, UKL – UPL, dan SPPLH, serta perlindungan sosial pada

tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta

Karya.

Bab 5. Kerangka Strategi Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten/Kota, profil investasi dan

proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan

investasi bidang Cipta Karya Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten/Kota.

Bab 6. Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupate/Kota

Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah yang

fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya

manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis permasalahan dan

rencana pengembangannya.

Bab 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

Bagian ini membahas mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang

Cipta Karya untuk masing-masing sektor, yaitu sektor Pengembangan Kawasan

Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pengembangan SPAM, dan

Pengembangan PLP. Pada setiap sektor dijelaskan kondisi eksisting, analisis

(11)

Bab 8. Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisi mengenai matriks program investasi RPIJM Kabupaten/Kota dan

Gambar

Gambar 1.1  Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Gambar 1.2 Sinergi Dokumen Perencanaan Program BidangBidang Cipta Karya

Referensi

Dokumen terkait

Anggapan ini menyebabkan individu retardasi mental yang sebenarnya menyadari penarnpilan dirinya dan berusaha mengembangkan minat heteroseksual, tidak mendapat bimbingan

Faktor eksternal yang mempengaruhi kepuasan hidup perempuan emerging adulthood yang mengalami obesitas terdiri dari hubungan dengan orang lain, dukungan sosial,

Yang dimaksud dengan kontraktor dalam peraturan dan syarat-syarat adalah yang diserahi tugas pelaksanaan pekerjaan, yang disebut sebagai pihak kedua dalam surat

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, diperoleh hasil yang menyatakan terdapat hubungan antara religiositas dengan perilaku asertif untuk menolak perilaku

sebuah realita yang sering menjadi penghambat dari tercapainya kehidupan harmonis yang keberadaanya tidak bisa dilupakan adalah sangat majemuknya kehidupan manusia baik dari

Bila secara perhitungan astronomis, rencana penyatuan zona waktu Indonesia tidak mempunyai implikasi yang serius terhadap perhitungan awal waktu salat, maka akan ada

proyektor LCD ini diharapkan siswa tidak hanya mendengar, melihat dan belajar secara pasif seperti yang sudah banyak terjadi selama ini, sehingga dengan adanya penggunaan

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau