• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Customer Satisfaction Switching. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Customer Satisfaction Switching. pdf"

Copied!
199
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CUSTOMER SATISFACTION, SWITCHING COST

DAN TRUST IN BRAND TERHADAP CUSTOMER RETENTION

(Studi Kasus pada Pelanggan Tetap Surat Kabar Malang Post di Kota Malang)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Sarjana Sains Terapan Manajemen Pemasaran, Jurusan Administrasi Niaga

Politeknik Negeri Malang

Oleh : Sonia Ghina Izzati NIM. 1142620032

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

(2)

Lembar Pengesahan Skripsi

PENGARUH CUSTOMER SATISFACTION, SWITCHING COST

DAN TRUST IN BRAND TERHADAP CUSTOMER RETENTION

(Studi Kasus Pada Pelanggan Tetap Surat Kabar Malang Post di Kota Malang)

Oleh: Sonia Ghina Izzati NIM. 1142620032

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 30 Juli 2015

Dewan Penguji,

Drs. Rulirianto, MSi (Pembimbing I / Penguji I)

NIP. 19580412 198811 1001

Dra. Fullchis Nurtjahjani, MM (Penguji II)

NIP. 19650328 199303 2001

Drs. Joni Dwi Pribadi, M.AB (Penguji III)

NIP. 19630109 199403 1003

Bambang Suryanto, S.Pd., M.Pd (Penguji Bahasa)

NIP. 19670227 199303 1001

Ketua Jurusan Administrasi Niaga,

Heru Utomo.SE.MElecComm

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Sonia Ghina Izzati,

menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Customer Satisfaction,

Switching Cost dan Trust In Brand Terhadap CustomerRetention (Studi Kasus

pada Pelanggan Tetap Surat Kabar Malang Post di Kota Malang)” merupakan

hasil penelitian saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan / atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan jasa yang telah diberikan oleh Politeknik Negeri Malang batal saya terima.

Malang, 30 Juli 2015 Yang membuat pernyataan,

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat dan hidayah yang telah diberikan oleh Allah

SWT, sehingga laporan hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Customer Satisfaction, Switching Cost dan Trust In Brand Terhadap Customer Retention (Studi Kasus pada Pelanggan Tetap Surat Kabar Malang Post di Kota Malang)”

dapat diselesaikan.

Laporan disusun berdasarkan hasil interveiw yang dilakukan kepada Kepala Bagian Pemasaran PT. Malang Post Cemerlang dan hasil survey yang dilakukan kepada pelanggan tetap surat kabar Malang Post di Kota Malang. Penyusunan laporan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh ijazah Sarjana Sains Terapan, Manajemen Pemasaran, Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Malang.

Dalam penyusunan laporan, penulis tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini, antara lain :

1. Direktur Politeknik Negeri Malang, Bapak Ir. Tundung Subali Patma, MT; 2. Ketua Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Malang, Bapak Heru

Utomo, SE, MelecComm;

3. Dosen Pembimbing I, Drs Rulirianto, MSi yang telah membimbing dan mengarahkan penyusunan laporan sehingga dapat terselesaikan dengan baik;

4. Dosen Pembimbing II, Drs. R Sugeng Basuki, MM yang telah membantu dan

mengarahkan penyusunan laporan sehingga dapat terselesaikan dengan baik;

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Malang,

yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan dalam bidang pemasaran, baik dalam bentuk teori maupun praktek;

(5)

7. Kedua orang tua, Drs. Sumiantoro dan Nurul Baiti yang selalu memberikan dukungan baik berupa materil maupun moril;

8. Teman-teman D4 Marketing angkatan 2011, Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Malang yang telah memberikan dukungan semangat kepada penulis;

9. Sahabat-sahabat; Karina, Rosiana, Nugraha, Brian, Syamsul, Nadya, Mirzana, Qonitah, Aulia, Dewi, Rizdina, Irwan Amri, Rizkia Noviana, Prima Hening dan Roy Ade yang telah memberikan dukungan semangat kepada penulis;

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis memerlukan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk memperbaiki penelitian. Penulis juga memohon maaf apabila terdapat kesalahan baik dalam segi isi penelitian maupun dari segi penulisan. Akhir kata, diucapkan banyak terima kasih dan semoga laporan dapat memberikan manfaat bagi pribadi, mahasiswa-mahasiswi Politeknik Negeri Malang dan masyarakat luas. Amin.

Malang, 30 Juli 2015

(6)

PENGARUH CUSTOMER SATISFACTION, SWITCHING COST

DAN TRUST IN BRAND TERHADAP CUSTOMER RETENTION

(Studi Kasus pada Pelanggan Tetap Surat Kabar Malang Post di Kota Malang)

ABSTRAK

(Sonia Ghina Izzati, 2015 143 halaman)

Surat kabar sebagai media penyedia informasi, terus mengalami

perkembangan. Hal ini menyebabkan persaingan di industri surat kabar menjadi ketat. Selain memiliki pesaing di industri yang sama, seiring dengan

perkembangan teknologi informasi, surat kabar juga harus bersaing dengan media

online. Akibatnya kini market share surat kabar menjadi terancam. Keunggulan

media online yang dapat memberikan kemudahan dalam melakukan akses

informasi tanpa ada batasan ruang dan waktu, membuat surat kabar cetak dirasa kurang dapat memenuhi kebutuhan informasi secara cepat dan dapat dijangkau oleh banyak orang. Dengan adanya fenomena tersebut, tidak sedikit perusahaan surat kabar yang dirasa perlu untuk melakukan upaya mempertahankan market share, dengan berfokus pada mempertahankan tingkat customer retention. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat customer retention pelanggan tetap surat kabar Malang Post di Kota Malang yang dipengaruhi oleh customer satisfaction, switching cost dan trust in brand.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 52 responden yang diambil dengan menggunakan teknik

purposive sampling. Instrumen pengumpulan data penelitian, menggunakan kuesioner dengan pernyataan tertutup. Untuk analisis data, digunakan analisis statistik inferensial parametrik.

Berdasarkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,722, Hal ini menunjukkan bahwa 72,2% variasi dari Customer Retention (Y1) bisa dijelaskan oleh variasi dari Customer Satisfaction (X1), Switching Cost (X2), dan Trust In Brand (X3). Sedangkan sisanya, 27,8% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak disebut dalam penelitian ini. Untuk nilai uji F, memiliki angka sebesar 45,219 dengan signifikansi 0,000. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa

“Customer satisfaction, Switching cost dan Trust in Brand secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Customer Retention pada pelanggan tetap surat

kabar Malang Post di Kota Malang” dapat dibuktikan.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT. Malang Post Cemerlang dapat meningkatkan customer retention pelanggan tetap surat kabar Malang Post dengan meningkatkan customer satisfaction, switching cost, dan trust in brand, sehingga dapat diketahui strategi yang harus dilakukan untuk menaikkan tingkat

customer retention yang berdampak pula pada peningkatan market share dan profit perusahaan.

(7)

THE INFLUENCE OF CUSTOMER SATISFACTION, SWITCHING COST, AND TRUST IN BRAND TOWARDS CUSTOMER RETENTION

(Case Study in Regular Customer Malang Post Newspaper in Malang City)

ABSTRACT

(Sonia Ghina Izzati, 2015 143 Pages)

Newspaper, which becomes a media of information, continually has developed. This causes the tight competition in newspaper industries. However, newspapers as printed media must compete with online media nowadays. As put a consequence, the market shareof newspaper is threatened. The superiority of online media give an ease to access information without being limited by space and time. It makes printed newspaper can not fulfill the speed of information. As a result, many newspaper companies need to maintain their market share by

focusing on increasing customer retention rates. This reasearch is intended to know customer retention rates of Malang Post newspapers in Malang City which are influenced by customer satisfaction, switching cost and trust in brand.

This reasearch is a quantitative research in nature. The number of sample is 52 respondents taken by purposive sampling method. The Instrument to collect data is questionnaire. For the data analysis, the researcher uses an inferential statistic parametric analysis.

The Adjusted R Square score is 0,722. It means that 72,2% variation from Customer Retention (Y1) can be explained by variation of Customer Satisfaction (X1), Switching Cost (X2), dan Trust In Brand (X3). Meanwhile 27,8% can be explained by other causes which are not mentioned in this research. The F test score is 45,219 with 0,000 signification. Therefore, the hypothesis stating that

“there is a significant simultaneous influence of customer satisfaction, switching cost and trust in brand towards customer retention” is accepted.

The researcher can conclude that PT. Malang Post Cemerlang may increase customer retention rates of Malang Post newspaper by intensifying customer satisfaction, switching cost and trust inbrand. From this, it can be known what strategy to be done to increase rates. Finally, it will affect the expanding market shareand company profit.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

COVER ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

SURAT KETERANGAN ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

(9)
(10)
(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 5 Persamaan dan Perbedaan antara Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu ... 43

Tabel 6 Indikator yang Dapat Dijadikan Sebagai Ukuran Variabel Independen ... 56

Tabel 7 Indikator yang Dapat Digunakan Sebagai Ukuran Variabel Dependen ... 58

Tabel 8 Jawaban Item Instrumen Penelitian ... 59

Tabel 9 Bentuk Instrumen Penelitian ... 60

Tabel 10 Gambaran Populasi Penelitian ... 90

Tabel 11 Gambaran responden Penelitian ... 91

Tabel 12 Daftar Responden Penelitian ... 92

Tabel 13 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 94

Tabel 14 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 96

Tabel 15 Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 98

Tabel 16 Gambaran Responden Berdasarkan Status Pekerjaan ... 100

Tabel 17 Gambaran Responden Berdasarkan Pendapatan ... 102

Tabel 18 Distribusi Frekuensi Variabel Customer Satisfaction ... 104

Tabel 19 Distribusi Frekuensi Variabel Switching Cost ... 109

Tabel 20 Distribusi Frekuensi Variabel Trust In Brand ... 112

Tabel 21 Distribusi Frekuensi Variabel Customer Retention ... 114

Tabel 22 Hasil Uji Validitas ... 116

Tabel 23 Hasil Uji Reliabilitas ... 118

Tabel 24 Hasil Uji Autokorelasi ... 121

Tabel 25 Hasil Uji Multikolinearitas ... 122

Tabel 26 Hasil Uji Regresi Berganda ... 123

Tabel 27 Hasil Koefisien Determinasi ... 126

Tabel 28 Hasil Uji F ... 127

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Persentase Sirkulasi Surat Kabar Malang Post di Malang Raya ... 6

Gambar 2 Model Kepuasan / Ketidakpuasan Konsumen ... 14

Gambar 3 Manfaat Orientasi Pelanggan ... 34

Gambar 4 Kerangka Proses berfikir ... 47

Gambar 5 Kerangka Konseptual Penelitian ... 48

Gambar 6 Rumus Statistik Pendekatan Yamane untuk Penghitungan Sample Penelitian ... 54

Gambar 7 Struktur Organisasi PT. Malang Post Cemerlang ... 78

Gambar 8 Persentase Jumlah Responden di tiap Kecamatan di Kota Malang . 91 Gambar 9 Hasil Uji Normalitas ... 119

(13)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1 Grafik Jumlah Responden di tiap Kecamatan di Kota Malang

Berdasarkan Jenis Kelamin ... 95 Grafik 2 Grafik Jumlah Responden di tiap Kecamatan di Kota Malang

Berdasarkan Usia ... 96 Grafik 3 Grafik Jumlah Responden di tiap Kecamatan di Kota Malang

Berdasarkan Tingkat pendidikan ... 98 Grafik 4 Grafik Jumlah Responden di tiap Kecamatan di Kota Malang

Berdasarkan Status Pekerjaan ... 100 Grafik 5 Grafik Jumlah Responden di tiap Kecamatan di Kota Malang

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Menurut Boediono (2008:02) “faktor penggerak yang sangat dasar bagi aktivitas ekonomi adalah adanya kebutuhan manusia”. Di Indonesia, sejak era penjajahan Belanda (1619) hingga era reformasi, media komunikasi

merupakan hal yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat

kaitannya dengan informasi. Seiring dengan pemenuhan kebutuhan akan

informasi inilah, muncul pergerakan aktivitas ekonomi di sektor media

komunikasi.

Salah satu media komunikasi yang dapat memenuhi kebutuhan

informasi adalah surat kabar. Menurut Wardhani (2013:30) “surat kabar merupakan media cetak yang terbit setiap hari secara teratur. Tulisannya dalam

bentuk berita, artikel, features (cerita human interestatau profil) dan tajuk”. Saat ini surat kabar yang menjadi media penyedia informasi, terus mengalami

perkembangan. Hal ini menyebabkan persaingan di industri surat kabar menjadi

semakin ketat. Banyaknya pilihan surat kabar, membuat konsumen dapat dengan

leluasa untuk menentukan pilihan sesuai dengan kebutuhan dan keinginanya.

Selain ketatnya persaingan di industri surat kabar, kini seiring dengan

perkembangan teknologi informasi, industri surat kabar juga harus bersaing

(16)

berbagai informasi melalui jaringan internet. Melalui media online, masyarakat

lebih mudah mengakses informasi tanpa ada batasan ruang dan waktu. Sebagai

contoh, seorang warga negara asal Indonesia yang tinggal di Amerika Serikat,

dapat membuka situs berita yang ada di Indonesia, seperti Detik.com, untuk dapat

mengetahui peristiwa terkini yang terjadi di Indonesia tanpa harus membeli surat

kabar lokal maupun nasional. Kelemahan inilah yang menjadikan surat kabar

tidak lebih unggul dari media online, berdasarkan wilayah distribusinya. Surat

kabar hanya beredar di tingkat lokal ataupun nasional saja. Sedangkan media

online, dapat diakses dimana saja selama wilayah tersebut terkoneksi dengan

jaringan internet.

Bentuk keterbatasan lain dari surat kabar adalah, berita yang

dimunculkan oleh surat kabar hari ini merupakan berita yang terjadi kemarin atau

periode sebelumnya. Informasi yang terjadi dari satu jam yang lalu, baru akan di

beritakan pada surat kabar yang terbit esok hari. Sedangkan di zaman yang serba

instanini, masyarakat cenderung membutuhkan informasi yang cepat dan tepat.

Hal ini menjadikan periode terbit surat kabar menjadi kurang dapat menyesuaikan

dengan dinamika zaman. Keberadaan media online membuat surat kabar terlihat

lamban. Bahkan saat ini dengan semakin berkembangnya pengguna situs jejaring

sosial, seperti Facebook, Twitter dan Blog, seseorang bisa turut berperan serta

dalam memberikan informasi mengenai peristiwa yang terjadi.

Berdasarkan fenomena tersebut, kini tingkat customer retention

pelanggan surat kabar menjadi terancam. Tidak sedikit perusahaan surat kabar

(17)

pelanggan yang sudah ada. Menurut Levitt dalam Tjiptono (2014:380), “pada

hakikatnya tujuan utama setiap bisnis adalah menciptakan dan mempertahankan

pelanggan”. Jika perusahaan surat kabar terus hanya berusaha menarik pelanggan baru untuk menggantikan pelanggan yang sudah berpindah, tidak mungkin

perusahaan dapat tumbuh dan meraih pangsa pasar. Mengembangkan hubungan

jangka panjang dengan konsumen, kini memiliki nilai yang lebih baik serta

dianggap sebagai metode yang lebih efektif untuk meningkatkan profitabilitas

perusahaan surat kabar.

Menurut penelitian Clancy & Shulman Tahun 1994 dalam Tjiptono

(2014:380) menunjukkan bahwa “biaya mempertahankan seorang pelanggan saat

ini kerap kali hanyalah sebesar 25% dari biaya mendapatkan seorang pelanggan

baru. Selain itu dengan program pemasaran yang ada sudah memadai,

kemungkinan mempertahakan seorang pelanggan saat ini lebih dari 60%,

sementara probabilitas mendapatkan seorang pelanggan baru kurang dari 30%”.

Menurut Richeld & Sasser dalam Tjiptono (2014:380) “peningkatan retensi

pelanggan sebesar 5% bisa menghasilkan peningkatan laba jangka panjang antara

25% sampai 95% pada sejumlah industri”.

Menurut Mowen dan Minor (2002:89), salah satu studi baru-baru ini yang meneliti tentang tingkat kepuasan pelanggan dengan perusahaan Swedia mendapatkan bahwa selama periode lima tahun suatu peningkatan sebesar 1% dalam kepuasan pelanggan menyebabkan kenaikan sebesar 11,4% pengambilan atas investasi perusahaan. Hasil ini mengungkapkan bahwa para pelanggan yang merasa puas secara positif mempengaruhi arus kas masa depan perusahaan.

(18)

sejumlah manfaat, seperti peningkatan produktivitas dan pertumbuhan

pendapatan”.

Dalam upaya mempertahankan customer retention surat kabar,

perusahaan perlu melakukan beberapa usaha. Dalam penelitian ini dibahas tiga

faktor yang dapat mempengaruhi tingkat customer retention pelanggan surat

kabar, yakni customer satisfaction, switching cost dan trust in brand. Upaya untuk

mempertahankan customer retention surat kabar yang pertama adalah, perusahaan

perlu meningkatkan customer satisfaction (kepuasan pelanggan), seperti yang

dikemukakan oleh Hasan (2009:67) bahwa “strategi fokus pada kepuasan

pelanggan merupakan alternatif dalam upaya mempertahankan pelanggan”.

Menurut Mowen dan Minor (2002:89), “customer satisfaction didefinisikan sebagai keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen atas barang atau jasa

setelah mereka memperoleh dan menggunakanannya”.

Selain meningkatkan customer satisfaction, perusahaan surat kabar

juga perlu meningkatkan pemahaman mengenai switching cost (biaya beralih).

Menurut Kotler dan Keller (2009:151) “terlalu banyak perusahaan yang

mengalami kerugian akibat pelanggan yang hilang atau beralih”. Oleh karena itu,

menurut Tjiptono (2014:383), “pemahaman mengenai switching cost sangat penting dikarenakan dampak signifikannya pada perilaku pembelian ulang,

strategi pemasaran yang harus diterapkan dan struktur industri persaingan”. Burnham et al., dalam Tjiptono (2014:383) mendefinisikan switching cost sebagai

(19)

beralih dari penyedia jasa atau produk yang satu ke penyedia jasa atau produk

yang lain”.

Dalam usaha mempertahankan customer retention, perusahaan surat

kabar juga tidak boleh melupakan trus in brand dari pelanggan. Menurut teori

kepercayaan-komitmen Morgan dan Hunt dalam Ferrinadewi (2008:148),

“kepercayaan adalah variabel kunci dalam mengembangkan keinginan yang tahan

lama untuk terus mempertahankan hubungan jangka panjang, dalam hal ini merek

tertentu”. Menurut Ferrinadewi (2008:147), “dalam riset costabile (1998) trust

(kepercayaan) didefinisikan sebagai persepsi akan kehandalan dan sudut pandang

konsumen didasarkan pada pengalaman atau pada urut-urutan transaksi atau

interaksi yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk”.

Berdasarkan uraian teori mengenai Customer Satisfaction, Switching

Cost dan Trust In Brand tersebut, maka customer retention memang sangat

dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut. Dalam penelitian ini untuk mengetahui

tingkat customer retention surat kabar yang dapat dipengaruhi oleh ketiga faktor

tersebut, digunakan surat kabar Malang Post sebagai objek penelitian.

Surat kabar Malang Post adalah anak perusahaan Jawa Pos yang terbit

bersamaan dengan kebijakan pemerintah yang memberikan kemudahan untuk

penerbitan pers. Surat kabar Malang Post memuat berita politik lokal,

masalah sosial, pendidikan, dan berita olahraga sebagai porsi terbanyak dalam

sajian berita. Saat ini sirkulasi surat kabar Malang Post adalah di daerah Kota

Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu dan sebagian wilayah Jawa Timur.

(20)

(Sumber : Kepala Bagian Pemasaran, PT. Malang Post Cemerlang, Mei 2015)

Gambar 1. Persentase Sirkulasi Surat Kabar Malang Post di Malang Raya

Menurut survey yang dilakukan oleh Dewan Pers Nasional tahun

2004, Malang Post dibaca lebih kurang oleh 200 ribu orang setiap hari, dan masuk

kedalam kategori Koran Harian di Pulau Jawa yang konsisten dalam pemberitaan.

Disimpulkan dalam survey tersebut, Malang Post sudah mendapat kepercayaan

dari berbagai kalangan pengusaha yang ditandai dengan banyaknya iklan produk

komersiil yang publikasinya dipercayakan kepada surat kabar Malang Post. Selain

itu, saat ini surat kabar Malang Post yang diterbitkan oleh PT. Malang Post

Cemerlang, memiliki satu anak perusahaan yang bergerak dibidang yang sama,

yakni Malang Express.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa saat ini surat kabar

cetak memiliki tantangan dalam mempertahankan tingkat customer retention. Hal

ini tidak jauh berbeda dengan surat kabar Malang Post. Disamping memiliki

banyak keunggulan, surat kabar Malang post juga memiliki tantangan besar dalam

mempertahankan tingkat customer retention. Menurut Dinas Komunikasi dan

Informatika Kota Malang, saat ini perkembangan teknologi informasi di Kota

40%

30% 20%

10%

40% Kota Malang 30% Kabupaten Malang 20% Kota Batu

(21)

Malang, tergolong baik. Seperti yang terlihat dari banyaknya program

pengembangan komunikasi, informasi dan media massa yang dilakukan oleh

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang. Program tersebut diantaranya

Pelayanan Pengaduan Publik Kota Malang, Pengolahan Informasi dan

Dokumentasi Kota Malang, Pengembangan Kemitraan Media Massa dan lain-

lain. (Sumber: Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang, Maret 2015).

Adanya perkembangan teknologi informasi yang baik tersebut, membuat peluang

media online menjadi semakin besar dalam memenuhi kebutuhan informasi

masyarakat Kota Malang namun juga akan mengancam tingkat customer retention

pembaca surat kabar cetak termasuk surat kabar Malang Post. Namun selain

hadirnya media online, surat kabar Malang Post juga memiliki tantangan dalam

hal memenangi persaingan surat kabar cetak utamanya memenangi persaingan

surat kabar cetak di segmentasi pasar yang sama, yakni surat kabar berskala

regional. Tabel 1 akan menunjukkan urutan market share surat kabar berskala

regional yang beredar di Kota Malang Tahun 2013, dari yang tertinggi hingga

terendah.

Tabel 1. Urutan Market Share Surat Kabar Regional yang Beredar di Kota Malang Tahun 2013.

2 Surya Harian Pagi, 20 halaman 1989 Kompas- Gramedia

(22)

(Sumber : Kepala Bagian Pemasaran PT. Malang Post Cemerlang, Mei 2015)

Tabel 1 memberikan informasi bahwa luasnya market share surat kabar Malang

Post yang beredar di Kota Malang ada pada urutan ke tiga. Adanya informasi

tersebut, maka surat kabar Malang Post perlu meningkatkan customer retention

agar dapat memperluas market share dan dapat memenangi persaingan surat kabar

cetak di segmentasi surat kabar regional, terlebih lagi dapat mengungguli surat

kabar berskala nasional yang beredar di Kota Malang seperti Jawa Pos, Kompas,

Bola Harian dan Sindo Lokal. Tabel 2 adalah daftar surat kabar Nasional yang

beredar di Kota Malang.

Tabel 2. Daftar Surat Kabar Nasional yang Beredar di Kota Malang

Surat Kabar Jenis Tahun

Kompas Harian Pagi

36 – 44 halaman 1965 1970an

Kompas – Gramedia Grup

Bola Harian Surat Kabar Harian

24 halaman 2014 2014

Kompas Gramedia

Sindo Lokal Surat Kabar Harian

24 halaman 2005 2005

Media Nusantara Citra

(Sumber : Kepala Bagian Pemasaran, PT. Malang Post Cemerlang, Mei 2015)

1.2 Rumusan Masalah

Menurut Tuckman dalam Sugiyono (2010:53) “rumusan masalah yang

baik adalah yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih, dinyatakan

dalam bentuk kalimat tanya, atau alternatif yang secara implisit mengandung

pertanyaan. Bentuk rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah

rumusan masalah asosiatif”. Menurut Sugiyono (2010:55) “rumusan masalah

(23)

antara dua variabel atau lebih. Bentuk hubungan antar variabel dalam menentukan

rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah hubungan kausal”. Menurut Sugiyono (2010:56) “hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat

sebab akibat". Dalam penelitian ini terdapat variabel independen (variabel yang

mempengaruhi) yang terdiri atas customer satisfaction, switching cost dan trust in

brand serta variabel dependen (variabel dipengaruhi) yang terdiri atas customer

retention.

Dalam penelitian ini, akan dibahas tentang beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi customer retention antara lain customer satisfaction, switching

cost dan trust in brand. Oleh karena itu perlu diketahui penerapan ketiga faktor

tersebut pada pelanggan tetap surat kabar Malang Post dalam rangka

meningkatkan customer retention. Atas dasar rumusan masalah tersebut, timbul

pertanyaan peneliti sebagai berikut:

a. Adakah pengaruh antara customer satisfaction terhadap customer retention

pada pelanggan tetap surat kabar Malang Post di Kota Malang?

b. Adakah pengaruh antara switching cost terhadap customer retention pada

pelanggan tetap surat kabar Malang Post di Kota Malang?

c. Adakah pengaruh antara trust in brand terhadap customer retention pada

pelanggan tetap surat kabar Malang Post di Kota Malang?

d. Secara bersamaan, adakah pengaruh antara customer satisfaction, switching

cost dan trust in brand terhadap customer retention pada pelanggan tetap surat

(24)

e. Dari ketiga faktor customer satisfaction, switching cost dan trust in brand,

manakah faktor yang paling dominan dalam memberikan pengaruh terhadap

customer retention pada pelanggan tetap surat kabar malang post di Kota

Malang?

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini disusun batasan masalah untuk memfokuskan

pokok pembahasan. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah faktor yang

mempengaruhi customer retention, antara lain customer satisfaction, switching

cost dan trust in brand. Sedangkan objek penelitian ini adalah pelanggan tetap

surat kabar Malang Post. Penelitian ini memilih pelanggan tetap surat kabar

Malang Post di Kota Malang dikarenakan menurut Griffin (2003:05), ciri dari

customer retentionadalah “presentase pelanggan yang telah memenuhi sejumlah pembelian ulang selama periode waktu yang terbatas”. Dengan kriteria tersebut, maka pelanggan tetap surat kabar malang post dapat dikatakan relevan dengan

judul penelitian. Pelanggan tetap ini difokuskan pada pelanggan tetap surat kabar

Malang Post yang hanya ada di Kota Malang dengan rentang waktu berlangganan

minimal 1 bulan, dan masih menjadi pelanggan PT. Malang Post Cemerlang

hingga tanggal 31 Maret Tahun 2015.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang

(25)

a. Untuk menganalisis pengaruh customer satisfaction terhadap customer

retention pada pelanggan tetap surat kabar Malang Post di Kota Malang.

b. Untuk menganalisis pengaruh switching cost terhadap customer retention pada

pelanggan tetap surat kabar Malang Post di Kota Malang.

c. Untuk menganalisis pengaruh trust in brand terhadap customer retention pada

pelanggan tetap surat kabar Malang Post di Kota Malang.

d. Untuk menganalisis secara bersama-sama pengaruh customer satisfaction,

switching cost dan trust in brand terhadap customer retention pada pelanggan

tetap surat kabar Malang Post di Kota Malang.

e. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan dalam memberikan pengaruh

dari customer satisfaction, switching cost dan trust in brand terhadap customer

retention pada pelanggan tetap surat kabar Malang Post di Kota Malang.

1.4.2 Manfaat Penelitian 1.4.2.1 Bagi Mahasiswa

Dari penelitian ini, mahasiswa memperoleh manfaat antara lain:

a. Memperoleh informasi untuk kajian pengetahuan manajemen pemasaran.

b. Mahasiswa berkesempatan untuk membandingkan teori yang didapat selama

melakukan pembelajaran di kampus dengan fakta yang ada dilapangan

mengenai pengaruh customer satisfaction, switching costdan trust in brand

terhadap customer retention pada pelanggan tetap surat kabar Malang Post di

Kota Malang.

(26)

Dari penelitian ini, Jurusan Administrasi Niaga memperoleh manfaat

antara lain:

a. dapat mengukur kualitas pembelajaran, kualiatas mahasiswa dan kualitas dosen

dalam mengkaji fenomena yang berkaitan dengan manajemen pemasaran.

b. Dari hasil output penelitian, Jurusan Administrasi Niaga dapat melakukan

evaluasi dalam hal sistem pembelajaran untuk meningkatkan kualitas

mahasiswa.

1.4.2.3 Bagi Perusahaan

Dari penelitian ini, PT. Malang Post Cemerlang memperoleh manfaat

antara lain:

a. Mendapatkan informasi mengenai tingkat retensi pelanggan tetap surat kabar

Malang Post

b. Perusahaan dapat memanfaatkan informasi tersebut sebagai bahan evaluasi

dalam menetapkan kebijakan di PT. Malang Post Cemerlang kaitannya untuk

meningkatkan customer retention pelanggan tetap surat kabar Malang Post

sehubungan dengan faktor customer satisfaction, switching costdan trust in

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Menurut Sugiyono (2010:81) “teori adalah seperangkat konstruk (konsep) definisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara

sistematik, melalui spesifikais hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna

untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena”.

2.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran

Menurut Hasan (2008:01) “pemasaran merupakan sebuah konsep ilmu dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi

stakeholder (pelanggan, karyawan, pemegang saham)”. Menurut Kotler dan Keller

(2009:05), “inti dari pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial”. Menurut American Marketing Association (AMA) dalam

Kotler dan Keller (2009:05), “pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan

serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberi nilai

kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang

menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya”.

Menurut Murti Sumarni dalam Sunyoto (2013:02) “manajemen

pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas

program yang dirancang untuk menciptakan, membentuk, dan mempertahankan

pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk

(28)

2.1.2 Customer Satisfaction (Kepuasan Konsumen)

Menurut Mowen dan Minor (2002:89) customer satisfaction

merupakan “keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan menggunakanannya. Ini merupakan penilaian

evaluatif pasca pemilihan yang disebabkan oleh seleksi pembelian khusus dan

pengalaman menggunkan atau mengkonsumsi barang atau jasa tersebut”. Model

kepuasan dan ketidakpuasan konsumen dapat dilihat pada Gambar 2

(Sumber: John C. Mowen dan Michael Minor, 2002)

Gambar 2. Model Kepuasan/Ketidakpuasan Konsumen

Menurut Mowen dan Minor (2002:89), “awalnya konsumen melakukan pemakaian atau konsumsi terhadap suatu produk. Kemudian

melakukan evaluasi secara menyeluruh atas kinerja/kualitas produk. Setelah

melakukan evaluasi, konsumen akan membandingkan persepsi mereka atas

(29)

kualitas produk dengan ekspektasi kinerja produk sebelum mereka memakai atau

mengkonsumsinya melalui konfirmasi harapan atau diskonfirmasi harapan.

Tergantung pada bagaimana kinerja aktual dibandingkan dengan kinerja yang

diharapkan, mereka akan mengalami emosi yang positif, negatif atau netral.

Tanggapan emosional ini bertindak sebagai masukan atau input dalam persepsi

kepuasan atau ketidakpuasan menyeluruh mereka. Tingkat kepuasan atau

ketidakpuasan juga akan dipengaruhi oleh evaluasi konsumen atas ekuitas

pertukaran serta oleh atribusi merek terhadap kinerja produk.

Menurut Wilton dalam Hasan (2009:56), “kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan merupakan respon pelanggan terhadap evaluasi

ketidaksesuaian yang dipersepsikan antara harapan sebelum pembelian dan

kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya”. Menurut Engel dalam Hasan (2009:56,) “kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli

dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan

pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil tidak memenuhi

harapan”.

Menurut Kotler (2009:140), “kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah kepuasan pelanggan”. Menurut Hasan (2009:67) adanya kepuasan

pelanggan akan memberikan beberapa manfaat antara lain: Memberikan dasar

yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan. Hasan

(2009:67) mengemukakan bahwa “strategi fokus pada kepuasan pelanggan

(30)

Hamdani (2006:195) mengemukakan bahwa, “pelanggan yang mengalami kepuasan yang tinggi cenderung bertahan pada penyedia jasa saat ini”. Hal ini

juga dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009:140) bahwa, “pelanggan yang sangat puas biasanya tetap setia untuk waktu yang lebih lama”. Menurut

Hasan (2009:68), “kepuasan pelanggan diukur secara behavioral dengan jalan menanyakan apakah pelanggan akan berbelanja atau menggunakan jasa

perusahaan lagi”. Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:140), “pelanggan yang sangat puas biasanya tetap setia untuk waktu yang lebih lama”.

Bowers et al., 1994; Spreng & Singh 1993; Zeithaml, 2000 dalam

Tjiptono dan Chandra (2005:209) mengemukakan bahwa “ kualitas jasa dan kepuasan pelanggan ditentukan oleh atribut yang sama”. Maka indikator kepuasan

pelanggan terdiri dari dimensi kualitas jasa. Menurut Kotler dalam Alma

(2013:284) dimensi kualitas jasa terdiri atas:

1. Tangible (Berwujud)

Berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan dan berbagai materi komunikasi

yang baik, menarik, terawat, lancar dsb. Menurut penulis, unsur tangible yang

sesuai dengan surat kabar Malang Post adalah penampilan fisik surat kabar.

Penampilan fisik dapat dilihat dari kualitas kertas surat kabar. Menurut Badan

Standardisasi Nasional, standar kertas surat kabar adalah sebagai berikut:

a. Komposisi lembaran : Mengandung plup mekanis atau pulp bagus tinggi

rendaman minimum 65 %

b. Berat kertas : 45 - 55 gr/m²

(31)

d. Ketahanan Tarik : Minimum 1,18 kN / m ( 1,8 Kgf / 15 mm )

e. Regangan : Minimum 0,7 %

f. Ketahanan Sobek : Minimum 196 mN (=20 gf )

g. Opasitas Cetak : Minimum 89 %

h. Derajat Putih : Minimum 57 %

Selain kualitas kertas, penampilan fisik surat kabar juga dapat dilihat dari

penampilan outline surat kabar. Menurut Ardianto, Komala dan Karlinah

(2007:112) “salah satu karakteristik surat kabar adalah universalitas, yaitu isi surat kabar harus meliputi seluruh aspek kehidupan manusia seperti masalah

sosial, ekonomi, budaya, agama, pendidikan keamanan dan lain-lain dengan

lingkup kegiatan yang beragam, dapat bersifat lokal, regional, nasional bahkan

internasional”.

Menurut Baran (2012:164) surat kabar menempatkan berita yang dianggap paling penting di halaman terdepan. Pembaca latin (dan bahasa inggris) membaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan. Berita yang dianggap oleh pekerja surat kabar sebagai berita yang penting cenderung ditempatkan di bagian atas lipatan dan mengarah ke bagian kiri halaman surat kabar. Penggunaan gambar menunjukkan pentingnya editor menetapkan suatu berita seperti halnya ukuran dan pembuatan kalimat untuk tajuk atau headline,

penggunaan berita bersambung (dilanjutkan pada halaman lainnya) dan penempatan suatu berita pada bagian tertentu. Sebuah laporan kematian seseorang pada halaman pertama, dibandingkan dengan bagian internasional atau bagian orbituari, membawa makna yang berbeda, sebagaimana halnya sebuah analisis terhadap suatu masalah ditempatkan di halaman utama berbeda dengan penempatan di halaman editorial.

Jadi, pelanggan akan puas jika surat kabar memiliki unsur tangible sebagai

berikut:

a. Kualitas kertas surat kabar

(32)

c. Tata letak isi surat kabar

d. Surat kabar memuat foto atau gambar

e. Isi surat kabar memuat masalah sosial, ekonomi, budaya, agama, pendidikan

dan keamanan

2. Empathy (Empati)

Berupa kesediaan karyawan dan pengusaha untuk lebih peduli memberikan

perhatian secara pribadi kepada pelanggan. Misalnya karyawan harus mencoba

menempatkan diri sebagai pelanggan. Jika pelanggan mengeluh maka harus

dicari solusi segera, agar selalu terjaga hubungan harmonis dengan

menunjukkan rasa peduli yang tulus”. Menurut penulis, karyawan PT. Malang Post Cemerlang dapat menunjukkan empatinya dengan:

a. Karyawan memberikan kemudahan kepada pelanggan untuk melakukan

hubungan yang baik dengan karyawan itu sendiri maupun dengan

perusahaan

b. Karyawan menjalin komunikasi yang baik dengan pelanggan

c. Karyawan menjaga hubungan yang telah harmonis dengan pelanggan

d. Karyawan menunjukkan rasa peduli yang tulus kepada pelanggan

3. Responsiveness (Tanggapan)

Berupa kemauan dari karyawan dan pengusaha untuk membantu pelanggan

dan memberikan jasa dengan cepat serta mendengar dan mengatasi keluhan

dari konsumen. Menurut penulis, semua unsur Responsiveness sesuai dengan

karakteristik surat kabar Malang Post. Unsur kecepatan karyawan dan

(33)

merujuk pada karakteristik aktualitas surat kabar seperti yang dikemukakan

oleh Ardianto, Komala dan Karlinah (2007:113), “surat kabar sebagian besar memuat berbagai jenis berita, surat kabar harus berisi laporan tercepat

mengenai fakta-fakta atau opini yang penting atau menarik minat, atau

kedua-duanya bagi sejumlah besar orang”. Sedangkan unsur mendengar dan

mengatasi keluhan dari konsumen dapat merujuk pada fungsi pendukung surat

kabar seperti yang dikemukakan Agee (et. Al) dalam Ardianto dan Komala

(2007:98) yakni, “melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak”. Jadi PT. Malang Post Cemerlang dapat memberikan jasa kepada pelanggan dengan cepat, dan dapat mendengar

dan mengatasi keluhan dari konsumen jika:

a. Surat kabar berisi laporan tercepat mengenai fakta atau opini penting bagi

sejumlah besar orang.

b. Karyawan dapat mendengar keluhan konsumen

c. Karyawan dapat mengatasi keluhan konsumen

4. Reliability (Reliabilitas)

Berupa kemampuan untuk memberikan jasa yang terpercaya, akurat dan

konsisten”. Menurut penulis, semua unsur Reliability sesuai dengan

karakteristik surat kabar Malang Post. Unsur kepercayaan dan keakuratan dapat

merujuk pada karakteristik aktualitas surat kabar seperti yang dikemukakan

oleh Ardianto, Komala dan Karlinah (2007:112), “surat kabar sebagian besar memuat berbagai jenis berita, surat kabar harus berisi laporan tercepat

(34)

kedua-duanya bagi sejumlah besar orang”. Sedangkan unsur konsistensi, dapat merujuk pada karakteristik periodesitas surat kabar seperti yang dikemukakan

oleh Ardianto, Komala dan Karlinah (2007:112) yakni, “menunjuk pada keteraturan terbitnya, misalnya harian, mingguan atau dwi mingguan”. Jadi surat kabar Malang Post dapat memberikan jasa yang terpercaya, akurat

dan konsisten jika:

a. Surat kabar memuat fakta yang penting atau menarik minat bagi sejumlah

besar orang

b. Surat kabar memuat opini yang penting atau menarik minat bagi sejumlah

besar orang

c. Surat kabar terbit secara teratur

5. Assurance (Kepastian)

Berupa kemampuan karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan

terhadap janji yang telah dikemukakan kepada konsumen”. Menurut penulis, semua unsur Assurance sesuai dengan karakteristik surat kabar Malang Post.

Janji yang dimaksudkan diatas dapat dikatakan sebagai adalah fungsi dari surat

kabar itu sendiri.

Menurut Agee (et. al) dalam Ardianto dan Komala (2007:98) surat kabar memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi Utama

1) Menginformasikan kepada pembaca secara objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara atau dunia

2) Mengomentari berita yang disampaikan dan mengembangkannya ke

dalam fokus berita

3) Menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang membutuhkan

barang dan jasa melalui pemasangan iklan di media

b. Fungsi Pendukung

(35)

2) Memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik, kartun dan cerita-cerita khusus

3) Melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak.

Jadi konsumen dapat dikatakan yakin dan percaya terhadap kemampuan

karyawan jika surat kabar memuat:

a. Informasi yang objektif tentang komunitas, negara atau dunia

b. Komentar tentang suatu berita dan mengembangkannya dalam fokus berita

c. Informasi tentang barang dan jasa melalui iklan

d. Kampanye proyek bersifat kemasyarakatan

e. Hiburan seperti cerita komik, kartun dan cerita-cerita khusus

Menurut Kotler dalam Alma (2013:285) mengemukakan ada beberapa cara mengukur kepuasan pelanggan yaitu :

a. Complaint and Suggestion (Sistem keluhan dan saran)

Banyak perusahaan membuka kotak saran dan menerima keluhan yang dialami oleh pelanggan. Ada juga perusahaan yang memberi amplop yang telah ditulis alamat perusahaan untuk digunakan menyampaikan saran, keluhan serta kritik. Saran tersebut dapat juga disampaikan melalui kartu komentar, customer hot line dan telepon bebas pulsa. Informasi ini dapat memberikan ide dan masukan kepada perusahaan yang memungkinkan perusahaan mengantisipasi dan cepat tanggap terhadap kritik dan saran tersebut.

b. Customer Satisfaction Surveys (Survei kepuasan pelanggan)

Dalam hal ini perusahaan melakukan survei untuk mendeteksi komentar pelanggan. Survey dapat dilakukan melalui pos, telepon, atau wawancara pribadi atau pelanggan diminta mengisi angket. Menurut Tjiptono dan Chandra (2005:211) “pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode survey dapat dilakuakan dengan berbagai cara, diantaranya”:

1) Directly reported satisfaction

Merupakan pengukuran dilakukan menggunakan item-item spesifik yang menanyakan secara langsung tingkat kepuasan yang dirasakan pelanggan seperti sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, dan sangat puas. 2) Derived dissatisfaction

Merupakan pengukuran dilakukan menggunakan pertanyaan yang

(36)

3) Problem analysis

Dalam teknik ini responden diminta mengungkapkan masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan produk atau jasa perusahaan dan saran-saran perbaikan.

4) Importance-performance analysis

Dalam teknik ini responden diminta untuk menilai tingkat kepentingan berbagai atribut relevan dan tingkat kinerja perusahaan pada masing-masing atribut tersebut.

c. Ghost shopping (Pembeli Bayangan)

Dalam hal ini perusahaan menyuruh orang tertentu sebagai pembeli ke

perusahaan lain atau ke perusahaannya sendiri. Pembeli misteri ini melaporkan keunggulan dan kelemahan pelayan yang melayaninya. Juga dilaporkan segala sesuatu yang bermanfaat sebagai bahan pengambilan keputusan oleh

manajemen. Bukan saja orang lain yang disewa untuk menjadi pembeli bayangan tetapi juga manajer sendiri harus turun ke lapangan, belanja ke toko saingan dimana dia tidak dikenal. Pengalaman manajer ini sangat penting karena data dan informasi yang diperoleh langsung ia alami sendiri. d. Lost customer analysis (analisa pelanggan yang lari)

Dlam hal ini perusahaan mencoba menghubungi pelanggan yang hilang. Mereka diminta untuk mengungkapkan mengapa mereka berhenti, pindah ke perusahaan lain, adakah sesuatu masalah yang terjadi yang tidak bisa diatasi atau terlambat diatasi. Dari kontak semacam ini, akan diperoleh informasi dan akan memperbaiki kinerja perusahaan sendiri agar tidak ada lagi pelanggan yang lari dengan cara meningkatkan kepuasan mereka.

Menurut Hasan (2009:67) adanya kepuasan pelanggan akan memberikan beberapa manfaat antara lain:

a. Meraih pangsa pasar yang lebih luas

b. Memberikan manfaat ekonomis, dimana biaya memuaskan pelanggan lebih

murah dibandingkan terus menerus berupaya menarik atau memprospek pelanggan baru.

c. Merupakan strategi bisnis jangka panjang dalam membangun dan memperoleh

reputasi produk maupun reputasi perusahaan.

d. Dapat mendatangkan laba jangka panjang yang bertahan lama

e. Hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis

f. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan

g. Membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan bagi

(37)

2.1.3 Switching Cost (Biaya Beralih)

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Harnanto dan Zulkifli

(2006:13) “biaya dan beban dipadankan dengan cost dan expense”.

Menurut Suwardjono dalam Harnanto dan Zulkifli (2006:114), karakteristik yang melekat pada cost antara lain:

a. Cost merupakan pengukur dalam unit moneter suatu sumber ekonomik yang

digunakan atau dikorbankan untuk tujuan tertentu.

b. Cost dinyatakan dalam unit moneter khususnya dalam kerangka akuntansi sebagai penyedia informasi kuantitatif

c. Pengukuran cost selalu dihubungkan dengan suatu fokus atau objek atau dengan tujuan atau pusat perhatian. Fokus atau objek ini dikenal secara teknis sebagai cost objek. Cost objek dapat berupa produk, departemen, proyek, kegiatan atau sesuatu yang komponen pembentuknya perlu diukur secara moneter agar pihak yag berkepentingan dapat memeroleh informasi mengenai

size dan relationship yang bermakna.

d. Sebagai dasar pengukuran, cost tidak mempunyai konotasi sebagai sesuatu hal yang negatif (mengurangi). Kesan seperti ini akan menghalangi atau

mengacaukan pemahaman makna cost. Kerancuam pemahaman dan aplikasi

cost terjadi karena orang memandang cost sebagai objek, wadah atau elemen dan bukan sebagai pengukur elemen itu sendiri. Oleh karena itu, cost harus dihubungkan dengan sesuatu yang menjadi pusat perhatian. Suatu objek (misalnya produk, fasilitas, jasa, kegiatan atau proyek) yang menjadi pusat perhatian harus diidentifikasi sehingga cost akan memiliki nilai informasi.

Menurut Burnham et al., dalam Tjiptono (2014:383) mendefinisikan

biaya berlaih sebagai “one time costs yang dipersepsikan atau diasosiasikan pelanggan dengan proses beralih dari penyedia jasa atau produk yang satu ke

penyedia jasa yang lain”. Fornell dalam Tjiptono (2014:383) mengemukakan,

“biaya-biaya semacam ini tidak hanya terbatas pada biaya ekonomik, namun bisa

meliputi berbagai macam biaya, seperti biaya pencarian, biaya transaksi, biaya

belajar, diskon pelanggan loyal, kebiasaan pelanggan (consumer habit), biaya

(38)

(2006:198) yang menyatakan bahwa “switching cost merupakan biaya yang terjadi

ketika pindah ke penyedia jasa lain, termasuk waktu, uang dan biaya psikologis”.

Menurut Tjiptono (2014:383) mengemukakan bahwa, “pemahaman

mengenai switching cost sangat penting dikarenakan dampak signifikannya pada

perilaku pebelian ulang, strategi pemasaran yang harus diterapkan dan struktur

industri persaingan”. Kerin et al,. dan Porter dalam Tjiptono (2014:384) juga

mengatakan bahwa “biaya berlaih juga berkontribusi pada laba yang lebih besar,

respon inelastis terhadap harga, hambatan masuk bagi para pendatang baru

maupun pesaing lain dan tercapainya keunggulan strategik berkesinambungan”.

Menurut Murray dalam dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006:198), “switching

cost juga didefinisikan sebagai resiko yang diterima, yaitu kerugian potensial yang

dipersepsikan oleh pelanggan ketika pindah, seperti kerugian finansial, sosial,

psikologis dan keamanan.

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006:198), “biaya perpindahan

sebagai biaya kerugian biaya adaptasi dan biaya pindah. Biaya kerugian mengacu pada persepsi kerugian pada status sosial, ketika membatalkan kotrak jasa dengan pelanggan. Biaya adaptasi terkait dengan persepsi biaya adaptasi, seperti biaya pencarian dan biaya belajar. Biaya pindah, mengacu pada biaya ekonomi yang dikeluarkan saat pindah ke penyedia jasa lain, seperti pembelian peralatan baru

dan biaya pendaftaran di internet”.

Menurut , Jones et aldalam Wayan (2014:1669) “biaya perpindahan

semakin diakui sebagai sarana dalam hubungan untuk mempertahankan

pelanggan, terlepas dari kepuasan mereka dengan penyedia layanan”. Bendapudi

dan Berry dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006:198) mengemukakan, “jika

(39)

meniru atau jika terdapat sedikit alternatif pesaing yang ada di pasar, maka

pelanggan cenderung bertahan pada perusahaan lama”. Menurut

Tjiptono (1997:39), “membangun rintangan pengalihan merupakan strategi

defensif, yang kesuksesan dan kegagalannya dievaluasi melalui perubahan pada

customer retention”.

Menurut Tjiptono (2008:204) ada beberapa faktor penyebab perilaku beralih jasa antara lain:

a. Harga, meliputi harga mahal, kenaikan harga, penetapan harga tidak fair, dan

deceptive pricing

b. Krayawan gagal merespons kegagalan layanan, seperti respons negatif, tidak ada respons, dan respons malas-malasan

c. Kompetisi, dimana pelanggan menemukan jasa atau layanan yang lebih baik ditempat lain

d. Masalah etis, diantaranya cheating, hard selling, tidak aman dan konflik kepentingan

e. InvoluntarySwitching, diantaranya dikarenakan pelanggan pindah pindah alamat atau penyedia jasa gulung tikar

f. Kegagalan interaksi layanan, seperti tidak perhatian, tidak sopan tidak responsif, dan kurang kompeten

g. Kegagalan layanan inti, diantaranya kesalahan jasa/layanan, kesalahan tagihan, dan service catastrophe

h. Ketidaknyamanan, terutama menyangkut lokasi dan jam operasi, waktu tunggu

untuk membuat janji dan waktu menunggu dilayani

Burnham et al,. dalam Tjiptono (2014:385) tipologi biaya beralih meliputi 3 tipe:

1. Procedural switching cost (Information switching cost)

Pada prisipnya tipe biaya ini menyangkut waktu dan usaha yang dicurahkan. a. Biaya resiko ekonomik

Adalah biaya – biaya yang berkenaan dengan ketidak pastian dan

kemungkinan hasil negatif dikarenakan menggunakan penyedia jasa baru yang tidak terlalu dipahami konsumen. Ketidakpastian tersebut bisa berupa resiko kinerja, risiko finansial, maupun risiko kenyamanan.

b. Biaya evaluasi

Meliputi biaya waktu dan tenaga berkaitan dengan usaha pencarian dan analisis yang diperlukan untuk membuat keputusan beralih penyedia jasa. c. Set-up cost

(40)

d. Biaya belajar

Adalah biaya waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk mendapatkan keterampilan atau pengetahuan baru agar dapat memanfaatkan produk/jasa baru secara efektif. Dengan kata lain, biaya belajar merupakan biaya yang dibutuhkan untuk beradaptasi dengan produk baru.

2. Financial Switching Cost (Contractual Switching Cost)

Secara garis besar tipe biaya ini menyangkut kehilangan sumber daya yang secara finansial bisa dihitung. Terdiri atas:

a. Benefit loss cost

Merupakan biaya-biaya yang berkenaan dengan hubungan kontraktual yang menciptakan manfaat-manfaat ekonomik untuk tetap setia pada penyedia jasa bersangkutan. Bila beralih ke penyedia jasa baru, pelanggan bisa

kehilangan point yang telah dikumpulkan dan diskon atau manfaat –manfaat lain yang tidak diberikan kepada pelanggan baru.

b. Monetary Loss Cost

Merupakan onetime financial outlays yang dikeluarkan untuk beralih penyedia jasa, diluar biaya-biaya untuk membeli produk baru. Beralih penyedia jasa kerap kali menimbulkan onetime expenditures seperti deposit atau initiaton fees bagi para pelanggan baru. Selain itu bisa pula dibutuhkan biaya tambahan untuk menggantikan transaction specific assets atau co-assets yang telah diinvestasikan sebelumnya oleh pelanggan.

3. Relational Switching Cost

Berupa personalrelationshiploss cost dan brand relationship loss cost. Pada prinsipnya, tipe biaya ini berkenaan dengan ketidaknyamanan psikologis atau emosional dikarenakan kehilangan identitas dan pemutusan hubungan. Terdiri atas:

a. Personal relationship loss cost

Merupakan biaya psikologis berkenaan dengan pemutusan ikatan

identifikasi yang telah dibina dengan staf yang biasanya berinteraksi dengan pelanggan. Familiaritas pelanggan dengan karyawan penyedia jasa saat ini biasanya menciptakan perasaan nyaman tertentu yang tidak bisa langsung didapatkan dari penyedia jasa baru.

b. Brand relationship loss cost

Biaya psikologis berkaitan dengan pemutusan ikatan identifikasi yang telah dibina dengan merek atau perusahaan tertentu. Konsumen kerapkali

memberikan makna khusus pada pembelian yang dilakukan dan membentuk persepsi atau asosiasi yang menjadi bagian dari sense of identify dirinya. Ikatan relasi berbasis merek atau perusahaan ini bakal hilang bila beralih penyedia jasa.

Menurut Tjiptono (2014:386), switching cost bisa ditimbulkan oleh karakteristik produk dan pasar yang berkaitan dengan proses difusi inovasi yang berlangsung lambat. Karakteristik produk dan pasar meliputi kompleksitas produk dan heterogenitas penyedia jasa. Persepsi terhadap karakteristik semacam ini berbeda-beda antar konsumen dalam suatu industri, sehingga biaya beralih juga bervariasi antar konsumen. Kompleksitas produk (product complexity)

(41)

memahami atau menggunakan produk tertentu. Produk yang memiliki banyak pilihan atau langkah pemakaian biasanya akan dipersepsikan kompleks dan pada gilirannya akan dinilai konsumen memiliki switching cost lebih besar. Investasi pada relasi yang dibina mengikat para anggotanya. Namun bila relasi berakhir, maka investasi tersebut hilang. Kemungkinan kerugian semcam ini menyebabkan investasi menjadi salah satu pemicu penting switching cost. Konsekuensi utama

switching cost adalah minat untuk tetap loyal pada penyedia jasa saat ini. Semakin besar switching cost, semakin besar pula kecenderungan loyalitas pelanggan pada produk dan penyedia jasa bersangkutan.

Menurut Hasan (2009:73) strategi rintangan pengalihan dapat berupa:

a. Usaha pembentukan rintangan pengalihan, sehingga pelanggan merasa enggan

rugi jika mengeluarkan biaya besar untuk berganti pemasok

b. Membuat rintangan pengalihan dalam biaya pencarian, biaya transaksi, biaya belajar, potongan harga khusus bagi pelanggan yang loyal, kebiasaan

pelanggan, biaya emosional, usaha-usaha lain yang rasional, risiko finansial, sosial dan psikologis.

c. Menjalin hubungan yang harmonis, akrab, dan saling menguntungkan dengan

pelanggannya.

Selain itu, menurut Kotler dan Keller (2009:152), mengurangi tingkat keberalihan pelanggan dapat dilakukan dengan cara:

a. Mendefinisikan dan mengukur tingkat retensinya. Untuk media massa,

tingkat pembaharuan berlangganan adalah ukuran retensi yang baik.

b. Membedakan penyebab erosi pelanggan dan mengidentifikasi pelanggan

yang dapat dikelola dengan baik

c. Membandingkan kehilangan laba yang dikalikan dengan nilai seumur

hidup pelanggan dari pelanggan yang hilang terhadap biaya untuk mengurangi tingkat keberalihan. Selama biaya unutk mengurangi

keberalihan lebih rendah dibandingkan laba yang hilang, perusahaan harus mengeluarkan uang untuk mempertahankan pelanggannya.

Selain ketiga poin diatas Menurut Jones, Mothersbaugh dan Betty

(42)

2.1.4 Trust In Brand (Kepercayaan Merek)

Menurut riset Costabile (1998) dalam Ferrinadewi (2008:147)

“kepercayaan atau trust didefinisikan sebagai persepsi akan kehandalan dan sudut

pandang konsumen didasarkan pada pangalaman atau pada urut-urutan transaksi

atau interaksi yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan

kepuasan”.

Menurut Ferrinadewi (2008: 152), terdapat tiga aktivitas yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen yaitu : 1. Achieving result

Yaitu harapan konsumen tidak lain adalah janji konsumen yang harus dipenuhi bila ingin mendapatkan kepercayaan konsumen.

2. Acting with integrity

Yaitu bertindak dengan integritas berarti adanya konsistensi antara ucapan dan tindakan dalam setiap situasi. Adanya integritas merupakan faktor kunci bagi salah satu pihak untuk percaya akan ketulusan dan pihak lain.

3. Demonstrate concern

Yaitu kemampuan perusahaan untuk menunjukkan perhatiannya kepada konsumen dalam bentuk menunjukkan sikap pengertian konsumen jika

menghadapi masalah dengan produk, akan menumbuhkan kepercayaan dengan merek.

Menurut UU Merek No 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1 dalam Tjiptono

(2011:13) “merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang

memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau

jasa”. Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa bentuk, suara, hologram dan bahkan aroma juga dimasukkan dalam lingkup definisi merek. Definisi ini

memiliki kesamaan dengan definisi versi American Marketing Association yang

menekankan peranan merek sebagai identifier dan differentiator. Berdasarkan

definisi versi UU Merek No 15 Tahun 2001 dan American Marketing Association,

(43)

untuk sebuah produk baru, maka ia telah menciptakan sebuah merek. Tabel 3

berikut merupakan ketentuan umum praktik branding di Indonesia berdasarkan

UU Merek No 15 Tahun 2001.

Tabel 3. Ketentuan Umum Praktik Branding di Indonesia

No. Pasal dan Ayat Deskripsi Ketentuan

1 Pasal 1 ayat 1

Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa

2 Pasal 1 ayat 2

Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk

membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.

3 Pasal 1 ayat 3

Merek asa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.

4. Pasal 1 ayat 13

L sens adalah izin yang diberikan oleh pemilik merek terdaftar kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk menggunakan merek tersebut, baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang dan / atau jasa yang didaftarkan dalam jangka waktu dan syarat tertentu.

(Sumber : Fandi Tjiptono,2011)

Menurut Delgado dalam Ferrinadewi (2008:150) Trust In Brand adalah “kemampuan merek untuk dipercaya (brand reliability), yang bersumber

pada keyakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang

dijanjikan dan intensi baik merek (brand intention) yang didasarkan pada

keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan

konsumen”.

Menurut Gurviez dan Korchia dalam Ferrinadewi (2008:148), “dari sudut pandang konsumen trust in brand merupakan variabel psikologis yang

(44)

integritas, dan benevolence yang dilekatkan pada merek tertentu”. Hess, 1995; Selnes 1998; dan Chiou et al, dalam Ferrinadewi (2008:148) mengemukakan

bahwa, “trust in brand akan mempengaruhi kepuasan konsumen”. Menurut

Ferrinadewi (2008:148) “Trust in brand memiliki peran yang penting bagi merek.

Apabila efek dari trust in brand ini tidak dikendalikan dapat mengakibatkan

pertimbangan akan tingkat kepentingan kepuasan pelanggan yang berlebihan

dalam mengembangkan komitmen konsumen terhadap produk”.

Menurut teori kepercayaan – komitmen Morgan dan Hunt dalam

Ferrinadewi (2008:148), “kepercayaan adalah variabel kunci dalam mengembangkan keinginan yang tahan lama untuk terus mempertahankan

hubungan jangka panjang”. Riset Costabile dalam Ferrinadewi (2008:148) juga

mengemukakan “trust in brand didasarkan pada pengalaman mereka dengan

merek tersebut. Pengalaman dengan merek akan menjadi sumber bagi konsumen

bagi terciptanya rasa percaya pada merek dan pengalaman ini akan memengaruhi

evaluasi konsumen dalam konsumsi, penggunaan atau kepuasan secara langsung

dan kontak tidak langsung dengan merek”.

Chaudhuri dan Holbrook dalam Saggaff (2009:85) mendefinisikan

trust in brandsebagai “kemauan dari rata-rata konsumen untuk bergantung kepada kemampuan dari sebuah merek dalam melaksanakan segala kegunaan atau

fungsinya”. Lebih lanjut Chaudhuri dan Holbrook dalam Saggaff (2009:85)

mengatakan bahwa, “secara spesifik, kepercayaan dapat mengurangi

ketidakpastian dalam sebuah lingkungan di mana konsumen merasa tidak aman di

(45)

yang sudah dipercaya tersebut”.

Menurut Hasan (2009:79) pelangan yang menyukai merek dan

kemudian merek tersebut menjadi merek yang pertama kali muncul ketika

mengingat sebuah kategori produk, akan membantu pelanggan mengidentifikasi

perbedaan mutu, sehingga belanja menjadi lebih efisien. Argumentasi inilah yang

memperkuat pelanggan untuk melakukan pembelian ulang. Menurut Hasan

(2009:81) Sebagai konsep perilaku, perilaku pembelian ulang menyangkut

pembelian merek yang sama secara berulangkali. Pembelian ulang merupakan

hasil dari perusahaan yang terus-menerus melakukan promosi untuk memikat dan

membujuk pelanggan membeli kembali merek yang sama.

Menurut Lau dan Lee dalam Riana (2008:187) “terdapat tiga faktor

yang mempengaruhi trust in brand. Ketiga faktor ini berhubungan dengan tiga

entitas yang tercakup dalam hubungan antara merek dan konsumen”. Adapun ketiga faktor tersebut adalah :

a. Karakteristik merek (brand characteristic)

Brand characteristic mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai suatu merek. Hal ini disebabkan oleh konsumen melakukan penilaian sebelum membeli.

Karakteristik merek yang berkaitan dengan kepercayaan merek meliputi dapat diramalkan, mempunyai reputasi, dan kompeten.

b. Karakteristik perusahaan (company characteristic)

Company characteristic yang ada di balik suatu merek juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut. Pengetahuan konsumen tentang perusahaan yang ada di balik merek suatu produk merupakan dasar awal pemahaman konsumen terhadap merek suatu produk. Karakteristik ini meliputi reputasi suatu perusahaan, motivasi perusahaan yang diinginkan, dan integritas suatu perusahaan.

c. Karakteristik konsumen-merek (consumer-brand characteristic).

Consumer-brand characteristic merupakan merupakan dua kelompok yang saling mempengaruhi. Oleh sebab itu,karakteristik konsumen – merek dapat mempengaruhi kepercayaan terhadapmerek. Karakteristik ini meliputi

kemiripanantara konsep emosional konsumen dengankepribadian merek,

(46)

2.1.5 Customer Retention (Retensi Pelanggan)

Pada penelitian ini, yang menjadi responden adalah pelanggan tetap

surat kabar Malang Post, dimana terdapat dua jenis pelanggan, yakni pelanggan

perorangan dan pelanggan dalam bentuk badan usaha. Sebelum membahas

customer retention penulis akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai perilaku

konsumen dalam konteks jasa.

2.1.5.1 Perilaku Konsumen Jasa

Menurut Lovelock, Wirtz dan Mussry (2010:42) konsumsi jasa dapat dibagi menjadi tiga tahap utama, antara lain:

1. Tahap Prapembelian

Pada tahap ini konsumen memiliki kesadaran untuk memenuhi kebutuhan, melakukan pencarian informasi, melakukan evaluasi atas alternatif pemenuhan kebutuhan dan kemudian melakukan pengambilan keputusan pembelian. 2. Tahap Transaksi Interaksi Jasa

Pada tahap ini Konsumen melakukan pemesanan layanan kepada pemasok yang terpilih.

3. Tahap Pasca Transaksi Interaksi Jasa

Pada tahap ini konsumen melakukan penilaian terhadap kinerja layanan yang telah mereka alami dan membandingkannya dengan ekspektasi mereka

sebelumnya. Pada tahapan inilah perusahaan mempertahankan pelanggan atau

customer retention dalam rangka peningkatan pembelian produk jasa.

Menurut Machfoedz (2005:55) “pembelian ulang oleh perusahaan termasuk kedalam tipe situasi pembelian konsumen secara umum”. Terdapat dua

jenis pembelian ulang yang dilakukan oleh perusahaan, antara lain:

a. Pembelian Ulang Langsung

Pembelian ulang secara langsung menjelaskan situasi pembelian dimana departemen pembelian memesan ulang secara rutin (misalnya, barang persediaan kantor)

b. Pembelian Ulang dengan Penyesuaian

(47)

2.1.5.2 Pengertian Customer Retention (Retensi Pelanggan)

Griffin (2003:05) menjelaskan bahwa,” customer retention adalah

lamanya hubungan dengan pelanggan. Tingkat customer retention adalah

presentase pelanggan yang telah memenuhi sejumlah pembelian ulang selama

periode waktu yang terbatas”. Menurut Stanley dalam Hurriyati (2005:140)

“customer retention adalah mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan

menjalin hubungan jangka panjang”.

Menurut Engel, F James; Roger D. Blackwell dan Paul W. Miniard.

(1995:224), “upaya mempertahankan pelanggan menjadi bagian yang penting

sekali dalam strategi pemasaran”. Hal ini diperkuat dengan pendapat Richeld &

Sasser dalam Tjiptono (2014:380), “peningkatan retensi pelanggan sebesar 5% dapat menghasilkan peningkatan laba jangka panjang antara 25% sampai 95%

pada sejumlah industri”.

Menurut Kotler dan Keller (2009:153) terdapat sejumlah fakta menarik yang mendukung retensi pelanggan, antara lain:

a. Mengakuisisi pelanggan baru dapat menelan biaya lima kali lipat lebih besar dibandingkan memuaskan dan mempertahankan pelanggan lama.

Pengakuisisian pelanggan baru memerlukan sejumlah besar usaha untuk membujuk pelanggan yang sudah terpuaskan agar meninggalkan pemasok lamanya

b. Rata-rata perusahaan kehilangan 10% pelanggannya setiap tahun

c. Pengurangan 5% dalam tingkat keberalihan pelanggan dapat meningkatkan

laba sebesar 25% sampai 85%, tergantung pada apa industrinya

d. Tingkat laba pelanggan cenderung meningkat sepanjang umur pelanggan yang

dipertahankan akibat adanya peningkatan pembelian, retensi, dan premi harga serta berkurangnya biaya operasi untuk melayani.

Menurut Tjiptono (2014:382), “berbagai riset menunjukkan bahwa

retensi pelanggan yang dilandasi kemampuan membangun orientasi pelanggan

(48)

orientasi pelanggan dalam rangka membangun customer retention.

(Sumber : Fandi Tjiptono,2014)

Gambar 3. Manfaat Orientasi Pelanggan

Menurut Tjiptono (2014:381), berdasarkan gambar tersebut, manfaat orientasi pelanggan dalam rangka membangun customer retention memiliki manfaat antara lain:

1. Peningkatan produktivitas, yang bersumber dari :

a. Efisiensi biaya dalam melayani repeat customers. Guiltinan, et al., (dalam Tjiptono, 2014) biaya yang dibutuhkan untuk menarik pelanggan baru cenderung lebih mahal sekitar lima kali lipat dibandingkan biaya mempertahankan pelanggan lama. Hal ini dikarenakan:

- Skala ekonomis dalam operasi jasa terbentuk karena perusahaan menyampaikan jasa yang sama kepada pelanggan yang sama, sehingga tercipta peningkatan produktivitas kerja.

- Biaya pemasaran cenderung rendah, karena pelanggan lama telah

familiar dengan produk jasa perusahaan. Implikasinya waktu dan dana yang dibutuhkan untuk periklanan dan aktivitas personal selling bisa ditekan.

b. Kesediaan untuk membayar harga premium. Pelanggan yang puas

cenderung menghadapi switching cost, baik yang sifatnya ekonomis maupun psikologis, jika pindah ke pemasok lain. Dalam banyak kasus, pelanggan yang puas tidak akan mudah tergiur untuk beralih ke perusahaan lain yang menawarkan harga lebih murah. Ini dikarenakan adanya empat nilai yang diperoleh dari perusahaan yang telah memuaskannya:

1) Keunggulan produk

2) Keunggulan layanan

3) Reputasi Merek

4) Budaya berorientasi pelanggan yang memberikan perhatian khusus bagi pelanggan individual

c. Loyalitas pelanggan. Dalam masa sulit atau krisis, pelanggan yang loyal dan

commited bisa sangat membantu perusahaan untuk bangkit kembali.

Pengalaman merek analgesik Tylenol sewaktu menghadapi krisis korporasi menunjukkan bahwa dukungan dan kepercayaan pelanggan menjadi salah satu sumber kekuatan yang bisa mempengaruhi daya survival perusahaan, Tjiptono (2014:381).

 Efisiensi biaya dalam melayani repeat customers  Kesediaan untuk membayar harga premium  Loyalitas pelanggan

Peningkatan Produktivitas:

Gambar

Gambar 1. Persentase Sirkulasi Surat Kabar Malang Post di Malang Raya
Tabel 1. Urutan Market Share Surat Kabar Regional yang Beredar di Kota Malang Tahun 2013
Tabel 2. Daftar Surat Kabar Nasional yang Beredar di Kota Malang
Tabel 3. Ketentuan Umum Praktik Branding di Indonesia
+7

Referensi

Dokumen terkait

The data on the SDA line must remain stable during the high pulse of the clock period, as changes in the data line at this time are interpreted as control commands (Start or

Berdasarkan hasil wawancara dengan Fasheria Khendia Utomo, Kasi Perencanaan dan Pemanfaatan Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, bahwa pemerintah daerah dan

Pada penelitian ini lokasi atau tempat penelitian adalah sekolah MA NU Ibtidaul Falah dengan sasaran Siswa Kelas XI sebagai objek, konsep behavioristik memandang perilaku

Dalam analisis data, metode yang digunakan adalah analisis intervening.Hasil penelitian menunjukan bahwa insentif finansial berpengaruh signifikan terhadap kinerja

Didukung pula upaya perbaikan publik dilakukan dalam rangka manajemen product (dengan memperbaiki produk yang ada didalam kota), manajemen brand (mengelola

Hal ini ditunjukkan dari hasil pengamatan melalui lembar observasi menggunakan indikator aspek kemampuan berpikir kreatif yaitu hanya 6,06% siswa yang menampakkan aspek

dengan memperhatikan secara terus menerus setiap tahap atau fase dalam proses belajar mahasiswa yang terjadi baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang menekankan pada

Berkaitan dengan acara tersebut diatas, maka diminta kepada Saudara/i agar menghadirkan Team Leader, membawa Dokumen Penawaran Administrasi, Teknis dan Biaya asli sesuai dengan