• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN MOBILE LEARNING UNTUK MENGAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMANFAATAN MOBILE LEARNING UNTUK MENGAT"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN

MOBILE LEARNING

UNTUK MENGATASI

PERMASALAHAN PEMERATAAN DAN AKSES PENDIDIKAN

ENCE SURAHMAN NIM: 0800201

KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-1-

LEMBAR PENGESAHAN KARYA ILMIAH

Judul Karya Ilmiah :

PEMANFAATAN

MOBILE LEARNING

UNTUK

MENGATASI PERMASALAHAN PEMERATAAN DAN AKSES

PENDIDIKAN

1. Penulis : Ence Surahman

2. NIM : 0800201

Mengetahui:

Ketua Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd NIP:……….

Dosen Pembimbing

Dr. Deni Kurniawan, M.Pd

NIP. ……….

Menyetujui:

Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan

(3)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-2-

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Assalamu‟alaikum wr wb

Segala fuji beserta syukur selayaknya kita panjatkan kekhadirat Tuhan yang Maha Kuasa. Salawat beserta salam semoga selamanya tercurahlimpahkan kepada Nabi Muhammad, SAW beserta keluarga dan seluruh umat serta orang-orang shaleh dari awal hingga akhir zaman, amin.

Alhamdulillah atas berkat rahmat dan karunia-Nya, saya berhasil menyusun karya ilmiah ini yang saya beri judul PEMANFAATAN MOBILE LEARNING UNTUK

MENGATASI PERMASALAHAN PEMERATAAN DAN AKSES PENDIDIKAN.

Secara umum karya ilmiah ini menjelaskan tentang pemanfaatan mobile learning sebagai salah satu produk inovasi dalam dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi(TIK) dalam bidang pendidikan, lebih tepatnya untuk membantu mengatasi permasalahan pemerataan layanan dan akses pendidikan. Maka untuk mengatasi permasalahan tersebut saya coba tawarkan sebuah solusi yaitu dengan sistem pembelajaran yang dikenal dengan istilah mobile learning .

Demikian prakata dari saya, terimakasih atas perhatiannya, dan semoga bermanfaat.

Wassalamu‟alaikum wr wb

Bandung, 26 April 2011.

(4)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses

1.3 Uraian Singkat Gagasan Kreatif

1.4 Tujuan Penulisan

2.4Latar Belakang Munculnya Inovasi Mobile Learning

:

(5)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-4- 4.1 Perkembangan perlengkapan mobile

4.2 Kelebihan dan Kekurangan Mobile Learning

4.3 Tahapan implementasi Model Mobile Learning

4.4 Tingkat Efisiensi dan Efektifitas Penerapan Mobile Learning

:

: :

: 17

18 19

22

V Kesimpulan dan Rekomendasi : 25

VI Daftar Pustaka : 27

VII Lampiran-Lampiran : 28

Daftar Gambar:

Gambar 1 : 14

Gambar 2 : 16

Gambar 3 : 21

Gambar 4 : 22

Daftar Tabel:

Tabel 1 : 14

Daftar Lampiran:

(6)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-5-

ABSTRAK

Salah satu permasalahan pendidikan Di Indonesia khusunya adalah belum adanya pemerataan kesempatan alayanan dan akses pendidikan bagi masyarakat. Sejalan dengan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), permasalahan diatas setidaknya sudah bisa diminimalisir dengan adanya sistem pembelajaran jarak jauh (SPJJ) yang menggunakan sistem pembelajaran secara on line yang lebih dikenal dengan electronic learning, hanya saja untuk membangun sistem e-learning yang sempurna ini terkadang membutuhkan modal yang tidak sedikit. Untuk mengatasi malasah tersebut kita bisa memanfaatkan perangkat yang bisa digunakan secara

mobile (mobile device) untuk keperluan proses pembelajaran. Sehingga pembelajaran bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja tanpa harus mengeluarkan dana yang besar, sistem pembelajaran yang dimaksud adalah mobile learning (m-learning).

adapun penulisan karya tulis ini menggunakan metode penelitian fenomenologi (Phenomenology Research Methode) dengan pendekatan kualitatif . Dari sejumlah hasil penelitian tentang pemanfaatan mobile learning, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mobile learning memberikan konstribusi yang positif untuk mengatasi permasalahan pemerataan dan layanan akses pendidikan, bahkan di beberapa negara lain, mobile learning system telah dikembangkan dengan tata kelola yang baik.

(7)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-6-

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Information and Communication Technology) yang sangat cepat setiap detiknya telah terbukti menciptakan banyak terobosan baru dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Salahsatunya dalam bidang pendidikan. Hal ini sejalan dengan fungsi asalnya, bahwa teknologi diciptakan untuk membantu mempermudah pemecahan masalah hidup manusia.

Inovasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam bidang pendidikan telah banyak terlihat dan dapat kita amati juga kita rasakan, salahsatunya dengan adanya Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (distance learning) yang memanfaatkan internet sebagai medianya. Dengan adanya inovasi sistem pembelajaran secara

on line (electronic learning), telah memberikan kemudahan layanan proses pendidikan bagi masyarakat yang secara geografis mengalami kesulitan dalam mengakses layanan pendidikan.

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan berbantukan media internet ini bukan saja mampu memberikan kemudahan dalam proses pembelajarannya melainkan juga memberikan kemudahan dalam rangka pembuatan, penyedaian serta pendistribusian sumber dan bahan ajar yang diperlukan oleh peserta didik. Kalau dahulu peserta didik baru bisa belajar ketika bertemu dengan guru atau ketika diberikan buku catatan tercetak (material based printed), maka saat ini peserta didik sudah bisa mendapatkannya dengan mudah dari layanan pembelajaran secara e-learning ini.

(8)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-7- Maka hal ini juga ternyata menjadi salah satu permasalahan yang cukup urgen untuk segera dicarikan solusinya.

Di satu sisi, sekalipun masih terdapat keterbatasan jasa layanan internet murah dan mudah, sementara perkembangan perangkat mobile, semacam PDA, Smart Phone dan juga Mobile Phone, sejak 10 tahun terakhir ini mengalami perkembangan yang sangat cepat, bahkan masyarakat di pedesaan saja mayoritas masyarakat sudah memiliki perangkat yang mobile ini. Apalagi di wilayah perkotaan. Maka peluang untuk memanfaatkan peralatan yang mobile

salahsatunya mobile phone untuk mengatasi beberapa permasalahan diatas sangat potensial. Dimana kita bisa memanfaatkannya untuk mencari solusi atas permasalahan pemerataan dan akses layanan pendidikan.

Dalam implementasinya mobile phone memberikan beberapa kelebihan dibanding dengan peralatan yang lain, yaitu berupa efisiensi waktu, ruang, tenaga, bahan ajar, dan juga ruang atau jarak.

1.2Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan karya ilmiah ini diantaranya adalah:

1. Bagaimana cara mengatasi permasalahan pemerataan dan akses pendidikan?

2. Bagaimana memanfaatkan perlengkapan mobile diantara-nya telefon gengam (handphone) untuk mengatasi permasalahan pemerataan dan akses pendidikan?

3. Apa yang dimaksud dengan sistem pembelajaran mobile learning?

4. Bagaimana upaya penerapan dan pemanfaatannya dalam proses pendidikan?

(9)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-8-

1.3Uraian Singkat Gagasan Kreatif

Dalam karya ilmiah ini, secara umum saya ingin memberikan pemahaman baru kepada semua pihak, khususnya kepada para pengambil kebijakan pendidikan dan para pelaku kegiatan pendidikan itu sendiri misalnya guru, dosen dan tanga pendidik serta tenaga kependidikan lain. Mengenai pemanfaatan salahsatu inovasi dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), yang diimplementasikan dalam bidang pembelajaran yaitu mobile learning.

Mobile learning sebagai sebuah model pembelajaran yang mempunyai beberapa keunggulan dalam sisi efisiensi, baik efisiensi biaya, waktu, tenaga, bahan ajar (content), ruang dan waktu. Karena keefisiensiannya mobile learning

sangat berpeluang untuk menjadi model pembelajaran alternative untuk mengatasi permasalahan pemerataan dan akses layanan pendidikan.

Dengan memanfaatan model pembelajaran mobile learning, yang menawarkan dua versi model pembelajaran yaitu model online dan mode off line

maka waktu siswa untuk belajar akan lebih banyak dari waktu biasanya, yang awalnya hanya disekolah pada jam formal, dengan model ini maka siswa bisa belajar secara mandiri kapanpun, dimanapun tidak terhalang oleh ruang dan waktu sesuai dengan kemauannya atau sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh guru atau lembaga tempat siswa itu belajar. Selain itu pemanfaatan mobile learning untuk belajar ini akan mengurangi jam-jam tidak produktif, misalnya

(10)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-9-

1.4Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini diantaranya adalah:

1. Menemukan dan mengembangkan salah satu solusi alternatif untuk mengatasi permasalahan pemerataan dan akses pendidikan.

2. Memahamkan pembaca mengenai pemanfaatkan perlengkapan mobile

semacam telefon gengam (handphone) untuk mengatasi permasalahan pemerataan dan akses pendidikan.

3. Menjelaskan tentang model pembelajaran mobile learning.

4. Menjelaskan tentang pemanfaatannya mobile learning dalam proses pembelajaran.

5. Menjelaskan tentang kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran

mobile learning.

1.5Manfaat Penulisan

Berikut adalah beberapa manfaat dari penulisan karya ilmiah ini:

1. Manfaat jangka pendek

a. Mobile learning akan mampu mengatasi permasalahan pemerataan dan layanan akses pendidikan.

b. Mobile learning akan menjadi trend baru dalam dunia pendidikan, mengingat efisiensi yang dimilikinya.

2. Manfaat jangka panjang

a. Mobile learning diharapkan akan menjadi salahsatu solusi untuk mengatasi permasalahan pemerataan dan layanan akses pendidikan,

(11)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-10- 3. Manfaat untuk pemerintah

a. Karya ilmiah ini menawarkan solusi yang sangat baik, untuk mengatasi permasalahan pemerataan dan layanan akses pendidikan

b. Pemerintah akan sangat terbantu dengan model pembelajaran mobile learning ini, guna mencapai target wajib belajar dan juga memenuhi tuntutan belajar sepanjang hayat.

c. Pemerintah bisa terus melakukan pengembangan agar sistem mobile learning ini bisa diimplementasikan dengan tata kelola yang lebih baik dan professional.

4. Manfaat untuk masyarakat luas

a. Karya ilmiah ini akan memberikan wawasan baru kepada masyarakat bahwa kita bisa mendapatkan akses dan layanan pendidikan dengan mudah dan murah.

(12)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-11-

II. TELAAH PUSTAKA 2.1 Hakikat Pendidikan

Pendidikan sebagai upaya sadar dan terencana yang diselenggarakan oleh pemerintah berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No 20 tahun 2003).

Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar sembilan tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. (Lampiran permendiknas no 22 Tahun 2006).

(13)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-12- Pendidikan sebagai salah satu tolok ukur kemajuan suatu bangsa, pendidikan juga dijadikan parameter peradaban suatu bangsa. Maka tuntutan ini tidak bisa kita biarkan begitu saja, melainkan harus dijawab secara konkrit sehingga eksistensi manusia dan berbagai upaya untuk memanusiakan manusia dipahami sebagai kebutuhan yang sangat pokok dan cara-cara untuk mencapainya menjadi sebuah keharusan yang tidak bisa di tunda-tunda lagi. Dan untuk mengatasi berbagai permasalasahan-permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan ini meminta kita untuk segera menyelesaikannya.

Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan pemerataan kesempatan dan layanan akses pendidikan adalah dengan adanya inovasi dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), yaitu dengan memanfaatkan alat untuk berkomunikasi yang sangat familiar dikalangan semua orang yaitu mobile devais

salah satunya telefon gengam (handphone), yang memberikan manfaat dalam proses pendidikan khususnya pembelajaran yang disebut dengan model mobile learning atau pembelajaran yang dilakukan secara mobile.

2.2 Definisi Mobile Device

Mobile device secara sederhana dapat diartikan sebagai perangkat teknologi yang memungkinkan untuk dibawa kemana-mana, mengingat bentuknya yang kecil, ramping, dan mudah untuk digunakan.

Adapun perangkat mobile device yang penulis maksud, yaitu mobile device

yang bisa dimanfaatkan untuk proses pembelajaran, lebih tepatnya dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan pemerataan dan akses pendidikan. Beberapa perangkatnya adalah PDA, Smart Phone dan juga Mobile Phone.

(14)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-13- Menurut Desmon Keegan Definisi mobile learning adalah salahsatu unsure pendukung dalam proses pendidikan dan pelatihan, dengan menggunakan media yang mobile, semacam PDA, Smart Phone dan juga Mobile Phone. Kata Keegan, dalam mobile alerning terdapat kenyamanan dalam pemanfaatan fungsi dan kemudahan media atau alat yang digunakan (fungtionality and mobility). Salah satu akrakteristik dari mobile learning ini adalah kemudahan dimana alat bisa dibawa dan digunakan diman saja, kemudian perlengkapan bersahabat dengan pengguna, karena mudah digunakan,sealnjtunya harganya murah dan mudah digunakan, serta memiliki kekonstanan, sekalipun digunakan sambil berjalan, makan, ngobrol, tiduran da lain sebagainya.

Menurut Muh. Taminudin, H, M.T, istilah mobile learning (m-learning)

mengacu kepada penggunaan perangkat/divais teknologi informasi (TI) genggam dan bergerak, seperti PDA, telepon genggam, laptop dan tablet PC, dalam pengajaran dan pembelajaran. M-Learning merupakan bagian dari electronic learning (e-learning)

sehingga, dengan sendirinya, juga merupakan bagian dari distance learning (d-learning). Selain itu beliau menambahkan bahwa m-learning adalah pembelajaran yang unik karena pembelajar dapat mengakses materi pembelajaran, arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran, kapan-pun dan dimana-pun. Hal ini akan meningkatkan perhatian pada materi pembelajaran, membuat pembelajaran menjadi pervasif, dan dapat mendorong motivasi pembelajar kepada pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning). Selain itu, dibandingkan pembelajaran konvensional, m-learning memungkinkan adanya lebih banyak kesempatan untuk kolaborasi secara ad hoc dan berinteraksi secara informal diantara pembelajar.

Sementara itu Munir menjelaskan bahwa mobile learning atau m-learning

(15)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-14- Pendapat lain dari Candra Ahmadi, menyebutkan bahwa m-learning adalah generasi berikutnya e-learning dan berdasarkan pada perangkat mobile. Adapun m-learning kedepannya akan akan menjadi instrumen penting untuk belajar sepanjang masa (Andreas H, N Alexander, M Matthias, 2004)

Dari beberapa pendapat para pakar diatas dapat penulis simpulkan bahwa

mobile learning adalah salahsatu model pembelajaran berbasis perangkat (device)

yang mobile, sehingga pembelajaran bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, secara mandiri, selain itu mobile learning ini merupakan bagian dari pendidikan elektronik atau electronic learning (e-learning) dan juga bagian dari pendidikan jarak jauh (distance learning). Gambaran ketiga istilah tersebut adalah sebagai berikut: (Gambar. 1)

Gambar 1. Skema m-learning dalam e-learning dan distance learning (M. Taminudin, M.T)

Dalam hal relevansi atau keterhubungan antara e-learning dan m-learning, berikut ini coba penulis gambarkan tabel perbandingan antara keduanya:

E-Learning M-Learning

Computer Mobile

Bandwidth GPRS, G3, Bluetooth

Multimedia Objects

Distance Learning

E-Learning

(16)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-15-

Interactive Spontaneous

Hyperlinked Connected

Collaborative Networked

Media-rich Lightweight

Distance learning Situated learning

More formal Informal

Simulated situation Realistic situation

Hyperlearning Constructivism, situationism, collaborative

Table 1. Perbadingan terminology antara e-learning dan m-learning (Rachel, T Stephen, S

Jude, B Axel, 2006)

2.5 Latar Belakang Munculnya Mobile Learning

Dalam buku tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi karya Dr. Deni Darmawan, M.Si, beliau menjelaskan bahwa munculnya model mobile learning

dilatarbelakangi oleh:

1. Penetrasi perangkat mobile sangat cepat,

2. Perangkatnya lebih banyak dari pada Personal Computer (PC), 3. Lebih mudah dioperasikan dari pada Personal Computer (PC), dan 4. Perangkat mobile dapat dipakai sebagai media belajar.

(17)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-16-

III. METODE PENULISAN KARYA ILMIAH

Dalam penelitian dan penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode penelitian fenomenologi (phenomenology research methode) yang dipopulerkan oleh tokohnya bernama Husserl,secara umum metode penelitian ini digunakan untuk menganalisis fenomena yang muncul dalam sebuah permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini yang penulis analisis adalah fenomena pemanfaatan mobile learning

yang telah dikembangkan dan di implementasikan oleh orang lain. Metode lain yang juga serupa serta relevan dengan metode penelitian diatas adalah metode penelitian -analisis framing (framing analyze research methode). Menurut Dr. Deni Darmawan, Metode ini digunakan untuk melakukan analisis terhadap sesuatu permasalahan yang telah diteliti oleh orang lain dan ktia melakukan analisis terhadap hal tersebut. Dalam hal ini yang penulis analisis adalah pemanfaatan mobile learning untuk mengatasi permasalahan pemerataan dan akses pendidikan.

Adapun langkah-langkah pengunaan metode penelitian dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Penerapan Metode Penelitian untuk menyelesaikan permasalahan yang dikaji

Studi

Permasalahan Kajian Pustaka

Pengumpulan Data

Analisis dan Sistesis Sistem

Mobile Learning

(18)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-17-

IV. ANALISIS DAN SISTESIS PERMASALAHAN

Setelah diatas penulis deskripsikan hasil telaah pustaka diatas, berikut ini penulis ingin memaparkan terkait dengan analisis dan sistesis permasalahan yang di kaji. Adapun urutannya meliputi analisis tentang kekurangan dan kelebihan mobile learning, tahapan implementasi, hambatan-hambatan yang biasa ditemukan dalam proses implementasi dan penjelasan mengenai efisiensi penggunaan model mobile elarning itu sendiri.

4.1 Perkembangan Perangkat Mobile Device

Dewasa ini sebagaiman kita perhatikan bersama, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terjadi dalam waktu yang begitu cepat. Bahkan perkembangannya bisa terjadi dalam hitungan detik. Perkembangan dalam bentuk produk ataupun layanan.

Perkembangan yang terjadi dengan cepat ini, sangat potensial untuk kita manfaatkan dalam memudahkan pemenuhan kebutuhan kita sehari-hari. Baik untuk aktivitas pribadi ataupun yang sifatnya untuk umum. Baik dalam bidang pemerintahan, pendidikan, keuangan , bisnis, hiburan dan lain sebagianya.

Percepatan inovasi ini didorong oleh persaingan global yang sangat ketat, dimana setiap perusahaan akan selalu mencari dan menemukan inovasi-inovasi yang baru yang lebih menawarkan nilai manfaat kepada para pemakai.

Salah satu perangkat yang banyak dikembangkan adalah perangkat mobile device, yaitu perangkat yang bisa digunakan untuk proses-proses yang bisa dilakukan secara mobile, sehingga memberikan banyak kelebihan dan keuntungan. Perangkat

(19)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-18-

4.2 Kelebihan Dan Kekurangan Mobile Learning

Kelebihan Mobile Learning

Menurut Deni Darmawan dan M. Taminudin, terdapat beberapa kelebihan m-learning diantaranya:

> dapat digunakan dimana-pun pada waktu kapan-pun dalam mode on line

ataupun off line

> cakupan yang luas, dapat menggunakan jaringan seluler komersial (GSM, GPRS, CDMA) tanpa harus membangun jaringan

> Integrasi dengan sistem penyelenggaraan pendidikan (Sistem Informasi akademik, integrasi dengan e-leaning dan juga integrasi dengan sistem lainnya semisal (instan messaging).

> Untuk pengadaan mobile device, memiliki harga yang relatif lebih murah dibanding harga personal computer desktop,

> ukuran perangkat yang kecil dan ringan dari pada personal computer desktop, > diperkirakan dapat mengikutsertakan lebih banyak pembelajar karena m-

learning memanfaatkan teknologi yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari

Sementara itu Rajuh seorang peneliti dari Norwegia, menjelaskan ada tiga kelebihan yang dimiliki perangkat mobile device diantaranya:

1. Faster yaitu memiliki kelebihan akses yang lebih cepat.

2. Compact and memory friendly yaitu mobile device memiliki keterbatasan jumlah kapasitas, namun bisa disiasati dengan penggunaan memori eksternal.

3. Easy yaitu mudah untuk digunakan, dan dikembangkan.

(20)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-19- Sementara itu dalam beberapa literature ditemukan bahwa terdapat beberapa kekurangan dalam pemanfaatan mobile learning, berikut ini beberapa keterbatasan perangkat bergerak antara lain:

1. Kemampuan prosesor yang terbatas, tidak seperti personal computer

2. Kapasitas memori yang juga terbatas, dibanding personal computer

3. Layar tampilan yang tidak terlalu besar, paling hanya 2-3 inchi, sementara pada komputer, bisa hingga beberapa puluh inchi.

4. Catu daya yang terbatas, sehingga membutuhkan recharge ulang,

5. Perangkat Input / Output yang lebih khusus, sehingga untuk pengembangan m-learning, harus mengadakan perangkat input dan output yang khusus.

Kekurangan m-learning sendiri sebenarnya lambat laun akan dapat teratasi khususnya dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Kecepatan prosesor pada divais yang semakin baik, sedangkan kapasitas memori bisa diatas dengan menggunakan memori eksternal. (M.Taminudin, M.T).

4.2 Implementasi Model Mobile Learning

Sebelum kita membicarakan hal-hal teknis dalam penerapan mobile learning,

terlebih dahulu kita harus mengetahui bahwa dalam pengembangan m-learning, terdapat lima kategori dasar teknologi yang harus dipertimbangkan ketika mengimplementasi pengembangan m-learning yaitu, transportasi, platform, pengiriman, media teknologi, dan pengembangan bahasa, (Rachel, 2006).

Selanjutnya terdapat prinsip-prinsip pengembangan desain mobile learning, berikut ini prinsip pengembangan menurut Kineo, diantaranya adalah:

1. Singkat (keep it short)

2. Sederhana (keep it simple)

(21)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-20- 4. Menggunakan media pendukung (use media supportly)

5. Akses yang mudah (make akses easy)

6. Provider memungkinkan di kolaburasikan dengan yang lain (provide probability for collaboration)

Kemudian untuk efisiensi dalam proses pembelajaran ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, menurut Rachel, 2006, berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Kesesuaian teknologi untuk peserta didik 2. Kemudahan penggunaan dan keandalan

3. Biaya

4. Pendekatan pengajaran dan pembelajaran

5. Interaktivitas 6. Organisasi masalah

7. Kecepatan, yaitu seberapa cepat material dapat dikembangkan.

Model yang diusulkan menunjukkan bahwa perangkat mobile dapat diterapkan sebagai pendukung akademik bagi pelajar melalui penilaian on line, pengiriman konten, dan akses ke internet. Perangkat ini juga memungkinkan peserta didik untuk belajar komunikasi interpersonal, serta interaksi peserta didik dengan guru. Singkatnya, unsur-unsur penting dari sebuah lingkungan belajar ponsel, adalah meliputi: guru, pelajar, belajar, dan perangkat mobile instruksional, dan infrastruktur komunikasi (Barker, 2005).

Menurut Lorna Uden seorang peneliti senior dari Universitas Staffordshire dalam tulisannya yang berjudul Activity theory for designing mobile learning,

(22)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-21- mobile learning yang akan kita kembangkan. Artinya harus ada analisis yang matang sebelum kita membuat desain implementasi mobile learning.

Berikut ini adalah model pengembangan implementasi infrastruktur dalam membangun mobile learning system.

Gambar 3. Desain Model pengembangan M-Learning

Dalam implementasinya m-learning membutuhkan beberapa aplikasi yang lain, artinya handphone saja tidak cukup, melainkan harus di sertakan dulu aplikasi

(23)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-22- Secara skematis, tahapan implementasi mobile learning bisa digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4: Tahapan Implementasi M-Learning

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Pengadaan hardware (mobile device) yang mendukung aplikasi mobile learning

2. Instalasi aplikasi m-learning

3. Distribusi konten kepada peserta didik

4. Learning process meliputi proses pembelajaran dari awal hingga akhir dengan model mobile learning.

5. Evaluation process untuk melihat seberapa efketif model yang diimplementasikan

Konten yang bisa dimanfaatkan dalam model mobile learning adalah konten berupa teks, gambar, video, audio, audio visual dan multimedia, artinya konten yang berupa pengggabungan berbagai masukan para konsumen.

4.3 Tingkat Efektifitas Penerapan Mobile Learning

Pengadaan hardware (Mobile device) yg mendukung program

aplikasinya

Instalasi Aplikasi M-learning

Distribusi Konten kepada peserta didik

(24)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-23- Berbicara mengenai efektivitas penerapan mobile learning dalam kegiatan pembelajaran, kiranya beberapa hasil penelitian berikut ini bisa memberikan jawaban yang cukup memuaskan.

Penelitian pertama dilakukan oleh tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, yang melakukan penelitian tentang penerapan mobile learning,

dimana hasil penelitiannya itu di publikasikan dalam sebuah seminar nasional Tahun 2010, dengan judul penelitian “APLIKASI MOBILE LEARNING BERBASIS MOODLE

DAN MLE PADA PEMBELAJARAN KEDOKTERAN”. Dari hasil penelitian tersebut

disimpulkan bahwa “dengan menggunakan Mobile Learning Engine (MLE) yang

merupakan aplikasi multimediabased untuk ponsel dan Mobile Interactive Learning Objects (MILOs) untuk aplikasi m-learning terstruktur secara umum sama dengan Learning Objects untuk e-learning,sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan lancar”.

Kemudian penelitian kedua yang dilakukan oleh tim dari Ilkom UPI, dengan judul penelitian “PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MOBILE LEARNING

BERBASIS J2ME UNTUK MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI”. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah

“hasil penilaian produk oleh siswa terhadap aplikasi m-learning ini menunjukkan penilain yang baik terhadap aspek komunikasi visual, aspek perangkat lunak, dan aspek desain pembelajaran. Oleh karena itu, aplikasi m-learning ini layak untuk diimplementasikan dalam pelaksanaan pembelajaran”.

(25)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-24-

mobile learning ini masih terbilang baru, dan harus terus dikembangkan sehingga bisa memungkinkan semakin banyaknya konten yang bisa di entry dalam mobile learning ini.

(26)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-25-

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan pemerataan layanan akses pendidikan adalah dengan pemanfaatan mobile device sebagai sarana belajar dengan model belajar mobile learning. Telefon genggam selain berfungsi untuk komunikasi atau saling kirim pesan, dalam perkembangannya memberikan manfaat yang positif dalam proses pendidikan, yaitu dengan ditambahkan aplikasi yang mendukung untuk proses mobile learning.

Mobile learning sebagai sebuah inovasi dalam dunia teknologi informasi dan komunikasi merupakan bagian dari electronic learning (e-learning), memberikan kemudahan tersendiri dalam proses pembelajaran yang membuat peserta didik bisa belajar kapan saja dan dimana saja. Yaitu dengan cara memanfaatkan telefon genggam yang telah di instalkan aplikasi mobile learning,

Mobile learning memiliki beberapa kelebihan diantaranya harga lebih murah dibanding PC (personal computer), mudah cara pengoperasiannya, bisa digunakan dimana saja, kapan saja, oleh siapa saja, dan sangat memungkinkan banyak peminatnya karena saat ini hampir semua orang sudah memiliki perangkatnya. Kemudian mengenai efektifitas dalam proses pembelajaran dari beberapa hasil penelitian diatas, kesimpulannya adalah mobile learning cukup efektif dan bisa direkomendasikan untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Bahkan menurut Axel Bruns pakar Teknologi Informasi dari Universitas Teknologi Queensland dalam tulisannya mengatakan bahwa, teknologi mobile learning kedepannya akan menjadi salah satu alternatif yang baik untuk proses pendidikan.

Rekomendasi

(27)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

(28)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-27-

VI. DAFTAR PUSTAKA

1. Aprina. 2009. Penerapan E- Learning Vs Blended Learning Di Dalam Pembelajaran Jarak Jauh. Makalah. t.tt.

2. Axel Bruns, Rachel Cobcroft, Jude Smith, and Stephen Towers. t.t. Mobile

Learning Technologies and the Move towards „User-Led Education‟. t.pt. t.tt.

3. Candra Ahmadi, Ahmad Sirojuddin, Djoko Suprajitno R, Achmad Affandi. 2010. Aplikasi Mobile Learning Berbasis Moodle Dan Mle Pada

Pembelajaran Kedokteran. T.p. Yograkarta. Hasil Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2010 (SNATI 2010) ISSN: 1907-5022

4. Darmawan, Deni. 2007. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung. Arum Mandiri Press.

5. Davidrajuh, R. (2007) „Array-based logic for realising inference engine in

mobile applications‟, Int. J.Mobile Learning and Organisation, Vol. 1, No. 1, pp.41–57.

6. Desmond Keegan. t.t. Mobile learning: a practical guide. t.tt. t.p

7. Kineo. 2009. Reviewed Mobile Learning. t.tt. t.p.

8. Kutay, C. and Aurum, A. (2007) „Knowledge transformation for education in

software engineering‟,Int. J. Mobile Learning and Organisation, Vol. 1, No. 1, pp.58–80.

9. Laura Naismith, Peter Lonsdale, Giasemi Vavoula, Mike Sharples. t.t.

Literature Review in Mobile Technologies and Learning. Report for NESTA Futurelab University of Birmingham

10.Liebowitz, J. (2007) „Developing knowledge and learning strategies in mobile organisations‟, Int. J.Mobile Learning and Organisation, Vol. 1, No. 1, pp.5– 14.

(29)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Pendidikan

Hal-28- 12.Mengenal mobile learning, tersedia di url

http://mtamim.files.wordpress.com/2008/12/mlearn_tamim.pdf

13.Perancangan dan implementasi aplikasi mobile learning

Berbasis java, tersedia di http://mtamim.wordpress.com/2008/12/02/aplikasi-mobile-learning/

14.Perancangan Dan Implementasi Aplikasi Mobile Learning Berbasis Java tersedia di link 18.

http://cs.upi.edu/v2/uploads/paper_skripsi_dik/Pengembangan%20dan%20Im plementasi%20Mobile%20Learning%20Berbasis%20J2ME%20untuk%20Ma ta%20Pelajaran%20Keterampilan%20Komputer%20dan%20Pengelolaan%20 Informasi_Aditya%20Sri%20Nugraha.pdf

15.http://www.elearning.web.id/2011/01/14/mobile-learning.html

16. http://andimanwno.wordpress.com/2010/05/26/mobile-learning-pembelajaran-berbasis-hp-sebuah-terobosan-pemanfaatan-teknologi-di-bidang-pendidikan/ 17.Uden, L. (2007). „Activity theory for designing mobile learning‟, Int. J.

Mobile Learning andOrganisation, Vol. 1, No. 1, pp.81–102.

VII.DAFTAR LAMPIRAN 7.1Lampiran data diri

7.2Lampiran administrasi yang diperlukan sesuai dengan pedoman

Gambar

Gambar 1. Skema m-learning dalam e-learning dan distance learning (M.
Table 1. Perbadingan terminology antara e-learning dan m-learning (Rachel, T Stephen, S Jude, B Axel, 2006)
Gambar 3. Desain Model pengembangan M-Learning
Gambar 4: Tahapan Implementasi M-Learning

Referensi

Dokumen terkait

Kanada merupakan Negara Terbesar di Benua Amerika Utara yaitu sebesar 9.984.670km2 sedangkan Negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Benua Amerika Utara adalah

Strength Weakness Opportunity Threat Poltekkes Kemenkes Jakarta I menjadi Institusi favorit masyarakat Pola KBM yang lengkap Kurangnya implementasi mutu pendidikan

Token STK akan memungkinkan transaksi point-of-sale (POS) real time langsung dari dompet kripto-kardiak pribadi pengguna. Kami memprediksi kemampuan untuk

Dengan ini penulis menyatakan skripsi hukum yang berjudul “Perlindungan Berdasar Hukum Humaniter Internasional terhadap Tentara Bayaran Amerika Serikat dalam Konflik Bersenjata di

Makin kecil bilangan yang diperlihatkan oleh ukuran statistik ini, maka makin seragam keadaan data.. Sebaliknya, makin besar ukuran variasi, maka makin tidak seragam

• Dianjurkan untuk menggunakan aksesori atau perangkat tambahan ini dengan mesin Makita Anda yang ditentukan dalam petunjuk ini. Penggunaan aksesori atau perangkat tambahan lain

Kegiatan ini dimaksudkan peneliti bersama guru merencanakan pembelajaran dengan penggunaan media gambar seri yang didapat dari hasil observasi dan refleksi dari

Penelitian yang dilakukan di Brazil oleh Headley dan Graca (2000) menunjukkan bahwa kebanyakan kasus terjadi pada musim dingin pada anjing berumur kurang dari 1,5 tahun dan