• Tidak ada hasil yang ditemukan

sukses terbesar dalam hidupku (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "sukses terbesar dalam hidupku (3)"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Essay Sukses Terbesar Dalam Hidupku by Suwarsit, S.H., M.H. sebagai salah satu prasarat mengajukan Beasiswa LPDP Doktoral Ilmu Hukum UI tahun 2015. Sukses terbesar dalam hidupku yang sudah aku raih menurutku ada dua hal, pertama kesuksesanku di bidang olahraga tinju, yaitu saya telah mendapatkan juara 3 dalam kejuaraan tinju amatir se-jawa timur di bangkalan Madura pada tahun 2003 kelas welter ringan 64kg, juara 3 Kejuaraan MBC PB Pertina Tahun 2008 di sasana Dtram Jakarta kelas menengah 75kg, dan Juara 1 Kejuaraan tinju amatir terbuka HUT Yon Zipur Di Bandung tahun 2008 kelas menengah 75kg, serta Juara 1 Piala Gubernur Propinsi Jakarta tahun 2006 kelas welter 69kg.

Sukses terbesar dalam hidupku berikutnya adalah Saya sudah merasa seperti pahlawan kemerdekaan, karena ikut berjuang demi negara indonesia untuk menyelamatkan warga negara indonesia di negara lain, Yaitu tergabung dalam Satgas tempur pembebasan sandera Kapal Sinar Kudus di perairan laut Somalia pada tahun 2011. Bentuk perjuangan saya tidaklah berperang atau kontak senjata secara langsung dengan perompak somalia seperti film pasific namun perjuangan saya cuma keinginan untuk tetap ikut tergabung dalam Satgas. Keinginan saya untuk tetap tergabung dalam Satgas merasa saya anggap berjuang, karena pada saat 3 hari sebelum hari pemberangkatan Satgas saya sudah mendapat kabar berita dari rumah bahwa ibu sakit keras dan adik saya yang kedua kecelakaan lalu lintas di tabrak mobil saat pulang sekolah.

(2)

Keadaan tidak tenang terhadap keluarga semakin meningkat di saat pada hari ke lima berlayar menuju perairan laut somalia, saya mendengar berita dan mendapat perintah dari komandan bahwa seluruh pasukan diminta menulis surat wasiat terakhir kepada keluarganya diatas selebaran kertas yang sudah disediakan. Perasaan tidak tenang ditambah lagi takut mati dan serba salah karena tidak tau apakah jalan yang kuambil salah atau benar. Sambil meneteskan air mata, Surat wasiatku yang aku tulis pada waktu itu penuh harapan permohonan maaf dan tempat dimana aku dikuburkan serta sejumlah tabungan untuk biaya sekolah adikku. Sehingga saya berpikir ini adalah petunjuk Ilahi bahwa saya bentar lagi akan mati.

Satgas tempur pembebasan sandera kapal sinar kudus di perairan laut Somalia, akan terbebani dengan salah satu personilnya yang keadaan mentalnya terganggu seperti saya saat itu, karena bukan Prajurit yang pemberani dan rela berkorban demi Negara seperti lainya, namun kenyataanya saya adalah Prajurit pengecut yang takut mati. Setelah apa yang saya pikirkan dan takutkan tentang kematian serta keadaan ibuku yang tidak baik ternyata salah. Tuhan telah berkehendak lain, Tuhan telah mengabulkan Doaku, ibuku sehat, saya pulang dengan selamat dan penuh kegembiraan. Selain selamat dan penuh kegembiraan karena berhasil dan sukses dalam Satgas, saya telah mendapatkan penghargaan Satya Wira Karya dari Bapak Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono serta uang rapelan satgas sebesar Rp 2.200.000. Sehingga hikmahnya uang Hasil rapelan satgas tersebut aku berikan ke ibu saya untuk biaya perawatan dan obat adik saya di rumah sakit.

(3)

Referensi

Dokumen terkait