• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN AYAH DALAM KELUARGA doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANAN AYAH DALAM KELUARGA doc"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mewujudkan keluarga Sakinah Mawaddah dan Warohmah adalah dambaan setiap insan manusia. Betapa bahagianya kita mempunyai keluarga yang dipenuhi rasa saling mencintai, menyayangi, melindungi dan menghormati. Namun ternyata mewujudkan keluarga seperti itu bukanlah pekerjaan membalik telapak tangan. Dibutuhkan usaha keras dan dukungan dari semua pihak dalam keluarga baik Ayah, ibu dan anak. Tanggung jawab terbesar adalah Ayah yang bertindak sebagai kepala keluarga. Peran Ayah sangat vital yang bertindak sebagai nahkoda yang akan menggerakkan kemana kapal akan berlayar dan berlabuh. Ibu pun tidak kecil peranannya dalam pembangunan watak dan karakter anak-anak serta mengatur keuangan keluarga.

Peran keluarga dalam tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara juga signifikan. Kemakmuran negara dibangun dari unsur yang paling kecil yaitu menciptakan keluarga-keluarga yang sakinah. Keluarga makmur, masyarakat pun akan makmur dan akhirnya negara pun menjadi makmur dan sentosa. kemakmuran negara akan tecapai yaitu negara yang “gemah ripah loh jinawe” (negara kaya raya yang masyarakatnya makmur).

Keharmonisan keluarga harus selalu dijaga dalam kondisi apapun baik saat menghadapi masa sulit maupun masa senang. Tidak dipungkiri menyatukan dua orang yang berasal dari latar belakang yang berbeda dengan berbagai pernak perniknya menjadi satu keluarga bukanlah pekerjaan mudah. Untuk itu diperlukan toleransi dan rasa saling pengertian kedua belah pihak.

Keharmonisan sebuah keluarga tidak bisa dilepaskan dari peranan seorang ayah. Peranan ayah dalam sebuah keluarga mempunyai peranan yang sangat signifikan terutama ketika menghadapi suatu masalah. Maka dalam makalah ini kami sebagai penulis bermaksud memaparkan tentang peranan ayah dalam sebuah keluarga.

(2)

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari uraian tersebut adalah: 1. Bagaimana pengertian kepemimpinan?

2. Bagaimana peranan ayah dalam ruang lingkup keluarga?

3. Bagaimana peranan ayah ketika menghadapi suatu masalah dalam ruang lingkup keluarga?

1.3. Batasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan pembahasan makalah, penulis mambatasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Pengertian Kepemimpinan

2. Peranan Ayah Dalam Ruang Lingkup Keluarga 3. Peranan Ayah Dalam Membina Keluarga

1.4. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan.

2. Untuk mengetahui peranan ayah dalam ruang lingkup keluarga. 3. Untuk mengetahui peranan ayah dalam membina keluarga.

1.5. Sistematika Penulisan

Adapun sistmatika dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

(3)

1.4 Tujuan Penulisn 1.5 Sistematika Penulisan

BAB 2. PEMBAHASAN 2.1. Landasan Teoritis

2.2. Peranan Ayah dalam ruang lingkup keluarga 2.3. Peranan ayah dalam membina keluarga BAB 3 PENUTUP

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. LANDASAN TEORI KEPEMIMPINAN a. Kepemimpinan

Menurut stoner kepemimpinan adalah sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas. Ada tiga implikasi penting, pertama, kepemimpinan melibatkan orang lain (bawahan atau pengikut), kwalitas seorang pemimpin ditentukan oleh bawahan dalam menerima pengarahan dari pemimpin. Kedua, kepemimpinan merupakan pembagian yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan beberapa dari kegiatan anggota kelompok dan sebaliknya anggota kelompok atau bawahan secara tidak langsung mengarahkan kegiatan pimpinan. Ketiga kepemimpinan disamping dapat mempengaruhi bawahan juga mempunyai pengaruh. Dengan kata lain seorang pimpinan tidak dapat mengatakan kepada bawahan apa yang harus dikerjakan tapi juga mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintah pemimpin.

b. Pendekatan Studi Kepemimpinan

Untuk mempelajari kepemimpinan menggunakan tiga pendekatan. Pendekatan pertama bahwa kepemimpinan itu tumbuh dari bakat, kedua kepemimpinan tumbuh dari perilaku. Kedua pendekatan diatas berasumsi bahwa seseorang yang memiliki bakat yang cocok atau memperlihatkan perilaku yang sesuai akan muncul sebagai pemimpin dalam situasi kelompok ( organisasi ) apapun yang ia masuki. Pendekatan yang ketiga bersandar pada pandangan situasi ( situasionar perspective ) pandangan ini berasumsi bahwa kondisi yang menentukan efektifitas pemimpin. Efektifitas pemimpin bervareasi menurut situasi tugas yang harus

(5)

diselesaikan, keterampilan dan pengharapan bawahan lingkungan organisasi dan pengalaman masa lalu pemimpin dan bawahan. Dalam situasi yang berbeda prestasi seorang pemimpin berbeda pula, mungkin lebih baik atau lebih buruk. Pendekatan ini memunculkan pendekatan kontingensi yang menentukan efektifitas situasi gaya pemimpin.

c. Pendekatan Sifat-Sifat Kepemimpinan

Kelompok pertama yang bermaksud menjelaskan tentang aspek kepemimpinan yaitu para teoritis kesifatan. Bahwa pemimpin mempunyai sifat dan cirri tertentu. Untuk mengenali karakteristik atau ciri pribadi dari para pemimpin, para psikolog mengadakan penelitian. Mereka berpandangan bahwa pemimpin ini dilahirkan bukan dibuat. Secara alamiah bahwa orang yang mempunyai sifat kepemimpinan adalah orang yang lebih agresif. Lebih tegas, dan lebih pandai berbicara dengan orang lain serta lebih mampu dan cepat mengambil keputusan yang akurat. Pandangan ini mempunyai implikasi bahwa jika ciri kepemimpinan dapat dikenali. Maka organisasi akan jauh lebih canggih dalam memilih pemimpin. Hanya orang-orang yang memiliki ciri-ciri kepemimpinan sajalah yang akan menjadi manajer, pejabat dan kedudukan lainnya yang tinggi. Ukuran dalam pencarian ciri kepemimpinan menggunakan dua pendekatan 1) membandingkan bawahan dengan pemimpin 2) membandingkan ciri pemimpin yang efektif dengan yang tidak efektif.

d. Perilaku Pemimpin

1. Fungsi-fungsi Kepemimpinan

Perilaku pemimpin mempunyai dua aspek yaitu fungsi kepemimpinan (style

(6)

masalah dan 2) fungsi-fungsi pemeliharaan (pemecahan masalah sosial). Pada fungsi yang pertama meliputi pemberian saran pemesahan dan menawarkan informasi dan pendapat. Sedangkan pada fungsi pemeliharaan kelompok meliputi menyetujui atau memuji orang lain dalam kelompok atau membantu kelompok beroperasi lebih lancar.

2. Gaya-gaya Kepemimpinan

Pada pendekatan yang kedua memusatkan perhatian pada gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan meliputi 1) Gaya dengan orientasi tugas dan 1) Gaya berorientasi dengan karyawan. Pada gaya yang pertama pemimpin mengarahkan dan mengawasi melalui tugas-tugas yang diberikan kepada bawahannya secara tertutup, pada gaya ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada pengembangan dan pertumbuhan karyawan. Sedangkan gaya yang berorientasi pada karyawan lebih memperhatikan motivasi daripada mengawasi, disini karyawan diajak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan melalui tugas-tugas yang diberikan.

e. Teori X Dan Teori Y Dari McGregor

Douglas McGrogor mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan menggunakan konsep manajemen partisipasi. Konsep ini terkenal karena menggunakan asumsi-asumsi sifat dasar manusia. Pemimpin yang menyukai teori X cenderung menyukai bergaya kepemimpinan otoriter dan sebaiknya seorang pemimpin yang menyukai teori Y lebih cenderung menyukai gaya kepemimpinan demokratik.

f. Kisi-Kisi Manajerial Dari Blake Dan Mouton

(7)

produksi-produski sedang pada sumbu vertical adalah perhatian terhadap orang ( Karyawan ).

g. Pendekatan Situasional “ Contingency”

Pendekatan ini menggambarkan tentang gaya kepemimpian yang tergantung pada faktor situasi, karyawan, tugas, organisasi dan variabel lingkungan lainnya. Mary Parker Follectt mengatakan bahwa ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kepemimpinan yaitu 1) pemimpin, 2) bawahan 3) Situasi juga pemimpin harus berorientasi pada kelompok.

2.2.PERANAN AYAH DALAM RUANG LINGKUP KELUARGA a. Peranan Ayah Sebagai Seorang Mitra

Berdasarkan hasil observasi dilapangan bahwa sebagian bahaya terbesar saat ini bagi suatu Keluarga adalah para ayah yang tidak merasa penting untuk mengambil peran sebagai seorang ayah bagi anak-anaknya seperti yang dilakukan para ayah di tempo dulu.

Sementara itu, masyarakat pada umumnya juga mempunyai pandangan mengerti akan tugas dari seorang ayah ditengah keluarga. Masyarakat lebih menghargai seorang ayah sebagai pengusaha atau pekerja yang sukses dan kaya walaupun dia mungkin adalah seorang ayah yang gagal total dalam mendidik anak dan menciptakan keharmonisan di sebuah keluarganya.

Kehadiran ayah dalam kehidupan anak dan ruang lingkup keluarga ternyata punya makna yang besar sekali. Hal ini karena ayah mengambil peran yang signifikan terhadap menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis.

(8)

b. Peranan Ayah Sebagai Motivator

Peran ayah menurut konsep tradisional adalah pribadi yang mempunyai hak tindak bagi keluarganya, mendisiplinkan dan memberi nasehat pada anak-anak, serta seperangkat contoh-contoh tindakan maskulin lain yang harus dilakukan.

Hasil penelitian terhadap perkembangan anak yang tidak mendapat asuhan dan perhatian ayah menyimpulkan, perkembangan anak menjadi pincang. Kelompok anak yang kurang mendapat perhatian ayahnya cenderung memiliki kemampuan akademisi menurun, aktivitas sosial terhambat, dan interaksi sosial tersebut.

Mempelajari keterlibatan ayah dengan bayinya tidaklah terbatas pada periode awal saja, kaum laki-laki dapat mempelajari berbagai ketrampilan sebagai ayah dalam berbagai kesempatan. Keterampilan seorang ayah dapat dilakukan tidak hanya pada masa anak-anak saja, atau awal masa bayi. Kesempatan untuk mempelajari peran ayah efektif adalah suatu proses yang terus menerus, tidak terbatas periode tertentu.

Seorang ayah ternyata mempunyai kemampuan yang baik dalam mengasuh anak, bahkan terhadap bayi yang kecil sekalipun. Ayah dan ibu mempunyai cara sendiri dalam mempengaruhi anaknya. Dan keintiman hubungan ayah dengan anak membawa manfaat bagi ayah. Anak membutuhkan ayah, ayah juga membutuhkan anak.

Tingkat keintiman yang berubah-ubah antara ayah dan anak perempuan yang terjadi pada lingkaran kehidupan ganda akan terulang kembali dalam kehidupan wanita sewaktu ia berhubungan dengan suami atau kekasihnya.

Setiap wanita menginginkan intensitas keakraban yang berbeda-beda dalam hubungan dengan laki-laki. Cara yang tepat untuk menentukan patokan tersebut adalah memutuskan apakah yang dirasakan baik untuk kehidupan wanita. Bagi wanita hubungan yang akrab dengan kekasihnya berubah-ubah seperti halnya dengan ayahnya.

(9)

maka ada lima pola yang muncul dalam diri wanita dalam berhubungan dengan kekasihnya, yaitu frenetic searchers, hopeless, clingy, awkward dan distrustful.

a. Frenetic Searchers

Kelompok Frenetic Searchers tidak mampu mengatasi ketiadaan ayah mereka. Mereka sering berganti-ganti kekasih. Ketiadaan ayah membuat para wanita ini tenggelam dalam keputusasaan yang akan segera hilang bila mendapatkan kekasih baru. Dengan cara ini, ia berusaha mengurangi perasaan suka akibat kehilangan ayah.

b. Hopeless

Kelompok hopeless berbeda dengan kelompok searchers, mereka biasanya kehilangan ayahnya lebih diri dan lebih menggoncangkan jiwa, sehingga tidak mempunyai harapan sama sekali. Wanita semacam ini sama sekali tidak mempercayai laki-laki, karena mereka yakin bahwa laki-laki selalu akan memperlakukan mereka dengan buruk. Banyak wanita dari kelompok ini yang mampu mengatasi keputusasaan, namun perlu usaha sungguh-sungguh.

c. Clingy

Kelompok clingy berusaha mengejar kekurangan di masa lalunya, wanita dari kelompok ini berpindah-pindah dari percintaan berikutnya guna menikmati kesempatan untuk dapat lebih bergantung pada pasangannya.

d. Distrustful

(10)

2.3.PERANAN AYAH DALAM MEMBINA KELUARGA

Peranan adalah dari kata dasar .peran. yang ditambahkan akhiran .an., peran memiliki arti seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Sedangkan peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Dan suami memiliki arti pria yang menjadi pasangan hidup resmi seorang wanita. Sehingga yang dimaksud dengan peranan suami adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan oleh suami. Adapun peranan suami dalam rumah tangga meliputi: memberikan teladan, bertanggung jawab, dan menciptakan rumah tangga teladan.

a. Memberikan Teladan

Harus diakui, bahwa merosotnya moral generasi muda saat ini, tidak lepas dari kemerosotan akhlak para orang tua. Sesungguhnya orang tua adalah teladan yang paling dekat dengan anak-anaknya. Namun, sayangnya ternyata seringkali orang tua lalai membimbing mereka dengan akhlak yang baik dalam perlakuan dan tindakan kita sehari-hari.

Membangun sebuah keluarga bukan hanya untuk sehari atau dua hari, akan tetapi sepanjang hayat dikandung badan. Keutuhan dan kesuksesan dalam berumah tangga akan menjadi cermin bagi anak-anak yang dilahirkan ketika mereka berkeluarga nantinya. Oleh karena itu memberikan teladan kepada anak merupakan hal yang sangat penting bagi keberlangsungan generasi yang dilahirkan orang tua dari benih-benih cinta mereka.

Kelalaian ini terjadi ketika sang suami tidak mampu memberikan teladan kepada istrinya dalam mendidik sebuah keluarga bahagia yang didambakan, sedangkan sang isteri pun lalai dalam memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga yang baik. Akibatnya anak-anak menjadi korban dari kelalaian seorang pendidik dalam rumah tangga. Seorang suami diperintahkan untuk menasehati keluarganya, memerintahkan mereka untuk melakukan kebaikan, mencegah mereka dari kemungkaran. Di antara kewajiban seorang suami adalah mendidik keluarganya tentang hukum-hukum agama.

(11)

tidak memiliki akhlak, maka ia tidak patut dikatakan sebagai manusia. Akhlak ini pun akan dimintai pertanggung jawabannya di hadapan Allah swt. Begitu juga akhlak suami dalam rumah tangga terhadap isterinya dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya. Karena isteri dan anak adalah amanah Allah swt. yang harus diperlakukan dengan baik oleh seorang suami.

b. Bertanggung Jawab

Menjadi seorang suami bukanlah hal yang gampang, begitupula dalam masalah tanggung jawab yang harus diemban. Laki-laki adalah pemimpin, yang tentu akan bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya. Sebelum menikah, seorang laki-laki bertanggung jawab untuk memenuhi tuntutan-tuntutan agama, pekerjaan dan dirinya secara seimbang. Tanggung jawab ini bertambah, setelah ia menyelesaikan masa lajangnya.

Di samping itu harus bertanggung jawab atas isterinya, juga bertanggung jawab atas anak-anaknya. Pada saat itu, tuntutan yang menjadi beban bagi seorang laki-laki semakin menumpuk. Oleh karena itu ruang lingkup pertanggung jawabannya semakin luas. Ia harus mempertanggung jawabkan apa yang telah ia lakukan kepada dirinya sendiri, keluarga, masyarakat dan juga tentunya kepada Allah swt.

Oleh sebab itu, seorang laki-laki harus mengetahui dengan baik karakter dan macam-macam tanggung jawab yang harus diembannya, sehingga tidak terjadi tindakan ekstrem dalam pengimplementasiannya, baik dengan berlebih-lebihan maupun sebaliknya. Dalam hal ini para ahli fiqih dan ulama telah membahas banyak masalah tanggung jawab laki-laki dalam Islam. Mereka menyimpulkan bahwa macam-macam tanggung jawab tersebut sebagai berikut:

1. Tanggung jawab terhadap Allah swt dan agamanya

2. Bertanggung jawab terhadap anggota keluarga dalam posisinya sebagai pemimpin dalam rumah tangga

3. Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, dengan menjaga dan memenuhi tuntutan-tuntutannya.

(12)

yang baik dan halal.

c. Menciptakan Rumah Tangga yang Harmonis

Rumah tangga adalah sesuatu yang berkenaan dengan keluarga. Sedangkan harmonis adalah kedamaian, ketentraman, ketenangan, kebahagiaan. Jadi menciptakan rumah tangga harmonis, yaitu menciptakan rumah tangga (sesuatu yang berkenaan dengan keluarga) yang penuh dengan kedamaian, ketentraman, ketenangan dan kebahagiaan.

Sesungguhnya membangun rumah tangga itu membutuhkan perjuangan yang luar biasa beratnya, dimulai dari pemancangan pondasi aqidah dan pilar-pilar akhlak.Sebelum menciptakan rumah tangga yang harmonis, seorang suami harus memiliki kepribadian suami yang shaleh, agar suami sukses membentuk keluarga harmonis..

Menciptakan rumah tangga harmonis tidak semudah membalikkan telapak tangan. Membina sebuah rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah, adalah dambaan dari setiap suami istri yang berikrar dalam cinta dan kasih sayang.

(13)

dipimpinnya". Jika kita simak secara lebih dalam kandungan hadist tadi maka kita mendapatkan bahwa antara kepala keluarga dan kepala rumah tangga merupakan dua makna dan dua posisi yang berbeda dan disandang oleh dua orang yang berbeda. Jika merujuk pada hadist tersebut maka suami merupakan kepala keluarga yang bertanggung jawab atas keseluruhan anggota keluarga yang ada, sedangkan istri adalah kepala rumah tangga yang bertanggung jawab atas urusan rumah tangga.

(14)

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Dari uraian makalah ini dapat ditarik kesimpulan yaitu:

1. Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas.

2. Seorang ayah yang bijaksana, sebagai kepala keluarga pasti tahu fungsi, kedudukan dan kewajibannya, bahkan ia akan selalu lebih memperhatikan kewajibannya terlebih dahulu dibanding dengan haknya.

3. Seorang ayah yang baik pasti tahu peranannya, yang menjadi kewajibannya dan sangat menentukan akan terwujudnya rumah tangga yang harmonis, sehingga ia bertanggung jawab terhadap apa yang menjadi peranannya, maka ayah itu akan memimpin, mendidik dan memberikan teladan bagi anak-anaknya dalam segala hal.

3.2. SARAN

1. Sebelum melangsungkan pernikahan sebaiknya teliti dalam memilih pasangan, baik itu dari pihak laki-laki atau perempuan. Yang paling utama haruslah yang seagama, karena apabila rumah tangga yang dibangun berdasarkan beda agama maka akan menimbulkan berbagai masalah pemberian pendidikan agama pada anak dan rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah sulit, bahkan tidak mungkin untuk dicapai.

2. Hak memimpin keluarga yang dimiliki oleh seorang ayah, tidak boleh disalahgunakan, sehingga ayah semena-mena terhadap anggota keluarga, apalagi mentelantarkannya.

3. Dalam menciptakan keluarga yang harmonis atau dalam Islam disebut sebagai keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah, ayah dan ibu harus

(15)

bisa bekerjasama dengan baik, saling melengkapi dan menghargai. Karena tanggung jawab ayah dan ibu sama besar dan beratnya.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Gymnastiar, Abdullah. 2003. Menjemput Rezeki dengan Berkah. Jakarta: Republika.

http://c3i.sabda.org/peran_ayah_dalam_pembinaan_anak

http://pieramdani.wordpress.com/2008/09/17/peran-ayah-dalam-keluarga/ http://www.sabdaspace.org/peran_bapak_dalam_keluarga

http://www.scribd.com/doc/20536687/makalah-tentang-kepemimpinan

Ketterman, Grace. 2005. Menjadi Seorang Ayah. Jakarta: Interaksara. Maxwell C, John. 2002. The Power of Leadership. Jakarta: Interaksara.

Referensi

Dokumen terkait

Meletusnya Gunung berapi diawali dengan kondisi panas didalam bumi yang telah melebihi ambang batasnya. Sehingga dari kawah keluar uap air dalam jumlah yang sangat besar

Model keruntuhan baji dibentuk oleh set diskontinuitas JS1 dan JS2, memiliki sudut penunjaman yang dibentuk oleh perpotongan kedua bidang tersebut (plunge intersection) Ψi sebesar

A. Menjadi Ketua Umum Pimpinan Organisasi Penyelenggara Pertinas Bakti Husada V 2016 adalah Kwartir Nasional Gerakan Pramuka c.q. Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Nasional

Myofacial Trigger Point syndrome merupakan suatu titik nyeri yang hipersensitif pada bagian otot dan fascia yang menegang yang dapat menimbulkan nyeri setempat

Pada tahap persiapan, langkah yang pertama dilakukan adalah menganalisis materi IPA yang sudah dipelajari di dalam kelas interkulikuler yang sesuai dengan topic yang akan

Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap masing–masing sampel yang telah dilakukan pencampuran bahan-bahan pengomposan untuk mengetahui parameter yang berperan

Pada gambar 4.7 dan gambar 4.8 dapat dijelaskan bahwa keasaman total tidak berpengaruh dengan besarnya % fraksi kondensat perengkahan akan tetapi keasaman permukaan justru

Hasil penelitian Suwondo, et al., (2017) terdapat beberapa kendala dalam penerapan pendidikan lingkungan di perguruan tinggi diantaranya sebagai berikut: (a) kesulitan mahasiswa