MODUL PERKULIAHAN
Arsitektur�Kota
Presentasi Kasus:
Sejarah dan Teori Pendekatan
Perancangan Kota
Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh
Fakultas Teknik TeknikArsitektur
07
Dr. Ir. Tin Budi Utami, MT.Abstract
Kompetensi
1. Kota Sebagai Wadah Peradaban
2. Sejarah Perancangan Kota di Barat (Kota Purba, Klasik, Abad Pertengahan,
Renaisance, Revolusi Industri)
3. Sejarah Perancangan Kota di Indonesia
Minggu 7 yang terbaik di Hindia Belanda pada jamannya. Selain itu Malang juga mempunyai banyak peninggalan arsitektur kolonial yang sampai sekarang masih berdiri megah.
Perkembangan Kota Malang 19141940
• Perkembangan penduduk dan keadaan kota sebelum tahun 1914.
”The city is The People”, kota adalah manusia yang menghuninya,
demikian sering dikatakan oleh para ahli perkotaan. Seperti halnya semua kota kota kolonial di Jawa pada umumnya, Malang juga dihuni oleh sebuah masyarakat yang majemuk. Masyarakat majemuk yang ada di Malang terdiri atas:
Penduduk Pribumi setempat.
Malang sering disebut sebagai “Paris van oost Java”.
Masayarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih unsure tertib social yang hidup berdampngan, namun tanpa melebur ke dalam satu kesatuan politik (Furnival, 1939:446).
Penduduk Timur Asing (Vreemde Oosterlingen), yang terdiri atas orang Cinadan Arab, serta Timur asing lainnya.
Masyarakat inilah yang membentuk pola permukiman di Malang sebelum tahun 1900. Kotakota kolonial di Jawa antara th.1800 sampai tahun 1900 punya ciri khas, alunalun sebagai pusatnya. Bentukbentuk kotanya juga ditujukan terutama pada kepentingan ekonomi. Dimana kepentingan produksi pertanian serta distribusi memegang peran penting dalam perekonomian Kolonial. Semua ini memerlukan kontrol dalam sistim pemerintahan. Pusat kontrol pemerintahan pada kotakota kolonial di Jawa dtepatkan disekitar alonalon kotanya.
permukiman di Malang sampai tahun 1914 adalah sebagai berikut
(Staadgemeente Malang 19141939):
. Daerah permukiman orang Eropa terletak disebelah Barat daya dari alonalon Taloon, Tongan, Sawahan dan sekitarnya, selain itu juga terdapat disekitar Kayoetangan,Orooro Dowo, Tjelaket, Klodjenlor dan Rampal
3. Daerah orang Pribumi kebanyakan menempati daerah kampung sebelah Selatan alonalon, yaitu daerah kampung: Kabalen, Penanggungan, Djodipan, Talon dan Klodjenlor.
4. Daerah Militer terletak disebelah Timur daerah Rampal
Luas wilayah kota Malang pada th. 1914 adalah 1503 HA, sedangkan jumlah penduduknya adalah sebagai berikut (Staadgemeente Malang 19141939): a. Penduduk Pribumi : kurang lebih 40.000 jiwa
b. Penduduk Eropa : kurang lebih 2.5000 jiwa c. Penduduk Timur Asing : kurang lebih 4.000 jiwa
• Letak Geografis dan Bentuk Kota Malang
Kotakota kolonial di Jawa secara geografis selalu terbagi menjadi kota Pasisir dan Kota Pedalaman4. Malang sendiri merupakan kota pedalaman. Letaknya yang cukup tinggi (450 m diatas permukaan laut) serta sekitarnya yang merupakan daerah perkebunan, membuat kota ini menjadi sangat strategis dan tumbuh dengan cepat sebagai kota kedua yang terbesar di Jatim. Sampai tahun 1914 Malang mash merupakan sebuah kota kabupaten , bagian dari Karesidenan Pasuruan. Salah satu kendala tidak bisa berkembangnya kotakota pedalaman adalah masalah prasarana dan komunikasi. Pembangunan prasarana secara besarbesaran di Jawa termasuk Malang) baru dimulai setelah th. 1870
Kotakota kolonial di Jawa secara geografis selalu terbagi menjadi kota Pasisir dan Kota Pedalaman4. Malang sendiri merupakan kota pedalaman. Letaknya yang cukup tinggi (450 m diatas permukaan laut) serta sekitarnya yang merupakan daerah perkebunan, membuat kota ini menjadi sangat strategis dan tumbuh dengan cepat sebagai kota kedua yang terbesar di Jatim. Sampai tahun 1914 Malang mash merupakan sebuah kota kabupaten , bagian dari Karesidenan Pasuruan. Salah satu kendala tidak bisa berkembangnya kotakota pedalaman adalah masalah prasarana dan komunikasi. Pembangunan prasarana secara besarbesaran di Jawa termasuk Malang) baru dimulai setelah th. 1870
Karena sesudah adanya rel kereta api ini, maka banyak rumahrumah orang Eropa yang dibangun di dekat rel kereta api tersebut.
• Keputusan Politik Yang Berpengaruh Terhadap Perkembangan Kota Keputusan politik pertama yang berpengaruh langsung pada perkembangan kota Malang adalah U.U. Gula (suikerwet) dan U.U. Agraria (agrarischewet), pada th. 1870. Undangundang tersebut mengakibatkan adanya pembangunan secara besarbesaran oleh pihak pemerintah dan swasta untuk membangun prasarana baik di dalam kota, jalanjalan yang menghubungkan Malang sebagai kota pedalaman dengan kotakota lainnya seperti yang telah dibahas diatas. Tapi keputusan politik yang lebih penting adalah adanya undangundang desentralisasi pada th. 1903, yang disusul dengan keputusan desentralisasi pada th. 1905. Undangundang tersebut pada pokoknya berisi wewenang yang lebih besar kepada kotakota yang ditetapkan sebagai kotamadya (gemeente), untuk bisa berdiri sendiri. Malang ditetapkan sebagai Kotamadya (gemeente) pada tanggal 1 April 1914. Sejak saat itulah sebenarnya Malang berkembang lebih pesat dari sebuah kota Kabupaten yang kecil menjadi sebuah Kotamadya terbesar kedua di Jatim. Dengan ditetapkannya sebagai sebuah Kotamadya, maka mulailah Malang melakukan perluasan kota, yang dirasakan pada tahun tersebut kotanya sudah tidak memadai, karena pertambahan penduduk yang pesat sekali.
karena sangat panjang (bisa dibaca pada laporan Handinoto: Perkembangan kota dan arsitektur Kolonial Belanda di Malang 19141940).
• Perkembangan Arsitektur 19141940
dengan gaya ”Indische Empire” ini sekarang sangat jarang dijumpai di Malang. Walaupun ada, tempatnya harus dicari di daerah sekitar alonalon kota, karena disanalah dulu merupakan inti kota Malang dimasa lalu. Sekarang daerah disekitar alonalon kota justru merupakan daerah yang punya nilai ekonomi yang tinggi, sehingga otomatis juga merupakan suatu daerah yang cepat berkembang/berubah. Sayang sekali karena halhal diatas maka asitektur dengan gaya ”Indische Empire” ini di Malang sekarang boleh dikatakan sudah tidak tersisa sama sekali.
Minggu 5
TUGAS BESAR : PROYEK KONSERVASI DAN PRESERVASI DALAM ARSITEKTUR
KENDALA, POTENSI DAN PROSPEK
PROYEK KONSERVASI DAN PRESERVASI
Setelah tahap mempelajari aspekaspek pemilihan proyek konservasi, maka setiap mahasiswa diharapkan sudah dapat menentukan proyek atau wilayah studi dalam proyek konservasi dan preservasi. Pada minggu lalu diberikan salah satu contoh atau pilihan yaitu Kawasan Museum Bahari.
Dari proyek yang akan diangkat, mahasiswa diharapkan dapat menjabarkan minimal tiga hal pokok yaitu :
A. Kendala
· Dari segi fisik
tersebut apabila tidak boleh dibongkar namun sudah tidak layak dipakai karena mengganggu keselematan jiwa, dll.
· Dari segi social dan budaya
Bagaiamana dampak suatu kegiatan konservasi tersebut secara social dan budaya, misal jika akan berubah fungsi apakah fungsi tersebut diharapkan atau dihindari oleh masyarakat setempat maupun masyarakat secara luas. Masyarakat dirugikan atau diuntungkan secara social dan budaya ? Bagaimana keikutsertaan mereka dalam kegiatan tersebut ?
· Dari segi ekonomi
Jika secara social dan budaya tidak ada masalah, apakah ada kendala dari segi ekonomi, bagaimana kendala itu akan diantisipasi ?
· Dari segi peraturan
Apakah ada peraturan/perundangan yang menghambat kegiatan konservasi tersebut, bagaimana jalan tengahnya ?
· Aspek Historis
Adakah sesuatu yang kontra produktif gagasan anda dari aspek histories.
· Dll, dikembangkan sesuai dengan ruang lingkup proyeknya.
B.Potensi
· Dari segi fisik
Misal karena keunikan atau kelangkaan, dll di bidang arsitektur, sehingga merupakan alasan kuat untuk dikonservasi.
· Dari segi social dan budaya
Secara social dan budaya dapat digali potensi yang mungkin mendukung untuk kegiatan konservasi.
· Dari segi ekonomi
Jika secara social dan budaya mendukung, potensi apa yang dapat digali dari aspek nilai ekonomi. Diharapkan dengan kegiatan konservasi dan revitalisasi dapat menjadi magnet ekonomi baru.
· Dari segi peraturan
Peraturan/perundangan yang mendukung kegiatan konservasi tersebut dapat dijadikan pegangan untuk kelancaran kegiatan proyek.
Aspek histories yang mendukung kegiatan proyek, digali sampai mendalam
· Dll, tergantung ruang lingkup proyek.
C.Prospek
Bagaimana memformulasikan potensi dan kendala yang ada dari beberapa aspek berikut :
· Dari segi fisik · Dari segi ekonomi · Dari segi peraturan · Dari segi histories, dll.
Daftar Pustaka :
1.Hand Out per tatap mukayang merupakan rangkuman dari beberapa sumber dan seminar. 2.Slide dokumentasi pribadi yang terkait dengan materi kuliah.
3. Hedman, Richard; Jaszewski, Andrew. Fundamental of urban design. Planners Press. Wahsington. 1984.
4. Shirvani, Hamid, The Urban Design Process, Cambridge University Press, 1985.
5. Zahnd, Markus. Perencanaan kota secara terpadu. Penerbit Kanisius dan Soegijapranata University Press. 1999.