• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN BERBASIS MASYARAKAT (1). docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDIDIKAN BERBASIS MASYARAKAT (1). docx"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULAN

A. Latar belakang

Kesulitan dan tantangan dalam kehidupan manusia baik yang diakibatkan oleh lingkungan maupun alam yang kurang bersahabat, sering memaksa manusia untuk mencari cara yang memungkinkan mereka untuk keluar dari kesulitan yang dihadapinya. Tidak jarang dari kesulitan itu timbul kreativitas yang menghasilkan gagasan baru yang dapat mengubah kesulitan menjadi peluang, namun bisa juga tersediannya segala sesuatu dengan mudah mengakibatkan hilangnya daya juang masyarakat untuk menghadapi tantangan yang ringan sekalipun.

Dari 205 juta penduduk Indonesia ketika survey pada tahun 1999, sekitar 60 juta orang (28%) menjadi sasaran pendidikan luar sekolah. Sementara itu anggaran yang disediakan oleh pemerintah untuk jalur pendidikan luar sekolah ini sungguh amat kecil. Sebagai contoh saja pada tahun 1999 hanya tersedia dana sekitar 18 milliar dari anggaran depdiknas, dan pada tahun 2000an jumlah anggaran malah menurun menjadi 57 milliar. Dilihat dari sudut kemampuan anggaran tersebut, maka jalur pendidikan luar sekolah tidak mampu berbuat banyak dalam melaksanakan program-programnya. Keadaan ini disebabkan pemerintah masih belum mau melihat pendidikan secara utuh atau lebih mementingkan pendidikan sekolah ketimbang pendidikan diluar sekolah.

Bertitik tolak dari permasalah yang dihadapi, pendidikan luar sekolah berusaha mencari jawaban dengan menelusuri pola-pola pendidikan yang ada, seperti pesantren, madrasah, dan pendidikan keagamaan lainnya yang keberadaannya sudah jauh sebelum Indonesia merdeka dan bertahan sampai sekarangn dan di cintai, dihargai, serta diminati oleh masyarakat. Disisi lain, masyarakat merasakan adanya kebermaknaan dari program-program belajar yang disajikan bagi kehidupannya karena pendidikan luar sekolah ini program-programnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi nyata masyarakat.

B. Rumusan masalah

(2)

b. Sebutkan karakteristik pendidikan berbasis masyarakat ?

c. Bagaimana konsep dasar pendidikan berbasis masyarakat ?

d. Apa saja yang menjadi tujuan dari pendidikan berbasis masyarakat ?

e. Bagaimana pelaksanaan konsep dasar pendidikan berbasis masyarakat serta peran dari pemerintah dan masyarakat dalam pendidikan berbasis masyarakat ?

C. Tujuan penulisan

a. Dapat mengetahui apa hakikat dari pendidikan berbasis masyarakat.

b. Dapat menjelaskan karakteristik pendidikan berbasis masyarakat.

c. Dapat memahami bagaimana konsep dasar dari pendidikan berbasisi masyarakat.

d. Dapat mengetahui tujuan dari pendidikan berbasis masyarakat

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan Berbasis Masyarakat

Pendidikan berbasis masyarakat memiliki pengertian yang beragam, namun sesungguhnya memiliki makna yang sama, yaitu merupakan model pendidikan yang berorientasi pada pengembangan masyarakat yang berfokus pada upaya perekayasaan sosial. Pendidikan berbasis masyarakat menekankan pada pelibatan siswa atau peserta didik dalam aktivitas di dalam dan di luar kelas. Hal ini juga menakankan pada pelibatan masyarakat dalam hal perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi efektivitas belajar dan pemanfaatan.

Pendidikan berbasis masyarakat berada di masyarakat, untuk menjawab kebutuhan belajar masyakarat itu dan di kelolah ole masyarakat juga dengan memanfaatkan fasilitas yang ada pada masyarakat yang lebih menekankan pada pentingnya partisipasi masyarakat di setiap kegiatan belajar maupun bermasyarakat. Pendidikan berbasis masyarakat ini mengisyaratkan adanya dukungan dari pihak masyarakat dalam pendidikan, pelibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan, adanya mitra yang sejajar dengan masyarakat, serta adanya kepemilikan penuh masyarakat dalam mengendalikan keputusan program. Pendidikan berbasis masyarakat ini merupakan usaha yang dapat menumbuh kembangkan pendidikan yang berawal dari bawah dimana pendidikan terjadi atau berakar dari masyarakat, dengan inisiatif dari masyarakat, dan di kelola oleh masyarakat juga untuk kepentingan masyarakat banyak.

B. Karakteristik Pendidikan Berbasis Masyarakat

Penerapan pendidikan berbasis masyarakat dalam konteks desentralisasi pendidikan (berpusat pada tingkat kabupaten/kota), mengonsepsikan pendidikan adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat, dengan tujuan akhir untuk dapat memberdayakan masyarakat dalam belajar melakukan perubahan.

(4)

diterapkan berdasarkan jumlah asumsi. Penggunaan asumsi ini sebagai pijakan dalam pelaksanaan pendidikan berbasis masyarakat yang berimplikasi pada peranan dan pelibatan masyarakat secara kuat dan menyeluruh. Masayarakat dalam pelaksanaannya dan penyelenggaraannya diberikan otoritas penuh (otonomi) untuk berpartisipasi dalam memberdayakan dirinya sebagai upaya pemenuhan kebutuhan nyata. Pada karakteristik pendidikan berbasis masyarakat ini terdapat tiga komponen utama yang menjadi pokok dari pendidikan ini yaitu :

1. Otonomi

Kata otonomi dalam pengertian ini berbeda dengan otonomi daerah, otonomi disini bermaksud sebagai lembaga/institusi pelaksana pendidikan. Dalam konteks pendidikan berbasis masyarakat, otonomi pendidikan merupakan kemandirian (otoritas) institusi pendidikan dalam penetapan arah, pengaturan diri, pendayagunaan sumber dan kesediaan pengambilan resiko terhadap keputusan yang diambil. Dalam pelaksanaannya otonomi ini dilakukan dengan berbagai penekanan pada beberapa aspek seperti ideologi, politik, sosial budaya, maupun pertahanan.

a) Dalam aspek ideologi, otomi tetap memperhatikan pancasila sebagai pandangan, falsafah hidup bangsa indonesia, dan sekaligus sebagai dasar negara.

b) Dari segi aspek politik, pemberian otonimi dan kewenangan merupakan suatu wujud dari pengakuan dan kepercayaan kepada pihak yang diberi wewenang (pemerintah daerah).

c) Dari aspek ekonomi, kebijakan ekonomi bertujuan untuk pemberdayaan kapasitas dan kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan perekonomian yang akan membawa pengaruh yang tinggi terhadap peningkatan kesejahteraan. Melalui wewewnang yang telah di berikan tersebut, diharapkan dapat mengatur dan mengurus kepentingan dirinya agar perekonomiannya sesuai dengan kondisi, kebutuhan serta kemampuannya.

(5)

serta potensi lainnya yang dimiliki organisasi yang akan membangun eksistensi institusi.

Dalam penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat, otonomi merupakan salah satu unsur sistemik terpenting karena kaitannya dengan persoalan penerapan kewenanngan dalam pengaturn kemana dan bagaimana suatu organisasi diarahkannya atau dikembangkannya sesuai visi misinya sebagai suatu kemampuan.

Dalam penerapan otonomi pada pendidikan berbasis masyarakat ini terdapat factor yang mempengaruhi dan menentukan keberhasilan yaitu:

a) Lingkungan internal organisasi yang terkait dengan doktrin, peraturan, program, sumber daya yang terkendali.

b) Lingkungan eksternal yang terkait dengna keberadaan yang terjadi di luar organisasi seperti kondisi sosial ekonomi, politik, budaya, pertahanan dan keamanan, serta pengamalan agama dimasyarakat.

c) Kemampuan organisasi dalam menyusun program dan ketetapan dalam mendayagunakan sumber.

2. Partisipasi Masyarakat

Pendidikan berbasis masyarakat (pbm) menekankan pentingnnya partisipasi atau keterlibatan aktif masyarakat. Pbm berasumsi bahwa masyarakat menduduki peran sama penting dalam mengatasi berbagai persoalan penyelenggaraan pendidikan di masyarakat. Pada tatanan menejerial, partisipasi merupakan factor penentu keberhasilan. Partisipasi masyarakat terjadi sejak dalam penetapan visi, misi, tujuan, keptususan, program hingga pelaksanaan dan pengendaliannya pun juga menjadi factor penentu keberhasilan untuk mencapai tujuan organisasi.

(6)

terlibatnya aspek mental dan emosional dalam kelompok akan menumbuhkan rasa memiliki dan rasa kebersamaan disamping kepekaan sosial yang begitu kuat sehingga pada gilirannya dapat dengan mudah dalam mengidentifikasi kebutuhan bersama serta menumbuhkan semangat pencapaian tujuan bersama.

Denan demikian, partisipasi pendidikan dapat dirumuskan sebagai proses keterlibatan seseorang atau kelompok baik pada tataran perencanaan, pelaksanaan, penilaian, pemanfaatan hasil, pertanggung jawaban, serta pengembangan subsistem lainnya pada bidang pendidikan.

Keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan merupakan hal yang mutlak terjadi. Keterlibatan masyarakat dan kolaborasi antar anggotannya menjadi usaha untuk efektifitas pendidikan berbasis masyarakat. Masyarakat merupakan orang yang pertama dan utama dalam proses pendidikan ini karena tingkat keberhasilan pendidikan berbasis masyarakat ini menjadi sangatlah bergantung pada seajuh mana tingkat keterlibatan masyarakat dank e ikut sertaannya dalam proses pendidikan. Secara konkrit tujaun partisipasi masyarakat dalam pendidikan adalah :

a) Meningkatkan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik sesuai dengan kebutuhan.

b) Memposisikan atau memerankan masyarakat dalam memahami, menganalisis, dan menetapkan kebutuhan nyata masyarakat.

c) Mengembangkan program pendidikan yang relevan, lebih maju dan membumi agar dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

d) Menumbuhkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab atas hasil pendidikan.

3. Pemberdayaan Masyarakat

(7)

Pemberdayaan masyarakat ini memiliki atau berkaitan dengan tiga gagasan dasar yaitu :

a) Dikaitkannya dengan upaya membangun kesadaraan masyarakat tentang pentingnya perubahan.

b) Berkaitan dengan upaya pergerakan akselerasi perubahan bidang politik, ekonomi, teknologi, dan budaya.

c) Dikaitkan dengan program akselerasi pengembangan masyarakat local, terutama menyangkut program local yang diprakarsai dan dilakukan oleh masyarakat local itu sendiri.

Pemberdayaan masyarakat dalam skala luas dapat dipahami sebagai strategi pembangunan untuk memajukan masyarakat dengan prioritas pengembangan pada kawasan pedesaan. Pada tataran sosial politik, pemberdayaan masyarakat di wujudkan pada aspek pengembangan politik masyarakat sebagai warga negara. Pada tataran sosial-ekonomi, pemberdayaan masyarakat dikatikan dengan upaya pengembagnan perekonomian masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada tataran sosial-budaya, pemberdayaan masyarakat ini pada dasarnya merupakan upaya pengembangan wawasan, sikap, tindakan dan pemikiran kreatif-inofatif yang bertujuan untuk memajukan kebudayaan dan peradaban.

C. Konsep Dasar Pendidikan Berbasis Masyarakat

Dalam perkembangan pendidikan luar sekolah yang berbasis masyarakat ini memerlukan suatu program pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Ada lima aspek yang menjadi acuan pendidikan luar sekolah dalam mengembangkan dan melaksanakan konsep pendidikan berbasis masyarakat.

 Pertama, teknologi yang dipelajari hendaknya dapat sesuai dengan kondisidan situasi nyata yang terdapat di masyarakat.

 Kedua, kelembagaan harus ada sebagai wadah yang dimiliki oleh masyarakat dalam mengembangkan dan mengelola perencanaan pendidikan.

(8)

 Keempat, yaitu kepemilikan program belajar yaitu kelembagaan haruslah menjadi milik masyarakat, bukan milik pemerintah atau instansi terkait.

 Kelima, organisasi yang berarti aparat pendidikan luar sekolah tidak menangani sendiri programnya, melainkan bermitra dengan organisasi kemasyarakatan.

Dari lima acuan diatas ini maka konsep pendidikan luar sekolah yang berbasis masyarakat ini adalah pendidikan yang dirancang, diatur, dilaksanakan, dinilai dan dikembangkan oleh masyarakat yang mengarah pada usaha untuk menjawab tantangan dan peluang yang ada pada lingkungan masyarakat tertentu dengan melihat atau meninjau dari masa depan yang memanfaatkan kemajuan teknologi. Pendidikan berbasis masyarakat ini dirancang untuk membangun, membentuk serta membelajarkan masyarakat sehingga mereka memiliki kekuatan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka, dengan demikian konsep dari pendidikan berbasis masyarakat ini adalah “dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat”.

D. Tujaun Pendidikan Berbasis Masyarakat

Pendidikan berbasis masyarakat ini pada initnya merupakan model pendekatan yagn menekankan pada pelibatan masyarakat. Berdasarkn konsep yang di jelaskan di atas maka tujuan yang ingin di capai dalam penerapan pendidikan berbasis masyarakat ini yaitu :

 Pertama, penerapan pendidikan berbasis masyarakat ini agar dapat meningkatkan proses dan kualitas pendidikan yang merata, efisien dan relevan dengan kebutuhan masayarakat.

 Kedua, penerapan pendidikan berbasis masyarakat juga bertujuan untuk mengubah suasana, tradisi atau pendekatan penyelenggaraan pendidikan yang bersifat sentralistik (pemerintah pusat) ke sistem penyelenggaraan yang bersifat desentralistik (kabupaten/kota).

(9)

 Keempat, penerapan pendidikan berbasis masyarakat ini memposisikan diri sebagai lembaga pendidikan yang dapat merubah masyarakat sesuai kekhasannya. Perubahan tersebut diartikan sebagai perubahan dalam struktur social seperti perubahan dalam besaran penduduk, peran agama, moralitas, tata nilai dan norma budaya, dan sebagainya.

Tujaun pendidikan berbasis masyarkat ini juga dapat dikelompokkan kedalam dua bagian yaitu tujuan yang berkaitan dengan tujuan individu lulusan dan tujuan kelembagaan. Secara individu, pendidikan berbasis masyarakat diharapkan mampu meluluskan idnividu untuk memiliki : (a) kemampuan menentukan diri, (b) membantu dirinya keluar dari masalah yang dialaminya, (c) mengembangkan kemampuan kepemimpinan, (d) menerima keberagaman atau perbedaan, dan (e) memiliki keterampilan kerja. Secara kelembagaan, pendidikan berbasis masyarakat bertujuan untuk : (a) memberikan layanan prima dan terpadu bagi masyarakat, (b) memberikan layanan sesuai kebutuhan masyarakat local, (c) memanfaatkan segenap sumber yang ada di masyarakat, (d) memperbaiki kualitas hidup masyarakat, (e) tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat, dan (f) mewujudkan pendidikan seumur hidup.

Dalam hal ini penerapan pendidikan berbasis masyarakat memiliki manfaat positif bagi pengembangan pendidikan khususnya pada peningkatan kualitas hidup masyarakat baik itu di lingkungan, ekonomi, politik dan budaya yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

E. Pelaksanaan Konsep Pendidikan Berbasis Masyarakat

(10)

PKBM dilaksanakan dengan memanfaatkan gedung-gedung SD, balai desa, atau puskesmas yang karena berbagai hal tidak dimanfaatkan lagi. Program belajar yang diselenggarakan di pkbm digali dari kebutuhan nyata masyarakat yang terkait dengan potensi lingkungan. Program yang di jalankan di pkbm tidak hanya terbatas pada program dari pendidikan luar sekolah saja, tetapi juga berasal dari instansi lain yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat seperti perkebunan, perindustrian, pertanian, perdagangan, kesehatan, keluarga berencana, olahraga, pramuka, dan sebagainya. Dengan demikian program yang dijalankan oleh pkbm selalu berkaitan dengan mata pencaharian agar masyarakat dapat menumbuhkan kualitas hidup yang lebih baik.

F. Peran Pemerintah Dalam Pendidikan Berbasis Masyarakat

Pelaksanaan pendidikan berbasis masyarakat pada prinsipnya merupakan pendidikan yang meluaskan pelayanan pendidikan untuk kepentingan rakyat. Pendidikan berbasisi masyarakat juga merupakan upaya yang nyata sebagai penyadaran terhadap masyarakat untuk terus belajar sepanjang hayat dan saling membelajarkan hingga mereka dapat hidup dan berprestasi. Melalui proses penyadaran masyarakat, pendidikan luar sekolah digunakan untuk mendidik seluruh bangsa untuk mencapai tatanan kebutuhan berprestasi yang tumbuh dari mereka sendiri.

Dalam konteks pelaksanaan pendidikan berbasis masyarakat, maka kekuatan dari dalam diri masyarakat harus terus-menerus ditumbuhkan dan dibangkitkan untuk menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, baik sekarang maupun yang akan dating secara konsisten dan berkesinambungan. Beberapa peran yang dilakukan oleh pemerintah dalam menata dan memantapkan program pendidikan luar sekolah yang bertumpu pada masyarakat yaitu :

1. Pean sebagai pelayan masyarakat

(11)

2. Peran sebagai fasilitator

Petugas pendidikan luar sekolah merupakan fasilitator yang ramah, menyatu dengan masyarakat, bersahabat, menghargai masyarakat, mampu menangkap aspirasi masyarakat, mampu membuka jalan, mampu membantu menemukan peluang, mampu memberikan dukungan, mampu meringankan beban pekerjaan masyarakat, mampu menghidupkan komunikasi dan partisipasi masyarakat tanpa masyarakat terasa terbebani.

3. Peran sebagai pendamping

Petugas pendidikan luar sekolah haruslah melepaskan perannya dari penentu segalanya dalam pengembangan program belajar menjadi pendamping masyarakat yagn setiap saat harus melayani dan memfasilitasi berbagai kebutuhan dan aktivitas masyarakat.

4. Peran sebagai mitra

Peran sebagai mitra disini haruslah dapat saling memberi, saling mengisi, salaing mendukung dan tidak berseberangan dengan masyarakat, tidak terlalu banyak campur tangan yang akan menysusahkan, membuat masyarakat pasif, dan akhirnya mematikan kreatifvitas masyarakat.

5. Peran sebagai penyandang dana

Masyarakat yang dilayani melalaui pendidikan luar sekolah pada umumnya adalah masyarakat yang kurang mampu atau miskin, baik dalam ilmu maupun dalam ekonomi. Belajar utnuk belajar bukan merupakan tujuan akan tetapi belajar untuk bermata pencaharian yang layak merupakan modal yang diyakini dapat menjadi sumber khidupan. Pemerintah berperan sebagai penyedia dana yang dapat mendukung keseluruhan kegiatan pendidikan yang diperlukan oleh masyarakat yang disalurkan berdasarkan usulan dari lembaga pengelola PKBM.

G. Peran Masyarakat Dalam Pendidikan Berbasis Masyarakat

(12)

pemerintan, masyarakat, dan keluarga. Masyarakat merupakan actor utama dalam penyelenggaraan program yang terdapat dalam pendidikan berbasis masyarakat ini.

Tokoh masyarakat berperan sebagai pemrakarsa, mediator, motivator, da bahkan sebagai penyandang dana serta penyedia fasilitas pendidikan. Ormas (organisasi kemasyarakatan) berperan sebagai pemrakarsa, perencanaan, penyelenggaraan, organisator dan lain-lain. LSM (lembaga swadaya masyarakat) berperan pembangkit dan penyampai pesan dari masyarakat.

(13)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan berbasis masyarakat merupakan model pendidikan yang berorientasi atau tertuju pada pengembangan masyarakat yang terfokus pada upaya perekayasaan sosial. Pendidikan berbasis masyarakat ini menakankan pada keterlibatab siswa atau peserta didik dalam aktifitas didalam dan diluar kelas. Dengan begitu pendidikan berbasis masyarakat ini merupakan usaha yang dapat menumbuhkembangkan pendidikan yang berawal dari bawag dimana pendidikan terjadi atau berakar dari masyarakat. Dalam pendidikan berbasis masyarakat ini pastinya juga memiliki komponen yang merupaka karakteristik dari model pbm (pendidikan berbasis masyarakat) yaitu : (a) otonomi, yang merupakan kewenangan dalam pengaturan diri, (b) partisipasi masyarakat, yang dimaksud adalah dimana masyarakat turut terlibat dalam proses pelaksanaannya, (c) pemberdayaan masyarakat, disini masyarakat dapat dilihat dari segi kualitas sumberdaya dan potensi yang dimilikinya.

Konsep pendidikan luar yang berbasisi masyarakat ini adalah pendidikan yang dirancang, diatur, dilaksanakan, dinilai dan dikembangkan oleh masyarakat yang mengarah pada usaha untuk menjawab tantangan dan peluang yang ada pada lingkungan masyarakat tertentu dengan melihat atau meninjau dari masa depan, dengan demikian konsep pendidikan berbasis masyarakat ini adalah “ dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat”.

Pendidikan berbasis masyarakat ini juga memiliki sebuah tujuan yang ingin dicapai yaitu :

(14)

mengembangkan kemampuan kepemimpinannya, menerima keberagaman atau perbedaan, dan memiliki keterampilan kerja.

b. Secara kelembagaan, pendidikan berbasis masyarakat ini memiliki tujuan yaitu memberikan layanan prima yang terpadu, memberikan layanan yang sesuai dengan masyarakat, memanfaatkan segenap sumber yang ada, memperbaiki kualitas hidup, tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat, dan mewujudkan pendidikan se umur hidup.

Pelaksanaannya dari konsep pendidikan berbasisi masyarakat yang merupakan model ini melalui pelembagaan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM). PKBM ini biasanya menggunakan atau memanfaatkan gedung-gedung yang tidak terpakai lagi yang mereka manfaatkan sebagai tempat untuk melaksanakan program pendidikan berbasis masyarakat ini. Tidak hanya itu peran dari pemerintah dan masyarakat juga sangat diperlukan disini sebagai actor utama dalam progam pelaksanan ini, dimana pemerintah sebagai penyokong atau pendukung dibagian pendanaan dalam program sedangkan masyarakat merupakan actor penting sebagai dasar dari pendidikan berbasis masyarakat dimana pendidikan ini bermaksud untuk memajukan tingkat kualitas hidup masyarakat.

B. Saran

a. perlu ada perubahan sikap yaitu perubahan yang melibatkan pendidikan secara utuh

b. perlu adanya perubahan ola perencanaan dan penggunaan anggaran pendidikan dari pusat.

c. perlu adanya perubahan sikap birokrat dalam berperilaku untuk memberdayakan masyarakat.

d. perlu diberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk megnelola sendiri pendidikan yang di butuhkan.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Dalman, 2015. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada

Jalal, Faisal, Supriadi, Dedi, 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis data diperoleh (1) siswa dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi adalah (a) siswa dapat menentukan dan memahami permasalahan, (b) siswa dapat

Pada percobaan kali ini praktikan akan mencoba untuk instalasi dan konfigurasi FTP server terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan instalasi Filezilla pada komputer

Untuk mengatasi permasalahan di atas penulis merancang sistem yang terkomputerisasi dengan baik yang diharapkan dapat membantu petugas dalam menyajikan

Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Polri dan TNI

Pesan digunakan oleh objek untuk berkomunikasi dan memberitahukan agar objek yang lain melakukan sesuatu

Pada hasil penelitian ini menggunakan metode retrospektif dari data Rekam Medik Kesehatan (RMK) pasien yang mempunyai diagnosis demam tifoid dan melakukan

Upaya Jepang untuk memunculkan citra diri sebagai negara yang ramah terlebih setelah Perang Dunia II dilakukan melalui budaya populer seperti manga , anime , dan

Berawal dari sumber informasi dari beberapa pengalaman masyarakat pembuat telur asin secara konvensional yang dilakukan dengan menggunakan bahan baku bata merah,