• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BUR"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BURKET ANEKSA (BUBUR KETELA ANEKA RASA) PENCEGAH STROKE DAN HIPERTENSI BAGI LANSIA

BIDANG KEGIATAN:

PKM-PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Diusulkan oleh:

Emita Yuni Asnunik (14010664060 / Angkatan 2014)

Citra Dewi Irianti (14010664040 / Angkatan 2014)

Agil Fitrah Febrianto (14010664055 / Angkatan 2014)

Eko Wahyu Nurdiansyah (14010664076 / Angkatan 2014)

Dwi Endah Lestari (13010664011 / Angkatan 2013)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA SURABAYA

(2)
(3)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan ... 3

1.4 Luaran yang diharapkan ... 3

1.5 Kegunaan Program ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN ... 4

BAB III METODE PELAKSANAAN ... 5

1. Lingkup dan Rencana Kegiatan ... 5

2. Strategi Pelaksanaan ... 5

3. Metode Pelaksanaan ... 5

4. Implementasi Program ... 6

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ... 7

4.1 Anggaran Biaya ... 7

4.2 Jadwal Kegiatan ... 8

(4)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu komoditi pangan yang terhitung sangat besar di Indonesia adalah umbian. Selain jumlah produksinya yang banyak, jenis umbi-umbian mempunyai kandungan gizi yang cukup baik untuk menggantikan beras sebagai bahan makanan pokok. Ubi kaya akan kandungan prebiotik, serat dan antioksidan. Salah satu jenis umbi-umbian yang paling terkenal adalah ubi jalar.

Ubi jalar atau sering juga disebut ketela (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang mengandung pati, sukrosa, dan selulosa. Ketela juga mengandung karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Ketela merupakan komoditi pangan penting di Indonesia yang dapat diolah menjadi aneka makanan dan diusahakan penduduk mulai dari daerah dataran rendah sampai dataran tinggi. Ubi jalar mempunyai kandungan gizi Tanaman ini mampu beradaptasi di daerah yang kurang subur dan kering. Dengan demikian tanaman ini dapat diusahakan sepanjang tahun.

Kandungan kimia pada ubi jalar adalah protein, lemak, karbohidrat, kalori, serat, abu, kalsium, fosfor, zat besi, karoten, vitamin B1, B2, C, dan asam nikotinat. Menurut pakar tanaman obat Prof Hembing Wijayakusuma, ubi jalar memiliki sifat kimia manis, dingin, astringen. Efek farmakologisnya berkhasiat sebagai tonik, menghentikan perdarahan. Bagian yang bisa dimanfaatkan adalah ubi dan daun. Ubi jalar bisa digunakan untuk mengatasi kencing manis (diabetes mellitus)

Lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada beberapa pendapat mengenai “usia kemunduran” yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Dari 19 juta jiwa penduduk Indonesia 8,5% mengalami stroke yaitu lansia.

(5)

2 siapa saja dan kapan saja. Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal ( global ) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam aau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, gangguan proses berfikir daya ingat, dan bentuk-bentu kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak.

Badan kesehatan sedunia WHO memperkirakan sekitar 15 juta orang terserang stroke setiap tahunnya. Stroke merupakan penyebab kematian utama urutan kedua pada kelompok usia diatas 60 tahun, dan urutan kelima penyebab kematiian pada kelompok usia 15-59 tahun. Diindonesia prevalensi stroke terus meningkat setiap tahunnya, seiring dengan peningkatan usia harapan hidup dan perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat yang tidak diimbangi dengan perbaikan prilaku dan pola hidup yang sehat.

hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul, gejala tersebut seringkali dianggap gangguan biasa, sehingga korbannya terlambat menyadari akan datangnya penyakit (Sustrani, 2006).

Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius, karena jika tidak terkendali akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Akibatnya bisa fatal karena sering timbul komplikasi, misalnya stroke (perdarahan otak), penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal (Gunawan, 2001).

(6)

3 1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana memanfaatkan ketela untuk pencegah stroke dan hipertensi ?  Bagaimana mengolah ketela pohon yang bisa dicerna dengan mudah oleh

orang lanjut usia ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan dari penulisan kajian ini adalah:

 Mengetahui kandungan gizi yang terdapat dalam ketela yang bermanfaat untuk mencegah stroke dan hipertensi.

 Mengetahui cara mengolah ketela pohon yang bisa dicerna dengan mudah oleh orang lanjut usia.

1.4 Luaran yang diharapkan

Adapun luaran yang diharapkan dari kegiatan PKM ini adalah sebagai berikut:

 Masyarakat dapat mengetahui kandungan apa saja yang terdapat dalam ketela yang bermanfaat untuk pencegahan stroke dan hipertensi sesuai dengan kondisi lansia

 Masyarakat dapat berkontribusi bersama untuk mengolah ketela dan menjadkannya sebagai pengetahuan serta kreativitas yang bersifat pada kesehatan dan sosial masyarakat

 Masyarakat yang bernaung dalam Panti Werdha mendapatkan kesehatan yang lebih terjamin dengan adanya makanan sehat dari bahan ketela

1.5 Kegunaan Program

(7)

4 BAB II

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

 Pada tahun 1980 penduduk lanjut usia berjumlah 7,7 juta jiwa atau 5,2 persen dari seluruh jumlah penduduk

 Pada tahun 1990 jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi 11,3 juta orang atau 8,9 persen

 Jumlah kembali meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2 persen dari seluruh penduduk

 Data terakhir menunjukkan jumlah lansia di Indonesia berkisar 17% dari jumlah penduduk yang memiliki masalah pada umumnya menurunnya daya tahan fisik, masa pension bagi lanjut usia yang dahulunya bekerja sebagai pegawai negeri sipil yang menyebabkan menurunnya pendapatan dan hilangnya prestise, perkawinan anak sehingga anak hidup mandiri dan terpisah dari orang tua, urbanisasi penduduk usia muda yang menyebabkan lanjut usia terlantar, kurangnya dukungan dari keluarga lanjut usia, kerta pola tempat tinggal lanjut usia yang hidup di rumah sendiri, tinggal bersama anak, dan tinggal dipanti werdha

(8)

5 BAB III

METODE PELAKSANAAN

1. Lingkup dan Rencana Kegiatan

Ketela yang mengandung banyak gizi yang baik untuk pencegahan stroke dan hipertensi dapat menggantikan peran nasi yang umumnya dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk Indonesia terutama untuk lansia dimana seorang individu yang memasuki masa dewasa akhir berentan usia 65 kebawah memiliki potensi penurunan aktivitas dan kinerja fisik yang cukup drastic sehingga mengganggu kesehatannya. Dalam hal ini ketela yang diolah menjadi bentuk bubur beraneka rasa dapat dimanfaatkan untuk lansia terutama yang tinggal di panti werdha untuk kesehatan mereka. Program ini pun akan menyerap banyak kontribusi dari berbagai pihak terutama untuk tenaga kerja baru, menciptakan lapangan kerja baru untuk pengamdian terhadap masyarakat.

2. Strategi Pelaksanaan

Strategi pelaksanaan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan bisa melalui strategi sebagai berikut :

a. Melaksanakan metode sosialisasi yang tepat dan menarik sehingga masyarakat tertarik untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

b. Menyediakan fasilitas penunjang.

c. Mempersiapkan kegiatan pelatihan, praktik langsung, serta monitoring hasil kegiatan masyarakat.

d. Evaluasi disetiap kegiatan yang telah dilaksanakan.

e. Menyelenggarakan produk secara nyata dalam proses pembuatan bubur ketela dengan bahan utama adalah ketela

3. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan program bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Survei

Survei dilaksanakan dengan kunjungan ke beberapa panti werdha b. Pengumpulan data sekunder

(9)

6 4. Implementasi Program

Implementasi program dilaksanakan sesuai dengan rencana program yang telah dirancang sebelumnya. Tahapan-tahapan pelaksanaan program adalah sebagai berikut :

a. Sosialisasi dan pengenalan program serta penyampaian materi Tim mahasiswa yang melaksanakan program mengenalkan program dengan memberikan gambaran umum tentang program, memberikan materi tentang pembuatan bubur ketela dengan bahan ketela, memperjelas materi dengan memberi gambaran teknik pengemasan yang menarik. Penyampaian materi dibuat sesederhana mungkin dengan bahasa yang mudah dimengerti sehingga masyarakat mampu memahami dengan baik. b. Melaksanakan aplikasi di lapangan dari hasil sosialisasi dan pengenalan

Masyarakat yang telah diberi pengenalan selanjutnya akan mempraktikkan langsung dalam proses pembuatan bubur ketela dengan bahan ketela menggunakan peralatan dan bahan serta bumbu-bumbu yang telah disediakan.

d. Monitoring pelaksanaan program

Pelaksanaan monitoring dilakukan dengan cara melakukan pengawasan dan pengecekan setelah mengetahui keberhasilan yang dilaksanakan selama empat minggu.

e. Evaluasi

(10)

7 BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

No. Peruntukan Keterangan Total (Rp)

1. Kesekretariatan

Pembuatan laporan kegiatan 150.000,00 Materai 5 buah @ 10.000 50.000,00

Block note 30 orang 150.000,00

Bolpoin 30 orang 90.000,00

Sertifikat dan vandel 2 pemateri 60.000,00

ID Card 5 pelaksan 25.000,00

Map 5 buah 5.000,00

3. Peralatan Pendukung PKM

Sewa gedung 1.000.000,00

Pengadaan panduan materi 30 orang 300.000,00 Fee pemateri 2 pemateri 400.000,00 Konsumsi peserta pelatihan 30 orang 300.000,00 Konsumsi pemateri 2 pemateri 40.000,00 Konsumsi tim pelaksana selama

kegiatan

5 pelaksana 1.750.000,00

Peralatan pendukung pelaksanaan 940.000,00 Pengadaan mesin giling 300.000,00 Pengadaan mesin filler 2.127.000,00

Biaya perawatan mesin 500.000,00

4. Perjalanan

Transport pemateri 100.000,00

Transport tim pelaksana Selama kegiatan 1.250.000,00

(11)

8 Biaya angkut pembelian mesin 100.000,00 Biaya angkut pembelian peralatan 100.000,00

(12)

9 Lampiran

Nama dan biodata anggota kelompok

1. Ketua pelaksana kegiatan

Nama lengkap : Emita Yuni Asnunik

NIM : 14010664060

Fakultas/ jurusan : Fakultas Ilmu Pendidikan / Psikologi

Perguruan tinggi : Universitas Negeri Surabaya

2. Anggota pelaksana kegiatan

Nama lengkap : Citra Dewi Irianti

NIM : 14010664040

Fakultas/ jurusan : Fakultas Ilmu Pendidikan / Psikologi

Perguruan tinggi : Universitas Negeri Surabaya

3. Anggota pelaksana kegiatan

Nama lengkap : Agil Fitrah Febrianto

NIM : 14010664055

Fakultas/ jurusan : Fakultas Ilmu Pendidikan / Psikologi

Perguruan tinggi : Universitas Negeri Surabaya

4. Anggota pelaksana kegiatan

Nama lengkap : Eko Wahyu Nurdiansyah

NIM : 14010664076

Fakultas/ jurusan : Fakultas Ilmu Pendidikan / Psikologi

(13)

10 5. Anggota pelaksana kegiatan

Nama lengkap : Dwi Endah Lestari

NIM : 13010664011

Fakultas/ jurusan : Fakultas Ilmu Pendidikan / Psikologi

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip dari Rencana Kerja Peningkatan Pemahaman Kepemimpinan yang Kondusif didasarkan pada pertimbangan risiko dalam pengambilan keputusan, penerapan manajemen berbasis

[r]

Adapun manfaat penulisan tugas akhir ini adalah agar dapat memberikan pengetahuan kepada kita semua khususnya mahasiswa Teknik Elektro tentang bagaimana simulasi

pengajaran dan pembelajaran di peringkat yang lebih tinggi dengan membina objek- objek dalam bentuk realiti maya dan banyak digunakan seperti dalam simulator penerbangan dan juga

1,000,000 atas nama Septianingrum 101 Pelatihan dasar ketenagakerjaan (dinas

Karena terkait dengan Amdal, UKL-UPL, usaha dan/atau kegiatan pengelolaan lingkungan hidup, izin lingkungan hidup juga harus memperhatikan ketentuan

Menurut Wong (2008), seseorang yang mememiliki tingkat religiusitas tinggi dalam mengikuti aktivitas keagamaan serta memiliki sikap etis lebih baik dalam kehidupan

disimpulkan bahwa proses transformasi karaktenstik keris yang telah diterapkan kedalam bangunan adalah dalam rangka untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi